View
218
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usahaii
konomi kreatif (ekraf ) sebagai konsep ekonomi baru
yang mengandalkan ide kreatifitas, budaya, dan
teknologi diyakini mampu menjadi sumber pertum-
buhan baru bagi perekonomian nasional kedepan. Ekonomi
kreatif menjadi katalisator bagi pertumbuhan ekonomi Indo-
nesia ditengah perlambatan pertumbuhan ekonomi saat ini.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyambut baik disusunnya Buku
Statistik Ekonomi Kreatif sebagai perwujudan hasil kerjasa-
ma antara BPS dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) ta-
hun 2017. Buku ini menyajikan data Statistik Ekonomi
Kreatif yang merupakan bagian dari Big Data Ekonomi
Kreatif. Gambaran tentang potensi dan pengemban-
gan bidang ekonomi kreatif ini dituangkan dalam 7
jenis output yang meliputi: Profil Usaha/Perusahaan 16 Sub-
sektor Ekraf Berdasarkan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016); Ek-
spor Ekonomi Kreatif 2010-2016; Klasifikasi Jabatan Ekraf dalam KBJI 2014;
Analisis PDB Ekraf 2014-2016; Penyusunan PDRB Ekraf 5 Provinsi 2010-2016
Menurut Lapangan Usaha; Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016 dan Upah
Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif 2010-2016; serta Tabel Input Output 2014.
Buku ini diharapkan memberikan fakta dan data sebagai basis pengam-
bilan keputusan dan monitoring perkembangan dan kebijakan di bidang
ekonomi kreatif. Selain itu buku ini diwacanakan untuk memberikan per-
spektif terkini bagi para pelaku usaha ekraf maupun masyarakat luas ten-
tang potensi ekraf di Indonesia sehingga dapat dimanfaatkan untuk
berbagai penelitian dan pengembangan dunia usaha di bidang ekraf.
EKATA PENGANTAR
iii
Akhirnya ucapan syukur kehadirat Allah SWT dan terima kasih ser-
ta penghargaan kepada seluruh Tim BPS yang telah bekerjasama
dan bekerja keras untuk menyelesaikan seluruh publikasi dari 7 ke-
giatan utama yang menjadi cakupan dalam kerjasama BPS-Bekraf.
Semoga buku ini dapat memberi manfaat tidak hanya kepa-
da Bekraf dan BPS saja, tetapi juga bagi para pelaku usaha ekraf
dan pengguna data di Indonesia maupun dunia internasional.
Semoga Allah SWT meridhai upaya penerbitan buku ini.
Jakarta, Desember 2017
Kepala
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia,
Dr. Suhariyanto
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usahaiv
KATA PENGANTAR
Indonesia merupakan negara yang memiliki keberagaman karakteristik geografis, suku, dan budaya. Keberagaman tersebut tentu saja menghasilkan potensi ekonomi kreatif yang berbeda antar wilayah. Masyarakat yang tinggal di daerah
geografis berbatasan dengan pantai akan memiliki sumber daya alam dan budaya yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di pegunungan. Hal ini menghasilkan potensi ekonomi kreatif yang berbeda pula. Karena itulah analisis potensi ekonomi kreatif
tidak bisa dilakukan secara umum atau secara nasional saja, tetapi perlu dilakukan analisis potensi untuk ukuran
wilayah yang lebih kecil, yaitu provinsi atau kabupaten/kota.Mengumpulkan data tiga puluh empat provinsi tentu memerlukan biaya yang tidak sedikit, apalagi hingga level kabupaten/kota. Atas dasar alasan tersebutlah, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf ) menggandeng Badan Pusat Statistik (BPS) untuk bekerja sama menyusun analisis potensi ekonomi kreatif secara spasial dengan memanfaatkan data hasil Sensus
Ekonomi 2016 (SE2016). Hasil analisis spasial ekonomi kreatif ini diharapkan bisa membantu pengambil
kebijakan untuk lebih fokus pada masing-masing wilayah sesuai dengan potensi yang telah diidentifikasi.
Buku Analisis Sensus Ekonomi 2016 mengulas potensi ekonomi kreatif di tiga puluh empat provinsi di Indonesia. Buku ini menyajikan sebaran usaha enam belas subsektor ekonomi kreatif dan juga karakteristik demografi dari pelaku usahanya. Selain itu, aspek keuangan, pemasaran, dan pendukung usaha juga disajikan dengan detail.Akhir kata, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada BPS dan pihak-pihak yang terkait atas partisipasi-nya dalam penyusunan buku ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi pengembangan kebijakan dan memberikan pemahaman mengenai ekonomi kreatif ke seluruh masyarakat Indonesia.
Jakarta, Desember 2017Kepala Badan Ekonomi Kreatif,
Triawan Munaf
v
egala puji syukur kami panjatkan kehad-
irat Allah SWT, yang telah melimpah-
kan Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga
“Laporan Penyusunan Produk Domestik Re-
gional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif Provinsi
Sumatera Utara 2010-2016” dapat diselesaikan
sesuai dengan jadwal yang ditentukan. Lapo-
ran ini merupakan salah satu output dari Ker-
jasama Swakelola antara Badan Pusat statistik
(BPS) dengan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Buku Laporan Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi
Kreatif Provinsi Sumatera Utara 2010-2016 menyajikan tentang Produk
Domestik Regional Bruto Ekonomi Kreatif tahun 2010 sampai dengan ta-
hun 2016. Selain itu juga disajikan mengenai distribusi dan pertumbu-
han PDRB Ekonomi Kreatif dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2016.
Dengan diterbitkannya Buku ini, khususnya tentang Laporan Penyusu-
nan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif Tahun
2010-2016, diharapkan dapat memberikan gambaran tentang besa-
ran makro ekonomi kreatif yang mencakup besaran PDRB, struktur PDRB
Ekonomi Kreatif dan pertumbuhan industri kreatif. Dengan demikian
Buku ini dapat dijadikan sebagai “benchmarking” bagi pemerintah da-
lam merumuskan berbagai kebijakan bidang ekonomi kreatif kedepannya.
SPRAKATA
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usahavi
Akhirnya, ucapan syukur dan terima kasih kami sampaikan kepada semua
pihak, terutama Tim BPS dan Tim Bekraf yang telah bekerja keras dan beker-
jasama untuk menyelesaikan kegiatan ini. Apresiasi juga kami berikan
kepada semua pihak yang telah bersinergi secara solid dalam menyele-
saikan seluruh rangkaian kegiatan Kerjasama BPS-Bekraf Tahun 2017 ini.
Semoga output dari kerjasama ini bermanfaat bagi
semua pihak, dan semoga Allah SWT meridhoi. Aamiin.
Medan, Desember 2017
Kepala Badan Pusat Statistik
Provinsi Sumatera Utara
Dr. Syech Suhaimi, SE, M.Si
vii
KATA PENGANTAR ..................................................................... ii
PRAKATA ..................................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1
1.1 Latar Belakang ................................................................ 2
1.2 Maksud dan Tujuan ........................................................ 5
1.3 Manfaat ........................................................................... 6
BAB II TAHAPAN KEGIATAN ....................................................... 7
2.1 PenyusunanKlasifikasi....................................................9
2.2 Penyusunan Matriks Supply Industri Kreatif ................... 11
2.3 Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Ekonomi Kreatif ............................................................... 13
BAB III METODOLOGI ................................................................. 17
3.1 Metode Penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif
Tahun2010.....................................................................19
3.2 Metode Penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 ................................. 52
3.2.1 Konsep Dasar Penghitungan PDRB ...................... 52
3.2.2 Metode Estimasi PDRB Ekonomi Kreatif
Tahun 2011-2016 ................................................... 56
DAFTAR ISI
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usahaviii
BABIVHASIL..............................................................................91
4.1 Kondisi Makro PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara
Tahun2010-2016............................................................92
4.2 BesaranPDRBEkonomiKreatif.......................................95
4.3 Struktur Ekonomi Kreatif .................................................. 100
4.4 Pertumbuhan Ekonomi Kreatif ........................................ 103
4.5 Sumber Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif ................. 105
LAMPIRAN ................................................................................... 107
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rekapitulasi Struktur KBLI 2015 Subsektor
Ekonomi Kreatif .................................................. 10
Tabel 4.1 Ringkasan Indikator Makro PDRB Ekonomi Kreatif
ProvinsiSumateraUtaraTahun2010-2016.......94
Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Menurut Sub-
sektor Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 (Persen)
...........................................................................104
Tabel 4.3 Sumber Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Menurut
Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 (Persen)
...........................................................................106
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usahax
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Kerja Supply and Use Table (SUT) ................. 11
Gambar 2.2 Tahapan Penyusunan Matriks Supply Industri Kreatif Tahun
2010 ............................................................................................. 12
Gambar 2.3 Dimensi Matriks Supply Industri Kreatif ....................................... 13
Gambar 2.4 Tahapan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif .............................. 14
Gambar 4.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga
Konstan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2016 (Miliar Rupiah)
.......................................................................................................93
Gambar 4.2 PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Berlaku
(MiliarRupiah)..............................................................................96
Gambar 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Subsektor Ekonomi
Kreatif(MiliarRupiah)..................................................................97
Gambar 4.4 PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Konstan
ProvinsiSumateraUtaraTahun2010-2016(MiliarRupiah)..........98
Gambar 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Subsektor Ekonomi
KreatifTahun2016(MiliarRupiah)..............................................99
Gambar 4.6 Struktur Perekonomian Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 dan
2016 (Persen) .............................................................................. 100
Gambar 4.7 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Ekonomi Kreatif
Tahun 2016 (Persen) ................................................................... 102
Gambar4.8 LajuPertumbuhanPDRBProvinsiSumateraUtara,PDRBEkonomi
Kreatif dan PDRB Non Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 (Persen)
....................................................................................................... 103
xi
Lampiran1 KlasifikasiEkonomiKreatifdanCakupanSubsektor
EkonomiKreatifMenurutKBLI2015...................109
Lampiran2 DefinisidanCakupanEkonomiKreatif...............119
Lampiran 3 Metode Estimasi Supply Ekonomi Kreatif
Tahun 2010 ........................................................ 124
Lampiran 4 PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016
(Miliar Rupiah) .................................................... 132
Lampiran 5 PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera Utara
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2016
(Miliar Rupiah) .................................................... 133
Lampiran 6 Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera
Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2010-2016
(Persen) ............................................................. 134
Lampiran 7 Distribusi PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Sumatera
Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010-2016
(Persen) ................ .......................................... 135
Lampiran8 LajuPertumbuhanPDRBEkonomiKreatifProvinsi
Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan Tahun
2011-2016 (Persen) ........................................... 136
Lampiran9 LajuPertumbuhanPDRBEkonomiKreatifProvinsi
Sumatera Utara Atas Dasar Harga Berlaku Tahun
2011-2016 (Persen) ...................................... ... 137
Lampiran 10 Laju Pertumbuhan Implisit PDRB Ekonomi Kreatif
Provinsi Sumatera Utara Tahun 2011-2016
(Persen)..............................................................138
DAFTAR LAMPIRAN
3
Perkembangan perekonomian dunia semakin mengglobal atau globalisasi yang diikuti dengan percepatan pertum-buhan teknologi informasi, mendorong tumbuhnya cara bertukar informasi, berdagang, dan konsumsi di berbagai tempat di dunia. Dunia menjadi tempat yang sangat dina-mis dan kompleks sehingga kreativitas dan pengetahuan menjadi suatu aset yang tak ternilai dalam kompetisi dan pengembangan ekonomi.
Ekonomi kreatif lahir sebagai konsep ekonomi baru yang bertumpu pada ide, kreativitas, keterampilan, serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan dan lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Ekonomi kreatif memberikan nilai lebih karena menawarkan pem-bangunan yang berkelanjutan melalui kreativitas. Pemba-ngunan berkelanjutan adalah suatu iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Dengan kata lain, ekonomi kreatif adalah manifestasi dari semangat bertahan hidup yang sangat penting bagi negara-negara maju dan juga menawarkan peluang yang sama untuk negara-negara berkembang. Pesan besar yang ditawarkan ekonomi kreatif adalah pemanfaatan cadangan sumber daya yang bukan hanya terbarukan, bahkan tak terbatas, yaitu ide, talenta dan kreativitas. Konsep ini telah memicu ketertarikan berbagai negara untuk melakukan kajian seputar ekonomi kreatif dan menjadikan ekonomi kreatif sebagai model utama pengembangan ekonomi.
LATAR BELAKANG
EKONOMI KREATIF LA-HIR SEBAGAI KONSEP EKONOMI BARU YANG BERTUMPU PADA IDE, KREATIVITAS, KETERAMPI-LAN, SERTA BAKAT INDIVI-DU UNTUK MENCIPTAKAN KESEJAHTERAAN DAN LAPANGAN PEKERJAAN DENGAN MENGHASILKAN DAN MENGEKSPLOITASI DAYA KREASI DAN DAYA CIPTA INDIVIDU
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha4
Kehadiran ekonomi kreatif berpotensi dalam memberikan kontribusi terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan di Provinsi Sumatera Utara, menciptakan iklim bisnis yang positif, membangun citra dan identi-tas bangsa, meningkatkan keunggulan kompetitif, dan memberikan dampak sosial yang positif. Pada dasarnya, Provinsi Sumatera Utara memiliki sumber daya yang kreatif. Bagi sebagian besar masyarakat, menghasilkan suatu karya kreatif seakan telah menjadi gaya hidup. Bahkan, beberapa diantaranya sudah menghasilkan produk yang bersaing di pasar global dan bersaing den-gan produk negara lain, sehingga berkesempatan untuk memperbesar pasar. Walaupun demikian, tantangan terhadap kelesuan ekonomi dunia, mendorong Indonesia khususnya Sumatera Utara harus melakukan terobosan dengan mengembangkan industri kreatif. Industri kreatif ini mampu bertahan dari krisis karena bertumpu pada inovasi dan kreativitas.
Untuk membangun kompetensi dengan memanfaatkan potensi ekonomi kreatif tentunya memerlukan strategi kebijakan yang holistik dan tepat. Perencanaan pro-gram-program dan evaluasi pemerintah dalam menca-pai target yang telah ditetapkan tidak dapat lepas dari dukungan ketersediaan data dan informasi yang memo-tret perkembangan kondisi industri kreatif terkini sampai dengan level regional. Statistik yang berkualitas akan berdampak pada pengambilan keputusan yang lebih informatif serta perumusan kebijakan yang tepat untuk mengembangkan industri kreatif.
DUNIA MENJADI TEMPAT YANG SANGAT DINAMIS DAN KOMPLEKS SEH-INGGA KREATIVITAS DAN PENGETAHUAN MENJA-DI SUATU ASET YANG TAK TERNILAI DALAM KOMPE-TISI DAN PENGEMBANGAN EKONOMI.
5
Kegiatan Penyediaan, Pengembangan Data dan Informasi Statistik Bidang Ekonomi Kreatif ditujukan untuk mem-berikan data dan informasi mengenai perkembangan dan peranan industri kreatif di Indonesia, sehingga dapat digu-nakan sebagai landasan pengembangan industri kreatif di Indonesia dan evaluasi kebijakan pengembangan industri kreatif.
Secara khusus, kegiatan ini dimaksudkan untuk meny-usun Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Ekonomi Kreatif tahun 2010 sampai dengan tahun 2016, selain itu menyusun indikator-indikator turunan, seperti distri-busi, pertumbuhan dan sumber pertumbuhan subsektor ekonomi kreatif, yaitu:a. PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2010-2016b. PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga konstan 2010 tahun 2010-2016c. Struktur PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010-2016d. Laju pertumbuhan subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2010-2016e. Sumber pertumbuhan subsektor Ekonomi Kreatif tahun 2010-2016
MAKSUD DAN TUJUAN
STATISTIK BIDANG EKONOMI KREATIF SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN INDUS-TRI KREATIF DI INDONESIA DAN EVALUASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KREATIF.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha6
Hasil kajian ini diharapkan dapat digunakan oleh pe-merintah, khususnya oleh Badan Ekonomi Kreatif da-lam menyusun dan mengevaluasi kebijakan di bidang ekonomi kreatif, sehingga dapat memacu sektor industri kreatif lebih berkontribusi dalam meningkatkan pertum-buhan ekonomi Sumatera Utara. Selain itu, hasil kajian ini diharapkan dapat pula digunakan oleh para peneliti, penulis, pelajar, pemerhati industri kreatif, atau para pelaku bisnis dalam industri kreatif untuk lebih memahami perkembang-an dari masing‐masing kelompok industri kreatif tersebut.
MANFAAT
9
Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif dimulai dengan kegiatan penyusunan klasifikasi dan selanjutnya dilakukan penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010. Dari Matriks Supply Ekonomi Kreatif dapat diperoleh out-put yang kemudian dikalikan dengan nilai rasio konsumsi antara untuk mendapatkan angka PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010. Kegiatan berikutnya adalah penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2011-2016. Tahapan kegia-tan penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif secara rinci akan diuraikan di bawah ini.
Penyusunan klasifikasi kegiatan ekonomi kreatif merupa-kan langkah awal dalam penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif. Besaran nilai PDRB Ekonomi Kreatif sangat ter-gantung dari cakupan kegiatan ekonomi yang terbentuk.Berdasarkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2015, industri kreatif dikelompokkan menjadi 16 kelompok, yang selanjutnya sebagai subsektor ekonomi kreatif, yaitu:1. Arsitektur2. Desain Interior3. Desain Komunikasi Visual4. Desain Produk5. Film, Animasi, Video6. Fotografi7. Kriya8. Kuliner9. Musik10. Fashion11. Aplikasi dan Game Developer12. Penerbitan13. Periklanan14. Televisi dan Radio15. Seni Pertunjukan16. Seni Rupa
PENYUSUNAN KLASIFIKASI
PENYUSUNAN PDRB EKONOMI KREATIF EGIATAN PENYUSUNAN KLASIFIKASI DAN SELANJUTNYA DILAKU-KAN PENYUSUNAN MATRIKS SUPPLY EKONOMI KREATIF TAHUN 2010.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha10
Selanjutnya, 16 subsektor tersebut dipetakan secara rinci kedalam klasifikasi standar yang disebut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI). Saat ini, Badan Pusat Statistik (BPS) telah menggunakan KBLI terbaru, yaitu KBLI 2015. Rincian jumlah kelompok lima digit KBLI dalam masing-masing subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat pada tabel 2.1 rekapitulasi struktur KBLI 2015 sub-sektor ekonomi kreatif di bawah ini.
Selanjutnya, rincian cakupan 223 kelompok lima digit KBLI 2015 pada 16 subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat secara lengkap pada lampiran. Sedangkan konsep dan definisi yang digunakan untuk masing-masing subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat pada lampiran dua.
No. Subsektor JumlahKBLI 5 Digit
01 Arsitektur 2
02 Desain Interior 2
03 Desain Komunikasi Visual 2
04 Desain Produk 3
05 Film, Animasi, dan Video 9
06 Fotografi 7
07 Kriya 72
08 Kuliner 32
09 Musik 9
10 Fashion 19
11 Aplikasi dan Game Developer 13
12 Penerbitan 17
13 Periklanan 5
14 Televisi dan Radio 5
15 Seni Pertunjukan 10
16 Seni Rupa 16
JUMLAH 223
Tabel 2.1 Rekapitulasi Struktur KBLI 2015 Subsektor Ekonomi
PDRB EKONOMI KREATIF DIPETAKAN SECARA RIN-CI KEDALAM KLASIFIKASI STANDAR YANG DISEBUT KLASIFIKASI BAKU LAPA-NGAN USAHA INDONESIA (KBLI) KE DALAM 16 SUB-SEKTOR
11
Tabel supply merupakan bagian dari Supply and Use Ta-ble (SUT). Tabel supply memberikan gambaran rinci atas penyediaan barang dan jasa yang diproduksi di domestik dan yang didatangkan dari luar wilayah (impor). Semen-tara, matriks supply regional memberikan gambaran rinci atas penyediaan barang dan jasa yang diproduksi di wilayah domestik regional, tanpa impor barang dan jasa.
Penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010 ditujukan untuk memperoleh PDRB tahun dasar, yaitu PDRB tahun 2010, dan sekaligus sebagai benchmark PDRB Ekonomi Kreatif untuk tahun-tahun berikutnya. Dengan terbentuknya Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, maka PDRB Ekonomi Kreatif yang dihasilkan
PENYUSUNAN MATRIKS SUPPLY INDUSTRI KREATIF
Gambar 2.1 Ilustrasi Kerangka Kerja Supply and Use Table (SUT)
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha12
Saat ini, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dihasilkan oleh BPS memiliki tahun dasar 2010 (2010=100) atau biasa disebut sebagai PDRB seri 2010. PDRB seri 2010 tersebut diturunkan dari Matriks Supply 2010. Dengan demikian, agar konsisten dengan PDRB maka PDRB industri kreatif juga harus disusun meng-gunakan tahun dasar yang sama, sehingga diperlukan penyusunan Matriks Supply 2010 berbasis industri kreatif. Tahapan penyusunan Matriks Supply industri kreatif ada-lah sebagai berikut:
Saat ini, dimensi Matriks Supply Provinsi terdiri atas 54 industri (kolom) dan 65 produk (baris). Untuk membentuk Matriks Supply industri kreatif maka muatan kreatif dalam 54 industri tersebut ditarik dan dipindahkan ke dalam 16 subsektor industri kreatif. Penentuan muatan kreatif dalam suatu industri adalah berdasarkan KBLI 2015 ekonomi kreatif yang telah disusun. Dengan demikian, dimensi Matriks Supply industri kreatif menjadi 70 industri (16 industri ekraf dan 54 industri non-ekraf) dikali 65 produk.
Penyusunan klasifikasi
Matrik Supplyekraf
Estimasi Matrik Supply
ekraf
Rekonsiliasi Matrik Supply
ekraf
Matrik Supplyekraf
adjusted
Gambar 2.2 Tahapan Penyusunan Matrik Supply Industri Kreatif Tahun 2010
13
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah jumlah nilai tambah dari seluruh aktivitas ekonomi yang tercip-ta akibat adanya proses produksi pada suatu periode tertentu dari suatu wilayah. Penyusunan PDRB ekonomi kreatif sesuai dengan standar penyusunan neraca nasion-al (SNA 2008) dan berbasis KBLI 2015.
PENYUSUNAN PRO-DUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) EKONOMI KREATIF
Sumber: Badan Pusat Statistik
Gambar 2.3 Dimensi Matrik Supply Industri Kreatif
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha14
Tahapan penyusunan PDRB ekonomi kreatif dapat dilihat dibawah ini.
PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 diturunkan dari hasil Matriks Supply industri kreatif tahun 2010. Level PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 ini menjadi basis penyusu-nan PDRB ekonomi kreatif untuk tahun-tahun berikutnya. Dalam istilah neraca nasional, tahun 2010 ini disebut sebagai tahun dasar (base period), biasa dituliskan sebagai 2010=100. Setelah PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan estimasi untuk memperoleh PDRB ekonomi kreatif tahun 2011-2016. PDRB untuk periode ini diperoleh dengan menggunakan berbagai indikator dari hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK), hasil Survei Khusus Neraca Pro-duksi - Ekonomi Kreatif (SKNP - EK), dan data sekunder lainnya yang tersedia. Dengan demikian, diperoleh series PDRB ekonomi kreatif tahun 2010-2016.
PDRB Ekonomi Kreatif Tahun2011-2016
PDRB Ekonomi Kreatif Tahun2010
Matrik Supply Industri KreatifTahun 2010
Data dasar, SKEK, danSKNP-EK
Gambar 2.4 Tahapan Penyusunan PDRB Ekonomi
Kreatif
15
PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 diturunkan dari hasil Matriks Supply industri kreatif tahun 2010. Level PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 ini menjadi basis penyusu-nan PDRB ekonomi kreatif untuk tahun-tahun berikutnya. Dalam istilah neraca nasional, tahun 2010 ini disebut sebagai tahun dasar (base period), biasa dituliskan sebagai 2010=100. Setelah PDRB ekonomi kreatif tahun 2010 diperoleh, langkah selanjutnya adalah melakukan estimasi untuk memperoleh PDRB ekonomi kreatif tahun 2011-2016. PDRB untuk periode ini diperoleh dengan menggunakan berbagai indikator dari hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK), hasil Survei Khusus Neraca Pro-duksi - Ekonomi Kreatif (SKNP - EK), dan data sekunder lainnya yang tersedia. Dengan demikian, diperoleh series PDRB ekonomi kreatif tahun 2010-2016.
19
Secara umum, metode yang digunakan untuk estimasi output (supply) dari masing-masing industri menggunakan pendekatan produksi. Estimasi supply dilakukan per kategori dalam tiap-tiap subsektor ekonomi kreatif. Berikut adalah metode estimasi output (supply) dengan berbagai indikator yang digunakan dari masing-masing subsektor ekonomi kreatif.
a. Subsektor ArsitekturIndustri: Jasa PerusahaanEstimasi output menggunakan pendekatan produksi di-dasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006. Dari ha-sil SE tersebut diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang diperoleh kemu-dian digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjut-nya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Sumatera Utara.Sumber data:1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara
METODE PENYUSUNAN MATRIKS SUP-PLY EKONOMI KREATIF TAHUN 2010
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha20
b. Subsektor Desain InteriorIndustri: Jasa PerusahaanEstimasi output menggunakan pendekatan produksi di-dasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006. Dari ha-sil SE tersebut diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang diperoleh kemu-dian digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjut-nya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Disagre-gasi Desain menjadi Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk dilakukan dengan menggu-nakan hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2012. Struktur supply Sumatera Utara dibentuk dengan meng-gunakan hasil Matrik Supply Provinsi Sumatera Utara.Sumber data:1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
c. Subsektor Desain Komunikasi VisualIndustri: Jasa PerusahaanEstimasi output menggunakan pendekatan produksi di-dasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006. Dari ha-sil SE tersebut diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang diperoleh kemu-dian digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjut-nya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Disagre-gasi Desain menjadi Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk dilakukan dengan menggu-
21
Visual, dan Desain Produk dilakukan dengan menggu-nakan hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2012. Struktur supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matr-ik Supply Provinsi Sumatera Utara.Sumber data:1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa PendidikanOutput diperoleh dari hasil perkalian antara indikator pro-duksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digu-nakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud), sedang-kan data output per peserta kursus diperoleh dari Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ). Struktur supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Sumatera Utara.Sumber data:1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. SKSPJ 2009, BPS 3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha22
d. Subsektor Desain ProdukIndustri: Jasa PerusahaanEstimasi output menggunakan pendekatan produksi di-dasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006. Dari ha-sil SE tersebut diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang diperoleh kemu-dian digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjut-nya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Disagre-gasi Desain menjadi Desain Interior, Desain Komunikasi Visual, dan Desain Produk dilakukan dengan menggu-nakan hasil Survei Khusus Ekonomi Kreatif (SKEK) 2012. Struktur supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Sumatera Utara.Sumber data:1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa PendidikanOutput diperoleh dari hasil perkalian antara indikator pro-duksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digu-nakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud), sedang-kan data output per peserta kursus diperoleh dari Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ). Struktur supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Sumatera Utara.
23
Sumber data:1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. SKSPJ 2009, BPS 3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.
e. Subsektor Film, Animasi, dan VideoIndustri: Industri PengolahanTahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif Kategori Industri Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI ke dalam seti-ap klasifikasi Matriks Supply. Tahap berikutnya adalah mendisagregasikan setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI dengan menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik produk utama mau-pun produk sekunder. Setelah didapatkan output menurut lima digit KBLI, dilakukan agregasi menurut produk dan industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif.Sumber data:1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha24
Industri: Informasi dan KomunikasiEstimasi supply nilai produksi (output) diperoleh dari jumlah film, sinetron, dll dikalikan dengan rata-rata biaya pembuatan film, sinetron, dll. Untuk struktur supply, meng-gunakan struktur data produksi Industri Besar dan Sedang (IBS) dan data Sensus Ekonomi 2006. Untuk disagregasi output film pemerintah, menggunakan data pendapatan dari laporan keuangan perusahaan BUMN, Kementerian BUMN.Sumber data:1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS), BPS Provinsi Sumatera Utara.
f. Subsektor FotografiIndustri: Jasa PerusahaanEstimasi output menggunakan pendekatan produksi di-dasarkan pada hasil Sensus Ekonomi (SE) 2006. Dari ha-sil SE tersebut diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang diperoleh kemu-dian digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjut-nya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Sumatera Utara.Sumber data:1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
25Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa PendidikanOutput diperoleh dari hasil perkalian antara indikator pro-duksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digu-nakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan kebudayaan (Kemendikbud), sedang-kan data output per peserta kursus diperoleh dari Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ). Struktur supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matrik Supply Provinsi Sumatera Utara.
Sumber data:1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. SKSPJ 2009, BPS 3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha26
g. Subsektor KriyaIndustri: Industri PengolahanTahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI kedalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik produk utama maupun produk sekunder.Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI, kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan sektor non ekonomi kreatif.
Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara.
27Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorIndustri perdagangan besar bukan mobil dan sepeda motor dalam Matriks Supply meliputi kegiatan ekonomi penjualan kembali (tanpa perubahan teknis) baik barang baru maupun barang bekas kepada pedagang eceran, industri, komersial, institusi atau pengguna profesional, atau kepada pedagang besar lainnya, atau yang bertindak sebagai agen atau broker dalam pembelian atau penjua-lan barang, baik perorangan maupun perusahaan. Perd-agangan subsektor kriya dibatasi hanya untuk perdagan-gan produk industri pengolahan di subsektor kriya yang berasal dari produksi dalam negeri atau domestik saja.Output perdagangan adalah marjin perdagangan, yaitu nilai jual dikurangi nilai beli barang yang diperdagangkan setelah dikurangi dengan biaya angkutan yang dikeluar-kan oleh pedagang. Konsumsi antara adalah seluruh bi-aya yang digunakan untuk kepentingan usaha perdagan-gan, seperti perlengkapan tulis-menulis, bahan pengepak dan pembungkus, rekening listrik dan telepon, serta biaya iklan.Industri perdagangan eceran bukan mobil dan sepeda motor dalam Matriks Supply meliputi penjualan kem-bali (tanpa perubahan teknis), baik barang baru mau-pun bekas, utamanya kepada masyarakat umum untuk konsumsi atau penggunaan perorangan maupun rumah tangga, melalui toko, departement store, kios, mail-order houses, penjual dari pintu ke pintu, pedagang keliling, koperasi konsumsi, rumah pelelangan, dan lain-lain. Pada umumnya, pedagang pengecer memperoleh hak atas
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha28
barang-barang yang dijualnya, tetapi beberapa pedagang pengecer ada yang bertindak sebagai agen dan men-jual atas dasar konsinyasi atau komisi. Perdagangan di subsektor kriya dibatasi hanya untuk perdagangan produk industri pengolahan di subsektor kriya yang berasal dari produksi dalam negeri atau domestik saja.Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan meng-gunakan pendekatan tidak langsung (commodity flow), yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang subsektor kriya yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagan-gan besar dan eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk mas-ing-masing produk. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari survei khusus.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS Provinsi Sumatera Utara
29Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
h. Subsektor KulinerIndustri: Industri PengolahanTahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI kedalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik produk utama maupun produk sekunder.Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI, kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan sektor non ekonomi kreatif.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha30
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorIndustri perdagangan di subsektor Kuliner dibatasi ha-nya untuk perdagangan barang-barang domestik yang merupakan produk dari industri pengolahan di subsektor Kuliner. Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan meng-gunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang subsektor kuliner yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagan-gan besar dan eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk mas-ing-masing produk. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari survei khusus.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara, 2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS Provinsi Sumatera Utara
31Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan MinumSemua kegiatan yang masuk dalam kategori penyediaan makan minum merupakan cakupan dalam subsektor kulin-er. Total Output produk jasa penyediaan makan minum merupakan perkalian konsumsi makanan jadi per kapita dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Data kon-sumsi yang diperoleh dari Survei Sosial dan Ekonomi Na-sional (SUSENAS) merupakan konsumsi seluruh anggota rumahtangga, baik di dalam negeri maupun di luar negeri (misalnya turis Indonesia membeli makanan di restoran di luar negeri), dengan kata lain output yang dihasilkan merupakan total Supply produk jasa penyediaan makan minum yang dihasilkan oleh seluruh industri, termasuk yang berasal dari impor. Untuk mendapatkan total output domestik produk jasa penyediaan makan minum SUSENAS maka konsumsi penduduk tersebut dikurangi dengan impor produk jasa penyediaan makan minum lalu ditambah dengan ekspor produk jasa penyediaan makan minum. Persamaan formulanya bisa disederhanakan, sebagai berikut:Total Supply = Total UseOutput Domestik + Impor = Total Konsumsi (konsumsi antara dan konsumsi akhir) + EksporOutput Domestik = Total Konsumsi + Ekspor – Impor
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha32
Selain itu, konsumsi rumahtangga yang didata di SUSE-NAS, bisa dilakukan di penyediaan makan minum baik di restoran yang ada di kereta api, di angkutan udara, mau-pun di hotel. Ini merupakan produk sekunder dari industri kereta api, angkutan udara, industri penyediaan akomo-dasi, dan industri lainnya. Jadi, untuk menghitung output jasa penyediaan makan minum yang khusus dihasilkan oleh industri penyediaan makan minum, maka harus diku-rangi output jasa penyediaan makan minum yang dihasil-kan oleh industri-industri lain tersebut.Sumber data: 1. Survei Sosial dan Ekonomi Nasional (SUSENAS), BPS Provinsi Sumatera Utara2. Publikasi Proyeksi Penduduk 2010-2035, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Publikasi Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
33Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
i. Subsektor MusikIndustri: Industri PengolahanTahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI kedalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik produk utama maupun produk sekunder.Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI, kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan sektor non ekonomi kreatifSumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara,2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara,3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha34
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorIndustri perdagangan di subsektor Musik dibatasi hanya untuk perdagangan barang-barang domestik yang mer-upakan produk barang di subsektor Musik. Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan meng-gunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang subsektor musik yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagan-gan besar dan eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk mas-ing-masing produk. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari survei khusus.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara, 2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS Provinsi Sumatera Utara3. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
35Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Informasi dan KomunikasiDengan menggunakan data Sensus Ekonomi 2006, data Supply industri produksi gambar bergerak, video dan program televisi, perekaman suara dan penerbitan musik diproporsikan untuk memperoleh output subsektor musik. Untuk struktur Supply, menggunakan struktur data produksi Industri Besar dan Sedang dan data Sensus Ekonomi 2006.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Besar dan Sedang 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa PerusahaanEstimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006 diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk dengan menggu-nakan hasil Matriks Supply.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara,2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha36
Industri: PendidikanOutput diperoleh sebagai hasil perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan data output per peserta kursus diperoleh dari Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ). Struktur Supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matriks Supply Provinsi Sumatera UtaraSumber data:1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. SKSPJ 2009, BPS 3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.
Industri: Jasa LainnyaOutput dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk tahun 2010 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke tahun 2010 menggu-nakan pertumbuhan jumlah tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan, indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara berantai.
37Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS Provinsi Sumatera Utara 3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
j. Subsektor FashionIndustri: Industri PengolahanTahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI kedalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik produk utama maupun produk sekunder.Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI, kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan sektor non ekonomi kreatif.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara 3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha38
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorIndustri perdagangan subsektor Fashion dibatasi han-ya untuk perdagangan barang-barang domestik yang merupakan produk dari industri pengolahan di subsektor Fashion. Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan meng-gunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang subsektor fashion yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagan-gan besar dan eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk mas-ing-masing produk. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari survei khusus.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS Provinsi Sumatera Utara,3. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
39Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: PendidikanOutput diperoleh sebagai hasil perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan data output per peserta kursus diperoleh dari Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ). Struktur Supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara.Sumber data:1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. SKSPJ 2009, BPS 3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.
k. Subsektor Aplikasi dan Game DeveloperIndustri: Informasi dan KomunikasiSubsektor aplikasi dan game developer menggunakan data Sensus Ekonomi 2006 dan indikator PDRB seri 2000 sehingga diperoleh estimasi Supply tahun 2010. Untuk struktur Supply, diperoleh dari struktur pendapatan laporan keuangan perusahaan go public dan data Sensus Ekonomi 2006.Estimasi Supply subsektor aplikasi dan game developer di industri penerbitan diperoleh dari proporsi output industri penerbitan dengan menggunakan data sensus ekonomi 2006. Untuk struktur Supply menggunakan struktur data produksi Industri Besar dan Sedang dan data Sensus Ekonomi 2006.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha40
Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Besar dan Sedang 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa PerusahaanEstimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006 diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk dengan menggu-nakan hasil Matriks Supply.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera 2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
41Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa LainnyaOutput dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk tahun 2010 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke tahun 2010 menggu-nakan pertumbuhan jumlah tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan, indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara berantai.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha42
l. Subsektor PenerbitanIndustri: Industri PengolahanTahap pertama dalam penyusunan Matriks Supply Ekonomi Kreatif khususnya kategori Industri Pengolahan adalah mengidentifikasi kode lima digit KBLI kedalam setiap klasifikasi Matriks Supply baik menurut produk maupun industri. Tahap selanjutnya adalah disagregasi setiap produk Matriks Supply baik output maupun NTB ke dalam lima digit KBLI menggunakan data IBS dan IMK tahun 2010. Disagregasi dilakukan untuk semua produk baik produk utama maupun produk sekunder.Setelah memperoleh output menurut lima digit KBLI, kemudian dilakukan agregasi menurut produk dan industri untuk klasifikasi sektor ekonomi kreatif dan sektor non ekonomi kreatif.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara.
43Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorIndustri perdagangan di subsektor Penerbitan dibatasi hanya untuk perdagangan barang-barang domestik yang merupakan produk barang di subsektor Penerbitan. Penghitungan output untuk kegiatan perdagangan meng-gunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan ba-rang-barang subsektor penerbitan yang diperdagangkan. Dalam pendekatan ini dibutuhkan rasio marjin perdagan-gan besar dan eceran. Marjin perdagangan diperoleh dari perkalian antara output industri pengolahannya dengan rasio marjin perdagangan besar dan eceran untuk mas-ing-masing produk. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekundernya dihitung menggunakan rasio terhadap output utamanya. Rasio ini diperoleh dari survei khusus.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara, 2. Survei Khusus Sektor Jasa (SKSJ), BPS Provinsi Sumatera Utara3. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha44
Industri: Informasi dan KomunikasiEstimasi Supply nilai produksi (output) subsektor Pener-bitan diperoleh dari data nilai produksi Industri Besar dan Sedang ditambah dengan pendapatan dari nilai belanja iklan yang dinikmati oleh surat kabar, majalah dan se-jenisnya tahun 2010. Untuk struktur Supply menggunakan struktur data produksi Industri Besar dan Sedang dan data Sensus Ekonomi 2006.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa PerusahaanEstimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006 diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk dengan menggu-nakan hasil Matriks Supply.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
45Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa LainnyaOutput dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk tahun 2010 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke tahun 2010 menggu-nakan pertumbuhan jumlah tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan, indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara berantai.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS Provinsi Sumatera Utara 3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
m. Subsektor PeriklananIndustri: Jasa PerusahaanEstimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006 diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk dengan menggu-nakan hasil Matriks Supply.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha46
Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
n. Subsektor Televisi dan RadioIndustri: Informasi dan KomunikasiEstimasi Supply subsektor televisi dan radio diperoleh dari nilai belanja iklan yang dinikmati oleh televisi dan radio ditambah dengan pendapatan dari laporan keuangan RRI dan TVRI. Untuk struktur Supply, diperoleh dengan meng-gunakan struktur pendapatan laporan keuangan perusa-haan go public dan data sensus ekonomi 2006.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
47Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
o. Subsektor Seni PertunjukanIndustri: Jasa PerusahaanEstimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006 diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk dengan menggu-nakan hasil Matriks Supply.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: PendidikanOutput diperoleh sebagai hasil perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan data output per peserta kursus diperoleh dari Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ). Struktur Supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matriks Supply.Sumber data:1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. SKSPJ 2009, BPS 3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha48
Industri: Jasa LainnyaOutput dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk tahun 2010 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke tahun 2010 menggu-nakan pertumbuhan jumlah tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan, indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara berantai.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
49Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
p. Subsektor Seni RupaIndustri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorEstimasi Supply/output diperoleh proporsi output industri tersebut terhadap total output industri perdagangan ecer-an, dengan menggunakan data sensus ekonomi 2006. Untuk struktur Supply, juga menggunakan data Sensus Ekonomi 2006.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa PerusahaanEstimasi output didasarkan pada hasil Sensus Ekonomi 2006 (SE 2006). Dari hasil SE 2006 diperoleh level output tahun 2006 menurut lima digit KBLI 2005. Level output yang telah diperoleh digunakan sebagai dasar untuk melakukan estimasi output tahun 2010 menurut lima digit KBLI 2005. Selanjutnya, dilakukan proses bridging untuk memperoleh output industri kreatif tahun 2010 menurut KBLI 2015. Struktur Supply dibentuk dengan menggu-nakan hasil Matriks Supply.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha50
Industri: PendidikanOutput diperoleh sebagai hasil perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah peserta kursus, sedangkan indikator harga yang digunakan adalah output per peserta kursus. Data jumlah peserta kursus diperoleh dari Ke-menterian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), sedangkan data output per peserta kursus diperoleh dari Survei Khusus Sektor Perdagangan dan Jasa (SKSPJ). Struktur Supply dibentuk dengan menggunakan hasil Matriks Supply.Sumber data:1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara2. SKSPJ 2009, BPS 3. Statistik Pendidikan, Kemendikbud
51Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa LainnyaOutput dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu dengan mengalikan antara Indikator Produksi (IP) dan Indikator Harga (IH). Pendekatan indikator produksi yang digunakan dalam penghitungan output adalah jumlah tenaga kerja. Sedangkan, indikator harga yang digunakan adalah output per tenaga kerja. Indikator produksi untuk tahun 2010 diperoleh dengan melakukan ekstrapolasi jumlah tenaga kerja tahun 2006 ke tahun 2010 menggu-nakan pertumbuhan jumlah tenaga kerja Sakernas secara berantai. Sedangkan, indikator harga untuk tahun 2010 diperoleh dengan meng-inflate indikator harga tahun 2006 ke tahun 2010 menggunakan pertumbuhan IHK secara berantai.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Tenaga Kerja (SAKERNAS), BPS Provinsi Sumatera Utara 3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.Ringkasan metode estimasi Supply dari masing-masing subsektor Ekonomi Kreatif dapat dilihat pada lampiran 3.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha52
3.2.1 Konsep Dasar Penghitungan PDRBProduk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan nilai tambah bruto seluruh barang dan jasa yang tercipta atau dihasilkan di wilayah domestik yang timbul akibat berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu periode tertentu, tanpa memperhatikan apakah faktor produksi dimiliki oleh residen atau non-residen.Ada 3 pendekatan untuk menghitung PDRB, yaitu sebagai berikut:1. Pendekatan Produksi adalah jumlah nilai tambah seluruh aktivitas ekonomi, dimana nilai tambah diper oleh dari output dikurangi konsumsi antara.2. Pendekatan Pendapatan adalah jumlah seluruh balas jasa faktor produksi berupa Kompensasi Tenaga Kerja, Surplus Usaha, Penyusutan dan Pajak Produksi dan Impor.3. Pendekatan Pengeluaran adalah jumlah seluruh permintaan akhir, yaitu konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto dan perubahan inventori, ekspor, dikurangi impor (C + G + I + X – M).
a. Output Output adalah nilai barang atau jasa yang dihasilkan dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, dan dinilai atas dasar harga produsen.Jenis output ada 2 (dua) macam yaitu:1. Output utama,2. Output sekunder
METODE PENY-USUNAN PRODUK DOMESTIK REGION-AL BRUTO (PDRB) EKONOMI KREATIF TAHUN 2011-2016
53Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
b. Konsumsi Antara Konsumsi Antara adalah nilai barang dan jasa yang dikonsumsi sebagai input dalam proses produksi atau nilai barang dan jasa tidak tahan lama yang digunakan/habis dalam proses produksi. Konsumsi antara ini dinilai atas harga pembeli.
c. Nilai Tambah c.1 Nilai Tambah Bruto (NTB) Nilai Tambah Bruto adalah selisih antara output dan konsumsi antara, yang merupakan produk dari proses produksi. Produk ini terdiri atas : a. Pendapatan faktor yang terdiri dari : - Kompensasi tenaga kerja - Sewa tanah sebagai balas jasa tanah - Bunga sebagai jasa modal, dan - Keuntungan sebagai balas jasa kewirswasta b. Konsumsi barang modal tetap yang dipakai untuk produksi c. Pajak lainnya atas produksi dikurangi subsidi lainnya atas produksi
PDRB dapat dinyatakan sebagai : a. PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (PDRB adhb) Nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga berlaku pada setiap tahun. b. PDRB Atas Dasar Harga Konstan (PDRB adhk) Nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada satu tahun tertentu sebagai dasar penghitungan.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha54
Pendekatan Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Ber-laku (PDRB adhb) ada 3 yaitu: Produksi, Pendapatan dan Pengeluaran.1. Pendekatan Produksi Menghitung nilai tambah seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangkan konsumsi antara dari masing-masing total nilai produksi/pendapatan (output) tiap-tiap lapangan usaha.
Outputb,t = Produksit x Hargat
NTBb.t = Outputb,t - Konsumi Antarab,t
Dimana : Outputb,t = Output/nilai produksi bruto atas dasar harga berlaku tahun t NTBb,t = Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku tahun ke-t Produksit = Kuantum produksi tahun ke-t Hargat = Harga produksi tahun ke-t
2. Pendekatan Pendapatan PDRB merupakan balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi. PDRB = Kompensasi Tenaga Kerja + Surplus Usaha Neto + Konsumsi Barang Modal Tetap + Pajak atas Produksi dan Impor.
55Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
3. Pendekatan Pengeluaran PDRB adalah penjumlahan semua komponen permintaan akhir.
PDRB = Konsumsi rumahtangga + Konsumsi Pemerintah + PMTB + Perubahan Stok + (Ekspor - Impor).
Pendekatan Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Kon-stan (PDRB adhk) ada 3 yaitu: Revaluasi, Ekstrapolasi dan Deflasi
Outputk,t = Produksit x Harga0
NTBk.t = Outputk,t - Konsumi Antarak,t
2. Ekstrapolasi yaitu dengan cara mengalikan nilai tahun dasar dengan suatu indeks kuantum dibagi 100. Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Outputk,t = Produksik,0 x (IKP0/100)NTBk.t = Outputk,t - Konsumi Antarak,t
3. Deflasi yaitu dengan cara membagi nilai pada tahun berjalan dengan suatu indeks harga dibagi 100. Dalam rumus dapat dinyatakan sebagai berikut :
Outputk,t = Outputb,t x (IHt/100)NTBk.t = Outputk,t - Konsumi Antarak,t
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha56
3.2.2 Metode Estimasi PDRB Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016
Tahapan metode estimasi PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2011-2016 adalah sebagai berikut:1. PDRB Ekraf tahun 2010 diturunkan dari hasil Matriks Supply Ekraf tahun 20102. Pengidentifikasian dan pengumpulan data produksi/ indikator produksi dan harga/indikator harga dari masing-masing subsektor ekraf tahun 2011-2016.3. Penghitungan output dan NTB atas dasar harga berlaku dengan metode pendekatan produksi dari masing-masing subsektor ekraf tahun 2011-2016.4. Penghitungan output dan NTB atas dasar harga konstan dengan metode ektrapolasi/deflasi dari masing-masing subsektor ekraf tahun 2011-2016.5. Proses rekonsiliasi, uji kelayakan dan kewajaran.
Berikut metode penghitungan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan 2010=100 menurut subsektor ekonomi kreatif tahun 2011 sampai tahun 2016.
a. Subsektor ArsitekturIndustri: Jasa Perusahaan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku subsektor Arsitektur tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator dari PDRB atas dasar harga berlaku konstruksi.
57Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 subsektor Arsitektur tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator dari PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 konstruksi.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. PDRB Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
b. Subsektur Desain InteriorIndustri: Jasa Perusahaan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator dari PDRB atas dasar harga berlaku real estate. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator dari PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 real estate.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. PDRB Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara
Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha58
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.c. Subsektor Desain Komunikasi Visual
Industri: Jasa Perusahaan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator PDRB subsektor periklanan. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu dengan cara men-deflate PDRB atas dasar harga berlaku dengan deflator yang bersesuaian.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. PDRB Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
59Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara
Subsektor Desain ProdukIndustri: Jasa Perusahaan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator PDRB atas dasar harga berlaku industri kemasan. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 industri kemasan.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. PDRB Provinsi Sumatera Utara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha60
Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
e. Subsektor Film, Animasi, dan VideoIndustri: Industri Pengolahan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar Penyusunan
61Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Industri Kreatif.PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan produksi dari data Industri Besar dan Sedang (IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun 2011-2016. Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan Konsumsi An-tara untuk masing-masing 5 digit KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam 5 digit KBLI menggunakan pro-porsi dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan Non Migas Nasional. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan untuk kategori Industri pengolahan diperoleh dengan pendekatan Deflasi. Output atas dasar harga konstan dihitung dengan men deflate Output atas dasar harga berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen (IHP). NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari perkalian output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha62
Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100, BPS 5. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Informasi dan Komunikasi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) Nilai output berlaku diperoleh menggunakan pendeka- tan produksi, yaitu dengan mengalikan indikator produksi (jumlah film, sinetron, dll) dengan rata-rata biaya produksi film. Kemudian nilai NTB berlaku diper oleh dari perkalian antara output berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Nilai output konstan diperoleh menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi output konstan dengan indikator harga Indeks harga konsumen (IHK).Untuk nilai NTB konstan, diperoleh dari perkalian antara output konstan dan rasio NTB tahun 2010.Sumber data:1. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
63Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
f. Subsektor FotografiIndustri: Jasa Perusahaan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2013 diestimasi menggunakan hasil SKEK 2012-2013, sedangkan untuk tahun 2014-2016 diestimasi menggunakan hasil Survei Khusus Neraca Produksi (SKNP). PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu dengan cara men-deflate PDRB atas dasar harga berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha64
Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. SKEK 2012-2013, BPS 3. SKNP 2014-2016, BPS.
Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa Lainnya PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) Output atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu mengalikan indikator produksi dan indikator harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga berlaku dan rasio NTB.
65Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Output atas dasar harga konstan 2010=100 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu membagi output berlaku yang telah diperoleh dengan deflator berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga konstan 2010=100 diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan 2010=100 dan rasio NTB.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Subsektor KriyaIndustri: Industri Pengolahan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif. PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan produksi dari data Industri Besar dan Sedang (IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun 2011-2016.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha66
Data IBS diidentifikasi ke dalam Output dan Konsumsi An-tara untuk masing-masing 5 digit KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam 5 digit KBLI menggunakan pro-porsi dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan non migas. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan untuk kategori Industri pengolahan diperoleh dengan pendekatan Deflasi. Output atas dasar harga konstan dihitung dengan men-deflate Output atas dasar harga berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen (IHP). NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari perkalian output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100, BPS 5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
67Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorNilai output baik harga atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan perdagangan menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pen-golahan di subsektor kriya. Marjin perdagangan merupa-kan perkalian antara output industri dengan rasio marjin perdagangan. Output yang didapat dari perkalian terse-but merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekunder menggunakan rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya dihitung berdasarkan perka-lian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. SKSJ, BPS Provinsi Sumatera Utara4. SKSPJ, BPS.
h. Subsektor KulinerIndustri: Industri Pengolahan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha68
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan produksi dari data Industri Besar dan Sedang (IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun 2011-2016. Data IBS diidentifikasi ke dalam Output dan Konsumsi An-tara untuk masing-masing 5 digit KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam 5 digit KBLI menggunakan pro-porsi dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan non migas. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan untuk kategori Industri pengolahan diperoleh dengan pendekatan Deflasi. Output atas dasar harga konstan dihitung dengan men deflate Output atas dasar harga berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen (IHP). NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari perkalian output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
69Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100, BPS 5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorNilai output baik harga atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan perdagangan menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengo-lahan di subsektor kuliner. Marjin perdagangan merupa-kan perkalian antara output industri dengan rasio marjin perdagangan. Output yang didapat dari perkalian terse-but merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekunder menggunakan rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya dihitung berdasarkan perka-lian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. SKSJ, BPS Provinsi Sumatera Utara4. SKSPJ, BPS.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha70
Industri: Penyediaan Akomodasi dan Penyediaan Makan MinumOutput subkategori penyediaan makan minum diperoleh dengan pendekatan pengeluaran. Output merupakan penjumlahan dari pengeluaran penduduk terhadap produk penyediaan makan minum ditambah dengan konsumsi wisatawan mancanegara (ekspor wisatawan mancaneg-ara dikurangi pengeluaran wisatawan /impor restoran). Penghitungan tersebut menghasilkan output utama. Sedangkan output sekunder didapatkan dari rasio Matriks Supply Ekraf 2010. Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi dengan IHP penyediaan makan minum sebagai deflatornya. Sedangkan nilai tam-bah brutonya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya. Sumber data: 1. Susenas, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Publikasi Proyeksi Penduduk Provinsi Sumatera Utara 2010-2035, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Publikasi Statistik Kunjungan Wisatawan Mancanegara, BPS Provinsi Sumatera Utara.
i. Subsektor MusikIndustri: Industri Pengolahan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.
71Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan produksi dari data Industri Besar dan Sedang (IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun 2011-2016. Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan Konsumsi An-tara untuk masing-masing 5 digit KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam 5 digit KBLI menggunakan pro-porsi dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan Non Migas. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan untuk kategori Industri pengolahan diperoleh dengan pendekatan Deflasi. Output atas dasar harga konstan dihitung dengan men deflate Output atas dasar harga berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen (IHP). NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari perkalian output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha72
Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100, BPS 5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorNilai output baik harga atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan perdagangan menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pen-golahan musik dan aktivitas penerbitan musik dan buku musik. Marjin perdagangan merupakan perkalian antara output industri dengan rasio marjin perdagangan. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekunder menggunakan rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah bruton-ya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. SKSJ, BPS Provinsi Sumatera Utara4. SKSPJ, BPS.
73Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Informasi dan Komunikasi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb)Nilai output berlaku diperoleh menggunakan pendekat-an produksi, yaitu dengan menyesuaikan pertumbuhan subsektor musik dan subsektor film, animasi, dan video. Hal ini dikarenakan subsektor musik merupakan bagian kecil dari industri produksi gambar bergerak, video dan program televisi, perekaman suara dan penerbitan (yang merupakan industri Matriks Supply dari Film, Animasi, dan Video). Kemudian nilai NTB berlaku diperoleh dari perka-lian antara output berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Nilai output konstan diperoleh menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi output konstan dengan indikator harga IHK. Untuk nilai NTB konstan, diperoleh dari perkalian antara output konstan dan rasio NTB tahun 2010.Sumber data: 1. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa Perusahaan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator subsektor Musik. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator subsektor Musik.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha74
Sumber data: 1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. PDRB subsektor Musik, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa Lainnya PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) Output atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu mengalikan indikator produksi dan indikator harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga berlaku dan rasio NTB.
75Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi, yaitu membagi output berlaku yang telah diperoleh dengan deflator berupa IHK. Sedang- kan, NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dan rasio NTB.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
j. Subsektor FashionIndustri: Industri Pengolahan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif. PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan produksi dari data Industri Besar dan Sedang (IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun 2011-2016.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha76
Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan Konsumsi Antara untuk masing-masing lima digit KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam dua digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam 5 digit KBLI menggunakan proporsi dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi antara IBS dan IMK tersebut dise-laraskan dengan output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan Non Migas. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan untuk kategori Industri pengolahan diperoleh dengan pendekatan Deflasi. Output atas dasar harga konstan dihitung dengan men deflate Output atas dasar harga berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen (IHP). NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari perkalian output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS ProvinsiSumatera Utara4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100, BPS 5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
77Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorNilai output baik harga atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan perdagangan menggunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari industri pengo-lahan di subsektor fashion. Marjin perdagangan merupa-kan perkalian antara output industri dengan rasio marjin perdagangan. Output yang didapat dari perkalian terse-but merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekunder menggunakan rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah brutonya dihitung berdasarkan perka-lian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. SKSJ, BPS Provinsi Sumatera Utara4. SKSPJ, BPS.
Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha78
Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
k. Subsektor Aplikasi dan Game DeveloperIndustri: Informasi dan Komunikasi PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) Nilai output berlaku diperoleh menggunakan pertum- buhan pendapatan dalam laporan keuangan peru- sahaan go public. Kemudian nilai NTB berlaku diper- oleh dari perkalian antara output berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Nilai output konstan diperoleh menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi output konstan dengan indikator harga IHK. Untuk nilai NTB konstan, diperoleh dari perkalian antara output konstan dan rasio NTB tahun 2010.Sumber data:1. Laporan keuangan perusahaan go public, BEI2. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa Perusahaan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator subsektor Aplikasi dan Game Developer.
79Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator subsektor Aplikasi dan Game Developer.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Indikator subsektor Aplikasi dan Game Developer.
Industri: Jasa Lainnya PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) Output atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu mengalikan indikator produksi dan indikator harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi, yaitu membagi output berlaku yang telah diperoleh dengan deflator berupa IHK. Sedang- kan, NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dan rasio NTB.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha80
l. Subsektor PenerbitanIndustri: Industri Pengolahan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB Ekonomi Kreatif tahun 2010 didasarkan dari hasil Matriks Supply Industri Kreatif tahun 2010 dan sekaligus digunakan sebagai tahun dasar Penyusunan PDRB Industri Kreatif.PDRB Ekonomi Kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 khusus Kategori Industri Pengolahan dihitung menggunakan pendekatan produksi dari data Industri Besar dan Sedang (IBS) dan data Industri Mikro dan Kecil (IMK) tahun 2011-2016. Data IBS diidentifikasi kedalam Output dan Konsumsi An-tara untuk masing-masing 5 digit KBLI. Sedangkan data IMK hanya tersedia dalam 2 digit KBLI, sehingga perlu disagregasi ke dalam 5 digit KBLI menggunakan pro-porsi dari data IBS. Kemudian hasil penjumlahan output dan konsumsi antara IBS dan IMK tersebut diselaraskan dengan output dan Nilai Tambah Bruto (NTB) atas dasar harga berlaku dari PDRB Industri pengolahan non migas. Dari hasil ini akan diperoleh Output dan NTB Industri Kreatif atas dasar harga berlaku. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB Industri Kreatif atas dasar harga konstan untuk kategori Industri pengolahan diperoleh dengan pendekatan Deflasi. Output atas dasar harga konstan dihitung dengan men deflate Output atas dasar harga berlaku dengan suatu deflator yaitu Indeks Harga Produsen (IHP). NTB atas dasar harga konstan diperoleh dari perkalian output atas dasar harga konstan dengan rasio NTB tahun dasar yaitu rasio NTB tahun 2010.
81Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Industri Besar dan Sedang (IBS) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Statistik Industri Mikro dan Kecil (IMK) Tahunan, BPS Provinsi Sumatera Utara4. Indeks Harga Produsen (IHP) 2010=100, BPS 5. Matriks Supply Ekonomi Kreatif 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorNilai output baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan untuk kegiatan perdagangan meng-gunakan pendekatan tidak langsung/commodity flow yaitu dengan menghitung besarnya marjin perdagangan barang-barang yang diperdagangkan dari penerbitan dan aktivitas penerbitan di subsektor informasi dan komuni-kasi. Marjin perdagangan merupakan perkalian antara output industri dengan rasio marjin perdagangan. Output yang didapat dari perkalian tersebut merupakan output utama. Sedangkan untuk output sekunder menggunakan rasio dari Matriks Supply 2010 Ekraf. Nilai tambah bruton-ya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya.Sumber data: 1. Data Output Sektor Barang, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. SKSJ, BPS Provinsi Sumatera Utara4. SKSPJ, BPS.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha82
Industri: Informasi dan Komunikasi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (adhb) Nilai output berlaku menggunakan metode inflate, yaitu dengan cara mengalikan output konstan dengan indikator harga Indeks Harga Produsen (IHP). Untuk nilai NTB berlaku, diperoleh dari perkalian antara output berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Nilai output konstan diperoleh menggunakan indikator pertumbuhan produksi Industri Pencetakan dan Re produksi Media Rekaman. Kemudian nilai NTB konstan diperoleh dari perkalian antara output konstan dan rasio NTB tahun 2010. Sumber data: 1. Statistik Industri Besar dan Sedang, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Indeks Harga Produsen (IHP), BPS.
Industri: Jasa Perusahaan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator subsektor Penerbitan. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator subsektor Penerbitan.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Indikator subsektor Penerbitan, BPS Provinsi Sumatera Utara.
83Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Industri: Jasa Lainnya PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) Output atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu mengalikan indikator produksi dan indikator harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi, yaitu membagi output atas dasar harga berlaku yang telah diperoleh dengan deflator berupa IHK. Sedangkan, NTB atas dasar harga konstan diper oleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dan rasio NTB.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
m. Subsektor PeriklananIndustri: Jasa Perusahaan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator pajak reklame. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu dengan cara men-deflate PDRB atas dasar harga berlaku dengan deflator yang bersesuaian.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha84
Sumber data: 1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif Tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Data pajak reklame, Kemenkeu.
Subsektor Televisi dan RadioIndustri: Informasi dan Komunikasi PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) Nilai output atas dasar harga berlaku diperoleh menggunakan pertumbuhan pendapatan dalam laporan keuangan perusahaan televisi dan radio go public. Selain itu juga menggunakan data belanja iklan. Kemudian nilai NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Nilai output atas dasar harga konstan diperoleh menggunakan metode deflasi, yaitu dengan membagi output atas dasar harga konstan dengan indikator harga IHK. Untuk nilai NTB atas dasar harga konstan, diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan dan rasio NTB tahun 2010.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
85Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
o. Subsektor Seni PertunjukanIndustri: Jasa Perusahaan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator seni pertunjukan. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011-2016 diperoleh dengan metode deflasi, yaitu dengan cara men-deflate PDRB atas dasar harga berlaku dengan deflator yang bersesuaian.Sumber data: 1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara.Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha86
Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa Lainnya PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) Output atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu mengalikan indikator produksi dan indikator harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi, yaitu membagi output berlaku yang telah diperoleh dengan deflator berupa IHK. Sedang- kan, NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dan rasio NTB.Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
87Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
p. Subsektor Seni RupaIndustri: Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi dan Perawatan Mobil dan Sepeda MotorOutput seni rupa diperoleh dengan pendekatan pengelu-aran. Output merupakan penjumlahan dari pengeluaran penduduk untuk barang-barang pajangan. Penghitungan tersebut menghasilkan output utama. Sedangkan out-put sekunder didapatkan dari rasio Matriks Supply Ekraf 2010. Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi dengan IHK umum sebagai deflatornya. Sedangkan nilai tambah brutonya dihitung berdasarkan perkalian rasio nilai tambah bruto dengan outputnya. Sumber data:1. Susenas, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Publikasi Proyeksi Penduduk Provinsi Sumatera Utara 2010-2035, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa Perusahaan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi menggunakan indikator subsektor Seni Rupa. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator subsektor Seni Rupa.Sumber data: 1. Matriks Supply Ekonomi Kreatif tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Indikator subsektor Seni Rupa, BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha88
Industri: Pendidikan PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2011-2016 diestimasi sebagai perkalian antara PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 dengan IHK kursus. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) PDRB atas dasar harga konstan 2010=100 tahun 2011- 2016 diestimasi menggunakan indikator jumlah peserta kursus.Sumber data: 1. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara 2. Statistik Pendidikan, Kemendikbud.3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Industri: Jasa Lainnya PDRB Atas dasar Harga Berlaku (adhb) Output atas dasar harga berlaku dihitung menggunakan pendekatan produksi, yaitu mengalikan indikator pro- duksi dan indikator harga. Sedangkan, NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan output berlaku dan rasio NTB. PDRB Atas dasar Harga Konstan 2010=100 (adhk) Output atas dasar harga konstan diperoleh dengan metode deflasi, yaitu membagi output berlaku yang telah diperoleh dengan deflator berupa IHK. Sedang- kan, NTB atas dasar harga konstan diperoleh dengan mengalikan output atas dasar harga konstan dan rasio NTB.
89Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber data: 1. Sensus Ekonomi 2006, BPS Provinsi Sumatera Utara2. Matriks Supply Provinsi Sumatera Utara tahun 2010, BPS Provinsi Sumatera Utara3. Indeks Harga Konsumen (IHK), BPS Provinsi Sumatera Utara.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha92
Perkembangan perekonomian regional selain dipengaruhi oleh kondisi ekonomi nasional, juga perekonomian dunia. Sebagai contoh, krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 berpengaruh terhadap perlambatan perekono-mian nasional dan juga regional. Walaupun demikian, dampaknya terhadap kondisi makro ekonomi Sumatera Utara relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan sebagian daerah lainnya di Indonesia. Hal tersebut tercermin dari pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara berada di atas Nasional. Tahun 2008 perekonomian Sumatera Utara tumbuh sebesar 6,39 persen sedangkan Nasional tumbuh 6,01 persen. Tahun 2009, walaupun perekonomian provin-si Sumatera Utara mengalami perlambatan sebesar 5,07 persen, tetapi masih berada di atas Nasional yang tumbuh sebesar 4,63 persen.Pasca krisis ekonomi global tahun 2008 dan 2009, per-ekonomian Provinsi Sumatera Utara mengalami pen-ingkatan. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya nilai PDRB pada tahun 2010-2016. Pada tahun 2010, PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga berlaku men-capai 331,08 triliun Rupiah dan meningkat sebesar 89,80 persen pada tahun 2016 menjadi 628,39 triliun Rupiah. PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga kon-stan tahun 2010-2016 juga mempunyai pola yang sama terus mengalami peningkatan sejalan dengan PDRB atas dasar harga berlaku. Karena menggunakan tahun dasar 2010=100, sehingga nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan pada tahun 2010 sama dengan nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga berlaku. Nilai PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan meningkat sebesar 40,08 persen menjadi 463.78 triliun Rupiah pada tahun 2016.
KONDISI MAKRO PDRB EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2010-2016
93Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Kondisi perekonomian global yang cenderung mengalami pelemahan sejak tahun 2008 mempunyai efek limpahan (spillover effect) terhadap perekonomian Sumatera Utara. Hal tersebut salah satunya tercermin dari pertumbuhan ekonomi provinsi ini pada tahun 2011 relatif tinggi, yaitu sebesar 6,66 persen. Walaupun demikian, empat tahun berikutnya pertumbuhan ekonomi mengalami perlam-batan. Bahkan tahun 2014 sampai dengan tahun 2016 pertumbuhannya dibawah 6 (enam) persen. Perlambatan tersebut salah satunya terkait dengan melemahnya kondisi ekonomi dunia. Bahkan laporan ekonomi dunia IMF, World Economic Outlook, memperkirakan pertumbu-han dunia 2016 sebesar 3,2 persen dan 3,5 persen pada tahun 2017 (www.bbc.com, 12 April 2016)Tahun 2014 perekonomian Sumatera Utara tumbuh se-besar 5,23 persen, melambat menjadi 5,10 persen pada tahun 2015 dan 5,18 persen pada tahun 2016. Melambat-nya perekonomian Provinsi Sumatera Utara bukan berarti bahwa mengalami penurunan atau dengan kata lain men-galami peningkatan namun percepatan peningkatannya lebih lambat dibandingkan periode sebelumnya.
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
Gambar 4.1 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2016 (Miliar Rupiah)
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha94
Secara umum, besaran PDRB ekonomi kreatif terus mengalami peningkatan seperti halnya PDRB Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan atas dasar harga berlaku, kontribusi yang diberikan oleh ekonomi kreatif terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Utara sejak tahun 2010 sampai dengan tahun 2016 cenderung berfluktuasi. Sedangkan atas dasar harga konstan, PDRB ekonomi kreatif mengalami peningkatan meski terkadang percepa-tan pertumbuhannya sedikit melambat. Secara ringkas, gambaran indikator makro PDRB Ekonomi kreatif dapat dilihat pada tabel 4.1.
Tabel 4.1 Ringkasan Indikator Makro PDRB Ekonomi Kreatif Provinsi Sumat-era Utara Tahun 2010-2016
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata
1 Besaran PDRB ADHB
PDRB Ekraf 15.050,5 16.986,1 19.191,5 21.885,2 24.715,0 27.366,5 29.904,9 22.157,1
PDRB Non Ekraf 316.034,7 360.051,0 397.928,9 447.578,8 497.239,9 544.355,5 598.489,3 451.668,3
PDRB Provinsi 331.085,2 377.037,1 417.120,4 469.464,0 521.955,0 571.722,0 628.394,2 473.825,4
2 Besaran PDRB ADHK
15.050,5 15.795,6 16.635,26 17.624,65 18.514,96 19.591,81 20.890,39 17.729,03
PDRB Ekraf 331.085,2 353.147,6 375.924,1 398.727,1 419.573,3 440.955,9 463.775,5 397.598,39
PDRB Non Ekraf 316.034,7 337.352,0 359.288,9 381.102,5 401.058,3 421.364,0 442.885,1 379.869,37
PDRB Provinsi
3 Pertumbuhan
PDRB Ekraf - 4,95 5,32 5,95 5,05 5,82 6,63 5,62
PDRB Non Ekraf - 6,75 6,50 6,07 5,24 5,06 5,11 5,79
PDRB Provinsi - 6,66 6,45 6,07 5,23 5,10 5,18 5,78
95Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku yang dihasilkan oleh pelaku ekonomi kreatif terus mengalami peningkatan yang cukup besar. Sema-kin berkembangnya teknologi dan melimpahnya sumber daya menjadikan ekonomi kreatif semakin berpoten-si memberikan kontribusi dalam perekonomian. Pola perkembangan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku sejalan dengan PDRB menurut lapangan usaha yang terus mengalami peningkatan, walaupun pertum-buhan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tidak sebesar PDRB menurut lapangan usaha maupun PDRB non ekonomi kreatif (PDRB Non Ekraf). Pada tahun 2010, PDRB yang dihasilkan oleh ekonomi kreatif sebesar 15.050,49 miliar rupiah dan nilai ini meningkat sebesar 98,70 persen pada tahun 2016 menjadi 29.904,88 miliar rupiah. Rata-rata peningkatan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku setiap tahun selama kurun waktu tersebut mencapai 12,14 persen, sedangkan rata-rata peningkatan besaran PDRB non ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku mencapai 11,24 persen dan rata-rata peningkatan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku sebesar 11,28 persen. Perkembangan PDRB ekonomi kreatif dan non ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku secara lengkap dapat dilihat pada gambar 4.2.
BESARAN PDRB EKONOMI KREATIF
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha96
Perkembangan PDRB ekonomi kreatif Provinsi Sumatera Utara cukup signifikan. Rata-rata PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku yang mencapai 22.157,1 miliar rupiah selama kurun waktu tahun 2010-2016 telah mem-berikan kontribusi terhadap perekonomian Provinsi Suma-tera Utara sebesar rata-rata 4,66 persen. Sampai tahun 2016 terdapat subsektor ekonomi kreatif yang nilainya lebih dari dua kali lipat nilai pada tahun 2010 (doubling time) yaitu subsektor kuliner dan arsitektur. Sedangkan subsektor yang mengalami peningkatan terendah adalah subsektor desain produk hanya meningkat sebesar 1,48 kali pada tahun 2016 dibandingkan tahun 2010.
Besaran PDRB atas dasar harga berlaku ini menunjuk-kan peranan tiap subsektor ekonomi kreatif dalam pen-ciptaan nilai tambah PDRB ekonomi kreatif. PDRB atas dasar harga berlaku juga dapat menjadi gambaran kinerja subsektor ekonomi kreatif. Secara lengkap besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2010-2016 terdapat pada lampiran 4.
Gambar 4.2 PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah)
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
2010 20102016 2016
327,92
652,95
9591,52
19970,52
Subsektor Kuliner dan Arsitektur merupakan subsektor yang berkembang cukup pesat di Provinsi Sumatera Utara. Dalam kurun waktu 6 tahun mampu melipatgandakan
nilainya (doubling time).
97Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Pada tahun 2016, subsektor ekonomi kreatif yang mem-punyai PDRB atas dasar harga berlaku tertinggi adalah subsektor kuliner dengan nilai sebesar 19.970,52 miliar rupiah dan yang mempunyai besaran PDRB atas dasar harga berlaku terkecil adalah subsektor desain komu-nikasi visual dengan nilai sebesar 11,64 miliar rupiah. Terdapat tiga subsektor ekonomi kreatif yang mempunyai nominal PDRB atas dasar harga berlaku di atas 1.000 miliar rupiah, yaitu subsektor kuliner, subsektor kriya, dan subsektor penerbitan. Gambaran perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2016 menurut subsektor ekonomi kreatif dapat dilihat dari gambar 4.3.
PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan yang dihasilkan juga relatif besar dan terus mengalami pertum-buhan selama kurun waktu tahun 2010-2016, walaupun sedikit mengalami perlambatan pada tahun 2014. Besaran PDRB atas dasar harga konstan yang dihasilkan oleh
Gambar 4.3 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif (Miliar Rupiah)
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha98
ekonomi kreatif pada tahun 2016 mencapai 20.890,39miliar rupiah, meningkat 38,80 persen dibandingkan tahun 2010. Besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan yang semakin meningkat menunjukkan bahwa perkembangan ekonomi kreatif di Provinsi Sumat-era Utara semakin baik. Pola percepatan perkembangan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan yang searah dengan pola percepatan perkembangan PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan. Setiap tahun PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 5,62 persen dan rata-rata PDRB ekonomi kreatif menyumbang 4,50 persen terhadap pembentukan PDRB Provinsi Sumatera Utara atas dasar harga konstan. Secara lengkap gamba-ran perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan dapat dilihat dari gambar 4.4.
Gambar 4.4 PDRB Ekraf dan PDRB Non Ekraf Atas Dasar Harga Konstan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010-2016
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
99Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Seperti halnya nilai tambah atas dasar harga berlaku, sub-sektor ekonomi kreatif kuliner, kriya dan penerbitan mem-punyai besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terbesar. Sedangkan subsektor yang mempunyai besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terkecil adalah sub-sektor desain komunikasi visual. Selama periode tahun 2010-2016, subsektor yang mengalami peningkatan besa-ran nilai tambah atas dasar harga konstan terbesar adalah subsektor kuliner sebesar 148,03 persen sedangkan subsektor film, animasi dan video mengalami peningkatan besaran nilai tambah atas dasar harga konstan terkecil, yaitu sebesar 109,83 persen. Perkembangan besaran PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga konstan menurut subsektor ekonomi kreatif tahun 2010-2016 secara leng-kap dapat dilihat pada lampiran 5. Gambaran PDRB atas dasar harga konstan menurut subsektor ekonomi kreatif secara lengkap dapat dilihat dari gambar 4.5.
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
Gambar 4.5 PDRB Atas Dasar Harga Konstan Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2016 (Miliar Rupiah)
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha100
STRUKTUR EKONOMI KREATIF
PDRB ekonomi kreatif memberikan kontribusi sebesar 4,51 hingga 4,79 persen terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Utara selama kurun waktu tahun 2010-2016 dan secara umum nilai tambah tiap subsektor ekonomi kreatif mengalami peningkatan. Struktur ekonomi kreatif menunjukkan peranan masing-masing subsektor ekonomi kreatif dalam penciptaan nilai tambah. Kontribusi sub-sektor ekonomi kreatif terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2016 meningkat dibanding-kan tahun 2010. Rata-rata kontribusi subsektor ekonomi kreatif terhadap perekonomian Provinsi Sumatera Utara selama periode tahun 2010-2016 sebesar 4,76 persen, sehingga sisanya sebesar 95,24 persen merupakan sum-bangan dari sektor non ekonomi kreatif.
Gambar 4.6 Struktur Perekonomian Provinsi Sumatera Utara Tahun 2010 dan 2016
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
101Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Selama kurun waktu tersebut, terdapat tiga subsektor yang cukup dominan berkontribusi dalam pembentukan PDRB ekonomi kreatif yaitu subsektor kuliner, subsek-tor kriya, dan subsektor penerbitan. Pada tahun 2016, subsektor kuliner menciptakan nilai tambah sebesar 19.970,52 miliar rupiah dan menyumbang 66,74 persen terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif. Sedang-kan subsektor kriya, dan subsektor penerbitan yang menyumbang nilai tambah sebesar 5.310,35 miliar rupiah dan 1.451,45 miliar rupiah memberikan kontribusi sebesar 17,76 persen dan 4,85 persen terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif tahun 2016.Hal yang cukup menjadi perhatian adalah di tengah se-makin majunya teknologi pada saat ini, namun kontribusi subsektor ekonomi kreatif yang cukup dominan dalam pemanfaatan teknologi terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif masih sangat kecil. Subsektor tersebut antara lain subsektor film, animasi dan video, subsektor desain produk, subsektor desain interior, subsektor desain komunikasi visual. Pada tahun 2016, subsektor tersebut memberikan kontribusi sebesar 0,10 persen; 0,08 persen; 0,06 persen; dan 0,04 persen. Peluang peningkatan pertumbuhan subsektor film, ani-masi dan video antara lain terkait dengan potensi budaya lokal atau mengangkat budaya berbasis kearifan lokal serta keharmonisan hubungan antara kelompok mas-yarakat yang telah tumbuh dan terjalin lama. Provinsi Sumatera Utara memiliki dasar-dasar budaya tersebut yang berpeluang untuk diangkat dalam film animasi yang menggambarkan kehidupan dan kearifan budaya daerah. Selain itu, pada sebagian wilayahnya juga didukung oleh kondisi alam yang indah dengan dihiasi hutan, danau dan pengunungan.
Subsektor Kuliner, Kriya, dan Arsitektur merupakan subsektor paling dominan di Provinsi Sumatera Utara
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha102
Seni pertunjukan juga merupakan kelompok subsektor yang memberikan kontribusi kecil pada pembentukan PDRB ekonomi kreatif atas dasar harga berlaku tahun 2016, yaitu sebesar 0,19 persen. Kelompok subsektor seni pertunjukan tentunya memerlukan stimulus dan dukungan untuk lebih mengembangkan ekonominya sehingga dapat meningkatkan kontribusi nilai tambahnya terhadap pembentukan PDRB ekonomi kreatif.
Gambar 4.7 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Ekonomi Kreatif Tahun 2016 (Persen)
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
103Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Laju pertumbuhan ekonomi kreatif sangat penting untuk mengukur keberhasilan pembangunan ekonomi kreatif. Rata-rata pertumbuhan ekonomi kreatif selama periode tahun 2010-2016 mencapai 5,62 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara dan pertumbuhan ekonomi non ekonomi kreatif. Pada tahun 2013 pertumbuhan ekonomi kreatif mencapai 5,95 persen sedikit lebih rendah dibandingkan pertum-buhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara yang tumbuh sebesar 6,07 persen. Namun, pada tahun 2014 dan 2015, pertumbuhan ekonomi kreatif mengalami peningkatan, yaitu menjadi 5,05 persen tahun 2014 dan 5,82 persen ta-hun 2015. Walaupun pertumbuhan ekonomi kreatif tahun 2014 dan 2015 mengalami peningkatan, nilai pertumbu-han ekonomi kreatif tetap lebih tinggi dibandingkan per-tumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara. Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi kreatif menjadi 6,63 persen lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Utara yang tumbuh sebesar 5,18 persen.
PERTUMBUHAN EKONOMI KREATIF
Gambar 4.8 Laju Pertumbuhan PDRB Provinsi Sumatera Utara, PDRB Ekonomi Kreatif dan PDRB Non Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 (Persen)
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha104
Pada tahun 2011-2016 subsektor ekonomi kreatif yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah subsektor Kulin-er dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 6,76 persen. Subsektor Film, Animasi dan Video merupakan subsek-tor ekonomi kreatif yang mempunyai pertumbuhan yang paling rendah selama rentang waktu tahun 2011- 2016 dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 1,58 persen.
Tabel 4.2 Laju Pertumbuhan PDRB Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
Kategori Subsektor 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01 Arsitektur 7,84 6,58 6,77 6,30 5,46 5,71
02 Desain Interior 4,63 3,92 3,65 3,44 5,71 4,23
03 Desain Komunikasi Visual
3,70 2,81 1,63 5,65 6,24 4,36
04 Desain Produk 1,24 3,65 2,31 3,73 3,21 5,69
05 Film, Animasi dan Video 0,67 1,10 4,19 1,54 0,97 1,02
06 Fotografi 4,32 3,27 2,55 4,41 5,05 5,46
07 Kriya 2,45 2,99 4,22 1,79 2,27 4,36
08 Kuliner 6,07 6,04 6,95 6,31 7,23 7,94
09 Musik 2,57 5,69 4,44 6,43 6,38 5,34
10 Fashion 3,56 4,52 2,18 1,29 1,48 1,59
11 Aplikasi dan Game Developer
5,14 7,79 4,36 1,99 4,57 3,83
12 Penerbitan 0,28 2,91 3,13 3,00 4,69 3,29
13 Periklanan 5,91 3,98 3,22 6,71 4,75 5,09
14 Televisi dan Radio 5,47 8,35 5,43 4,36 2,94 3,13
15 Seni Pertunjukan 1,20 5,10 4,44 4,93 4,95 4,28
16 Seni Rupa 3,80 4,33 3,55 2,15 4,44 4,86
PDRB Ekonomi Kreatif 4,95 5,32 5,95 5,05 5,82 6,63
105Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Salah satu indikator yang menarik diperhatikan adalah peran subsektor ekonomi kreatif terhadap pertumbuhan sektor ekonomi kreatif. Peranan masing-masing subsektor ekonomi kreatif terhadap laju pertumbuhan ekonomi kreat-if tersebut tergambar pada sumbangan yang diberikan subsektor ekonomi kreatif tersebut terhadap pembentukan pertumbuhan ekonomi kreatif. Dalam pembentukan pertumbuhan ekonomi kreatif, Subsektor Kuliner memberikan kontribusi terbesar den-gan menyumbang rata-rata sebesar 4,42 persen selama periode 2011-2016. Peran penting kuliner dalam pemben-tukan sektor ekonomi kreatif juga tercermin dari pen-ingkatan sumbangannya terhadap pertumbuhan sektor ekonomi kreatif. Tahun 2011 peran atau sumbangan subsektor tersebut terhadap pertumbuhan sektor ekonomi kreatif sebesar 3,87 persen meningkat menjadi 5,33 pers-en pada tahun 2016 atau meningkat 1,46 persen.Selain subsektor Kuliner, subsektor yang mengalami peningkatan sumbangan terhadap pertumbuhan sek-tor ekonomi kreatif adalah subsektor Kriya. Tahun 2011 subsektor tersebut menyumbang sekitar 0,47 persen terhadap pertumbuhan sektor ekonomi kreatif, meningkat menjadi 0,73 persen pada tahun 2016 atau meningkat 0,26 persen.
SUMBER PERTUMBU-HAN PDRB EKONOMI
Kategori Subsektor 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01 Arsitektur 7,84 6,58 6,77 6,30 5,46 5,71
02 Desain Interior 4,63 3,92 3,65 3,44 5,71 4,23
03 Desain Komunikasi Visual
3,70 2,81 1,63 5,65 6,24 4,36
04 Desain Produk 1,24 3,65 2,31 3,73 3,21 5,69
05 Film, Animasi dan Video 0,67 1,10 4,19 1,54 0,97 1,02
06 Fotografi 4,32 3,27 2,55 4,41 5,05 5,46
07 Kriya 2,45 2,99 4,22 1,79 2,27 4,36
08 Kuliner 6,07 6,04 6,95 6,31 7,23 7,94
09 Musik 2,57 5,69 4,44 6,43 6,38 5,34
10 Fashion 3,56 4,52 2,18 1,29 1,48 1,59
11 Aplikasi dan Game Developer
5,14 7,79 4,36 1,99 4,57 3,83
12 Penerbitan 0,28 2,91 3,13 3,00 4,69 3,29
13 Periklanan 5,91 3,98 3,22 6,71 4,75 5,09
14 Televisi dan Radio 5,47 8,35 5,43 4,36 2,94 3,13
15 Seni Pertunjukan 1,20 5,10 4,44 4,93 4,95 4,28
16 Seni Rupa 3,80 4,33 3,55 2,15 4,44 4,86
PDRB Ekonomi Kreatif 4,95 5,32 5,95 5,05 5,82 6,63
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha106
Subsektor lain yang selama kurun waktu lima tahun terakhir atau dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016 memberi sumbangan terhadap laju pertumbuhan relatif besar terutama subsektor Arsitektur yaitu rata-rata sebe-sar 0,15 persen per tahun, subsektor Televisi dan Radio sebesar 0,16 persen per tahun serta subsektor Penerbitan sebesar 0,14 persen per tahun. Sedangkan subsektor Film, Animasi dan Video adalah subsektor ekonomi kreatif yang memberikan kontribusi terkecil (rata-rata sebesar 0,0018 persen).
Tabel 4.3 Sumber Pertumbuhan Ekonomi Kreatif Menurut Subsektor Ekonomi Kreatif Tahun 2011-2016 (Persen)
Sumber: BPS Provinsi Sumatera Utara
Kategori Subsektor 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01 Arsitektur 0,171 0,147 0,153 0,144 0,126 0,132
02 Desain Interior 0,003 0,003 0,003 0,002 0,004 0,003
03 Desain Komunikasi Visual
0,002 0,001 0,001 0,002 0,003 0,002
04 Desain Produk 0,001 0,004 0,002 0,004 0,003 0,005
05 Film, Animasi dan Video
0,001 0,001 0,005 0,002 0,001 0,001
06 Fotografi 0,018 0,014 0,010 0,018 0,020 0,021
07 Kriya 0,466 0,554 0,765 0,319 0,392 0,729
08 Kuliner 3,871 3,888 4,509 4,133 4,791 5,332
09 Musik 0,010 0,021 0,017 0,024 0,024 0,020
10 Fashion 0,127 0,159 0,076 0,043 0,048 0,050
11 Aplikasi dan Game Developer
0,046 0,069 0,040 0,018 0,040 0,033
12 Penerbitan 0,015 0,147 0,154 0,144 0,221 0,153
13 Periklanan 0,041 0,028 0,022 0,045 0,032 0,034
14 Televisi dan Radio 0,170 0,261 0,175 0,139 0,093 0,097
15 Seni Pertunjukan 0,003 0,011 0,009 0,010 0,010 0,009
16 Seni Rupa 0,007 0,008 0,006 0,004 0,008 0,008
109Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
LAMPIRAN 1. DEFI-NISI DAN CAKUPAN EKONOMI KREATIF
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
01 ARSITEKTUR 71101 Aktivitas Arsitektur
71102 Aktivitas Keinsinyuran dan Konsul-tasi Teknis YBDI
02 DESAIN INTERIOR 74100 Aktivitas Perancangan Khusus
85497 Pendidikan teknik swasta
03 DESAIN KOMUNI-KASI VISUAL
74100 Aktivitas Perancangan Khusus
85497 Pendidikan teknik swasta
04 DESAIN PRODUK 74100 Aktivitas Perancangan Khusus
82920 Aktivitas Pengepakan
05 FILM, ANIMASI, VIDEO
85497 Pendidikan teknik swasta
18202 Reproduksi Media Rekaman Film dan Video
59111 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
59112 Aktivitas Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
59121 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
59122 Aktivitas Pasca Produksi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
59131 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Pemerintah
59132 Aktivitas Distribusi Film, Video dan Program Televisi oleh Swasta
Aktivitas Pemutaran Film
85499 Pendidikan lainnya swasta
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha110
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
06 FOTOGRAFI 74201 Aktivitas Fotografi
85420 Pendidikan kebudayaan
90002 Aktivitas Pekerja Seni
90006 Aktivitas Operasional Fasilitas Seni
90009 Aktivitas Hiburan, Seni dan Kreati-vitas Lainnya
91021 MUseum yang dikelola Pemerintah
91022 MUseum yang dikelola Swasta
07 KRIYA 13122 Industri Kain Tenun Ikat
13123 Industri Bulu Tiruan Tenunan
13134 Industri Batik
13911 Industri Kain Rajutan
13912 Industri Kain Sulaman/Bordir
13913 Industri Bulu Tiruan Rajutan
13921 Industri Barang Jadi Tekstil untuk Keperluan Rumah Tangga
13922 Industri Barang Jadi Tekstil Sulaman
13923 Industri Bantal dan Sejenisnya
13924 Industri Barang Jadi Rajutan dan Sulaman
13930 Industri Karpet dan Permadani
15129 Industri Barang dari Kulit dan Kulit Buatan untuk Keperluan Lainnya
16291 Industri Barang Anyaman dari Rotan dan Bambu
16292 Industri Barang Anyaman dari Ta-naman Bukan Rotan dan Bambu
16293 Industri Kerajinan Ukiran dari Kayu Bukan Mebeller
16294 Industri Alat Dapur dari Kayu, Rotan dan Bambu
16299 Industri Barang dari Kayu, Rotan, Gabus Lainnya YTDL
17022 Industri Kemasan dan Kotak dari Kertas dan Karton
17099 Industri Barang dari Kertas dan Papan Kertas Lainnya YTDL
111Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
23121 Industri Perlengkapan dan Pera-latan Rumah Tangga dari Kaca
23123 Industri Kemasan dari Kaca
23129 Industri Barang Lainnya dari Kaca
23929 Industri Bahan Bangunan Dari Tanah Liat/Keramik Bukan Batu Bata dan Genteng
23931 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Porselen
23932 Industri Perlengkapan Rumah Tangga dari Tanah Liat/Keramik
23951 Industri Barang dari Semen
23959 Industri Barang dari Semen, Kapur, Gips dan Asbes Lainnya
23961 Industri Barang dari Marmer dan Granit untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan
23963 Industri Barang dari Batu untuk Keperluan Rumah Tangga dan Pajangan
25920 Jasa Industri Untuk Berbagai Pengerjaan Khusus Logam dan Barang dari Logam
25992 Industri Peralatan Dapur dan Pera-latan Meja dari Logam
25995 Industri Lampu dari Logam
25999 Industri Barang Logam Lainnya YTDL
31001 Industri Furnitur dari Kayu
31002 Industri Furnitur dari Rotan dan atau Bambu
31003 Industri Furnitur dari Plastik
31004 Industri Furnitur dari Logam
31009 Industri Furnitur Lainnya
32111 Industri Permata
32112 Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulia untuk Keperluan Pribaadi
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha112
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
32113 Industri Barang Perhiasan dari Logam Mulian Bukan Untuk Keper-luan Pribadi
32115 Industri Perhiasan Mutiara
32119 Industri Barang Lainnya dari Logam Mulia
32120 Industri Perhiasan Imitasi dan Barang Sejenis
32201 Industri Alat Musik Tradisional
32202 Industri Alat Musik Bukan Tra-disional
32401 Industri Alat Permainan
32402 Industri Mainan Anak-Anak
32903 Industri Kerajinan YTDL
32909 Industri Pengolahan Lainnya YTDL
46411 Perdagangan Besar Tekstil
46414 Perdagangan Besar Barang Lainn-ya Dari Tekstil
46419 Perdagangan Besar Tekstil, Pa-kaian dan Alas Kaki Lainnya
46496 Perdagangan Besar Alat Musik
46497 Perdagangan Besar Perhiasan dan Jam
47511 Perdagangan Eceran Tekstil
47512 Perdagangan Eceran Perlengka-pan Rumah Tangga Dari Tekstil
47735 Perdagangan Eceran Barang Perhiasan
47881 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Barang Kerajinan
47530 Perdagangan Eceran Khusus Karpet, Permadani dan Penutup Dinding dan Lantai di Toko
47591 Perdagangan Eceran Furnitur
47594 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Batu atau Tanah Liat
113Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
47595 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur dari Kayu, Bambu atau Rotan
47596 Perdagangan Eceran Barang Pecah Belah dan Perlengkapan Dapur bukan dari Plastik, Batu, Tanah Liat, Kayu, Bambu atau Rotan
47597 Perdagangan Eceran Alat Musik
47781 Perdagangan Eceran Barang Ker-ajinan dari Kayu, Bambu, Rotan, pandan, Rumput dan Sejenisnya
47782 Perdagangan Eceran Barang Ker-ajinan dari Kulit, Tulang, Tanduk, Gading, Bulu dan Binatang/Hewan yang Diawetkan
47783 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari Logam
47784 Perdagangan Eceran Barang Kerajinan dari keramik
46498 Perdagangan Besar Alat Permain-an dan Mainan Anak-anak
46491 Perdagangan Besar peralatan dan perlengkapan rumah tangga
46499 Perdagangan Besar berbagai barang dan perlengkapan rumah tangga lainnya
08 KULINER 10710 Industri Produk Roti dan Kue
10732 Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula
10733 Industri Manisan Buah-Buahan dan Sayuran Kering
10739 Industri Kembang Gula Lainnya
10750 Industri makanan dan masakan olahan
10792 Industri Kue Basah
10793 Industri Makanan dari Kedele dan Kacang-Kacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu
85499 Pendidikan lainnya swasta
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha114
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
10794 Industri Kerupuk, Keripik, Peyek dan Sejenisnya
10799 Industri Produk Makanan Lainnya
46321 Perdagangan Besar Daging Sapi Dan Daging Sapi Olahan
46322 Perdagangan Besar Daging Ayam Dan Daging Ayam Olahan
46324 Perdagangan Besar Hasil Olahan Perikanan
46331 Perdagangan Besar Gula, Coklat, dan Kembang Gula
46332 Perdagangan Besar Produk Roti
46339 Perdagangan Besar Makanan dan Minuman Lainnya
47242 Perdagangan Eceran Roti, Kue Kering, Serta Kue Basah Dan Sejenisnya
47245 Perdagangan Eceran Daging dan Ikan Olahan
47249 Perdagangan Eceran Makanan Lainnya
47822 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Roti, Kue Kering, Kue Basah Dan Sejenisnya
47825 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Daging Olahan Dan Ikan Olahan
47829 Perdagangan Eceran Kaki Lima Dan Los Pasar Komoditi Makanan Dan Minuman Ytdl
56101 Restoran
56102 Warung Makan
56103 Kedai Makanan
56104 Penyediaan Makanan Keliling/Tem-pat Tidak Tetap
56210 Jasa Boga untuk Suatu Event Tertentu (Event Catering)
56290 Penyediaan Makanan Lainnya
115Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
56301 Bar
56303 Rumah Minum/Kafe
56304 Kedai Minuman
56305 Rumah/Kedai Obat Tradisional
56306 Penyediaan Minuman Keliling/Tem-pat Tidak Tetap
09 MUSIK 18201 Reproduksi Media Rekaman Suara dan Piranti Lunak
59201 Aktivitas Perekaman Suara
59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik
77295 Aktivitas penyewaan dan sewa guna usaha tanpa hak opsi alat musik
79990 Jasa Reservasi Lainnya YBDI YTDL
85420 Pendidikan Kebudayaan
90002 Aktivitas Pekerja Seni
46512 Perdagangan Besar Piranti Lunak
47620 Perdagangan Eceran Khusus Rekaman Musik dan Video di Toko
10 FASHION 14111 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Tekstil
14112 Industri Pakaian Jadi (Konveksi) Dari Kulit
14120 Penjahitan Dan Pembuatan Pa-kaian Sesuai Pesanan
14131 Industri Perlengkapan Pakaian dari Tekstil
14132 Industri Perlengkapan Pakaian dari Kulit
14200 Industri Pakaian Jadi dan Barang dari Kulit Berbulu
14301 Industri Pakaian Jadi Rajutan
14302 Industri Pakaian Jadi Sulaman/Bordir
14303 Industri Rajutan Kaos Kaki dan Sejenisnya
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha116
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
15201 Industri Alas Kaki Untuk Keperluan Sehari-hari
15202 Industri Sepatu Olahraga
15209 Industri Alas Kaki Lainnya
46412 Perdagangan Besar Pakaian
46413 Perdagangan Besar Alas Kaki
47711 Perdagangan Eceran Pakaian
47712 Perdagangan Eceran Sepatu, Sandal dan Alas Kaki Lainnya
85498 Pendidikan Kerajinan dan Industri
85499 Pendidikan lainnya swasta
11 APLIKASI DAN GAME DEVELOPER
58200 Penerbitan Piranti Lunak (Soft-ware)
62011 Aktivitas Pengembangan Video Game
62012 Aktivitas Pengembangan Aplikasi Perdagangan Melalui Internet (E-Commerce)
62019 Aktivitas Pemrograman Komputer Lainnya
62021 Aktivitas Konsultasi Keamanan Informasi
62029 Kegiatan Konsultasi Komputer dan Manajemen Fasilitas Komputer Lainnya
62090 Kegiatan Teknologi Informasi dan Jasa Komputer Lainnya
63111 Kegiatan Pengolahan Data
63112 Kegiatan Penyimpanan Data di Server (Hosting) dan Kegiatan Ybdi
63120 Portal Web
70202 Aktivitas konsultasi transportasi
70204 Aktivitas konsultasi investasi dan perdagangan berjangka
90002 Aktivitas Pekerja Seni
12 PENERBITAN 18111 Industri Percetakan Umum
18112 Industri Percetakan Khusus
117Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
46422 Perdagangan Besar Barang Percetakan dan Penerbitan Dalam Berbagai Bentuk
47612 Perdagangan Eceran Hasil Pence-takan dan Penerbitan
58110 Penerbitan Buku
58120 Penerbitan Direktori dan Mailing List
58130 Penerbitan Surat Kabar, Jurnal dan Buletin atau Majalah
58190 Aktivitas Penerbitan Lainnya
58200 Penerbitan Piranti Lunak (software)
59202 Aktivitas Penerbitan Musik dan Buku Musik
63911 Aktivitas Kantor Berita oleh Pe-merintah
63912 Aktivitas kantor Berita oleh Swasta
72201 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial
72202 Penelitian dan Pengembangan Linguistik dan Sastra
72209 Penelitian dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora Lainnya
90005 Jurnalis Berita Independen
13 PERIKLANAN 73100 Periklanan
70203 Aktivitas kehumasan
70209 Aktivitas konsultasi manajemen lainnya
73201 Penelitian pasar
73202 Jajak pendapat masyarakat
14 TELEVISI DAN RADIO
60101 Penyiaran Radio Oleh Pemerintah
60102 Penyiaran Radio Oleh Swasta
60201 Aktivitas Penyiaran dan Pemro-graman Televisi oleh Pemerintah
60202 Aktivitas Penyiaran dan Pemro-graman Televisi oleh Swasta
Aktivitas telekomunikasi khusus untuk penyiaran
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha118
Kode Subsektor Subsektor Ekonomi Kreatif
Kode KBLI 2015
Uraian KBLI 2015
82301 Penyelenggara Pertemuan, Perjalan Intensif, Koferensi dan Pameran
82302 Event Organizer
85420 Pendidikan Kebudayaan
85499 Pendidikan lainnya swasta
90001 Aktivitas Seni pertunjukan
90002 Aktivitas Pekerja Seni
90003 Aktivitas Penunjang Hiburan
90004 Jasa Impresariat Bidang Seni
90006 Aktivitas operasional fasilitas seni
90009 Aktivitas Hiburan, Seni dan Kreati-vitas Lainnya
15 SENI PERTUNJU-KAN
47785 Perdagangan Eceran Lukisan
47789 Perdagangan Eceran Barang Kera-jinan dan Lukisan lainnya
47746 Perdagangan Eceran Barang Antik
47883 Perdagangan Eceran kaki lima dan los pasar lukisan
47893 Perdagangan Eceran Kaki Lima dan Los Pasar Barang Antik
72204 Penelitian dan Pengembangan Seni
85420 Pendidikan Kebudayaan
91021 MUseum yang dikelola Pemerintah
91022 MUseum yang dikelola Swasta
Aktivitas Pekerja Seni
91023 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Pemerintah
91024 Peninggalan Sejarah Yang Dikelola Swasta
16 SENI RUPA 85499 Pendidikan Lainnya Swasta
70209 Aktivitas Konsultasi Manajemen Lainnya
70203 Aktivitas Kehumasan
70204 Aktivitas Konsultasi Investasi dan Perdagangan Berjangka
119Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
LAMPIRAN 2. DEFI-NISI DAN CAKUPAN EKONOMI KREATIF
1. ArsitekturArsitektur adalah wujud hasil penerapan pengetahuan, ilmu, teknologi, dan seni secara utuh dalam menggubah lingkungan binaan dan ruang, sebagai bagian dari kebu-dayaan dan peradaban manusia sehingga dapat menyatu dengan keseluruhan lingkungan ruang.
2. Desain InteriorDesain interior adalah kegiatan yang memecahkan ma-salah fungsi dan kualitas interior; menyediakan layanan terkait ruang interior untuk meningkatkan kualitas hidup; dan memenuhi aspek kesehatan, keamanan, dan kenya-manan publik.
3. Desain Komunikasi VisualDesain komunikasi visual adalah seni menyampaikan pesan (arts of commmunication) dengan menggunakan bahasa rupa (visual language) yang disampaikan melalui media berupa desain yang bertujuan menginformasikan, mempengaruhi hingga merubah perilaku target audience sesuai dengan tujuan yang ingin diwujudkan. Sedang bahasa rupa yang dipakai berbentuk grafis, tanda, simbol, ilustrasi gambar/foto, tipografi/huruf dan sebagainya.
4. Desain ProdukDesain produk merupakan salah satu unsur memajukan industri agar hasil industri produk tersebut dapat diterima oleh masyarakat, karena produk yang mereka dapatkan mempunyai kualitas baik, harga terjangkau, desain yang menarik, mendapatkan jaminan dan sebagainya. Industrial Design Society of America (IDSA) mendefinisikan desain produk sebagai layanan profesional yang menciptakan dan mengembangkan konsep dan spesifikasi yang men-
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha120
mengoptimalkan fungsi, nilai, dan penampilan suatu produk dan sistem untuk keuntungan pengguna maupun pabrik.
5. Film, Animasi, dan VideoFilm“Karya seni gambar bergerak yang memuat berbagai ide atau gagasan dalam bentuk audio visual, serta dalam proses pembuatannya menggunakan kaidah-kaidah sine-matografi.”Animasi“Tampilan frame ke frame dalam urutan waktu untuk men-ciptakan ilusi gerakan yang berkelanjutan sehingga tampi-lan terlihat seolah-olah hidup atau mempunyai nyawa.”Video“Sebuah aktivitas kreatif, berupa eksplorasi dan inovasi dalam cara merekam (capture) atau membuat gambar bergerak, yang ditampilkan melalui media presentasi, yang mampu memberikan karya gambar bergerak alter-natif yang berdaya saing, dan memberikan nilai tambah budaya, sosial, dan ekonomi.”
6. FotografiFotografi merupakan sebuah industri yang mendorong penggunaan kreativitas individu dalam memproduksi citra dari suatu objek foto dengan menggunakan perangkat fotografi, termasuk di dalamnya media perekam cahaya, media penyimpan berkas, serta media yang menampil-kan informasi untuk menciptakan kesejahteraan dan juga kesempatan kerja.
121Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
7. KriyaKriya merupakan bagian dari seni rupa terapan yang mer-upakan titik temu antara seni dan desain yang bersumber dari warisan tradisi atau ide kontemporer yang hasilnya dapat berupa karya seni, produk fungsional, benda hias dan dekoratif, serta dapat dikelompokkan berdasarkan material dan eksplorasi alat teknik yang digunakan, dan juga tematik produknya.
8. KulinerKuliner adalah kegiatan persiapan, pengolahan, peny-ajian produk makanan dan minuman yang menjadikan unsur kreativitas, estetika, tradisi, dan/atau kearifan lokal; sebagai elemen terpenting dalam meningkatkan cita rasa dan nilai produk tersebut, untuk menarik daya beli dan memberikan pengalaman bagi konsumen.
9. MusikMusik adalah segala jenis usaha dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan pendidikan, kreasi/komposisi, rekaman, promosi, distribusi, penjualan, dan pertunjukan karya seni musik.
10. FashionFashion adalah suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok.
11. Aplikasi dan Game DeveloperAplikasi dan game developer adalah suatu media atau aktivitas yang memungkinkan tindakan bermain berumpan balik dan memiliki karakteristik setidaknya berupa tujuan (objective) dan aturan (rules).
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha122
12. PenerbitanPenerbitan adalah suatu usaha atau kegiatan mengelo-la informasi dan daya imajinasi untuk membuat konten kreatif yang memiliki keunikan tertentu, dituangkan dalam bentuk tulisan, gambar, dan/atau audio ataupun kom-binasinya, diproduksi untuk dikonsumsi publik, melalui media cetak, media elektronik, ataupun media daring un-tuk mendapatkan nilai ekonomi, sosial ataupun seni dan budaya yang lebih tinggi.
13. PeriklananPeriklanan adalah bentuk komunikasi melalui media ten-tang produk dan/atau merek kepada khalayak sasarannya agar memberikan tanggapan sesuai tujuan pemrakarsa.
14. Televisi dan RadioTelevisi Kegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan ga-gasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkuali-tas kepada penikmatnya dalam format suara dan gambar yang disiarkan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.RadioKegiatan kreatif yang meliputi proses pengemasan ga-gasan dan informasi dalam bentuk hiburan yang berkuali-tas kepada penikmatnya dalam format suara yang disiar-kan kepada publik dalam bentuk virtual secara teratur dan berkesinambungan.
123Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
15. Seni PertunjukanSeni pertunjukkan merupakan cabang kesenian yang melibatkan perancang, pekerja teknis dan penampil (performers), yang mengolah, mewujudkan dan menyam-paikan suatu gagasan kepada penonton (audiences); baik dalam bentuk lisan, musik, tata rupa, ekspresi dan gera-kan tubuh, atau tarian; yang terjadi secara langsung (live) di dalam ruang dan waktu yang sama, di sini dan kini (hic et nunc).
16. Seni RupaSeni rupa adalah penciptaan karya dan saling berbagi pengetahuan yang merupakan manifestasi intelektual dan keahlian kreatif, yang mendorong terjadinya perkem-bangan budaya dan perkembangan industri dengan nilai ekonomi untuk keberlanjutan ekosistemnya.
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha124
LAMPIRAN 3. METODE ESTIMASI SUPPLY EKONOMI
131Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
Sumber: Badan Pusat Statistik
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha132
LAMPIRAN 4. PDRB EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA UTARA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TA-HUN 2010-2016 (MIL-IAR RUPIAH)
Kode Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 441,81 499,66 564,44 637,00 729,44 807,09 899,04
2 Desain Interior
10,92 11,79 12,39 13,35 14,68 15,88 17,12
3 Desain Komunikasi Visual
7,02 7,72 8,26 8,78 9,72 10,73 11,64
4 Desain Produk
16,15 16,87 17,87 18,96 20,72 21,95 23,99
5 Film, Ani-masi dan Video
18,29 19,85 21,31 23,83 26,53 28,29 30,37
6 Fotografi 63,31 69,98 75,27 80,74 88,37 96,47 105,79
7 Kriya 2.858,72 3.197,00 3.579,61 3.976,75 4.389,93 4.832,38 5.290,72
8 Kuliner 9.591,52 10.911,19 12.416,29 14.339,90 16.410,40 18.253,06 19.970,52
9 Musik 57,39 64,14 69,93 79,05 90,09 100,28 109,21
10 Fashion 501,36 564,24 631,42 708,22 762,51 833,07 901,87
11 Aplikasi dan Game Developer
133,88 147,35 168,46 185,83 201,37 221,28 241,40
12 Penerbitan 718,22 774,35 869,17 965,29 1.065,80 1.193,63 1.311,79
13 Periklanan 103,33 115,96 125,62 135,61 151,59 165,02 180,32
14 Televisi dan Radio
467,81 508,07 565,74 612,58 656,20 692,79 732,35
15 Seni Per-tunjukan
32,66 35,69 38,71 42,45 47,33 50,97 54,60
16 Seni Rupa 28,08 30,49 32,55 35,07 37,43 40,18 43,09
A PDRB EKRAF
15.050,5 16.974,3 19.197,0 21.863,4 24.702,1 27.363,1 29.923,8
B PDRB Non Ekraf
316.034,7 360.062,8 397.923,4 447.600,6 497.252,8 544.358,9 598.470,3
C PDRB Provinsi
331.085,2 377.037,1 417.120,4 469.464,0 521.955,0 571.722,0 628.394,2
133Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
LAMPIRAN 5. PDRB EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA UTARA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2010-2016
Kode Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 441,81 476,46 507,82 542,21 576,34 607,43 642,12
2 Desain Interior
10,92 11,43 11,88 12,31 12,73 13,46 14,03
3 Desain Komunikasi Visual
7,02 7,28 7,49 7,61 8,04 8,54 8,91
4 Desain Produk
16,15 16,35 16,95 17,34 17,99 18,57 19,62
5 Film, Ani-masi dan Video
18,29 18,42 18,62 19,40 19,70 19,89 20,09
6 Fotografi 63,31 66,07 68,23 69,97 73,08 76,77 80,96
7 Kriya 2.858,72 2.914,48 3.008,93 3.143,57 3.199,84 3.272,35 3.415,10
8 Kuliner 9.591,52 10.174,06 10.788,14 11.538,21 12.266,69 13.153,82 14.198,44
9 Musik 57,39 60,63 63,07 66,64 71,29 75,52 78,31
10 Fashion 501,36 519,51 543,52 558,97 569,24 580,82 592,31
11 Aplikasi dan Game Developer
133,88 140,78 151,75 158,36 161,51 168,89 175,36
12 Penerbitan 718,22 720,32 741,43 764,63 787,67 824,70 851,78
13 Periklanan 103,33 109,44 113,79 117,45 125,34 131,29 137,97
14 Televisi dan Radio
467,81 493,42 534,60 563,63 588,21 605,50 624,44
15 Seni Per-tunjukan
32,66 34,23 35,91 37,62 39,57 41,14 42,33
16 Seni Rupa 28,08 29,39 30,54 31,73 32,51 33,91 35,29
A PDRB EKRAF
15.050,5 15.792,3 16.642,7 17.649,6 18.549,8 19.632,6 20.937,1
B PDRB Non Ekraf
316.034,7 337.355,3 359.281,5 381.077,5 401.023,6 421.323,3 442.838,4
C PDRB Provinsi
331.085,2 353.147,6 375.924,1 398.727,1 419.573,3 440.955,9 463.775,5
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha134
LAMPIRAN 6. DISTRI-BUSI PDRB EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA UTARA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2010-2016 (PERSEN)
Kode Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 2,94 2,94 2,94 2,91 2,95 2,95 3,00
2 Desain Interior
0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 0,06 0,06
3 Desain Komunikasi Visual
0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
4 Desain Produk
0,11 0,10 0,09 0,09 0,08 0,08 0,08
5 Film, Ani-masi dan Video
0,12 0,12 0,11 0,11 0,11 0,10 0,10
6 Fotografi 0,42 0,41 0,39 0,37 0,36 0,35 0,35
7 Kriya 18,99 18,83 18,65 18,19 17,77 17,66 17,68
8 Kuliner 63,73 64,28 64,68 65,59 66,43 66,71 66,74
9 Musik 0,38 0,38 0,36 0,36 0,36 0,37 0,36
10 Fashion 3,33 3,32 3,29 3,24 3,09 3,04 3,01
11 Aplikasi dan Game Developer
0,89 0,87 0,88 0,85 0,82 0,81 0,81
12 Penerbitan 4,77 4,56 4,53 4,42 4,31 4,36 4,38
13 Periklanan 0,69 0,68 0,65 0,62 0,61 0,60 0,60
14 Televisi dan Radio
3,11 2,99 2,95 2,80 2,66 2,53 2,45
15 Seni Per-tunjukan
0,22 0,21 0,20 0,19 0,19 0,19 0,18
16 Seni Rupa 0,19 0,18 0,17 0,16 0,15 0,15 0,14
A PDRB EKRAF
4,55 4,50 4,60 4,66 4,73 4,79 4,76
B PDRB Non Ekraf
95,45 95,50 95,40 95,34 95,27 95,21 95,24
C PDRB Provinsi
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
135Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
LAMPIRAN 7. DISTRI-BUSI PDRB EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA UTARA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2010-2016 (PERSEN)
Kode Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 2,94 3,02 3,05 3,07 3,11 3,09 3,07
2 Desain Interior
0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
3 Desain Komunikasi Visual
0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
4 Desain Produk
0,11 0,10 0,10 0,10 0,10 0,09 0,09
5 Film, Ani-masi dan Video
0,12 0,12 0,11 0,11 0,11 0,10 0,10
6 Fotografi 0,42 0,42 0,41 0,40 0,39 0,39 0,39
7 Kriya 18,99 18,46 18,08 17,81 17,25 16,67 16,31
8 Kuliner 63,73 64,42 64,82 65,37 66,13 67,00 67,81
9 Musik 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,37
10 Fashion 3,33 3,29 3,27 3,17 3,07 2,96 2,83
11 Aplikasi dan Game Developer
0,89 0,89 0,91 0,90 0,87 0,86 0,84
12 Penerbitan 4,77 4,56 4,46 4,33 4,25 4,20 4,07
13 Periklanan 0,69 0,69 0,68 0,67 0,68 0,67 0,66
14 Televisi dan Radio
3,11 3,12 3,21 3,19 3,17 3,08 2,98
15 Seni Per-tunjukan
0,22 0,22 0,22 0,21 0,21 0,21 0,20
16 Seni Rupa 0,19 0,19 0,18 0,18 0,18 0,17 0,17
A PDRB EKRAF
4,55 4,47 4,43 4,43 4,42 4,45 4,51
B PDRB Non Ekraf
95,45 95,53 95,57 95,57 95,58 95,55 95,49
C PDRB Provinsi
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha136
Kode Subsektor 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 13,10 12,96 12,86 14,51 10,65 11,39
2 7,93 5,08 7,74 10,02 8,13 7,82
3
isual
9,92 7,06 6,31 10,66 10,40 8,50
4 4,45 5,90 6,13 9,25 5,98 9,26
5 -
ideo
8,54 7,35 11,82 11,33 6,62 7,35
6 10,52 7,57 7,27 9,45 9,16 9,66
7 11,83 11,97 11,09 10,39 10,08 9,48
8 13,76 13,79 15,49 14,44 11,23 9,41
9 11,76 9,02 13,04 13,98 11,30 8,91
10 12,54 11,91 12,16 7,67 9,25 8,26
11 10,06 14,33 10,31 8,37 9,89 9,09
12 7,81 12,24 11,06 10,41 11,99 9,90
13 12,22 8,33 7,95 11,78 8,86 9,27
14 8,61 11,35 8,28 7,12 5,58 5,71
15 - 9,26 8,46 9,69 11,48 7,69 7,13
16 8,57 6,77 7,75 6,73 7,34 7,26
A 12,78 13,09 13,89 12,98 10,77 9,36
B 13,93 10,51 12,48 11,09 9,47 9,94
C 13,88 10,63 12,55 11,18 9,53 9,91
LAMPIRAN 8. LAJU PERTUMBUHAN PDRB EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA UTARA ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2011-2016 (PERSEN)
Kode Subsektor 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 2,94 3,02 3,05 3,07 3,11 3,09 3,07
2 Desain Interior
0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07 0,07
3 Desain Komunikasi Visual
0,05 0,05 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
4 Desain Produk
0,11 0,10 0,10 0,10 0,10 0,09 0,09
5 Film, Ani-masi dan Video
0,12 0,12 0,11 0,11 0,11 0,10 0,10
6 Fotografi 0,42 0,42 0,41 0,40 0,39 0,39 0,39
7 Kriya 18,99 18,46 18,08 17,81 17,25 16,67 16,31
8 Kuliner 63,73 64,42 64,82 65,37 66,13 67,00 67,81
9 Musik 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,38 0,37
10 Fashion 3,33 3,29 3,27 3,17 3,07 2,96 2,83
11 Aplikasi dan Game Developer
0,89 0,89 0,91 0,90 0,87 0,86 0,84
12 Penerbitan 4,77 4,56 4,46 4,33 4,25 4,20 4,07
13 Periklanan 0,69 0,69 0,68 0,67 0,68 0,67 0,66
14 Televisi dan Radio
3,11 3,12 3,21 3,19 3,17 3,08 2,98
15 Seni Per-tunjukan
0,22 0,22 0,22 0,21 0,21 0,21 0,20
16 Seni Rupa 0,19 0,19 0,18 0,18 0,18 0,17 0,17
A PDRB EKRAF
4,55 4,47 4,43 4,43 4,42 4,45 4,51
B PDRB Non Ekraf
95,45 95,53 95,57 95,57 95,58 95,55 95,49
C PDRB Provinsi
100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
137Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha
LAMPIRAN 9. LAJU PERTUMBUHAN PDRB EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA UTARA ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2011-2016 (PERSEN)
Kode Subsektor 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 13,10 12,96 12,86 14,51 10,65 11,39
2 Desain Interior
7,93 5,08 7,74 10,02 8,13 7,82
3 Desain Komunikasi Visual
9,92 7,06 6,31 10,66 10,40 8,50
4 Desain Produk
4,45 5,90 6,13 9,25 5,98 9,26
5 Film, Ani-masi dan Video
8,54 7,35 11,82 11,33 6,62 7,35
6 Fotografi 10,52 7,57 7,27 9,45 9,16 9,66
7 Kriya 11,83 11,97 11,09 10,39 10,08 9,48
8 Kuliner 13,76 13,79 15,49 14,44 11,23 9,41
9 Musik 11,76 9,02 13,04 13,98 11,30 8,91
10 Fashion 12,54 11,91 12,16 7,67 9,25 8,26
11 Aplikasi dan Game Developer
10,06 14,33 10,31 8,37 9,89 9,09
12 Penerbitan 7,81 12,24 11,06 10,41 11,99 9,90
13 Periklanan 12,22 8,33 7,95 11,78 8,86 9,27
14 Televisi dan Radio
8,61 11,35 8,28 7,12 5,58 5,71
15 Seni Per-tunjukan
9,26 8,46 9,69 11,48 7,69 7,13
16 Seni Rupa 8,57 6,77 7,75 6,73 7,34 7,26
A PDRB EKRAF
12,78 13,09 13,89 12,98 10,77 9,36
B PDRB Non Ekraf
13,93 10,51 12,48 11,09 9,47 9,94
C PDRB Provinsi
13,88 10,63 12,55 11,18 9,53 9,91
Laporan Penyusunan PDRB Ekonomi Kreatif 5 Provinsi 2010-2016 Menurut Lapangan Usaha138
LAMPIRAN 10. LAJU PERTUMBUHAN IMPLISIT PDRB EKONOMI KREATIF PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2011-2016 (PERSEN)
Kode Subsektor 2011 2012 2013 2014 2015 2016
(1) (2) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
1 Arsitektur 4,87 5,99 5,70 7,73 4,98 5,37
2 Desain Interior
3,16 1,12 3,95 6,36 2,28 3,44
3 Desain Komunikasi Visual
5,99 4,13 4,61 4,74 3,91 3,97
4 Desain Produk
3,17 2,16 3,73 5,32 2,68 3,37
5 Film, Ani-masi dan Video
7,81 6,19 7,33 9,64 5,59 6,26
6 Fotografi 5,91 4,16 4,60 4,80 3,92 3,99
7 Kriya 9,69 8,45 6,34 8,45 7,64 4,91
8 Kuliner 7,25 7,32 7,98 7,64 3,73 1,36
9 Musik 5,78 4,81 6,98 6,55 5,06 5,03
10 Fashion 8,61 6,96 9,06 5,72 7,08 6,16
11 Aplikasi dan Game Developer
4,66 6,07 5,70 6,25 5,09 5,07
12 Penerbitan 7,50 9,05 7,69 7,18 6,97 6,41
13 Periklanan 5,96 4,19 4,59 4,75 3,93 3,98
14 Televisi dan Radio
2,97 2,77 2,70 2,64 2,56 2,50
15 Seni Per-tunjukan
4,26 3,39 4,69 5,97 3,60 4,13
16 Seni Rupa 3,73 2,75 3,73 4,17 2,91 3,04
A PDRB EKRAF
7,49 7,32 7,39 7,50 4,66 2,54
B PDRB Non Ekraf
6,73 3,77 6,05 5,57 4,20 4,60
C PDRB Provinsi
6,76 3,93 6,11 5,66 4,22 4,50
Recommended