View
26
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
Interaksi Organisme Dan Lingkungannya
Citation preview
LAPORAN PRATIKUM
BIOLOGI DASAR I
INTERAKSI ANTARA ORGANISME DENGAN LINGKUNGANNYA
OLEH
KELOMPOK I
1. Yutika Tessarani 12312241005
2. Astri Nofita Sari 12312241010
3. Robiyatul Abdawiyah 11312241021
4. Prema Kurniawati Santosa 12312241025
5. Hanifah 12312241032
6. Wulan Sari Ningsih 12312241044
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
INTERAKSI ANTARA ORGANISME DENGAN LINGKUNGANNYA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Memerikan jenis tanah atau permukaan lahan lokasi pengamatankaan lokasi
pengamatan
2. Memerikan sifat fisik klimatik (suhu dan kelembaban tanah, suhu dan
kelembaban udara, intensitas cahaya) tanah atau permukaan lahan lokasi
pengamatan
3. Memerikan sifat khemis (pH dsb) tanah atau permukaan lahan lokasi
pengamatan
4. Mengidentifikasi jenis-jenis dan spesifikasi vegetasi yang ada di dalam lokasi
pengamatan
5. Mengidentifikasi jenis-jenis dan spesifikasi hewan yang ada di dalam lokasi
pengamatan
6. Menjelaskan jenis-jenis asosiasi yang ada di lokasi pengamatan
7. Mengaitkan sifat spesifik organisme dengan spesifik lingkungannya.
B. KAJIAN PUSTAKA
1) Pengertian Habitat dan Relung Ekologi
Hubungan timbal balik dan saling ketergantungan antara mahluk hidup
dengan lingkungannya dipelajari dalam cabang ilmu yang disebut ekologi. Ekologi
berasal dari bahasa latin yaitu oikos yang berarti rumah, dan logos yang berarti ilmu.
Dalam memberi deskripsi hubungan ekologis mahluk-mahluk sangat penting dapat
membedakan antara tempat suatu mahluk hidup dan apa yang dilakukan (peran)
sebagai bagian dari ekosistemnya. Istilah habitat dan relung ekologi (ecological
niche) berkenaan dengan dua konsep yang paling penting dalam ekologi. Habitat
suatu mahluk hidup adalah tempat mahluk itu hidup. Ini adalah tempat fisik, bagian
yang spesifik di permukaan bumi, udara, tanah, atau air.
Relung ekologi adalah adalah status atau peran suatu mahluk hidup di dalam
komunitas atau ekosistem. Relung ekologi tergantung pada adaptasi struktural
mahluk, respons fisiologis dan perilakunya. Relung ekologi bukanlah ruang fisik,
tetapi suatu abstraksi mencakup semua faktor-faktor fisik, kimia, fisiologis, dan
biotik yang diperlukan mahluk untuk hidup. Dalam ekologi tidak pernah ada dua
jenis menempati relung ekologi yang sama. Suatu spesies dapat menempati relung
ekologi sangat berbeda di daerah yang berbeda tergantung pada suplai makanan yang
tersedia dan pada jumlah macam pesaing-pesaingnya.
2) Komponen Penyusun Ekosistem
Suatu ekosistem tersusun atas komponen hidup (biotik) dan komponen tak
hidup (abiotik). Komponen biotik dan abiotik berinteraksi dan saling
mempengaruhi.
a. Komponen biotik
Berdasarkan peran dan fungsinya, mahluk hidup di dalam ekosistem dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
Produsen, adalah mahluk hidup yang mampu menghasilkan bahan organik
dari bahan anorganik. Proses tersebut hanya dapat dilakukan oleh
tumbuhan yang mampu membuat makanannya sendiri atau melakukan
proses fotosintesis. Contohnya adalah, alga, lumut, dan tumbuhan hijau.
Konsumen, berarti pemakan. Konsumen memakan bahan organik yang
dihasilkan oleh produsen. Jadi, konsumensangat tergantung pada produsen
karena konsumen tidak mampu menghasilkan makanannya sendiri.
Dekomposer, adalah organisme pengurai. Organisme yang termasuk
dekomposer adalah bakteri pembusuk dan jamur.
b. Komponen Abiotik
Komponen abiotik ekosistem meliputi antara lain gas oksigen
karbondioksida, air tanah, suhu, kelembapan, cahaya matahari.
Gas Karbondioksida dan Oksigen
Jumlah gas karbondioksida di udara sekitar 0,3 %, sedangkan gas oksigen
mencapai 21 %. Gas karbondioksida diperlukan tumbuhan untuk
berfotosintesis. Gas oksigen sangat diperlukan tumbuhan, hewan, dan
manusia untuk bernapas.
Air
Air sangat dibutuhkan oleh mahluk hidup. Air berfungsi sebagai pelarut
dan bahan baku berbagai proses di dalam tubuh. Jika tidak ada air,
tumbuhan hijau tidak berfotosintesis, hewan, dan manusia juga akan mati
jika tidak ada air.
Tanah
Tanah sangat penting untuk kehidupan. Tanah menyediakan habitat dan
sumber makanan bagi tumbuhan dan hewan. Tanah memiliki sifat fisik
ditinjau dari pengolahan dan pengelolaannya, dari warna, tekstur, dan
konsistensinya. Kelembaban tanah terjadi akibat kandungan air setempat
yang tinggi. Air di dalam tanah tergantung pada keadaan tekstur tanah
dan struktur, semakin halus liat tanah semakin besar air yang dapat diikat
oleh tanah liat. Pada keadaan lembab tanah mempunyai tekanan air pada
pipa kapiler (P.F) = 2,7. Pada keadaan basah PF = 0, pada keadaan kering
PF >=4. Pada keadaan lembab tanah adalah baik untuk pertanaman.
Tanah terdiri dari bahan padat, bahan cair, gas, dan jasad hidup. Bahan
hidup itu terdiri atas organik dan anorganik, yang organik terdapat dalam
macam-macam bentuk dan ukuran, berdasarkan besar ukurannya dibagi
dalam berbagi fraksi atau golongan. Fraksi batu > 10 mm, kerikil 2-10
mm, pasir 0,05-2 mm, debu 0,02-0,05 mm, liat < 0,02 mm. Pasir, debu,
dan liat merupakan fraksi utama. Pasir dan debu, disebut fraksi non aktif
yang viasanya dengan bahan-bahan lain membentuk kerangka tanah, Liat,
fraksi aktif dan mempunyai fraksi terpenting dalam tanah, karena
mempunyai ukuran lebih kecil maka liat menunjukkan permukaan efektif
yang lebih besar dibandingkan dengan pasir dan debu.
Perhatikan segitiga tekstur tanah berikut.
Keterangan :
1. Liat 7. Debu
2. Liat berdebu 8. Lempung berdebu
3. Lempung liat berdebu 9. Lempung
4. Liat berpasir 10. Pasir
5. Lempung liat berpasir 11. Pasir berlempung
6. Lempung berliat 12. Lempung berpasir
Berdasarkan pasir, debu dan liat dibagi dalam 3 golongan atau kelas
dasar, yaitu :
a.) Tanah berpasir yaitu tanah dimana kandungan pasirnya > 70 % yang
dalam keadaan lembab tanah berpasir terasa kasar dan tidak lekat,
termasuk dalam kategori ini tanah pasir dan tanah lempung berpasir.
b.) Tanah berlempung, yaitu tanah dimana kandungan debu-liat relatif
sama. Tanah demikian tidak terlalu lepas dan juga tidak terlalu lekat.
c.) Tanah liat, yaitu tanah dimana kandungan liatnya > 35 %, memang
biasanya tidak < 40 %. Tanah liat sangat lekat dan apabila kering
menjadi sangat keras.
Tanah memiliki tingkat keasaman (PH) yang sangat berpengaruh pada
tersedianya atau tidak tersedianya hara tanaman. Dalam hal ini, PH tanah
adalah suatu ukuran aktivitas ion hidrogen dalam larutan air tanah dan
dipakai sebagai ukuran bagi keasaman tanah. Harga pH adalah loh dari
harga kebalikan cons. Ion Hidrogen.
Berikut adalah harga PH tanah sekitar 4,0-10,0
PH Reaksi
< 4,5 Sangat masam sekali
4,6-5,0 Masam sekali
5,1-5,5 Agak masam
5,6-6,0 Sedikit masam
6,1-6,5 Kurang masam
6,6-7,5 Netral
7,6-8,0 Sedikit alkalis/basa
8,1-9,0 Agak alkalis/basa
> 9,0 Sangat alkalis
PH tanah ini mempunyai pengaruh langsung ataupun tidak langsung
tehadap tanaman. Pengaruh langsung pada akar tanaman pada pH < 4,0 ,
> 10,0 kerusakan pada akar tanaman. Pada tanah-tanah masam lebih
banyak tersedia unsur-unsur Fe, Cu, Mn, Zn, pada tanah-tanah yang
netral-alkalis tersedia unsur-unsur K,Mg,Ca,dan Mo.
Suhu
Suhu di permukaan bumi dipengaruhi oleh cahaya matahari yang jatuh di
prmukaannya. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap jenis mahluk hidup
yang menghuni lingkungan tersebut. Mahluk hidup umumnya hidup di
dareah bersuhu sedang dan perubahan suhunya tidak mencolok.
Kelembaban udara
Daerah pegunungan memiliki kelembaban udara yang lebih tinggi
dibandingkan dengan derah dataran rendah. Di daerah pegunungan
banyak terdapat tumbuhan epifit, misalnya paku, anggrek, dan lumut.
Tumbuhan epifit tersebut hidup menempel pada pohon-pohon.
Sebaliknya, di dataran rendah jarang terdapat tumbuhan epifit. Hal ini
karena tumbuhan epifit memerlukan kelembaban udara yang tinggi untuk
dapat hidup.
Cahaya Matahari
Cahaya matahari adalah sumber energi ekosistem. Cahaya matahari
diperlukan tumbuhan untuk fotosintesis. Cahaya juga mempengaruhi
tingkah laku dan kegiatan hewan.Untuk mengetahui intensitas cahaya
pada suatu plot atau tempat dapat digunakan alat Luxmeter, dengan
satuan intensitas cahaya yaitu Candella.
3) Bentuk Interaksi Antarorganisme
Interaksi antarorganisme terjadi dengan berbagai macam cara. Interaksi
tersebut ada yang saling menguntungkan tetapi ada pula yang merugikan. Berikut ini
akan dibahas berbagai bentuk interaksi yaitu :
Netralisme dan Antibiosis
Netralisme adalah hubungan yang tidak saling mempengaruhi, meskipun
berbagai organisme hidup pada habitat yang sama. Netralisme terjadi jika nisianya
berbeda. Akan tetapi, pada dasarnya hubungan yang benar-benar netrla tidak ada,
sebab setiap organisme memerlukan gas, ruangan, air dan cahaya yang sama serta
mengeluarkan sisa-sisa yang dapat mengganggu organisme lain.
Antibiosis adalah interaksi antar organisme dimana salah satu organisme
menghasilkan zat antibiotic atau racun yang berbahaya bagi organisme lainnya.
Misalnya, interaksi antara jamur Penicillium dengan spesies mikroorganisme lain.
Jamur penicillium mengeluarkan antibiotic yang dapat atau mematikan organisme
lain yang hidup di sekitarnya.
Predator-mangsa
Harimau makan kijang, singa makan jerapah, elang makan tikus, ular makan
kelinci. Harimau, singa, ular, elang adalah predator (Latin : praeda = mangsa), yaitu
organisme yang membunuh dan makan hewan. Organisme yang dimakan
dinamakan mangsa. Ada predator yang membunuh mangsanya dulu, kemudian baru
memakannya; ada juga predator yang menangkap mangsanya, kemudian langsung
memakannya meskipun mangsanya itu belum mati.
Simbiosis
Simbiosis adalah hubungan erat antara dua organisme berbeda spesies yang
hidup bersama. Simbiosis dibedakan menjadi :
a) Simbiosis mutualisme adalah hubungan yang saling menguntungkan antara
dua spesies organisme yang hidup bersama.
b) Simbiosis parasitisme adalah hubungan antara dua organisme berbeda spesies
dimana salah satu pihak mendapatkan keuntungan sedangkan pihak lain
dirugikan. Organisme yang hanya hidup pada tubuh organisme yang masih
hidup, dan mendapatkan makanannya dari organisme tersebut disebut parasit.
Organisme tempat hidup parasit ini dinamakan inang. Hubungan parasit dan
organisme inang menguntungkan parasit dan merugikan mangsa.
c) Simbiosis Komensalisme adalah hubungan antara dua spesies organisme yang
satu menguntungkan satu pihak, sedangkan pihak lain tidak diuntungkan dan
juga tidak dirugikan. Organisme yang mendapatkan keuntungan disebut
komensalisme.
Persaingan atau Kompetisi
Kompetisi atau Persaingan adalah hubungan antara individu dari spesies yang
berbeda untuk memperebutkan mangsa yang sama. Contohnya adalah adanya
persaingan antara tikus dan burung gelatik untuk memperebutkan makanannya
yaitu padi. Tumbuhan pengganggu seperti rumput teki, rumput jejagoan, eceng,
bersaing dengan padi dalam hal cahaya, hara, air dan ruang.
4) Hubungan saling ketergantungan
a) Saling ketergantungan antarkomponen biotik
Saling Ketergantungan Antarindividu Satu Spesies
Antarindividu satu spesies (sejenis) terdapat saling ketergantungan
antara lain memperoleh makanan, membuat sarang, dan berkembang
biak
Saling Ketergantungan Antarindividu Berbeda Spesies
Saling ketergantungan antarindividu berbeda spesies terjadi antara lain
dalam peristiwa makan-dimakan. Peristiwa makan-dimakan
mengakibatkan terbentuknya rantai makanan, jaring-jaring makanan,
dan piramida ekologi.
b) Komponen Biotik dan Abiotik Saling Mempengaruhi
Kacang tanah menyuburkan tanah
Kacang tanah memiliki bintil-bintil akar yang mengandung bakteri
rhizobium. Bakteri tersebut mampu menangkap nitrogen dari udara.
Nitrogen tersebut diperlukan oleh tumbuhan untuk pertumbuhan. Hal
ini menunjukkan bahwa komponen biotik mempengaruhi kimponen
abiotik.
Cacing Tanah Menyuburkan Tanah
Cacing tanah adalah detrivor yang memakan serpihan bahan organik
di dalam tanah. Kotoran yang dikeluarkan cacing tanah dapat
menggemburkan dan menyuburkan tanah. Jadi, cacing tanah turut
berperan dalam menyuburkan tanah.
Manusia Mempengaruhi Lingkungan Abiotik
C. METODOLOGI PRAKTIKUM
1. Tempat dan waktu praktikum
Tempat praktikum : Lapangan FBS,UNY
Waktu praktikum : Jumat, 2 November 2012
2. Objek pengamatan
Komponen Biotik
Komponen Abiotik
3. Alat dan Bahan :
- Alat :
a. Termometer Ruang h. Pinset
b. Higrometer i. Gelas beker
c. pH meter j. Rafia
d. Luxmeter k. Kantong Plastik
e. Roll meter
f. Cetok
g. Pipet
- Bahan
a. Air aquades
b. Plot tanah
4. Prosedur Kerja
Membuat plot 1x1 m² untuk membatasi lokasi pengamatan.
D. DATA PENGAMATAN
1. Komponen Abiotik
Aspek yang diamatiPlot ke-
1 2
Struktur tanah Pasir berlempung Pasir berlempung
Kelembaban udara 65 % 72 %
Suhu udara 340 C 330 C
Kelembaban tanah 8,57 % 9,42 %
Mengambil sampel tanah di beberapa sudut lokasi baian topsil menggunakan
cetok pada kedalaman 15 cm , kemudian menentukan tekstur dan struktur tanah
(presentase masing-masing komponen liat ,berpasir, berhumus, dsb )
Mengukur PH ,suhu dan kelembaban udara dalam tanah pada lokasi pengamatan.
Mengukur suhu dan kelembaban udara, kecepatan angin, dan intensitas cahaya
pada lokasi pengamatan.
Mengamati jenis vegetasi, hewan yang ada pada plot lokasi pengamatan,
menghitung jumlahnya, dan mengamati atau menentukan bentuk interaksi anatar
komponen biotic ataupun antara biotik dengan abiotik.
Mencatat hasil pengukuran/pengamatan dalam tabel
Suhu tanah 320 C 300 C
pH tanah 7,2 7
Intensitas cahaya 39 5,5
2. Komponen Biotik
Plot ke- Jenis komponen biotik Jumlah Kepadatan Cara hidup
1 Rumput
Semut
Lembing
Nyamuk
+++
+++
+
+
1/m2
1/m2
Bebas
Di atas tanah
Di atas tanah
Di atas tanah
2 Pohon mangga
Rumput
Semut merah
Semut hitam
Kupu-kupu
+
+++
++
++
+
1/m2
1/m2
Bebas
Bebas
Di atas tanah
Di atas tanah
Di atas tanah
3. Gejala asosiasi
Gejala asosiasi Nama organism yang
terlibat dalam asosiasi
Jenis asosiasi
Semut membawa
makanan
semut +
E. PEMBAHASAN
1. Komponen Abiotik
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan pada plot pertma dapat diketahui
bahwa komponen abiotik yang teramati adalah :
a) Struktur Tanah
Struktur tanah adalah penyusunan butir-butir majemuk atau agregat-
agregat yang satu sama lain dibatasi oleh bidang-bidang belah alami. Struktur
tanah memiliki partikel-partikel utama yang tersusun atas debu,pasir, dan liat.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada plot pertama dengan cara melihat
dan meraba, terdapat perbedaan struktur tanah pada sudut pertama dan sudut
kedua. Pada sudut pertama, tanah yang dilihat memiliki struktur yang
bergelombang, artinya tanah tersebut memiliki permukaan yang tidak rata atau
datar. Sedangkan pada sudut kedua, tanah yang dilihat dan diraba memiliki
struktur atau bentuk yang datar, artinya tanah tersebut memiliki permukaaan
yang rata atau datar.
Selain bentuk tanah yang diamati,pengamatan juga dilakukan pada
susunan tanah atau tekstur tanah. Pada plot pertama, dapat diketahui bahwa
tanah tersebut memilki tekstur tanah berpasir, liat, dan debu. Setelah dilakukan
pengamatan dengan mengambil sampel tanah tersebut, dapat diketahui bahwa
presentase untuk masing-masing kandungan tanah tersebut adalah :
- Tanah berpasir : 4 cm
5,2cm x 100 % = 76,92 %
- Liat : 0,7 cm5,2 cm x 100 % = 13,46%
- Debu : 0,5 cm5,2 cm x 100 % = 9,61%
Berdasarkan presentase diatas, dapat diketahui bahwa bila melihat pada
segitiga tekstur tanah dapat diketahui bahwa tipe tanah tersebut adalah tanah
pasir berlempung yang terdiri dari 76,92 % pasir; 13,46% liat; dan 9,61 % debu.
Tanah dengan struktur tersebut cenderung memiliki tekstur tanah yang terasa
kasar dan tidak lekat.
Pada plot kedua, dapat diketahui bahwa tanah tersebut memilki tekstur
tanah berpasir, liat, dan debu. Setelah dilakukan pengamatan dengan mengambil
sampel tanah tersebut, dapat diketahui bahwa presentase untuk masing-masing
kandungan tanah tersebut adalah :
- Tanah berpasir : 4,6 cm5,2 cm x 100 % = 88,46 %
- Liat : 0,4 cm5,2 cm x 100 % = 7,69%
- Debu : 0,2 cm5,2 cm x 100 % = 3,84%
Berdasarkan presentase diatas, dapat diketahui bahwa bila melihat pada
segitiga tekstur tanah dapat diketahui bahwa tipe tanah tersebut adalah tanah
pasir berlempung yang terdiri dari 88,46 % pasir; 7,69% liat; dan 3,84 % debu.
Tanah dengan struktur tersebut cenderung memiliki tekstur tanah yang terasa
kasar dan tidak lekat.
Pada umumnya, tanah ini tidak terlalu banyak mengandung organik dan
nitrogen daripada tanah yang bertekstur halus. Hal ini disebabkan karena media
tanam yang bertekstur pasir mempunyai kelengasan rendah, mudah terjadi
oksidasi, secara alami penambahan sisa-sisa tanaman lebih sedikit.
b) Kelembaban udara
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan untuk menentukan kelembaban
udara dengan menggunakan alat hogrometer, dapat diketahui bahwa
kelembaban udara yang teramati pada plot pertama adalah 65 % dan pada plot
kedua adalah 72%. Kelembaban udara ini dikarenakan karena adanya pengaruh
intensitas matahari. Cahaya matahari tidak terlalu terlihat karena cuaca pada
hari pengamatan terlihat agak mendung. Keadaan itu menyebabkan kelembaban
udaranya tinggi. Kelembaban tersebut menyebabkan vegetasi atau tanaman
yang ada pada plot pertama lebih banyak didominasi oleh rumput dan pada plot
kedua tumbuh tanaman mangga. Hal ini dikarenakan karena pada kelembaban
ini, tumbuhan memiliki keadaan optimal untuk tumbuh. Selain kenekaragaman
vegetasi yang ada, hewan yang ditemukan di plot satu lebih banyak karena
hewan-hewan tersebut akan lebih mudah mendapatkan makanan.
c) Suhu Udara
Suhu udara di permukaan bumi dipengaruhi oleh cahaya matahari yang
jatuh ke permukaannya. Semakin kuat intensitas cahaya yang jatuh ke
permukaan bumi,maka suhu udara pun akan semakin meningkat atau begitupun
sebaliknya. Suhu udara juga dipengaruhi oleh banyak tidaknya tanaman pada
tempat tersebut. Semakin banyak tanaman, maka suhu udaranya pun akan lebih
rendah dibandingkan tempat yang tidak terdapat tanaman. Dalam proses
pertumbuhannya, tanaman memiliki suhu optimum yang berkisar antara 25°C
sampai 37°C. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan menggunakan
higrometer untuk mengukur suhu udara,dapat diketahui bahwa suhu udara pada
plot pertama adalah 32°C dan pada plot kedua 300C. Besarnya suhu udara
tersebut dipengaruhi oleh banyak sedikitnya intensitas cahaya matahari pada
saat pengamatan. Pada suhu tersebut, dapat diamati berbagai komponen biotik
(mahluk hidup) yang teramati memiliki jumlah yang banyak. Hal ini
dikarenakan, suhu tersebut merupakan suhu sedang yang cocok untuk mahluk
hidup tumbuh.
d) Kelembaban tanah
Berdasarkan pengukuran terhadap besarnya kelembaban tanah pada plot
pertama menggunakan PH meter khusus tanah dapat diketahui bahwa terdapat
perbedaan nilai kelembaban tanah. Kelembaban tanah ini terjadi atau
dipengaruhi oleh kandungan air yang ada di dalamnya. Plot pertama memiliki
kelembaban tanah 8,57% sedangkan pada plot kedua memiliki kelembaban
tanah 9,42%. Perbedaan nilai kelembaban ini disebabkan karena kandungan air
yang ada pada plot pertama dan kedua tidak sama.
Pada plot pertama dengan keadaan tanah yang kering meiliki kelembaban
yang relatif rendah, karena kandungan air yang ada pada sudut ini slebih sedikit.
Sedangkan pada plot yang kedua, nilai kelembabannya lebih tinggi karena
tanahnya basah atau memiliki kandungan air yang tinggi. Keadaan ini
menyebabkan kelembaban tanah pada plot kedua lebih tinggi dibandingkan plot
pertama. Perbedaan nilai kelembaban ini juga berpengaruh terhadap jenis
vegetasi yang ada. Pada plot kedua, tumbuh tanaman mangga dan berbagai jenis
rumput sedangkan pada plot pertama hanya sedikit rerumputan yang tumbuh.
e) Suhu Tanah
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada plot pertama untuk
mengukur suhu tanah menggunakan termometer yang ditancapkan pada lubang
tanah sepanjang 15 cm dapat diketahui bahwa suhu tanah yang tercatat pada
plot pertama 32°C dan pada plot kedua 300C. Selain suhu udara yang
dipengaruhi oleh intensitas cahaya, suhu tanah juga dipengaruhi oleh intensitas
cahaya. Pada plot satu, intensitas cahaya yang jatuh ke permukaan tanah
langsung sampai pada plot satu sehingga didapatkan suhunya lebih tinggi
dibandingkan dengan plot kedua yang terhalang dengan tanaman mangga. Suhu
tanah ini sangat mempengaruhi proses pertumbuhan yang akan langsung
berpengaruh terhadap aktivitas mikroba dalam tanah. Aktivitas mikroba dalam
tanah ini akan membantu tanaman dalam menyerap mineral yang ada dalam
tanah.
Selain itu, suhu tanah yang tidak terlalu tinggi ini membuat mahluk hidup
yang berada di sekitar permukaan tanah ataupun yang berada di dalam tanah
merasa nyaman dan lebih mudah mendaptkan makanan.
f) pH tanah
pH tanah ini memiliki pengaruh langsung ataupun tidak langsung
terhadap mahluk hidup yang ada pada plot satu. Berdasarkan pengamatan yang
dilakukan menggunakan pH meter untuk menentukan tingkat keasaman tanah,
dapat diketahui bahwa tingkat keasaman tanah pada plot satu ,pH tanah yang
terukur adalah 7,2 dan pada plot kedua pH tanah yang terukur adalah 7.
Walaupun PH pada kedua sudut memiliki perbedaan, namun bila dilihat
berdasarkan tabel harga pH untuk tanah nilai 7 sampai 7,2 masih dalam reaksi
yang sama yaitu netral. Reaksi netral atau keadaan tanah netral memiliki rentan
pH antara 6,6 sampai 7,5. Keadaan tanah yang netral ini membuat organisme
yag ada pada plot satu dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Tanaman
dan rerumputan pun dapat hidup dengan baik karena reaksi tanah yang netral.
Hewan yang ada di plot satu pun terlihat banyak dan melakukan pergerakan
yang aktif. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pH tanah sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan suatu organisme baik
hewan maupun tumbuhan.
g) Intensitas Cahaya
Intensitas cahaya bergantung dari banyaknya sinar yang jatuh ke
permukaan. Banyak sedikitnya intensitas cahaya matahari dipengaruhi oleh
besarnya sudut jatunya sinar matahari ke permukaan. Pada siang hari yang
memiliki cahaya matahari banyak, sudut datang jatuhnya sinar matahari akan
lebih besar sehingga intensitas cahaya yang diterima pun akan semakin tinggi.
Berdasarkan hasil pengukuran untuk mengukur besarnya intensitas cahaya
matahari menggunakan Luxmeter dapat diperoleh hasil besarnya intensitas
cahaya pada plot satu adalah 39 candela sedangkan pada plot kedua adalah 5,5
candela. Cahaya matahari akan berpengaruh pada proses pembuatan makanan
pada tumbuhan atau fotosintesis serta tingkah laku dan kegiatan hewan.
2. Komponen Biotik
Berdasarkan hasil pengamatan dapat diperoleh data untuk komponen biotik
adalah sebagai berikut :
a) Tanaman
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap jenis-jenis tanaman atau vegetasi
yang ada pada permukaan lahan plot satu dapat diketahui bahwa jenis
tumbuhan yang teramati adalah vegetasi rerumputan, sementara pada plot dua
jenis tumbuhan yang teramati adalah tanaman mangga dan vegetasi rerumputan
dimana jumlah rumput ini pun banyak dan mendominasi jenis tanaman pada
plot satu. Jumlah organisme tumbuhan dalm plot ini dinyatakan dengan tanda
(+),jika jumlahnya banyak maka semakin banyak jumlah (+) dan bila sedikit
maka jumlah (+) semakin sedikit. Berdasarkan jumlah yang sudah dihitung,
dapat ditentukan kepadatan dari setiap jenis tumbuhan . Kepadatan ini
berhubungan dengan jumlah individu dengan ruang yang mereka tempati pada
waktu tertentu. Untuk mengetahui kepadatan dari sebuah lokasi, dapat dihitung
dengan membagi jumlah individu tiap jenis dengan luas lokasi yang diamati.
Selain dapat diamati jumlah dan dihitung kepadatannya, jenis tumbuhan
yang ada pada plot satu juga dapat diamati bagaimana cara hidup dan bentuk
interaksinya. Cara hidup menunjukan bagaimana dia hidup pada plot satu,
apakah hidup bebas, menumpang, terlindung, atau merambat pada pohon lain.
Untuk tumbuhan pada plot satu, sebagian besar menggunakan cara hidup
bebas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, dapat diketahui bahwa
tumbuhan-tumbuhan itu hidup bebas sendiri tanpa menumpang pada tanaman
lain.
Bentuk interaksi yang terjadi pada tumbuhan dengan cara hidup bebas ini
pun beraneka ragam sesuai dengan faktor apa dia berinteraksi. Bentuk interaksi
yang terjadi antara lain ada yang menjadi tempat hidup mahluk hidup lain,
melindungi tumbuhan di bawahnya, serta hidup bersama kelompoknya (dalam
satu vegetasi). Bentuk interaksi ini menunjukkan bahwa tumbuhan dapat saling
melakukan hubungan interaksi dengan mahluk hidup lain, dan keadaan ini
merupakan ciri dari komponen biotik.
b) Hewan
Berdasarkan hasil identifikasi terhadap jenis-jenis hewan yang ada pada
permukaan lahan plot satu dapat diketahui bahwa jenis hewan yang teramati
adalah semut, lembing, kupu-kupu, semut merah, semut hitam dan nyamuk.
Jumlah organisme dalm plot ini juga dinyatakan sama seperti tumbuhan yaitu
dengan tanda (+),jika jumlahnya banyak maka semakin banyak jumlah (+) dan
bila sedikit maka jumlah (+) semakin sedikit. Berdasarkan jumlah yang sudah
dihitung, dapat ditentukan kepadatan dari setiap jenis hewan . Kepadatan ini
berhubungan dengan jumlah individu dengan ruang yang mereka tempati pada
waktu tertentu. Untuk mengetahui kepadatan dari sebuah lokasi, dapat dihitung
dengan membagi jumlah individu tiap jenis dengan luas lokasi yang diamati.
Seperti halnya tumbuhan,selain menghitung kepadatan organisme hewan
yang ada pada plot satu dan plot dua, cara hidup dan bentuk interaksi hewan pun
ikut diamati. Pengamatan mengenai cara hidup yang ada pada hewan pun
berbeda dengan cara hidup yang ada pada tumbuhan. Cara hidup hewan dapat
dinyatakan hidup di atas tanah, dan di dalam tanah. Berdasarkan pengamatan
yang dilakukan pada plot satu dan plot dua, dapat diamati bahwa cara hidup
seluruh hewan adalah di atas tanah. Hal ini dikarenakan, hewan-hewan tersebut
memang hidup dan melakukan kegiatan di atas tanah. Cara hidup di atas tanah
ini kemudian dibedakan kembali berdasarkan kegiatan atau aktivitas yang
mereka lakukan. Untuk semut merah besar, dapat ditemukan hidup di atas tanah
atau di batang tanaman mangga.
Bentuk interaksi yang terjadi adalah semut-semut itu berjalan bersama
mencari makan di batang tanaman mangga. Semut hitam besar, dan semut hitam
kecil memiliki cara hidup dan bentuk interaksi yang sama. Semut-semut
tersebut memiliki bentuk interaksi yaitu berjalan di atas tanah, dapat berupa
kelompok semut yang sejenis(populasi), ataupun salah satu individu. Selain itu,
terdapat pula binatang lembing.
5) Bentuk-Bentuk Asosiasi Organisme yang terjadi pada plot 1 :
a. Gejala asosiasi yang pertama yaitu semut berjalan membawa makanan.
Organisme yang terlibat dalam asosiasi yaitu semut. Jenis asosiasinya
netralisme.
F. KESIMPULAN
1. Jenis tanah atau permukaan lahan yaitu
- Pasir berlempung
2. Sifat fisik klimatik dari tanah yang kami amati .
- Kelembaban udara 65% dan 72%
- Suhu udara 34°C dan 330C
- Kelembaban tanah 8,57 % dan 9,42%
- Suhu tanah 320C dan 360C
- pH tanah 7,2 dan 7
- intensitas cahaya 39 candela dan 5,5 candela
3. Sifat khemis dari tanah yang kami amati mempunyai pH 7,2 dan 7
4. Jenis tanaman yang dapat hidup di daerah yang kami amati adalah tanaman
yang mampu hidup di tanah dan suhu kering yakni rumput dan pohon
mangga.
5. Jenis-jenis hewan yang dapat hidup yakni diantaranya:
- Semut
- Lembing
- Nyamuk
- Semut merah
- Semut hitam
- Kupu-kupu
6. Asosiasi yang terjadi pada lokasi pengamtan yakni asosiasi yang bersifat
netral atau hubungan antar makhluk hidup dan lingkungannya yang tidak
mempengaruhi satu sama lain.
7. Sifat spesifik organisme yang kami amati berkaitan dengan spesifikasi
lingkungan yaitu:
- Rumput dapat tumbuh di lingkungan yang panas
- Pohon mangga dapat hidup di lingkungan yang panas karena habitat asli
pohon mangga berada di daerah tropis.
- Semut hidup secara berkelompok untuk berkerjasama dalam
mendapatkan makanan
G. DAFTAR PUSTAKA
Campbel, Reece Mitchel. 2002. Biologi Edisi Kelima Jilid 1. Jakarta : Erlangga
Kartasapoetra, Mulyani Sutedjo. 1985. Teknologi Konservasi Tanah Dan Air.
Jakarta : Bina Aksara
Nasir, dkk. 1993. Penuntun Praktikum Biologi Umum. Yogyakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Soemarwoto, Idjah, dkk. 1982. Biologi Umum I. Jakarta : Gramedia
Recommended