hipnotherapy on ancietas phobia

Preview:

DESCRIPTION

hipnotherapy on ancietas phobia

Citation preview

Hipnoterapi pada Ancietas FobiaByD.W.JatiRifa

Pendahuluan

Latar Belakang Ansietas dapat dialami oleh hampir setiap

manusia.

ditandai oleh rasa ketakutan yang difus, tidak menyenangkan dan samar-samar

Ansietas merupakan sinyal yang memeringatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman tersebut.

Fobia didefinisikan sebagai ketakutan irasional yang menghasilkan penghindaran secara sadar terhadap objek atau situasi yang ditakuti.

gangguan fobia dapat dibagi menjadi 3 jenis: fobia sosial (gangguan kecemasan sosial), fobia khusus (sederhana), dan agorafobia.

Manual American Psychiatry Association Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental Edisi Keempat (DSM-IV),

Salah satu terapi yang digunakan untuk penderita saat ini adalah dengan hipnoterapi. Hipnosis berasal dari kata Yunani ”hypnos” yang berarti ”tidur”.

Hipnosis merupakan suatu keadaan setengah sadar yang jika dilihat penampakannya mirip dengan tidur, disebabkan oleh suatu sugesti relaksasi dan perhatian yang terkonsentrasi pada sebuah objek tunggal.

Setiap orang bisa saja merasakan sensasi kondisi hipnosis yang berbeda-beda

Individu tersebut menjadi tersugesti dan responsif terhadap pengaruh orang yang menghipnosis dan dapat mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah dilupakan serta dapat meredakan gejala psikologis

Dibanding metode psikoterapi yang lain, hipnoterapi merupakan metode yang paling cepat dalam menyembuhkan fobia.

Untuk sebagian besar kasus fobia fobia bukanlah masalah yang sulit diatasi dengan hipnoterapi. Sebagian besar fobia bisa disembuhkan dalam waktu cepat dan bertahan lama atau permanen dengan melihat syarat-syarat tertentu

Tinjauan pustaka

Gangguan CemasDefinisi Cemas didefinisikan sebagai suatu sinyal yang menadakan

memeringatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman.

Rasa tersebut ditandai dengan gejala otonom seperti nyeri kepala, berkeringat, palpitasi, rasa sesak di dada, tidak nyaman pada perut, dan gelisah.

Rasa cemas dapat datang dari eksternal atau internal.Masalah eksternal umumnya terkait dengan hubungan antara seseorang dengan komunitas, teman, atau keluarga.Masalah internal umumnya terkait dengan pikiran seseorang sendiri.

Kaplan H.I dan Saddock B.J

Gangguan Ansietas FobiaDefinisi Fobia berasal dari bahasa Yunani yaitu Fobos

yang berarti ketakutan.

Fobia adalah suatu ketakutan yang tidak irasional yang menyebabkan penghindaran yang disadari objek, aktifitas / situasi yang ditakuti. Reaksi fobia menyebabkan gangguan pada kemampuan seseorang untuk berfungsi dalam kehidupannya.

American Pshyciatryc Association dalam Anxiety Disorder, Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder IV (DSM-IV),

Klasifikasi Fobia Fobia dibedakan dalam tiga jenis

menurut jenis objek atau situasi ketakutan yaitu:

Agorafobiaketakutan terhadap ruang terbuka, orang banyak serta adanya kesulitan untuk segera menyingkir ke tempat aman

fobia sosialrasa takut yang berlebihan terhadap penghinaan dan rasa malu dalam berbagai lingkungan sosial

fobia spesifiksuatu rasa takut yang kuat, persisten, dan berlebihan atau tidak masuk akal pada suatu objek atau situasi tertentu yang mengganggu kehidupan sehari-hari.

Fobia spesifikAcrophobia Takut akan ketinggian

Agoraphobia Takut akan tempat terbuka

Ailurophobia Takut akan kucing

Hydrophobia Takut akan air

Claustrophobia Takut akan tempat tertutup

Cynophobia Takut akan anjing

Mysophobia Takut akan kotoran dan kuman

Pyrophobia Takut akan api

Xenophobia Takut akan orang yang asing

Zoophobia Takut akan hewan

Epidemiologi Prevalensi agorafobia adalah 2-6%, s fobia spesifik sekitar 11% fobia sosial adalah 3-13%.

Martin, Andreas dan Volkmar, Fred. 2007. Dalam bukuLewis's Child and Adolescent Psychiatry: A Comprehensive Textbook, 4th Edition

Etiopatogenesis Fobia Prinsip-prinsip umum pada fobia terdiri

dari

faktor psikoanalitik faktor perilaku.

mental blocks

fobia Eternal

internal

FiksasiFobia

berpotensi menimbulkan akumulasi emosi negatif bawah sadar (represi)

Tidak Produktif

Faktor Psikoanalitik Fobia merupakan hasil konflik yang

terpusat pada masalah masa kanak-kanak yang tidak terselesaikan.

Jika tindakan represi untuk mencegah cemas gagal, sistem ego seseorang akan mengaktifkan mekanisme pertahanan:

displacement Symbolization

Teori Sigmund Freud

Faktor Perilaku fobia muncul dari rasa cemas dari

stimuli yang menakutkan yang muncul bersamaan dengan stimuli kedua yang bersifat netral. Jika dua stimuli dihubungkan bersamaan, stimuli netral tersebut bisa membangkitkan kecemasan oleh dirinya sendiri

John B. Watson

Pedoman Diagnosis fobiaDiagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ)

F40.0 AgorafobiaSemua kriteria ini harus dipenuhi untuk : Gejala psikologis/otonomik yang timbul harus merupakan

manifestasi primer dari anxietas dan bukan merupakan gejala lain yang sekunder seperti waham atau pikiran obsesif.

Anxietas yang timbul harus terutama terjadi dalam sekurang-kurangnya dua dari situasi berikut :

Banyak orang Tempat-tempat umum Bepergian keluar rumah Bepergian sendiri Menghindari situasi fobik harus/sudah merupakan gambaran

yang menonjol

F40.1 Fobia SosialSemua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk suatu diagnosis pasti: Gejala-gejala psikologis, perilaku /otonomik

harus merupakan manifestasi primer dari anxietas dan bukan sekundari gejala lain seperti waham / pikiran obsesif

Anxietas harus hanya terbatas / menonjol pada situasi sosial tertentu saja

Penghindaran dari situasi fobik harus merupakan gambaran yang menonjol

F40.2 Fobia Khas (Terisolasi)

Semua kriteria yang dibawah ini untuk diagnosis : Gejala psikologis atau otonomik harus

merupakan manifestasi primer dari anxietas, dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti waham atau pikiran obsesif.

Anxietas harus terbatas pada adanya objek situasi fobik tertentu.

Situasi fobik tersebut sedapat mungkin dihindarinya.

F40.8 Gangguan anxietas fobik lainnya

F40.9 Gangguan anxietas fobik YTT

Diagnosis Banding Fobia GMO, obat-obat atau zat-zat terlarang Skizofrenia (phobia akibat gej. Psikosis) Dalam penegakan diagnosis banding, harus

mempertimbangkan gangguan serangan panik, agoraphobia, dan gangguan pribadi menghindar.

Pada kasus-kasus individual, penegakan diagnosisnya cukup sulit, namun secara umum pasien yang mengalami fobia akan segera merasa cemas ketika dihadapkan dengan stimulannya

tatalaksana Psikoterapi Dahulu psikiater-psikiater percaya bahwa

psikoterapi merupakan terapi yang terutama, namun dengan seiring berjalannya waktu, psikiater dihadapkan pada kenyataan bahwa psikoterapi tidak mengurangi kecemasan yang timbul dari respon pasien terhadap stimulus tersebut. Kemudian para psikiater berinisiatif untuk menghimbau pasien menghadapi sumber-sumber kecemasannya

Hipnoterapi

Hipnosis berasal dari kata Yunani ”hypnos” yang berarti ”tidur”.

Dalam kondisi hipnosis seseorang tetap sadar. Bahkan tidak jarang banyak orang merasa sadar tapi sebenarnya terhipnotis.

Setiap orang bisa saja merasakan sensasi kondisi hipnosis yang berbeda-beda, tapi pada umumnya ketika seseorang dalam kondisi hipnosis, dia hanya akan merasakan relaksasi pikiran dan tubuh, serta tetap bisa mendengar semuanya dengan jelas.

Individu tersebut menjadi tersugesti dan responsif terhadap pengaruh orang yang menghipnosis dan dapat mengingat kembali kejadian-kejadian yang telah dilupakan serta dapat meredakan gejala psikologis

Hipnoterapi dapat juga dikatakan sebagai suatu

teknik terapi pikiran dan penyembuhan yang

menggunakan metode hipnotis untuk memberi

sugesti atau perintah positif kepada pikiran

bawah sadar untuk penyembuhan suatu

gangguan psikologis atau untuk mengubah

pikiran, perasaan, dan perilaku menjadi lebih baik

Hipnoterapi menggunakan pengaruh kata-kata yang disampaikan dengan teknik - teknik tertentu. Satu - satunya kekuatan dalam hipnoterapi adalah komunikasi.

Sugestibilitas adalah kerentanan seseorang untuk menerima sugesti. Beberapa teori menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat sugestibilitas, maka semakin mudah seseorang untuk dihipnotis

Susceptibility Scale 10% Sugestibilitas Tinggi, artinya

sangat mudah dihipnotis.

85% Sugestibilitas Sedang, artinya bisa dihipnotis tapi butuh waktu dan situasi yang tepat.

5% Sugestibilitas Rendah, artinya sulit atau tidak bisa dihipnotis

Sugestibilitas seseorang dipengaruhi tiga faktor Rasa Aman & Nyaman.

Kemantapan Subyek Terhadap Hypnotist

Kemauan Untuk Menerima Sugesti

Dalam kondisi hipnosis orang akan mengalami salah satu atau beberapa gejala berikut

- Bernafas dengan diafragma (pernafasan perut). - Relaksasi seluruh badan yang sempurna. - Suhu badan meningkat (Terasa Hangat) - Produksi air mata meningkat sehingga merembes/mengalir keluar dan

mata kemerahan. - Bola mata mengarah ke atas, atau - Gerakan bola mata ke kanan dan kiri atau ke atas dan bawah secara

konstan, atau - Terjadi REM (Rapid Eye Movement) yaitu mata berkedip-kedip dengan

cepat saat seseorang baru memasuki kondisi hipnosis atau ketika bermimpi dalam tidur.

- Terjadi fenomena-fenomena hipnosis yaitu gejala-gejala yang bisa dimunculkan oleh subyek dalam kondisi hipnosis. Kemampuan setiap orang untuk memunculkan fenomena hipnosis (dengan sengaja) berbeda-beda.

Salah satu syarat untuk hipnosis adalah secara sadar tidak menolak, dapat berkomunikasi dengan bahasa yang sama, berkemampuan untuk fokus ditambah dengan kreativitas dan fantasi visualisasi.

Syarat - syarat tersebut dinamakan hipnotizability, yang dapat dinilai tingkatannya dengan

skala SHSS (Stanford Hypnotic Susceptibility Scale) dan HIP (Hypnotic Induction Profile).

hipnotizability populasi secara umum dapat

digolongkan menjadi 5% sulit untuk dihipnosis, 70 - 85% sedang, 10–15% mudah

wanita mempunyai nilai hipnotizability lebih tinggi dari laki-laki, dan anak-anak lebih tinggi dari pada orang dewasa

Tipe gelombang EEG

Gelombang Beta (β): Frekuensi lebih dari 13 Hz, terjaga normal

Gelombang Delta (δ): Frekuensi kurang dari 4 Hz, pada tidur normal

Saat hipnosis

Gelombang Teta (θ): Frekuensi 4 – 7 Hz, pada awal tidur

Gelombang Alfa (α): Frekuensi 8 -13 Hz, ditemukan saat rileks, meditasi

PROSES HIPNOTERAPI

Pikiran adalah pusat kesadaran yang menghasilkan pemikiran, perasaan, ide, persepsi, dan menyimpan pengetahuan serta memori

Manusia mempunyai tiga tingkat kesadaran yang bekerja secara simultan serta saling mempengaruhi dan membentuk sebuah pikiran manusia yang utuh

Tingkat kesadaran

TEKNIK HIPNOSIS

Pre Induksi/ Pre Talk Membangun hubungan dengan klien

(building and maintaining rapport):

Mengatasi rasa takut klien pada hipnotis (Allaying fears):

Membangun harapan klien (Building mental expectancy):

Mengumpulkan informasi klien (Gathering information):

Induksi Metode induksi secara garis besar

dikelompokkan dalam enam unsur dasar,

Metode pandang atau fascinatie. Hipnotis atau terapis dan pasien saling

memandang mata mereka. tanpa berkedip sampai mencapai

trance. Setelah beberapa lama memandang

diberikan perintah untuk ”tutup mata” ! selanjutnya dengan sugesti tidur dan seterusnya.

Metode tatap atau fixatie Pada metode ini hipnotis

atau terapis meminta pasien untuk menatap sesuatu benda yang mengkilat, atau jarinya, atau alat-alat yang disebut hypnoscoop, hypnodisc, pendulum dan lain-lain

Metode sapa atau verbale suggestie

Metode nafas dalam atau hiperventilasi.

Metode bertahap (fractionierte metode Vogt).

Self-hypnose, Auto-hypnose, Spontan-hypnose, Swahipnosis

POST HYPNOTIC SUGGESTION Anchoring

Terminasi

Post Hypnotic

INDIKASI DAN KONTRA INDIKASI HIPNOSIS

indikasi Penggunaan hipnosis dalam psikiatri khususnya

untuk keperluan psikoterapi harus didasarkan lebih dulu pada pengetahuan tentang psikoterapi itu sendiri.

Hipnosis dapat membantu psikoterapi, dimana hipnosis dapat mempercepat pengaruh psikoterapi sehingga hasilnya tampak nyata

Gangguan-gangguan yang dapat ditangani dengan hipnosis secara garis besar dibagi dalam tiga kategori

Gangguan psikosomatik Gangguan psikiatrik Kasus-kasus pada bidang lain, seperti

anestesi, nyeri persalinan, ekstraksi gigi, mengatasi obstipasi atau retensi urin pasca bedah.

kontraindikasi Seseorang yang dalam kondisi tidak

tenang, gaduh gelisah, misalnya pada psikosis akut sehingga tidak dapat dilakukan kontrak psikis dengan subjek.

Seseorang dalam keadaan yang tidak mengerti apa yang akan dilakukan, misalnya pada orang demensia. Pada mereka tidak akan dapat dilakukan hipnosis dengan cara apapun.

Pada orang yang tidak tahu atau belum mengerti tentang apa yang kita katakan, sugesti verbal tidak akan berpengaruh pada subjek. Subjek yang memiliki kesulitan dengan kepercayaan dasar seperti pasien paranoid atau yang memiliki masalah pengendalian seperti pasien obsesikompulsif, adalah bukan calon yang baik untuk dilakukan hipnosis (Erickson, 1976; Kaplan et al., 1997

Recommended