View
237
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN PDAM KOTA PANGKALPINANG DENGAN PDAM
KABUPATEN BANGKA TAHUN 2010-2012
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Oleh:
NAMA : YENNI WULANDARINIM : 302 09 21 027
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Prasyarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
JURUSAN MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG2014
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu kebijakan pembangunan adalah peningkatan sarana air
bersih.Untuk itu usaha pengelolaan air bersih memerlukan organisasi yang
handal dan profesional. Salah satu organisasi publik yang ada di daerah
adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM merupakan
perusahaan yang bertugas mengelola sumber daya air di daerah untuk
kemudian didistribusikan pada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan air
bersih.
PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kabupaten Bangka
merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang bertugas mengusahakan
penyediaan air minum yang bersih dan memenuhi syarat-syarat kesehatan
bagi masyarakat sekitarnya. Untuk melaksanakan penyediaan air bersih,
PDAM Kota Pangkalpinang mempunyai Instalasi Pengelolaan Air bersih
yang beroperasi di Pedindang, Mangkol dan Bacang dengan kapasitas
produksi 420 liter/detik. PDAM Kabupaten Bangka mempunyai Instalasi
Pengelolaan Air di empat lokasi yaitu 1 (satu) dikantor Pusat Cabang
Sungailiat, 1 (satu) di Cabang Belinyu, dan 2 (dua) di unit Baturusa Kenanga
dengan kapasitas produksi seluruhnya 140 liter/detik.
2
Tabel I.2
Kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kabupaten Bangka Berdasarkan Pendapatan dan Piutang Tahun 2010-2012
PDAM Kota Pangkalpinang PDAM Kabupaten Bangka
Tahun Pendapatan Piutang Pendapatan Piutang
2010 Rp2.312.075.774 Rp5.150.981.925 Rp4.562.369.900 Rp959.673.229
2011 Rp7.588.053.042 Rp9.702.139.680 Rp5.408.124.970 Rp1.423.244.289
2012 Rp5.275.977.268 Rp11.930.076.271 Rp6.523.740.080 Rp1.723.009.779
Sumber: PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kab. Bangka 2014
Dari tabel I.2 dapat dilihat perbandingan kinerja keuangan PDAM
Kota Pangkalpinang dengan PDAM Kabupaten Bangka tahun 2010-2012.
Tahun 2010 dan 2012 pendapatan PDAM Kabupaten Bangka lebih baik
dibanding PDAM Kota Pangkalpinang. Namun untuk tahun 2011 pendapatan
PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik dibanding PDAM Kabupaten Bangka.
Laporan Keuangan menjelaskan, bahwa saldo piutang PDAM Kota
Pangkalpinang per 31 Desember 2012 menurut laporan keuangan sebesar
Rp 11.930.076.271 sedangkan menurut aplikasi sebesar Rp 10.359.739.318,
sehingga terdapat selisih Rp 1.570.336.953 yang tidak bisa ditelusuri. Saldo
piutang PDAM Kabupaten Bangka per 31 Desember 2012 Rp 1.723.009.779
sedangkan menurut aplikasi Rp 668.913.484 sehingga terjadi selisih
Rp 901.423.469 yang tidak bisa ditelusuri. Dari penjelasan tersebut bahwa
PDAM Kota Pangkalpinang memiliki selisih lebih besar dibandingkan
dengan PDAM Kabupaten Bangka.
Dari latar belakang perlu dilakukan kajian penelitian kinerja
keuangan di kedua perusahaan tersebut, berdasarkan rasio likuiditas, rasio
3
profitabilitas, rasio aktivitas dan rasio solvabilitas. Berdasarkan latar belakang
masalah tersebut maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul
“ Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang
dengan PDAM Kabupaten Bangka Tahun 2010-2012”
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, dapat dibuat perumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang tahun 2010-
2012?
2. Bagaimana kinerja keuangan PDAM Kabupaten Bangka tahun 2010-
2012?
3. Bagaimana Kinerja Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang dibandingkan
PDAM Kabupaten Bangka tahun 2010-2012?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang tahun
2010-2012.
2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PDAM Kabupaten Bangka tahun
2010-2012.
3. Untuk mengetahui perbandingan kinerja keuangan PDAM Kota
Pangkalpinang dengan PDAM Kabupaten Bangka tahun 2010-2012.
4
1.4 Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi menjadi terarah, penulis memberikan gambaran
secara garis besar mengenai isi skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan
skripsi ini terdiri dari 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini merupakan awal dari seluruh penulisan skripsi yang
didalamnya diuraikan secara rinci yang memuat latar belakang,
perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini membahas berbagai teori yang digunakan untuk acuan
dalam penelitian ini. Landasan teori yang digunakan, yaitu laporan
keuangan, analisa laporan keuangan, analisa rasio, kinerja
keuangan, rasio keuangan, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio
aktivitas dan rasio profitabilitas. Penelitian terdahulu dan kerangka
berpikir.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini membahas tentang bagaimana metode penelitian yang
digunakan oleh peneliti, yang terdiri dari pendekatan penelitian,
lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, jenis dan sumber data,
metode analisis data.
5
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini memuat tentang penyajian data yang menggambarkan
variabel atau masalah penelitian serta analisis dan interprestasi
yang menjelaskan hasil dari perhitungan dan analisa yang telah
dilakukan sesuai dengan teori yang dipakai dalam rangka
pancapaian tujuan penelitian.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini merupakan akhir dari penulisan skripsi yang memuat
kesimpulan dan saran.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Sejumlah hal yang sangat penting dalam pengelolaan keuangan
bagi perusahaan adalah bagaimana manajemen keuangan perusahaan
mampu dalam membaca, memahami, menganalisis dan
menginterpretasikan informasi laporan keuangan. Seperti yang
dikemukakan Najmudin (2011:64), bahwa salah satu sumber informasi
penting yang digunakan manajemen dalam pengambilan keputusan
keuangan adalah laporan keuangan.
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Kasmir (2011:11), tujuan pembuatan dan penyusunan
laporan keuangan yaitu:
1. Memberikan informasi tentang garis dan jumlah aktiva (harta),
kewajiban modal yang dimiliki perusahaan saat ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
3. Memberikan informasi tentang jumlah dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva dan passiva.
7
5. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam
suatu periode.
6. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan
keuangan.
2.2 Komponen Laporan keuangan
Menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston yang di kutip oleh Irham
Fahmi, ( 2012 :24 )“Suatu laporan keuangan tahunan korporat terdiri dari
empat laporan keuangan pokok” yaitu:
1. Neraca..
2. Laporan Rugi-Laba.
3. Laporan Ekuitas Pemegang Saham..
4. Laporan Arus Kas.
2.3.2 Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (Ikatan Akuntan
Indonesia, 1994) yang dikutip oleh Irham Fahmi,(2011:26) bahwa
“tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan
suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.”
2.3.3 Teknik Analisis Laporan Keuangan
Menurut Najmudin (2011:79,80) klasifikasi teknik analisis
secara terperinci dan yang biasa digunakan adalah sebagai berikut.
8
1. Analisis perbandingan laporan keuangan, yaitu metode atau teknik
analisis dengan membandingkan laporan keuangan untuk dua
periode atau lebih.
2. Laporan dengan presentase per komponen atau common size
statement. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui
presentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total
aktivanya dan mengetahui struktur permodalannya dalam neraca,
dan mengetahui komposisi biaya dihubungkan dengan jumlah
penjualannya dalam laporan laba rugi.
3. Analisis rasio. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan
pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut..
2.4 Rasio Keuangan
Rasio keuangan didesain untuk memperlihatkan hubungan antara
item-item pada laporan keuangan (neraca dan laporan rugi-laba) (Lukas Setia
Admaja,2008:415).
2.5 Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui pos-pos antara laporan neraca dan laba rugi, (Kasmir 2010:97).
2.5.1 Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi (2011:47) “Adapun manfaat yang bisa
diambil dengan dipergunakannya rasio keuangan, yaitu”:
9
1. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai
alat untuk menilai kinerja dari prestasi perusahaan.
2. Analisis rasio keuangan sangat bermanfaat bagi pihak manajemen
sebagai rujukan untuk membuat perencanaan.
3. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai alat untuk
mengevaluasi kondisi suatu perusahaan dari perspektif keuangan.
4. Analisis rasio keuangan juga bermanfaat bagi para kreditor dapat
digunakan untuk memperkirakan potensi resiko yang akan dihadapi
dikaitkan dengan adanya jaminan kelangsungan pembayaran bunga
dan pengembalian pokok pinjaman.
5. Analisis rasio keuangan dapat dijadikan sebagai penilaian bagi pihak
stakeholder organisasi.
2.5.2 Jenis-Jenis Rasio Keuangan
Jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk
melunasi utang jangka pendeknya. (Najmudin 2011:86)
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas adalah mengukur kemampuan perusahaan untuk
melunasi hutang-hutang perusahan dengan aktiva yang dmiliki
perusahaan. (Said Kelana Asnawi dan Chandra wijaya 2005 :35).
10
3. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang menggambarkan sejauh mana suatu
perusahaan menggunakan sumber daya yang dimilikinya guna
menunjang aktivitas perusahaan, (Irham Fahmi 2011 : 65).
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Najmudin (2011:86) rasio profitabilitas adalah rasio yang
mengukur berapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba,
baik dalam hubungannya dengan penjualan, asset, maupun modal
sendiri.
2.6 Penelitian Sebelumnya
Berdasarkan peneltian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa
peneliti terdahulu yang mengkaji beberapa aspek yang berkaitan dengan
analisis rasio keuangan perusahaan.
Tabel II.1 Penelitian TerdahuluNo Nama Judul Penelitian Variabel
PenelitianHasil Penelitian
1 Ratih Puspitasari
Analisis Laporan Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan Padatahun (PT. ASTRA Internasional. Tbk (2012)
Likuidit (CR, QR, ALR)
Aktivitas (TATO, ADI, ITO,FTO,ACP) Leverage (DR, DER,TIE) Profitabilit
as(RPM, NPM,ROI, ROE) Nilai Pasar (Pendapatan, Nilai lembar saham)
• Rasio Likuiditas berfluktuasi • Rasio Aktivitas menunjukan banyak kenaikan •Rasio Leverage perusahaan mengalami tingkat penurunan •Rasio profitabilitas menunjukkan berfluktuasi dan cenderung menurun •Nilai Pasar cukup baik
2 Marisatul Ula
Perbandingan Kinerja Keuangan BUMN dan BUMS yang Masuk Jakarta
•Likuiditas (CR, QR, NWC) •Leverage
•Rasio Likuiditas BUMN lebih baik dari pada BUMS•Rasio Leverage BUMN lebih baik dari BUMS
11
Islamic Indeks (2011)
(DR,DER, TER) •Aktivitas(ITO, ADI, TATO, FATO) •Profitabilitas(GPM, NPM, ROI, ROE) •Nilai Pasar (EPS)
•Rasio Aktivitas BUMS dibawah BUMN•Rasio Profitabilitas BUMS dibawah BUMN •Nilai Pasar BUMN dibawah BUMS.
3 Ika Diana Fitria
Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai kinerja keuangan perusahaan rokok (2004).
•Rasio Likuiditas •Rasio Solvabilitas•Rasio Profitabilitas.
Kinerja keuangan perusahaan PT. Gudang Garam, Tbk lebih baik jika dibandingkan dengan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk
2.7 Kerangka Berpikir
Gambar II.1
12
Alat Analisis perbandingan:
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Profitabilitas
3. Rasio Solvabilitas
4. Rasio Aktivitas
Kinerja
Keuangan
Laporan Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang
Laporan Keuangan PDAM Kabupaten Bangka
Komparasi Kinerja keuangan PDAM
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Pendekatan Penelitiaan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian
melalui data yang berupa angka-angka (skala numeric, yaitu laporan
keuangan perusahaan (neraca dan laba-rugi).
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di dua perusahaan yaitu di PDAM Kota
Pangkalpinang “Tirta Darma” yang beralamatkan di Jl. Bina Marga Sungai
Selan, Pangkalpinang dan di PDAM Kabupaten Bangka “Tirta Bangka” yang
beralamatkan di Jl. Diponegori Bukit Golkar No. 1, Sungailiat, dimana kedua
perusahaan ini sama-sama bergerak dalam bidang pendistribusian air bersih
kepada masyarakat.
Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 18 Maret 2013 sampai
dengan selesai.
3.3 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif,
data yang peneliti kumpulkan dalam bentuk angka-angka absolute dari
laporan keuangan (Neraca/Laba-Rugi) perusahaan.
Data penelitian yang digunakan merupakan data primer. Data yang
diperoleh secara langsung dari pihak-pihak kedua yang merupakan objek dari
penelitian ini.
13
Sumber data penelitian ini diperoleh melalui pihak yang berwenang
terhadap keuangan perusahaan, yaitu Perusahaan Daerah Air Minum Kota
Pangkalpinang dengan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Bangka
tahun 2010-2012.
2.3 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi
dokumentasi. Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak
ditujukan langsung kepada subjek. Dalam penelitian ini studi dokumentasi
dilakukan melalui dokumen laporan keuangan PDAM Tirta Darma Kota
Pangkalpinang dan PDAM Tirta Bangka Kabupaten Bangka.
2.4 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisa kuantitatif yaitu analisa yang digunakan untuk menilai keadaan
perusahaan dengan menggunakan angka-angka, analisa tersebut dengan
menggunakan rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio aktivitas, dan rasio
profitabilitas.
14
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 kinerja Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio
Current AssetCurrent ratio = x 100%
Current Liabilities
Rp 7.161.576.569,74Tahun 2010 = x 100% = 74.31%
Rp 9.636.624.403,10
Rp 5.011.510.035,34Tahun 2011 = x 100% = 52.34%
Rp 9.573.522.590,33
Rp 1.660.280.445Tahun 2012 = x 100%= 17,17%
Rp 9.665.801.053
Pada tahun 2010 current ratio perusahaan sebesar 74,31% hal
ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin dengan
Rp 0,741 aktiva lancar. Tahun 2011 current ratio perusahaan
mengalami penurunan dimana current ratio sebesar 52,34%, berarti
pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin dengan Rp
0,523 aktiva lancar, penurunan ini disebabkan oleh penurunan
aktiva lancar pada tahun 2011. Tahun 2012 current ratio perusahaan
mengalami penurunan lagi dimana current ratio sebesar 17,17%, hal
ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp.
0,171 aktiva lancar, penurunan ini disebabkan kenaikkan kewajiban
lancar pada penurunan aktiva lancar.
15
b. Quick Ratio
Current Asset-inventoriesQuick Ratio = x 100%
Current Liabilities
Rp 7.161.576.569,74 – Rp 62.809.000Tahun 2010 = x 100% = 73,66%
Rp 9.636.624.403,10
Rp 5.011.510.035,34 – Rp 37.283.000 Tahun 2011 = x 100% = 51,95%
Rp 9.573.522.590,33
Rp 1.660.280.445 – 11.625.000Tahun 2012 = x 100% = 17,05%
Rp 9.665.801.053
Pada tahun 2010 quick ratio sebesar 73,66%, berarti setiap
Rp 1,00 hutang lancarnya dengan quick asset sebesar Rp 0,736.
Tahun 2011 quick ratio perusahaan sebesar 51,95% hal ini berarti
pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dengan quick asset
sebesar Rp 0,519. Tahun 2012 quick ratio perusahaan sebesar
17,05%, ini berarti setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dengan quick
asset sebesar Rp. 0,170.
c. Cash Ratio
Cash & BankCash Ratio = x 100%
Current Liabilities
Rp 1.371.495.914,74Tahun 2010 = x 100% = 14,23%
Rp 9.636.624.403,10
Rp 1.316.509.037,84Tahun 2011 = x 100% = 13,75%% Rp 9.573.522.590,33
Rp 41.415.562Tahun 2012 = x 100% = 0,43% Rp 9.665.801.053
16
Pada tahun 2010 cash ratio sebesar 14,23%, berarti pada
tahun 2010 setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin dengan Rp
0,142 kas perusahaan, kemudian pada tahun 2011 dan 2012 cash
rationya mengalami penurunan, dimana cash ratio pada tahun 2010
sebesar 13,75% dan tahun 2012 sebesar 0,43%, ini berarti pada
tahun 2011 dan 2012 setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin
dengan Rp 0,137; Rp 0,0043 kas perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
Rumus: Total Assets
Solvabilitas = x 100% Total Liabilities
Rp 78.456.976.643,52Tahun 2010 = x 100% = 698,3%
Rp11.234.827.026,44
Rp 78.548.423.744,14Tahun 2011= x 100% = 704,9%
Rp 11.143.814.501,39
Rp75.237.492.775Tahun 2012= x 100% = 775,6%
Rp 9.700.404.390
Pada tahun 2010 solvabilitas sebesar 698,3%, berarti pada tahun
2010 setiap Rp 1,00 total hutang dijamin dengan Rp 6,983 total aktiva,
tahun 2011 rationya sebesar 704,9%, hal ini berarti bahwa setiap
Rp 1,00 total hutang dijamnn Rp 7,049 total aktiva. Tahun 2012
solvabilitas mengalami peningkatan dimana rationya sebesar 775,6%,
yang berarti setiap Rp 1,00 total hutang dijamin Rp 7,776 total aktiva.
17
3. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Piutang
Rumus:Penjualan kredit
Perputaran Piutang = Rata-rata piutang
Rp 2.312.075.774Tahun 2010= = 3,04 kali
Rp 759.743.573,75
Rp 7.588.053.042Tahun 2011= = 3,47 kali
Rp 2.185.292.396,25
Rp 7.475.109.473Tahun 2012= = 2,86 kali
Rp 2.610.756.009
Pada tahun 2010 rata-rata dana yang tertanam dalam piutang
berputar sebesar 3,04 kali, kemudian pada tahun 2011 dana yang
tertanam dalam piutang berputar sebesar 3,47 kali, yang berarti
mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yang disebabkan
peningkatan rata-rata piutang dan peningkatan penjualan, lalu pada
tahun 2012 mengalami penurunan dimana dana yang tertanam dalam
piutang berputar sebesar 2,86 kali, hal ini akan mengganggu
likuiditas perusahaan, sehingga perlu ditingkatkan efektivitas dan
efisiensi penagihan piutang terutama yang berkaitan dengan piutang
rekening air.
b. Rata-Rata Umur Piutang
Rata-rata piutang x 360Rata-Rata Umur Piutang =
Penjualan kredit
18
Rp 759.743.573,75 x 360Tahun 2010= = 118 hari
Rp 2.312.075.774
Rp 2.185.292.396,25 x 360Tahun 2011= = 104 hari
Rp 7.588.053.042
Rp 2.610.756.009 x 360Tahun 2012= = 126 hari
Rp 7.475.109.473
Pada tahun 2010 dikumpulkan setiap 118 hari, kemudian
pada tahun 2011 piutang rata-rata dikumpulkan setiap 104 hari,
yang berarti lebih cepat dibandingkan tahun 2011, lalu pada tahun
2012 piutang rata-rata dikumpulkan setiap 126 har,i ini berarti lebih
lama dibandingkan tahun 2011.
c. Perputaran Aktiva Tetap
PenjualanPerputaran Aktiva Tetap =
Aktiva tetap Rp 2.312.075.774
Tahun 2010 = = 1,33 kali Rp 1.735.091.442,64
Rp 7.588.053.042Tahun 2011 = = 3,22 kali
Rp 2.360.158.97,69
Rp 7.475.109.473Tahun 2012= = 2,94 kali
Rp 2.540.712.808
Pada tahun 2010 perputaran aktiva tetap sebesar 1,33 kali,
berarti setiap Rp 1,00 dana yang tertanam dalam aktiva tetap
menghasilkan penjualan sebesar Rp 1,33 pada tahun 2011 perputaran
aktiva tetap sebanyak 3,21 kali, berarti setiap Rp 1,00 dana yang
tertanam dalam aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebesar
Rp 3,21 kemudian pada tahun 2012 perputaran aktiva tetap sebanyak
19
2,94kali yang berarti setiap Rp 1.00 dana yang tertanam dalam
aktiva tetap menghasilkan penjualan Rp 2,94.
d. Perputaran Total Aktiva
PenjualanPerputaran Total Aktiva =
Total Aktiva
Rp 2.312.075.774Tahun 2010= = 0,03 kali
Rp 78.456.976.643,52
Rp 7.588.053.042Tahun 2011= = 0,09 kali
Rp 78.548.423.744,14
Rp 7.475.109.473Tahun 2012= = 0,09 kali
Rp 75.237.492.775
Pada tahun 2010 perputaran total aktiva 0,03 kali, berarti
setiap dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva dalam setahun
menghasilkan penjualan Rp. 0,03. Pada tahun 2011 dan 2012
perputaran aktiva sama yaitu sebanyak 0,09 kali, ini berarti setiap
Rp 1,00 dana yang tertanam dalam aktiva pada tahun 2011 dan 2012
menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,09.
4. Rasio Profitabilitas
a. Gross Profit Margin
Gross profitGross profit margin = x 100%
Sales (Rp 134.046.705,05)
Tahun 2010= x 100% = -5,79% Rp 2.312.075.774
Rp 4.253.448.868,26Tahun 2011= x 100% = 56,05%
Rp 7.588.053.042
20
( Rp 99.321.817)Tahun 2012 = x 100%= - 1,23%
Rp 7.475.109.473
Pada tahun 2010 gross profit margin sebesar -5,79%, berarti
setiap Rp1,00 penjualan menghasilkan laba kotor Rp-0,057
kemudian pada tahun 2011 gross profit margin mengalami
peningkatan yang cukup signifikan, dimana rationya sebesar 56,05%,
yang berarti setiap Rp1,00 penjualan menghasilkan laba kotor
sebesar Rp 0,560, hal ini disebabkan pada tahun 2011 terjadi
peningkatan pada pendapatan dan biaya yang dikeluarkan tidak
terlalu besar, pada tahun 2012 gross profit margin mengalami
penuruan kembali dimana rasionya sebesar -1,23%, yang berarti
setiap Rp 1,00 penjualan menghasilkan laba kotor sebesar Rp -0,012.
b. Net Profit Margin
Earning after taxNet profit margin = x 100%
Sales (Rp 1.817.282.159,10)
Tahun 2010= x 100%= - 79,59% Rp 2.312.075.774
Rp 182.460.086,67Tahun 2011= x 100%= 2,40%
Rp 7.588.053.042
Rp 18.619.381Tahun 2012 = x 100%=0,24%
Rp 7.475.109.473
Pada tahun 2010 sebesar -79,59%, ini berarti pada tahun
2010 setiap Rp 1,00 penjualan menghasilkan kerugian sebesar Rp
0,795, kemudian pada tahun 2011 net profit margin mengalami
peningkatan dimana rasionya sebesar 2,40%, ini berarti setiap Rp
21
1,00 penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,024, pada
tahun 2012 net profit margin sebesar 0,24%, ini berarti setiap Rp
1,00 penjualan menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,002.
c. Return on Invesment
EATROI = x100%
Total Assets
(Rp 1.817.282.159,10)Tahun 2010= x 100%= - 2,31%
Rp 78.456.976.643,52
Rp 182.460.086,67Tahun 2011= x 100%= 0,23%
Rp 78.548.423.744,14
Rp 18.619.381Tahun 2012= x 100%= 0,02%
Rp 75.237.492.775
Pada tahun 2010 ROI sebesar -2,31% ini berarti setiap
Rp 1,00 total aktiva yang ditanamkan akan memperoleh kerugian
sebesar Rp 0,023 pada tahun 2011 ROI sebesar 0,23% ini berarti
bahwa setiap Rp 1,00 total aktiva yang ditanamkan akan
memperoleh laba sebesar Rp 0,002, pada tahun 2012 ROI sebesar
0,02%, ini berarti setiap Rp 1,00 total aktiva yang ditanamkan akan
memperoleh laba sebesar Rp 0,0002.
d. Return On Equity
EATROE = x 100%
Shareholder’s equity
(Rp 1.817.282.159,10)Tahun 2010= x 100%= -2,70%
Rp 67.222.149.797,08
22
Rp 182.460.086,67Tahun 2011= x 100%= 0,27%
Rp 67.404.609.703,75
Rp 18.619.381Tahun 2012 = x100% = 0,02%
Rp 65.537.088.385
Pada tahun 2010 ROE perusahaan sebesar -2,70 %, yang
berarti setiap Rp 1,00 modal sendiri mengalami kerugian sebesar
Rp 0,027, pada tahun 2011 ROE sebesar 0,27%, hal ini berarti
bahwa setiap Rp 1,00 modal sendiri akan memperoleh laba bersih
sebesar Rp 0,002, pada tahun 2012 ROE sebesar 0,02%, yang berarti
setiap Rp 1,00 modal sendiri akan memperoleh labar sebesar 0,0002.
4.2.3 Kinerja Keuangan PDAM Kabupaten Bangka
1. Rasio Likuiditas
a. Current Ratio:
Tahun Current Asset Current Liabilities Current Ratio (%)2010 Rp 2.150.235.788 Rp 4,547.547.749 47,28%
2011 Rp 1.810.054.435 Rp 5.226.882.201 34,63%
2012Rata-rata
Rp 2.068.389.354 Rp 4.801.447.413 43,08 %
41,66%
Pada tahun 2010 current ratio perusahaan PDAM Kabupaten
Bangka sebesar 47,28%, berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar akan
dijamin Rp 0,472 aktiva lancar, pada tahun 2011 current ratio
mengalami penuruanan dimana rasionya sebesar 34,63% berarti
setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh Rp 0,346 aktiva lancar,
penurunan ini disebabkan aktiva lancarnya berkurang. Pada tahun
23
2012 current ratio mengalami peningkatan kembali dimana rasionya
sebesar 43,08 %, hal ini berarti setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin
oleh Rp 0,430 aktiva lancar, peningkatan ini disebabkan penurunan
kewajiban lancar pada kenaikan aktiva lancar.
b. Quick Ratio
Tahun Current Asset Inventories Current Liabilities
Current Ratio (%)
2010 Rp 2.150.235.788 Rp 20.918.201 Rp 4,547.547.749 46,82%
2011 Rp 1.810.054.435 Rp 46.625.125 Rp 5.226.882.201 33,73%
2012Rata-rata
Rp 2.068.389.354 Rp 58.447.700 Rp 4.801.447.413 41,86%
40,80%
Pada tahun 2010 quick ratio sebesar 46.82%, hal ini berarti
setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dijamin dengan quick asset sebesar
Rp 0,468. Tahun 2011 quick ratio perusahaan sebesar 33,73%,
berarti pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 hutang lancarnya dengan
quick asset sebesar Rp 0,337. Tahun 2012 quick ratio perusahaan
sebesar 41,86%, berarti bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin
quick asset sebesar Rp 0,418.
c. Cash Ratio
Tahun Cash dan bank Current liabilities Cash ratio2010 Rp 992.648.281 Rp 4,547.547.749 21,82 %
2011 Rp 274.272.563 Rp 5.226.882.201 5,24 %
2012Rata-rata
Rp 459.280.563 Rp 4.801.447.413 9,57 %
12,21%
Pada tahun 2010 cash ratio sebesar 21,82 % hal ini berarti
bahwa setiap Rp 1,00 hutang lancar akan dijamin dengan Rp 0,218
kas perusahaan, kemudian pada tahun 2011 cash rationya
24
mengalami penurunan, dimana cash ratio pada tahun 2010 sebesar
5,24%, berarti pada tahun 2011 setiap Rp 1,00 hutang lancar
dijamin dengan Rp 0,052 kas perusahaan dan tahun 2012 cash
rationya sebesar 9,57% hal ini berati setiap Rp 1,00 hutang
lancarnya dijamin dengan Rp 0,095 kas perusahaan.
2. Rasio Solvabilitas
sumber
P
Pada tahun 2010 solvabilitas sebesar 195,3%,, berarti pada tahun
2010 bahwa setiap Rp 1,00 total hutang dijamin dengan Rp 1,953 total
aktiva, pada tahun 2011 rationya sebesar 182,6%, hal ini berarti
bahwa setiap Rp 1,00 total hutang mampu di jamin Rp 1,826 total
aktiva. Tahun 2012 solvabilitas mengalami penurunan yaitu sebesar
172,8% artinya setiap Rp 1,00 total hutang dijamin dengan Rp 1,728
total aktiva.
3. Rasio Aktivitas
a. Perputaran Piutang
Tahun Penjualan kredit Rata-rata piutang Perputaran piutang (kali)
2010 Rp 4.562.369.900 Rp 705.953.495 6,46 x
2011 Rp 5.408.124.970 Rp 8.692.243.730,5 6,22 x
2012Rata-rata
Rp 6.523.740.080 Rp 1.050.787.623 6,20 x
6,29 x
25
Tahun Total Assets Total Liabilities Rasio Solvabilitas (%)2010 Rp 13.492.729.560 Rp 6.908.869.975 195,3%
2011 Rp 14.142.811.004 Rp 7.745.772.942 182,6%
2012Rata-rata
Rp 12.977.461.348 Rp 7.508.370.448 172,8%183,57%
Pada tahun 2011 tingkat perputaran piutang sebesar 6,22 kali
dan pada tahun 2012 tingkat perputaran piutang sebesar 6,20 kali,
yang berarti perputaran piutang tahun 2010 lebih cepat dibandingkan
tahun 2011 dan 2012.
b. Rata-Rata Umur Piutang
Tahun Rata-rata piutang x 360
Penjualan kredit Rata-rata Umur Piutang
2010 Rp 254.143.258.200 Rp 4.562.369.900 56 hari
2011 Rp 312.927.742.980 Rp 5.408.124.970 58 hari
2012 Rp 378.283.544.280 Rp 6.523.740.080 58 hari
Pada tahun 2010 selama 56 hari, pada tahun 2011 dan 2012
tingkat perputaran piutang hariannya sama yaitu selama 58 hari,
yang berarti lebih lama dibandingkan pada tahun 2010.
c. Fixxed Assets Turnover (Perputaran Aktiva Tetap)
Tahun Penjualan Fixxed assets-net FATO (kali)2010 Rp 4.562.369.900 Rp 7.765.215.415 0,59 x
2011 Rp 5.408.124.970 R p10.771.532.342 0,50 x
2012Rata-rata
Rp 6.523.740.080 Rp 9.423.404.477 0,69 x
0,59 x
Pada tahun 2010 perputaran aktiva tetap sebesar 0,59 kali, ini
berarti pada tahun 2010 setiap Rp 1,00 aktiva tetap dalam setahun
dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,59, pada tahun 2010
perputaran aktiva tetap sebesar 0,50 kali, hal ini berarti setiap
Rp 1,00 aktiva tetap akan menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,50,
kemudian pada tahun 2012 perputaran aktiva tetap sebesar 0,69 kali,
26
hal ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 aktiva tetap akan menghasilkan
penjualan sebesar Rp 0,69.
d. Total Assets Turnover (Perputaran Total Aktiva)
Tahun Penjualan Total Aktiva TATO (kali)2010 Rp 4.562.369.900 Rp 13.492.729.560 0,34 x
2011 Rp 5.408.124.970 Rp 14.142.811.004 0,38 x
2012Rata-rata
Rp 6.523.740.080 Rp 12.977.461.348 0,50 x
0,40 x
Pada tahun 2010 perputaran total aktiva sebanyak 0,34 kali,
ini berarti bahwa dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva
dalam setahun berputar 0,34 kali atau setiap Rp 1,00 aktiva dalam
setahun akan menghasilkan penjualan sebesar Rp 0,34. Pada tahun
2011 perputaran total aktiva sebsar 0,38 kali, yang berarti setiap Rp
1,00 aktiva dalam setahun akan memperoleh pendapatan sebesar Rp
0,38, kemudian pada tahun 2012 perputaran total aktiva sebesar 0,50
kali, yang berarti setiap Rp 1,00 aktiva akan memperoleh pendapatan
sebesar Rp 0,50.
4. Rasio Profitabilitas
a. Gross Profit Margin
Tahun Laba kotor Sales GPM2010 Rp 707.082.745 Rp 4.562.369.900 15,49%
2011 Rp 450.727.747 Rp 5.408.124.970 8,33%
2012Rata-rata
Rp 1.009.741.430 Rp 6.523.740.080 15,47%
13,18%
27
Pada tahun 2010 gross profit margin sebesar 15,49%,
berarti pada tahun 2010 setiap Rp 1,00 penjualan yang dihasilkan
akan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,154, pada tahun 2011
gross profit margin sebesar 8,33% yang berarti setiap Rp 1,00
pendapatan akan memperoleh laba kotor sebesar Rp. 0,083. Pada
tahun 2012 gross profit margin mengalami peningkatan dimana
rasionya sebesar 15,47%, yang berarti setiap Rp 1,00 pendapatan
akan memperoleh laba kotor sebesar Rp 0,154, peningkatan ini
disebabkan oleh peningkatan pendapatan dan biaya operasi yang
dikeluarkan pada tahun 2012 tidak terlalu besar.
b. Net Profit Margin
Tahun Eat Sales NPM2010 (Rp 1.870.160.704) Rp 4.562.369.900 -40,99%
2011 (Rp 2.342.037.505) Rp 5.408.124.970 -43,30%
2012Rata-rata
(Rp 1.561.615.816) Rp 6.523.740.080 -23,93%
-36,07%
Pada tahun 2010 sebsar -40,99%, hal ini berarti setiap Rp
1,00 penjualan yang dihasilkan akan memperoleh kerugian sebesar
Rp 0,409, kemudian pada tahun 2011 net profit margin sebesar -
43,30%, yang berarti setiap Rp 1,00 penjualan yang dihasilkan akan
memperoleh kerugian sebsar Rp 0,433, dan pada tahun 2012 net
profit margin sebesar -23,93%, yang berarti setiap Rp 1,00
penjualan yang dihasilkan akan memperoleh kerugian sebesar Rp
0,239.
28
c. Return On Invesment
Tahun EAT Total Assets ROI2010 (Rp 1.870.160.704) Rp 13.492.729.560 -13,86%
2011 (Rp 2.342.037.505) Rp 14.142.811.004 -16,55%
2012Rata-rata
(Rp 1.561.615.816) Rp 12.977.461.348 -1,20%
-10,53%
Pada tahun 2010 sebesar -13,86%, ini berarti setiap Rp 1,00
total aktiva yang ditanamkan akan memperoleh kerugian sebesar
Rp 0,138, pada tahun 2011 ROI sebesar -16,55%, berarti setiap
Rp 1,00 total aktiva yang ditanamkan akan memperoleh kerugian
sebesar Rp 0,165, dan pada tahun 2012 ROI sebesar -1,20%, ini
berarti setiap Rp 1,00 total aktiva tetap yang ditanamkan akan
memperoleh kerugian sebesar Rp 0,012.
d. Return On Equity
Tahun EAT Shareholder’s equity ROE2010 (Rp 1.870.160.704) Rp 6.583.895.585 -28,40%
2011 (Rp 2.342.037.505) Rp 6.397.038.080 -36,61%
2012Rata-rata
(Rp 1.561.615.816) Rp 5.469.090.900 -28,55%
31,18%
Pada tahun 2010 sebesar -28,40%, hal ini berarti setiap Rp
1,00 modal yang di hasilkan akan memperoleh kerugian sebesar
Rp 0,284, pada tahun 2011 ROE sebesar -36,61%, ini berarti setiap
Rp 1,00 modal yang dihasilkan memperoleh kerugian sebesar
Rp 0,366, dan pada tahun 2012 ROE sebesar -28,55%, ini berarti
29
Rp 1,00 modal yang dihasilkan akan memperoleh kerugian sebesar
Rp 0.285%.
4.3 Perbandingan Kinerja Keuangan PDAM Kota Pangkalpinang Dengan PDAM Kabupaten Bangka
Rasio PDAM Kota Pangkalpinang
PDAM Kabupaten Bangka
1. Rasio Likuiditasa. Current ratiob. Quick ratioc. Cash ratio
47,94%47,55%9,47%
41,66%35,80%12,21%
2. Rasio Solvabilitas 726,27% 183.57%
3. Rasio Aktivitasa. Perputaran piutangb. Perputaran piutang harianc. FATOd. TATO
3,12 kali116 hari2,49 kali0,07 kali
6,29 kali57 hari
0,59 kali0,40 kali
4. Rasio Profitabilitasa. GPMb. NPMc. ROId. ROE
16,34%-25,65%-0,68%-0,80%
13,18%-36,07%-10,53%-31,19%
Sumber: PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kabupaten Bangka (data diolah), tahun 2014
1. Rasio Likuiditas
Current ratio PDAM Kota Pangkalpinang mempunyai nilai
rasio lebih besar yaitu sebesar 47,94% dibandingkan dengan nilai rasio
PDAM Kabupaten Bangka yaitu sebesar 41,66%, kemudian untuk
quick ratio menunjukkan bahwa nilai rasio PDAM Kota Pangkalpinang
lebih besar yaitu sebesar 47,55% dibandingkan PDAM Kabupaten
Bangka dimana rasionya sebesar 40,80%, dan untuk cash rasio
menunjukkan bahwa nilai rasio PDAM Kota Pangkalpinang lebih kecil
yaitu sebesar 9,47% dibandingkan dengan PDAM Kabupaten Bangka
diamana rasionya 12,21%.
30
2. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas PDAM Kota Pangkalpinang nilainya lebih
besar yaitu sebesar 726,27% dibandingkan rata-rata rasio solvabilitas
PDAM Kabupaten Bangka dimana rasionya sebesar 183,57%.
3. Rasio Aktivitas
PDAM Kabupaten Bangka mempunyai rata-rata tingkat
perputaran piutang lebih besar yaitu sebesar 6,29 kali dibandingkan
dengan PDAM Kota Pangkalpinang di mana tingkat perputaran
piutangnya sebesar 3,12 kali, pada rata-rata piutang harian
menunjukkan bahwa PDAM Kabupaten Bangka lebih cepat dalam
mengumpulkan piutangnya yaitu sebesar 57 hari dibandingkan rata-
rata piutang harian PDAM Kota Pangkalpinang yaitu sebesar 116 hari.
Rata-rata Perputaran aktiva tetap menunjukkan bahwa PDAM Kota
Pangkalpinang mempunyai perputaran aktiva tetap diatas PDAM
Kabupaten Bangka yaitu sebesar 2,49 kali dibandingkan dengan PDAM
Kabupaten Bangka yaitu sebesar 0,59 kali, kemudian untuk perputaran
total aktiva menunjukkan bahwa PDAM Kabupaten Bangka memiliki
rata-rata perputaran aktiva diatas PDAM Kota Pangkalpinang yaitu
sebesar 0,41 kali, dibandingkan PDAM Kota Pangkalpinang yaitu
sebesar 0,07 kali.
4. Rasio Profitabilitas
Rata-rata rasio gross profit margin PDAM Kota Pangkalpinang
lebih besar yaitu sebesar 16,34%, hal ini disebabkan pada tahun 2011
31
gross profit margin PDAM Kota Pangkalpinang memiliki rasio yang
paling besar dan dalam keadaan sangat profitabel, sehingga mampu
menutupi kerugian pada tahun 2010 dan 2012, namun PDAM
Kabupaten Bangka meskipun rata-rata rasio gross profit marginnya
lebih kecil, PDAM Kabupaten Bangka lebih baik dalam
mempertahankan tingkat keuntungan laba kotornya pada tahun 2010-
2012, dari hasil penjualannya. Pada net profit margin, return on
invesment dan return on equity menunujukkan bahwa nilai rasio PDAM
kota Pangkalpinang lebih besar nilainya yaitu sebesar -25,65%; -
0,69%; dan -0,80% dibandingkan dengan PDAM Kabupaten Bangka di
mana rasionya sebesar -36,68%; -10,54%; dan -31,19%, hal ini berarti
PDAM Kota Pangkalpinang memiliki kerugian lebih kecil
dibandingkan PDAM Kabupaten Bangka.
32
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan hasil dari pembahasan penelitian pada BAB IV, maka penulis
menarikbebrapa kesimpulan yang merupakan penutup dari skripsi ini.
5.1 Kesimpulan
1. Kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang pada tahun 2010-2012
dalam keadaan liquid dan solvabel. Dari hasil rasio aktivitas kinerja
keuangan perusahaan lambat dalam pengumpulan piutangnya, namun
tingkat keefektivitasannya dalam menggunakan aktiva perusahaan untuk
menghasilkan penjualan cukup baik. Rasio profitabilitas menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan sangat buruk, dapat dikatakan
perusahaan mengalami kerugian, hanya gross profit margin pada tahun
2011 perusahaan mampu memperoleh laba kotor sangat baik.
2. Kinerja Keuangan PDAM Kabupaten Bangka pada tahun 2010-2012
dalam keadaan liquid dan solvabel. Rasio aktivitas menunjukkan kinerja
keuangan secara keseluruahan relatif baik, kecuali rasio pada perputaran
aktiva tetapnya. Rasio profitabilitas menunjukkan kinerja keuaangan
dalam memperoleh laba kurang baik, kecuali pada gross profit margin
perusahaan mampu memperoleh laba kotor dari penjualannya dengan baik.
3. Perbandingan kinerja keuangan PDAM Kota Pangkalpinang dengan
PDAM Kabupaten Bangka pada tahun 2010-2012 secara keseluruhan
dilihat dari rasio likuiditas PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik
dibanding PDAM Kabupaten Bangka (kecuali cash rationya). Rasio
33
solvabilitas menunjukkan PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik
dibandingkan PDAM Kabupaten Bangka. Rasio aktivitas menunjukkan
kinerja keuangan PDAM Kabupaten Bangka lebih baik dibandingkan
PDAM Kota Pangkalpinang (kecuali perputaran aktiva tetap). Rasio
profitabilitas menunjukkan PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik
dibandingkan PDAM Kabupaten Bangka. Dilihat dari rata-rata gross profit
margin menunjukkan PDAM Kota Pangkalpinang memiliki kinerja lebih
baik, namun PDAM Kabupaten Bangka lebih baik dalam memperoleh laba
kotornya dari tahun 2010-2012. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kinerja
keuangan PDAM Kota Pangkalpinang lebih baik dibandingkan dengan
kinerja keuangan PDAM Kabupaten Bangka.
5.2 Saran
1. Disarankan baik PDAM Kota Pangkalpinang maupun PDAM Kabupaten
Bangka lebih meningkatkan kinerja keuangannya melalui pengurangan
hutang perusahaan, pengelolaan piutangnya, meningkatkan
profit/keuntungan perusahaan dengan cara memaksimalkan volume
penjualan supaya laba yang dihasilkan lebih besar.
2. Disarankan baik PDAM Kota Pangkalpinang dan PDAM Kabupaten
Bangka lebih memperketat dalam memberikan pembayaran tagihan
rekening air dengan cara memberikan denda bagi pelanggan yang
terlambat melunasinya.
34
DAFTAR PUSTAKA
Admaja, Lukas Setia, 2008. Manajemen Keuangan, Teori dan Praktek. Penerbit Andi Yogyakarta
Agustina, Meinyar, 2009. Analisis Rasio Keuangan Untuk Membandingkan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Blitar Dengan Perusahaan Daerah Air minum (PDAM) Kabupaten Blitar.(online) jurnal akuntasi aktual. http://journal.library.um.ac.id/Volume 2 No. 1. /. Diakses 15 Juli 2013
Asnawi, Said Kelana dan Chandra Wijaya, 2005. Pengantar Evaluasi. Salemba Empat
Badan Pusat Statistik. 2012. www.BPS.go.id/hasil_publikasi/dir_pam_listrik_gas _2012/ files.xml. Di akses 12 September 2013
C.Florenz.2012. A Comparative Analysis of the financial Ratios of Listed Firms Belonging to the Education Subsector in the Philippinies for the year 2009-2011.International Journal of Business and Social Science.ijbnet.com/jounals/Volume 3 No.21 November 2012.
Fahmi Irham,2011. Analisis Kinerja Keuangan, Alfabeta. Bandung
Fitria, Ika Diana, 2004. Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai Kinerja Keungan Perusahaan Rokok. (studi kasus pada PT. Gudang Garam, Tbk dan PT. Hanjaya Mandala Sampoerna, Tbk). (online) (Riset.budiluhur.ac.id).jurnal bisnis dan akuntansi.Volume.2 No.1 Unievrsitas Negeri Malang. di akses 15 juli 2013
Hamzah, Galih Nurul, 2009. Perbandingan Kinerja Keuangan PT. INDOFARMA (PERSERO). Tbk dengan PT. KIMIA FARMA (PERSERO), Tbk.(online) (www.gunadarma.ac.id). Jurnal penelitian.Volume. 3 No. 1 Depok di akses 15 Juli 2013
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Bumi Aksara
Kasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenada Media
Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Edisi pertama cetakan keempat. Rajawali Pers : Jakarta
Kementerian BUMN. Laba –Rugi htm.2012.(Online),(http://www.bumn.go.id/kinerjabumn/laba-rugi/)
35
Kumbirai, Mabwe.2010.A Financial Ratio Analysis of Commercial Bank Performance in South Africa.African review of economics and finance,www.ajol-info/index.php./aref/article Volume.2 No.1, Desember 2010
Mulyadi, 2007. Akuntansi Manajemen. Edisi 4. Jakarta : Salemba Empat
Najmudin, 2011. Manajemen Keungan dan Katualisasi Syar’iyyah Modern. Yogyakarta: C.V. ANDI OFFSET
Puspitasari, Ratih, 2012. Analsis Laporan Keuangan Untuk Menilai kinerja keuangan Perusahaan PT. ASTRA INTERNASIONAL. Tbk. (online) (lib.uin-malang.ac.id. Akuntansi Internasioal. Volume 14 tahun 2012. diakses 15 juli 2013
Rachim E.Abd. 2008. Manajemen Keuangan, Nobel Edumedia. Jakarta
Syahrial, Dermawan. 2007. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Kedua. Jakarta: Mitra Wacana Media
Ula, Marisatul, 2011. Perbandingan Kinerja Keuangan BUMN dan BUMS Yang Masuk Jakarta Islamic Indeks.(online)(digilib.uin-suka.ac.id). jurnal akuntansi aktual. Volume.3 No.2 di akses 15 juli 2013
36
Recommended