View
68
Download
6
Category
Preview:
DESCRIPTION
kapang kamir
Citation preview
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros (kecil),
bios (hidup) dan logos (ilmu). Mikrobiologi merupakan suatu
cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang mikroba.
Mikrobiologi juga kadang disebut sebagai praktek dari
biokimia, tetapi dengan berkembangnya zaman maka praktek
mikrobiologi menjadi salah satu praktikum yang diterapkan
untuk mahasiswa farmasi sebagai calon apoteker.
Mikroorganisme dapat berkembang biak secara alami atau
dengan campur tangan manusia. Mikroorganisme yang
dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui
pertumbuhan menggunakan suatu media. Pada pembuatan
media ini, haruslah dimengerti jenis-jenis nutrien yang
diperlukan oleh mikroorganisme dan juga keadaan lingkungan
fisik yang dapat menyediakan kondisi optimum bagi
pertumbuhannya.
Fungi merupakan salah satu mikroorganisme yang
terdapat di alam bebas. Ilmu yang mempelajari fungi disebut
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 2
mikologi. Ilmu ini mempelajari struktur sebagai dasar
identifikasi fungi, mengeksplorasi daur hidup fungi karena
fungi diidentifikasi dari tahap seksual daur hidupnya, serta
mempelajari kebutuhan nutrisi fungi.
B. Tujuan
Tujuan pada pratikum ini adalah untuk mengamati
morfologi kapang dan khamir secara mikroskopik langsung
dan mikroskopik tidak langsung.
C. Manfaat
Manfaat dari praktikum ini adalah dapat mengetahui dan
memahami morfologi kapang dan khamir secara mikroskopik
langsung dan mikroskopik tidak langsung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 3
Mikologi merupakan cabang ilmu mikrobiologi yang
mempelajari objek kajian jamur/kapang dan kamir. Jamur
merupakan mahluk hidup mikroskopis yang memiliki organisasi
seluler lebih tinggi dibandingkan dengan bakteri. Biasanya dikenal
dengan sebutan cendawan. Umumnya multiseluler (kapang)
beberapa yang uniseluler (khamir), heterotrof dan tidak berklorofil,
dan berukuran 1 -5 µm (khamir). Struktur kapang umumnya
tersusun atas dinding sel yang khas yaitu gklukan dan mannan
(pada khamir) atau selulosa dan kitin (pada kapang), serta organel-
organel sel yang serupa dengan sel eukariota. Umumnya
mempunyai struktur berfilamen yang disebut hifa. Kumpulan hifa
membentuk suatu jaringan yang disebut miselium (Sundari, 2012).
Kapang dan khamir merupakan kelompok mikroorganisme
yang termasuk filum Fungi. Kehadiran mikroorganisme di
lingkungan terutama di perairan dapat bersifat
menguntungkan, karena kemampuannya dalam merombak
senyawa organik komplek menjadi senyawa sederhana yang
sangat dibutuhkan tanaman sebagai sumber
nutriennya. Fungsi lain dari fungi adalah menghasilkan
berbagai jenis enzim, vitamin, hormon tumbuh, asam-asam
organik dan antibiotik. Sementara itu dari segi merugikan,
kehadiran fungi ini dapat menimbulkan berbagai jenis
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 4
penyakit yang membahayakan bagi organisme lain terutama
manusia (Noverita, 2009).
Kapang adalah fungi multiseluler yang mempunyai
filamen dan dapat dilihat secara langsung karena
penampakannya yang berserabut seperti kapas.
Pertumbuhannya pada awalnya akan berwarna putih, tetapi
setelah spora muncul akan terbentuk berbagai warna
tergantung dari jenis kapang (Slamet dkk., 2011).
Khamir adalah fungi uniseluler, telah digunakan secara
berabad-abad dalam preparasi minuman tradisional seperti bir
dan anggur, membuat adonan dan produksi ingridien pemberi
flavor daging atau savory. Selain itu dalam beberapa
literatur tercatat bahwa khamir juga dapat digunakan sebagai
sumber protein sel tunggal PST yang dikenal dengan istilah
food/feed yeast, bahkan telah dicobakan sebagai sel bahan
bakar. Beberapa khamir juga menunjukkan produksi protease,
lipase, dan amylase ekstraseluler.
Dibandingkan dengan jenis mikroba yang lain, khamir
mempunyai keunggulan seperti kemampuan metabolismenya
yang unik dan mudah ditumbuhkan (Asnani, 2009).
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 5
Populasi khamir di tanah lebih rendah dibanding-kan
dengan populasi jamur. Fenomena tersebut disebabkan oleh
khamir tidak mampu mendapatkan substrat yang lebih
bervariasi, dibandingkan dengan jamur yang mempunyai sifat
morfologi yang unik, yaitu mempunyai kemampuan
membentuk hifa, sehingga memungkinkan jamur dapat
tumbuh dan masuk pada permukaan tanah yang agak lunak.
Hal ini mengakibatkan jamur dapat tumbuh menutupi
permukaan tanah. Sifat yang tidak dimikili oleh khamir,
mengakibatkan jumlah populasi khamir di tanah selalu lebih
rendah jika dibandingkan dengan populasi jamur. Karena
perbedaan sifat morfologi tersebut, maka pengembangan
teknik isolasi khamir merupakan tahapan yang paling
menentukan untuk keberhasilan mengungkapkan
keragaman khamir di alam. Salah satu teknik isolasi
yang dikembangkan yaitu dengan menggunakan media yang
memiliki kadar glukosa tinggi sekitar 20%. Kadar gula yang
tinggi digunakan untuk menghambat pertumbuhan jamur
yang tidak tahan dengan tekanan osmotik tinggi (Kanti,
2004).
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 6
Kapang dan khamir dapat diamati morfologinya.
Pengamatan morfologi makroskopis (morfologi koloni)
meliputi bentuk koloni, warna koloni, warna sebalik koloni
(reverse side), ada tidaknya tetes eksudat, garis radial, garis
kosentris dan karakter khusus yang dimiliki. Pengamatan
morfologi mikroskopis (morfologi sel) meliputi ada tidaknya
septat pada hifa, warna hifa, ukuran hifa, percabangan hifa,
struktur reproduksi (bentuk spora, warna spora, permukaan
spora dan ukuran spora) tangkai penghasil spora atau
sporangiofor (warna, percabangan, permukaan dan ukuran
sporangiofor) menggunakan mikroskop (Dewi dkk., 2011).
Pengamatan koloni dilakukan untuk mengetahui bentuk,
warna, kilap, tekstur, tepian, dan elevasi koloni khamir.
Pengamatan morfologi sel bertujuan untuk mengetahui
bentuk, ukuran, pola pertunasan, ada tidaknya pseudohifa,
hifa sejati dan reproduksi seksual. Satu individu khamir dapat
memiliki nama genus yang berbeda tergantung pada fase
reproduksi yang terlihat pada saat pengamatan morfologi
(Jumiyati dkk., 2012).
B. Uraian Bahan
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 7
1. Agar (Dirjen POM, 1979 : 74)
Nama resmi : Agar
Nama lain : Agar-agar
Pemerian : Tidak berbau atau bau lemah, berasa
musilago pada lidah.
Kelarutan : Tidak larut dalam air dingin, dan larut
dalam
air mendidih.
Kegunaan : Sebagai bahan pemadat medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
2. Aquadest (Ditjen POM, 1979: 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air suling
RM / BM : H2O / 18,02
Rumus struktur : H – O - H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau,
tidak berasa.
Kegunaan : Sebagai sumber nutrien mikroba dan
pelarut medium.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 8
3. Alkohol (Ditjen POM, 1979 :65).
Nama resmi : Aethanolum
RM : C2H6O
Pemerian : Cairan tak berwarna, jernih, mudah
menguap dan mudah bergerak; bau
khas; rasa panas. Mudah terbakar
dengan memberikan nyala biru yang
tidak berasap.
Kelarutan : sangat mudag larut dalam air, dalam
kloroform P dan dalam eter P.
Kegunaan : Antiseptikum
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,
terlindung
dari cahaya; di tempat sejuk, jauh dari
nyala api.
4. Gliserol (Ditjen POM, 1979 :271).
Nama resmi : Glycerolum
RM/BM : C3H8O3 / 92,10
Pemerian : Cairan seperti sirop, jernih, tidak
berwarna, tidak berbau, manis diikuti
rasa hangat, higroskopik.
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 9
Kelarutan : Dapat campur dengan air, dan dengan
etanol (95%) P, praktis tidak larut
dalam kloroform P, dalam eter P, dan
dalam minyak lemak.
Kegunaan : Zat tambahan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. Asam tartrat (Dirjen POM, 1995: 53 )
Nama resmi : Tartrat acid
Sinonim : Asam tartrat
RM : C4H6O6
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk
putih , tidak berbau, rasa
sangat asam
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah
larut dalam etanol (95%) P,sukar
larut dalam eter P.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai zat pemberi suasana asam
6. Metilen Blue (Ditjen POM, 1995: 554).
Nama resmi : Metylen blue
RM / BM : C37H27N3Na2O9S3 / 799,80
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 10
Pemerian : Serbuk biru gelap
Kelarutan : Larut dalam air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai pewarna
A. Uraian Sampel
1. Roti Tawar
Komposisi:
Tepung terigu, air, gula pasir, lemak reroti, ragi, garam, susu
bubuk, pengemulsi nabati, pengawet kalsium propionat.
Berat Bersih:
222 gr
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 11
BAB III
METODE KERJA
A. Alat Dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan pada percobaan isolasi dan
inokulasi mikroorganisme adalah:
a) Autoklaf
b) Batang pengaduk
c) Botol semprot
d) Bunsen
e) Cawan petri
f) Deck gelas
g) Enkas
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 12
h) Jarum inokulasi
i) Jarum preparat
j) Kaca objek
k) Labu Erlenmeyer
l) Mikroskop
m)Ose bulat
n) Ose lurus
o) Oven
p) Pinset
q) Pipet tetes
r) Spoit 10 ml
s) Tabung reaksi
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada percobaan isolasi dan
inokulasi mikroorganisme adalah:
a) Aluminium foil
b) Asam tartrat
c) Gliserin 10%
d) Biakan Jamur Candida sp.
e) Biakan Jamur roti
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 13
f) Kapas
g) Kertas
h) Metilen blue
i) PDA (potatoes dextrose agar)
j) Tissue
B. Prosedur Kerja
1. Pembuatan Bahan Praktikum
a. Disiapkan semua alat yang digunakan
b. Dibungkus cawan petri dengan kertas
c. Dimasukkan ke dalam inkubator untuk disterilkan
2. Pembuatan Medium PDA
a. Ditimbang hasil perhitungan yang sesuai dengan yang
dibutuhkan.
b. Kemudian dicukupkan dengan aquadest sebanyak 1000
ml.
c. Dan dipanaskan menggunakan elektromantel.
3. Mikroskopis secara langsung
a. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti tawar.
b. Diletakkan secara perlahan-lahan pada kaca objek.
c. Diberikan 1 tetes metilen blue.
d. Ditutup dengan menggunakan deck gelas.
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 14
e. Diamati pada mikroskop berupa miselium, konidia,
konidiofor, spora, kolomela, metula, fialid, vesikel dan
rhizoid dimulai dengan pembesaran terkecil.
f. Digambar hasil pengamatan.
4. Mikroskopis secara tidak langsung (slide culture)
a. Dibuat susunan batang v, objek gelas, dek gelas dan
kertas saring pada wadah cawan porselin.
b. Disterilisai.
c. Diambil biakan jamur 1 ose pada sampel roti tawar.
d. Diletakkan perlahan pada objek gelas,
e. Ditambahakan 1 tetes campuran medium PDA dan
asam tatrat pada preparat.
f. Preparat ditutup dengan dek gelas.
g. Diteteskan gliserol 10% pada kertas saring.
h. Cawan petri ditutup.
i. Diinkubasi selama 3-5 x 24 jam pada suhu kamar.
j. Diamati pada mikroskop.
k. Digambar hasil pengamat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 15
1. Gambar Pengamatan
a. Pengamatan Mikroskopik Secara Langsung
NO KETERANGAN
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Fresh House
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Caprisca
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
1
2
1
2
1. Spora
2. Hifa
1. Spora
2. Hifa1
2
GAMBAR
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 16
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Singapura
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
3 1. Spora
2. Hifa
3. Sporangium
3
1
2
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 17
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Eka Citra
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Boy
Medium : PDA
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
1. Spora
2. Hifa
3. Sporangium
4. Misellium
1
2
3
4
4
5 1. Spora
2. Hifa
3. Sporangium
4. Misellium
1
2
4
3
1
1. Spora
2. Sporangium
2
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 18
(Potato Dextrose Agar)
Sampel : Roti Tawar
Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)
Sampel : Kelapa
Medium : PDA (Potato Dextrose Agar)
Sampel : Nasi Putih
a. Pengamatan Mikroskopik Secara Tidak Langsung
NO KETERANGAN
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
1
2
3
1. Spora
2. Misellium
3. Sporangium
1
2
1. Spora
2. Misellium
GAMBAR
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 19
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Fresh House
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Caprisca
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Singapura
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
1
3
1
2
1. Spora
2. Hifa
1. Hifa
2. Sporangium
3. Miselium
1
3
1. Hifa
2. Sporangium
3. Misellium
1
2
3
2
2
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 20
4.
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Eka Citra
1. Hifa
2. Sporangium
3. Misellium
4. Spora
5
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Boy
1. Spora
2. Sporangiofor
3. Sporangium
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
2
1
3
1
2
3
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 21
6
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Roti Tawar
1. Spora
2. Misselium
3. Sporangiofor
7
Medium : PDA (Potato Dextrose
Agar)
Sampel : Kelapa
1. Spora
2. Hifa
3. Misselium
4. Sporangiofor
8
Medium : PDA (Potato Dextrose
1. Hifa
2. Sporangiu
m
3. Miselium
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
1
3
2
1
2
3
4
1
2
3
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 22
Agar)
Sampel : Nasi Putih
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 23
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 24
B. PEMBAHASAN
Fungi adalah mikroorganisme tidak berklorofil, berbentuk
hifa atau sel tunggal, eukariotik, berdinding sel dari kitin atau
selulosa, berproduksi seksual atau aseksual. Dalam dunia
kehidupan fungi merupakan kingdom tersendiri, karena cara
mendapatkan makanannya berbeda dengan organisme
eukariotik lainnya yaitu melalui absorpsi. Sebagian besar tubuh
fungi terdiri dari atas benang – benang yang disebut hifa, yang
saling berhubungan menjalin semacam jala yaitu miselium.
Fungi dibedakan menjadi dua golongan yaitu kapang (mold)
dan khamir (yeast). Kapang merupakan fungi yang berfilamen
atau mempunyai miselium, sedangkan khamir merupakan fungi
bersel tunggal dan tidak berfilamen. Kapang merupakan fungi
yang morfologinya multiseluler atau kapang mempunyai
miselium atau filament dan pertumbuhannya dalam bahan
makanan mudah sekali dilihat, yakni seperti kapas. Pertumbuhan
fungi mula – mula berwarna putih, tetapi bila tidak memproduksi
spora maka akan terbentuk berbagai warna tergantung Dari
jenis kapang. Sifat – sifat kapang baik penampakan mikroskopis
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 25
ataupun makroskopik digunakan untuk identifikasi dan klasifikasi
kapang.
Fungi dapat berkembang biak baik secara seksual maupun
aseksual. Perkembangbiakan secara seksual terjadi ketika hifa
dengan tipe perkawinan (mating type) yang berbeda
bersentuhan, kemudian melebur membentuk zigot.
Perkembangbiakan secara aseksual terjadi dengan cara
membelah diri atau terbelahnya hifa, atau dengan menyebarkan
spora haploid. Jamur benang atau kapang adalah golongan fungi
yang membentuk lapisan jaringan miselium dan spora yang
tampak, tetapi tidak dapat membentuk badan buah yang
makroskopis.
Misselium terdiri dari filamen tubular yang tumbuh yaitu hifa.
Antara satu hifa dengan hifa yang lain biasanya dipisahkan oleh
septa. Septa memiliki pori-pori yang memungkinkan organel,
bahkan terkadang nucleus, untuk lewat. Beberapa hifa bersifat
coenositik (memiliki banyak inti), dan tidak memiliki septa. Hifa
dapat memiliki beberapa modifikasi, seperti hifa reproduktif
(untuk berkembang biak), hifa nutritif (untuk menyerap nutrisi),
rhizoid (untuk menempel ke inang atau substrat), bahkan pada
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 26
spesies tertentu, hifa predasi (berbentuk perangkap yang bisa
menjebak nematoda kecil sebagai sumber nutrisi).
Pengamatan morfologi kapang dan khamir dilakukan secara
makroskopis dan mikroskopis. Pengamatan makroskopis
dilakukan dengan mengamati morfologi sampel yang ditumbuhi
jamur secara berkala selama 3 minggu. Sedangkan pengamatan
mikroskopis dilakukan dengan dua cara, yaitu secara langsung
dan tidak langsung. Pengamatan mikroskopis secara langsung
dilakukan dengan cara mengamati dibawah mikroskop biakan
jamur yang tumbuh pada sampel yang telah ditetesi metilen blue
sedangkan pengamatan mikroskopis secara tidak langsung
dilakukan dengan cara sampel jamur yang tumbuh pada roti
diambil sedikit kemudian diletakkan pada gelas objek yang telah
disterilkan bersama dengan cawan petri sebagai wadahnya.
Kemudian diteteskan dengan larutan PDA (potatoes dekstrose
agar) yang telah ditambahkan asam tartrat dan ditutup dengan
deck gelas. Penambahan asam tartrat bertujuan untuk
memberikan suasana asam karena fungi mudah tumbuh pada
suasana asam. Setelah itu disimpan di dalam enkas hingga 3 – 5
kali 24 jam lalu diamati dibawah mikroskop.
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 27
Setelah dilakukan pengamatan dibawah mikroskop pada
pengujian mikroskopis secara langsung terlihat spora,
sporangium dan hifa pasa sampel jamur roti sedangkan pada
pengujian mikroskopis secara tidak langsung dimana jamur pada
roti diinkubasi selama 3-5 hari lalu diamati dibawah mikroskop.
Terlihat bagian-bagian dari fungi yang lebih spesifik
dibandingkan dengan pengujian mikroskopis secara langsung.
Dari hasil pengamatan terlihat spora, sporangium, rizoid dan
stolon.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 28
Kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan adalah
bahwa jamur roti memiliki morfologi, spora, stolon, sporangium,
dan rizoid.
B. Saran
Jamur selain ada yang merugikan juga ada yang
menguntungkan. Sebagai mahasiswa farmasi, patut untuk dapat
membiakkan jamur yang dapat digunakan dalam kehidupan
manusia terutama sebagai obat-obatan.
DAFTAR PUSTAKA
Asnani. 2009. “Optimasi Penggunaan Limbah Air Kelapa sebagai Media Pertumbuhan Khamir Jenis Candida utilis”. Warta - Wiptek. Volume 17, Nomor 2.
Dewi, Ratna Stia, dan Saefuddin ‘Aziz. 2011. “Isolasi Rhizopus oligosporus pada Beberapa Inokulum Tempe di Kabupaten Banyumas”. Molekul. Volume 6, Nomor 2.
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 29
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
_________. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Jumiyati, Siti Hanina Bintari, dan Ibnul Mubarok. 2012. “Isolasi dan Identifikasi Khamir Secara Morfologi di Tanah Kebun Wisata Pendidikan Universitas Negeri Semarang”. Biosaintifika. Volume 4, Nomor 1.
Kanti, Atit. 2004. “Identifikasi Jenis Khamir yang Diisolasi dari Tanah Gambut Taman Nasional Bukit Duabelas, Jambi”. Bio Smart. Volume 6, Nomor 1
Noverita. 2009. “Identifikasi Kapang dan Khamir Penyebab Penyakit Manusia pada Sumber Air Minum Penduduk pada Sungai Ciliwung dan Sumber Air Sekitarnya”. Vis Vitalis. Volume 2, Nomor 2.
Slamet, Dwi, Anna Rahmawati, dan M. Yazid. 2011. “Karakterisasi Kapang Toleran Uranium pada Limbah Cair Tributil Fosfat (TBP) – Kerosin yang Mengandung Uranium”. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Pengelolaan Limbah IX.
Sundari. 2012. “Suatu Model Pengembangan Media Pembelajaran Slide Culture untuk Pengamatan Struktur Mikroskopis Kapang pada Matakuliah Mycologi”. Jurnal Bioedukasi. Volume 1, Nomor 1.
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 30
LAMPIRAN
A. SKEMA KERJA
1. Secara Mikroskopik Langsung
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
1 tetes 1 Ose
Metilen biru Sampel
Preparat ditutup
Deck glass
Pengamatan MorfologiOleh mikroskop (mulai perbesaran terkecil)
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 31
2. Secara Mikroskopik tidak langsung
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
1 tetes 1 Ose
Metilen biru Sampel
Preparat ditutup
Deck glass
Pengamatan MorfologiOleh mikroskop (mulai perbesaran terkecil)
Capet Batang V
Objek glass
Kertas saringDeck glass
Sterilisasi
1 tetes 1 ose
Biakan jamur
Medium PDA +
Asam tatrat Preparat ditutup dengan deck glass
Teteskan pada kertas saring
Gliserol 10%
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 32
B. Perhitungan
1. Potatoes Dextrose Agar (PDA)
Massa PDA = massa PDA1volume PDA1
× volume PDA
= 390 gr1000 ml
× 100 ml
= 3,9 gr
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
Capet Batang V
Objek glass
Kertas saringDeck glass
Sterilisasi
1 tetes 1 ose
Biakan jamur
Medium PDA +
Asam tatrat Preparat ditutup dengan deck glass
Teteskan pada kertas saring
Gliserol 10%
MKROBIOLOGI KAPANG DAN KHAMIR 33
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
FADILAH AYU LESTARI LA ODE MUHAMMAD FITRAWAN S.FARM.,APT O1A114013
Recommended