View
1.608
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KARBON AKTIF (Tinjauan literatur)
Posted: Mei 26, 2008 by admin in slentingan 37
Oleh : arifin_pararaja
Pada abad XV, diketahui bahwa arang aktif dapat dihasilkan melalui komposisi
kayu dan dapat digunakan sebagai adsorben warna dari larutan. Aplikasi komersial baru
dikembangkan pada tahun 1974 yaitu pada industri gula sebagai pemucat, dan menjadi
sangat terkenal karena kemampuannya menyerap uap gas beracun yang digunakan pada
Perang Dunia I. Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan
dari bahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang diperlakukan dengan
cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas. Arang aktif dapat
mengadsorpsi gas dan senyawa-senyawa kimia tertentu atau sifat adsorpsinya selektif,
tergantung pada besar atau volume pori-pori dan luas permukaan. Daya serap arang aktif
sangat besar, yaitu 25- 1000% terhadap berat arang aktif. Karena hal tersebut maka
karbon aktif banyak digunakan oleh kalangan industri. Hampir 60% produksi arang aktif
di dunia ini dimanfaatkan oleh industri-industri gula dan pembersihan minyak dan lemak,
kimia dan farmasi.
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk yang berasal
dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan sebagainya.
Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan
suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif yang memiliki permukaan dalam yang luas.
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan
dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika
pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan
pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan
tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan
sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan
kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi
dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan
demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang
demikian disebut sebagai arang aktif.
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas
500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat
halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan
menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya
karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang
aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis
arang aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan
untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi
sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk
tersebut.
Gambar. 1 Struktur karbon aktif.
Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm) lembaran
fiber, bubuk (PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80) dan butiran-
butiran kecil (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. Serbuk karbon aktif PAC
lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem pembubuhan yang
sederhana.
Serbuk (powder) Butiran (granule) Bongkahan (gravel) PeletGambar. 2 Bentuk karbon aktif.
Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral
yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, bahan tersebut antara lain:
tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas
penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara.
Di negara tropis masih dijumpai arang yang dihasilkan secara tradisional yaitu
dengan menggunakan drum atau lubang dalam tanah, dengan tahap pengolahan sebagai
berikut: bahan yang akan dibakar dimasukkan dalam lubang atau drum yang terbuat dari
plat besi. Kemudian dinyalakan sehingga bahan baku tersebut terbakar, pada saat
pembakaran, drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi yang dibiarkan terbuka.
lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap. Ketika asap yang keluar berwarna kebiru-
biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih kurang 8 jam atau satu
malam. Dengan hati-hati lubang atau dibuka dan dicek apakah masih ada bara yang
menyala. Jika masih ada yang atau drum ditutup kembali. Tidak dibenarkan
mengggunakan air untuk mematikan bara yang sedang menyala, karena dapat
menurunkan kwalitas arang. Akan tetapi secara umum proses pembuatan arang aktif
dapat dibagi dua yaitu:
1. Proses Kimia.
Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat.
Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong-
potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100 °C. Arang aktif yang dihasilkan, dicuci
dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 °C. Dengan proses kimia, bahan
baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.
2. Proses Fisika
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diayak
untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000 °C yang
disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam aktifasi arang antara lain :
a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan cara
mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan “ter”. Kemudian, briket yang
dihasilkan dikeringkan pada 550 °C untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap.
b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat adanya
pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit maupun tanpa udara. Hasil
yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang terdiri dari campuran
metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan merupakan karbon murni,
tetapi masih mengandung abu dan “ter”. Hasil yang diperoleh seperti metanol, asam
asetat dan arang tergantung pada bahan baku yang digunakan dan metoda destilasi.
Diharapkan daya serap arang aktif yang dihasilkan dapat menyerupai atau lebih baik
dari pada daya serap arang aktif yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan
kimia. Juga dengan cara ini, pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya
penguraian senyawa-lenyawa kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan
dapat diihindari. Selain itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap
hasil penguraian senyawa-senyawa organik dari bahan baku.
Ada empat hal yang dapat dijadikan batasan dari penguraian komponen kayu yang terjadi
karena pemanasan pada proses destilasi kering, yaitu:
1. Batasan A adalah suhu pemanasan sampai 200 °C. Air yang terkandung dalam bahan
baku keluar menjadi uap, sehingga kayu menjadi kering, retak-retak dan bengkok.
Kandungan karbon lebih kurang 60 %.
2. Batasan B adalah suhu pemanasan antara 200-280 °C. Kayu secara perlahan – lahan
menjadi arang dan destilat mulai dihasilkan. Warna arang menjadi coklat gelap serta
kandungan karbonnya lebih kurang 700%.
3. Batasan C adalah suhu pemanasan antara 280-500 °C. Pada suhu ini akan terjadi
karbonisasi selulosa, penguraian lignin dan menghasilkan “ter”. Arang yang
terbentuk berwarna hitam serta kandungan karbonnya meningkat menjadi 80%.
Proses pengarangan secara praktis berhenti pada suhu 400 °C.
4. Batasan D adalah suhu pemanasan 500 °C, terjadi proses pemurnian arang, dimana
pembentukan “ter” masih terus berlangsung. Kadar karbon akan meningkat mencapai
90%. Pemanasan diatas 700 °C, hanya menghasilkan gas hidrogen.
Namun secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari tiga tahap
yaitu:
1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur
170 °C.
2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170°C
akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada suhu 275°C, dekomposisi
menghasilkan “ter”, metanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi
pada temperatur 400 – 600 0C
3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau
CO2 sebagai aktifator.
Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku yang
digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang
bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon
atau mengoksidasi molekul – molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan
sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan
berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam
pembuatan arang aktif adalah:
1. Aktifasi Kimia.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan
pemakian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahan-bahan kimia
seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam
alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan H3PO4.
2. Aktifasi Fisika.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik
dengan bantuan panas, uap dan CO2. Umumnya arang dipanaskan didalam tanur pada
temperatur 800-900°C. Oksidasi dengan udara pada temperatur rendah merupakan reaksi
eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya. Sedangkan pemanasan dengan uap atau
CO2 pada temperatur tinggi merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol
dan paling umum digunakan.
Beberapa bahan baku lebih mudah untuk diaktifasi jika diklorinasi terlebih
dahulu. Selanjutnya dikarbonisasi untuk menghilangkan hidrokarbon yang terklorinasi
dan akhimya diaktifasi dengan uap. Juga memungkinkan untuk memperlakukan arang
kayu dengan uap belerang pada temperatur 500°C dan kemudian desulfurisasi dengan H2
untuk mendapatkan arang dengan aktifitas tinggi. Dalam beberapa bahan barang yang
diaktifasi dengan percampuran bahan kimia, diberikan aktifasi kedua dengan uap untuk
memberikan sifat fisika tertentu.
Dengan bertambah lamanya destilasi serta bertambah tingginya temperatur
destilasi, mengakibatkan jumlah arang yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan destilasi
dan daya serap makin besar. Meskipun dengan semakin bertambahnya temperatur
destilasi, daya serap arang aktif semakin baik, masih diperlukan pembatasan temperatur
yaitu tidak melebihi 1000 0C, karena banyak terbentuk abu sehingga menutupi pori-pori
yang berfungsi untuk mengadsorpsi. Sebagai akibatnya daya serap arang aktif akan
menurun. Selanjutnya campuran arang dan aktifator dipanaskan pada temperatur dan
waktu tertentu. Hasil yang diperoleh, diuji daya serapnya terhadap larutan Iodium.
Menurut SII No.0258 -79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti
yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel. 1 Spesifikasi karbon aktif.
Jenis Persyaratan
Bagian yang hilang pada pemanasan 950 oC. Maksimum 15%
Air Maksimum 10%
Abu Maksimum 2,5%
Bagian yang tidak diperarang Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan I Minimum 20%
Karbon aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang aktif
sebagai penyerap uap.
1. Arang aktif sebagai pemucat.
Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai
1000 A0 yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk memindahkan zat-
zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan dan
membebaskan pelarut dari zat – zat penganggu dan kegunaan yang lainnya pada industri
kimia dan industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari serbuk – serbuk gergaji, ampas
pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai
struktur yang lemah.
2. Arang aktif sebagai penyerap uap.
Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori
berkisar antara 10-200 A0. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase gas yang
berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada pemisahan dan pemurnian
gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau
bahan baku yang mempunyai struktur keras.
Sehubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif
untuk masing- masing tipe, pernyataan diatas bukan merupakan suatu keharusan.
Dengan proses oksidasi karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. L-karbon (L-AC)
Karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC – 400oC (570o-750oF)
dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi
ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya
yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat
dilakukan menggunakan asam atau garam seperti NaCl yang hampir sama perlakuannya
pada pertukaran ion.
2. H-karbon (H-AC)
Karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o-1000oC (1470o-
1830oF) kemudian didinginkan pada atmosfer inersial. H-AC memiliki permukaan yang
bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu
larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam mengadsorbsi kimia organik, partikulat
hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan
tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral
akan mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik
sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami
maupun sintetik dengan menetralkannya.
Dalam aplikasi karbon aktif baik yang digunakan sebagai media adsorbsi,
pemberat atau media filtrasi dengan titik injeksi tertentu, maka kriteria desain titik
pembubuhan karbon aktif perlu diperhatikan, yaitu :
1. Karbon yang terdapat didalam kantong langsung dimasukkan kedalam tangki
penyimpanan dan dicampur dengan air untuk disiapkan menjadi larutan yang
mengandung 0,1 kg karbon aktif bubuk per 1 liter larutan. Lebih baik lagi apabila
suatu instalasi memiliki 2 tangki larutan, maka persediaan larutan karbon aktif untuk
dibubuhkan dapat ditempatkan dalam 2 tangki, jika larutan didalam satu tangki sudah
kosong, maka sudah tersedia larutan didalam tangki yang lain untuk dibubuhkan,
tanpa harus menunggu persiapan larutan karbon aktif yang baru.
2. Agitator mekanik harus disediakan dalam tangki penyimpanan untuk menjaga larutan
karbon aktif tetap “tersuspensi” didalam larutan atau menjaga larutan agar tidak
memadat
3. Larutan biasanya dipompakan kedalam tangki yang menampung sejumlah larutan dan
akan diumpankan untuk lebih dari beberapa jam berikutnya. Tanki tersebut harus
mudah dibersihkan dan dipelihara. Tangki ini harus mempunyai lapisan anti karat
seperti cat epoxy atau bitumastik untuk melindunginya dari pengkaratan.
4. Pipa pembawa larutan karbon aktif bubuk harus dipasang menurun/landai menuju
tempat pembubuhan, dengan perlengkapan untuk mendorong karbon yang mungkin
mengendap dan menyumbat didalam pipa. Pipa harus terbuat dari bahan bebas karat
dan bebas erosi seperti karet, plastik dan besi baja. Pendorong pipa dan mata pisau
pencampur dalam tangki penyimpanan dan tangki harus terbuat dari besi baja untuk
menahan karat dan erosi.
5. Masalah yang paling umum dalam pengoperasian karbon aktif bubuk adalah
penanganan bahan kimia. Karena berbentuk bubuk, maka debu merupakan masalah
utama, khususnya jika sistem pencampuran kering digunakan.
6. Jika karbon aktif bubuk digunakan secara terus menerus atau jika sejumlah besar
digunakan dalam waktu tertentu, pengalihan ke sistem basah harus dipertimbangkan
7. Pada instalasi pengolahan air, karbon aktif yang mengalir melewati saringan dan
memasuki sistem distribusi dapat menghasilkan “air hitam”. Air hitam biasanya
disebabkan oleh koagulasi yang tidak sempurna atau dosis karbon aktif yang tinggi
ditambahkan sesaat sebelum penyaringan. Untuk memecahkan masalah tersebut, titik
pembubuhan harus dipindahkan ke sistem penyadap air baku atau ke dalam bak
pengadukan cepat
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang
sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan secara
kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain komposisi
dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur
pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif,
mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi
bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan
arang aktif yang telah dihaluskan. Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya
serap. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
1. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya
untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah
besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama,
seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus
fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan.
2. Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat
berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsoprsi adalah
viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi
sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka
perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada
temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.
3. pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu
dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam
mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam
organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai
akibat terbentuknya garam.
4. Waktu Singgung
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai
kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang
digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi
waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel
arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang
mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
Karbon aktif merupakan bahan yang multifungsi dimana hampir sebagian besar telah
dipakai penggunaannya oleh berbagai macam jenis industri. Aplikasi terhadap
penggunaan karbon aktif dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri.
No. Pemakai Kegunaan Jenis/ Mesh
1. Industri obat dan makanan Menyaring, penghilangan bau
dan rasa
8×30, 325
2. Minuman keras dan ringan Penghilangan warna, bau pada
minuman
4×8, 4×12
3. Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah 4×8, 4×12,
8×30
4. Pembersih air Penghilangan warna, bau
penghilangan resin
5. Budi daya udang Pemurnian, penghilangan
ammonia, nitrit, penol, dan
logam berat
4×8, 4×12
6. Industri gula Penghilagan zat-zat warna,
menyerap proses penyaringan
menjadi lebih sempurna
4×8, 4×12
7. Pelarut yang digunakan
kembali
Penarikan kembali berbagai
pelarut
4×8, 4×12,
8×30
8. Pemurnian gas Menghilangkan sulfur, gas
beracun, bau busuk asap.
4×8, 4×12
9. Katalisator Reaksi katalisator pengangkut
vinil khlorida, vinil asetat
4×8, 4×30
10. Pengolahan pupuk Pemurnian, penghilangan bau 8×30
Diolah dari berbagai sumber.
Meningkatkan Nilai Arang Tempurung Jadi Karbon Aktif
Arang tempurung kelapa selama ini lebih sering kita kenal sebagai bahan bakar untuk pemanggangan ikan atau makanan lain. Di balik kehitaman arang tempurung kelapa itu, ternyata menyimpan nilai ekonomis yang lebih tinggi lagi.
Tempurung kelapa yang dijadikan arang dapat ditingkatkan nilai ekonomisnya dengan menjadikannya karbon aktif. Cara membuat karbon aktif dari tempurung kelapa juga relatif lebih mudah.
Karbon aktif berfungsi sebagai filter untuk menjernihkan air, pemurnian gas, industri minuman, farmasi, katalisator, dan berbagai macam penggunaan lain. Tempurung kelapa adalah salah satu bahan karbon aktif yang kualitasnya cukup baik dijadikan karbon aktif.
Bentuk dan ukuran, dan kualitas tempurung kelapa harus diperhatikan ketika membuat karbon aktif. Tempurung kelapa yang akan dijadikan bahan pembuat karbon aktif, sebaiknya bebentuk setengah atau seperempat ukuran tempurung.
Jika ukurannya terlalu hancur, maka tempurung itu kurang baik dijadikan bahan pembuat karbon aktif. Dari segi kualitas, tempurung kelapa yang memenuhi syarat dijadikan bahan
karbon aktif adalah kelapa yang benar-benar tua hingga warnanya hitam mengkilap dan keras.
Tempurung yang dijadikan bahan pembuat karbon aktif umumnya dari kelapa yang dijadikan kopra. Batok kelapa yang dihasilkan merupakan belahan dua dari satu buah kelapa utuh. Untuk membuat karbon aktif yang benar-benar berkualitas, tempurung harus bersih dan terpisah dari sabutnya.
Ada dua tahapan membuat karbon aktif yang berkualitas dari tempurung kelapa. Tahap pertama yang harus dilakukan adalah tempurung dibuat arang dengan peralatan drum berpenutup.
Tahap kedua, melalui proses penggilingan arang tempurung hingga menghasilkan karbon aktif dan serbuk arang. Serbuk arang ini masih bisa diproses menjadi briket arang tempurung. Penggilingan itu dilakukan dengan mesin sederhana berpenggerak listrik, diesel, atau bensin.
Kualitas tempurung dan proses pembakaran akan sangat menentukan rendemen karbon aktif yang dihasilkan. Kualitas tempurung kelapa biasa lebih baik dibanding kelapa hibrida.
Agar dapat memperoleh rendemen karbon aktif yang lebih baik, langkah-langkah proses pembakaran dengan cara drum diberi empat lubang di bagian bawah. Agar selama pembakaran udara bisa masuk, drum harus diganjal tiga potongan batu bata.
Pembakaran arang dilakukan lapis demi lapis tempurung. Memulai pembakaran bisa dengan menggunakan kertas atau daun kelapa kering yang ditaruh di atas satu lapis tempurung di dasar drum. Setelah tempurung lapisan pertama terbakar, sedikit demi sedikit satu lapisan ditaruh diatasnya. Langkah ini terus dilakukan sampai drum penuh.
Ketika tempurung lapisan atas mulai terbakar, batu bata yang menjadi ganjalan drum perlahan-lahan diambil, sehingga dasar drum langsung menyentuh tanah dan menutup lubang. Kemudian drum ditutup rapat-rapat dan jangan sampai ada udara yang masuk.
Jika ada udara yang masuk, maka arang yang ada dalam drum akan menjadi abu. Tetapi kalau drum ditutup rapat sebelum seluruh tempurung terbakar, tempurung tidak akan menjadi arang.
Keesokan harinya, setelah drum dingin, tutupnya dibuka, kemudian drum dibaringkan. Arang tempurung kemudian dibongkar secara perlahan-lahan. Arang tempurung yang tampak hitam, mengkilap, utuh, keras, dan mudah dipatahkan menunjukkan kualitasnya baik. kadar air dalam arang tempurung kelapa antara 50-70 persen.
Karbon Aktif dan Komposisinya
Karbon atau arang aktif adalah material yang berbentuk butiran atau bubuk yang berasal dari material yang mengandung karbon misalnya batubara, kulit kelapa, dan sebagainya. Dengan pengolahan tertentu yaitu proses aktivasi seperti perlakuan dengan tekanan dan suhu tinggi, dapat diperoleh karbon aktif yang memiliki permukaan dalam yang luas.
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85-95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan pada suhu tinggi. Ketika pemanasan berlangsung, diusahakan agar tidak terjadi kebocoran udara didalam ruangan pemanasan sehingga bahan yang mengandung karbon tersebut hanya terkarbonisasi dan tidak teroksidasi. Arang selain digunakan sebagai bahan bakar, juga dapat digunakan sebagai adsorben (penyerap). Daya serap ditentukan oleh luas permukaan partikel dan kemampuan ini dapat menjadi lebih tinggi jika terhadap arang tersebut dilakukan aktifasi dengan bahan-bahan kimia ataupun dengan pemanasan pada temperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan mengalami perubahan sifat-sifat fisika dan kimia. Arang yang demikian disebut sebagai arang aktif.
Dalam satu gram karbon aktif, pada umumnya memiliki luas permukaan seluas 500-1500 m2, sehingga sangat efektif dalam menangkap partikel-partikel yang sangat halus berukuran 0.01-0.0000001 mm. Karbon aktif bersifat sangat aktif dan akan menyerap apa saja yang kontak dengan karbon tersebut. Dalam waktu 60 jam biasanya karbon aktif tersebut manjadi jenuh dan tidak aktif lagi. Oleh karena itu biasanya arang aktif di kemas dalam kemasan yang kedap udara. Sampai tahap tertentu beberapa jenis arang aktif dapat di reaktivasi kembali, meskipun demikian tidak jarang yang disarankan untuk sekali pakai. Reaktifasi karbon aktif sangat tergantung dari metode aktivasi sebelumnya, oleh karena itu perlu diperhatikan keterangan pada kemasan produk tersebut.
Karbon aktif tersedia dalam berbagai bentuk misalnya gravel, pelet (0.8-5 mm) lembaran fiber, bubuk (PAC : powder active carbon, 0.18 mm atau US mesh 80) dan butiran-butiran kecil (GAC : Granular Active carbon, 0.2-5 mm) dsb. Serbuk karbon aktif PAC lebih mudah digunakan dalam pengolahan air dengan sistem pembubuhan yang sederhana.
Serbuk (powder) Butiran (granule) Bongkahan (gravel) Pelet
Bahan baku yang berasal dari hewan, tumbuh-tumbuhan, limbah ataupun mineral yang mengandung karbon dapat dibuat menjadi arang aktif, bahan tersebut antara lain: tulang, kayu lunak, sekam, tongkol jagung, tempurung kelapa, sabut kelapa, ampas penggilingan tebu, ampas pembuatan kertas, serbuk gergaji, kayu keras dan batubara.
Di negara tropis masih dijumpai arang yang dihasilkan secara tradisional yaitu dengan menggunakan drum atau lubang dalam tanah, dengan tahap pengolahan sebagai berikut: bahan yang akan dibakar dimasukkan dalam lubang atau drum yang terbuat dari plat besi. Kemudian dinyalakan sehingga bahan baku tersebut terbakar, pada saat pembakaran, drum atau lubang ditutup sehingga hanya ventilasi yang dibiarkan terbuka. lni bertujuan sebagai jalan keluarnya asap. Ketika asap yang keluar berwarna kebiru-biruan, ventilasi ditutup dan dibiarkan selama kurang lebih kurang 8 jam atau satu malam. Dengan hati-
hati lubang atau dibuka dan dicek apakah masih ada bara yang menyala. Jika masih ada yang atau drum ditutup kembali. Tidak dibenarkan mengggunakan air untuk mematikan bara yang sedang menyala, karena dapat menurunkan kwalitas arang. Akan tetapi secara umum proses pembuatan arang aktif dapat dibagi dua yaitu:
1. Proses Kimia.
Bahan baku dicampur dengan bahan-bahan kimia tertentu, kemudian dibuat padat. Selanjutnya padatan tersebut dibentuk menjadi batangan dan dikeringkan serta dipotong-potong. Aktifasi dilakukan pada temperatur 100 °C. Arang aktif yang dihasilkan, dicuci dengan air selanjutnya dikeringkan pada temperatur 300 °C. Dengan proses kimia, bahan baku dapat dikarbonisasi terlebih dahulu, kemudian dicampur dengan bahan-bahan kimia.
2. Proses Fisika
Bahan baku terlebih dahulu dibuat arang. Selanjutnya arang tersebut digiling, diayak untuk selanjutnya diaktifasi dengan cara pemanasan pada temperatur 1000 °C yang disertai pengaliran uap. Proses fisika banyak digunakan dalam aktifasi arang antara lain :
a. Proses Briket: bahan baku atau arang terlebih dahulu dibuat briket, dengan cara mencampurkan bahan baku atau arang halus dengan “ter”. Kemudian, briket yang dihasilkan dikeringkan pada 550 °C untuk selanjutnya diaktifasi dengan uap.
b. Destilasi kering: merupakan suatu proses penguraian suatu bahan akibat adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan sedikit maupun tanpa udara. Hasil yang diperoleh berupa residu yaitu arang dan destilat yang terdiri dari campuran metanol dan asam asetat. Residu yang dihasilkan bukan merupakan karbon murni, tetapi masih mengandung abu dan “ter”. Hasil yang diperoleh seperti metanol, asam asetat dan arang tergantung pada bahan baku yang digunakan dan metoda destilasi. Diharapkan daya serap arang aktif yang dihasilkan dapat menyerupai atau lebih baik dari pada daya serap arang aktif yang diaktifkan dengan menyertakan bahan-bahan kimia. Juga dengan cara ini, pencemaran lingkungan sebagai akibat adanya penguraian senyawa-lenyawa kimia dari bahan-bahan pada saat proses pengarangan dapat diihindari. Selain itu, dapat dihasilkan asap cair sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian senyawa-senyawa organik dari bahan baku.
Ada empat hal yang dapat dijadikan batasan dari penguraian komponen kayu yang terjadi karena pemanasan pada proses destilasi kering, yaitu:
1. Batasan A adalah suhu pemanasan sampai 200 °C. Air yang terkandung dalam bahan baku keluar menjadi uap, sehingga kayu menjadi kering, retak-retak dan bengkok. Kandungan karbon lebih kurang 60 %.
2. Batasan B adalah suhu pemanasan antara 200-280 °C. Kayu secara perlahan – lahan menjadi arang dan destilat mulai dihasilkan. Warna arang menjadi coklat gelap serta kandungan karbonnya lebih kurang 700%.
3. Batasan C adalah suhu pemanasan antara 280-500 °C. Pada suhu ini akan terjadi karbonisasi selulosa, penguraian lignin dan menghasilkan “ter”. Arang yang terbentuk berwarna hitam serta kandungan karbonnya meningkat menjadi 80%. Proses pengarangan secara praktis berhenti pada suhu 400 °C.
4. Batasan D adalah suhu pemanasan 500 °C, terjadi proses pemurnian arang, dimana pembentukan “ter” masih terus berlangsung. Kadar karbon akan meningkat mencapai 90%. Pemanasan diatas 700 °C, hanya menghasilkan gas hidrogen.
Namun secara umum dan sederhana proses pembuatan arang aktif terdiri dari tiga tahap yaitu:
1. Dehidrasi : proses penghilangan air dimana bahan baku dipanaskan sampai temperatur 170 °C.
2. Karbonisasi : pemecahan bahan-bahan organik menjadi karbon. Suhu diatas 170°C akan menghasilkan CO, CO2 dan asam asetat. Pada suhu 275°C, dekomposisi menghasilkan “ter”, metanol dan hasil samping lainnya. Pembentukan karbon terjadi pada temperatur 400 – 600 0C
3. Aktifasi : dekomposisi tar dan perluasan pori-pori. Dapat dilakukan dengan uap atau CO2 sebagai aktifator.
Proses aktifasi merupakan hal yang penting diperhatikan disamping bahan baku yang digunakan. Yang dimaksud dengan aktifasi adalah suatu perlakuan terhadap arang yang bertujuan untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau mengoksidasi molekul – molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik fisika maupun kimia, yaitu luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh terhadap daya adsorpsi. Metoda aktifasi yang umum digunakan dalam pembuatan arang aktif adalah:
1. Aktifasi Kimia.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan pemakian bahan-bahan kimia. Aktifator yang digunakan adalah bahan-bahan kimia seperti: hidroksida logam alkali garam-garam karbonat, klorida, sulfat, fosfat dari logam alkali tanah dan khususnya ZnCl2, asam-asam anorganik seperti H2SO4 dan H3PO4.
2. Aktifasi Fisika.
Aktifasi ini merupakan proses pemutusan rantai karbon dari senyawa organik dengan bantuan panas, uap dan CO2. Umumnya arang dipanaskan didalam tanur pada temperatur 800-900°C. Oksidasi dengan udara pada temperatur rendah merupakan reaksi eksoterm sehingga sulit untuk mengontrolnya. Sedangkan pemanasan dengan uap atau CO2 pada temperatur tinggi merupakan reaksi endoterm, sehingga lebih mudah dikontrol dan paling umum digunakan.
Beberapa bahan baku lebih mudah untuk diaktifasi jika diklorinasi terlebih dahulu. Selanjutnya dikarbonisasi untuk menghilangkan hidrokarbon yang terklorinasi dan akhimya diaktifasi dengan uap. Juga memungkinkan untuk memperlakukan arang kayu dengan uap belerang pada temperatur 500°C dan kemudian desulfurisasi dengan H2 untuk mendapatkan arang dengan aktifitas tinggi. Dalam beberapa bahan barang yang diaktifasi dengan percampuran bahan kimia, diberikan aktifasi kedua dengan uap untuk memberikan sifat fisika tertentu.
Dengan bertambah lamanya destilasi serta bertambah tingginya temperatur destilasi, mengakibatkan jumlah arang yang dihasilkan semakin kecil, sedangkan destilasi dan daya serap makin besar. Meskipun dengan semakin bertambahnya temperatur destilasi, daya serap arang aktif semakin baik, masih diperlukan pembatasan temperatur yaitu tidak melebihi 1000 0C, karena banyak terbentuk abu sehingga menutupi pori-pori yang berfungsi untuk mengadsorpsi. Sebagai akibatnya daya serap arang aktif akan menurun. Selanjutnya campuran arang dan aktifator dipanaskan pada temperatur dan waktu tertentu. Hasil yang diperoleh, diuji daya serapnya terhadap larutan Iodium.
Menurut SII No.0258 -79, arang aktif yang baik mempunyai persyaratan seperti yang tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel. 1 Spesifikasi karbon aktif.
Jenis Persyaratan
Bagian yang hilang pada pemanasan 950 oC. Maksimum 15%
Air Maksimum 10%
Abu Maksimum 2,5%
Bagian yang tidak diperarang Tidak nyata
Daya serap terhadap larutan I Minimum 20%
Karbon aktif terbagi atas 2 tipe yaitu arang aktif sebagai pemucat dan arang aktif sebagai penyerap uap.
1. Arang aktif sebagai pemucat.
Biasanya berbentuk serbuk yang sangat halus dengan diameter pori mencapai 1000 A0 yang digunakan dalam fase cair. Umumnya berfungsi untuk memindahkan zat-zat penganggu yang menyebabkan warna dan bau yang tidak diharapkan dan membebaskan pelarut dari zat – zat penganggu dan kegunaan yang lainnya pada industri kimia dan
industri baru. Arang aktif ini diperoleh dari serbuk – serbuk gergaji, ampas pembuatan kertas atau dari bahan baku yang mempunyai densitas kecil dan mempunyai struktur yang lemah.
2. Arang aktif sebagai penyerap uap.
Biasanya berbentuk granula atau pellet yang sangat keras dengan diameter pori berkisar antara 10-200 A0. Tipe porinya lebih halus dan digunakan dalam fase gas yang berfungsi untuk memperoleh kembali pelarut atau katalis pada pemisahan dan pemurnian gas. Umumnya arang ini dapat diperoleh dari tempurung kelapa, tulang, batu bata atau bahan baku yang mempunyai struktur keras.
Sehubungan dengan bahan baku yang digunakan dalam pembuatan arang aktif untuk masing- masing tipe, pernyataan diatas bukan merupakan suatu keharusan.
Dengan proses oksidasi karbon aktif yang dihasilkan terdiri dari dua jenis, yaitu :
1. L-karbon (L-AC)
Karbon aktif yang dibuat dengan oksidasi pada suhu 300oC – 400oC (570o-750oF) dengan menggunakan udara atau oksidasi kimia. L-AC sangat cocok dalam mengadsorbsi ion terlarut dari logam berat basa seperti Pb2+, Cu2+, Cd2+, Hg2+. Karakter permukaannya yang bersifat asam akan berinteraksi dengan logam basa. Regenerasi dari L-AC dapat dilakukan menggunakan asam atau garam seperti NaCl yang hampir sama perlakuannya pada pertukaran ion.
2. H-karbon (H-AC)
Karbon aktif yang dihasilkan dari proses pemasakan pada suhu 800o-1000oC (1470o-1830oF) kemudian didinginkan pada atmosfer inersial. H-AC memiliki permukaan yang bersifat basa sehingga tidak efektif dalam mengadsorbsi logam berat alkali pada suatu larutan air tetapi sangat lebih effisien dalam mengadsorbsi kimia organik, partikulat hidrofobik, dan senyawa kimia yang mempunyai kelarutan yang rendah dalam air. Akan tetapi H-AC dapat dimodifikasi dengan menaikan angka asiditas. Permukaan yang netral akan mengakibatkan tidak efektifnya dalam mereduksi dan mengadsorbsi kimia organik sehingga efektif mengadsorbsi ion logam berat dengan kompleks khelat zat organik alami maupun sintetik dengan menetralkannya.
Dalam aplikasi karbon aktif baik yang digunakan sebagai media adsorbsi, pemberat atau media filtrasi dengan titik injeksi tertentu, maka kriteria desain titik pembubuhan karbon aktif perlu diperhatikan, yaitu :
1. Karbon yang terdapat didalam kantong langsung dimasukkan kedalam tangki penyimpanan dan dicampur dengan air untuk disiapkan menjadi larutan yang mengandung 0,1 kg karbon aktif bubuk per 1 liter larutan. Lebih baik lagi apabila suatu instalasi memiliki 2 tangki larutan, maka persediaan larutan karbon aktif untuk
dibubuhkan dapat ditempatkan dalam 2 tangki, jika larutan didalam satu tangki sudah kosong, maka sudah tersedia larutan didalam tangki yang lain untuk dibubuhkan, tanpa harus menunggu persiapan larutan karbon aktif yang baru.
2. Agitator mekanik harus disediakan dalam tangki penyimpanan untuk menjaga larutan karbon aktif tetap “tersuspensi” didalam larutan atau menjaga larutan agar tidak memadat
3. Larutan biasanya dipompakan kedalam tangki yang menampung sejumlah larutan dan akan diumpankan untuk lebih dari beberapa jam berikutnya. Tanki tersebut harus mudah dibersihkan dan dipelihara. Tangki ini harus mempunyai lapisan anti karat seperti cat epoxy atau bitumastik untuk melindunginya dari pengkaratan.
4. Pipa pembawa larutan karbon aktif bubuk harus dipasang menurun/landai menuju tempat pembubuhan, dengan perlengkapan untuk mendorong karbon yang mungkin mengendap dan menyumbat didalam pipa. Pipa harus terbuat dari bahan bebas karat dan bebas erosi seperti karet, plastik dan besi baja. Pendorong pipa dan mata pisau pencampur dalam tangki penyimpanan dan tangki harus terbuat dari besi baja untuk menahan karat dan erosi.
5. Masalah yang paling umum dalam pengoperasian karbon aktif bubuk adalah penanganan bahan kimia. Karena berbentuk bubuk, maka debu merupakan masalah utama, khususnya jika sistem pencampuran kering digunakan.
6. Jika karbon aktif bubuk digunakan secara terus menerus atau jika sejumlah besar digunakan dalam waktu tertentu, pengalihan ke sistem basah harus dipertimbangkan
7. Pada instalasi pengolahan air, karbon aktif yang mengalir melewati saringan dan memasuki sistem distribusi dapat menghasilkan “air hitam”. Air hitam biasanya disebabkan oleh koagulasi yang tidak sempurna atau dosis karbon aktif yang tinggi ditambahkan sesaat sebelum penyaringan. Untuk memecahkan masalah tersebut, titik pembubuhan harus dipindahkan ke sistem penyadap air baku atau ke dalam bak pengadukan cepat
Arang aktif yang merupakan adsorben adalah suatu padatan berpori, yang sebagian besar terdiri dari unsur karbon bebas dan masing- masing berikatan secara kovalen. Dengan demikian, permukaan arang aktif bersifat non polar. Selain komposisi dan polaritas, struktur pori juga merupakan faktor yang penting diperhatikan. Struktur pori berhubungan dengan luas permukaan, semakin kecil pori-pori arang aktif, mengakibatkan luas permukaan semakin besar. Dengan demikian kecepatan adsorpsi bertambah. Untuk meningkatkan kecepatan adsorpsi, dianjurkan agar menggunakan arang aktif yang telah dihaluskan. Sifat arang aktif yang paling penting adalah daya serap. Dalam hal ini, ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap adsorpsi, yaitu :
1. Sifat Serapan
Banyak senyawa yang dapat diadsorpsi oleh arang aktif, tetapi kemampuannya untuk mengadsorpsi berbeda untuk masing- masing senyawa. Adsorpsi akan bertambah besar sesuai dengan bertambahnya ukuran molekul serapan dari sturktur yang sama, seperti dalam deret homolog. Adsorbsi juga dipengaruhi oleh gugus fungsi, posisi gugus fungsi, ikatan rangkap, struktur rantai dari senyawa serapan.
2. Temperatur
Dalam pemakaian arang aktif dianjurkan untuk mengamati temperatur pada saat berlangsungnya proses. Faktor yang mempengaruhi temperatur proses adsoprsi adalah viskositas dan stabilitas thermal senyawa serapan. Jika pemanasan tidak mempengaruhi sifat-sifat senyawa serapan, seperti terjadi perubahan warna maupun dekomposisi, maka perlakuan dilakukan pada titik didihnya. Untuk senyawa volatil, adsorpsi dilakukan pada temperatur kamar atau bila memungkinkan pada temperatur yang lebih rendah.
3. pH (Derajat Keasaman).
Untuk asam-asam organik, adsorpsi akan meningkat bila pH diturunkan, yaitu dengan penambahan asam-asam mineral. Ini disebabkan karena kemampuan asam mineral untuk mengurangi ionisasi asam organik tersebut. Sebaliknya bila pH asam organik dinaikkan yaitu dengan menambahkan alkali, adsorpsi akan berkurang sebagai akibat terbentuknya garam.
4. Waktu Singgung
Bila arang aktif ditambahkan dalam suatu cairan, dibutuhkan waktu untuk mencapai kesetimbangan. Waktu yang dibutuhkan berbanding terbalik dengan jumlah arang yang digunakan. Selisih ditentukan oleh dosis arang aktif, pengadukan juga mempengaruhi waktu singgung. Pengadukan dimaksudkan untuk memberi kesempatan pada partikel arang aktif untuk bersinggungan dengan senyawa serapan. Untuk larutan yang mempunyai viskositas tinggi, dibutuhkan waktu singgung yang lebih lama.
Karbon aktif merupakan bahan yang multifungsi dimana hampir sebagian besar telah dipakai penggunaannya oleh berbagai macam jenis industri. Aplikasi terhadap penggunaan karbon aktif dapat dilihat dari tabel dibawah ini:
Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri.
Tabel.2 Aplikasi penggunaan karbon aktif dalam industri.
No. Pemakai Kegunaan Jenis/ Mesh
1. Industri obat dan makanan Menyaring, penghilangan bau
dan rasa
8×30, 325
2. Minuman keras dan ringan Penghilangan warna, bau pada 4×8, 4×12
minuman
3. Kimia perminyakan Penyulingan bahan mentah 4×8, 4×12,
8×30
4. Pembersih air Penghilangan warna, bau
penghilangan resin
5. Budi daya udang Pemurnian, penghilangan
ammonia, nitrit, penol, dan
logam berat
4×8, 4×12
6. Industri gula Penghilagan zat-zat warna,
menyerap proses penyaringan
menjadi lebih sempurna
4×8, 4×12
7. Pelarut yang digunakan
kembali
Penarikan kembali berbagai
pelarut
4×8, 4×12,
8×30
8. Pemurnian gas Menghilangkan sulfur, gas
beracun, bau busuk asap.
4×8, 4×12
9. Katalisator Reaksi katalisator pengangkut
vinil khlorida, vinil asetat
4×8, 4×30
10. Pengolahan pupuk Pemurnian, penghilangan bau 8×30
Diolah dari berbagai sumber.
Masukan ini dipos pada Juni 4, 2008 5:01 pm dan disimpan pada Bisnis dengan kaitan (tags) arang tempurung, karbon aktif, kualitas tempurung. Anda dapat mengikuti semua aliran respons RSS 2.0 dari masukan ini Anda dapat memberikan tanggapan, atau trackback dari situs anda.
Suka
Be the first to like this post.
53 Tanggapan to “Meningkatkan Nilai Arang Tempurung Jadi Karbon Aktif”
1.
fiki Berkata Juni 19, 2008 pada 12:36 am
salam
artikel saudara amat menarik..
tapi yang ingin saya tanyakan adalah apakah anda melakukan proximate dan ultimate analysis terlebih dahulu?
apakah anda mengetahui berapa & unsur c dlam arang..
thx
Balas
2.
rina Berkata Juni 23, 2008 pada 9:23 pm
sy dari Malaysia..sy ingin sekali mencuba perusahaan ini.Banyak yg sy ingin tanyakan.tetapi buat kali ini sy ingin mengetahui dimanakah tempurung kelapa boleh diperolehi.adakah tempurung kelapa yg diperolehi dari tukang parut kelapa di pasar boleh digunakan untuk membuat arang.harapan saya soalan sy ini dapat perhatian dan balasan dari saudara.terimaksih.
Balas
o
oezmar Berkata November 2, 2009 pada 10:55 am
boleh saja,yang penting batok kelapa dan proses pengarangannya
Balas
3.
hendra Berkata Juni 30, 2008 pada 5:55 pm
saya tertarik dengan artikel anda,saya ingin mempelajari lebih dalam.bisa bantu dengan ilustrasi gambar ? ( porses pembuatan carbon aktif )saya tunggu kabarnya.thanks
Balas
4.
Try Berkata Juli 10, 2008 pada 12:49 pm
Saya tertarik dengan proses pembuatan arang, khususnya dengan cara karbonisasi. Saya sedang merencanakan penelitian kandungan karbon pada kayu dengan metode pengarangan (karbonisasi). Saya ingin tanyakan, apakah pada saat karbonasi tidak terjadi pelepasan karbon (oksidasi) ?
Balas
5.
Ramadhan Berkata Juli 22, 2008 pada 3:20 pm
saya tertarik dengan info saudara….bisakah saya tahu detailnya?yhanks
Balas
6.
juni Berkata Juli 26, 2008 pada 11:26 pm
Artikel saudara sangat menarik. Mohon info lebih rinci untuk membuat arang aktif dari arang halus/debu tempurung kelapa (sawdust). Terima kasih banyak sebelumnya.
Balas
7.
nina Berkata Agustus 29, 2008 pada 3:53 pm
saya tertarik dengan artikel ini. Adakah info lebih lanjut mengenai serbuk lain yang digunakan selain tempurung kelapa? apakah arang yang tidak di aktivasi mempunyai kemampuan dalam mengadsorpsi senyawa/ larutan tertentu??
Balas
8.
romi Berkata Oktober 21, 2008 pada 8:27 pm
saya ingin tanyakan proses pembuatan aktif karbon dengan proses kimia,tolong balas ke email romi_asaputra@yahoo.co.id
Balas
9.
Bakri Berkata Oktober 28, 2008 pada 11:05 am
Saya tertarik dengan artikel ini. Sya sangat membutuhkan komposisi arang arng aktif karbon kelapa utk keperluan penelitian coconut shell charcoal powder sebagai bahan filler komposit .
Balas
10.
siti nurhamna Berkata Oktober 29, 2008 pada 7:22 pm
apakah batu kapur yang telah diaktivasi termasuk kategori arang aktif?
Balas
11.
zessna Berkata Oktober 31, 2008 pada 10:36 am
tulisan bagus dan lanjutkan supaya lebih aplikatif.terima kasih
Balas
12.
amil hasbala Berkata Desember 31, 2008 pada 4:34 pm
wah, bagus sekali infonya..saya mahasiswa teknik kimia, berencana membuat karbon aktif dari tempurung kelapa. dimanakah saya bisa mendapat literatur tentang proses pembentukan karbon aktif ini?terimakasih..
Balas
13.
herlina Berkata Januari 2, 2009 pada 8:25 pm
saya dalam proses penyelesaian karya tulis ilmiah n semua ada hubungan dengan karbon aktif…bisa gak bantu saya untuk judul literaturnya apa2 aja thanx
Balas
14.
herlina Berkata Januari 2, 2009 pada 8:27 pm
tolong balas secepatnya…yachhhh karena dlam bbrap hari lagi saya harus seminar hasil…thnx
Balas
15.
atin Berkata Januari 6, 2009 pada 2:24 pm
Assalamualaikum..saya tertarik untuk membuat arang aktif dari tempurung kelapa.dimana saya bisa dapat ilmu tentang proses pembuatan arang aktif tersebut? beserta alatnya dimana saya bisa peroleh?jika berkenan tolong balas ke at_in82@yahoo.co.idatau di 085 724 668 658.terima kasih.
Balas
16.
IWAN MURSALIN DI LAMPUNG Berkata Januari 18, 2009 pada 4:32 pm
tolong kirimkan lay out mesin pembuat carbon aktif dari tempurung kelapa, atau dimana perusahaan yang telah memproduksinya ? biaya dan perhitungan ekonominya, thanks
Balas
17.
kungfuchem Berkata Februari 25, 2009 pada 6:32 pm
salam kenal untuk kimiawan. salam kenal juga untuk semua pengunjung blog ini. Kalo sempert kunjung balik ya…
salam hangat
Balas
18.
frengky Berkata April 5, 2009 pada 12:30 am
karbon aktif atau yang sering disebut dengan arang aktifadalah suatu jenis karbon yang memiliki luas permukaan yang sangat besar.hal ini bisa dicapai dengan mengaktifkan karbon atau arang tersebut.hanya dengan satu gram dari karbon aktif akan didapatkan suatumaterial yang mempunyai luas permukaan kira-kira sebesar 500 m2(didapat dari pengukuran adopsi gas nitrogen).biasa pengaktifan hanya bertujuan untuk memperbesar luaspermukaanya saja, namun beberapa usaha juga berkaitan denganmeningkatkan kemampuan adsorbsi karbon atif itu sendiri.aplikasi penggunaan karbon aktif :1. industri obat dan makanan untuk menyaring dan penghilangan bau serta rasa.jenis/mesh :8×30,3252. Minuman keras dan ringan untuk menghilangkan bau dan warna pada minuman.jenis/mesh : 4×8,4×123. kimia perminyakan untuk penyulingan bahan mentah.jenis/mesh :4×8,4×12 dan 8×304. pembersih air untuk penghilangan bau,warna dan resin.5. budi daya udang untuk pemurnian, penghilangan ammoni,nitrit, fenol dan logam berat.jenis/mesh :4×8 dan 4×126. Industri gula untuk penghilangan zat-zat warna,menyerap proses penyaringan menjadi lebih sempurnajenis/mesh :4×8 dan 4×127. Pelarut yang digunakan kembali untuk penarikan kembali berbagaipelarut. jenis/mesh :4×8,4×12 dan 8×308. Pemurnian gas untuk menghilangkan sulfur, gas beracun danbau busuk. jenis/mesh :4×8 dan 4×129. Katalisator untuk reaksi katalisator pengangkut vinyl kloridadan vinil asetat. jenis/mesh :4×8 dan 4×3010.pengolahan pupuk untuk pemurnian dan penghilangan bau.jenis/mesh : 8×30
Kami perusahaan yang bergerak dalam bidang industrimenyediakan karbon aktif dari tempurung kelapa denganberbagai ukuran mesh dan arang dari tempurung kelapa siapmelayani pembelian untuk keperluan dalam negeri atau luarnegeri. Kami juga lagi mencari agen untuk menjadidistributor di daerahnya masing-masing.speksifikasi lengkap karbon aktif :1. moisture content: 0.70%2. Ash content: 1.02%3. Volatile matter: 9.18%4. Fixed carbon: 89.10%<5. apparent density: 0.4452 g/cm36. iodine number: 1040 mg/g
7. hardness: 98.77%8. pH 10 at 27 celcius: 9.58bila serius bisa kontak via telp 08195629168 atau email : FRENGKY_3000@yahoo.com
Balas
o
firman Berkata Februari 19, 2010 pada 9:53 am
saya serius menjadi agen bapak /distributornya ,gimana caranya pak…….?tmkas
Balas
19.
Tris Berkata April 7, 2009 pada 6:21 pm
Ass wrwb.Pak saya sangat tertarik dengan artikel bapak, saat ini saya mempunyai bahan arang dari cangkang kelapa sawit. Saya berencana ingin membuat pabrik arang aktif dari cangkang tersebut, apa bapak bisa membantu saya? Mohon bantuan untuk membuat pabrik tersebut, termasuk biaya dan perhitungan ekonominya..
Wassalam
Balas
20.
venny Berkata Mei 15, 2009 pada 6:54 pm
Saya sangat tertarik dengan artikel bapak dan saya ingin memproduksi carbon aktiv dari tempurung arang kelapa. Saya mohon agar pak bisa bantu saya bgm proses produksi nya dan mekanis me serta kebthan ekonomis nya. Terima kasih.
Balas
21.
Totok Untung T. Berkata Mei 26, 2009 pada 4:01 pm
Pertanyaan :
Dimana peralatan pembuatan Carbon Active dapat diperoleh ?
Terima kasih.
Balas
22.
ugik Berkata Juni 5, 2009 pada 9:09 pm
Mohon informasinya lay out mesin pembuat carbon aktif dari tempurung kelapa, atau bisakah saya mendapatkan alat atau mesin yang ready untuk berproduksi baik untuk skala kecil maupun besar
Terimakasih
Balas
23.
firdaus Berkata Juni 16, 2009 pada 3:07 pm
ditempat saya banyak bahan baku batok arang dan sabut kelapa samapi dengan saat ini belum dimanfaatkan menjadi komoditi yang mempunyai nilai ekonomis dan hanya menjadi limbah
Balas
24.
Dicky Berkata Juni 27, 2009 pada 9:29 pm
Saya tertarik sekali dengan artikelnya, sekarang saya sedang mengusahakan pembuatan arang tempurung kelapa dan saya ingin sekali meningkatkan kualitasnya menjadi karbon aktif, saya ingin sekali bisa kerjasama dengan anda, t. kasih. (Please contact Dicky :No. HP : 0812 1330 1884)
Balas
25.
ruci Berkata Juli 5, 2009 pada 3:27 pm
ass wr wbpak saya ingin bertanya tentang karbon aktif yang dibuat dari kulit ubi kayu. bagaimana kualitas yang dihasilkan bila diaktivasi secara fisika maupun secara kimia.wassalam
Balas
26.
Agro Lintas Berkata Juli 10, 2009 pada 10:33 pm
Saya supplier arang batok dengan proses pembakaran dalam drum. Spec kami: Carbon min. 75%, ash max 3%, moisture max 13%. Kapasitas 100 mt/bulan. Hubungi kami jika anda berminat agro.lintas@yahoo.com
Balas
27.
Maxi Steven Berkata Agustus 8, 2009 pada 9:21 pm
Ass.. saya sangat tertarik dengan artikel ini.Saya sependapat dengan mas Dicky.. (Please contact Maxi : No. Hp. 0852 5010 0440 / Email : maxisteven@ymail.com
Balas
Balas
28.
elly Berkata September 1, 2009 pada 9:30 pm
kami sangat tertarik dgn artikel bpk. apakah bisa diberikan ilustrasi gmbr ato foto cara mebuat carbon aktif yang murah meriah!!krn dr kami sgt byk batok kelapa tua!!siapa tau kita bs kerja sama thanks before atas infonya !!tolong dibalas ya !!
Balas
o
Dharma Berkata Februari 14, 2010 pada 7:10 pm
Dear Ibu Elly,Harap beri balasan ke email saya (even7y@yahoo.co.id), ada beberapa hal yang hendak saya tanyakan ke Anda, mungkin kita dapat menjalin kerjasama.
Salam,
Dharma
Balas
29.
abdul jakir Berkata September 3, 2009 pada 4:40 pm
Pak saya sedang penelitian ttg arang aktif, saya perlu prosedur pengukuran parameter-parameter arang aktif sesuai dengan SII N0 0258-79. mohon bantuannya
Balas
30.
nova Berkata September 4, 2009 pada 8:12 pm
biasanya jumlah arang aktif yang digunakan untuk menghilangkan bau yang tidak disukai pada minuman berapa persen?? karena saat ini saya ingin mencoba menghilangkan bau pada minuman dengan menggunakan arang aktif tapi masih ragu dengan jumlah arang aktif yang akan digunakan. atas perhatiannya saya ucapakan terima kasih.
Balas
31.
halim Berkata September 5, 2009 pada 12:01 pm
Kebetulan saat ini saya sedang memiliki banyak sekali tempurung kelapa yang bisa dimanfaatkan menjadi karbon aktif, tapi saya kesulitan untuk memasarkan tempurung tersebut, mohon bantuannya untuk nama-nama perusahaan ataupun orang yang membutuhkan tempurung kelapa. Jumlah banyak, tempat di kalimantan.
Bagi yang berminat harap menghubungi ke 081349087651Terima kasih
Balas
o
tanti Berkata November 26, 2009 pada 9:48 pm
harga tempurung kelapa sampai yogyakarta brp/ton?
Balas
32.
liani Berkata September 14, 2009 pada 10:51 pm
bisakah bapak memberikan informasi pada saya dimana saya bisa mendapatkan alat pembuatan active carbon diperoleh? terima kasih.
Balas
33.
sigit Berkata Oktober 4, 2009 pada 2:54 pm
tanks (syukrona) atas informasinya
Balas
34.
suandi Berkata Oktober 21, 2009 pada 8:18 pm
saya tertarik pembuatan arang karbon aktif. dimana sy bisa memperoleh informasi yg lengkap mesin pembuatan karbon aktif dan caranya lebih terperinci
Balas
35.
dohar Berkata November 26, 2009 pada 3:59 pm
Artikel bagus.
Balas
36.
budi trikorayanto Berkata November 26, 2009 pada 10:11 pm
Suatu tulisan yang menarik dan cukup detail.Saya menaruh hormat pada penulisnya
Balas
37.
iska Berkata Desember 19, 2009 pada 7:30 pm
Artikel anda sangat bagus sehingga saya sangat tertarik terhadap semua isi yang ada didalamnya. tapi sebenarnya yang saya ingin tanyakan ini adalah berapa sebenarnya harga pasaran arang tempurung ini (bahan baku arang aktif)???? karena saya tinggal didaerah yang bnyak sekali kelapa maka ditempat saya sangat melimpah bahan bakunya tapi tak ada yang dapat memamfaatkan ini. tapi terkadang arang-arang ini dijual ke tengkulak dengan harga yang tidak sesuai,,(sangat murah) jadi saya sangat memerlukan bantuan anda agar dapat memberikan info atau memberikan solusi terhadap bahan baku yang melimpah ruah ini,
Balas
38.
edyr Berkata Januari 14, 2010 pada 11:34 am
Artikel seperti ini perlu disebarluaskan untuk membantu terciptanya wirausahawan baru/muda yang baru. Mohon jika memungkinkan dimuat tentang bagaimana alat untuk memprosesnya, pemasarannya termasuk harga di dalam dan luar negeri, sebab banyak potensi di negara kita belum tergarap dengan maksimal. mudah2an dapat bermanfaat bagi kita semua…salam
Balas
39.
jafron kebumen Berkata Februari 15, 2010 pada 10:58 am
BAGUS…..BGT…THX NI BNYAK MBANTU KU
Balas
40.
pemuda ikhlas Berkata Februari 26, 2010 pada 2:55 am
Agar tidak dikatakan tidak sopan karena akan mengutif artikel orang jadi saya mau ijin dulu.permisi..^^
Balas
41.
arif wirawan Berkata Maret 5, 2010 pada 12:48 pm
artikel yg edukatif dan provokatif buat saya. sehingga membuat saya pengen lebih tau dan mencoba. dengan skala kecil dulu . mohon bimbingan dan petunjuk. trimksh
Balas
42.
Agus Rojali Berkata Maret 15, 2010 pada 10:35 am
Bila saudara membutuhkan arang aktip saya memproduksi.
Balas
o
yulian peni Berkata Mei 7, 2010 pada 1:56 pm
dimana saya bisa mendapatkan arang aktif yang saudara produksi?saya membutuhkan untuk bahan penelitian sayaterima kasih
Balas
o
yulian peni Berkata Mei 7, 2010 pada 1:58 pm
dimana saya bisa mendapatkan arang aktif yang saudara produksi?sya membutuhkanya untuk penelitian sayaterimakasih
Balas
43.
Christian Siboro Berkata April 1, 2010 pada 12:08 am
Saya sangat tertarik dg artikel anda. Apakah bisa bantu utk memiliki mesin pembuat arang aktif? Berapa biaya nya, dan bagaimana memperolehnya?
Terimakasih atas bantuannya.
Hp: 0813 1740 645
Balas
44.
Ajis Berkata April 5, 2010 pada 6:14 pm
Boleh tak arang aktif ini dijadikan bahan media untuk tanaman
Balas
45.
yulian peni Berkata Mei 7, 2010 pada 1:59 pm
dimana saya bisa mendapatkan arang karbon aktif?jika saya membeli hanya dalam jumlah kecil bisa tidak?terimakasih
Balas
46.
agus rojali Berkata Mei 20, 2010 pada 9:13 pm
saya pembuat arang aktif dari batok kelapa dan juga pembuat mesinnya untuk menggiling yang sudah di bakar, bila saudara perlu mesinnya bisa menghubungi saya lewat email : agusrojali@yahoo.co.id
Balas
47.
budi Berkata Juli 5, 2010 pada 6:38 pm
Dear Sir and Madam,
We are PT. TMG CIPTA SINDO SELARAS, We are forwarding company in INDONESIA. We usually handle Container for Reefer or Dry Coontainer from or to IndonesiaOur Head Ofiice in Jakarta : Ruko bintara Bisnis center No. 8 DJl. Raya Bintara JakartaPhone : 6221 888 55488 (hunting)Fax : 62 21 889 58632 / 62 21 889 66532We also have branch office in Surabaya and Bitung (Manado), we also angent in many city in Makassar, Ambon, Papua, Palu, Semarang, Samarinda, Balikpapan, Padang, Medan, Banjarmasin, and Lampung, Pontianak for more information, please contact our office or you can open our website : http://www.tmg-cipta.com
We Are Specialize For :1. Fish, Ice Creame and Fruith Frozen, Ginger (reefer container)2. Charcoal and Steamcoal, Charcoal Briguettes, Coconut and mangrove activated carbon, coconut charcoal , Manganese Ore (DG Cargo)3. Life Plant4. General Cargo5. Chocolate Block6. Inland Tranportation,7. Custom Clearance8. Under Name (furniture, Frozen and General Cargo, Furniture)9. Documen HC, Fumigasi, Carantine, Embassy, SGS, Brik, L S & ETIK
For Frozen we load from : Jakarta, Surabaya, Mando, Makassar, Banajarmasin, and Semarang,For Charcoal We Load From : Manado, Medan, Pontianak, Padang and LampungAnd For General Cargo, we load from all of island in IndonesiaOur company professional managed by highly motivated and dedicated staff of
experience in multimodal tranportasion world.Please don’t hesitate to contact us any time , will give you the best service that we have if you have any question please contact us +6221 88855 488(hunting) emil : info@tmg-cipta.com / budi@tmg-cipta.com Or budidharmawan0420@yahoo.co.id
Your Faithfully,
Budi DharmawanMarketing0812-8698707/ 08174911303YM : budidharmawan0420@yahoo.co.id
Recommended