View
246
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
1/112
VOLUME lI, NOMOR 2, MARET TAHUN 2013 ISSN 2302-2124
YAYASAN PEMBINA LEMBAGA PENDIDIKAN (YPLP) PERGURUAN TINGGI
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI
Alamat: Jalan Seroja Tonja Denpasar Utara tlp: (0361) 431434
Alamat Web: ikippgribali.ac.id
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN,
Jurusan/PS Bimbingan dan Konseling
FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA SENI,
Jurusan/PS: Pend. Bhs. Indonesia dan Daerah Bali,
Pend. Sendratasik dan Pend. Seni Rupa.
FAKULTAS PENDDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL,
Jurusan/PS: Pend. Ekonomi, dan Pend. Sejarah.
FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DA N KESEHATAN,Jurusan/Prodi: Pend. Olah Raga dan Kesehatan
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FPMIPA)
Jurusan/PS: Pendidikan Matematika dan Pendidikan Biologi
Alamat: Jln Akasia No 16 Tanjung Bungkak Denpasar Timur tlp . (0361) 265693
e-mail: fpmipaikippgribali@yahoo.co.id
JURNALEDUKASI
MATEMATIKAdanSAINS
VOLUMEIV,NOMOR2,SEPTEMBER
TAHUN2015
ISSN2302-2124
VOLUME IV, NOMOR 2, SEPTEMBER TAHUN 2015 ISSN 2302-2124
EmasainsJURNAL EDUKASI
MATEMATIKA dan SAINS Model Pembelajaran Mandiri Tipe SAVIdan Motivasi Berprestasi.
Model PembelajaranAir(Auditory, Intellectualy, Repetition) terhadap Hasil Belajar
dengan Mengontrol Bakat Skolastik.
Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Tugas Meringkas.
Model Pembelajaran SAVI Berlandaskan Tri Kaya Parisudhaterhadap Prestasi dan
Keaktifan Belajar.
Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Hasil
Belajar Ditinjau DariAdversity Quotient.
Pengaruh Limbah Rumah Potong Hewan (Rumen Sapi) terhadap Pertumbuhan
Vegetatif Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.).
Uji Fitokimia Ekstrak Daun Rambutan Rapiah Kering (Nephelium Lappaceum L.).
Daya Antagonisme Trichoderma sp. Lokal Terhadap Jamur Patogen Penyebab
Penyakit Rebah Kecambah (Sclerotium rolfsii Sacc.) pada Tanaman Tomat
(Lycopersicum esculentum Mill.).
Perbandingan Nilai Fungsi Informasi Butir Maksimum Ditinjau dari Bentuk Tes dan
Metode Estimasi Parameter.
Musik Klasik dalam Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Koneksi.
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah.
Bentuk Tes Dalam Pembelajaran Matematika
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALIJln Akasia Desa Sumerta No.: 16 Denpasar Timur
Telp. (0361) 265693 Email: fpmipaikippgribali@yahoo.co.id
JEms
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
2/112
iJurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
MATEMATIKA dan SAINS
JURNAL EDUKASI
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (IKIP) PGRI BALI
Jln Akasia Desa Sumerta No.: 16 Denpasar Timur
Telp. (0361) 265693 Email: fpmipaikippgribali@yahoo.co.id
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
3/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124ii
Dicetak Oleh:
PT. Percetakan Bali, Jl. Gajah Mada I/1 Denpasar 80112, Telephone (0361) 234723, 235221
NPWP: 01.126.360.5-904.000, Tanggal Regestrasi DKP: 1 July 2006
Emasainsjurnal edukasi matematika dan sainsEmasains, Jurnal Edukasi Matematika dan Sains terbit dua kali dalam setahun (Maret dan September),
Berbahasa Indonesia maupun Inggris. Sebagai media komunikasi ilmiah dengan kajian masalah pendidikan,
pendidikan matematika, sains dan lingkungan hidup. Memuat tulisan yang berasal dari hasil penelitian,
kajian teoretis dan aplikasi teori.
Penasehat
Dr. I Made Suarta, SH., M. Hum
Penanggungjawab
Dra. Ni Nyoman Parmithi, MM
Ketua Redaksi
Drs. I Nengah Suka Widana, M.Si
Sekretaris Redaksi
Dra. I Gusti Ayu Rai, M.Si.; I Wayan Eka Mahendra, S.Pd., M.Pd
Redaksi Ahli
Prof.Dr. I Wayan Suparta, M.S (UNUD).
Prof. Dr. Putu Budiadnyana, M.Si (Undiksha Singaraja).
Dr. Bayu Aji (LIPI-Kebun Raya Eka Karya Bali).
Dr. Ir. I G.N. Alit Wirya Susanta, M.Agr. (UNUD).
Drs. I Wayan Budiyasa, M.Si. (IKIP PGRI Bali).
Drs. I Dewa Putu Juwana, M.Pd. (IKIP PGRI Bali).
Redaksi PelaksanaDrs. Made Surat, M.Pd.; Drs I Wayan Sudiarsa, M.Si.;
Drs. I Made Subrata; M.Si; I Wayan Widana, S.Pd., M.Pd.
Drs. I Wayan Suanda, SP. , M.Si.; Edy Hermawan, S.Pd., S.Kom.,
I Gusti Agung Gede Wiadnyana, S.Pd., M.Pd.
Bendahara
. Putri Sumaryani, SP., NM.MA.
Distribusi
I Putu Sukerteyasa, S.Pd., M.Pd; Gustut Ariana, S.Pd.
Pembantu Pelaksana Tata Usaha
Sri Utami, S.Pd.; Ni G.A.Nyoman Sri Ernawati.
Alamat Redaksi
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP PGRI Bali
Jln Akasia Desa Sumerta No.: 16 Denpasar Timur
Telp. (0361) 265693 Email: fpmipaikippgribali@yahoo.co.id
JEms
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
4/112
iiiJurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
Emasainsjurnal edukasi matematika dan sainsDAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
SUSUNAN ORGANISASI PENGELOLA JURNAL EMASAINS ii
DAFTAR ISI iii
Pengaruh Model Pembelajaran Mandiri Tipe SAVI Dan Motivasi Berprestasi Terhadap Hasil
Belajar Biologi.
I Nengah Suka Widana dan Ni Kadek Yogi Antari Putri .. 99-109
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Air (Auditory, Intellectualy, Repetition) Terhadap
Hasil Belajar Matematika Dengan Mengontrol Bakat Skolastik Peserta Didik.
Ni Ketut Erawati danNi Putu Sintya Lestari... 110-116
Implementasi Model Pembelajaran Inkuiri Berbantuan Tugas Meringkas Terhadap Hasil Belajar
Ni Nyoman Parmithi dan I Dewa Ayu Raka Prasindra. 117-122
Implementasi Model Pembelajaran SAVI Berlandaskan Tri Kaya Parisudha terhadap Prestasi
Belajar Matematika dan Keaktifan Siswa Kelas VIIIb SMP Negeri 1 Kubutambahan
I G A N TrisnaJayantika... 123-129
Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) terhadap Hasil
Belajar Matematika Ditinjau dariAdversity Quotient.
Ni Wayan Sunita 130-137
Pengaruh Limbah Rumah Potong Hewan (Rumen Sapi) Sebagai Pupuk Cair Terhadap
Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Selada (Lactuca Sativa L.).
N Putri Sumaryani dan Sang Ayu Putu Eka Rismayanti. 138-148
Uji Fitokimia Ekstrak Daun Rambutan Rapiah Kering (Nephelium lappaceum L.).
A.A.Istri Mirah Dharmadewi. 149-154
Daya Antagonisme Trichodermasp. Lokal Terhadap Jamur Patogen Penyebab Penyakit RebahKecambah (Sclerotium rolfsii Sacc.) Pada Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum Mill.).
I Wayan Suanda dan Ni Wayan Ratnadi.. 155-162
Perbandingan Nilai Fungsi Informasi Butir Maksimum Ditinjau dari Bentuk Tes dan Metode
Estimasi Parameter.
I Wayan Widana 163-176
Penggunaan Musik Klasik dalam Team Games Tournament (TGT) untuk Meningkatkan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Kemampuan Koneksi Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika.
I Made Surat. 177-188
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa SMK Negeri 4 Denpasar Melalui Penerapan
Model Pembelajaran Berbasis Masalah.
I Ketut Putra Ardana 189-196
Bentuk Tes Dalam Pembelajaran Matematika
I Wayan Eka Mahendra 197-203
PEDOMAN PENULISAN EMASAINS
JEms
dan I Gusti Ayu Rai
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
5/112
99Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MANDIRI TIPESAVIDAN MOTIVASI
BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
I Nengah Suka Widana dan Ni Kadek Yogi Antari Putri
Dosen Jurusan/Prodi. Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Bali.
e-mail: ngh_sukawidana@yahoo.co.id
ABSTRACT
Effect of Self Learning Model Type SAVI and Achievement Motivation for Learning
Outcomes Biology.
This study aims to determine the differences in the biology of learning outcomes between
groups of learners who are taught by the independent learning model SAVI types and groups of
learners who are taught by conventional learning models, and to determine whether there is an
interaction between independent learning model types SAVI and achievement motivation on
learning outcomes biology class learners X SMA Dharma Praja Badung school year 2013/2014.
This study aims to determine the differences in the biology of learning outcomes between groupsof learners who are taught by the independent learning model SAVI types and groups of learners
who are taught by conventional learning models, and to determine whether there is an
interaction between independent learning model types SAVI and achievement motivation on
learning outcomes biology class learners school year 2013/2014. Type of research is quasi-
experimental research. Population in the form of all students in class X SMA Dharma Praja
Badung academic year 2013/2014, distributed in 5 classes. Simple random sampling with the
lottery. Samples determined as 2 classes of class X2 as an experimental group and class X1 as
the control group, which numbered 84 people. In the data collection methods of documentation,
questionnaire and test methods. Before the data analysis, test requirements that normality test
and homogeneity test. Then analysis the data with the formula Anava two lanes. The resultshowed that the value FA-coun> F-table or 8.19> 3.96 and FAB-coun
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
6/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124100
menjadi warga negara yang demokratis dan
bertanggung jawab. Permasalahan utama
proses pembelajaran saat ini, masih rendahnya
daya serap. Berdasarkan hasil observasi
proses pembelajaran melalui wawancara
pada guru bidang studi Biologi kelas XSMA Dharma Praja Badung tahun pelajaran
2013/2014, mempertegas adanya perma-
salahan tersebut. Bahwa hasil belajar yang
dicapai belum optimal, sebab guru dalam
menyajikan materi pembelajaran masih
menggunakan model yang kurang mampu
membangkitkan minat belajar. Dalam proses
pembelajaran guru lebih banyak menjelaskan
sehingga peserta didik merasa bosan, situasi
belajar kurang kondusif dan tidakmenyenangkan. Proses pembelajaran dikata-
kan berhasil jika tujuan pembelajarandapat
dicapai, yaitu hasil belajar peserta didik yang
maksimal. Hasil belajar yang dimaksudkan
adalah semua efek yang dapat dijadikan
indikator tentang nilai dari penggunaan
strategi pembelajaran di bawah kondisi yang
berbeda. Variabel hasil pembelajaran dapat
diklasifikasikan menjadi tiga yaitu keefektifan,
efisiensi, dan daya tarik (Degeng, 1989).Meier (2004) mengemukakan sistem
pembelajaran yang melibatkan kelima indera
dan emosi dalam proses belajar, cara yang
belajar alami dikenal dengan model SAVI,
yaitu somatis, auditori, visual, intelektual.
Model Pembelajaran SAVIdilaksanakan dalam
siklus pembelajaran 4 tahap, yaitu tahap
persiapan, penyampaian, pelatihan dan
penampilan hasil. Dengan mengkaji konsep
dan penerapan pembelajaran mandiri tipeSAVI dan mencobanya dalam berbagai situasi
kemudian diobservasi akibatnya secara
sistematis diharapkan agar peserta didik dapat
menyerap dan menguasai setiap materi atau
komponen yang ditugaskan pendidik,
mendorongnya untuk berkembang secara
mandiri, kreatif, aktif, inovatif melalui
penemuan dan proses berpikirnya dengan
melibatkan panca indera. Keberhasilan proses
pembelajaran tidak terlepas dari motivasi
berprestasi. Motif untuk berhasil dalam
melakukan suatu tugas atau pekerjaan, motif
untuk memperoleh kesempurnaan disebut
motif berprestasi. Motif berprestasi bersifat
dipelajari, sehingga dapat diperbaiki dan
dikembangkan melalui proses belajar.Seseorang yang motif berprestasinya tinggi
cenderung untuk berusaha menyelesaikan
tugas secara tuntas, tanpa menunda-nunda
pekerjaan.
Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka dilakukan penelitian tentang pengaruh
model pembelajaran mandiri tipe SAVI dan
motivasi berprestasi terhadap hasil belajar
biologi peserta didik kelas X SMA Dharma
Praja Badung Tahun Pelajaran 2013/2014,dengan mengkaji permasalahan berikut, (1)
apakah ada perbedaan hasil belajar biologi
antara yang dalam pembelajaranya meng-
gunakan model pembelajaran mandiri tipe
SAVI dan model pembelajaran konvensional?
(2) Apakah ada interaksi antara model
pembelajaran dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar biologi? Tujuan yang
ingin dicapai adalah (1) untuk mengetahui
perbedaan hasil belajar biologi antara yangdalam pembelajarannya menggunakan model
pembelajaran mandiri tipe SAVI dan model
pembelajaran konvensional. (2) Untuk
mengetahui interaksi antara model pembe-
lajaran dan motivasi berprestasi terhadap hasil
belajar biologi.
Burhanuddin (2004), bahwa belajar
bukan semata-mata mengumpulkan atau
menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam
bentuk informasi/materi pelajaran, lebih dariitu, belajar adalah suatu proses perubahan
perilaku, yaitu berubah dari tidak tahu menjadi
tahu, dari tidak 2oma menjadi 2oma, dari tidak
terampil menjadi terampil, dari tidak 2 oma
bersikap menjadi 2 oma bersikap tertentu.
Joyce & Weil (1980) bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola
yang dapat digunakan untuk membentuk
kurikulum (rencana pembelajaran jangka
panjang), merancang bahan-bahan pembe-
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
7/112
101Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
lajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau yang lain. Ciri-ciri model
pembelajaran, (a) berdasarkan teori
pendidikan dan teori belajar dari para ahli
tertentu. (b) Mempunyai misi atau tujuan
pendidikan tertentu. (c) Dapat dijadikanpedoman untuk perbaikan kegiatan belajar
mengajar di kelas. (d) Memiliki bagian-bagian
model yang dinamakan: (1) urutan langkah-
langkah pembelajaran (syntax); (2) adanya
prinsip-prinsip reaksi; (3) 3omati 3omati; dan
(4) 3 omati pendukung. Keempat bagian
tersebut merupakan pedoman praktis bila guru
akan melaksanakan suatu model pembelajaran.
(e) Memiliki dampak sebagai akibat terapan
model pembelajaran. Dampak tersebutmeliputi (1) dampak pembelajaran, yaitu hasil
belajar yang dapat diukur. (2) Dampak
pengiring, yaitu yaitu hasil belajar jangka
panjang. (f) Membuat persiapan mengajar
dengan pedoman model pembelajaran yang
dipilihnya. Bobbi De Porter, dkk. (2005)
dalam bukunya Quantum Learning,
mengemukakan tiga (3) modalitas belajar yang
dimiliki seseorang. Ketiga modalitas tersebut
adalah modalitas visual, modalitas auditoral,dan modalitas kinistetik ( 3 omatic). Belajar
visual belajar melalui apa yang mereka lihat,
Belajar auditorial belajar melalui apa yang
mereka dengar, dan Belajar kinestetik belajar
lewat gerak dan sentuhan. Model pem-
belajaran Somatis Auditori Visual dan
Intelektual (SAVI), dari Meier (2004),
menekankan (1) 3 omatic, melibatkan indra
peraba, kinestesis, praktis melibatkan fisik dan
menggunakan tubuh sewaktu belajar secaraberkala, berdasarkan hasil penelitian
neurologis ditemukan bahwa pikiran tersebut
ada di seluruh tubuh. (2) Auditori, dalam
merancang pelajaran yang menarik bagi
saluran auditori yang kuat dalam diri
pembelajar, maka dengan cara mendorong
pebelajar untuk mengungkapkan dengan suara.
Filosofinya, jika kita mau belajar lebih banyak
tentang apa saja, bicaralah tanpa henti, dengan
berdialog, penyampaian informasi dan
lainnya. (3) Visual, ketajaman penglihatan
setiap orang itu kuat, disebabkan oleh pikiran
manusia lebih merupakan prosesor citra dari
prosesor kata. Citra karena konkret mudah
untuk diingat dan kata adalah abstrak sehingga
sulit untuk disimpan. Di dalam otak terdapatlebih banyak perangkat untuk memproses
informasi visual daripada semua indra yang
lain. Pembelajar visual belajar paling baik jika
dapat melihat contoh dari dunia nyata,
diagram, peta gagasan, ikon, gambar dan
gambaran dari segala macam hal ketika
sedang belajar. (4) Intelektual adalah bagian
diri yang merenung, mencipta, memecahkan
masalah dan membangun makna. Intelektual
adalah pencipta makna dalam pikiran, saranayang digunakan manusia untuk berpikir,
meyatukan pengalaman, menciptakan jaringan
saraf baru dan belajar. Warta (2010)
menguatkan, bahwa SAVI merupakan model
pembelajaran yang menekankan memanfa-
atkan semua alat indera yang dimiliki oleh
peserta didik. Dari konsep tersebut, bahwa
pembelajaran SAVI merupakan model
pembelajaran yang menggabungkan gerak
fisik dengan aktivitas intelektual danpenggunaan semua indera dalam
pembelajaran. Sedangkan model pembelajaran
konvensional yang juga disebut model
tradisional, karena sejak dulu telah digunakan
sebagai alat komunikasi lisan antara guru
dengan anak didik dalam proses belajar
(Djamarah, 2000). Dalam proses belajar
mengajar, pembelajaran konvensional ditandai
dengan ceramah yang diiringi dengan
penjelasan, serta pembagian tugas dan latihan.Motivasi mengandung nilai-nilai
berikut, (1) motivasi menentukan tingkat
berhasil atau gagalnya kegiatan belajar. (2)
Motivasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari prinsip-prinsip pembelajaran,
artinya motivasi merupakan salah satu faktor
yang menentukan berlangsungnya pembe-
lajaran efektif. Istilah motivasi berasal dari
kata motif yang diartikan sebagai kekuatan
yang terdapat dalam individu, yang
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
8/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124102
menyebabkan individu tersebut bertindak atau
berbuat. Dari sudut sumber yang
menimbulkannya, motif dibedakan menjadi
dua macam yaitu motif intrinsik dan motif
ekstrinsik. Motif untuk berhasil dalam
melakukan suatu tugas atau pekerjaan, motifuntuk memperoleh kesempurnaan disebut
motif berprestasi (Uno, 2006). Motif
berprestasi adalah motif yang dipelajari,
sehingga motif itu dapat diperbaiki dan
dikembangkan melalui proses belajar.
Heckhausen dalam Djaali (2000) bahwa
motivasi berprestasi adalah dorongan yang
terdapat pada diri peserta didik sehingga selalu
berusaha untuk meningkatkan atau
memelihara kemampuan setinggi mungkindalam semua aktivitas dengan menggunakan
standar keunggulan. Sejalan dengan ini,
Johnson dalam Nasrum (1998)
mengemukakan peserta didik yang
mempunyai motivasi berprestasi tinggi
memiliki peluang untuk mencapai
keberhasilan yang tinggi dan mempunyai
sikap yang positif terhadap tujuan yang akan
dicapai, serta tidak banyak memikirkan
kegagalan, cenderung untuk berusaha
menyelesaikan tugas secara tuntas, tanpa
menunda-nunda. Winardi (2004) mengemu-
kakan orang yang memiliki motivasi
berprestasi tinggi memiliki tiga ciri yaitu (1)
memiliki prefensi untuk mengerjakan tugas
dengan derajat kesulitan moderat, (2)
menyukai situasi-situasi dimana kinerja
mereka timbul karena upaya-upaya mereka
sendiri dan bukan karena faktor-faktor lain,
seperti kemujuran, dan (3) menginginkan lebih
banyak umpan balik tentang keberhasilan dan
kegagalan. Pendapat lainnya dikemukakan
oleh Nasrun (1998) bahwa, orang yang
memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
berusaha sekuat tenaga untuk dapat mencapai
prestasi yang tinggi. Manifestasi dari motivasi
berprestasi akan terlihat pada ciri-ciri
berperilaku (1) mengambil tanggung jawab
pribadi atas perbuatannya; (2) mencari umpan
balik tentang perbuatannya; (3) memilih resiko
yang moderat atau sedang dalam perbuatanya;
dan (4) berusaha melakukan sesuatu dengan
cara-cara baru dan kreatif (Helianti, 2004).
Suarni (2004) merangkum secara terperinci
ciri-ciri individu yang mempunyai motivasiberprestasi tinggi, yaitu: (1) kemauan keras
untuk berusaha mencapai keberhasilan, (2)
berorientasi pada keberhasilan, (3) inovasi dan
kreatif, (4) bertanggung jawab, dan (5)
mengantisipsi kegagalan. Hasil penelitian
Kumala Dewi (2013) tentang pengaruh
pendekatan SAVI terhadap hasil belajar IPA
Kelas IV SD di Gugus III Kecamatan
Jembrana Kabupaten Jembrana, bahwa hasil
belajar IPA menjadi meningkat. Berdasarkanpada masalah dan kajian teoritis, maka
diajukan hipotesis, yaitu (1) terdapat
perbedaan hasil belajar biologi antara peserta
didik yang dalam pembelajaranya meng-
gunakan model pembelajaran mandiri tipe
SAVI dan model pembelajaran konvensional.
(2) Terdapat interaksi antara model pem-
belajaran mandiri dan motivasi berprestasi
terhadap hasil belajar.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
eksperimen semu, tidak memungkinkan
mengontrol atau memanipulasi variabel
(Winartha, 2006). Supardi (2007) bahwa
penelitian eksperimen adalah kegiatan
penelitian yang bertujuan untuk menilai
pengaruh suatu perlakuan pendidikan terhadap
tingkah laku peserta didik atau menguji
hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh
tindakan itu dibandingkan dengan tindakan
lain. Dalam penelitian ini sengaja dibuat
situasi mengajar dengan masing-masing kelas
memperoleh perlakuan berbeda, yaitu
menggunakan model pembelajaran konven-
sional, model pembelajaran mandiri tipe SAVI
dan motivasi berprestasi. Rancangan
eksperimen yang digunakan adalah analisis
faktorial 2x2.
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
9/112
103Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
A
B
A1 A2
B1 A1 B1 A2B1
B2 A1B2 A2B2Gambar 1. Rancangan Eksperimen(Sumber: Koyan, 2012).
Keterangan:
A1 (Kelompok peserta didik yang diajarkandengan model pembelajaran mandiri tipe
SAVI). (A2) Kelompok peserta didik yangdiajarkan dengan model pembelajaran kon-
vensional. (B1) Kelompok peserta didik yangmemiliki motivasi berprestasi tinggi.; (B2)
Kelompok peserta didik yang memiliki moti-vasi berprestasi rendah. (A1B1) Kelompok
peserta didik yang diajarkan dengan modelpembelajaran mandiri tipe SAVI dan memi-
liki motivasi berprestasi tinggi. (A2B1) Kelom-pok peserta didik yang diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional dan memi-liki motivasi berprestasi tinggi. (A1B2) Kelom-
pok peserta didik yang diajarkan denganmodel pembelajaran mandiri tipe SAVI dan
memiliki motivasi berprestasi rendah. (A2B2)
Kelompok peserta didik yang diajarkandengan model pembelajaran kon-vensionaldan memiliki motivasi berprestasi rendah.
Populasi penelitian meliputi wilayahgeneralisasi yang terdiri atas obyek dan
subyek yang mempunyai kualitas dankarakteristik tertentu, ditetapkan peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono,2009). Populasi dalam penelitian ini berupa
seluruh peserta didik kelas X SMA Dharma
Praja Badung Tahun Pelajaran 2013/2014,terdistribusi dalam 5 kelas yaitu X1, X2, X3,X4, X5, dengan jumlah total 231 peserta didik
(Sumber: Arsip SMA Dharma Praja Badung,2013). Sampel dipilih 2 kelas, secara acak
dengan undian. Hadi (2000) bahwa variabelmerupakan gejala yang bervariasi, ada dua
jenis variabel yang digunakan yaitu variabelbebas (model pembelajaran mandiri tipe SAVI
dan motivasi berprestasi) dan variabel terikat(hasil belajar biologi).
Data penelitian berupa hasil belajar
Biologi dan skor motivasi berprestasi. Teknikdokumentasi untuk mendapatkan data jumlah
kelas, nama peserta didik dan capaian hasilbelajar sebelumnya, sebagai pelengkap.
Sedangkan data hasil belajar dikumpulkansetelah perlakuan berupa penerapan model
pembelajaran mandiri tipe SAVI. Instrumenyang digunakan adalah tes hasil belajar biologi
(tes uraian), dalam penyusunannya didahuluidengan pembuatan kisi-kisi tes. Tes uraian
berjumlah 5 item, dalam pemberian skormenggunakan rubrik sebagai pedoman
penilaian, dengan ketentuan:, perolehan skor20 (jika mampu menyebutkan jawaban benar
dan uraian benar), 15 (menyebutkan jawabanbenar tetapi uraian jawaban kurang
sempurna/sudah menuliskan setengah jawab-
an secara benar), 10 (menyebutkan jawabanbenar tetapi uaraian jawaban salah/menyebutkan jawaban benar tanpa uraian), 5
(menyebutkan dan menguraikan jawabantetapi keduanya salah) dan 0 (tidak
menuliskan uraian/ jawaban sama sekali).Sedangkan data motivasi berprestasi
dikumpulkan dengan instrumen kuesioner.Instrumen tersebut terdiri atas 35 item
menggunakan skala Likert, dengan skor
minimal 1 (satu) dan maksimal 5 (lima) untuksetiap item. Penyusunan kisi-kisi instrumenmengacu pada Suarni (2004) dengan
indikator-indikator (ciri-ciri orang yangmempunyai motivasi berprestasi tinggi), yaitu
(1) kemauan keras untuk berusaha mencapaikeberhasilan, (2) berorientasi pada
keberhasilan, (3) inovasi dan kreatif, (4)bertanggung jawab, dan (5) mengantisipsi
kegagalan. Pertanyaan dalam kuesioner terdiriatas pernyataan positif da negatif, dengan tipe
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
10/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124104
tertutup, dimana setiap item pernyataandisediakan jawaban menggunakan kategori
selalu (SL), sering (SR), kadang-kadang (KK),jarang (JR), tidak pernah (TP). Masing-masing
kategori diberi skor yang menunjukan interval
kontribusi sebagai berikut: SL = 5, SR = 4,KK = 3, JR = 2, TP = 1. Data yang terkumpuldisusun dalam bentuk skor berskala interval
dengan pengkategorian variabel, sehinggadiperoleh formulasi, sangat tinggi (skor 5),
tinggi (skor 4), sedang (skor 3), rendah (skor2), rendah sekali (skor 1).
HASIL DAN PEMBAHASANData yang terkumpul ditabulasi sesuai
keperluan analisis yang tercantum dalamrancangan penelitian. Penelitian ini adalahpenelitian eksperimen semu menggunakan
rancangan analisis faktorial 2x2. Deskripsidata disajikan dalam enam kelompok data,
yaitu 1) Peserta didik yang diajarkan denganmodel pembelajaran mandiri tipe SAVI, 2)
Peserta didik yang diajarkan dengan modelpembelajaran konvensional, 3) Peserta didik
yang diajarkan dengan model pembelajaranmandiri tipe SAVI dan memiliki motivasi
berprestasi tinggi, 4) Peserta didik yangdiajarkan dengan model pembelajaran konven-
sional dan memiliki motivasi berprestasitinggi, 5) Peserta didik yang diajarkan dengan
model pembelajaran mandiri tipe SAVI danmemiliki motivasi berprestasi rendah, 6)
Peserta didik yang diajarkan dengan modelpembelajaran konvensional dan memiliki
motivasi berprestasi rendah. Ketentuan dalamanalisis varian dua jalur dengan rancangan
faktorial 2x2 yaitu, (1) Jika FA> F tabel, secara
signifikan menolak H0 dan menerima H1,artinya terdapat perbedaan hasil belajar biologiantara peserta didik yang dalam pembelajara-
nya menggunakan model pembelajaran man-diri tipe SAVI dengan model pembelajaran
konvensional. (2) Jika FAB > F tabel , artinyaterdapat interaksi antara model pembelajaran
mandiri tipe SAVI dan motivasi berprestasi.Apabila ada interaksi yang signifikan antara
model pembelajaran mandiri tipe SAVI dan
motivasi berprestasi, maka dilakukan ujisimple effect dengan uji t-Sceheffe (jika nsama atau tidak sama), jika tidak ada interaksi
maka uji t-Scheffe tidak dilakukan.Data hasil belajar yang diajar dengan
model pembelajaran mandiri tipe SAVI, padarentang skor teoritik 0-100 dan rentang skor
empirik antara 55 sampai 90; n = 42; rata-ratasebesar 71,5 dan simpangan baku sebesar
8,856. Sedangkan data hasil belajar yangdiajar dengan model pembelajaran konven-
sional, rentang skor teoritik 0-100 dan rentangskor empirik antara 50 sampai 85 dengan
n=42, diperoleh rata-rata sebesar 67,357 dansimpangan baku sebesar 7,977, selengkapnya
disajikan pada tabel 1 berikut.
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar A1 dan A2.
NoModel Pembelajaran mandiri tipe SAVI Model pembelajaran konvensional
Kelas
Interval
Frek. Batas
Kelas
(%) Kelas
Interval
Frek. Batas
Kelas
(%)
1 55-60 6 54,5 14,29 50-55 3 49,5 7,14
2 61-66 7 60,5 16,67 56-61 7 55,5 16,67
3 67-72 8 66,5 19,05 62-67 11 61,5 26,19
4 73-78 12 72,5 28,57 68-73 12 67,5 28,57
5 79-84 6 78,5 14,29 74-79 6 73,5 14,29
6 85-90 3 84,5 7,14 80-85 3 79,5 7,14
Jumlah 100 Jumlah 100
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
11/112
105Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
Berdasarkan tabel tersebut, frekuensiterbanyak skor hasil belajar, dengan model
pembelajaran mandiri tipe SAVI terletaksekitar interval rata-rata frekuensi 12
(28,57%). Sedangkan frekuensi terbanyak skor
hasil belajar dengan model pembelajarankonvensional terletak sekitar interval rata-rata
frekuensi sebesar 12 (28,57%).
Data hasil belajar biologi yang diajardengan model pembelajaran mandiri tipe SAVI
dan memiliki motivasi berprestasi tinggi,rentang skor teoritik 0-100 dan skor empirik
antara 55-90 dengan n =21, diperoleh rata-rata
sebesar 74,93 dan simpangan baku 8,674. Datahasil belajar biologi yang diajar dengan model
pembelajaran mandiri tipe SAVIdan memilikimotivasi berprestasi rendah, dengan rentang
skor teoritik 0-100 dan rentang skor empirik
antara 60-85 dengan n =21, diperoleh rata-ratasebesar 70,761 dan simpangan baku sebesar
6,123. Distribusi frekuensi skor hasil belajar
biologi yang diajar dengan modelpembelajaran mandiri tipe SAVI dan memilki
motivasi berprestasi rendah. Data disajikanpada tabel 2 berikut.
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar A1B1dan A1B2.
NoA1B1 A1B2
Kelas
Interval Frek.
Batas
Kelas (%)
Kelas
Interval Frek.
Batas
Kelas (%)
1 55-60 2 54.5 9.52 60-64 3 59.5 14.29
2 61-66 2 60.5 9.52 65-69 5 64.5 23.81
3 67-72 2 66.5 9.52 70-74 6 69.5 28.57
4 73-78 7 72.5 33.33 75-79 4 74.5 19.05
5 79-84 6 78.5 28.57 80-84 2 79.5 9.52
6 85-90 2 84.5 9.52 85-89 1 84.5 4.76
Jumlah 21 100 Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel tersebut, bahwa
frekuensi terbanyak untuk skor hasil belajar
biologi peserta didik yang diajar dengan
model pembelajaran mandiri tipe SAVI dan
memiliki motivasi berprestasi tinggi terletaksekitar interval rata-rata frekuensi sebesar 7
(33,33%). Sedangkan frekuensi terbanyakuntuk skor hasil belajar biologi peserta didik
peserta didik yang diajar dengan model
pembelajaran mandiri tipe SAVIdan memilikimotivasi berprestasi rendah terletak sekitarinterval rata-rata frekuensi sebesar 6 (28,57%).
Data yang hasil belajar biologi pesertadidik yang diajar dengan model pembelajaran
konvensional dan memiliki motivasi
berprestasi tinggi, dengan rentang skor teoritik
0-100 dan rentang skor empirik 50-85 dengan
n =21, diperoleh rata-rata sebesar 69,357 dan
simpangan baku sebesar 8,4. Sedangkan Datahasil belajar biologi peserta didik yang diajar
dengan model pembelajaran konvensionaldanmemiliki motivasi berprestasi rendah, dengan
rentang skor teoritik 0-100 dan rentang skor
empirik antara 55-80 dengan n =21, diperolehrata-rata sebesar 68,19 dan simpangan bakusebesar 6,5 disajikan pada tabel 3 berikut.
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar A2B1dan A2B2
NoA2B1 A2B2
Kelas
Interval Frek.
Batas
Kelas (%)
Kelas
Interval Frek.
Batas
Kelas (%)
1 50-55 1 49.5 4.76 55-59 2 54.5 9.52
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
12/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124106
2 56-61 3 55.5 14.29 60-64 4 59.5 19.05
3 62-67 5 61.5 23.81 65-69 6 64.5 28.57
4 68-73 4 67.5 19.05 70-74 6 69.5 28.57
5 74-79 6 73.5 28.57 75-79 2 74.5 9.52
6 80-85 2 79.5 9.52 80-84 1 79.5 4.76
Jumlah 21 100 Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel tersebut bahwa frekuensi
terbanyak untuk skor hasil belajar biologi
peserta didik peserta didik yang diajar dengan
model pembelajaran konvensional danmemiliki motivasi berprestasi tinggi terletak
sekitar interval rata-rata frekuensi sebesar 6(28,57%). Sedangkan frekuensi terbanyak
untuk skor hasil belajar biologi peserta didik
yang diajar dengan model pembelajarankonvensional dan memiliki motivasi berpres-tasi rendah terletak sekitar interval rata-ratafrekuensi sebesar 6 (28,57%).
Pengujian hipotesis menggunakan
analisis varian dua jalur (2x2) maka dilakukan
uji persyarat yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas varians. Pengujian dilakukan
untuk setiap data pada setiap sel, yakni 1)
Peserta didik yang diajarkan dengan model
pembelajaran mandiri tipe SAVI, 2) Peserta
didik yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional, 3) Peserta didikyang diajarkan dengan model pembelajaran
mandiri tipe SAVI dan memiliki motivasiberprestasi tinggi, 4) Peserta didik yang
diajarkan dengan model pembelajaran
konvensional dan memiliki motivasi berpres-tasi tinggi, 5) Peserta didik yang diajarkandengan model pembelajaran mandiri tipe SAVIdan memiliki motivasi berprestasi rendah, 6)
Peserta didik yang diajarkan dengan model
pembelajaran konvensional dan memiliki
motivasi berprestasi rendah. Hasil-hasil
penghitungan uji normalitas (Chi-kuadrat)
secara keseluruhan disajikan pada tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Sebaran Data Hasil Belajar Biologi pada semua kelompok.Kelompok n X2hitung X
2tabel Kesimpulan
A1 42 3,382 11,070 Normal
A2 42 0,835 11,070 Normal
A1B1 21 4,286 9,488 Normal
A1B2 21 2,921 9,488 Normal
A2B1 21 1,448 9,488 Normal
A2B2 21 4,655 9,488 Normal
Berdasarkan Tabel 4 tersebut,
diperoleh gambaran bahwa harga X
2
hitung
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
13/112
107Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
Adapun hasil dari penghitungan diperoleh
harga X2
hitung = 4,14 sedangkan X2
tabel= 7,81,
sehingga X2
hitung < X2
tabel, ini berarti keempat
kelompok data memiliki varians homogensehingga layak banding. Dalam uji hipotesis
maka diajukan hipotesis nol sebagai berikut,(1) tidak ada perbedaan hasil belajar biologi
antara peserta didik yang dalam
pembelajaranya menggunakan model pem-
belajaran mandiri tipe SAVI dan model
pembelajaran konvensional. (2) Tidak ada
pengaruh interaksi antara model pembelajarandan motivasi berprestasi peserta didik terhadap
hasil belajarnya. Berdasarkan penghitungandalam mencari nilai Anava (Fhitung) diperoleh
hasil yang disajikan pada tabel 6.
Tabel 6. Tabel ringkasan Analisis ANAVA AB
Sumber
Varasi
JK db RJK Fh FtabelSignifikansi 5%
Interprestasi
AB
Inter AB
Dalam
430386
30
4185
11
1
80
430386
30
52,31
8,19 **)4,85 **)
0,26*)
--
3,963,96
3,96
--
SignifikanSignifikan
Non signifikan
Total 5031 83
Keterangan :
*) = non signifikan **) = signifikanInterpretasi hasil pengujian hipotesis I.
Berdasarkan hasil penghitungan yangdisajikan pada tabel 6 diperoleh hal-hal
sebagai berikut, FAhitung= 8,19 sedangkan Ftabeldengan db1= 1, db2= 80 dan taraf signifikansi
5% sebesar 3,96. Ini menunjukan FAhitung >
Ftabel berarti H0 yang diajukan ditolak danmenerima H1. Sedangkan pengujian hipotesisII, FABhitung= 0,26 sedangkan Ftabel dengan db1=
1, db2= 80 dan taraf signifikansi 5% sebesar3,96. Ini menunjukan FABhitung < Ftabel berarti
H0 yang diajukan diterima dan menolak H1berarti tidak ada pengaruh interaksi antara
model pembelajaran dan motivasi berprestasipeserta didik terhadap hasil belajar Biologi.
Oleh karena hal tersebut, maka tidakdilakukan ujisimple effect(uji t- Sceheffe).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil uji hipotesis I
diperoleh temuan bahwa ada perbedaan hasil
belajar biologi antara peserta didik yang
dalam pembelajaranya menggunakan model
pembelajaran mandiri tipe SAVI dan model
pembelajaran konvensional pada peserta didik
kelas X SMA Dharma Praja Badung. Selain
dari hasil uji hipotesis I perbedaan hasil
belajar biologi dapat dilihat pada rata-rata skorhasil belajar biologi peserta didik yang
diajarkan dengan model pembelajaran mandiritipe SAVI = 71,5 dan rata-rata skor hasil
belajar biologi peserta didik yang diajarkan
dengan model pembelajaran konvensional =67,357. Secara keseluruhan, hasil belajarpeserta didik yang diajarkan dengan model
pembelajaran mandiri tipe SAVI lebih baikdaripada peserta didik yang diajarkan dengan
model pembelajaran konvensional. Dari hasiluji hipotesis dan rata-rata skor hasil belajar
Biologi tersebut mengisyaratkan bahwa modelpembelajaran mandiri tipe SAVI lebih unggul
dalam meningkatkan hasil belajar biologidaripada model pembelajaran konvensional.
Hal ini disebabkan karena dalam modelpembelajaran ini melibatkan peserta didik
secara aktif dalam mengembangkan kecer-
dasan terpadu secara menyeluruh melalui
penggabungan kegiatan fisik dengan aktivitas
intelektual, sehingga mendorong peserta didik
berkembang secara mandiri, kreatif, aktif,
inovatif melalui penemuan dan proses
berpikirnya dengan melibatkan panca indera.
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
14/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124108
Berdasarkan uraian tersebut, tampaknya hasil
penelitian yang diperoleh sudah sesuai dengan
teori yang ada. Dengan demikian hasil
penelitian yang diperoleh melengkapi
penemuan bahwa model pembelajaran mandiri
tipe SAVI lebih efektif dalam meningkatkanhasil belajar biologi peserta didik daripada
model pembelajaran konvensional.
Hasil uji hipotesis II, berdasarkan nilai
F yang diperoleh, secara signifikan menerima
hipotesis nol yang menyatakan tidak terdapat
pengaruh interaksi antara penerapan model
pembelajaran dan motivasi berprestasi peserta
didik terhadap hasil belajar biologi pada
peserta didik kelas X SMA Dharma Praja
Badung. Hal ini disebabkan keterbatasanwaktu dan tenaga pada saat penelitian dan cara
belajar peserta didik di rumah yang tidak dapat
dipantau sehingga mempengaruhi motivasi
berprestasi yang dimiliki peserta didik.
Dikarenakan FAB (hitung) tidak signifikan, maka
tidak terdapat pengaruh interaksi antara
penerapan model pembelajaran dan motivasi
belajar peserta didik terhadap hasil belajar
biologi.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan yang diperoleh dalam
penelitian ini, bahwa (1) terdapat perbedaan
hasil belajar biologi antara peserta didik yang
menggunakan model pembelajaran mandiri
tipe SAVI dan model pembelajaran
konvensional pada peserta didik kelas X SMA
Dharma Praja Badung tahun pelajaran
2013/2014. (2) Tidak terdapat interaksi antaramodel pembelajaran dan motivasi berprestasi
dalam pengaruhnya terhadap hasil belajar
biologi pada peserta didik kelas X SMA
Dharma Praja Badung tahun pelajaran
2013/2014.
Berdasarkan temuan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran
mandiri tipe SAVI dan motivasi berprestasi
berpengaruh terhadap hasil belajar Biologi,
namun tidak ada interaksi antara model
pembelajaran mandiri tipe SAVI dan motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar biologi
peserta didik kelas X SMA Dharma Praja
Badung tahun pelajaran 2013/2014.
SaranBerdasarkan dari simpulan yang
diperoleh, maka dapat dikemukakan saran-
saran sebagai berikut, (1) bagi guru biologi,
disarankan dalam proses pembelajaran biologi
diharapkan model pembelajaran mandiri tipe
SAVI dapat digunakan sebagai salah satu
alternatif untuk melaksanakan kegiatan
pembelajaran. Selain hal tersebut agar selalu
memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan kecerdasan terpadunyasecara menyeluruh melalui penggabungan
kegiatan fisik dengan aktivitas intelektual
yang dimilikinya seoptimal mungkin untuk
meningkatkan kemapuan berfikir peserta
didik. (2) Karena penelitian ini dilaksanakan
terbatas pada peserta didik kelas X SMA
Dharma Praja tahun pelajaran 2013/2014,
maka disarankan kepada peneliti yang lain
untuk mengadakan penelitian lanjutan dalam
ruang lingkup yang lebih luas.
DAFTAR RUJUKANArikunto, S. 2013.Prosedur Penelitian Suatu
Pendekata.n Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
DePorte, Bobbi. 2005. Quantum Teaching:
Mempraktikkan Quantum Learning di
Ruang Kelas. Editor, Mike Hernacki.
Diterjemahkan oleh Ary Nilandari.
Bandung: Kaifa.Hamzah, B.Uno.2006. Teori Motivasi &
Pengukurannya Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Haryono, Agung. 2001. Pembelajaran
Mandiri. SEAMOLEC.
Herdian.2009. Model Pembelajaran
SAVI.[Online]http://herdy07.wordpress
.com/2009/04/22/model-pembelajaran-
SAVi. [11November 2011].
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
15/112
109Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
Koyan, I Wayan. 2012. Statistik Pendidikan
Teknik Analisis Data
Kuantitatif.Singaraja: Universitas
Pendidikan Ganesha Press.
Meier, Dave. 2004. The accelerated learning
handbook: panduan kreatif dan efektif
merancang program pendidikan dan
pelatihan. Bandung: MMU (Mizan
media utama).
Panen, P. & Sekarwinahyu. 1997. Belajar
Mandiri dalam mengajar di Perguruan
Tinggi. Program Applied Approach.
Bagian 2. Jakarta: PAU-PPAI,
Universitas Terbuka.
Riduwan.2008. Dasar-dasar Statistika.
Bandung : Alfabeta.
Rusman.2012. Model-model Pembelajaran.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sugiyono. 2010.Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Yamin, Martinis. 2013. Strategi & Metode
dalam Model Pembelajaran. Jakarta:
Referensi (GP Press Group).
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
16/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124110
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANAIR(AUDITORY,
INTELLECTUALY, REPETITION) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA
DENGAN MENGONTROL BAKAT SKOLASTIK PESERTA DIDIK
Ni Ketut Erawati dan Ni Putu Sintya LestariDosen Jurusan/Prodi. Pendidikan Matematika FPMIPA (IKIP) PGRI Bali
e-mail: erawati_niketut@yahoo.com
ABSTRACT
Effect of The Application of AIR (Auditory, Intellectually, Repetition) Learning Model to
Mathematics Learning Outcomes with Control of StudentsScholastic Aptitude.
Good learning is learning that maximizes the activity of learners. The more active aperson in learning, the better the results obtained. One of the things that can be pursued to
enhance the activity of students in a class by selecting the appropriate learning models,especially in learning mathematics. One model of learning that maximizes the activities of
learners are AIR (Auditory, Intellectualy, repetition) learning model. In addition to learningmodels, talent learners can also affect learning outcomes. One of the special talents of a person
is the scholastic aptitude.This study aims to determine the effect of the application of AIR learning model for
mathematics learning outcomes by controlling the scholastic aptitude of students in eighth gradeSMP Negeri 8 Denpasar in lessons 2014/2015.
This study was classified as quasi-experimental research design Nonequivalent studyposttest only control group design. The population in this study consisted of 10 classes with a
number of 418 people. Samples taken were two classes, namely class VIII.C and VIII.D with atotal of 86 people. The sampling technique is done by simple random sampling where
randomized is a class by lottery. Data collected by the test method. The instruments used incollecting the data is the scholastic aptitude test and mathematics achievement test. The analysis
used in this study is t-test and analysis of covariance one lane (Anacova).Based on the analysis we concluded that (1) There is the effect of the application of AIR
learning model for mathematics learning outcomes of students of class VIII SMP Negeri 8Denpasar school year 2014/2015. (2) There is the effect of the application of learning models
AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) for mathematics learning outcomes of students afterscholastic aptitude controlled variable in class VIII SMP Negeri 8 Denpasar school year
2014/2015.
Keyword:AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition) learning model, scholastic aptitude, learningoutcomes.
PENDAHULUANPendidikan merupakan salah satu aspek
kehidupan yang memiliki peran sangat pentingdalam usaha membina dan membentuk
manusia yang berkualitas (Mustagfiri, 2013).Melalui pendidikan diharapkan Negara
Indonesia dapat mengejar ketinggalan dalambidang sains dan teknologi agar mampu
bersaing dengan negara yang lebih maju.Selama ini pemerintah selalu berusaha untuk
meningkatkan mutu pendidikan, tetapi hasilyang dicapai masih belum memuaskan karena
langkah-langkah yang diterapkan di lapangankurang maksimal. Adapun langkah-langkah
tersebut berkaitan dengan proses yang terjadi
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
17/112
111Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
secara langsung di dalam kelas, khususnya di
sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Pembelajaran yang terjadi di kelas
sebenarnya telah banyak berubah sesuai
perubahan kurikulum. Namun, kenyataannya
masih terdapat beberapa sekolah ataupunbeberapa guru yang menerapkan cara lama
karena situasi dan kondisi di sekolah tersebut.
Secara khusus adalah pembelajaran matem-
atika. Pelajaran yang tidak disukai oleh
sebagian peserta didik yang tidak suka
menghitung, karena matematika identik
dengan menghitung angka. Sifat yang identik
ini memaksa guru untuk lebih banyak
memberi penjelasan di depan kelas, karena
memerlukan contoh-contoh dalam penerapan-nya. Kesulitannya adalah tidak semua peserta
didik dapat menerapkan rumus matematika
secara langsung dalam memecahkan masalah.
Hal ini mengakibatkan keaktifan peserta didik
tidak merata di kelas yang akhirnya ber-
dampak pada hasil belajarnya.
Seperti pengamatan awal yang dilakukan
di SMP Negeri 8 Denpasar, rata-rata nilai hasil
belajar matematika peserta didik mencapai
50,75 dan ketuntasan klasikal 50%. Hal initentunya perlu diperbaiki sehingga hasil yang
diperoleh dapat meningkat. Salah satu faktor
yang teramati yang menjadi penyebab dari
permasalahan tersebut adalah dari model
pembelajaran yang diterapkan. Adapun model
pembelajaran yang diterapkan oleh guru
umumnya masih bersifat konvensional dimana
keaktifan guru lebih besar dibanding peserta
didik saat di dalam kelas. Hal ini cenderung
menjadikan suasana belajar menjadi monotondan kurang menyenangkan. Agar tercipta
pembelajaran yang efektif, perlu adanya
terobosan-terobosan baru dalam memilih
model pembelajaran yang tepat. Salah satu
model pembelajaran yang dapat meningkatkan
aktivitas peserta didik adalah model pembe-
lajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repeti-
tion).
AIR (Auditory, Intellectualy, Repetition)
merupakan salah satu model pembelajaran
kontruktivisme (Fatmawati, 2014). AIR
merupakan salah satu model pembelajaran
yang cocok diterapkan pada mata pelajaran
matematika.Auditorybermakna bahwa belajar
haruslah dengan mendengarkan, menyimak,
berbicara, presentasi, argumentasi, mengemu-kakan pendapat dan menanggapi.Intellectualy
bermakna bahwa belajar haruslah mengguna-
kan kemampuan berpikir dengan konsentrasi
dan berlatih menggunakannya melalui ber-
nalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemu-
kan, mencipta, mengkonstruksi, memecahkan
masalah dan menerapkan. Sedangkan Repe-
tition adalah pengulangan/latihan yang dilaku-
kan melalui pemberian tugas dan kuis.
Kelebihan dari model pembelajaran ini adalahpeserta didik dengan kemampuan matematika
yang rendah akan mampu merespons pem-
belajaran dengan caranya sendiri, sedangkan
kekurangannya memerlukan waktu yang lebih
banyak dibandingkan dengan model pembe-
lajaran konvensional(Widiastuti,2014).
Keberhasilan dalam pembelajaran tidak
terlepas dari faktor diri sendiri maupun
lingkungan. Faktor yang berasal dari luar diri
peserta didik berupa model pembelajaran,sarana dan prasarana, guru, status ekonomi,
lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan
lingkungan masyarakat. Sedangkan faktor dari
dalam diri peserta didik berupa kecerdasan,
minat, motivasi dan bakat. Bakat adalah
kemampuan dasar seseorang untuk belajar
dengan waktu yang relatif singkat disbanding-
kan dengan orang lain. Salah satu jenis bakat
khusus yang dimiliki seseorang adalah bakat
skolastik.Bakat skolastik merupakan bakat atau
kemampuan seseorang dalam bidang
keilmuan. Bakat skolastik biasanya diukur
melalui tes yang biasa disebut dengan tes
bakat skolastik. Tes bakat skolastik ini
mengujikan empat bidang kemampuan, yaitu
kemampuan verbal atau bahasa, kemampuan
di bidang angka, kemampuan di bidang logika,
dan kemampuan di bidang gambar (Farman,
2010). Jadi bakat skolastik mencerminkan
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
18/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124112
bakat dominan seseorang. Jika dikaitkan
dengan matematika, maka semua bidang
dalam bakat skolastik memiliki peranan dalam
memecahkan suatu permasalahan. Sehingga
bakat skolastik berpengaruh terhadap hasil
belajar matematika seseorang.Oleh karena itu penerapan model
pembelajaran AIR sebagai upaya alternatif
untuk memperbaiki proses dan hasil belajar
matematika dipandang perlu untuk mengontrol
bakat skolastik peserta didik sehingga
kesimpulan yang diperoleh tidak bias. Ber-
dasarkan penjelasan tersebut, maka penulis
tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul: Pengaruh Penerapan Model Pembe-
lajaran AIR (Auditory, Intellectualy, Repe-tition) Terhadap Hasil Belajar Matematika
dengan Mengontrol Bakat Skolastik Peserta
Didik.
Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui (1) Pengaruh penerapan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) terhadap hasil belajar matematika
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8
Denpasar tahun pelajaran 2014/2015. (2)
Pengaruh penerapan model pembelajaranAIR(Auditory, Intellectualy, Repetition) terhadap
hasil belajar matematika peserta didik setelah
diadakan pengendalian terhadap bakat
skolastik pada kelas VIII SMP Negeri 8
Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.
METODE PENELITIANPenelitian ini termasuk penelitian eksperimen
semu (quasi experiment) karena kelompok
kontrol tidak dapat sepenuhnya untukmengontrol variabel-variabel luar yang mem-
pengaruhi pelaksanaan eksperimen dan gejala
yang diselidiki ditimbulkan secara sengaja.
Desain penelitian yang digunakan adalah
Nonequivalent Posttest Only Control Group
Design, karena hanya membandingkan data
hasil post test dalam analisis data. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan dua
kelompok sampel, yaitu kelompok perlakuan
(kelompok eksperimen) dan kelompok kontrol
yang disebut sebagai kelompok pembanding
yang dipilih secara random.
Populasi di dalam penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8
Denpasar yang terdiri dari 10 kelas, dengan
total 418 orang. Mengingat banyaknya popu-lasi, maka untuk menentukan anggota sampel
dalam penelitian ini menggunakan teknik
random yaitusimple random samplingdimana
pengacakan dilakukan terhadap kelas yang ada
dengan cara undian. Berdasarkan hasil random
diperoleh dua kelas yaitu kelas VIII.C sebagai
kelas eksperimen dan kelas VIII.D sebagai
kelas kontrol. Total sampel penelitian ber-
jumlah 86 orang.
Penelitian ini menggunakan tigavariabel, yaitu variabel bebas, variabel terikat,
dan kovariabel. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah model pembe-
lajaran yang dipilah menjadi model pembe-
lajaran AIR dan konvensional, variabel terikat
adalah hasil belajar matematika peserta didik
sedangkan sebagai kovariabel adalah bakat
skolastik.
Tahapan penelitian terdiri dari tiga
tahap, yaitu persiapan, pelaksanaan danpengakhiran. Penjabaran hal-hal yang dilaku-
kan pada setiap tahap adalah sebagai berikut.
(1) Tahap persiapan yaitu menyiapkan ijin
penelitian, menyiapkan materi pembelajaran
yang digunakan, menyiapkan rancangan
pelaksanaan pembelajaran (RPP), menyusun
instrumen penilaian berupa tes hasil belajar
dan tes bakat skolastik, serta menguji validitas
dan reliabilitas instrumen. (2) Tahap
pelaksanaan dilakukan pembelajaran AIRpada kelas eksperimen dan pembelajaran
konvensional pada kelas kontrol serta
pemberian tes bakat skolastik pada kelas
sampel. (3) Tahap pengakhiran/evaluasi
dilakukan pemberikan post-test pada akhir
penelitian pada kedua kelompok dengan soal
yang sama dan dilakukan satu kali.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian
ini adalah data tentang bakat skolastik dan
data hasil belajar matematika. Adapun metode
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
19/112
113Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
pengumpulan data yang digunakan adalahmetode tes yaitu tes uraian untukpost tesdan
tes pilihan ganda untuk bakat skolastik,metode observasi yaitu observasi sebelum
penelitian untuk memperoleh data awal dan
saat penelitian, dan metode dokumentasi untukmengumpulkan data mengenai populasi dandokumentasi saat pelaksanaan penelitian.
Sebelum instrumen digunakan, telah diujivaliditas dan reliabilitasnya. Analisis datadalam penelitian ini menggunakan uji-t dananacova.. Sebelum dilakukan uji hipotesis,
terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat, yaituuji normalitas, uji homogenitas dan uji
linieritas.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data yang dikumpulkan dalampenelitian ini adalah data bakat skolastik danhasil belajar peserta didik. Data tersebut
dikumpulkan dari kelompok eksperimen dankelompok kontrol yang disajikan pada Tabel 1berikut ini.
Tabel 1. Distribusi Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Data Bakat Skolastik Hasil Belajar
StatistikKelompok
EksperimenKelompok
KontrolKelompok
EksperimenKelompok
Kontrol
(1) (2) (3) (4) (5)
Mean 75,43 69,07 70,69 63,35
Modus 77 65 75 45
Median 75 71 70 60
Maksimum 90 90 90 85
Minimum 58 48 48 35
Panjang Kelas 6 7 7 9
Banyak Kelas 6 7 7 6
Standar Deviasi 8,72 10,83 9,81 12,11
Varians 76,072 117,209 96,263 146,661
Sebelum dilakukan uji hipotesis, berikutini dipaparkan hasil uji prasyarat analisis.
1. Uji NormalitasUji normalitas dilakukan untuk meya-
kinkan bahwa uji statistik yang digunakan
dalam pengujian hipotesis benar-benar bisadilakukan. Jika data tidak berdistribusi normal,maka pengujian hipotesis tidak bisa dilakukan.
Pada penelitian ini uji normalitas mengguna-kan rumus Chi-Kuadrat. Hasil uji normalitas
disajikan dalam tabel 2.
Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas
No.Kelompok
Sampel
Jumlah
SampelX
2hitung X
2tabel Kesimpulan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1. X11 43 2,7603 11,070 Normal
2. X12 43 7,0745 11,070 Normal
3. X21 43 7,7977 11,070 Normal
4. X22 43 2,5391 11,070 Normal
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
20/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124114
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk
mengetahui bahwa perbedaan yang terjadi
benar-benar disebabkan oleh perbedaan antar
kelompok bukan perbedaan di dalam
kelompok. Menghitung homogenitas datadilakukan dengan menggunakan uji F.
Berdasarkan hasil uji homogenitas data bakat
skolastik peserta didik diperolehFhitung sebesar
1,1712 dan nilai Ftabel pada taraf signifikansi
5% dengan dbpembilang= 40 dan dbpenyebut = 42
adalah 1,68. Jadi Fhitung < Ftabel maka varian
kedua kelompok data bakat skolastik
homogen. Sementara itu, hasil uji homogenitas
data hasil belajar matematika peserta didik
diperoleh Fhitung sebesar 1,2114 dan nilai Ftabelpada taraf signifikansi 5% dengan dbpembilang=
40 dan dbpenyebut = 42 adalah 1,68. JadiFhitung ttabel sehingga Ho ditolak dan menerima
Ha. Jadi ada pengaruh penerapan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) terhadap hasil belajar matematika
peserta didik kelas VIII SMP Negeri 8
Denpasar tahun pelajaran 2014/2015. Hasil
perhitungan terhadap nilai rata-rata menunjuk-
kan rata-rata hasil belajar matematika pesertadidik kelompok eksperimen adalah 70,69,
sedangkan rata-rata hasil belajar matematika
peserta didik kelompok kontrol adalah 59,91.
Perbedaan nilai rata-rata ini menunjukkan
bahwa hasil belajar matematika peserta didik
yang mengikuti model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition) lebih baik
dari hasil belajar matematika peserta didik
yang mengikuti metode pembelajaran
konvensional. Kemudian uji statistic jugamenyimpulkan adanya pengaruh model
pembelajaran AIR, hal ini, membuktikan
bahwa model pembelajaran mempengaruhi
hasil belajar matematika itu sendiri.
Penerapan model pembelajaranAIR(Auditory,
Intellectualy, Repetition) dapat menumbuhkan
rasa keingintahuan dalam diri peserta didik.
Selain itu peserta didik juga merasa lebih
rileks dan nyaman dalam menyelesaikan
permasalahan, karena dapat saling berdiskusi
dan bertukar pikiran dengan teman sejawat.
Dengan merasa rileks dan tidak merasa
terbebani, pembelajaran yang diberikan akan
mudah diserap dan diterima oleh peserta didik.
Menurut Fatmawati (2014) AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) merupakan salah satu
model pembelajaran yang mengutamakan
aktivitas peserta didik seperti melatih pen-
dengaran dan keberanian untuk mengungkap-
kan pendapat, melatih peserta didik untuk
memecahkan masalah secara kreatif, dan
melatih peserta didik untuk mengingat
kembali materi yang telah dipelajari.
Hipotesis kedua pada penelitian ini
dianalisis dengan analisis kovarian satu jalur
pada taraf signifikansi 5%. Rekapitulasi
perhitungan analisis dapat dilihat pada Tabel 3
berikut ini.
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
21/112
115Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Analisis Kovarian Satu Jalur Kelompok Eksperimen dan
Kontrol
Sumber Jkres db RK Fe F Interpretasi
Antar 731,90 1 731,90
5,096
3,96
(5%) SignifikanDalam 11919,68 83 143,61
Total 12651,58 84
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa nilaiFhitungsebesar 5,096 sedangkan nilai Ftabel. Karena
Fhitung >Ftabel, maka Ho ditolak dan menerima
Ha. Hal ini berarti ada pengaruh penerapan
model pembelajaran AIR (Auditory,
Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajarmatematika peserta didik setelah variabel
bakat skolastik dikendalikan pada kelas VIII
SMP Negeri 8 Denpasar tahun pelajaran
2014/2015.
Hal ini disebabkan karena model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,
Repetition) memiliki beberapa keunggulan.
Keunggulan tersebut diantaranya : (1) peserta
didik memiliki kesempatan lebih banyak
dalam pembelajaran dengan mengemukakanidenya, (2) peserta didik dengan kemampuan
matematika rendah dapat merespon perma-
salahan dengan cara mereka sendiri, (3)
pelajaran yang diberikan oleh guru menjadi
mudah diterima dan dimengerti oleh peserta
didik. Bakat skolastik memiliki peranan yang
penting dalam pembelajaran khususnya
pembelajaran matematika, karena terdapat
soal-soal yang berkaitan dengan perhitungan
numerik serta penalaran logika. Perananpenting bakat skolastik ini tidak mengurangi
peranan penerapan model pembelajaran AIR
(Auditory, Intellectualy, Repetition) dalam
proses pembelajaran.
SIMPULAN DAN SARANBerdasarkan hasil analisis data dan
pembahasan yang telah dipaparkan, maka
dapat diperoleh kesimpulan dalam penelitian
ini sebagai berikut. (1) Ada pengaruh
penerapan model pembelajaranAIR(Auditory,Intellectualy, Repetition) terhadap hasil belajar
matematika peserta didik kelas VIII SMP
Negeri 8 Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.
(2) Ada pengaruh penerapan model
pembelajaran AIR (Auditory, Intellectualy,Repetition) terhadap hasil belajar matematika
peserta didik setelah variabel bakat skolastik
dikendalikan pada kelas VIII SMP Negeri 8
Denpasar tahun pelajaran 2014/2015.
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh
dalam penelitian ini, maka dapat dikemukakan
saran-saran sebagai berikut. (1) Diharapkan
guru matematika khususnya guru matematika
dapat menjadikan model pembelajaran AIR
sebagai salah satu alternatif dalam upayameningkatkan hasil belajar peserta didik. (2)
Kepada pembaca yang berminat dengan model
pembelajaran AIR diharapkan dapat melan-
jutkan penelitian ini dengan ruang lingkup
yang lebih luas sehingga penelitian ini dapat
lebih meyakinkan.
DAFTAR RUJUKAN
Farman, Adi. 2010. Tes Bakat Skolastik.
Diakses pada tanggal 20 November2014.
Fatmawati, Anisa. 2014. Penerapan
Pendekatan Auditory, Intellectualy,
Repetition (AIR) Pada Materi
Pertidaksamaan di Kelas X-C SMAN 1
Kauman Tulungagung. Universitas
Negeri Surabaya. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika. Vol : 3 No : 2.
Diakses pada tanggal 28 Februari 2015.
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
22/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124116
Mustagfiri, Rezza, Sunarko, Muh. Sholeh.
2013. Komparasi Model Pembelajaran
AIR dan Ekspositori Terhadap
Kemampuan Pemecahan Masalah
Materi Lingkungan. Universitas Negeri
Semarang : JurnalEdu Geography Vol :
2 No:1.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/e
dugeo/article/view/2209/2026 Diakses
pada tanggal 30 Agustus 2014.
Widiastuti, A.A Pt Yuni, Suniasih, Ni Wayan,
Kristiantari, M.G. Rini. 2014. Pengaruh
Model Auditory Intellectualy Repetition
Berbantuan Tape Recorder Terhadap
Keterampilan Berbicara. Universitas
Pendidikan Ganesha Singaraja : Jurnal
Mimbar Jurusan PGSD Vol : 2 No : 1.
http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/
JJPGSD/article/viewFile/2223/1922
Diakses pada tanggal 29 Aguatus 2014.
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
23/112
117Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI BERBANTUAN TUGAS
MERINGKAS TERHADAP HASIL BELAJAR
Ni Nyoman Parmithi dan I Dewa Ayu Raka Prasindra
Jurusan/Prodi. Pendidikan Biologi FPMIPA IKIP PGRI Bali
e-mail: nyoman.parmithi@yahoo.com
ABSTRACT
Implementation Inquiry Learning Model Aided Learning Outcomes of the Task
Summarizing.
The aim of research to determine the effect of the application of duty-assisted inquirylearning model summarizes the results of students learning biology class the second semester
X SMAN 1 Sukawati school year 2013/2014. The problem studied is the effect of theimplementation of inquiry learning model summarizing the results of the task aided learning
biology. Type of research is quasi-experimental research, because the control variableinvolved can not fully control the results of research and sample acquisition through
randomization class rather than individuals. The population consists of 9 classes, the numberof 351 learners. The research sample was randomly assigned by lottery to class technique to
get two classes (80 students). Data learning outcomes obtained using the test method, such asa description test of 10 questions. Hypothesis testing using t-test technique, based on the
analysis of data obtained thitung ttable 5.241 and 2.000 with 5% significance test and 78degrees of freedom, so t count> t table. This means that H0 is rejected and Ha accepted. So
there is the effect of the application of duty-assisted inquiry learning model summarizes theresults of students learning biology class the second semester X SMAN 1 Sukawati school
year 2013/2014.
Keywords: Inquiry Learning Model, Task Summarizing.
PENDAHULUANPendidikan sangat berperan dalam
pengembangan generasi, serta sebagai upaya
menyiapkannya agar kelak mampu berperan
di masyarakat, sehingga diperlukan kualitas
pendidikan yang memadai sedangkan mutu
pendidikan di Indonesia diketahui masih
rendah. Biologi sebagai bagian Sains yang
mempelajari tentang kehidupan, berperan
penting dalam membentuk pola berpikir,
agar peserta didik lebih berkualitas maupunpenerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Observasi pendahuluan di SMA Negeri 1
Sukawati menunjukan bahwa model
pembelajaran yang diterapkan dalam
pembelajaran biologi cendrung menoton
(kurang variatif). Sebagian besar pem-
belajaran menggunakan metode ceramah,
akibatnya peserta didik kurang berminat
mengikuti pelajaran, bosan dan tidak tertarik.
Model pembelajaran inkuiri secara teoritik
dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan
model ceramah (konvensional) yang ber-
sandarkan pada teori pembelajaran kognitif.
Keunggulan model pembelajaran inkuiri
dapat melibatkan aktivitas seluruh peserta
didik tanpa harus ada perbedaan status.
Aktivitas belajar dirancang sedemikian
sehingga memungkinkan peserta didik dapat
belajar lebih santai, dapat menumbuhkan
tanggung jawab, kerja sama, dan rasa per-
caya diri, sehingga nantinya dapat mening-
katkan hasil belajar. Dalam penelitian ini,dikaji penerapan model pembelajaran inkuiri
dibantu dengan pemberian tugas meringkas
materi pelajaran. Tugas meringkas berman-
faat membantu meningkatkan pemahaman
peserta didik, dan membentuk karakter
bertanggung jawab pada tugas. Berdasarkan
paparan tersebut, sangat menarik dilakukan
penelitian untuk mengkaji pengaruh penerap-
an model pembelajaran inkuiri berbantuan
tugas meringkas terhadap hasil belajar biologi,
dengan melakukan penelitian pada peserta didik
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
24/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124118
kelas X semester II SMA Negeri 1 Sukawati
tahun pelajaran 2013/2014. Masalah yang
dikaji yaitu Apakah ada pengaruh penerapan
model pembelajaran inkuiri berbantuan tugas
meringkas terhadap hasil belajar biologi.
Mata pelajaran biologi dikembangkan
melalui berpikir analitis, induktif, dan
deduktif untuk memecahkan masalah yang
berkaitan dengan peristiwa alam kehidupan.
Penyelesaian masalah yang bersifat kualitatif
dan kuantitatif menggunakan pemahaman
matematika, fisika, kimia, dan pengetahuan
pendukung lainnya. Dalam hubungannya
dengan pendidikan karakter, mata pelajaran
biologi juga telah ditetapkan oleh standar
nasional pendidikan (SNP) (Depdiknas,
2008). Pada kesempatan ini sub bagianpelajaran yang diambil adalah materi
ekosistem. Ekosistem merupakan sistem
ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal
balik antara makhluk hidup dengan ling-
kungannya yang tak terpisahkan (Fatih,
2012). Pembelajaran inkuiri merupakan
kegiatan pembelajaran yang melibatkan
secara maksimal seluruh kemampuan peserta
didik untuk mencari dan menyelidiki sesuatu
(benda, manusia atau peristiwa) secara
sistematis, kritis, logis, analitis sehinggamereka dapat merumuskan sendiri pene-
muannya dengan penuh percaya diri.
Pembelajaran inkuiri menekankan proses
mencari dan menemukan. Peran peserta didik
dalam pembelajaran, mencari dan menemu-
kan sendiri materi pelajaran sedangkan guru
berperan sebagai fasilitator dan pembimbing
dalam belajar. Proses berfikir itu sendiri
biasanya dilakukan melalui tanya jawab
antara guru dan peserta didik. Joyce dalam
Gulo (2005) mengemukakan syarat bagitimbulnya kegiatan inkuiri, yaitu (1) aspek
sosial di dalam kelas dan suasana bebas-
terbuka dan permisif yang mengundang
peserta didik berdiskusi; (2) berfokus pada
hipotesis yang diuji kebenarannya; dan (3)
penggunaan fakta sebagai evidensi dan di
dalam proses pembelajaran dibicarakan
validitas dan reliabilitas tentang fakta
sebagaimana lazimnya dalam pengujian
hipotesis. Pemberian tugas adalah cara yang
diberikan oleh guru untuk merangsang anak
didik aktif belajar melaksanakan latihan-
latihan agar hasil belajar lebih baik. Untuk
lebih memantapkan pengusaan materi yang
disampaikan, maka diberikan tugas, misal-
nya membuat simpulan (generalisasi) dari
hasil penyampaian ataupun pekerjaan rumah.
Djuharni dalam Syafruddin (2013) ringkasandiartikan sebagai suatu hasil merangkum
atau meringkas suatu tulisan atau
pembicaraan menjadi suatu uraian yang lebih
singkat dengan perbandingan secara propor-
sional antara bagian yang dirangkum dengan
rangkumannya. Merangkum atau meringkas
suatu bacaan bertujuan untuk menguji
kemampuan penulis pemula dalam menemu-
kan pokok-pokok permasalahan sebuah
tulisan, kemudian menyusun kembali dalamsebuah tulisan yang lebih ringkas.
Pembelajaran konvensional dimak-
sudkan sebagai bentuk pembelajaran yang
selama ini dilakukan secara biasa oleh guru
dalam proses pembelajaran. Karakteristik
dalam prosesnya didominasi dengan metode
ceramah. Sinarno dalam Suryosubroto
(2009) yang dimaksud ceramah sebagai
metode mengajar ialah penerangan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap
kelasnya. Selama ceramah, guru dapatmenggunakan alat bantu seperti gambar-
gambar bagan, agar uraiannya lebih jelas.
Tetapi metode utama dalam hubungan guru
dengan peserta didik adalah berbicara.
Sedangkan peranan peserta didik adalah
mendengarkan dengan teliti dan mencatat
yang pokok-pokok yang dikemukakan oleh
guru. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang
mempengaruhi hasil belajar peserta didik
meliputi faktor internal dan faktor eksternal,
yaitu faktor yang timbul dari dalam diriindividu itu sendiri, meliputi kecerdasan,
bakat, minat dan motivasi. Faktor Eksternal
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
hasil belajar yang sifatnya di luar diri,
meliputi lingkungan keluarga, keadaan
sekolah dan lingkungan masyarakat (Arifin,
1991). Berdasarkan masalah dan kajian
teoritik tersebut dapat dirumuskan dugaan
(hipotesis) bahwa ada pengaruh penerapan
model pembelajaran inkuiri dengan
berbantuan tugas meringkas terhadap hasil
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
25/112
119Jurnal EMASAINS Volume IV, Nomor 2, September Tahun 2015 ISSN 2302-2124
belajar biologi peserta didik kelas X SMA
Negeri 1 Sukawati tahun pelajaran
20013/20014.
METODE PENELITIANJenis penelitian yang dilakukan adalah
eksperimen semu, karena yang diacak adalah
kelas dan kelompok kontrol tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2010).Adapun Desain Penelitian yang digunakan
yaitu Nonequivalent Posttest Only ControlGroup Design. Desain tersebut menunjuk-
kan terdapat dua kelompok sampel yaitu
kelompok eksperimen dan kontrol.
Kelompok eksperimen diberikan perlakuanberupa penerapan model pembelajaran
inkuiri dengan berbantuan tugas meringkas.
Pengaruh yang ditimbulkan diukur melalui
pemberian post-test. Sedangkan kelompok
kontrol tidak diberikan perlakuan seperti
kelompok eksperimen, namun dibelajarkan
dengan metode konvensional, didominasi
metode ceramah. Mengacu pada Arikunto
(2006) bahwa populasi adalah keseluruhan
individu menjadi subjek penelitian, dalam
penelitian ini berupa seluruh kelas X SMANegeri 1 Sukawati tahun pelajaran
2013/2014, yang terdiri dari 9 kelas dengan
jumlah 351 orang. Sampel adalah bagian dari
populasi yang dipandang sebagai wakil
populasi. Dalam penelitian digunakan 2 kelas
sebagai sampel dengan random sampling. Untuk
menentukan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dilakukan pengundian. Langkah
yang ditempuh yaitu persiapan, pelaksanaan
dan pengakhiran eksperimen. Hal yang perlu
dipersiapkan meliputi (a) melakukanobservasi di SMA N 1 Sukawati. (b)
Menyiapkan perangkat pembelajaran, meli-
puti media pembelajaran, RPP dan LKS. (c)
Menetapkan materi pelajaran yang diajarkan.
(d) Menyiapkan soal tes sebagai alat
evaluasi. Dalam melakukan pembelajaran di
kelas/kelompok eksperimen maupun ke kelas
kontrol dilakukan oleh guru mata pelajaran
biologi didampingi peneliti sesuai jadwal
yang telah ditentukan.
Langkah-langkah pembelajaran kelom-
pok eksperimen, yaitu (1) Pendahuluan
dengan melakukan (a) Apersepsi (menyam-
paikan tujuan pembelajaran); (b) memotivasi
peserta didik dengan mengajukan pertanya-
an-pertanyaan sehubungan dengan materi
pelajaran. (2) Kegiatan Inti, yaitu (a)
Eksplorasi (membagi kelas menjadi 8
kelompok @ 5 siswa; selanjutnya menugas-
kan anggota kelompok untuk membaca,
mencermati, mengkaji materi yang menjadi
tugasnya dan memecahkan masalah-masalah
yang terdapat pada materi tersebut. (b)
Elaborasi (menugaskan wakil kelompok
mempresentasikan hasil penelitiannya ter-
hadap materi kelompok; menugaskan semua
peserta didik untuk meringkas presentasisemua kelompok. (c) Memberikan penguatan
pada presentasi tiap-tiap kelompok; member-
kan hadiah (reward) pada kelompok yang
presentasinya terbaik. (3) Kegiatan Akhir (a)
membimbing peserta didik menuju pada
simpulan; (b) tindak lanjut berupa pemberian
tugas rumah. Sedangkan pada kelompok
kontrol adalah pembelajaran konvensional
dengan langkah-langkah pendahuluan
hampir serupa dengan kelompok eksperimen,
hanya pada kegiatan inti berupa, (a)Eksplorasi (menjelaskan materi pelajaran;
dilanjutkan latihan soal). (b) Elaborasi
(membimbing mengerjakan soal; membahas
soal-soal latihan). (c) Konfirmasi (mengajak
peserta didik merangkum materi pelajaran).
Sedangkan Tahap akhir berupa tindak lanjut
dengan memberikan tugas rumah. Pada tahap
evaluasi, yaitu memberikan posttest pada
kelompok eksperimen dan kontrol, dilakukan
hanya sekali setelah perlakuan dengan
instrument/soal yang sama. Instrumen yangdigunakan untuk mengumpulkan data,
berupa tes hasil belajar ranah kognitif,
berupa tes uraian. Pertanyaan dalam tes ber-
pedoman pada indikator dalam kisi-kisi
instrumen yang dijabarkan dalam beberapa
butir soal dan penyusunan butir-butir soal
didasarkan atas kisi-kisi yang telah disesuai-
kan dengan landasan teori yang telah dikaji
dan dikembangkan. Sebelum instrumen
digunakan, dilakukan uji coba tes kepada
sekelompok peserta didik. Uji coba
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
26/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124120
dimaksudkan untuk mengetahui validitas dan
reabilitas dari instrumen tersebut sesuai
dengan mekanisme. Uji coba dilakukandengan memberikan tes kepada kelas yang
bukan sampel penelitian, yaitu kelompoklain yang masih satu populasi. Uji validitas
soal digunakan korelasi Pearson ProductMoment dengan angka kasar merujuk pada
Sugiyono (2013). Hasil perhitungan validitas
soal untuk variabel hasil belajar biologi
menunjukan bahwa keseluruhan soal valid
dari 10 soal yang diberikan. Uji reliabilitas
soal merupakan ukuran yang menyatakantingkat kekonsistenan suatu soal tes. Untuk
mengukur tingkat kekonsistenan soal ini
digunakan perhitungan Alpha Crombach
mengacu pada Suherman (2003) dan
Sugiyono (2013). Dari hasil analisis butir
soal, diperoleh r11 = 0,998. Jika
dibandingkan dengan nilai Product Moment
dari n = 40 dengan taraf signifikansi 5%,maka rtabel = 0,316. Terbukti bahwa r11> rtabel.Jadi disimpulkan bahwa semua data yang
dianalisis dengan metode Alpha Crombach
adalah reliabel, maka dapat dikatakan soal
tersebut telah realiabel. Data hasil belajar
biologi yang merupakan data kuantitatif,dianalisis menggunakan analisis statistik
parametrik (t-tes). Persyaratan analisis datayang harus dipenuhi adalah 1) uji normalitas
dan 2) uji homogenitas. Uji normalitas untuknilai hasil belajar biologi peserta didik
digunakan analisis Chi Kuadrat dan Uji
homogenitas menggunakan uji varians,
mengacu pada Sugiyono (2013). Diperoleh
Chi-Square (X2) = 3,01 Sedangkan untuk
taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan
(dk) = k -1= 6 1 = 5, diperoleh X2
tabel =
11,070, karena X2tabel > X
2hit maka Ho
diterima (data distribusi normal). Uji
normalitas data untuk kelompok kontrol,diperoleh Chi-Square (X
2) = 1,47. Sedangkan
untuk taraf signifikansi 5% dan derajatkebebasan (dk) = k -1= 6 1 = 5, diperoleh
X2tabel = 11,070, karena X
2tabel > X
2hit maka
Ho diterima (data distribusi normal). Jadi
baik data kelompok kontrol maupun
kelompok eksperimen telah tersebar secara
normal. Uji homogenitas data menggunakanuji varian (F), diperoleh Fhitung= 1,08, dengan
derajat kebebasan (dk) untuk uji
homogenitas adalah dkpembilang = 40 -1 =39
dan dkpenyebut = 40 1=39. Dengan taraf
signifikasi 5% maka diperoleh Ftabel = 1,69.
Dengan demikian diperoleh nilai Fhitung ttabel,berarti
hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
hipotesis nol (H0) ditolak. Ini berarti ada
pengaruh penerapan model pembelajaran
inkuiri dengan berbantuan tugas meringkas
terhadap hasil belajar biologi peserta didik
kelas X semester II SMA Negeri 1 Sukawati.
Berdasarkan hasil analisis data di atas
diperoleh thitung = 5,241, sedangkan t tabelsebesar 2,000 dengan uji signifikansi 5% dan
derajat kebebasan 78. dengan demikian thitung
yang diperoleh lebih besar dari t tabel.Berdasarkan hal tersebut maka dapat
diinterpretasikan bahwa hipotesis nol (Ho)
yang diajukan ditolak dan menerima
hipotesis alternatif (Ha). Oleh karena itu,dapat diinterpretasikan bahwa ada pengaruh
penerapan model pembelajaran inkuiri
dengan berbantuan tugas meringkas terhadap
hasil belajar biologi peserta didik kelas X
semester II SMA Negeri 1 Sukawati.
Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data dengan
t-test dimana thitung= 5,241 dan ttabel= 2,000
diperoleh bahwa penerapan model pem-
belajaran inkuiri dengan berbantuan tugasmeringkas berpengaruh positif terhadap hasil
belajar biologi peserta didik kelas X semester
II SMA Negeri 1 Sukawati. Temuan tersebut
diperkuat dengan pencapaian rata-rata nilai
tes untuk kelompok eksperimen 69,98
sedangkan kelompok kontrol 57,9. Dari
analisis t-test diperoleh nilai thitung =5,241
sedangkan ttabel = 2,000 sehingga thitung > ttabel,
ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal
ini berarti ada pengaruh penerapan model
pembelajaran inkuiri dengan berbantuantugas meringkas terhadap hasil belajar
biologi peserta didik kelas X semester II
SMA Negeri 1 Sukawati.
Pada saat pembelajaran peserta didik
diberikan materi secara bertahap melalui
beberapa proses dari mengungkap konsepsi
awal peserta didik. Konsepsi awal dalam
pembelajaran terutama dalam pembelajaran
biologi merupakan hal yang sangat penting
karena membantu peserta didik dalam proses
pembelajaran selanjutnya. Model inkuiri
merupakan kegiatan pembelajaran yang me-
libatkan secara maksimal seluruh kemam-
puan peserta didik untuk mencari dan
menyelidiki sesuatu secara sistematis, kritis,
logis, dan analitis. Di dalam penerapan
metode ini dibantu dengan pemberian tugas
meringkas. Pemberian tugas meringkas
kepada peserta didik bertujuan membantu
meningkatkan pemahaman peserta didik dan
juga dapat membentuk karakter peserta didik
bertanggung jawab pada hasil tugas yang
telah dikerjakan.
Berdasarkan uraian tersebut, secara
rasional penerapan model pembelajaran in-
kuiri dapat meningkatkan aktivitas, interaksi
dan motivasi peserta didik dimana semuanya
itu adalah faktor-faktor yang sangatmempengaruhi hasil belajar peserta didik
baik internal maupun eksternal. Hal ini
sejalan dengan kajian teoritis yang telah di-
uraikan pada bab II.
Dilihat dari hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa hasil belajar
yang diperoleh peserta didik pada penerapan
pembelajaran inkuiri hasilnya lebih baik
dibandingkan dengan hasil belajar yang
diperoleh peserta didik pada penerapan
metode ceramah biasa (konvensional), sehi-ngga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
biologi menggunakan penerapan model
pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan
hasil belajar biologi peserta didik kelas X
semester II SMA Negeri 1 Sukawati Tahun
Pelajaran 2013/2014.
SIMPULAN DAN SARAN
SimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan hasil
analisis data serta hasil pembahasan, makadapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penerapan model pembelajaran inkuiri
dengan berbantuan tugas meringkas terhadap
hasil belajar biologi peserta didik kelas X
semester II SMA Negeri 1 Sukawati tahun
pelajaran 2013/2014.
SaranBerdasarkan simpulan yang diperoleh
dalam penelitian ini, maka dapat dikemuka-
kan saran-saran sebagai berikut:
7/26/2019 Jurnal Emasain Vol IV, Nomor 2, September Tahun 2015
28/112
Jurnal EMASAINS Volume lV, Nomor 2 September Tahun 2015 ISSN 2302-2124122
1. Bagi guru biologi, dapat menggunakanmodel pembelajaran inkuiri dengan
berbantuan tugas meringkas sebagaisalah satu alternatif dalam memilih
model pembelajaran yang akan diguna-
kan di dalam proses pembelajaran.2. Karena penelitian ini dilaksanakan
terbatas pada peserta didik kelas X
semester II SMA Negeri 1 Sukawatitahun pelajaran 2013/2014, maka disa-
rankan kepada peneliti yang menaruh
perhatian terhadap pendidikan untuk
mengadakan penelitian lanjutan dalamruang lingkup yang lebih luas.
DAFTAR PUSTAKA
Ani. 2013. Cara Meringkas Yang Baik.http://anissistem. blogspot.
com/2013/01/ cara-meringkas-yang-
baik.html. Diunduh pada tanggal 27
januari 2014.Ard. 2013. Cerdasnet.
http://cerdasnet.blogspot.com/2013/01/kelebihan-dan-kelemahan-dari-
metode.html. Diunduh pada tanggal15 mei 2014.
Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Arikunto. S. 2006. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rhineka Cipta.Arikunto. S. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi
Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.Daryanto. 1997. Kamus Bahasa Indonesia
Lengkap. Surabaya: Appolo.
Depdiknas. 2008. Permendiknas Nomor 22
Tentang Standar Isi. Jakarta:Direktorat Pembinaan SMA.
Fatih-io.biz. 2012. Definisi & PngertianEkosistem. http://fatih-
io.biz.blogspot.com/2012/06/definisi&pengertian-ekosistem.html.
Diunduh pada tanggal 15 mei 2014.Jumrida Husni. 2013. Metode ceramah.
http://jumridahusni.blogspot.com/2013/
06/ metode-ceramah.html. Diunduhpada tanggal 20 Desember 2013.
Mahmuddin. 2013 hakikat pembelajaran
biologi. http://mahmuddin.wordpress. com /2013/06/10/ hakikat-
pembelajaran- biologi di-sekolah.
Diunduh tanggal 21 Pebruari 2014.
Paul Eggen. 2012.Strategi dan Modelpembelajaran.Jakarta: Indeks.
Roestiyah. 2012. Strategi Belajar Mengajar.Jakarta. Rineka Cipta
Sadirman A. M. 2007. Interaksi danMotivasi Belajar Mengajar. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Suryosubroto. 2009. Proses Belajar
Mengajar di Sekolah.Jakarta: RinekaCipta.
Sugiyono. 2010.Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode PenelitianPendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&. Bandung:Alfabeta.
Syafruddin. 201
Recommended