View
2
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
ANALISIS PELATIHAN DAN KEMAMPUAN TERHADAP
PROFESIONALISME GURU PADA MTS AL-MUSLIHIN KOTA BINJAI
Oleh:
Ilhamsyah Siregar, SE.,MM
Dosen STEKPI Medan
ABSTRAK
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) Kota Binjai berdasarkan Keputusan
Menteri Agama RI Nomor 64 Tahun 1990 Tentang Alih Fungsi
Pendidikan Guru Agama Negeri (PGAN) menjadi Mts Al-muslihin Kota Binjai
tanggal 25 April 1990. PGAN Kota Binjai mulai beroperasi tahun 1965 dan
menyelenggarakan pendidikan untuk 6 Tahun (PGAN 6 Tahun). Permasalahan
yang mendasari penelitian ini apakah pelatihan, dan kemampuan secara simultan
dan parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap profesionalisme guru pada
Mts Al-Muslihin Kota Binjai. Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini dilakukan dengan kuesioner dengan membagikan daftar pertanyaan kepada
responden sebanyak 35 responden, Uji Parsial (Uji-t) menunjukan bahwa variabel
pelatihan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
profesionalisme guru. Dan variabel kemampuan secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap profesionalisme guru. Sedangkan uji Simultan (Uji-f) uji
serempak atau simultan (uji f) variabel independen (pelatihan dan kemampuan)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel profesionalisme guru, maka
dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 di terima. Selanjutnya uji determinasi
besarnya adjusted R square sebesar 0.949 hal ini berarti 94,9% variasi
profesionalisme guru yang bisa dijelaskan dengan variabel independen pelatihan
dan kemampuan sedangkan sisanya (100% - 94,9% = 5,1%) dapat dijelaskan
dengan variabel independen lainnya seperti insentif, lingkungan kerja dan
penghargaan.
Kata Kunci : Pelatihan, Kemampuan Dan Profesionalisme Guru
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Didalam dunia pendidikan
sangat diperlukan para sumber daya
manusia yang menjadi penggerak
dari berbagai macam pekerjaan yang
akan dikerjakan oleh guru, guru
mempunyai tingkat pekerjaan yang
berbeda-beda dalam melaksanakan
pekerjaan mereka, namun terkadang
guru malah tidak tahu apa yang
harus. Dikerjaan terkait banyaknya
pekerjaan yang harus mereka
kerjakan, untuk itu sangat diperlukan
pelatihan bagi sumber daya manusia
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
agar para guru bisa paham dan
mengerti atas pekerjaan mereka
sehingga apa yang menjadi tujuan
perusahaan bisa dengan cepat
terlaksana dan mencapai target yang
diharapkan.
Pelatihan merupakan istilah-
istilah yang berhubungan dengan
usaha-usaha berencana, yang
diselenggarakan untuk mencapai 1)
penguasaan skill 2) pengetahuan, dan
3) sikap-sikap guru atau anggota
organisasi, pelatihan ditujukan pada
pegawai pelaksanaan untuk
meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan teknis yang dimiliki
seorang guru.
Pelatihan adalah keseluruhan
kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta
mengembangkan kompetensi,
produktivitas, disiplin, dan etos
kerja pada tingkat keterampilan
dan keahlian tertentu dengan
jenjang kualifikasi atau pekerjaan.
Pelatihan dan kemampuan
menimbulkan bentuk interaksi
kinerja dalam organisasi, semuanya
akan berperilaku berbeda satu sama
lain dan perilakunya adalah
ditentukan oleh masing-masing
lingkungan yang memang berbeda.
Peningkatan kemampuan profesional
dapat dikembangkan melalui
kompetensi profesional yang
dilakukan oleh guru. Tujuan
kemampuan profesional guru untuk
membantu guru dalam memperluas
pengetahuan, meningkatkan
keterampilan mengajar guru,
menumbuhkan sikap profesional
dalam pembelajaran. Oleh karena itu
sekolah yang dapat dilakukan oleh
pengawas, kepala sekolah maupun
antar guru, maka dari itu
diselenggarakannya seminar atau
workshop, pelatihan atau diklat,
kursus-kursus, pendidikan formal
yang tinggi serta pembinaan dan
pengembanagan untuk mendukung
pembelajaran yang efektif untuk
meningatkan kemampuan profesional
guru.
Profesional adalah pekerjaan
atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu, atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan profesi
(Undang-undang Nomor 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen). Guru
adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan,
melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak
usiadini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
Profesionalisme guru
merupakan kondisi, arah, nilai,
tujuan dan kualitas suatu keahlian
dan wewenang dalam bidang
pendidikan dan pengajaran yang
berkaitan dengan pekerjaan
seseorang yang menjadi mata
pencaharian.
Sebutan Guru Profesional
mengacu pada guru yang telah
mendapatkan pengakuan secara
formal berdasarkan ketentuan yang
berlaku, baik dalam kaitan dengan
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
jabatan maupun latar belakang
pendidikan formalnya. Pengakuan ini
dinyatakan dalam bentuk ijazah,
akta, sertifikat, dan sebagainya baik
yang menyangkut kualifikasi
maupun kompetensi dalam
melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai tenaga pengajar.
Berdasarkan hasil observasi
dilapangan masih ada guru pada Mts
Al-muslihin Kota Binjai masih
kurang maksimal dalam melakukan
pekerjaan seperti guru yang kurang
wawasam dalam pengembangan
kurikulum/silabus, menyusun
rencana pelaksanaan pengembangan
(RPP), membuat dan mengisi daftar
nilai siswa, kurang efektif dalam
melakukan pekerjaan tersebut.
Dari segi faktor yang
mempengaruhi kinerja guru tersebut,
terdapat masalah-masalah yang
cukup penting disikapi antara lain :
masih ada kinerja guru yang belum
maksimal. Dimana guru tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan dengan
efektif dan efisien dan
profesionalisme guru masih rendah
sehingga belum dapat meningkatkan
kinerja guru.
Berdasarkan uraian diatas,
maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Pelatihan Dan
Kemampuan Terhadap
Profesionalisme Guru Pada Mts Al-
muslihin Kota Binjai”.
B. Identifikasi Masalah
Bedasarkan latar belakang
masalah yang telah di uraikan di atas
serta untuk memperoleh kejelasan
terhadap masalah yang akan di
bahas, maka penulis mengidentifikasi
masalah sabagai berikut:
a. Kurangnya pelatihan guru di
dunia pendidikan mengakibatkan
adanyaa ketidakmampuan guru
dalam menguasai kurikulum,
pengetahuan di bidang ilmu dan
teknologi.
b. Tidak adanya perencanaan
pembelajaran guru yang efektif
sehingga program para guru yang
dijalani mereka tidak terarah
dengan baik.
c. Masih ada kinerja guru yang
belum maksimal, di mana guru
tidak memahami wawasan dan
landasan kependidikan sehingga
menimbulkan tidak objektif dalam
mengevaluasi kinerja sendiri.
C. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
yang dibahas penulis adalah :
1. Apakah pelatihan secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profesionalisme guru pada Mts
Al-Muslihin Kota Binjai.
2. Apakah kemampuan secara
parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profesionalisme guru pada Mts
Al-Muslihin Kota Binjai.
3. Apakah pelatihan, dan
kemampuan secara simultan
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profesionalisme guru pada Mts
Al-Muslihin Kota Binjai.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan, dilakukan
penelitian ini adalah :
a. Untuk mengetahui apakah
pelatihan secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profesionalisme guru pada Mts
Al-Muslihin Kota Binjai.
b. Untuk mengetahui apakah
kemampuan secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profesionalisme guru pada Mts
Al-Muslihin Kota Binjai.
c. Untuk mengetahui apakah
pelatihan, dan kemampuan
secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap
profesionalisme guru pada Mts
Al-Muslihin Kota Binjai.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pelatihan
a. Pengertian Pelatihan
Menurut Akhmad dan
Mohammad, (2012:56),
mengemukakan bahwa pelatihan
(Training) adalah suatu proses
pendidikan jangka pendek yang
mempergunakan prosedur, sistematis
dan keterampilan teknis dalam tujuan
dalam tujuan terbatas. Pelatihan
adalah keterampilan yang spesifik
dan dapat diidentifikasi untuk
digunakan dalam pekerjaan mereka
saat ini.
Faustino Cardoso Gomes,
(2013:197-198) Pelatihan adalah
setiap usaha untuk memperbaiki
performansi pekerja pada suatu
pekerjaan tertentu yang sedang
menjadi tanggungjawabnya, atau
satu pekerjaan yang ada kaitannya
dengan pekerjaannya. Supaya
efektif, pelatihan biasanya harus
mencakup pengalaman belajar
aktivitas-aktivitas yang terencana,
dan didesain sebagai jawaban atas
kebutuhan-kebutuhan yang berhasil
diidentifikasi.
Dari berbagai macam pendapat
para ahli di atas, dapat di tarik satu
kesimpulan kalau pelatihan bagi
sumber daya manusia adalah suatu
kegiatan untuk meningkatkan
kapasitas sumber daya manusia agar
bisa menjadi sumber daya yang
berkualitas baik dari segi
pengetahuan, keterampilan bekerja,
tingkat profesionalisme yang tinggi
dalam bekerja agar bisa
meningkatkan kemampuan untuk
mencapai tujuan-tujuan perusahaan
dengan baik.
b. Tujuan Pelatihan
Menurut mangkunegara
(2010:240), menyatakan bahwa
tujuan pelatihan yaitu :
1) Meningkatkan penghayatan jiwa
dan ideologi.
2) Meningkatkan produktivitas
kerja.
3) Meningkatkan kualitas kerja.
4) Meningkatkan ketetapan
perencanaan Sunber Daya
Manusia.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
5) Meningkatkan sikap moral dan
semangat kerja.
6) Meningkatkan rangsangan agar
pegawai mampu berkinerja
secara maksimal.
7) Meningkatkan kesehatan dan
keselamatan kerja
8) Meningkatkan keusangan
(obsolescence).
c. Jenis – Jenis Pelatihan
Menurut M.Yani, (2012:97)
pelatihan dapat dirancang untuk
memenuhi tujuan berbeda dan dapat
diklasifikasikan dalam berbagai
cara,yang meliputi:
1) Pelatihan yang dibutuhkan dan
rutin: dilakukan untuk
memenuhi berbagai syarat
hukum yang diharuskan dan
berlaku sebagai pelatihan untuk
semua karyawan (orientasi
karyawan baru).
2) Pelatihan pekerjaan/teknis:
memungkinkan para karyawan
untuk melakukan
pekerjaan,tugas dan tanggung
jawab mereka dengan baik.
3) Pelatihan antar pribadi dan
pemecahaan masalah:
dimaksudkan untuk mengatasi
masalah operasional dan
antarpribadi serta meningkatkan
hubungan dalam pekerjaan
organisasional.
4) Pelatihan perkembangan dan
inovatif: menyediakan fokus
jangka panjang untuk
meningkatkan kapabilitas
individual dan organisasional
untuk masa depan.
d. Indikator Pelatihan
Indikator pelatihan menurut
Anwar (2013:62) diantaranya:
1) Tujuan pelatihan
Tujuan pelatihan harus konkrit
dan dapt diukur, oleh sebab itu
prlatihan yang diadakan bertujuan
untuk meningkatkan ketrampilan
kerja agar seluruh peseta mampu
memperoleh kinerja yang
maksimal dan meningkatkan
kepahaman peserta terhadap etika
kerja yang harus diterapkan.
2) Materi
Materi pelatihan berupa :
pengolah (manajemen), tata
naskah, psikologi kerja,
komunikasi kerja, disiplin dan
etika kerja, kepemimpinan kerja
dan pelaporan kerja.
3) Metode yang digunakan
Metode pelatihan yang digunakan
adalah metode pelatihan yang
partisipasi yaitu diskusi
kelompok, simulasi, bermain
peran (demontrasi) dan games,
latihan dalam kelas, test, kerja tim
dan study visit (Study banding).
4) Kualifikasi Peserta
Peserta pelatihan adalah pegawai
perusahaan yang memenuhi
kualifikasi persyaratan seperti
karyawan tetap staf mendapat
rekomendasi pimpinan.
5) Kualifikasi Pelathan (Instruksi)
Pelatihan/instruksi yang akan
memeberikan materi pelatihan
harus memenuhi kualifikasi
pesyaratan antara lain:
mempunyai keahlianyang
berhubungan dengan materi
pelatihan, mampu membangkitkan
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
motivasi dan mampu
menggunakan metode partisipatif.
2. Kemampuan
a. Pengertian Kemampuan
Kemampuan berasal dari kata
mampu yang berarti kuasa (bisa atau
sanggup) dalam melakukan sesuatu,
sedangkan kemampuan berarti
kesanggupan, kecakapan, serta
kekuatan. Beberapa ahli telah
mengemukakan pendapat mengenai
pengertian apa yang dimaksud
dengan kemampuan, diantaranya
yaitu:
Menurut Robert Kreitner
(2015:185) yang dimaksud dengan
kemampuan adalah karakteristik
stabil yang berkaitan dengan
kemampuan maksimum phisik mental
seseorang
Menurut Stephen P. Robbins
(2011:57-61) kemampuan adalah
keseluruhan seorang individu pada
dasarnya terdiri atas dua kelompok
faktor, yaitu:
1). Kemampuan Intelektual
(Intelectual Ability), merupakan
kemapuan yang dibutuhkan untuk
melakukan berbagai aktifitas
mental (berpikir, menalarkan dan
memecahkan masalah).
2). Kemampuan Fisik (Phisical
Ability), merupakan kemampuan
melakukan tugas-tugas yang
menuntut stamina, kertampilan,
kekuatan, dan karateristik serupa.
b. Jenis-jenis Kemampuan
Menurut Moenir (2010:95)
jenis-jenis kemampuan yaitu:
1). Kemampuan Teknis (Technical
Skill)
2). Kemampuan Bersifat Manusiawi
(Human Skill)
3). Kemampuan Konseptual
(Copceptual Skill)
c. Indikator Kemampuan Kerja
Dalam penelitian Raharjo,
Paramita & Warso (2016) indikator
kemampuan kerja diantaranya
sebagai berikut:
1). Pengetahuan (knowledge)
2). Pelatihan (Training)
3). Pengalaman (Experience)
4). Ketrampilan (Skill)
5). Kesanggupan kerja
3. Profesionalisme Guru
a. Pengertian Profesionalisme
Guru
Menurut Kunandar (2011:54)
profesionalisme berasal dari kata
profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang ingin atau akan
ditekuni. Dan juga diartikan sebagai
suatu jabatan tau pekerjaan tertentu
yang mensyaratkan pengetahuan dan
ketrampilan khusus yang diperoleh
dari pendidikan akademis yang
intensif.
Menurut Ondi Saondi, Aris
Shuherman, (2015:94) Profesional
adalah orang yang mempunyai
profesi atau pekerjaan purna waktu
dan hidup dari pekerjaan itu dengan
mengandalkan suatu keahlian yang
tinggi.
Sebutan professional
didasarkan pada pengakuan formal
terhadap kualifikasi dan kompetensi
penampilan untuk kerja suatu
jabatan atau pekerjaan tertentu.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
Dalam UU guru dan Dosen (ayat 1
dan ayat 4 ) 2005 disebutkan bahwa
professional adalah pekerjaan atau
kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang dna menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang
memerlukan keahlian, kemahiran,
atau kecakapan yang memenuhi
standar mutu atau norma tertentu
serta memerlukan pendidikan
profesi.
Profesionlisme adalah sebutan
yang mengacu kepada sikap mental
dalam bentuk komitmen anggota
suatu profesi untuk senantiasa
mewujudkan dan meningkatkan
kualitas profesionalnya. Seorang
guru yang memiliki profesionalisme
tingi akan tercermin dalam sikap
mental serta komitmennya terhadap
perwujudan dan peningkatan kualitas
professional melaui berbagao cara
dan strategi Suyanto (dalam Jihad
2013).
b. Indikator Profesionalisme Guru
Menurut Suryani (dalam
Makawimbang 2011)
mengungkapkan bahwa
profesionalisme guru yang bermutu
dapat diukur dengan lima indicator
yaitu:
1) Kemampuan professional,
sebagaimana terukur dari ijazah,
jenjang pendidikan, jabatan dan
golongan, serta pelatihan.
2) Upaya professional,
sebagaimana terukur dari
kegiatan mengajar pengabdian
dan penelitian.
3) Waktu yang dicurahkan untuk
kegiatan professional,
sebagaimana terukur dari masa
jabatan, pengalaman mengajar
serta lainnya.
4) Kesesuain antara keahlian dan
pekerjaanya, sebagaimana
terukur darii mata pelajaran yang
mampu, apakah telah sesuai
dengan spesialisasinya atau
tidak.
5) Tingkat kesejahteraan,
sebagaimana terukur dari upah,
honor atau penghsilan rutinya.
Tingkat kesejahteraan yang
rendah bisa mendorong seorang
pendidik untuk melakukan kerja
sambilan dan bagaimana kerja
sambilan ini sukses, bisa jadi
profesi mengajar berubah
menjadi sambilan.
B. Kerangka Konseptual
Sekaran (dalam Rusiadi, et. al
2014) menyatakan bahwa kerangka
konseptual adalah suatu model
konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.
1. Hubungan anntara pelatihan
dengan profesionalisme
Menurut Anwar Prabu
Mangkunegara (2013:197),
pelatihan adalah setiap usaha
untuk memperbaiki performasi
tanggungjawabnya, atau
satupekerjaan yang ada kaitannya
dengan pekerjaannya.
Menurut Ondi Saondi, Aris
Shuherman, (2015:94) Profesional
adalah orang yang mempunyai
profesi atau pekerjaan purna
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
waktu dan hidup dari pekerjaan
itu dengan mengandalkan suatu
keahlian yang tinggi
Teori yang menyatakan
adanya hubungan antara pelatihan
dengan profesionalisme adalah
menurut Marwansyar, (2012:155)
menjelaskan bahwa keseluruhan
kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan
profesionalisme tenaga kerja.
2. Hubungan anntara kemampuan
dengan profesionalisme
Soelaiman (2017:112)
kemampuan adalah sifat yang
dibawa lahir atau dipelajari yang
memungkinkan seseorang yang
dapat menyelesaikan
pekerjaannya, baik secara mental
ataupun fisik.
Profesionalisme guru
menurut Rusman (2016)
merupakan kondisi, arah, tujuan,
dan kualitas suatu keahlian dan
kewenangan dalam bidang
pendidikan dan pembelajaran
yang berkaitan dengan pekerjaan
seorang yang menjadi mata
pencaharian, sementara itu juga
guru yang proesional harus
memiliki kompetensi yang
dipersyaratkan untuk melakukan
tugas pendidikan dan
pembelajaran
Berdasarkan uraian teoritis dan
latar belakang masalah di atas, maka
berikut kerangka konseptual dari
penelitian yang dilakukan, yaitu :
Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan
dugaan atau jawaban sementara
dari pernyataan yang ada pada
rumusan masalah penelitian. Di
katakana sementara karena
jawaban yang ada hanya jawaban
berdasarkan teori.
Penulis membuat
hipotesis penelitian sebagai ini
adalah sebagai berikut:
1. Pelatihan secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap terhadap
profesionalisme guru pada
Mts Al-Muslihin Kota Binjai.
2. Kemampuan secara parsial
berpengaruh positif dan
Pelatihan
(X1)
Kemampuan
(X2)
Profesionalisme Guru
(Y)
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
signifikan terhadap terhadap
profesionalisme guru pada
Mts Al-Muslihin Kota Binjai.
3. Pelatihan dan kemampuan
secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan
terhadap profesionalisme
guru pada Mts Al-Muslihin
Kota Binjai.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian ini yang
dilakukan dalam penelitian ini adalah
kuantitatif yang bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara variabel
atau lebih (Rusiadi, 2013).
B. Lokasi Penelitian
Adapun yang menjadi lokasi
pada penelitian ini yaitu pada Mts
Al-Muslihin Kota Binjai yang
beralamat di Jl.Kesatria No.34
Binjai.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono
(2013:80) populasi dapat
didefinisikan sebagai berikut:
“Populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk mempelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan”.
Populasi penelitian ini
adalah guru yang ada di Mts Al-
Muslihin Kota Binjai sebanyak
35 orang.
2. Sampel
Sampel adalah merupakan
sebagian atau wakil dari
populasi yang diteliti untuk
sekedar ancer-ancer maka
apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua
sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi.
Jika jumlah subjeknya lebih
besar dari 100 dapat diambil 10
s.d. 15% atau 20 s.d. 25% atau
lebih (Arikunto Suharsini,2012:
107).
Teknik penarikan sampel
dalam penelitian ini
menggunakan sampel sensus.
Sampel sensus itu ditujukan
apabila jumlah populasi sedikit
dan keseluruhannya dijadikan
sampel data penelitian ini
sebanyak 35 responden.
D. Defenisi Operasional Variabel
1. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan
2 (dua) variabel bebas yaitu:
Pelatihan (X1), Kemampuan
(X2), serta 1 (satu) variabel
terikat yaitu profesionalisme
guru (Y).
2. Defenisi Operasional
Defenisi operasional
merupakan petunjuk bagaimana
satu variabel diukur secara
operasional di objek penelitian
sebaiknya berasal dari konsep
teori dan defenisi atau gabungan
keduannya yang ada di dalam
lingkup objek penelitian.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data
merupakan data-data yang relevan
bagi penelitian, adapun teknik
pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini sebagai berikut
1. Angket / Quisioner
Angket yaitu bentuk
pertanyaan yang diajukan
kepada respoden yaitu guru yang
bekerja di Mts Al-Muslihin Kota
Binjai yang menjadi objek
penelitian ini dan penggunaan
menggunakan skala likert.
2. Wawancara (interview)
Dilakukan dengan cara
menentukan tanya jawab
langsung antara pewawancara
dengan diwawancara tentang
segala sesuatu yang diketahui
oleh pewawancara.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji kualitas Data
a. Uji Validitas
b. Uji Reliabilitas
(kehandalan)
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
b. Uji Multikolinearitas
c. Uji Heteroskedastisitas
3. Regresi Linier Berganda
Teknik Analisis Data
yang digunakan dalam
penelitian ini adalah regresi
linier berganda dengan rumus
:
Keterangan:
Y = Profesionalisme Guru
(Dependen Variabel)
X1 = Pelatihan (Independen
Variabel)
X2 = Kemampuan (Independen
Variabel)
a = Konstanta
b = Koefisien Regresi
€ = Error Term/ Tingkat
Kesalahan
4. Uji Kesuaian (Test Goodness of
fit)
a. Uji Silmutan (Uji F)
Uji F adalah Pengujian
terhadap koefisien regresi secara
silmutan penguji ini dilakukan
untuk mengetahui pengaruh
semua variabel independe
terhadap variabel dependen.
b. Uji parsial (Uji t)
Secara parsial, pengujian
hipotesis di lakukan dengan uji t-
test. Uji statistic t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel
penejalas/independen secara
individual dalam menerangkan
variabel dependen. Koefisien
Determinasi (R²)
Koefisien determinasi
digunakan untuk mengetahui
seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan varians,
variabel dependen nilai koefisien
determinasi ini antara 0 dan 1 jika
nilai R² yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan
variasi variabel dependen sangat
terbatas. Dan juga sebaliknya
Y = a+b1X1+b2X2+€
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
jikan nilai yang mendekati 1
berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variabel-
variabel dependen.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat Mts Al-
muslihin Kota Binjai
Mts Al-muslihin Kota Binjai
berdiri pada tanggal 25 April 1990,
merupakan alih fungsi dari
Pendidikan Guru Agama Negeri
(PGAN) Kota Binjai berdasarkan
Keputusan Menteri Agama RI
Nomor 64 Tahun 1990 Tentang
Alih Fungsi Pendidikan Guru
Agama Negeri (PGAN) menjadi Mts
Al-muslihin Kota Binjai tanggal 25
April 1990. PGAN Kota Binjai
mulai beroperasi tahun 1965 dan
menyelenggarakan pendidikan
untuk 6 Tahun (PGAN 6 Tahun).
Seiring kebijakan pemerintah
pada kurun waktu tahun 1969-1970
proses pembangunan gedung RKB
dan lain lain diarahkan di sekitar
daerah Langkat. Dan pada tahun
1971 PGAN 6 Tahun pindah ke Jalan
Gatot Subroto Nomor 30 Kota
Binjai. Sehingga mulai Tahun
Pelajaran 1971/1972 siswa/siswi
PGAN 6 Tahun belajar dialamat
tersebut. MAN 2 Kota Binjai
menerima siswa baru Angkatan
Pertama pada Tahun Ajaran
1990/1991. Sesuai kebijakan
pemerintah, mulai Tahun Pelajaran
1977/1978, PGAN 6 Tahun
berubah menjadi MTsN 2 Kota
Binjai (untuk siswa/siswikelas 1–
3) dan PGAN Kota Binjai (untuk
siswa/siswi kelas 4 –6), sesuai
Keputusan Menteri Agama RI
Nomor 17 Tahun 1978 Tanggal 16
Maret 1978 Tentang Restrukturisasi
Sekolah/Madrasah di Lingkungan
Departemen Agama.
Pendidikan Guru Agama Negeri
(PGAN) kemudian beralih fungsi
menjadi Mts Al-muslihin Kota
Binjai dan berdasarkan Keputusan
Menteri Agama Nomor 157 Tanggal
17 September 2014 berubah menjadi
Mts Al-muslihin Kota Binjai.
2. Penyajian Data
Data yang diperoleh selama
penelitian akan disajikan kepada
seluruh Guru Mts Al-muslihin Kota
Binjai sebanyak 35 orang yang
dijadikan responden. Dengan jumlah
seluruh dari pertanyaan sebanyak 30
item, terdiri dari item pertanyaan
Variabel X yaitu : Pelatihan (X1), dan
Kemampuan (X2), dan Variabel Y
yaitu : Profesionalisme Guru (Y).
3. Uji Validitas dan Uji
Reliabilitas
a) Uji Validitas
Uji validitas adalah untuk
mengetahui kelayakan dari setiap
daftar pertanyaan (angket) yang telah
diberikan kepada responden maka
diperlukan uji validitas untuk
mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuisioner.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
Apabila setiap pertanyaan
bernilai > 0,30 maka pertanyaan
tersebut dinyatakan valid (sah).
Dari data didapat semua nilai
koefisien melebihi angka 0,30 hal ini
dapat dinyatakan bahwa semua butir
pertanyaan dan skor yang didapat
adalah valid (sah).
b) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas (kehandalan)
untuk mengetahui kestabilan dan
konsisten responden dalam
menjawab butir-butir berkaitan
dengan kostruk pertanyaan yang
disusun dalam suatu bentuk
kuisioner. Reliabilitas suatu konstruk
variabel dikatakan baik jika memiliki
nilai Cronbach’s Alpha> 0,60.
Berdasarkan Tabel, terdapat
cronbach’s alpha sebesar 0,986 >
0,60 sehingga dapat disimpulkan
bahwa konstruk pertanyaan yang
telah disajikan pada responden yang
terdiri dari 34 item, baik didalam
variabel Pelatihan (X1), Dan
Kemampuan (X2), dan Variabel Y
yaitu : Profesionalisme Guru (Y).
adalah reliable atau handal
5. Teknik Analisis Data
a. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk
menguji apakah layak digunakan
regresi berganda, seperti diketahui
bahwa uji pengaruh parsial
mengasumsikan bahwa nilai
residural mengikuti distribusi
normal.
Gambar 4.1 Uji Normalitas
Berdasarkan Gambar 4.1
dapat disimpulkan bahwa dapat
dilihat bahwa data menyebar
disekitar garis diagonal dan
mengikuti arah garis diagonal
padagrafik histogram, hal ini
menunjukkan bahwa pola distribusi
normal. Jadi dapat disimpulkan
bahwa berdasarkan grafik P-P plot,
model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot
Pada Gambar 4.2 P-P plot
terlihat bahwa grafik etos kerja
mengikuti bentuk distribusi normal
dengan bentuk histogram yang
hampir sama dengan bentuk
distribusi normal (lonceng). Ini
berarti memenuhi asumsi normalitas.
2) Uji Multikolinieritas
Nilai cutoff yang dipakai
untuk menunjukkan ada atau
tidaknya multikolinieritas adalah :
VIF > 1,00 = ada
multikolinieritas
Tolerance < 0,10 = tidak
ada multikolinieritas
Berdasarkan Tabel bahwa
angka VIF variabel Pelatihan (X1)
dan Kemampuan (X2) sebesar 6.202
lebih besar dari 1,00 yang berarti ada
multikolinieritas sedangkan nilai
tolerance Pelatihan (X1) dan
Kemampuan (X2) sebesar 0.161
lebih kecil dari 0.10, maka dapat
disimpulkan model regresi bebas
gangguan multikolinieritas.
3) Uji Heteroskedasitas
Uji heteroskesdisitas
menunjukan adanya nilai varian
(residu) tidak konstan. Apabila thitung
> ttabel, berarti terjadi
heteroskedasitas atau sebaliknya
homoskedasitas atau dapat terlihat
dari probabilitas signifikan > 0,05.
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan Gambar 4.3
terlihat di atas titik-titik secara acak
atau tidak membentuk suatu pola
tertentu yang jelas. Hal ini
menunjukkan tidak terjadi
heteroskedasitas pada model regresi,
sehingga model regresi ini layak
dipakai untuk penelitian ini.
6. Persamaan Regresi Linier
Berganda
Analisis regresi merupakan
salah satu teknik analisis data
dalam statistika yang seringkali
digunakan untuk mengkaji
hubungan antara beberapa variabel
dan meramal suatu variabel.
Berdasarkan Tabel,
diperoleh persamaan regresinya
adalah Y = -1.208 + 0.776 X1 +
0.249X2. Konstanta sebesar -1.208
menyatakan jika tidak ada variabel
bebas (bernilai 0) maka variabel
terikat tetap diversifikasi pelatihan
(x1) sebesar 0.776, dan kemampuan
sebesar 0.249 dapat disimpulkan
hipotesis 1 diterima.
7. Pengujian Hipotesis
a) Uji Pengaruh Parsial
Uji Parsial (Uji-t) digunakan
untuk mengetahui apakah variabel
independen secara parsial
berpengaruh terhadap variabel
dependen. Hasil uji pengaruh
variabel Pelatihan, Dan Kemampuan
Terhadap Profesionalisme Guru Pada
Mts Al-muslihin Kota Binjai pada
tabel berikut ini :
Uji-t menunjukkan seberapa
besar pengaruh variabel bebas secara
individual terhadap variabel terikat.
Adapun uji menggunakan langkah-
langkah sebagai berikut :
1) Uji pengaruh Pelatihan Terhadap
Profesionalisme Guru Pada Mts
Al-muslihin Kota Binjai
Berdasarkan variabel
pelatihan nilai thitung 7,822 < ttabel
1.693 dengan signifikan 0,000 <
0,050, artinya variabel pelatihan
secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel
profesionalisme guru, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 di
terima.
2) Uji pengaruh Kemampuan
Terhadap Profesionalisme Guru
Pada Mts Al-muslihin Kota
Binjai
Berdasarkan variabel
kemampuan nilai thitung 2,443 > ttabel
1.693 dengan signifikan 0,000 >
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
0,050, artinya secara parsial variabel
kemampuan berpengaruh positif dan
signifikan kemampuan terhadap
profesionalisme guru, maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 di
terima.
b) Uji Pengaruh Serempak (Uji -
F)
Tujuan dari Uji Fhitung adalah
untuk menunjukkan apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh
bersama-sama (serempak) variabel
independen (X) terhadap variabel
dependen (Y).
Berdasarkan uji F
menghasilkan nilai Fhitung sebesar
316,787 dengan tingkat signifikan
0,00. Karena Fhitung 316,787 > Ftabel
3,29 dan probabilitas signifikan jauh
lebih kecil dari 0,05 yaitu 0,00 <
0,05, maka model regresi dapat
dikatakan bahwa pelatihan, dan
kemampuan secara serempak
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap profesionalisme guru.
c) Koefisien Determinasi
Hasil uji determinasi (R2)
dapat dilihat dari nilai koefisien
determinasi bahwa besarnya adjusted
R square sebesar 0.949 hal ini berarti
94,9% variasi profesionalisme guru
yang bisa dijelaskan dengan variabel
independen pelatihan dan
kemampuan sedangkan sisanya
(100% - 94,9% = 5,1%) dapat
dijelaskan dengan variabel
independen lainnya seperti insentif,
lingkungan kerja dan penghargaan.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian,
maka penulis mencoba untuk
melakukan pembahasan sebagai
berikut :
1. Pengaruh Pelatihan Terhadap
Profesionalisme Guru
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Pelatihan
berpengaruh terhadap variabel
Profesionalisme Guru.. Hal ini
dibuktikan dengan uji t variabel
Pelatihan nilai thitung 7,822 < ttabel
1.693 dengan signifikan 0,000 <
0,050, artinya variabel Pelatihan
secara parsial berpengaruh positif
dan signifikan terhadap variabel
Profesionalisme Guru.
2. Pengaruh Kemampuan
Terhadap Profesionalisme Guru
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa variabel Kemampuan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel Profesionalisme
Guru. Hal ini dibuktikan dengan uji t
variabel Kemampuan nilai thitung
2,443 > ttabel 1.693 dengan signifikan
0,000 > 0,050, artinya secara parsial
variabel Kemampuan berpengaruh
positif dan signifikan Kemampuan
Terhadap Profesionalisme Guru,
maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis 1 di terima.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari penjabaran yang telah
di paparkan pada bab sebelumnya
maka dapat disimpulkan untuk
Jurnal Ilmiah”INTEGRITAS” Vol. 4 No. 1 Desember 2019
menjawab rumusan masalah yang
pertama sebagai berikut.
1. Uji Parsial (Uji-t)
Hasil penelitian menunjukan bahwa :
a) Variabel pelatihan secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel
profesionalisme guru.
b) Variabel kemampuan secara
parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap
profesionalisme guru.
2. Uji Simultan (Uji-f)
Berdasarkan hasil uji serempak
atau simultan (uji f) variabel
independen (pelatihan dan
kemampuan) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel
profesionalisme guru., maka dapat
disimpulkan bahwa hipotesis 1 di
terima
3. Uji Determinasi
Berdasarkan besarnya adjusted
R square sebesar 0.949 hal ini berarti
94,9% variasi profesionalisme guru
yang bisa dijelaskan dengan variabel
independen pelatihan dan
kemampuan sedangkan sisanya
(100% - 94,9% = 5,1%) dapat
dijelaskan dengan variabel
independen lainnya seperti insentif,
lingkungan kerja dan penghargaan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian
dan kesimpulan tersebut di atas,
penulis mencoba untuk memberi
saran yang dapat dikemukakan
adalah sebagai berikut:
1. Adanya pengaruh yang positif
dan signifikan antara pelatihan
guru terhadap profesionalisme
guru. semakin baik pelatihan guru
akan semakin baik pula
profesionalisme guru
2. Pada variabel kemampuan
profesional guru yang perlu
diperhatikan adalah tanggung
jawab profesional. kemampuan
profesional guru tentang aspek
tanggung jawab profesional guru
berada di bawah ketegori aspek
yang lain walaupun masih
berada dalam kategori baik. oleh
karena itu tanggung jawab
profesional guru harus lebih
ditingkatkan lagi terutama dalam
berkomunikasi dengan keluarga
serta tumbuh dan berkembang
secara profesional yang masih
berada pada kategori cukup.
dalam berkomunikasi dengan
keluarga peserta didik, guru
harus membina hubungan kerja
sama yang lebih baik
diantaranya dengan memberikan
informasi yang jujur dan
objektif mengenai perkembangan
peserta didik. sedangkan dalam
kaitannya dengan tumbuh dan
berkembang secara profesional,
guru harus lebih meningkatkan
lagi kemampuan profesionalnya
dengan melalui berbagai aktivitas
pengembangan diri yang cerdas
dan kontinyu.
3. Bagi peneliti selanjutnya
diharapkan dapat meneliti
faktor-faktor lain yang
mempengaruhi profesionalisme
guru, supaya mengetahui
efektisitas dari faktor-faktor lain
yang mempengaruhi
profesionalisme guru.
Recommended