View
43
Download
5
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanah merupakan suatu benda alam yang tersusun dari padatan (bahan
mineral dan bahan organik), cairan dan gas, yang menempati permukaan daratan,
menempati ruang, dan dicirikan oleh horison-horison, atau lapisan-lapisan, yang
dapat dibedakan dari bahan asalnya sebagai hasil dari suatu proses penambahan,
kehilangan, pemindahan dan transformasi energi dan materi, atau berkemampuan
mendukung tanaman berakar di dalam suatu lingkungan alami.
Dalam tanah, gaya-gaya alam bereaksi terhadap bahan-bahan alam
dipermukaan bumi sehingga berdiferensiasi membentuk horizon-horizon mineral
maupun organik yang kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya
dengan bahan induk yang terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi
kimia, sifat-sifat fisik maupun kehidupan biologinya.
Pada umumnya reaksi tanah baik tanah gambut maupun tanah mineral
menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai
pH. Nilai pH menunjukkan banyaknya konsentrasi ion Hidrogen (H+) di dalam
tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut.
Di dalam tanah selain H+ dan ion-ion lain ditemukan pula ion OH-, yang
jumlahnya sebanding dengan banyaknya H+.
B. Perumusan Masalah
Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan
reaksi asam atau basa dalam tanah. Koloid tanah adalah bahan organik dan bahan
mineral tanah yang sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang
sangat tinggi persatuan berat. Karena koloid lempung bermuatan negatif, kation
tertarik kepada partikel lempung dan terikat secara elektrostatik pada permukaan
lempung. Fenomena ini dinamakan dengan jerapan kation. Kejenuhan basa adalah
perbandingan antara kation basa dengan jumlah kation yang dapat dipertukarkan
pada koloid tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi PH tanah adalah kadar atau
kepekatan ion hidrogen di dalarn tanah tersebut. Nilai KTK tanah sangat beragam
1
dan tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah
dipengaruhi oleh reaksi tanah, semakin tinggi pH semakin tinggi KTK, tekstur
tanah, semakin tinggi kadar liat semakin tinggi KTK, jenis liat, KTK liat 2:1 lebih
besar dari pada 1:1, kadar BO, makin tinggi BO makin tinggi KTK, pengapuran
dan pemupukan kation, menaikan pH. Unsur hara yang larut dalam larutan-tanah
berasal dari beberapa sumber seperti pelapukan mineral primer, dekomposisi
bahan organik, deposisi dari atmosfer, aplikasi pupuk, air irigasi, rembesan air
tanah dari tempat lain, dan lainnya. Aluminium dan besi dapat mengakibatkan
tanaman kekurangan hara dan keracunan. Reaksi tanah dapat berdiferensiasi
membentuk horizon-horizon mineral maupun organik yang kedalamannya
beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang terletak
dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisik maupun
kehidupan biologinya (Anonim,2010).
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Reaksi Tanah
Reaksi tanah adalah istilah reaksi kimia yang dipakai untuk menyatakan
reaksi asam basa dalam tanah. Reaksi kimia yang penting yaitu masam,
netral dan alkalis. Pernyataan ini dinyatakan pada jumlah ion H+ dan
OH- dalam larutan tanah. Bila dalam tanah ditemukan lebih banyak ion
OH- maka tanah itu masam dan bila tanah H+ maka tanah itu alkalis.
Untuk menyeragamkan pengertian sifat reaksi tanah tersebut dinilai
berdasarkan konsentrasi ion H+ dan dinyatakan dengan pH. Salah satu
sifat kimia tanah yang penting adalah reaksi atau pH tanah. Larutan
mempunyai pH 7 disebut netral, lebih kecil dari 7 masam, dan lebih besar
dari 7 basis atau alkalis. Pada keadaan netral konsentrasi ion H+ sama
besar dengan konsentrasi ion OH- dan pada keadaan alkalis sebaliknya.
Reaksi tanah menunjukkan tentang keadaan atau status kimia tanah.
Status kimia tanah mempengaruhi proses-proses biologik, seperti
pertumbuhan tanaman. Reaksi atau pH yang ekstrim menunjukkan
keadaan kimia tanah yang dapat mengganggu proses biologik. Kelas
kemasaman tanah ada 6 macam, yaitu < 4,5 sangat masam, 4,5 - 5,5
masam, 5,6 - 6,5 agak masam, 6,6 - 7,5 netral, 7,6 - 8,5 agak alkalis, dan
< 8,5 alkalis (Pairunan, dkk. 1985).
b. Faktor-faktor Reaksi Tanah
Di dalam reaksi tanah terdapat faktor-faktor yang memengaruhi reaksi
tanah yaitu:
1. Kejenuhan basa
Kejenuhan basa adalah perbandingan antara kation basa dengan jumlah
kation yang dapat dipertukarkan pada koloid tanah.
2. Sifat misel
Misel merupakan sebuah kumpulan molekul surfaktan yang terdispersi
dalam koloid cair. Sifat khas misel dalam larutan encer membentuk
suatu kumpulan dengan kepala gugus hidrofilik bersinggungan dengan
3
solven yang mengelilinginya, mengasingkan ekor gugus hidrofobik
didalam pusat misel.
3. Kation yang terserap
Kejenuhan suatu kation adalah perbandingan suatu kation dengan
seluruh kation yang terserap yang dinyatakan dalam persen.
c. Kelarutan Ion
c.1. pH Tanah
Reaksi tanah atau pH tanah dapat memberikan petunjuk beberapa
sifat tanah. Makin tinggi pH makin banyak basa-basa terdapat dalam
tanah. Tanah-tanah yang terus menerus tercuci oleh air hujan cenderung
mempunyai pH yang rendah dan miskin basa-basa. Pada tanah masam,
aktivitas (kelarutan) Al mungkin tinggi dan dapat meracuni tanaman,
sedangkan pada tanah-tanah yang mempunyai pH tinggi unsur-unsur
tertentu mungkin kurang tersedia untuk tanaman karena mengendap.
Reaksi tanah mempengaruhi kegiatan mikroorganisme dalam tanah. Pada
pH sekitar netral, bakteri aktif melapuk bahan organik, sedang pada tanah
masam pelapukan lebih banyak dilakukan oleh cendawan. Semakin rendah
tingkat keasaman dalam tanah maka semakin banyak kandungan organik
didalam tanah. Penilaian mengenai produktivitas atau kesuburan tanah
dapat dilihat pada tiga aspek, yaitu sifat fisik tanah, sifat kimia dan
biologis tanah. Ketiga aspek ini dapat diketahui sama penting peranannya
dalam menentukan kesuburan tanah. Apabila dari salah satu dari ketiga
aspek ini rendah, sementara yang lainnya tinggi maka produktivitas tanah
yang maksimum belum dapat tercapai. (Anonim, 2010).
Terdapat dua jenis reaksi tanah atau kemasaman tanah, yakni
kernasaman (reaksi tanah) aktif dan potensial. Reaksi tanah aktif ialah
yang diukurnya konsentrasi hidrogen yang terdapat bebas dalam larutan
tanah. Reaksi tanah inilah yang diukur pada pemakaiannya sehari-hari.
Reaksi tanah potensial ialah banyaknya kadar hidrogen dapat tukar baik
4
yang terjerap oleh kompleks koloid tanah maupun yang terdapat dalam
larutan.
A. Pengaruh pH terhadap tanah Reaksi tanah (pH) mempunyai peranan yang
penting terhadap ketersediaan unsur-unsur hara, baik hara makro maupun
hara mikro. Meningkatnya kelarutan ion-ion Al, dan Fe dan juga
meningkatnya aktifitas jasad-jasad renik tanah sangat dipengaruhi oleh
keadaan pH tanah pH dan ketersediaan unsur-unsur hara Reaksi tanah
berpengaruh terhadap ketersediaan unsur-unsur hara di dalam tanah. Pada
umumnya unsur hara makro akan lebih tersedia pada pH agak masam
sampai netral, sedangkan unsur hara mikro kebalikannya yakni lebih
tersedia pada pH yang lebih rendah. Tersedianya unsur hara makro,
seperrti nitrogen, fosfor, kalium dan magnesium pada pH 6.5. Unsur hara
fofor pada pH lebih besar dari 8.0 tidak tersedia karena diikat oleh ion Ca.
Sebaliknya jika pH turun menjadi lebih kecil dari 5.0, maka fisfat kembali
menjadi tidak tersedia. Hal ini dapat menjadi karena dalam kondisi pH
masam, unsur-unsur seperti Al, Fe, dan Mn menjadi sangat larut. Fosfat
yang semula tersedia akan diikat oleh logam-logam tadi sehingga, tidak
larut dan tidak tersedia untuk tanaman. Beberapa tanaman tertentu dapat
kekurangan unsur hara mikro seperti Fe dan Mn. Untuk memperoleh
ketersediaan hara yang optimum bagi pertumbuhan tanaman dan kegiatan
biologis di dalam tanah, maka pH tanah harus dipertahankan pada pH
sekitar 6.0 – 7.0.
B. Kondisi Ketersediaan Hara pada Berbagai Kisaran pH
1. Sangat Tinggi (diatas 8,5)
Tanah alkali, sodik
Ca dan Mg, kemungkinan tidak tersedia
Fospat terjerap dalam bentuk Ca-P, Mg-P
Bila kadar Na Tinggi, P terjerap menjadi Na-P yang mudah larut
Keracunan Boron (B) pada tanah garaman dan Sodik
Persentase Na tertukar (ESP) di atas 15 dapat menyebabkan
kerusakan struktur.
Aktivitas bakteri rendah
5
Proses nitrifikasi menurun
Ketersediaan hara mikro menurun, kecuali Mo
2. Tinggi ( 7,0 – 8,5 )
Penurunan ketersediaan P dan B sehingga terjadi kekahatan hara
P dan B
Kekahatan Co, Cu, Fe, Mn dan Zn
Kadar Ca dan Mg Tinggi
Tanah alkali
3. Sedang (5,5 – 7,0)
Sifat netral
Kisaran pH yang baik untuk sebagianj besar tanaman
Kadar hara (makro & mikro) optimum
Aktivitas mikroorganisme optimum)
Sifat kimia tanah optimum
4. Rendah (<5,5)
Tanah masam
Ion Fosfat bersenyawa dengan Fe dan Al membentuk senyawa
yang tidak cepat tersedia bagi tanaman.
Semua hara mikro (kecuali Mo) menjadi lebih tersedia dengan
peningkatan kemasaman,
Ion Al dilepaskan dari mineral lempung pada nilai pH di bawah
5,5 dan
Aktivitas bakteri menurun
Proses nitrifikasi terhambat.
c.2. Koloid Tanah
Koloid tanah adalah bahan organik dan bahan mineral tanah yang
sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang sangat tinggi
persatuan berat. Koloid tanah terdiri dari liat (koloid anorganik) dan
humus (kolod organik). Koloid berukuran kurang dari 1 µ, sehingga tidak
semua fraksi liat (kurang dari 2 µ) termasuk koloid (Anonim, 2008).
Koloid anorganik terdiri dari mineral liat Al-silikat, oksida-oksida Fe dan
Al, mineral-mineral primer (Anonim, 2008). Koloid organik adalah
6
humus. Perbedaan utama dari koloid organik (humus) dengan koloid
anorganik (liat) adalah bahwa koloid organik (humus) terutama tersusun
oleh C, H dan O sedangkan liat terutama tersusun oleh Al, Si dan O.
Humus bersifat amorf, mempunyai KTK yang lebih tinggi daripada
mineral liat (lebih tinggi dari montmorilonit), dan lebih mudah
dihancurkan jika dibandingkan dengan liat. Sumber muatan negatif dari
humus terutama adalah gugusan karboksil dan gugusan phenol. Muatan
dalam humus adalah muatan tergantung pH. Dalam keadaan masam, H+
dipegang kuat dalam gugusan karboksil atau phenol, tetapi iktan tersebut
menjadi kurang kekuatannya bila pH menjadi lebih tinggi. Akibatnya
disosiasi H+ meningkat dengan naiknya pH, sehingga muatan negatif
dalam koloid humus yang dihasilkan juga meningkat (Anonim,2010).
Koloid lempung bermuatan negatif, kation tertarik kepada partikel
lempung dan terikat secara elektrostatik pada permukaan lempung.
Fenomena ini dinamakan dengan jerapan kation (Anonim, 2011a).
Ion dengan ukuran hidratasi yang rendah, lebih dulu teradsorpsi. Urutan
jerapan kation monovalen oleh lempung:
Cs > Rb > K > Na > Li
disebut sebagai Lyotropic Series (Anonim, 2011a).
Menurut Hardjowogeno (2003) nilai KTK tanah sangat beragam dan
tergantung pada sifat dan ciri tanah itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah
dipengaruhi oleh :
a) Reaksi tanah, semakin tinggi pH semakin tinggi KTK.
b) Tekstur tanah, semakin tinggi kadar liat semakin tinggi KTK.
c) Jenis liat, KTK liat 2:1 lebih besar dari pada 1:1
d) Kadar BO, makin tinggi BO makin tinggi KTK.
e) Pengapuran dan pemupukan kation, menaikan pH.
c.3. Unsur Hara
7
Unsur hara yang larut dalam larutan-tanah berasal dari beberapa
sumber seperti pelapukan mineral primer, dekomposisi bahan organik,
deposisi dari atmosfer, aplikasi pupuk, AIR IRIGASI, rembesan air
tanah dari tempat lain, dan lainnya (Anonim, 2008) .
Ion-ion nitrat dan khlorida sangat mudah larut dan lazimnya tidak
membentuk senyawa yang tidak-larut dengan komponen tanah. Akibatnya
nitrat dan khlorida yang ditambahkan ke tanah akan tetap berbentuk
anion dalam larutan tanah hingga diserap oleh akar tanaman atau jasad
renik, tercuci, atau mengalami reaksi denitrifikasi nitrat. Anion sulfat
dalam tanah-tanah netral dan alkalis mempunyai perilaku yang serupa
dengan nitrat, tetapi dalam tanah-tanah masam cenderung untuk dijerap
oleh koloid tanah. Kebanyakan unsur hara lainnya membentuk beberapa
tipe senyawa yang kurang melarut dan cenderung mempertahankan
konsentrasi kesetimbangan dalam larutan tanah. Dengan demikian kation-
kation larut air akan berkesetimbangan dengan kation tukar; kation-
kation seperti Cu dan Zn mempunyai ciri-ciri asam Lewis (sebagai
aseptor elektron) dapt membentuk kompleks dengan bahan organik tanah;
ion ferri dan Al membentuk hidroksida atau oksida hidrous yang tidak
melarut; fosfor membentuk senyawa Fe-fosfat, Al-fosfat dan Ca-fosfat
yang tidak melarut (Anonim, 2008).
Unsur Hara makro maupun mikro walaupun berbeda dalam jumlah
kebutuhanya,namun dalam fungsi pada tanaman,masing-masing unsur
sama pentingnya dan tidak bisa digantikan satu sama lain.kalau
diilustrasikan ibarat roda mobil dengan setir /kemudi dalam junlah
kebutuhan, roda dibutuhkan lebih banyak daripada kemudi, namun dari
segi kepentinganya, roda tidak dapat mengalahakan kemudi.dalam hal ini
unsur hara mempunyai fungsi dan peran khusus sendiri-sendiri terhadap
proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga ketika terjadi
kekurangan salah satu dari unsur hara tersebut maka akan mengakibatkan
tidak optimalnya pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Anonim,
2008).
8
Unsur Hara yang diberikan pada tanaman sebaiknya sudah dalam
bentuk ion seperti: NH,HPO,K,Mg,SO, dan laiUnsur Hara merupakan
senyawa organis maupun anorganis yang terdapat didalam tanah atau
dengan kata lain, unsur hara merupaka nutrisi yang terkandung di dalam
tanah dan dibutuhkan oleh tanaman. Unsur Hara sangat dibutuhkan untuk
tumbuh kembang tanaman. Berdasarkan tingkat kebutuhannya maka dapat
di golongkan menjadi 2 bagian yaitu unsur hara makro dan unsur hara
mikro (Anonim, 2008).
Unsur hara makro adalah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah besar, yang termasuk unsur hara makro adalah N, P, K, Ca,
S dan Mg. sedangkan unsur hara mikro adalah unsur hara dibutuhkan oleh
tanaman dalam jumlah kecil / sedikit , yang termasuk unsur hara mikro
adalah Fe, Cu, Zn, Mn, Mo, B, Na dan Cl. Kebutuhan unsur hara ini
mutlak bagi setiap tanaman dan tidak bisa digantikan oleh unsur yang lain
tentunya dengan kadar yang berbeda sesuai jenis tanamannya sebab jika
kekurangan unsur hara akan menghambat pertumbuhan tanaman itu sendiri
(Anonim, 2008).
Seperti manusia, tanaman memerlukan makanan yang sering
disebut hara tanaman. Berbeda dengan manusia yang menggunakan bahan
organik, tanamana menggunakan bahan anorganik unruk mendapatkan
energi dan pertumbuhannya. Dengan fotosintesis, tanaman mengumpulkan
karbon yang ada di atmosfir yang kadarnya sangat rendah, ditambah air
yang diubah menjadi bahan organik oleh klorofil dengan bantuan
sinarmatahari. Unsur yang diserap untuk pertumbuhan dan metabolisme
tanaman dinamakan hara tanaman. Mekanisme perubahan unsur hara
menjadi senyawa organik atau energi disebut metabolsime. Dengan
menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya. Fungsi hara
tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak terdapat
suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau
berhenti sama sekali. Disamping itu umumnya tanaman yang kekurangan
atau ketiadaan suatu unsur hara akan menampakkan gejala pada suatu
orrgan tertentu yang spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. Unsur
9
hara yang diperlukan tanaman adalah Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen
(O), Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca),
Magnesium (Mg), Seng (Zn), Besi (Fe), Mangan (Mn), Tembaga (Cu),
Molibden (Mo), Boron (B), Klor (Cl), Natrium (Na), Kobal (Co), dan
Silikon (Si) (Anonim, 2008).
BAB III
PENUTUP
10
Reaksi tanah merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menyatakan
reaksi asam atau basa dalam tanah Koloid tanah adalah bahan organik dan bahan
mineral tanah yang sangat halus sehingga mempunyai luas permukaan yang
sangat tinggi persatuan berat. Kejenuhan basa adalah perbandingan antara kation
basa dengan jumlah kation yang dapat dipertukarkan pada koloid tanah.
Keasaman tanah ditentukan oleh kadar atau kepekatan ion hidrogen di dalarn
tanah tersebut
Nilai KTK tanah sangat beragam dan tergantung pada sifat dan ciri tanah
itu sendiri. Besar kecilnya KTK tanah dipengaruhi oleh reaksi tanah, tekstur
tanah, jenis liat, kadar BO, pengapuran dan pemupukan kation.
Unsur hara yang larut dalam larutan-tanah berasal dari beberapa sumber
seperti pelapukan mineral primer, dekomposisi bahan organik, deposisi dari
atmosfer, aplikasi pupuk, air irigasi, rembesan air tanah dari tempat lain, dan
lainnya. Adanya kandungan aluminium dan besi mengakibatkan tanaman
kekurangan hara dan keracunan
DAFTAR PUSTAKA
11
. 2011a. Jerapan (Adsorpsi) Kation Oleh Koloid. http://benito.staff.
ugm.ac.id/PERTUKARAN%20KATION.htm. diakses , 20 Oktober 2013 pukul
19.30.
. balittanah.litbang.deptan.go.id/dokumentasi/buku/pupuk/pupuk7.pdf diakses
pada 21 Oktober 2013 pukul 20.00
. digilib.litbang.deptan.go.id/~kalsel/view_detail.php?mfn=510... diakses pada
21 0ktober 2013 pukul 21.00
12
Recommended