View
0
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENGURUSAN
DATA KEPENDUDUKAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PELAYANAN CATATAN SIPIL KABUPATEN PINRANG
Disusun dan Diusulkan Oleh
ANDI DWI AGUNG PEBRISAL
NIM : 105640221615
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2020
2
IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI DALAM PENGURUSAN
DATA KEPENDUDUKAN DI DINAS KEPENDUDUKAN DAN
PELAYANAN CATATAN SIPIL KABUPATEN PINRANG
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ilmu Pemerintahan
Disusun dan Diajukan oleh
ANDI DWI AGUNG PEBRISAL
Nomor Stambuk : 105640221615
Kepada
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2019
3
4
5
6
ABSTRAK
ANDI DWI AGUNG PEBRISAL. 2019. Implementasi Teknologi Informasi Dalam Pengurusan Data Kependudukan Di Dinas Kependudukan Dan Pelayanan Catatan Sipil Kabupaten Pinrang (Dibimbing oleh Hj ST. Nurmaeta dan Rudi Hardi).
Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui sistem implementasi teknologi informasi yang ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pinrang dan mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi teknologi informasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pinrang. Judul yang diangkat seperti yang diuraikan diatas didasarkan pada permasalahan yang dihadapi yakni “Bagaimana Implementasi teknologi informasi dalam pengurusan data kependudukan di dinas kependudukan pelayanan catatan sipil Kabupaten Pinrang”.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
deskriptif kualitatif. Informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Implementasi teknologi
informasi dalam pengurusan data kependudukan di dinas kependudukan dan pelayanan pencatatan sipil sudah berjalan sesuai dengan indikator yaitu Hardwere (Perangkat keras), Softwere (Perangkat Lunak), Sumber Daya Manusia (SDM), Serta faktor pendukung dan penghambat Pemerintah Daerah dengan Dinas Kependudukan dalam pengimplementasian teknologi informasi dalam pengurusan data kependudukan di dinas kependudukan dan pelayanan catata sipil Kabupaten Pinrang. Faktor Pendukung: pertama, tersedianya sarana dan prasarana yang menunjang terlaksananya implementasi teknologi informasi dalam pengurusan data kependudukan, kedua, tersedianya segala bentuk fasilitas-fasilitas pendukung terlaksananya implementasi teknologi informasi dalam pengurusan data kependudukan. Faktor Penghambat: Keterbatasan jaringan dan terbatasnya blangko.
Kata kunci :Implementasi, Teknologi Informasi, DISDUKAPIL
7
KATA PENGANTAR
حمن الر حيم بسم الله الر
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, segala puji hanya milik Allah SWT yang
menentukan setiap makhlukNya dan memberikan bimbinganNya. Dengan segala
nikmat dan kesempatan yang tercurahkan sehingga menjadi sempurnalah segala
amal saleh yang kita lakukan. Shalawat dan salam kepada junjungan kita, Nabi
Muhammad SAW, pemimpin para rasul dan imam dari orang-orang yang bertaqwa,
karena dengan perjuangannyalah kita bisa mengenal agama yang sempurna, mulia
dan penuh cahaya ini, Islam. Dengan segala waktu dan kesehatan
yang diberikan olehNyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dan
menuliskan hasil penelitian ini dalam suatu karya ilmiah, yaitu skripsi.
Skripsi yang berjudul “Implementasi Teknologi Informasi dalam Pengurusan
Data Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan Sipil
Kabupaten Pinrang” Pada Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Selama penulisan skripsi ini,
penulis mengalami berbagai rintangan dan hambatan yang datang silih berganti.
Namun, berkat motivasi dan bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk moril
maupun materil sehingga semua rintangan dan hambatan dapat diatasi.
Oleh karena itu, pada kesempatan yang berharga ini penulis secara khusus
menyampaikan terima kasih yang tak berhingga kepada yang terhormat Ayahanda
Drs. Basri Nahirawan M.Pd dan Ibunda Andi Dalauleng atas segala pengorbanan
yang telah diberikan kepada penulis sejak dalam kandungan sampai sekarang ini.
Atas segala didikan, tenaga, materi, kasih sayang yang berlimpah dan doa restunya
8
serta ucapan terima kasih kepada Ibu Dra. Hj. ST. Nurmaeta, MM selaku
pembimbing I dan Rudi Hardi, S.Sos. M.Si selaku Pembimbing II, yang senantiasa
meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini
dapat diselesaikan.
Selain itu penulis juga mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak,
diantaranya :
1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim,SE., MM selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar.
2. Ibu Dr. Ihyani Malik, S.Sos., M.SI selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Burhanuddin, S.Sos., M.SI selaku wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Nuryanti Mustari, S.IP., M.SI selaku ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan,
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
5. Bapak Ahmad Harakan, S.IP.,M.H.I selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
6. Bapak Rudi Hardi, S,Sos. M.SI selaku Dosen Penasehat Akademik Penulis ± 4
tahun menampaki jenjang pendidikan di bangku kuliah Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.
7. Para Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah banyak memberikan bekal pengetahuan
dan membantu penulis selama menjalani proses perkuliahan.
9
8. Kakak saya tercinta yang selalu memberikan support, mendoakan dan membantu
penulis selama kuliah.
9. Semua keluarga, teman, sahabat seperjuangan didalam dan diluar kampus serta
pihak-pihak yang tidak bisa disebut satu-satu, yang telah memberikan dukungan,
mendoakan dan membantu penulis selama ini.
Dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan saran dan
kritikan yang sifatnya membangun karna penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak
akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Semoga karya skripsi ini dapat berm
anfaat serta memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.
Amin.
Makassar, 1 Desember 2019
Penulis
Andi Dwi Agung Pebrisal
10
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan ........................................................................................... ii
Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah ..................................................................... iii
Abstrak ............................................................................................................. iv
Kata Pengantar .................................................................................................... v
Daftar isi ............................................................................................................ ix
Daftar tabel ......................................................................................................... xi
Daftar Gambar ................................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 10
A. Konsep Implementasi ............................................................................ 10
B. Teknologi informasi .............................................................................. 13
C. Konsep Pelayanan ................................................................................. 19
D. Kerangka Fikir ...................................................................................... 22
D. Fokus Penelitian .................................................................................... 23
E. Deskripsi Fokus Penelitian .................................................................... 23
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 24
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................ 24
B. Jenis dan Tipe Penelitian ....................................................................... 24
C. Sumber Data .......................................................................................... 25
D. Informan Penelitian ............................................................................... 25
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... 26
F. Teknik Analisis Data ............................................................................. 27
G. Keabsahan Data ..................................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 30
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 30
B. Implementasi Teknologi informasi di Dinas Kependudukan dan
Pelayanan Pencatatan Sipil ................................................................. 59
C. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Teknologi informasi
dalam pengurusan data kependudukan di Dinas Kependudukan
dan Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang ........................... 74
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 78
A. Kesimpulan ........................................................................................... 78
B. Saran .................................................................................................... 79
11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 80
LAMPIRAN ................................................................................................... 82
12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem informasi (information system) secara teknis dapat didefinisikan
sebagai sekumpulan komponen yang saling berhubungan, mengumpulkan (atau
mendapatkan), memproses, menyimpan dan mendistribusikan informasi untuk
menunjang pengambilan keputusan dan pengawasan dalam suatu organisasi. Selain
menunjang proses pengambilan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem
informasi juga dapat membantu pimpinan dan pegawai dalam menganalisis
permasalahan, menggambarkan hal-hal yang rumit, dan menciptakan produk baru.
Dalam penerapannya pada suatu organisasi, termasuk dalam birokrasi,
sistem informasi merujuk kepada informasi mengenai anggota organisasi, tempat
dan hal-hal penting lainnya di dalam organisasi atau di lingkungan sekelilingnya
tersebut. Informasi merupakan data yang telah dibentuk menjadi sesuatu yang
memiliki arti dan berguna bagi manusia. Sebaliknya data merupakan sekumpulan
fakta mentah (yang belum diolah / dikelola) yang mewakili kejadian-kejadian yang
terjadi di dalam suatu organisasi sehingga belum dapat dipahami secara efektif oleh
manusia.
Secara teknis, pengaplikasian sistem informasi manajemen di dalam
lingkungan organisasi dewasa ini tampak dari penggunaan sejumlah perangkat
keras maupun perangkat lunak. Dipergunakannya alat-alat elektronik seperti
komputer, printer, telepon, yang terus berkembang, mulai dari jaringan internet
1
13
hingga nirkabel Wi-Fi berkecepatan tinggi, hingga sistem telepon dan kabel digital,
terus-menerus mengubah cara orang bekerja di dalam kehidupan organisasi dalam
rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia. Pada pemerintahan daerah,
teknologi informasi yang dimaksud tersebut diterapkan dalam wujud electronic
government atau e-Gov. Suprastruktur e-Government memuat antara lain
kepemimpinan manajemen lembaga (e-leadership), sumberdaya manusia (human
resources) dan peraturan di tingkat lembaga yang terkait dengan pengembangan e-
Government (regulation).
Infrastruktur informasi yang memuat antara lain struktur data, format data,
metode berbagi data (data sharing), dan sistem pengamanannya, yang lebih lanjut
dapat dilihat pada panduan sistem manajemen dokumen elektronik. Dengan
demikian, kegiatan administrasi di dalam lembaga pemerintahan dewasa ini tidak
terlepas dari penerapan sistem informasi manajemen yang intinya terletak pada
pelaksanaan kegiatan perekaman dan penyimpanan berbagai informasi penting bagi
organisasi secara sistematis, tepat dan akurat di dalam media komputer.
Pemerintah Kabupaten Pinrang yang telah menerapkan teknologi informasi
dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsinya dalam menyelanggarakan
pelayanan perijinan bagi masyarakat Kabupaten Pinrang. Dalam suatu penerapan,
tentunya sesuatu hal termasuk teknologi informasi di pemerintahan tidak terlepas
dari berbagai kendala, namun di sisi lain juga memiliki sejumlah faktor-faktor
pendukung.
Pada tahun 2006, pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan bahwa
14
Negara Kesatuam Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada hakikatnya berkewajiban
memberikan perlindungan dan pengakuan terhadap penentuan status pribadi dan
status hukum atas setiap peristiwa kependudukan dan pristiwa penting yang dialami
oleh penduduk Indonesia yang berada didalam dan atau diluar wilayah Negara
Kesatuan Repoblik Indonesia. Undang-undang ini bertujuan untuk menjamin hak
warga negara untuk mengetahui prosedur dalam kebijakan pelayanan publik dan
mendorong partisipasi masyarakat dalam proses kebijakan publik, serta
mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik, yaitu yang transparan, efektif dan
efisien, akuntabel serta dapat dipertanggungjawabkan.
Rendahnya mutu pelayanan publik yang diberikan oleh aparatur menjadi citra
buruk pemerintah di tengah masyarakat. Bagi masyarakat yang pernah berurusan
dengan birokrasi tentu pernah kecewa dan mengeluh terhadap kurang layaknya
aparatur dalam memberikan pelayanan. Hal di atas akan memunculkan bentuk
ketidak puasan masyarakat terhadap suatu pelayanan yang diberikan oleh
pemerintah. Banyak rupa ketidakpuasan masyarakat yang sering dijumpai pada
pelayanan birokrasi setiap daerah-daerah maupun kota-kota, salah satunya adalah
keluhan yang ditujukan pada pemerintah Kabupaten Pinrang.
Pada UU No. 23 Tahun 2006 Tentang Administrasi Kependudukan, Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten/Kota berkewajiban memberikan
pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, dan menerbitkan dokumen
kependudukan. Database kependudukan WNI merupakan data penting yang harus
dijaga akurasinya, wajib digunakan oleh Pemerintah dan Pemerintah daerah sebagai
15
dasar penetapan kebijakan, penyelenggaraan, dan pembangunan. Pemerintah dan
Pemerintah Daerah wajib mendukung terkumpulnya data dan informasi yang
diperlukan.Pemerintah juga wajib menyebarluaskan kembali data dan informasi
yang terkumpul pada tingkat nasional untuk dianalisis untukkeperluan
perbandingan pengelolaan kependudukan antar daerah dalam bentuk laporan neraca
kependudukan dan pembangunan.
Berbagai macam permasalahan mengenai pelayanan publik, seperti
pelayanan perizinan, permasalahan pembangunan, masih sering terjadi
dilingkungan wilayah Kabupaten Pinrang. Seiring dengan kondisi tersebut
masyarakat juga kesulitan dalam hal mengimput data base atau dalam pengurusan
kartu tanda penduduk berbasis elektrornik.
Setiap warga masyarakat dijamin haknya oleh Undang-Undang 25 tahum
2009 untuk mendapatkan pelayanan publik terbaik.Prinsip prinsip Pemerintahan
yang baik merupakan efektifitas fungsi-fungsi pemerintahan itu sendiri. Pelayanan
terbaik bagi publik akan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan yang bersih dan kondusif khususnya dalam pelaksanaan aktivitas
ekonomi warga masyarakat, pembangunan sarana dan prasaran transportasi,
sanitasi dan kesehatan, pendidikan, energi, pariwisata, serta administrasi dan
kependudukan.Perkembangan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi
(TIK) pada penyelenggaraan Administrasi Publik berpeluang meningkatkan
efesiensi, efektivitas serta transparansi penyelenggaraan pemerintahan terutama
dalam pelayanan publik.Dinas kependudukan dan catatan sipil (DISDUKCAPIL)
termasuk instansi Pemerintah di kabupaten Pinrang yang sejak lama berupaya
16
meningkatkan pelayanan di bidang administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
melalui Implementasi Teknologi Informasi.
Negara mengembangkan diri dan mensejahterakan masyarakatnya, serta
menempatkan diri pada posisi yang menguntungkan dalam pergaulan internasional.
Kecendrungan diatas ditandai dengan semakin meningkat pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam
penyelenggaraan pemerintahan, terutama pelayanan publik yang umum dikenal
dengan istilah teknologi informasi.
Perkembangan tersebut merupakan suatu kecendrungan positif mengingat
pemanfaatan teknologi dan informasi dan komunikasi dalam penyelenggaraan
administrasi publik berpeluang meningkatkan efesiensi dan efektifitas serta
transparansi penyelengaraan pemerintahan.Pemerintah Kabupaten Pinrang perlu
melakukan peningkatan trobosan agar dapat secara efektif mempercepat
penggunaan teknologi telematika yang potensinya sangat besar, untuk
meningkatkan kesejahtraan rakyat dan mempererat persatuan bangsa sebagai
landasan yang kuat bagi pembangunan secara berkelanjutan. Dalam hal ini
pemerintah harus secara proaktif dan dengan komitmen yang tinggi membangun
kesadaran politik menumbuhkan komitmen nasional, membentuk lingkungan bisnis
kompetitif, serta meningkatkan kesiapan masyarakat dalam mempercepat
pengembangan dan pemberdayaan teknologi informatika secara sistematis.
Kemajuan teknologi informasi (komputer dan telekomunikasi) terjadi
sedemikian cepatnya sehingga data informasi dan pengetahuan dapat diciptakan
dengan sangat pesat dan dapat segera disebarkan kesuluruh lapisan masyarakat
17
diberbagai belahan dunia dapat saling berkomunikasi kepada siapapun
dikehandakinya. Hasil dari kemajuan pesat teknologi informasi ini sangat dapat
mempengaruhi bagaimana pemerintahan di masa modern ini harus bersikap secara
benar dan efektif mereposisikan peranannya dalam melayani masyarakatnya serta
dapat memobilisasikan sistem yang masih menerapkan perangkat komputer ke
perangkat komputer yang lain dengan cara manual beralih ke sistem nirkable
(transfer informasi dan file tanpa menggunakan kabel).
Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang Nomor 2 Tahun 2015 Tentang
Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan, bahwa dalam rangka peninkatan
pelayanan administrasi kependudukan sejalan dengan tuntutan pelayanan
administrasi kependudukan yang profesional, memenuhi standar teknologi
informasi, dinamis, tertib dan tidak diskriminatif dalam pencapaian standar
pelayanan minimal menuju pelayanan prima yang menyeluruh untuk mengatasi
permasalahan kependudukan. Terkhusus pada Pasal 68 ayat 1, 6, 7, dan 9.
1. Pasal (1) E-KTP mencantumkan gambar lambang garuda pancasila dan peta
wilayah Negara kesatuan Republik Indonesia, memuat elemen data penduduk,
yaitu NIK, nama, temoat tanggal lahir, laki-laki atau perempuan, agama, status
perkawinan, golongan darah, alamat, pekerjaan, kewarganegaraan, pas foto,
masa berlaku, tempat dan tanggal dikeluarkan E-KTPdan tanda tangan pemilik
E-KTP.
2. Pasal (6) Dalam E-KTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tersimpan cip
yang memuat rekaman elektronik data perseorangan.
3. Pasal (7) E-KTPuntuk :
18
a.WNI masa berlakunya seumur hidup; dan
b.Orang asing masa berlakunya disesuaikan dengan masa berlaku izin tinggal
tetap.
4. Pasal (9) Dalam hal E-KTP rusak atau hilang, penduduk pemilik E-KTP wajib
melapor kepada dinas melalu camat atau lurah/kepala desa paling lama 14 hari
dan melengkapi surat pernyataan penyebab terjadinya rusak atau hilang. Pada
pasal 68 keempat pasal tersebut merupakan trobosan yang berkaitan dengan
Teknologi informasi pada dinas kependudukan dan pelayanan catatan sipil di
Kabupaten Pinrang.
Salah satu cara untuk mengefisienkan waktu dalam menginput data
kependudukan dengan cara yang sangat cerdas yaitu mengimplementasikan segala
pelayanan publik yang ada di dinas pelayanan kependudukan dan catatan
sipil Kabupaten Pinrang dengan sistem Pemerintahan berbasis pada elektronik.
Penerapan teknologi informasi sangat menguntungkan bagi pemerintah
terkhususnya masyarakat Kabupaten Pinrang, Dengan terealisasikannya teknologi
informasi masyarakat sangat terbantu terutama dalam segi pengefisienan waktu
karena sebelum diterapkannya teknologi informasi masyarakat dikeluhkan dengan
berbelit-belitnya penginputan data, masyarakat biasanya memerlukan waktu yang
cukup lama dalam hal ini membutuhkan waktu bulanan bahkan tahunan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas untuk membatasi ruang lingkup
pembahasan dalam penelitian ini, maka masalah penelitian dapat dirumuskan
sebagai berikut :
19
1. Bagaimana Implementasi teknologi informasi dalam pengurusan data
Kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pelayanan Catatan Sipil
Kabupaten Pinrang?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi teknologi
informasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pinrang?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui sistem implementasi teknologi informasi yang ada di
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Pinrang.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat dalam implementasi
teknologi informasi di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Pinrang.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai tambahan literatur atau bahan kajian dalam implementasi
teknologi informasi dalam pengurusan data kependudukan.
b. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi peneliti-peneliti yang ingin
mengetahui implementasi tenologi informasi dalam pengurusan data
kependudukan.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai pedoman dan bahan evaluasi dalam implementasi teknologi
informasi Di Dinas Kependudukan dan Pelayanan Catatan Sipil
Kabupaten Pinrang.
20
b. Sebagai pedoman bagi masyarakat bagaimana sejauh ini implementasi
teknologi informasi Di Dinas Kependudukan dan Pelayanan Catatan
Sipil Kabupaten Pinrang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Implementasi
1. Defenisi Implementasi
Implementasi kebijakan adalah tindakan-tindakan yang dilakukan baikoleh
individu-individu/ pejabat-pejabat atau kelompok-kelompok pemerintah atau
21
swasta yang diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuanyang telah digariskan dalam
keputusan kebijakan. Esensi utama dari implementasi kebijakan adalah memahami
apa yang seharusnya terjadi sesudah suatu program dinyatakan berlaku atau
dirumuskan. Pemahaman tersebut mencakup usaha untuk
mengadministrasikannya dan menimbulkan dampak nyata pada masyarakat atau
kejadian-kejadian. (Van Metter dan Van Horn dalam Agustino : 2008)
Implementasi kebijakan adalah pelaksanaan keputusan kebijakan
dasar,biasanya dalam bentuk undang-undang, namun dapat pula berbentukperintah-
perintah atau keputusan-keputusan eksekutif yang penting ataukeputusan badan
peradilan. Lazimnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah-masalah
yang ingin diatasi, menyebutkan secara tegas tujuan dan sasaran yang ingin dicapai,
dan berbagai cara untuk menstrukturkan atau mengatur proses implementasinya
(Mazmanian dan Sabatier dalam Agustino : 2008)
Berdasarkan rumusan implementasi kebijakan sebagaimana dikemukakan
diatas, maka implementasi kebijakan dapat dimaknai sebagai pelaksanaan
kegiatan/aktifitas mengacu pada pedoman-pedoman yang telah disiapkan sehingga
dari kegiatan/aktifitas yang telah dilaksanakan tersebut dapat memberikan
dampak/akibat bagi masyarakat dan dapat memberikan kontribusi dalam
menanggulangi masalah yang menjadi sasaran program.
Implementasi kebijakan sebagai tahap penyelenggaraan kebijakan segera
setelah ditetapkan menjadi undang-undang. Dalam pandangan luas implementasi
kebijakan diartikan sebagai pengadministrasian undangundang kedalam berbagai
aktor, organisasi, prosedur, dan teknik-teknik yang bekerja secara bersama-sama
22
untuk mencapai tujuan dan dampakyang ingin diupayakan oleh kebijakan tersebut.
Implementasi kebijakan merupakan tahapan yang sangat penting dalam
keseluruhan strukur kebijakan karena melalui prosedur ini proses kebijakan secara
keseluruhan dapat dipengaruhi tingkat keberhasilan atau tidaknya pencapaian
tujuan. (Lester dan Stewart dalam Agustino:2008)
Implementas kebijakan adalah suatu proses interaksi antara suatu perangkat
tujuan dan tindakan yang mampu mencapai tujuan. Implementasi kebijakan
merupakan proses lanjutan dari tahap formulasi kebijakan. Pada tahap formulasi
ditetapkan strategi dan tujuan-tujuan kebijakan sedangkan pada tahap implementasi
kebijakan, tindakan (action) diselenggarakan dalam mencapai tujuan yang
diinginkan. (Bressman dan Wildansky dalam Agustino : 2008)
Implementasi merupakan suatu rangkaian aktivitas dalam rangka
menghantarkan kebijakan kepada masyarakat sehingga kebijakan tersebut dapat
membawa hasil sebagaimana diharapkan. Rangkaian kegiatan tersebut mencakup,
Pertama persiapan seperangkat peraturan lanjutan yang merupakan interpretasi dari
kebijakan tersebut. Kedua, menyiapkan sumber daya guna menggerakkan kegiatan
implementasi termasuk didalamnya sarana dan prasarana, sumber daya keuangan
dan tentu saja penetapan siapa yang bertanggung jawab melaksanakan
kebijaksanaan tersebut. Ketiga, bagaimana mengahantarkan kebijaksanaan secara
kongkrit ke masyarakat. (Syaukani : 2004)
Pandangan Edwards III, implementasi kebijakan dipengaruhi oleh empat
variabel, yakni: komunikasi, sumberdaya, disposisi, dan struktur birokrasi.
23
Keempat variabel tersebut juga saling berhubungan satu sama lain. (George
C.Edwards III 2004)
1. Komunikasi
Keberhasialan implementasi kebijakan mensyaratkan agar implementor
mengetahui apa yang harus dilakukan. Apa yang menjadi tujuan dan sasaran
kebijakan harus ditransmisikan kepada kelompok sasaran (target group) sehingga
akan mengurangi distorsi implementasi. Apabila tujuan dan sasaran suatu kebijakan
tidak jelas atau bahkan tidak diketahui sama sekali oleh kelompok sasaran, maka
kemungkinan akan terjadi resistensi dari kelompok sasaran.
2. Sumber daya
Walaupun isi kebijakan sudah dikomunikasikan secara jelas dan konsisten, tetapi
apabila implementor kekurangan sumberdaya untuk melaksanakan, implementasi
tidak akan berjalan efektif. Sumberdaya tersebut dapat berwujud sumberdaya
manusia, yakni kompetensi implementor dan sumber daya finansial.sumberdaya
adalah faktor penting untuk implementasi kebijakan agar efiktif. Tanpa sumber
daya, kebijakan hanya tinggal di kertas menjadi dokumen
saja.
3. Disposisi
Disposisi adalah watak dan karakteristik yang dimiliki implementor. apabila
implementor memiliki disposisi yang baik, maka dia akan menjalankan kebijakan
dengan baik seperti apa yang diinginkan oleh pembuat kebijakan. Ketika
implementor memiliki sikap atau perspektif yang berbeda dengan pembuat
24
kebijakan, maka proses implementasi kebijakan juga menjadi tidak efektif. berbagai
pengalaman pembangunan dinegara-negara dunia ketiga menunjukkan
bahwa tingkat komitmen dan kejujuran aparat rendah. Berbagai kasus korupsi yang
muncul dinegara-negara dunia ketiga, seperti indonesia adalah contoh konkrit dari
rendahnya komitmen dan kejujuran aparat dalam mengimplementasikan program-
program pembangunan.
B. Konsep Teknologi Informasi
1. Definisi Teknologi Informasi
Teknologi berasal dari bahasa Yunanitechnologia, kata ini berasal dari
gabungan dua kata yaitu techne dan logia. Techne artinya keahlian dan logiaberarti
mempelajari sesuatu atau cabang dari ilmu pengetahuan. Teknologi selalu berkaitan
dengan perangkat atau alat bantu yang digunakan oleh manusia. Dalam pengertian
yang lebih luas, teknologi dapat berupa sistem, organisasi, juga teknik. Akan tetapi
seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, pengertian teknologi menjadi
semakin luas. Teknologi merupakan sebuah konsep yang berkaitan dnegan jenis
penggunaan dan pengetahuan tentang alat dan keahlian, serta bagaimana ia dapat
memberipengaruh pada kemampuan manusia untuk mengendalikan danmengubah
sesuatu yang ada disekitarnya (Anshari : 2010).
Teknologi informasi atau TI (information technology atau IT) terdiri atas
perangkat kerja dan peranti lunak yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mencapai
tujuannya. Lebih lanjut dikemukakan bahwa TI tidak hanya mencakup komputer,
printer, PDA, dan bahkan iPod (yang digunakan untuk tujuan bisnis), tapi juga
mencakup peranti lunak seperti sistem operasi Windows atau Linux, suite aplikasi
25
Microsoft Office, dan ribuan program aplikasi yang dapat ditemukan di perusahaan-
perusahaan besar. Sistem Informasi lebih rumit dan dapat dipahami dengan baik
dengan melihatnya dari perspektif teknologi dan bisnis. (Laudon : 2007).
Memberikan konsep bahwa peranti keras komputer (computer hardware)
adalah peralatan fisik yang digunakan untuk kegiatan input, pemrosesan, dan output
dalam sebuah sistem informasi. Komponen-komponennya adalah komputer dengan
berbagai macam ukuran dan bentuk, berbagai macam peralatan input, output, dan
penyimpanan, serta peralatan telekomunikasi yang saling menghubungkan
komputer. Sedangkan peranti lunak komputer (computer software) terdiri atas
detail instruksi program yang mengawasi dan mengoordinasikan komponen peranti
keras dalam sebuah sistem informasi. Dengan demikian, dalam mengelola berbagai
sumberdayanya, organisasi dewasa ini mempergunakan infrastruktur teknologi
informasi (information technology infrastructure) melalui penggunakan berbagai
teknologi (dalam bentuk berbagai peranti keras maupun peranti lunak yang saling
terhubung) yang dijalankan dan dikelola oleh manusia, tidak terkecuali pula
organisasi sektor publik yang melayani kebutuhan publik yang kompleks. (Laudon
: 2007)
Teknologi informasi adalah alat yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data
dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu
informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan
pribadi, bisnis dan pemerintahan. Dalam pemerintahan dan merupakan informasi
yang strategis dalam mengambil keputusan. Teknologi digunakan untuk mengolah
26
data, mendapatkan, menyusun, menyimpan, menganalisisn data guna mendapatkan
informasi yang akurat, relevan dan tepat waktu. Selanjutnya informasi ini dapat
disebarkan secara cepat dan luas melalui teknologi komunikasi berupa telepon,
SMS, televisi dan internet, e-mail, situs, portal, blog dan video stream (Wibawa :
2014)
Teknologi yang dapat digunakan untuk memberikan pelayanan publik adalah
e-mail, WAN (Wide Area Network), internet, mobile computing (HP, laptop, PDA)
dan berbagai teknologi lain yang berfungsi untuk menyebarluaskan informasi dan
memberi pelayanan elektronik dalam berbagai bentuk. Penerapan teknologi dalam
pemerintahan sudah mulai ditemui dalam proses melayani masyarakat.
(Hardiyansyah : 2011)
Teknologi informasi adalah sarana dan prasarana (hardware, software,
useware) sistem dan metode untuk memperoleh, mengirimkan, mengolah,
menafsirkan, menyimpan, mengorganisasikan, dan menggunakan data secara
bermakna. (Bambang Warsita : 2008)
Terdapat klasifikasi pemanfaatan ICT ke dalam tiga jenis, yaitu : pertama,
ICT sebagai media (alat bantu) pendidikan yaitu hanya sebagai pelengkap untuk
memperjelas uraian-uraian yang disampaikan. Kedua,ICT sebagai sumber yakni
sebagai sumber informasi dan mencari informasi. Ketiga, ICT sebagai sistem
pembelajaran.( Menurut Abdulhak : 2005). Secara umum ada tiga pemanfaatan
teknologi informasi atau instruksional komputer dan internet untuk pendidikan dan
pembelajaran, adalah : Pertama, Learning about computers and the internet, yaitu
Komputer dapat dijadikan sebagai objek pembelajaran, misalnya ilmu computer
27
(computer science). Kedua, Learning with computers and the internet, yaitu
teknologi informasi memfasilitasi pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang
berlaku di sekolah. Misalnya Pustekkom, Depdiknas mengembangkan progam CD
multimedia interaktif untuk mata pelajaran. (Bambang Warsita : 2008).
Teknologi informasi dan komunikasi dalam bahasa Inggris biasa disebut
dengan istilah information and communication technology (ICT). Secara umum
teknologi informasi dan komunikasi dapat diartikan sebagai semua teknologi yang
berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan,
penyebaran, dan penyajian informasi (Jamal Ma’mur Asmani : 2011). Teknologi
informasi dan komunikasi mencakup dua aspek perpaduan yang tidak terpisahkan
yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi berkaitan
dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari
perangkat satu ke perangkat yang lainnya.
Teknologi informasi adalah sama dengan teknologi lainnya, hanya informasi
merupakan komoditas yang diolah dengan teknologi tersebut. Dalam hal ini,
teknologi mengandung konotasi memiliki nilai ekonomi yang mempunyai nilai
jual. (Rahardjo : 2002)
“Information technology relates to any computer based to that people use to
work with information and to support the information and information processing
needs of an organization”. Yang diartikan sebagai berikut : teknologi informasi
berkaitan dengan segala sesuatu yang berbasis komputer yang digunakan orang
28
untuk melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan informasi untuk mendukung
dan mengolah informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan perusahaan. (Turban,
Rainer dan Potter : 2009)
Sistem teknologi informasi adalah suatu yang terbentuk sehubungan dengan
penggunaan teknologi informasi. Suatu sistem teknologi informasi pada dasarnya
tidak hanya mencakup hal-hal bersifat Hardwere saja (komputer dan printer), tetapi
juga mencakup hal yang tidak terlihat secara fisik, yaitu software, dan yang
terpenting lagi adalah sumber daya manusia sebagai pengguna dan pelaku.
(Triwahyuni : 2013).
Teknologi informasi adalah teknologi pendukung dari sistem informasi, yaitu
sistem berbasis TI yang mengelola komponen-komponennya berupa hardware,
software, netware, dataware, dan brainware untuk melakukan transformasi data
menjadi informasi. Jadi teknologi informasi dapat disimpulkan sebagai hardware,
software, netware, dataware, brainware, dan teknologi pemrosesan informasi
lainnya untuk mendukung sistem informasi. (O’Brien : 2007).
Pengertian teknologi informasi menurut Martin adalah teknologi yang tidak
hanya pada teknologi komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang akan
digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi, melainkan mencakup
teknologi komunikasi untuk mengirim atau menyebarluaskan informasi. (Martin :
1999).
Menurut Haag dan Keen dalam Ardya (2008), Teknologi informasi adalah
seperangkat alat untuk membantu dalam memudahkan pelaksanaan tugas melalui
proses informasi. Sedangkan menurut Williams dan Swayer (2003), Teknologi
29
Informasi adalah teknologi yang menggabungkan komputasi (komputer) dengan
jalur komunikasi berkecepatan tinggi yang membawa data, suara dan video. Bagitu
pula menurut Almuntaha (2008),
Teknologi Informasi didefinisikan sebagai suatu teknologi yang digunakan
untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan,
memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang
berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan
untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang
strategis untuk pengambilan keputusan.
2. Kompenen Sistem Informasi
Model sistem informasi yang menunjukkan kerangka konsep dasar untuk
erbagai kompenen dan aktifitas sistem informasi . kompenen sisitem informasi di
perlukan pada sumber daya manusia, hardwere, softwere, data serta jaringan yang
untuk melakukan input, proses, output, penyimpanan, dan aktivitas pengendalian
yang mengubah sumber daya data menjadi peroduk informasi. (O’Brien : 2005).
Model sistem informasi memperlihatkan hubungan dan memberikan
kerangka kerja utama yang dapat di aplikasikan ke semua jenis sistem informasi
yaitu manusia, hardwere, softwere, data, dan jaringan adalah lima sumber dasar
sistem informasi.
C. Konsep Pelayanan
Pelayanan publik di Indonesia mempunyai peran penting bahkan vital pada
kehidupan ekonomi dan politik. Pelayanan publik juga merupakan unsur paling
penting dalam menngkatkan kualitas hidup social didalam masyarakat manapun.
30
Secara ideal, tujuan utama pemerintah tersebut berada. (Sargih, 2006). Konsep
kualitas menjadi ukuran keberhasilan organisasi bukan saja pada organisasi bisnis,
tetapi juga pada organisasi atau institusi pemerintah sebagai lembaga penyedia
pelayanan publik. (Fitriati, 2010).
Pemerintah dituntut untuk senantiasa melakukan survey mengenai keinginan
dan penilaian masyarakat terhadap pelayanan yang di berikan. Terlebih kualitas
merupakan bahasan yang penting dalam penyelenggaran pelayanan. Berkaitan
dengan kualitas pelayanan (Gronros 1990). Mendfenisikan pelayanan (service)
sebagai suatu aktivitas atau rangkaian aktivitas, terjadi interaksi dengan seseorang
atau mesin secara fisik dan penyediaan kepuasan pelanggan, pelayanan (service)
adalah sesuatu manfaat yang bersifat intangibele, yang dibayar langsung atau tidak
langsung dan biasanya meliputi kompenen fisik besar atau kecil atau teknikal.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik berkaitan
dengan pelayanan publik ditegaskan dalam Pasal 1 Butir 1 :“pelayanan publik
adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan bagi setiap warga Negara
dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administratif yang
diselenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik”
Keputusan Mentri Perdayagunaan Apratur Negara Nomor. 63 Tahun 2003
Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Pedoman Publik. Mengartikan
pelayanan public sebagai :
“segala bentuk pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dipusat, di
Daerah dan lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah
31
dalam bentuk barang atau jasa, baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan
masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan perundang-undangan”.
Pemberian pelayanan umum oleh apratur Negara kepada masyarakat adalah
merupakan perwujudan dari fungsi aparat Negara, agar terciptanya suatu
keseragaman pola dan langkah pelayanan umum oleh apratur pemerintah perlu
adanya suatu landasan yang bersifat umum dalam bentuk pedoman tata laksana
pelayanan umum.Pedoman ini merupakan penjabaran dari hal-hal yang perlu
mendapatkan perhatian dalam prosedur oprasionalisasi pelayanan umum yang
diberikan oleh instansi pemerintah baik dipusat maupun di daerah secara terbuka
dan transparan.
Pelayanan yang harus diterapkan oleh pemerintah seperti yang dikemukakan
(Mahmudi2005) dapat dibedakan menjadi dua klasifikasi, lategori utama, yaitu
pelayanan kebutuhan dasar (meliputi kesehatan, pendidikan dasar, da bahan
kebutuhan pokok masyarakat) dan pelayanan umum (terdiri dari pelayanan
administratif, pelayanan barang, pelayanan jasa).
Penyelenggaraan pelayanan publik, apratur pemerintah bertanggung jawab
untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat dalam rangka
menciptakan kesejahtraan masyarakat, masyarakat berhak untuk mendapatkan
pelayanan yang terbaik dari pemerintah karena masyarakat telah memberikan
dananya dalam bentuk pembayaran pajak, retribusi dan berbagai pungutan lainnya.
Beberapa prinsip pokok (Irfan Islamy 1999) yang harus dipahami oleh aparat
birokrasi publik, maka prinsip-prinsip dalam pelayanan publik antara lain:
32
a. Prinsip Aksestabelitas, dimana setiap jenis pelayanan harus dapat dijangkau
secara mudah oleh setiap pengguna pelayanan (misal: masalah tempat, jarak
dan prosedur pelayanan)
b. Prinsip Kontinuitas, yaitu bahwa setiap jenis pelayanan harus secara terus
menerus tersedia bagi masyarakat dengan kepastian dan kejelasan ketentuan
yang berlaku bagi proses pelayanan tersebut.
D. Kerangka Fikir
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori Triwahyuni : 2013. Dalam
Implementasi teknologi informasi perlu memerhatikan variabel teknologi
informasi antara lain :
1. Hardware (Perangkat Keras)
2. Software (Perangkat Lunak)
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
Bagan Kerangka Fikir
Implementasi Teknologi Informasi Dalam
Pengurasan Data Kependudukan
Iindikator yang mempengaruhi
teknologi informasi
1. Hardware (Perangkat Keras)
2. Software (Perangkat Lunak)
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
(Triwahyuni : 2013)
Faktor Pendukung
1. Sarana
2. Prasarana
3. Fasilitas
Pendukng
Faktor Penghambat
1. Jaringan
2. Keterbatasan
blangko
33
Gambar 2.1 : Kerangka Fikir.
D. Fokus Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah Implementasi
Teknologi Informasi dalam Pengurusan Data kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Pelayanan Catatan Sipil Kabupaten Pinrang. Fokus penelitian
Hardware, Software, dan Sumber daya.
E. Deskripsi Fokus Penelitian
1. Hardware (Perangkat keras) adalah peralatan pemasukan data, peralatan
penyajian data, peralatan penyajian data, peralatan penyimpanan data dan
peralatan pengolahan data.
2. Software (Perngkat Lunak) adalah suatu bagian dari sistem komputer ang tidak
memiliki wujud fisik dan tidak terlihat karena merupakan sekumpulan data
elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer berupa program yang dapat
menjalankan suatu perintah.
Efektifitas Implementasi Teknologi
Informasi Dalam Pengurusan Data
Kependudukan yang Transparan dan
Efisien
34
3. Sumber daya manusia (SDM) adalah suatu faktor utama yang penting dalam
tiap peroses pembangunan Negara, perusahaan, maupun organisasi.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Adapun waktu yang digunakan di dalam penelitian ini selama dua bulan
setelah seminar proposal. Peneliti memilih dan menetapkan tempat penelitian pada
kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, dasar pertimbangan memilih lokasi
tersebut karena data atau pun dokumen yang sesuai dengan Implementasi
Teknologi dan Informasi di Kabupaten Pinrang dapat di peroleh darilokasi tersebut.
B. Jenisdan Tipe Penelitian
1. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, peneliti
membiarkan permasalahan – permasalahan muncul dari data dan dibiarkan
terbuka untuk interpretasi. Lalu kemudian data di kumpulkan dengan suatu
pengamatan yang seksama, mengcakup deskripsi dalam konteks yang mendetail
35
disertai catatan hasil dari wawancara yang mendalam, serta hasil analis
dokumen.
2. Tipe penelitian adalah deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang memberikan
gambaran secara jelas dan sistematis terkait dengan objek yang diteliti demi
member informasi dan data yang valid terkait dengan fakta dan fenomena yang
ada di lapangan.
C. Sumber Data
Adapun sumber data digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu:
1. Data primer, yaitu data empiris yang diperoleh dari informan berdasarkan hasil
wawancara. Jenis data yang ingin diperoleh adalah mengenai proses dalam
melihat Implementasi teknologi informasi di dinas kependudukan dan pelayanan
catatansipil Kabupaten Pinrang serta data-data lain yang dibutuhkan untuk
melengkapi penyusunan skripsi.
2. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh peneliti dari berbagai
laporan-laporan atau dokumen-dokumen yang bersifat informasi tertulis yang
digunakan dalam penelitian.
D. Informan Penelitian
Teknik Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sumpling yang
sejak awal informan telah ditentukan karena sesuai dengan topik penelitian. Adapun
jumlah informan dalam penelitian ini sebanyak 5 orang yang terdiri dari kepala
24
36
dinas kependudukandan pelayanan pencatatan sipil kabupaten pinrang, Seksi Sitem
Informasi ADM Kependudukan dinas kependudukan dan pelayanan catatan sipil
kabupaten pinrang, Seksi tata Kelola dan Sumber daya manusia teknologi Informasi
dan Komunikasi dinas kependudukan dan pelayanan catatan sipil kabupaten
pinrang, Seksi Inovasi Pelayanan dinas kependudukan dan pencatatan sipil
kabupaten pinrang, dan masyarakat. Berikut tabel informan penelitian :
Tabel 3.1 : Informan Penelitian.
No Nama Inisial JABATAN Jumlah
1. H. A. Pabisiangi,
M.Si
AP Kepala Dinas Kependudukan dan
Pelayanan Catatan Sipil
Kabupaten Pinrang
1
2. Drs. Jamaluddin JL Seksi Sitem Informasi ADM
Kependudukan
1
3. Hj. Indah Yasin,
S.Pd
IY Seksi tata Kelola dan Sumber
daya manusia teknologi Informasi
dan Komunikasi
1
4. Basri Nahirawan BN Masyarakat 1
5. Andi Ika Yuliana AI Masyarakat 1
Total Informan 5
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi yaitu, teknik pengumpulan data dengan melihat kondisi dan realitas
secara langsung di lapangan. Dengan teknikini, peneliti melakukan kunjungan
37
langsung ke lokasi penelitian yang dijadikan oleh peneliti sebagai basis
penelitian.
2. Wawancara yaitu, teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan secaralisan dan langsung (bertatapmuka) denganinforman yang telah
ditetapkan.
3. Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang bersumber dari pencatatan
informas ikhusus sepert itulisan, buku, undang-undang, dansebagainya.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menurut (Sugiyono. 2007) adalah proses penelitian yang
sangat sukar dilakukan hal ini lantaran membutuhkan kerja keras, fikiran yang
kreatif, dan kemampuan pengetahuan yang tinggi. Dalam pandangannya dalam
teknik analisis data tidak bias disamakan antara satu penelitian dengan penelitian
lainnya, terutama mengenai metode yang dipergunakan.
1. Reduksi Data
Reduksi data merupakan salah satu dari tekni kanalisis data kualitatif.
Reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat diambil. Reduksi tidak perlu
diartikan sebagai kuantifikasi data.
2. Penyajian Data
38
Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data kualitatif.
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi disusun,
sehingga memberikemungkinan akan adanya penarikan kesimpulan. Bentuk
penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan),
matriks, grafik, jaringan dan bagan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data
kualitatif. Penarikan kesimpulan adalah hasil analisis yang dapat digunakan
untuk mengambil tindakan.
G. Keabsahan Data
Salah satu yang paling penting dan mudah dalam uji keabsahan dalam
penelitian adalah dengan melakukan triangulasi. Menurut (Sugiyono 2012) teknik
pengumpulan data triangulasi yang diartikan sebagai teknik pengumpulan yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data sertasumber data
yang telahada. Menurut Sugiyono ada tiga macam triangulasi yaitu:
1. Triangulasi sumber berarti membandingkan dengan cara mengecek ulang derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui sumber yang berbeda.
Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara,
membandingkan antara apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan secara
pribadi, membandingkan hasil wawancara dengan dokumen yang ada.
2. Triangulasi Teknik yaitu menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara
mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya
39
data diperoleh dengan wawancara, lalu di cek dengan observasi, dokumentasi,
atau kuesioner. Bila dengan teknik pengujian krediblitas data tersebut,
menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih
lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan
data mana yang dianggap benar atau mungkin semuanya benar karena sudut
pandangnya berbeda-beda.
3. Triangulasi Waktu, dalam hal ini waktu juga sering kali menjadi factor yang
mempengaruhi kreadibilitas data, dari data yang dikumpulkan dengan teknik
wawancara pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah maka
narasumber juga akan memberikan data yang valid lebih kredibel, dalam hal ini
pengujian kreadibilitas dilakukan dengan cara wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu dan juga situasi yang berbeda, yang kemudian dilakukan
berulang sehingga ditemukan kepastian datanya.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
D. Deskripsi Objek Penelitian
1. Profil Kabupaten Pinrang
Kabupaten Pinrang dengan ibu kota pinrang adalah salah satu daerah
dari 23 Kabupaten/Kota yang letaknya berada di bagian barat wilayah
Provinsi Sulawesi Selatan, yang jaraknya sekitar 182 KM arau utara ibu kota
provinsi sulawesi selatan, berada pada posisi letak geografis yaitu 3°19’13”
lintang selatan dan 119°47’20” bujur timur. Kabupaten Pinrang terdiri dari 12
Kecamatan, 39 Kelurahan dan 63 Desa.
Kabupaten Pinrang memiliki luas wilayah 196.177 ha atau 1.961,77 km²
dengan batas-batas sebagai berikut:
1. Sebelah Timur : Kabupaten Sidenreng Rappang dan Enrekang
41
2. Sebelah Selatan : Kota Pare-Pare
3. Sebelah Barat : Kabupaten Polewali Mamasa Sulawesi
Barat
4. Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja
Kabupaten Pinrang memiliki garis pantai sepanjang 93 km sehingga
terdapat areal pertambakan sepanjang pantai, pada daratan rendah didomisili
oleh areal persawahan, bahkan sampai perbukitan dan pegunungan. Kondisi
ini mendukung Kabupaten Pinrang sebagai daerah potensi untuk sektor
pertanian dan memungkinkan berbagai komoditi pertanian (Tanaman
Pangan, Perikanan, Perkebunan, dan Peternakan) untuk dikembangkan.
Ketinggian wilayah 0-500 mdpl (60,41%), ketinggian 500-1000 mdpl
(19,69%) dan ketinggian 1000 mdpl (9,90%).
Jumlah penduduk Kabupaten Pinrang pada tahun 2019 sebesar
±361.295.000 jiwa terdiri atas 177.115 jiwa laki-laki dan 186.178 jiwa
perempuan dengan tingkat kepadatan penduduk mencapai 171 jiwa/km².
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu Kabupaten di Sulawesi
Selatan memiliki 12 Kecamatan yang meliputi 108 desa/kelurahan yakni 39
kelurahan dan 65 desa. Kecamatan yang berada dalam wilayah Kabupaten
Pinrang yaitu Kecamatan Suppa, Kecamatan Mattiro Sompe, Kecamatan
Lanrisang, Kecamatan Mattiro Bulu, Kecamatan Watang Sawitto, Kecamatan
Paleteang, Kecamatan Tiroang, Kecamatan Patampanua, Kecamatan Cempa,
30
42
Kecamatan Duampanua, Kecamatan Batulappa dan Kecamatan
Lembang. Kecematan Lembang merupakan Kecamatan terluas dengan luas
sekitar 733,09 Km, sementara Kecamatan Paleteang merupakan kecamatan
yang terkecil luas wilayahnya yaitu 37,29 Km dari luas Kabupaten Pinrang.
2. Visi dan Misi Pemerintah Kabupaten Pinrang
Penerintah Kabupaten Pinrang dipimpin oleh H. Andi Irwan Hamid,
S.Sos selaku bupati dan wakil bupati Drs. Alimin, M.Si dengan masa jabatan
Tahun 2019 hingga 2024. Adapun Visi, Misi dan Motto Kabupaten Pinrang
tahun 2019-2024 adalah sebagai berikut:
a. Visi :
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Pinrang yang Sejahtera, Religius,
Harmonis Mandiri dan Tangguh Mengelolah Potensi Daerah”
Makna pokok yang tersirat dalam visi Kabupaten Pinrang yaitu :
1) Masyarakat Sejahtera, Pemerintah Kabupaten Pinrang berkewajiban
menghadirkan tindakan nyata membangun kehidupan dan
penghidupan masyarakat yang lebih baik kedepanya agar
masyarakat miskin dapat berkurang kedepanya. Serta prduktivitas
dan pendapatan masyarakat meningkat, tingkat pengangguran
menurun, tingkat pendidikan masyarakat makin meningkat, derajat
kesehatan masyarakat makin meningkat, akses masyarakat makin
meningkat, akses masyarakat terhadap pelayanan publik yang di
butuhkan makin mudah serta keamanan dan kenyamanan makin
membaik.
43
2) Masyarakat Religius, Bahwa untuk kedepanya akan terbentuk
atmosfer kehidupan kerohanian msyarakat bersama Pemerintah
Kabupaten Pinrang yang semakin bernilai ketaqwaan, Amal dan
Ibadah sebagai buah dari meningkatnya suatu iman dan moralitas.
3) Masyarakat Harmonis, Terwujudnya ketentraman hidup
masyarakat, karena terbangunya tatanan kehidupan yang memiliki
sikap kebersamaan , persaudaraan, kepedulian, dan kesetiakawanan
sosial serta mencintai kearifal lokal.
4) Masyarakat Mandiri dan Tangguh, Terciptany kondisi semangat
gotong royong kemampuan beradaptasi serta tanggap terhadap
perubahan sosial, ekonomi dan ekologi.
5) Pengelolaan Potensi Daerah, pemerintah Kabupaten Pinrang dan
Masyarakat mengolah potensi unggulan daerah pada sektor
pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan yang mampu
memberikan kesejahteraan serta meningkatkan masyarakat yang
berkemajuan daerah secara berkelanjutan.
b. Misi
Misi Pemerintah Kabupaten Pinrang 2019-2024 :
1) Memantapkan sistem Birokrasi yang baik dan akuntebel,
beriorientasi pelayanan prima yang didukung dengan teknologi
informasi dan komunikasi (E-GOVERNANCE).
2) Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui optimalisasi
pelayanan dasar dibidang pendidikan dan kesehatan.
44
3) Memperkuat peran lembaga ke-Agamaan, lembaga Adat, lembaga
sosial kemasyarakatan, organisasi politik, PKK, Kepemudaan dan
Pers dalam mendukung `upaya-upaya pembangunan daerah secara
umum, dan pembangunan ahklak, moral, karakter, seni-budaya serta
penguat kesetiakawanan sosial secara khusus.
4) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan kawasan
produksi pertanian, peternakan,perkebunan dan peikanan serta
pemberdayaan koperasi, UMKM, industri kecil industry skala
rumah tangga, jasa ekonomi kreatif dan parwisata dengan
mengandalkan partisipasi masyarakat dalam rangka peningkatan
produktivitas menumbuhkan kemandirian dan peningkatan
kesejahteraan secara berkelanjutan.
5) Melanjutkan, mengembangkan, memperbaiki, memelihara dan
mengatasi kesenjagan infrastruktur dan sarana/ prasarana publik,
terutama diwilayah pengunungan pinrang Utara.
6) Meningkatkan kemampuan masyarakat bersama pemerintah
mengolasumberdaya alam dan lingkungan hidup dalam rangka
pelestarian ekosistem, pengurangan resikobencana dan adaptasi
perubahan iklim.
7) Membangun sekolah tinggi pertanian (Anggrokompleks) yang
ditunjang dengan teknologi informasi sebagai pusat pendidikan
pelatihan dan pengembangan pertanian terapan dalam upaya
mendukung kabupaten Pinrang sebagai poros utama pemenuhan
45
pangan Nasional Serta Kawasan pengembangan Ekonomi sejumlah
komoditas unggulan.
c. MOTTO:
“PINRANG BERSERI (Pinrang Bersih, Sehat, Elok, Rapih dan Indah)”
Gambar. 4.1
3. Profil Dinas kependudukan dan Pelayanan Catatan Sipil Kabupaten
Pinrang.
Dinas Kependudukan dan Pelayanan Catatan Sipil Kabupaten Pinrang
Beralamat Di Jalan Jend. Soekawati, No 40, Kelurahan Maccorawalie,
Kecamatan Wattang Sawitto, Kabupaten Pinrang. Dinas Kependudukan dan
46
Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang Di Kepalai Oleh H. A. PABISEANGI
M.Si dan Sekertaris Hj. Darna, SE.
a. Visi dan Misi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten
Pinrang
Adapun Visi dari Dinas Kependudukan dan Catatan SIpil Kabupaten
Pinrang yang merupakan kesinambungan dari visi Kabupaten Pinrang Secara
Umum yakni “ Menjadikan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Terbaik
Dalam Pelayanan dan Tertib Administrasi Melalui Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan (SIAK ) di Sulawesi Selatan”.
Untuk mewujudkan visi tersebut dan demi tercapainya pelayanan
administrasi kependudukan yang maksimal sesuai yang di harapkan, maka
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kab. Pinrang kemudian merumuskan
misi dalam rangka pencapaian visi tersebut sebagai berikut :
a. Meningkatkan Sumber Daya Manusia ( SDM ) Aparatur.
b. Menciptakan Pelayanan Prima Terpadu Satu Pintu.
c. Mewujudkan Sumber Informasi Kependudukan yang Akurat Bag
Publik dan Pemerintah.
47
d. Meningkatkan Tertib Administrasi Kependudukan.
Gambar. 4.2
b. Struktur Organisasi serta tugas pokok dan fungsi Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang
Organisasi merupakan struktur tata pembagian kerja dan struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang
bekerjasama secara teratur untuk bersama-sama mencapai suatu tujuan yang
telah ditetapkan.Sehubungan dengan itu, perlunya struktur dalam suatu
organisasi adalah untuk memberikan gambaran yang jelas tentang kedudukan
tiap-tiap personil dalam organisasi, tugas-tugas yang harus dilaksanakan serta
wewenang dan tanggung jawab.
Organisasi merupakan perpaduan secara sistematis dari bagian-bagian
yang saling berkaitan untu k membentuk suatu kesatuan yang bulat melalui
kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang
48
telah ditetapkan. Adapun susunan organisasi Dinas Kependudukan dan
Catatan SIpil Kabupaten Pinrang terdiri atas:
a. Kepala Dinas
b. Sekretariat
- Sub Bagian Perencanaan
- Sub Bagian Keuangan
- Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
c. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk
- Seksi Identitas Penduduk
- Seksi Pindah Datang Penduduk
- Seksi Pendataan Penduduk
d. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil
- Seksi Kelahiran
- Seksi Perkawinan dan Perceraian
- Seksi perubahan status anak, pewarganegaraan dan kematian
e. Bidang Pengelolahan Informasi Adm. Kependudukan
- Seksi Sistem Informasi Adm. Kependudukan
- Seksi SIstem Pengelolahan dan Penyajia Data Kependudukan
- Seksi Sistem Tata Kelola Sumber Daya Manusia tekno. Info. Dan
Kom.
f. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan
- Seksi Kerjasama
- Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan
49
- Seksi Inovasi Pelayanan
g. UPTD
h. Fungsional
Gambar. 4.3
Struktur Organisasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kabupaten Pinrang
Adapun tugas pokok dan fungsi pada struktor organisasi di dinas
kependudukan dan catatan sipil Kabupaten Pinrang ialah sebagai berikut:
a. Kepala Dinas
1. Kepala Dinas mempunyai tugas membantu Bupati
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang
Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil yang
50
menjadi kewenangan Daerah dan tugas pembantuan yang
diserahkan oleh Bupati kepadanya.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Dinas menyelenggarakan
fungsi:
a. perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
b. pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang
administrasi kependudukan dan pencatatan sipil;
c. pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan urusan
pemerintahan bidang administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil;
d. pelaksanaan administrasi Dinas; dan
e. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
b. Sekretariat
1. Sekretariat mempunyai tugas membantu Kepala Dinas dalam
melaksanakan koordinasi kegiatan, memberikan pelayanan
teknis dan administrasi penyusunan program, perencanaan,
pelaporan, umum, kepegawaian dan keuangan dalam lingkup
Dinas.
1. Untuk melaksanakan tugas Sekretaris menyelenggarakan
fungsi :
a. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkup Dinas;
51
b. pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan dalam
lingkup Dinas;
c. pengoordinasian urusan umum dan kepegawaian dalam
lingkup Dinas;
d. pengoordinasian pengelolaan administrasi keuangan dalam
lingkup Dinas; dan
e. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Subbagian perencanaan
1. Subbagian Perencanaan dipimpin oleh Kepala Subbagian yang
mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan
bahan dan melakukan penyusunan perencanaan, penyajian
data dan penyusunan laporan.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Subbagian Perencanaan
menyelenggarakan fungsi :
a. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkup
Subbagian Perencanaan;
b. pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan pada
Subbagian Perencanaan;
c. pengoordinasian pengelolaan administrasi Subbagian
Perencanaan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
52
d. Subbagian Umum dan Kepegawaian
1. Subbagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh Kepala
Subbagian yang mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam
mengumpulkan bahan dan melakukan urusan ketatausahaan,
pelayanan informasi, administrasi pengadaan, pemeliharaan
dan penghapusan barang, urusan rumah tangga serta
mengelola administrasi kepegawaian lingkup Dinas.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Subbagian Umum dan
Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkup
Subbagian Umum dan Kepegawaian;
b. pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan pada
Subbagian Umum dan Kepegawaian;
c. pengoordinasian pengelolaan administrasi Subbagian
Umum dan Kepegawaian; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
e. Subbagian Keuangan
1. Subbagian Keuangan dipimpin oleh Kepala Subbagian yang
mempunyai tugas membantu Sekretaris dalam mengumpulkan
bahan dan melakukan pengelolaan administrasi dan pelaporan
keuangan dalam lingkup Dinas.
53
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Subbagian Keuangan
menyelenggarakan fungsi:
a. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkup
Subbagian Keuangan;
b. pengoordinasian penyusunan program dan pelaporan pada
Subbagian Keuangan;
c. pengoordinasian pengelolaan administrasi Subbagian
Keuangan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
f. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk
1. Bidang Pelayanan Pendaftaran Penduduk dipimpin oleh
Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis dan pelaksanaan kebijakan di bidang pelayanan
pendaftaran penduduk.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Bidang Pelayanan
Pendaftaran Penduduk menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan bidang Pelayanan Pendaftaran
Penduduk;
54
b. pembinaan, Pengoordinasian, Pengendalian dan
Pengawasan program dan kegiatan bidang Pelayanan
Pendaftaran Penduduk;
c. penyelenggaraan, monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas
program dan kegiatan bidang Pelayanan Pendaftaran
Penduduk; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
g. Seksi Identitas Penduduk
1. Seksi Identitas Penduduk dipimpin oleh seorang Kepala Seksi
yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
melakukan penyiapan bahan perencanaan, perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta pelayanan
dan penerbitan dokumen pendaftaran penduduk.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Identitas Penduduk
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Identitas Penduduk;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Identitas
Penduduk;
55
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Identitas Penduduk; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
h. Seksi Pindah Datang Penduduk
1. Seksi Pindah Datang Penduduk dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
menyelenggarakan pendaftaran dan registrasi penduduk dalam
skala kabupaten.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Pindah Datang
Penduduk menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Pindah Datang Penduduk;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Pindah Datang
Penduduk;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Pindah Datang Penduduk; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
i. Seksi Pendataan Penduduk
56
1. Seksi Pendataan Penduduk dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam mengelola
dan menerbitkan kartu keluarga dan kartu tanda penduduk.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Pendataan Penduduk
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Pendataan Penduduk;
b. pembinaan, Pengoordinasian, Pengendalian dan
Pengawasan program dan kegiatan Seksi Pendataan
Penduduk;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Pendataan Penduduk; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
j. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil
1. Bidang Pelayanan Pencatatan Sipil dipimpin oleh Kepala
Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala Dinas
dalam menyelenggarakan pelayanan pencatatan Sipil dalam
sistem administrasi kependudukan.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Bidang Pelayanan
Pencatatan Sipil menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan bidang Pelayanan Pencatatan Sipil;
57
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan bidang Pelayanan
Pencatatan Sipil;
c. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas
program dan kegiatan bidang Pelayanan Pencatatan Sipil;
dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
k. Seksi Kelahiran
1. Seksi Kelahiran dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan Pencatatan
Pengangkatan Anak, Pengakuan Anak, Pengesahan Anak,
Melaksanakan Pencatatan Perubahan Nama, Perubahan Status
Kewarganegaraan, Peristiwa Penting Lainnya, Pencatatan
perubahan dan pembatalan Akta Pencatatan Sipil penerbitan
dokumen Pencatatan Sipil dan penatausahaan.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Kelahiran
menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Kelahiran;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Kelahiran;
58
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Kelahiran; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
l. Seksi Perkawinan dan Perceraian
1. Seksi Perkawinan dan Perceraian dipimpin oleh Kepala Seksi
yang mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam
mengelola dan menerbitkan Akta Pencatatan Sipil.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Perkawinan dan
Perceraian menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Perkawinan dan Perceraian;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Perkawinan dan
Perceraian;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas seksi
Perkawinan dan Perceraian; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian
1. Seksi Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian
dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu
59
Kepala Bidang memberikan pelayanan perubahan status anak,
perwarganegaraan dan kematian.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Perubahan Status
Anak, Pewarganegaraan dan Kematian menyelenggarakan
fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Perubahan Status Anak,
Pewarganegaraan dan Kematian;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Perubahan Status
Anak, Pewarganegaraan dan Kematian;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Perubahan Status Anak, Pewarganegaraan dan Kematian;
dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
n. Bidang Pengelolaan Administrasi Kependudukan
1. Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan
dipimpin oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas
membantu Kepala Dinas dalam melakukan pengelolaan data
kependudukan dan melaksanakan Administrasi
Kependudukan dan Pencatatan Sipil.
60
2 Untuk melaksanakan tugas Kepala Bidang Pengelolaan
Informasi Administrasi Kependudukan menyelenggarakan
fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Bidang Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Bidang Pengelolaan
Informasi Administrasi Kependudukan;
c. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas
program dan kegiatan Bidang Pengelolaan Informasi
Administrasi Kependudukan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
o. Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan
1. Seksi Sistem Informasi Administrasi Kependudukan dipimpin
oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang dalam melakukan pengelolaan data kependudukan dan
pengelolaan data Pencatatan Sipil.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan menyelenggarakan fungsi:
61
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Sistem Informasi Administrasi
Kependudukan;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Sistem Informasi
Administrasi Kependudukan;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Sistem Informasi Administrasi Kependudukan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
p. Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan
1. Seksi Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan dipimpin
oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu Kepala
Bidang dalam melakukan penyiapan bahan perencanaan,
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan koordinasi serta
pelaksanaan pengolahan dan penyajian data kependudukan.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Pengolahan dan
Penyajian Data Kependudukan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Pengolahan dan Penyajian
Data Kependudukan;
62
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Pengolahan dan
Penyajian Data Kependudukan;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Pengolahan dan Penyajian Data Kependudukan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
q. Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia Teknologi, Informasi
dan Komunikasi.
1. Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia Teknologi,
Informasi dan Komunikasi dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan
penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis,
pembinaan, koordinasi dan pelaksanaan tata kelola teknologi
informasi dan komunikasi serta sumber daya manusia
teknologi informasi dan komunikasi.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Tata Kelola dan
Sumber Daya Manusia Teknologi, Informasi dan Komunikasi
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Tata Kelola dan Sumber Daya
Manusia Teknologi, Informasi dan Komunikasi;
63
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Tata Kelola dan
Sumber Daya Manusia Teknologi, Informasi dan
Komunikasi;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Tata Kelola dan Sumber Daya Manusia Teknologi,
Informasi dan Komunikasi; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
r. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan
1. Bidang Pemanfaatan Data dan Inovasi Pelayanan dipimpin
oleh Kepala Bidang yang mempunyai tugas membantu Kepala
Dinas dalam melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan
teknis dan pelaksanaan kebijakan di Bidang Pemanfaatan Data
dan Inovasi Pelayanan Administrasi Kependudukan.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Bidang Pemanfaatan Data
dan Inovasi Pelayanan menyelenggarakan fungsi :
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Bidang Pemanfaatan Data dan
Inovasi Pelayanan;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Bidang Pemanfaatan
Data dan Inovasi Pelayanan;
64
c. penyelenggaraan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas
program dan kegiatan Bidang Pemanfaatan Data dan
Inovasi Pelayanan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
s. Seksi Kerja Sama
1. Seksi Kerjasama dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai
tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan pendataan
Dokumen Kependudukan dan pencatatan skala kabupaten.
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Kerjasama
menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Kerjasama;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Kerjasama;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas seksi
Kerjasama; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
t. Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan
1. Seksi Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan
dipimpin oleh Kepala Seksi yang mempunyai tugas membantu
Kepala Bidang dalam melakukan penyiapan bahan
65
perencanaan, perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan
koordinasi serta pelaksanaan pemanfaatan data dan dokumen
kependudukan ;
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Pemanfaatan Data
dan Dokumen Kependudukan menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Pemanfaatan Data dan
Dokumen Kependudukan;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan
pengawasan program dan kegiatan Seksi Pemanfaatan Data
dan Dokumen Kependudukan;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas seksi
Pemanfaatan Data dan Dokumen Kependudukan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
u. Seksi Inovasi Pelayanan
1. Seksi Inovasi Pelayanan dipimpin oleh Kepala Seksi yang
mempunyai tugas membantu Kepala Bidang dalam melakukan
penyiapan bahan perencanaan, perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan koordinasi serta pelaksanaan inovasi
pelayanan administrasi kependudukan;
2. Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi Inovasi Pelayanan
menyelenggarakan fungsi:
66
a. penyusunan kebijakan teknis dan penyelenggaraan tugas
program dan kegiatan Seksi Inovasi Pelayanan;
b. pembinaan, pengoordinasian, pengendalian dan pengawasan
program dan kegiatan Seksi Inovasi Pelayanan;
c. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan tugas Seksi
Inovasi Pelayanan; dan
d. penyelenggaraan fungsi lain yang diberikan oleh pimpinan
sesuai dengan tugas dan fungsinya.
c. Jenis-Jenis Pelayanan di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Pinrang
Adapun jenis pelayanan yang ada atau dilakuakan di Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang sebagai berikut :
1. Pelayanan Pencatatan Sipil
a. Pelayanan Akta Kelahiran
b. Pelayanan Akta Kematian
c. Pelayanan Akta Perkawinan
d. Pelayanan Akta Perceraian,
e. Pelayanan Akta Pengakuan Anak,
f. Pelayanan Akta Pengesahan Anak,
g. Pelayanan Pencatatatan Pegangkatan Anak
h. Pelayanan Pencatatan Perubahan Nama
2. Pelayanan Pendaftaran Penduduk
a. Pelayanan Kartu Keluarga (KK)
67
b. Pelayanan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
c. Pelayanan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT)
d. Pelayanan Surat Keterangan Pindah WNI
e. Pelayanan Surat Keterangan Datang WNI
f. Pelayanan Surat Keterangan Pindah WNA dalam Wilayah NKRI
g. Pelayanan Surat Keterangan Datang WNA dalam Wilayah NKRI
h. Pelayanan Surat Keterangan Pindah ke Luar Negeri (SKPLN)
i. Pelayanan Surat Keterangan Datang dari Luar Negeri (SKDLN).
E. Implementasi Teknologi Informasi di Dinas Kependudukan dan
Pelayanan Pencatatan Sipil
Implementasi Teknologi dan Informasi di Dinas Kependudukan dan
Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang Merupakan Suatu Pelayanan
Publik Berbasis Elektronik Untuk Mempermudah Masyarakat Mendapatkan
Pelayanan yang Prima dan Efisien. Berikut adalah hasil wawancara Kepala
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang:
“Teknologi Informasi sudah sejak dulu mulai diterapkan di Kabupaten
Pinrang Terutama di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Pemerintah Daerah Implementasi teknologi ini untuk menciptakan
pelayanan yang prima dan efisien sehingga masyarakat lebih mudah dan
nyaman dalam pengurusan dalam hal ini pengurusan data kependudukan
seperti KTP-el, Kartu Keluarga, Akta Kelahiran dan dokumen-dokumen
Lainnya”.(Wawancara AP, tanggal 16/10/2019).
Berdasarkan pada hasil wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa
Implementasi Teknologi dan informasi di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang merupakan suatu peningkatan inovasi
pelayanan yang dilahirkan Pemerintah Kabupaten Pinrang untuk
68
memudahkan masyarakat dalam pengurusan data kependudukan serta
memberikan kenyamanan kepada masyarakat.
“Upaya yang dilakukan oleh staf atau apratur sipil yang bertugas di dinas
kependudukan dan pencatatan sipil dalam menyukseskan pelayanan
berbasis elektronik yakni dengan menyediakan sarana dan prasarana yang
dapat menunjang pelayanan administratif, dan menata sedemikian rupa
ruangan sehingga masyarakat mudah dalam melaksanakan pengurusan
data kependudukan.”(Wawancara AP tanggal 17/10/2019).
Merangkak dari wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa sarana dan
prasarana sangat menunjang terselangaranya pelayanan publik berbasis
elektronik sehingga dapat terlaksananya pelayanan yang baik dan efisien
dalam pengurusan data kependudukan.
1. Hardwere (Perangkat keras)
Pelayanan publik berbasis elektronik harus memiliki sarana penunjang
terlaksananya pelayanan itu sendiri sehingga dapat menciptakan pelayanan
yang efisien dan transparan nah salah satu sarana yang mendukung
terlaksananya adalah perangkat keras dalam hal ini perangkat keras yang di
maksud adalah peralatan pemasukan data, peralatan penyajian data, peralatan
penyimpanan data dan peralatan pengolahan data. Berikut adalah hasil
wawancara penulis dengan seksi sistem informasi ADM kependudukan :
“Pengembangan inovasi pelayanan berbasis elektronik di dinas
kependudukan di dukung dengan adanya sarana yang menjadi alat
untuk melakuakan perekaman data seperti komputer yang berhubungan
dengan komputer yang lain dalam satu ruangan, modem wifi untuk
komputer dapat mengankses internet dan terhubung langsung ke pusat”.
(wawancara JL tanggal 22/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa selain sarana dan
prasarana juga di perlukan koneksi internet untuk mengakses internet dan
69
menghubungkan dari server yang satu ke server yang lain, serta dapat
mengakses perkaman menggunakan sistem online.
Implementasi teknologi informasi tersebut sangatlah dibutuhkan yang
namanya hadware atau kata lain perangkat keras. Hadware merupakan
perangkat keras dari komputer. Pelayanan yang menghubungankan komputer
satu dengan yang lain membutuhkan sebuah jaringan, seperti LAN (jaringan
menggunakan kabel) dan WAN (jaringan tanpa kabel) dalam pelayanan
berbasis elektronik itu sendiri biasanya mengunakan jaringan LAN (Local
Area Networking) digunakan untuk menghubungkan komputer dengan
komputer yang lainnya. Berikut wawancara peneliti dengan seksi sistem
informasi ADM beliau mengungkapkan :
“Pelayanan berbasis elektronik kami menggunakan suatu perangkat
keras yang standar, yang pertama dalam hal pelayanan kami
menggunakan komputer dengan kualifikasi tertentu, kedua kami
menggunakan koneksi internet seperti modem dan wifi untuk
mempermudah dan mempercepat masyarakat dalam hal pelayanan
pengurusan data kependudukan”. (wawancara JL tanggal 22/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan berbasis
teknologi informasi tidak jauh dari media pendukung elektronik seperti
komputer, modem, dan wifi. Untuk mempercepat dan mempermudah
pelayanan kepada masyarakat.
Dalam pelayanan berbasis elektronik banyak steak holder yang
menunjang terlaksananya implementasi teknologi informasi, seperti dalam
penggunaan perangkat keras, maksimalmnya kinerja pelayanan berbasis
elektronik pasti memerlukan tenaga khusus dalam hal ini oprator, adapun
70
hasil wawancara dengan seksi tata kelola sumber daya manusia, teknologi,
informasi, dan komunikasi :
“Untuk menerapkan pelayanan berbasis teknologi informasi pasti
membutuhkan ASN yang berperan penting dalam menyukseskan
pelayanan berbasis teknologi yaitu pemerintah daerah Kabupaten
Pinrang, kepala dinas kependudukan dan pelayanan pencatatan sipil
Kabupaten Pinrang, serta stakeholder – stakeholder yang bertugas di
Dinas Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten
Pinrang”(wawancara IY tanggal 16/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa pemerintah daerah,
kepala dinas dan ASN yang bertugas berperan penting dalam pelakasanaan
pelayanan berbasis elektronik di Dinas Kependudukan dan Pelayanan
Pencatatan Sipil.
Perangkat keras yang dimasukkan kedalam proses pelayanan berbasis
teknologi adalah kompter, dengan komputer semua aktifitas perekaman data,
pengimputan data, dan penyimpanan data bisa di lakukan dengan mengaitkan
komputer dengan komputer yang ada. Dengan pastinya banyak alat yang
saling mendukung untuk menyukseskan pelayanan berbasis elektronik.
Berikut merupakan hasil wawancara dengan kepala seksi sistem informasi
ADM kependudukan :
“Pelayanan berbasis teknologi informasi pasti selalu berhubungan
dengan perangkat keras, dalam hal ini yang termasuk kedalam
perangkat keras yakni komputer, komputer juga pasti memerlukan
sarana yang mendukung tercapainya pelayanan berbasis elektronik,
adapun sarana yang terkait dalam perekaman data kependudukan yaitu:
signitur pad merupakan alat yang digunakan untuk perekaman tanda
tangan, finger print merupakan alat yang digunakan untuk merekam
sidik jari, iris scanner merupakan alat yang digunakan untuk merekam
kelopak mata, dan camera canon D1200 merupakan alat yang
digunakan untuk merekam gambar wajah. (wawancara JL tanggal
22/10/2019).
71
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa selain dengan
perangkat keras komputer ada beberapa alat pendukung terlaksananya
pelayan publik berbasis elektronik, sehingga terciptanya pelayanan yang
prima dan efisien dan tidak lagi mengunakan peralatan yang manual. Berikut
hasil wawancancara penulis dengan seksi tata kelola dan sumber daya
manusia teknologi informasi dan komunikasi :
“Meningkatkan kualitas dari pelayanan merupakan sebuah kebanggaan
bagi kami apa lagi dalam pelayanan berbasis elektronik, namun dalam
proses pelayanan berbasis elektronik kami juga sering mendapatkan
kendala, seperti padamnya arus listrik yang tidak terduga sehingga kami
memerlukan waktu beberapa menit untuk menunggu mengoptimalkan
kembali perangkat-perangkat elektronik, keterbatasan belangko KTP-
el juga menjadi kendala kami sehingga masayarakat terkadang harus
menunggu beberapa hari untuk menyelesiakan KTP-el tersebut,
koneksi internet juga sering menjadi kendala dikarenakan jaringan yang
lemah atau lemot sehingga kami terkadang agak lambat menyelesaikan
suatu data kependudukan”. (Wawancara IY tanggal 16/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulakn bahwa dalam pengurusan
data kependudukan tidak selamanya berjalan dengan lancar atau dengan apa
yang di inginkan sering terjadi kendala yang ringan dan bahkan kendala yang
berat.
Pelayanan publik berbasis teknologi informasi harus memiliki interaksi
komunikasi antara penyedia pelayanan publik dengan masyarakat maupun
apratur apratur yang berkaitan dengan implementasi teknologi informasi.
Berikut adalah hasil wawancara penulis dengan seksi sistem informasi ADM
kependudukan :
“Pengembangan inovasi pelayanan teknologi informasi di dinas
kependudukan memiliki sarana dan prasarana mendukung sehingga
komunikasi antara masyarakat dengan apratur sipil negara yang
bertugas di dinas kependuduakan berjalan dengan apa yang semestinya
72
sehingga dapat memuaskan masyarakat yang mengurus data
kependudukan”. (wawancara JL tanggal 22/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa selain sarana dan
prasarana juga di perlukan interaksi komunikasi yang baik untuk menunjang
terlaksananya pelayanan publik yang baik dan efisien, sehingga masyarakat
yang melakukan aktifitas pengurusan data merasakan kenyamanan.
Implementasi Teknologi informasi dalam pengurusan data
kependudukan sangatlah dibutuhkan komunikasi yang baik sehingga
menunjang terjadinya interaksi sosial didinas kependudukan salah satunya
interaksi operator dengan masyarakat. Berikut wawancara peneliti dengan
seksi sistem informasi ADM beliau mengungkapkan :
“Pelayanan berbasis teknologi informasi apratur sipil negara yang
bertugas harus memiliki skill berupa skill teknologi yang baik sehingga
masyarakat mudah berinteraksi sewaktu mengurus di dinas
kependudukan dan pencatatan sipil”. (wawancara JL tanggal
22/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pelayanan berbasis
Teknologi informasi dapat berjalan dengan baik ketika apratur sipil negara
mampu mengolah data baik sehingga masyarakat dapat melakukan
pengurusan data kependudukan di dinas kependudukan dan pelayanan catatan
sipil kabupaten pinrang.
Dalam pelayanan berbasis teknologi informasi banyak steak holder
yang menunjang terlaksananya Teknologi informasi , seperti dalam
penggunaan perangkat keras, maksimalmnya kinerja pelayanan berbasis
elektronik pasti memerlukan tenaga khusus dalam hal ini oprator, adapun
hasil wawancara dengan seksi tata kelola sumber daya manusia, teknologi,
informasi, dan komunikasi :
73
“Pelayanan berbasis Teknologi informasi pasti membutuhkan ASN
yang berperan penting dalam menyukseskan teknologi informasi yaitu
pemerintah daerah Kabupaten Pinrang, kepala dinas kependudukan dan
pelayanan pencatatan sipil Kabupaten Pinrang, serta stakeholder –
stakeholder yang bertugas di Dinas Kependudukan dan Pelayanan
Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang”(wawancara IY tanggal
16/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat di simpulkan bahwa pemerintah daerah,
kepala dinas dan ASN yang bertugas berperan penting dalam pelakasanaan
pelayanan berbasis elektronik di Dinas Kependudukan dan Pelayanan
Pencatatan Sipil.
2. Softwere (Perangkat Lunak)
Perangkat lunak atau software merupakan sebuah program untuk
menjalankan perangkat keras komputer. Berdasarkan hasil wawancara dengan
bapak Kepala Dinas kependudukan dan pelayanan catatan sipil AP:
“Program komputer yang digunakan di Dinas Kependudukan dan
pelayanan pencatatan sipil berupa Microsoft Windows XP 2007,
sedangkan program aplikasi yang sering digunakan adalah Microsoft
Office Word, Microsoft Office Excel dan terdapat aplikasi khusus yang
di gunakan” (Wawancara AP 17/10/2019).
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pengolahan data oleh Perangkat
dinas kependudukan dan pelayanan catatan sipil dilakukan melalui
serangkaian prosedur yaitu dengan mengumpulkan data-data, manipulasi
data, penyimpanan data serta penyiapan atau penampilan data. Data
dimasukkan untuk diolah menjadi informasi. Selanjutnya informasi tersebut
disajikan ke dalam bentuk hard copy dan disimpan dalam bentuk soft copy
yang siap digunakan apabila sewaktu-waktu dibutuhkan.
Perangkat keras dalam hal pegurusan data kependudukan sangat
memiliki peran yang penting dikarenakan ketika pengoprasian perangkat
74
keras komputer (hardwere) pasti memerlukan aplikasi yang dalam hal ini
softwere berikut hasil wawancara dengan seksi tata kelola sumber daya
manusia, teknologi, informasi, dan komunikasi :
“Pengurusan data kependudukan di dinas kependudukan dan pelayanan
catatan sispil memerlukan yang namanya aplikasi dalam komputer
salah satunya yaitu microsoft word, dalam pengaplikasian microsoft
word memiliki kegunaan seperti pengetikan data atau pengimputan data
lalu kemudian di berikan kepada oprator sehingga oprator mengimput
ke dalam blangko kependudukan” (Wawancara IY tanggal 16/10/2019)
Merangkak dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa selain
perangkat keras komputer juga memerlukan berbagai aplikasi dalam
pengurusan data kependudukan salah satunya yaitu microsoft word sehingga
oprator atau ASN yang bertugas dalam mengurus data kependudukan dapat
lebih mudah dalam menyelesaikan tugasnya.
Dalam pengurusan data kependudukan softwere tidak hanya
menggunakan satu aplikasi juga menggunakan aplikasi dasar seperti
microsoft excel berikut merupakan hasil wawancara dengan seksi inovasi
pelayanan di Dinas kependudukan dan pelayanan catatan sipil:
“Dalam perangkat lunak selain pengola data juga memerlukan
pengelola angka seperti microsft excel, microsft excel merupakan salah
satu aplikasi dalam komputer yang kami gunakan sebagai pengola data
untuk merekap jumlah penduduk”. (Wawancara JL tanggal
22/10/2019).
75
Mengangkat dari hasil wawancara-wawancara sebelumnya dapat
disimpulkan bahwa selain perangkat keras, dalam softwere juga
menggunakan aplikasi yang namanya microsoft excel sehingga apratur sipil
yang bertugas dalam mengurus data kependudukan mudah dalam merekap
jumlah penduduk yang ada di Kabupaten Pinrang.
3. Sumber Daya
Sumber daya manusia merupakan salah satu hal terpenting dalam
organisasi, untuk menjalankan pelayanan berbasis Teknologi informasi
tentunya sangat di perlukan yang namanya sumber daya manusia, untuk
menjalankan semua aktivitas, dan tentunya sikap pelaksana akan dinilai dari
respon yang di berikan, apa bila pelaksanaan menerapkan kebijakan
Teknologi Informasi dengan baik maka akan mendapatkan respon yang
positif dan begitupun sebaliknya.
Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang sangat
dipengaruhi oleh perkembangan elektronik di era moderen ini, keterkaitan
Teknologi informasi dengan Sumber Daya Manusia (SDM) satu kesatuan
yang tidak bisa di pisahkan di karenakan elektronik tanpa keahlian dari
manusia sama halnya dengan hampa begitupun dengan adanya keahlian
manusia tanpa di barengi dengan perkembangan elektronik di era moderen
ini. Berikut wawancara dengan seksi tata kelola sumber daya manusia, tekno,
info, dan kom :
“Teknologi informasi di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kabupaten Pinrang sumber daya manusia (SDM) sangat mendukung
keterlangsungan dalam Teknologi informasi begitupun yang di
kemukakan oleh seksi tata kelola sumber daya manusia, tekno, info, dan
76
kom Hj. Indah Yasin, S.pd bahwa sumber daya manusia sangat
berkaitan dengan Teknologi informasi di dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang” (Wawancara, IY tanggal
16/10/2019).
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa dalam
Implementasi teknologi keterkaitan dengan sumber daya manusia adalah satu
kesatuan yang tidak dapat di pisahkan karena hal tersebut saling mendukung
dalam menerapkan pelayanan berbasis elektronik terutama dalam pengurusan
data kependudukan sehingga menciptakan pelayanan yang prima dan efisien.
Adapun hasil wawancara yang di ungkapkan oleh Kepala Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang :
“Meningkatkan kinerja apratur sipil negara (ASN) terkait dalam sumber
daya manusia (SDM) banyak hal yang telah dilakukan selama ini
terutama keterkaitan sumber daya manusia (SDM) dengan Teknologi
informasi dengan ini dilakukan pelatihan terkhusus kepada staf atau
oprator dalam meningkatkan kinerja tentang pelayanan berbasis
elektronik, selain itu kami juga melakukan pemantauan dan
mengarahkan kepada staf untuk meningkatkan kinerjanya terutama
ramah terhadap masyarakat.”(Wawancara AP tanggal 17/10/2019)
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa selain
sarana dan prasarana sumber daya manusia (SDM) juga sangat berhubungan
dengan keterlangsungan pelayanan berbasis elektronik serta pemahaman
apratur tentang Teknologi informasi. Adapun hasil wawancara dari salah satu
masyarakat yang pernah berkunjung dan melakukan pengurusan data
kependudukan :
“Memaksimalkan mutu pelayanan data kependudukan didinas
kependudukan dan pencatatan sipil harus selalu mangambil acuan dari
keritikan masyarakat, dalam wawancara dengan masyarakat yang
mengurus data kependudukan menurut mereka pelayanan berbasis
elktronik di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, sudah cuku
memadai dari segi konsep dalam ruangan, karena segala sarana dan
prasarana sudah sangat memadai mulai dari sistem antrian yang
berbasis elektronik dan papan informasi nomor antrian, sound sistem
dan alat untuk mengimput data seperti kamera dan bantalan sidik jari
77
dan tanda tangan dengan sistem elektronik”. (Wawancara BN tanggal
21/10/2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
pengembangan pelayanan publik berbasis elektronik harus berdasarkan
kepada tingkat kepuasan masyarakat, dalam hal pelayanan berbasis elektronik
masyarakat merasakan kenyamanan dalam mengurus data terkhusus dalam
pengurusan data kependudukan, dalam Teknologi informasi pelayanan pasti
ada kekurangan dan kelebihan di dinas kependudukan dan pencatatan sipil,
berikut adalah hasil wawancara dengan masyarakat :
“Menurut masyarakat yang penulis ambil keterangannya dalam hal
pelayanan berbasis elektronik dinas kependudukan masih ada yang
kurang memadai seperti jumlah alat untuk mengimput data masih
minim, dan belum menyediakan pendaftaran data kependudukan dalam
bentuk layanan berbasis internet, untuk memaksmalkan bentuk
pelayanan berbasis elektronik pemerintah daerah khususnya dinas
kependudukan dan pecatatan sipil kabupaten pinrang sebaiknya
memnerapkan inovasi atau trobosan, untuk memaksimalkan pelayanan
berbasis elektronik pemerintah menyiapkan lawanan atau link dalam
pendaftaran data kependudukan”. (Wawancara AI tanggal 21/10/2019).
Beranjak dari hasil wawancara sebelmnya, hasil wawancara diatas dapat
disimpulkan bahwa kepuasan masyarakat dalam melakukan pengurusan data
kependudukan belum pada tahap yang sangat puas karena kekurangan dari
segi banyaknya alat perekaman data dan masyarakat belum merasakan
teransparansi dari pengurusan data karena belum tersedianya website atau
link untuk pengurusan data kependudukan. Berikut hasil wawancara peneliti
dengan seksi tata kelola dan sumber daya manusia, teknologi informasi dan
komunikasi :
“Pemilihan sumber daya manusia (SDM) pengelolah sistem pelayanan
berbasis elektronik, baik itu oprator, tim teknisi sistem pelayanan dan
78
pegawai pengelola pelayanan berbasis elektronik, tentunya kami
melakukan seleksi terlebih dahulu, kita memilih SDM yang mampu
bekerja dengan sebaik baiknya, penuh tanggung jawab serta dapat
berjomitmen kerja dalam melayani masyarakat yang akan melakukan
pengurusan data kependudukan”. (Wawancara IY, 16/10/2019)
Hasil wawancara di atas kita lihat bahwa memang dalam menjalankan
Teknologi informasi pelayanan pengurusan data kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang, betul-
betul diperlukan SDM yang mampu memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat, agar masyarakat yang menerima pelayanan mampu merasakan
layanan prima dari pengelola pelayanan berbasis elektronik dalam
pengurusan data kependudukan.
Sumber daya yang dimasukkan kedalam proses pelayanan berbasis
teknologi informasi adalah segala yang berkaitan dengan interaksi antara
manusia yang satu dengan manusia yang lainnya, terjalinnya komunikasi
yang baik ketika segala bentuk steakholder mampu berkomunikasi dengan
baik dengan masyarakat, Berikut merupakan hasil wawancara dengan kepala
dinas Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang :
“Pelayanan berbasis teknologi informasi pasti selalu berhubungan
dengan masyarakat , dalam hal ini yang dimaksud adalah masyrakat
yang berinteraksi langsung dengan pegawai yang terkait dengan
pengurusan data . (wawancara AP tanggal 17/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam komunikasi
antara masyarakat dengan pegawai yang terkait harus berinteraksi dengan
baik, sehingga terciptanya interaksi yang baik dan dan pegawai memberikan
pelayanan yang prima dan efisien. Berikut hasil wawancancara penulis
79
dengan seksi tatakelola sumber daya manusia teknologi, informasi, dan
komunikasi :
“Meningkatkan kualitas dari pelayanan merupakan sebuah kebanggaan
bagi kami apa lagi dalam pelayanan berbasis teknologi informasi,
namun dalam proses pelayanan berbasis teknologi informasi kami juga
sering mendapatkan kendala, seperti masyarakat yang awam akan
pendidikan sehingga kami sulit untuk menjelaskan bahkan sulit untuk
berkomunikasi. (Wawancara IY tanggal 16/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulakn bahwa dalam pengurusan
data kependudukan tidak selamanya berjalan dengan lancar atau dengan apa
yang di inginkan sering terjadi miss komunikasi antara masyarakat dengan
pegawai yang terkait.
Berikut hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang melakukan
pengurusan data kependudukan :
“Kalau mengenai komunikasi, ada sosialisasi di kacamatan mengenai
pelayanan yang ada di Dinas Kependudukan dan pencatatan sipil,
sehingga tau informasi”( Wawancara BN tanggal 16/10/2019).
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa
sosialisasi merupakan salah satu hal terpenting dalam mengimplementasikan
teknologi informasi.
Berikut hasil wawancara penulis dengan informan JL selaku seksi
sistem informasi administrasi kependudukan mengenai bentuk sikap
pemerintah dalam Pelaksanaan implementasi teknologi informasi,
mengatakan bahwa :
“Para pegawai yang disini sangat terbantu dengan adanya teknologi
yang diberikan oleh pemerintah daerah untuk dinas kependudukan dan
80
pelayanan pencatatan sispil kabupaten pinrang . (hasil wawancara JL/
tanggal 22/10/2019)”.
Kesimpulan dari wawancara dengan informan JL selaku seksi sistem
informasi adminidtrasi kependudukan mengenai bentuk sikap pemerintah
dalam implementasi teknologi informasi, yaitu Pemerintah daerah Kabupaten
Pinrang sangat memperhatikan mengenai pelayanan berbasis teknologi
informasi sehingga implementasi tentang teknologi dapat berjalan dengan
baik dan dapat menjadi pelayanan yang baik bagi masyarakat.
Berikut hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang pernah
mengurus data kependudukan :
“kalau sosialisasi itu rutin dilakukan oleh dinas kependudukan dan
pelayanan pencatatan sipil, setau saya itu dinas kependudukan dan pelayanan
catatan sipil berkordinasi dengan kecamatan, lalu di kecamatan diadakan
sosialisasi sehingga masyarakat tau cara-cara pengurusan data
kependudukan” (Wawancara AI tanggal 21/10/2019)
Menurut informan IY selaku seksi tata kelola sumber daya manusia,
teknologi, informasi, dan komunikasi mengatakan bahwa :
“Sikap yang dilakukan pemerintah daerah dalam pengimplementasian
teknologi informasi sangat memberikan support yang baik dan
memberikan segala yang menjadi keperluan dalam menyukseskan
implementasi teknologi informasi seperti sarana dan prasaran yang di
butuhkan (hasil wawancara IY 16/10/ 2019)”.
Berdasarkan hasil wawancara diatas di atas dapat disimpulkan bahwa
pemerintah daerah serta jajarannya sangat mendukung keterlangsungan
implementasi teknologi informasi sehingga implementasi tersebut dapat di
terapkan denga apa mestinya.
81
Berikut adalah hasil wawancara peneliti dengan masyarakat yang
datang mengurus data kependudukan yakni KTP-el :
“Dengan adanya teknologi informasi saya sangat terbantu ketika
mengurus KTP-el karena proses pengimputan data itu sangat cepat
sehingga tidak perlu lagi antri dan berlama lama dalam pengurusan
KTP-el”. (Wawancara AI tanggal 21/10/2019)
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu masyarakat yang
datang mengurus KTP-el diatas dapat disimpulakan bahwa dengan adanya
teknologi informasi masyarakat merasakan kemudahan, kenyamanan,
sehingga dapat merasakan kepuasan karena adanya implementasi teknologi
informasi tersebut.
Terkhusus juga dengan pejabat tinggi di dinas kependudukan sangat
mengapresiasi terlaksananya implementasi teknologi ini sehingga dapat
menjadikan dinas kependudukan dan pelayanan pencatatan sipil kabupaten
pinrang sebagai patron di beberapa instansi di Kabupaten Pinrang bahkan
berbagai instansi di luar daerah Kabupaten Pinrang.
Berdasarkan hasil penelitian atau observasi di lokasi penelitian
mengenai bentuk komitmen pemerintah dalam implementasi teknologi
informasi meningkat setiap tahunnya termasuk melakuakan inovasi baru
untuk mengoptimalkan pengaplikasian teknologi.
F. Faktor-faktor pendukung dan penghambat Implementasi teknologi
informasi dalam pengurusan data kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang
82
Terdapat beberapa faktor pendukung dan penghamabat dalam
implementasi teknologi informasi dalam pengurusan data kependudukan.
Adapun Faktor-faktor pendukung dan penghambat dalam Implementasi
teknologi informasi dalam pengurusan data kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang sebagai
berikut.
a. Faktor Pendukung
Untuk mempermudah proses pelayanan pengurusan data kependudukan,
ada beberapa faktor pendukung dari Implementasi teknologi informasi dalam
pengurusan data kependudukan ialah tersedianya berbagai fasilitas yang ada
seperti :
1. Kelengkapan perangkat keras atau komputer, CCTV, telepon, nomor
antrian elektronik, LCD TV antrian dan informasi.
2. Tersedianya wifi, kotak saran, dan sound sysitem, ruangan yang ber AC
3. Ruang tunggu, Ruang menyusui, tempat bermain anak, dan ruangan
merokok.
Adapun hasil wawancara dengan masyarakat yang telah berkunjung
dan melakuakan pengurusan data kependudukan mengatakan :
“Saya pernah mengurus kartu keluarga, dan benar di Dinas kependuduakan
dan Pencatatan sipil memiliki fasilitas lengkap, ruang tunggu yang
dilengkapi dengan sofa, LCD TV antrian, wifi, nomor antrian dan juga
rauangan yang full AC dan berbagai ruangan seperti ruangan menyusui dan
ruangan merokok” (Wawancara IY tanggal 16/10/2019).
Hasil wawancara di atas dapat disimpulakan bahwa untuk faktor
pendukung yang ada di Dianas Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan
83
Sipil sudah sangat memadai, dengan tersedianya beberapa fasilitas lengkap
yang disediakan.
b. Faktor Penghambat
1. Jaringan
Jaringan merupakan salah satu unsur yang terpenting dalam
Implementasi teknologi, karena dengan tersedianya jaringan mampu
menghubungan computer dengan seluruh dunia dan memerikan
kemudahan bagi pengguna layanan. Berikut adalah hasil wawancara
dengan seksi inovasi pelayanan di Dinas kependudukan dan pelayanan
pencatatan sipil :
“Jaringan merupakan kendala paling utama yang sering kami hadapi,
terkadang jaringan bermasalah sehingga membuat pekerjaan kama
tertunda, karena kami masih mengunakan jaringan wifi yang terbatas
akibat dari permaslahan jaringan dapat membuat masyarakat agak
kesulitan dan agak lama dalam pengurusan data kependudukan”
(Wawancara BR, 16/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor
penghambat dalam Implementasi teknologi informasi ialah masalah
masalah jaringan, jaringan yang kadang kurang baik di dinas
kependudukan juga merupakan salah satu hambatan untuk memberikan
pelayanan yang prima kepada masyarakat.
2. Website
Website merupakan media kemunikasi antara masyarakat dengan
instansi terkait dengan pengurusan data kependuduakan, website dapat
memudah masyarakat mengurus data kependuduakan dengan tidak
langsung datang ke Dinas Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan
84
Sipil. Berikut hasil wawancara dengan masyarakat yang pernah
mengurus data kependudukan di Dinas Kependudukan dan Pelayanan
Pencatatan sipil Kabupaten Pinrang :
“kami mengeluhkan kurangnya inovasi dinas kependudukan dan
pelayanan pencatatan sipil kabupaten pinrang, seharusnya dinas
kependudukan membuat link atau alamat Website sehingga
masyarakat mudah dan nyaman mengurus data kependudukan,
dengan adanya website untuk mengurus data kependudukan kami
lebih mudah dan tidak lagi harus datang sehingga tidak lagi
membuang-buang waktu ke dinas kependudukan untuk mengurus.
(Wawancara BN tanggal 16/10/2019).
Hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam
Implementasi teknologi memerlukan alamat website dalam hal ini untuk
pengurusan data keendudukan sehingga masyarakat dapat lebih mudah
untuk melakukan pengurusan,
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
85
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Implementasi Teknologi Informasi
dalam pengurusan data kependudukan di dinas kependudukan dan pelayan
pencatatan sipil Kabupaten Pinrang sudah lumayan baik karena dalam tiga
indikator dalam pengimplementasian teknologi informasi aspek yang
mendukung dalam hal tersebut Hardwere (perangkat keras), Softwere
(perangkat Lunak), dan Sumber daya Manusia :
a. Hardwere (perangkat keras), pemerintah daerah terutama dinas
kependudukan dan pencatatan sipil Kabupaten Pinrang menyediakan
beberapa sarana dan prasarana terkait dengan perangkat, sehingga
oprator atau apratur sipil yang bertugas didinas kependudukan mampu
memberikan pelayanana yang prima dan efisien.
b. Softwere (perangkat Lunak), dalam penyedian sarana dan prasarana
juga memerlukan yang namanya perangkat lunak dalam hal ini apratur
sipil menyiapkan segala bentuk aplikasi dalam penggunaan perangkat
keras sehingga apratur sipil dapat menggunakan dan melayani
masyarakat dengan mudah tanpa lagi menggunakan paper base.
c. Sumber daya manusia, pegawai yang ada di dinas kependudukan dan
catatan sipil memiliki kemampuan dan interaksi yang baik untuk
mengoprasikan teknologi dan memberikan pelayanan yang baik kepada
masyarakat.
2. Faktor-faktor Pendukung teknologi informasi di dinas kependudukan dan
pelayanan catatan sipil ialah Sumber Daya Manusia, sarana dan prasarana,
fasilitas-fasilitas yang mendukung.
78
86
3. Faktor-faktor penghambat dari Implementasi teknologi informasi di Dinas
Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan Sipil ialah yang pertama masalah
jaringan, jaringan merupakan aspek utama dalam menjalankan
Implementasi teknologi informasi, belangko yang kadang habis.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan,
peneliti memiliki saran yang kiranya berguna sebagai bahan pertimbangan dalam
implementasi teknologi dalam pengurusan data kependudukan di Dinas
Kependudukan dan Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang antara lain
sebagai berikut :
1. Perlunya lebih meningkatkan jaringan internet pada Dinas Kependudukan
dan Pelayanan Pencatatan Sipil Kabupaten Pinrang, agar dalam pengurusan
data kependudukan masyarakat dapat mendapatkan pelayanan yang baik dan
semestinya.
2. Meningkatkan inovasi pelayanan dalam hal ini menciptakan alamat website
sehingga masyarakat Kabupaten Pinrang lebih mudah mengakses dan
mendapatkan informasi terkait dengan pengurusan data kependudukan,
dengan adanya alamat website segala bentuk pengurusan akan lebih mudah,
efisien, dan transparan tanpa lagi adanya calo.
87
DAFTAR PUSTAKA
Almuntaha, Eska. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengadopsian
Teknologi Internet Banking Oleh Nasabah di Yogyakarta. Skripsi FE UII.
Anshari. 2010. Pendidikan Islam. Jakarta: Gaung Persada (GP) Press.
88
Edwar III, George C. Iplementig Public Policy Washinton : Congressional
Quartelly Pressv2
Fang, Zhiyuan. (2002). E-Government in Digital Era: Concept, Practice, and
Development, International Journal of The Computer, The Internet and
Management
Fitriati, Rachma. 2010. Gagalkah Transjakarta? Integritas.Jurnal Manajemen
Bisnis.
Gronroos, Christian. (1990). Service Management and Marketing, Toronto;
Lexington Books
Hartono, D.U dan Muliyanto, E. (2010) Electronic Government Pemberdayaan
Pemerintahandan Potensi Desa Berbasis Web. JurnalTeknologiInformasi
(6) 1.
Haryatmoko.(2016). Akuntabilitas pelayanan publik : etika publik, dasar
membangun integritas dan profesionallitas.Prosiding seminar.
Kase, J. (2010). Perencanaan Strategis Sistem Informasi (SI) Pada Pemerintah
Kabupaten Timor Tengah Selatan.Tesis, Universitas Gadjah Mada.
Kasemin, kasiyanto.2015. Agresi Perkembangan Teknologi Infomasi Sebuah
Bunga Rempar Hasil Pengkajian dan Pengembangan Penelitian Tentang
Perkembangan Teknologi. PrenadaMedia Group: Jakarta.
Laudon, Kenneth C. & Jane Price (2004). Management Information Systems:
Managing the Digital Firm, 10th edition. Pearson Education, Inc., New
Jersey
Mahmudi.(2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik Edisi Kedua. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN
Martin, E.1999. Managing Information Technology What Managers Need to Know.
3rd ed. New Jersey:Pearson Education International.
Moleong, Lexy J. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
O’Brien JA. dan Marakas GM. 2007. Management Information System: Managing
Information Technology in The E-Business Enterprises. 10th edition, Irwin
Inc. Boston.
89
Oktafiana, dkk.(2014). Perspektif Sosial dalam Implementasi E-Government (Studi
Kasus Kabupaten Tanggamus.TAM (Technology Acceptance
Model).Vol.3. Desember.
Prastowo, Bambang. (2004). Manajemen E-Government. Pusat Pelayanan
Informasi dan Komunikasi Universitas Gajah Mada.Yogyakarta. Indonesia.
Rahardjo Agus, 2002,Cybercrime-Pemahamandan Upaya Pencegahan Kejahatan
Berteknologi, Bandung: Citra Aditya Bakti.
Saragih, Ferdinand D.(2006). Menciptakan Pelayanan Publik yang Prima Melalui
Metode Benchmarking Praktis. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi
Bisnis & Birokrasi, Vol,14,No.3 (September)
Sugiono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&d. Bandung:
Alfabeta.
Turban, Rainer and Potter. 2006.Pengantar Teknologi Informasi. Salemba
Infotek.Jakarta.
Warsita, Bambang. (2008)Teknologi Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya,
Jakarta: Rineka.
Aturan Hukum:
Instruksi Presiden No. 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi Nasional
Pengembangan E-Government
Keputusan Menteri Perdayagunaan Apratur Negara Nomor 63 Tahun 2003 tentang
PedomanUmum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.
Peraturan Bupati Pinrang Nomor 45 tahun 2013 tentang Penerapan dan
Pengembangan E-Government Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Pinrang.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik.
90
91
92
93
.
RIWAYAT HIDUP
ANDI DWI AGUNG PEBRISAL, lahir pada 24 Febriuari
1997 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Anak ke dua dari
tiga bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Basri M.Pd dan Ibu
Andi Dalauleng.
Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Taman Kanak-kanak
di TK Aisiya. Kemudian melanjutkan kejenjang Sekolah Dasar di SD INPRES
PALETEANG pada tahun 2006. Menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah
Pertama di SMPN 2 Pinrang pada 2012, dan Pendidikan Sekolah Menengah Atas
di SMAN 6 Pinrang pada 2015. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA, pada
tahun yang sama penulis terdaftar sebagai salah satu mahasiswa di Program Studi
Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pada tahun 2020, penulis berhasil mendapatkan gelar
S1 Program Studi Ilmu Pemerintahan dengan judul skripsi “Implementasi
Teknologi Informasi dalam Pengurusan Data Kependudukan di Dinas
Kependudukan Dan Pelayanan Catatan Sipil Kabupaten Pinrang”. Penulis berharap
skripsi ini dapat bermanfaat dalam pengembangan penelitian di bidang Ilmu
Pemerintahan terkhusus di Program Studi Ilmu Komunikasi, FISIP, Unismuh
Makassar.
Recommended