View
263
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
saraf
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Hydrocephalus telah dikenal sajak zaman Hipocrates, saat itu hydrocephalus dikenal
sebagai penyebab penyakit ayan. Di saat ini dengan teknologi yang semakin berkembang maka
mengakibatkan polusi didunia semakin meningkat pula yang pada akhirnya menjadi factor
penyebab suatu penyakit, yang mana kehamilan merupakan keadaan yang sangat rentan terhadap
penyakit yang dapat mempengaruhi janinnya, salah satunya adalah Hydrocephalus. Saat ini
secara umum insidennya dapat dilaporkan sebesar tiga kasus per seribu kehamilan hidup
menderita hydrocephalus. Dan hydrocephalus merupakan penyakit yang sangat memerlukan
pelayanan keperawatanyangkhusus.
Hydrocephalus itu sendiri adalah akumulasi cairan serebro spinal dalam ventrikel
serebral, ruang subaracnoid, ruang subdural (Suriadi dan Yuliani, 2001). Hydrocephalus dapat
terjadi pada semua umur tetapi paling banyak pada bayi yang ditandai dengan membesarnya
kepala melebihi ukuran normal. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya
hydrosephalus juga biasa terjadi pada oaran dewasa, hanya saja pada bayi gejala klinisnya
tampak lebih jelas sehingga lebih mudah dideteksi dan diagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi
ubun2nya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan
melebarnya tulang2 tengkorak. Sedang pada orang dewasa tulang tengkorak tidak mampu lagi
melebar.
2. Tujuan
Adapun tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui berbagai hal
yang berhubungan dengan hidrosefalus dan dapat merancang berbagai cara untuk mengantisipasi
masalah serta dapat melakukan asuhan pada kasus hidrosefalus.
1
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2
Pengertian Hydrocephalus Hydrocephalus adalah keadaan patologi otak yang
mengakibatkan bertambahnya Cairan Serebrospinalis (CSS) dengan tekanan intrakarnial yang
meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya CSS. Hydrocephalus
Kongenital umumnya terjadi sekunder akibat malformasi susunan saraf pusat atau stenosis
aquaduktus. Hydrocephalus biasanya timbul selama periode neonatus atau pada awal masa bayi.
Harus dibedakan dengan pengumpulan cairan lokal tanpa tekanan intrakarnial yang meninggi
seperti pada kista porensefali atau pelebaran ruangan CSS akibat tertimbunnya CSS yang
menempati ruangan, sesudah terjadinya atrofi otak. Hydrocephalus yang tampak jelas dengan
tanda – tanda klinis yang khas disebut hydrocephalus yang manifes. Sementara itu,
hydrocephalus dengan ukuran kepala yang normal disebut sebagai hydrocephalus yang
tersembunyi. Dikenal Hydrocephalus Kongenital dan Hydrocephalus Akuisita.13,14,15
Anatomi dan Fisiologi Ruangan CSS mulai terbentuk pada minggu kelima masa embrio,
terdiri dari sistem ventrikel, sistem magna pada dasar otak dan ruangan subaraknoid yang
meliputi seluruh susunan syaraf. CSS yang dibentuk dalam sistem ventrikel oleh pleksus
koroidalis kembali ke dalam peredaran darah melalui kapiler dalam piamater dan araknoid yang
meliputi seluruh susunan syaraf pusat (SSP). Hubungan antara sistem ventrikel dan ruang
subaraknoid adalah melalui foramen Magendie di median dan foramen Luschka di sebelah lateral
ventrikel IV. Aliran CSS yang normal ialah dari ventrikel lateralis melalui foramen Monroi ke
ventrikel III, dari tempat ini melalui saluran yang sempit akuaduktus Sylvii ke ventrikel IV dan
melalui foramen Luscha dan Magendie ke dalam ruang subaranoid melalui sisterna magna.
Penutupan sisterna basalis menyebabkan gangguan kecepatan resorpsi CSS oleh sistem kapiler.
Secara rinci anatomi otak dapat dilihat pada gambar berikut ini:
Etiologi Kasus hydrocephalus terjadi 2 per 1.000 kelahiran. Kondisi ini bisa dideteksi
sejak masih dalam kandungan (Congenital Hydrocephalus) sehingga tindakan lanjut dari kondisi
ini sudah bisa disiapkan sejak sebelum persalinan.16 Hydrocephalus terjadi bila terdapat
penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat antara tempat pembentukan CSS dalam sistem
ventrikel dan tempat absorpsi dalam ruang subarachnoid. Akibat penyumbatan terjadi dilatasi
ruangan CSS di atasnya. Penyebab penyumbatan aliran CSS yang sering terdapat pada bayi dan
anak ialah:
3
Kelainan bawaan
a. Stenosis aquaduktus sylvii
Adalah penyumbatan aliran CSS pada tingkat saluran air dari sylvii (antara ventrikel
ketiga dan keempat di otak). Merupakan penyebab yang terbanyak pada hydrocephalus bayi dan
anak (60-90%). Akuaduktus dapat merupakan saluran buntut sama sekali atau abnormal lebih
sempit dari biasa. Umumnya gejala hydrocephalus terlihat sejak lahir atau progresif dengan cepat
pada bulan-bulan pertama setelah lahir. Stenosis aquaduktus juga merupakan penyebab yang
sangat umum dari hydrocephalus kongenital. Dengan kejadian hydrocephalus 5 sampai 10 per
10.000 kelahiran hidup, stenosis aquaduktus menyumbang sekitar 20% dari kasus
hydrocephalus.13,17,18
b. Spina bifida dan kranium bifida
Hydrocephalus pada kelainan ini biasanya berhubungan dengan sindrom Arnold-Chiari
akibat tertariknya medula spinalis dengan medula oblongata dan serebelum letaknya lebih rendah
dan menutupi foramen magnum sehingga terjadi penyumbatan sebagian atau total. Kasus
hydrocephalus karena spina bifida terjadi pada 20 – 50 per 10.000 kelahiran hidup.13,19
c. Sindrom Dandy-Walker
Dandy-Walker juga merupakan penyebab penting Hydrocephalus Kongenital, meskipun
terjadi lebih jarang. Merupakan atresia kongenital foramen Luschka dan Magendie dengan akibat
Hydrocephalus Obstruktif dengan pelebaran sistem ventrikel terutama ventrikel IV yang dapat
sedemikian besarnya hingga merupakan suatu kista yang besar di daerah fosa posterior. Sindrom
tersebut terjadi pada sekitar 1 per 30.000 kelahiran hidup. Meskipun cacat yang hadir pada saat
lahir, hydrocephalus tidak selalu hadir dalam periode neonatal. Sekitar 80% dari semua Dandy-
Walker akan di diagnosis pada usia satu tahun, meskipun beberapa diagnosa mungkin tertunda
hingga remaja atau dewasa.13,19
d. Kista araknoid
Dapat terjadi kongenital tetapi dapat juga timbul akibat trauma sekunder suatu
hematoma.13
4
e. Anomali Pembuluh Darah
Dalam kepustakaan dilaporkan terjadinya hydrocephalus akibat aneurisma arterio-vena
yang mengenai arteria serebralis posterior dengan vena Galeni atau sinus transversus dengan
akibat obstruksi akuaduktus.13
Infeksi16,18 Infeksi pada selaput meningen dapat menimbulkan perlekatan meningen
sehingga dapat terjadi obliterasi ruang subarachnoid. Pelebaran ventrikel pada fase akut
meningitis purulenta terjadi bila aliran CSS terganggu oleh obstruksi mekanik eksudat purulenta
di aquaduktus silvii sisterna basalis. Selain itu, ibu hamil sering menderita beberapa infeksi,
infeksi ini dapat berpengaruh pada perkembangan normal otak bayi. Seperti:
a. CMV (Cytomegalovirus)
Merupakan virus yang menginfeksi lebih dari 50% orang dewasa Amerika pada saat
mereka berusia 40 tahun. Juga dikenal sebagai virus yang paling sering ditularkan ke anak
sebelum kelahiran. Virus ini bertanggung jawab untuk demam kelenjar.
b. Campak Jerman (rubella)
Merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus rubella. Virus ditularkan dari
orang ke orang melalui udara yang ditularkan ketika orang terinfeksi batuk atau bersin, virus
juga dapat ditemukan dalam air seni, kotoran dan pada kulit. Ciri gejala dari beberapa rubella
merupakan suhu tubuh tinggi dan ruam merah muda.
c. Mumps
Merupakan sebuah virus (jangka pendek) infeksi akut di mana kelenjar ludah, terutama
kelenjar parotis (yang terbesar dari tiga kelenjar ludah utama) membengkak.
5
d. Sifilis
Merupakan PMS (Penyakit Menular Seksual) yang disebabkan oleh bakteri Treponema
pallidum.
e. Toksoplasmosis
Merupakan infeksi yang disebabkan oleh parasit bersel-tunggal yaitu Toxoplasma gondii.
Neoplasma
Hydrocephalus oleh obstruksi mekanis yang dapat terjadi di setiap tempat aliran CSS.
Pengobatan dalam hal ini ditujukan kepada penyebabnya dan apabila tumor tidak mungkin
dioperasi, maka dapat dilakukan tindakan paliatif dengan mengalirkan CSS melalui saluran
buatan atau pirau. Pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV atau
akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari serebelum, sedangkan
penyumbatan bagian depan ventrikel III biasanya disebabkan suatu kraniofaringioma.13
Perdarahan Telah banyak dibuktikan bahwa perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam
otak, dapat menyebabkan fibrosis leptomeningen terutama pada daerah basal otak, selain
penyumbatan yang terjadi akibat organisasi dari darah itu sendiri.10 Meskipun banyak
ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrocephalus juga bisa terjadi pada dewasa. Hanya
saja, pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan
didiagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya
penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang tengkorak.
Terlihat pembesaran diameter kepala yang makin lama makin membesar seiring bertambahnya
tumpukan CSS. Sedangkan pada orang dewasa, tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar.
Akibatnya berapapun banyaknya CSS yang tertumpuk, tidak akan mampu menambah besar
diameter kepala.
Epidemiologi
Distribusi dan Frekuensi
6
a. Orang
Hydrocephalus internus atau penumpukan cairan serebrospinalis yang berlebihan dalam
ventrikel otak dengan akibat pembesaran kranium, terjadi pada satu diantara 2.000 janin dan
merupakan 12% diantara malformasi berat yang ditemukan pada waktu lahir. Cacat yang sering
terjadi bersamaan adalah spina bifida yang ditemukan pada sepertiga kasus. Seringkali lingkaran
kepala melampaui 50 cm, dan terkadang mencapai 80 cm. Volume cairan biasanya antara 500
dan 1500 ml, tetapi dapat mencapai 5 liter. Presentasi sungsang ditemukan pada sepertiga kasus.
Apapun presentasinya, biasanya akan terjadi disproporsi sephalopelvik, dan biasanya
mengakibatkan distosia yang berat.20 Pada umumnya, kejadian hydrocephalus sama pada laki-
laki dan perempuan. Insiden hydrocephalus menyajikan kurva usia bimodal. Satu puncak terjadi
pada masa bayi dan terkait dengan berbagai bentuk cacat bawaan. Dipuncak lain terjadi di masa
dewasa yaitu mewakili sekitar 40% dari total kasus hydrocephalus.10 Dalam sebuah penelitian
(1968 - 1976) yang berbasis rumah sakit di Amerika Serikat dengan total 174.000 kelahiran,
peneliti menemukan kejadian hydrocephalus bawaan sebesar 6,6 kasus per 10.000 kelahiran.
Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam insiden antara kulit putih dan kulit hitam.21
b. Tempat dan Waktu
Hydrocephalus dapat mempengaruhi kesehatan baik pasien anak dan dewasa. Menurut
situs NIH pada tahun 2008, diperkirakan 700.000 anak-anak dan orang dewasa yang hidup
dengan hydrocephalus. Hydrocephalus Pediatric mempengaruhi satu di setiap 500 kelahiran
hidup, membuatnya menjadi salah satu yang paling umum cacat perkembangan , lebih umum
dari sindrom Down atau tuli. Ini adalah penyebab utama operasi otak untuk anak-anak di
Amerika Serikat. Ada lebih dari 180 penyebab yang berbeda kondisi tersebut, salah satu etiologi
diperoleh paling umum adalah perdarahan otak yang berhubungan dengan kelahiran prematur.
Hydrocephalus dapat terdeteksi selama pemeriksaan USG.22 Raveley (1973) dan Cit Yasa
(1983) di Inggris melaporkan bahwa insidensi Hydrocephalus Kongenital sebesar 5-10,8 pada
setiap 10.000 kelahiran dan 11%-43% disebabkan oleh stenosis aqueductus serebri. Menurut
Harsoso (1996), Hydrocephalus Infantil ditemukan 46% diantaranya adalah akibat abnormalitas
perkembangan otak, 50% karena perdarahan subaraknoid dan meningitis, dan kurang dari 4%
akibat tumor fossa posterior.23 Insiden Hydrocephalus Kongenital bervariasi pada populasi
berbeda, terutama hydrocephalus dengan meningomielokel, pada tahun 1992 yaitu antara 4 per
7
1.000 kelahiran di beberapa bagian Wales dan Irlandia Utara dan sekitar 2 per 10.000 kelahiran
di Jepang. Insidens bentuk hydrocephalus lainnya sekitar 1 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan
di Indonesia mencapai 10 per 1.000 kelahiran.9
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Berikut ini adalah hal – hal yang mempengaruhi terjadinya hydrocephalus:
a. Lahir prematur, bayi yang lahir prematur memiliki risiko yang lebih tinggi perdarahan
intraventricular (perdarahan dalam ventrikel otak), yang dapat menyebabkan hydrocephalus.
b. Masalah selama kehamilan infeksi pada rahim selama kehamilan dapat meningkatkan risiko
hydrocephalus pada bayi berkembang. Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara
patologis terlihat penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah
lain, penyebab infeksi adalah toksoplasmosis.
c. Masalah dengan perkembangan janin seperti penutupan yang tidak lengkap dari kolom tulang
belakang. Beberapa cacat bawaan mungkin tidak terdeteksi saat lahir, tetapi peningkatan risiko
hydrocephalus akan tampak saat usia bayi lebih tua (masih masa anak - anak).
d. Lesi dan tumor sumsum tulang belakang atau otak. Pada anak yang menyebabkan
penyumbatan ventrikel IV / akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal
dari cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
Hydrocephalus Infantil, 4% adalah karena tumor fossa fosterior.
e. Infeksi pada sistem saraf.
f. Perdarahan di otak. Hydrocephalus Infantil, 50% adalah karena perdarahan dan meningitis.
g. Memiliki cedera kepala berat.
8
Klasifikasi Hydrocephalus Terdapat berbagai macam klasifikasi hydrocephalus yang
bergantung pada faktor yang terkait. Klasifikasi hydrocephalus berdasarkan :
Gambaran Klinis
a. Hydrocephalus yang manifes (overt hydrocephalus) merupakan hydrocephalus yang tampak
jelas dengan tanda – tanda klinis yang khas.
b. Hydrocephalus yang tersembunyi (occult hydrocephalus) merupakan hydrocephalus dengan
ukuran kepala yang normal.8
Waktu pembentukan
a. Hydrocephalus Kongenital merupakan hydrocephalus yang terjadi pada neonatus atau yang
berkembang selama intrauterine.
b. Hydrocephalus Infantil merupakan hydrocephalus yang terjadi karena cedera kepala selama
proses kelahiran. c. Hydrocephalus Akuisita merupakan hydrocephalus yang terjadi selama
masa neonatus atau disebabkan oleh faktor – faktor lain setelah masa neonatus.2
Proses terbentuknya
a. Hydrocephalus Akut adalah hydrocephalus yang terjadi secara mendadak sebagai akibat
obstruksi atau gangguan absorbsi CSS.
b. Hydrocephalus Kronik adalah hydrocephalus yang terjadi setelah aliran
serebrospinal mengalami obstruksi beberapa minggu atau bulan atau
tahun.
c. Hydrocephalus Subakut adalah hydrocephalus yang terjadi diantara waktu hydrocephalus akut
dan kronik.2
Sirkulasi cairan serebrospinal
a. Hydrocephalus Komunikans adalah hydrocephalus yang memperlihatkan
9
adanya hubungan antara CSS system ventrikulus dan CSS dari ruang
subaraknoid.
b. Hydrocephalus non - Komunikans berarti terdapat hambatan sirkulasi cairan serebrospinal
dalam sistem ventrikel sendiri.8,20
Gambaran klinik hydrocephalus dipengaruhi oleh umur penderita, penyebab, dan lokasi
obstruksi. Gejala – gejala yang menonjol merupakan refleksi hipertensi intrakranial.
Rincian gambaran klinik adalah sebagai berikut:
Neonatus Gejala hydrocephalus yang paling umum dijumpai pada neonatus adalah
iritabilitas. Sering kali anak tidak mau makan dan minum, kadang – kadang kesadaran menurun
ke arah letargi. Anak kadang – kadang muntah, jarang yang bersifat proyektil. Pada masa
neonatus ini gejala – gejala lainnya belum tampak, sehingga apabila dijumpai gejala – gejala
seperti tersebut di atas, perlu dicurigai adanya kemungkinan hydrocephalus. Dengan demikian
dapat dilakukan pemantauan secara teratur dan sistematik. Pada anak di bawah 6 tahun,
termasuk neonatus, akan tampak pembesaran kepala karena sutura belum menutup secara
sempurna. Pembesaran kepala ini harus dipantau dari waktu ke waktu, dengan mengukur lingkar
kepala. Fontanela anterior tampak menonjol, pada palpasi terasa tegang dan padat. Pemeriksaan
fontanela ini harus dalam situasi yang santai, tenang, dan penderita dalam posisi berdiri atau
duduk tegak. Tidak ditemukannya fontanela yang menonjol bukan berarti bahwa tidak ada
hydrocephalus. Pada umur 1 tahun, fontanela anterior sudah menutup atau oleh karena rongga
tengkorak yang melebar maka tekanan intrakranial secara relatif akan mengalami dekompresi.
Vena – vena di kulit kepala dapat sangat menonjol, terutama apabila bayi menangis. Peningkatan
tekanan intrakranial akan mendesak darah vena dari alur normal di basis otak menuju ke sistem
kolateral dan saluran – saluran yang tidak mempunyai klep. Mata penderita hydrocephalus
memperlihatkan gambaran yang khas, yang disebut sebagai setting-sun sign, skera yang
berwarna putih akan tampak di atas iris. Paralisis nervus abdusens, yang sebenarnya tidak
menunjukkan lokasi lesi, sering dijumpai pada anak yang berumur lebih tua dan pada dewasa.
Kadang – kadang terlihat adanya nistagmus dan strabismus. Pada hydrocephalus yang sudah
10
lanjut dapat terjadi edema papil atau atrofi papil. Tidak adanya pulsasi vena retina merupakan
tanda awal hipertensi intrakranial yang khas. Dewasa Gejala yang paling sering dijumpai adalah
nyeri kepala. Sementara itu, gangguan visus, gangguan motorik/berjalan, dan kejang terjadi pada
1/3 kasus hydrocephalus pada usia dewasa. Pemeriksaan neurologik pada umumnya tidak
menunjukkan kelainan, kecuali adanya edema papil dan/atau paralisis nervus abdusens.
2.7. Pencegahan
2.7.1. Pencegahan Primer18,25
Pencegahan primer adalah upaya memodifikasi faktor risiko atau mencegah berkembangnya
faktor risiko, sebelum dimulainya perubahan patologis, dilakukan pada tahap suseptibel dan
induksi penyakit, dengan tujuan mencegah atau menunda terjadinya kasus baru penyakit. Pada
kasus hydrocephalus pencegahan dapat dilakukan dengan:
a. Pada kehamilan perawatan prenatal yang teratur secara signifikan dapat
mengurangi risiko memiliki bayi prematur, yang mengurangi risiko bayi
mengalami hydrocephalus.
b. Untuk penyakit infeksi, setiap individu hendaknya memiliki semua
vaksinasi dan melakukan pengulangan vaksinasi yang direkomendasikan.
c. Meningitis merupakan salah satu penyebab terjadinya hydrocephalus.
Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan tentang pentingnya vaksin
meningitis bagi orang – orang yang berisiko menderita meningitis.
Vaksinasi dianjurkan untuk individu yang berpergian ke luar negeri, orang
dengan gangguan sistem imun dan pasien yang menderita gangguan
limpa.
d. Mencegah cedera kepala.
11
2.7.2. Pencegahan Sekunder
a. Diagnosis Hydrocephalus merupakan salah satu dari kelainan kongenital. Untuk
mewaspadai adanya kelainan kongenital maka diperlukan pemeriksaan fisik, radiologik, dan
laboratorium untuk menegakkan diagnosa kelainan kongenital setelah bayi lahir. Disamping itu,
dengan kemajuan teknologi kedokteran suatu kelainan kongenital kemungkinan telah diketahui
selama kehidupan janin seperti adanya diagnosa prenatal atau antenatal. Pada hydrocephalus,
diagnosa biasanya mudah dibuat secara klinis. Pada anak yang lebih besar kemungkinan
hydrocephalus diduga bila terdapat gejala dan tanda tekanan intrakranial yang meninggi.
Tindakan yang dapat membantu dalam menegakkan diagnosis ialah transluminasi kepala,
ultrasonogafi kepala bila ubun-ubun besar belum menutup, foto Rontgen kepala dan tomografi
komputer (CT Scan).
Pemeriksaan untuk menentukan lokalisasi penyumbatan ialah dengan menyuntikkan zat warna
PSP ke dalam ventrikel lateralis dan menampung pengeluarannya dari fungsi lumbal untuk
mengetahui penyumbatan ruang subaraknoid. Sebelum melakukan uji PSP ventrikel ini,
dilakukan dahulu uji PSP ginjal untuk menentukan fungsi ginjal. Ventrikulografi dapat dilakukan
untuk melengkapi pemeriksaan. Namun dengan adanya pemeriksaan CT Scan kepala, uji PSP ini
tidak dikerjakan lagi.2
b. Pengobatan Penanganan hydrocephalus telah semakin baik dalam tahun-tahun terakhir ini,
tetapi terus menghadapi banyak persoalan. Idealnya bertujuan memulihkan keseimbangan antara
produksi dan resorpsi CSF. Beberapa cara dalam pengobatan hydrocephalus yaitu:
1. Terapi Medikamentosa
Hydrocephalus dengan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak
memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25-50 mg/kg BB.
Asetazolamid dalam dosis 40-75 mg/kg 24 jam mengurangi sekitar sepertiga produksi CSF, dan
terkadang efektif pada hydrocephalus ringan yang berkembang lambat. Pada keadaan akut dapat
diberikan manitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat diberikan, meskipun hasilnya kurang
memuaskan.
12
2. Operasi
Operasi berupa upaya menghubungkan ventrikulus otak dengan rongga peritoneal, yang disebut
ventriculo-peritoneal shunt. Tindakan ini pada umumnya ditujukan untuk hydrocephalus non-
komunikans dan hydrocephalus yang progresif. Setiap tindakan pemirauan (shunting)
memerlukan pemantauan yang berkesinambungan oleh dokter spesialis bedah saraf.
Pada Hydrocephalus Obstruktif, tempat obstruksi terkadang dapat dipintas (bypass). Pada operasi
Torkildsen dibuat pintas stenosis akuaduktus menggunakan tabung plastik yang menghubungkan
tabung plastik yang menghubungkan 1 ventrikel lateralis dengan sistem magna dan ruang
subaraknoid medula spinalis; operasi tidak berhasil pada bayi karena ruangan- ruangan ini belum
berkembang dengan baik.6
2.7.3. Pencegahan Tersier Pencegahan tersier adalah upaya pencegahan progresi penyakit ke arah
berbagai akibat penyakit yang lebih buruk, dengan tujuan memperbaiki kualitas hidup pasien.
Pada penderita hydrocephalus pencegahan tersier yang dapat dilakukan yaitu dengan
pemeliharaan luka kulit terhadap kontaminasi infeksi dan pemantauan kelancaran dan fungsi alat
shunt yang dipasang. Tindakan ini dilakukan pada periode pasca operasi. Hal ini dilakukan untuk
mencegah terjadinya komplikasi shunt seperti infeksi, kegagalan mekanis, dan kegagalan
fungsional yang disebabkan oleh jumlah aliran yang tidak adekuat.25 Infeksi pada shunt
meningkatkan resiko akan kerusakan intelektual, lokulasi ventrikel dan bahkan kematian.
Kegagalan mekanis mencakup komplikasi-komplikasi seperti: oklusi aliran di dalam shunt
(proksimal, katup atau bagian distal), diskoneksi atau putusnya shunt, migrasi dari tempat
semula, tempat pemasangan yang tidak tepat. Kegagalan fungsional dapat berupa drainase yang
berlebihan atau malah kurang lancarnya drainase. Drainase yang terlalu banyak dapat
menimbulkan komplikasi lanjut seperti terjadinya efusi subdural, kraniosinostosis, lokulasi
ventrikel, hipotensi ortostatik.
13
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Hidrocephalus
Hydrocephalus merupakan keadaan patologis otak yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebro spinalis tanpa atau pernah dengan tekanan intracranial yang
meninggi sehingga terdapat pelebaran ruangan tempat mengalirnya cairan serebro spinal
(Ngastiyah,1997).
Hydrocephalus adalah akumulasi cairan cerebrospinal dalam ventrikel serabral,
ruang subacarhnoid, atau ruang sub dural (Suriadi dan Yuliani, 2001).
Hydrocephalus adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
Intrakranial yang disebabkan karena adanya penumpukan cerebrospinal fluid didalam
ventrikel otak (Sharon & Terry; 1993; 292).
2.2 Jenis Hidrocephalus
Hidrocephalus dapat diklasifikasikan menurut :
A .Waktu Pembentukan
Hydrocephalus Congenital, yaitu hydrocephalus yang dialami sejak dalam
kandungan dan berlanjut setelah dilahirkan.
Hydrocephalus Akuisita, yaitu hydrocephalus yang terjadi setelah bayi
dilahirkan atau terjadi karena faktor lain setelah bayi dilahirkan (Harsono,
2006).
B .Proses Terbentuknya Hidrocephalus
Hydrocephalus Akut, yaitu hydrocephalus yang tejadi secara mendadak
yang diakibatkan oleh gangguan absorbsi CSS (Cairan Serebrospinal).
Hydrocephalus Kronik, yaitu hydrocephalus yang terjadi setelah cairan
CSS mengalami obstruksi beberapa minggu (Anonim,2007).
14
C. Sirkulasi Cairan Serebrospinal
Communicating, yaitu kondisi hydrocephalus dimana CSS masih bisa
keluar dari ventrikel namun alirannya tersumbat setelah itu.
Non Communicating, yaitu kondis hydrocephalus dimana sumbatan aliran
CSS yang terjadi disalah satu atau lebih jalur sempit yang menghubungkan
ventrikel-ventrikel otak (Anonim, 2003).
D. Proses Penyakit
Acquired, yaitu hydrocephalus yang disebabkan oleh infeksi yang
mengenai otak dan jaringan sekitarnya termasuk selaput pembungkus otak
(meninges).
Ex-Vacuo, yaitu kerusakan otak yang disebabkan oleh stroke atau cedera
traumatis yang mungkin menyebabkan penyempitan jaringan otak atau
athrophy (Anonim, 2003).
2.3 Etiologi
Hidrosefalus terjadi bila terdapat penyumbatan aliran CSS pada salah satu tempat
antara tempat pembentukan CSS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam ruang
subarackhnoid. akibat penyumbatan, terjadi dilatasi ruangan CSS diatasnya.
Penyumbatan aliran CSS sering terdapat pada bayi dan anak ialah :
A. Kongenital : disebabkan gangguan perkembangan janin dalam rahim,atau infeksi
intrauterine meliputi :
Stenosis aquaductus sylvi
Spina bifida dan kranium bifida
Syndrom Dandy-Walker
Kista arakhnoid dan anomali pembuluh darah
15
B. Didapat : disebabkan oleh infeksi, neoplasma, atau perdarahan
Infeksi
Akibat infeksi dapat timbul perlekatan meningen. secara patologis terlihat
penebalan jaringan piameter dan arakhnoid sekitar sisterna basalis dan daerah
lain. penyebab lain infeksi adalah toksoplasmosis.
Neoplasma
Hidrosefalus oleh obstruksi mekanik yang dapat terjadi di setiap tempat aliran
CSS. pada anak yang terbanyak menyebabkan penyumbatan ventrikel IV /
akuaduktus sylvii bagian terakhir biasanya suatu glioma yang berasal dari
cerebelum, penyumbatan bagian depan ventrikel III disebabkan kraniofaringioma.
Perdarahan
Perdarahan sebelum dan sesudah lahir dalam otak, dapat menyebabkan fibrosis
leptomeningfen terutama pada daerah basal otak, selain penyumbatan yang
terjakdi akibat organisasi dari darah itu sendiri.
2.4 Manisfestasi Klinis
Bayi ;
Kepala menjadi makin besar dan akan terlihat pada umur 3 tahun
Keterlambatan penutupan fontanela anterior, sehingga fontanela menjadi tegang,
keras, sedikit tinggi dari permukaan tengkorak.
Tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial;
• Muntah
• Gelisah
• Menangis dengan suara ringgi
16
• Peningkatan sistole pada tekanan darah, penurunan nadi, peningkatan pernafasan
dan tidak teratur, perubahan pupil, lethargi – stupor.
Peningkatan tonus otot ekstrimitas
Tanda – tanda fisik lainnya :
o Dahi menonjol bersinar atau mengkilat dan pembuluh – pembuluh darah
terlihat jelas.
o Alis mata dan bulu mata ke atas, sehingga sclera telihat seolah – olah di
atas iris.
o Bayi tidak dapat melihat ke atas, “sunset eyes”
o Strabismus, nystagmus, atropi optik.
o Bayi sulit mengangkat dan menahan kepalanya ke atas.
Anak yang telah menutup suturanya ;
Tanda – tanda peningkatan tekanan intrakranial :
- Nyeri kepala
- Muntah
- Lethargi, lelah, apatis, perubahan personalitas
- Ketegangan dari sutura cranial dapat terlihat pada anak berumur 10 tahun.
- Penglihatan ganda, kontruksi penglihatan perifer
- Strabismus
- Perubahan pupil
2.5 Komplikasi
Peningkatan tekanan intrakranial
Kerusakan otak
Infeksi:septikemia,endokarditis,infeksiluka,nefritis,meningitis,ventrikulitis,abses
otak.
Shunt tidak berfungsi dengan baik akibat obstruksi mekanik.
Hematomi subdural, peritonitis,adses abdomen, perporasi organ dalam rongga
abdomen,fistula,hernia, dan ileus.
17
Kematian
2.6 Patofisiologi
Produksi CSS ↑ Absorbsi ↓
- Post infeksi: Meningitis
- Tumor space occupying
Penumpukan cairan (CSS) dalam ventrikel otak secara aktif
(Hidrosefalus )
Penatalaksanan Obstruksi aliran pada shunt diventrikel otak
Pemasangan VP Shunt Peningkatan Volume CSS
Immobilisasi Resiko Infeksi TIK ↑
Gangguan integritas kulit
Keterangan:
Penyumbatan aliran CCS dalam sistem ventrikel dan tempat absorbsi dalam rongga
subaracnoid → dilatasi ruangan CSS di atasnya (foramen Monroe, foramen Luschka
dan Magendie, sisterna magna dan sisterna basalis) → Hidrosefalus
Pembentukan CSS yang berlebihan dengan kecepatan absorbsi yang normal →
Hidrosefalus.
18
A. Pemeriksaan Penunjang
Skan temografi komputer (CT-Scan) mempertegas adanya dilatasi ventrikel dan
membantu dalam mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya (neoplasma, kista,
malformasi konginetal atau perdarahan intra kranial)
Fungsi ventrikel kadang digunakan untuk mengukur tekanan intra kranial,
mengambil cairan serebrospinal untuk kultur (aturan ditentukan untuk
pengulangan pengaliran).
EEG: untuk mengetahui kelainan genetik atau metabolik
Transluminasi: untuk mengetahui adanya kelainan dalam kepala
MRI (Magnetik Resonance Imaging): memberi informasi mengenai struktur otak
tanpa kena radiasi
B. Penatalaksanaan
a. Pencegahan
Untuk mencegah timbulnya kelainan genetic perlu dilakukan penyuluhan genetik,
penerangan keluarga berencana serta menghindari perkawinan antar keluarga dekat.
Proses persalinan/kelahirandiusahakan dalam batas-batas fisiologik untuk menghindari
trauma kepala bayi. Tindakan pembedahan Caesar suatu saat lebih dipilih dari pada
menanggung resiko cedera kepala bayi sewaktu lahir.
b. Terapi medikamentosa
Hydrocephalus dengan progresivitas rendah dan tanpa obstruksi pada umumnya tidak
memerlukan tindakan operasi. Dapat diberi asetazolamid dengan dosis 25 – 50 mg/kg
BB. Pada keadaan akut dapat diberikan menitol. Diuretika dan kortikosteroid dapat
diberikan meskipun hasilnya kurang memuaskan. Pembarian diamox atau furocemide
juga dapat diberikan. Tanpa pengobatan “pada kasus didapat” dapat sembuh spontan ± 40
– 50 % kasus.
19
c. Pembedahan
Tujuannya untuk memperbaiki tempat produksi LCS dengan tempat absorbsi. Misalnya
Cysternostomy pada stenosis aquadustus. Dengan pembedahan juga dapat mengeluarkan
LCS kedalam rongga cranial yang disebut :
a. Ventrikulo Peritorial Shunt
b. Ventrikulo Adrial Shunt
Untuk pemasangan shunt yang penting adalah memberikan pengertian pada
keluarga mengenai penyakit dan alat-alat yang harus disiapkan (misalnya : kateter
“shunt” obat-obatan darah) yang biasanya membutuhkan biaya besar.
Pemasangan pintasan dilakukan untuk mengalirkan cairan serebrospinal dari ventrikel
otak ke atrium kanan atau ke rongga peritoneum yaitu pi8ntasan ventrikuloatrial atau
ventrikuloperitonial.
Pintasan terbuat dari bahan bahan silikon khusus, yang tidak menimbulkan raksi radang
atau penolakan, sehingga dapat ditinggalkan di dalam yubuh untuk selamanya. Penyulit
terjadi pada 40-50%, terutama berupa infeksi, obstruksi, atau dislokasi.
C. Asuhan Keperawatan Hidrocephalus
1. Pengkajian
Anamnesa
Kaji riwayat penyakit / keluhan utama
Kaji riwayat perkembangan
Misalnya : - bayi lahir cukup bulan atau tidak
- pada waktu lahir menangis keras atau tidak.
- Apakah pernah terjatuh dengan kepala terbentur.
- Dll
20
Pemeriksaan fisik
Inspeksi
- Anak dapat melihat keatas atau tidak.
- Adanya Pembesaran kepala.
- Dahi menonjol dan mengkilat. Serta pembuluh darah terlihat jelas.
Palpasi
- Ukur lingkar kepala : Kepala semakin membesar.
- Fontanela : fontanela tegang keras dan sedikit tinggi dari permukaan
tengkorak.
Pemeriksaan Mata
- Akomodasi.
- Gerakan bola mata.
- Luas lapang pandang
- Konvergensi.
Observasi tanda-tanda vital
2. Diagnosa Keperawatan dan Intervensi
1) Potensial terhadap perubahan integritas kulit kepala b/d ketidak mampuan
bayi dalam mengerakan kepala akibat peningkatan ukuran dan berat kepala
Tujuan / kriteria hasil:
21
Tidak terjadi gangguan integritas kulit dengan kriteria : Kulit utuh,
bersih dan kering.
22
INTERVENSI RASIONAL
1. Kaji kulit kepala setiap 2 jam
dan monitor terhadap area
yang tertekan
2. Ubah posisi tiap 2 jam dapat
dipertimbangkan untuk
mengubaha kepala tiap jam.
3. Hindari tidak adanya linen
pada tempat tidur
4. Baringkan kepala pada bantal
karet busa atau menggunakan
tempat tidur air jika
mungkin.
5. Berikan nutrisi sesuai
kebutuhan.
1. Untuk memantau keadaan
integumen kulit secara dini.
2. Untuk meningkatkan sirkulasi
kulit
3. Linen dapat menyerap keringat
sehingga kulit tetap kering
4. Untuk mengurangi tekanan yang
menyebabkan stess mekanik.
5. Jaringan akan mudah nekrosis
bila kalori dan protein kurang
2) Perubahan fungsi keluarga b/d situasi krisis ( anak dalam catat fisik )
Tujuan /kriteria hasil
Keluarga menerima keadaan anaknya, mampu menjelaskan
keadaan penderita dengan kriteria : Keluarga berpartisipasi dalam
merawat anaknya dan secra verbal keluarga dapat mengerti tentang
penyakit anaknya.
INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan secara rinci tentang
kondisi penderita, prosedur,
terapi dan prognosanya.
2. Ulangi penjelasan tersebut bila
perlu dengan contoh bila
keluarga belum mengerti
3. Klarifikasi kesalahan asumsi dan
misskonsepsi
4. Berikan kesempatan keluarga
untuk bertanya.
1. Pengetahuan dapat
mempersiapkan keluarga dalam
merawat penderita.
2. Keluarga dapat menerima seluruh
informasi agar tidak menimbulkan
salah persepsi
3. Untuk menghindari salah persepsi
4. Keluarga dapat mengemukakan
perasaannya.
3) Resiko tinggi terjadi cidera b/d peningkatan tekanan intra cranial
Tujuan /kriteria hasil
Tidak terjadi peningkatan TIK dengan kriteria :Tanda vital norma,
pola nafas efektif, reflek cahaya positif,tidak tejadi gangguan
kesadaran, tidak muntah dan tidak kejang.
23
24
INTERVENSI RASIONAL
1. Observasi ketat tanda-tanda
peningkatan TIK
2. Tentukan skala coma
3. Hindari pemasangan infus
dikepala
4. Hindari sedasi
5. Jangan sekali-kali memijat
atau memopa shunt untuk
memeriksa fungsinya
6. Ajari keluarga mengenai
tanda-tanda peningkatan
TIK
1. Untuk mengetahui secara
dini peningkatan TIK
2. Penurunan keasadaran
menandakakan adanya
peningkatan TIK
3. Mencegah terjadi infeksi
sistemik
4. Karena tingkat kesadaran
merupakan indikator
peningkatan TIK
5. Dapat mengakibatan
sumbatan sehingga terjdi
nyeri kepala karena
peningkatan CSS atau
obtruksi pada ujung kateter
diperitonial
6. Keluarga dapat berpatisipasi
dalam perawatan anak
dengan hidrosefalus
Recommended