View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
IMPLEMENTASI PROGRAM PEMBIASAAN TADARUS AL-QUR’AN
DALAM PEMBINAAN CINTA AL-QUR’AN OLEH SISWA DI SMP LTI IGM
PALEMBANG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi
Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Syafril Fitrah Jaya
NIM : 10210150
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
RADEN FATAH PALEMBANG
2017
2
3
4
MOTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
Q.S. Al-Insyirah : 6
Ku persembahkan skripsi ini untuk :
1. Ayahanda (etta) dan Ibundaku yang telah memberikan segalanya
bersama doa.
2. Nenek, Paman-paman dan Adikku beserta keluargaku yang selalu
mendukung dan memberi nasehat.
3. Gerakan Pramuka Racana UIN Raden Fatah Palembang, yang telah
menjadi awal wadah pembinaan dan pelatihan organisasi diperantauan.
4. Keluarga Dewan Kerja Daerah Sumatera Selatan Masa Bakti 2011-2016
yang telah memberikanku ilmu, pengalaman, semangat dan motivasi.
5. Sahabatku seperjuangan di PAI 5, sahabatku alumni SMA dan MU
Makarti jaya.
6. Almamaterku.
iv
5
6
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………… i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..…………………………………………… ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ………………………………………… iii
LEMBARAN PERSEMBAHAN ……………………………………………… iv
KATA PENGANTAR ……..…………………………………………………… v
DAFTAR ISI .…………………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. vii
ABSTRAK ………………………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 11
B. Identifikasi Masalah ……………………………………….. 14
C. Batasan Masalah ………………………………………….... 15
D. Rumusan Masalah ………………………………………….. 15
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………………………… 16
F. Tinjauan Pustaka ……………………………………………. 17
G. Kerangka Teori ……………………………………………… 18
H. Variabel Penelitian …………………………………………... 24
I. Definisi Operasional …………………………………………. 24
J. Metodologi Penelitian ………………………………………... 25
K. Sistematika Pembahasan …………………………………….. 28
BAB II LANDASAN TEORI
A. Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an …………………… 29
B. Al-Qur’an …………………………………………………… 28
C. Pembinaan Cinta Al-Qur’an ………………………………… 45
D. Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta
Al-Qur’an …………………………………………………… 50
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah SMP LTI IGM Palembang …………………………. 52
B. Visi, Misi dan Tujuan ……………………………………….. 52
C. Letak Geografis ……………………………………………... 55
D. Keadaan Guru ……………………………………………….. 56
E. Keadaan Siswa ………………………………………………. 58
vii
8
F. Kondisi Sarana Prasarana ……………………………………. 59
G. Proses Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an ……………………… 62
H. Ekstrakurikuler ………………………………………………. 63
I. Struktur Organisasi …………………………………………... 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an ……………………. 65
1. Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM
Palembang ………………………………………………… 65
2. Bentuk Pelaksanaan Program Pembiasaan Tadarus
Al-Qur’an sebagai Pembinaan bagi Siswa dalam Mencintai
Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang …………………. 69
3. Hasil dari Pelaksanaan Program Pembiasaan Tadarus
Al-Qur’an ………………………………………………… 72
B. Faktor-faktor yang Mendukung dan yang menghambat pada
Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan
Cinta Al-Qur’an oleh Siswa …………………………………... 79
1. Faktor Pendukung pada Implementasi Program
Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta
Al-Qur’an oleh Siswa di SMP LTI IGM Palembang …….... 79
2. Faktor Penghambat pada Implementasi Program
Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta
Al-Qur’an oleh Siswa di SMP LTI IGM Palembang……..... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………. 84
B. Saran-saran ………………………………………………….. 85
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
9
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Keadaan Guru SMP LTI IGM Palembang ……………………………. 47
Tabel 2. Daftar Pembina Iman dan Taqwa (IMTAQ) ………………………….. 48
Tabel 3. Keadaan Karyawan …………………………………………………… 48
Tabel 4. Keadaan Siswa SMP LTI IGM Palembang 2016/2017 ………………. 49
Tabel 5. Sarana SMP LTI IGM Palembang ……………………………………. 50
Tabel 6. Prasarana SMP LTI IGM Palembang ………………………………… 50
Tabel 7. Ekstrakurikuler SMP LTI IGM Palembang ………………………….. 53
ix
10
ABSTRAK
Pada zaman yang telah modern ini, kemajuan teknologi semakin pesat dan
aktivitas-aktivitas selalu bertambah bagi manusia, sehingga pada saat ini banyak yang
sampai melupakan aktivitas keagamaan, seperti mengaji, bersedekah, bahkan sampai
dengan tidak sholat. Kemudian dengan pengaruh seperti ini, bahkan sampai kepada
anak-anak, yang mengikuti zaman. Penelitian ini berjudul “Implementasi Program
Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an oleh Siswa di SMP
LTI IGM Palembang”.
Rumusan masalah dalam skripsi ini adalah bagaimana Implementasi Program
Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an oleh Siswa di SMP
LTI IGM Palembang dan faktor-faktor pendukung dan penghambat Implementasi
program pembiasaan tadarus di SMP LTI IGM Palembang.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui akan program tersebut dan juga
mengetahui akan kecintaan siswa pada kitab Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang,
serta apa saja yang mendukung dan menghambat dalam pelaksaaan program
pembinaan cinta Al-Qur’an siswa tersebut.
Penelitian ini merupakan not statistic field research (penelitian lapangan non
statistik). Pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan wawancara.
Dengan teknik analisis data deskriptif kualitatif yaitu menguraikan, menggambarkan
dan mengklasifikasikannya sesuai dengan jenis penelitian yang dibutuhkan kemudian
disimpulkan. Dengan informan beberapa orang diantaranya, kepala sekolah,
guru/pembina Imtaq, dan siswa, yang dipandang cocok dalam pengumpulan.sumber
data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah sumber data pokok yang
berasal dari kepala sekolah, guru/pembina imtaq dan siswa. Data sekunder adalah data-
data penunjang yang diperoleh dari buku-buku, dan data lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.
Hasil penelitian ini, telah terkumpul data mengenai Implementasi program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an, yang terlihat dari pelaksanaannya ditambah dengan
hasil observasi, dokumentasi dan wawancara. Program ini dapat dikatakan sebagai
pembinaan cinta Al-Qur’an siswa, karena dinilai baik dan telah terbukti dengan
bertambahnya minat siswa terhadap Al-Qur’an. Di dalam pelaksanaannya, program ini
terdapat faktor pendukung dan penghambat, untuk itu masih perlu peningkatan agar
dapat lebih maksimal. Faktor pendukung pada program ini diantaranya, program
pembiasaan tadarus sudah dianggap sebagai budaya karena telah dilaksanakan sejak
lama, sehingga masih dipertahankan sampai dengan sekarang. Kemudian program ini
dipegang langsung oleh guru yang membidangi, dan suasana di sekolah telah tercipta
nuansa religius, serta siswa pun sangat antusias dengan program pembiasaan tadarus
ini. Selanjutnya pada program ini juga terdapat faktor penghambat seperti, guru yang
membidangi terbilang sangat sedikit, sehingga cukup sulit dalam membimbing seluruh
siswa yang terbilang banyak. Kemudian sarana prasarana yang belum maksimal,
sehingga kegiatan tadarus kurang maksimal.
x
11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat.
Perkembangan kian merambah kesegala bidang. Seperti teknologi internet, berkembang
menjadi media informasi sampai dengan media sosial yang marak dipergunakan dalam
kehidupan manusia saat ini. Hal ini membuat manusia terseret dengan kemajuan yang
mengurangi aktivitas keagamaan, seperti lunturnya kedisiplinan dalam beribadah, jarangnya
mengikuti majelis keagamaan, hilangnya kebiasaan membaca kitab Al-Qur’an dan banyak
yang lainnya. Menjadi tantangan yang besar bagi manusia untuk menyikapinya. Maka dari itu
pendidikan adalah alat dalam menjawab akan dampak-dampak negatif tersebut, terkhususnya
Pendidikan Agama Islam, yang lebih khusus dalam meluruskan dan menjaga kehidupan
manusia.
Pendidikan agama yang dapat menghasilkan perbaikan moral, harus diubah dari model
pengajaran agama kepada pendidikan agama. Pengajaran agama dapat berarti transfer of
religion knowledge (mengalihkan pengetahuan agama) atau mengisi anak dengan pengetahuan
tentang agama, sedangkan pendidikan agama bisa berarti membina dan mewujudkan perilaku
manusia yang sesuai dengan tuntunan agama.1
1 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Cet. 4, (Jakarta : Kencana, 2010), hlm. 207-208
12
Menurut Omar Muhammad At-Toumy Asy-Syaibany mengartikan pendidikan
Islam sebagai perubahan yang diinginkan dan diusahakan oleh proses pendidikan, baik
pada tataran tingkah laku individu maupun pada tataran kehidupan sosial serta pada
tataran relasi dengan alam sekitar.2
Pendidikan Agama Islam sangat bermanfaat bagi anak, dengan berbagai
kegiatan keagamaan, anak-anak akan terbiasa pula melaksanakannya dalam kehidupan
sehari-hari. Maka dari itu, sekolah mesti mempunyai program-program baru yang
dapat mengaplikasikan kegiatan tambahan yang bersifat religious/keagamaan bagi
peserta didik.
Sekolah adalah lembaga pendidikan yang berperan dalam pembinaan siswa,
untuk segala bidang, maka sekolah pun mesti mempunyai program-program yang
cocok bagi peserta didik, agar tercapainya tujuan pendidikan. Pendidikan agama
sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan zaman. Pendidikan agama perlu
dibudayakan di setiap sekolah, agar peserta didik ataupun seluruh warga sekolah tetap
menjadi manusia yang berkepribadian baik. Pelaksanaan dalam mengaplikasikan
pendidikan agama, dapat dengan melakukan pembiasaan-pembiasaan atau aktivitas
keagamaan, oleh guru dan peserta didik. Seperti melakukan sholat zuhur berjamaah,
membaca/tadarus Al-Qur’an atau doa sebelum dan sesudah melakukan belajar
mengajar, melaksanakan peringatan hari-hari besar Islam, dan lain-lain. Dengan ini,
2 Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hlm. 24
13
peserta didik akan terbentuk kepribadiannya yang bersifat keagamaan dengan selalu
Taqwa kepada Allah SWT.
Kemudian dalam melaksanakan kebiasaan-kebiasaan yang baik, ini mesti di
tanamkan pada anak dari sejak kecil, dan dibantu dalam proses pendidikan di sekolah
yang bernuansa religious. Seperti dibentuknya kegiatan pembiasaan di luar proses
belajar mengajar.
Melihat dampak-dampak akan kemajuan teknologi seperti munculnya internet,
pesatnya media sosial, permainan-permainan online, dan lain-lain, yang membuat
kebiasaan baru bagi manusia, sehingga berkurangnya aktivitas keagamaan, salah
satunya adalah membaca Al-Qur’an. Untuk itu dalam mencapai tujuan pendidikan
dengan tertanamnya kepribadian yang beragama pada peserta didik di SMP LTI IGM
Palembang, maka dibentuklah sebuah program pembiasaan yang bersifat religious atau
keagamaan, seperti melaksanakan Tadarus Al-Qur’an atau membaca/menyimak ayat-
ayat Al-Qur’an setiap pagi sebelum melaksanakan proses belajar mengajar di kelas.
Karena dengan pembiasaan membaca Al-Qur’an, akan mengajak siswa/peserta didik
dengan lebih taat kepada Allah SWT, khususnya pembinaan dalam mencintai Al-
Qur’an.
Sudah semestinya, menurut Ustadz Umay Dja’far Shiddiq, sejak usia dini
seseorang yang beragama Islam harus berawal dari pemahaman terhadap induk
14
ajarannya terlebih dahulu apalagi notabene sudah dijamin kebenarannya oleh Allah
SWT yaitu Al-Qur’an, baru berikutnya hadits, baru kemudian fatwa-fatwa ulama.3
Dan pada waktunya, hendaknya anak dimasukan ke sekolah untuk belajar
membaca dan mengerti Al-Qur’an, hadits-hadits, serta kisah-kisah menarik tentang
orang-orang saleh, agar tertanam kecintaan kepada mereka di hatinya.4
Berdasarkan observasi awal dan melihat penjelasan di atas, telah tergambar
bahwa pada SMP LTI IGM Palembang, telah melaksanakan usaha dalam
meningkatkan mutu pendidikan bagi siswa/peserta didik, yang mengarah kepada
Pendidikan Agama Islam.
Maka dari itu peneliti ingin mengetahui sejauhmana program pembiasaan yang
bersifat religious atau bernuansa keagamaan tersebut, khususnya pembiasaan Tadarus
Al-Qur’an ini dapat membina siswa yang lebih mencintai Al-Qur’an itu sendiri.
Dari latar belakang masalah diatas, penulis ingin mengadakan penelitian
dengan judul “Implementasi Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam
Pembinaan Cinta Al-Qur’an oleh Siswa di SMP LTI IGM Palembang”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan pada latar belakang maka
permasalahan itu dapat diidentifikasikan sebagai berikut :
3 Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, cet. Ke-1 (Jakarta :
Sahabat Qur’an, 2008), hlm. 65 4 Al-Ghazali, Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia, cet Ke-1 (Bandung :
Mizan, 2015), hlm. 145
15
1. Pengaruh teknologi yang canggih, mengalihkan perhatian siswa, sehingga
kegiatan keagamaan yang berkurang.
2. Kurangnya kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an, untuk aktif mempelajarinya.
3. Belum banyak cara yang dilakukan dalam mengajak siswa untuk dapat lebih
mempelajari Al-Qur’an Al-Qur’an
C. Batasan Masalah
Batasan masalah pada penelitian ini, yakni memfokuskan bahwa bagaimana Implementasi
Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an oleh siswa di
SMP LTI IGM Palembang.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
1. Bagaimana Implementasi Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam pembinaan
cinta Al-Qur’an oleh Siswa di SMP LTI IGM Palembang ?
2. Faktor-faktor apa yang mendukung dan menghambat Implementasi Program Tadarus
Al-Qur’an dalam pembinaan cinta Al-Qur’an oleh Siswa di SMP LTI IGM Palembang
?
16
E. Tujuan dan Keguanaan Penelitian
1. Tujuan penelitian
a. Untuk mengetahui Implementasi Program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP
LTI IGM Palembang.
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat pada
Implementasi Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam pembinaan cinta Al-
Qur’an di SMP LTI IGM Palembang.
2. Kegunaan penelitian
a. Secara teoritis, penelitian ini berguna bagi pengembangan ilmu pengetahuan
tentang pembinaan mencintai Al-Qur’an pada siswa.
b. Secara praktis, penelitian ini berguna bagi peneliti untuk mengetahui sejauh mana
implementasi program pembiasaan membaca Al-Qur’an, kemudian untuk SMP
LTI IGM Palembang, dapat mengetahui dan mengevaluasi dari pelaksanaan
program tersebut, selanjutnya untuk guru yakni dapat dijadikan pedoman agar
lebih memaksimalkan lagi program itu. Serta siswa pun dapat mengetahui bahwa
pentingnya mengikuti program ini, agar lebih mendalami dan dekat bersama kitab
Al-Qur’an.
17
F. Tinjauan Pustaka
Untuk mendukung penelitian ini, penulis melakukan tinajuan pustaka dengan
mengkaji beberapa skripsi yang telah ada sebelumnya.
Suroiyah, dalam penelitiannya, “Upaya guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
dalam meningkatkan kemampuan siswa membaca Al-Qur’an dengan metode hafalan
SD Negeri 01 Tanjung Batu Kabupaten Ogan Ilir” menjelaskan bahwa, kemampuan
siswa kelas V, setelah menggunakan metode hafalan, dalam membaca Al-Qur’an surat
Fiil dan surat Al Ma’un pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam, terdapat
peningkatan di bandingkan sebelum diterapkannya metode hafalan yang masih
tergolong rendah.
Rukmiati, dalam penelitiannya, “Upaya guru meningkatkan minat membaca
Al-Qur’an siswa kelas V di SDN Betijaya melalui penerapan Ilmu Tajwid dan Metode
Iqro” menjelaskan bahwa, berdasarkan hasil penelitian dapat memberikan kesimpulan
bahwa dengan menggunakan metode iqro’ lebih mudah dibandingkan dengan
membaca Al-Qur’an secara biasa, selain itu siswa lebih dapat mengenal huruf,
sehingga minat membaca Al-Qur’an lebih meningkat.
Taufik, dalam penelitiannya, “Pengaruh pembiasaan membaca Al-Qur’an
terhadap minat membaca Al-Qur’an siswa MA Darul Ulum Desa Sumber Mulyo
Kecamatan Pulau Rimau Kabupaten Banyuasin” menjelaskan bahwa, pada penelitian
pembiasaan membaca surat-surat Al-Qur’an siswa, dikategorikan baik, begitu pun dari
segi minat membaca Al-Qur’an, juga dikategorikan baik, sehingga terdapat korelasi
yang positif antara pembiasaan dengan minat membaca Al-Qur’an siswa.
18
Dari beberapa penelitian diatas, bahwa pentingnya mempelajari Al-Qur’an,
dengan berbagai metode, pembiasaan, yang diharapkan dapat meningkatkan minat
membaca Al-Qur’an sampai dengan memahami makna isi dari Al-Qur’an itu sendiri.
Kemudian disamping berbagai cara dalam menyampaikan pembelajaran Al-Qur’an ini
tidak lepas dari upaya-upaya guru pendidikan Agama Islam.
Selanjutnya persamaan penelitian diatas dengan penelitian yang akan dilakukan
ialah, akan dilihat upaya dari sekolah yakni sebuah program yang tertuju kepada
aktivitas membaca (tadarus) Al-Qur’an, dengan mengamati apakah terdapat
peningkatan setelah diterapkannya program tersebut, seperti minat membaca yang
tinggi, sampai dengan sangat mencintai Al-Qur’an. Kemudian perbedaan penelitian
yang akan dilakukan dengan penelitian diatas adalah, cara atau metode-metode yang
digunakan dalam upaya meningkatkan cinta Al-Qur’an.
G. Kerangka Teori
1. Pembiasaan Tadarus
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata biasa berarti seperti yang sudah-sudah.5
Pembiasaan adalah sesuatu yang disengaja dilakukan secara berulang-ulang agar sesuatu itu
dapat menjadi kebiasaan. Pembiasaan sebenarnya berintikan pengalaman, yang dibiasakan itu
adalah sesuatu yang diamalkan.6 Pembiasaan juga masuk kedalam aktivitas belajar agar yang
5 Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta : Pustaka Phoenix,
2009), hlm. 125 6 Mulyasa, Manajemen Pendidikan Karakter, cet. Ke-3, (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2013),
hlm. 166
19
mempelajarinya dapat memahami dengan baik akan pelajarannya. Menurut Waston Kebiasaan-
kebiasaan itu terbentuk dalam perkembangan, karena latihan dan belajar.7
Kamus Besar Bahasa Arab, kata دارس – تدرس berarti membaca, belajar,
mengajar.8 Makna tadarus disini maknanya sama dengan mudzakarah atau muthala’ah
bersama, belajar bersama yang oleh para huffazh Al-Qur’an disebut juga sima’an, artinya
saling menyimak atau saling mendengarkan.9 Dan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Tadarus
adalah membaca Al-Qur’an secara bersama-sama (pada bulan puasa).10
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar di
sekolah atau di perguruan tinggi. Kalau belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,
maka membaca adalah jalan menuju ke pintu ilmu pengetahuan. Ini berarti untuk mendapatkan
ilmu pengetahuan tidak ada acara lain yang harus dilakukan kecuali memperbanyak
membaca.11
7 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm. 270 8 Amalia Hasanah, Kamus Besar Bahasa Arab, cet Ke-1, (Yogyakarta : Pustaka Widyatama,
2013), hlm. 149 9 Abdul Majid Khon, Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al Qur’an Qira’at Ashim dari
Hafash, (Jakarta : Amzah, 2011), hlm. 37 10 Tim penyusun, Op.Cit., hlm. 826 11 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar cet. Ke-2, (Jakarta : Rineka Cipta, 2011), hlm.
41
20
2. Al-Qur’an
Kamus Besar Bahasa Arab, kata قرآنا –قراءة –قرءا –يقرأ –قرأ berarti,
Membaca Kitab,12 Secara terminologi Al-Qur’an berarti kalam Allah SWT (wahyu)
yang menjadi mukjizat Nabi Muhammad SAW yang ditulis dalam mushaf yang
diriwayatkan dengan muktabar dan membacanya termasuk amal ibadah.13
Didalam Kamus Basar Bahasa Indonesia, menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah
kitab suci umat Islam yang berisi firman-firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami dan
diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia.14
Al-Qur’an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu
nama pilihan Allah yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia
mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur’an Al-
Karim, bacaan sempurna lagi mulia itu.15 Menurut Triyasyid Nuruddin pada Pedoman
Ilmu Tajwid mengatakan, secara istilah Al-Qur’an adalah kalamullah (perkataan Allah)
yang turun kepada Nabi Muhammad SAW, dan dinilai ibadah ketika membacanya.16
Sejarah turunnya kitab Al-Qur’an telah banyak yang memberikan penjelasan
serta apa saja tujuan di turunkannya, Al-Qur’an telah di tulis sejak Nabi ada. Begitu
wahyu turun kepada Nabi, langsung Nabi memerintahkan para sahabat penulis wahyu
12 Amalia Hasanah, Op. Cit., hlm. 418 13 Nor Hadi, Juz ‘Amma, (Jakarta : Erlangga, 2014), hlm. 1 14 Tim penyusun, Op. Cit., hlm. 26 15 M. Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2007), hlm. 3 16 Triyasyid Nuruddin, Pedoman Ilmu Tajwid (Solo : Taujih, 2015), hlm. 21
21
untuk menulisnya secara hati-hati. Begitu mereka tulis, kemudian mereka hafalkan
disamping mereka amalkan.17 Al-Qur’an memberikan petunjuk dalam persoalan-
persoalan akidah, syari’ah, dan akhlak, dengan jalan meletakan dasar-dasar prinsipil
mengenai persoalan-persoalan tersebut, dan Allah SWT menugaskan Rasul SAW,
untuk memberikan keterangan yang lengkap mengenai dasar-dasar itu.18
Artinya : “(mereka Kami utus) dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat)
dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan adz-Dzikr (al-Qur’an) kepadamu,
agar engkau menerangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan
kepada mereka dan agar mereka memikirkan”. (Q.S. An-Nahl : 44)19
Al-Qur’an adalah sumber agama (juga ajaran) islam pertama dan utama. Menurut
keyakinan umat islam yang diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah, Al-Qur’an
adalah kitab suci yang memuat firman-firman (wahyu) Allah, sama benar dengan yang
disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit
demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekkah kemudian di
Madinah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam
17 Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam untuk Perguruan
Tinggi (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2008), hlm. 244 18 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2007), hlm. 45 19 TPPQ, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta : Magfirah Pustaka, 2006), hlm. 272
22
hidup dan kehidupannya mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di
akhirat kelak.20
Kemudian Al-Qur’an memang benar menjadi sebuah kitab yang menjadi
pedoman bagi umat Islam, karena di dalamnya terdapat berbagai macam pembahasan,
baik ajaran tentang tauhid ( meng-Esakan Allah ) maupun ajaran tentang hubungan
manusia dengan manusia lainnya dan makhluk lainnya. Afzalur Rahman dalam
bukunya Qur’anic Science (1980) yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia
dengan judul Al-Qur’an Sumber Ilmu Pengetahuan (1989) menyebut dua puluh tujuh
bidang ilmu (eksakta terutama) yang bibit atau prinsipnya terdapat dalam Al-Qur’an.
Menurut Seyyed Hossein Nasr, seorang cendekiawan dan pemikir muslim terkemuka,
Al-Quran, sejalan dengan yang telah dikemukakan Afzalur Rahman di atas, memuat
inti sari semua pengetahuan.21
3. Pembinaan Cinta Al-Qur’an
Pembinaan adalah suatu usaha dalam membentuk peserta didik, dalam mencapai
tujuan dari pendidikan itu sendiri. Pembinaan adalah dari kata bina, Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, bina, sama dengan membina, atau membangun.22
Di dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata “cinta” berarti rasa sangat kasih sayang
atau sangat tertarik hatinya, atau selalu mengingatkan akan yang dicintainya.23
20 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2010), hlm. 93 21 Ibid, hlm. 102 22 Tim penyusun, Op.Cit, hlm. 128 23 Ibid, hlm. 160
23
Kamus Besar Bahasa Arab, kata حب – يحب – حبا berarti, Mengasihi, mencintai.24
Perkataan “cinta” berasal dari Al-Qur’an, al-hubb atau mahabbah, cinta kasih sayang.25
Mencintai Al-Qur’an sama halnya mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya dalam artian
taat kepada Allah dan Rasul, salah satunya contohnya adalah gemar membaca Al-
Qur’an. Orang-orang yang mencintai Al-Qur’an, akan mempunyai ciri-ciri dihatinya.
Hati yang mencintai Al-Qur’an mempunyai beberapa ciri, di antaranya :
a. Senang bertemu dengan Al-Qur’an
b. Selalu duduk bersama Al-Qur’an dalam jangka waktu yang lama tanpa dihinggapi
rasa bosan
c. Selalu rindu untuk bertemu setiap kali berjauhan dan selalu berusaha
menghilangkan aral melintang yang memisahkannya.
d. Senantiasa berdialog, menerima arahan-arahan dari Al-Qur’an itu sendiri, serta
menaati perintah dan menjauhi larangannya.26
Membaca Al-Qur’an Sebaiknya, sesorang dalam keadaan berwudhu dan
bersikap sopan berdiri atau duduk. Yang paling utama adalah membacanya di waktu
sholat sambal berdiri.27
Dalam mendidik anak agar mencintai Al-Qur’an, mesti menggunakan metode-
metode yang sesuai dengan usianya. Seperti didahulukan dengan pemberian penjelasan
tentang pentingnya Al-Qur’an bagi kehidupan di dunia dan di akhirat, menjelaskan
keutamaan membaca, menghafal, dan mengerti arti dan maknanya, serta memberikan
hadits-hadits yang memotivasi anak untuk mempelajari Al-Qur’an.
24 Amalia Hasanah, Op. Cit., hlm. 111 25 Rif’at Syauqi Nawawi, Kepribadian Qur’ani, (Jakarta : Amzah, 2011), hlm. 189 26 Muhammad Syauman Ar-Ramli, dkk., Nikmatnya Menangis bersama Al-Qur’an (Solo :
Istambul, 2015), hlm. 54 27 Imam Al-Ghazali, Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin, cet. Ke-II (Jakarta : Amani, 2007), hlm.
116
24
1. Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an
Al-Qur’an adalah sumber utama hukum Islam, dan juga menjadi pedoman akan
kehidupan umat manusia. Telah banyak cara atau metode yang digunakan untuk mempelajari
Al-Qur’an, seperti metode membaca Al-Qur’an, tafsir Al-Qur’an, dan sebagainya. Namun
masih banyak yang tidak ingin mempelajari Al-Qur’an, disamping kesibukan-kesibukan
sampai dengan beralihnya era yang menjadi modern. Maka dari itu manusia mesti mempunyai
rasa mencintai terhadap Al-Qur’an, agar dapat maksimal dalam mempelajari Al-Qur’an, salah
satunya seperti tadarus Al-Qur’an.
H. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi variabel pokok adalah 1) Implementasi Program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an. 2) Pembinaan cinta Al-Qur’an pada siswa.
I. Definisi Operasional
Untuk mempermudah dan mengarahkan terhadap penelitian ini maka penulis
mengemukakan maksud dari yang terdapat dalam pokok permasalahan.
1. Implementasi Program pembiasaan tadarus Al-Qur’an, adalah sebuah usaha
meningkatkan mutu pendidikan yang dilakukan sebelum memulai pelajaran di pagi
hari. Dilakukan dengan seksama di masing-masing kelas yang dipandu oleh guru
yang bertugas.
2. Pembinaan cinta Al-Qur’an adalah aktivitas ibadah di sekolah yang yang
dilaksanakan setiap pagi agar siswa menjadi senang atau mencintai Al-Qur’an, yang
kemudian dapat menjadi kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri sifat cinta
25
Al-Qur’an adalah 1. Selalu meluangkan diri untuk membaca Al-Qur’an setiap hari
dan memahami arti bacaannya. 2. Membaca Al-Qur’an secara benar sesuai hukum
bacaan tajwid seperti yang dicontohkan Rasulullah SAW. 3. Meletakan Al-Qur’an
di tempat yang terhormat, tidak di sembarang tempat. 4. Mengamalkan ajaran yang
terkandung di dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup. 5. Mengajarkan Al-Qur’an
kepada orang lain yang belum dapat membaca atau memahami isinya. 5. Diam dan
tenang ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an.
J. Metodologi Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data
a. Jenis Data
Jenis penelitian ini adalah not statistic field research (penelitian lapangan non
statistic) yang bersifat deskriptif kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah data
deskriptif kualitatif. Data kualitatif ialah data yang bersifat menguraikan,
menggambarkan dan membandingkan satu data dengan data lainnya untuk ditarik
kesimpulan.
b. Sumber Data
Sumber penelitian ini adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer
adalah data pokok yang dihimpun dari pembina IMTAQ SMP LTI IGM Palembang,
kepala sekolah dan siswa mengenai program pembiasaan tadarus Al-Qur’an dalam
pembinaan cinta Al-Qur’an siswa. Sedangkan sumber data sekunder adalah sumber
data penunjang, seperti buku-buku yang berhubungan dengan penelitian ini.
26
2. Informan Penelitian
Di dalam penelitian ini terdapat informan atau orang yang dijadikan pemberi informasi
terhadap pengumpulan data. Terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam
proses wawancara. Pihak pertama berfungsi sebagai penanya, disebut sebagai
interviewer, sedang pihak kedua berfungsi sebagai pemberi informasi (informasi
supplyer) atau informan.28 Informan pokok pada penelitian ini adalah :
a. Kepala Sekolah
b. Pembina IMTAQ
c. Siswa
3. Metode Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan
merupakan proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih berhadapan secara
fisik.29 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data dari guru, kepala sekolah dan
siswa, tentang program pembiasaan tadarus Al-Qur’an, dan faktor pendukung dan
penghambat dalam pembinaan cinta Al-Qur’an siswa.
b. Metode Dokumentasi
Menurut Bungin, teknik dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data
yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis.30 Metode ini
digunakan untuk mendapakan data tentang sejarah SMP LTI IGM Palembang,
28 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif, cet-3, (Jakarta : Bumi Aksara, 2015), hlm.
160-161 29 Ibid, hlm. 160 30 Ibid, hlm. 177
27
keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana, keadaan siswa, serta pelaksanaan
program pembiasaan tadarus Al-Qur’an.
c. Observasi
Observasi ialah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial dan
gejala-gejala psikis dengan jalan pengamatan dan pencatatan.31 Metode ini digunakan
dengan cara melakukan pengamatan secara langsung ke lokasi penelitian, untuk
mendapatkan data tentang proses pelaksanaan tadarus Al-Qur’an dan media
pelaksanaan tadarus Al-Qur’an.
4. Analisis Data
Data yang telah terkumpul kemudian di klasifikasikan, dan dianalisis secara
deskriptif kualitatif dengan cara menguraikan data-data yang diperoleh untuk
ditarik suatu kesimpulan melalui :
a. Reduksi Data (data reduction)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu.32
b. Penyajian data (data display)
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori flowchart dan sejenisnya.33
c. Verifikasi (conclusion drawing / verification)
31 Ibid, hlm. 143 32 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, cet-20, (Bandung : ALFABETA, 2014), hlm. 338 33 Ibid, hlm. 341
28
Data yang telah diperoleh dapat dicocokan dan bandingkan dengan teori-teori
yang telah ada.
K. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan adalah menguraikan secara singkat bab-bab tentang
pembahasan dalam penelitian ini, adapun bab-bab tersebut sebagai berikut :
Bab I, Pendahuluan. Pada bab ini berisikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, tinjuan pustaka, kerangka teori, variable
penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab II, Landasan Teori. Yang berisikan, Penjelasan pembiasaan tadarus Al-
Qur’an, pembinaan cinta Al-Qur’an.
Bab III, Lokasi Penelitian. Gambaran umum mengenai sejarah SMP LTI
IGM Palembang, keadaan guru, keadaan siswa, sarana dan prasarana sekolah.
Bab IV, Pembahasan. Pada bagian ini, memuat analisis dari hasil
pengumpulan data kemudian dianalisis sesuai teknik yang dijelaskan pada metodologi
penelitian.
Bab V, Kesimpulan dan Saran. Berisikan kesimpulan dari hasil penelitan
dan saran yang diberikan oleh peneliti kepada yang tertarik dalam penelitian yang
berkaitan.
29
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata program berarti rancangan
mengenai asas-asas serta dengan usaha-usaha dalam ketatanegaraan, perekonomian
dan sebagainya yang akan dijalankan.34 Ada pengertian untuk istilah “program”, yaitu
pengertian secara khusus dan umum. Menurut pengertian secara umum, “program”
dapat diartikan sebagai “rencana”.35 Dari pengertian diatas bahwa, program adalah
suatu rencana atau rancangan apa yang akan dilakukan kedepan. Seperti dalam
pelaksanaan belajar mengajar, yang terprogram agar terlaksana dengan baik dan dapat
mencapai tujuan pendidikan. Begitupun pada kegiatan keagamaan disekolah, yang
disusun program aktivitas bersifat religious/keagamaan untuk guru-guru, siswa dan
perangkat lainnya, salah satunya adalah kegiatan membaca Al-Qur’an. Yang
dilaksanakan setiap harinya, sehingga menjadi sebuah kebiasaan yang positif.
Sampai saat ini telah banyak TPA (Taman Pendidikan Al-Qur’an), dan TKA
(Taman kanak-kanak Al-Qur’an) yang tersebar, santri-santri yang banyak mempelajari
dan menghafal Al-Qur’an. Gairah mempelajari Al-Qur’an dimasyarakat belakangan ini
34 Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, (Jakarta : Pustaka Phoenix,
2009), hlm. 667 35 Suharsimi Arikunto Cepi Safrudin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, cet Ke-5
(Jakarta : Bumi Aksara, 2014), hlm. 3
30
mendapat respon positif dari pemerintah. Sejumlah pemerintah daerah (pemda) telah
menerbitkan Peraturan Daerah (perda) tentang wajib menguasai baca tulis Al-Qur’an
bagi pelajar sekolah dasar.36
Program-program yang dikembangkan oleh sekolah dalam pembinaan karakter
siswa di sekolah adalah berupa pembiasaan-pembiasaan, baik yang bercorak
keagamaan maupun bercorak umum.
1. Program-program pembiasaan yang bercorak keagamaan adalah sebagai
berikut.
a. Selalu membuka pembelajaran dikelas dengan salam yang disusul
dengan doa bersama. Begitu juga ketika menutup pembelajaran.
b. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an sebelum memulai pembelajaran
Pendidikan Agama Islam.
c. Setiap hari melaksanakan sholat zuhur berjamaah mulai dari persiapan
sampai selesai (11.45-12.30).
d. Melaksanakan shalat duha setiap hari dengan jadwal setiap kelas
bergantian atau ketika sedang beristirahat.
e. Membaca ayat-ayat Al-Qur’an juz ‘amma (surah-surah pendek)
sebelum sholat zuhur berjamaah atau one day one ayat. Pelaksanaannya
sebelum shalat zuhur berjamaah dengan dipantau oleh salah satu
petugas.
f. Membaca shalawat Nabi, Istigfar, Asmaul husna, atau kultum tentang
agama dilakukan dari pukul 06.30-07.30.
g. Melaksanakan peringatan Hari Besar Keagamaan di sekolah dengan
melibatkan semua siswa.
h. Melakukan kolaborasi antara kegiatan yang bersifat spiritual dan seni
budaya, seperti mendirikan kelompok seni budaya yang melantunkan
lagu-lagu rohani serta mengaransemen gamelan atau angklung
Shalawat dan Angklung Asmaul Husna.
i. Memotivasi siswa agar selalu melaksanakan kewajiban agama di rumah
(di luar sekolah), baik yang terkait dengan ibadah mahdhah (khusus)
maupun ibadah ghairu mahdhah (umum). Agar program ini berjalan
lancar, guru agama (sekolah) dapat membangun komunikasi dengan
36 Masagus Fauzan Yayan, Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, cet. Ke-1 (Jakarta :
Sahabat Qur’an, 2008), hlm. 61-62
31
orang tua untuk melakukan pemantauan atau membekali siswa dengan
buku catatan harian kegiatan keagamaan di luar sekolah.
j. Memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan aktivitas-
aktivitas keagamaan yang kreatif di di sekolah, baik dalam bentuk
pembiasaan perilaku keagamaan maupun hasil-hasil ide, karya, dan seni
yang mendukung semangat beragama dikalangan siswa.
k. Melakukan mabit (menginap disuatu tempat) untuk menambah
kegiatan-kegiatan keagamaan siswa diluar kelas, terutama pada hari-
hari libur.
2. Program-program pembiasaan yang bercorak umum
Program-program umum dilaksanakan SMP melalui pelaksanaan janji
siswa dan tata tertib yang diterapkan di sekolah. Program-program ini
dilaksanakan, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan merupakan
cara sekolah dalam mendukung terwujudnya pribadi religious, agamis, dan
berkarakter mulia.37
Program yang telah disusun oleh sekolah sangatlah banyak, termasuk dalam
budaya di sekolah itu sendiri, seperti kegiatan ritual, harapan, hubungan sosial-kultural,
aspek demografi, kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, proses pengambilan
keputusan, kebijakan, maupun interaksi sosial antar komponen.38 Kemudian agar
peserta didik dapat melakukan pembiasaan-pembiasaan yang baik, guru pun mesti
melakukan pembiasaan-pembiasaan yang dapat dicontoh, seperti pembiasaan
keteladanan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang tidak diprogramkan karena
dilakukan tanpa mengenal ruang dan waktu. Keteladanan ini merupakan perilaku dan
sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta didik dalam memberikan contoh
37 Marzuki, Pendidikan Karakter Islam, cet Ke-1 (Jakarta : Amzah, 2015), hlm. 110-111 38 Novan Ardy Wiyani, Manajemen Pendidikan Karakter, (Yogyakarta : Pedagogia, 2012),
hlm. 137
32
melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi
peserta didik lain. Misalnya nilai disiplin, kebersihan dan kerapian, kasih sayang,
kesopanan, perhatian, jujur, dan kerja keras.39 Kemudian adanya pembiasaan spontan,
yaitu kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus, meliputi pembentukan perilaku
memberi senyum, salam, sapa, membuang sampah pada tempatnya, budaya antri,
mengatasi silang pendapat (pertengkaran), dan lain-lain. Dan juga pembiasaan rutin,
yang merupakan salah satu kegiatan pendidikan sehari-hari, seperti upacara bendera,
senam, berdoa sebelum belajar, sholat zuhur, asar berjamaah, dan juga membaca /
tadarus Al-Qur’an.
Kebiasaan terjadi sejak lahir. Lingkungan yang baik mendukung kebiasaan
yang baik pula. Lingkungan dapat mengubah kepribadian seseorang. Lingkungan yang
tidak baik dapat menolak adanya disiplin dan pendidikan. Kebiasaan buruk mendorong
kepada hal-hal yang lebih rendah, yaitu kembali kepada adat kebiasaan primitif.40
Kebiasaan adalah raingkaian perbuatan yang dilakukan dengan sendirinya, tetapi
dipengaruhi oleh akal pikiran. Pada permulaan sangat dipengaruhi oleh pikiran. Tetapi
makin lama pengaruh pikiran itu makin berkurang karena sering kali dilakukan atau
sering kali di ulang-ulang.
Kebiasaan juga dapat melakukan sesuatu yang tidak baik, untuk mesti adanya
pembiasaan-pembiasaan kearah yang positif. Mengubah kebiasaan dapat dilakukan
39 Ibid, hlm. 140 40 Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an,cet Ke-1 (Jakarta : Amzah,
2007), hlm. 85
33
dengan cara memperhatikan pola terbaik, disesuaikan dengan unsur agama. Untuk
mengubah kebiasaan dapat dilakukan dengan cara berikut ini :
a. Berniat sungguh dengan tiada diiringi keragu-raguan.
b. Janganlah mengizinkan bagi diri sendiri melakukan kebiasaan buruk,
apalagi menambah kebiasaan buruk lain.
c. Carilah waktu yang baik untuk men-tahfidz-kan niat dan ikutilah segala
gerak jiwa yang menolong tahfidz tersebut. Kesukaran bukan dalam niat,
tetapi dalam men-tahfidz-kannya.
d. Jagalah pada diri kekuatan penolak dan pelihara agar selalu hidup dalam
jiwa dengan mendarmakan perbuatan yang kecil-kecil setiap hari untuk
mengekang hawa nafsu yang tidak baik.41
Pembiasaan dalam bidang keagamaan, sangatlah penting bagi peserta didik,
agar anak selalu dalam pendidikan yang tidak berbuat negatif dan menjadi bekal dalam
kehidupan dunia akhiratnya. Kebiasaan-kebiasaan itu terbentuk dalam perkembangan,
karena latihan dan belajar.42
Didalam pendidikan Agama Islam, berbagai macam yang ada didalamnya,
salah satunya adalah membiasakan untuk dekat, membaca, dan mempelajari Al-
Qur’an. Maka dari itu telah banyak kegiatan-kegiatan keagamaan yang terapkan
disekolah-sekolah, seperti mengadakan pembacaan Al-Qur’an bagi siswa, dengan jam-
jam yang ditentukan oleh sekolah itu sendiri. Begitupun dengan sekolah yang membuat
program khusus, seperti Tadarus Al-Qur’an.
41 Ibid, hlm. 87 42 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : Rajawali Pers, 2011), hlm. 270
34
Tadarus atau membaca Al-Qur’an adalah perkumpulan dengan kegiatan saling
menyimak dari pembaca Al-Qur’an. Dan terdapat keistimewaan dalam membaca,
menyimak serta mempelajari Al-Qur’an seperti dijelaskan pada surat Al-Fatir : 29
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah (Al-Qur’an)
dan melaksanakan sholat dan menginfakan sebagian rezeki yang kami
anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi”. (Q.S. Fatir : 29)43
Ada juga beberapa hadits yang menjelaskan tentang keistimewaan dalam membaca Al-
Qur’an, diantaranya apabila membaca Al-Qur’an akan mendapatkan pahala dan
kebaikan yang melimpah, ada pula jika membaca Al-Qur’an, maka ia akan datang pada
hari kiamat sebagai pembari syafaat.
Kemudian ada juga keistimewaan dalam mendengarkan bacaan Al-Qur’an, seperti
yang dijelaskan pada surat Al-A’raf : 204
43 TPPQ, Al-Qur’an dan terjemahnya, (Jakarta : Magfirah Pustaka, 2006), hlm. 438
35
Artinya : “dan apabila dibacakan Al-Qur’an, maka dengarkanlah dan diamlah, agar
kamu mendapat rahmat”. (Q.S. Al-A’raf : 204)44
Keistimewaan-keistimewaan diatas dapat tergabung menjadi keistimewaan berkumpul
dalam mempelajari Al-Qur’an. Ada beberapa jenis pahala yang didapat bagi orang-
orang yang berkumpul untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya :
a. Diberi ketenangan hidup
b. Dipenuhi rahmat
c. Dinaungi para malaikat
d. Senantiasa disebut Allah 45
Tadarus Al-Qur’an adalah kegiatan perkumpulan orang-orang, untuk sama-sama
membaca, menyimak dan juga mempelajari Al-Qur’an. Kegiatan tadarus yang paling
sering dilaksanakan pada bulan Ramadhan atau bulan puasa, biasa dilakukan di masjid-
masjid setelah sholat tarawih, ataupun di jam-jam yang lain. Tadarus Al-Qur’an
berawal dari Nabi Muhammad SAW bersama malaikat Jibril membaca Al-Qur’an, di
bulan Ramadhan. Pada tadarus Al-Qur’an, malaikat jibril akan membaca ayat-ayat Al-
Qur’an kepada Nabi Muhammad yang kemudiannya akan diperdengarkan bacaan
44 Ibid, hlm. 177 45 Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi, Ulumul Qur’an, Studi Kompleksitas Al-Qur’an, cet Ke-
1(Yogyakarta : Aswaja Pressindo, 2016), hlm. 81
36
baginda kepada Jibril pula. Proses ini dicontoh oleh para sahabat nabi yang saling
membetulkan bacaan masing-masing sehingga khatam Al-Qur’an.46
Kemudian dalam kegiatan tadarus Al-Qur’an mempunyai tujuan, seperti
mengajak masyarakat Islam menghayati proses ajar dan belajar Al-Qur’an bersama
rekan atau dalam kumpulan. Imam tua Masjid Al-Sultan Ismail Petra, Kubang Kerian,
Kota Bharu, Kelantan, Sabri Abdullah berkata, amalan tadarus dimulakan Nabi
Muhammad bersama malaikat Jibril dimana baginda khatam sekali membaca Al-
Qur’an dengan jibril pada setiap Ramadhan kecuali pada tahun kematiannya dimana
baginda telah khatam dua kali. Sabri berkata, tadarus adalah peluang terbaik dimana
pembaca Al-Qur’an dapat saling menegur kesalahan masing-masing dan bukan sekedar
membaca untuk khatam.47 Di dalam mempelajari Al-Qur’an atau tadarus Al-Qur’an,
seperti membaca, menyimak, memahami arti dan merenungi isi kandungannya, telah
banyak yang menjelaskan akan baik dan istimewanya untuk mempelajari Al-Qur’an,
seperti akan mengetahui cara yang benar dalam menyebutkan ayat-ayat, atau menjadi
tahu hukum bacaannya, kemudian mendapatkan pahala dan rahmat ketika membaca
dan mendengarkannya, seperti yang dijelaskan pada surat Al-A’raf. 204, selanjutnya
akan mendapatkan petunjuk, seperti yang dijelaskan pada surat Al-Isra’. 9. Diantara
banyaknya hadits yang menjelaskan tentang pahala berkumpul untuk membaca Al-
Qur’an dan mempelajarinya adalah hadits yang diriwayatkan Abu Hurairah :
46 Hafiz Muslim, Kisah dan Hikmah, http://usyahya.blogspot.com/2012/08/tujuan-tadarus-
alquran.html, 15 November 2016 47 Ibid.
37
ن بي مي تاب هللاي ويتدارسونه وما اجتمع قوم في , يتلون كي بيوتي هللاي
ة, وحفاتم الملئيكة, ح يتم الرا كيينة, وغشي م السا لا نزلت علييبينم, ا
, لم يسيع بي ل أبيهي ع نده, ومن بطا يمن عي به وذكره هللا في هي نس
“tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu rumah Allah (masjid) untuk membaca
dan mengkaji Al-Qur’an melainkan mereka diliputi ketenangan, rahmat dan dikitari
oleh para malaikat, serta Allah menyebut mereka dalam kelompok orang-orang yang
ada disisi-Nya. Barang siapa memperlambat (enggan) menolong, maka kerabatnya
akan enggan mendekatinya.”48 Apabila kita kaji secara seksama hadits di atas, maka
akan ditemukan suatu keistimewaan yang memuat empat jenis pahala bagi orang yang
berkumpul untuk membaca Al-Qur’an dan mempelajarinya :
1. Diberi ketenangan hidup
2. Dipenuhi rahmat
3. Dinaungi para malaikat
4. Senantiasa disebut Allah49
Ada beberapa surat di dalam Al-Qur’an yang dianjurkan untuk dibaca, selain surat-
surat pendek pada Juz Amma, ada beberapa diantara wirid Qur’an yang perlu rutin
dibaca tiap hari adalah membaca surat-surat berikut : Yasin, Ad-Dukhan, Al-Waqi’ah
48 Iman Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta : Pustaka Amani, 2003), hlm. 1106 49 Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi, Op. Cit., hlm. 81
38
dan Tabaraka (Al-Mulk). Dan ditekankan pada hari dan malam jumat. Kemudian
ditambah dengan surat Al-Kahfi dan Ali Imran.50
B. Al-Qur’an
Secara harfiah Al-Qur’an berarti bacaan atau yang dibaca, pengertian ini sejalan
dengan maksud diturunkannya Al-Qur’an agar dibaca, untuk dipahami dan diamalkan
kandungannya.51 Al-Qur’an secara termiologis, berarti firman Allah SWT. Berupa
wahyu yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW. Menurut
Rasyid Ridha, Al-Qur’an secara operasional berarti kalam mulia yang diturunkan oleh
Allah kepada jiwa nabi yang paling sempurna (Muhammad SAW).52 Al-Qur’an adalah
kitab Allah yang terakhir, diturunkan kepada nabi yang terakhir, dan membawa agama
yang terakhir. Al-Qur’an adalah risalah abadi Allah, karena merupakan kalam Allah,
berisi bimbingan ke jalan yang lurus, dan dapat mengantarkan tercapainya seluruh
kebahagiaan.
Al-Qur’an sebagai sumber pertama dan utama dalam ajaran Islam mengajarkan
dan mengajak manusia untuk selalu menggunakan akal dan pikirannya untuk
memikirkan seluruh ciptaannya Allah SWT. Dan untuk senantiasa mengambil hikmah
darinya.53
50 http://ikadikobar.blogspot.com/2015.02/surat-surat-al-quran-yang-disunahkan.html, 15
November 2016 51 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan Cet. 4, (Jakarta : Kencana, 2010), hlm. 284 52 Mahmud, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hlm. 61 53 Ibid, hlm. 61
39
1. Al-Qur’an mempunyai sejarah dalam proses turunnya sampai dengan disebar
luaskan oleh Nabi Muhammad dan seluruh umat islam. Ada beberapa periode
turunnya Al-Qur’an.
a. Pada periode pertama, diketahui bahwa Muhammad SAW, pada awal
turunnya wahyu pertama (iqra’), belum dilantik menjadi rasul. Dengan
wahyu pertama itu, beliau baru merupakan seorang nabi yang tidak
ditugaskan untuk menyampaikan apa yang diterima. Baru setelah turun
wahyu kedualah beliau ditugaskan untuk menyampaikan wahyu-wahyu
yang diterimanya, dengan adanya firman Allah : “Wahai yang berselimut,
bangkit dan berilah peringatan” (Q.S. 74 : 1-2).54
b. Periode kedua, sejarah turunnya Al-Qur’an berlangsung selama 8-9 tahun,
dimana terjadi pertarungan hebat antara gerakan islam dan jahiliah. Pada
masa tersebut, ayat-ayat Al-Qur’an, satu pihak, silih berganti turun
menerangkan kewajiban-kewajiban prinsipil penganutnya sesuai dengan
kondisi dakwah ketika itu, seperti : Ajaklah mereka ke jalan Tuhanmu
(agama) dengan hikmah dan tuntunan yang baik, serta bantahlah mereka
dengan cara yang sebaik-baiknya. (Q.S. 16 : 125).55
c. Periode ketiga, dakwah Al-Qur’an telah dapat mewujudkan suatu prestasi
besar karena penganut-penganutnya telah dapat hidup bebas melaksanakan
54 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Quran (Bandung : PT. Mizan Pustaka, 2007), hlm. 48 55 Ibid, hlm. 51
40
ajaran-ajaran agama di Yastrib (yang kemudian diberi nama Al-Madinah
Al-Munawwarah).56
Sejarah turunnya Al-Qur’an yang diungkapkan adalah sejarah bangsa-bangsa yang
hidup disekitar Jazirah Arab. Peristiwa-peristiwa yang dibawa adalah peristiwa di
zamannya dahulu. Namun ajaran Al-Qur’an sangatlah luar bukan hanya peristiwa yang
ada didalamnya, melainkan petunjuk-petunjuk yang menjadikan pegangan kehidupan
manusia sampai akhir zaman.
2. Al-Qur’an juga mempunyai keutamaan sebagai kitab suci umat Islam, bahkan
sudah jelas Al-Qur’an mempunyai keutamaan yang memberikan kemudahan
bagi umat, untuk mempelajari ilmu hukum islam, kemudian keutamaan Al-
Qur’an juga dapat menjadi syafaat bagi pembacanya pada hari kiamat, seperti
dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “bacalah Al-Qur’an, ia akan datang
pada hari kiamat sebagai pemberi syafa’at kepada ashhab-nya”. Kemudian
dengan sekian banyaknya keutamaan Al-Qur’an, dapat juga menjadi
penyembuh, sebagaimana Allah SWT berfirman :
56 Ibid, hlm. 52
41
Artinya : “Dan kami turunkan dalam Al-Qur’an ayat-ayat yang menjadi penawar dan
rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Q.S. Al-Isra : 82)57
Selain banyak akan keutamaan, Al-Qur’an adalah kitab yang suci yang didalamnya
adalah kalam Allah, bahkan yang membaca sampai dengan mendengarkannya akan
mendapat pahala, untuk itu ada etika atau adab-adab yang mesti diketahui bagi yang
membacanya, ataupun mempelajarinya. Adapun adab-adab dalam membaca Al-Qur’an
adalah sebagai berikut :
a. Suci, baik badan, tempat, pakaian maupun mulut. Disamping itu hati
seharusnya suci dan bersih dari syirik, syak (ragu-ragu) dan riya’ (pamer).
b. Hendaknya duduk, sebagai penghormatan yang sopan terhadap Al-Qur’an.
c. Membaca ta’awudz (berlindung) kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
d. Membaca Basmalah (Bismillahir-rahmanirrahim) setelah isti’azah.
e. Disunnahkan berhenti membaca Al-Qur’an ketika menguap, karena mulut
adalah alat dialog dan alat bermunajat kepada Tuhan.
f. Membaca Al-Qur’an sebaiknya tidak gelisah dan menyelanya dengan
perkataan, kecuali dalam keadaan sangat penting.
g. Membaca dengan perlahan, tartil dan tidak terburu-buru.
h. Berhenti sejenak ketika sampai pada ayat-ayat janji (pahala), untuk memohon
karunia Allah. Juga pada ayat-ayat ancaman, untuk memohon keringanan siksa
dari Allah.
i. Meletakan mushaf dengan kedua tangan, dan diletakan ditempat yang lebih
tinggi, tidak diletakan ditempat yang rendah, karena sama dengan menghina.
j. Membaca dengan tadabbur tama’un (menyimak artinya dan mengkajinya), dan
berupaya memahami apa yang dibaca.58
57 Al-Qur’an dan terjemahnya, Op.cit, hlm.291 58 Fahd bin Abdurrahman ar-Rumi, Op. Cit., hlm. 82-84
42
Sebagai kitab suci terakhir yang disampaikan untuk menyempurnakan agama,
Al-Qur’an mempunyai kedudukan dalam kehidupan manusia. Al-Qur’an Al-Karim
adalah undang-undang umat ini, mukjizat yang abadi dan perjanjian ilahiyah yang
terakhir dari Rabb semesta alam untuk seluruh umat manusia. Al-Qur’an Al-Karim
adalah jalan yang lurus, cahaya, petunjuk, dan rahmat.59
3. Tujuan pokok Al-Qur’an
Dari sejarah diturunkannya Al-Qur’an, dapt diambil kesimpulan bahwa Al-Qur’an
mempunyai tiga tujuan pokok :
a. Petunjuk akidah dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia yang
tersimpul dalam keimanan akan keesaan Tuhan dan kepercayaan akan kepastian
adanya hari pembalasan.
b. Petunjuk mengenai akhlak yang murni dengan jalan menerangkan norma-
norma keagamaan dan susila yang harus diikuti oleh manusia dalam
kehidupannya secara individual atau kolektif.
c. Petunjuk mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar
hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubungannya dengan Tuhan dan
sesamanya. Atau dengan kata lain yang lebih singkat, “Al-Qur’an adalah
petunjuk bagi seluruh manusia ke jalan yang harus ditempuh demi kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat.”60
4. Fungsi Al-Qur’an bagi umat Islam
Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, untuk
disampaikan kepada umatnya, agar umat mendapatkan petunjuk agar terhindar dari
perbuatan-perbuatan negatif sehingga mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat.
Untuk itu Al-Qur’an berfungsi sebagai pedoman kehidupan manusia. Mengetahui
59 Majdi Ubaid, 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an,(Solo : Aqwam, 2014), hlm. 32 60 M. Quraish Shihab, Op. Cit., hlm. 57
43
fungsi Al-Qur’an sama halnya dengan mengetahui kedudukan Al-Qur’an itu sendiri,
Al-Qur’an Al-Karim adalah undang-undang umat saat ini, mukjizat yang abadi dan
perjanjian ilahiyah yang terakhir dari Rabb semesta alam untuk seluruh umat manusia.
Al-Qur’an Al-Karim adalah jalan yang lurus, cahaya, petunjuk, dan rahmat. Beberapa
macam fungsi atau kedudukan Al-Qur’an diantaranya :
a. Al-Qur’an adalah kitab petunjuk. Seperti yang dijelaskan pada surat Ibrahim
: 1,
Artinya : “(ini adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu
mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang menderang
dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Rabb yang Maha Perkasa
lagi Maha Terpuji.”
Dan juga pada surat Al-Baqarah : 185.
Artinya :“petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).”
b. Al-Qur’an adalah obat, obat bagi kita dari segala penyakit yang kita derita.
Seperti yang dijelaskan pada surat Al-Isra : 82.
44
Artinya : “dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”
c. Al-Qur’an adalah cahaya, cahaya dari Rabb semesta alam yang menyinari
hidup kita. Seperti yang dijelaskan pada surat Al-Ma’idah : 15.
Artinya : “sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan
kitab yang menerangkan.”
d. Al-Qur’an adalah pelajaran, Al-Qur’an juga merupakan bukti kebenaran dan
bukti yang terang dari Rabb semesta alam. Seperti yang dijelaskan pada surat
An-Nisa : 174.
Artinya : “wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajran
dari Rabb-mu.”
e. Al-Qur’an adalah kitab yang diberkahi. Dijelaskan pada surat Shad : 29.
45
Artinya : “ini adalah sebuah kitab yang Kami turukan kepadamu penuh
dengan berkah supaya orang-orang yang mempunyai pikiran mendapatkan
pelajaran.”
f. Al-Qur’an berisi kabar tentang segala sesuatu. Dijelaskan pada surat An-
Nahl : 89.
Artinya : “dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab (Al-Qur’an) untuk
menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira
bagi orang-orang yang berserah diri.”61
C. Pembinaan Cinta Al-Qur’an
Istilah yang identik dengan pembinaan adalah pembentukan atau
pembangunan. Terkait den;gan sekolah, sekarang sedang digalakan pembentukan
kultur sekolah. Salah satu kultur yang dipilih sekolah adalah kultur akhlak mulia.62
Begitupun di dalam Undang-undang Dasar 1945 ditegaskan bahwa pemerintah
61 Majdi Ubaid, , Op. Cit., hlm. 33-36 62 Marzuki, Op. Cit., hlm. 95
46
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa (Pasal 31 ayat (3) UUD 1945 Amandemen).63 Dengan
keterangan diatas bahwa memang pembinaan atau pendidikan kepada peserta didik
yang mengarah kepada Pendidikan Agama Islam, terkhusus menanamkan kecintaan
terhadap Al-Qur’an.
Pembinaan cinta Al-Qur’an adalah suatu usaha pendidikan agama Islam yang
mengarah kepada pendekatan terhadap kitab suci Al-Qur’an, dengan berbagai macam
metode atau kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti membaca, menyimak, menghafal,
sampai dengan memahami arti, makna dari isi Al-Qur’an tersebut. Ini juga
berlandaskan dengan keutamaan dalam membaca Al-Qur’an, bahwa terdapat
keistimewaan bagi orang yang membaca Al-Qur’an, akan mendapatkan pahala disetiap
huruf yang dibaca, meninggikan derajat, mendatangkan keberkahan, mendapatkan
petunjuk dan masih banyak yang lainnya. Seperti yang dijelaskan pada surat Shad : 29
Artinya : “ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya, dan supaya orang-
orang yang mempunyai pikiran mendapat pelajaran”. (Q.S. Shad : 29)64
63 Ibid, hlm. 90 64 Al-Qur’an dan terjemahnya, Op.cit, hlm.17
47
Sudah semestinya, menurut Ustadz Umay Dja’far Shiddiq, sejak usia dini
seseorang yang beragama Islam harus berawal dari pemahaman terhadap induk
ajarannya terlebih dahulu apalagi notabene sudah dijamin kebenarannya oleh Allah
SWT yaitu Al-Qur’an, baru berikutnya hadits, baru kemudian fatwa-fatwa ulama.65
Dan pada waktunya, hendaknya anak dimasukan ke sekolah untuk belajar
membaca dan mengerti Al-Qur’an, hadits-hadits, serta kisah-kisah menarik tentang
orang-orang saleh, agar tertanam kecintaan kepada mereka di hatinya.66 Kecintaan
terhadap Al-Qur’an adalah sifat dan sikap yang mesti ditanamkan pada anak dari
mereka kecil, karena dengan sering mendengar atau membaca Al-Qur’an didalam
kehidupannya sehari-hari, akan menambah kedekatannya terhadap Al-Qur’an, seperti
dia akan lebih mengenal huruf-huruf Al-Qur’an, mempelajari tajwid, memperlancar
dalam membaca, kemudian mengartikan dan memahami makna artinya. Bahkan
sampai dengan keinginan untuk menghafalkan ayat-ayat Al-Qur’an.
Kecintaan Al-Qur’an mempunyai makna yang luas, di dalam kecintaan Al-Qur’an juga
termasuk mentadaburinya. Di jelaskan dalam surat Muhammad ayat 24 :
65 Masagus Fauzan Yayan, Op.cit, hlm. 65 66 Al-Ghazali, Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia, cet Ke-1 (Bandung :
Mizan, 2015), hlm. 145
48
Artinya : “apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an ataukah hati mereka
terkunci ?”. (Q.S. Muhammad : 24)67
Dari ayat diatas bahwa Allah memerintahkan kita untuk mentadaburi ayat-ayat-Nya,
dan jika hati seorang hamba selalu terikat pada Al-Qur’an hingga merasa yakin bahwa
kesuksesan, kesejahteraan, kebahagiaan, dan kekuatannya terdapat dalam membaca
Al-Qur’an, menadaburi ayat-ayatnya, serta menjalankan apa yang menjadi
tuntunannya, ini akan menjadi titik tolak dalam menaiki tangga kesuksesan dan
kebahagiaan di dunia dan akhirat.68
Orang-orang yang mencintai Al-Qur’an, akan mempunyai ciri-ciri dihatinya.
Hati yang mencintai Al-Qur’an mempunyai beberapa ciri, di antaranya :
2. Senang bertemu dengan Al-Qur’an
3. Selalu duduk bersama Al-Qur’an dalam jangka waktu yang lama tanpa
dihinggapi rasa bosan
4. Selalu rindu untuk bertemu setiap kali berjauhan dan selalu berusaha
menghilangkan aral melintang yang memisahkannya.
5. Senantiasa berdialog, menerima arahan-arahan dari Al-Qur’an itu sendiri,
serta menaati perintah dan menjauhi larangannya.69
Cinta kepada Al-Qur’an yaitu juga dengan mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an,
dengan sering atau mengulang-ulang bacaan Al-Qur’an, siapapun tidak akan jauh
darinya. Cara ini pun menjadi alat yang ampuh bagi pembacanya yang ingin menghafal.
67 Al-Qur’an dan terjemahnya, Op.cit, hlm.510 68 Muhammad Syauman Ar-Ramli, dkk., Nikmatnya Menangis bersama Al-Qur’an (Solo :
Istambul, 2015), hlm. 47 69 Ibid, hlm. 54
49
Al-Qur’an sangat mudah lepas hari hati, karena kesibukan mengerjakan pekerjaan lain,
untuk itu Al-Qur’an mesti tetap dijaga, Nabi melarang umatnya menghatamkan Al-
Qur’an dalam jangja waktu kurang daru tiga hari. Namun, beliau juga tidak suka jika
umatnya menigalkan Al-Qur’an dan tidak membacanya sama sekali.70
Tadabur Al-Qur’an adalah merenung atau menghayati kandungan maknanya,
memusatkan pikiran padanya, kandungan-kandungan pokoknya, juga akibat serta
konsekuensinya.71 Selain mempelajari cara membacanya atau hukum bacaannya,
mengetahui artinya, sangatlah dianjurkan untuk mentadaburi Al-Qur’an, agar dapat
memahami lebih akan isi kandungan ayat-ayat Al-Qur’an. Al-Qur’an pun diturunkan
dengan bahasa arab, maka dari itu perlu bagi pembacaanya untuk mentadaburi Al-
Qur’an agar lebih mengerti, Hasan Al-Bashri berkata, “tidaklah satu ayat saja yang
Allah turunkan melainkan seseorang wajib tahu tentang apa dan maksud apa dari ayat
yang diturunkan tersebut.”72
Beberapa hal yang membantu untuk tadabur :
a. Fokuskan hati hanya kepada Allah.
b. Membaca dengan tartil.
Nabi pernah terdiam mendengarkan bacaan Abu Musa. Beliau kemudian
bersabda, “sungguh engkau telah dikaruniai sebuah seruling dari seruling-
seruling Nabi Daud AS.” Mempelajari tajwid, dan menyempurnakan
bacaan dihadapan seorang guru yang berkompeten juga tidak kalah penting
selain membaca tartil. Sebab, tajwid adalah melafalkan huruf sesuai hak dan
kondisinya.
c. Merasakan keagungan Allah.
Rasakanlah bahwa Allah sedang mengajak anda berdialog melalui Al-
Qur’an. Jadilah seolah-olah anda sedang mendengar-Nya secara langsung.
Salim Al-Khawas berkata, “Aku katakana pada diriku, wahai jiwa bacalah
70 Ibid, hlm. 62 71 Ibid, hlm. 69 72 Ibid, hlm. 70
50
Al-Qur’an ini seakan-akan kamu baru saja mendengarnya langsung dari
Allah. Maka kenikmatan itu menjadi terasa.”
d. Berupaya memahami makna Al-Qur’an
Yaitu dengan merujuk kitab tafsir yang menitikberatkan sisi penjelasan
makna, selain juga mempelajari kedalaman bahasa, I’rab, atau masalah
fikih. Diantara tafsir terbaik adalah tafsir Ibnu Katsir dan tafsir As-Sa’di.
Bagi orang yang memiliki semangat tinggi, bias juga merujuk kitab-kitab
tafsir lain.
e. Hubungkan Al-Qur’an dengan kondisi anda saat ini.
Mencermati nasihat dan berbagai kisah yang diungkap. Bagaimana Allah
membinasakan sekian banyak umat tatkala mereka mendustakan dan
berpaling.
f. Mengetahui beberapa hasil penelitian atas realita yang terjadi. Allah
berfirman, “Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda
(kekuasaan) kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,
hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tidak cukup
bahwa sesungguhnya Rabbmu menjadi saksi atas segala sesuatu ?”
(Fushilat : 53)73
D. Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an
Untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman dalam kehidupan, manusia
mesti menyukai atau mencintai Al-Qur’an itu sendiri, sehingga apabila telah ada
kecintaan terhadap Al-Qur’an, akan lebih mempermudah untuk mengerti arti, dan
semakin lama akan memperlancar dalam membacanya. Kemudian banyak usaha-usaha
yang telah dilakukan dalam pendekatan bersama Al-Qur’an, seperti mengikuti
pengajian, belajar di tempat-tempat penghafal Qur’an, tadarusan bersama, sampai
dengan kegiatan khusus keagamaan di sekolah.
Kegiatan-kegiatan seperti di atas, mesti terus dibiasakan atau dilakukan, dengan
menyusun jadwal pelaksanaannya disamping aktivitas lainnya, sehingga menjadi
73 Ibid, hlm. 70-72
51
rutinitas yang positif. Seperti contoh tadarus Al-Qur’an, adalah kegiatan membaca dan
saling menyimak ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan. Disini dapat menjadi sebuah
pembinaan atau jalan dalam mendekatkan diri, atau mencintai Al-Qur’an, selain
dijadikan sebagai rutinitas, di dalam kegiatan tadarus dapat saling membenarkan
apabila ada kesalahan dalam pembacaan, ataupun mengartikannya, dan juga dapat
saling memberikan informasi akan surat / ayat-ayat yang dibaca.
Ini adalah sebuah pembinaan bagi siapa saja yang ingin mempelajari Al-
Qur’an, sehingga semakin lama menekuni aktivitasnya, akan semakin tumbuh pula rasa
kecintaan terhadap Al-Qur’an.
52
BAB III
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah SMP LTI IGM Palembang
SMP LTI IGM Palembang berlokasi di Jalan Kol. H. Burlian KM 9,5 Depan
asrama Haji Kec. Albar Kel. Karyabaru. SMP LTI IGM Palembang didirikan pada
tahun 2005 berdasarkan izin operasional pada tanggal 11 November 2003 dengan
dikeluarkannya SK Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kota Palembang nomor
241.3/064-SK/26.8/PN/2003 Dengan dibawah naungan yayasan Indo Global Mandiri,
SMP LTI IGM Palembang sebagai salah satu sekolah swasta di kota Palembang
memulai dengan jumlah 11 siswa yang diterima di kelas I (Satu)/VII(tujuh) seiring
waktu jumlah siswa SMP LTI IGM Palembang bertambah banyak, pada tahun
pelajaran 2016-2017 jumlah siswa SMP LTI IGM Palembang sebanyak 238 siswa.
Pada tahun 2013 SMP LTI IGM Palembang melakukan akreditasi sekolah dan
mendapat peringkat A dengan nilai 95.74
B. Visi, Misi dan Tujuan
Dalam setiap lembaga pendidikan pasti memiliki visi, misi dan tujuan dalam
melaksanakan proses belajar mengajar, demikian halnya dengan SMP LTI IGM
Palembang.
74 Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
53
1. Visi
Mewujudkan warga sekolah yang berprestasi,terampil, berahlak mulia dan
peduli lingkungan.
2. Misi
a. Memberikan wawasan pengetahuan keagamaan yang didasari
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Melaksanakan kurikulum nasional dan kurikulum plus secara intensif,
terjadwal, efektif, dan efisien bagi siswa.
c. Menumbuhkan semangat kesadaran pada warga sekolah dan
membudayakan sikap peduli terhadap lingkungan hidup.
d. Menyiapkan media pembelajaran berbasis ICT secara maksimal untuk
meningkatkan prestasi akademis siswa.
e. Menyelenggarakan program kegiatan kompetensi dan kompetisi bagi
pengembangan profesi guru dan prestasi siswa.
f. Menjalin kerja sama yang baik antara sekolah, orang tua siswa, Komite
Sekolah, dan Stake Holder secara rutin.
g. Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung proses belajar yang
berstandar nasional guna meningkatkan preastasi akademik dan non
akademik siswa.
54
3. Tujuan
a. Meningkatkan pengamalan ajaran agama yang dianut secara benar.
b. Mempertahankan persentase kenaikan kelas dan kelulusan mencapai
100%.
c. Melaksanakan tata tertib sekolah sesuai dengan ketentuan yang berlaku
bagi seluruh warga sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Siswa, dan
Karyawan).
d. Memantapkan program 6 S dan 1 T (Salam, Salim, Sapa, Senyum,
Sopan, Santun, dan Toleransi).
e. Melaksanakan pembinaan olimpiade berkesinambungan berdasarkan
bakat dan minat siswa.
f. Menghasilkan generasi berprestasi yang mampu bersaing di tingkat
kota, provinsi, dan nasional melalui kegiatan olimpiade
g. Menyelaraskan fasilitas yang telah dimiliki sekolah sesuai dengan
kemajuan dan globalitas perkembangan dunia pendidikan.
h. Meningkatkan program pelaksanaan 7K.
i. Memberikan pengetahuan melalui kurikulum plus siswa dengan
teknologi informasi (IT) agar mampu mengakses berbagai informasi
secara positif melalui internet/ICT.75
75 Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
55
C. Letak Geografis
Letak geografis SMP LTI IGM Palembang, lokasinya sangat strategis, mudah
dijangkau dari tempat tinggal masyarakat. letak sekolah ini berada disebelah jalan
utama akses lalu lintas kota Palembang. Sehingga mudah untuk mendapatkan alamat,
dan juga banyak kendaraan umum yang melewati sekolah ini. Membuat siswa, siswi
dan guru yang belajar mengajar di SMP IGM Palembang tidak merasa sulit dalam
perjalanan, tepatnya di Jalan. Kolonel. H. Barlian, Km. 9,5 Kecamatan Alang-alang
lebar Palembang.
Adapun batas-batas wilayah SMP LTI IGM Palembang secara geografis yaitu
:
1. Disebelah utara berbatasan dengan SPBU dan terminal BIS IMI
2. Disebelah timur berbatasan dengan jalan utama Kolonel. H. Barlian, Km.
9,5 Kecamatan Alang-alang lebar Palembang, Asrama Haji dan bandara
Sultan Mahmud badarudin II
3. Disebelah selatan berbatasan dengan jalan komplek maskarebet dan
polresta sektor sukarami.
4. Disebelah barat berbatasan dengan wilayah pemukiman maskarebet.76
76 Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
56
D. Keadaan Guru
Secara umum keadaan guru di SMP LTI IGM Palembang mayoritas baik dan
berstatus Pegawai Tetap Yayasan serta bersertifikasi. Hampir keseluruhan guru di SMP
LTI IGM Palembang berpendidikan Strata 1 (S1) dibidangnya masing-masing. Sekilas
rincian kondisi guru yang berstatus Pegawai Tetap Yayasan berjumlah 17 orang,
pegawai tidak tetap berjumlah 6 orang, dan PNS berjumlah 3 orang.77 Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat padatabel keadaan guru di bawah ini :
Tabel 1
Keadaan Guru SMP LTI IGM Palembang
No Nama NUPTK Guru bidang
1 Viviet herlina yati, S.Pd 124276166300103 Bahasa Indonesia
2 Samsul komar, ST 3045755656200000 Matematika
3 Arie rachmawati, S.Pd 8557760661300002 Matematika
4 Wilda mardiana, S.Pd 4457758659300002 IPS
5 Maulidia, S.Pd 5552762663300033 PPKn
6 H. Rawani, S.Ag
4852745646200002
PAI & Budi
Pekerti
7 Dina mardiana, S.Pd 4635759660300012 IPS
8 Suharti, S.Pd 0534754656300012 Bahasa Inggris
9 Hj. Santi octavia, S.Si 5354751653300043 IPA
10 Estijat, S.Pd 7140758660200003 Bahasa Inggris
11 M.Indra aziz, S.Pd 1146761663200043 Bahasa Indonesia
12 Siti ustadzah darojatul 'ula, S.Pd 3134762663300033 Matematika
13 Juliansyah, S.PdO 8047762664200023 PENJASKOS
14 Hendra, S.PdI
PAI & Budi
Pekerti
15 Febi ria lestari, S.Pd IPA
16 Hafsah qoimah, S.Pd Seni dan Budaya
17 Resti, S.Pd IPA
18 M. Dasii husin 2642732633200002 Seni dan Budaya
77 Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
57
19 Iko Akiko, S.Pd Bahasa Indonesia
20 Dian anggraini, S.Pd 2652761663300102 Bahasa Inggris
21 Yudi Kurniawan, ST 5245761662110030 Bimbingan TIK
22 Zulkifli, S.kom Bimbingan TIK
23
Rosalina, S.Pd
Bimbingan
Konseling
24 Donny Iskandar, S.Kom
25 Fajar Setya Hadi, S.Pd
26 Achmad Bayu, S.Pd
Sumber Data : Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
Dengan demikian, secara umum adalah baik namun perlu adanya peningkatan
khususnya dalam jumlah tenaga pengajar yang lebih dibidang keagamaan khususnya
agam Islam, agar dapat menunjang pendidikan dan juga lebih mempermudah dalam
mencapai tujuan pendidikan agama Islam di SMP LTI IGM Palembang.
Tabel 2
Daftar Pembina Iman dan Taqwa (IMTAQ)
No Nama Guru Pembina
1. H. Rawani Malhani, S.Ag IMTAQ SMP LTI IGM
2. Hendra, S.PdI IMTAQ SMP LTI IGM Sumber Data : Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
Tabel 3
Keadaan Karyawan
No Nama Karyawan Jabatan
1. Marleni Arfianti, S.Si Tata Usaha
2. Zulkifli Thamrin, S.Kom Staff TU dan Operator Sumber Data : Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
58
E. Keadaan Siswa
Keadaan dan jumlah siswa SMP LTI IGM Palembang keseluruhannya
berjumlah 239 orang. Dengan rincian siswa laki-laki berjumlah 131 orang dan siswa
perempuan berjumlah 108 orang, Dari seluruh siswa untuk tahun ajaran 2016/2017.
Agar lebih jelas dapat dilihat pada table berikut.
Tabel 4
Keadaan Siswa SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah
Agama
Laki-laki Perempuan I KP KK H B
1 7A 7 14 21 21 - - - -
2 7B 12 8 20 20 - - - -
3 7C 12 8 20 20 - - - -
4 7D 12 8 20 20 - - - -
5 7E 6 8 14 13 - - - 1
6 8A 13 13 26 25 - - - 1
7 8B 17 9 26 26 - - - -
8 9A 8 17 25 25 - - - -
9 9B 12 8 20 20 - - - -
10 9C 17 7 24 24 - - - -
11 9D 15 8 23 23 - - - -
Total 131 108 239 237 - - - 2
Sumber Data : Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
59
Dari tabel di atas, diketahui bahwa jumlah siswa di SMP LTI IGM Palembang
berjumlah 239 dari seluruh kelas 7 sampai dengan 9. Yang berbagi menjadi 5 ruang
untuk kelas 7, 2 ruang untuk kelas 8 dan 4 ruang untuk kelas 9. Serta untuk siswa yang
menganut agama Islam berjumlah 237 orang, 2 orang menganut agama budha. Maka
diketahui bahwa hampir keseluruhan agama siswa adalah Islam.
F. Kondisi Sarana Prasarana
Kondisi sarana dan prasarana yang dimiliki SMP LTI IGM Palembang, sudah
sangat baik. Dalam kelengkapan untuk menjadi penunjang dalam proses belajar
mengajar telah dilengkapi.
Tabel 5
Sarana SMP LTI IGM Palembang
No Sarana Jumlah Keterangan
1 Komputer 32 Baik
2 Printer 7 Baik
3 LCD 16 Baik
4 Lemari 10 Baik
5 TV/Audio 2 Baik
6 Meja Siswa 300 Baik
7 Kursi Siswa 300 Baik
8 Speakers 4 pasang Baik
9 Microphone Operator 1 Baik
10 Internet & Hotspot 1 Baik
11 Mobil antar jemput 1 Baik
60
12 Telephone 1 Baik
Sumber Data : Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
Tabel 6
Prasarana SMP LTI IGM Palembang
No Sarana Jumlah Luas Keterangan
1 Ruang Teori/Kelas 12 810 Baik
2 Laboratorium IPA 1 64 Baik
3 Laboratorium Bahasa
4 Laboratorium IPS
5 Laboratorium Komputer 1 108 Baik
6 Laboratorium Multimedia
7 Ruang Perpustakaan
Konvensional 1 352
Baik
8 Ruang Perpustakaan Multimedia
9 Ruang Keterampilan 1 54 Baik
10 Ruang Serba Guna/Aula 1 336 Baik
11 Ruang UKS 1 24 Baik
12 Koperasi/Toko 1 54 Baik
13 Ruang BP/BK 1 24 Baik
14 Ruang Kepala Sekolah 1 54 Baik
15 Ruang Guru 3 144 Baik
16 Ruang TU 1 12 Baik
17 Ruang OSIS 1 21 Baik
18 Kamar Mandi/WC Guru Laki-laki 3 6 Baik
19 Kamar Mandi/WC Guru
Perempuan 3 18
Baik
61
20 Kamar Mandi/WC Siswa Laki-
laki 6 12
Baik
21 Kamar Mandi/WC Siswa
Perempuan 6 12
Baik
22 Gudang 1 54 Baik
23 Ruang Ibadah 1 352 Baik
24 Rumah Dinas Kepala Sekolah
26 Rumah Dinas Guru
27 Rumah Penjaga Sekolah
28 Sanggar MGMP
29 Sanggar PKG
30 Asrama Siswa
31 Ruang Multimedia
32 Ruang Pusat Belajar Guru
33 Ruang Olahraga
34 Kolam berenang
35 Loker Siswa
36 ATM
37 Kantin
Sumber Data : Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
Berdasarkan tabel kondisi sarana dan prasarana di atas, bahwa semua sudah
dalam kondisi baik dan hampir lengkap. Dan sudah sangat menunjang dalam
membantu proses pembelajaran di sekolah. Hanya mesti tetap diadakan penambahan-
penambahan ataupun selalu memperbaharui, agar proses belajar mnegajar tetap lancar
62
dan tidak sulit. Terkhusus untuk kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an. Yang perlu
adanya penambahan fasilitas.
G. Proses Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an
Pelaksanaan pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang
sangatlah baik. Hal ini terlihat dari setiap pagi sebelum dilaksanakan belajar mengajar,
seluruh siswa dan guru yang bersiap akan menyampaikan materi ajarnya, bersama-
sama menyimak dan membaca, dari bacaan ayat-ayat Al-Qur’an yang dibacakan oleh
salah satu pembina IMTAQ sekolah yang bertugas. Kemudian di dalam proses tadarus
Al-Qur’an, siswa dan guru dimasing-masing kelasnya membuka kitab Al-Qur’annya.
Mendengarkan ayat-ayat yang diperdengarkan melalui media speakers atau pengeras
suara yang terpasang di setiap lantai di gedung sekolah. Sehingga dapat didengar dalam
satu sekolah tersebut.
Selain guru atau pembina Imtaq, siswa-siswi pun dijadwalkan untuk dapat
memimpin atau membaca ayat-ayat Al-Qur’an di ruangan khusus, atau ruang sumber
speakers. Sehingga proses tadarus Al-Qur’an dapat saling bergantian dan lebih
membisasakan siswa dalam mencintai Al-Qur’an.
Kemudian setelah beberapa ayat-ayat telah dibacakan selama lebih kurang 15
menit. Barulah dimulai proses belajar mengajar dimasing-masing kelas.78
78 Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
63
H. Ekstrakurikuler
Tabel 7
Ekstrakurikuler SMP LTI IGM Palembang
No Jenis Ekstrakurikuler
1 Pramuka
2 Klub Matematika
3 Musikalisasi Puisi
4 English Club
5 Sanggar Tari
6 Basket
7 Renang
8 Qira’ah
9 CBSI
10 Futsal
11 Robotik
12 Atletik
13 Club Biologi
14 Club Fisika
15 Club IPS
Sumber Data : Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
64
I. Struktur Organisasi
Sumber Data : Dokumentasi SMP LTI IGM Palembang 2016/2017
65
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an
Untuk mengetahui program pembiasaan tadarus Al-Qur’an dan juga bagaimana
kecintaan siswa terhadap Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang, maka peneliti akan
menguraikan data-data yang berasal dari hasil dokumentasi dan wawancara bersama
guru yang dianggap cocok dan beberapa siswa.
1. Program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang
a. Latar belakang adanya ide pembentukan program tadarus Al-Qur’an di SMP
LTI IGM Palembang
Berdasarkan wawancara bersama Rahwani Malhani, S.Ag, bahwa awal
munculnya gagasan untuk diadakannya tadarus Al-Qur’an, dalam Agama
Islam mesti ada pembelajaran khusus mengenai kitab Al-Qur’an bagi siswa,
dan banyak siswa yang saat masih sekolah dasar, telah sering mempelajari Al-
Qur’an. Sehingga mesti ada kelanjutan dalam mempelajarinya saat di SMP.
Kemudian sebelum yayasan IGM membentuk SMP LTI IGM, telah diawali
dengan SMA LTI IGM, dan saat itu sudah direalisasikan program tadarus Al-
Qur’an bagi siswa SMA. Selanjutnya di tahun 2003, barulah SMP LTI IGM
66
Palembang dibangun dan ketika saat mengawali tahun ajaran, program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an untuk siswa telah di berjalan setiap harinya.79
b. Sasaran dan tujuan program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM
Palembang
Rahwani Malhani, S.Ag, mengatakan bahwa sasaran dari program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an, adalah seluruh umat Islam yang pada
khususnya siswa SMP LTI IGM Palembang. Maka dari itu, program ini
dijadikan sebuah pembiasaan bagi siswa untuk membaca Al-Qur’an yang
dilaksanakan setiap pagi sebelum memulai pelajaran. Kemudian tujuan dari
program pembiasaan tadarus Al-Qur’an adalah, untuk sebagai pelajaran
khusus dalam belajar membaca Al-Qur’an siswa, di luar pelajaran lain dan
juga di luar pelajaran khusus Pendidikan Agama Islam. Agar siswa
mendapatkan waktu untuk mempelajari Al-Qur’an.80
Hasil wawancara bersama wakil kepala sekolah, Arie Rachmawati, S.Pd,
bahwa program pembiasaan tadarus Al-Qur’an adalah kegiatan rutin membaca Al-
Qur’an bagi siswa yang dipandu oleh guru atau siswa yang bertugas, untuk membaca
Al-Qur’an setiap pagi sebelum jam pelajaran dimulai. Program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an telah disusun dan dilaksanakan dari sejak lama, bahkan sebelum adanya
program wajib membaca Al-Qur’an dari dinas pendidikan. Untuk itu dengan telah
79 Rahwani Malhani, Guru PAI SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 21
Desember 2016 80 Rahwani Malhani, Guru PAI SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 21
Desember 2016
67
dibantu akan adanya program langsung dari dinas pendidikan agar dilaksanakannya
kegiatan membaca Al-Qur’an sebelum melaksanakan pembelajaran, kegiatan
pembiasaan tadarus Al-Qur’an mesti tetap dipertahankan sebagai budaya yang telah
lama dilaksanakan, dan selama ini mempunyai hasil yang positif bagi siswa.
Menurut Arie Rachmawati, S.Pd, program pembiasaan tadarus Al-Qur’an
bertujuan untuk membentuk karakter islami siswa, yang lebih mencintai Al-Qur’an
dengan senang membaca atau menyimaknya. Untuk itu kegiatan ini menjadi tradisi
yang dipandang cocok bagi siswa dalam kegiatan keagamaan. Kemudian yang menjadi
dasar terbentuknya pengurus IMTAQ dan program tersebut, yakni melihat akan adanya
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Permen
Diknas RI No. 39 tahun 2008 tentang pembinaan kesiswaan dan seterusnya.81
Kemudian program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM
Palembang, dipercayakan kepada pembina Iman dan Taqwa (IMTAQ) yang dibentuk
di sekolah untuk membina siswa agar dapat lebih mengembangkan kegiatan
keagamaan dengan membentuk program-program keagamaan, yang salah satunya
adalah program pembiasaan tadarus Al-Qur’an.82
Menurut Hendra, S.Pd.I, mengatakan bahwa, program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an adalah program positif yang bersifat keagamaan di sekolah, untuk siswa agar
lebih dekat dengan Al-Qur’an. Program pembiasaan tadarus Al-Qur’an juga menjadi
81 Arie Rachmawati, Wakil kepala SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 23
November 2015 82 Arie Rachmawati, Wakil kepala SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 23
November 2015
68
patokan diawal masuknya siswa baru, untuk mengetahui tingkat kelancaran dan benar
salahnya siswa dalam membaca Al-Qur’an, setelah itu baru siswa dimatrikulasikan
atau dikelompokan untuk masing-masing tingkat kemampuannya dalam membaca Al-
Qur’an, kemudian bagi yang memang belum bisa ataupun belum lancar dalam
membaca, akan diberikan binaan khusus diekstrakurikuler qira’ah.83
Menurut Regina Yasmin Sarsabila, program pembiasaan tadarus Al-Qur’an
adalah kegiatan sangat baik, khususnya bagi siswa karena banyak manfaat setelah
melaksanakan mengaji itu.84
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an di SMP LTI IGM Palembang, adalah program yang seiring adanya perubahan-
perubahan peningkatan mutu pendidikan, telah dilaksanakan sejak lama sebelum itu.
Kemudian program ini dibentuk khusus untuk siswa, agar menjadi sebuah pembiasaan
yang baik diaktivitas sehari-hari dalam ranah keagamaan yang mengarah kepada
pendekatan terhadap kitab Al-Qur’an.
83 Hendra, Guru Agama Islam SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 8
Desember 2016 84 Regina Yasmin Sarsabila, Wakil Ketua Osis, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara,
Palembang, 8 Desember 2016
69
2. Bentuk pelaksanaan program pembiasaan tadarus Al-Qur’an, sabagai
pembinaan bagi siswa dalam mencintai Al-Qur’an di SMP LTI IGM
Palembang
a. Waktu pelaksanaan tadarus
Berdasarkan hasil dokumentasi di sekolah, dan wawancara bersama
pembina imtaq SMP LTI IGM Palembang, Hendra, S.Pd.I, mengatakan
bahwa program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang,
dilaksanakan setiap hari kecuali hari senin, jumat dan sabtu, dikarenakan jam
pagi telah diisi dengan upacara, senam, dan ekstrakurikuler wajib, namun
apabila kegiatan tersebut tidak dilaksanakan, maka program tadarus tetap
dilaksanakan.
Pembiasaan tadarus Al-Qur’an, atau kegiatan mengaji ini, dilaksanakan
setiap pagi sebelum dimulainya belajar mengajar pada jam pertama. Lama
pelaksanaan sekitar 15 sampai dengan 20 menit, dengan membaca ayat-ayat
Al-Qur’an, lebih kurang sebanyak 1 lembar penuh Al-Qur’an.
Kemudian pada pelaksanaannya, kegiatan tadarus langsung diikuti oleh
seluruh siswa atau seluruh kelas secara bersamaan. Dan dalam proses mengaji,
siswa menyimak dan membaca di kelas masing-masing bersama guru atau
wali kelasnya, dengan membawa kitab Al-Qur’an pribadinya sendiri. Lalu
dipandu dengan satu orang guru atau siswa yang di jadwalkan untuk membaca
Al-Qur’an di ruangan khusus dengan memakai pengeras suara atau speakers
yang telah terpasang disetiap lantai pada bangunan sekolah.
70
b. Peran guru-guru
Guru pada dalam mengimplementasikan program pembiasaan tadarus
Al-Qur’an berperan sebagai pembina yang memantau dan membimbing
bahkan langsung ikut dalam proses tadarus Al-Qur’an. Terutama guru
Pendidikan Agama Islam, selain menjadi koordinator atau pembina IMTAQ
di sekolah untuk implementasi program ini.
Selain siswa, guru pun diberikan jadwal untuk memimpin atau
memandu jalannya tadarus, khususnya guru Pendidikan Agama Islam,
kemudian guru-guru lain sudah berada di dalam kelas bersama-sama siswa
menyimak ayat Al-Qur’an yang dibacakan sebelum dimulainya jam pertama
belajar.
Kemudian selain memandu jalannya tadarus atau yang membacakan
Ayat-ayat Al-Qur’an, guru atau pembina IMTAQ, menjadwalkan bagi siswa
untuk dapat memandu tadarus, atau siswa juga dapat membaca Al-Qur’an
mempimpin program tadarus, kemudian guru juga mendampingi dalam proses
tadarus berlangsung, guna memperhatikan dan memberikan arahan-arahan
agar bacaan dapat lancar dan sesuai tajwidnya.
Menurut Hendra, S.Pd.I, program pembiasaan tadarus Al-Qur’an,
adalah kegiatan yang sangat baik bagi siswa di SMP LTI IGM Palembang,
karena selain tidak ada dampak negatifnya, tadarus Al-Qur’an ini pun sangat
digemari oleh siswa sendiri, sehingga dari pihak pembina imtaq membuatkan
jadwal khusus bagi siswa untuk dapat bergantian setiap harinya untuk menjadi
71
pemandu atau yang membacakan ayat-ayat Al-Qur’an, dan guru dapat
mendampingi siswa yang membaca, agar dapat mengawasi dan membenarkan
bacaan-bacaan yang salah.85
c. Surat-surat yang dibaca saat tadarus
Surat-surat yang dibaca adalah urutan ayat-ayat yang dimulai dengan
surat Al-Baqarah, sampai dengan mengkhatamkan Al-Qur’an dengan surat
An-Nas, kemudian diulang kembali ke surat Al-Baqarah, dan seterusnya.
Setiap harinya Setelah pembacaan ayat-ayat dibacakan, salah satu siswa
menjadi saritilawah untuk membacakan arti dari ayat-ayat yang telah dibaca.
Dan untuk perharinya, tadarus atau membaca dan menyimak bacaan Al-
Qur’an, lebih kurang satu lembar halaman Al-Qur’an.86
d. Media yang digunakan
Berdasarkan dokumentasi di sekolah, media yang digunakan dalam
implementasi program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM
Palembang adalah Al-Qur’an itu sendiri. Masing-masing siswa telah tugas
untuk membawa Al-Qur’an pribadi mereka masing-masing setiap hari,
begitupun para guru.
Kemudian untuk pemandu atau yang membaca Al-Qur’an, selain
memegang Al-Qur’an untuk dibaca, telah disediakan di ruangan khusus,
85 Hendra, Guru Agama Islam SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 8
Desember 2016 86 Hendra, Guru Agama Islam SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 8
Desember 2016
72
sebuah microphone atau speaker untuk yang memandu jalannya tadarus,
kemudian disetiap lantai pada gedung sekolah telah dipasang pengeras suara
yang terhubung dari microphone pemandu, sehingga para siswa dimasing-
masing kelas dapat mendengarkan dan menyimak ayat-ayat Al-Qur’an yang
dibacakan.
Dengan demikian, implementasi program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an di SMP LTI IGM Palembang, adalah kegiatan rutin guna membentuk
kebiasaan bagi siswa yang lebih mengarah kepada aktivitas keagamaan
dengan setiap harinya membaca atau mendekatkan diri bersama kitab Al-
Qur’an.
3. Hasil dari pelaksanaan program pembiasaan tadarus Al-Qur’an
Telah disampaikan di atas bahwa program tadarus Al-Qur’an adalah program
yang sangat baik bagi siswa, karena program ini adalah kegiatan yang termasuk dalam
ketaqwaan kepada Allah SWT, yang lebih dekat dengan kitab Al-Qur’an.
Menurut Hendra, S.Pd.I, bahwa, manfaat dari program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an bagi siswa adalah terlihat pada siswa, secara pelan-pelan siswa dapat
melancarkan bacaan Al-Qur’an mereka, dan selain itu siswa juga mulai dapat membaca
secara benar, atau mengikuti tajwidnya.87
Regina Yasmin Sarsabila mengatakan dengan diadakannya tadarus setiap pagi
ini, siswa merasa kembali akan kedekatannya dengan Allah SWT, selain itu siswa juga
87 Hendra, Guru Agama Islam SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 8
Desember 2016
73
tahu akan benar salahnya mereka dalam membaca Al-Qur’an, dan merasakan
ketenangan saat akan menerima pelajaran dijam pertama.88
Hendra, S.Pd.I menambahkan, bahwa salah satu hasil dan manfaat dari kegiatan
pembiasaan tadarus Al-Qur’an, yang selama ini dilaksanakan, disamping siswa
mendapatkan waktu khusus untuk mempelajari Al-Qur’an, siswa juga akan menjadikan
kegiatan ini sebagai pembiasaan yang baik dalam kehidupannya. Kemudian manfaat
yang lain, siswa telah dapat diikutkan dalam kegiatan perlombaan-perlombaan Qira’ah
atau membaca Al-Qur’an. Walaupun telah diketahui pesaing sangatlah berpengalaman,
seperti peserta dari pondok pesantren, dan lain-lain.89
Dengan demikian telah jelas, bahwa program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di
SMP LTI IGM Palembang, melahirkan hasil yang positif bagi siswa, dengan beberapa
penjelasan di atas, memang sangat pantas untuk diaplikasikan dikehidupan sehari-hari
dan dimulai dari sejak anak-anak.
Menurut siswa Muhammad Thomi Ashan Risqulah, mengatakan bahwa dengan
adanya kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an setiap pagi, siswa SMP LTI IGM
Palembang menunjukan rasa jika mereka telah menyukai untuk membaca Al-Qur’an,
untuk itu pengurus Osis SMP LTI IGM Palembang, mengajukan permintaan kepada
88 Regina Yasmin Sarsabila, Wakil Ketua Osis, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara,
Palembang, 8 Desember 2016 89 Hendra, Guru Agama Islam SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 8
Desember 2016
74
guru, agar dijadwalkan bagi siswa untuk bergantian setiap harinya menjadi pemandu
atau yang membaca Al-Qur’an dengan memakai pengeras suara.90
Kemudian Hendra, S.Pd.I menambahkan, bahwa kecintaan siswa terhadap Al-
Qur’an memang sudah terlihat selama berjalannya aktivitas di sekolah. Terbukti siswa
sendiri yang mengajukan diri untuk memimpin pembacaan Al-Qur’an, setiap paginya.
Maka dari itu, pembina Imtaq langsung membuatkan jadwal bagi siswa untuk
bergantian setiap hari dalam melakukan pembiasaan tadarus Al-Qur’an.
Di SMP LTI IGM Palembang juga membuat Ekstrakurikuler khusus untuk
belajar mengaji, yakni ekstrakurikuler Qira’ah. Dengan telah timbulnya rasa cinta
dengan Al-Qur’an, peminat ekstrakurikuler qira’ah menjadi banyak. Dan
ektrakurikuler ini menjadi wadah dalam membimbing siswa untuk lebih mendalami
Al-Qur’an, terkhusus bagi siswa yang masih iqro’, atau memang masih belum lancar
dalam membaca Al-Qur’an.
Setelah mengetahui, bahwa memang terdapat rasa senang, cinta terhadap Al-
Qur’an, kemudian peneliti mendapatkan lagi informasi dari salah satu siswa Rasma
Dwi Ria Azizah, mengatakan bahwa, dia sangat menyukai kegiatan tadarus Al-Qur’an
setiap pagi di sekolah, karena selain dapat belajar melancarkan bacaan Al-Qur’an, juga
bisa menambah pahala, dan dengan adanya program pembiasaan tadarus Al-Qur’an
setiap pagi, ini menambah waktu khusus untuk mengaji, karena jika diluar jam belajar,
90 Muhammad Thomi Ashan Risqulah, Ketua Osis, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara,
Palembang, 8 Desember 2016
75
atau diluar jam sekolah, banyak siswa yang sibuk dengan aktivitas lain, seperti jalan-
jalan, dan sibuk dengan handphonenya.91
Salah satu contoh juga terlihat bahwa ada kecintaan siswa terhadap kitab Al-
Qur’an adalah, pada saat program pembiasaan tadarus Al-Qur’an akan dilaksanakan,
para siswa bahkan guru telah memegang Al-Qur’an pribadi masing-masing yang
dibawa langsung dari rumah. Sehingga memang para siswa sudah mempunyai
kedekatan khusus dengan Al-Qur’an.
Menurut Melani Dwita Sari mengatakan bahwa, program pembiasaan tadarus
setiap pagi di sekolah sangatlah baik, terutama bagi pribadinya. Karena kepadatan
jadwalnya dalam beraktivitas, seperti sekolah dan les, membuat tidak sempat untuk
mempelajari Al-Qur’an atau membaca Al-Qur’an. Dengan adanya program tersebut,
waktu untuk bersama Al-Qur’an pun ada, dan sangat baik karena pelaksanaannya di
pagi hari sebelum memulai pelajaran, sehingga dapat dirasakan ketenangan dalam
menerima pelajaran. Kemudian kecintaan terhadap Al-Qur’an pun tumbuh, untuk
sekarang telah dijadwalkan seminggu sekali mendatangkan guru mengaji di rumah,
guna mengajarkan membaca Al-Qur’an lebih baik lagi.92
Sama halnya dengan Indri Budiati mengatakan bahwa, kecintaannya terhadap
Al-Qur’an telah ada setelah mengikuti program pembiasaan tadarus, pada saat
dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an, pasti selalu fokus terhadap Al-Qur’an yang dipegang
91 Rasma Dwi Ria Azizah, Siswa Kelas 9a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara,
Palembang, 9 Desember 2016 92 Melani Dwita Sari, Siswa Kelas 9a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang,
27 Januari 2017
76
sehingga benar-benar memperhatikan huruf dan bunyinya. Kemudian selain itu untuk
sekarang sudah memulai untuk menghafal Al-Qur’an di luar jam belajar.93
Menurut Fanisya Afdhaluna mengatakan bahwa, salah satu bentuk
kecintaannya terhadap Al-Qur’an adalah dengan selalu membacanya. Dan juga sangat
senang apabila terdengar ayat Al-Qur’an dibacakan. Kemudian memang orang tua
telah memberikan pengajaran untuk mengamalkan Al-Qur’an sebagai pedoman
kehidupan, dan kecintaan terhadap Al-Qur’an baginya terwujud dengan sangat senang
mempelajari Al-Qur’an yang lebih kepada ilmu tauhid.94
Nyayu Anastasia Anandita Fatimah mengatakan bahwa, kecintaannya terhadap
Al-Qur’an telah diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mengaji dan berusaha
untuk mengamalkannya. Selain itu Al-Qur’an dijadikan sebagai pilihan apabila
merasakan kegelisahan atau ketidaktenangan hatinya.95
Khaira Naflah mengatakan, Al-Qur’an itu merupakan hal yang sangat berarti,
karena di dalam artinya menjelaskan semua hal yang dapat dijadikan pedoman hidup,
inilah yang membuat timbulnya rasa cinta terhadap Al-Qur’an sehingga setiap setelah
sholat magrib pasti selalu membaca Al-Qur’an.96
93 Indri Budiati, Siswa Kelas 9a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 27
Januari 2017 94 Fanisya Afdhaluna, Siswa Kelas 9a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang,
27 Januari 2017 95 Nyayu Anastasia Anandita Fatimah, Siswa Kelas 9a, SMP LTI IGM Palembang,
Wawancara, Palembang, 27 Januari 2017 96 Khaira Naflah, Siswa Kelas 8a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 27
Januari 2017
77
Menurut Nadhira Zahrina mengatakan bahwa, kecintaannya terhadap Al-
Qur’an semakin bertambah setelah mengikuti program pembiasaan tadarus di sekolah,
seperti keinginan selalu membacanya setelah sholat, setiap membaca selalu
mengartikan dan memahami dari arti tersebut.97
Desi Putri Pratama mengatakan bahwa, kecintaannya terhadap Al-Qur’an,
dibuktikan dengan selalu mengikuti pengajian di luar jam sekolah, membiasakan
mengambil wudhu sebelum membacanya, tidak meletakan Al-Qur’an sembarangan
atau terbuka dalam kondisi tidak sedang dibaca, dan selain di sekolah, di rumah pun
selalu menyempatkan untuk membaca agar benar dan lancar.98
Muhammad Pandu Aditya mengatakan, kecintaannya terhadap Al-Qur’an lebih
tinggi lagi setelah mengikuti program pembiasaan tadarus setiap pagi di sekolah,
karena saat Al-Qur’an dibacakan, hati terasa tentram, senang. Sehingga saat ini setiap
hari selalu membawa Al-Qur’an di dalam tas yang dibawa ke sekolah, kemudian lebih
sering membuka dan membacanya.99
Hafiz mengatakan bahwa kecintaannya terhadap Al-Qur’an semakin bertambah
setelah mengikuti program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di sekolah, sehingga untuk
97 Nadhira Zahrina, Siswa Kelas 8a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 27
Januari 2017
98 Desi Putro Pratama, Siswa Kelas 8a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang,
27 Januari 2017 99 Muhammad Pandu Aditya, Siswa Kelas 8a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara,
Palembang, 27 Januari 2017
78
membawa dan membacanya lebih sering serta selalu berusaha mengingat arti dari ayat-
ayat Al-Qur’an dalam aktivitas sehari-hari.100
Nabila Putri Yumantoro mengatakan bahwa, kecintaan terhadap Al-Qur’an
dibuktikan dengan hati yang senang untuk membawa kitab Al-Qur’an setiap hari ke
sekolah, begitupun untuk membacanya dan mengartikan, sekarang lebih sering.101
Ghiffari Razzan Majid mengatakan bahwa, setelah mengikuti program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an, kedekatan terhadap Al-Qur’an menjadi semakin sering,
sampai dengan di rumah juga sering dibuka, terutama setelah sholat. Kemudian
mengikuti pengajian pun bersemangat bersama orang tua.102
Berdasarkan teori kriteria hati yang mencintai Al-Qur’an, yang telah dibahas
pada bab sebelumnya, maka hasil dari wawancara beberapa siswa di atas, menjelaskan
telah terdapat hati yang mencintai Al-Qur’an bagi siswa SMP LTI IGM Palembang,
seperti senang akan membacanya, meluangkan waktu untuk dekat dengan Al-Qur’an
di luar jam sekolah, serta menjadikannya pedoman dalam kehidupan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, setelah mengikuti pembiasaan
setiap pagi untuk membaca Al-Qur’an, baik siswa maupun guru, memang dapat
membentuk kecintaan terhadap Al-Qur’an, baik senang dalam membacanya, senang
100 Hafiz, Siswa Kelas 8a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 27 Januari
2017 101 Nabila Putri Yumantoro, Siswa Kelas 8a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara,
Palembang, 27 Januari 2017
102 Ghiffari Razzan Majid, Siswa Kelas 9a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara,
Palembang, 27 Januari 2017
79
dalam mengartikannya, senang dalam menyimaknya, bahkan senang dalam
mentadaburinya.
B. Faktor-faktor yang mendukung dan yang menghambat pada Implementasi
program pembiasaan tadarus Al-Qur’an dalam pembinaan cinta Al-Qur’an
oleh siswa
Di dalam proses pendidikan, pasti mempunyai faktor pendukung dan juga
faktor yang menghambat, untuk itu perlu dikenali, dan mesti diberi tindaklanjut sesuai
dengan apa permasalahannya. Faktor yang mendukung dan menghambat dalam
pendidikan dapat berasal langsung dari siswa, guru yang mengajar, sarana dan
prasarana, bahkan sampai dengan orang tua / keluarga serta lingkungan sekitar.
Untuk itu, dalam penelitian ini, terfokus pada pendidikan di SMP LTI IGM
Palembang, khususnya pada program pembiasaan tadarus Al-Qur’an dalam pembinaan
cinta Al-Qur’an siswa.
1. Faktor pendukung pada Implementasi program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an dalam pembinaan cinta Al-Qur’an oleh siswa di SMP LTI IGM
Palembang
a. Dari hasil dokumentasi bahwa telah diketahui program pembiasaan tadarus
Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang, telah lama dibentuk atau
dilaksanakan sebelum adanya ketetapan dari dinas pendidikan untuk
80
mengadakan kegiatan mengaji disetiap sekolah-sekolah. Maka dari itu, telah
ada penilaian positif terhadap program ini, sehingga ini menjadi salah satu
pendukung dalam mengaplikasikan kegiatan pembiasaan tadarus Al-Qur’an
untuk siswa di sekolah.
b. Telah adanya guru atau pembina Imtaq yang memang sesuai pada bidangnya,
yakni guru bidang studi Pendidikan Agama Islam, Bahasa Arab, dan Qira’ah.
c. Suasana dan ketentuan dalam berseragam juga menjadi faktor pendukung
dalam melaksanakan program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI
IGM Palembang, karena sekolah telah mempunyai ruang ibadah atau
musholah, begitupun dengan ketentuan berseragam, seluruh siswa laki-laki
memakai celana panjang dan siswa perempuan memakai jilbab, bahkan
sampai dengan guru-guru. Kecuali beberapa siswa yang non muslim, karena
sampai dengan saat ini, mayoritas siswa dan guru di SMP LTI IGM
Palembang adalah beragama Islam.
d. Kemudian yang menjadi pendukung dalam pembinaan cinta Al-Qur’an siswa
adalah dibantu dengan adanya ekstrakurikuler qira’ah yang memang menjadi
wadah untuk mengetahui tingkat pengetahuan siswa terhadap Al-Qur’an
khususnya dalam membaca.
e. Berdasarkan wawancara bersama Hendra, S.Pd.I, bahwa memang telah
adanya kemauan dari dalam diri siswa untuk mengikuti pembiasaan tadarus
Al-Qur’an, ini juga menjadi pendukung dari segi internal untuk lebih
mencintai Al-Qur’an, karena setelah diamati, tidak ada siswa yang tidak
81
senang, atau sengaja untuk tidak mengikuti kegiatan membaca Al-Qur’an
setiap pagi di sekolah. Bahkan siswa sendiri yang mengajukan untuk supaya
pada pelaksanaannya, siswa juga dijadwalkan untuk memimpin atau
memandu dalam pembacaan Al-Qur’an itu sendiri. Dan juga siswa tidak yang
menjadi pemandu, mereka telah membawa sendiri Al-Qur’an masing-
masing.103
Dari penjelasan di atas, maka ini menjadi pendukung dalam pembinaan cinta
Al-Qur’an siswa di SMP LTI IGM Palembang, dengan berjalannya program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an di sekolah, siswa akan mendapat jam khusus untuk
membaca, menyimak, dan mentadaburi Al-Qur’an, di luar jam aktif belajar mengajar.
2. Faktor penghambat pada Implementasi program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an dalam pembinaan cinta Al-Qur’an oleh siswa di SMP LTI IGM
Palembang
a. Berdasarkan dokumentasi di SMP LTI IGM Palembang, bahwa data yang
didapat, melihat tenaga pengajar, khususnya guru bidang studi pendidikan
agama Islam, hanya berjumlah 2 orang saja, sedangkan jumlah siswa lebih
dari 200 orang. Melihat keadaan seperti yang dijelaskan di atas, ini merupakan
103 Hendra, Guru Agama Islam SMP LTI IGM Palembang, Wawancara, Palembang, 8
Desember 2016
82
salah satu kesulitan bagi guru dalam memberikan pendidikan kepada siswa
yang dengan jumlah sangat banyak.
b. Menurut Rasma Dwi Ria Azizah, siswa kelas 9A, mengatakan bahwa dalam
pelaksanaan tadarus Al-Qur’an setiap pagi, sering terlihat teman-temannya
yang sudah kelas 9, banyak yang memanfaatkan waktu itu, untuk belajar
pelajaran lain, dikarenakan tugas untuk siswa kelas 9 mulai banyak.104
c. Segi sarana dan prasarana, dengan jumlah pengeras suara atau speakers yang
hanya terpasang disetiap lantai, bukan disetiap ruangan kelas, sehingga pada
saat pelaksanaan tadarus Al-Qur’an, pintu kelas-kelas mesti dibuka agar suara
dari speakers masuk, dengan ini suara yang mengaji terkadang ada yang
kurang jelas, dan mempengaruhi dalam mendengarkan benar salahnya
penyebutan huruf-huruf di Al-Qur’an.
d. Di dalam program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM
Palembang, tidak mempunyai ketetapan khusus dalam pelaksanaannya,
seperti siswa yang di kelas boleh ikut membaca, dan siswa boleh juga hanya
menyimak, sehingga tidak dapat dilihat dari segi benar atau salah, ataupun
penguasaan siswa dalam membaca Al-Qur’an, kecuali yang memang bertugas
untuk menjadi pemandu.
Dengan demikian, tetap masih ada kekurangan-kekurangan yang menjadi
hambatan dalam mengaplikasikan program tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM
104 Rasma Dwi Ria Azizah, Siswa Kelas 9a, SMP LTI IGM Palembang, Wawancara,
Palembang, 9 Desember 2016
83
Palembang, dan menjadi catatan bagi pengurus sekolah untuk lebih
memaksimalkannya agar program pembiasaan tadarus Al-Qur’an dapat berjalan
dengan lancar, serta memang dapat membina cinta Al-Qur’an siswa dengan
sepenuhnya.
Pada saat mendokumentasikan dan wawancara, data yang terkumpul tidak ada
yang menjelaskan bahwa adanya penghambat yang signifikan dalam pembinaan cinta
Al-Qur’an siswa, dikarenakan selama ini siswa sendiri yang menunjukan akan
senangnya dalam membaca Al-Qur’an, dibuktikan dengan keinginan untuk memimpin
baca Al-Qur’an langsung, sehingga guru pun dapat lebih memantau siswa dalam benar
salahnya pada saat membaca. Kemudian siswa pun bertambah banyak untuk aktif di
ekstrakurikuler qira’ah, serta aktivitas-aktivitas bersama Al-Qur’an di luar sekolah.
Dapat disimpulkan dari berbagai faktor pendukung dan penghambat, pada
pelaksanaan program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM Palembang,
sudah baik, karena program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM
Palembang, diawali bukan dengan atas menjalankan program pemerintah, melainkan
atas inisiatif positif yang memang telah membudaya di sekolah ini, sampai dengan baru
adanya ketetapan dari pemerintah. Dalam pengumpulan data, bahwa program
pembiasaan tadarus Al-Qur’an dapat membantu dalam mendidik siswa dalam ranah
keagamaan khususnya dalam mempelajari Al-Qur’an.
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan analisa bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Implementasi program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di SMP LTI IGM
Palembang, adalah salah satu bentuk penerapan kegiatan keagamaan yang
bersifat rutin atau dilaksanakan setiap pagi, agar siswa dapat terbiasa dalam
membaca Al-Qur’an. Kemudian program pembiasaan tadarus Al-Qur’an di
SMP LTI IGM Palembang sudah baik, karena selain memang telah sejak lama
dijalankan, program pembiasaan ini telah didukung oleh guru yang
membidangi dan juga dibuktikan dengan siswa yang sangat antusias dalam
mengikutinya, serta aplikasinya di luar jam sekolah. Untuk itu program ini
dapat dinilai baik sebagai pembinaan cinta Al-Qur’an siswa, Walaupun masih
ada kekurangan-kekurangan dalam pelaksanaan program ini.
2. Selanjutnya dalam mengimplementasikan program pembiasaan tadarus Al-
Qur’an di SMP LTI IGM Palembang, terdapat faktor-faktor pendukung,
sehingga dapat berjalan dengan baik, seperti guru yang membidangi, suasana
sekolah yang religius, dan lain-lain. Disamping itu pasti ada kekurangan yang
menjadi faktor penghambatan, seperti kurangnya tenaga pengajar, sarana
prasarana belum maksimal, dan lain-lain.
85
Pada program pembiasaan tadarus Al-Qur’an juga menjadi pembinaan cinta
Al-Qur’an siswa di SMP LTI IGM Palembang, telah baik, karena selama ini
lebih banyak pendukung dari pada yang menghambat dalam pelaksanaannya.
Sehingga program ini memang sangat baik untuk dijalankan di sekolah-
sekolah.
B. Saran-saran
Di dalam bab pembahasan dan dianalisa, telah disimpulkan seperti yang
dibahas di atas, untuk itu dapat diajukan beberapa saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada kepala sekolah, agar dapat menambah tenaga pengajar yang
memang berkompetensi dalam bidang agama Islam, seperti yang telah ada,
sehingga guru-guru yang ada, dapat terbantukan dalam menjalankan
program keagamaan di sekolah, dan juga guru yang ada, tidak terlalu sulit
dalam menghadapi banyaknya siswa. Selanjutnya untuk sarana dan
prasarana, dapat lebih dimaksimalkan, seperti memasang langsung
pengeras suara dimasing-masing ruangan kelas, sehingga suara ataupun
bacaan ayat-ayat Al-Qur’an lebih jelas terdengar, khususnya mendengarkan
tajwidnya.
2. Kepada para guru ataupun kepada pembina-pembina Imtaq, hendaknya
menambah jam pembiasaan, khususnya untuk mengaji, karena pelaksanaan
program pembiasaan tadarus Al-Qur’an, belum bisa membuat seluruh siswa
86
merasakan untuk menjadi pemandu atau yang membaca Al-Qur’an melalui
pengeras suara, sehingga belum dapat dilihat secara keseluruhan akan
kemampuan membaca Al-Qur’an siswa.
3. Kepada seluruh siswa khususnya yang beragama Islam, hendaknya selalu
meningkatkan kemampuan dalam mempelajari Al-Qur’an, baik di sekolah
maupun di luar jam belajar di sekolah. Agar kecintaan terhadap kitab Al-
Qur’an dapat lebih terasa, sehingga benar-benar menjadi pedoman dalam
kehidupan.
87
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Yatimin, 2007. Studi Akhlak dalam Perspektif Al-Qur’an,cet Ke-1 Jakarta :
Amzah
Al-Ghazali, 2015. Mengobati Penyakit Hati Membentuk Akhlak Mulia, cet Ke-1
Bandung : Mizan
Al-Mundziri, Iman, 2003. Ringkasan Shahih Muslim, Jakarta : Pustaka Amani
Al-Qur’an dan terjemahnya, 2006. Jakarta : Magfirah Pustaka
Ahmadi, Abu dan Noor Salimi, 2008. Dasar-Dasar Pendidikan Agama Islam untuk
Perguruan Tinggi. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Ali, Mohammad Daud, 2010. Pendidikan Agama Islam. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Ar-Ramli, Muhammad Syauman, et. al. 2015. Nikmatnya Menangis bersama Al-
Qur’an, Solo : Istambul
Ar-Rumi, Fahd bin Abdurrahman, 2016. Ulumul Qur’an, Studi Kompleksitas Al-
Qur’an, cet Ke- 1 Yogyakarta : Aswaja Pressindo
Arikunto, Suharsimi, dan Cepi Safrudin Abdul Jabar, 2014. Evaluasi Program
Pendidikan, cet Ke-5, Jakarta : Bumi Aksara
Bahri Djamarah, Syaiful, 2011. Psikologi Belajar cet. Ke-2, Jakarta : Rineka Cipta
Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Baru, 2009. Jakarta : Pustaka Phoenix
Khon, Abdul Majid, 2011. Praktikum Qira’at Keanehan Bacaan Al Qur’an Qira’at
Ashim dari Hafash, Jakarta : Amzah
Hadi, Nor, 2014. Juz ‘Amma, Jakarta : Erlangga
Hafiz Muslim, Kisah dan Hikmah, http://usyahya.blogspot.com/2012/08/tujuan-
tadarus-alquran.html
Hasanah, Amalia, 2013. Kamus Besar Bahasa Arab, cet Ke-1, Yogyakarta : Pustaka
Widyatama
http://ikadikobar.blogspot.com/2015.02/surat-surat-al-quran-yang-disunahkan.html
88
Imam Al-Ghazali, 2007. Mukhtashar Ihya’ Ulumuddin, cet. Ke-II, Jakarta : Amani
Mahmud, 2011. Pemikiran Pendidikan Islam, Bandung : Pustaka Setia
Marzuki, 2015. Pendidikan Karakter Islam, cet Ke-1, Jakarta : Amzah
Mulyasa, 2013. Manajemen Pendidikan Karakter, cet. Ke-3, Jakarta : PT. Bumi Aksara
Nata, Abuddin, 2010. Manajemen Pendidikan Cet. 4, Jakarta : Kencana
Nawawi, Rif’at Syauqi, 2011. Kepribadian Qur’ani, Jakarta : Amzah
Nuruddin, Triyasyid, 2015. Pedoman Ilmu Tajwid. Solo : Taujih
Shihab, M. Quraish, 2007. Membumikan Al-Quran. Bandung : PT. Mizan Pustaka
------------------------, 2007. Wawasan Al-Qur’an. Bandung : PT. Mizan Pustaka
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan, cet-20, Bandung : ALFABETA
Suryabrata, Sumadi, 2011. Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rajawali Pers
Ubaid, Majdi, 2014. 9 Langkah Mudah Menghafal Al-Qur’an, Solo : Aqwam
Wiyani, Novan Ardy, 2012. Manajemen Pendidikan Karakter, Yogyakarta : Pedagogia
Yayan, Masagus Fauzan, 2008. Kiat Jitu Bersahabat dengan Al-Qur’an, cet. Ke-1,
Jakarta : Sahabat Qur’an
Recommended