View
213
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini dimaksudkan untuk memaparkan hasil penelitian dan pembahasan.
Bab ini memberikan gambaran tentang deskripsi kegiatan pembelajaran matematika
dan cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa yang meliputi, perencanaan, proses, evaluasi, metode, dan strategi yang
digunakan serta media/alat yang digunakan dalam pembelajaran dan juga dari
kemampuan dan keterampilan guru dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar
siswa, kesiapan guru, dan pemahaman karakteristik siswa di SMA Kabupaten
Malinau. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif agar data yang
dikumpulkan memberikan gambaran yang lebih jelas dan terperinci.
Pada hasil penelitian dan pembahasan ini dideskripsikan data mengenai
kegiatan pembelajaran yang menyangkut tentang perencanaan, proses pelaksanaan,
dan evaluasi pembelajaran. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran dideskripsikan
pula tentang metode dan strategi yang digunakan guru untuk menyampaikan materi
kepada siswa.
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
1. Deskripsi Karakteristik Responden
Gambaran yang lebih jelas tentang keadaan dan kondisi responden
ditampilkan dalam deskripsi responden. Profil responden meliputi jenis
40
kelamin, umur, tingkat pendidikan, kualifikasi pendidikan, dan pengalaman
mengajar.
a. Jenis Kelamin
Jumlah responden penelitian ini sebanyak 15 orang yang terdiri
dari 3 laki-laki dan 12 perempuan. Jumlah tersebut adalah jumlah dari
beberapa guru yang mengajar mata pelajaran matematika di SMA
Kabupaten Malinau. Untuk mengetahui lebih jelas dapat dilihat dari dalam
tabel 4 berikut :
Tabel. 4 : Jenis Kelamin Responden No Jenis Kelamin Frekuensi 1 Perempuan 12 2 Laki-laki 3 Jumlah 15
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data bahwa secara garis
besar jumlah guru yang mengajar mata pelajaran matematika dari setiap
sekolah berbeda-beda. Sekolah dengan jumlah kelas sedikit maka jumlah
guru matematikanya hanya satu atau dua orang saja sedangkan untuk
sekolah dengan jumlah kelas yang banyak maka guru mata pelajaran
matematikanya berjumlah tiga sampai lima orang. Lebih lengkapnya dapat
dilihat dalam tabel 5berikut :
41
Tabel. 5: jumlah guru pada setiap sekolah
No Sekolah Guru Jenis Kelamin Jumlah
1 X.1 A Perempuan
2 B Perempuan
2 X.2 C Perempuan
3 D Laki-laki E Perempuan
3 X.3 F Perempuan 1 4 X.4 G Perempuan 1
5 X.5
H Perempuan
5 I Laki-laki J Perempuan K Perempuan L Perempuan
6 X.6 M Perempuan 1
7 X.7 N Perempuan
2 O Laki-laki
Jumlah 15 Keterangan :
X.I = sekolah pertama yang diteliti X.2= sekolah kedua yang diteliti, dst.
b. Umur
Data dari penelitian menunjukkan bahwa tingkat usia guru
Matematika SMA Kabupaten Malinau berbeda-beda, mulai dari usia 22
tahun hingga lebih dari 50 tahun. Untuk mengetahui lebih jelas tentang
usia responden, maka dapat dilihat dalam tabel 6berikut :
Tabel. 6 : Umur Responden
No Usia Frekuensi 1 ≤ 30 tahun 5 2 31-40 tahun 8 3 41-50 tahun 0 4 ≥ 51 tahun 2 Jumlah 15
42
Dari tabel diatas dapat diambil kesimpulan bahawa mayoritas usia
responden berada pada interval kedua, yaitu usia berkisar dari 31-40
tahun.
c. Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
ijazah terakhir yang dimiliki oleh guru. Berdasarkan data yang telah
diperoleh diketahui bahwa semua guru Matematika Kabupaten Malinau
tingkat pendidikan terakhir Strata. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat
pendidikan guru SMA Kabupaten Malinau yang mengampu mata
pelajaran Matematika secara umum adalah mencapai tingkat pendidikan
Strata 1 (S1).
d. Kualifikasi Pendidikan
Salah satu aspek dalam melihat cara-cara guru mata pelajaran
matematika mengajar adalah melihat dari tingkat pendidikan dan
kesesuaian antara kewenangan ilmu yang ditempuh dengan jenjang bidang
tugas yang dimilikinya. Artinya guru akan lebih berkompeten jika
melakukan tugas sesuai bidang keahliannya, karena sebelumnya sudah
ditempuh dengan sumber ilmu yang memadai dan dipersiapkan secara
matang sebelumnya oleh lembaga pendidikannya.
Kualifikasi pendidikan terkait latar belakang pendidikan dalam
penelitian ini adalah menunjuk pada program studi serjana yang ditempuh
43
oleh responden. Untuk mengetahui lebih jelas tentang latar belakang
program studi keserjanaan responden dapat dilihat dari tabel 7 berikut ini :
Tabel. 7: Kualifikasi Pendidikan Responden
No Program Studi Frekuensi 1 Pendidikan Matematika 13 guru 2 Pendidikan Kimia 2 guru Jumlah 15 guru
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa gurumata pelajaran
matematika di SMA Kabupaten Malinau ada 13 orang guru yang
berkualifikasi pendidikan matematika, dan 2 orang guru pendidikan kimia.
Jadi, guru mata pelajaran matematika di SMA Kabupaten Malinau tidak
semuanya diampu oleh guru-guru dengan latar belakang lulusan jurusan
atau program studi pendidikan matematika. Hal itu terjadi karena sekolah
masih kekurangan tenaga pelajar guru matematika sehingga menggunakan
tenaga yang ada untuk membantu mengajar pelajaran matematika.
e. Pengalaman Mengajar
Pengalaman mengajar guru-guru matematika di Kabupaten Malinau
berbeda-beda, rinciannya dapat dilihat pada tabel 8 berikut :
44
Tabel. 8 : Pengalaman Mengajar Responden
No Guru Interval Lama Mengajar
Frekuensi
1 G 21-30 tahun
30 2
2 I 28 3 H 11-20 tahun 13 1 4 A
≤10 tahun
7
12
5 J 6 B
4 7 C 8 N 9 D
2 10 E 11 M 12 F 1,4 13 K 1 14 L 9 15 O 3
Jumlah 15
Dari data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa fekuensi lama
mengajar paling banyak berada pada interval kelas ketiga yaitu sebanyak
12 orang guru. Hasil dari 12 gur, antara lain 2 guru dengan pengalam
mengajar 1 dan 1,4 tahun mengajar, 3 guru dengan pengalaman mengajar
2 tahun, 1 guru dengan pengalaman mengajar 3 tahun,3 guru dengan
pengalaman mengajar 4 tahun, 2 guru dengan pengalaman mengajar 7
tahun, dan 1 guru dengan pengalaman mengajar 9 tahun.
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil observasi, dokumentasi dan wawancara dengan guru
mata pelajaran matematika SMA Kabupaten Malinau diperoleh data sebagai
berikut:
45
1. Hasil Observasi
Yang menjadi objek penelitian ini adalah guru mata pelajaran
matematika, untuk itu peneliti melakukan observasi di dalam kelas untuk
melihat proses pembelajaran matematika berlangsung. Dari tujuh sekolah
yang didatangi ada 15 orang guru matematika yang menjadi objek
penelitian dan peneliti melakukan 1 kali observasi kelas untuk masing-
masing guru. Dalam proses observasi yang akan dilihat adalah bagaimana
proses pembelajaran selama berlangsung, mulai dari kegiatan awal, inti
hingga penutup, dari situ dapat dilihat secara keseluruhan cara-cara guru
mengajar dan bagaimana hubungan antasa siswa dan guru.berikut adalah
hasil observasi dari masing-masing guru yang telah diobservasi oleh
peneliti.
a) Guru A (6 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X.A dan kurikulum yang
digunakan adalah KTSP, dalam kegiatan awal ketika masuk ke kelas
guru memeriksa kesiapan untuk menerima pembelajaran,memeriksa
kehadiran siswa, dan seluruh perangkat pembelajaran sudah
disiapkan, ruangan kelas juga sudah siap beserta spidol dan papan
tulis, kemudian guru memberikan apersepsi kepada siswadan siswa
dapat menjawab beberapa pertanyaan apersepsi yang diberikan oleh
guru. Materiyang diajarkan adalah sifat-sifat logaritma.
46
Dalam kegiatan inti, guru memberikan materi secara runtut
dan jelas. Setiap sub materi diajarkan satu persatu guru dapat
menunjukkan penguasaan materi dengan baik ketika siswa bertanya
gurupun dapat menjawabdengan jelas dan secara berlahan. Contoh-
contoh soal yang diberikan oleh guru sebagian besar dari buku namun
ada beberapa soal yang dibuat sendiri oleh guru, selama pembelajaran
guru tidak mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-
hari, saat memberikan soal dan siswa mengerjakan guru berkeliling
untuk melihat cara siswa mengerjakan soal. Antusias siswa dalam
pembelajaran cukup baik dan ada beberapa siswa yang sangat aktif
dan selalu mau maju ke depan, namun guru dapat mengontrol kelas
dengan baik dan memberikan kesempatan secara adil kepada siswa.
Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
adakalanya guru langsung menjawab atau melemparkan pertanyaan
kepada siswa lain yang sekiranya bisa menjawab pertanyaan yang
diberikan siswa sebelumnya. Selama pembelajaran guru tidak
menggunakan alat peraga karena meteri yang diajarkanpun tidak
perlu menggunakan alat yang ada hanya buku paket saja sebagai
acuan mengajar.
Dalam kegiatan penutup guru dan siswa bersama
menyimpulkan materi dari awal hingga akhir, dan pemberian tindak
47
lanjut kepada siswa berupa PR dan akan dikumpul pada pertemuan
berikutnya.
b) Guru B (6 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas XII.IPS.1, dengan materi
luas di antara kurva dengan sumbu x ini merupakan sub materi
integral. Kondisi kelas baik, spidol dan papan tulis juga sudah
tersedia. Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan langsung
menyampaikan kembali tujuan dari mempelajari integral.
Dalam kegiatan inti, guru sedikit mengalami kesulitan karena
siswa masih kurang mengerti cara menggambar kurva sehingga guru
menjelaskan kembali tentang menggambar kurva dengan cara yang
mudah dimengerti siswa, selama pembelajaran siswa ada yang aktif
tapi tidak sedikit juga yang pasif. Untuk membangkitkan semangat
siswa guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok yang
beranggotakan 4 orang dalam 1 kelompok, disitu guru memberikan 1
soal untuk masing-masing kelompok dimana setiap kelompok
mendapatkan soal yang berbeda-beda. Sehingga suasana kelas saat itu
mulai ribut karena siswa saling bertanya untuk soal yang mereka
dapat. Saat masing-masing kelompok mengerjakan soal guru
berkeliling memantau dan melihat pekerjaan siswa dan menanyakan
apakah ada kesulitan atau tidak dimasing-masing kelompok. Setelah
kerja kelompok selesai guru meminta masing-masing kelompok
48
menyampaikan hasil pekerjaannya di depan kelas dengan diwakili
salah satu anggota kelompok saja yang maju sehingga hal tersebut
membuat siswa aktif dan berani untuk maju ke depan. Kemudian guru
dan siswa lainnnya bersama mengoreksi pekerjaan kelompok yang
sudah disampaikan saat ada kesalahan guru memperbaiki bersama-
sama dengan siswa sehingga semua siswa dapat mengerti tentang
perpangkatan sehingga menghambat mereka untuk menyelesaikan
soal yang diberikan, gurupun menjelaskan kembali tentang
perpangkatan kepada siswa. Siswa diberikan kesempatan untuk
bertanya dan guru menjawabnya dengan lebih perlahan sehingga
siswa dapat mengerti. Guru tidak menggunakan alat peraga karena
guru menyesuaikan dengan materi yang diajarkan dan menggunakan
buku pegangan guru saja sebagai acuan mengajar.
Dalam kegiatan penutup, guru hanya memberikan arahan dan
motivasi kepada siswa untuk giat belajardi rumah agar ketika belajar
di kelas siswa tidak terlalu kesulitan dan memberitahukan materi
yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnyakemudian gurupun
mengakhiri pelajaran dengan mengucapkan salam.
c) Guru C ( 14 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X.IPS.3 kurikulum yang
digunakan adalah K-13, dengan materi persamaan linier dua variable
untuk lintas minat.
49
Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan siswa
merespon baik kemudian guru juga memeriksa kehadiran siswa. Guru
menuliskan judul materi di papan tulis dengan jelas. Guru tidak
menyampaikan kompetensi tujuan.
Dalam kegiatan inti guru mengaitkan matematika dengan
mata pelajaran yang lain dan manfaat dari belajar matematika.
Kemudian memberikan contoh soal sesuai dengan kehidupan sehari-
hari, selama pembelajaran secara keseluruhan siswa aktif karena guru
juga mengajar dengan semangat dan ditengah-tengah pembelajaran
guru sering memberikan cerita yang berisi motivasi kepada siswa
sehingga siswa tidak jenuh dan bosan dengan apa yang mereka
pelajari. Saat siswa maju ke depan untuk menyelesaikan soal guru
memberikan penghargaan berupa poin tambahan untuk nilai siswa
yang sudah maju ke depan sehingga siswa lebih aktif dan
bersemangat untuk maju ke depan kelas. Siswa yang paling sering
maju dan lebih dominan adalah siswa laki-laki dan ada beberapa
siswa yang selalu ingin maju ke depan tetapi guru dapat
mengatasinya denganmemberikan kesempatan kepada siswa lain
secara merata. Peneliti juga menemukan bahwa siswa masih kesulitan
untuk melakukan perkalian bersusun sehingga guru menjelaskan
kembali secara perlahan hingga siswa dapat mengerti. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan terkadang
50
guru juga berkeliling melihat pekerjaan siswa dan mendekati siswa
secara individu. Selama pembelajaran guru menggunakan buku paket
sebagai acuan mengajar.
Dalam kegiatan akhir ada kegiatan refleksi yang dilakukan
guru dengan meminta salah satu siswa untuk memberikan game
matematika dan jika ada siswa yangsalah/kalah maka siswa tersebut
maju kedepanuntuk menyelesaikan soal yang sudah dipersiapkan oleh
guru. Kemudian guru memberikan motivasi dan nasehat keoada siswa
agar lebih giat belajar matematika dan diakhir pelajaran guru
memberikan tugas untuk mencatat materi yang akan dipelajari
selanjutnya.
d) Guru D ( 14 September 2017)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X.IPA.3, kurikulum yang
digunakan K-13 dengan materi system persamaan tiga variabel.
Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dan
siswa siap untuk menerima pelajaran karena di atas meja masing-
masing siswa sudah tersedia buku paket sebagai pegangan siswa
selama pembelajaran berlangsung. Guru tidak menyampaikan
kompetensi tujuan yang akan dicapai siswa dan guru langsung masuk
ke dalam pembahasan.
Dalam pembelajaran inti guru bisa menguasai materi denga
baik tapi masih terpaku dengan buku. Guru menjelaskan materi
51
secara runtut dan jelas, selama pembelajaran perhatian guru tidak
menyeluruh kepada siswa. Selama pembelajaran antusias siswa dalam
mengikuti pembelajaran tidak terlalu terlihat, siswa yang malas dan
tidak menunjukkan adanya kegembiraan terlihat bosan dan
mengantuk, ada juga siswa yang tidak fokus belajar seperti
mengobrol dengan teman sebangkunya. Namun ketika masuk latihan
soal siswa kembali fokus dan bersemangat, guru juga berkeliling
kelas memantai pekerjaan siswa. Terlihat juga guru menyanyakan
secara individu kepada siswa pada bagian mana yang tidak
dimengerti.
Dalam kegiatan penutup guru tidak memberikan kesimpulan
akhir, tidak ada refleksi maupun penyusunan rangkuman juga tidak
ada tindak lanjut. Ketika bel berbunyi guru langsung mengakhiri
pembelajaran saat itu dengan mengucapkan salam dan mengingatkan
siswa untuk giat belajar untuk pertemuan selanjutnya.
e) Guru E ( 15 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas XI.IPS.1 menggunakan
kurikulum KTSP dengan materi ogive/ogif. Di dalam kelas sudah
tersedia spidol dan papan tulis guru juga menggunakan penggaris
sebagai alat bantu saat menggambar grafik dan tabel.
52
Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dalam
memerikasa kehadiran siswa dan siap menerima pelajaran, guru tidak
menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dicapai siswa.
Dalam kegiatan inti guru bisa menunkukkan penguasaan
materi yang diajarkan siswa juga sangat bersemangat selama
pembelajaran karena guru menciptakan suasana yang menyenangkan
selama pembelajaran sehingga siswa tidak tegangdan bosan. Guru
menyampaikan materi secara rutut, dalam pembelajaranpun guru bisa
menguasai kelas meskipun terkadang ada siswa yang tidak
mendengarkan dengan baik karena mengobrol sendiri. Media yang
digunakan guru hanya berupa buku paket kemudian siswa juga
memegang buku paket dan menggunakan penggaris untuk
menggambar grafik dan tabel. Setelah menjelaskan materi guru
memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya. Suara guru
selama mengajar juga keras, jelas dan lantang sehingga semua pojok
siswa dapat mendengar penjelasan guru. Ketika tidak ada siswa yang
bertanya guru memberikan soal sebagai latihan bagi siswa, kemudian
guru mempersilahkan siswa untuk mendatangi meja guru untuk
bertanya dan siswa yang sudah selesai mengerjakan guru meminta
untuk mengumpulkan pekerjaan mereka di meja guru.
53
Dalam kegiatan penutup guru memberikan tugas lagu untuk
diselesaikan siswa selama waktu yang tersisa dan dikumpulkan hari
itu juga.
f) Guru F ( 16 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas XI IPS dengan
menggunakan kurikulum KTSP, materi yang diajarkan adalah
median.
Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa tentang kesiapan
mereka untuk melanjutkan materi pada pertemuan sebelumnya.
Setelah dinyatakan ternyata siswa sudah lupa dengan materi yang
diajarkan pada pertemuan sebelumnya. Karena ini merupakan materi
lanjutan jadi, guru tidak menyampaikan kompetensi tujuan yang akan
dicapai siswa.
Dalam kegiatan inti, guru bisa menunjukkan penguasaan
materi yang diajarkan, namun guru tidak mengaitkan pembelajaran
dengan kehidupan sehari-hari dan dengan pengetahuan lain yang
relevan. Proses pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu yang
telah ditentukan karena pada jam berikutnya siswa kan latihan
upacara untu hari senin. Media yang digunakan guru selama mengajar
hanya berupa buku paket pegangan guru. Selama pembelajaran siswa
sangat aktif baik bertanya kepada guru maupun kepada teman
sekelasnya, setelah menjelaskan guru memberikan kesempatan
54
kepada siswa untuk mencatat apa yang ssudah ada di papan tulis,
kemudian memberikan soal sebagai tugas untuk mengetahui sejauh
mana siswa mengerti apa yang sudah diajarkan guru. Selama siswa
memgerjakan soal guru berkeliling untuk memantau pekerjaan
pekerjaan siswa dan bertanya langsung kepada siswa untuk bagian
yang tidak mereka mengerti. Pada kegiatan berikutnya guru meminta
beberapa siswa untuk maju ke depan untuk menyampaikan hasil
pekerjaannya di papan tulis.
Pada kegiatan penutup guru memberikan arahan kepada siswa
untuk giat belajar dan mendorong siswa untuk mempersiapkan diri
pada pertemuan berikutnya.
g) Guru G ( 20 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X dengan menggunakan
kurikulum KTSP, materi yang diajarkan adalah bentuk akar, pangkat,
dan pecahan dengan sub materinya merasionalkan suatu pecahan.
Dalam kegiatan awal guru menyapa dan mengajak siswa
berdoa sebelum memulai pelajaran kemudian setelah itu guru
menanyakan tentang materi awal yang sudah diajarkan dan siswa
dapat menjawab dengan baik. Diawal pembelajaran guru tidak
menyampaikan kompetensi tujuan yang akan dicapai siswa karena ini
merupakan materi lanjutan.
55
Dalam kegiatan inti guru dapat menunjukkan kemampuannya
menguasai materi, guru menjelaskan materi secara perlahan dan
menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh siswa. Model
pembelajaran yang digunakan guru saat itu adalah model
pembelajaran cooperative tipe start, dimana setelah guru menjelaskan
materi dan memberikan contoh soal guru membagi siswa dalam dua
kelompok dengan setiap kelompok ada yang beranggotakan 3-4
siswa. Siswa yang diajarkan ada 7 siswa laki-laki semua. Selama
pembelajaran berlangsung guru memantau pekerjaan siswa dan
membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompoknya,
siswapun bertanya dengan temannya dan saling bekerjasama. Setelah
pekerjaan kelompok selesai guru meminta masing-masing siswa
mempresentasikan hasil pekerjaannya dan kelompok lain mengoreksi
pekerjaan tersebut bersama dengan guru. Kemudian guru
memberikan soal lagi untuk dikerjakan siswa secara individu dan
pekerjaan kelompok sebelumnya dikumpulkan. Ketika siswa berani
untuk maju guru memberikan pengahargaan berupa pujian yang
memotivasi dan tepuk tangan. Guru menggunakan beberapa buku
paket pegangan guru.
Dalam kegiatan penutup guru memberikan motivasi dan
penghargaan terhadap kerja kelompok berupa ucapan selamat dan
56
pujian. Kemudian untuk tindak lanjutnya guru memberikan PR yang
akan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.
h) Guru H ( 22 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas XII. IPS. 1 menggunakan
kurikulum KTSP, dengan materi menentukan nilai optimum pada soal
aplikasi.
Dalam kegiatan awal guru memeriksa kesiapan siswa dan
memeriksa kehadiran siswa, guru memberikan penjelasan tentang
kegiatan pembelajaran saat itu, selama pembelajaran siswa dibentuk
dalam beberapa kelompok dan kemudian guru memberikan contoh
soal dari soal UN tahun sebelumnya kemudian dikerjakan
berkelompok.
Dalam kegiatan inti guru menjelaskan cara menentukan nilai
optimum untuk soal aplikasi kepada siswa, setelah memberikan
beberapa contoh soal guru langsung mengarahkan siswa untuk
mengerjakan soal secara berkelompok, dimana soal-soal tersebut
sudah diperbanyak dan dibagi kepada seluruh siswa. Selama kerja
kelompok siwa dapat berinteraksi dengan baik, guru juga berkeliling
kelas untuk memantau sejauh mana pekerjaan siswa. Kemudian
setelah mengerjakan guru meminta salah satu kelompok untuk
mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya yang akhirnya
57
dikoreksi oleh guru dan bersama dengan siswa lainnya. Karena
pembelajaran saat itu dibentuk dalam kelompok dan siswa yang
mempresentasikan hasil pekerjaan mereka maka selama pembelajaran
guru tidak menulis di papan tulis.
Dalam kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada
siswa dan memberikan kepada siswa sebagai tindak lanjut dari
pembelajaran saat itu.
i) Guru L (22 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X IPA 3, menggunakan
kurikulum K-13 dengan materi pertidaksamaan rasional dan irasional
suatu variable.
Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam dan
menanyakan kesiapan siswa dengan menanyakan tugas yang
diberikan pada pertemuan sebelumnya, setelah ditanyakan ternyata
banyak siswa yang tidak mengerjakan siswa yang sudah mengerjakan
hanya ada empat orang siswi. Gurupun meminta semua siswa yang
tidak mengerjakan tugas untuk maju dan berdiri di depan beberapa
menit. Selama siswa berdiri guru menanyakan penyebab tidak
mengerjakan tugas dan siswa menjawab karena lupa dan tidak tahu
tugas akan dikumpulkan. Guru memberikan pengarahan kepada siswa
58
untuk tidak melakukan hal yang sama untuk kedua kalinya lagi,
setelah beberapa saat memberikan pengarahan kepada siswa yang
tidak mengerjakan tugas, guru meminta siswa mengerjakan tugas
yang belum dikerjakan. Untuk siswa yang sudah mengerjakan guru
meminta untuk mengumpulkan pekerjaannya dan memberikan nilai
tambahan. Kemudian guru meminta siswa untuk menuliskan hasil
dari tugas yang sudah dikerjakan di papan tulis. Setelah itu guru
mengoreksi bersma siswa dan menemukan beberapa kekeliruan
dalam menjawab soal dan guru memberikan penjelasan untuk
pengerjaan soal yang benar.
Dalam kegiatan inti guru menjelaskan tentang materi
pertidaksamaan rasional terlebih dahulu, memberikan contoh soal dan
memberikan beberapa soal latihan untuk siswa kerjakan, siswa yang
sudah mengerjakan diminta guru untuk menuliskan hasilnya dipapan
tulis dan diberikan penghargaan berupa pujian dan poin tambahan,
setelah siswa mengerti dengan pertidaksamaan rasional guru mulai
masuk dengan materi pertidaksamaan irasional. Guru menjelaskan
dan memerikan contoh soal, kemudian memberikan soal latihan lagi
untuk dikerjakan soal kemudian meminta siswa maju ke depan
menuliskan hasil pekerjaannya di papan tulis dan guru selalu
mendampingi siswa yang maju ke depan kelas, dengan begitu siswa
59
menjadi aktif dan antusias selama pembelajaran karena mereka
dilibatkan secara langsung dalam menyelesaikan soal-soal yang
diberikan bahkan tanpa ditunjuk oleh guru mereka mengajukan diri
untuk maju ke depan kelas. Selama pembelajaran berlangsung guru
selalu berkelilng mendekati meja siswa dan tidak pernah duduk di
kursi guru. Guru menggunakan beberapa buku pegangan namun
karena kurangnya buku maka yang digunakan adalah buku dengan
kurikulum yang berbeda dari K-13 namun guru mengajar sesuai KD
yang ada di K-13.
Dalam kegiatan penutup guru memberikan motivasi kepada
siswa untuk terus belajar dan mempersiapkan diri untuk pertemuan
selanjutnya, kemudian guru mengakhiri pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
j) Guru J (24 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X IPS 1, menggunakan
kurikulum K-13 dengan materi pertidaksamaan akar (bilangan
irasional).
Dalam kegiatan awal guru mengucapkan salam dan guru
langsung meminta salah satu siswa untuk maju ke depan mengerjakan
tugas yang sudah diberikan pada pertemuan sebelumnya, setelah
60
siswa mengerjakan tugas tersebut guru dan siswa mengoreksi
pekerjaan yang ada dipapan tulis bersama-sama.
Dalam kegiatan inti guru masuka ke dalam materi
pertidaksamaan bilangan irasional, guru menjelaskan kemudian
memberikan contoh soal setelah itu guru memberikan tugas yang
dikerjakan didalam kelas. Selama mengerjakan tugas siswa
diperbolehkan datang ke meja guru untuk menanyakan tugas yang
tidak mereka mengerti, para siswa saling menjelaskan dan saling
membantu dalam mengerjakan soal. Setelah tugas tersebut
diselesaikan guru meminta siswa untuk maju ke depan lagi untuk
mengerjakan soal dipapan tulis, siswa yang maju ke depan diberikan
poin tambahan sebagai penghargaan bagi mereka karena berani untuk
maju ke depan. Selama pembelajaran guru menggunakan buku
pegangan guru, dengan kurikulum yang berbeda karena buku K-13
masih belum tersedia.
Dalam kegiatan penutup guru mengingatkan untuk giat belajar
dan sampai ketemu pada pertemuan selanjutnya kemudian
mengucapkan salam.
61
k) Guru K (24 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah XI IPS 2, menggunakan
kurikulum K-13, dengan materi peluang (faktorial).
Dalam kegiatan awal, guru mengecek kehadiran siswa dan
menuliskan judul materi dipapan tulis. Kemudian menanyakan
kepada siswa apa yang dimaksud dengan peluang, siswa menjawab
sesuai dengan apa yang mereka ketahui kemudian guru memberikan
contoh dari kehidupan sehari-hari yang biasa siswa alami.
Dalam kegiatan inti, guru menjelaskan materi dan memberikan
contoh soal yang median diselesaikan secara bersama dengan siswa.
Setelah menjelaskan tentang peluang guru masuk dalam materi
faktorial. Setelah memberikan contoh guru memberikan latihan untuk
siswa kerjakan. Selama pembelajaran berlangsung suasana kelas
sangat ramai karena siswa suka bercanda, guru juga berusaha untuk
mengontrol suasana kelas dengan baik. Selama siswa mengerjakan
latihan guru berkeliling melihat pekerjaan siswa dan menjelaskan
kembali kepada siswa yang bertanya. Saat siswa mulai sangat ribut
maka guru langsung melemparkan pertanyaan kepada siswa untuk
membuat mereka kembali fokus. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya dan memberikan kesempatan kepada
62
siswa untuk maju ke depan, siswa yang berani maju ke depan
diberikan pujian oleh guru.
Dalam kegiatan penutup, guru mengingatkan siswa untuk
mencoba dan mempelajari tugas yang sudah diberikan dan soal-soal
yang ada, kemudian guru mengucapkan salam.
l) Guru L (26 September 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X IPA 1, menggunakan
kurikulum K-13 dengan materi pertidaksamaan irasional.
Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan siswa
menunjukan sikap baik. Semua buku pelajaran matematika sudah ada
diatas meja menunjukan siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran.
Kemudian guru menuliskan judul materi dipapan tulis, guru
menanyakan kembali tentang bilangan irasional kepada siswa, dan
siswa mampu untuk menjawabnya.
Dalam kegiatan ini guru menjelaskan secara perlahan tentang
pertidaksamaan irasional dengan memberikan beberapa contoh soal,
selama pembelajaran guru tidak terlalu terpaku kepada buku. Setelah
memberikan contoh soal guru memberikan soal guru memberikan
latihan untuk siswa kerjakan selama siswa mengerjakan guru
63
berkeliling melihat pekerjaan siswa dan menjelaskan kembali ketika
ada siswa yang bertanya. Selang beberapa menit guru
mempersilahkan 5 orang acak untuk menyerahkan hasil pekerjaan
mereka ke meja guru kemudian diperiksa, ketika ada pekerjaan siswa
yang benar dan tepat guru meminta siswa tersebut untuk menuliskan
hasil pekerjaanya di papan tulis sehingga seluruh siswa dapat
mengetahui jawaban yang benar hal itu juga untuk memotivasi siswa
agar berani maju kedepan dan sebagai penghargaan bagi yang sudah
menjawab dengan benar dan sempurna. Setelah siswa menulis
pekerjaannya guru langsung menjelaskan cara mengerjakan soal yang
benar dan pada bagian mana siswa sering melakukan kesalahan.
Selama pembelajaran guru juga memberikan motivasi kepada siswa
untuk tidak takut untuk maju ke depan dan tidak takut salah agar
timbul keberanian siswa dalam mencoba dan mengerjakan latihan
soal yang diberikan oleh guru. Sehingga selama pelajaran siswa
bersemangat mengikuti pembelajaran.
Dalam kegiatan akhir guru memberikan motivasi yang
membangun rasa semangat siswa untuk belajar dan tidak takut salah.
Setelah memberikan motivasi guru memberikan salam.
64
m) Guru N (29 September 2016)
kelas yang diajarkan adalah kelas X menggunakan kurikulum
KTSP dengan materi metode substitusi dan eliminasi.
Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan mengecek
kesiapan siswa untuk belajar matematika. Guru menggunakan laptop
selama pembelajaran, tidak ada penyampaian tujuan kompetensi
karena ini merupakan materi lanjutan. Guru menanyakan kembali
tentang materi yang sudah dipelajari pada pertemuan sebelumnya
tetapi siswa kebanyakan lupa dengan apa yang sudah diajarkan.
Dalam kegiatan inti guru membawa suasana belajar dengan
relax dan santai tapi serius. Selama pembelajaran guru cukup bekerja
keras karena siswa masih sangat kurang mengerti tentang materi dan
dasarnya, namun meskipun seperti itu guru tetap mengajarkan dengan
sabar dan berusaha menjelaskannya secara perlahan agar siswa dapat
mengerti. Setelah siswa mengerti mengerjakan soal tersebut, guru
meminta siswa untuk mengerjakan soalnya dipapan tulis. Bagi siswa
yang berani untuk maju guru memberikan penghargaan berupa pujian
dan tepuk tangan.
Dalam kegiatan penutup guru mengajak siswa untuk
mengingat kembali apa yang sudah dipelajari dari kegiatan awal, inti
65
hingga penutup. Guru dan siswa bersama melakukan rangkuman,
kemudian setelah itu guru memberikan tugas untuk siswa kerjakan
dirumah dan dikumpulkan pada pertemuan selanjutnya.
n) Guru M (30 September 2016)
kelas yang diajarkan adalah kelas X IPA 2 menggunakan kurikulum
K-13, dengan materi penyelesaian sistem persamaan linier.
Dalam kegiatan awal, guru menyapa siswa dan mengecek
kehadiran siswa, memasuki materi, guru membahas tugas yang sudah
diberikan pada minggu sebelumnya meminta salah satu siswa untuk
menuliskan hasil pekerjaanya dipapan tulis sementara itu guru
berkeliling mengecek pekerjaan siswa di tempat duduk mereka
masing-masing.
Dalam kegiatan awal, setelah membahas tugas pada pertemuan
sebelumnya, guru langsung memasuki materi yang merupakan
lanjutan dari materi sebelumnya. Selama pembelajaran guru banyak
memberikan contoh soal dan latihan dari pada catatan sehingga hal
tersebut membuat siswa terus aktif dan mengerjakan soal-soal
tersebut. Guru menggunakan spidol dengan warna yang berbeda-beda
sehingga memudahkan siswa untuk melihat apa yang dijelaskan guru
dipapan tulis. Sebelum mengerjakan latihan soal guru pasti
66
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, ketika sudah
tidak ada yang bertanya guru langsung memberikan soal latihan untuk
siswa kerjakan. Setelah mengerjakan soal guru meminta siswa untuk
meminta siswa untuk menuliskan pekerjaannya dipapan tulis dan
berikan penghargaan berupa pujian.
Dalam kegiatan penutup guru mengajak siswa untuk
merangkumkan secara bersama apa yang sudah dipelajari selama
pembelajaran berlangsung, kemudian guru memberikan motivasi dan
dorongan kepada siswa untuk giat belajar dan banyak mencoba
contoh soal sehingga lebih semangat lagi mempelajari marematika.
o) Guru O (1 Oktober 2016)
Kelas yang diajarkan adalah kelas X IPA 2, menggunakan
kurikulum KTSP dengan materi kuartil data berkelompok .
Dalam kegiatan awal guru menyapa siswa dan mengecek
kehadiran siwa, sebelum memulai pembelajaran guru menceritakan
hal yang menyenangkan untuk didengar oleh siswa, hal tersebut
sengaja guru lakukan untuk menarik perhatian siswa. Kemudian guru
menuliskan judul materi dipapan tulis.
67
Dalam kegiatan inti guru menjelaskan dengan perlahan dan
bertahap tentang kuartil data berkelompok, menjelaskan rumus yang
digunakan beserta contoh soal. Sswa memperhatian dengan baik dan
ketika ada hal yang masih belum jelas menurut siswa, siswa langsung
bertanya kepada guru meskipun belum diberikan kesempatan. Setelah
menjelaskanpun guru tetap memberikan kesempatan kepada siswa
untuk bertanya dan guru menjawab pertanyaan siswa dengan
penjelasan yang jelas dan bisa diterima oleh siswa. Guru memberikan
latihan soal untuk siswa kerjakan kemudian siswa yang sudah selesai
mengerjakan langsung guru minta untuk menuliskan hasil
pekerjaannya dipapan tulis dan guru memberikan penghargaan berupa
pujian dan tepuk tangan. Guru juga berkeliling melihat pekerjaan
siswa dan menjelaskan secara perlahan ketika ada siswa yang
bertanya saat guru berkeliling.
Dalam kegiatan penutup guru mengingatkan siswa untuk terus
belajar dan memberikan gambaran tentang materi yang akan
diajarkan pada pertemuan selanjutnya dan pada akhirnya guru
mengucapkan salam.
Dari hasil obeservasi peneliti menemukan cara-cara guru
mengajar yang berbeda-beda, karena setiap siswa memiliki
karateristik yang berbeda-beda untuk setiap sekolah. Kondisi sekolah,
68
jumlah siswa dalam kelas dan kondisi kelas juga mempengaruhi
proses pembelajaran. Kondisi sekolah yang jauh dari kota dan medan
perjalanan yang kurang baik bisa membuat proses pembelajaran
teganggu karena jalanan banjir ataupun mati listrik sehingga
membuat guru kesulitan untuk menggunakan alat elektronik guna
melakukan persiapan mengajar. SMA negeri dan SMA swasta
memiliki perbedaan yang sangat jauh baik dari sarana-prasarana dan
personil sekolah. Guru berusaha untuk menyesuaikan pembelajaran
dengan kondisi siswa yang ada, siswa yang masih kurang dalam hal
dasar matematika membuat guru mengajarkan kembali dan
menjelaskan kembali tentang matematika dasar sehingga siswa dapat
menerima materi SMA yang diajarkan.
2. Hasil Angket
Angket terdiri dari 27 soal dan diberikan kepada seluruh guru
SMA, namun ada kendala yang dialami oleh peneliti yaitu saat
membagikan tidak semua guru menerima angket karena pada saat
pembagian guru tidak ada ditempat kemudian tidak semua angket yang
dibagikan dikembalikan kepada peneliti sehingga angket yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti hanya sebanyak 79 angket. Berikut ada hasil
angket yang telah disimpulkan dan dideskripsikan oleh peneliti :
69
Nomor 1 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah
guru 49 orang selanjutnya angka 5 dijawab oleh 18 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 10 terakhir angka 2 dijawab 2
orang guru sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
guru sering menyediakan bahan pelajaran yang digunakan oleh
siswa.
Nomor 2 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah
dengan jumlah guru 46 orang dan selanjutnya amgka 5 dijawab
oleh 27 orang guru kemudian angka 3 dijawab oleh 6 orang
guru, dari hasil tersebut guru dapat menyampaikan dan
menggunakan bahan pelajaran dengan baik.
Nomor 3 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah
guru 40 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 31 orang
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 8 orang guru, dari hasil
tersebut guru dapat menyampaikan pendapat dengan baik dan
sangat baik.
Nomor 4 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah
guru 36 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 36 orang
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 9 orang guru, dari hasil
70
tersebut diketahui guru dapat menerima kritik, saran, dan
pendapat orang lain dengan sangat baik.
Nomor 5 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah
guru 36 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 35 orang
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 8 orang guru, dari hasil
tersebut guru selalu bersemangat dalam mengajar.
Nomor 6 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah
guru 45 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 23 orang
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 11 orang guru, dari hasil
tersebut diketahui guru dapat menguasai kelas sehingga dapat
mengendalikan kelas dengan baik.
Nomor 7 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah
guru 42 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 20 orang
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 16 terakhir angka 2
dijawab 1 orang guru sehingga dari hasil tersebut dapat
diketahui bahwa guru sering menggunakan sumber lain
disamping buku acuan yang relevan dengan pelajaran yang
disampaikan.
Nomor 8 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah
guru 37 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 25 orang
71
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 17 orang guru, dari hasil
tersebut guru sering membuat ringkasan materi pembelajaran
dari berbagai sumber.
Nomor 9: jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
35 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 34 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 10 orang guru, dari hasil
tersebut guru sering memberikan pertanyaan kepada siswa baik
secara lisan maupun tulisan.
Nomor 10: jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah
guru 50 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 20 orang
guru kemudian Angka 3 dijawab oleh 9 orang guru, dari hasil
tersebut kesiapan guru dalam memberikan pelajaran dan/atau
praktek/praktikum baik.
Nomor 11 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
43 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 25 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 11 orang guru,dari hasil
tersebut keteraturan dan ketertiban guru dalam
penyelenggaraan dapat dikatakan baik.
Nomor 12 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
35 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 32 orang guru
72
kemudian angka 3 dijawab oleh 14 orang guru, dari hasil
tersebut dapat menghidupkan suasana kelas dengan baik.
Nomor 13 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
38 orang, angka 5 dijawab oleh 22 orang guru, angka 3 dijawab
oleh 16 0rang guru,angka 2 dijawab oleh 2 orang guru, dan
angka 1 dijawab oleh 1 orang guru, dari hasil tersebut diketahui
bahwa guru sering memanfaatkan media dan teknologi
pembelajaran.
Nomor 14 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
47 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 23 orang guru,
kemudian angka 3 dijawab oleh 7 terakhir angka 2 dijawab 2
orang guru sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
guru sering memberikan keanekaragaman cara penilaian hasil
belajar siswa.
Nomor 15 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
38 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 33 orang guru
dan kemudian angka 3 dijawab oleh 8 orang guru, dari hasil
tersebut guru sering memberikan umpan balik terhadap tugas
yang diberikan kepada siswa.
73
Nomor 16 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah guru
41 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 34 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 4 orang guru, dari hasil
tersebut guru selalu mengembalikan pekerjaan siswa yang telah
dikoreksi.
Nomor 17 : jawabanyang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
54 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 23 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 2 orang guru, dari hasil
tersebut diketahui guru dapat menjelaskan pokok bahasan/topik
secara tepat dengan baik.
Nomor 18 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
41 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 33 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 3 orang guru, dari hasil
tersebut guru sering menjawab pertanyaan siswa dengan jelas
dan sesuai dengan permasalahan yang ditanyakan.
Nomor 19 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
43 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 33 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 3 orang guru, dari hasil
tersebut guru sering memberikan contoh yang relevan dengan
materi yang diajarkan.
74
Nomor 20 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
39 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 28 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 10 terakhir angka 2 dijawab 2
orang guru sehingga dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa
guru sering menggunakan metode pembelajaran dengan
bervariasi.
Nomor 21 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah
guru 29 orang, angka 3 dijawab oleh 25 orang guru, angka 5
dijawab oleh 18 orang guru, angka 2 dijawab oleh 6 orang
guru, dan angka 1 dijawab oleh 1 orang guru, dari hasil tersebut
diketahui bahwa guru sering menggunakan alat peraga dalam
pembelajaran.
Nomor 22 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah guru
42 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 34 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 3 orang guru, dari hasil
tersebut guru selalu menggunakan tes sesuai dengan materi
pembelajaran.
Nomor 23 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 4 dengan jumlah guru
42 orang dan selanjutnya angka 5 dijawab oleh 35 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 2 orang guru, dari hasil
75
tersebut diketahui bahwa guru sering memperlakukan siswa
sebagai pribadi yang utuh.
Nomor 24 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah guru
51 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 27 orang guru
kemudian angka 3 dijawab oleh 1 orang guru, dari hasil
tersebut diketahui bahwa guru selalu memperlakukan siswa
secara adil tanpa memandang suku, agama, ras, dan status
social.
Nomor 25 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengan jumlah
guru 47 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 27 orang
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 5 orang guru, dari hasil
tersebut diketahui bahwa guru memiliki hubungan yang akrab
yang sangat baik dengan siswa (misalnya dengan memanggil
nama siswa).
Nomor 26 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengam jumlah
guru 48 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 27 orang
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 4 orang guru, dari hasil
tersebut diketahui bahwa guru selalu dapat menciptakan
hubungan yang akrab antar siswa dengan siswa.
76
Nomor 27 : jawaban yang lebih banyak adalah angka 5 dengam jumlah
guru 49 orang dan selanjutnya angka 4 dijawab oleh 26 orang
guru kemudian angka 3 dijawab oleh 4 orang guru, dari hasil
tersebut dapat diketahui bahwa guru selalu membimbing siswa
untuk berprestasi secara optimal sesuai dengan potensinya.
Dari hasil angket diatas dapat diketahui bahwa rata-rata guru
selalu memberikan bimbingan kepada siswa agar siswa dapat berprestasi
secara optimal sesuai dengan potensi nya. Angket tersebut diberikan
kepada seluruh guru mata pelajaran untuk melihat bagaimana cara mereka
mengajar siswa dengan baik. Guru juga bisa menciptakan hubungan yang
akrab dengan siswa begitu juga hubungan siswa dengan siswa lainnya.
Ada beberapa guru yang jarang bahkan tidak pernah menggunakan alat
peraga maupun media lainnya dikarenakan sarana-prasarana yang
kurang, kondisi sekolah pun tidak memungkinkan karena terbatasnya
dana dari sekolah itu sendiri.
Guru juga mengajarkan dengan berbagai macam buku panduan
sebagai acuannya selama mengajar. Guru akan menggunakan alat peraga
sesuai dengan materi yang diajarkan dan sesuai dengan saranadan
prasarana yang tersedia. Guru selalu memandang semua siswa itu sama
tanpa memandang RAS dari siswa tersebut apapun latar belakang siswa
77
guru dapat menyikapi dan memperlakukan siswa dengan adil tanpa ada
yang dibeda-bedakan.
Didalam data yang didapatkan oleh penelitian ada beberapa guru
yang mengampu beberapa mata pelajaran ada yang 1 guru mengampu 3
mata pelajaran sekaligus ada pula 1 guru denganmengampu 2 mata
pelajaran. Hal tersebut dikarenakan kurangnya tenaga pendidikan yang di
sekolah SMA kabupaten Malinau. Ada beberapa sekolah yang memang
kekurangan guru, namun ada beberapa sekolah juga yang kekurangan
siswa.
3. Hasil Wawancara
a. Cara Guru Mengajar
Dari hasil observasi sebelumnya peneliti dapat melihat
bagaimana cara guru mengajar selama proses pembelajaran
berlangsung,secara keseluruhanguru dapat mengajar dengan baik dan
berusaha untuk membuat siswa mengerti dengan apa yang diajarkan.
Untuk penguasaan materi semua guru merasa sudah menguasai
materinya dan mereka merasa memang harus menguasai materi seperti
guru L katakan saat wawancara :
“tidak ada bagian materi yang dirasakan sulit dikarena memang harus menguasai materi yang akan diajarkan jadi tingal harus mengerti siswanya saja.”
78
Dari ungkapan tersebut dapat diketahui bahwa guru menyadari
pentingnya untuk menguasai materi. Hal yang didasarkan sulit oleh guru
adalah membuat siswa mengerti dengan apa yang diajarkan karena dasar
matematikanya yang kurang seperti yang diungkapkan oleh guru E :
“kesulitan hanya ada pada saat mengajarkan pemfaktoran dan persamaan linier,karena siswa belum terlalu memahami tentang perkalian dan pembagian dan mereka pun sebelum terlalu menguasai dasar dari matematika itu sendiri.”
Kemudian kembali ditegaskan pula oleh guru H :
“tidak ada materi yang sulit untuk diajarkan karena saya mengajar IPS jadi menurut saya sudah menguasai materi dengan baik yang sulit itu justru siswanya karena susah pada matematika dasarnya.”
Hal tersebut menunjukkan bahwa kualitas guru disini adalah ketika
harus mengajarkan materi yang memang berkaitan dengan matematika
dasar, dimana siswa sendiri pada dasarnya tidak mengerti dengan
matematika dasar seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian dan
pembagian sehingga disini guru melakukan pekerjaan ekstra dan
mengulang lagi dari awal seperti yang dikatakan oleh guru E :
“jadi, sebelum memasuki materi selanjutnya saya akan kembali mengajarkan kepada mereka tentang dasar dari matematika itu sendiri.”
79
Dari pertanyaan tersebut dapat diketahui bahwa guru mata pelajaran
Matematika tingkat SMA memiliki pekerjaan yang lebih berat karena
harus mengajarkan matematika dasar terlebih dahulu agar dapat seperti
dengan materi yang akan dipelajari.
Dalam berkomunukasi dengan siswa guru juga mengalami sedikit
kendala karena terkadang siswa tidak memahami apa yang disampaikan
oleh guru baik melalui perkataan maupun penjelasan di papan tulis
sehingga cara yang dilakukan guru pun bervariasi seperti yang dikatakan
oleh guru B :
“terkadang mereka tidak mengerti dengan bahasa yang sedikit rumit jadi saya akan berusaha mencari bahasa yang mudah untuk mereka pahami.”
Hal yang samapun diungkapkan oleh guru C :
“saya mengatakan kepada siswa untuk membawah beberapa buku yang berkaitan dengan materi kemudian saya menjelaskan dengan bahasa yang mudah mengerti oleh siswa sehingga dengan begitu siswa dapat mudah mengerti dengan apa yang disampaikan.”
Dari ungkapan guru B dan C dapat dilihat bahwa guru berusaha
untuk menggunakan bahasa yang lebih mudah untuk siswa mengerti
sehingga apa yang disampaikan oleh guru dapat dimengerti siswa
dengan baik. Komunikasi yang baik selama pelajaran berlangsung ada
80
saat guru mengetahui cara berkomunikasi yang benar dengan siswa
sehingga siswa dapat mengerti apa yang disampaikan dan diajarkan oleh
guru, hal tersebut juga dapat meningkatkan minat siswa terhadap
pelajaran matematika.
Untuk pengelolaan dan penguasaan kelas guru melakukannya
dengan baik. Suasana kelas selama guru mengajar selalu ramai hal itu
terjadi karena siswa saling bertanya kepada teman sekelasnya tetapi
guru menjelaskan siswa dapat memperhatikan dengan baik seperti yang
diungkapkan oleh guru H :
“tergantung, pas belajar ya suasananya tenang tapi jika diskusi mereka akan rebut tetapi ributnya hanya untuk bertanya saja, saat menjelaskan mereka diam.”
Dan hal tersebut kembali ditegaskan oleh guru K :
“pada saat menjelaskan mereka akan memperhatikan tapi saat diberikan soal mereka akan ribut tapi ribut untuk mencari jawaban dengan temannya.”
Disini guru menjelaskan bahwa selama pembelajaran berlangsung
siswa cukup aktif saat diberikan soal dan pada saat diskusi karena
mereka saling berinteraksi secara positif di antara satu sama lainnya.
Ada juga guru yang membangkitkan suasana untuk membuat siswa
rileks selama pembelajaran berlangsung seperti yang diungkapkan guru
N :
81
“seperti tadi saya tidak menuntut untuk tegang tapi suasana rileks jadi saya tidak terlalu menekan mereka”
Dan guru C yang membuat suasana belajar menjadi menyenangkan :
“ramai, karena sambil bercanda untuk menghindari rasa bosan
siswa”
Dari ungkapan tersebut guru berusaha untuk menbangkitkan suasana
kelas agar siswa bisa rileks dan tidak mudah bosan selama
pembelajaran berlangsung. Kemudian guru juga berusaha untuk
membuat siswa agar tidak takut kepada guru seperti yang di ungkapkan
oleh guru L :
“saya tidak terlalu menuntut siswa untuk diam tetapi saya mau mereka aktif dan tidak takut dengan saya”
Ketika siswa tidak takut dengan gurumaka pelajaran yang diajarkan
oleh guru tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa, sehingga hal
tersebut juga bisa menimbulkan minat siswa terhadap pelajaran
matematika.
Seorang guru juga harus mempunyai kemampuan untuk menarik
perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung, karena ketika siswa
mengikuti pembelajaran dalam waktu yang lama siswa pasti akan
merasa bosan seperti yang dipaparkan oleh guru D :
82
“kalau untuk satu jam pertama siswa masih focus dan semangat tapi ketika sudah ,asuk jam kedua dan ketiga mereka akan mulai bosan jadi biasanya saya akan menyelipkan kata-kata motivasi dan bercerita sebentar sehingga semangat mereka bisa kembali”
Hal tersebut juga dipaparkan oleh guru L :
“kan dikasih tujuan pembelajaran, kita mau belajar ini tujuannya apa kita motivasi mereka kalaubisa matematika nanti mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari juga bisa enak, pembelajaran matematika juga berhubungan dengan pembelajaran lain jadi kalau bisa matematika maka untuk pelajaran lain juga bisa, seperti itu bisa menarik perhatian siswa.”
Dari pernyataan tersebut guru memiliki cara tersendiri dalam hal
menarik perhatian siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru juga
berusaha untuk menerapkan pembelajaran yang tidak menonton dan
selalu bervariasi agar membangkitkan semangat siswa belajar seperti
ungkapn guru N :
“matematika memang membosankan bagi mereka jadi terkadang saya beri humor mereka pasti akan semangat baru saya lanjutkan dengan pelajaran lagi, kalau saya terus monoton cara mengajarnya maka mereka pasti akan bosan dan tidak bersemangat untuk belajar”
Untuk menarik perhatian siswa selama pembelajaran guru dapat
menerapkan banyak hal misalnya dengan mengukur kemampuan siswa
dan tidak memarahi mereka selama pembelajaran bisa membuat siswa
merasa rileks dan tidak terlalu tegang selama mengikuti proses
pembelajaran, hal tersebut dikuatkan oleh pernyataaan guru G :
83
“mengukur kemampuan siswa dan selama proses pembelajaran jangan memarahi siswa, sehingga siswa tidak merasa tertekan dan down sehingga siswa bisa bergembira ria”
Dari pernyataan tersebut guru menciptakankanrasa nyaman terhadap
siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sehingga siswa tidak
merasa takut mengikuti pelajaran matematika.
Selama proses pembelajaran berlangsung guru juga
mengembangkan materi pembelajaransepertiyang diungkapkan guru C:
“ada yang saya sangkutkan dengan kehidupan sehari-hari, misalnya seperi statistika saya biasanya meminta siswa untuk mengukur berat badan temannya dari kelas lain sehingga terbentuk suatu data dan memasukkannya didalam bentuk diagram batang, polygon ataupun ogif, tapi jika waktunya tidak cukup saya biasa memberikan soal”
Dan ditambahkan juga oleh guru O :
“cara mengembangkan materi adalah dengan memberikan macam-macam jenis soal dan beberapa soal yang memang tiap soal memiliki kesulitan yang berbeda-beda maka siswaakan mengerjakan soal yang walaupun soal yang dikerjakan agak sulit”
Dari ungkapan tersebut guru memiliki cara-cara sendiri dalam
mengembangkan materi pembelajaran, sesuai dan tergantung dengan
materi yang dipejari saat itu. Dan guru juga mengunakan beberapa
sumber pembelajaran yang digunakan dalam mengajar apalagi
ketersediaan buku yang ada kurangseperti yang diungkapkan oleh guru
E :
84
“dari buku paket/refrensi yang saya gunakan misalnya buku erlangga dan ada juga buku-buku lama dan semua materi yang ada dibuku-buku itu sama saja.”
Untuk mengetahuisiswa sudah mengerti dengan apa yang guru
ajarkan banyak caranya seperti yang dikatakan oleh guru I :
“banyak sekali caranya, bisa dari kita melihat, mengecek secara individu, mengoreksi beberapa sampel pekerjaan siswa ketika mengetahui ditindaklanjuti, dibahas dengan benar disuruh maju dan kita bahas faktor-faktor yang menyebabkan kesalahan.”
Dan ditambah oleh guru O :
“ pertama kita bisa lihat bagaimana cara mereka mengerjakan soal,kedua kita bisa melihat apakah mereka berhasil atau tidak memahami materi yang diajarkan hari itu bisa kita lihat dari tujuan pembelajaran kita hari itu apakah sudah dikuasai dan itu yang menjadi tolah ukur utama kita.’’
Dari ungkapan tersebut dapat dilihat banyak cara yang guru gunakan
untuk mengetahui apakah siswa sudah mengerti atau tidak dengan apa
yang sudah guru ajarkan dengan begitu guru dapat membuat siswa aktif
di kelas. Banyak cara guru melakukan untuk membuat siswa aktif
dikelas baik membentuk siswa ke dalam kelompok diskusi ataupun
memotivasi siswa seperti yang di ungkapkan oleh guru B :
“karena saya biasa membuat kelompok,saya akan memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok untuk maju ke depan dan seluruh anggota kelompok akan bergantian untuk maju jadi dari satu siswa bisa aktif di kelas.’’
85
Di ungkapkan pula oleh guru H :
“ pertama diskusi tujuannya untuk siswa aktif kemudian pada saat pembagian kelompok siswa yang bisa akan ditempatkan pada masing-masing kelompok sehingga untuk siswa yang belum bisa mengerti dapat bertanya kepada siswa yang sudah mengerti sehingga mereka bisa saling membantu karena siswa terkadang tidak mau bertanya kepada guru tapi mereka mau belajar dengan temannya.”
Dari ungkapan tersebut guru membuat siswa aktif dengan
membentuk siswa ke dalam suatu kelompok diskusi dimana dalam
kelompok tersebut siswa dapat saling bertanya dan saling
membantu.kemudian guru juga memberikan motivasi kepada siswa
seperti yang diungkapkan oleh guru I :
“ memotivasi siswa dengan memberikan soal dan jika ada yang sudah menyelesaikan maka minta mereka untuk maju panggilan pertama dengan 5 orang siswa terlebih dahulu jika ada jawaban yang benar dan tepat maka siswa tersebut diminta untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan siswa lain memperhatikan pekerjaannya sehingga dari situpun dapat membuat siswa aktif.”
Dari hasil wawancara ini guru-guru memiliki keterampilan masing-
masing guru berusaha untuk dapat menguasai kelas,membangun
komunikasi pembelajaran yang baik dengan siswa,mengembangkan
materi pembelajaran,mencari sumber pembelajaran dan membuat siswa
dapat menerima pelajaran matematika dengan baik.
86
b. Cara Guru Melakukan Persiapan
Dalam pembelajaran matematika kesiapan guru juga menjadi
suatu hal yang penting baik sebelum mengajar maupun sebelum
memulai pembelajaran di kelas sehingga guru dapat tahu dan mengerti
apa yang harus dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung.
sebelum melakukan pembelajaran ada beberapa hal yang disiapkan oleh
guru seperti yang seperti yang diungkapkan oleh guru B :
“baca-baca materi dan biasanya untuk perhitungan saya biasanya akan mencoba mengerjakan soal yang akan diajarkan.”
Ditambah pula oleh ungkapan guru F :
‘’di rumah itu saya biasanya hanya melihat sepintas saja materi yang akan diajarkan dan menentukan teknik apa yang akan digunakan dalam pembelajaran.’’
Mempersiapkan segala sesuatu sebelum pembelajaran
merupakan hal yang selalu dilakukan oleh setiap guru,ada juga guru
yang sudah terbiasa atau sudah lama di dunia pendidikan hanya
melakukan persiapan sekedar saja karna sudah terbiasa seperti yang
diikatakan oleh guru I :
“tidak ada persiapan karena sudah terbiasa,paling hanya melihat materinya saja.”
87
Dari ungkapan tersebut meskipun sudah biasa guru tetap
melakukan persiapan dan hanya melihat materi yang akan di ajarkan
saja. Kemudian sebelum melakukan pembelajaran dikelas ada beberapa
hal yang biasa dilakukan oleh guru seperti yang
dikatakan oleh guru C :
“ saya biasanya memberikan salam,presensi menanyakn kehadiran dan menanyakan tugas yang sudah saya berikan dalam pertemuan sebelumnya apakah mereka megalami kesulitan atau tidak,jika mereka mengalami kesulitan maka saya akan menjelaskan kembali,jika tidak maka saya akan melanjutkan ke materi baru.”
Dan ditambahkan oleh guru H :
“motivasi, apersepsi dan biasanya membahas soal-soal atau tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya untuk materi baru biasa nya akan diberikan manfaat dari materi yang dipelajari dan seperti rutinitas biasanya akan dilakukan doa.”
Dari ungkapan tersebut guru memiliki kebiasaan nya sendiri
dalam memulai suatu pembelajaran,untuk membuat kelas tetap kondusif
guru juga memiliki caranya masing-masing dapat dilihat dari apa yang
dikatakan oleh guru D :
“biasanya siswa itu suka dengan cerita jadi ketika mereka sudah mulai tidak fokus maka biasanya saya akan mengajak mereka bercerita dan dalam cerita itu akan disisipkan lagi kata-kata motivasi supaya mereka kembali fokus.”
88
Suasana di kelas biasanya sudah dari awal tidak kondusif
sebelum guru memasuki kelas maka guru juga memiliki cara untuk
membuat kelas tersebut kondusif kembali sehingga pembelajaran dapat
dilakukan seperti yang diungkapkan oleh guru I :
“diawali dari kondisi kelas itu sendiri, kelas itu sendiri ketika guru masuk apakah ribut atau tidak, kalau siswa sudah siap menerima pembelajarann bisa kita mulai tapi kalau sudah ribut ini yang buat masalah jadi, masalahnya harus diselesaikan terlebih dahulu. jika, permasalahan ributnya itu kenapa, tidak harus marah-marah,permasalahannya dulu yang harus diketahui setelah itu kita selesaikan, kita beri penjelasan dan manfaat.”
Ketika suasana kelas sudah kondusif siswa akan dapat menerima
pembelajaran dengan baik dan ketika melakukan pemebelajaran guru
dapat memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa.banyak cara
yang guru lakukan dalam memberikan penghargaan terhadap hasil
belajar siswa seperti yang diungkapkan oleh guru G :
“memberikan pujian seperti kata bagus,pintar dan lain sebagainya,jika mereka salah menjawab saya selalu bilang untuk coba lagi dan tidak pernah bilang salah sehigga mereka lebih semangat dan termotivasi lagi.”
Ada beberapa hal unik juga yang dilakukan guru saat
memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa seperti yang
diungkapkan oleh guru O :
89
“biasanya yang saya berikan adalahberupa tepuk tangan,terkadang memberikan coklat dann itu bisa diberikan saat mereka berhasil menjawab ujian atau soal-soal yang diberikan.”
Guru berusaha untuk membuat siswa membuat siswa semangat
dalam mempelajari matematika sehigga banyak cara yang guru lakukan
dalam memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa.dalam
pemberian umpan balik guru memiliki caranya tersendiri baik dengan
memberikan tugas ataupun menjelaskan kembali apa yang belum
dimengerti siswa hal tersebut diungkapkan oleh guru A :
“biasanya cara siswa menjawab tugas itu beragam dan ketika ada jawaban siswa yang kurang tepat maka kita akan membahas kembali dan mengarah kan siswa kepada cara menyelesaikan soal yang tepat.”
Terkadang guru juga memberikan catatan pada tugas yang sudah
dikoreksi oleh guru hal tersebut dungkapkan oleh guru H :
“tugas setelah dilakukan dan misalnya banyak yang belum tuntas makan akan saya bahas lagi kemudian saat pengoreksiaan biasanya akan saya berikan catatan tapi tidak semua hanya yang perlu dikomentari.”
Selain itu guru juga biasanya langsung menanyakan kepada
siswa seperti yang dikatakan oleh guru O :
90
“biasanya saya menanyakan lagi apa yang menjadi kesulitan mereka selama mengerjakan soal dan keandalannya dimana,dari situ nanti bagaimana itu menjadi bahan evaluasi kita untuk pembelajaran berikutnya.”
Ketika guru memberikan umpan balik kepada siswa guru dapat
tahu materi apa yang di rasakan sulit untuk di terima oleh siswa, siswa
sulit karena mereka belum mengalami atau pendapatkan materi tersebut
seperti yang diungkapkan oleh guru I :
“kalau menurut saya mereka sulit karena mereka belum mengalami ,tapi jika sudah mengalami dan diulangi oleh siswa artinya merka belajar dirumah saya rasa tidak ada kesulitan. Jadi ,begitu belajar mereka sudah siap,kalau sulit itu karena mereka tidak mau belajar,kalau mereka sungguh-sugguh belajar tidak ada yang sulit ,tapi tidak mau belajar bagaimana mau bisa?jadi,itu datang dari di sendiri.”
Kemudian siswa merasa kesulitan karena dasar matematikanya
siswa sudah kurang seperti yang dikatakan oleh guru M :
“untuk disini saya juga bingung mau menentukan materi mana karena memang dari dasarnya saja mereka sudah susah jadi untuk
semua materi mereka susah,saat saya baru masuk 3
4 saja mereka
bingung.”
Kasus yang di alami oleh guru berbeda-beda karena setiap
sekolah memiliki karakter dan kepribadian siswa yang berbeda-beda.
Seperti yang dikatakan oleh guru J :
“mereka paling susah jika mempelajari geometri ,disamping saya agak sulit mengkomunikasikan nya kesiswa mereka juga agak sulit untuk memahaminya.”
91
Masalah tersebut beda lagi dengan masalah yang dialami oleh
guru sebelumnya untuk itu setiap guru memiliki penilaian masing
namun pada dasarnya siswa memiliki kesulitan dalam mempelajari
matematika ketika mereka tidak belajar dan pengetahuan akan
matematika dasarnya kurang. Setelah mengetahui kesulitan siswa dalam
menerima materi guru dapat mengatasinya dengan berbagai cara juga
salah satunya dengan mendekati siswa yang bersangkutan seperti yang
diungkapkan oleh guru D :
“ kita harus dekati sendiri karena anak yang kesulitan itu pasti banyak diam jadi kita mendekatinya dan bertanya langsung dengan dia dan menjelaskan dengannya secara berlahan.”
Kemudian untuk siswa yang masih kurang pengetahuan akan
matematika dasar akan mengajarkan dan menjelaskan kembali tentang
kembali tentang matematika dasar seperti yang dikatakan oleh guru L:
“jadi, saya ajarkan kembali tentang perkalian, pembagian, pengurangan dan penjumlahan. Saya juga meminta mereka untuk menghafal perkalian supaya mereka bisa ingat kembali.”
Dari pernyataan tersebut guru memliki PR yang harus dikerjakan
karena harus mengajarkan siswa dari dasar lagi agar siswa dapat
mengerti dengan materi yang diajarkan pada jenjang SMA.
92
c. Cara Guru Menggunakan Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran perlu untuk guru tentukan agar guru dapat
membangkitkan suasana kelas dan menyiapkan alat atau media yang
harus digunakan. Dalam membangkitkan suasana kelas sehingga
pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika menjadi
menyenangkan guru menganjurkan untuk tidak memarahi siswa selama
pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh guru G :
“jangan pernah memarahi siswa karena mereka sudah mengangggap matematika itu sulit jadi kalau dimarahi lagi pasti mereka akan merasa tertekan sehingga tidak mau belajar,jadi harus diajarkan secara perlahan dan dibimbing dengan baik.”
Kemudian guru juga mengajarkan dengan rilex selama
pembelajaran santai tapi serius agar siswa merasa nyaman dalam
mengikuti pembelajaran seperti yang diungkapkan oleh guru I :
“kita mengajar secara rilex santai tapi serius jangan sampai timbul ketegangan,kemudian takut diolok dan lain-lain semacam bullying seperti itu.kemudian seriusnya betul-betul kita dari materi itu sungguh kita kuasai.santai saja jangan sampai hubungan guru dan siswa itu menjadi menakutkan jadi pertama kita masuk sudah disapa seperti yang saya bilang tadi apa yang dilakukan di awal pembelajaran sehingga timbul keberanian dalam diri siswa.”
Membuat siswa tidak takut dengan guru mata pelajaran
matematika merupakan hal yang perlu dilakukan oleh guru agar suasana
93
kelas menjadi terasa menyenangkan bagi siswa siswa hal tersebut
diungkapkan oleh guru L :
“ Memang agak susah karena banyak yang tidak suka,tapi kita harus terbuka sebenarnya bersangkutan dengan matematika tetapi tidak tahu juga masih ada siswa yang seperti itu,mungkin karena sudah kurang dari dasarnya maka kesulitan untuk mengikutnya. Sebenarnya dari awal sudah disampaikan tidak usah tegang,bahwa matematika itu mudah dan juga senang dengan gurunya sehungga kalau suka gurunyaa jadi pelajaranya pun pasti suka.”
Guru berusaha untuk menjelaskan materi secara perlahan dan
diajarkan sesimpel mungkin siswa merasa bahwa matematika tidak
sesulit yang dibayangkan dan proses pembelajaran pun menjadi
menyenangkan seperti yang di sammpaikan oleeh guru O :
“ Sampai saat ini matematika memang dianggap pelajaran yang sangat menakutkan bagi siswa,jadi diusahakan materi-materi yang susah itu dijelaskan sesimpel mungkin segampang mungkin sehingga menurut mereka matematika itu tidak sesulit dengan apa yang mereka gambarkan menjaga kelas itu tetap aktif dan tidak monoton,memberikan games ditengah pembelajaran sehingga mereka mengagnggap guru matematika bahkan guru yang selalu serius sehingga ketika proses pembelajaran itu menjadi menyenanngkan bagi siswa dan guru.”
Dalam menyampaikan pembelajaran guru menggunakan
beberapa metode baik ceramah maupun diskusi seperti yang
diungkapkan oleh guru C :
“ Sejauh ini yang saya gunakan ceramah dan tanya jawab.”
94
Ada juga guru yang menggunakan model pembelajaran
kooperatif hal tersebut diungkapkan oleh guru G :
“ Yang digunakan metode kooperatif tipe STAD ada juga metode campuran seperti tanya jawab dan membentuk siswa dalam beberapa kelompok untuk mengerjakan soal yang saya berikan.untuk ilmu ekssak tidak bisa ceramah melulu.”
Dan guru juga terkadang tidak menggunakan metode khusus
dalam melaksanakan pembelajaran hal tersebut dikatakan oleh guru I :
“ Saya pakai metode campur-campur tidak ada metode khusus,yang penting menggali informasi siswa dulu,memberi contoh dan akhirnya latihan.”
Ditambahkan juga oleh O mengenai metode yang digunakan
selama pembelajaran :
“ Biasanya yang saya selalu gunakan itu metode polia,yaitu metode yang menyelesaikan masalah dan menurut saya itu metode yang sangat mudah untuk mereka praktekkan dan membuat siswa aktif.”
Dari beberapa pertanyaan itu dapat diketahui bahwa banyak
macam metode yang guru gunakan selama pembelajaran sesuai dengan
keadaan siswa dan materi yang diajarkan. Guru juga menyiapkan alat
atau media yang digunakan selama pembelajaran untuk lebih mudah kan
siswa mengerti dalam menerima pembelajaran.namun terdapat kendala
95
yang dialami oleh guru karena keterbatasannya alat yang ada di sekolah
seperti yang diungkapkan oleh guru B :
“ Karena disini terbatas jadi kalau ada alatnya akan digunakan tapi jika tidak ada maka tidak menggunakan alatnya.”
Di dukung oleh pernyataan dari guru M :
“ Untuk di sini sebenarnya susah karena sarana-prasarananya kurang jadi biasanya kalau mau menggunakan alat saya akan buat sendiri di rumah kemudian baru digunakan di kelas.”
Dari pernyataan teersebut guru berusaha untuk membuat alat
sendiri karena kurangnya sarana-prasarana yang ada di sekolah.
Penggunaan alat atau media juga tergantung dari materi yang
disampaikan seperti yang dikatakan oleh guru H :
“ Tergantung dengan yang diajarkan jika butuh LCD maka akan digunakan LCD tapi terkadang siswa menjadi tidak terlalu konsentrasi jika meggunakan LCD dan materi yang menggambar grafik maka saya biasanya menggunakan aplikasi untuk menunjukkan cara menggambarkan kepada siswa.”
Menurut guru menggunakan alat atau media seperti guru untuk
pelajaran matematika tidak terlalu perlu karena bisa mengganggu
konsentrasi siswa dan juga membuat kerja dua kali karena harus menulis
dipapan tulis lagi seperti yang diungkapkan oleh guru E :
96
“ Menurut saya jika menggunakan LCD itu akan membuat kerja dua kali lagi karena meskipun sudah ada di LCD pasti akan tetap menulis dipapan karena matematika agak sulit jika menggunakan LCD.”
Permasalahan yang dialami guru bermacam-macam dan berbeda
antar guru satu dengan yang lain karena sekolah yang ditempati pun
berbeda-beda ada yang sudah ada sarana -prasarana namun ada juga
yang masih kekurangan sarana dan prasarana.
d. Cara Guru dalam Mendukung Siswa
Seorang guru harus bisa memahami karakteristik siswa yang
berbeda-beda dan latar belakang yang berbeda,sehingga guru bisa
menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa dari situ guru akan
tahu apa yang menjadi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika
dan akhirnya guru bisa memberikan motivasi kepada siswa agar siswa
memiliki minat dan prestasi belajar yang tinggi.
Dalam setiap kelas pastinya siswa memiliki karakteristik yang
berbeda-beda,penting bagi guru untuk dapat memahami karakteristik
dari setiap siswanya. Ada yang lambat untuk mengerti pelajaran yang
disampaikan seperti yang disampaikan oleh guru A :
97
“ Terkadang ada siswa yang lambat untuk mengerti pelajaran biasanya kita akan memberikan perhatian yang lebih ,dan memberikan tugas yang berbeda antara siswa yang lambat mengerti dan yang cepat mengerti.”
Hal tersebut juga dikuatkan dengan pendapat dari guru N yang
menyatakan :
“ Mengalir begitu saja,menghadapinyapun berbeda-beda dan memperhatikan nya pun berbeda,bukannyanya pilih kasih tapi untuk siswa yang kesulitan dalam memperlajari matematika akan saya dekati dan arahkan secara individu sehingga mereka bisa semangat lagi mempelajari matematika.”
Guru dapat mengenali karakter setiap siswa dan mengelompokan
beberapa karakteristik siswa,mana yang harus dibenahi dan tidak,hal
tersebut disampaikan oleh guru I :
“ Harus kita kenali dulu karakter siswa,ada yang penakut,pendiam,suka nyeletuk atau suka ribut,macam-macan.dari situ kita kelompokkan kalau ada indikasi yang kurang medukung pembelajaran yang mana,dari situ kita benahi kita berikan arah yang benar.”
Selain karakteristik siswa pastinya setiap siswa juga memiliki
latar belakang yang berbeda-beda dalam hal itu guru tidak memandang
siswa dari mana latar belakangnya semuanya dianggap sama tanpa ada
yang dibeda-bedakan hal tersebut diunggkapkan oleh guru D :
98
“ Kalau saya tidak memandang latar belakang agama,suku atau apapun itu saya melihat itu sama semuanya karena selama mengajarkan saya tidak mau memasukan agama supaya mereka tidak merasa dibeda-bedakan jadi semuanya sama saja tujuannya untuk belajar.”
Hal yang sama juga di sampaikan oleh guru M :
“ Kalau itu bagi saya rata saja,bagi saya yang penting bagaimana mereka bisa menerima pelajaran yng diajarkan karena mereka di sini sama-sama sebagai siswa.”
Guru selalu menganggap semua siswa itu sama saja tujuannya
adalah untuk belajar seperti yang telah diungkapkan oleh guru D. Hal
tersebut juga disampaikan oleh narasumber yang lain.
Guru dapat menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa
selama pembelajaran berlangsung agar selama pembelajaran siswa tidak
terlalu tegang dan kaku seperti yang dikatakan oleh guru E:
“ Misalnya pada saat belajar sering mengajak tertawa supaya mereka tidak kaku dengan gurunya dan bisa masuk pelajaran mmatematika.”
Hal yang sama juga dikatakan oleh guru L :
“ Kita bisa memahami mereka dan sabar dengan mereka,jadi kita terbuka dengan mereka dan mengarahkan mereka agar tidak takut dengan gurunya sehingga mereka bisa akrab dengan kita.”
99
Dari ungkapan tersebut guru selalu terbuka dengan siswa dan
mengarahkan siswa agar tidak takut dengan guru sehingga siswa bisa
merasa nyaman dan senang saat belajar matematika.ada waktu saat guru
bercanda dengan siswa dan ada waktu saat guru serius dalam proses
pembelajaran hal tersebut diungkapkan oleh guru M:
“ Kita harus mengenal karakter mereka jangan memperlihatkan kalau kita itu guru yang galak kita harus bisa menempatkan diri kita sesuai dengan kondisi di kelas jadi tahu kapan waktunya bercanda dan saatnya serius, yang penting kita harus kenal karakter masing-masing siswa.”
Pengenalan akan karakter siswa sangat penting untuk
menciptakan hubungan yang akrab sehingga terjalin hubungan baik
antara guru dengan siswa. Memberikan motivasi kepada siswa
merupakan hal yang tidak kala pentingnya selama pembelajaran
memotivasi siswa tentang pentingnya mempelajari matematika seperti
yang dikatakan oleh guru E :
“ Saya sering memberikan motivasi kepada mereka bahwa matematika ini sangat penting dan sering kita temui di dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya saat siswa naik motor kita bisa menghitung kecepatan kendaraan kita meskipun itu fisika tapi masih berkaitan dengan matematika dan biasanya pada saat jam terakhir yang 3 jam saya akan menyuruh siswa menghafal perkalian karena masih banyak yang belum mengerti dengan perkalian.”
Guru memotivasi siswa dengan meningkatkan tujuan siswa
sekolah untuk meraih cita-cita siswa dan juga mengingatkan siswa
bahwa kabupaten saat ini dalam masa pembangunan pemekaran
100
sehingga membutuhkan banyak tenaga-tenaga yang lebih baik seperti
yang diungkapkan oleh guru I:
“ pertama dikaitkan dengan dirinya sendiri punya cita-cita, setiap anak-anak punya cita-cita, kedua dikaitkan dengan orang tua punya harapan, dan ketiga dikaitkan dengan potensi daerah karena daerah malinau sedang membangun jadi membutuhkan tenaga-tenaga yang lebih baik, yang keempat kemajuan zaman yang semakin ketat.”
Guru juga memotivasi siswa dengan mengaitkan pelajaran
matematika dengan pelajaran lain seperti yang diungkapkan oleh guru L
:
“ dengan memberikan tujuan pembelajaran kepada mereka menyangkutpautkan dengan pelajaran lain karena kalau bisa matematika maka logikanya akan bekerja sehingga permasalahan-permasalahan yang lain dapat diselesaikan itu yang biasa saya berikan agar mereka tertarik dengan matematika dan menyampaikan bahwa matematika itu tidak sulit.”
Kemudian guru juga memotivasi siswa dengan menceritakan
pengalaman hidupnya kepada siswa dan guru juga berusaha
untukmengenal nama siswa satu-persatu seperti yang dijelasakan oleh
guru N :
“saya memotivasi mereka dengan menceritakan pengalaman kepada mereka, diawal saya masuk akan ceramah terlebih dahulu agar mereka bisa mengerti dan mengenal saya, biasanya saya juga menghafal nama mereka semua jadi penting bagi guru untuk mengetahui nama-nama siswa karenasemua jadi penting bagi guru untuk semangat dan senang ketika tahu bahwa gurunya kenal dan tahu namanya.”
Banyak yang guru lakukan untuk memotivasi siswa sehingga
siswa bisa memiliki minat dan prestasi belajar yang tinggi hal tersebut
101
juga karena guru mengetahui apa yang menjadi kesulitan siswa dalam
mempelajari matematika. Hasil dari wawancara guru mengatakan bahwa
dasar matematika siswa yang kurang sehingga mereka kesulitan dalam
mempelajari matematika hal tersebut diungkapkan oleh guru K :
“karena dasarnya kurang jadi mereka kesulitan untuk mengikuti yang selanjutnya. Jika penjumlahan, pengurangan, dan pembagian mereka kurang maka mereka akan kesulitan untuk mempelajari matematika. Cara mengatasinya diajari ulang karena mautidak mau harus diajarkan lagi sehingga mereka bisa lanjut terhadap berikutnya.”
Dan diungkapkan juga oleh guru M :
“kesulitan mereka itu sebenarnya dasarnya yang kurang, dari SD dan SMP mereka masih kurang jadi kelau diberikan penilaian dengan sekala 1-10 mereka masih ada diskala 1 jadi, tugas di sini lumayan berat karena harus mengajarkan mereka dari awal dulu.”
Dasar matematika siswa yang kurang karena siswa sendiri
kurang belajar di rumah hal tersebut disampaikan oleh guru G :
“mereka sebenar pintar tapi ketika mereka sudah ada di rumah mereka tidak memanfaatkan waktu dengan baik sehingga lupa dengan belajar sehingga saat ujian mereka tidak bisa mengajarkan.”
Peran lingkungan sekitar siswa dan orang tua menjadi hal yang
penting dalam membangun sikap mau belajar siswa sehingga ketika
siswa tidak mau belajar maka siswa akankesulitan dalam mempelajari
matematika seperti yang dikatakan oleh guru I :
“Tidak mau belajar, artinya lingkungan siswa apakah itu dari keluarga ataupun teman bermain itu lebih besar pengaruhnya dari pada pengaruh gurunya, jadi untuk masuk kesitu pasti lama karena artinya siswa malas belajar itu sudah sejak lamajadi agak susah untuk merubahnya.”
102
Dari hasil wawancara pada dasarnya guru memahami apa yang
menjadi kesulitan siswa dalam mempelajari matematika namun
pengaruh guru disini tidak terlalu berpengaruh bagi siswa dibandingkan
dengan pengaruh lingkungan sekitarnya. Guru sudah sebisa mungkin
untuk membantu siswa namun kembali lagi dari diri siswa sendiri.
4. Cara Guru Meningkatkan Minat dan prestasi Belajar Siswa
Dari hasil observasi, wawancara, angket, dan dokumentasi dapat di
temukan cara-cara yang digunakan guru-guru mata pelajaran matematika
Kabupaten Malinau dalam proses belajar mengajar yaitu :
a) Cara guru mengajar
Guru menguasai materi sehingga mengetahui kesulitan siswa
dalam menerima pelajaran.
Guru menggunakan bahasa yang mudah untuk dimengerti siswa
sehingga terjalin komunikasi yang baik antar guru dan siswa.
Guru mampu menguasai kelas dengan memberikan soal dan
mendorong siswa untuk tidak takut dengan gurunya sehingga
kelas dapat dikuasai oleh guru.
Guru menarik perhatian siswa dengan memberikan cerita pendek
yang berisi motivasi, humor di tengah pembelajaran, dan berusaha
tidak memarahi siswa selama pembelajaran berlangsung. Guru
juga memberikan soal yang mudah untuk dimengerti siswa pada
103
saat awal memasuki materi dan melanjutkan sengan memberikan
soal yang tingkatan kesusahannya lebih tinggi sehingga siswa
termotivasi untuk mengerjakan soal-soal laihan yang diberikan
guru.
Guru mengembangkan materi dengan pemberian soal dan
mengaplikasikan soal dengan kehidupan sehari-hari yang biasa
dialami oleh siswa.
Guru menggunakan sumber pembelajaran dari berbagai macam
buku dan internet.
Guru dapat melihat siswa yang sudah mengerti dengan apa yang
telah dipelajari dengan mengecek pekerjaan siswa secara individu
dan bertanya langsung kepada siswa. Guru juga meminta beberapa
siswa untuk menyerahkan hasil pekerjaan latihannya ke meja guru
untuk diperiksa, jika sudah benar guru meminta siswa yang
bersangkutan untuk menuliskan hasil jawabannya di papan tulis
agar siswa lain dapat melihat, kemudian untuk pekerjaan yang
salah guru akan menjelaskan kembali pada bagian penyelesaian
yang salah sehingga siswa mengerti letak kesalahannya dan
menjadi lebih bersemangat lagi untuk mengerjakan latihan soal.
104
Guru membuat siswa aktif di kelas dengan membentuk siswa
dalam beberapa kelompok diskusi dan selalu memotivasi siswa
sehingga mereka bisa aktif selama pembelajaran berlangsung.
b) Cara guru dalam melakukan persiapan
Guru melakukan persiapan sebelum pembelajaran dengan
membaca dan mempelajari meteri yang akan diajarkan, mencoba
menyelesaikan beberapa soal yang akan diberikan dan
menentukan teknik pembelajaran yang akan digunakan.
Guru biasa memberikan salam, melakukan presensi, memberikan
motivasi dan apersepsi sebelum memberikan pembelajaran di
kelas.
Guru membuat kelas tetap kondusif dengan memberikan cerita
yang disisipkan kata-kata motivasi, tidak memarahi siswa. Dan
menyelesaikan permasalahan yang dialami oleh siswa di dalam
kelas.
Guru memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa
dengan memberikan kata-kata pujian (bagus, pintar, dan lain
sebagainya), tepuk tangan, hadiah, dan memberikan poin
tambahan pada nilai siswa juga guru memotivasi siswa untuk
saling menghargai pekerjaan temannya.
105
Guru memberikan umpan balik dengan membahas kembali tugas
yang telah diberikan dan yang belum dimengerti siswa,
memberikan komentar pada lembar jawaban tugas siswa, dan
menanyakan kembali apa yang belum siswa mengerti.
Guru mengetahui kesulitan siswa dalam menerima materi antara
lain karena, siswa belum mengalami atau mendapatkan materi,
dan siswa kesulitan karena matematika dasar yang kurang.
Guru mengatasi kesulitan siswa dengan mendekati siswa yang
bersangkutan dan mengajarkan kembali matematika dasar.
c) Cara guru menggunakan metode pembelajaran
Guru membangkitkan suasana kelas dengan tidak memarahi siswa
selama pembelajaran, mengajar dengan rileks tapi serius,
mengarahkan dan memberikan pengertian kepada siswa bahwa
matematika tidak sulit, dan menjelaskan pelajaran dengan
sesimpel mungkin juga memberikan games.
Guru menggunakan bermacam-macam metode antara lain,
ceramah, tanya jawab, campur antara ceramah dan tanya jawab,
polia dan metode cooperative. Kemudian guru menyarankan untuk
lebih banyak memberikan latihan soal dari pada ceramah.
106
Guru menggunakan alat atau media seadanya karena terbatasnya
sarana-prasarasa sekolah. Guru menggunakan alat sesuai dengan
materi yang diajarkan.
d) Cara guru dalam mendukung siswa
Guru memberikan perhatian khusus kepada siswa yang mengalami
kesulitan selama pembelajaran dan mengenal karakter setiap
siswa.
Guru tidak membeda-bedakan latar belakang yang dimiliki oleh
setiap siswa karena guru menganggap bahwa seluruh siswa
sekolah dan datang ke sekolah tujuannya adalah untuk belajar.
Guru dapat menciptakan hubungan yang akrab dengan siswa
dengan mengajak siswa belajar dengan rileks dan tidak kaku
selama pembelajaran berlangsung, sabar menghadapi siswa, dan
mengarahkan siswa untuk tidak takut dengan guru sehingga guru
tidak terkesan galak.
Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan menjelaskan
tentang pentingnya belajar matematika, mengingat tujuan utama
siswa bersekolah, mengaitkan pelajaran matematika dengan
pelajaran yang lainnya, dan berusaha untuk mengenal nama-nama
siswa.
Recommended