View
1.173
Download
4
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ORGANIKEKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN
BUAH BIT DAN UBI JALAR UNGU
Oleh:
KELOMPOK 3
1. Agnes Titah (H0912004)
2. Antonius Y. B. (H0912015)
3. Azminadatul (H0912022)
4. Dika K. (H0912039)
5. Fransiska Puteri (H0912056)
6. Candra P. (H1912003)
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
ACARA IV
EKSTRAKSI PIGMEN ANTOSIANIN
BUAH BIT DAN UBI JALAR UNGU
A. Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum Acara VI Ekstraksi Pigmen Antosianin Buah
Bit dan Ubi Jalar Ungu ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan
jenis asam (asam klorida dan asam asetat) yang ditambahkan dalam proses
ekstraksi pigmen antosianin buah bit dan ubi jalar ungu dengan
menggunakan pelarut etanol 96% terhadap rendemen pekatan yang
dihasilkan.
B. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan Bahan
Di dalam ekstraktor digunakan bahan pelarut menguap (solvent)
yang berfungsi sebagai bahan ekstraktor. Pada dasarnya bahan yang
akan diekstraksi dicampur dengan bahan pelarut menguap, sehingga
cairan bahan akan terdifusi keluar dari dalam sel melalui dinding sel
dan bercampur dengan bahan pelarut menguap tersebut. Campuran
antara cairan ekstraksi dengan bahan pelarut menguap disebut
“micella”. Selanjutnya cairan ekstraksi dipisahkan dari bahan pelarut
menguapnya. Bahan pelarut menguap tersebut, dapat dipergunakan
kembali untuk proses ekstraksi selanjutnya (Darsam, 1981).
Etanol (etil alcohol, alcohol tapai) merupakan komponen yang
aktif faali dari bir, anggur, dan wiski. Telah berabad – abad dihasilkan
dengan peragian karbohidrat. Dalam proses fermentasi, senyawaan
organic dipecah – pecah menjadi senyawaan sederhana dengan kerja
enzim. Produksi etanol dari pati pertama – tama melibatkan konversi
enzimatik pati menjadi gula. Gula itu kemudian diubah menjadi etanol
dan karbondioksida oleh kerja zimase, suatu enzim yang dihasilkan
oleh sel – sel ragi yang hidup (Keenan, 1992).
Tujuan penambahan HCl adalah untuk memberikan suasana
asam karena antosianin bersifat lebih stabil pada pH asam (Markakis
1982). Selain itu kemampuan mendonorkan hidrogen (hydrogen-
donating activity) dari antosianin meningkat pada kondisi yang
semakin asam (Pokorny et al. 2001). Turker dan Erdogdu (2006)
menyatakan pH berpengaruh terhadap efisiensi ekstraksi antosianin
dan koefisien difusinya, semakin rendah pH maka koefisien distribusi
semakin tinggi. Penggunaan HCl 1% dalam ekstraksi antosianin akan
menyebabkan hidrasi sebagian hingga total antosianin yang
terasetilasi sehingga akan mempengaruhi absorbsinya dalam tubuh
(Arivani, 2010).
Alat – alat ekstraksi tak kontinu dan kontinu berikut ini biasanya
merupakan bagian dari suatu instalasi lengkap, uang misalnya terdiri
atas:
- Alat untuk pengolahan awal (pengecilan ukuran, pengeringan)
bahan ekstraksi
- Ekstraktor yang sebenarnya
- Perlengkapan untuk memisahkan (dengan penjernihan atau
penyaringan) larutan ekstrak dari rafinat (seringkali menyatu
dengan ekstraktor)
- Peralatan untuk mengisolasi ekstrak atau meningkatkan
konsentrasi larutan ekstrak dan memperoleh kembali pelarut
(dengan cara penguapan) (Brenassoni, 1995).
2. Tinjauan Teori
Vacum Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk
memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak
dengan kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Prinsip
kerja alat ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan
yang menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya
kondensor (suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan
akhirnya jatuh ke tabung penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya
diuapkan, akan dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan
(solid) atau cairan (liquid) (Nugroho, et al. 1999). Biasanya ekstrak
yang dihasilkan dari ekstraksi awal ini (ekstraksi dari bahan
tumbuhan) disebut sebagai ekstrak kasar (crude extract)
(Senjaya, 2005).
Lebih lagi, hasil ekstraksi daun mulberry, kaya akan flavonoid,
berlaku sebagai pelarut dari lemak darah di pembelajaran kita yang
sebelumnya di metabolism gula dan antioksidasi diabetes tikus.
Flavonoid bisa mengurangi resiko demam kardiovaskular karena
penambahan rasio keduanya. flabonoid menambahkanan rasio HDL-
C/LDL-C yang memperceapt penghilangan kolesterol dari jaringan
periferal ke hati untuk katabolisme dan ekskresi (Chen, 2007).
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat
maupun cair dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus
dapat mengekstraksi substansi yang diinginkan tanpa melarutkan
material lainnya. Ekstraksi padat cair atau leaching adalah transfer
difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya.
Proses ini merupakan proses yang bersifat fisik, karena komponen
terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi (Bintang, 2010).
Bila pemisahan dengan distilasi tidak efektif atau sangat sulit,
maka ekstraksi zat cair merupakan alternatif utama yang perlu
diperhatikan. Campuran dari zat yang titik didihnya berdekatan atau
zat yang tidak dapat menahankan suhu distilasi biarpun dalam vakum
sekalipun, biasanya dipisahkan dari ketidakmurniannya dengan cara
ekstraksi, yang menggunakan perbedaan kimia sebagai pengganti
perbedaan tekanan uap (McCabe, 1993).
Ada berbagai macam ekstraksi, namun untuk pemisahan asam-
asam karboksilat dari limbah cair, dipergunakan ekstraksi cair-cair
dengan campuran pelarut organik baik sebagai ekstraktan maupun
diluentnya. Untuk asam-asam organik yang volatile (mudah menguap)
seperti asam asetat misalnya, alternative penyelesaian yang dapat
dipergunakan antara lain dengan cara distilasi dan azeotrop atau
distilasi ekstraksi menggunakan pelarut dapat juga sistem adsorpsi.
Namun untuk asam-asam karboksilat yang sukar menguap, cara-cara
diatas tidak efektif dikarenakan disamping prosesnya mahal, hasilnya
tidak dapat optimal. Untuk pemisahan asam sitrat atau malat dari
proses (Martono, 2006).
Peralatan ekstraksi dapat dioperasikan dengan system tumpak
atau kontinu.Sejumlah umpan cair dapat dicampurkan dengan
sejumlah pelarut di dalam bejana aduk, lapisan – lapisannya kemudian
diendapkan dan dipisahkan.Ekstraknya adalah lapisan pelarut berisi
zat terlarut hasil ekstraksi, dan rafinatnya adalah lapisan yang telah
diambil zat terlarutnya.Ekstrak itu mungkin lebih ringan atau lebih
berat dari rafinat, sehingga ekstrak itu mungkin terlihat keluar dari
bagian atas alat dan bisa pula keluar dari bagian bawah
(McCabe, 1993).
Keberadaan zat-zat terlarut dalam pelarut cenderung
memperendah tekanan uap (vapor pressure), atau kecenderungan
molekul – molekul Cairan untuk meloloskan diri.Titik beku menjadi
lebih rendah, dan titik didih meningkat karena keberadaan partikel -
partikel terlarut.Tekanan osmotik, seperti yang dijelaskan du bawah,
juga ditingkatkan ileh keberadaann partikel - partikel terlarut.Sifat -
sifat tersebut secara keseluruhan disebut sebagai sifat koligatif suatu
larutan, sifat - sifat tersebut dipengaruhi hanya oleh jumlah yang ada
dalam larutan, bukan oleh jenis atau reaktivitas kimiawi dari partikel -
partikel tersebut. Jika suatu molekul tertentu terurai menjadi sejumlah
ion, sifat koligatif larutan akan terpengaruhi sesuai dengan jumlah
hasil penguraiannya (Fried, 2005).
Pigmen zat pewarna yang diperoleh dari bahan alami antara lain:
a. Karoten, menghasilkan warna jingga sampai merah, dapat
diperoleh dari wortel, pepaya, dll.
b. Biksin, menghasilkan warna kuning, diperoleh dari biji pohon
Bixa orellana
c. Karamel, menghasilkan warna coklat gelap merupakan hasil dari
hidrolisis karbohidrat, gula pasir, laktosa, dll.
d. Klorofil, menghasilkan warna hijau, diperoleh dari daun suji,
pandan, dll
e. Antosianin, menghasilkan warna merah, oranye, ungu, biru,
kuning, banyak terdapat pada bunga dan buah-buahan seperti
buah anggur, strawberry, duwet, bunga mawar, kana, rosella,
pacar air, kulit manggis, kulit rambutan, ubi jalar ungu, daun
bayam merah, dll
f. Tanin, menghasilkan warna coklat, terdapat dalam getah
(Kwartiningsih, 2009).
Antosianin dan antoxantin tergolong pigmen yang disebut
flavonoid yang pada umumnya larut dalam air.Warna pigmen
antosianin merah, biru, violet, dan biasanya dijumpai pada bunga,
buah – buahan, dan sayur – sayuran.Dalam tanaman terdapat dalam
bentuk glikosida yaitu membentuk ester dengan monosakarida
(glukosa, galaktosa, ramnosa, dan kadang – kadang pentosa). Sewaktu
pemanasan dalam asam mineral pekat, antosianin pecah menjadi
antosianidin dan gula.Konsentrasi pigmen juga sangat berperan dalam
menentukan warna (hue).Pada konsentarsi yang encer antosianin
berwarna biru, sebaliknya pada konsentrasi pekat berwarna merah,
dan konsentrasi biasa berwarna ungu. Adanya tannin akan banyak
mengubah warna antosianin (Winarno, 2008).
Rendemen merupakan presentase berat serbuk hasil spray dryer
dari berat segar oncom. Perbedaan besarnya rendemen yang
dihasilkan disebabkan karena setiap pelarut memiliki kepolaran yang
berbeda-beda dalam mengekstraksi kapang oncom merah
(Neurospora sp.). Besarnya total padatan yang terkandung dalam
ekstrak oncom merah menentukan banyaknya rendemen yang
dihasilkan, dengan semakin besar total padatan dan semakin tinggi
suhu pengeringan maka rendemen yang dihasilkan semakin tinggi
(Purnamasari, 2013).
C. Metode
a. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Timbangan analitik
b. Pipet
c. Erlenmeyer
d. Gelas Ukur
e. Labu takar
f. Kain saring
g. Pemarut
h. pH meter
i. Rotary evaporator vakum
2. Bahan
a. Ekstraksi buah Bit dan Ubi jalar ungu
b. Etanol 96%
c. Asam klorida
d. Asam asetat
e. Aquades
3. Cara Kerja
Diparut dan dimasukkan ke dalam erlenmeyer
50 gram bit
Disortasi
Penyaringan ekstrak dilakukan dan ampas dibuang
Rendemen pekatan dihitung
Kulit buah bit
300 ml etanol 96%
Asam Klorida dan Asam Asetat
Dibiarkan 24 jam
Ditambahkan ke dalam erlenmeyer
Ditambahkan hingga mencapai pH 3
Diuapkan dengan rotary evaporator vakum
D. Hasil Dan Pembahasan
Tabel 6.1 Hasil Ekstraksi Pigmen Antosianin Buah Bit
KelompokPenambahan
AsampH
BeratAwal
(gram)
BeratAkhir(gram)
Rendemen(%)
Warna
1 – 7Asam Klorida
(HCl)3,37 50 7 14
Merahpekat
8 – 14Asam Asetat(CH3COOH)
4,31 50 11,4 22,8Merah
kehitamanSumber: Laporan Sementara
Dari tabel 6.1 Hasil Ekstraksi Pigmen Antoisanin Buah Bit, didapati
dua data yaitu HCl sebagai penurun pH pada ekstraksi yang pertama dan
CH3COOH sebagai penurun pH pada ekstraksi yang kedua.
Untuk hasil ekstraksi buah bit yang ditambah dengan HCL didapati
pH 3,37, ditimbang berat ekstrak sebelum dievaporasi adalah 50 gram dan
setelah dievaporasi didapati pengukuran berat ekstrak setelah dievaporasi
dadalah 7 gram, lalu didapati rendemen 14%, dan warna ekstrak pigmen
antosianin pekat adalah merah pekat kehitaman.
Untuk hasil ekstraksi buah bit yang ditambah dengan CH3COOH
didapati pH 4,31 (tidak dilanjutkan sampai pH 3 karena stok CH3COOH
habis), ditimbang berat ekstrak sebelum dievaporasi adalah 50 gram dan
setelah dievaporasi didapati pengukuran berat ekstrak setelah dievaporasi
dadalah 11,4 gram, lalu didapati rendemen 22,8%, dan warna ekstrak
pigmen antosianin pekat adalah merah kehitaman.
Tabel 6.2 Hasil Ekstraksi Pigmen Antosianin Ubi Jalar Ungu
KelompokPenambahan
AsampH
BeratAwal
(gram)
BeratAkhir(gram)
Rendemen(%)
Warna
15 – 21Asam Klorida
(HCl)3,18 50 7 14
Merahkeunguan
22 – 28Asam Asetat(CH3COOH)
3,2 50 26,09 52,18 ungu
Sumber: Laporan Sementara
Dari tabel 6.2 Hasil Ekstraksi Pigmen Antoisanin Ubi Jalar Ungu,
didapati dua data yaitu HCl sebagai penurun pH pada ekstraksi yang
pertama dan CH3COOH sebagai penurun pH pada ekstraksi yang kedua.
Untuk hasil ekstraksi buah bit yang ditambah dengan HCL didapati
pH 3,18, ditimbang berat ekstrak sebelum dievaporasi adalah 50 gram dan
setelah dievaporasi didapati pengukuran berat ekstrak setelah dievaporasi
dadalah 7 gram, lalu didapati rendemen 14%, dan warna ekstrak pigmen
antosianin pekat adalah merah keunguan.
Untuk hasil ekstraksi buah bit yang ditambah dengan CH3COOH
didapati pH 3,2, ditimbang berat ekstrak sebelum dievaporasi adalah 50
gram dan setelah dievaporasi didapati pengukuran berat ekstrak setelah
dievaporasi dadalah 26,09 gram, lalu didapati rendemen 52,18%, dan warna
ekstrak pigmen antosianin pekat adalah ungu.
Berdasarkan rumus untuk mencari nilai rendemen (
) dapat dilihat bahwa factor-
faktor yang mempengaruhi nilai rendemen antara lain adalah kadar ekstraksi
buah bit dan ubi jalar ungu, kadar asam dan basa yang ditambahkan pada
larutan ekstraksi buah bit dan ubi jalar ungu, dan kadar etanol yang
ditambahkan pada larutan ekstraksi buah bit dan ubi jalar ungu. Kadar
etanol juga berpengaruh karena etanol digunakan sebagai pelarut larutan
ekstraksi tersebut menyebabkan pertambahan berat antosianin sebelum
dievaporasi.
Flavonoid bisa mengurangi resiko demam kardiovaskular karena
penambahan rasio keduanya.flabonoid menambahkanan rasio HDL-C/LDL-
C yang memperceapt penghilangan kolesterol dari jaringan periferal ke hati
untuk katabolisme dan ekskresi (Chen, 2007).
Antosianin dan antoxantin tergolong pigmen yang disebut flavonoid
yang pada umumnya larut dalam air.Warna pigmen antosianin merah, biru,
violet, dan biasanya dijumpai pada bunga, buah – buahan, dan sayur –
sayuran.Dalam tanaman terdapat dalam bentuk glikosida yaitu membentuk
ester dengan monosakarida (glukosa, galaktosa, ramnosa, dan kadang –
kadang pentosa).Sewaktu pemanasan dalam asam mineral pekat, antosianin
pecah menjadi antosianidin dan gula.Konsentrasi pigmen juga sangat
berperan dalam menentukan warna (hue).Pada konsentarsi yang encer
antosianin berwarna biru, sebaliknya pada konsentrasi pekat berwarna
merah, dan konsentrasi biasa berwarna ungu. Adanya tannin akan banyak
mengubah warna antosianin (Winarno, 2008).
Vacum Rotary Evaporator adalah alat yang berfungsi untuk
memisahkan suatu larutan dari pelarutnya sehingga dihasilkan ekstrak
dengan kandungan kimia tertentu sesuai yang diinginkan. Prinsip kerja alat
ini didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang
menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya kondensor
(suhu dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke
tabung penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya diuapkan, akan
dihasilkan ekstrak yang dapat berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid)
(Nugroho, et al. 1999). Biasanya ekstrak yang dihasilkan dari ekstraksi awal
ini (ekstraksi dari bahan tumbuhan) disebut sebagai ekstrak kasar (crude
extract) (Senjaya, 2005).
Gambar 6.1 Rotary Evaporator Vakum
Bagian-bagian dari alat yang digunakan dalam proses rotary
evaporator, yaitu:
a. Waterbath
Water bath merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan
sampel dengan suhu yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Dalam water
bath terdapat bagian-bagian Yaitu tampilan alat yang berfungsi untuk
1. Yaitu Layar penampil suhu
2. Tombol Up/Down untuk menaik turunkan suhu
3. Tombol untuk mengatur suhu Dalam hal ini juga ada hot plate
yaitu alat yang digunakan untuk memanaskan waterbeath.
b. Kondensor
Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan
uap pelarut yang telah menguap. Dalam hal ini kondensor yang
digunakan berbentuk spiral agar uap pelarut dapat dikondensasikan
dan proses kondensasi berjalan dengan lancar. Di dalam kondensor
juga terdapat selang-selang kecil yang berfungsi sebagai tempat
mengalir keluar uap gas yang tidak dapat terkondensasikan atau sering
disebut gas liar/gas buang. Kondensor juga memiliki lubang yang
berfungsi sebagai tempat keluar masuknya air dari mesin pendingin.
c. Mesin Pendingin
Mesin pendingin berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk
mendinginkan air yang akan dipompakan ke kondensor. Di atas alat
ini terdapat dua selang yang berfungsi sebagai tempat masuk dan
keluarnya air dari mesin pendingin ke kondensor.
d. Tungkai atas dan tungkai bawah
Tungkai bawah berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya labu
sampel sedangkan tungkai atas berfungsi untuk mengatur kemiringan
kondensor dan labu alas bulat.
e. Labu alas bulat
Pada rotary evaporator vaccum terdpat dua labu alas bulat, labu
pertama diperuntukkan sebagai tempat sampel, dan labu alas di sisi
lain diperuntukkan sebagai tempat pelarut yang telah diuapkan
f. Pompa Vacum
Pompa vakum yaitu alat yang digunakan untuk mengatur
tekanan dalam labu, sehingga mempermudah penguapan sampel.
E. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil pada percobaan ini adalah:
1. Proses ekstraksi yang menggunakan asam klorida sebagai tambahan
asam berjalan lebih cepat daripada menggunakan asam asetat.
2. Warna endapan ekstraksi buah bit yang ditambahi asam klorida adalah
merah pekat.
3. Rendemen ekstraksi buah bit yang ditambahi asam klorida adalah
sebesar 14%.
4. Warna endapan ekstraksi buah bit yang ditambahi asam asetat adalah
merah kehitaman.
5. Rendemen ekstraksi buah bit yang ditambahi asam asetat adalah
sebesar 22,8%.
6. Warna endapan ekstraksi ubi jalar ungu yang ditambahi asam klorida
adalah merah keunguan.
7. Rendemen ekstraksi ubi jalar ungu yang ditambahi asam klorida
adalah sebesar 14%.
8. Warna endapan ekstraksi ubi jalar ungu yang ditambahi asam asetat
adalah ungu.
9. Rendemen ekstraksi ubi jalar ungu yang ditambahi asam asetat adalah
sebesar 52,18%.
DAFTAR PUSTAKA
Arivani, Setyaningrum. 2010. Total Antosianin Ekstrak Buah Salam dan Korelasinya Dengan Kapasitas Anti Peroksidasi Pada Sistem Linoelat. AGROINTEK Vol 4, No. 2. Surakarta.
Bernassoni, G. 1995. Teknologi Kimia Bagian 2.PT Pradnya Paramita. Jakarta.
Bintang, Maria. 2010. Biokimia Teknik Penelitian. Erlangga. Jakarta.
Chen, Jingjing. 2007. Hypolipidemic Effect Of Flavonoids From Mulberry LeavesIn Triton WR-1339 Induced Hyperlipidemic Mice. Asia Pac J Clin Nutr 2007;16
(Suppl 1):290-294. Huangzou.
Darsam.1981. Petunjuk Praktek Alat/Mesin Pengolahan Hasil Pertanian 3.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.
Fried, George H. 2005. Teori dan Soal-soal Biologi Edisi Kedua.Erlangga. Jakarta.
Keenan, Charles W. 1992. Ilmu Kimia untuk Universitas edisi keenam Jilid 2.Erlangga. Jakarta.
Kwartiningsih, Endang. 2009. Zat Wana Alami Tekstil dari Kulit Buah Manggis. EKUILIBRIUM Vol. 8 No. 1 : 41 – 47. Surakarta.
Martono, Agus. 2006. Efek Kenaikan pH Pada Mekanisme Ekstraksi Cair-Cair Terhadap Asam Asam Karboksilat. Jurnal Gradien Vol. 2 No. 1: 130-133. Surakarta.
McCabe, Warren L. 1993. Operasi Tekniki Kimia Jilid 2 Edisi Keempat.Erlangga. Jakarta.
Purnamasari, Nestri. 2013. Pengaruh Jenis Pelarut dan Variasi Suhu Pengering Spray Dryer Terhadap Kadar Karotenoid Kapang Oncom Merah (Neurospora Sp.). Jurnal Teknosains Pangan Vol 2 No 1. Surakarta.
Senjaya, Yusuf Andi. 2005. Potensi Ekstrak Daun Pinus (Pinus Merkusii Jungh. Et De Vriese) Sebagai Bioherbisida Penghambat Perkecambahan Echinochloa Colonum L. Dan Amaranthus Viridis. Laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, FMIPA Universitas Pendidikan Indonesia. Jakarta.
Smith, M.A.L. 2000. Bioactive Properties of Wild Blueberry Fruits. Journal of Food Science. Vol 65. No 2. Boston.
Winarno, F. G. 2008. Kimia Pangan dan Gizi Edisi Terbaru. M-Brio Press. Bogor.
LAMPIRAN
1. Gambar
Gambar 6.2 Ekstraksi Buah Bit yang ditambahi dengan HCl
Gambar 6.3 Ekstraksi Buah Bit yang ditambahi dengan CH3COOH
Gambar 6.4 Ekstraksi Ubi Jalar Ungu yang ditambahi dengan HCl
Gambar 6.5 Ekstraksi Ubi Jalar Ungu yang ditambahi dengan CH3COOH
Analisis Perhitungan
a. Dari tabel 6.1 Hasil Ekstraksi Pigmen Antosianin Buah Bit
- Ditambah dengan HCl
pH setelah ditambah HCl = 3,37
Berat sebelum dievaporasi (a) = 50 gram
Berat setelah dievaporasi = 7 gram
Berat labu alas bundar kosong (b) = 269,2 gram
Berat labu alas bundar + antosianin (c) = 276,2 gram
Berat antosianin (d) = (b) – (c)
= 276,2 – 269,2
= 7 gram
Rendemen =
=
=
= 14 %
Warna rendemen yang didapat adalah merah kehitaman
- Ditambah dengan CH3COOH
pH setelah ditambah CH3COOH = 4,31
Berat sebelum dievaporasi (a) = 50 gram
Berat setelah dievaporasi = 11,4 gram
Berat labu alas bundar kosong (b) = 269,2 gram
Berat labu alas bundar + antosianin (c) = 280,6 gram
Berat antosianin (d) = (b) – (c)
= 280,6 – 269,2
= 11,4 gram
Rendemen =
=
=
= 22,8 %
Warna rendemen yang didapat adalah merah kehitaman
b. Dari tabel 6.2 Hasil Ekstraksi Pigmen Antosianin Buah Bit
- Ditambah dengan HCl
pH setelah ditambah HCl = 3,18
Berat sebelum dievaporasi (a) = 50 gram
Berat setelah dievaporasi = 7 gram
Berat labu alas bundar kosong (b) = 269,8 gram
Berat labu alas bundar + antosianin (c) = 276,8 gram
Berat antosianin (d) = (b) – (c)
= 276,8 – 269,8
= 7 gram
Rendemen =
=
=
= 14 %
Warna rendemen yang didapat adalah merah keunguan
- Ditambah dengan CH3COOH
pH setelah ditambah CH3COOH = 3,2
Berat sebelum dievaporasi (a) = 50 gram
Berat setelah dievaporasi = 26 gram
Berat labu alas bundar kosong (b) = 269,71 gram
Berat labu alas bundar + antosianin (c) = 295,8 gram
Berat antosianin (d) = (b) – (c)
= 295,8 – 269,71
= 26,09 gram
Rendemen =
=
=
= 52,18 %
Warna rendemen yang didapat adalah ungu.
Recommended