imunisasi keadaan khusus

Preview:

DESCRIPTION

imunisasi

Citation preview

PELATIHANVAKSINOLOGI DASAR

Angkatan ke 7

Modul Modul 55

Imunisasi pada Keadaan Khusus

Untuk Dokter Spesialis Anak

Isi Modul

• Prematur & BBLR• Defisiensi imun • Penyakit kronis• Terpapar infeksi• Alergi• Kehamilan & menyusui• Adopsi, pengungsi, imigran• Petugas kesehatan • Pariwisata

TH

TC

memorycell

B

P

Vaccine

Ag presentingcell

⊕Cytokines

TH

Tc

Respons Tubuh Terhadap VaksinRespons Tubuh Terhadap Vaksin

Resp

on tu

buh

terh

adap

vaks

in

T cell

B cell

Resp

on tu

buh

terh

adap

vaks

in

Th2 cell

Vaksin

Respon tubuhterhadap vaksin

Bayi Prematurdan

Bayi berat lahir rendah(BBLR)

Respon Bayi Prematur

terhadap vaksin

RENDAHNYAKAPASITAS:-KEMOTAKTIK-ADHESI-FAGOSITOSIS

BELUMBERKEMBANGNYA:-SISTEM KOMPLEMEN-IMUNITAS HUMORAL

HUMORALSELULER

Th-1 Th-2

• Dosis penuh• Sesuai jadwal vaksinasi yang

ditetapkan menurut umur kronologis

• Kecuali untuk vaksin Hepatitis B

Vaksinasi pada bayi prematur dan BBLR

Imunoprofilaksin Hepatitis B pada bayi prematur dan berat lahir rendah*

Berat lahir ≥2000 g Berat lahir < 2000 g

• Vaksin HepB + HBIg (dalam umur 12 jam)

• Imunisasi 3 dosis pada 0,1, dan 6 blumur kronologis

• Periksa anti-HBs dan HBsAg pada umur 9–15 bln

• Vaksin HepB + HBIg (dalam umur 12 jam)

• Imunisasi 4 dosis vaksin pada 0,1,2-3, dan 6 bulan umur kronologis

• Periksa anti-HBsdan HBsAg pada umur 9–15 blnSt

atus

HB

sAg

ibu

HB

sAg

posi

tif

Imunoprofilaksin Hepatitis B pada bayi prematur dan berat lahir rendah*

Berat lahir ≥2000 g Berat lahir < 2000 g

Umur 9-15 bln:Bila HBsAg dan anti-HBs negatif, reimunisasi dengan 3 dosis, dengan interval 2 bulan, dan periksa kembali HBsAg dan anti-HBs

Umur 9-15 bln:Bila HBsAg dan anti-HBs negatif, reimunisasi dengan 3 dosis, dengan interval 2 bulan, dan periksa kembali HBsAg dan anti-HBs.St

atus

HB

sAg

ibu

HB

sAg

posi

tif

Imunoprofilaksin Hepatitis B pada bayi prematur dan berat lahir rendah*

Berat lahir ≥2000 g Berat lahir < 2000 gVaksin Hep B (dalam 12 jam) + HBIg (dalam 7 hari)

CatatanPeriksa HBsAg ibu segera, bila positifHBIg segera berikan

Vaksin Hep B + HBIg (dalam 12 jam)

CatatanPeriksa HBsAg ibu segera, bila tidak dapat dilakukan dalam 12 jam, berikan HBIg

Stat

us H

BsA

g ib

uH

BsA

gtid

ak d

iket

ahui

Skema Imunoprofilaksin Hepatitis B pada bayi prematur dan berat lahir rendah*

Berat lahir ≥2000 g Berat lahir < 2000 gBerikan vaksin HepB saat lahir: 3 dosis pada umur 0–2, 1–4, dan 6–18 bulan umur kronologis

Vaksin HepB-1 dlm 30 hari umur kronologis, bila klinis stabil atau pada saat keluar dari RS sebelum 30 hari umur kronologis. Imunisasi HepB dalam 3 dosis pada umur 1–2, 2–4, 6–18 bln umur kronologisSt

atus

HB

sAg

ibu

HB

sAg

nega

tif

Imunoprofilaksin Hepatitis B pada bayi prematur dan berat lahir rendah*

Berat lahir ≥2000 g Berat lahir < 2000 g

Vaksinasi kombinasi mengandung HepB, diberikan saat usia 6–8 minggu umur kronologis

Evaluasi anti-HBs dan HBsAg tidak perlu dilakukan

Bila vaksinasi kombinasi mengandung HepB, berikan saat usia 6–8 minggu umur kronologis

Evaluasi anti-HBs dan HBsAg tidak perlu dilakukan St

atus

HB

sAg

ibu

HB

sAg

nega

tif

Defisiensi Imun

Vaksinasi pada Imunodefisiensi

Imunodefisiensi Primer• Kelainan imunitas humoral• Kelainan imunitas humoral dan seluler• Kelainan fagositosis• Kelainan sistem komplemen

Imunodefisiensi Sekunder• Kelainan imunitas karena pengobatan

Imunosupresi dan kemoterapi• Protein-losing enteropathy• HIV/ AIDS

Imunisasi pada anak imunodefisiensi

Imunodefisiensi primer Imunodefisiensi sekunder

Genetik Infeksi Obat

1 2

3 4

6

6 78

9

12

3

4

Keganasan

Defisiensi sel B(Bruton’s

agamma-globulinemia)

• gangguan produksi antibodi

• gangguan aktivitas kekebalan

• risiko infeksi

Defisiensi imunoglobulin predominan (1)

Defisiensi imunoglobulin predominan (2)

• Gangguan produksi IgG• Gangguan aktivitas aglutinin, antitoksin,

• Fagositosis• Risiko infeksi

Keadaan ImunodefisiensiImunodefisiensi primer

Lokasi Jenis Kontraindikasi

Efektivitas

Sel B(Humo-ral)

X-linked , agamma-globuli-nemia

Ig A& IgG

OPV, vaksin bakteri hidup. SP: campak& varisela

OPV, vaksin hidup aman tapi perlu SP

Jelek pada semua vaksin yang berespon humoral. IGIV interferensi dengan vaksin campak & mungkin varisela.

Semua vaksin mungkin efektif.

Defisiensi sel T (1)

Defisiensi sel T(Wisskott-Aldrich)

• gangguan produksi antibodi

• gangguan aktivitas kekebalan

• risiko infeksi

Defisiensi sel T (2)

gangguan produksi antibodi

gangguan aktivitas kekebalan

risiko infeksi

Defisiensi sel T(Ataxia-telangiectasia)

Defisiensi sel T(Di George syndrome)

• gangguanproduksi antibodi

(+/-)• gangguan

aktivitas kekebalan• risiko infeksi

Defisiensi sel T (3)

Defisiensi KombinasiDefisiensi sel B dan T(berat)

gangguan produksiantibodi

gangguan aktivitaskekebalan

resiko infeksi

Keadaan ImunodefisiensiImunodefisiensi primer

Lokasi Jenis K.I EfektivitasSel T (humoral & seluler)

Severe combined

Semua vaksin hidup

Jelek pada semua vaksin yang berespon humoral dan seluler

Komplemen C1, C4, C2, C3, C5-C9 properdin, faktor B

Tidak ada

Tidak ada

Semua vaksin rutin mungkin efektif. Vaksin pneumokok dan meningokok

Fagosit Chronic granulomatous diseaseLeukocyte adhesion defectMyeloperoxidase deficiency

Vaksin bakteri hidup

Semua vaksin rutin mungkin efektif. Vaksin influensa direkomendasikan

Keadaan ImunodefisiensiImunodefisiensi primer

Lokasi Jenis Kontraindikasi

Efektivitas

HIV/AIDS OPV, BCG, MMR, varisela untuk anak yang sangat imunokompromais

Mungkin efektif :MMR, varisela & semua vaksin tak aktif, termasuk influensa

Kanker ganas, transpantasi,terapi dan radiasi imunosupresif

Vaksin bakteri & virus hidup tergantung status imun

Efektivitas tergantung pada status imun

HIV

Anggota Keluarga Pasien Imunodefisiensi

Vaksinasi Anggota Keluarga Pasien Imunodefisiensi

Vaksin yang direkimendasikan

InfluenzaCampakMumps RubelaVarisela

Vaksin yang dilarang OPV

Anak berpenyakit kronis

Imunisasi pada anak berpenyakit kronis

• Anak berpenyakit kronis, peka terhadap infeksi yang serius & kompleks

• Semua imunisasi disarankan kecuali pada kondisi imuno-defisiensi, vaksin virus hidup adalah kontraindikasi

• Pemberian vaksin influensa & pneumokok perlu pada penyakit kronik: kardio-vaskuler, sal nafas(asma), ginjal, metabolik, hemato-onkologi, bila tak ada kontra indikasi

• Pemberian vaksin hepatitis A pd penderita hepatitis kronisPenyakit kronik peka infeksi

Vaksin

Anak terpapar infeksi

Imunisasi pada anak yang terpapar infeksi

Bolehkah diberikan?

Kapan ?

• Campak• Gondong• Rubela• Hepatitis B• Hepatitis A• Tetanus

Imunisasi & kondisi terpapar infeksi (1)

PaparanInfeksi

Masa Inkubasi

Pemberian vaksinasi

Catatan

Campak 8-12 hari

0-72 jam paparan

Bila paparan tak menghasilkan infeksi, vaksin tetap menghasilkan proteksi

Gondong 12-25 hari

Tak perlu Tidak secara efektif menghambat infeksi, tetapi bukan kontraindikasi

Rubella 14-23hari

Tak perlu Ibu hamil perlu diperiksa antibodinya pada 0, 2 dan 6 minggu postexposure

Varisela 14-16hari

0-72 jam paparan

Disertai penjelasan pada orangtua bahwa vaksinasi ini mungkin tidak melindungi

PaparanInfeksi

Masa Inkubasi

Pemberian vaksinasi

Catatan

Hep A 15-50 hari

Tak perlu Bukti proteksi tak diketahui. Imunisasi pasif mungkin perlu diberikan

Hep B 14-160hari

Perlu aktif & pasif segera dalam 12 jam

Perhatian khusus pada bayi baru lahir dengan ibu HBsAg(+)

Tetanus 2 hari-beb bln

Perlu aktif & pasif

Setelah memperhatikan status imunisasi & penyebab luka

Imunisasi & kondisi terpapar infeksi (2)

Anak menderita alergi

Vaksinasi &Alergi

Antigen mikrobial

Antigen environmental

1. Telur

2. Antibiotik

3. Merkuri

4. Gelatin, toksoid

ALERGI

Komponen mikrobial

vaksin

Komponen environmental

vaksin

Komponen environmental

vaksin

Vaksinasi & Alergi

Imunisasi & risiko alergiAlergen Vaksin Reaksi Catatan

Telur Campak, Gondong, Rubela, MMR, Yellow Fever, Influensa

Alergi ringan sampai anafilaksis

Bila ada riwayat anafilaksis setelah makan telur.

Merkuri DTaP+Hib, DT , dT,Influensa, meningokok, pneumokok, rabies

Alergi ringan Tidak satupun virus hidup mengandung thimerosal

Antibiotik (streptomisinneomisin, polimiksin)

Campak, Gondong, Rubela, MMR, IPV, Varisela

Papula eritematous yang gatal

Hati-hati pada anak dengan riwayat anafilaksis neomisin

Lainnya(gelatin, toxoid, patogen)

Gelatin (MMR, Varisela, Yellow Fever); Toxoid(Tetanus & Difteria); whole cell-typhoid inaktif,kontaminan virus (campak, rabies)

Alergi ringan sampai anafilaksis

Bila ada riwayat anafilaksis setelah makan gelatin, dan anafilaksis paska vaksinasi perlu berhati-hati

Kehamilan & menyusui

Vaksinasi pada kehamilan & menyusui

• Tidak ada evidence bahwa vaksin menyebabkan birth defect(kelainan kongenital 2% kehamilan)

• Pertimbangan: bahaya vaksinasi vs bahaya infeksi alami & risiko penularan pada janin

• Bila perlu tunggu sampai kehamilan semester 2-3

Studi vaksin pada kehamilan

• Sangat sedikit studi vaksinasi terhadap ibu hamil

• FDA: Pregnancy category C berarti walaupun tanpa uji klinis, pemberian atas dasar rasio cost-benefit (contoh vaksin influenza)

Vaksinasi pada kehamilan & menyusui

• Perhatian pada vaksin hidup– Varisela– MMR– Yellow fever (traveling)– Smallpox (variola)

• Varicella-zoster imunoglobulin aman

• Menyusui aman untuk mendapat semua vaksinasi

Adopsi, pengungsi, imigran

Vaksinasi pada anak adopsi, pengungsi, imigran

• Lihat catatan vaksinasi bila ada: lebih valid

• Bila perlu diterjemahkan• Berikan vaksinasi sesuai jadwal

negara tersebut• Pemeriksaan kadar antibodi tidak

diperlukan• Tidak berbahaya apabila

kelebihan pemberian vaksin

Pariwisata/ turis

Vaksinasi untuk wisata/turis

• Perhatian pada– Lama tinggal di daerah tersebut– Umur– Jadwal vaksinasi– Endemisitas penyakit

• Buat jadwal 4-6 minggu sebelum berangkat

• International certificate of vaccination(calon haji perlu vaksinasi meningokokus)

• Daerah yang sedang mengalami endemi suatu penyakit (misal polio, tifus)

Vaccine preventable diseasesRegionsDipht HA Polio JE Men Rab Typh YF*

Central Africa √ √ √ √ √ √

East Africa √ √ √ √ √ √

Northern Africa √ √ √ √

Southern Africa √ √ √ √

Western Africa √ √ √ √ √ √

East Asia √ √ √ √

South Asia √ √ √ √

Southeast Asia √ √ √ √

General travel recommendation

*Dapat diperoleh di Dinas Kesehatan Kota

Vaccine preventable diseasesRegionsDipht HA Polio JE Men Rab Typh JF

Australia/ South Pacific

√ √ √

Caribbean √ √ √ √

Central America /Mexico

√ √ √ √

Eastern Europe √ √ √ √

Western Europe

Indian Subcontinent

√ √ √ √

Middle East √ √ √ √

Former Soviet √ √ √ √

South America √ √ √ √

General travel recommendation

Kesimpulan

• Perlu dipikirkan risk-benefit ratio• Defisiensi imun berbedaan dalam

kualitatif dan kuantitatif• Respons imun kemungkinan

suboptimal• Penting & bahaya pemberian vaksinasi

pada kontak erat • Rekomendasi dapat berbeda dengan

label produsen

Kesimpulan

• Imunokompromais sangat rentan thd komplikasi & kematian penyakit PD3I

• Risiko tinggi thd vaksin hidup • Respons vaksinasi suboptimal• Perlu pertimbangan

– Prevalensi penyakit – Probabilitas menderita penyakit– Derajat imunokompromais– Tipe vaksin & kemungkinan efek

simpang

Recommended