View
171
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
JAWA BALI CROSSING
1. Agustus 2009
a. Existing
1) Beban
Beban puncak subsistem Bali tahun 2009 adalah 493.2 MW.
2) Kapasitas Terpasang
Kabel Laut Jawa – Bali 150 kV = 200 MW (2 x 100 MW)
Kapasitas Pembangkit = 433 MW (DMN 375 MW)
PLTG Gilimanuk (BBM) = 134 MW (130 MW)
PLTG Pemaron (BBM) = 98 MW (80 MW))
PLTG Pesanggaran (BBM) = 125 MW (109 MW)
PLTD Pesanggaran (BBM) = 76 MW (56 MW)
3) Dengan mempertimbangkan kriteria keandalan N-1 untuk kabel laut,
kemampuan suplai hanya 475 MW terhadap beban puncak 493.2 MW.
4) Dengan kondisi seperti itu dan tanpa adanya penambahan kapasitas
pembangkit, subsistem Bali akan berada dalam kondisi kritis (kapasitas
suplai lebih kecil daripada beban puncak).
Gambar 1. Rute Transmisi Paiton-Kapal
PLTG GILIMANUK
NoUraia
n
Tahun Daya Daya
Ket Operasi Terpasang Mampu
1 ABB 1997 145 130
Ex. M
Tawar
Jumlah 145 130
KABEL LAUT
No UraianTahun Daya Daya
Operasi Terpasang Mampu
1 LINE I 2000
11
0 95
2 LINE II 2000
11
0 95
Jumlah 22
0 190
PLTG/ PLTD PESANGGARAN
NO Uraian Tahun Daya Daya
Operasi Terpasang Mampu
1 MIRRLEES 1974 5,080 3,900
2 MIRRLEES 1974 5,080 3,900
3 MIRRLEES 1974 5,080 3,900
4 MIRRLEES 1974 5,080 3,900
5 MIRRLEES 1980 4,142 3,500
6 MIRRLEES 1982 6,770 5,000
7 MIRRLEES 1982 6,770 5,000
8 S W D 1983 6,520 4,500
9 S W D 1983 6,520 4,500
10 S W D 1989 12,390 9,500
11 S W D 1989 12,390 9,500
Jumlah PLTD 75,822
57,100
12 ALSTHOM A 1985
21,35
0 19,000
13 G E 1993
20,10
0 19,000
14
WESTING
HOUSE 1994
42,00
0 36,500
15
WESTING
HOUSE 1994
42,00
0 36,500
Jumlah PLTG
125,4
50 111,000
Jumlah PLTD + PLTG
201,2
72 168,100
Gambar 2. Peta Kelistrikan Sistem Bali
Gambar 3. Neraca Daya 2009
Gambar 4. Kurva Beban Puncak Bali
Gambar 5. Peta Kelistrikan Bali Existing dan Planning
Gambar 6. Rencana Pembangunan SUTET 2009
Gambar 7. Penampang Memanjang JBC
Gambar 8. Contoh Load Flow
Gambar 9. Pembangkit Subsistem Bali
b. Perencanaan
1) Crossing tower 2 circuits sepanjang 2 km dan tinggi 323 m
2) SUTET 500 kV Paiton-Kapal 4xZebra, 2 circuits = 250 kmr
3) Diameter di GIS Paiton = 2 Diameter
4) Diameter di GIS 500 kV Kapal = 3 Diameter
5) IBT 500/150 kV di Kapal = 1 x 500 MVA
2. Agustus 2010
a. Tujuan interkoneksi Jawa-Bali meningkatkan kemampuan daya dan
keandalan sistem kelistrikan Bali.
b. Pembangunan sarana kelistrikan tidak mengganggu atau merusak daya tarik
pulau Bali sebagai obyek wisata internasional.
c. RUPTL PT.PLN (Persero) 2009-2018, interkoneksi 500 kV Jawa-Bali, SUTET
500kV, 2 sirkit, 4x ACSR Dove, ±1800 MVA per sirkit, operasi tahun 2015.
d. Kajian teknis :
Studi konstruksi SUTET 500 kV untuk crossing, mengacu RUPTL
2009-2018 kapasitas penyaluran 1800 MVA per sirkit dan proyek
SUTET 500 kV AC crossing sungai Yangtse di Jiangyin China span
2303 meter.
Data-data teknis konsep rancangan :
- SUTET 500 kV AC sirkit ganda, crossing selat Bali 2.680 meter,
1800 MVA per sirkit.
- Penghantar 4xACS 380 mm² per phasa, kawat tanah AS 300 mm²,
OPGW 309 mm² masing-masing memakai grease.
- Insulator porselin :
o Suspension 4x530 kN, 40 pc/string
o Tension 6x420 kN, 30 pc/string
- Tower crossing:
o Satu suspension tower, sirkit ganda, tinggi 363 meter di sisi
Jawa, tinggi 376 meter di Bali
o Luas lahan yang dibutuhkan (180 x 120) m² dan (120 x 120) m²
o Dua anchor tower, sirkit tunggal, tinggi 55 meter di Jawa, tinggi
82 meter di Bali, jarak 700 meter dari suspension tower, luas
lahan (22 x 30) m² per anchor
- Jarak penghantar terendah dengan permukaan laut 70,55 meter.
Gambar 10. Peta JBC 2010
Gambar 11. Outline Tower Crossing
3. September 2011
a. Kondisi saat ini :
1) Beban
Beban puncak subsistem Bali : 557 MW per April 2011.
2) Kapasitas terpasang
Kabel Laut Jawa – Bali 150 kV sirkit 1+2 = 200 MW
Kapasitas Pembangkit = 559 MW (DMN 492 MW)
PLTG Gilimanuk (BBM) = 134 MW (130 MW)
PLTG Pemaron (BBM) = 98 MW (80 MW))
PLTG Pesanggaran (BBM) = 125 MW (108 MW)
PLTD Pesanggaran (BBM) = 76 MW (49 MW)
PLTD Sewa Pemaron (BBM) = 45 MW (45 MW)
PLTD BOO Pesanggaran (BBM) = 30 MW (30 MW)
PLTD BOT Pesanggaran (BBM) = 51 MW (50 MW)
3) Dengan mempertimbangkan kriteria keandalan N-1 untuk kabel laut,
kemampuan supply hanya 592 MW untuk beban puncak 557 MW.
4) Total Daya Mampu pembangkit lokal : 432 MW
5) Maksimum daya dari Jawa melalui kabel laut 2 sirkit : 160 MW
6) Beban Puncak tahun 2010 : 534 MW
7) Drop tegangan di sub sistim Bali saat ini sampai 130 kV
8) Pada tahun 2013 diperkirakan Beban Puncak 702 MW
9) Neraca Daya Subsistem Bali 2011-2020
Kabel Laut Jawa-Bali 3-4 (2x100 MW) beroperasi akhir tahun 2012.
PLTU Celukan Bawang (380 MW) beroperasi tahun 2014.
Setelah PLTU Celukan Bawang beroperasi, maka PLTD sewa dan
PLTD/PLTG eksisting dapat tidak dioperasikan (bisa juga direlokasi).
Jawa-Bali Crossing (JBC) Tahap 1 beroperasi 150 kV (400 MW) tahun
2013 dan Tahap 2 beroperasi 500 kV (hingga 1.500 MW, sesuai
kebutuhan) tahun 2015.
Apabila pasokan LNG tersedia, maka direkomendasikan untuk
memasok pembangkit Pesanggaran sebagai peaker.
b. Tahapan Implementasi Proyek
Dilakukan dalam 2 tahap, yaitu Tahap I senilai Rp 1 T mulai th 2011 dengan
dana APLN dan Tahap II senilai Rp 2 T mulai th 2012 dengan APLN dan loan
ADB.
a. Tahap I : Pembiayaan dari APLN
Transmisi 500 kV Crossing Selat Bali (Watudodol – Lampu Merah), 4.12 kmr,
Bentang 2.680 meter dan Tinggi Tower 376 meter
Transmisi 500 kV Lampu Merah – Gilimanuk (27 tower)
Gardu Induk 150 kV Watudodol, Gardu Induk 150 kV Celukan Bawang, Gardu
Induk 150 kV Gilimanuk Ext & Incomer ke GI Gilimanuk
Uprating Transmisi Gilimanuk – Celukan Bawang 50 kmr dan Kapasitor 2 x 50
MVAR
Meliputi :
• JBC (Watudodol – Lampu Merah), konduktor ACS 380 mm2, 4.12 km
• SUTET 500 kV Lampu Merah – Gilimanuk, konduktor 4 x Zebra, 16.4 km
• GI Watudodol, double busbar, 6 LB, 1 BC
• GI Celukan Bawang. double busbar, 6 LB, 1 BC, 1 TB dan Trafo 150/20 kV 60
MVA
• GI Gilimanuk ext. 2 LB dan SKTT 1x1000 mm2, 2 kmr
• Uprating SUTT 150 kV Gilimanuk – Celukan Bawang dari Hawk 2x240 mm2
menjadi ACCC 2x330 mm2, 50 km
• Penambahan kapasitor 2 x 50 MVAR
b. Tahap II : Pembiayaan dari : Loan ADB dan APLN
Gardu Induk 500 kV Paiton Extention (2 diameter),
Transmisi 500 kV Paiton – Watudodol (131 kmr / 311 tower),
Transmisi 500 kV Gilimanuk - New Kapal (Antosari) (173 tower),
GITET 500 kV New Kapal (2 diameter)
Transmisi 150 kV New Kapal Incomer (24 kmr)
Gardu Induk 150 kV Kapal Extention (2 bay)
Meliputi :
• SUTET 500 kV Paiton – Watudodol (T.212-T.262) yang melalui Taman Nasional
Baluran sepanjang 20 kmr diusulkan didanai APLN
• SUTET 500 kV Gilimanuk – New Kapal (T.1-T.12) yang melalui Taman Nasional
Bali Barat sepanjang 5 kmr diusulkan didanai APLN
• SUTET 500 kV Paiton – Watudodol, 111 kmr dan SUTET 500 kV Gilimanuk –
New Kapal, 71 kmr yang tidak melalui Taman Nasional diusulkan didanai loan
ADB
• GITET 500 kV Paiton ext 2 diameter dan GIL diusulkan didanai loan ADB
• GITET 500/150 kV New Kapal : 2 diameter, IBT 2 x 500 MVA, 14 bay 150 kV dan
incomer 150 kV 8 cct, 3 kmr diusulkan didanai loan ADB
Gambar 12. Jawa Bali Crossing
Gambar 13. Route JBC
JAWA363
m
376 m
74 ,5 m
82 m
55 m
Rencana penguatan 150 kV kabel laut sirkuit 3 & 4, terkait kabel tanah dan GIS
pesanggaran :
a. Dua sirkuit 150 kV kabel Submarine dari saluran udara Ketapang (Jawa Timur)
ke lokasi cable joint Gilimanuk (Bali).
b. Dua sirkuit 150 kV kabel bawah tanah (UGC) dari lokasi cable joint Gilimanuk ke
Gilimanuk saluran udara di gardu induk Gilimanuk, Bali.
c. Pemantauan gedung pada saluran udara Gilimanuk (Bali).
d. GIS 150 kV di Pesanggaran, Bali.
e. Spesifikasi teknik :
1) Kabel laut 150 kv sirkuit 3 & 4.
panjang : 4,5 km / 150 kv hvac xlpe submarine cable
kapasitas : 2 x 130 MVA
2) UGC kabel laut gilimanuk – GI gilimanuk :
panjang : 2 km / 150 kV HVAC xlpe under ground cable
3) GIS pesanggaran :
gis indoor equipment : - 7 feeder bays for 150 kV OHL line
- 1 spare bay
- 4 transformer bays
- 2 feeder bays150 kv for connection to power
plant busbar (ugc xlpe cables)
- bus coupler bay
f. spesifikasi proyek :
1) konduktor = 4 x zebra
2) tinggi tower crossing = ± 323 m
g. panjang t/l
1) paiton – watudodol = 117 km
2) watudodol – lampu merah = 2,4 km
3) lampu merah – kapal = 93 km
4. 2013
Lebih lengkapnya buka file “Perencanaan JBC 2013”
1. SINGLE LINE SUB SISTEM BALI
2. BEBAN PUNCAK SUB SISTEM BALI
3. NERACA DAYA SUB SISTEM BALI
a. Neraca Daya Tahun 2012
b. Neraca Daya Tahun 2013
4. PERMASALAHAN SUBSISTEM BALI
a. Permasalahan pada Transmisi
b. Kondisi Konfigurasi Sub Sistem Bali Akhir 2013
c. Rencana Konfigurasi Sub Sistem Bali dari Tahun 2014 ~ 2017
5. UPAYA MENJAGA KRITERIA N-1 DAN KUALITAS TEGANGAN
Gambar 14. Peta Subsistem Bali 2012
RPTL
Kriteria Perencanaan dan Asumsi Dasar
Dalam penyusunan RPTL ini beberapa kriteria yang dipergunakan adalah :
a. Transmisi 500 dan 150 kV
Penambahan SUTET dilaksanakan bila pembebanan sudah mencapai 50% atau ada
masalah batas stabilitas.
Sistem 500 kV akan di looping untuk fleksibilitas operasi
b. Trafo IBT 500/150 kV
Penambahan IBT dilaksanakan bila pembebanan sudah mencapai 60%
Setiap 2x500 MVA IBT disediakan 1 spare IBT 1x167 MVA
Jumlah IBT dalam satu GITET maksimum 4x500 MVA dengan pola operasi terpisah
menggunakan 2 bus section dan 2 bus couple
c. Trafo 150/20 kV
Penambahan trafo dilaksanakan bila pembebanan sudah mencapai 80%
Jumlah trafo dalam satu GI maksimum 4x60 MVA
Setiap area pengatur beban disediakan 2 spare trafo 60 MVA lengkap dengan
peralatan bay
d.Tingkat hubung singkat di GITET / GI dibatasi maksimum sebagai berikut:
500 kV sebesar 40 – 50 kA.
150 kV sebesar 40 – 50 kA.
70 kV sebesar 31,5 kA.
(hal 28@62)
(hal 16)
Tingkat hubung singkatdi Sistem Jawa Bali tidak melebihi batasan sebagai berikut :
3.3.8 Sistem 500 kV = 40 – 50 kA
3.3.9 Sistem 150 kV = 40 – 50 kA
3.3.10 Sistem 70 kV = 31,5 kA
(hal 24)
Recommended