View
233
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
INDUSTRIALISASI DI INDONESIAKELOMPOK 10
NAMA KELOMPOK :
1. DAVID KEMAL PASHA
2. MUHAMMAD JERY
3. SANDI ARDIANSYAH
4. YUDHA EKA NANDA
STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Istilah struktur dipakai untuk menunjukkan susunan atau komposisi dari sesuatu. Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektor-sektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Sektor yang dominant atau yang diandalkan mempunyai kedudukan paling atas dalam struktur tersebut dan menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.
Sektor ekonomi yang dominan atau andal dapat juga berarti sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk nasional dengan lajupertumbuhan yang tinggi.
STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Dikenal dua macam struktur ekonomi, yaitu:
Struktur agraris dan industri,
Struktur agraris adalah struktur ekonomi didominasi oleh sektor pertanian. Sektor pertanian menjadi sumber mata pencaharian sebagian terbesar penduduknya. Pada umumnya negara-negara berkembang (developing countries) termasuk Indonesia di sebut negara agraris dan negara-negara yang termasuk negara-negara belum berkembang (under developed countries)yang pertaniannya masih sangat tradisional dikategorikan negara agraris tradisional
Industri dimana struktur ekonomi didominasi oleh sektor industri. Sebagian terbesar produk domestik disumbangkan dan laju pertumbuhan ekonomi yang tinggal disumbangkan oleh sektor industri. Negara-negara Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Jepang dan Kanada yang termasuk negara industri maju negara-negara Eropa dan negara-negara lainnya termasuk negara industri.
PEMBANGUNAN PERTANIAN
Pada masa awal kemerdekaan negara-negara sedang berkembang pada umumnya tertarik pada gagasan industrialisasi karena menurut Gunnar Myrdal, industrialisasi diwujudkan dengan pembangunan industri-industri besar dan modern. Keadaan itu menurut para perencana pembangunan di negara-negara sedang berkembang adalah simbol dari dan kemajuan dan pembangunan. Selain itu industrialisasi dianggap sebagai kunci yang dapat membawa masyarakat ke arah kemakmuran, atau sebagai motor pertumbuhan (engine of growth) ekonomi
Dibandingkan dengan sektor pertanian, sektor industri dianggap lebih mendesakdan perlu dikembangkan, karena
1. Penanaman modal disektor pertanian kurang menarik karena tambahan imbalanmarjinal (marginal rate of return) dinilai kurang memadai, dengan berlakunyahukum hasil yang menurun (law of diminshing return)
2. Pertumbuhan sektor pertanian lebih lambat karena hambatan sosial daninstitusional yang sulit berubah.
PEMBANGUNAN PERTANIANBeberapa alasan perlunya pembangunan pertanian yang tangguh antara lain, adalah :
1. Untuk memasarkan produk dari pabrik-pabrik yang harus memenuhi skala produksi minimum (economies of scale)
2. Agar industri dapat melaksanakan efisiensi diperlukan biaya dari faktor-faktor produksi yang dapat ditekan serendah mungkin.
3. Dengan pembangunan pertanian, dan terciptanya sektor pertanian yang maju, efisien dan tangguh, dapat dilakukan keterkaitan dan keterpaduan usaha antara sektor pertanian dan sektor industri
4. Sektor pertanian yang terdiri dari sub-sektor pertanian tanaman pangan, kehutanan, perikanan, peternakan, dan perkebunan dapat menyediakan faktor-faktor produksi yang menjadi bahan mentah yang dibutuhkan oleh industri-industri pertanian lanjutan
5. Dengan pembangunan pertanian dapat dilakukan proses produksi dengan lebih efisien dengan penggunaan teknologi dan ketrampilan-ketrampilan baru di sektor pertanian
MASALAH KETERBELAKANGAN INDUSTRIALISASI DI INDONESIA
Dari jumlah penduduk Indonesia termasuk negara sedang berkembang terbesar ketiga setelah India dan Cina. Namun diluar dari segi industrialisasi Indonesia dapat dikatakan baru mulai. Salah satu indikator dari tingkat industrialisasi adalah sumbangan sektor industri dalam GDP (Gross Domestic Product). Dari ukuran ini sektor industri di Indonesia sangat ketinggalan dibandingkan dengan negara-negara utama di Asia.
Keadaan sektor industri selama tahun 1950-an dan 1960-an pada umumnya tidak menggembirakan karena iklim politik pada waktu itu yang tidak menentu. Kebijakan perindustrian selama awal tahun 1960-an mencerminkan filsafat proteksionalisme dan etatisme yang ekstrim, dengan akibat kemacetan poduksi. Sehingga sektor industri praktis tidak berkembang (stagnasi). Selain itu juga disebabkan karena kelangkaan modal dan tenaga kerja ahli yang memadahi.
STRATEGI PEMBANGUNAN SEKTOR INDUSTRI
Era globalisasi ekonomi yang disertai dengan pesatnya perkembangan teknologi, berdampak sangat ketatnya persaingan dan cepatnya terjadi perubahan lingkunganusaha. Produk-produk hasil manufaktur di dalam negeri saat ini begitu keluar daripabrik langsung berkompetisi dengan produk luar, dunia usaha pun harus menerimakenyataan bahwa pesatnya perkembangan teknologi telah mengakibatkan cepatusangnya fasilitas produksi, semakin singkatnya masa edar produk, serta semakinrendahnya margin keuntungan.
STRATEGI INDUSTRIAL
Strategi Subtitusi Impor
Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada pasar domestic
Strategi subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang menggantikanimpor
Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dicapaidengan
Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:
SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia
Potensi permintaan dalam negeri memadai
Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri
Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas
Dapat mengurangi ketergantungan impor
STRATEGI INDUSTRIAL
2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia
Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru
Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik
Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost economy
Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat diproteksi
STRATEGI INDUSTRIAL
. Strategi Promosi Ekspor
Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usahadalam negeri
Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitaskemudahan lainnya dari pemerintah
Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggidapat dicapai jika produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasarekspor
Strategi promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalampergeseran sumber daya ekonomi yang ada mengikuti perubahan polakeunggulan komparatif
STRATEGI INDUSTRIAL
4. Kebijakan industrialisasi
Dirombaknya system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dansederhana dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagiperusahaan Negara dan kebijakan pemerintah untuk mendorongpertumbuhan sector swasta bersama-sama dengan BUMN.
KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI
Pemerintah Orde Baru melakukan perubahan-perubahan besar dalam kebijakan perindustrian. Keadaan semakin baik dengan berhasilnya kebijakan stabilitas di tingkat makro dan dilaksanakannya kebijakan di berbagai bidang, Ada tiga aspek kebijakan ekonomi Orde Baru yang menumbuhkan iklim lebih baik bagi pertumbuhan sektor industri ketiga aspek tersebut adalah:
Dirombaknya sistem devisa. Sehingga transaksi luar negeri menjadi lebih bebas dan lebih sederhana.
Dikuranginya fasilitas-fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan negara, dan kebijaksanaan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sektor swasta bersama-sama dengan sektor BUMN.
Diberlakukannya Undang-undang Penanaman Modal Asing (PMA).
KEBIJAKAN INDUSTRIALISASI
Sebagai akibat kebijakan ini, Indonesia membuka kemungkinan pertumbuhan industri dengan landasan yang luas. ada empat argumentasi basis teori yang melandasi suatu kebijakan industrialisasi, yaitu:
A. Keunggulan kompraratif
B. Keterkaitan industrial
C. Penciptaan kesempatan kerja
D. Loncatan teknologi
KONSEP DAN TUJUAN INDUSTRILISASI
konsep industrialisasi Revolusiindustri abad 18 di Inggris Penemuanmetode baru dlm pemintalan dan penemuan
yg menciptakan spesialisasi produksipeningkatan produktivitas factor
produksi.
Selanjutnya penemuan baru pengolahan besi & mesinuap shg mendorong inovasi Baja, kereta dan kappa tenaga uap.
Setelah PD II muncul teknolgi baru Asembly line, listrik, motor, barang sintetis, telekomunikasi, elektronik, bio, computer & robot
Perubahan Pola dan Volume Perdagangan Dunia dan Proses
Industrialisasi di dunia
Industrialisasi suatu proses interkasi antara perkembangan teknologi, inovasi, spesialisasi dan perdagangan dunia untuk meningkatkan pendapatan masyarakat denganmendorong perubahan struktur ekonomi.
Faktor pendorong industrialisasi (perbedaan intesitas dalam proses industrialisasi antar negara) :
Kemampuan teknologi dan inovasi
Laju pertumbuhan pendapatan nasional per kapita
Kondisi dan struktur awal ekonomi dalam negeri
Besar pangsa pasar DN yang ditentukan oleh tingkat pendapatan dan jumlah penduduk.
Ciri industrialisasi yaitu cara pelaksanaan industrialisasi seperti tahap implementasi, jenis industri unggulan dan insentif yang diberikan.
Keberadaan SDA. Negara dengan SDA yang besar cenderung lebih lambat dalam industrialisasi
Kebijakan/strategi pemerintah seperti tax holiday dan bebas bea masuk bagi industri orientasi ekspor.
Perkembangan Sektor Industri Manufaktur di Indonesia
Industri diklasifikasikan:
Industri primer/hulu yaitu mengolah output dari sektor pertambangan (bahan mentah) menjadi bahan baku siap pakai untuk kebutuhan proses produksi pada tahap selanjutnya
Industri sekunder/manufaktur yang mencakup: industri pembuat modal (mesin), barang setengah jadi dan alat produksi, dan industri hilir yang memproduksi produk konsumi
Pertumbuhan output.
Pertumbuhan output yang tinggi disebabkan oleh permintaan eksternal yang tinggi. Pertumbuhan PDB 3 sektor penting di LDCs sebagai berikut:
Sumber Utama Pertumbuhan PDB menurut Tiga Sektor di Negara Berkembang 1970 -1995 (%)
Sektor Laju Pertumbuhan Rata rata Pangsa dari Kontribusi thd Pertumbuhan
PDB
Pertanian 2,7 3,4 2,4 2,9 10,5 16 8,2 13,9
Manufaktur 6,8 4,6 6,9 5,9 21,3 26 32,1 22,9
Jasa 6,3 3,6 4,5 4,9 50,3 49,4 46,4 47,6
PDB 5,7 3,5 4,7 4,6 100 100 100 100
Laju pertumbuhan output rata rata pertahun untuk sektor manufaktur (22,9 %) lebih tinggi dari pertanian (13,9%) periode 1970 – 1995.
Kontribusi thd pertumbuhan PDB 1970 – 1980 (21,3 %) & 1990 – 1995 (32,1%)
Pertmbuhan output sektor manufaktur karena permintaan eksternal ekspor tinggi
Sumber Utama Pertumbuhan PDB menurut Tiga Sektor di Negara Asia Timur & Tenggara 1970 -1995 (%)
Sektor Laju Pertumbuhan Rata rata Pangsa dari Kontribusi thd
Pertumbuhan PDB
Pertani
an
1,9 3,2 3,3 2,7 23,6 22,4 22,1 26,2
Manufa
ktur
4,3 6,9 4,6 5,4 15,5 17,2 15,9 15,0
Jasa 4,3 6,2 5,1 5,2 49,4 49,4 52,7 46,1
PDB 3,3 5,3 4,5 4,3 100 100 100 100
Laju pertumbuhan PDB wilayah ini rata rata pertahun 7,4% periode 1970 – 1995 lebih tinggi dari pertumbuhan PDB dunia 2,9 % dan laju pertumbuhan PDB negara berkembang 4,6 %
Tingkat perkembangan industri manufaktur dapat dilihat dari pendalaman struktur industri itu sendiri. Struktur industri:
1. Ragam produk barang konsumsi, sederhana, barang konsumsi dg kandungan
teknologi yanglebih canggih, barang modal,
2. Intensitas pemakain faktor produksi barang dengan padat karya dan barang
dengan padat modal
3. Orinetasi pasar barang domestik & barang ekspor
Pendalaman Struktur Industri
Pembangunan ekonomi jangka panjang dapat merubah pusat kekuatan ekonomi dari pertanian menuju industri dan menggeser struktur industri yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif.
Perubahan struktur industri disebabkan oleh
Penawaran aggregat perkembangan teknolgi, kualitas SDM, inovasi material baru untuk produksi
Permintaan aggregat peningkatan pendapatan perkapita yang mengubah volume & pola konsumsi
Berdasarkan analisis tingkat pendalaman struktur industri:
Orientasi perkembangan industri manuafktur di Indonesia masih pada barang konsumsi sederhana seperti makanan, minuman pakaian jadi sampail bambu, rotan dan kayu
Sisi permintaan aggergat, pasar domestik barang konsumsi berkembang pesat seiring laju penduduk dan peningkatan pendapatan masyarakat per kapita
Sisi penawaran aggregat, Sarana dan prasarana menunjang untuk produksi barang konsumsi tersebut dibandingkan barang modal
Aspek teknolgi, kandungan teknologi barang konsumsi lebih rendah
Tingkat Teknologi produk manufakturTeknologi yang digunakan dalam industri manufaktur mencakup :
Tekonolgi tinggi mencakup: komputer, obat-obatan, produk elektronik, alat komunikasi dan sebagainya
Teknologi sedang mencakup: plastik, karet, produk logam sederhana, penyulingan minyak, produk mineral bukan logam
Teknolgi rendah mencakup: kertas, percetakan, tekstil, pakaian jadi, minuman, rokok, dan mebel
Permasalahan dalam Industri ManufakturIndustri manufaktur di LDCs lebih terbelakang dibandingkan di DCs, hal ini karena :
1. Keterbatasan teknologi
2. Kualitas Sumber daya Manusia
. Keterbatasan dana pemerintah (selalu difisit) dan sektor swasta
4. Kerja sama antara pemerintah, industri dan lembaga pendidikan danpenelitian masih rendah
Masalah Dalam Industri Manufaktur Nasional
1. Kelemahan struktural
Ketergantungan impor sangat tinggi
Tidak ada industri berteknologi menengah
Konsentrasi regional
2. Kelemahan organisasi
Industri kecil & menengah masih terbelakang
Konsentrasi Pasar
SDM yang lemah
Recommended