View
10
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xi
xii
xiii
xiv
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pariwisata menurut undang-undang nomor No.10 tahun 2009
tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan
yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah.1
Pada sejarah Islam pariwisata dalam tradisi islam dimulai dari
kemunculan Islam sebagai agama universal, tradisi Islam tentang
pariwisata yang sering kita kenal dengan konsep ziyarah, yang secara
harfiah berarti berkunjung.2 Ziyarah yang dapat diartikan sebagai konsep
tour dalam Islam, baik yang terkandung dalam Al-Quran, As-Sunnah,
pandangan ulama’.
Sebagai makhluk hidup dimuka bumi ini kita wajib menjaga
lingkungan hidup dan tidak boleh merusak alam sekitarnya. Menjaga alam
sudah selayaknya kita semua sesuai dengan Hablum Minal Alam
(Hubungan Manusia Dengan Alam) prinsip seperti itu harus kita terus
tingkatkan sesuai dengan firman Allah SWT yang termaktub dalam surat
Ar-Rum ayat 41-42:
1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Keperawisataan Bab I Ketentuan Umum
Pasal 1 poin 4. 2Juhaya S. Pradja, Ekonomi Syariah, (Bandung:CV Pustaka Setia, 2012), h.139
2
Artinya :
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena
perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka
sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke
jalan yang benar).
Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah
bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu. kebanyakan dari
mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)".3
Sektor Pariwisata merupakan sektor andalan di Indonesia yang
sangat cepat perkembangannya, sehingga kemajuan ekonomi bagi
masyarakat ataupun pemerintah sangat tinggi.
Dam Raman sebagai salah satu obyek wisata di Kota Metro mulai
dikenal oleh masyarakat luas dan untuk pengelolaannya Dam Raman
dikelola oleh masyarakat sekitar. Dam Raman berlokasi di Kelurahan
Purwoasri, Kecamatan Metro Metro Utara. Kawasan Dam Raman ini
memiliki total luas area sebesar 26 Ha yang terdiri dari 24 Ha tanah Eks.
Bengkok dan 2 Ha hutan sengon, akses masuk menuju lokasi Taman
Wisata Dam Raman yaitu Jalan Komodo.4
Wilayah dam raman adalah Bendungan air yang dikelola UPTD
Balai PSDA Wilayah II (Seputih Sekampung) dibawah Dinas Perumahan,
3 Depar temen Keagamaan Republik Indonesia, Qur’an dan Terjemahan, h. 637.
4 Wawancara dengan Inisial SK, Warga Sekitar Dam Raman, pada tanggal 25-3-2019 di
Purwoasri, pukul 13.00 WIB.
3
Kawasan Pemukiman dan PSDA Provinsi Lampung. Dam raman dibangun
sejak tahun 1953 tujuannya untuk membendung air untuk dialirkan
kepersawahan di Raman Utara, bendungan Dam Raman dulu sepi dan
tidak ada yang mengurus, dulu sempat digunakan untuk perkemahan yaitu
di bengkok atau sekarang dikenal dengan sebutan Capit Urang yang masuk
dalam obyek Dam Raman.5
Dam Raman dahulu hanya dikenal bendungannya dan hutan
sengon dan tumbuh-tumbuhan lainnya, namun ada yang menggerakkan
kami dan beserta Paguyuban Purwoasri adalah Bapak Dharma Setyawan
beserta mahasiswanya untuk membangun obyek wisata Dam Raman.6
Dam Raman sebagai obyek wisata berbasis warga merupakan suatu
ide dan ajakan yang dilakukan Dharma Setyawan seorang dosen Jurusan
Ekonomi Syariah IAIN Metro, dan Dharma Setyawan merupakan warga
asli sekitar Dam Raman. Dengan melihat kondisi Dam Raman yang belum
dikelola oleh masyarakat atau pemerintah, membuat Dharma Setyawan
tergerak untuk mengajak masyarakat untuk mengelola menjadi ecowisata,
dari penggerakkan tersebut agar warga paham tentang wisata yang
dikelola warga dan hasilnya untuk warga.7
Pengembangan wisata melalui desa bertujuan untuk memahamkan
kepada masyarakat tentang wisata harus kembali ke warga dan
5 Wawancara dengan Inisial SK, Warga Sekitar Dam Raman, pada tanggal 25-3-2019 di
Purwoasri, pukul 13.00 WIB. 6 Wawancara dengan Inisial SK, Warga Sekitar Dam Raman, pada tanggal 25-3-2019 di
Purwoasri, pukul 13.00 WIB. 7 Wawancara dengan Inisial IL, Warga Sekitar Dam Raman, pada tanggal 26-3-2019 di
Metro, pukul 15.00 WIB.
4
memberdayakan warga, bukan wisata yang memperdayai warga dan
keuntungannya untuk perseorangan.8 Untuk Memperkuat manajemen Dam
Raman Dharma Setyawan mengajak anak-anak Muda sekitar Bendungan
Dam Raman yang sehari-hari beraktifitas sebagai petani, pelajar, kuliah
dan buruh dengan membuat Komunitas #Ayokedamraman (AKDR) dan
dibantu oleh Paguyuban Purwoasri.9
Dam Raman mulai dikampanyekan secara menyeluruh melalui
media sosial dan website pegiat pegiat literasi. Fasilitas di Dam Raman
semikin banyak seperti terdapat mushola, taman, kolam renang, stand
pedagang dan perahu karet. Fasilatas yang semua itu dibangun oleh
masyarakat dan mahasiswa/i I’AIN Metro.
Pendampingan yang dilandaskan adalah memahamkan manajemen
ecowisata, nantinya akan terciptanya perekonomian yang baik. Prinsip
pembangunan pariwisata merupakan suatu penciptaan padagotong royong
masyarakat. Aktifitas gotong royong baik Dharma Setyawan, Mahasiswa/i
IAIN Metro serta Komunitas Ayo Ke Dam Raman bersama-sama untuk
mempercantik Dam Raman dan membangun ecowisata berbasis warga.
Penjagaan kelestarian alam seperti kota metro, membangun
gerakan Ayo Ke Dam Raman merupakan salah satu terobosan baru untuk
meningkatkan perkonomian warga kota metro. Banyaknya ide dan
gagasan yang membangun dalam pendampingannya yang mengakomodir
masyarakat umumnya. Sehingga ini yang mendasari peneliti untuk
8 Wawancara dengan DS, Penggerak Dam Raman, Pada Tanggal 24-3-2019 di Yosomulyo. 9 Wawancara dengan WP, Anggota Komunitas AKDR, pada tanggal 27-10-2018 di Metro,
pukul 20.00 WIB.
5
meneliti tentang Pola Pendampingan Manajemen Ecowisata Dan
Pengaruhnya Terhadap Citra IAIN Metro.
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian yang diterangkan diatas,
maka terdapat pertanyaan penelitian yang dikemukakan adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana Pola Pendampingan Manajemen Eco Wisata Dam Raman?
2. Bagaimana Pengaruh Pola Pendampingan Eco Wisata Terhadap Citra
IAIN Metro?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil penelitian,
serta untuk menjawab pertanyaan penelitian sehingga dapat
mengetahui hasi penelitian secara terperinci. Adapun tujuan penelitian
ini sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui tentang pola pendampingan manajemen eco
wisata dam raman.
b. Untuk mengetahui tentang pengaruh pola pendampingan ecowisata
terhadap citra IAIN Metro.
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini guna untuk menambah wawasan keilmuan ,dan
pengetahuan mahasiswa dan masyarakat. Dan sebagai penemuan
ataupun pengembangan ilmu.
6
a. Secara Teoritis
Sebagai tambahan referensi akademis dan penulis tentang
pengetahuan yang berkaitan dengan Jurusan Ekonomi Syariah
dibidang Ekowisata.
b. Secara Praktis
1) Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sumber
pendampingan yang sejenis bagi pembaca dan penulis.
2) Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan
bagi masyarakat mengenai proses pola pendampingan
manajemen ecowisata dalam menciptakan desa yang menjaga
kelestarian alamnya serta membangun citra perusahaan yang
baik.
D. Penelitian Relevan
Penelitian Relevan merupakan penelitian yang dijadikan sebagai
acuan atau tolak ukur perbedaan dan persamaan suatu penelitian tersebut,
oleh karena itu peneliti memaparkan perkembangan karya ilmiah skripsi
terdahulu sehingga bisa melihat sudut perbedaan dan sudut persamaan
dalam penelitian ini. Dan akan terlihat tujuan masing-masing yang ingin
dicapai.
1. Penelitian Oleh Selma Purnamasari mahasiswi UIN Raden Intan
Lampung tentang Pengaruh Potensi Ekowisata Bahari Terhadap
Perekonomian Masyarakat Perpektif Ekonomi Islam menggunakan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini metode kuantitatif.
7
Penelitian ini termasuk dalam penelitian lapangan. Populasi dalam
penelitian ini adalah sebesar 110 masyarakat dan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah 50 orang. Untuk proses analisis
data menggunakan analisis regresi sederhana, uji t, dan koefisien
determinasi (R2) dengan Ekowsata Bahari sebagai variabel X
(independen) dan Perekonomian Masyarakat sebagai variabel Y
(dependen). Potensi Ekowisata Bahari mempunyai pengaruh terhadap
perekonomian masyarakat sekitar Dermaga Ketapang Teluk Ratai
Pesawaran, dengan hasil bahwa pengaruh potensi ekowisata bahari
terhadap perekonomian masyarakat sekitar adalah sebesar 39,9%,
sedangkan sisanya 60,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
diteliti dalam penelitian. Potensi ekowisata bahari mempunyai pengaruh
terhadap perekonomian masyarakatdan sesuai dengan perspektif
ekonomi islam yaitu dari segi kerja, pemerataan kesempatan,
persaingan dan solidaritas.10
2. Penelitian oleh Novie Istoria Hidayah mahasiswi Universitas Negeri
Yogyakarta tentang Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan
Desa Wisata Jatimulyo, Girimulyo, Kulon Progo, Daerah Istimewa
Yogyakarta Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya-upaya
yang dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam
pengembangan Desa Wisata Jatimulyo serta mengetahui faktor
pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayan
10
Selma Purnamasari, Pengaruh Potensi Ekowisata Bahari Terhadap Perekonomian
Masyarakat Perpektif Ekonomi Islam, (Lampung : UIN Raden Intan Lampung, 2017).
8
tersebut. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan
kualitatif. Informan penelitian antara lain Kepala Seksi Pengembangan
Kapasitas dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kabupaten Kulon
Progo, Kepala Desa Jatimulyo, Ketua Pengelola Desa Wisata dan
Sekretaris Kelompok Sadar Wisata Desa Wisata Jatimulyo, serta
masyarakat (pelaku wisata). Instrumen penelitian adalah peneliti
sendiri. Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, dan
dokumentasi. Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan
triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan langkah-langkah
yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yaitu pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam
pengembangan Desa Wisata Jatimulyo antara lain: Bantuan modal,
bantuan dari PNPM Mandiri Pariwisata, Bantuan pembangunan
prasarana, Bantuan pendampingan, Penguatan kelembagaan, dan
Penguatan kemitraan.11
3. Penelitian Oleh Hesti Pratiwi mahasiswa Universitas Negeri Semarang
Tentang Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Desa Wisata
Mandiri Di Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur Kabupaten
Magelang Penelitian ini dilatar belakangi oleh kegiatan pariwisata di
pedesaan yang semakin digemari oleh wisatawan dengan berbagai
keragaman seni dan budaya lokal. Desa Wisata Wanurejo adalah salah
11
Novie Istoria Hidayah, Pemberdayaan Masyarakat Dalam Pengembangan Desa Wisata
JatimulyoGirimulyoKulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta, (Yogyakarta : Universitas Negeri
Yogyakarta, 2017).
9
satu pengembangan pariwisata desa yang berbasis pada pemberdayaan
masyarakat. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi:
Strategi pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan melalui desa
wisata mandiri, faktor pendukung dan faktor penghambat dalam
pelaksanaan strategi pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan
melalui desa wisata mandiri.
Hasil penelitiannya adalah strategi pemberdayaan masyarakat
melalui desa wisata mandiri di desa Wanurejo dilaksanakan melalui
berbagai pelatihan seperti pelatihan blangkon dan pelatihan seni tari di
sanggar avadana, strategi juga dilakukan dengan promosi yang di
laksanakan melalui pagelaran rakyat atau yang dikenal dengan gelar
budaya setiap tanggal 17 mei yang juga diperingati sebagai hari jadi desa
Wanurejo, selain itu desa Wanurejo juga menjalin kerjasama dengan
pihak-pihak tertentu yang mendukung kegiatan pariwisata desa. 12
Dalam Penenelitian diatas memiliki kesamaan yaitu membahas
tentang eco-wisata, sama halnya dengan penelitian yang sedang
peneliti lakukan membahas tentang wisata namun yang membedakan
dalam penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang peneliti lakukan
membahas tentang pola pendampingan yang dilakukan komunitas
sehingga dapat menggerakkan masyarakat untuk mengelola wisata.
Serta membahas tentang pengaruhnya terhadap citra kampus
dikarenakan pelopor pertamanya adalah seorang akademisi kampus.
12
Hesti Pratiwi ,Strategi Pemberdayaan Masyarakat Melalui Desa Wisata Mandiri Di
Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, (Semarang : Universitas Negeri
Semarang, 2017).
10
BAB II
LADASAN TEORI
A. Pola Pendampingan
1. Pengertian Pola Pendampingan
Pengertian Pola dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
artinya sistem, pola kerja, bentuk (struktur) yang tetap.13
Sedangkan
pengertian pendampingan adalah Pendampingan berasal dari suku kata
“damping” artinya dekat, karib, rapat (persaudaraan). Kemudian diberi
akhiran “an” menjadi “dampingan” yang artinya hidup bersama-sama
bahu membahu dalam kehidupan. Selanjutnya diberi awalan “pen”
menjadi kata “pendamping" artinya orang yang menyertai dan
menemani, berdekatan dalam suka dan duka.
Jadi pengertian pola pendampingan adalah kegiatan
membelajarkan kelompok yang berangkat dari kebutuhan dan
kemampuan mereka atas dasar interaksi dari oleh dan untuk anggota
dalam kelompok serta kesetia kawanan antara kelompok dalam rangka
meningkatkan kesejahteraannya.
2. Model-Model Pendampingan
Dalam pendampingan partisipatif, pendampingan sosial terdapat
beberapa model pendampingan yang dapat menentukan keberhasila
dalam melakukan pemberdayaan, model pendampingan tersebut
adalah :
13
kbbi.kemdikbud.go.id. diunduh pada 10 Oktober 2018.
11
a. Memberikan fasilitas jasa dan pelayanan kepada masyarakat
dalam bentuk arahan atau bimbingan kepada anak-anak melalui
bimbingan belajar.
b. Menumbuhkan motivasi dan upaya untuk kemandirian warga
masyarakat dalam pelaksanaan pendampingan, yakni melalui
bimbingan belajar dan psikososial pada anak-anak.
c. Melaksankan tugas-tugas masyarakat dengan penuh tanggung
jawab dan memberikan laporan-laporan pelaksanaan
pendampingan pada masyarakat sesuai dengan ketentuan yang
diharapkan.
d. Tim pendampingan harus menumbuhkan motivasi dan inisiatif
masyarakat turut berpartisipasi secara aktif dalam mendukung
pelaksanaan pendamping tersebut.14
model pendampingan yang menjadi keutamaan agar efektif dan
berkelanjutan dalam sistemnya yang terpenting adalah :
a. Pelatihan ,dengan diadakannya pelatihan maka sistem edukasi
dari pendampingan akan memberikan mutu dan pemahaman
bagi warga.
b. Manajemen Sumber Daya Manusia, dengan memanajemen
sdm akan lebih mudah untuk melakukan pendampingan karena
sistem tugas disesuaikan dengan kemampuan masing-masing
warga.
14
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung,: PT Refika
Aditama, 2005), hal. 97
12
c. Pengembangan Pola Pikir, pengembangan ini adalah
mengubah pemikiran masyarakat yang monoton menjadi
pemikiran kreatif agar terciptanya gagasan baru.
d. Motivasi, peran ini sangat penting karena motivasi adalah
dorongan untuk membangun yang lebih baik.
3. Prinsip-Prinsip Pendampingan
Prinsip-prinsip pendampingan dalam upaya pemberdayaan
masyarakat meliputi :
a. Prinsip Spasial Lokal, yaitu penguasaan dan pemahaman
terhadap ruang, kondisi, potensi dan bahasa lokal dalam
pemberdayaan masyarakat.
Prinsip Spasial Lokal merupakan suatu pendekatan
dan pemahaman tentang kondisi lokal atau menguasi
lingkungan adat istidat derah setempat. Dalam hal ini kita
tidak dapat merubah
b. Prinsip Berkelompok, yaitu kelompok tumbuh dari, oleh dan
untuk kepentingan masyarakat. Selain dengan anggota
kelompoknya sendiri, kerjasama juga dikembangkan antara
kelompok dan mitra kerja lainnya agar usaha mereka
berkembang, meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan serta
mampu membentuk kelembagaan ekonomi.
Prinsip Bekelompok suatu proses kebersmaan dengan
sesama masyarakat tidak individual atau kepemilikan, haknya
menjadi milik bersama atau kelompok masyarakat. Jadi tidak
akan ada menjadi milik perusahaan atau perseroan.
c. Prinsip Keberlanjutan, yaitu seluruh kegiatan penumbuhan dan
pengembangan diorientasikan pada terciptanya sistem dan
13
mekanisme yang mendukung pemberdayaan masyarakat secara
berkelanjutan. Berbagai kegiatan yang dilakukan merupakan
kegiatan yang memiliki potensi berlanjut di kemudian hari.
Prinsip Keberlanjutan adalah proses peningkatan
motivasi inovasi terhadap keberlangsungan pendampingan
terhadapa masyarakat, dengan mekanisme yang tersistem.
d. Prinsip Kemandirian, yaitu masyarakat diberi motivasi dan
dorongan untuk berusaha atas dasar kemauan dan kemampuan
mereka sendiri dan tidak selalu tergantung pada bantuan dari
luar.
Prinsip Kemandirian merupakan prinsip tidak
ketergantungan atau terikat terhadap suatu bantuan yang terus
menerus. Setlah dilakukan pendampingan kemandirian akan
muncul oleh yang didampingi.
e. Prinsip Kesatuan Keluarga, yaitu masyarakat tumbuh dan
berkembang sebagai satu kesatuan keluarga yang utuh. Kepala
keluarga beserta anggota keluarganya merupakan pemacu dan
pemicu kemajuan usaha. Prinsip ini menuntut para pendamping
untuk memberdayakan seluruh anggota keluarga masyarakat
berperan serta dalam meningkatkan pendapatan dan
kesejahteraan.
Prinsip Kesatuan Keluarga merupak prinsip tidak
membedakan suku, budaya, agama. Tetapi memntingkan
kebersamaan seperti ikatan keluaraga untuk menjaga sistem
gotong royong di lingkungan, rasa memiliki dan kepekaan
sosial.
f. Prinsip Belajar Menemukan Sendiri, yaitu kelompok dalam
masyarakat tumbuh dan berkembang atas dasar kemauan dan
kemampuan mereka untuk belajar menemukan sendiri apa yang
mereka butuhkan dan apa yang akan mereka kembangkan,
14
termasuk upaya untuk mengubah penghidupan dan
kehidupannya.15
Prinsip Belajar Menemukan Sendiri merupakan prinsip
agar masyarakat tidak tergantung terhadap pendampingya,
namun masyarakat mencari inovasi dan kreatiftas sesuai
dengan kemampuan serta gagasan-gagasan kelompok tersebut.
B. Manajemen Eco-Wisata
1. Pengertian Manajemen
bahasa Perancis, manajemen juga berasal dari beberapa bahasa
salah satunya bahasa Italia maneggiare yang berarti mengendalikan.
Menurut Ricky W. Griffin manajemen sebagai sebuah proses
Perencanaan, Pengorganisasian, Pengoordinasian, dan Pengontrolan
sumber daya untuk mencapai sasaran secara Efektif dan Efisien.
Efektif berarti tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan
sedangkan Efisien berarti tugas yang ada dilaksanakan secara benar,
terorganisasi dn sesuai dengan jadwal.16
Sedangkan menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan Manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya
manusia dan sumber-sumber lainnya secara Efektif dan Efisien untuk
mencapai suatu tujuan tertentu.17
15 http://greenblue-phinisi.blogspot.com/2009/06/pendampingan-dalam-
pemberdayaan.html. diunduh pada 21 Oktober 2018 16
Undang Ahmad Kamaludin, Etika Manajemen Islam, (Jakarta : Pustaka Setia, 2010), h.
27 17
Hasibuan Malayu S.P Haji, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2003), h. 2
15
Ecowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan
pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek
konsevasi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi
masyarakat lokal serta aspek pembelajaran dan pendidikan.18
Jadi dapat diartikan manajemen ecowisata merupakan ilmu atau
seni untuk mengatur sistem menjaga keaslian alam yang dipadukan
oleh sistem Pariwisata serta agar tujuan yang diinginkan tercapai
secara Efektif dan Efisien.
Manajemen ecowisata dapat mengaktualisasikan pelestariaan
alam dan penjagaan alam serta meningkatkan ekonomi masyarakat
sekitar dengan pemberdayaan masyarakat dalam menciptakan wisata.
2. Fungsi Manajemen Eco-Wisata
Fungsi manajemen ada 4 yaitu Planning, Organizing, Directing,
dan Controling.
a. Planning (Perencanaan)
Perencanaan adalah mimikirkan apa yang akan dikerjaan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan
tujuan perusahaan/organisasi secara keseluruhan dan cara terbaik
untuk memenuhi tujuan itu.19
Dalam perencanaan baik
perusahaan/organisasi harus menyusun tahap-tahapan awal hingga
akhir yang dapat menuju tujuan tersebut dengan baik, langkah-
18
https://id.m.wikipedia.org/wiki/ekowisata diunduh pada 10 Oktober 2018 19
Undang Ahmad Kamaludin, Etika Manajemen Islam, (Jakarta : Pustaka Setia, 2010),
h.32
16
langkah yang dibutuhkan harus tersusun dengan rapi dan terstruktur
beserta langkah alternatif yang tersedia.
Fungsi perencanaan ini tidak boleh sampai tertinggal ataupun tidak
diterapkan dalam manajemen, sebab perencanaan merupakan
proses atau langkah-langkah untuk menuju tujuan yang efisien dan
efektif. Kebiasaan menyusun rencana merupakan hal yang baik dan
positif untuk kelompok, organisasi perusahaan dan lain-lain untuk
menuju tujuannya yang diinginkan.
Didalam qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 bahwasnnya perubahan
nasib seseorang sangat ditentukan oleh individu atau kaum itu
sendiri. Firman Allah Swt :
...
Artinya :
“...Sesungguhnya Allah tidak merubah Keadaan sesuatu
kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki
keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang
dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi
mereka selain Dia.”20
Didalam ayat diatas sudah dijelaskan Bagi tiap-tiap manusia ada
beberapa Malaikat yang tetap menjaganya secara bergiliran dan ada
pula beberapa Malaikat yang mencatat amalan-amalannya. dan
yang dikehendaki dalam ayat ini ialah Malaikat yang menjaga
20 Departemen Keagamaan Republik Indonesia, Qur’an dan Terjemahan, h. 362
17
secara bergiliran itu, disebut Malaikat Hafazhah. Tuhan tidak akan
merobah Keadaan mereka, selama mereka tidak merobah sebab-
sebab kemunduran mereka.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Organizing adalah suatu proses mengubungkan orang-orang yang
terlibat dalam organisasi tertentu.21
Pengorganisasian
mempermudah pimpinan, manajer, ketua dan lain-lain dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang-orang yang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi
tersebut.22
Dari pengertian diatas pengorganisasian merupakan suatu
pengelempokan atau pembagian teknis tugas, wewenang, dan
tanggung jawab sehingga alur organsasi berjalan dengan baik
serta terintegritas hubungan kerja ataupun tugas masing-masing
bersinergis dalam mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
Kerja sama merupakan suatu proses individu yang saling
membantu dalam melaksnakan wewenag yang telah diberikan
kepadanya. Dengan adanya kerja sama kordinasi antar anggota
ataupun pegawai akan terjalin dengan sistematis, suksesnya
organisasi adalah kerja sama antar anggota. Didalam Al-Qur’an
Surat Ali Imran Ayat 103 sudah diterangkan bahwasannya
seseorang muslim harus saling bekerja sama.
21
Anton Anthailah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung :CV.Pustaka Setia,2010), h. 110. 22
Undang Ahmad Kamaludin, Etika Manajemen Islam, (Jakarta : Pustaka Setia, 2010),
h.32
18
Artinya :
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama)
Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah
akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa
Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah
mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu
telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah
menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk”.23
c. Directing (Pengarahan)
Proses pengarahan lebih identik dengan terjun langsung
kelapangan. Pengarahan adalah suatu tindakan untuk
mengusahaakan setiap anggota, karyawan dan sebagainya
mencapai tujuan yang sesuai dengan manajerial dan usaha
organisasi.
Fungsi ini melibatkan gaya kualiatas gaya kepemimpinan kualitas,
gaya, dan kepemimpin serta kegiatan kepemimpinan seperti
komunikasi, motivasi dan disiplin.24
Dari uraian diatas proses pengarahan dalam manajemen adalah
proses seorang pemimpin yang mengarahkan dan memotivasi
23
Departemen Keagamaan Republik Indonesia, Qur’an dan Terjemahan, h. 89 24
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta : BPFE, 1998), h.25.
19
setiap anggotanya didalam suatu tanggung jawab sesuai bidangnya.
Proses ini sangat penting karna terdapat motivasi untuk saling
menguatkan satu sama lain.
d. Controlling (Pengontrolan)
Controlling (pengontrolan) adalah penemuan dan penerapan cara
dan peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan
sesuai dengan yang telah diterapkan.25
Dalam proses pengawasan atau pengontolan merupakan tahap akhir
dalam fungsi manajemen, proses ini sangat penting organisasi
dalam sebuah kinerja atau organisasi. Dari pengomtrolan kita dapat
melihat tujuan organisasi sudah tercapai secara efektif dan efisien.
Jika terjadi ketidak sesuaian dalam tujuan dalam pengontrolan akan
terlihat nyata, dan kedepannya kegagalan atau ketidak sesuaian
tujuan organisasi dapat dihindarkan dan tidak terulang kembali.
3. Tahap-Tahap Eco-Wisata
Proses perencanaan dalam pengembangan ekowisata merupakan
tahapan yang penting karena dokumen perencanaan akan dijadiakn
acuan bagi kegiatan berikutnya.26
Proses perencanaan pengembangan
ekowisata dilaksanakan secara terpadu yang meliputi berbagai
kegaiatan:
25
Ike Kusdyah Rachmawati, Manajemen Konsep-Konsep Dasar dan Pengantar Teori,
(UMM Press, 2003), h.5 26
Gunardi Djoko Winarno dan Sugeng Prayitno Harianto, Ekowisata, (Bandar Lampung :
Pusaka Media Design, 2017) h.36-37
20
a. Identifikasi potensi dan hambatan
1) Daya tarik dan keunikan alam
Berdasarkan Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Bab IV Pasal
6 tentang kepariwisataan yaitu segala sseuatu yang memiliki
keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa keanekaragamaan
kekayaaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau kunjungan wisata.27
2) Kondisi ekologis/lingkungan
Dalam hal ini kita harus melihat kondisi organisme yang ada
disekitar kawasan wisata.
3) Kondisi sosial ekonomi budaya
Dalam hal ini kita harus melihat kondisi sosial, ekonomi dan
budaya yang sesuai disekitar kawasan wisata.
4) Peruntukan kawasan
Peruntukan kawasan merupakan mengkhususkan kawasan
konservasi atau eco-wisata.
5) Sarana dan prasarana
Pembangunan eco-wisata yaitu dengan sarana dan prasana yang
aman untuk alam dan tidak merusak lingkungan.
6) Potensi pangsa pasar eco-wisata
Potensi pangsa pasar eco-wisata harus dilakukan dengan efektif
karena pengelola harus melihat aspek-aspek pasar wisata.
27
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Keperawisataan Bab IV Pembangunan
Kepariwisataan Pasal 6.
21
7) Pendanaan.
Pendanaan merupakan proses pengaturan atau perencanaan
keuangan eco-wisata yang dikelola dengan efisien.
b. Analisis potensi dan hambatan
1) Aspek legalitas dan dasar-dasar hukum
Pengelolaan kawasan ecowisata harus memiliki legalitas dari
dinas kepariwisataan ataupun dari wilayah setempat, dan
memiliki pedoman hukum.
2) Potensi sumber daya alam dan keunikannya
Perencanaan eco-wisata memerlukan sumber daya alam yang
tidak tercemar keasliannya dan memiliki ciri khusus.
3) Analisis usaha
Analisis usaha merupakan proses mengevaluasi resiko usaha-
usaha yang akan dijalankan.
4) Analisis dampak lingkungan
Analisis dampak lingkungan yaitu proses mengamati,
mengavaluasi dampak dari eco-wisata yang dijalankan. Supaya
tidak terjadi resiko-resiko berbahaya.
5) Analisis ekonomi
Analisis adalah proses analisis ekonomi masyarakat secara
makro aatu mikro di wilayah eco-wisata.
6) Analisis sosial
22
Analisis sosial adalah usaha memperoleh kondisi keadaan
realitas sosial yanga da dilingkungan.
7) Analisis ruang
Analisis ruang merupakan analisis untuk mengetahui kebutuhan
kawasan eco-wisata dengan efisien dan efektif.
c. Rancang tindak
1) Pengembangan masyarakat
Pengembangan masyarakat merupakan proses penguatan
masyarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip
keadilan sosial, partisiapasi dan kerjasama yang setara.28
2) Pengembangan produk
Pengembangun produk merupakan pengembangan dalam
kegiatan ayang selalu berinovasi dan trend.
3) Pengembangan usaha
Proses pengembanagan usaha merupakan inovasi ecowisata
yang update serta tidak merusak kawasan dan sesuai tujuan eco-
wisata.
4) Pemasaran
Strategi menarik wisatawan harus melalui pemasaran secara
digital ataupun secara manual yang menunjang ecowisata.
28
Edi Suharto, CSR & COMDEV Investai Kreatif Perusahaan Di Era Globalisasi,
(Bandung : Alfabeta, 2010) h. 65-66
23
5) Pendanaan
Pendanaan secara efisien dan efektif adalah proses arus-kas
yang sesuai dengan tujuan kawasan ecowisata.
6) Pemantauan dan evaluasi.
Evaluasi merupakan bentuk pengontrolan atau memeriksa
pengelolaan ecowisata dalam jangka waktu sesuai kebutuhan.
Menurut Damanik dan Weber Perencanaan yang baik berarti
akan menghasilkan suatu strategi peningkatan daya saing produk dan
keuntungan di tingkat perusahaan atau pelaku wisata. Dalam
perencaan harus tergambar syarat-syarat apa yang perlu dijalankan
oleh pelaku.29
C. Citra Perusahaan
1. Pengertian Citra Perusahaan
Citra Perusahaan menurut Adbel-Salam yaitu kesan secara
umum yang tertinggal di benak pelanggan sebagai hasil dari kumpulan
perasaan, ide, sikap dan pengalaman dengan perusahaan yang
disimpan dalam ingatan.30
Kesan tersebut kemudian diubah bentuknya
menjadi citra positif atau negatif sesuai dengan perasaan dan
pengalaman pelanggan pada perusahaan.
29
Damanik J dan H. F. Weber, Perencanaan Ekowisata, (Yogyakarta : Andi Offset, 2006)
h.39 30
Suratno, Aziz Fathoni ,Andi Tri Haryono, Pengaruh Citra Perusahaan Dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Loyalitas Pelanggan Dengan Kepuasan Pelanggan Sebagai Variabel
Intervening Pada Pt Pelabuhan Indonesia III Semarang, (Journal Of Management, Volume 2
No.2 Maret 2016), h. 3
24
Menurut Gronroos mendefinisikan citra sebagai representasi
penilaian-penilaian dari konsumen, baik konsumen yang potensial
maupun konsumen yang kecewa, termasuk kelompok lain yang
berkaitan dengan perusahaan. Penilaian ini berbeda-beda, baik antar
kelompok maupun antar individu.31
Dalam pengertian diatas dapat diartikan bahwasannya citra
merupakan suatu penilain oleh seseorang ataupun kelompok dalam
memberikan suatu tanggapan yang sifatnya membangun. Menurut
Kotler menjelaskan bahwa membangun citra itu penting bagi kelang-
sungan organisasi di masa mendatang.32
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara
keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan pelayanan saja. Dalam
hal ini citra dalam lembaga pendidikan akan terlihat baik dan
berkulitas terlihat dari tenaga pendidiknya dan peserta didik dengan
output yang baik dan memiliki prestasi.
Citra suatu perusahaan tidak dapat terbentuk secara instan tetapi
memerlukan proses. Citra adalah sebuah cerminan dari identitas
sebuah organisaasi atau perusahaan. Sebuah organisasi atau
perusahaan dapat memiliki beberapa citra yang berbeda-beda dimata
publik yang berbeda-beda pula. Dengan seperti dilembaga pendidikan
khusus perguruan tinggi harus memberikan suatu inovasi dan kreasi
31
Farida Jasfar, Manajemen Jasa, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2005), h. 183-184 32 Erwina Safitri, Mintarti Rahayu, Nur Khusniyah Indrawati, Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan
Service Center (Studi Pada PelangganSamsungService Center di Kota Malang), (Jurnal Ekonomi
Bisnis Tahun 21, No.1, Maret 2016), h.92
25
dalam membentuk para mahasiswa/i yang berkualitas, lulusan yang
baik adalah lulusan yang dapat bersinergis di lingkungan masyarakat
dan mampu memberikan perubahan bagi bangsa.
Citra Lembaga Pendidikan pada dasarnya merupakan salah satu
harapan yang ingin dicapai oleh lembaga tersebut untuk membantu
perguruan tinggi dalam bertumbuh kembang dan maju diberbagai
bidang jurusannya. Citra yang positif akan memperkuat posisi lembaga
pendidikan dalam persaingan dan mendapatkan kepercayaan dari para
masyarakat umum dengan jurusan yang memiliki program-program
jurusan yang memberikan wawasan keilmuan yang baik. Citra
perguruan tinggi juga meliputi dari segi fasilitas kampus yang lengkap,
keahlian, keterampilan, keilmuan, akreditasi kampus dan lain
sebagainya. karena jika fasilitas kampus tidak lengkap maka akan
mengganggu citra lembaga tersebut, hal ini akan berdampak besar bagi
kampus tersebut.
2. Jenis-Jenis Citra
Citra dapat dibagi menjadi 7 Menurut Frank Jefkins dalam
bukunya Hubungan Masyarakat yang dikenal dalam public relations ,
jenis-jenis citra sebagai berikut :
a. Mirror image (cerminan citra), yaitu bagaimana dugaan (citra)
manajemen terhadap publik eksternal dalam melihat
perusahaannya.
26
b. Current image (citra kini), yaitu Citra merupakan kesan baik yang
diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal
lain yang berkaitan dengan produknya.
c. Wish image (citra yang diinginkan), yaitu manajemen
menginginkan pencapaian prestasi tertentu. Citra ini diaplikasikan
untuk sesuatu yang baru sebelum publik eksternal memperoleh
informasi yang lengkap.
d. Corporate Image (Citra Perusahaan), jenis citra ini yaitu yang
berkaitan dengan perusahaan sebagai tujuan utamanya,
bagaimana menciptakan citra perusahaan (corporate image) yang
positif, lebih dikenal serta diterima oleh publiknya, mungkin
tentang sejarahnya, kualiatas pelayanan prima, keberhasilan
dalam bidang marketing, dan hingga berkaitan dengan tanggung
jawab sosial (social care).
e. Multiple image (citra majemuk), yaitu citra pelengkap dari citra
perusahaan diatas, misalnya bagaimana pihak humas/PR akan
menampilkan pengenalan (awareness) terhadap identitas
perusahaan, atribut logo, brand’s name, seragam (uniform) para
front liner, sosok gedung, dekorasi lobby kantor, dan penampilan
para profesionalnya. Semua itu kemudian diidentikkan kedalam
suatu citra serbaneka/majemuk (multiple image) yang
diintegrasikan terhadap citra perusahaan (corporate image).
27
f. Perfomance image (citra penampilan), yaitu citra penampilan ini
lebih ditujukan subjeknya , bagaimana kinerja dan penampilan
diri (performance image) para professional pada perusahaan
bersangkutan. Misal, dalam memberikan berbagai bentuk dan
kualitas pelayanan, menyambut telepon, tamu, dan pelanggan
serta publiknya, harus serba menyenangkan serta memberikan
kesan yang selalu baik.
3. Faktor – Faktor Mempengaruhi Citra
Adapun beberapa faktor penting yang menentukan citra suatu
organisasi, yaitu sebagai berikut :
a. Kepemimpinan (leadership) adalah proses struktural dalam
perusahaan untuk memimpin perusahaan agar tercapainya tujuan
organisasi.
b. Kebijaksanaan dan strategi (policy and strategy) adalah
pengambilan sikap dan penyusunan strategi dengan progrma yang
terencana dan mudah diterima oleh perusahaan.
c. Kebijaksanaan sumber daya manusia (personnel policy) adalah
proses pengambilan dalam menentukan penempatan pekerja dan
pengurus organisasi agar tidak salah penempatan.
d. Pengelolaan kekayaan (asset management) adalah proses
pengelolaan sumber dana dan aset yang dimiliki demi
berlangsungnya perushaan tersebut.
28
e. Pengelolaan proses (process management) adalah proses
pengelolaan dan aksi nyata dalam teknis pelaksanaan.
f. Kepuasan konsumen (customer satisfaction) adalah sikap
menyenangkan dan tidak menyenangkan hasil produk atau yang
dihasilkan dalam perusahaan tersebut yang menilai adalah
konsumen tersebut.
g. Kepuasan karyawan (employee satisfaction) adalah sikap
menyenangkan dan tidak menyenangkan dalam karyawan
tersebut.
h. Tanggung jawab sosial (societal responsibility) adalah sebuah
bentuk timbal balik dan tanggung jawab perusahaan disekitar
kegiatan perusahaan tersebut secara sosial kemasyarakatan.
i. Hasil usaha (business result/profit) adalah suatu proses terakhir
perusahaan dalam periode setiap bulan atau setiap tahun.33
Dalam faktor-faktor tersebut untuk membangun dan membenahi
setiap lini yang ada perusahaan, organisasi atapun lembaga perguruan
tinggi. dari faktor-faktor itu harus adanya kerjasama baik internal dan
eksternal dalam perusahaan tersebut. Di lembaga perguruan tinggi
Rektor, Dekan, Ketua Jurusan dan mahasiswa harus berperan aktif
dalam membangun jaringan dan kreatifitas untuk membentuk suatu
tatanan kampus yang baik.
33
A.Anditha Sari, Dasar – Dasar Public Relations, (Yogyakarta: Depublish Publisher,
2017), h. 20.
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang diambil dalam penilitian ini secara Field
Research (Penelitian Lapangsan) yaitu penelitian yang dilakukan di
lapangan atau langsung ketempat penelitian. Penelitian lapangan
adalah penelitian yang bertujuan mempelajari secara intensif tentang
latar belakang keadaan sekarang dan interaksi sosial, individu,
kelompok, dan masyarakat.34
Dalam artian penelitian lapangan
merupakan penelitian langsung dengan berinteraksi kepada objek yang
diteliti sehingga kan mendapatkan sumber data yang pasti dan akurat.
Pada Penelitian ini, peneliti melakukan penelitian dengan
menggali data yang bersumber dari lapangan/langsung yaitu di Dam
Raman 28 Purwoasri, Kecamatan Metro Utara, Metro, Provinsi
Lampung.
2. Sifat Penelitian
Penelitian yang digunakan bersifat kualitatif, penelitian
kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptifberupa kata-kata tertulis atau langsung dari yang diamati.
Penelitian Deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan
34
Husaini Usman Purnomo Setyadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta :PT.
Bumi Aksara, 2011), h.4.
31
pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data.35
Yang
dimaksud dalam pengertian diatas adalah untuk menyajikan data,
menganalisa data, dan mengintreprestasikan hasil penelitian tersebut.
Untuk penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif karena
penelitian ini mengungkapkan fakta-fakta yang ada dari data-data yang
dikumpulkan, serta menguraikan dan menggambarkan peristiwa-
peristiwa yang terjadi. Dalam hal ini peneliti hanya ingin mengetahui
hal-hal yang berhubungan dengan keadaan sesuatu yang diteliti. Maka
dalam penelitian ini lebih menekankan pada pandangan mengenai
gambaran peristiwa yang dibentuk oleh kata-kata secara ilmiah.
Maka peneliti akan mengungkap berupa keterangan-keterangan
yang bersifat tidak ada uji signifikan, tidak ada taraf kesalahan, karena
penelitian ini tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak
ada kesalahan generalisasi . Dalam penelitian ini peneliti berusaha
memaparkan, mendeskripsikan, menguraikan hasil penenetian tentang
pola pendampingan manajemen ecowisata dan hasil pola
pendampingan tersebut mempengaruhi citra lembaga.
B. Sumber Data
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dan informasi
dari membaca dan mengutip dari berbgai sumber. Teknik penyusunannya
melalui dua sumber yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder
yaitu :
35
Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011), h.47
32
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada peneliti untuk tujuan penelitian.36
Maka
dalam mencari sumber data yang utama harus diperhatikan dengan
baik karena akan dijadikan sebagai obyek penelitian.
Dalam Sumber data primer didapatkan dari teknik sampling
Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu. Perkembangan tertentu ini misalnya
orang tersebut yang dianggap tahu tentang apa yang kita harapkan atau
mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan peneliti
menjelajahi obyek atau situasi yang diteliti. Atau dengan kata lain
pengambilan sampel diambil berdasarkan kebutuhan penelitian.
Jadi, penentuan sampel dalam penelitian kualitatif dilakukan saat
peneliti mulai memasuki lapangan dan selama penelitian berlangsung.
Caranya yaitu seorang peneliti memilih orang tertentu yang
dipertimbangkan akan memberikan data yang diperlukan, selanjutnya
berdasarkan data atau informasi yang diperoleh dari sampel
sebelumnya itu peneliti dapat menetapkan sampel lainnya yang
dipertimbangkan akan memberikan data lebih lengkap sebagai kepada
3 orang anggota komunitas Ayo Ke Dam Raman, masyarakat sekitar
dam raman 28 purwoasri seperti Pemandu Wahana Bebek Air, Spot
36
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta : Rineka
Cipta, 2010), h. 22
33
Foto, Capit Urang, dan Pengelola Kebersihan, dan wakil rektor 3 IAIN
Metro.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data penelitian yang
diperoleh penelitian secara tidak langsung melalui media perantara
(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain
atau lewat dokumen. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh
dari melalui buku : Dharma Setyawan dkk, 100 Hari
#ayokedamraman, (Metro: Sai Wawai Publishing, 2017). Hasibuan
Malayu S.P Haji, Manajemen Dasar Pengertian dan Masalah, (Jakarta
: Bumi Aksara, 2003). A.J Muljadi, Kepariwisataan dan Perjalanan, (
Jakarta : PT Grasindo Persada, 2009). A.Anditha Sari, Dasar – Dasar
Public Relations, (Yogyakarta: Depublish Publisher, 2017). Anton
Athoillah, Dasar-Dasar Manajemen, (Bandung: Pustaka Setia, 2013).
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dan wajib dalam penelitian, sebab jika penulis tidak mengetahui
teknik mendapatkan data maka tidak dapat mengetahui data yang valid,
benar, dan standar yang sudah ditetapkan. Karena tujuan dari
pengumpulan data adalah mendapatkan sumber-sumber data.37
37 Moehar Daniel, Metode Penelitian Sosial Ekonomi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h. 133
34
Dalam teknik pengumpulan data agar mendapatkan informasi
secara kualitatif maka yang dilakukan oleh penulis adalah melului
wawancara dan dokumentasi. Terdapat beberapa instrumen dalam
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Teknik Wawancara (Interview)
Wawancara yaitu teknik untuk mendapatkan data melalui
tanya jawab yang disesuaikan dengan kebutuhan penelitian, dalam
pengertian lain Teknik Wawancara merupakan bentuk komunikasi
antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh
informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-
pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu.38
Jenis wawancara yang
diaambil oleh peneliti sebagai berikut :
a. Wawancara Terstruktur (Structured Interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi yang apa yang diperoleh. Dalam artian
peneliti atau pengumpul data menyiapkan instrumen-instrumennya
berupa pertanyaan yang sudah disiapkan oleh peneliti. Peneliti pun
dapat menggunakan alat bantu berupa tape recorder, kamera,
gambar dan lain-lain.
38 Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif Paradigma Baru Ilmu Komunikasi
dan Ilmu Sosial Lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h, 180.
35
Dalam penelitian ini, wawancara secara mendalam ditujukan
kepada 3 anggota komunitas AKDR, Wakil Rektor III IAIN Metro
dan masyarakat tersebut.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi merupakan metode yang melalui data dari
sumber-sumber karya atau sebuah peninggalan yang berarti baik itu
secara cetak ataupun tidak cetak. Teknik dokumentasi adalah mencari
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan
sebagainya.39
Menurut pengertian lain Dokumentasi adalah salah satu metode
pengumpulan data yang digunakan dalam metodologi penelitian sosial,
intinya metode yang digunakan untuk menelusuri data historis.40
Peneliti mendapatkan data dokumentasi dari buku-buku yang
berkaitan dan khususnya buku edaran atau edisi yang menceritakan
dam raman karya ini berasal dari Dharma Setyawan dan kawan-kwan
dengan judul 100 Hari #ayokedamraman.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan metode untuk menganalisa data-
data yang sudah ada, teknik ini teknik yang terakhir setelah kita
mendapatkan data-data penelitian. Analisis data kualitatif menurut Miles
39
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta : Rineka
Cipta Ilmu, 2013) h. 202. 40
Burhan Bugin, Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi Ekonomi dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana, 2011), h.154
36
dan Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses reduction, data
display, dan verification. Analisis data adalah proses penyederhanaan data
ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. 41
Metode berfikirnya menggunakan secara induktif, induktif adalah
penelitian ini akan memaparkan tentang suatu penelitaian yang berangkat
dari fakta-fakta yang khusus, peristiwa-peristiwa yang konkrit, kemudian
dari kedua hal tersebut di tarik generalisasi-generalisasi yang mempunyai
sifat umum. sedangkan deduktif adalah Suatu penelitian yang berangkat
dari suatu pengetahuan yang sifatnya umum dan bertitik tolak pada
pengetahuan yang bersifat umum tersebut.
Berfikir induktif merupakan suatu cara berfikir yang berangkat dari
fakta-fakta yang khusus dan konkrit, peristiwa asli, kemudian dari fakta
atau peristiwa yang khusus tersebut ditarik secara generalisasi yang
mempunyai sifat umum.42
Dengan menggunakan cara ini, fakta-fakta
konkrit yang berkenaan dengan Pola Pendampinagan Ecowisata Dam
Raman dan Pengaruhnya Terhadap Citra IAIN Metro dideskripsikan
kemudian disimpulkan secara umum berkaitan dengan teori pola
pendampingan manajemen dan citra suatu perusahaan dikalangan
masyarakat.
41
Burhan Bungin, Analisa Data Penelitian Kualitatif (Jakarta : Rajawali Pers, 2010) h.69 42
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif R&D ,(Bandung: Alfabeta, 2012),
h.224s
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Profil Dam Raman
a. Sejarah dan Perkembangan Dam Raman
Dam Raman adalah Bendungan air yang dikelola oleh UPTD
Balai PSDA Wilayah II (Seputih-Sekampung) di bawah Dinas
Perumahan, Kawasan Pemukiman dan PSDA Provinsi Lampung.
Dam Raman dibangun sejak era 60-an dimaksudkan untuk
membendung air untuk dialirkan ke persawahan di Raman
Utara.43
Sebelum menjadi tempat wisata, Dam Raman merupakan
sumber irigasi atau pengairan utama untuk ladang dan persawahan,
tempat memancing, atau sekadar tempat untuk tongkrongan
menikmati suasana alam. Dam Raman berfungsi sebagai waduk
irigasi utama untuk ladang dan persawahan di Kota Metro serta
Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur.
Bendungan Dam Raman dibangun pada masa penjajahan zaman
kolonial Belanda era Perang Dunia II. Dalam proses
pembangunannya banyak memakan korban jiwa, bahkan sampai
saat ini masih sering terjadi kecelakaan tenggelamnya korban yang
tidak sengaja terseret arus seperti ketika mandi atau bermain air di
43 Wawancara dengan ER sebagai Pejabat Desa, pada tanggal 23 Juli 2019
38
lokasi tersebut. Bendungan Dam Raman sering dikaitkan dengan
cerita-cerita mitologi.44
Selain itu, Bendungan Dam Raman juga selama ini dikenal
sebagai tempat rawan kejahatan. Hal ini karena posisi bendungan
yang berada di pinggiran, atau di ujung utara Kota Metro dan
sekaligus ujung timur Kabupaten Lampung Tengah. Bendungan
berada jauh dari permukiman penduduk, sepanjang jalan menuju
bendungan merupakan semak belukar, kebun luas, atau ladang,
maupun areal persawahan baik dari arah Kota Metro maupun
wilayah Kabupaten Lampung Tengah. Kondisi jalan sepi dan
jarang rumah penduduk. Aktivitas tindak kejahatan sering siang
dan sore hari ataupun malam. Di seputaran Dam Raman sangat
sering terjadi perampasan ataupun pembegalan, tempat mesum atau
pacaran anak muda, seks bebas pemuda-pemudi.45
b. Wahana yang dikembangkan
1) Arena Panahan
Kegiatan ini untu memenuhi kegemaran serta media mengasah
bakat para pengunjung dalam keterampilan dan ketangkasan
memanah. Dalam arena panahan ini setiap orang dikenakan
biaya Rp.10.000/15 menit.46
44 Wawancara dengan ER sebagai Pejabat Desa, pada tanggal 23 Juli 2019 45
Dokumentasi, Profil Dam Raman pada tanggal 23 Juli 2019 46 Dokumentasi, Profil Dam Raman pada tanggal 23 Juli 2019
39
2) Spot Selfie/ Foto
Obyek yang ditawarkan untuk Wisatawan dalam
mengabadikan setiap peristiwa mereka ini dibuat dengan
kreatif di tiga titik lokasi yakni wilayah Metro Utara, Desa
Wonosari, dan Desa Sri Sawahan. Untuk menggunakan arena
spot ini para pengunjung dikenakan tarif Rp.2.000/orang
dengan waktu tidak terbatas.
3) Flying Fox
Wahana yang menjadi favorit pengunjung adalah flying fox
karena cocok untuk menguji adrenalin dengan meluncur
melintasi bendungan, melaju dengan cepat di atas arus air yang
deras sehingga menambah keunikan tersendiri, namun tidak
setiap hari menyediakan. Biayanya Rp.10.000/orang
4) Bebek Ontel
Warasakan suasana yang asyik ini karena kita berada di atas air
dengan mengayuh perahu bebek yang dikenal dengan bebek
ontel, ditarif Rp.10.000/orang paling lama 15 menit.
5) Saung Apung
Rumah-rumahan yang terbuat dari bambu ini dapat mengapung
di atas air sehingga dapat bersantai menikmati Dam Raman.
Harganya Rp.50.000 tidak terbatas waktu. Bahkan saung
apung juga digunakan untuk meeting atau rapat, atau sekadar
makan bersama.
40
6) Perahu
Perahu yang ditawarkan untuk mengelilingi area bendungan,
harganya Rp10.000/orang. Pengunjung dapat menikmati dan
mengetahui luas wilayah Dam Raman.
7) Capit Urang
Pengembangan Capit Urang untuk kawasan yang sepi namun
dengan konsepan kesederhanaan yang dikelilingi pohon jati,
cocok untuk liburan keluarga.
8) Muslim Camp
Program ini merupakan perkemahan untuk muslim dengan
sistem materi keislaman dan permainan-permainan yang ada di
Indonesia.
2. Profil Komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR)
a. Sejarah dan Perkembangan Komunitas Ayo Ke Dam Raman
Komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR) adalah komunitas
yang dibentuk untuk mengembangkan Dam Raman menjadi tempat
wisata bagi warga. Gerakan Ayo Ke Dam Raman (AKDR) adalah
gerakan yang dilakukan warga-warga Purwoasri sekitarnya dibantu
beberapa mahasiswa dan dosen di Kota Metro. Disamping sebagai
bentuk gerakan pariwisata warga, gerakan ini adalah respon atas
kejenuhan dengan model pembangunan yang selalu terpusat,
berada di tengah-tengah kota. Bermodal semangat dan prinsip your
41
city your responsiblity, kotamu adalah tanggungjawabmu, mereka
bergerak.47
Komunitas AKDR membangun berbagai wahana dan fasilitas
kepariwisataan Dam Raman. Wahana bermain segera dibangun
meski tak permanen, 1 unit flying fox, 4 buah perahu karet, dan
olahraga panahan pun telah tersedi. Komunitas AKDR sebelumnya
terdiri dari pemuda di sekitar Dam Raman yang beraktivitas
sebagai petani, pelajar, kuliah dan buruh. PAMBERS berasal dari
warga Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung
Timur. Paguyuban Purwoasri Bersatu berasal dari masyarakat Kota
Metro. Ketua PAMBERS adalah warga asli Desa Sri Sawahan
yaitu Gunanto, sedangkan Ketua Paguyuban Puwoasri Bersatu,
yaitu Yono.48
Peran pengembangan pariwisata Dam Raman yang dilakukan
kedua paguyuban tersebut yaitu melakukan penjagaan ketertiban
dan keamanan di wilayah perbatasan Kota Metro dengan Desa Sri
Sawahan Kabupaten Lampung Tengah, serta Kota Metro dengan
Desa Wonosari Kabupaten Lampung Timur. Mereka berkomitmen
menciptakan Dam Raman yang aman, nyaman, damai, dan suasana
yang ramah. Fasilitas komunikasi yang digunakan yaitu melalui
47
Dokumentasi, Profil Komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR) pada tanggal 25 Juli 2019 48
Dokumentasi, Profil Komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR) pada tanggal 25 Juli 2019
42
handphone dan Handy Talky/HT, untuk mengabarkan situasi
kondisi dari Pos Pantau.49
Peran ketertiban dan keamanan tersebut bernilai strategis
mengingat sebelumnya image rawan kejahatan dan pembegalan di
seputaran wilayah Dam Raman yang sepi mencekam jauh dari
permukiman terdiri dari semak belukar luas, perladangan, dan areal
persawahan. Dam Raman yang semula tidak aman dan rawan
terjadi kriminalitas berubah menjadi tempat yang damai ramah dan
aman.
Jumlah, salah satu pengunjung Dam Raman yang berasal dari
Kabupaten Tulang Bawang Barat, mengisahkan dahulu semasa
kuliah maka Dam Raman masih terlihat agak seram saat
dikunjungi. Tapi ketika kini kembali berkunjung, maka tampilan
Dam Raman sudah berubah. Wisata murah meriah dan menyatu
dengan alam ini dia akui terasa unik. Spot fotonya juga tak kalah
menarik, beda dari objek wisata lain.
Peran ketertiban dan keamanan tersebut juga terus
berlangsung di tengah perkembangan wisata Dam Raman. Dam
Raman yang kini bergeliat dan ramai pengunjung tentunya masih
perlu pemantuan keamanan.50
49
Dokumentasi, Profil Komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR) pada tanggal 25 Juli 2019 50
Dokumentasi, Profil Komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR) pada tanggal 25 Juli 2019
43
b. Visi dan Misi Komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR)
1. Visi
Menjadikan Bendungan Dam Raman sebagai obyek wisata
yang menarik di Kota Metro.51
2. Misi
a) Mengajak masyarakat untuk mengelolah potensi alam.
b) Melakukan pendampingan dalam pengelolaan eco-wisata
yang aktif.
c) Menjadikan Dam Raman sebagai eco-wisata yang digemari
oleh anak muda.
c. Struktur Organisasi
51 Wawancara dengan MAA sebagai ketua, pada tanggal 24 Juli 2019
44
d. Program-Program Pendampingan
1) Mengajarkan Media Sosial
Memberikan pembelajaran tentang penggunaan media sosial
dalam mengkampanyekan wisata Dam Raman, dari
penggunaan Facebook, Instragram, Whatshapp, Twitter, dan
sebagainya.52
2) Menulis
Memberikan Pembelajaran tentang menulis ini belum terlalu
aktif hanya saja sudah mengadakan perlombaan terkait Dam
Raman, serta sudah menerbitkan Buku 100 Hari
#ayokedamraman.53
3) Kerjasama bersama pihak luar
Kerjasama yang dilakukan oleh komunitas adalah besinergis
dengan komunitas lain ataupun pihak yang dapat memberikan
konstribusi untuk Dam Raman dalam peningkatan kualitas
eco-wisata, seperti bekerjasama dengan komunitas cangkir
hijau dalam kebersihan sampah.54
4) Pelatihan
Pelatihan yaitu melatih kemampuan tentang pengelolaan
wahana-wahana dan atraksi wisata.
5) Menerapkan Kebersihan Lingkungan/ Gotong Royong
52 Wawancara dengan JF sebagai sekretaris, pada tanggal 26 Juli 2019 53 Wawancara dengan JF sebagai sekretaris, pada tanggal 26 Juli 2019 54 Wawancara dengan JF sebagai sekretaris, pada tanggal 26 Juli 2019
45
Program ini merupakan program penerapan hidup sehat dan
penjagaan lingkungan agar terciptanya kawasan yang bersih
dan kemurnian alam tetap terjaga baik.55
e. Job Description
1) Penggerak adalah pembina dan penggagas komunitas serta
bertugas sebagai peamateri disetiap pelatihan-pelatihan
ecowisata.56
2) Ketua bertugas sebagai pemimpin komunitas dan
mengkordinasi organisasi secara umum dalam pendampingan,
melindungi dan memotivasi anggota dan masyarakat.
3) Sekretaris bertugas sebagai pelaksana administrasi pencatatan,
pengarsipan organisasi dan sebagai pengganti ketua dalam
mendampingi. Dan mendokumentasikan kegiatan wisata.
4) Bendahara bertugas sebagai pemegang uas kas kegiatan
ecowisata Dam Raman, pencatatan pemasukan pengeluaran
kas.
5) Anggota bertugas sebagai pelaksana pembantu dan
bertanggung jawab dalam kegiatan dan penanggng ajwab
setiap wahana dengan masyarakat.57
55
Wawancara dengan JF sebagai sekretaris, pada tanggal 26 Juli 2019 56
Wawancara dengan MAA sebagai ketua, pada tanggal 24 Juli 2019 57 Wawancara dengan MAA sebagai ketua, pada tanggal 24 Juli 2019
46
3. Profil IAIN Metro
a. Sejarah dan Perkembangan IAIN Metro
Cikal bakal berdirinya IAIN Metro tidak terlepas dari sejarah
berdiriya IAIN Raden Intan di Bandar Lampung. Ini lain karena
berdirinya IAIN Raden Intan Bandar Lampung itu sendiri
merupakan hasil upaya dari para tokoh agama dan tokoh
masyarakat yang tergabung dalam Yayasan Kesejahteraan Islam
Lampung (YKIL) yang berdiri tahun 1961 diketuai oleh RD.
Muhammad Sayyid.58
Alih status STAIN Jurai Siwo Metro ke IAIN Jurai Siwo
Metro sudah diajukan sejak tahun 2010 dan direncanakan bisa
terealisasi pada 2012 tahun depan. Musyawarah alumni juga
menjadi salah satu syarat administrasi alih status STAIN ke IAIN.
Hal ini sudah lama dilakukan pada masa kepemimpinan Prof. Dr.
Syaripudin, M.Ag. dengan mengundang seluruh alumni dari semua
angkatan dalam acara reuni akbar pada Sabtu, 28 Juli 2010 lalu.
Perubahan status menjadi IAIN juga akan mendorong
pembentukan fakultas-fakultas yang merupakan penggabungan
dari 2 jurusan dengan 9 program studi.59
Tahun 2016 adalah tahun peralihan STAIN menjadi IAIN.
Perubahan status ini tertuang dalam Peraturan Presiden No.71
tanggal 1 Agustus 2016, Menurut Perpres tersebut, pendirian IAIN
58
Dokumentasi, Profil IAIN Metro melalui www.metrouniv.ac.id diunduh 27 Juli 2019 59 Dokumentasi, Profil IAIN Metro melalui www.metrouniv.ac.id diunduh 27 Juli 2019
47
Metro merupakan perubahan bentuk dari Sekolah Tinggi Agama
Islam Negeri (STAIN) Jurai Siwo Metro. Terkait dengan
perubahan itu, maka semua kekayaan, pegawai, hak dan kewajiban
dari masing-masing STAIN dialihkan menjadi kekayaan, pegawai,
hak dan kewajiban IAIN masing-masing. Demikian pula, semua
mahasiswa STAIN perguruan tinggi tersebut menjadi mahasiswa
IAIN.
Perubahan status menjadi IAIN juga akan mendorong
pembentukan fakultas-fakultas baru yang akan lahir sesuai dengan
kebutuhan masyarakat akan pendidikan, serta pembangunan sarana
dan prasarana yang lebih memadai guna mewujudkan IAIN Metro
menjadi lebih baik.60
b. Visi dan Misi
1) Visi
Menjadi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam yang unggul
dalam sinergi socio-eco-techno-preneurship. berlandaskan
nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan.61
2) Misi
a) Membentuk sarjana yang memiliki pengetahuan keislaman
dalam pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
60
Dokumentasi, Profil IAIN Metro melalui www.metrouniv.ac.id diunduh 27 Juli 2019 61
Dokumentasi, Profil IAIN Metro melalui www.metrouniv.ac.id diunduh 27 Juli 2019
48
b) Mengembangkan nilai-nilai keislaman dalam pelaksanaan
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.
c) Melaksanakan sistem tata kelola manajemen kelembagaan
yang berkualitas.
B. Pola Pendampingan Manajemen Eco-Wisata di Dam Raman
Dam Raman sebelumnya adalah sumber irigasi atau pengairan
utama untuk ladang dan persawahan, tempat memancing, atau sekedar
tempat untuk menikmati suasana alam. Dam Raman berfungsi sebagai
waduk irigasi utama untuk ladang dan persawahan di Kota Metro serta
Kabupaten Lampung Tengah dan Kabupaten Lampung Timur.62
Komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR) didirikan pada tahun
2017. Yang digerakkan oleh Dharma Setyawan dengan mahasiswa/i IAIN
Metro melakukan pendampingan dan bentuk komunitas untuk membangun
swadaya masyarakat. komunitas berdiri untuk membangun dan membuka
wawasan masyarakat terhadap eco-wisata Dam Raman.63
Dalam Faktor
awal yang mendukung dipendirian yaitu mendaapatkan izin dari dinas
pariwisata serta komunitas bekerjasama dengan Paguyuban didesa dan
beberapa komunitas mahasiswa dan sebagainya. Dengan upaya
pendampingan, komunitas AKDR melakukan Manajemen Ecowisata
dengan efektif dan efisien.64
62
Wawancara dengan MAA sebagai ketua, pada tanggal 24 Juli 2019 63 Wawancara dengan MAA sebagai ketua, pada tanggal 24 Juli 2019 64 Wawancara dengan JF sebagai sekretaris, pada tanggal 26 Juli 2019
49
Pola pendampingan yang pertama dilakukan kepada mayarakat
yaitu tentang memberikan pemahaman pentingnya membangun Eco-
wisata. Sehingga masyarakat mengetahui pentingnya mengelolah, Dam
Raman merupakan tempat wisata yang mengelola lingkungan dengan tetap
menjaga kelestarian alam.65
Sedangkan DM, AL, dan MK menjadikan
eco-wisata adalah sebagai tempat rekreasi yang berada di alam ataupun
lingkungan dengan tetap menjaga keaslian alam.66
Pola pendampingan yang dilakukan adalah pengembangan
masyarakat lokal. Konstribusi masyarakat sangat antusias dan mereka
lebih bersemangat untuk membangun eco-wisata Dam Raman 5 respon
salah staunya yang merasakan proses pendampingan komunitas AKDR.
Dengan beberapa program yaitu :
1. Memberdayakan warga sekitar dan membangun budaya kearifan
lokal. Dalam membangun budaya lokal yang dilakukan seperti
memperkenalkan makanan tradisonal seperti SK menjual bakso mie
ayam, dan aneka jajanan dari bahan jamur. SK selain didampingi
terkait produk yang ditawarkan, pendampingan terkait strategi
pemasaran.67
2. Menerapkan lingkungan bersih. Penerapan lingkungan bersih yaitu
menjaga keberagamaan ekosistem yang ada di Dam Raman, karena
konsep wisata Dam Raman adalah ecowisata. Dengan pendampingan
65
Wawancara dengan SK dan GA sebagai masyarakat, pada tanggal 25 Juli 2019 66
Wawancara dengan DM, AL, dan MK sebagai masyarakat, pada tanggal 25 Juli 2019 67
Wawancara dengan SK sebagai masyarakat, pada tanggal 24 Juli 2019
50
seperti tidak menggunakan kantong plastik, menanam 1000 pohon dan
sebagainya.68
3. Mengelola sistem eco-wisata. Dalam mengelola manajemen eco-
wisata Dam Raman masyarakat diberikan pengetahuan tentang eco-
wisata, perencanaan arus kas wisata, pengelolaan lokasi, pembagian
tugas serta kegiatan bergotong royong, dan sebagainya.69
4. Memberikan wawasan bermedia sosial untuk promosi wisata. Seperti
yang dialami oleh DM, AL dan MK mengikuti pembelajaran digital,
penggunaan akun media Facebook, Instragram, dan Whatshapp serta
pengelolaan website dibantu mahasiswa/i70
5. Pelatihan pengoperasian wahana-wahana seperti Produk dan atraksi
yang ada dari segi Wahana memiliki arena panahan, flyng fox, bebek
ontel, muslim camp, spot fot selfie, perahu, dan lain-lain. Sedangkan
pertunjukan biasanya ada kuda lumping, musik, sesuai dengan
kebutuhan.71
6. Memberikan motivasi kepada masyarakat berupa penghargaan.
Mengadakan lomba menulis untuk masyarakat sekitar dan karya dari
peserta dibukukan dengan tema 100 Hari #ayokedamraman, selain itu
dikuti juga oleh beberapa mahasiswa IAIN Metro. 72
Program-program yang dijalankan oleh komunitas AKDR berkaitan
dari Dosen IAIN Metro dan mahasiswa/inya. IAIN Metro selain dikenal
68
Wawancara dengan GA sebagai masyarakat, pada tanggal 28 Juli 2019 69
Wawancara dengan GA sebagai masyarakat, pada tanggal 24 Juli 2019 70 Wawancara dengan DM, MK dan AL sebagai masyarakat, pada tanggal 24 Juli 2019 71
Wawancara dengan MAA sebagai ketua, pada tanggal 24 Juli 2019 72 Wawancara dengan MAA sebagai ketua, pada tanggal 24 Juli 2019
51
dengan kampus keagamaan, Tapi terkenal dengan sosialnya, sejarahnya.
Sekarang perkembangan Dam Raman tidak terlepas dari pendampingan
yang dilakukan oleh komuunitas dan mahasiswa/inya berdampak kepada
Dam Raman yang menjadikan Dam Raman tidak dikenal sebatas irigasi
atau penghubung ke ladang sampai kepersawahan sekarang dikenal
sebagai obyek ecowisata. Hasil pendampingan dosen IAIN Metro dengan
mahasiswa/inya, Bapak ER selaku pejabat memiliki pandangan ke
Kampus IAIN Metro baik dan dapat mengenal IAIN Metro lebih detail.
Harapannya ada kerjasama dengan kampus, karena sejauh ini belum ada.73
DM, AL, GA dan MK, dari pendampingan yang dilakukan oleh
komunitas yang dipelopori dosen IAIN Metro da mahasiswa/inya saat ini
masyarakat mengetahui tentang IAIN Metro bukan sebatas kampus Islam
namun mengetahui tentang peran dan tugas mahasiswa dalam membangun
daerahnya karena beberapa mahasiswa/i jurusan Ekonomi yang yang
membantu mengelola eco-wisata. Sehingga masyarakat beranggapan baik
tentang IAIN Metro, namun SK dari awal tidak mengetahui IAIN Metro
dengan alasan tidak pernah menempuh pendidikan dengan adanya
pendampingan sudah mengetahui tentang kampus walaupun hanya
mengetahui individunya 74
Pola pendampingan yang dibangun tidak terlepas dari IAIN Metro
karena yang terlibat adalah dosen IAIN Metro Sehingga tentang Citra
maka dilakukan wawancara dengan pejabat kampus. Hasil wawancara
73 Wawancara dengan ER sebagai Pejabat Desa, pada tanggal 23 Juli 2019 74
Wawancara dengan GA, DM, AL, MK,dan SK sebagai masyarakat, pada tanggal 25 Juli
2019
52
dengan ibu IU citra adalah ciri khas menjadi gambaran atau seseorang,
kampus memilki citra atau gambaran khusus yang dijabarkan sesuai
dengan cita-cita lembaga atau kampus masing-masing, sebagaimana telah
tertuang dalam visi dan misi serta tujuan lembaga.75
Citra yang sesuai dengan kampus IAIN Metro adalah citra yang
memiliki kesan baik dengan meningkatnya citra yaitu dengan prestasi-
prestasi mahasiswa seperti kita ketahui IAIN dalam berbagai lomba
mendapatkan juara, dibidang organisasi mahasiswa IAIN sangat baik.
Namun dengan sesuai dengan Visi socio-eco-techno-preneurship jadi
mahasiswa dan para dosen diajak untuk aktif dalam kegiatan sosial,
ekologi, teknologi, kewirausahaan. Pendampingan yang dilakukan oleh
Dosen IAIN Metro Dharma Setyawan dengan beberapa mahasiswa/inya
merupakan salah satu meningkatkan citra lembaga dimasyarakat, dan ini
bisa menjadi salah satu akreditasi kampus sebagai pengabdian.
Banyak cara yang dilakukan dalam peningkatan citra kampus
IAIN Metro melalui Tri Dharma Perguruan Tinggi sebagaimana telah
tertuang dalam Rencana Induk Pengembangan (RIP), Rencana Strategis
(RENSTRA), Rencana Jangka Panjang (RENJA), dan Rencana
Operasional (RENOP).76
Bentuk kerja sama dilakukan baik lokal, regional maupun
internosianal. Kerjasama lokal dilakukan dengan masyarakat sekitar,
lembaga pendidikan, lembaga masyarakat, dan pemerintah. Kerjasama
75
Wawancara dengan Ibu IU sebagai Pejabat Kampus, pada tanggal 26 Juli 2019 76 Wawancara dengan Ibu IU sebagai Pejabat Kampus, pada tanggal 26 Juli 2019
53
regional dilakukan melalui lembaga kampus, lembaga hukum, bank, dan
sebagainya. sedangkan kerjasama internasional dilakukan baik dalam
bentuk Kuliah Kerja Nyata (KKN) internasional, seminar, student mobility
program, dan sebagainya.77
C. Pengaruh Pola Pendampingan di Dam Raman Terhadap Citra IAIN
Metro
Pola pendampingan yang dilakukan komunitas oleh Dharma
Setyawan dan Mahasiswa/i IAIN Metro yang membentuk Komunitas Ayo
Ke Dam Raman (AKDR). Dalam penelitian ini peneliti mengambil
informan dari pejabat desa, 5 masyarakat, pejabat kampus dan pengurus
komunitas berikut ini adalah analisis mengenai pengaruh pola
pendampingan di Dam Raman terhadap Citra Metro yang meliputi:
Model Pendampingan yang dilakukan oleh penggerak dan
komunitas dengan masyarakat yaitu:
1. Memberikan fasilitas jasa dan pelayanan kepada masyarakat dalam
bentuk arahan atau bimbingan kepada anak-anak melalui bimbingan
belajar.78
Bentuk arahan atau bimbingan yang dilakukan ketika awalnya berdiri
komunitas sesuai dengan teori model pendampingan dengan hasil
penelitian Produk dan atraksi yang ada dari segi wahana seperti bebek
ontel diberikan arahan ataupun baagaimana menggunakan bebek ontel
77 Wawancara dengan Ibu IU sebagai Pejabat Kampus, pada tanggal 26 Juli 2019 78
Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, (Bandung,: PT Refika
Aditama, 2005), hal. 97
54
yang baik, penggunaan media sosial diberikan arahan tentang promosi
wisata di facebook, whatshapp, dan instragram serta pengelolaan
website. Semua itu bertujuan untuk memasarkan dan mengenalkan
Dam Raman. Namun dalam hal ini pelatihan-pelatihan sudah jarang
dilakukan karena pengurus komunitas sudah bekerja dan lain
sebagainya
2. Menumbuhkan motivasi dan upaya untuk kemandirian warga
masyarakat dalam pelaksanaan pendampingan, yakni melalui
bimbingan belajar.79
Menumbuhkan motivasi komunitas AKDR dulu melakukan lomba
menulis, dan mengajarkan hidup sehat dengan menjaga ekosistem yang
ada di Dam Raman, dengan motivasi-motivasi seperti itu sesuai dengan
model pendampingan.
Saat ini kegiatan dilakukan oleh masyarakat dan Paguyaban,
komunitas hanya beberapa orang saja yang masih bertahan dalam
melakukan kerja bakti.
3. Melaksanakan tugas-tugas masyarakat dengan penuh tanggung jawab
dan memberikan laporan-laporan pelaksanaan pendampingan pada
masyarakat sesuai dengan ketentuan yang diharapkan.80
Pembagian tugas-tugas masyarakat dengan penuh tanggung jawab
dengan sesuai karakter dan kemampuannya. Setelah diajarkan
pengoperasian wahana pembagian tugas kepada masyarakat
79 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, hal. 97 80 Edi Suharto, Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, hal. 97
55
disesuaikan operasionalnya seperti GA dibagian parkir kendaraan
pengunjung.
Berdasarkan pemaparan diatas maka pola pendampingan
manajemen ecowisata sesuai dengan teori model-model pendampingan
dari arahan dan bimbingan melalui pelatihan, motivasi melalui
penghargaan yaitu dalam lomba-lomba menulis, dan untuk tugas-tugas
masyarakat yang sesuai dengan harapannya. Dari ketiga model di atas bisa
dijadikan sebagai acuan dalam upaya mengembangkan kwalitas hidup
masyarakat dengan mengedepan kembali kualitas alam agar
keberlangsungan hidup masyarakat seimbang, sehingga konsep
sustainnability yang di rancang para pakar akan dapat terwujud. Kegiatan-
kegiatan yang dilakukan dari ketiga model diatas harus kembali di ditinjau
kelemahannya oleh penggerak masyarakat agar bisa kembali di lakukan
seterusnya di masa mendatang untuk generasi baru dan komunitas lebih
memperbarui sistemnya agar tidak diawalnya.
Ketiga model yang telah dilakukan kedepannya bisa di
kolaborasikan. Pendekatan yang sesuai untuk mencapai pembangunan
berkelanjutan adalah pendekatan self help atau pengembangan masyarakat
lokal, karena hal itu merupakan proses memandirikan masyarakat secara
langsung. Namun dengan begitu perlu adanya kerjasama yang baik dengan
pihak yang berwenang agar masyarakat bisa berkomunikasi sehingga
stratifikasi masyarakat juga tercapai dengan baik. Proses memanajemen
ecowisata dam raman dari proses perencanaan melakukan pemahaaman
56
terkait ecowisata, pengoperasisan wahana dan sebagainya. sedangkan
proses pengorganisasian berkaitan tentang tugas pokok kepungurusan
komunitas. Proses pengaktualisasian kegiatan ini harus tetap dilanjutkan
supaya pendampingan ini berkelanjutan bukan sementara dalam
pendampingan. Proses pengontrolan dilakukan evaluasi, rapat kerja dan
pembenahan itu wajib dilakukan.
Keaktifan komunitas ini harus dikontrol oleh penggerak untuk tetap
berkonstribusi dalam membangun ecowisata. Kerukunan dengan
organisasi masyarakat harus terjalin dengan baik. Kegiatan-kegiatan harus
dilaksanakan secara berkelanjutan serta diupayakan inovasi-inovasi.
Kemudian peneliti menganalisis penelitian ini kedalam Citra
Perusahaan adapun yang dimaksud dengan citra adalah citra sebagai
representasi penilaian-penilaian dari konsumen, baik konsumen yang
potensial maupun konsumen yang kecewa, termasuk kelompok lain yang
berkaitan dengan perusahaan. Pada hal ini faktor yang mempengaruhi
citra terdapat beberapa faktor, namun yang peneliti gunakan untuk
menganalisis adalah faktor, yang meliputi :
a. Pengelolaan proses (process management) adalah proses
pengelolaan dan aksi nyata dalam teknis pelaksanaan. Dalam hal
ini aksi nyata dari komunitas AKDR untuk membangun ecowisata
Dam Raman, dari hutan menjadi kawasan wisata yang bernilai jual
tinggi. dan masyaraakat mengapresiasi hasil dari pendampingan
yang dilakukan komunitas, masyarakat beranggapan bahwasannya
57
program yang direncanakan menyadarkan masyarakat terkait
wisata dan pengelolaan nya dilakukan oleh masyarakat sekitar.
b. Kebijaksanaan sumber daya manusia (personnel policy) adalah
proses pengambilan dalam menentukan penempatan pekerja dan
pengurus organisasi agar tidak salah penempatan.
Pola pendampingan yang dilakukan oleh komunitas AKDR dengan
meberikan pelatihan pengoperasian wahana-wahana ini berkaitan
dengan kebijaksanaan sumber daya manusia. Masyarakat diberikan
tugas sesuai dengan kemampuan dan profesional dalam
menjalankan program-program Dam Raman. Seperti pembagian
pemegang pemandu perahu karet, dan sebagainya.
Berdasarkan pemaparan diatas pola pendampingan manajemen
ecowisata Dam Raman mempengaruhi citra IAIN Metro secara
individunya. Masyarakat mengapresiasi atas pendampingan yang
dilakukan, dalam hal ini masuk pada penelitian, citra perusahaan yang
digambarkan sebagai kesan keseluruhan yang dibuat dalam pikiran
masyarakat tentang suatu organisasi.
Kemudian peneliti menganalisis penelitian ini kedalam jenis citra
sebagai representasi penilaian-penilaian dari Citra IAIN Metro, dari
pendampingan yang dilakukan yaitu
a. Current image (citra kini), yaitu Citra merupakan kesan baik yang
diperoleh dari orang lain tentang perusahaan/organisasi atau hal
58
lain yang berkaitan dengan produknya.81
dengan pola
pendampingan saat ini citra IAIN sangat baik, masyarakat
sebelumnya tidak mengetahui tentang IAIN Metro Menjadi
mengetahui, bahkan yang tidak pernah mengetahui kampus bahkan
tidak mengetahui IAIN, setelah mengikuti pendampingan baru
mengetahui tentang kampus.
b. Perfomance image (citra penampilan), yaitu citra penampilan ini
lebih ditujukan subjeknya , bagaimana kinerja dan penampilan diri
(performance image) para professional pada perusahaan
bersangkutan.
Citra penampilan dalam hal ini Pola pendampingan selain untuk
membangun ecowisata di Dam Raman memiiliki dampak citra
terhadap individu atau kelompok, karena bukan melalui intitusi
karena belum adanya kerja sama yang dilakukan oleh lembaga
kampus. Sehingga dalam Performance Image lebih mengenalkan
kepada penggerak dan komunitasnya bukan terhadap lembaganya.
Menurut Peneliti dari ke 9 orang yaitu kepada pejabat desa,
pengurus komunitas, masyarakat dan pimpinan kampus dapat dipahami
bahwa jawaban mereka cenderung tidak berbeda atau memiliki kesamaan
persepsi antar responden yang satu dengan yang lainnya. Dam raman
sesudah dilakukan pendampingan menjadikan ecowisata yang
81 Erwina Safitri, Mintarti Rahayu, Nur Khusniyah Indrawati, Pengaruh Kualitas
Pelayanan dan Citra Perusahaan Terhadap Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan
Service Center (Studi Pada PelangganSamsungService Center di Kota Malang), (Jurnal Ekonomi
Bisnis Tahun 21, No.1, Maret 2016), h.92
59
berpendapatan yang jutaan ketika masih aktifnya komunitas untuk saat ini
masyarakat lebih kemandirian dan memajukannya dengan kemampuannya
masing-masing sehingga penggunaan media saat ini berkurang dan orang
berkunjung ramai setiap sabtu dan minggu. Dari pengetahuan tentang
kampus IAIN Metro satu orang yang belum mengetahui IAIN Metro
karena yang terdapat adalah performance image bukan dari lembaga.
Sedangkan empat responden lainnya mengetahui kampus IAIN Metro
dengan pelayanan atau kualitas pendidikan seperti, banyak yang berkuliah
di IAIN Metro, dan dari segi keagaamaan. Pejabat desa mengetahui
keberadaan IAIN Metro ia mengatakan kampus IAIN Metro sangat baik
dan selalu memberikan pembenahan. Jadi, masyarakat dan pejabat desa
dari pola pendampingan manajemen ecowisata berpengaruh terhadap citra
IAIN Metro melalui perfoemance image. Citra yang baik dari suatu
organisasi akan mempunyai dampak yang menguntungkan, sedangkan
citra yang jelek akan merugikan organisasi. Citra yang baik, artinya publik
mempunyai kesan positif terhadap suatu organisasi, sedangkan citra yang
kurang baik berarti publik memiliki kesan negatif.
69
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan
dapat ditarik kesimpulan mengenai Pola Pendampingan Manajemen
Ecowisata Dam Raman dan Pengaruhnya Terhadap Citra IAIN Metro,
pola pendampingan yang dilakukan dalam membangun ecowisata dam
raman yang dilakukan oleh komunitas Ayo Ke Dam Raman (AKDR) yang
digerakkan oleh dosen IAIN Metro dan beberapa mahasiswa IAIN Metro
dengan program pelatihan, pemberdayaan, motivasi dan manajemen
ekowisata sampai Dam Raman menjadi salah satu destinasi wisata
keluarga yang nyaman di Kota Metro serta memberikan pengaruh terhadap
citra kampus dengan kesan baik tentang kampus IAIN Metro, dengan
model pendampingan yang sudah dilakukan.
Pengaruhnya terhadap citra IAIN Metro sangatlah bagus dan dapat
memberikan kesain baik yg diterima oleh masyarakat.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan di atas, peniliti
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Saran untuk Pemerintah
a. Peran Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat harus lebih
semakin terintegrasi untuk mengubah paradigma dan mendorong
masyarakat ikut serta dalam segala perencanaan dan pelaksanaan
70
setiap kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan wisata yang
ada.
b. Membantu dari segi prasarana yang belum terlaksana dalam
pengelolaan eco-wisata.
c. Mengadakan pelatihan tentang pariwisata secara kontinyu.
2. Saran untuk Kampus
a. Kampus harus mempunyai program tentang pemberdayaan
masyarakat yang bersifat aktif agar dapat bersinergis dengan citra
lembaga.
b. Meningkatkan kerjasama dengan pihak luar di berbagai bidang
khususnya dengan lembaga pendidikan.
c. Menambah jurusan kepariwisataan untuk menarik daya minat.
3. Saran untuk Komunitas
a. Komunitas diharapkan meningkatkan kemampuannya didalam soft
skill dalam pemberdayaan.
b. Melakukan terobosan baru di pemasaran wisata dengan
bekerjasama di berbagai bidang, sesuai dengan kebutuhan
komunitas.
4. Saran untuk Masyarakat
a. Masyarakat harus memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga
alam , karena kegiatan ekonomi yang ada harus dilakukan lebih
konservatif lagi, menyesuaikan kondisi dan situasi alam, agar tidak
merusak dan mengekploitasi alam.
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
Recommended