View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
IMPLEMENTASI TEORI HARMONI PADA
PEMBELAJARAN KEYBOARD BAGI KELAS
PEMULA DI NUNGKY MUSIC SCHOOL
TLOGOSARI SEMARANG
S K R I P S I
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Seni Musik
Oleh
Yohana Ade Liasari
2501415105
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2019
ii
iii
iv
v
MOTTO DAN PESEMBAHAN
Motto :
“Cobalah untuk tidak menjadi orang sukses, melainkan mencoba menjadi orang
yang berharga. –Albert Einstein-
Persembahan :
1. Kedua orangtua saya, yaitu Bapak Sucipto dan
Ibu Rini Lestari yang telah memberikan
dukungan dan doa selama proses penyusunan
skripsi ini.
vi
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan Anugerah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Fakultas Bahasa dan Seni Universitas
Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak
lepas dari bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum selaku Rektor Universitas Negeri
Semarang.
2. Dr. Sri Rejeki Urip, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni
Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas dan
kemudahan dalam rangka penyusunan skripsi.
3. Dr. Udi Utomo, M.Si selaku ketua Jurusan Pendidikan Seni Drama, Tari,
dan Musik Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan
kemudahan bagi penulis dalam menjalani studi dan dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Dr. Slamet Haryono, M.Sn selaku selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing selama pelaksanaan penelitian dan penyusunan skripsi
ini.
vii
5. Ibu Nungky S Husodo selaku kepala lembaga kursus Nungky Music School
yang telah memberikan ijin lokasi pelaksanaan penelitian ini.
6. Ms. Grace Rebeka dan Ms Olga Yovi Yohana selaku Instruktur keyboard
yang telah membagikan beberapa informasi terkait pelaksanaan
pembelajaran keyboard di Nungky Music School guna mendukung data
pada penelitian ini.
7. Tristan Silohato dan Khalif Muhammad Akbar sebagai siswa keyboard
kelas pemula di Nungky Music School yang telah berbagi informasi terkait
suasana kegiatan belajar keyboard kelas pemula di Nungky Music School.
8. Rekan – rekan Pendidikan Seni Musik 2015 yang telah memberi dukungan,
dorongan, dan semangat dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Semarang, 19 Agustus 2019
Yohana Ade Liasari
viii
SARI
Liasari, Yohana Ade. 2008. Implementasi Teori Harmoni pada pembelajaran
Keyboard bagi Kelas Pemula di Nungky Music School Tlogosari
Semarang. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Musik, Fakultas
Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing : Drs. Slamet
Haryono, S.Pd., M.Sn.
Kata kunci : Implementasi, teori harmoni, pembelajaran keyboard, pemula
Belajar bermusik merupakan sebuah proses dimana seseorang ingin
mengekspresikan dirinya melalui melodi dan harmoni. Seperti halnya bermain keyboard,
siswa akan memerlukan teori harmoni untuk menguasai akor. Permasalahan yang ada
dalam penelitian ini adalah bagaimana mengimplementasikan teori harmoni pada
pembelajaran keyboard bagi kelas pemula di Nungky Music School Semarang. Manfaat dari
penelitian ini secara teoritis adalah untuk rujukan bagi penelitian selanjutnya terkait
implementasi teori harmoni dalam pembelajaran keyboard bagi kelas pemula. Manfaat dari
penelitian ini secara praktis adalah dapat memberikan pemahaman kepada siswa mengenai
pergerakan akor dalam teknik bermain keyboard, memberikan pemahaman pada guru
mengenai cara menyampaikan materi akor dengan mengimplementasikan teori harmoni,
serta memberikan acuan bagi sekolah musik bagian kurikulum dalam penyusunan materi
terkait pergerakan akor dengan menambahkan teori harmoni.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
musikologi dan pendekatan pedagogik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Teknik
keabsahan data yang digunakan adalah triangulasi data. Penelitian ini dianalisis dengan
reduksi data, display data, serta verifikasi data.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya implementasi teori harmoni pada
pembelajaran keyboard bagi kelas pemula di Nungky Music School Semarang. Hal ini dapat
diwujudkan dengan: 1.) melatih imajinasi siwa mengenai terbentuknya akor G7 pada lagu
“Tug of War; 2) melatih kemampuan motorik siswa dengan memainkan melodi dan akor
pada lagu “Tug of War” dimana terdapat teori harmoni pada pergerakan akor yaitu
peraturan VI A dalam pergerakan akor I menuju akor V7 serta terdapat teori kadens
sempurna dan kadens setengah sempurna pada progresi akor diawal dan akhir lagu; 3)
melatih keterampilan bermain siswa dengan mengajak siswa untuk memvariasikan melodi
dan akor yang telah dipelajari dengan memberi iringan dan isian instrumen yang telah
tersedia pada keyboard sehingga dapat menjadikan lagu “Tug of War” menarik.
Simpulan dari penelitian ini adalah teori harmoni dapat diimplementasikan pada
pembelajaran keyboard bagi pemula dengan : 1.) melatih imajinasi siswa; 2.) melatih
kemampuan motorik; 3.) melatih keterampilan bermain. Saran dapat diberikan bagi: 1.)
lembaga kursus lain yang sama – sama memberikan pembelajaran keyboard agar sebaiknya
menggunakan teori harmoni dalam pembelajaran akor sehingga materi dapat ditangkap
oleh siswa dengan baik dan benar: 2.) Instruktur keyboard di Nungky Music School agar
lebih mengemas materi akor dengan mengimplementasikan teori harmoni secara jelas dan
menggunakan tata bahasa yang dapat dipahami oleh siswa.
ix
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................ i
Persetujuan Pembimbing .................................................................................. ii
Pengesahan Kelulusan ..................................................................................... iii
Penyataan ........................................................................................................ iv
Motto dan Persembahan .................................................................................. v
Prakata ............................................................................................................. vi
Sari .................................................................................................................. viii
Daftar Isi .......................................................................................................... ix
Daftar Tabel .................................................................................................... xii
Daftar Gambar ................................................................................................. xiii
Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 5
1.4 Manfaat ..................................................................................................... 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ..................................................................................... 5
1.4.2 Manfaat Praktis ...................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................................... 7
2.2 Landasan Teori .......................................................................................... 14
2.2.1 Implementasi .......................................................................................... 15
2.2.1.1 Pengertian Implementasi ..................................................................... 15
2.2.1.2 Macam – macam Implementasi Pendidikan ....................................... 15
2.2.2 Harmoni ................................................................................................. 16
x
2.2.2.1 Pengertian Harmoni ............................................................................ 16
2.2.2.2 Elemen Harmoni ................................................................................. 18
2.2.2.3 Teori Harmoni ..................................................................................... 21
2.2.2.4 Teori Harmoni dalam Pembelajaran Musik ........................................ 32
2.2.3 Pembelajaran .......................................................................................... 35
2.2.3.1 Komponen Pembelajaran .................................................................... 36
2.2.4 Keyboard ................................................................................................ 37
2.2.5 Pembelajaran Keyboard ......................................................................... 38
2.2.6 Pemula ................................................................................................... 43
2.3 Kerangka Berpikir ..................................................................................... 44
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Lokasi dan Sasaran Penelitian ................................................................... 45
3.2 Pendekatan Penelitian ............................................................................... 45
3.3 Objek Penelitian dan Subjek Penelitian .................................................... 46
3.3.1 Objek Penelitian ..................................................................................... 46
3.3.2 Subjek Penelitian .................................................................................... 46
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 47
3.4.1 Observasi ................................................................................................ 47
3.4.2 Wawancara ............................................................................................. 47
3.4.3 Studi Dokumentasi ................................................................................. 48
3.5 Teknik Keabsahan Data ............................................................................ 49
3.6 Teknik Analisis Data ................................................................................. 49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum ...................................................................................... 52
4.1.1 Letak Geografis ...................................................................................... 52
4.1.1.1 Alamat Penelitian ................................................................................ 52
4.1.1.2 Sketsa Sekolah ................................................................................... 52
xi
4.1.1.2.1 Denah Tata Ruang Nungky Music School ....................................... 52
4.1.1.3 Profil Nungky Music School ............................................................... 63
4.1.1.3.1 Sejarah Pendirian ............................................................................. 63
4.1.1.3.2 Visi dan Misi .................................................................................... 65
4.1.1.3.3 Produk Nungky Music School ......................................................... 66
4.1.1.3.4 Sistem Operasional Nungky Music School ...................................... 68
4.1.2 Data Prestasi Kejuaraan ......................................................................... 70
4.2 Implementasi Teori Harmoni pada Pembelajaran Keyboard ..................... 72
4.2.1 Melatih Imajinasi dan Kreatifitas Siswa ................................................ 74
4.2.2 Melatih Kemampuan Motorik Siswa ..................................................... 86
4.2.2.1 Mempraktikkan akor lagu “Tug of War” dengan tangan kanan ........ 87
4.2.2.2 Mempraktikkan akor lagu “Tug of War” dengan tangan kiri ............. 89
4.2.3 Melatih Keterampilan Bermain .............................................................. 95
4.2.3.1 Mengenal bagian – bagian keyboard ................................................... 97
4.2.3.2 Langkah – langkah memainkan lagu dengan iringan .......................... 100
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ................................................................................................... 106
5.2 Saran .......................................................................................................... 107
Daftar Pustaka ................................................................................................. 108
Lampiran ......................................................................................................... 111
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Triad pada tangga nada mayor ......................................................... 20
Tabel 2 : Triad pada tangga nada minor .......................................................... 21
Tabel 3 : Bagian – bagian pada keyboard ....................................................... 99
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Contoh interval akor V7 pada akor G7 ........................................ 23
Gambar 2 : Progresi akor pada aturan I A ....................................................... 24
Gambar 3 : Progresi akor pada aturan I B ....................................................... 25
Gambar 4 : Progresi akor pada aturan II A .................................................... 25
Gambar 5 : Progresi akor pada aturan II B ..................................................... 26
Gambar 6 : Progresi akor pada aturan II C ...................................................... 26
Gambar 7 : Progresi akor pada aturan II D ...................................................... 27
Gambar 8 : Progresi akor pada aturan III ......................................................... 27
Gambar 9 : Progresi akor pada aturan VI A ..................................................... 28
Gambar 10 : Progresi akor pada aturan VI B ................................................... 28
Gambar 11 : Progresi akor V-1 dengan Kadens Autentik Sempurna ............. 29
Gambar 12 : Progresi akor V-1 Kadens Autentik Tidak Sempurna ............... 30
Gambar 13 : Progresi akor I-V dengan Kadens Autentik Setengah................. 30
Gambar 14 : Progresi akor IV-1 dengan Kadens Plagal Sempurna ................. 31
Gambar 15 : Progresi akor IV-1 Kadens Plagal Tidak Sempurna .................. 31
Gambar 16 : Progresi akor I-1V dengan Kadens Plagal Setengah .................. 32
Gambar 17 : Nomor jari pada penjarian tangan kanan dan kiri ..................... 40
Gambar 18 : Interval tangga nada C mayor 1 oktaf ....................................... 41
Gambar 19 : Teknik penjarian tangan kanan .................................................. 41
Gambar 20 : Teknik penjarian tangan kiri ...................................................... 42
Gambar 21 : Denah tata ruang Nungky Music School ................................... 53
Gambar 22 : Ruang belajar keyboard .............................................................. 54
Gambar 23 : Keyboard Yamaha DGX-660 ..................................................... 54
Gambar 24 : Keyboard Yamaha seri PSR-S950 .............................................. 55
Gambar 25 : Ruang belajar piano .................................................................... 55
xiv
Gambar 26 : Ruang belajar electone ............................................................... 56
Gambar 27 : Ruang studio drum ..................................................................... 57
Gambar 28 : Ruang gitar ................................................................................. 58
Gambar 29 : Ruang biola ................................................................................ 59
Gambar 30 : Ruang vokal ............................................................................... 60
Gambar 31 : Ruang tunggu ............................................................................. 61
Gambar 32 : Ruang meeting ............................................................................ 62
Gambar 33 : Kiddy Fantasy Club .................................................................... 64
Gambar 34 : Price List administrasi Nungky Music School ........................... 67
Gambar 35 : Suasana ujian kenaikan grade .................................................... 68
Gambar 36 : Penampilan Danish (pre) pada KKS ke 14 ................................ 69
Gambar 37 : Prestasi Nungky Music School ................................................. 71
Gambar 38 : Pemberian penghargaan bagi komposer NMS ........................... 72
Gambar 39 : Mengimajinasikan akor .............................................................. 76
Gambar 40 : Interval akor C mayor ................................................................ 77
Gambar 41 : Interval akor G mayor ................................................................. 77
Gambar 42 : Interval akor F mayor .................................................................. 78
Gambar 43 : Broken chord C mayor ............................................................... 78
Gambar 44 : Penerapan akor I dan V pada melodi sederhana ........................ 79
Gambar 45 : Progresi akor awal dari lagu “Tug of War” ............................... 80
Gambar 46 : Pengembangan variasi akor pada lagu “Tug of War” ................ 81
Gambar 47 : Interval akor G7 ........................................................................ 82
Gambar 48 : Notasi lagu “Tug of War” pada birama 1-4 ............................... 82
Gambar 49 : Progresi akor lagu “Tug of War” pada birama 1-4 .................... 83
Gambar 50 : Posisi akor G7 pada tuts keyboard ............................................. 84
Gambar 51 : Progresi akor lagu yang memakai peraturan IID ....................... 85
Gambar 52 : Menggabungkan akor G7 dengan melodi pada lagu .................. 86
xv
Gambar 53 : Notasi lagu “Tug of War” dengan analisis ................................. 87
Gambar 54 : Nomor penjarian melodi pada lagu “Tug of War” ..................... 88
Gambar 55 : Sekuen naik dari melodi lagu “Tug of War” .............................. 88
Gambar 56 : Progresi akor yang ada pada lagu “Tug of War” ....................... 90
Gambar 57 : Posisi akor C mayor inversi kedua pada keyboard .................... 92
Gambar 58 : Progresi akor C mayor inversi kedua dengan aturan VIA .......... 93
Gambar 59 : Letak kadens pada lagu “Tug of War” ....................................... 94
Gambar 60 : Memvariasikan akor dengan iringan .......................................... 96
Gambar 61 : Tool pada keyboard .................................................................... 98
Gambar 62 : Letak tombol style pada keyboard ............................................. 101
Gambar 63 : Letak tombol voice pada keyboard ............................................. 101
Gambar 64 : Letak tombol tempo pada keyboard ........................................... 102
Gambar 65 : Letak tombol ACMP pada keyboard .......................................... 102
Gambar 66 : Letak tombol main variation pada keyboard .............................. 103
Gambar 67 : Letak tombol intro pada keyboard .............................................. 104
Gambar 68 : Letak tombol sync start pada keyboard ...................................... 104
Gambar 69 : Letak tombol ending pada keyboard .......................................... 105
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Surat Keterangan ............................................................................................. 112
Silabus dan modul ajar pembelajaran keyboard kelas pemula ........................ 117
Instrumen Penelitian ........................................................................................ 125
Transkrip Wawancara ..................................................................................... 136
Dokumentasi Penelitian .................................................................................. 182
Dokumentasi Kegiatan Nungky Music School .............................................. 186
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap orang memiliki usaha – usaha yang akan mereka lakukan ketika ingin
mengekspresikan suasana hati mereka dan menuangkannya dalam musik,
diantaranya mereka dapat bernyanyi maupun memainkan alat musik. Banyak orang
ingin memiliki keahlian dalam memainkan alat musik. Karena keinginan tersebut,
mereka mulai memikirkan sarana – sarana dan metode – metode yang bisa
digunakan untuk menunjang pembelajaran tersebut. Mereka akan membeli buku –
buku musik, membeli alat – alat musik, membaca artikel – artikel tentang musik,
bahkan mendaftarkan diri pada sekolah – sekolah musik yang mereka inginkan.
Sebagian besar masyarakat yang ingin belajar musik di sekolah musik
tertarik untuk mempelajari instrumen piano pop atau keyboard sebagai pilihan
instrumen yang ingin mereka pelajari. Jika ada alasan yang harus dipaparkan
mengapa instrumen ini banyak diminati adalah tingginya kegunaan dan fleksibilitas
dari insrumen ini. Maksudnya adalah jika seseorang telah mahir untuk bermain
keyboard, maka semakin besar peluang bagi mereka untuk bermusik secara total
dan tanpa perlu takut jika tidak memiliki partner, karena dapat juga dilakukan
secara individu dengan memadukan akor dan melodi dengan iringan atau style yang
sudah ada pada keyboard dan memainkan lagu sesuai dengan yang mereka
inginkan.
2
Sejatinya, untuk bisa memainkan alat musik secara tepat dan enak didengar,
diperlukan banyak teori untuk menunjang keberhasilan pembelajaran tersebut.
Diantaranya diperlukan beberapa pemahaman teori musik dasar yang didalamnya
termuat pengenalan notasi, tangga nada, ekspresi, dan sebagainya. Selain itu juga
diperlukan pemahaman teknik penjarian pada beberapa instrumen seperti gitar,
piano, keyboard, biola, dan sebagainya dimana pada saat memainkan alat musik
pergerakan jari dapat jatuh di nada yang benar. Dari beberapa teori tersebut,
sebenarnya ada teori yang sangat penting untuk pembelajaran musik tersebut. Teori
tersebut adalah teori harmoni. Banyak hal yang perlu dicermati dan dipelajari dalam
teori harmoni tersebut.
Teori harmoni yang akan dibahas dalam penelitian itu yaitu tentang
bagaimana terjadinya susunan akor yang dapat dibentuk dari gabungan beberapa
nada, juga pergerakan akor yang harus diletakkan sehingga membentuk pergerakan
yang tepat, sampai adanya jembatan akor atau bridge chord yang dipakai untuk
memperindah dan mempermanis pembawaan lagu. Setelah mempelajari beberapa
teori tersebut khususnya teori harmoni, peserta belajar diharuskan untuk
mengaplikasikannya pada pembelajaran alat musik maupun hal tentang musik yang
diminatinya untuk dipelajari.
Latar belakang utama dari tujuan pembelajaran keyboard bagi pemula
adalah untuk mengekspresikan jiwa bermusik dari mereka yang ingin
mengekpresikan dirinya namun masih dalam tahap penikmat saja, sehingga jika
ingin belajar untuk bermusik harus melewati tahap demi tahap. Pembelajaran
keyboard memiliki beberapa tahapan belajar atau kelas berdasarkan kategorinya,
3
yaitu pemula, kids, dan serta grade 1 – 8. Pada penelitian ini akan dikaji mengenai
pembelajaran keyboard bagi pemula.
Pada tahap pembelajaran keyboard bagi pemula yaitu hanya diajarkan
teknik penjarian, teori musik dasar, serta teori harmoni dasar. Pembelajaran
keyboard bagi pemula ini tentunya diberlakukan di lembaga - lembaga bimbingan
kursus musik di seluruh Indonesia. Adanya lembaga kursus musik di kalangan
masyarakat menjadi sarana yang sangat membantu bagi masyarakat yang memiliki
keinginan untuk belajar bemusik, entah itu untuk dirinya sendiri, atau untuk
memberikan pembelajaran tambahan bagi anaknya.
Kota Semarang memiliki 20 lembaga kursus musik terpercaya yang
memberikan pembelajaran keyboard, diantaranya Sekolah Musik Indonesia,
Musician Pro Music School, Lily Music School, Purnomo Musik, Nungky Music
School, Halmahera Music Semarang, Yamaha Music School Stanwood Music,
Cadenza Kursus – Les Piano Semarang, Sekolah Vokal Chytara Singer, Sekolah
Musik Christopherus, Sekolah Musik GRSB Semarang, Purwa Caraka Music
Studio, Coda Musik Semarang, Maestro Music School, Les Privat di Semarang,
Semarang Music Center, Joy Music School, Melodi Music School, dan Virtuoso
Music. Dari sekian kursus musik yang ada di Semarang, peneliti memilih Nungky
Music School sebagai obyek penelitian.
Nungky Music School adalah lembaga kursus musik yang menyediakan
program pembelajaran untuk vokal, gitar, piano klasik, drum, biola, dan keyboard.
Nungky Music School memiliki lokasi yang strategis di dekat jalan raya, yaitu di
jl. Tlogosari Raya 1 no 64-i Semarang, Jawa Tengah.
4
Nungky Music School juga lembaga kursus yang memiliki mentor – mentor
yang kompeten di bidangnya serta memiliki manajemen kelas yang komunikatif
sehingga dapat membimbing siswa – siswanya dalam belajar. Nungky Music
School merupakan salah satu lembaga kursus musik yang memiliki rata – rata siswa
yang masih anak – anak dan pemula dimana rata – rata siswa pemula tentunya
memerlukan pemahaman dasar yang kuat sebagai pondasi untuk bermain alat musik
dengan teknik yang benar, khususnya dalam pembelajaran keyboard.
Siswa - siswa pemula yang sedang tahap belajar keyboard di Nungky Music
School bertanya – tanya alasan dan bagaimana proses terbentuknya akor dan alasan
digunakannya akor dalam bermain musik. Dalam hal ini, para mentor keyboard di
Nungky Music School memiliki metode mengajar tersendiri untuk memberikan
pemahaman bagi siswa pemula mengenai hal ini yang akan dibahas dalam
penelitian ini. Oleh karena itu berhubung peneliti ingin meneliti pembelajaran bagi
pemula, dipilihlah Nungky Music School ini sebagai obyek penelitian. Selain itu
Nungky Music School juga memperlengkapi siswa mereka dengan sarana – sarana
yang sangat layak untuk belajar, seperti alat musik, media demonstrasi
pembelajaran, serta mainan edukasi yang menunjang perkembangan musik mereka.
Berikut akan dibahas mengenai proses pembelajaran keyboard bagi pemula di
Nungky Music School Semarang yang mengimplementasikan teori harmoni untuk
memberikan pemahaman bagi siswa mengenai akor.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana implementasi teori harmoni pada pembelajaran keyboard pada
pemula di Nungky Music School Semarang?
5
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan implementasi teori
harmoni pada pembelajaran keyboard bagi kelas pemula di Nungky Music School
Semarang.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah untuk rujukan pada penelitian
selanjutnya mengenai implementasi teori harmoni dalam pembelajaran keyboard
bagi kelas pemula.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Pemula
Siswa dapat memahami pembentukan pergerakan akor dalam teknik
bermain keyboard dengan penjelasan teori harmoni dan dapat mempraktikkannya
dalam materi lagu yang telah disusun oleh guru.
1.4.2.2 Bagi Mentor
Manfaat dari penelitian ini bagi mentor atau guru pendamping yaitu guru
dapat memahami cara menyampaikan materi kepada siswa mengenai akor dasar
dan pergerakan akor dengan mengimplementasikan teori harmoni pada
pembelajaran keyboard.
6
1.4.2.3 Bagi Sekolah Musik
Manfaat penelitian ini bagi sekolah musik yaitu Nungky Music School
Semarang adalah dapat memberikan gambaran tentang materi yang disampaikan
mengenai teori harmoni yang diaplikasikan dalam pembelajaran keyboard ini dan
mengemasnya menjadi suatu pembelajaran yang menarik bagi siswa.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Tinjauan Pustaka
Objek tentang pembelajaran merupakan objek yang sangat menarik untuk
diteliti, oleh karena itu banyak peneliti – peneliti berusaha untuk menggali beberapa
informasi tentang berbagai pembelajaran dan metode apa saja yang bisa digunakan
untuk menunjang pembelajaran tersebut.
Menurut (Indah Komala Sari, Syahrel, 2013) dalam artikel jurnal yang
berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Keyboard Dasar di SMP Negeri 9 Padang”
mengatakan bahwa dalam proses pembelajaran keyboard diperlukan persiapan,
pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian ini menggunakan penelitian secara deskriptif
kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah siswa lebih banyak mendapat nilai
tinggi pada kriteria sikap badan dan penjarian karena hal ini mudah dipahami dan
dipraktekkan siswa. Namun untuk mengatur tempo dan memainkan lagu sedikit
sulit oleh siswa karena siswa harus memikirkan melodi dan akor yang dimainkan
secara bersamaan.
Keterkaitan penelitian dengan yang peneliti lakukan adalah sama – sama
membahas tentang pembelajaran keyboard dasar dan metode – metode apa yang
harus dilakukan dalam menunjang pembelajaran tersebut, namun yang menjadi
pembeda dari apa yang peneliti lakukan adalah pada lingkup atau sasaran
pembelajaran ini. Jika pada penelitian sebelumnya ini membahas pembelajaran
keyboard hanya dalam lingkup siswa Sekolah Menengah Pertama Negeri 9 Padang
8
saja, sedangkan hal yang akan peneliti bahas untuk penelitian sekarang ini adalah
pembelajaran keyboard dalam lingkup universal atau masyarakat umum yang ingin
belajar bermain keyboard yang biasa disebut pemula.
Menurut (Rita Nurindah Meirawati, 2009) dalam artikel jurnalnya yang
berjudul “Metode Pembelajaran Alat Musik Keyboard pada Anak Penyandang
Tunanetra di Yaketunis Yogyakarta“ mengemukakan bahwa keyboard biasanya
menjadi alat musik daya tarik tersendiri untuk berbagai usia dalam
menggunakannya. Tidak hanya orang dewasa, anak-anak pun nampaknya banyak
yang sangat tertarik dengan alat musik ini. Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian tersebut adalah Metode pembelajaran alat
musik keyboard di Yaketunis Yogyakarta sesuai jika diberikan bagi anak-anak
Yaketunis Yogyakarta pada khususnya serta anak-anak tunanetra pada umumnya,
yaitu dengan menggunakan metode ceramah, tanya jawab, demonstrasi, dan
pendampingan dapat menjadikan pembelajaran keyboard bagi siswa tuna netra
menjadi lebih efektif.
Keterkaitan penelitian ini terhadap yang peneliti lakukan adalah sama –
sama meneliti tentang pembelajaran keyboard, namun perbedaannya adalah jika
penelitian sebelumnya membahas mengenai metode pembelajaran dan lingkup
sasaran anak – anak berkebutuhan khusus , sedangkan penelitian yang akan
dilakukan peneliti ini adalah membahas mengenai implementasi harmoni yang
diterapkan dalam pembelajaran keyboard bagi pemula, yang mana lebih membahas
materi yang akan diajarkan.
9
Menurut (Florentinus & Utomo, 2015) dalam artikel jurnal yang berjudul
“FORMS, DEVELOPMENT AND THE APPLICATIONOF MUSIC MEDIA IN
THE KINDERGARTENS: A Comparative Study of Two Kindergartens”
mengemukakan bahwa “To create musical activities such as listening to music,
singing, playing simple music instruments and others which are meaningful to the
students, it needs teachers’ skills to develop a plan and an implementation in the
TLP, “ yang berarti untuk mencipta sebuah aktivitas musik seperti mendengarkan
musik, bernyanyi, bermain alat musik sederhana, dan lainnya yang sangat berarti
bagi siswa memerlukan keahlian dari seorang guru untuk menghasilkan sebuah
rancangan dan implementasi dari proses belajar mengajar. Dalam hal ini
menegaskan bahwa peran dari seorang guru atau mentor sangat penting bagi
kemajuan siswa tersebut guna menunjang tercapainya pembelajaran yang
disampaikan. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari
penelitian tersebut adalah guru dapat membimbing siswa untuk mengkreasikan
beberapa instrumen menjadi sebuah karya sederhana yang terdiri dari vocal, alat
musik ansambel dan sebagainya.
Keterkaitan penelitian tersebut dengan penelitian ini yaitu sama – sama
membahas mengenai pembelajaran seni bagi pemula, namun perbedaaannya adalah
jika penelitian sebelumnya membahas mengenai pembelajaran musik pada siswa
TK sedangkan pada penelitian ini akan membahas mengenai pembelajaran
keyboard bagi siswa pemula di lembaga kursus musik.
Menurut (Shuler, 2012) dalam artikelnya yang berjudul “Core Music
Education: Students’ Civil Right” berpendapat bahwa “As educators, we are
10
obligated to stand up for children—to point out when the self-declared local
“education emperor” (or mayor or governor) has no clothes,” yang berarti sebagai
edukator, kita wajib untuk membangkitkan siswa untuk keluar keadaan yang
sesungguhnya yaitu dari “pemerintahan pendidikan lokal” (seperti walikota atau
gubernur) yang tidak memfasilitasi. Dalam hal ini guru wajib memberikan
dorongan dan motivasi kepada siswa untuk belajar sehingga siswa dapat mencapai
keberhasilan dalam memahami materi meskipun dengan keadaan yang kurang
mendukung. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari
penelitian sebelumnya adalah pemerintah membuat asosiasi NAfME dimana
memfasilitasi anak – anak yang ingin belajar musik dengan layak dan juga tentunya
dengan guru yang memberikan pembelajaran secara maksimal.
Keterkaitan dengan penelitian ini adalah sama – sama membahas mengenai
pendidikan musik dan usaha untuk membantu mengembangkan potensi anak,
namun perbedaannya adalah pada lingkup pembelajarannya, jika penelitian
sebelumnya mengambil sasaran anak – anak di USA dengan minat belajar musik
namun kurang terfasilitasi, sedangkan pada penelitian ini membahas mengenai
pembelajaran keyboard pada pemula dimana guru harus membantu
mengembangkan potensi anak dengan memfasilitasi mereka untuk belajar musik.
Menurut Kim (2001) dalam (Taylor & Hallam, 2008) pada jurnalnya yang
berjudul “Understanding what it means for older students to learn basic musical
skills on a keyboard instrument” berpendapat bahwa “Nonetheless, adult piano
beginners seem to worry more than children about what they are doing, and need
correspondingly more emotional support and guidance from their tutor,” yang
11
berarti namun, seorang pemula dewasa yang belajar piano terlihat lebih kuatir
dibandingkan dengan anak – anak tentang apa yang mereka lakukan, dan terkadang
membutuhkan respon, dukungan, dan bimbingan yang lebih dari tutor mereka.
Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian
sebelumnya yaitu dimana identitas seorang musisi dewasa dapat dilihat melalui
ekspresi, gagasan, dukungan, ketika ia memiliki pengalaman yang panjang dengan
musik, ekspektasi, dan pengetahuan tentang musik sehingga ia dapat mengambil
setiap pelajaran dari apa yang terlah diberikan.
Keterkaitan penelitian sebelumnya dengan penelitian ini yaitu sama – sama
membahas mengenai pembelajaran bagi pemula, namun perbedaannya adalah jika
pada penelitian sebelumnya membahas mengenai pembelajaran piano, sedangkan
pada penelitian ini membahas mengenai pembelajaran keyboard.
Setelah memahami beberapa konsep tentang pembelajaran keyboard, perlu
dibahas mengenai konsep harmoni sebagai implementasi pembelajaran keyboard
tersebut dalam penelitian ini. Berikut beberapa konsep harmoni menurut beberapa
peneliti yang telah melakukan penelitian ini.
(Emilio, Gayo, Manuel, & Lovelle, 2013) dalam artikel jurnal yang berjudul
“ HARMONY : A System for Musical Composition” mengemukakan bahwa “system
that integrates the phases that take part in the creation of
a musical composition,” yang berarti harmoni adalah sebuah sistem yang
terintegrasi yang bertahap dan menjadi bagian dari kreasi sebuah komposisi musik.
Teori ini disetujui dengan tingkatan melodi secara otomatis berdasarkan teori
logaritma dan harmonisasi yang membangun beberapa melodi berdasarkan teori
12
tradisional. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif. Hasil yang diperoleh
dari terlaksananya penelitian ini adalah diperolehnya sistem Haskore yang
diperoleh dari teori logaritma untuk menemukan pengembangan teori harmoni
dimana mempermudah seorang komposer untuk merancang sebuah harmonisasi
dengan baik dan menghasilkan karya yang hebat.
Keterkaitan penelitian tersebut dengan yang peneliti lakukan adalah sama –
sama membahas tentang harmoni, memberikan informasi tentang definisi harmoni
serta menjelaskan komponen – komponen pendukung yang harus ada dalam
penyusunan harmoni. Namun perbedaannya adalah dari tujuan penelitian, tema
penelitian, metode penelitian, sampai sasaran penelitian. Jika penelitian harmoni ini
bertujuan untuk mengembangkan teori harmoni, menggunakan metode penelitian
kuantitatif, sampai mengambil para komposer sebagai sasaran penelitian,
sedangkan penelitian yang akan dibahas memiliki tujuan untuk mengetahui
implementasi harmoni dalam menunjang pembelajaran, menggunakan teori
deskriptif kualitatif, serta mengambil siswa pemula yang ada di sekolah musik
sebagai sasaran penelitian.
Penelitian selanjutnya yaitu oleh (Handoko, Tinggi, & Kristen, n.d.,2012)
dalam artikel jurnal yang berjudul “Harmoni Vokal Alami Dalam Paduan Suara
Musik Gereja di GPIB Jemaat Penabur Surakarta” berpendapat bahwa harmoni
adalah rangkaian nada – nada yang membentuk interval, akor dan saling
berhubungan satu dengan lainnya. Dalam ilmu harmoni, gerakan atau progresi akor
tersebut mengikuti aturan yang sudah ditentukan. Penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Hasil dari analisis harmoni vokal secara alami ketika
13
diperbandingkan dengan teori harmoni konvensional dapat disimpulkan bahwa
secara umum harmoni vokal alami hampir sesuai dengan teori harmoni
konvensional dan masih dapat enak didengar telinga.
Keterkaitan penelitian ini dengan yang peneliti lakukan adalah sama – sama
memaparkan tentang definisi harmoni dan bagaimana cara menyusun harmoni
secara sederhana namun dinamis, serta sama – sama mengimplementasikan
harmoni dalam pembelajaran, namun perbedaannya yaitu terletak pada tujuan
penelitian, materi yang dikaji, serta sasaran penelitian. Jika penelitian sebelumnya
bertujuan untuk mengaplikasikan harmoni pada paduan suara dimana terdapat
pembagian suara yaitu sopran, alto, tenor, dan bass, dengan materi paduan suara,
serta dengan sasaran penelitian yaitu kelompok paduan suara di GPIB Jemaat
Penabur Surakarta, sedangkan pada penelitian yang akan dibahas ini memiliki
tujuan penelitian yaitu untuk mengaplikasikan harmoni pada pembelajaran
keyboard dimana bukan harmoni sopran, alto, tenor, dan bass lagi yang digunakan,
namun penyusunan beberapa akor yang akan digunakan dalam permainan keyboard
dengan materi pembelajaran keyboard, serta dengan sasaran penelitian yaitu siswa
– siswa pemula yang ada di Nungky Music School Semarang.
Menurut (Oksanen, 2012) dalam jurnalnya yang berjudul “The digital
learning environment of keyboard harmony An established concept over 15 years”
mengemukakan bahwa “In keyboard harmony, the motor skills of the hands require
their own channel in respect to muscle memory and playing skills. In learning, it is
important that the information presented is relevant and applicable to student prior’
knowledge and skills”, yang berarti dalam harmoni keyboard, dibutuhkan
14
keterampilan motorik tangan untuk merespon memori otak dan keterampilan
bermain. Dalam pembelajaran, informasi yang relevan dan berguna sangat penting
untuk disampaikan untuk prioritas pengetahun dan keterampilan siswa. Penelitian
ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian sebelumnya
yaitu setelah selama 15 tahun menggunakan metode manual dalam pembelajaran
harmoni keyboard , saat ini telah dikembangkan pembelajaran digital untuk
pembelajaran keyboard. Guru dapat memberikan tugas portofolio juga untuk
menunjang tersampaikannya pembelajaran kepada siswa.
Keterkaitannya dengan penelitian ini yaitu sama – sama membahas
mengenai pembelajaran harmoni pada keyboard, namun perbedaannya adalah jika
penelitian sebelumnya membahas tentang pengembangan teknologi digital untuk
pembelajaran harmoni pada keyboard, sedangkan pada penelitian ini membahas
mengenai materi pergerakan akor yang akan diajarkan pada kelas pemula.
2.2 Landasan Teori
Pembahasan mengenai pembelajaran tidak terlepas dari kata belajar dan
mengajar, serta materi yang diajarkan. Pada penelitian ini, diperlukan pondasi
pemahaman terlebih dahulu tentang konsep harmoni yang akan diimplementasikan
pada pembelajaran keyboard bagi pemula di Nungky Music School Semarang.
Berikut beberapa teori dan penjabaran makna dari penelitian tersebut.
15
2.2.1 Implementasi
2.2.1.1 Pengertian Implementasi
Implementasi adalah pelaksanaan keputusan kebijakan dasar, biasanya
dalam bentuk undang – undang, namun dapat pula berbentuk perintah – perintah
atau keputusan – keputusan eksekutif yang penting atau keputusan badan peradilan.
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksana atau penerapan.(Ayugi
Destiannisa, 2012). Menurut Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman,
2003:7) mengemukakan bahwa implementasi adalah perluasan aktivitas yang
saling menyesuaikan.
2.2.1.2 Macam – Macam Implementasi Pendidikan
Implementasi yang ada dalam masyarakat memiliki beberapa jenis, yaitu
implementasi kebijakan, implementasi strategi, implementasi sistem,
implementasi keperawatan, serta implementasi pendidikan. Adapun jenis
implementasi pendidikan yaitu:
Pendidikan multikultural, yaitu proses penerapan pendidikan dimana
pertama-tama membahas mengenai karakteristik kultur dan multikultur
Indonesia—mencakup etnis dan ras, selanjutnya mengenai diskriminasi rasial,
etnisitas dan budaya, kemudian diskriminasi jender (kesetaraan pendidikan bagi
kaum perempuan) dan anak berkebutuhan khusus (disable). (Amirin, 2012).
Pendidikan karakter, suatu proses penerapan dalam rangkaian kegiatan
pembelajaran baik berlangsung di dalam maupun di luar kelas yang berusaha
menjadikan peserta didik menguasai kompetensi (materi), menjadikan peserta
16
didik mengenal, menyadari/peduli, dan menginternalisasikan nilai-nilai dan
menjadikannya perilaku. (Julaiha, 2014)
Based Learning, suatu proses penerapan dalam kegiatan pembelajaran
dimana peserta didik dituntut untuk menggunakan segalam potensinya dalam
memecahkan permasalahan dalam penyelesaian tugas. Adanya kegiatan merancang
dan membuat sebuah proyek akan mendukung berkembangnya potensi yang
dimiliki oleh masing-masing peserta didik. (Ardianti, dkk, 2017).
Pembelajaran Musik, suatu proses penerapan dalam pembelajaran musik
untuk mengembangkan mental dan psikomotorik anak dengan cara memberikan
materi yang diberikan pada anak berupa materi lagu anak-anak seperti lagu naik
delman, pelangi-pelangi, balonku dan lain sebagainya. (Ardina, 2012)
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa implementasi adalah tindakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok sebagai wujud pelaksanaan dari keputusan yang telah diambil dengan
cara penerapan dan perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan, serta memiliki 4
wujud implementasi di bidang pendidikan, yaitu implementasi pendidikan
multikultural, implementasi pendidikan karakter, implementasi pembelajaran based
learning, dan implementasi pembelajaran musik.
2.2.2 Harmoni
2.2.2.1 Pengertian Harmoni
Menurut Malm (1996:15) dalam (Rona Putra, 2016) Harmoni didefinisikan
sebagai kejadian dimana dua atau lebih dengan tinggi berbeda dibunyikan secara
bersama – sama, walaupun harmoni juga dapat terjadi bila nada – nada tersebut
17
dibunyikan secara berurutan (seperti dalam arpeggio). Harmoni yang terdiri dari
tiga atau lebih nada yang dibunyikan secara bersama – sama biasanya disebut akor.
Harmoni ditimbulkan oleh kombinasi dua atau banyak nada yang dibunyikan
bersama – sama dan menimbulkan bunyi yang khas. harmoni adalah rangkaian
nada-nada yang membentuk interval, akor dan saling berhubungan satu dengan
lainnya. Harmoni adalah keselarasan nada.(Slamet Haryono, 2016)
Menurut Wright (dalam Slamet Haryono, 2016) harmoni adalah keselarasan
bunyi baik vertikal maupun horisontal dari sebuah rangkaian bunyi atau nada dan
atau melodi. Menurut (Howard, Holland, & Whitelock, 1994) “Harmony (unlike
counterpoint) has been traditionally taught as a keyboard skill, in the old sense of
the word (harpsichords, organs, pianos);” yang berarti harmoni (tidak seperti
kontrapung) menjadi ilmu tradisional dari pembelajaran keyboard, dalam
pengertian tua dari kata harmoni (harpsichord, organ, piano);
(Stolzenburg, 2015) juga berpendapat bahwa “A harmony can thus simply
be identified by a set of tones forming the respective interval, chord, or scale,” yang
berarti sebuah harmoni mungkin mudah untuk diidentifikasi dengan sekumpulan
nada yang terbentuk dari masing – masing interval, akor, atau tangga nada. (Rona
Putra, 2016) menyatakan bahwa harmoni adalah bunyi yang selaras, dengan
melengkapi berbagai ornamen (hiasan) beupa teknik permainan, dinamika,
ekspresi, sehingga melodi menjadi indah dan enak didengar.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa harmoni
adalah rangkaian nada – nada yang terdiri dari 3 nada atau lebih yang saling
18
berhubungan dan membentuk akor baik konsonan maupun disonan dan
menghasilkan bunyi yang selaras, harmonis, sehingga menjadi sebuah harmonisasi
yang indah dan enak didengar.
2.2.2.2 Elemen Harmoni
(Trainor & Trehub, 1994) berpendapat bahwa, “In other words, specific
melodic structures are thought to dictate appropriate harmonic accompaniment. In
fact, definitions of melody often refer specifically to harmonic implications, “ yang
berarti dengan kata lain, melodi yang terstruktur secara tepat merupakan keluarga
harmoni. Pada faktanya, definisi dari melody seringkali disebut sebagai implikasi
dari harmoni. Mereka juga berpendapat bahwa “Western harmonic structure is
based on chords (i.e., three or more simultaneous tones), which can be constructed
on each note of the scale,” yang berarti struktur harmoni barat yaitu berdasarkan
pada akor (i.e., tiga atau lebih dari beberapa nada). Yang dapat terbentuk pada setiap
notasi pada tangga nada.
(Neidhofer,2012) menyatakan bahwa “Messiaen frequently discusses salient
techniques of harmonic and contrapuntal construction...., most of the harmonic
materials Messiaen discusses are derived from chordal structures familiar from
tonal music, and virtually all of the contrapuntal techniques are modeled after
features known from tonal and modal counterpoint” yang berarti Messiaen sering
mendiskusikan teknik salien pada konstruksi harmoni dan kontrapuntal..., sebagian
besar material harmoni yang didiskusikan Messiaen berasal dari struktur akor yang
19
dikenal dari musik tonal, dan hampir seluruh teknik kontrapuntal dipraktikkan
setelah teknik tersebut dikenal dalam kontrapung tonal dan kontrapung modal.
Ottman (1970: 1) mengklasifikasikan beberapa elemen yang ada dalam
harmoni, yaitu :
Nada, salah satu material musik yang mendukung terbentuknya komposisi
harmoni dan merupakan sebuah melodi dalam bentuk sederhana yang berdiri pada
tangga nada. Unsur – unsur yang ada dalam tangga nada yaitu clef, grand staff, dan
tanda kromatis.
Tangganada, salah satu material musik yang mendukung terbentuknya
komposisi harmoni, dimana didalamnya terdapat register oktaf, yaitu tangga nada
mayor dan tangga nada minor. Tangga nada minor dibedakan menjadi 3, yaitu
tangga nada minor natural, tangga nada minor harmonis, dan tangga nada minor
melodis.
Interval, yaitu jarak diantara 2 nada yang diukur dari jarak 1 atau setengah
nada lalu diidentifikasi dengan nama interval. Nama interval diqualifikasi
berdasarkan jarak mayor, minor, perfect, diminished, dan augmented.
Ketukan, yaitu elemen yang berperan penting dalam musik terkait waktu.
Ketukan dapat direpresentasikan melalui arahan kondakter maupun secara
auditorial menggunakan metronome. Di dalam sebuah ketukan, terdapat beberapa
unsur yang membangun terbentuknya ketukan tersebut, yaitu Bar, Birama, dan
Tempo.
Triad, yaitu 3 notasi dalam jarak 3 yang dieja menjadi satu. Triad terdiri atas
beberapa kombinasi dari jarak M3 (mayor 3) ataupun m3 (minor tiga). Dalam
20
pembahasan mengenai triad, tentunya berkaitan dengan akor, karena akor
merupakan media yang mempersatukan beberapa nada dalam 1 kelompok dengan
notasi yang berbeda untuk dibunyikan secara serempak atau dalam posisi broken
chord. Triad dan akor adalah salah satu unsur utama yang diperlukan dalam sebuah
komposisi harmoni untuk menentukan pergerakan antar melodi. Berikut adalah
triad yang ada dalam tangga nada mayor dan tangga nada minor.
TRIAD TANGGA NADA MAYOR
Nama Triad Nomor Triad Ejaan dalam C mayor
Tonika I C – E – G
Supertonika Ii D – F – A
Median Iii E – G – B
Subdominant IV F – A – C
Dominant V G – B – D
Submediant Vi A – C – E
Leading Tone vii° B – D – F
Tabel 1 : Triad pada tangga nada mayor, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 12 Agustus
2019.)
TRIAD TANGGA NADA MINOR
Di dalam akor minor, terdapat bentuk tangga nada harmonis dan melodis
dimana pada nada ke 6 dan 7 mengalami kenaikan setengah nada. Ketika naik,
notasi tersebut berkesinambungan dengan tanda mula.
21
Nama Triad
Nomor
Triad
Ejaan dalam tangga nada A minor harmonis
dan melodis
Tonika I A – C – E
Supertonika ii°
ii
B – D – F
B – D – F#
Median III
III+
C – E – G
C – E – G#
Subdominant Iv
IV
D – F – A
D – F# - A
Dominant V
V
E – G – B
E – G# - B
Submediant VI F – A – C
Raised Submediant vi° F# - A – C
Subtonika VII G – B – D
Leading Tone vii° G# - B – D
Tabel 2 : Triad pada tangga nada minor harmonis dan minor melodis, Yohana, dokumentasi pribadi.
(dibuat pada 12 Agustus 2019.)
Berdasarkan beberapa uraian diatas mengenai elemen harmoni dapat
disimpulkan bahwa di dalam komposisi harmoni memerlukan beberapa elemen
diantaranya nada, tangga nada, ketukan, interval, dan triad.
22
2.2.2.3 Teori Harmoni
Teori harmoni telah menjadi teori yang berperan penting dalam
pembentukan sebuah komposisi lagu yang terdiri atas beberapa elemen – elemen
harmoni yang disatukan. Berikut adalah beberapa teori harmoni yang dapat
digunakan dalam pembentukan sebuah komposisi lagu.
(Laitz, 2015) mengemukakan bahwa “The presentation of diatonic harmony
proper begins with root-position I and V triads. Several vital notions are introduced
is cadence, and phrase;” yang berarti pada presentasi harmoni diatonis dimulai
dengan root – position yaitu akor trinada tingkat I dan V. Beberapa teori yang
diperkenalkan adalah kadens dan frasa. (Niecks, 2009) juga berpendapat bahwa “I
found my system on two laws: The Law of Dissonance and the Law of Tonality.
These two laws are what I call the keys to the theory and practice of harmony. Yang
berarti Saya menemukan sistem dalam 2 peraturan : Peraturan Disonan dan
Peraturan Tonal. Kedua peraturan tersebut Saya namakan sebagai kunci dari materi
Harmoni secara teori dan praktik.
(Criticism, 2015) mengemukakan bahwa “tonality as the fundamental law of
music and all harmony, and objected to theorists calling to their aid mathematical
and acoustical phenomena...” the entire harmonic system determined by the scale.”
Yang berarti nada tonal sebagai peraturan fundamental dari musik dan keseluruhan
harmoni, dan terobjek kepada theoritikus yang menamakan peraturan tersebut
sebagai fenomena matematik dan akustikal..” segala sistem harmoni ditentukan dari
tangga nada.” (Tramo, dkk 2006) mengemukakan bahwa “Harmony has a vertical
dimension and a horizontal dimension, which is the vertical dimension
23
encompasses the relationships among simultaneous notes. By convention, note
refers to a pitch in the musical scale, and harmonic interval refers to two notes
sounded simultaneously, and the horizontal dimension encompasses successive
tones (melodic intervals and melodic progressions)” Yang berarti Harmoni
memiliki dimensi vertikal dan horizontal, yang mana dimensi vertikal meliputi
hubungan antar beberapa nada. Berdasarkan kaidah, notasi menunjuk pada sebuah
intonasi tangga nada pada musik, dan interval harmoni menunjuk pada 2 notasi
yang terdengar serempak, dan dimensi horizontal meliputi nada yang beriringan
(interval melodis dan progresi melodis)”.
(Ottman 1970:71) menjelaskan bahwa di dalam teori harmoni terdapat
pengembangan triad, diantaranya adalah pengembangan akor V7 atau akor
dominan 7. Tujuan ditambahkannya materi akor V7 pada teori ini adalah guna
menunjang penjelasan yang ada pada pembahasan penelitian. Ottman (1970:71)
menyatakan bahwa “A seventh chord is a four-note chord. A fourth note is added
above a triad at the interval of a third above the fifth of triad. It is called seventh
chord because of the interval of a seventh above the root of the chord. “ yang berarti
bahwa akor 7 adalah notasi ke 4 pada akor. Notasi ke empat ditambahkan di atas
akor trinada yaitu diatas interval ke 3 dan interval ke 5 pada akor.
Gambar 1 : Contoh inverval akor V7 pada akor G7 , Yohana,
dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10 Agustus 2019).
G B D F
M3 m3 m3
24
Dinamakan akor 7 karena memiliki interval 7 dari nada root, yaitu nada
pertama pada akor. Hendro (2008:4) juga menyatakan bahwa akor Dominan
Septime 7 dibentuk atas penambahan notasi tingkat ke-7 (bes) yang diturunkan
setengah nada dalam tangga nada dan struktur notasi akor dasar. Selain memiliki
pengembangan triad yang salah satu diantaranya adalah akor V7, di dalam teori
harmoni juga terdapat peraturan atau kaidah yang telah diklasifikasikan oleh
(Ottman 1970:53) yang diantaranya adalah :
Peraturan IA, yaitu peraturan yang terjadi pada komposisi harmoni SATB
dimana nada S,A, dan T digerakkan searah pada nada terdekat, sedangkan posisi
Bass ditahan.
Gambar 2 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan I A dalam teori harmoni,
Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10
Agustus 2019).
Peraturan I B, yaitu peraturan yang terjadi pada komposisi harmoni SATB
dimana posisi root pada bass dan salah satu nada diantara S, A, dan T ditahan di
nada yang sama, sementara nada yang lain bergerak secara bebas ke nada terdekat.
25
Gambar 3 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan I B dalam teori harmoni,
Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10 Agustus 2019).
Peraturan 2 A, yaitu peraturan yang terjadi pada komposisi harmoni SATB
dimana 2 akor yang bergerak memiliki nada penghubung yang sama sehingga
terjadi penahanan nada yang sama (common tone) sedangkan nada yang lain
bergerak ke posisi terdekat. Pada peraturan ini dapat terjadi pembalikan akor.
Gambar 4 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan II A dalam teori harmoni,
Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10 Agustus 2019).
26
Peraturan 2B, yaitu peraturan yang terjadi pada komposisi harmoni SATB
dimana 2 akor yang bergerak tidak menggunakan nada penghubung dan nada S,A,
dan T digerakkan secara searah namun berlawanan dengan bass.
Gambar 5 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan II B dalam teori
harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10 Agustus
2019).
Peraturan 2C, yaitu peraturan yang terjadi dimana posisi root pada bass, nada
ke 3 pada akor pertama bergerak ke nada 3 pada akor final, penahanan nada terjadi
pada Alto, sedangkan nada yang lain bergerak bebas ke posisi terdekat.
Gambar 6 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan II C dalam teori
harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10
Agustus 2019).
27
Peraturan 2D, yaitu peraturan yang terjadi pada komposisi harmoni SATB
dimana posisi root pada akor tonika memungkinkan terjadi pada 3 akor, serta nada
ke 5 dihilangkan karena third adalah sifat akor yang tidak boleh diubah.
Gambar 7 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan II D dalam teori
harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10 Agustus 2019).
Peraturan III, yaitu peraturan yang berguna untuk menyelesaikan
pergerakan akor IV – V dimana di dalam kedua akor tersebut tidak terjadi
penahanan nada (common tone) . Nada S,A, dan T bergerak ke nada terdekat secara
searah melawan arah pergerakan nada bass.
Gambar 8 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan III dalam teori
harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10 Agustus
2019).
28
Peraturan VI A, yaitu peraturan yang terjadi pada sebuah akor dengan posisi
pembalikan pertama menuju akor final dengan posisi asli. Notasi dapat digerakkan
secara searah maupun berlawanan. Ketika menggunakan arah pergerakan yang
sama, hindari parallel kwint dan parallel oktaf.
Gambar 9 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan VI A dalam teori
harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10 Agustus
2019).
Peraturan VI B, yaitu ketika digunakan 2 akor pembalikan pertama dengan
akor yang sama secara berturut – turut lalu diselesaikan dengan menahan salah satu
nada yang sama.
Gambar 10 : Progresi akor dengan menggunakan peraturan VI B dalam teori
harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10 Agustus
2019).
29
Selain membahas mengenai peraturan pergerakan akor dalam harmoni, hal
lain yang perlu dibahas mengenai pergerakan akor ialah kadens. Kadens adalah
pengakhiran jalur akor. (Hendro, 2008:8). Menurut (Ottman 1970:69) 3 kadens
yang terbentuk dari akor tingkat V dan akor tingkat I dikenal dengan Kadens
Autentik, dimana kadens ini terbagi menjadi 3, yaitu :
Kadens Autentik Sempurna, memiliki progresi akor V-I yang mana akor V
memiliki root pada bass dan final kadens pada akor I dengan root pada bass dan
sopran.
Gambar 11 : Progresi akor V - I dengan menggunakan Kadens Autentik Sempurna
dalam teori harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10
Agustus 2019).
Kadens Autentik Tidak Sempurna, memiliki progresi akor V-1 yang terdapat
pada final akor yaitu akor I dan memiliki posisi dasar pada sopran atau bass.
30
Gambar 12 : Progresi akor V - I dengan menggunakan Kadens Autentik Tidak
Sempurna dalam teori harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi.
(dibuat pada 10 Agustus 2019).
Kadens Autentik Setengah Sempurna, yaitu kadens memiliki progresi akor I
menuju akor V.
Gambar 13 : Progresi akor I – V dengan menggunakan Kadens Autentik
Setengah dalam teori harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi.
(dibuat pada 10 Agustus 2019).
Progresi akor lain atau kadens lain yang ada dalam teori harmoni adalah
Kadens Plagal. Kadens Plagal adalah kadens yang terdiri dari akor subdominan dan
akor tonika. Meskipun tidak digunakan sesering kadens autentik, kadens plagal
31
sangat terkenal dan digunakan pada kadens penutup dalam Himne. Kadens Plagal
memiliki 3 jenis, yaitu :
Kadens Plagal Sempurna, memiliki progresi akor IV-I dimana akor pertama adalah
akor IV dan posisi root pada bass, serta akor final adalah akor I dan posisi root pada
bass dan sopran.
Gambar 14 : Progresi akor IV - I dengan menggunakan Kadens Plagal Sempurna
dalam teori harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10
Agustus 2019).
Kadens Plagal Tidak Sempurna, memiliki progresi akor IV-I dimana akor final
jatuh di akor I dan posisi root pada bass atau sopran.
Gambar 15 : Progresi akor IV - I dengan menggunakan Kadens Plagal Tidak
Sempurna dalam teori harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi.
(dibuat pada 10 Agustus 2019).
32
Kadens Plagal Setengah, memiliki progresi akor I-IV (tidak ditahan).
Gambar 16 : Progresi akor IV - I dengan menggunakan Kadens Plagal Setengah
dalam teori harmoni, Yohana, dokumentasi pribadi. (dibuat pada 10
Agustus 2019).
Teori harmoni memuat beberapa kaidah atau ketentuan dalam pergerakan
akor. Berdasarkan beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa di dalam teori
harmoni terdapat 9 kaidah yaitu Peraturan IA, IB, IIA, II B, II C, II D, III, VI A,
serta VI B dimana setiap kaidah memiliki ketentuan yang berbeda. Selain itu dalam
teori harmoni juga terdapat kadens yang berarti pergerakan akor pada akhir lagu.
Kadens diklasifikasikan menjadi 2 yaitu Kadens Autentik dan Kadens Plagal.
2.2.2.4 Teori Harmoni dalam Pembelajaran Musik
(Oksanen, 2012) berpendapat bahwa “keyboard harmony can provide the
possibility to execute one’s musical imagination without following a strict
notation”, yang berarti harmoni keyboard memberikan kemungkinan untuk
mewujudkan imajinasi musik tanpa mengikuti notasi yang baku. Ia juga
menyatakan bahwa “In keyboard harmony, the motor skills of the hands require
33
their own channel in respect to muscle memory and playing skills. In learning, it is
important that the information presented is relevant and applicable to student prior’
knowledge and skills, yang berarti dalam harmoni keyboard,” dibutuhkan
keterampilan motorik tangan untuk merespon memori otak dan keterampilan
bermain, sehingga, banyak keuntungan yang dapat terlihat dalam pembelajaran
harmoni keyboard : sebagai contoh, image pendengaran pada repertoar yang dilatih
secara kuat, menjadikan pemikiran bahwa kesulitan dalam belajar ketika
pembelajaran berlangsung berubah menjadi bagian berbeda dan dapat konteksnya
dapat dipahami, sehingga penyelesaian permasalahan yang sangat penting telah
dipecahkan.
(Howard et al., 1994) berpendapat bahwa “Music teaching in schools today
replaces a priori rules with empirical enquiry, and encourages students to discover
harmony by improving on a variety of instruments, typically including marimba,
autoharp, and electronic keyboard”, yang berarti bahwa pembelajaran musik di
sekolah mengubah aturan fakta dengan penelitian yang empiris, dan mendorong
siswa untuk menemukan harmoni dengan pengembangan pada beberapa alat musik,
seperti marimba, autoharp, dan keyboard.
(Laitz, 2015) mengemukakan bahwa “intellect and ear are brought together
in the many part-writing exercises that incorporate compositional tasks, and also
through analytical exercises, the most thoughtful of which help students to establish
general stylistic horizons, even as they lead to quite specific understandings of
individual pieces” yang berarti intelektual dan pendengaran berjalan bersama dalam
latihan penulisan partitur, yang tergabung dalam tugas komposisi, latihan analisis,
34
serta pengetahuan lainnya yang mana akan membantu siswa untuk menentukan
gaya penulisan secara horizontal, bahkan ketika mereka mengatur pemahaman
mengenai bagian inti dari materi tersebut.
(Howard et al., 1994) berpendapat bahwa “A basic problem in teaching
harmony to beginners of any age is to get from the stage of perceiving which chord
will ‘fit’ within a progression, following the preceding chord and leading to the
subsequent one with aural and tonal logic....” yang berarti permasalahan mendasar
dalam mengajarkan teori harmoni untuk pemula dari segala usia yaitu untuk
mencapai taraf pemahaman dimana akor akan “cocok” tanpa sebuah progresi,
mengikuti akor pertama dan memimpin akor subsekuen dengan pemahaman aural
dan tonal.
Monoach (2010:48) dalam (Indah Komala Sari, dkk, 2013) mengemukakan
bahwa akor menjadi salah satu bagian inti dalam sebuah permainan keyboard untuk
mengiringi sebuah lagu. Kita tidak bisa sembarang menekan tuts pada keyboard dan
menyebut itu akor jika kita tidak mengetahui aturannya atau jika not yang anda
tekan tidak membentuk suatu harmonisasi. Karena harus membentuk suatu
harmoniasi, maka akor ini memiliki aturan-aturan. Aturan dasar chord diambil dari
tangga nada atau scale. Berdasarkan beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan
bahwa teori harmoni sangat diperlukan bagi pembelajaran musik, khususnya
keyboard guna mewujudkan imajinasi musik tanpa mengikuti notasi yang baku,
melatih keterampilan motorik tangan untuk merespon memori otak, serta melatih
keterampilan bermain musik.
35
2.2.3 Pembelajaran
Dalam menunjang keberhasilan siswa dalam belajar, diperlukan sistem
pembelajaran yang sesuai dengan karakter dan kebutuhan siswa itu sendiri. Dalam
proses pembelajaran sebenarnya sangat berkaitan dengan kegiatan belajar dan
mengajar.
Menurut Budiningsih (dalam Indah, 2013) belajar adalah tingkah laku
sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain,
belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuan
untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai interaksi antara stimulus dan
respon. Pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu kombinasi dari komponen
intruksional dengan komponen lainnya, dengan pola pengelolaan yang telah
tersusun dan terprogram agar berlangsung proses belajar yang bertujuan dan
terkendali. (Setijadi, 1994:209) dalam (Purnadi, 2015). (Rita Nurindah Meirawati,
2009) juga berpendapat bahwa pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan
untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung
terjadinya proses belajar siswa.
Menurut Pribadi (dalam Yakobus Kilay, 2012) dalam mewujudkan
permbelajaran yang berhasil diterima oleh siswa, diperlukan 7 kriteria yang harus
diperhatikan, yaitu peran aktif guru dimana proses belajar akan berlangsung efektif
jika siswa terlibat aktif dalam tugas-tugas yang bermakna dan berinteraksi dengan
materi pembelajaran secara intensif, proses latihan dilakukan dalam berbagai
bentuk akan dapat memperbaiki tingkat daya ingat atau retensi, kemampuan dan
36
potensi yang di miliki oleh tiap individu semakin berkembang, Umpan balik yang
semakin merangsang siswa dalam memotivasi diri, Guru dapat menerapkan
kemampuan yang dimiliki dalam situasi yang nyata, serta interaksi sosial antar
siswa yang baik.
Sehubungan dengan sebuah proses pembelajaran umum dan pembelajaran
musik bahwa kecakapan seorang guru kelas dalam mengatur kelas saat pelajaran
berlangsung belum tentu dapat dipastikan menjadikan musik yang diajarkan
mendapatkan kebermaknaannya. (Slamet Haryono, 2016)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran adalah proses pengelolaan lingkungan yang telah tersusun dan
terprogram sehingga menghasilkan proses belajar yang memiliki tujuan dan
terkendali sehingga siswa dapat menerima materi dengan baik. Serta untuk
mewujudkan pembelajaran secara efektif, perlu dilakukan enam ciri, yaitu : siswa
menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui mengobservasi,guru
menyediakan materi sebagai fokus berpikir, aktivitas – aktivitas siswa sepenuhnya
didasarkan pada pengkajian, guru secara aktif terlibat dalam pemberian arahan dan
tuntunan, orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran, serta guru menggunakan
teknik mengajar yang bervariasi.
2.2.3.1 Komponen Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran memerlukan beberapa komponen guna menunjang
sebuah pembelajaran yang efektif demi tercapainya tujuan pembelajaran tersebut.
Beberapa komponen tersebut ialah siswa, kurikulum, guru, metode, sarana dan
prasarana serta lingkungan. (Asmadawati, 2014)
37
Menurut (Afandi, 2009) dalam artikel jurnal yang berjudul “Perencanaan
Pembelajaran Pendidikan Dasar” berpendapat bahwa ada beberapa komponen
yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan sebuah pembelajaran yang efektif dan
efisien, yaitu tujuan pembelajaran / kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan
belajar mengajar, dan evaluasi.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa komponen
– komponen yang diperlukan dalam proses pembelajaran adalah siswa, kurikulum,
guru, metode, sarana dan prasarana, lingkungan, tujuan pembelajaran atau
kompetensi, materi pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, dan evaluasi.
2.2.4 Keyboard
Keyboard merupakan salah satu alat musik electrophone. Menurut Soewito
(1996:725), keyboard merupakan alat musik penyempurnaan dari piano dan
merupakan alat musik tekan elektronik mutakhir. Keyboard terdiri dari berbagai
macam bentuk dan ukuran, ada yang menggunakan kuda – kuda dan ada pula yang
disandang langsung oleh pemainnya.
(Indah Komala Sari, Syahrel, 2013) berpendapat bahwa Keyboard adalah
sebuah instrumen musik elektronik berbentuk papan tuts seperti piano namun lebih
pendek, jangkauannya minimal 5 oktaf. Keyboard dilengkapi dengan berbagai
pilihan rytem dan suara sehingga walaupun hanya satu orang yang bermain namun
bisa terdengar penuh seperti seluruh band. Keyboard juga merupakan salah satu alat
musik yang digemari dan menghasilkan nada – nada yang cukup bervariasi dan
memanjakan pemainnya. (Hendro, 2008 : 1).(Pradani, 2017) berpendapat bahwa
38
alat musik keyboard adalah instrumen musik yang mempunyai bilahan-bilahan
seperti piano, organ, akordeon, dan pianika. Instrumen musik ini bisa memainkan
beragam suara, seperti terompet, flute, gitar, biola, sampai instrumen musik perkusi.
Menurut (Novaryandana, 2015) keyboard memiliki beberapa jenis yang
bermacam-macam salah satunya adalah keyboard Intelligent atau keyboard
Accompaniment, keyboard ini dapat memproduksi musik iringan, sehingga dapat
digunakan untuk mengiringi pemain keyboard dalam bermain. Menurut sumber
bunyinya, media musik keyboard termasuk dalam kelompok alat musik elektrofon,
dimana alat musik tersebut sumber bunyinya berasal tenaga listrik atau elektronik.
Sedangkan cara memainkannya, media musik keyboard dimainkan dengan cara
ditekan. (Hariyadi, 2014)
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
keyboard adalah alat musik electrophone yang merupakan penyempurnaan dari alat
musik piano yang memiliki berbagai pilihan rytem dan suara sehingga dapat
memainkan musik secara full band dalam waktu yang bersamaan sehingga dapat
menghasilkan suguhan musik yang cukup bervariasi dan memanjakan pemainnya.
2.2.5 Pembelajaran Keyboard
(Rita Nurindah Meirawati, 2009) mengemukakan bahwa ada beberapa
metode yang cocok digunakan untuk pembelajaran keyboard bagi pemula, yaitu
metode ceramah dalam pelaksanaan metode ceramah ini, penyampaian materi
pembelajaran sebagian besarnya melalui bahasa lisan. Selain itu terdapat pula
metode tanya jawab yang mana siswa dituntut untuk berpikir dan berperan secara
39
aktif. Pada metode demonstrasi, peran guru sangatlah penting karena cara guru
mempraktikkan pembelajaran keyboard tersebut yang akan menjadi panutan siswa
untuk belajar. Sedangkan pada metode pendampingan guru memberi pengarahan
pada siswa tentang posisi tangan dan letak jari yang benar ketika memainkan tuts
pada keyboard, guru memegang tangan siswa dan meletakkannya pada tuts
keyboard dengan posisi yang benar.
Menurut (Indah Komala Sari, Syahrel, 2013) Pembelajaran keyboard dasar
merupakan bentuk penyajian musik yang sangat menarik bagi siswa pengembangan
diri musik. Untuk memantapkan pembelajaran permainan musik keyboard dapat
dilanjutkan pada kegiatan pengembangan diri musik dan guru adalah seseorang
yang posisinya sangat penting dalam arti sebagai penegak dari pengetahuan dasar
siswa yang sebagiannya akan menyebabkan siswa berhasil tidak dalam
pendidikannya.
Dalam bermain keyboard, diperlukan beberapa teknik yang benar guna
menunjang permainan yang bagus. Menurut Thursan Hakim (2014 : 25- 31) ada
beberapa teknik dalam bermain keyboard, yaitu :
Posisi, Bermain posisi duduk dan posisi tangan pada saat bermain keyboard perlu
diperhatikan. Posisi duduk yang benar adalah selalu tegak, dan posisi tangan pada
saat bermain keyboard adalah menekuk sedikit jari-jari seolah sedang memegang
bola. Posisi yang salah dalam bermain keyboard dapat mengakibatkan lekas capek
dan berakhir dengan permainan yang kurang bagus.
40
Fingering, Latihan fingering ini ditujukan agar posisi jari dan tangan kita saat
bermain keyboard ada dalam posisi yang benar. Juga untuk bentuk jari-jari kita saat
bermain di atas tuts keyboard ada dalam posisi sempurna.
Gambar 17 : Nomor jari pada tangan kanan dan tangan kiri, Yohana ,dokumentasi
pribadi. (dibuat pada 13 Agustus 2019).
Pada teknik penjarian keyboard, 10 jari digunakan untuk menekan tuts – tuts
yang ada dengan beberapa ketentuan. Seperti pada gambar 1, masing – masing jari
memiliki nomor, diantaranya ibu jari disimbolkan dengan angka 1, telunjuk
disimbolkan dengan angka 2, jari tengah disimbolkan dengan angka 3, jari manis
dinamai angka 4, dan jari kelingking disimbolkan dengan 5.
41
Gambar 18 : Posisi dan interval nada dalam 1 oktaf pada tuts keyboard, Yohana,
dokumentasi pribadi. (dibuat 12 Agustus 2019).
Gambar 18 menjelaskan mengenai posisi dan jarak nada pada keyboard
dimana terdiri dari tuts putih (harmonis) dan tuts hitam (kromatis). Pada siswa
tingkat pemula terlebih dahulu diajarkan mengenai tuts harmonis yang terdiri atas
c,d,e,f,g,a,b,c yang tiap tiap tuts memiliki jarak yang telah digambarkan lewat
gambar diatas.
Gambar 19 : Teknik penjarian tangan kanan, Yohana, dokumentasi pribadi. ( Dibuat
12 Agustus 2019)
Pada gambar 19 dijelaskan mengenai teknik penjarian pada tangan kanan
dimana pada nada c digunakan jari nomor 1, pada nada d digunakan jari nomor 2,
pada nada e digunakan jari nomor 3, sedangkan pada nada f digunakan jari nomor
42
1, pada nada g digunakan jari nomor 2, pada nada a digunakan jari nomor 3, pada
nada b digunakan jari nomor 4, serta pada nada c’ digunakan jari nomor 5.
Setelah mengetahui teknik penjarian pada tangan kanan, siswa juga perlu
mengetahui teknik penjarian yang digunakan untuk tangan kiri.
Gambar 20 : Teknik penjarian tangan kiri, Yohana, dokumentasi pribadi. ( Dibuat
12 Agustus 2019)
Pada gambar 20 dijelaskan mengenai teknik penjarian pada tangan kiri
dimana pada nada c digunakan jari nomor 5, pada nada d digunakan jari nomor 4,
pada nada e digunakan jari nomor 3, sedangkan pada nada f digunakan jari nomor
2, pada nada g digunakan jari nomor 1, pada nada a digunakan jari nomor 3, pada
nada b digunakan jari nomor 2, serta pada nada c’ digunakan jari nomor 1.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran keyboard merupakan pembentukan konsep dan pemahaman terhadap
siswa secara mendasar yang berkembang melalui beberapa metode yang diberikan
oleh guru sehingga dapat memperluas potensi siswa dalam bidang musik khususnya
dalam bermain keyboard.
43
Pembelajaran keyboard biasanya diadakan di sekolah formal dan non formal.
Jika di sekolah formal, pembelajaran keyboard termasuk dalam salah satu materi
dari mata pelajaran seni musik. Namun kekurangan dari belajar keyboard di sekolah
formal yaitu keterbatasan waktu dan sarana. Sedangkan jika pembelajaran
keyboard dilaksanakan di sekolah non formal akan lebih efektif dan efisien.
Menurut (Ayugi Destiannisa, 2012) Pendidikan non formal adalah pendidikan yang
terorganisasi di luar sistem persekolahan baik yang diselenggarakan secara terpisah
maupun terpadu untuk kegiatan - kegiatan yang amat penting dalam rangka
melayani warga belajar. Pendidikan non formal dapat disebut juga kursus. Dalam
kursus dan latihan / show alat musik khususnya keyboard sebaiknya didampingi
pengajar / pelatih yang memahami musik berikut notasi lagu, atau lebih bagus lagi
dengan teori musik. (Hirzi, 2005)
2.2.6 Pemula
Menurut Oxford Living Dictionaries (2018) pemula adalah seseorang yang
memulai belajar atau menjadi bagian dari sebuah aktivitas. Pemula juga merupakan
seseorang yang memulai sesuatu atau melakukan sesuatu pertama kalinya.
(Merriam-Webster’s Student Dictionary : 2007). Kim (2001) dalam (Taylor &
Hallam, 2008) berpendapat bahwaNonetheless, adult piano beginners seem to
worry more than children about what they are doing, and need correspondingly
more emotional support and guidance from their tutor”, yang berarti namun,
seorang pemula dewasa yang belajar piano terlihat lebih kuatir dibandingkan
44
Pembelajaran Keyboard
Implementasi Harmoni
Pemahaman Akor Dasar
Cara Pembentukan Akor dan Pergerakan Akor Melalui
Teori Harmoni dan Aplikasinya pada Keyboard
Bagi Pemula
Minat Bermusik
Pengenalan Teori Dasar Bermusik
dengan anak – anak tentang apa yang mereka lakukan, dan terkadanga
membutuhkan respon, dukungan, dan bimbingan yang lebih dari tutor mereka.
Menurut (Rona Putra Abad Kaledasa, 2016) dalam penelitiannya tentang
pembelajaran piano menyatakan bahwa tingkat pemula merupakan tingkat paling
awal dalam pembelajaran.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemula
adalah seseorang yang memulai belajar untuk pertama kalinya dan menjadi bagian
dari sebuah aktivitas itu.
2.3 Kerangka Berpikir
106
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, maka Implementasi
Teori Harmoni pada Pembelajaran Keyboard bagi Kelas Pemula di Nungky Music
School Semarang dapat diwujudkan dengan cara 1.) melatih imajinasi siswa,
dimana siswa diajak untuk berkreasi dengan cara memberikan variasi akor G7 pada
lagu “Tug of War” dengan arahan mentor. Namun, mentor keyboard yang ada di
Nungky Music School kurang memberikan penjelasan secara detail kepada siswa
mengenai kontruksi akor yang terjadi pada akor G7; 2.) Latihan motorik, yang mana
diberikan kepada siswa dengan cara mengkombinasikan melodi dan akor pada lagu
“Tug of War”. Pada bagian ini dibahas mengenai progresi akor dimana terdapat
teori harmoni yaitu peraturan VI A dimana terjadi progresi akor I pembalikan kedua
menuju akor V dengan posisi asli, teori Kadens Autentik Sempurna pada akhir lagu,
serta teori Kadens Autentik Setengah pada progresi akor I-V; 3.) Kemampuan
motorik, dimana kemampuan ini juga berkaitan dengan bermain. Disinilah guru
mengajak siswa untuk bermain dengan cara menggabungkan melodi dan akor yang
telah dikuasai pada lagu “Tug of War” dengan iringan serta isian instrumen yang
ada pada keyboard serta menjelaskan langkah – langkah persiapan yang harus
dilalui sehingga pada tahap terakhir siswa dapat memainkan lagu “Tug of War”
dengan notasi dan ketukan yang benar ditambah dengan variasi yang menarik.
107
5.2. Saran
5.2.1 Saran yang dapat diberikan bagi lembaga kursus lain yang memberikan
pembelajaran keyboard bagi kelas pemula yaitu dengan memberikan pelajaran akor
dengan menggunakan teori harmoni agar materi dapat tersampaikan dan siswa
dapat menangkap materi akor dengan baik dan benar.
5.2.2 Saran yang dapat diberikan bagi Instruktur keyboard kelas pemula di Nungky
Music School adalah dengan lebih mengemas materi akor dengan
mengimplementasikan teori harmoni secara jelas dan menggunakan tata bahasa
yang dipahami oleh siswa agar materi akor dapat tersampaikan dengan baik.
5.3.3 Saran yang dapat diberikan bagi lembaga kursus Nungky Music School adalah
dengan menyusun materi ajar bagi siswa dengan menerapkan teori harmoni dalam
pembelajaran akor pada keyboard serta teori – teori lainnya agar pondasi teori siswa
kuat.
108
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, M. (2009). Pendidikan Dasar. I(2), 147–161.
Amirin, T. M. (2012). IMPLEMENTASI PENDEKATAN PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL KONTEKSTUAL BERBASIS KEARIFAN LOKAL
DI INDONESIA. Jurnal Pembangunan Pendidikan: Fondasi Dan Aplikasi
IMPLEMENTASI, 1.
Ardina, M. D. (2012). IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MUSIK UNTUK
MENGEMBANGKAN MENTAL DAN PSIKOMOTORIK ANAK
PENDERITA DOWN SYNDROM. HARMONIA : Journal of Arts Research
and Education 15, 12, 125–131.
Asmadawati. (2014). Perencanaan Pengajaran. Darul ’Ilmi, 02(01), 1–13.
Ayugi Destiannisa. (2012). Implementation of Cognitive Approach Method in
Choir Learning. HARMONIA, Volume 12, No. 2, 12, 160–166.
Christoph Neidhofer. (2012). Society for Music Theory. 27(1), 1–34.
Criticism, D. . S. & M. . C. ’ s. (2015). The Theory of Harmony. 58(897), 504–
506.
Emilio, J., Gayo, L., Manuel, J., & Lovelle, C. (2013). HARMONY : A System
for Musical Composition HARMONY : A System for Musical Composition.
University of Oviedo.
Florentinus, T. S., & Utomo, U. (2015). Forms , Development and the Application
of Music Media in the Kindergartens : A Comparative Study of Two
Kindergartens. HARMONIA 15(2), 101–106.
Handoko, A. B., Tinggi, S., & Kristen, A. (n.d.). Harmoni vokal alami dalam
paduan suara musik gereja di gpib jemaat penabur surakarta. (1), 53–72.
Hariyadi, S. (2014). Upaya Meningkatkan Sikap Apresiatif dan dengan
Menggunakan Media MUSIK Keyboard pada Peserta Didik Kelas VIII A
SMP NEGERI 8. 31, 147–154.
Hirzi, A. T. (2005). Mengomunikasikan Musik kepada Anak. MediaTor, (56),
201–210.
Howard, P., Holland, S., & Whitelock, D. (1994). Keyboard Harmony : Some
Applications of Computers in Music Education Technology ‡. International
Music Education (1817), 467–471.
Indah Komala Sari, Syahrel, Y. S. (2013). Pelaksanaan Pembelajaran Keyboard
Dasar di SMP Negeri 9 Padang. Universitas Negeri Padang.
109
Julaiha, S. (2014). IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
PEMBELAJARAN. Jurnal STAIN Samarinda 14(2), 226–239.
Niecks, F. R. (2009). Proceedings of the The Two Keys to the Theory and Practice
of Harmony. (October 2014), 37–41. Routledge Informa Ltd Registered ,
England.
Nirmala Nandya Pratidina. (2017). Electone Dasar Bagi Anak Usia Dini di
Yamaha Music School Kudus. Jurnal Seni Musik, 6(1).
Novaryandana, M. (2015). Keyboard dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Musik di
SD Negeri 1 Kalipucangwetan Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara.
Jurnal Seni Musik Universitas Negeri Yogyakarta 4(1), 9–15.
Oksanen, A. (2012). The digital learning environment of keyboard harmony
established concept over 15 years. Procedia Social and Behavioural Science
45, 95–103.
Panggabean, A. J. (2013). SUATU KAJIAN TENTANG PENGETAHUAN DASAR
DAN KEGIATAN KETRAMPILAN SENI MUSIK UNTUK
MENGEMBANGKAN POTENSI MUSIK ANAK USIA DINI. Jurnal
Universitas Negeri Padang 21, 1335–1350.
Pradani, D. A. (2017). Musik Keyboard Dasar bagi Anak Autistik di Sekolah.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Purnadi, Y. (2015). Pembelajaran Ekstrakurikuler Band di SMA Negeri
Jatilawang Kabupaten Banyumas. Jurnal Seni Musik Unnes, 4(1), 16–25.
Rachmi, T. (2009). Kontribusi Musik pada Perkembangan Anak Usia Dini.
Keterampilan Musik Dan Tari Universitas Pendidikan Indonesia, 01, 1–29.
Rita Nurindah Meirawati. (2009). Metode Pembelajaran Alat Musik Keyboard
pada Anak Penyandang Tunenetra di YAKETUNIS Yogyakarta (Universitas
Negeri Yogyakarta; Vol. 131411086).
Rona Putra Abad Kaledasa. (2016). Model 3 in 1 pada Pembelajaran Piano bagi
Siswa Tingkat Pemula di Sekolah Musik Indonesia Yogyakarta. Institut Seni
Indonesia Yogyakarta.
Rosalin, E. (2008). Guru dalam meningkatkan daya pikir siswa. FIP Universitas
Pendidikan Indonesia, 01(01).
Sekar Dwi Ardianti , Ika Ari Pratiwi, M. K. (2017). IMPLEMENTASI PROJECT
BASED LEARNING (PjBL) BERPENDEKATAN SCIENCE EDUTAINMENT
TERHADAP KREATIVITAS PESERTA DIDIK. Universitas Negeri Padang
7(2), 145–150.
110
Shuler, S. C. (2012). Music Education for Life: Core Music Education: Students’
Civil Right. Music Educators Journal, 98(4), 7–11.
https://doi.org/10.1177/0027432112446912
Slamet Haryono, W. (2016). Uji Coba Lagu Anak-anak Bertema Pendidikan.
HARMONIA 17(3), 170–177.
Steven G. Laitz. (2015). Society for Music Theory Tonal Theory , Analysis , and
Listening by Steven G . Laitz ; The Musician ’ s Guide to Theory and.
Stolzenburg, F. (2015). Harmony perception by periodicity detection. Journal of
Mathematics and Music, 9(3), 215–238.
https://doi.org/10.1080/17459737.2015.1033024
Tarsa, A., & Pd, S. (2016). APRESIASI SENI : IMAJINASI DAN KONTEMPLASI
DALAM KARYA SENI. Jurnal Penelitian Guru Indonesia 1(1), 50–56.
Taylor, A., & Hallam, S. (2008). Understanding what it means for older students
to learn basic musical skills on a keyboard instrument. International Journal
Music Education 10(2).
Trainor, L. J., & Trehub, S. E. (1994). Key membership and implied harmony in
Western tonal music : Developmental perspectives. International Journal
Music Education 56(2), 125–132.
Tramo, M. J., Cariani, P. A., & Delgutte, B. (2006). Neurobiological Foundations
for the Theory of Harmony in Western Tonal Music. Department of
Neurology, Harvard Medical School and Massachusetts General Hospital,
Boston, Massachusetts 02114-2696, USA bEaton-Peabody 92–116.
Wicaksono, H. Y. (2009). KREATIVITAS DALAM PEMBELAJARAN MUSIK
Herwin Yogo Wicaksono FBS Universitas Negeri Yogyakarta. Cakrawala
Pendidikan, 1(1), 1–12.
Recommended