View
220
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
55
IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Lokasi dan Luas Wilayah Kabupaten Lampung Utara
Kabupaten Lampung Utara adalah salah satu dari 14 Kabupaten/Kota di Provinsi
Lampung. Secara geografis Kabupaten Lampung Utara terletak diantara 4,340 -
5,060 Lintang Selatan dan 104,300 – 105,080 Bujur Timur, dengan luas wilayah
2.725,63 km2, yang merupakan 7,72 % dari luas wilayah Provinsi Lampung
(35.288,35 km2). Secara administratif batas wilayah Kabupaten Lampung Utara
meliputi:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Barat
Pada tahun 1999 Kabupaten Lampung Utara mengalami pemekararan dengan
terbentuknya Kabupaten Way Kanan berdasarkan Undang – Undang Nomor 12
tahun 1999. Wilayah Kabupaten Lampung Utara kembali berkurang 6 (enam)
Kecamatan yaitu: Kec. Blambangan Umpu, Kec. Pekuon Ratu, Kec. Bahuga, Kec.
Baradatu, Kec. Banjit dan Kec. Kasui, sehingga Kabupaten Lampung Utara
tinggal 8 (delapan) Kecamatan yaitu : Kec. Kotabumi, Kec. Abung Selatan, Kec.
Abung Timur, Kec. Abung Barat, Kec. Sungkai Selatan, Kec. Sungkai Utara, Kec.
56
Tanjung Raja dan Kec. Bukit Kemuning. Pemekaran ini mengakibatkan luas
wilayah Kabupaten Lampung Utara hanya 2.725,63 Km2.
B. Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Lampung Utara
Kabupaten Lampung Utara memiliki potensi yang besar, khususnya berupa
ketersediaan air permukaan yang dapat dikembangkan bagi sektor pertanian. Di
sisi lain, potensi air permukaan dari sungai-sungai yang ada juga dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan irigasi maupun budidaya perikanan darat
untuk mendukung produktivitas sektor pertanian. Potensi ini juga dapat
dikembangkan untuk penyediaan air bersih bagi masyarakat yang selama ini
belum dikelola secara optimal.
Secara Topografi sebelah bagian barat Kabupaten Lampung Utara merupakan
rangkaian bukit barisan yang terdiri dari lereng-lereng curam dan terjal (7 % dari
luas Lampung Utara) dengan ketinggian antara 450 - 1500 M dari permukaan laut
yang umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer/sekunder. Bagian Timur
merupakan dataran rendah, yang sebagian besar tertutup vulkanis awan gelap dan
terbentang sawah serta perkebunan dataran rendah (93 % dari luas Lampung
Utara). Kabupaten Lampung Utara termasuk dalam daerah beriklim tropis dengan
hujan dan musim kemarau bergantian sepanjang tahun dengan memiliki
temperatur rata-rata 30 derajat celcius dengan jumlah hujan rata-rata 197 mm /
bulan dan hujan rata-rata 12 hari / bulan. Pada wilayah Lampung Utara bagian
utara terdapat lapisan sedimen vulkanis dan celah (fisaves errution) yang
mengalami pelipatan di zaman pleistosin tua yang menghasilkan minyak bumi di
57
dalam 4 seri lapisan Palembang (Palembang Bed). Lapisan ini terdapat di
Kotabumi yang ditandai dengan singkapan endapan tulfa masam.
C. Kependudukan
Jumlah penduduk merupakan modal dasar pembangunan yang harus dikelola
secara baik guna mendapatkan hasil yang maksimal dalam proses pembangunan.
Jumlah penduduk yang besar namun tidak diikuti dengan adanya peningkatan
kualitas penduduk maka akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi berjalan
lambat. Oleh karena itu penanganan jumlah penduduk harus diimbangi dengan
penekanan terhadap laju pertumbuhan penduduk agar terdapat keseimbangan.
Tabel 3. Jumlah Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Lampung Utara Tahun 2003—2007
Tahun Jumlah PendudukTingkat Pertumbuhan
(%)2004 558.138 0,022005 558.981 0,152006 561.138 0,392007 582.357 3,782008 585.731 0,58
Sumber: Lampung Utara Dalam Angka 2009
Pada Tabel 3, di atas menunjukkan dalam kurun waktu 2004 – 2008 jumlah
penduduk Kabupaten Lampung Utara cenderung mengalami peningkatan. Pada
tahun 2007 terjadi peningkatan jumlah penduduk yang tajam sebesar 3,78%.
Fluktuasi pertumbuhan penduduk turut dikontribusi oleh adanya perubahan-
perubahan pembentuknya berupa kelahiran, kematian dan migrasi.
58
Tabel 4. Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Utara (jiwa)
TahunAnalisis Pertumbuhan
Trend Geometrik Berimbang2010 612.816 660.921 594.344
2011 621.638 687.859 597.035
2012 630.459 715.896 599.726
2013 639.281 745.075 602.417
2014 648.103 775.444 605.108
Sumber : data diolah
Pada Tabel 4, menunjukkan proyeksi pada tahun 2014 jumlah penduduk
Kabupaten Lampung Utara dengan menggunakan pendekatan model berimbang
mencapai 605.108 jiwa, dengan pendekatan model geometrik jumlah penduduk
pada 5 tahun mendatang mencapai 775.444 jiwa sedangkan dengan model analisa
trend menjadi 648.103 jiwa. Jika dicermati dari ketiga hasil proyeksi tersebut,
terjadi peningkatan jumlah penduduk yang signifikan di Lampung Utara.
Konsekuensi dari peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan terhadap
pelayanan publik, baik layanan Prasarana, sarana, maupun utilitas dasar (listrik,
air, energi lainnya).
Persebaran penduduk di Lampung Utara terbagi dalam wilayah Kecamatan, yang
meliputi 23 wilayah Kecamatan definitif. Persebaran ini menunjukkan indikasi
adanya tingkat kepadatan yang berbeda antara satu wilayah dengan wilayah yang
lain. Untuk itu, persebaran dan kepadatan penduduk harus memperhatikan daya
dukung yang ada agar tidak terjadi ketimpangan antara sumber daya dan potensi
penduduk.
59
Tabel 5. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Lampung Utara Di Masing-Masing Kecamatan Tahun 2008.
No. KecamatanLuas(km2)
JumlahPenduduk
KepadatanPenduduk
1. Bukit Kemuning 114,98 35.559 309,26
2. Abung Tinggi 133,06 16.149 121,37
3. Tanjung Raja 331,70 30.639 92,37
4. Abung Barat 60,08 18.861 313,93
5. Abung Tengah 91,93 16.223 176,47
6. Abung Kunang 40,20 14.431 358,98
7. Abung Pekurun 183,47 13.606 74,16
8. Kotabumi 59,11 51.812 876,54
9. Kotabumi Utara 175,19 26.597 151,82
10. Kotabumi Selatan 104,22 56.315 540,35
11. Abung Selatan 141,36 43.659 308,85
12. Abung Semuli 96,88 21.958 226,65
13. Blambangan Pagar 191,39 16.773 87,64
14. Abung Timur 104,47 41.205 394,42
15. Abung Surakarta 110,51 27.761 251,21
16. Sungkai Selatan 89,65 21.433 239,07
17. Bunga Mayang 125,76 33.516 266,51
18. Muara Sungkai 118,69 15.677 132,08
19. Sungkai Barat 68,96 14.386 208,61
20 Sungkai Jaya 52,20 11.838 226,78
21. Sungkai Utara 127,59 31.666 248,19
22. Hulu Sungkai 92,63 13.911 150,1923. Sungkai Tengah 111,60 14.359 128,66
Jumlah 2.725,63 588.334 215,85
Sumber: Lampung Utara Dalam Angka 2009
Kepadatan penduduk rata-rata 216 jiwa per km2 dengan persebaran yang tidak
merata yang terbagi dalam 23 wilayah kecamatan definitif. Kepadatan penduduk
tertinggi berada di Kecamatan Kotabumi yaitu sebesar 877 jiwa/Km2 dan
kepadatan penduduk terkecil adalah Kecamatan Abung Pekurun dengan
kepadatan 74 jiwa/Km2.
60
Jika dilihat dari tingkat persebarannya, terdapat ketimpangan tingkat kepadatan
yang relatif signifikan antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Kesenjangan
tingkat kepadatan ini turut dipengaruhi oleh kondisi infrastruktur yang tersedia.
Karena pada dasarnya, ketersediaan infrastruktur dasar akan berimplikasi terhadap
peningkatan intensitas aktivitas masyarakat di segala aspek pembangunan. Di sisi
lain, ketimpangan kepadatan penduduk juga turut disebabkan oleh adanya
perbedaan potensi sumberdaya alam antar wilayah kecamatan yang berdampak
terhadap daya tarik suatu kecamatan.
Peningkatan kepadatan penduduk memberikan dampak negatif dan positif secara
sekaligus. Terpusatnya penduduk pada suatu wilayah (aglomerasi) akan
berdampak pada aktivitas ekonomi dengan intensitas tinggi dimana dalam
perspektif ekonomi, timbulnya aglomerasi akan menciptakan efesiensi “biaya”
dalam proses transformasi sumberdaya-sumberdaya yang ada serta multiplier
berupa peningkatan produksi dan konsumsi masyarakat sebagai penggerak
ekonomi utama. Di sisi lain, terpusatnya penduduk pada suatu wilayah tertentu
bukan saja akan berimplikasi terhadap masalah kependudukan seperti
permukiman kumuh, peningkatan pelayanan publik, disfungsi tata guna lahan dan
akan berimplikasi terhadap masalah keamanan, ketertiban, ketentraman dan
masalah sosial lainnya. Peningkatan kepadatan dan jumlah penduduk
memberikan konsekuensi terhadap meningkatnya tuntutan pelayanan publik di
segala aspek kehidupan dengan tingkat persebaran yang proporsional antar
wilayah.
61
D. Struktur Umur Penduduk dan Ketenagakerjaan
Struktur umur penduduk berkaitan erat dengan kondisi ketenagakerjaan suatu
wilayah. Jika dilihat dari komposisi umur (Tabel 6), menunjukkan tingginya
angkatan kerja yang tersedia di Kabupaten Lampung Utara. Tingginya angkatan
kerja tersebut sekurangnya memberikan dua konsekuensi.
Pertama, angkatan kerja yang banyak merupakan modal dasar sekaligus stimulan
dalam mengakselerasi aktivitas-aktivitas ekonomi yang direpresentasikan oleh
keberdayaan masyarakat berupa kemampuan produktifnya. Tingkat produktivas
yang tinggi akan meningkatkan nilai produksi mendorong efisiensi penggunaan
sumberdaya (modal produksi) yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan
pendapatan perkapita dan pendapatan daerah.
Kedua, tingginya angkatan kerja berdampak pada tingginya penawaran kerja,
dimana dalam kondisi penawaran kerja (angkatan kerja) proporsinya lebih besar
dari permintaan kerja (lapangan kerja) maka akan mengakibatkan pengangguran
selain turut dipengaruhi oleh kesesuaian kualitas sumberdaya tenaga kerja dengan
lapangan pekerjaan yang ada (friksional).
62
Tabel 6. Jumlah Penduduk Kabupaten Lampung Utara Menurut Kelompok Umur Dan Jenis Kelamin Tahun 2008
Kelompok Umur
Laki-laki Persen Perempuan Persen Jumlah
0-4 32.174 10,78 30.862 10,65 63.0365-9 34.575 11,58 33.429 11,54 68.004
10-14 38.420 12,81 36.787 12,70 75.02715-19 34.083 11,42 32.618 11,26 66.70120-24 25.412 8,51 27.630 9,54 53.04225-29 24.511 8,21 26.443 9,13 50.95430-34 21.777 7,29 22.573 7,79 44.35035-39 20.841 6,98 21.292 7,35 42.13340-44 18.226 6,10 16.114 5,56 34.34045-49 13.368 4,57 11.818 4,08 25.45650-54 10.356 3,47 9.186 3,17 19.54255-59 7.538 2,52 6.376 2,20 13.91460-64 6.968 2,33 6.097 2,10 13.06565-69 4.107 1,38 3.534 1,22 7.64170-74 3.502 1,17 2.799 0,97 6.30175+ 2.627 0,88 2.201 0,76 4.828
Jumlah 298.575 100 289.759 100 588.3342007 299.452 286.279 585.731
Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2008
Sebaran usia penduduk Kabupaten Lampung Utara tidak merata. Persentase
penduduk yang berada bukan di usia produktif lebih besar dibandingkan dengan
penduduk usia produktif, penduduk yang berada pada kelompok usia produktif
hanya 39,27 %. (batas usia 25 – 60 tahun) Persentase terbesar berada pada usia
kanak-kanak dan remaja dan sebagian kecil adalah penduduk di usia lanjut
mencapai 60,73%. Hal ini dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu
daerah, dikarenakan produktifitas rendah. Dengan sedikit nya penduduk yang
berusia produktif jika dibandingkan dengan usia non produktif, maka akan
mempengaruhi capaian produk domestik regional darah Kabupaten Lampung
Utara.
63
Kondisi-kondisi ketenagakerjaan di Lampung Utara juga dapat dilihat dari
indikator berupa:
1. Tingkat Kesempatan Kerja (TKK)
Merupakan perbandingan penduduk yang bekerja dengan jumlah angkatan kerja
dan biasanya dinyatakan dalam persen. Dengan menggunakan pendekatan ini
diketahui bahwa pada tahun 2008 Tingkat Kesempatan Kerja di Kabupaten
Lampung Utara adalah sebesar 91,90%, di bawah Tingkat Kesempatan Kerja di
Provinsi Lampung yang sebesar 92,85%.
Tabel 7. Penduduk Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun Keatas Per Kabupaten/Kota Tahun 2008.
No Kabupaten/Kota Bekerja Pengangguran JumlahTingkat
Kesempatan Kerja
1 Kab. Lampung Barat 211.861 6.481 218.342 97,03
2 Kab. Tanggamus 390.397 15.885 406.282 96,09
3 Kab. Lampung Selatan 577.191 54.859 632.050 91,32
4 Kab. Lampung Timur 419.610 34.872 454.482 92,33
5 Kab. Lampung Tengah 540.678 27.795 568.473 95,11
6 Kab. Lampung Utara 245.562 21.650 267.212 91,90
7 Kab. Way Kanan 168.633 11.403 180.036 93,67
8 Kab. Tulang Bawang 341.810 19.912 361.722 94,50
9 Kota Bandar Lampung 360.313 54.514 414.827 86,86
10 Kota Metro 57.498 7.846 65.344 87,99
Provinsi Lampung 3.313.553 255.217 3.568.770 92,85
Sumber : BPS Provinsi Lampung, data diolah
64
E. Pendidikan
Salah satu tanggung jawab pemerintah yang sangat penting dalam proses
pembangunan sosial adalah pendidikan. Dalam kasus otonomi daerah di
Indonesia, tanggung jawab pemerintahan daerah bidang pendidikan ini difokuskan
pada pendidikan dasar dan menengah. Salah satu faktor yang juga menentukan
keberhasilan pembangunan bidang pendidikan di Lampung Utara adalah
ketersediaan fasilitas pendidikan seperti bangunan sekolah, ruang kelas, jumlah
guru serta indikator kelayakan proses pendidikan salah satunya ditunjukkan
dengan rasio jumlah murid terhadap 1 orang guru.
Tabel 8. Distribusi Jumlah Sekolah, Gedung, Ruang Kelas, Guru Dan Siswa Di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2008
Status/TingkatSekolah
Gedung (unit)
Ruang Kelas
Guru/Dosen Murid/SiswaSekolah
NEGERITK 3 3 5 14 132
SD Sederajat 417 834 3.150 3.591 77.344
SMP Sederajat 62 106 536 1.416 21.054
SMU Sederajat 22 60 247 838 9.943
Perguruan Tinggi - - - - -
SWASTATK 98 98 172 312 3.658
SD Sederajat 12 19 96 84 2.124
SMP Sederajat 42 83 166 615 5.860
SMU Sederajat 39 45 233 857 8.194
Perguruan Tinggi 4 - 210 3.291
Jumlah 693 1.240 4.550 7.649 129.784
Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2009
Rasio guru terhadap murid untuk TK Negeri/Sederajat adalah 1:9. Sedangkan TK
Swasta/Sederajat adalah 1:12. Rasio guru terhadap murid untuk SD
Negeri/Sederajat adalah 1:22. Sedangkan SD Swasta/Sederajat adalah 1:29. Rasio
65
Guru terhadap Murid SLTP Negeri/Sederajat adalah 1:15 dan Rasio Guru
terhadap SLTP Swasta/Sederajat adalah 1:9. sedangkan Rasio Guru terhadap
Murid SLTA Negeri/Sederajat adalah 1:12. dan SLTA Swasta/Sederajat rasionya
1:9. Kemudian Rasio Dosen terhadap mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta adalah
1:25. Berdasarkan rasio-rasio tersebut, pada jenjang SD masih terdapat
kekurangan tenaga pengajar, dimana idealnya 1 orang guru melayani 20 siswa SD.
Sementara pada berbagai jenjang pendidikan SD ke atas, secara umum sudah baik
dan cenderung kelebihan tenaga pengajar.
Pada bidang pendidikan dapat digambarkan dari proyeksi kebutuhan dan
ketersediaan jumlah sekolah berdasarkan jenjang pendidikan. Perhitungan
proyeksi ketersediaaan dan kebutuhan sekolah serta tenaga pengajar, didasarkan
pada proyeksi jumlah penduduk pada masing-masing kelompok umur.
Peningkatan jumlah penduduk usia sekolah pada kelompok umur SLTA
mengalami peningkatan yang sangat signifikan.
F. Kesehatan
Kualitas kesehatan masyarakat pada dasarnya akan menunjukkan tingkat
kemampuan untuk melakukan kegiatan baik secara fisik maupun mental yang
sekaligus merepresentasikan kualitas sumberdaya manusia tersebut. Tinggi
rendahnya kualitas kesehatan akan mempengaruhi produktivitas masyarakat yang
secara simultan akan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat atas upaya-
upaya produksinya.
Indikator untuk mengukur kualitas kesehatan masyarakat adalah Angka Harapan
Hidup atau Indeks Kelangsungan Hidup. Angka Harapan Hidup masyarakat
66
Kabupaten Lampung Utara sebesar 70,60 dari rata-rata propinsi sebesar 73,00
(lihat tabel 10). Hal ini menempatkan Kabupaten Lampung Utara sebagai
kabupaten nomor 2 (dua) terendah setelah Kabupaten Lampung Barat. Beberapa
prasyarat dalam upaya pembangunan kesehatan yang efektif dan efisien antara
lain adalah ketersediaan dan distribusi sarana kesehatan, tenaga kesehatan maupun
regulasi-regulasi bidang kesehatan. Untuk itu kesediaan dari segi kuantitas
maupun kualitas mutlak ditingkatkan untuk mewujudkan standar pelayanan
kesehatan masyarakat.
Pada Tahun 2008 sarana kesehatan di Kabupaten Lampung Utara meliputi; 3 unit
puskesmas perawatan, 18 unit puskesmas non perawatan, 75 unit puskesmas
pembantu, 28 unit balai pengobatan, 11 rumah bersalin dan 3 unit rumah sakit.
Kondisi yang relatif baik juga ditunjukkan oleh perbandingan antara jumlah
tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk. Jumlah dan tempat tugas tenaga
kesehatan di Lampung Utara meliputi 92 orang yang bertugas di Dinas Kesehatan,
944 orang yang bertugas di Puskesmas, dan 281 orang yang bertugas di Rumah
Sakit (RSU).
Jumlah fasilitas kesehetan untuk tahun 2009 meningkat dari tahun 2008 .
Perkembangan jumlah sarana dan prasarana kesehatan pada Kabupaten Lampung
Utara dapat dilihat pada tabel 10.
67
Tabel 9. Jumlah Sarana Dan Prasarana Kesehatan Menurut Jenisnya Pada Kabupaten Lampung Utara
Tahun RS/R Perawatan Poliklinik PuskesmasR.
BersalinP.
DokterApotik
1996 1 6 45 7 39 61997 1 6 50 8 41 6
1998 1 7 54 27 43 6
1999 1 11 73 16 48 6
2000 1 12 98 28 51 6
2001 1 8 66 28 48 6
2002 1 13 76 25 32 5
2003 1 13 89 22 33 7
2004 1 13 61 20 33 3
2005 3 13 26 10 4 1
2006 3 16 31 35 27 11
2007 3 18 75 11 27 11
2008 6 20 77 10 25 11
Sumber : Lampung Utara Dalam Angka, 2009
Dari Tabel 9, menunjukkan bahwa jumlah sarana dan prasarana di Kabupaten
Lampung Utara cendrung meningkat. Hal ini menunjukan adanya pertumbuhan di
bidang kesehatan, akan tetapi kenaikan jumlah sarana harus diikuti dengan
peningkatan jumlah tenaga medis. Hal tersebut ditujukan untuk mengoptimalkan
fasilitas kesehatan yang tersedia, sehingga peninkatan kualitas kesehatan dapat
dilakukan secara optimal.
Kualitas kesehatan masyarakat juga dapat diukur dari penggunaan akseptor bagi
pasangan subur. Tingginya penggunaan alat kontrasepsi menunjukkan kesadaran
masyarakat terhadap pentingya kesehatan. Jumlah pengguna alat kontrasepsi
jangka panjang (MKPJ) terdiri dari IUD 8.695 orang , MOP 674 orang, MOW
1.315 orang dan KDM 1.667 orang. Sedangkan alat kontrasepsi non MKPJ terdiri
atas Pil 28366 orang, Suntik 30.166 orang dan INF 13.018 orang ( BPS
Kabupaten Lampung Utara, 2009).
68
Fasilitas kesehatan dan jumlah tenaga medis yang berkualitas berpengaruh dan
berperan penting terhadap kualitas kesehatan masyarakat di Kabupaten Lampung
Utara. Jumlah tenaga kesehatan pada Kabupaten Lampung Utara dapat dilihat
pada tabel 10.
Tabel 10. Jumlah Tenaga Kesehatan Dirinci Menurut Jenis Dan Tempat Tugas Di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2008
No. Jenis Tenaga Tempat Tugas
JumlahDINKES PUSKESMAS RSU
1 S2 Kesehatan 6 - - 62 S2 Non Kesehatan 1 - 1 23 Dokter Spesialis - - 7 74 Dokter Umum 1 31 6 385 Dokter Gigi - 11 2 136 Apoteker 3 - 2 57 Sarjana Farmasi - 1 1 28 Sarjana Kes. Masyarakat 18 28 4 509 Sarjana Non Kesehatan 7 4 4 15
10 Sarjana Keperawatan 1 1 2 411 Akademi Penilik Kesehatan 10 15 2 2712 Akademi Keperawatan - 261 84 34513 Akademi Kebidanan 2 101 4 10714 Akademi Anestesi - - 9 915 Akademi Gizi - 7 2 916 DIV Gizi - - 2 217 Akademi Analis Kesehatan - 12 6 1818 Akademi Rontgen - 1 9 1019 Akademi Fisioterapi - - 3 320 Akademi Refraksionis Optisien - - 1 121 AKFAR 3 1 1 522 D3 Komputer 1 - - 123 D2 Elektromedik - - 2 224 Bidan (D1) - 191 16 20725 Perawat (SPK) 2 84 44 13026 SMKA/Rawat Gigi - - 1 127 SPPH 6 40 3 4928 SPAG 1 12 2 1529 SMAK - 16 3 1930 SMF/SAA 1 17 6 2431 SMKK - - 1 132 SPRG - 29 3 3233 Pekarya Kesehatan 6 45 5 5636 Pembantu Perawat - 5 1 637 Tenaga Tata Usaha (SMA) 23 29 41 9338 Tehnisi (STM) - 2 1 3
Jumlah Tahun 2007 92 944 281 1317
Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2009
69
G. Kesejahteraan
Salah satu masalah dalam bidang kesejahteraan penduduk adalah kemiskinan.
Dengan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic
needs approach). Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi
ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang
diukur dari sisi pengeluaran.
Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita
per bulan di bawah Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan terdiri dari dua
komponen yaitu Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-
Makanan (GKNM). Pada tahun 2007, jumlah Desa miskin menurut SK Bupati
No. 101/2007 Tentang Desa/Kalurahan Tertinggal Kabupaten Lampung Utara
terdapat 137 Desa miskin. Menurut SK Bupati No. 6.A1/2007 Tentang Data
Masyarakat Miskin Kabupaten Lampung Utara terdapat 69.734 KK atau 291.231
jiwa atau 53,61 % dari jumlah penduduk sejumlah 561.138 jiwa. Jumlah
penduduk miskin (KK) tertinggi berada di Kecamatan Sungkai Utara sebesar
12,75 % (7.671 KK) dan terendah berada di Kecamatan Abung Tinggi sebesar
2,55 % (1.532 KK).
Jumlah penduduk miskin berdasarkan kriteria BKKBN, penduduk Kabupaten
Lampung Utara dengan kategori PRA SAE sebesar 27,87 %, masuk dalam
kategori SEDANG, dan dari 23 Kecamatan yang ada, 4 Kecamatan di antaranya
dikategorikan RENDAH, 10 Kecamatan diketegorikan SEDANG, 2 Kecamatan,
yaitu Abung Surakarta dan Sungkai Utara masuk dalam kategori TINGGI
SEKALI, dan 7 Kecamatan belum diklasifikasi. Sedangkan Jika dilihat dari tabel
70
2.20, presentase penduduk miskin di Kabupaten Lampung Utara pada tahun 2007,
paling tinggi dari 10 (sepuluh) kabupaten/kota di Provinsi Lampung.
Tabel 11. Garis Kemiskinan, Persentase Penduduk Miskin, Indeks Kedalaman Kemiskinan Dan Indeks Keparahan Kemiskinan Di Provinsi Lampung Per Kabupaten/Kota Tahun 2008
No. Kabupaten/KotaGaris Kemiskinan (Rp/Kapita/Bulan)
PersentaseIndeks
Kedalaman Kemiskinan
Indeks Keparahan Kemiskinan
1. Kab. Lampung Barat 156.280 24,77 4,09 1,07
2. Kab. Tanggamus 154.645 22,17 3,74 0,97
3. Kab. Lampung Selatan
154.976 26,94 5,16 1,39
4. Kab. Lampung Timur
180.012 27,21 4,81 1,22
5. Kab. Lampung Tengah
163.694 22,06 3,61 0,96
6. Kab. Lampung Utara
164.829 32,16 5,49 1,42
7. Kab. Way Kanan 144.223 25,96 4,08 1,00
8. Kab. Tulang Bawang
156.265 13,03 2,00 0,47
9. Kota Bandar Lampung
202.474 9,44 1,14 0,21
10. Kota Metro 149.345 11,53 2,33 0,64
Provinsi Lampung 157.052 22,19 3,94 1,07
Sumber: BPS Provinsi Lampung 2009
H. Transportasi
Transportasi utama di Kabupaten Lampung Utara adalah transportasi darat.
Ditinjau dari transportasi darat, panjang jalan darat di wilayah Kabupaten
Lampung Utara pada tahun 2008 sepanjang 2.353,26 Km dengan perincian
2.100,41 Km merupakan jalan kabupaten, 176,60 Km jalan provinsi, dan 76,23
Km jalan negara. Kondisi dan panjang jalan yang berada pada Kabupaten
Lampung Utara dapat diliahat pada tabel 12.
71
Tabel 12. Panjang Jalan Menurut Permukaan Jalan Di Kabupaten Lampung Utara Tahun 2007-2008
Jenis Jalan
Panjang Jalan (Km) 2007 Panjang Jalan (Km) 2008
Baik Sedang RusakRusak Berat
Jumlah Baik Sedang RusakRusak Berat
Jumlah
Negara
1. Aspal 17,23 28,00 31,00 76,23 20,00 29,23 27,00 76,23
2. Kerikil 0,00
3. Hotmix 0,00
4. Batu 0,00
5. Tanah 0,00
Provinsi
1. Aspal 36,00 47,00 93,60 176,60 25,00 43,00 108,60 176,60
2. Kerikil 0,00
3. Hotmix 0,00
4. Batu 0,00
5. Tanah 0,00
Kabupaten
1. Aspal 460,73 135,00 142,62 125,00 863,35 460,73 135,00 146,21 125,00 866,94
2. Kerikil 4,11 85,25 187,56 41,87 318,79 41,99 85,25 111,79 41,87 280,90
3. Hotmix 71,09 54,25 13,09 11,78 150,21 71,09 96,35 13,09 11,78 192,31
4. Batu 96,16 87,45 35,00 15,01 233,62 72,60 87,45 35,00 15,01 210,06
5. Tanah 12,25 205,13 189,45 127,63 534,46 20,55 212,75 189,45 127,46 210,06
Jumlah 697,57 642,08 692,32 321,29 2.353,26 711,96 689,03 631,14 321,12 2.353,25
Sumber : Lampung Utara Dalam Angka 2008.
Tahun 2008 jumlah kondisi jalan rusak berkurang. Hal ini sangat baik untuk
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Utara. Karena dengan kondisi jalan
yang baik, mobilitas yang terjadi melalui fasilitas darat melalui jalan tersebut
dapat berjalan baik. Prasarana transportasi darat yang ada di Kabupaten Lampung
Utara selain jalan raya adalah rel kereta api. Kabupaten Lampung Utara memiliki
beberapa stasiun kereta api di beberapa kecamatan yang turut mendukung
mobilitas sumberdaya dari/dan ke wilayah ini.
I. Pos dan Telekomunikasi
Pos dan Telekomunikasi berperan dalam mendukung kelancaran transportasi
barang, surat dan informasi ke berbagai penjuru. Jadi, terdapat berbagai unsur
72
kepentingan masyarakat, yang di dalamnya termasuk dunia usaha dan pemerintah,
baik dengan luar negeri maupun di dalam negeri. Kantor Pos dan Telekomunikasi
yang terletak di pusat, ibukota kabupaten menjadi bagian penting bagi masyarakat
guna menunjang aktivitas sosial ekonomi yang senantiasa selalu meningkat.
Perkembangan penerimaan dan pengiriman paket, benda pos, wesel pos dan surat,
sebagai berikut:
Tabel 13. Penerimaan Dan Pengiriman Paket, Benda Pos, Wesel Pos Dan Surat Di Kantor Pos Kotabumi Tahun 1995 - 2007
Tahun Penerimaan PengirimanPos Kilat Tercatat Terdaftar Pos Kilat Tercatat Terdaftar
1995 512.080 229.47 17.528 382.498 10.042 32.0001996 520.275 22.587 21.454 800.055 10.379 34.3541997 569.268 31.494 46.405 347.048 89.203 35.3741998 556.186 19.669 257.007 359.076 10.921 257.4601999 359.076 10.921 257.460 556.186 19.669 257.0072000 1.932.600 46.724 116.340 816.730 15.721 17.6452001 2.164.711 31.493 76.935 1.061.784 14.668 16.4322002 1.580.608 21.424 17.560 855.788 13.380 13.7762003 2.671.433 16.728 20.748 973.462 11.684 17.6722004 2.671.433 16.728 20.748 11.684 11.684 17.6722005 420.377 14.345 13.744 17.672 9.328 12.3632006 81,528 7,927 6,677 74,774 5,751 7,3032007 50,124 2,022 4,660 46,717 2,519 3,507
Sumber: Kantor Pos Kotabumi, Lampung Utara Dalam Angka 1995 – 2007
Sarana komunikasi lain yang tersedia di Kabupaten Lampung Utara adalah
saluran telepon. Jumlah saluran telepon tetap juga cenderung mengalami
peningkatan. Ketersediaan sarana komunikasi yang merupakan utilitas dasar ini
sangat dibutuhkan dalam mengakselerasi pembangunan, terutama untuk
mempercepat mobilisasi informasi.
73
Tabel 14. Jumlah Saluran Telepon Tetap Menurut Kapasitas Sentral WilayahKotabumi Tahun 1995-2007
Tahun KapasitasSaluran
Induk Cabang Jumlah1995 5154 4629 120 47491996 6024 5569 137 57061997 6024 5677 137 58141998 6024 5677 137 58141999 6024 5677 137 58142000 8534 7201 72012001 8.534 7.201 7.2012002 9.150 7.585 7.5852003 10.350 8.892 8.8922004 10.446 10.416 10.4162005 10.446 10.283 10.2832006 10.446 10.055 10.0552007 10.446 10.055 10.055
Sumber : Kantor Telkom, Lampung Utara Dalam Angka 2008
Tabel 14 menunjukkan adanya peningkatan pada tahun 2003. Jumlah saluran
telpon yang meningkat akan mempermudah dalam proses komunikasi. Hal ini
berdampak baik terhadap pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya kemudahan
dalam melakukan komunikasi maka informasi yang berasal dari luar daerah akan
sampai lebih cepat.
J. Ekonomi Daerah
Pembangunan bidang ekonomi dapat dipandang sebagai pijakan dasar yang sangat
fundamental dalam kaitannya dengan aspek-aspek pembangunan lainnya.
Representasi pembangunan ekonomi diantaranya dapat ditunjukkan dalam bentuk
pertumbuhan ekonomi, struktur perekonomian, distribusi pendapatan perkapita,
maupun ketersediaan infrastruktur lainnya.
Pembangunan ekonomi secara umum bertujuan untuk meningkatkan produksi
nasional, regional, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk
74
mencapai tujuan tersebut, peran pemerintah, swasta dan masyarakat sangat
penting untuk bersatu padu dalam pembangunan ekonomi.
Secara makro, keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah dapat dilihat dari
kinerja PDRB. Total PDRB menunjukkan jumlah seluruh nilai tambah yang
dihasilkan oleh penduduk dalam periode tertentu (biasanya satu tahun). Semakin
tinggi kenaikan PDRB semakin tinggi pula pertumbuhan ekonominya, demikian
pula sebaliknya. Volume PDRB Kabupaten Lampung Utara tahun 2001-2007
dapat dilihat dalam tabel 2.29.
Tabel 15. PDRB Lampung Utara 2001 – 2007 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (juta rupiah).
LAPANGAN USAHA 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Pertanian 1.002.082 990.300 996.501 1.024.645 1.032.277 1.071.321 1.097.327
Pertambangan dan Penggalian
14.864 15.550 16.717 17.709 18.590 23.349 24.175
Industri Pengolahan 270.905 282.266 289.378 317.653 339.864 379.831 429.893
Listrik dan Air Bersih 8.539 16.712 18.635 18.985 20.599 19.257 19.777
Bangunan 85.969 90.950 96.751 104.142 114.817 126.585 133.964
Perdagangan, Rest. & Hotel 333.437 366.871 391.902 432.345 455.832 489.275 503.757
Pengangkutan & Komunikasi
101.638 111.744 119.228 126.238 135.002 140.442 175.662
Keu, sewa & Jasa Perusahaan
99.381 110.633 162.812 167.461 189.412 195.856 215.073
Jasa-Jasa 197.815 202.670 207.830 214.397 233.186 240.780 255.493
PDRB 2.114.630 2.187.696 2.299.754 2.423.575 2.539.579 2.686.696 2.855.121
Sumber: Lampung Utara Dalam Angka 2001-2007
Dari Tabel 15 memperlihatkan bahwa sektor pertanian menjadi penyumbang
terbesar PDRB. Presentase terkecil ada pada sektor usaha listrik dan air bersih.
Sekalipun pertanian masih mendominasi PDRB dan secara kuantitas cenderung
meningkat, akan tetapi mengalami kecenderungan yang menurun dalam
presentase terhadap total PDRB. Hal ini dipengaruhi oleh peningkatan yang cukup
signifikan dari sektor lainnya.
75
Laju pertumbuhan ekonomi di suatu wilayah dapat diketahui dengan melihat
pertumbuhan angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) berdasar harga
konstan (tabel 2.29). Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Utara dari
tahun 2001-2007 mempunyai kecenderungan meningkat.
Tabel 16. PDRB Lampung Utara Dan Laju Pertumbuhan Tahun 2001 – 2008
TAHUNPDRB Harga Konstan
(Jt-Rp)PDRB Harga Berlaku
(Jt-Rp)PERTUMBUHAN
(%)2001 2.114.630 2.220.558 -
2002 2.187.696 2.410.121 3,46
2003 2.299.754 2.740.175 5,12
2004 2.423.575 3.031.164 5,38
2005 2.539.579 3.462.133 4,79
2006 2.686.696 3.927.042 5,79
2007 2.855.121 4.812.148 6,27
2008 3.018.667 5.992.074 5,73
Sumber : Lampung Utara dalam Angka 2009
Dalam mengidentifikasi peran dan pengaruh Kabupaten Lampung Utara terhadap
sistem ekonomi regional Provinsi Lampung dapat digunakan metoda analisis LQ.
Analisis ini didasarkan pada kontribusi PDRB Kabupaten Lampung Utara untuk
sektor tertentu (PDRBi) dibandingkan dengan besarnya PDRB secara keseluruhan
(PDRBt) di Kabupaten Lampung Utara pada tahun yang sama. Selanjutnya dari
hasil perhitungan tersebut dibandingkan dengan kontribusi PDRB Provinsi
Lampung dari jenis sektor yang sama (PDRBi) terhadap sektor secara keseluruhan
(PDRBt) pada tahun yang sama. Proyeksi perkembangan PDRB Kabupaten
Lampung Utara dapt dilihat pada Tabel 17.
76
Tabel 17. Proyeksi PDRB Kabupaten Lampung Utara.
TahunPDRB
Laju PertumbuhanHarga Konstan Harga Berlaku
2010 3.185.143 5.699.885 4,04
2011 3.308.689 6.111.691 3,88
2012 3.432.235 6.523.497 3,73
2013 3.555.782 6.935.303 3,60
2014 3.679.328 7.347.109 3,47
Sumber : Data diolah
Laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Lampung Utara dalam kurun waktu 5
tahun mendatang secara rata-rata masih menunjukkan angka positif.
Kecenderungan pertumbuhan yang positif didasarkan atas data rentang waktu 10
tahun ke belakang (1997 – 2007). Berdasarkan rata-rata pertumbuhan 10 tahunan
tersebut, maka PDRB Lampung Utara dapat diproyeksikan dalam Tabel 18.
Tabel 18. Proyeksi PDRB Kabupaten Lampung Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan
No. Lapangan UsahaTahun Proyeksi
2010 2011 2012 2013 2014
1 Pertanian 38,97 38,40 37,83 37,25 36,68
2 Pertambangan dan Penggalian -0,40 -0,62 -0,84 -1,06 -1,28
3 Industri Pengolahan 18,58 19,52 20,46 21,41 22,35
4 Listrik dan Air Bersih 1,06 1,13 1,19 1,26 1,32
5 Bangunan 2,98 2,72 2,45 2,19 1,92
6 Perdagangan, Rest. & Hotel 17,18 17,22 17,25 17,28 17,32
7 Pengangkutan & Komunikasi 6,00 6,10 6,19 6,29 6,39
8 Keu, sewa & Jasa Perusahan 7,57 7,72 7,87 8,02 8,18
9 Jasa-Jasa 8,05 7,82 7,59 7,36 7,13
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : data diolah
Pada Tabel 19, memperlihatkan bahwa peranan sektor pertanian yang pada
kondisi saat ini sangat dominan dalam pembentukan nilai PDRB, diperkirakan
77
dalam periode 5 tahun ke depan seiring dengan perkembangan waktu peranan
sektor pertanian semakin menunjukkan penurunan meskipun masih memainkan
peranan dominan dalam perekonomian Lampung Utara.
Tabel 19. Proyeksi PDRB Kabupaten Lampung Utara Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku
No. Lapangan UsahaTahun Proyeksi
2010 2011 2012 2013 20141 Pertanian 32,72 31,56 30,39 29,23 28,07
2 Pertambangan dan Penggalian 0,61 0,46 0,31 0,15 0,00
3 Industri Pengolahan 15,09 15,83 16,57 17,32 18,06
4 Listrik dan Air Bersih 0,92 0,98 1,04 1,10 1,16
5 Bangunan 2,15 1,77 1,39 1,01 0,62
6 Perdagangan, Rest. & Hotel 13,50 13,29 13,08 12,86 12,65
7 Pengangkutan & Komunikasi 8,08 8,34 8,60 8,86 9,12
8 Keu, sewa & Jasa Perushn 8,24 8,44 8,63 8,82 9,01
9 Jasa-Jasa 18,68 19,34 19,99 20,65 21,31
PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber: Data diolah
Selain sektor pertanian, sektor dengan kontribusi cukup dominan lainnya adalah
sektor perdagangan, hotel dan restoran dengan kontribusi mencapai 18,12%
terhadap struktur PDRB Lampung Utara, dan sektor dengan kontribusi ketiga
terbesar adalah sektor industri dengan kontribusi sebesar 14,33% yang cenderung
terus mengalami peningkatan dalam periode-periode ke depan. Kondisi ini
menggambarkan sedang terjadinya transformasi struktur ekonomi Kabupaten
Lampung Utara dari sektor primer berupa pertanian ke arah sektor sekunder
berupa perdagangan, industri, dan jasa-jasa. Hal ini juga semakin mempertegas
bahwa peranan pertanian masih cukup dominan walaupun mengalami
pertumbuhan yang semakin menurun.
78
Perkembangan PDRB menurut lapangan usaha dalam periode 5 (lima) tahun ke
depan secara umum menunjukkan trend peningkatan dari segi nilai, namun dilihat
dari perkembangan kontribusi sektoralnya terdapat beberapa sektor usaha yang
terus mengalami penurunan proporsi kontribusinya terhadap PDRB. Indikator
ekonomi lainnya yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan
ekonomi lainnya adalah pendapatan perkapita penduduk. Nilai pendapatan per
kapita diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun atau disebut juga dengan PDRB perkapita.
Tabel 20. Perkembangan PDRB Perkapita Lampung Utara Tahun 2000 – 2008 (Dalam Juta)
Tahun PDRB Atas Harga Berlaku PDRB Atas Harga Konstan2000 3.858.511 3.858.5112001 4.135.271 3.938.0412002 4.438.365 4.028.7562003 4.990.675 4.188.5172004 5.460.583 4.365.5352005 6.169.820 4.525.7482006 6.569.455 4.597.7972007 8.215.628 4.874.4572008 10.022.537 5.049.121
Sumber: Lampung Utara Dalam Angka 2009
Salah satu adanya pertumbuhan ekonomi adalah meningktanya pendapatan
perkapita. PDRB perkapita Kabupaten Lampung Utara baik menurut harga
konstan atau pun harga berlaku cendrung meningkat. Hal ini menunjukkan
adanya pertumbuhan positif terhadap ekonomi Kabupaten Lampung Utara.
PDRB perkapita pada tahun 2014 diproyeksikan menurut data PDRB perkapita
tahun 2000-2008. Rata-rata pertumbuhan PDRB perkapita mencapai 5,62% untuk
perhitungan PDRB atas harga berlaku dan 2,62% untuk PDRB harga konstan.
79
Tabel 21. Proyeksi PDRB Perkapita (Rp)
TahunPDRB Atas Harga
BerlakuPerkembangan
(%)PDRB Atas Harga
KonstanPerkembangan
(%)2010 9.309.020 6,29 5.239.840 2,76
2011 9.894.788 5,92 5.384.564 2,69
2012 10.480.556 5,59 5.529.289 2,62
2013 11.066.324 5,29 5.674.013 2,55
2014 11.652.092 5,03 5.818.737 2,49
Sumber: Data diolah.
Hingga tahun 2014 pendapatan perkapita atas dasar harga yang berlaju
diproyeksikan mencapai Rp. 11.652.092,00 meningkat cukup tinggi bila
dibandingkan dengan pendapatan perkapita pada tahun 2010 atau selama 5 (lima)
tahun tingkat perkembangannya rata-rat mencapai 5,54 persen. Sedangkan
proyeksi PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000 pendapatan perkapita
diproyeksikan hingga tahun 2014 sebesar Rp. 5.818.737,00 atau sejak tahun 2010
hinggat tahun 2014 rata-rata tumbuh 2, 58 persen.
Recommended