View
1
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Laporan Tahunan 2019 i
KATA PENGANTAR
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan mempunyai tugas mengamankan
produksi dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan
Dampak Perubahan Iklim (DPI) sehingga produksi tercapai baik secara
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas. Sesuai dengan tugas tersebut Tahun 2019
telah dilaksanakan berbagai kegiatan dalam rangka pencapaian target
dimaksud. Evaluasi pelaksanaan kegiatan harus dilaksanakan sehingga perlu
disusun Laporan Tahunan sebagai bahan evaluasi dan pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, yang dijabarkan dalam visi, misi, dan
tujuan serta sasaran program dan kegiatan.
Secara garis besar, laporan ini menyajikan capaian pelaksanaan program dan
kegiatan, serta permasalahan dalam pencapaian kegiatan dan program
tersebut. Kami berharap laporan ini dapat memberikan informasi dan sebagai
bahan pemantapan program pembangunan tanaman pangan, khususnya
dalam upaya pengamanan produksi pada periode mendatang.
Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan
laporan ini, kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas
partisipasinya.
Jakarta, Maret 2020
Direktur Perlindungan Tanaman Pangan,
Edy Purnawan
NIP 197004121998031002
Laporan Tahunan 2019 ii
RINGKASAN EKSEKUTIF
1. Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 yang
dijabarkan ke dalam Rencana Strategis Direktorat Jenderal Tanaman
Pangan Tahun 2015-2019, telah menetapkan Program Peningkatan
Produksi, Produktivitas dan Mutu Hasil Tanaman Pangan. Program
tersebut dijabarkan ke dalam delapan Kegiatan Utama dengan sasaran
Indikator Kinerja Utama (IKU) adalah peningkatan produksi padi 84 juta
ton, jagung 33 juta ton, kedelai 2,8 juta ton dalam upaya pencapaian visi
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, yaitu "terwujudnya pemenuhan
kebutuhan pangan yang cukup secara berkelanjutan untuk memperkuat
kedaulatan pangan".
2. Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
dengan memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan,
telah ditetapkan strategi pencapaian tujuan dan sasaran yaitu
a. Penguatan Sistem Pengamatan dan Pengendalian Dini (SPOT-STOP)
b. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan Penanganan
DPI
c. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT dan Penanganan DPI
d. Penguatan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan
e. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Perlindungan Tanaman
Pangan
3. Luas serangan OPT dan kerusakan akibat DPI pada tahun 2019 sebesar
5,2% atau 94,8% dapat diamankan dari OPT dan DPI. Capaian kinerja
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan tahun 2019 mencapai 99,79%
dari target 95% areal yang dapat diamankan dari OPT dan DPI.
4. Luas serangan OPT utama pada tanaman pangan Tahun 2019 seluas
356.073 ha (puso 5.680 ha) atau 1,93% dari luas tanam 18.447.608 ha.
Angka tersebut menunjukkan bahwa areal yang dapat diamankan dari
serangan OPT sebesar 98,07% dari target 97% dengan capaian kinerja
101,10%. Sedangkan kerusakan akibat DPI (banjir dan kekeringan) seluas
602.687 ha (puso 179.086 ha) atau 3,27% dari luas tanam. Dengan
Laporan Tahunan 2019 iii
demikian, luas areal tanaman yang dapat diamankan dari DPI sebesar
96,73% dari target 98% dengan capaian kinerja 98,70%.
5. Kegiatan utama perlindungan tanaman pangan tahun 2019 diantranya
yaitu: PPHT, PPDPI, Gerakan Pengendalian, Dem Area, PPAH, Rumah
burung hantu, perbanyakan APH/refugia, bantuan Sarana pengendalian
OPT dan bantuan sarana penanganan DPI, serta pengujian mutu produk
tanaman.
6. Kegiatan PPHT Tahun 2019 direncanakan seluas 2.325 ha dengan pagu
Rp. 3.751.390.000,- Realisasi kegiatan PPHT padi, jagung dan kedelai
pada tahun 2019 seluas 2.315 ha (99,57%), dengan realisasi anggaran
sebesar Rp. 3.705.870.000,- (98,77%).
7. Kegiatan PPDPI tahun 2019 mencapai 500 ha atau 100% dari rencana 500
ha dengan realisasi keuangan sebesar Rp. 2.494.988.360 atau 99,05% dari
target Rp. 2.518.856.000.
8. Gerakan pengedalian OPT tahun 2019 dilaksanakan pada komoditas padi,
jagung dan kedelai dengan capaian 21.395 ha atau 98,55% dari target
21.710 ha dan realisasi keuangan mencapai Rp. 4.267.436.000 atau
97,99% dari target Rp. 4.355.107.000.
9. Kegiatan Dem Area (budidaya tanaman sehat dan PDPI) tahun 2019
direncanakan seluas 100.000 ha dan anggaran Rp. 191.170.000.000.
realisasi pelaksanaan kegiatan tersebut sebanyak 99.823 ha atau 98,55%
dan realisasi keuangan sebesar Rp. 190.158.154.874 atau 99,47% dari
target .
10. Kegiatan rumah burung hantu direncanakan sebanyak 225 unit dengan
anggaran Rp. 450.000.000. Realisasi pelaksanaan kegiatan fisik sebesar
225 unit atau 100% dan realisasi keuangan sebesar Rp. 450.000.000 atau
100%.
11. Kegiatan perbanyakan Agen Pengendali Hayati/refugia tahun 2019
direncanakan 30 unit dengan anggaran Rp. 300.000.000 dan dapat
direalisasikan semua dengan capaian 100%.
12. Bantuan sarana pengendalian OPT direncakan sebanyak target 3 paket
(herbisida, pestisida dan handsprayer dengan anggaran Rp.
Laporan Tahunan 2019 iv
53.940.000.000. Realisasi fisik kegiatan tersebut mencapai 100% dengan
realisasi anggaran Rp. 52.996.787.150 atau 98,25%.
13. Bantuan sarana penanganan DPI tahun 2019 direncanakan sebanyak 800
unit pompa dengan anggaran Rp. 7.797.600.000. realisasi pelaksanaan
kegiatan mencapai 800 unit (100%) dan realisasi keuangan mencapai Rp.
7.797.577.250 atau 99,99%.
14. Pengujian Mutu Produk Tanaman dilaksanakan sebanyak 2.495 sertifikat
pengujian atau 101,84% dar target 2.450 sertifikat. Realisasi keuangan
mencapai Rp. 23.860.778.977 atau 96,94% dari target Rp. 24.614.400.000.
15. Realisasi renovasi gedung Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
telah dilaksanakan senilai 19.877.961.600 (77,40%) dari total anggaran
25.683.000.000.
Laporan Tahunan 2019 v
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
RINGKASAN EKSEKUTIF ...................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ vii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ viii
PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
Latar Belakang ......................................................................................................................... 1
Tugas, Fungsi dan Kewenangan ....................................................................................... 2
Visi ................................................................................................................................................ 8
Misi ............................................................................................................................................. 8
Strategi ....................................................................................................................................... 8
Arah Kebijakan ..................................................................................................................... 10
Kegiatan Utama ................................................................................................................... 11
Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2019 ............................................................................. 15
PELAKSANAAN KEGIATAN .............................................................................................. 16
Realisasi Pelaksanaan Kegiatan .................................................................................... 16
Realisasi Keuangan ............................................................................................................ 23
Realisasi Kegiatan Pendukung ...................................................................................... 24
CAPAIAN KINERJA .............................................................................................................. 55
PERMASALAHAN DAN TINDAK LANJUT ............................................................... 57
PENUTUP .................................................................................................................................. 59
LAMPIRAN .............................................................................................................................. 61
Laporan Tahunan 2019 vi
DAFTAR TABEL
1. Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2019 .................................................................................................................. 15
2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Utanam Ditlin TP Tahun 2019 .............. 16
3. Rencana dan Realisasi Kegiatan PPHT Tahun 2019 ...................................... 17
4. Rencana dan Realisasi PPDPI Tahun 2018 dan 2019 ................................... 18
5. Rencana dan Realisasi Kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal)
OPT Tahun 2018 dan 2019 ................................................................................... 19
6. Rencana dan Realisasi Dem Area Tahun 2018 dan 2019 ........................... 20
7. Realisasi Keuangan Tahun 2019 ........................................................................... 24
8. Target dan Realisasi Pengujian Sampel 2019 ................................................. 50
9. Realisasi Pengujian Sampel Pelanggan (eksternal) Tahun 2019 ............ 50
10. Realisasi Pengujian Sampel Pemantauan ....................................................... 51
11 . Perbandingan Target dan Realisasi Pengujian Tahun 2017 – 2019 ...... 52
12. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2015 – 2019............................................. 53
13. Realisasi Kegiatan dan Anggaran BPMPT Tahun 2019 .............................. 54
14. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan Tahun 2019.............................................................................. 55
Laporan Tahunan 2019 vii
DAFTAR GAMBAR
1. Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan) ............. 7
2. Kebijakan Pelaksanaan SPOT STOP ....................................................................... 11
3. Target dan Realisasi Pengujian Sampel Tahun 2019 ...................................... 50
4. Realisasi Pengujian Sampel Pelanggan (eksternal) Tahun 2019 ................ 51
5. Realisasi Pengujian Sampel Pemantauan Internal ........................................... 52
6. Perkembangan Pencapaian Penyetoran PNBP Thn 2015–2019 ................. 54
Laporan Tahunan 2019 viii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Pangan pada Tanaman
Padi di Indonesia Tahun 2019 ................................................................................ 62
2. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Pangan pada Tanaman
Jagung di Indonesia Tahun 2019 .......................................................................... 63
3. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Pangan pada Tanaman
Kedelai di Indonesia Tahun 2019 .......................................................................... 64
4. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Pangan pada Tanaman
Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2019 ............................................................ 65
5. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Pangan pada Tanaman
Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2019 .............................................................. 66
6. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Pangan pada Tanaman
Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2019 ...................................................................... 67
7. Luas Serangan OPT Utama Tanaman Pangan pada Tanaman
Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2019 ....................................................................... 68
8. Luas Banjir dan Kekeringan Tanaman Pangan pada Tanaman
Padi di Indonesia Tahun 2019 ................................................................................ 69
9. Luas Banjir dan Kekeringan Tanaman Pangan pada Tanaman
Jagung di Indonesia Tahun 2019 .......................................................................... 70
10. Luas Banjir dan Kekeringan Tanaman Pangan pada Tanaman
Kedelai di Indonesia Tahun 2019 ........................................................................ 71
11. Luas Banjir dan Kekeringan Tanaman Pangan pada Tanaman
Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2019 ............................................................ 72
12. Luas Banjir dan Kekeringan Tanaman Pangan pada Tanaman
Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2019 ............................................................. 73
13. Luas Banjir dan Kekeringan Tanaman Pangan pada Tanaman
Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2019 ...................................................................... 74
14. Luas Banjir dan Kekeringan Tanaman Pangan pada Tanaman
Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2019 ...................................................................... 75
15. Realisasi PPHT Tahun 2019 .................................................................................... 76
16. Realisasi PPDPI Tahun 2019 ................................................................................... 77
17. Realisasi Gerakan Pengendalian Tahun 2019.................................................. 78
18. Realisasi Dem Area Tahun 2019 ........................................................................... 79
Laporan Tahunan 2019 ix
19. Realisasi Perbanyakan Rumah Burung Hantu Tahun 2019 ........................ 80
20. Realisasi Petani Pengamat Tahun 2019 ............................................................. 81
21. Realisasi Perbanyakan APH/Refugia Tahun 2019 .......................................... 82
22. Realisasi PPAH Tahun 2019 .................................................................................... 83
23. Realisasi Bantuan Pananganan DPI (Pompa) Tahun 2019 ......................... 84
24. Realisasi Bantuan Pestisida, Herbisida dan Handsprayer Tahun 2019 .. 85
Laporan Tahunan 2019 1
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Kementerian Pertanian pada Tahun 2019 telah menetapkan kebijakan untuk
mencapai sasaran yang dicanangkan dengan mengangkat tema
"Pengembangan Infrastruktur dan Penguatan Investasi untuk Percepatan
Peningkatan Produksi dan Ekspor Pangan”. Arah kebijakan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan Tahun 2019 dituangkan dalam program
percepatan pencapaian swasembada padi, jagung serta peningkatan
produksi kedelai dan komoditas tanaman pangan lainnya. Berdasarkan hal
tersebut, ditetapkan sasaran produksi Padi 84 Juta Ton, Jagung 33 Juta Ton,
dan Kedelai 2,8 Juta Ton, sasaran tersebut tertuang dalam Indikator Kinerja
Utama (IKU) Ditjen Tanaman Pangan Tahun 2019. Upaya yang dilakukan
untuk mencapai sasaran tersebut antara lain dengan mengoptimalkan semua
sumber daya yang dimiliki khususnya sumber daya lahan melalui
pengembangan lahan baru dan fasilitasi atau bantuan kepada pelaku usaha
(petani). Upaya lainnya yaitu meminimalkan kehilangan hasil produksi melalui
pengamanan pertanaman dari gangguan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) serta Dampak Perubahan Iklim (DPI).
Salah satu agenda NAWA CITA terkait sektor pertanian adalah mewujudkan
kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik, melalui dua program aksi strategis yang dicanangkan
yaitu membangun kedaulatan pangan berbasis agribisnis kerakyatan serta
membangun sentra produksi dan mempertahankan lahan produktif. Strategi
pembangunan pertanian yang dilakukan antara lain meningkatkan produksi
dalam negeri, peningkatan kualitas distribusi pangan dan aksesibilitas
masyarakat terhadap pangan, perbaikan kualitas konsumsi pangan dan gizi
masyarakat, mitigasi gangguan terhadap ketahanan pangan terutama
mengantisipasi bencana alam, dampak perubahan iklim (DPI) serta serangan
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) dan penyakit hewan serta
peningkatan kesejahteraan pelaku utama penghasil bahan pangan (petani).
Laporan Tahunan 2019 2
Pengamanan areal pertanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI (banjir
dan kekeringan) merupakan bagian penting dalam upaya peningkatan produksi
tanaman pangan baik kuantitas maupun kualitas. Sesuai amanat Undang-
Undang Nomor : 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman yang
dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 1995 tentang
Perlindungan Tanaman serta Keputusan Menteri Pertanian Nomor :
887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pedoman Pengendalian OPT, ditetapkan
bahwa Perlindungan Tanaman Pangan dilaksanakan dengan Sistem
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dan pelaksanaannya menjadi tanggungjawab
masyarakat bersama pemerintah.
TUGAS, FUNGSI, DAN KEWENANGAN
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 43/Permentan/
OT.010/8/2015 tanggal 21 Agustus 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Pertanian, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, mempunyai tugas melaksanakan penyiapan
perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian hama dan
penyakit dan perlindungan tanaman.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut :
1. Pengelolaan data dan informasi organisme pengganggu tumbuhan;
2. Peningkatan kapasitas kelembagaan pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan;
3. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang pengendalian organisme
pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta
penanggulangan dampak iklim;
4. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengendalian organisme pengganggu
tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi, serta penanggulangan
dampak iklim;
5. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang
dan umbi, serta penanggulangan dampak iklim;
Laporan Tahunan 2019 3
6. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi,
serta penanggulangan dampak iklim;
7. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia, aneka kacang dan umbi,
serta penanggulangan dampak iklim; dan
8. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan didukung oleh empat subdirektorat, satu subbagian
tatausaha dan satu jabatan fungsional :
a. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan,
b. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Serealia,
c. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Aneka Kacang dan Umbi,
d. Subdirektorat Penanggulangan Dampak Perubahan Iklim,
e. Subbagian Tata Usaha,
f. Kelompok Jabatan Fungsional
a. Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT
Subdirektorat Pengelolaan Data dan Kelembagaan OPT mempunyai
tugas melaksanakan pengelolaan data organisme pengganggu
tumbuhan dan penyiapan peningkatan kapasitas kelembagaan
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan. Dalam melaksanakan
tugas dimaksud, Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian
OPT menyelenggarakan fungsi sebagai berikut:
a. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data organisme
pengganggu tumbuhan; dan
b. Pengumpulan, pengolahan, analisis dan penyajian data kelembagaan
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan.
Laporan Tahunan 2019 4
b. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Serealia
Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Serealia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan, penyusunan, dan
pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan
kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia. Dalam
melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat Pengendalian Organisme
Pengganggu Tumbuhan Serealia menyelenggarakan fungsi sebagai
berikut :
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan teknologi
pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan teknologi
pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan serealia;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan
pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
serealia;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan serealia;
c. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Aneka Kacang dan Umbi
Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka
Kacang dan Umbi mempunyai tugas melaksanakan penyiapan,
penyusunan, dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar,
prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di
Laporan Tahunan 2019 5
bidang pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang
dan umbi. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat
Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan Aneka Kacang dan
Umbi menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang peningkatan teknologi
pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan teknologi
pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana pengendalian
organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan umbi;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang peningkatan teknologi pengendalian hama terpadu dan
pengelolaan sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan
aneka kacang dan umbi;
d. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peningkatan
teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan
umbi; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang peningkatan
teknologi pengendalian hama terpadu dan pengelolaan sarana
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan aneka kacang dan
umbi.
d. Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim
Subdirektorat Dampak Perubahan Iklim mempunyai tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian
bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penanggulangan dampak
perubahan iklim. Dalam melaksanakan tugas dimaksud, Subdirektorat
Dampak Perubahan Iklim menyelenggarakan fungsi, sebagai berikut:
a. Penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penanggulangan dampak
kebanjiran dan kekeringan;
Laporan Tahunan 2019 6
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan
dampak kebanjiran dan kekeringan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang
penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan; dan
e. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan di bidang bidang
penanggulangan dampak kebanjiran dan kekeringan.
e. Subbag Tata Usaha
Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat
menyurat serta kearsipan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Bentuk kegiatan kegiatan dalam mencapai target kinerja output tata
usaha adalah :
a. Laporan kegiatan ketatausahaan perlindungan tanaman pangan
b. Pengembangan kesekretariatan Perlindungan Tanaman Pangan
c. Sewa operasional kendaraan kantor
f. Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan
sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bentuk kegiatan dalam
mencapai target kinerja output fungsional adalah sertifikasi profesi
Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan.
Dalam upaya meningkatkan kegiatan peramalan OPT, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan didukung oleh satu Unit Pelaksana
Teknis (UPT) yaitu Balai Besar Peramalan Organisme Pengganggu
Tumbuhan (BBPOPT) yang berkedudukan di Jatisari, Kabupaten
Karawang, Jawa Barat. Untuk pelaksanaan pengujian mutu dan residu
pestisida, pupuk, dan produk tanaman, didukung oleh Balai Pengujian
Mutu Produk Tanaman (BPMPT) yang berkedudukan di Jakarta.
Laporan Tahunan 2019 7
Pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi perlindungan tanaman pangan
di daerah dilaksanakan oleh 33 Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai
Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (UPTD-BPTPH) dan Bidang
yang menangani perlindungan tanaman pangan. Dengan perangkat
tersebut diharapkan segala permasalahan perlindungan tanaman yang
timbul di daerah dapat diatasi secara cepat.
Gambar 1. Struktur Organisasi Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan (Permentan No. 43/ Permentan/ OT.010/ 8/ 2015)
Laporan Tahunan 2019 8
VISI
“Terwujudnya pengamanan areal tanaman pangan dari serangan
OPT dan terkena DPI (banjir dan kekeringan) melalui penerapan sistem
pengendalian hama terpadu dan adaptasi perubahan iklim”
MISI
Misi Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan yaitu :
a. Meningkatkan pengamatan dan sistem peringatan dini OPT dan DPI.
b. Meningkatkan gerakan pengendalian OPT dan penanganan DPI.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
perlindungan tanaman.
d. Meningkatkan peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman
pangan.
e. Meningkatkan penyediaan sarana penanggulangan OPT dan DPI.
STRATEGI
Dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
dengan memperhatikan sumberdaya organisasi dan kondisi lingkungan,
telah ditetapkan strategi pencapaian tujuan dan sasaran yaitu :
a. Penguatan Sistem Pengamatan dan Pengendalian Dini (SPOT-
STOP)
Untuk dapat melaksanakan sistem pengamatan dan pengendalian dini
(SPOT-STOP), perlu upaya pre-emtif, peningkatan pengamatan/deteksi
dini terhadap perkembangan OPT dan pengendalian dini oleh
petani/kelompok tani serta Brigade Proteksi Tanaman (BPT).
b. Penguatan Penerapan Teknologi Pengendalian OPT dan
Penanganan DPI
Untuk meningkatkan penerapan teknologi pengendalian OPT dan
penanganan DPI spesifik lokasi perlu dilakukan upaya peningkatan kaji
terap teknologi spesifik lokasi pengendalian OPT dan penanganan DPI,
meliputi:
Laporan Tahunan 2019 9
Studi dinamika populasi OPT, untuk mengetahui perkembangan
populasi/serangan OPT dalam mendukung penerapan (SPOT-STOP)
pengendalian OPT
Uji biotipe WBC, untuk mengetahui jenis biotipe WBC yang
berkembang di lapangan pada musim tanam berjalan.
Rice Garden, untuk mengetahui reaksi varietas terhadap
perkembangan OPT.
Taksasi kehilangan hasil, untuk mengetahui potensi kehilangan hasil
akibat serangan OPT
Uji adaptasi pola tanam terhadap dampak perubahan iklim, untuk
memperoleh rekomendasi pola dan waktu tanam dalam rangka
meminimalkan dampak perubahan iklim.
Uji toleransi tanaman terhadap dampak perubahan ilkim, untuk
memperoleh rekomendasi teknologi budidaya tanaman yang
adaptif terhadap dampak perubahan iklim.
c. Penyediaan Sarana Pengendalian OPT dan Penanganan DPI
Perubahan iklim ekstrim yang sulit diprediksi sangat berpengaruh
terhadap perkembangan OPT dan meluasnya kejadian
banjir/kekeringan serta merupakan kendala utama dalam upaya
peningkatan produksi. Oleh karena itu, perlu diupayakan penyediaan
sarana dan prasarana pengendalian OPT (agens pengendali hayati,
pesitida nabati, pestisida kimiawi dan alat aplikasinya, gudang
penyimpanan sarana pengendalian, kendaraan operasional BPT dan
LPHP) dan penanganan DPI dengan menggunakan teknologi iklim
terapan (kalender tanam, varietas tahan genangan dan kekeringan).
Terkait kegiatan pengumpulan data unsur-unsur iklim untuk
mendapatkan prakiraan awal musim tanam diupayakan kerjasama
dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
d. Penguatan Kelembagaan Perlindungan Tanaman Pangan
Peran dan fungsi kelembagaan perlindungan tanaman pangan baik di
tingkat pusat maupun daerah sampai tahun 2017 belum optimal, oleh
karena itu perlu diupayakan revitalisasi kelembagaan perlindungan
Laporan Tahunan 2019 10
tanaman melalui penguatan SDM, perbaikan sarana dan prasarana
serta pemantapan Standar Operasional Prosedur (SOP) sehingga
eksekusi pengendalian OPT dapat dilakukan dengan cepat, tepat dan
akurat.
e. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) Perlindungan Tanaman
Pangan
Upaya untuk memperkuat SDM perlindungan, perlu adanya
pengangkatan petugas POPT sehingga sama dengan jumlah wilayah
pengamatan yang ada (kecamatan). Peningkatan kapasitas SDM bagi
petugas maupun petani diupayakan melalui pelatihan, pembinaan dan
sertifikasi POPT. Pelatihan bagi petugas antara lain berupa temu
teknologi, seminar dan lain-lain. Sedangkan peningkatan kapasitas
bagi petani diupayakan melalui magang kelompok tani di
Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP), pelatihan
petani pemandu, dan pelatihan petani pengamat.
ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan pengamanan produksi tanaman pangan dilakukan
dengan sistem PHT dan pelaksanaannya menjadi tanggung jawab
masyarakat dan pemerintah, melalui tindakan pre-emtif dan responsif.
Tindakan pre-emtif dengan melakukan upaya-upaya pengendalian OPT
berdasarkan pengalaman musim yang lalu agar SPOT serangan OPT pada
musim tanam berikutnya tidak terjadi. Sedangkan tindakan responsif
dengan melakukan pengamatan OPT pada musim yang sedang berjalan.
Apabila sudah terjadi gejala serangan (SPOT) berdasarkan pengamatan
periodik, maka segera dikendalikan (STOP).
Laporan Tahunan 2019 11
= Pengamatan Dini
Gambar 2. Kebijakan Pelaksanaan SPOT STOP
Apabila pada saat pengamatan ditemukan populasi OPT di bawah
ambang pengendalian maka pengendalian dilakukan dengan
menggunakan agens pengendali hayati (APH). Apabila populasi melebihi
ambang pengendalian maka pengendalian dapat menggunakan pestisida
kimiawi secara bijaksana, terdaftar dan diijinkan oleh Menteri Pertanian
dengan memperhatikan kaidah 6 tepat (tepat sasaran OPT, jenis bahan
pengendali, dosis/konsentrasi, cara aplikasi, waktu dan mutu).
KEGIATAN UTAMA
Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI
dilakukan melalui berbagai kegiatan. Dari berbagai kegiatan tersebut
terdapat beberapa kegiatan utama yaitu :
a. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
PPHT Skala Luas adalah salah satu bentuk pengamanan pertanaman
tanaman pangan dengan memberdayakan petani alumni SLPHT dan
mengikutsertakan petani yang belum mengikuti SLPHT (non alumni
SLPHT). Kegiatan PPHT meliputi kegiatan sebelum tanam (pertemuan
koordinasi, pertemuan pra tanam) dan kegiatan setelah tanam
SPOT STOP
STOP OPTAmbang
Pengendalian
Preemptif
Ekosistem
Alami
Responsif
Laporan Tahunan 2019 12
(pengamatan mingguan, evaluasi hasil pengamatan dan rencana
tindak lanjut/RTL).
b. Penerapan Penanganan Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
PPDPI merupakan salah satu bentuk pengamanan pertanaman dengan
memberdayakan petani alumni SLI dan atau petani yang memahami
dan memiliki motivasi di bidang penanganan DPI (memanfaatkan
informasi iklim dan melakukan pengelolaan budidaya sesuai dengan
iklim setempat). Kegiatan PPDPI meliputi pertemuan koordinasi,
pratanam, pasca tanam, dan evaluasi dengan pendampingan oleh
petugas POPT-PHP/Mantri Tani.
c. Gerakan Pengendalian OPT
Gerakan pengendalian dengan pertimbangan kelestarian
lingkungan ini mempunyai arti bahwa pengendalian yang dilakukan
memiliki risiko yang kecil, tidak mengakibatkan kekebalan (resurjensi),
serta tidak membahayakan kesehatan manusia maupun lingkungan.
Gerakan pengendalian disesuaikan dengan jenis OPT yang menyerang
di lapangan jika melebihi ambang pengendalian. Dengan identifikasi
yang tepat dan mengetahui populasi OPT dapat menyiapkan jumlah
dan jenis bahan pengendalian OPT yang tepat untuk mengendalikan
OPT.
d. Demonstrasi Area (Dem Area)
Dem Area/Pengendalian WBC Budidaya Tanaman Sehat dilaksanakan
dengan mengadopsi teknologi praktek budidaya tanaman sehat,
menggunakan input produksi pupuk organik dan kapur
pertanian/dolomit untuk tujuan peningkatan kesehatan tanah lahan
pertanaman dan teknologi pengendalian OPT dengan teknik
pengelolaan agroekosistem yang memberdayakan peran musuh alami
OPT. Pemberdayaan musuh alami OPT dilaksanakan dengan aplikasi
agens pengendali hayati (APH), penanaman tanaman berbungan
sebagai refugia dan meminimalkan aplikasi pestisida kimia.
Laporan Tahunan 2019 13
e. Pengujian Mutu Produk Tanaman
Pestisida dan pupuk merupakan sarana produksi yang diperlukan
dalam upaya mengamankan pertanaman dari gangguan OPT. Pestisida
dan pupuk yang digunakan harus berkualitas baik dan diaplikasikan
dengan tepat sehingga produk tanaman yang dihasilkan akan bermutu
baik dan aman dikonsumsi.
Laboratorium pengujian mutu mempunyai peran yang sangat penting
dalam melakukan pengujian dan menerbitkan Laporan/Sertiifkat Hasil
Pengujian sehingga dapat diketahui mutu dari pestisida, pupuk dan
produk tanaman. Dengan demikian, dapat diketahui tingkat keamanan
produk dari cemaran pestisida, aflatoksin atau logam berat. Sedangkan
data hasil pengujian mutu pestisida dan pupuk digunakan untuk
mengetahui apakah kualitas kandungannya masih sesuai dengan
informasi yang tercantum dalam kemasannya.
f. Rumah Burung Hantu
Burung hantu merupakan burung karnivor yang aktif pada malam hari
(nocturnal). Burung hantu merupakan binatang pemburu tikus yang
paling handal, sehingga menjadi predator alami yang efektif untuk
mengendalikan hama tikus. Burung hantu yang efektif mengendalikan
tikus berasal dari Famili Tytonidae, salah satunya dari genus Tyto (Tyto
alba).
Serangan hama tikus di beberapa wilayah setra produksi padi saati ini
cukup merepotkan, bahkan beberapa diantaranya telah menyebabkan
puso, untuk itu harus dicarikan alternatif cara pengendaliannya yang
efektif dan efisien. Penggunaan burung hantu sebagai predator
pengendali hama tikus sudah banyak dilakukan di berbagai wilayah
dengan hasil yang memuaskan. Dengan demikian perlu dikembangkan
kegiatan yang dapat memfasilitasi pemberdayaan penggunaan burung
hantu sebagai agens pengendali hama tikus.
Laporan Tahunan 2019 14
g. APH
Agens Pengendali Hayati (APH) merupakan salah satu bahan
pengendali OPT yang relatif lebih ramah lingkungan. Agens
pengendali hayati digunakan untuk mengendalikan OPT pada keadaan
populasi dan/atau intensitas serangan yang masih relatif rendah, agar
populasi dan/intensitas serangan OPT tersebut tidak berkembang,
meningkat dan menyebabkan kerugian ekonomi. Penggunaan APH
sangat direkomendasikan untuk mengendalikan OPT tanaman pangan
sejak dini, sehingga keberadaannya tidak menimbulkan kerusakan dan
kerugian lebih lanjut. Berdasarkan kegunaannya tersebut, maka
pengembangan dan perbanyakan beberapa jenis APH yang sesuai
untuk mengendalikan OPT Tanaman Pangan perlu terus dilakukan.
h. Petani Pengamat
Kegiatan pengawalan pertanaman dari gangguan OPT dan DPI
dilakukan melalui pengamatan, peramalan dan pengendalian OPT dan
penanganan DPI yang dilakukan oleh petugas Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan (POPT) bersama dengan masyarakat (petani).
Petani pengamat merupakan salah satu solusi untuk mengatasi
masalah terus berkurangnya jumlah petugas POPT dalam melakukan
pengamatan terutama di wilayah desa petani tersebut atau yang
disepakati bersama antara POPT dengan Petani Pengamat.
i. Renovasi Gedung
Gedung kantor Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan merupakan
salah satu sarana pendukung untuk optimalisasi kegiatan
perlindungan tanaman pangan. Gedung kantor Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan saat ini dirasa kurang memadai dalam
mengakomodir tugas-tugas karyawan dalam melaksanakan kegiatan
perlindungan, sehingga perlu direnovasi. Pada tahun 2019, Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan mengalokasikan anggaran sebesar Rp.
25.683.000.000,00,-. Pelaksanaan renovasi masih dalam proses lelang
ulang untuk mendapatkan pelaksanaan kegiatan yang memenuhi
target dan kriteria.
Laporan Tahunan 2019 15
PENETAPAN KINERJA (PK) TAHUN 2019
Dalam rangka mengukur capaian upaya pengamanan produksi tanaman
pangan dari gangguan OPT dan DPI, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan menetapkan indikator kinerja, sebagai berikut :
Tabel 1. Indikator Kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2019
Target
1Rasio Luas Serangan OPT terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan3%
2Rasio Luas Terkena DPI terhadap Luas Tanam Tanaman
Pangan2%
Indikator Kinerja
Dalam rangka mencapai sasaran strategis diatas Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan melaksanakan kegiatan pengamanan areal pertanaman
tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI yaitu rasio luas serangan
OPT terhadap luas tanam tanaman pangan 3% dan rasio luas terkena DPI
terhadap luas tanam tanaman pangan 2%.
Upaya pencapaian sasaran strategis pengamanan produksi tanaman
pangan dari serangan OPT, banjir dan kekeringan dilakukan melalui
beberapa kegiatan penguatan perlindungan tanaman pangan baik di
daerah maupun di pusat berupa fasilitas penguatan perlindungan
tanaman pangan dari gangguan OPT dan DPI serta pengujian mutu
produk tanaman. Jumlah anggaran untuk mendukung kegiatan-kegiatan
tersebut adalah sebesar Rp. 432.504.100.000.
Laporan Tahunan 2019 16
PELAKSANAAN KEGIATAN TAHUN 2019
REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan dalam rangka
mendukung upaya peningkatan produksi dilakukan dengan dukungan
anggaran pusat maupun anggaran Dekonsentrasi. Realisasi beberapa
kegiatan utama yang dilaksanakan dalam rangka mencapai sasaran kinerja
perlindungan tanaman pangan disajikan dalam tabel dan uraian sebagai
berikut:
Tabel 2. Rencana dan Realisasi Kegiatan Utama Ditlin TP Tahun 2019
VOL RP VOL % RP %
1 PPHT Padi Ha 1.675 2.524.000.000 1.675 100,00 2.519.573.000 99,82
2 PPHT Jagung Ha 300 494.390.000 300 100,00 491.849.000 99,49
3 PPHT Kedelai Ha 350 733.000.000 340 97,14 694.448.000 94,74
4 PPDPI Ha 500 2.518.856.000 500 100,00 2.494.988.360 99,05
5 Gerakan Pengendalian Padi Ha 19.055 3.412.857.000 18.805 98,69 3.362.901.000 98,54
6 Gerakan Pengendalian Jagung Ha 2.005 588.350.000 1.990 99,25 584.873.000 99,41
7 Gerakan Pengendalian Kedelai Ha 645 351.950.000 600 93,02 319.662.000 90,83
8 Bahan Perbanyakan APH/Refugia Unit 87 1.649.550.000 87 100,00 1.630.854.000 98,87
9 Perbanyakan Rumah Burung Hantu Unit 225 450.000.000 225 100,00 450.000.000 100,00
10 Dem Area Ha 100.000 191.170.000.000 99.823 99,82 190.158.154.874 99,47
11 Petani Pengamat Ha 726 2.178.000.000 726 100,00 2.178.000.000 100,00
12 Pengujian Mutu Produk LHP 2.450 24.614.400.000 2.495 101,84 23.860.778.977 96,94
13 Sarana Pengendalian OPT Paket 3 53.940.000.000 3 100,00 52.996.787.150 98,25
14 Sarana penanganan DPI unit 800 7.797.600.000 800 100,00 7.797.577.250 100,00
15 Renovasi Gedung Ditlin TP unit 1 26.473.020.000 1 100,00 19.877.961.600 75,09
Total 318.895.973.000 309.418.408.211 97,03
SATUANREALISASI
NO. URAIANTARGET
1. Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Sistem PHT mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan
pengendalian OPT yang berbasis sumber daya alam yang ramah
lingkungan antara lain penggunaan agens pengendali hayati (APH),
pestisida nabati, penanaman tanaman refugia sebagai mikro habitat
musuh alami, dan pengendalian spesifik lokasi lainnya. Hasil yang ingin
dicapai dari kegiatan PPHT Skala Luas (PPHT-SL) diantaranya
Laporan Tahunan 2019 17
menurunkan intensitas serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT), menurunkan frekuensi aplikasi pestisida kimia/sintetis,
meningkatkan produktivitas, meningkatkan pemanfaatan teknologi
ramah lingkungan, meningkatkan populasi musuh alami, dan
meningkatkan keuntungan petani (B/C Ratio). Diharapkan kegiatan
PPHT dapat membudaya di masyarakat, pertanian ramah lingkungan
dan berkelanjutan, ekosistem terjaga dan produk pangan aman bagi
kesehatan.
Tabel 3. Rencana dan Realisasi Kegiatan PPHT Tahun 2019
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
TH 2019 2.325 2.315 99,57 3.751.840.000 3.705.870.000 98,77
1 Padi 1.675 1.675 100,00 2.524.000.000 2.519.573.000 99,82
2 Jagung 300 300 100,00 494.390.000 491.849.000 99,49
3 Kedelai 350 340 97,14 733.450.000 694.448.000 94,68
TH 2018 10.845 10.770 99,31 18.895.756.000 18.726.562.350 99,10
1 Padi 8.525 8.450 99,12 13.714.656.000 13.588.792.000 99,08
2 Jagung 1.560 1.560 100,00 3.354.600.000 3.354.407.000 99,99
3 Kedelai 760 760 100,00 1.826.500.000 1.783.363.350 97,64
Fisik (Ha) Keuangan (Rp.)No Kegiatan
Kegiatan PPHT Tahun 2019 direncanakan seluas 2.325 ha dengan pagu
Rp. 3.751.390.000,- Realisasi kegiatan PPHT Padi tahun 2019 seluas
2.315 ha (99,57%), dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
3.705.870.000,- (98,77%). Pelaksanaan kegiatan PPHT Tahun 2019 lebih
kecil apabila dibandingkan dengan Tahun 2018 yang mencapai 10.770
ha dengan anggaran Rp. 18.707.562.000,-.
Keberhasilan pelaksanaan penerapan PHT kedelai dapat dilihat dari
peningkatan pemanfaatan pupuk organik dan agens pengendali hayati
untuk mengendalikan OPT yang muncul. Hal ini mampu meningkatkan
provitas kedelai dari 1,6 ton/ha menjadi 2 ton/ha. Pengenalan manfaat
dan fungsi penanaman tanaman refugia di sekitar pertanaman kedelai
pada petani dinilai berhasil, dimana sekitar 71,43% Poktan/gapoktan
melakukan penanaman tanaman refugia pada lokasi PPHT kedelai
Laporan Tahunan 2019 18
2. Penerapan Penanganan DPI (PPDPI)
Penerapan penanganan dampak perubahan iklim (PPDPI) dilakukan
melalui penerapan teknologi adaptif, antara lain Kalender Tanam (pola
tanam berdasarkan pola curah hujan dan ketersediaan air irigasi),
penggunaan varietas unggul adaptif terhadap kekeringan,
genangan/banjir, salinitas dan umur genjah, serta teknologi
pengelolaan lahan, pupuk, dan air (lubang biopori/sumur suntik).
Tabel 4. Rencana dan Realisasi PPDPI Tahun 2018 dan 2019
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
1 TAHUN 2018 400 400 100,00 1.853.825.000 1.845.250.300 99,54
2 TAHUN 2019 500 500 100,00 2.518.856.000 2.494.988.360 99,05
No PPDPIFisik (Ha) Keuangan (Rp.000,-)
Upaya adaptasi tersebut diatas dapat diterapkan atau menjadi
pilihan dalam penanganan DPI yang sesuai kondisi iklim setempat
(spesifik lokasi). Kegiatan PPDPI T.A. 2019 dilaksanakan 100% sesuai
target yaitu seluas 500 ha dengan realisasi anggaran sebesar Rp.
2.494.988.360 (99,05% dari pagu).
3. Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (Gerdal
OPT)
Keberhasilan kegiatan pengendalian OPT harus bersifat spesifik
lokasi dengan memperhatikan kondisi setempat, terkoordinasi dengan
baik antar semua pemangku kepentingan, dan dilaksanakan secara
bersama-sama (serentak) pada areal yang luas. Kepedulian petani
terhadap keberadaan OPT di areal usahataninya merupakan salah satu
kunci keberhasilan pengendalian OPT. Upaya pengendalian yang
dilakukan selama ini masih terbatas pada lahan usahatani masing-
masing petani dengan wilayah yang terbatas sehingga hasilnya belum
optimal. Apabila dilakukan secara serentak dalam suatu wilayah yang
luas akan memberikan hasil yang lebih baik.
Laporan Tahunan 2019 19
Tabel 5. Rencana dan Realisasi Kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal)
OPT Tahun 2018 dan 2019
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
2019 21.710 21.395 98,55 4.355.107.000 4.267.436.000 97,99
1 Padi 19.055 18.805 98,69 3.412.857.000 3.362.901.000 98,54
2 Jagung 2.005 1.990 99,25 588.350.000 584.873.000 99,41
3 Kedelai 650 600 92,31 353.900.000 319.662.000 90,33
2018 19.480 19.470 99,95 5.609.500.000 5.566.160.000 99,23
1 Padi 17.150 17.150 100,00 4.459.000.000 4.440.140.000 99,58
2 Jagung 1.680 1.680 100,00 728.000.000 720.850.000 99,02
3 Kedelai 650 640 98,46 422.500.000 405.170.000 95,90
No KegiatanFisik (Ha) Keuangan (Rp.000,-)
Gerakan Pengendalian OPT Padi, Jagung dan Kedelai Tahun 2019 lebih
besar daripada gerakan pengendalian Tahun 2018 yang hanya
dilaksanakan seluas 19.470 ha dengan anggaran Rp. 5.566.160.000,-.
4. Bantuan Dem Area Padi
Produksi padi yang dilaksanakan dengan sangat intensif di
Indonesia dalam kurun waktu lama menimbulkan berbagai dampak
negatif terhadap agroekosistem, diantaranya berupa penurunan kualitas
kesuburan lahan dan terganggunya keseimbangan agroekosistem. Oleh
karena itu harus diimbangi dengan pengelolaan agroekosistem yang
baik dengan menerapkan sistem budidaya tanaman yang sehat.
Agroekosistem yang tidak seimbang dapat menyebabkan peningkatan
populasi dan intensitas serangan OPT tertentu, seperti wereng batang
coklat (WBC), penggerek batang padi (PBP), blas, kresek dan virus kerdil
rumput/hampa di beberapa daerah sentra produksi padi. Penanganan
serangan OPT tanaman padi ini dilaksanakan dengan menggunakan
sistem pengendalian hama terpadu (PHT), yang salah satu prinsipnya
adalah penerapan budidaya tanaman sehat.
Dem Area Budidaya Tanaman Sehat dilaksanakan dengan
mengadopsi teknologi praktek budidaya tanaman sehat, menggunakan
input produksi pupuk organik dan kapur pertanian/dolomit untuk
tujuan peningkatan kesehatan tanah lahan pertanaman dan teknologi
pengendalian OPT dengan teknik pengelolaan agroekosistem yang
Laporan Tahunan 2019 20
memberdayakan peran musuh alami OPT. Pemberdayaan musuh alami
OPT dilaksanakan dengan aplikasi agens pengendali hayati (APH),
penanaman tanaman berbungan sebagai refugia dan meminimalkan
aplikasi pestisida kimia.
Tabel 6. Rencana dan Realisasi Dem Area Tahun 2018 dan 2019
Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian
1 BTS 80.000 79.873 99,84125 33.000 33.000 100
2 PPDPI 5.000 4.950 99 1.000 1.000 100
3 RAWA 15.000 15.000 100
TOTAL 100.000 99.823 99,823 34.000 34.000 100
2019 2018DEM AREANO
Kegiatan Dem area dialokasikan seluas 100.000 ha dengan total
anggaran Rp. 191,17 M. Realisasi fisik dem area tahun 2019 seluas
99.823 ha (99,82%) dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 190,16 M
(99,47%). Pelaksanaan kegiatan Dem Area 2019 jauh lebih besar dari
tahun 2018 yang hanya seluas 34.000 ha dengan anggaran 60,68 M.
5. Pemberdayaan Petani Pengamat
Pengawalan areal pertanaman dari gangguan OPT dan DPI
dilakukan melalui kegiatan pengamatan, peramalan dan pengendalian
OPT dan penanganan DPI yang dilakukan oleh petugas Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) bersama dengan
masyarakat terutama petani.
Pada tahun 2019, jumlah POPT di Indonesia baik Aparatur Sipil
Negara (ASN) maupun Tenaga Harian Lepas (THL) berjumlah 3.837
orang akan terus dan berkurang karena sebagian petugas akan
memasuki masa pensiun. Hal ini menyebabkan beban kerja petugas
semakin berat dengan wilayah kerja yang cukup luas.
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut adalah melakukan
perekrutan petani pengamat untuk membantu tugas POPT dalam
melakukan pengamatan terutama di wilayah desa petani tersebut atau
yang disepakati bersama antara POPT dengan Petani Pengamat.
Pada tahun 2019, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan melalui
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan menargetkan 726 orang
Laporan Tahunan 2019 21
Petani Pengamat di seluruh wilayah Indonesia dengan pagu anggaran
Rp. 2.178.000.000,-. Petani Pengamat diharapkan mampu melakukan
pengamatan OPT dan malaporkan hasil pengamatannya kepada
petugas POPT di wilayahnya. Realisasi anggaran untuk kegiatan
pemberdayaan petani pengamat Tahun 2019 mencapai Rp.
2.178.000.000 (100%).
6. Pengujian Mutu Produk Tanaman (LHP/Sertifikat)
Pestisida dan pupuk merupakan sarana produksi yang diperlukan
dalam upaya mengamankan pertanaman dari gangguan OPT. Pestisida
dan pupuk yang digunakan harus berkualitas baik dan diaplikasikan
dengan tepat sehingga produk tanaman yang dihasilkan akan bermutu
baik dan aman dikonsumsi.
Laboratorium pengujian mutu mempunyai peran sangat penting
dalam melakukan pengujian dan menerbitkan Laporan/Sertifikat Hasil
Pengujian dalam rangka untuk mengetahui mutu pestisida, pupuk dan
produk tanaman. Berdasarkan hasil pengujian mutu produk tanaman
dapat diketahui tingkat keamanan produk dari cemaran pestisida,
aflatoksin atau logam berat. Data hasil pengujian mutu pestisida dan
pupuk digunakan untuk mengetahui apakah kualitas kandungannya
masih sesuai dengan informasi yang tercantum dalam kemasannya.
Kegiatan pengujian mutu meliputi kegiatan persiapan,
pelaksanaan, pengujian dan pemantauan mutu pestisida, pupuk serta
produk tanaman. Pengujian yang dilaksanakan meliputi pengujian mutu
pestisida, mutu pupuk dan mutu produk tanaman pangan, hortikultura
dan perkebunan. Selain itu juga dilakukan pemantauan mutu pestisida
di lapangan. Tujuan dari pemantauan mutu pestisida adalah untuk
mengetahui seberapa jauh mutu pestisida dan pupuk yang beredar dan
meminimalisir terjadinya penyimpangan mutu pestisida dan pupuk
sehingga pestisida dan pupuk yang beredar dan digunakan oleh petani
dapat terjamin mutu dan efektivitasnya sesuai formula yang terdaftar.
Pengujian residu pestisida, cemaran mikrobiologi dan cemaran logam
Laporan Tahunan 2019 22
berat dilaksanakan dalam rangka untuk melindungi dari cemaran yang
melebihi Batas Maksimum Residu Pestisida.
Pagu anggaran untuk pengujian mutu sebesar Rp 24.614.400.000,-
dan terealisasi sebesar Rp 23.860.778.977,- (96,94%). Sedangkan output
yang dihasilkan berupa sertifikat LHP pada Tahun 2019 sebanyak 2.495
dengan capaian 101,84 % dari target 2.450 LHP.
7. Renovasi Gedung
Gedung kantor Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
merupakan salah satu sarana pendukung untuk optimalisasi kegiatan
perlindungan tanaman pangan. Gedung kantor Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan saat ini dirasa kurang memadai dalam mengakomodir
tugas-tugas karyawan dalam melaksanakan kegiatan perlindungan,
sehingga perlu direnovasi. Pada tahun 2019, Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan mengalokasikan anggaran sebesar Rp.
26.473.020.000,-. Pelaksanaan renovasi sampai saat ini masih dalam
proses pengerjaan dan sudah menghabiskan anggaran sebesar Rp.
19.877.961.600,- (75,09%).
8. Fasilitasi Bahan Perbanyakan Agens Pengendali Hayati (APH)
Agens Pengendali Hayati (APH) merupakan salah satu bahan
pengendali OPT yang relatif lebih aman bagi manusia dan lingkungan.
Agens pengendali hayati digunakan untuk mengendalikan OPT pada
keadaan populasi dan/atau intensitas serangan yang masih relatif
rendah, agar populasi dan/intensitas serangan OPT tersebut tidak
berkembang, meningkat dan menyebabkan kerugian ekonomi.
Penggunaan APH sangat direkomendasikan untuk mengendalikan OPT
tanaman pangan sejak dini, agar keberadaannya tidak menimbulkan
kerusakan dan kerugian lebih lanjut. Berdasarkan kegunaannya tersebut,
maka pengembangan dan perbanyakan beberapa jenis APH yang sesuai
untuk mengendalikan OPT Tanaman Pangan perlu terus dilakukan.
Pada tahun 2019, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
mengalokasi kegiatan perbanyakan APH sebanyak 88 unit dengan pagu
Laporan Tahunan 2019 23
anggaran Rp. 1.760.000.000,-. Realisasi kegiatan tersebut mencapai 87
unit dengan serapan anggaran sebesar Rp. 1.630.854.000,- (92,66%).
9. Fasilitasi Rumah Burung Hantu
Burung hantu merupakan burung karnivor yang aktif pada malam
hari (nocturnal). Burung hantu merupakan binatang pemburu tikus yang
paling handal, sehingga menjadi predator alami yang efektif untuk
mengendalikan hama tikus. Burung hantu yang efektif mengendalikan
tikus berasal dari Famili Tytonidae, salah satunya dari genus Tyto (Tyto
alba).
Serangan hama tikus di beberapa wilayah setra produksi padi saati
ini cukup merepotkan, bahkan beberapa diantaranya telah
menyebabkan puso, untuk itu harus dicarikan alternatif cara
pengendaliannya yang efektif dan efisien. Penggunaan burung hantu
sebagai predator pengendali hama tikus sudah banyak dilakukan di
berbagai wilayah dengan hasil yang memuaskan. Dengan demikian
perlu dikembangkan kegiatan yang dapat memfasilitasi pemberdayaan
penggunaan burung hantu sebagai agens pengendali hama tikus.
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan berupaya untuk terus
meningkatkan fasilitasi penggunaan burung hantu pada tahun 2019
sebagai agens pengendali hama tikus. Oleh karena itu, Ditlin TP
mengalokasikan kegiatan pembuatan rumah burung hantu (Rubuha)
sejumlah 250 unit dengan pagu anggaran Rp. 500.000.000,-. Realisasi
kegiatan pembuatan Rubuha mencapai 225 unit (90,00 %) dengan
anggaran Rp. 450.000.000,- (90%).
REALISASI KEUANGAN
Pada Tahun 2019, pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan di pusat didukung dengan anggaran yang tertuang dalam
Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satuan Kerja (Satker) Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, sedangkan di daerah didukung dengan anggaran
yang tertuang dalam DIPA Dana Dekonsentrasi melalui Balai Proteksi
Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH).
Laporan Tahunan 2019 24
Laporan Tahunan 2019 25
Jumlah anggaran kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan dari
Gangguan OPT dan DPI pada Tahun 2019 adalah Rp. 432.504.100.000,-,
dengan realisasi anggaran mencapai Rp. 417.746.923.879,- atau 96,59% dari
pagu anggaran. Capaian realisasi keuangan kegiatan Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan Tahun 2019 disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 7. Realisasi Keuangan Tahun 2019
KEGIATAN OUTPUT PAGU
1764.641 Fasilitas Penguatan Perlindungan Tanaman Pangan
dari Gangguan OPT78.286.644.000 77.477.807.255 98,97%
1764.642 Fasilitas Dukungan Teknis Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT36.877.600.000 28.460.558.316 77,18%
1764.643 Hasil Pengujian Mutu Produk Tanaman 24.614.400.000 23.821.319.392 96,78%
1764.644 Penerapan Penanganan DPI 36.643.856.000 35.743.402.000 97,54%
1764.645 Sarana dan Bahan Pengendalian OPT 256.081.600.000 252.243.836.916 98,50%
SUB TOTAL 432.504.100.000 417.746.923.879 96,59%
REALISASI SP2D
DITLIN
REALISASI PELAKSANAAN KEGIATAN PENDUKUNG
Dalam rangka mendukung pencapaian sasaran pengamanan areal tanam dari
gangguan OPT dan DPI tahun 2019, Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan juga mengalokasikan dana untuk kegiatan pendukung meliputi :
1. Kegiatan Subdirektorat Data dan Kelembagaan Pengendalian OPT
a. Penguatan Kelembagaan Pengendalian OPT
Keberhasilan penerapan dan pemasyarakatan Sistem
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain berjalannya peran dan fungsi kelembagaan PHT ditingkat
petani, jaringan petani PHT, instansi pemerintah maupun stakeholder
terkait.
Kelembagaan pengendalian OPT yang kuat diharapkan mampu
memberikan kontribusi yang positif terhadap kegiatan perlindungan
tanaman dan peningkatan produksi tanaman pangan. Agar penguatan
kelembagaan pengendalian OPT dapat berjalan sesuai dengan tujuan
yang telah ditetapkan maka dilakukan beberapa kegiatan diantaranya
melakukan pemutakhiran database, monitoring dan evaluasi,
Laporan Tahunan 2019 26
bimbingan teknis maupun perbanyakan buku SDM Perlindungan.
Dalam rangka penguatan kelembagaan pengendalian OPT telah
dilakukan :
1) Bimbingan teknis perbanyakan agens hayati dan parasitoid untuk
pengendalian Spodoptera frugiperda di Balai Besar Peramalatan
OPT (BBPOPT) Jatisari yang diikuti oleh 16 provinsi (Sumatera
Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat,
Jawa Tengah, D. I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi
Utara, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat).
2) Bimbingan teknis Sistem Manajemen dan Dokumentasi ISO 17025:
2017 yang diikuti oleh 12 orang peserta dari Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan, BBPOPT Jatisari, BPTPH Sumatera
Utara, Jawa Timur, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan.
3) Pelatihan Peningkatan Kompetensi Petugas Pengambil Contoh
(PPC) diikuti oleh 14 peserta dari Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan dan Balai Besar Peramalan OPT.
4) Sertifikasi profesi POPT yang dilaksanakan di Tempat Uji
Kompetensi (TUK) dan diikuti oleh 24 orang peserta dari 11
propinsi dan dari Direktorat Perlindungan Perkebunan serta balai
Besar Peramalan OPT.
5) Monitoring dan evaluasi kelembagaan pengendalian OPT ke
propinsi Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, Kalimantan
Timur, Maluku, Kalimantan Utara, Nusa Tenggara Barat, Kep.
Bangka Belitung dan Jawa Timur.
6) Penyediaan data dan informasi kelembagaan pengendalian OPT
serta perbanyakan Buku SDM Perlindungan Tanaman Pangan.
Realisasi anggaran untuk kegiatan diatas sebesar Rp. 496.424.000,-
atau 96,67% dari pagu Rp. 479.916.883,-
Laporan Tahunan 2019 27
b. Penguatan Data dan Informasi OPT dan Pelaporan Pelaksanaan
Kegiatan
Data dan informasi perlindungan tanaman pangan meliputi
perkembangan pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman pangan,
perkembangan serangan OPT yang diperoleh dari hasil pengamatan
tetap maupun pengamatan keliling, serta berdasarkan hasil tangkapan
lampu perangkap (light trap), serta data dan informasi lainnya. Data
dan informasi yang telah diolah, dianalisis, dan dievaluasi, diharapkan
dapat tersedia secara cepat, akurat, tepat waktu, dan
berkesinambungan dalam bentuk laporan-laporan, bahan rapat, atau
bahan informasi lain, baik yang bersifat periodik maupun insidentil,
sehingga dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau evaluasi bagi
penentu kebijakan atau pihak yang berkepentingan pada masa
mendatang.
Selama tahun 2019 telah diterbitkam laporan mingguan OPT 52
eksemplar, laporan bulanan serangan OPT 12 eksemplar, Laporan
Tahunan Serangan OPT dan Buku Data dan Informasi Perlindungan TP
Tahun 2018. Penerbitan Buku Data dan Informasi tersebut dalam
rangka penyediaan informasi tentang pelaksanaan kegiatan
Perlindungan Tanaman Pangan sebagai bahan dalam penyusunan
kebijakan strategi dan kegiatan perlindungan yang akan datang serta
sebagai informasi untuk pihak-pihak terkait yang berperan dalam
sistem perlindungan tanaman pangan. Data informasi tersebut
meliputi data kelembagaan perlindungan tanaman pangan, data
perkembangan serangan OPT/DPI, data pelaksanaan kegiatan utama
perlindungan (PPHT, PPDPI, Gerdal, Dem Area dan Penguatan
Agroekosistem).
Dalam rangka pemantauan perkembangan serangan OPT juga
dilakukan monitoring serangan OPT ke beberapa provinsi yang
disinyalir memiliki kasus serangan OPT yang tinggi agar dapat
dilakukan deteksi dan percepatan langkah-langkah pengendalian.
Selain itu juga dilakukan verifikasi data OPT bersama dengan BPTPH
Laporan Tahunan 2019 28
dan LPHP untuk memastikan data OPT yang dilaporkan sudah benar
sesuai dengan hasil pengamatan di lapangan.
Selain pernerbitan berbagai macam laporan dan buku juga
dilakukan penyusunan beberapa aplikasi pelaporan serangan OPT
yaitu:
1. Aplikasi e-perlintan. Dalam aplikasi e-perlintan terdapat menu
laporan tengah bulan sbg instrumen bagi BPTPH untuk
menginput/mengupload laporan tengah bulan. Sementara aplikasi
ini dirancang untuk dapat mengolah data hingga level kabupaten
dan dapat diupgrade ke level yang lebih detail jika dibutuhkan.
2. Aplikasi E-Lapor publik, aplikasi ini dikhususkan untuk mengolah
informasi serangan OPT berdasarkan laporan yang masuk dari
masyarakat. Aplikasi ini dapat mengolah data hingga level desa
dan titik koordinat.
3. Aplikasi e-lapor petugas, aplikasi ini merupakan instrumen untuk
mengolah data berdasarkan laporan kegiatan harian yang
dilakukan oleh petugas (POPT).
Sedangkan Kegiatan Pelaporan Pelaksanaan Kegiatan Perlindungan
Tanaman Pangan sebagai berikut :
a. Penyusunan Laporan Mingguan, Laporan Bulanan, Laporan
Tahunan dan Laporan Kinerja (LAKIN) Pelaksanaan Kegiatan
Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan.
Laporan Monitoring pelaksanaan kegiatan perlindungan dilakukan
secara periodik meliputi laporan mingguan dan laporan bulanan.
Laporan mingguan dimaksudkan untuk melakukan deteksi dini
terhadap permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan sehingga dapat segera dilakukan langkah-
langkah penyelesaian supaya kegiatan dapat diselesaikan sesuai
target yang direncanakan. Laporan bulanan dimaksudkan untuk
melakukan evaluasi capaian pelaksanaan kegiatan dari bulan ke
bulan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi
Laporan Tahunan 2019 29
dan efektifitas pelaksanaan kegiatan di bulan-bulan yang akan
datang.
b. Laporan Tahunan Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan
merupakan laporan pelaksanaan kegiatan dan program Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan selama satu tahun anggaran.
Laporan berisi informasi struktur organisasi dan ketatausahaan,
evaluasi pelaksanaan kegiatan pengamatan, pengelolaan database
OPT/DPI, upaya pengendalian OPT dan penanganan DPI, serta
evaluasi pelaksanaan kegiatan pendukung lainnya secara
komprehensif. Berdasarkan evaluasi tersebut dapat disimpulkan
kendala dan permasalahan yang terjadi sehingga dapat
dirumuskan upaya pemecahannya.
c. Laporan Kinerja merupakan laporan kinerja tahunan yang berisi
pertanggung jawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai
tujuan/sasaran strategis instansi. Laporan Kinerja berisi ikhtisar
pencapaian sasaran sebagaimana yang ditetapkan dalam
dokumen penetapan kinerja dan dokumen perencanaan, yaitu
menyajikan informasi tentang pencapaian tujuan dan sasaran
organisasi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama organisasi,
penjelasan yang memadai atas pencapaian kinerja, dan
perbandingan capaian indikator kinerja dengan target kinerja yang
direncanakan.
Pelaporan realisasi kegiatan dan capaian kinerja bulanan juga dilaporkan
secara online melalui aplikasi emonev, sedangan pelaporan kinerja secara
online dilakukan melalui aplikasi e-sakip.
Realisasi anggaran kegiatan penguatan data OPT dan pelaporan adalah
sebesar Rp. 1.759.283.355,- atau 98.39% dari pagu anggaran sebesar Rp.
1.788.071.000,-.
Laporan Tahunan 2019 30
2. Kegiatan Subdirektorat Pengendalian Organisme Pangganggu
Tumbuhan Serealia
a. Pencetakan Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala Luas Serealia
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan faktor pembatas
dalam usaha tani tanaman pangan khususnya komoditas padi dan
Jagung. Keberadaan OPT harus dikendalikan populasi atau intensitas
serangannya agar tidak menimbulkan kerugian ekonomi. Selain itu
lahan pertanian juga harus dikelola dengan baik agar tetap terjaga
kesehatan dan kelestariannya. Lahan pertanian yang sehat akan dapat
menjaga keseimbangan fungsi-fungsi biologis semua komponen yang
ada di dalamnya, termasuk fungsi pengendalian OPT secara alami.
Upaya pengelolaan lahan pertanian dan pengendalian OPT bertujuan
untuk mengamankan produksi tanaman. Salah satu kegiatan yang
ditujukan untuk mengamankan produksi tanaman pangan adalah
sistem pengendalian hama terpadu (PHT). Upaya pemasyarakatan
sistem PHT dilaksanakan dengan kegiatan Penerapan Pengendalian
Hama Terpadu (PPHT) Skala Luas Serealia, yang selanjutnya disebut
PPHT Skala Luas Serealia. Kegiatan PPHT Skala Luas Serealia ini
diharapkan dapat mendukung program pengamanan produksi
tanaman padi dan jagung, mempertahankan tingkat produksi yang
tinggi secara kuantitas maupun kualitasnya. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk memberdayakan petani alumni SLPHT dan melibatkan petani
non almuni SLPHT untuk dapat menerapkan PHT dalam usaha taninya.
Kegiatan PPHT Skala Luas serealia ini diharapkan mampu memberikan
dampak yang nyata pada upaya pengamanan produksi tanaman
serealia padi dan jagung.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan PPHT skala luas serealia,
telah disusun dan dicetak buku Petunjuk Teknis Penerapan PHT Skala
Luas Serealia sebagai acuan pelaksanaannya. Buku Petunjuk Teknis
Penerapan PHT Skala Luas Serealia direncanakan dicetak sebanyak 50
eksemplar, dengan anggaran sebesar Rp. 4.500.000.-. Realisai
pencetakan Buku ini sebanyak 50 eksemplar (100%) dengan serapan
anggaran sebesar Rp. 4.500.000,- (100%) dari yang ditargetkan.
Laporan Tahunan 2019 31
b. Pencetakan Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT
Serealia
Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) merupakan faktor pembatas
dalam usaha tani padi dan jagung. Serangan OPT pada komoditas
serealia (padi dan jagung) harus dikendalikan. Kehilangan hasil
produksi yang disebabkan oleh serangan OPT cukup besar, bahkan di
beberapa lokasi dapat menimbulkan gagal panen (puso). Berdasarkan
UU No. 12 Tahun 1992 tentang Budidaya Tanaman Sehat, dinyatakan
bahwa pengendalian OPT merupakan tanggung jawab
petani/masyarakat, dan pemerintah bertanggung jawab membantu
pada saat terjadi eksplosi atau ledakan serangan. Bantuan pemerintah
dapat berupa pestisida sebagai bahan pengendali OPT atau dalam
bentuk kegiatan Derakan Pengendalian (Gerdal).
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan gerakan pengendalian OPT
pada tanaman padi dan jagung, telah disusun Buku Petunjuk
Pelaksanaan Gerakan Pengendalian Organisme Pengganggu
Tumbuhan Serealia, dan direncanakan akan dicetak 50 eksemplar
dengan pagu anggaran Rp.4.500.000,-. Realisasi kegiatan pencetakan
Buku ini sebanyak 50 eksemplar (100%) dengan serapan anggaran
mencapai Rp. 4.480.000,- (99,56% dari target).
c. Pencetakan Petunjuk Teknis Pembuatan Rumah Burung Hantu
(Rubuha)
Pengendalian hama tikus dapat dilaksanakan secara efektif dan
berkesinambungan dengan memafaatkan musuh alami berupa
predator hama tikus. Salah satu predator yang efektif dan handal
mengendalikan hama tikus adalah burung hantu dari spesies Tyto alba.
Pemanfaatan burung hantu sebagai agens pengendali tikus
memerlukan sarana pendukung berupa sarang buatan yang
dinamakan rumah burung hantu (Rubuha). Rumah burung hantu
dibuat dan diletakkan di hamparan lahan pertanian sebagai tempat
singgah dan sarang bagi burung hantu predator tikus.
Untuk medukung pelaksanaan kegiatan pembuatan rumah burung
hantu maka telah disusun dan dicetak Buku Petunjuk Teknis
Pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha). Buku Petunjuk Teknis ini
Laporan Tahunan 2019 32
direncanakan dicetak sebanyak 25 eksemplar dengan anggaran
sebesar Rp. 2.250.000,-. Realisasi pencetakan Buku Petunjuk Teknis
Pembuatan Rumah Burung Hantu (Rubuha) mencapai 25 eksemplar
(100%) dengan serapan anggaran sebesar Rp. 2.250.000,- (100%) dari
target yang direncanakan.
d. Pencetakan Petunjuk Teknis Perbanyakan Bahan APH-Refugia
Pos pelayanan agens hayati (PPAH) sebagai lembaga pendukung
perlindungan tanaman bertugas menyediakan agens hayati sebagai
bahan pengendali OPT di tingkat lapang. Penguatan kegiatan PPAH
untuk meningkatkan kemampuannya memproduksi A_H-refugia
mutlak diperlukan. Kegiatan penguatan PPAH dilakukan melalui
melalui pemberian bantuan dana operasional untuk pengembangan
dan perbanyakan APH-refugia. Kegiatan ini merupakan langkah
strategis untuk meningkatkan peranan PPAH dalam penyediaan APH-
Refugia kepada para petani/kelompok tani dalam hal penyediaan
bahan pengendali hama yang aman dan ramah lingkungan (agens
pengendali hayati/APH).
Untuk mendukung dan memeprlancar kegiatan Penguatan PPAH maka
telah disusun dan dicetak Buku Petunjuk Teknis Perbanyakan Bahan
APH-Refugia, yang direncanakan dicetak sebanyak 50 eksemplar,
dengan anggaran sebesar Rp. 4.500.000,-. Buku Petujuk Teknis ini telah
dicetak sebanyak 50 eksemplar (100%) dengan serapan anggran Rp.
4.427.000 ,- (98,39%) dari target yang direncanakan.
e. Pencetakan Petunjuk Teknis Bantuan Sarana Pos Pelayanan Agens
Hayati (PPAH)
Pos pelayanan agens hayati (PPAH) merupakan lembaga yang
bertugas menyediakan agens pengendali hayati (APH) di tingkat
lapang. Penguatan kegiatan pengendalian OPT melalui pemberdayaan
PPAH merupakan langkah strategis untuk semakin mendekatkan
pelayanannya kepada para petani/kelompok tani dalam hal
penyediaan bahan pengendali hama yang aman dan ramah
lingkungan. Pemberdayaan PPAH dilaksanakan dengan program
Laporan Tahunan 2019 33
penguatan PPAH melalui pemberian bantuan dana operasional untuk
perbanyakan APH.
Untuk medukung pelaksanaan program penguatan PPAH telah
disusun dan dicetak Buku Petunjuk Teknis Bantuan Sarana Pos
Pelayanan Agens Hayati. Buku petunjik Teknis ini direncanakan akan
dicetak sebanyak eksemplar dengan anggaran sebersar Rp. 2.500.000,.
Realisasi pencetakan Buku Petunjuk Teknis Bantuan Sarana Pos
Pelayanan Agens Hayati sebanyak 25 eksemplar dengan serapan
anggaran Rp. 2.234.400,- (99,31%).
f. Pencetakan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dem Area Budidaya
Tanaman Sehat
Dem Area Budidaya Tanaman Sehat (Dem Area BTS) merupakan
implementasi dari program pengamanan produksi tanaman pangan
melalui pengelolaan agroekosistem untuk menjaga kesehatan dan
kelestarian lahan pertanian serta secara khusus mengendalikan OPT
secara ramah lingkungan. Dem Area BTS dilaksanakan dengan
mengadopsi teknologi praktek budidaya tanaman sehat sesuai dengan
prinsip dasar PHT. Input produksi yang diberikan berupa
dolomit/kapur pertanian, pupuk organik, pestisida biologi dan
tanaman berbunga sebagai refugia. Dolomit/kapur pertanian dan
pupuk organik ditujukan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesuburan tanah. Pestisida biologi dan tanaman berbunga ditujukan
untuk mengendalikan dan mengelola keberadaan OPT di lapangan
agar keberadaannya terkendali, tidak menimbulkan kerusakan
tanaman dan kerugian ekonomi bagi petani. Penanaman Tanaman
berbunga refugia ditujukan untuk melestarikan keberadaan musuh
alami di lapangan. Selain Dem Area BTS juga secara khusus
dilaksanakan kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi Rawa
untuk meningkatkat kesehatan, kesuburan dan kelestarian
agroekosistem padi rawa. Pada kegiatan Dem Area padi rawa, input
produksi yang diberikan adalah pupuk mikro untuk mengatasi
keracunan pirit, pestisida biologi serta refugia.
Laporan Tahunan 2019 34
Untuk mendukung kegiatan Dem Area BTS telah disusun dan dicetak
Buku Petunjuk Teknis Pelaksanaan Dem Area Budidaya Tanaman
Sehat. Buku ini direncanakan dicetak sebanyak 50 eksemplar dengan
pagu anggaran Rp. 4.500.000,-. Realisasi pencetakan Buku Juknis ini
sebanyak 50 eksemplar (100%), dengan serapan anggaran Rp.
4.500.000,- (100%) dari rencana yang ditargetkan.
g. Pencetakan Bahan Informasi Pendukung Kegiatan Pengendalian
OPT Serealia
Pengamanan produksi tanaman pangan dari gangguan OPT pada
komoditas serealia dilaksanakan melalui penerapan sistem
Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Keberhasilan pengamanan
produksi pangan sangat dipengaruhi oleh pemahaman dan peran aktif
masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan perlindungan tanaman. Oleh
karena itu, diperlukan sarana pendukung yang dapat menambah
pengetahuan, wawasan dan informasi kepada masyarakat mengenai
cara dan manfaat kegiatan perlindungan tanaman, khususnya untuk
komoditas padi dan jagung. Sarana pendukung yang dapat digunakan
untuk menambah pengetahuan, wawasan, kepada masyarakat tersebut
dapat berupa bahan informasi seperti banner, booklet, poster, leaflet,
dan buku-buku laporan kegiatan di bidang pengendalian OPT Serealia.
Untuk mendukung kegiatan pengendalian OPT Serealia, pada Tahun
2019 telah disusun dan di cetak beberapa bahan informasi berikut ini:
Booklet Pengelolaan WBC dan Virus yang ditularkannya
Booklet Pengenalan dan Pengendalian Penggerek Batang Padi
Leaflet Pengendalian Penyakit Blas
Leaflet Pengendalian Penyakit Hawar Daun Bakteri
Laporan pengembangan Teknologi PHT Serealia
Laporan Sarana Pengendalian OPT
Laporan Luas Pengendalian OPT Serealia
Laporan Pelaksanaan PPHT Serealia
Laporan Pelaksanaan Gerakan Pengendalian OPT Serealia
Laporan Tahunan 2019 35
h. Pengadaan Dan Dukungan Kegiatan Lainnya Pada Penguatan
Perlindungan Tanaman Pangan
Belanja Peralatan dan Mesin untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda
Untuk mendukung program pengamanan produksi pangan melalui
kegiatan gerakan pengendalian OPT maka dilakukan pengadaan alat-
alat sarana pengendalian OPT berupa Handsprayer dan Handsprayer
semi otomatis. Handsprayer dan Handsprayer semi otomatis diberikan
kepada Brigade Pengendalian OPT di beberapa provinsi.
1) Handsprayer
Handsprayer direncanakan diadakan sebanyak 1.500 unit dengan
pagu anggaran Rp. 772.050.000,-. Realisasi pengadaan dan
penyaluran handsprayer sebanyak 1.500 unit (100%) dengan
serapan anggaran Rp. 772.050.000,- (100%) dari target yang
dianggarkan. Hansprayer diberikan kepada beberapa provinsi,
yaitu: Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan
Lampung).
2) Handsprayer Semi Otomatis Jabar
Handsprayer semi otomatis direncanakan diadakan sebanyak 500
unit dengan pagu anggaran Rp. 352.950.000,-. Relisasi pengadaan
Handsprayer semi otomatis sebanyak 500 unit dengan serapan
anggaran Rp. 291.410.000,- (82,56%) dari target yang dianggarkan.
Handsprayer semi otomatis diberikan kepada Provinsi Jawa Barat.
3) Belanja Barang lainnya untuk Diserahkan Kepada
Masyarakat/Pemda
Untuk mendukung program pengamanan produksi pangan dari
gangguan OPT (hama, penyakit, dan gulma) telah di lakukan
pengadaan beberapa barang untuk mendukung efektivitas
pelaksanaan perlindungan tanaman. Beberapa barang yang
diadakan dan diserahkan ke petani tersebut antara lain: Herbisida,
Laporan Tahunan 2019 36
Kandang penangkaran burung hantu, dan Kandang penangkaran
tikus untuk pakan burung hantu.
Herbisida (Kode 526312, Veri 777,3)
Untuk mendukung program pengamanan produksi pangan dari
gangguan gulma, telah dilakukan pengadaan bahan pengendali
gulma berupa herbisida, yang direncanakan diadakan satu
paket pengadaan Herbisida dengan pagu anggaran RP.
32.815.000.000,-. Realisasi pengadaan herbisida mencapai satu
paket dengan serapan anggaran Rp. 31.981.500.000,- (97,46%).
Kandang Penangkaran Burung Hantu
Untuk mendukung kegiatan pengendalian hama tikus,
diperlukan agens pengendali hama tikus berupa burung hantu
predator tikus (Tyto alba). Penyediaan burung hantu yang cukup
jumlahnya untuk mengendalikan hama tikus dilakukan melalui
kegiatan penangkaran. Untuk mendukung upaya penangkaran
hama tikus, maka dilakukan pengadaan pembuatan kandang
penangkaran burung hantu. Pembuatan kandang burung hantu
dilakukan di Provinsi Bali. Pengadaan pembuatan kandang
burung hantu direncanakan satu paket dengan pagu anggaran
Rp. 135.000.000,-. Pembuatan kandang burung hantu dapat
terealisasi 100 persen dengan serapan anggaran mencapai Rp.
135.000.000,- (100%).
Kandang Penangkaran Tikus Untuk Pakan Burung Hantu
Penangkaran burung hantu memerlukan pendukung pakan
burung hantu berupa tikus. Pengembangan tikus sebagai pakan
burung hantu ini memerlukan kandang pengembangan. Untuk
itu direncanakan kegiatan satu paket pembuatan kandang
penagkaran tikus dengan pagu anggaran Rp. 50.000.000,-.
Realisasi kegiatan ini mencapai 100 persen dengan serapan
anggaran Rp. 50.000.000,- (100%).
Laporan Tahunan 2019 37
4) Insektisida pengendalian Ulat Grayak Tanaman Jagung
Serangan hama baru yang menyerang tanaman jagung saat ini
sudah menyebar di beberapa provinsi dan menyebabkan
kerusakan tanaman cukup luas. Hama baru tersebut adalah ulat
grayak frugiperda/UGF (Spodoptera frugiperda). Untuk
mengendalikan serangan UGF dan mengantisipasi penyebarannya
lebih lanjut diperlukan bahan pengendali berupa insektisida yang
didistribusikan ke daerah-daerah yang terkena dampak serangan
UGF. Pengadaan insektisida pengendalian UGF pada Tahun 2019
direncanakan satu paket dengan anggaran biaya sebesar Rp.
189.150.000,-. Realisasi kegiatan pengadaan insektisida
pengendalian ulat grayak tanaman jagung ini tercapai satu paket
dengan serapan anggaran Rp. 189.150.000,- (100%).
5) Dolomit Dem Area Budidaya Tanaman Sehat
Dolomit merupakan salah satu komponen sarana produksi
kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi Sawah.
Pengadaan Dolomit direncanakan sebanyak 79.366.000 kg dengan
anggaran Rp. 87.699.430.000,_. Realisasi pengadaan dolomit
mencapai 79.366.000 kg dengan serapan anggaran Rp.
87.699.423.000,- (99,99%).
6) Benih Dem Area Budidaya Tanaman Sehat
Benih merupakan salah satu komponen sarana produksi kegiatan
Dem Area Budidaya Tanaman Sehat Padi Sawah. Pengadaan Benih
untuk kegiatan Dem Area Budidaya Tanaman sehat Padi Sawah
direncanakan sebanyak 1.985.000 kg dengan anggaran sebesar Rp.
19.453.000.000,-. Realisasi pengadaan benih untuk kegiatan Dem
Area Budidaya Tanaman Sehat Padi Sawah mencapai 1.985.000 kg
dengan serapan anggaran Rp. 19.446.556.500,- (100%).
Laporan Tahunan 2019 38
7) Benih Dem Area Penanganan DPI
Benih merupakan salah satu komponen sarana produksi kegiatan
Dem Area Penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI). Pengadaan
Benih untuk kegiatan Dem Area Penanganan DPI direncanakan
sebanyak 120.405 kg dengan anggaran sebesar Rp. 1.179.969.000,-
. Realisasi pengadaan benih untuk kegiatan Dem Area Penanganan
DPI mencapai 120.405 kg dengan serapan anggaran Rp.
1.179.108.125,- (99,93%).
8) Rodentisida Bahan Pengasapan
Untuk meningkatkan efektivitas pengandalian hama tikus melalui
kegiatan pengaspan atau pengemposan, maka diperlukan sarana
pemdukung pengendalian berupa bahan pengasapan. Pada Tahun
2019 direncanakan pengadaan Rodentisida (bahan pengendalian)
yang dapat membunuh hama tikus sebanyak satu paket dengan
anggaran sebesar Rp. 197.640.000,-. Realisasi kegiatan pengadaan
Rodentisida bahan pengasapan ini sebesar satu paket,
denganserapan annggara sebesar Rp. 193.700.000,- (0%).
9) Sarana Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma
Untuk mendukung program pengamanan produksi pangan dari
gangguan OPT (Hama, penyakit, dan gulma) telah dilakukan
pengadaan sarana pengendalian hama, penyakit, dan gulma.
Pengadaan sara pengendalian hama, penyakit, dan gulma
direncanakan satu paket dengan pagu anggaran Rp.
10.000.000.000,-. Realisasi pengadaan sarana pengendalian hama,
penyakit, dan gulma tercapai satu paket dengan serapan anggaran
RP. 9.786.150.000,- (97,86%).
10) Herbisida (Kode 526312, Veri 798,022)
Untuk mendukung program pengamanan produksi pangan dari
gangguan gulma, telah dilakukan pengadaan bahan pengendali
gulma berupa herbisida, yang direncanakan diadakan satu paket
Laporan Tahunan 2019 39
pengadaan Herbisida dengan pagu anggaran RP. 16.100.000.000,-.
Realisasi pengadaan herbisida mencapai satu paket dengan
serapan anggaran Rp. 16.093.800.000,- (99,96%).
11) Belanja Barang Non Operasional Lainnya (521219)
Untuk mendukung program pengamanan produksi pangan
diperlukan kegiatan pendukung lainnya yang secara langsung atau
tidak langsung akan mendukung kelancaran pelaksanaan program
dan kegiatan yang sudah ditetapkan. Beberapa kegiatan yang
mendukung pelaksanaan program pengamanan produksi tersebut
berupa barang belanja non operasional lainnya. Belanja barang
tersebut antara lain:
Bantuan Transport Petugas Dem Area/Pengendalian
OPT/Peserta Pelatihan
Untuk mendukung kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2019 seperti: Dem Area Budidaya Tanaman Sehat, Dem
Area penanganan DPI, Pelatihan-pelatihan, dan kegitan lainnya
telah dialokasikan bantuan transport bagi petugas. Bantuan
transport untuk petugas dialokasikan untuk 900 orang/hari
(OH) dengan pagu anggaran sebesar Rp. 90.000.000,-.
Realisasi penyaluran bantuan transport untuk petugas
mencapai 748,5 OH dengan serapan anggaran sebesar RP.
74.850.000,- (83,14%) dari yang direncanakan.
BBM Olah Tanah/Eradikasi/Pompanisasi
Untuk mendukung petani menghadapi kekeringan akibat
dampak perubahan iklim terjadinya musim kemarau yang
panjang, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan telah
mengalokasikan bantuan kepada petani berupa bantuan
bahan bakar minyak (BBM) untuk olah tanah atau eradikasi
tanaman kering/terserang OPT atau pompanisasi. Bantuan
BBM Olah tanah/eradikasi/pompanisasi dialokasikan untuk
Laporan Tahunan 2019 40
lahan seluas 5.000 ha dengan pagu anggaran sebesar Rp.
1.000.000.000,-. Realisasi kegiatan bantuan BBM olah
tanah/Eradikasi/Pompanisasi mencapai luasan lahan 5.000 ha
(100%) dengan serapan anggaran sebesar Rp. 999.131.622,-
(99,91%).
Operator Pengendalian Hama, Penyakit dan Gulma
Untuk mendukung operasional pelaksanaan pengendalian
OPT (Hama, Penyakit, dan Gulma) Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan telah mengalokasikan bantuan untuk
operator pelaksana kegiatan pengendalian hama, penyakit dan
gulma pada komoditas tanaman pangan. Bantuan Operator
Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma pada Tahun 2019
dialokasikan untuk 16.960 OH dengan pagu anggaran sebesar
RP. 1.696.000.000,-. Realisasi serapan anggaran kegiatan
Operator Pengendalian Hama, Penyakit, dan Gulma mencapai
Rp. 865.600.000,- (51,04%) dari yang direncanakan.
3. Subdirektorat Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
Aneka Kacang dan Umbi
a. Bahan informasi Penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PPHT)
Aneka Kacang dan Umbi
Kegiatan dalam rangka mendukung keberhasilan pengamanan
produksi kedelai di lapangan telah dicetak 2 (dua) buku Petunjuk
Pelaksanaan dan 5 leaflet mengenai Penyusunan Bahan Informasi
Teknologi Pengendalian OPT Akabi, antara lain:
Pencetakan Petunjuk Teknis Penerapan PHT sebanyak 50 buku,
realisasi anggaran sebesar Rp. 4.497.500,- atau 99,94% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 4.500.000,-
Pencetakan Petunjuk Teknis Gerakan pengendalian OPT Akabi
sebanyak 50 buku, realisasi anggaran sebesar Rp. 4.497.500,- atau
99,94% dari pagu anggaran sebesar Rp. 4.500.000,-.
Laporan Tahunan 2019 41
Pencetakan Leaflet/ Brosur/ Poster/ Booklet/ Banner Penyusunan
Bahan Informasi Teknologi Pengendalian OPT Akabi sebanyak 5
paket, realisasi anggaran sebesar Rp. 24.500.000,- atau 98% dari
pagu anggaran sebesar Rp. 25.000.000,-.
b. Dukungan Pengendalian OPT Aneka Kacang dan Umbi
Dalam rangka mendukung upaya pengamanan pertanaman pangan
untuk mencapai swasembada tanaman pangan khususnya tanaman
kedelai telah dialokasikan bantuan sarana dan prasarana pengendalian
OPT, sehingga kegiatan pengamanan pertanaman kedelai di lapangan
berjalan dengan baik dan sasaran produksi yang telah ditetapkan
dapat tercapai.
Berkaitan dengan hal tersebut, telah dilakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan penerapan PHT serta pendampingan pelaksanaan PPHT
di lapangan sehingga pelaksanaan PHT dapat berjalan optimal.
Disamping itu penerapan PHT dalam mengamankan areal pertanaman
kedelai dari serangan OPT dapat dikenal luas dan berjalan sesuai yang
diharapkan.
Dalam rangka mendorong pelaksanaan pengendalian OPT Akabi di
daerah sentra produksi Tanaman Aneka Kacang dan Umbi (Akabi),
dilakukan juga monitoring dan evaluasi pelaksanaan gerakan
pengendalian OPT sekaligus memberikan motivasi dan tindakan nyata
di lapangan. Melalui pendampingan gerakan pengendalian OPT Akabi
ini, diharapkan motivasi dan kepedulian masyarakat petani akan
pentingnya pengendalian OPT spesifik lokasi yang dilakukan secara
bersama-sama dan berkesinambungan dapat ditingkatkan.
Realisasi pagu anggaran untuk kegiatan ini sebesar Rp. 114.429.700,-
atau 99,68% dari pagu anggaran sebesar Rp. 114.797.000,-.
c. Penyusunan Bahan Informasi Teknologi Pengendalian OPT Akabi
Informasi beragam Teknologi Pengendalian OPT Akabi belum banyak
dipraktikkan pada tanaman aneka kacang dan umbi sehingga belum
sepenuhnya mampu mengendalikan OPT secara efektif. Oleh karena
itu, informasi dan identifikasi mengenai teknologi pengendalian OPT
Laporan Tahunan 2019 42
aneka kacang dan umbi spesifik lokasi menjadi hal penting yang harus
dilaksanakan.
Berkaitan dengan hal tersebut telah dilakukan Monev/Pengawalan/
Pendampingan Kegiatan Tanaman Pangan. Bersamaan dengan itu
dilakukan pula Koordinasi/Rapat/Workshop/Seminar/Pertemuan
Teknis Lainnya, untuk menghimpun dan memutakhirkan informasi
terkait teknologi pengendalian OPT tanaman akabi yang spesifik lokasi
sehingga dapat diterapkan/dikembangkan di berbagai daerah di
Indonesia.
Realisasi pagu anggaran sebesar Rp. 436.093.823,- atau 98,04% dari
pagu anggaran sebesar Rp. 444.803.000,-.
4. Kegiatan Subdirekorat Dampak Perubahan Iklim (DPI)
a. Penyusunan Petunjuk Pelaksanaan Penerapan Penanganan
Dampak Perubahan Iklim (PPDPI)
Petunjuk Pelaksanaan Penerapan Penanganan Dampak Perubahan
Iklim (PPDPI) sebagai acuan pelaksanaan PPDPI di lapangan telah
disusun dan dicetak sebanyak 200 buku (dari target semula 100 buku),
didistribusikan ke petugas perlindungan tanaman pangan, baik pusat
dan daerah lokasi pelaksanaan PPDPI (Sumatera Utara, Sumatera Barat,
Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI
Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, Kalimantan Selatan, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Maluku, dan Bali). Realisasi
anggaran pencetakan Petunjuk Pelaksanaan PPDPI sebesar Rp.
8.970.000,- atau 99,67% dari pagu anggaran sebesar Rp. 9.000.000,-
b. Pengelolaan Data Dampak Perubahan Iklim (DPI)
Pengelolaan data DPI adalah salah satu upaya menyediakan serta
mendokumentasikan data DPI secara berseri, lengkap, dan akurat
sehingga dapat digunakan sebagai acuan pengambilan keputusan
dalam meminimalkan kehilangan hasil akibat DPI.
Pengelolaan Data DPI didukung data/bahan yang diperoleh dari
kegiatan seperti:
Laporan Tahunan 2019 43
Pengawalan Kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan ke Provinsi
Jawa Barat, DI. Yogyakarta, Banten, Kalimantan Barat, Jawa Timur,
dan Sumatera Barat. Realisasi anggaran sebesar Rp. 145.913.389,-
atau 99,99% dari pagu anggaran Rp. 145.914.000,-.
Monitoring dan Evaluasi Daerah Terkena DPI ke Provinsi Lampung,
Jawa Barat, Banten, dan Jawa Timur Realisasi anggaran sebesar Rp.
39.703.327,- atau 99,99% dari pagu anggaran Rp. 39.704.000,-.
c. Penyusunan Bahan Informasi Kegiatan Penanggulangan DPI
Keberhasilan penananganan DPI, baik banjir maupun kekeringan
dipengaruhi oleh pemahaman dan peran aktif petugas dan
masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan sarana yang dapat
memberikan informasi sehingga dapat meningkatkan wawasan
tentang pengaruh iklim terhadap budidaya tanaman pangan serta
upaya penanganannya. Bahan informasi yang dapat digunakan antara
lain :
Buku Pengaruh Kondisi Iklim terhadap Luas Kerusakan Tanaman
Pangan akibat DPI di Indonesia.
Buku ini berisi tentang informasi kondisi iklim dan luas kerusakan
tanaman pangan (padi, jagung dan kedelai) akibat DPI di Indonesia
Tahun 2018 (Musim Hujan 2017/2018 serta Musim Kemarau 2018).
Buku ini telah dicetak sejumlah 75 eksemplar dan didistribusikan ke
direktorat lingkup Direktorat Jenderal Tanaman Pangan serta pihak-
pihak terkait dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 13.875.000,-
atau 98,26% dari pagu anggaran Rp. 14.120.000,-.
Leaflet Penerapan Penanganan DPI (PPDPI)
Leaflet dicetak sebanyak 1.000 eksemplar dan didistribusikan ke
seluruh provinsi yang mendapat alokasi kegiatan PPDPI TA. 2019
dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 5.000.000,- atau 100 % dari
pagu anggaran sebesar Rp. 5.000.000,- .
Banner Sumur Suntik
Banner dicetak sebanyak 2 unit dengan realisasi anggaran 100%
(Rp. 2.000.000,-).
Laporan Tahunan 2019 44
Banner Biopori
Banner dicetak sebanyak 2 unit dengan realisasi anggaran 100%
(Rp. 2.000.000,-).
Selain itu, bahan informasi kegiatan penanganan DPI juga dapat
diperoleh dari kegiatan Pendampingan dan Pengawalan Kegiatan
Penanganan DPI/Perlindungan Tanaman Pangan serta
Koordinasi/Konsultasi dengan Pakar/Instansi Terkait. Pendampingan
dan Pengawalan Kegiatan Penanganan DPI/Perlindungan Tanaman
Pangan dilakukan ke Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa
Timur Realisasi anggaran sebesar Rp. 277.579.400,- atau 99,99 % dari
pagu anggaran sebesar Rp. 277.586.000,-. Sedangkan, kegiatan
Koordinasi/Konsultasi dengan Pakar/Instansi Terkait dilakukan ke Balai
Penelitian Tanah dan Balai Penelitian Agroklimat, Bogor. Realisasi
anggaran sebesar Rp. 6.510.000,- atau 100 % dari pagu anggaran
sebesar Rp. 6.510.000,-.
d. Dem Area Penanganan DPI
Kegiatan Dem Area Penanganan DPI merupakan suatu metode
percontohan penerapan Penanganan DPI pada suatu hamparan tanpa
batasan wilayah administratif yang bertujuan untuk mengelola
pertanaman padi sehingga aman dari DPI (banjir/kekeringan).
Kegiatan Dem Area Penanganan DPI terdiri dari 2 jenis bantuan, yaitu
bantuan transfer barang berupa benih dan bantuan transfer uang
sebesar Rp. 1.850.000,-/ha. Pada tahun 2019, Dem Area Penanganan
DPI seluas 5.000 ha yang dialokasikan ke 9 provinsi, yaitu Aceh,
Sumatera Utara, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI.
Yogyakarta, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Realisasi fisik seluas 4.950 ha (99%) dengan realisasi anggaran sebesar
Rp. 1.142.458.125,- atau 99,92% dari pagu anggaran sebesar Rp.
1.143.319.000,- (bantuan barang) serta sebesar Rp. 9.157.500.000,-
atau 100% dari pagu anggaran sebesar Rp. 9.157.500.000,- setelah
dilakukan revisi anggaran.
Laporan Tahunan 2019 45
e. Bantuan Mitigasi Kekeringan
Berdasarkan data luas lahan yang mengalami/rawan kekeringan tahun
2019, teridentifikasi beberapa provinsi yang belum optimal
pertanamannya. Selain itu, juga terdapat bantuan benih yang sudah
tersalurkan ke kelompok tani namun belum dilakukan penanaman
karena terkendala ketersediaan air yang terbatas.
Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan suatu upaya yang dapat
membantu mengurangi resiko/kerugian akibat dampak kekeringan
bagi petani dalam bentuk kegiatan bantuan mitigasi kekeringan.
Dalam kegiatan ini, bantuan yang diberikan berupa pompa air, sumur
suntik, dan selang.
Pompa
Bantuan pompa diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap I sebanyak
1.000 unit dengan sumber anggaran dari Sekretariat Direktorat
Jenderal TP. Pompa dialokasikan ke 12 provinsi, antara lain Aceh,
Sumatera Selatan, Jambi, Lampung, Banten, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI. Yogyakarta, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, dan NTT. Realisasi anggaran sebesar Rp. 15.146.512.550,-
atau 89,78% dari pagu anggaran sebesar Rp. 16.870.000.000,-.
Bantuan pompa tahap II sebanyak 800 unit dengan sumber
anggaran dari Direktorat Perlindungan TP. Pompa dialokasikan ke
16 provinsi, antara lain Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Selatan,
Jambi, Bengkulu, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur,
NTB, Gorontalo, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan,
Kalimantan Timur, dan Maluku Utara. Realisasi anggaran sebesar Rp.
7.797.577.250,- atau 97,47% dari pagu anggaran sebesar Rp.
8.000.000.000,-.
Sumur Suntik
Bantuan sumur suntik dialokasikan ke 7 provinsi, antara lain Aceh,
Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI. Yogyakarta, Bali, dan Sulawesi
Utara, yang terdiri dari 116 Poktan/Gapoktan dengan sumber
anggaran dari Sekretariat Direktorat Jenderal TP. Bantuan sumur
Laporan Tahunan 2019 46
suntik diberikan melalui mekanisme transfer uang sebesar Rp.
12.500.000,-/.paket. Realisasi anggaran sebesar Rp. 2.162.500.000,-
atau 86,50% dari pagu anggaran sebesar Rp 2.500.000.000,-.
Selang
Bantuan selang dilakukan melalui 2 mekanisme, yaitu transfer
barang dan transfer uang. Bantuan transfer barang dialokasikan ke
3 Dinas Pertanian Provinsi, yaitu Lampung, Banten, dan DI.
Yogyakarta. Realisasi anggaran sebesar Rp. 172.200.000,- atau
97,70% dari pagu anggaran sebesar Rp 196.350.000,-.
Bantuan transfer uang dialokasikan ke 6 provinsi, antara lain Aceh,
Jambi, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara,
yang terdiri dari 141 poktan/gapoktan. Realisasi anggaran sebesar
Rp. 883.262.700,- atau 51,10% dari pagu anggaran sebesar Rp
1.728.650.000,-.
Seluruh anggaran bantuan selang bersumber dari anggaran
Sekretariat Direktorat Jenderal TP.
6. Kegiatan Tata Usaha
Pengadaan Handsprayer
Penyaluran Bantuan pemerintah kepada Masyarakat/Pemda
untuk mendukung perlindungan tanaman pangan berupa
Handsprayer untuk Provinsi Aceh, Sumatera Selatan, Jawa Barat,
Jawa Tengah, dan Lampung. Total nilai penyaluran yang berhasil
diselesaikan dokumentasinya senilai Rp. 772.050.000,00.
Pengadaan Rodentisida dan Insektisida
Penyaluran Bantuan pemerintah kepada Masyarakat/Pemda
untuk mendukung perlindungan tanaman pangan berupa
Rodentisida dan Insektisida untuk Provinsi Jawa Barat, Jawa
Tengah dan Sumatera Barat. Total nilai penyaluran yang berhasil
diselesaikan dokumentasinya Rodentisida senilai Rp.
193.700.000,00 dan Insektisida senilai Rp. 189.150.000,00
Laporan Tahunan 2019 47
Pengadaan Laptop, Mesin Photo Copy dan Printer
Dalam rangka mendukung kegiatan perlindungan tanaman
pangan berupa Laptop, Mesin Photo Copy dan Printer. Total nilai
penyaluran yang berhasil diselesaikan dokumentasinya senilai Rp.
874.411.008,00.
Pengadaan Pompa
Penyaluran Bantuan pemerintah kepada Masyarakat/Pemda
untuk mendukung perlindungan tanaman pangan berupa Pompa
untuk Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Jambi, Bengkulu, Lampung,
Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Kalimantan
Timur, Maluku Utara. Total nilai penyaluran yang berhasil
diselesaikan dokumentasinya senilai Rp. 23.825.721.600,00.
Pengadaan Selang
Penyaluran Bantuan pemerintah kepada Masyarakat/Pemda
untuk mendukung perlindungan tanaman pangan berupa Selang
untuk Provinsi Jawa Barat, Banten, DI. Yogyakarta dan Lampung.
Total nilai penyaluran yang berhasil diselesaikan dokumentasinya
senilai Rp. 340.940.000,00.
Pemeriksaan Hasil Pekerjaan Pengadaan Handsprayer,
Rodentisida, Insektisida, Pompa, dan Selang
Kegiatan ini terkait atau tindak lanjut dari pengadaan
Handsprayer, Rodentisida, Insektisida, Pompa, dan Selang, dalam
rangka kelengkapan atas penyelesaian administrasi pengadaan
(Akun 526-bantuan pemerintah). Pemeriksaan dilakukan disetiap
titik bagi alokasi Handsprayer, Rodentisida, Insektisida, Pompa,
dan Selang oleh petugas pemeriksaan hasil pekerjaan (PPHP)
yang terdiri dari unsur-unsur Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan dan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman (BPMPT).
Laporan Tahunan 2019 48
Renovasi Gedung
Realisasi renovasi gedung Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan telah dilaksanakan senilai 19.877.961.600 (77,40%) dari
total anggaran 25.683.000.000.
7. Kegiatan Pengembangan Jabatan Fungsional
Untuk mengoptimalkan kinerja dan profesionalisme POPT, baik di
pusat maupun daerah, perlu diupayakan pengembangan jabatan
fungsional POPT melalui kegiatan bimbingan teknis peningkatan
kompetensi pejabat, menghadiri rapat/ seminar/ workshop/ lokakarya/
mengikuti Diklat Dasar POPT ataupun pertemuan teknis lainnya.
Kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan untuk meningkatkan
kompetensi, juga untuk menghimpun informasi tentang
permasalahan/ kendala yang dihadapi baik dalam pengembangan
jabatan fungsional maupun penilaian angka kreditnya. Informasi
tersebut digunakan sebagai dasar perencanaan dan pengambilan
keputusan pada masa yang akan datang.
Untuk mendukung pengembangan jabatan fungsional telah dilakukan
Sertifikasi profesi POPT yang dilaksanakan di Tempat Uji Kompetensi
(TUK) dan diikuti oleh 24 orang peserta dari 11 propinsi dan dari
Direktorat Perlindungan Perkebunan serta balai Besar Peramalan OPT.
Realisasi anggaran untuk kegiatan diatas sebesar Rp. 105.656.875-
atau 89,35% dari pagu Rp. 118.250.000.
Selain kegiatan sertifikasi, pengembangan kompetensi pejabat
fungsional juga dilakukan melalui kegiatan lain seperti Dimtek
pengendalian S. Frugiperda, Bimbingan teknis Sistem Manajemen dan
Dokumentasi ISO 17025: 2017, dan Pelatihan Peningkatan Kompetensi
Petugas Pengambil Contoh (PPC).
Laporan Tahunan 2019 49
8. Kegiatan Perencanaan
a. Cetak Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2019
Dalam rangka meningkatkan kinerja perlindungan tanaman
pangan, perlu didukung dengan referensi dan petunjuk
pelaksanaan kegiatan. Untuk mendukung hal tersebut telah
dicetak Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Penguatan Perlindungan
Tanaman Pangan dari Gangguan OPT dan DPI Tahun 2019 sebagai
acuan pelaksanaan kegiatan Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 1.995.000,- atau 100% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 1.995.000,-.
b. Pengembangan Aplikasi E-Lapor OPT/DPI Publik dan E-Lapor
OPT/DPI Petugas
Pengembangan Aplikasi E-Lapor OPT/DPI Publik dan E-Lapor
OPT/DPI Petugas merupakan pengembangan dari aplikasi e-
reporting OPT yang dapat di download di playstore. Aplikasi ini
sangat membantu Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan,
Dinas Pertanian Tanaman Pangan, BPTPH dan Petugas POPT
dalam memperoleh informasi data serangan OPT dan terkena DPI
yang cepat dengan kondisi teknis di lapangan yang dilengkapi foto
open camera dengan titik koordinat wilayah. Tujuan dari pengembangan
aplikasi ini adalah mempercepat arus informasi melalui aplikasi yang
sederhana, dan memantau aktivitas lapangan secara efektif.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 39.120.000,- atau 97,80% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 40.000.000,-.
Realisasi anggaran sebesar Rp. 49.445.000,- atau 99,89% dari pagu
anggaran sebesar Rp. 49.500.000,-.
c. Rapat Koordinasi UPSUS di Provinsi Sumatera Barat
Rapat koordinasi UPSUS dilakukan sebagai bentuk upaya untuk
mencapai target tanam sesuai dengan kesepakatan antara
Kementerian Pertanian dengan Dinas Pertanian Provinsi Sumatera
Barat beserta Dinas Kabupaten/kota lingkup provinsi Sumatera
Laporan Tahunan 2019 50
Barat. Rapat UPSUS dengan jumlah peserta 200 orang yang
dihadiri oleh Dinas Pertanian 19 kabupaten/kota, provinsi dan
panitia pusat. Pencapaian realisasi tanam padi 574.245 ha (94,89%)
dari target tanam padi 605.111 ha dengan selisih target seluas
30.866 ha.
Realisasi anggaran sebesar Rp.131.450.000'- atau 100 % dari Pagu
anggaran sebesar Rp. 131.450.000,-.
d. Penyusunan RKAKL kegiatan Perlindungan Tanaman Pangan
Tahun 2020
Dalam rangka mewujudkan reformasi sistem perencanaan dan
penganggaran berbasis kinerja dan kerangka pengeluaran jangka
menengah. Penyusunan Rencana Kerja Anggaran Pagu Indikatif
dan Definitiv dilakukan dengan cara mengintegrasikan seluruh
proses perencanaan dan penganggaran di lingkungan Direktorat
Jenderal Tanaman Pangan, untuk menghasilkan dokumen RKA-KL
dengan klasifikasi anggaran belanja menurut organisasi, fungsi,
program, kegiatan dan jenis belanjanya.
Realisasi anggaran sebesar Rp.96.030.000'- atau 100 % dari Pagu
anggaran sebesar Rp. 96.030.000,-.
9. Pelaksanaan Kegiatan Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman
Realisasi pengujian sampel pelanggan dan monitoring tahun 2019
mencapai 2.495 sertifikat LHP yang terdiri 869 sertifikat LHP sampel
pelanggan dan 1.626 sertifikat LHP sampel hasil pemantauan mutu
pestisida, pupuk dan produk tanaman di wilayah Indonesia. Capaian
pengujian sebesar 101,84 % dari target sebesar 2.450 sertifikat LHP.
Capaian tertinggi pada pengujian Mutu Pangan mencapai 319,09 %
dari rencana 110 sertifikat LHP terealisasi 351, hal ini dalam rangka
peningkatan kompetensi pengujian yang merupakan pengujian baru
yang akan diajukan sebagai penambahan ruang lingkup. Rincian target
dan realisasi pengujian sampel tercantum dalam Tabel 8.
Laporan Tahunan 2019 51
Tabel 8. Target dan Realisasi Pengujian Sampel 2019
Jenis Pengujian Target Realisasi Capaian (%)
Mutu Pestisida 1.327 923 69,71
Mutu Pupuk 115 49 42,61
Mutu Produk Tanaman 578 957 165,57
Aflatoksin 160 168 105
Logam Berat 160 45 28,13
Mutu Pangan 110 351 319,09
Jumlah 2.450 2.495 101,84
Gambar 3. Target dan Realisasi Pengujian Sampel Tahun 2019
a. Realisasi Pengujian Sampel Pelanggan (eksternal) Tahun 2019
Realisasi pengujian sampel pelanggan eksternal pada tahun 2019
sejumlah 869 sertifikat LHP (52,16 %) dari target yang
direncanakan sebesar 1.664 sertifikat LHP.
Tabel 9. Realisasi Pengujian Sampel Pelanggan (eksternal) Tahun
2019
Jenis Pengujian Target Realisasi (%)
Mutu Pestisida 1.107 505 45,62
Mutu Pupuk 23 10 43,48
Mutu Produk
Tanaman
402 352 87,56
Aflatoksin 20 2 10
Logam Berat 112 0 0
Jumlah 1.664 869 52,16
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
Target
Realisasi
Pestisida Pupuk Produk Tan Aflatoksin Logam Berat Mutu pangan
Target dan Realisasi Sampel 2019
Laporan Tahunan 2019 52
Gambar 4. Realisasi Pengujian Sampel Pelanggan (eksternal) Tahun
2019
b. Realisasi Pengujian Sampel Pemantauan (internal)
Pengujian sampel internal pada tahun 2019 mencapai 1.615
sertifikat LHP dari rencana yang ditetapkan sebesar 786 sertifkat
LHP. Hal ini karena sampel hasil pemantauan mutu pestisida,
pupuk dan produk tanaman yang dilakukan personil Balai
Pengujian Mutu Produk Tanaman mengalami peningkatan yang
sangat besar untuk mengantisipasi pengujian eksternal yang relatif
menurun.
Realisasi pengujian sampel hasil pemantauan tercantum dalam
tabel 10.
Tabel 10. Realisasi Pengujian Sampel Pemantauan
Jenis Pengujian Target Realisasi Capaian (%)
Mutu Pestisida 220 420 190,91
Mutu Pupuk 92 39 42,39
Mutu Produk Tanaman 176 605 343,75
Aflatoksin 140 166 118,57
Logam Berat 48 45 93,75
Mutu Pangan 110 351 319,09
Jumlah 786 1.626 206,87
0
200
400
600
800
1.000
1.200
Target
Realisasi
Pestisida Pupuk Produk Tan Aflatoksin Logam Berat
Target dan Realisasi Sampel Pengujian Eksternal
Laporan Tahunan 2019 53
Gambar 5. Realisasi Pengujian Sampel Pemantauan Internal
c. Target dan Realisasi Pengujian 2017 -2019
Capaian kinerja Balai Pengujian Mutu Produk Tanaman pada tahun
2017 – 2019 dengan output realisasi sertifikat LHP yaitu pada tahun
2017 yaitu mencapai 2.717 LHP atau 115,62 % dari target 2.350 LHP,
pada tahun 2018 menjadi 2.614 LHP (109,60 %) dari target 2.385
sertifikat LHP dan pada tahun 2019 mencapai 2.495 (101,84 %).
Adapun target dan realisasi tersebut seperti tabel dibawah ini.
Tabel 11 . Perbandingan Target dan Realisasi Pengujian Tahun 2017
– 2019
TARGET REALISASI % TARGET REALISASI % TARGET REALISASI %
Mutu Pestisida 1.257 1.274 101,35 1.317 1.249 94,84 1.327 925 69,71
Mutu Pupuk 330 386 116,97 100 221 221,00 115 49 42,61
MutuProduk Tan 512 687 134,18 568 610 107,39 578 957 165,57
Aflatoksin 142 138 97,18 150 150 100,00 160 168 105,00
Logam Berat 109 232 212,84 150 133 88,67 160 45 28,13
Mutu Beras 100 251 251,00 110 351 319,09
JUMLAH 2.350 2.717 115,62 2.385 2.614 109,60 2.450 2.495 101,84
2018 2019JENIS
PENGUJIAN
2017
0
100
200
300
400
500
600
700
Target
Realisasi
Pestisida Pupuk Produk Tan Aflatoksin Logam Berat Mutu pangan
Target dan Realisasi Sampel Pengujian Internal
Laporan Tahunan 2019 54
A. Perkembangan Capaian Penyetoran PNBP Tahun 2015 - 2019
Jenis pelayanan yang diberikan BPMPT adalah pengujian mutu
pestisida (kadar bahan aktif dan fisiko kimia), pengujian mutu pupuk
(kadar unsur hara makro) serta pengujian mutu produk tanaman
(residu pestisida, aflatoksin dan cemaran logam).
Biaya pengujian mengacu pada Peraturan Pemerintah No 48 Tahun
2012 dan sejak tanggal 11 Oktober 2016 mengacu pada PP Nomor 35
tahun 2016 tentang Jenis dan Tarif Atas Penerimaan Negara Bukan
Pajak (PNBP) yang berlaku pada Kementerian Pertanian. Biaya
pengujian tersebut disetorkan ke kas negara sebagai PNBP.
Adapun perkembangan setoran PNBP 5 tahun terakhir pada Balai
Pengujian Mutu Produk Tanaman terlihat seperti tabel berikut :
Tabel 12. Target dan Realisasi PNBP Tahun 2015 – 2019
Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp) Capaian (%)
2015 950.000.000 937.600.000 98,69
2016 950.000.000 610.600.000 64.27
2017 955.000.000 866.762.000 90.76
2018 760.000.000 541.500.000 71,25
2019 800.000.000 551.285.500 68,91
Realisasi PNBP tahun 2019 belum mencapai target karena adanya
pemindahan alat preparasi pengujian dan instrumen akibat rencana
renovasi Gedung Direktorat Perlindungan Tanaman. Instrumen
dipindahkan ke ruangan yang tidak direnovasi dan dikalibrasi ulang
sampai menunjukkan kinerja yang sesuai sebelum digunakan kembali
untuk analisa. Selama proses pemindahan alat instrumen dan alat
preparasi, BPMPT tidak menerima sampel (bulan April – Mei 2019).
Alat Instrumen telah selesai dikalibrasi pada tanggal 31 Mei 2019,
sehingga bulan Juni baru menerima sampel kembali namun pengujian
Cemaran Logam Berat dan Pengujian Pupuk tidak dilaksanakan karena
beberapa alat untuk pengujiannya tidak dapat diinstal akibat tidak
tersedianya ruangan.
Laporan Tahunan 2019 55
Gambar 6. Perkembangan Pencapaian Penyetoran PNBP Thn 2015–
2019
B. Realisasi Kegiatan dan Anggaran Tahun 2019
Realisasi penggunaan anggaran pada Balai Pengujian Mutu Produk
Tanaman sebesar Rp 23.860.778.977 atau 96,94 % dari pagu
anggaran sebesar Rp 24.614.400.000 dengan rincian kegiatan dan
anggaran sebagai berikut:
Tabel 13. Realisasi Kegiatan dan Anggaran BPMPT Tahun 2019
Pagu Realisasi
Anggaran Anggaran %
(Rp.000,-) (Rp.000,-) Vol Satuan Vol %
PENGUATAN PERLIND. TP DARI GANGGUAN OPT DAN DPI
Melaksanakan Bimbingan dan Sosialisasi Keg. Penguatan
Perlindungan TP24.614.400.000 23.860.778.977 96,94 2.450 LHP 2.495 101,84
A. Kegiatan Ketata Usahaan 798.318.000 762.275.340 95,94
B. Kegiatan Perencanaan 492.320.000 335.908.800 68,23
C. Pelatihan Teknis Lab dan Manajemen 393.600.000 389.381.368 98,93 38 OP 63 165,79
D. Pertemuan Teknis Laboratorium 149.360.000 149.298.700 99,69
E. Pengujian Mutu Pestisida 699.439.000 652.288.101 93,54 1.327 LHP 925 69,71
F. Pengujian Mutu Pupuk 218.000.000 212.888.955 97,66 115 LHP 49 42,61
G. Pengujian Residu Pestisida 694.440.000 647.111.255 93,18 578 LHP 957 165,57
H. Pengujian Micotoksin 227.673.000 223.558.300 98,19 160 LHP 168 105
I. Pengujian Cemaran Logam Berat 69.000.000 56.171.484 81,41 160 LHP 45 28,13
J. Pelaksanaan Keg. Pendampingan 96.525.000 96.519.282 99,99 11 OP 11 100
K. Pelaks. Keg.3M/Lakin/SPI/ PNBP/NSP/ Dok Sistem Mutu 101.675.000 93.794.900 92,25 20 OP 66 330
L. Pelaks. UPSUS/Pameran/Temu Teknis/Perencanaan 90.675.000 80.453.400 88,73 13 OP 12 92,31
M. Pelaks. Keg. Pemantauan/ Pengambilan sampel pestisida, pupuk 548.470.000 533.002.832 97,18 27 Prop 25 92,59
N. Pelaksanaan Keg. Pemeriksaan Kesehatan 92.910.000 92.740.000 99.82 38 ORG 38 100
0. Peningkatan Kapasitas Pelayanan 19.897.545.000 19.496.556.260 97,98 2 PKT 2 100
T. Honor Dalam rangka Pengadaan 44.450.000 36.830.000 82,86 37 OP 26 OP
Kegiatan/Sub Kegiatan/Uraian/Indikator OutputNo
Fisik Kegiatan
Target Realisasi
0
200.000.000
400.000.000
600.000.000
800.000.000
1.000.000.000
1.200.000.000
Target (Rp)
Realisasi (Rp)
2015 2016 2017 2018 2019
Target dan Realisasi PNBP 2015 - 2019
Laporan Tahunan 2019 56
CAPAIAN KINERJA
Pengukuran capaian indikator kinerja Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan diperoleh dengan membandingkan luas serangan OPT dan DPI
dengan luas areal tanaman pangan seluruhnya. Data luas serangan OPT dan
DPI diperoleh dari hasil pengamatan Pengendali Organisme Pengganggu
Tumbuhan (POPT) tingkat kecamatan yang dilaporkan ke Koordinator POPT
di tingkat kabupaten/kota setiap dua minggu sekali, kemudian Koordinator
POPT melaporkan ke Laboratorium Pengamatan Hama dan Penyakit (LPHP)
dan selanjutnya disampaikan ke Balai Proteksi Tanaman Pangan dan
Hortikultura (BPTPH) di tingkat provinsi. Rekap data serangan OPT, banjir dan
kekeringan per kabupaten selanjutnya dilaporkan oleh BPTPH ke Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan. Capaian Indikator Kinerja Utama
Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2019 disajikan dalam tabel berikut :
Tabel 14. Capaian Indikator Kinerja Utama Direktorat Perlindungan Tanaman
Pangan Tahun 2019
OPT BANJIR KEKERINGAN
1 PADI 310.831 181.617 353.171 11.060.583 7,65 92,35
2 JAGUNG 39.870 15.913 42.037 5.848.154 1,67 98,33
3 KEDELAI 1.905 882 1.298 302.777 1,35 98,65
4 KACANG TANAH 1.350 160 6.826 337.484 2,47 97,53
5 KACANG HIJAU 444 17 37 168.012 0,30 99,70
6 UBI KAYU 1.328 28 703 652.576 0,32 99,68
7 UBI JALAR 346 - - 79.894 0,43 99,57
356.073 198.617 404.070 18.449.480 5,20 94,80JUMLAH
SERANGAN OPT/DPI 2019* (ha) LUAS TANAM**
(ha)KOMODITASNO
CAPAIAN IK
OPT/DPI (%)
LUAS AMAN
OPT/DPI (%)
Keterangan :
** Data Luas Tanam bulan Okt'18 sd Sep'19, Padi (KSA BPS), Non Padi (PDPS)
* Data berjalan Okt'18 sd Sep'19 update 24 Januari 2020
Target Luas Tanam yang aman dari Gangguan OPT/DPI adalah 95%
Laporan Tahunan 2019 57
Dengan target luas aman sebesar 95% dan realisasi luas aman sebesar
94,66% maka capaian kinerja perlindungan adalah 99,64%. Penilaian terhadap
capaian target indikator kinerja dilakukan dengan metode scoring yang
dibagi dalam beberapa kategori sebagai berikut :
1. Sangat Berhasil = capaian realisasi >100%
2. Berhasil = capaian realisasi 80 – 100%
3. Cukup Berhasil = capaian realisasi 60 – 79%
4. Kurang Berhasil = capaian realisasi <60%
Dengan metode scoring di atas maka capaian indikator kinerja Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan tahun 2019 masuk dalam kategori
Berhasil (80-100%).
Laporan Tahunan 2019 58
PERMASALAHAN DAN UPAYA TINDAK LANJUT
PERMASALAHAN
Beberapa permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan
Tahun 2019 antara lain :
a. Pelaksanaan kegiatan tertunda karena menunggu proses revisi DIPA.
b. Keterbatasan lokasi CPCL yang sesuai kriteria khususnya untuk
kegiatan PPHT kedelai.
c. Keterlambatan dalam penyaluran sarana produksi karena banyaknya
berkas pencairan dana yang harus diselesaikan.
d. Keterbatasan stok benih yang sesuai dengan kriteria.
e. Musim kemarau yang cukup ekstrim mengakibatkan pelaksanaan
kegiatan PPHT kedelai tidak sesuai rencana waktu tanam sehingga
mundur.
f. Revisi anggaran menjelang akhir tahun anggaran mengakibatkan
proses pencairan dana harus dilaksanakan dalam tenggat waktu yang
relatif sempit sehingga mengakibatkan risiko terjadinya tunda bayar.
UPAYA TINDAK LANJUT
Upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka percepatan pelaksanaan
kegiatan dan memberikan solusi terhadap permasalahan di atas antara
lain :
a. Penetapan CPCL dilakukan sejak awal tahun dengan bekerjasama
dengan semua pihak terkait di daerah untuk menemukan CPCL yang
sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan.
b. Mempercepat penyusunan/penyempurnaan petunjuk teknis
pelaksanaan kegiatan dan mensosialisasikannya secara intensif untuk
menyamakan persepsi dan meningkatkan efektifitas pelaksanaan
kegiatan.
c. Melakukan pengawalan dan pembinaan langsung untuk mendorong
petugas lapangan dan petani agar segera melakukan percepatan
pelaksanaan kegiatan.
Laporan Tahunan 2019 59
d. Penyesuaian petunjuk teknis khususnya terkait kriteria lokasi kegiatan
sesuai kondisi di lapangan sehingga mudah terpenuhi dan kegiatan
dapat terlaksana.
e. Realokasi kegiatan dari daerah terkendala pelaksanaannya ke wilayah
lain yang membutuhkan dan potensial untuk dapat melaksanakan
kegiatan.
f. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan semua petugas baik
di pusat, provinsi, kabupaten serta PPL dalam proses pencairan
bantuan dana transfer uang.
Laporan Tahunan 2019 60
PENUTUP
Dengan target luas aman sebesar 95% dan realisasi luas aman sebesar
94,66% maka capaian kinerja perlindungan adalah 99,64% dan masuk
dalam kategori Berhasil (80-100%). Keberhasilan tersebut merupakan
hasil dari kegiatan pengamatan, pencegahan dan pengendalian serangan
OPT/DPI yang beberapa diantaranya telah direalisasikan pada tahun 2019
antara lain : PPHT padi, jagung dan kedelai dengan realisasi sebesar
99,57%, gerakan pengendalian padi, jagung dan kedelai direalisasikan
sebesar 98,03%, penanganan perubahan dampak iklim direalisasikan
sebesar 100%, pengujian mutu produk tanaman sebesar 101,84% dan
dem area sebesar 99,82%.
Selain hasil dari pelaksanaan beberapa kegiatan utama, keberhasilan
pengamanan tanaman pangan dari gangguan OPT/DPI pada tahun 2019
juga tak lepas dari peran aktif seluruh petugas baik di pusat maupun
daerah dalam melakukan monitoring dan pembinaan terhadap para
petani untuk senantiasa mengedepankan prinsip budidaya tanaman
sehat, pengelolaan hama terpadu dan respon cepat terhadap
penanggulangan dampak perubahan iklim dengan tetap memperhatikan
aspek kelestarian lingkungan. Laboratorium pengujian mutu produk juga
berperan dalam memastikan sarana pengendali OPT yang tersedia selalu
terjamin mutu dan efektifitasnya. Realisasi pelaksanaan kegiatan dan
capaian kinerja tersebut menggunakan anggaran sebesar Rp.
417.746.923.879,- atau 96,59% dari pagu anggaran.
Berbagai permasalahan yang dihadapi pada tahun 2019 harus segera
diantisipasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaan
kegiatan di tahun 2020 dalam rangka mempertahankan capaian kinerja.
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain menetapkan CPCL yang
sesuai dengan persyaratan lebih awal dengan pihak terkait. Melakukan
percepatan penyelesaian juknis pelaksanaan kegiatan, pengawalan dan
pembinaan percepatan pelaksanaan kegiatan, realokasi pelaksanaan
Laporan Tahunan 2019 61
kegiatan dari wilayah yang terkendala ke wilayah lain yang membutuhkan
dan potensial. Kerjasama dengan semua petugas baik di pusat, provinsi,
kabupaten serta PPL dalam proses pencairan bantuan dana transfer uang.
Laporan Tahunan 2019 62
Laporan Tahunan 2019 63
Lampiran 1.
Luas Serangan OPT Utama
pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 321.123 12.308 - 3,83 -
2 Sumatera Utara 427.948 13.891 12 3,25 0,003
3 Sumatera Barat 322.842 3.340 233 1,03 0,07
4 R i a u 65.405 2.629 - 4,02 -
5 J a m b i 72.028 1.833 96 2,55 0,13
6 Sumatera Selatan 558.646 17.220 727 3,08 0,13
7 Bengkulu 66.715 2.498 3 3,74 0,005
8 Lampung 480.737 22.651 1.625 4,71 0,338
9 Kep. Bangka Belitung 17.700 630 24 3,56 0,13
10 Kep. Riau 369 - - - -
11 DKI Jakarta 645 111 - - -
12 Jawa Barat 1.635.421 52.554 16 3,21 0,00
13 Jawa Tengah 1.738.636 46.181 370 2,66 0,02
14 DI Yogyakarta 115.473 8.950 38 7,75 0,03
15 Jawa Timur 1.763.441 30.448 671 1,73 0,04
16 Banten 314.618 6.193 14 1,97 0,00
17 B a l i 98.736 3.010 87 3,05 0,09
18 Nusa Tenggara Barat 291.761 3.344 - 1,15 -
19 Nusa Tenggara Timur 205.995 4.782 1 2,32 0,0003
20 Kalimantan Barat 300.444 5.799 14 1,93 0,00
21 Kalimantan Tengah 151.382 1.243 - 0,82 -
22 Kalimantan Selatan 369.014 1.165 6 0,32 0,0017
23 Kalimantan Timur 72.206 5.615 31 7,78 0,043
24 Kalimantan Utara 10.664 50 0 0,47 0,00
25 Sulawesi Utara 64.243 2.053 1 3,20 0,002
26 Sulawesi Tengah 192.770 12.216 128 6,34 0,07
27 Sulawesi Selatan 1.046.394 12.651 883 1,21 0,084
28 Sulawesi Tenggara 137.087 19.290 478 14,07 0,35
29 Gorontalo 50.766 2.411 18 4,75 0,04
30 Sulawesi Barat 64.824 9.017 12 13,91 0,02
31 M a l u k u 26.908 2.320 - 8,62 -
32 Maluku Utara 12.120 1.039 - 8,57 -
33 Papua Barat 7.450 2.128 36 28,56 0,48
34 Papua 56.072 1.259 - 2,25 -
11.060.583 310.831 5.526 2,81 0,05 Jumlah
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTNo Provinsi
2019
Laporan Tahunan 2019 64
Lampiran 2.
Luas Serangan OPT Utama
pada Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 77.089 3.074 - 3,99 -
2 Sumatera Utara 311.229 6.991 - 2,25 -
3 Sumatera Barat 126.473 346 0 0,27 0,00
4 R i a u 23.168 565 - 2,44 -
5 J a m b i 12.960 342 28 2,64 0,218
6 Sumatera Selatan 137.313 1.866 - 1,36 -
7 Bengkulu 33.264 302 3 0,91 0,01
8 Lampung 438.766 3.488 - 0,79 -
9 Kep. Bangka Belitung 1.820 0 - - -
10 Kep. Riau 612 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 191.429 488 - 0,25 -
13 Jawa Tengah 575.344 3.507 12 0,61 0,002
14 DI Yogyakarta 69.234 225 - 0,32 -
15 Jawa Timur 1.312.470 2.944 12 0,22 0,0009
16 Banten 46.034 139 36 0,30 0,08
17 B a l i 19.416 15 - - -
18 Nusa Tenggara Barat 350.026 947 - 0,27 -
19 Nusa Tenggara Timur 348.375 1.497 - 0,43 -
20 Kalimantan Barat 59.431 645 - 1,09 -
21 Kalimantan Tengah 19.171 0 - 0,00 -
22 Kalimantan Selatan 120.311 25 - 0,02 -
23 Kalimantan Timur 21.722 474 - 2,18 -
24 Kalimantan Utara 939 - - - -
25 Sulawesi Utara 314.743 378 - 0,12 -
26 Sulawesi Tengah 131.064 1.928 3 1,47 0,002
27 Sulawesi Selatan 419.567 1.284 18 0,31 0,0042
28 Sulawesi Tenggara 72.892 1.607 - 2,20 -
29 Gorontalo 352.980 1.960 - 0,56 -
30 Sulawesi Barat 166.921 4.213 3 2,52 0,002
31 M a l u k u 25.784 92 - 0,36 -
32 Maluku Utara 55.258 78 - - -
33 Papua Barat 3.135 136 - - -
34 Papua 9.009 314 - 3,48 -
5.847.945 39.870 115 0,68 0,002 Jumlah
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
2019
No Provinsi
Laporan Tahunan 2019 65
Lampiran 3.
Luas Serangan OPT Utama
pada Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 680 40 - - -
2 Sumatera Utara 4.922 23 - 0,46 -
3 Sumatera Barat 2.787 - - - -
4 R i a u 1.010 17 - 1,69 -
5 J a m b i 3.647 72 0 1,97 0,001
6 Sumatera Selatan 10.430 48 - 0,46 -
7 Bengkulu 292 - - - -
8 Lampung 10.471 64 - 0,61 -
9 Kep. Bangka Belitung 1 - - - -
10 Kep. Riau 23 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 37.375 43 - 0,12 -
13 Jawa Tengah 45.759 261 2 0,57 0,00
14 DI Yogyakarta 5.245 21 - 0,40 -
15 Jawa Timur 80.371 175 - 0,218 -
16 Banten 2.251 52 - 2,31 -
17 B a l i 1.922 1 - 0,05 -
18 Nusa Tenggara Barat 30.132 233 - 0,77 -
19 Nusa Tenggara Timur 8.072 35 - 0,44 -
20 Kalimantan Barat 1.037 2 - 0,14 -
21 Kalimantan Tengah 125 - - - -
22 Kalimantan Selatan 4.704 5 - 0,11 -
23 Kalimantan Timur 54 0 - 0,46 -
24 Kalimantan Utara 8 - - - -
25 Sulawesi Utara 12.631 68 - 0,54 -
26 Sulawesi Tengah 7.826 20 - 0,25 -
27 Sulawesi Selatan 10.560 6 - 0,06 -
28 Sulawesi Tenggara 1.102 198 22 17,92 2,00
29 Gorontalo 246 25 - 10,02 -
30 Sulawesi Barat 18.661 488 - 2,62 -
31 M a l u k u 7 1 - 20,14 -
32 Maluku Utara 62 - - - -
33 Papua Barat 78 6 - 8,00 -
34 Papua 294 2 - 0,68 -
302.783 1.905 24 0,63 0,01 Jumlah
No Provinsi
2019
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 66
Lampiran 4.
Luas Serangan OPT Utama
pada Tanaman Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 1.884 93 - - -
2 Sumatera Utara 3.663 144 - 3,92 -
3 Sumatera Barat 2.893 1 - 0,02 -
4 R i a u 575 12 - 2,16 -
5 J a m b i 947 13 0 1,40 0,04
6 Sumatera Selatan 2.660 9 2 0,34 0,06
7 Bengkulu 944 7 - - -
8 Lampung 2.493 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 168 - - - -
10 Kep. Riau 57 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 26.978 63 - 0,23 -
13 Jawa Tengah 54.199 50 2 0,09 0,00
14 DI Yogyakarta 64.026 29 - 0,05 -
15 Jawa Timur 105.762 550 - 0,52 -
16 Banten 2.863 - - - -
17 B a l i 4.683 1 - 0,02 -
18 Nusa Tenggara Barat 18.787 221 - 1,18 -
19 Nusa Tenggara Timur 14.952 48 - 0,32 -
20 Kalimantan Barat 606 2 - 0,33 -
21 Kalimantan Tengah 214 - - - -
22 Kalimantan Selatan 4.366 1 - 0,02 -
23 Kalimantan Timur 723 7 - 0,90 -
24 Kalimantan Utara 146 2 - - -
25 Sulawesi Utara 1.178 21 - 1,78 -
26 Sulawesi Tengah 1.953 2 - 0,10 -
27 Sulawesi Selatan 11.920 32 - 0,27 -
28 Sulawesi Tenggara 4.024 3 - 0,07 -
29 Gorontalo 113 3 - 2,25 -
30 Sulawesi Barat 256 7 - 2,83 -
31 M a l u k u 1.136 2 - 0,18 -
32 Maluku Utara 653 3 - - -
33 Papua Barat 534 2 - 0,34 -
34 Papua 1.188 24 - 1,99 -
337.543 1.350 4 0,40 0,00 Jumlah
2019
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LTNo Provinsi
Laporan Tahunan 2019 67
Lampiran 5.
Luas Serangan OPT Utama
pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 583 4 - - -
2 Sumatera Utara 1.980 3 - 0,13 -
3 Sumatera Barat 245 - - - -
4 R i a u 222 2 - 0,70 -
5 J a m b i 129 - - - -
6 Sumatera Selatan 508 1 - 0,10 -
7 Bengkulu 203 - - - -
8 Lampung 1.051 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 5 - - - -
10 Kep. Riau 2 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 6.540 27 - 0,41 -
13 Jawa Tengah 84.772 171 - 0,20 -
14 DI Yogyakarta 273 - - - -
15 Jawa Timur 36.824 76 - 0,21 -
16 Banten 981 - - - -
17 B a l i 281 - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 7.057 - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 14.101 105 - 0,74 -
20 Kalimantan Barat 1.034 9 - 0,87 -
21 Kalimantan Tengah 19 - - - -
22 Kalimantan Selatan 194 - - - -
23 Kalimantan Timur 176 - - - -
24 Kalimantan Utara 23 - - - -
25 Sulawesi Utara 215 - - - -
26 Sulawesi Tengah 438 3 - 0,63 -
27 Sulawesi Selatan 8.326 37 - 0,44 -
28 Sulawesi Tenggara 569 2 - 0,28 -
29 Gorontalo 31 3 - 9,62 -
30 Sulawesi Barat 267 5 - 1,70 -
31 M a l u k u 525 - - - -
32 Maluku Utara 151 - - - -
33 Papua Barat 77 - - - -
34 Papua 223 - - - -
168.021 376 - 0,22 - Jumlah
No Provinsi
2019
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 68
Lampiran 6.
Luas Serangan OPT Utama
pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 1.198 61 - - -
2 Sumatera Utara 29.558 186 9 0,63 0,03
3 Sumatera Barat 3.880 - - - -
4 R i a u 4.205 155 1 3,69 0,01
5 J a m b i 1.736 26 0 1,48 0,03
6 Sumatera Selatan 5.128 0 - 0,00 -
7 Bengkulu 1.013 14 - - -
8 Lampung 201.141 17 - 0,01 -
9 Kep. Bangka Belitung 4.964 - - - -
10 Kep. Riau 608 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 53.853 29 - 0,05 -
13 Jawa Tengah 105.738 58 - 0,05 -
14 DI Yogyakarta 49.206 - - - -
15 Jawa Timur 86.690 81 1 0,09 0,00
16 Banten 3.054 - - - -
17 B a l i 5.806 - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 2.368 - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 47.363 163 - 0,34 -
20 Kalimantan Barat 8.905 - - - -
21 Kalimantan Tengah 2.522 - - - -
22 Kalimantan Selatan 1.780 - - - -
23 Kalimantan Timur 2.064 58 - 2,82 -
24 Kalimantan Utara 1.350 14 - - -
25 Sulawesi Utara 2.020 82 - 4,07 -
26 Sulawesi Tengah 1.508 6 - 0,40 -
27 Sulawesi Selatan 10.070 161 - 1,59 -
28 Sulawesi Tenggara 6.580 118 - 1,79 -
29 Gorontalo 84 22 - 25,95 -
30 Sulawesi Barat 825 62 1 7,49 0,06
31 M a l u k u 3.293 4 - 0,12 -
32 Maluku Utara 1.463 3 - - -
33 Papua Barat 1.235 9 - 0,69 -
34 Papua 2.036 - - - -
653.243 1.328 11 0,20 0,00 Jumlah
No Provinsi
2019
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 69
Lampiran 7.
Luas Serangan OPT Utama
pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 338 15 - - -
2 Sumatera Utara 5.973 66 - 1,10 -
3 Sumatera Barat 3.559 - - - -
4 R i a u 390 1 - 0,26 -
5 J a m b i 1.504 11 - 0,76 -
6 Sumatera Selatan 887 1 - 0,06 -
7 Bengkulu 818 - - - -
8 Lampung 1.516 - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 201 - - - -
10 Kep. Riau 165 - - - -
11 DKI Jakarta - - - - -
12 Jawa Barat 18.477 1 - 0,01 -
13 Jawa Tengah 5.132 - - - -
14 DI Yogyakarta 211 - - - -
15 Jawa Timur 8.769 22 - 0,252 -
16 Banten 870 - - - -
17 B a l i 1.440 3 - 0,21 -
18 Nusa Tenggara Barat 931 - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 5.253 35 - 0,67 -
20 Kalimantan Barat 1.057 - - - -
21 Kalimantan Tengah 493 - - - -
22 Kalimantan Selatan 784 - - - -
23 Kalimantan Timur 905 79 - 8,73 -
24 Kalimantan Utara 162 8 - - -
25 Sulawesi Utara 1.296 73 - 5,63 -
26 Sulawesi Tengah 1.061 - - - -
27 Sulawesi Selatan 3.016 2 - 0,07 -
28 Sulawesi Tenggara 1.449 5 - 0,31 -
29 Gorontalo 29 3 - 8,97 -
30 Sulawesi Barat 413 4 - 0,88 -
31 M a l u k u 1.521 - - - -
32 Maluku Utara 520 - - - -
33 Papua Barat 1.196 14 - 1,13 -
34 Papua 9.713 6 - 0,06 -
80.049 346 - 0,43 - Jumlah
No Provinsi
2019
Luas Tanam (LT)Luas Serangan (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 70
Lampiran 8.
Luas Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Padi di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 321.123 5.406 418 1,68 0,13 1.997 20 0,62 0,01
2 Sumatera Utara 427.948 12.181 3.877 2,85 0,91 4.405 69 1,03 0,016
3 Sumatera Barat 322.842 4.666 686 1,45 0,213 20 2 0,01 0,001
4 R i a u 65.405 9.069 4.702 13,87 7,19 991 49 1,52 0,07
5 J a m b i 72.028 6.205 2.025 8,61 2,81 7.327 3.277 10,17 4,55
6 Sumatera Selatan 558.646 13.015 5.935 2,33 1,06 8.573 291 1,53 0,05
7 Bengkulu 66.715 750 261 1,12 0,39 493 40 0,74 0,06
8 Lampung 480.737 1.183 757 0,25 0,16 14.964 3.361 3,11 0,70
9 Kep. Bangka Belitung 17.700 30 10 0,17 0,06 352 135 1,99 0,76
10 Kep. Riau 369 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta 645 - - - - - - - -
12 Jawa Barat 1.635.421 2.203 306 0,13 0,02 70.129 31.147 4,29 1,90
13 Jawa Tengah 1.738.636 28.706 7.387 1,65 0,42 77.488 22.884 4,46 1,32
14 DI Yogyakarta 115.473 2.181 160 1,89 0,14 6.411 2.602 5,55 2,25
15 Jawa Timur 1.763.441 19.639 3.080 1,11 0,17 42.188 9.417 2,39 0,53
16 Banten 314.618 3.416 459 1,09 0,15 24.520 9.749 7,79 3,10
17 B a l i 98.736 5 3 0,01 0,003 592 76 0,60 0,08
18 Nusa Tenggara Barat 291.761 352 3 0,12 0,0010 14.634 4.077 5,02 1,40
19 Nusa Tenggara Timur 205.995 310 286 0,15 0,14 3.267 1.542 1,59 0,75
20 Kalimantan Barat 300.444 1.663 113 0,55 0,04 2.856 1 0,95 0,000
21 Kalimantan Tengah 151.382 2.746 153 1,81 0,10 1.675 1.115 1,11 0,737
22 Kalimantan Selatan 369.014 1.648 238 0,45 0,06 1.161 263 0,31 0,07
23 Kalimantan Timur 72.206 3.050 835 4,22 1,16 3.457 102 4,79 0,14
24 Kalimantan Utara 10.664 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 64.243 - - - - 36 1 0,06 0,001
26 Sulawesi Tengah 192.770 4.168 495 2,16 0,26 1.527 68 0,79 0,04
27 Sulawesi Selatan 1.046.394 47.173 9.768 4,51 0,93 54.426 20.385 5,20 1,948
28 Sulawesi Tenggara 137.087 11.756 10.291 8,58 7,51 6.337 1.550 4,62 1,13
29 Gorontalo 50.766 54 20 0,11 0,04 3.032 1.070 5,97 2,11
30 Sulawesi Barat 64.824 - - - - 262 10 0,40 0,015
31 M a l u k u 26.908 15 - 0,06 - 33 - 0,12 -
32 Maluku Utara 12.120 28 11 0,23 0,09 1 - 0,01 -
33 Papua Barat 7.450 - - - - - - - -
34 Papua 56.072 - - - - 16 - 0,03 -
11.060.583 181.617 52.278 1,64 0,47 353.171 113.300 3,19 1,02 Jumlah
No Provinsi
2019
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas (LS) Rasio LS thd LT Luas (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 71
Lampiran 9.
Luas Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Jagung di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 77.089 2.708 287 3,51 0,37 12 - 0,02 -
2 Sumatera Utara 311.229 370 92 0,12 0,03 17.688 2 5,68 0,0006
3 Sumatera Barat 126.473 856 165 0,68 0,13 - - - -
4 R i a u 23.168 101 64 0,44 0,28 70 - 0,30 -
5 J a m b i 12.960 303 226 2,34 1,75 252 132 1,94 1,02
6 Sumatera Selatan 137.313 66 36 0,05 0,03 26 0 0,02 0,00
7 Bengkulu 33.264 207 207 0,62 0,62 57 - 0,17 -
8 Lampung 438.766 - - - - 2.811 389 0,64 0,09
9 Kep. Bangka Belitung 1.820 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 612 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 191.429 2 1 0,001 0,001 499 233 0,26 0,12
13 Jawa Tengah 575.344 117 5 0,02 0,00 921 235 0,160 0,041
14 DI Yogyakarta 69.234 - - - - 101 3 0,15 0,00
15 Jawa Timur 1.312.470 459 41 0,04 0,003 794 411 0,06 0,031
16 Banten 46.034 5 5 0,01 0,01 347 - 0,75 -
17 B a l i 19.416 - - - - 77 - - -
18 Nusa Tenggara Barat 350.026 10 - 0,00 - 2.437 5 0,70 0,00
19 Nusa Tenggara Timur 348.375 - - - - 87 78 0,02 0,02
20 Kalimantan Barat 59.431 - - - - 7 4 0,01 0,01
21 Kalimantan Tengah 19.171 0 0 0,00 0,00 4 - 0,02 -
22 Kalimantan Selatan 120.311 111 24 0,09 0,02 48 - 0,04 -
23 Kalimantan Timur 21.722 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 939 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 314.743 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 131.064 244 122 0,19 0,09 4.472 1.737 3,41 1,33
27 Sulawesi Selatan 419.567 5.842 2.049 1,39 0,49 2.531 503 0,60 0,12
28 Sulawesi Tenggara 72.892 3.288 3.224 4,51 4,42 118 67 0,16 0,09
29 Gorontalo 352.980 - - - - 8.680 1.793 2,459 0,51
30 Sulawesi Barat 166.921 1.224 277 0,73 0,17 - - - -
31 M a l u k u 25.784 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 55.258 - - - - - - - -
33 Papua Barat 3.135 - - - - - - - -
34 Papua 9.009 - - - - - - - -
5.847.945 15.913 6.824 0,27 0,12 42.037 5.591 0,72 0,10 Jumlah
No Provinsi
2019
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas (LS) Rasio LS thd LT Luas (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 72
Lampiran 10.
Luas Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Kedelai di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 680 4 2 - - - - - -
2 Sumatera Utara 4.922 84 23 1,71 0,46 - - - -
3 Sumatera Barat 2.787 3 2 0,09 0,05 - - - -
4 R i a u 1.010 516 506 51,03 50,04 - - - -
5 J a m b i 3.647 96 90 2,64 2,47 28 10 0,75 0,27
6 Sumatera Selatan 10.430 - - - - - - - -
7 Bengkulu 292 - - - - - - - -
8 Lampung 10.471 - - - - 52 - 0,50 -
9 Kep. Bangka Belitung 1 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 23 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 37.375 3 3 0,01 0,01 3 - 0,01 -
13 Jawa Tengah 45.759 25 15 0,05 0,033 20 3 0,04 0,01
14 DI Yogyakarta 5.245 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 80.371 10 10 0,01 0,01 236 50 0,29 0,06
16 Banten 2.251 - - - - - - - -
17 B a l i 1.922 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 30.132 - - - - 860 - 2,85 -
19 Nusa Tenggara Timur 8.072 - - - - 49 49 0,61 0,61
20 Kalimantan Barat 1.037 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 125 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 4.704 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 54 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 8 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 12.631 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 7.826 1 1 0,01 0,01 - - - -
27 Sulawesi Selatan 10.560 24 24 0,23 0,23 - - - -
28 Sulawesi Tenggara 1.102 54 38 4,90 - 50 50 - -
29 Gorontalo 246 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 18.661 63 - 0,34 - - - - -
31 M a l u k u 7 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 62 - - - - - - - -
33 Papua Barat 78 - - - - - - - -
34 Papua 294 - - - - - - - -
302.783 882 713 0,29 0,24 1.298 162 0,43 0,05 Jumlah
No Provinsi
2019
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas (LS) Rasio LS thd LT Luas (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 73
Lampiran 11.
Luas Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Kacang Tanah di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 1.884 11 4 - - - - - -
2 Sumatera Utara 3.663 1 0 0,03 0,01 - - - -
3 Sumatera Barat 2.893 86 3 2,97 0,10 - - - -
4 R i a u 575 12 7 2,06 1,19 - - - -
5 J a m b i 947 43 6 4,49 0,63 5 3 0,48 0,32
6 Sumatera Selatan 2.660 - - - - - - - -
7 Bengkulu 944 8 - - - - - - -
8 Lampung 2.493 - - - - - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 168 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 57 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 26.978 - - - - - - - -
13 Jawa Tengah 54.199 - - - - - - - -
14 DI Yogyakarta 64.026 - - - - 23 - 0,04 -
15 Jawa Timur 105.762 - - - - 6.708 108 6,34 0,10
16 Banten 2.863 - - - - - - - -
17 B a l i 4.683 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 18.787 - - - - 71 24 0,38 0,13
19 Nusa Tenggara Timur 14.952 - - - - 20 20 0,13 0,13
20 Kalimantan Barat 606 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 214 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 4.366 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 723 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 146 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 1.178 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 1.953 - - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 11.920 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 4.024 - - - - - - - -
29 Gorontalo 113 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 256 - - - - - - - -
31 M a l u k u 1.136 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 653 - - - - - - - -
33 Papua Barat 534 - - - - - - - -
34 Papua 1.188 - - - - - - - -
337.543 160 20 0,05 0,01 6.826 155 2,02 0,05 Jumlah
No Provinsi
2019
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas (LS) Rasio LS thd LT Luas (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 74
Lampiran 12.
Luas Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Kacang Hijau di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 583 - - - - - - - -
2 Sumatera Utara 1.980 17 - 0,86 - - - - -
3 Sumatera Barat 245 - - - - - - - -
4 R i a u 222 - - - - - - - -
5 J a m b i 129 - - - - - - - -
6 Sumatera Selatan 508 - - - - - - - -
7 Bengkulu 203 - - - - - - - -
8 Lampung 1.051 - - - - - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 5 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 2 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 6.540 - - - - - - - -
13 Jawa Tengah 84.772 - - - - - - - -
14 DI Yogyakarta 273 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 36.824 - - - - - - - -
16 Banten 981 - - - - - - - -
17 B a l i 281 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 7.057 - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 14.101 - - - - 35 35 0,25 0,25
20 Kalimantan Barat 1.034 - - - - 2 - 0,19 -
21 Kalimantan Tengah 19 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 194 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 176 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 23 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 215 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 438 - - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 8.326 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 569 - - - - - - - -
29 Gorontalo 31 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 267 - - - - - - - -
31 M a l u k u 525 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 151 - - - - - - - -
33 Papua Barat 77 - - - - - - - -
34 Papua 223 - - - - - - - -
168.021 17 - 0,01 - 37 35 0,02 583,10 Jumlah
No Provinsi
2019
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas (LS) Rasio LS thd LT Luas (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 75
Lampiran 13.
Luas Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Ubi Kayu di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 1.198 - - - - - - - -
2 Sumatera Utara 29.558 - - - - - - - -
3 Sumatera Barat 3.880 3 - 0,06 - 3 - 0,06 -
4 R i a u 4.205 25 9 0,60 0,21 - - - -
5 J a m b i 1.736 - - - - - - - -
6 Sumatera Selatan 5.128 - - - - - - - -
7 Bengkulu 1.013 - - - - - - - -
8 Lampung 201.141 - - - - 700 - 0,35 -
9 Kep. Bangka Belitung 4.964 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 608 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 53.853 - - - - - - - -
13 Jawa Tengah 105.738 - - - - - - - -
14 DI Yogyakarta 49.206 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 86.690 - - - - - - - -
16 Banten 3.054 - - - - - - - -
17 B a l i 5.806 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 2.368 - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 47.363 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 8.905 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 2.522 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 1.780 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 2.064 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 1.350 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 2.020 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 1.508 - - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 10.070 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 6.580 - - - - - - - -
29 Gorontalo 84 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 825 - - - - - - - -
31 M a l u k u 3.293 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 1.463 - - - - - - - -
33 Papua Barat 1.235 - - - - - - - -
34 Papua 2.036 - - - - - - - -
653.243 28 9 0,00 0,00 703 - 0,11 - Jumlah
No Provinsi
2019
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas (LS) Rasio LS thd LT Luas (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 76
Lampiran 14.
Luas Banjir dan Kekeringan
pada Tanaman Ubi Jalar di Indonesia Tahun 2019 (hektar)
Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso Terkena Puso
1 Aceh 338 - - - - - - - -
2 Sumatera Utara 5.973 - - - - - - - -
3 Sumatera Barat 3.559 - - - - - - - -
4 R i a u 390 - - - - - - - -
5 J a m b i 1.504 - - - - - - - -
6 Sumatera Selatan 887 - - - - - - - -
7 Bengkulu 818 - - - - - - - -
8 Lampung 1.516 - - - - - - - -
9 Kep. Bangka Belitung 201 - - - - - - - -
10 Kep. Riau 165 - - - - - - - -
11 DKI Jakarta - - - - - - - - -
12 Jawa Barat 18.477 - - - - - - - -
13 Jawa Tengah 5.132 - - - - - - - -
14 DI Yogyakarta 211 - - - - - - - -
15 Jawa Timur 8.769 - - - - - - - -
16 Banten 870 - - - - - - - -
17 B a l i 1.440 - - - - - - - -
18 Nusa Tenggara Barat 931 - - - - - - - -
19 Nusa Tenggara Timur 5.253 - - - - - - - -
20 Kalimantan Barat 1.057 - - - - - - - -
21 Kalimantan Tengah 493 - - - - - - - -
22 Kalimantan Selatan 784 - - - - - - - -
23 Kalimantan Timur 905 - - - - - - - -
24 Kalimantan Utara 162 - - - - - - - -
25 Sulawesi Utara 1.296 - - - - - - - -
26 Sulawesi Tengah 1.061 - - - - - - - -
27 Sulawesi Selatan 3.016 - - - - - - - -
28 Sulawesi Tenggara 1.449 - - - - - - - -
29 Gorontalo 29 - - - - - - - -
30 Sulawesi Barat 413 - - - - - - - -
31 M a l u k u 1.521 - - - - - - - -
32 Maluku Utara 520 - - - - - - - -
33 Papua Barat 1.196 - - - - - - - -
34 Papua 9.713 - - - - - - - -
80.049 - - - - - - - - Jumlah
No Provinsi
2019
BANJIR KEKERINGAN
Luas Tanam (LT)Luas (LS) Rasio LS thd LT Luas (LS) Rasio LS thd LT
Laporan Tahunan 2019 77
Lampiran 15.
Realisasi PPHT Tahun 2019
Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi % Rencana Realisasi %
1 Aceh 50 50 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 75 75 100,00
2 Sumatera Utara 75 75 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 100 100 100,00
3 Sumatera Barat 50 50 100,00 15 15 100,00 65 65 100,00
4 Riau 25 25 100,00 25 25 100,00
5 Jambi 25 25 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 50 50 100,00
6 Sumatera Selatan 75 75 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 100 100 100,00
7 Bengkulu 25 25 100,00 25 25 100,00
8 Lampung 75 75 100,00 15 15 100,00 20 20 100,00 110 110 100,00
9 Bangka Belitung 25 25 100,00 25 25 100,00
10 Kep. Riau
11 Banten 25 25 100,00 15 15 100,00 20 20 100,00 60 60 100,00
12 DKI Jakarta
13 Jawa Barat 200 200 100,00 15 15 100,00 30 30 100,00 245 245 100,00
14 Jawa Tengah 200 200 100,00 15 15 100,00 30 30 100,00 245 245 100,00
15 DI.Yogyakarta 25 25 100,00 15 15 100,00 10 30 300,00 50 70 140,00
16 Jawa Timur 200 200 100,00 15 15 100,00 30 10 33,33 245 225 91,84
17 Bali 25 25 100,00 25 25 100,00
18 NTB 100 100 100,00 15 15 100,00 30 30 100,00 145 145 100,00
19 NTT 25 25 100,00 15 15 100,00 10 - - 50 40 80,00
20 Kalimantan Barat 50 50 100,00 10 10 100,00 60 60 100,00
21 Kalimantan Tengah 25 25 100,00 10 10 100,00 35 35 100,00
22 Kalimantan Selatan 50 50 100,00 15 15 100,00 20 20 100,00 85 85 100,00
23 Kalimantan Timur 25 25 100,00 10 10 100,00 35 35 100,00
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara 25 25 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 50 50 100,00
26 Sulawesi Tengah 25 25 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 50 50 100,00
27 Sulawesi Selatan 75 75 100,00 15 15 100,00 30 30 100,00 120 120 100,00
28 Sulawesi Tenggara 25 25 100,00 15 15 10 10 100,00 50 50 100,00
29 Gorontalo 25 25 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 50 50 100,00
30 Sulawesi Barat 25 25 100,00 25 25 100,00
31 Maluku 25 25 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 50 50 100,00
32 Maluku Utara 25 25 100,00 25 25 100,00
33 Papua Barat 25 25 100,00 25 25 100,00
34 Papua 25 25 100,00 25 25 100,00
1.675 1.675 100,00 300 300 100,00 350 340 97,14 2.325 2.315 99,57 Jumlah (Ha)
No. Provinsi
PPHT (Ha)
Padi Jagung Kedelai Total
Laporan Tahunan 2019 78
Lampiran 16.
Realisasi PPDPI Tahun 2019
Rencana Realisasi % Capaian
1 Aceh 20 20 100,00
2 Sumatera Utara 20 20 100,00
3 Sumatera Barat 20 20 100,00
4 Riau 20 20 100,00
5 Jambi 20 20 100,00
6 Sumatera Selatan 40 40 100,00
7 Bengkulu - - -
8 Lampung 20 20 100,00
9 Bangka Belitung - - -
10 Kep. Riau - - -
11 Banten 30 30 100,00
12 DKI Jakarta - - -
13 Jawa Barat 40 40 100,00
14 Jawa Tengah 40 40 100,00
15 DI.Yogyakarta 20 20 100,00
16 Jawa Timur 40 40 100,00
17 Bali
18 NTB 10 10 100,00
19 NTT 10 10 100,00
20 Kalimantan Barat 10 10 100,00
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan 10 10 100,00
23 Kalimantan Timur
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara
26 Sulawesi Tengah 10 10 100,00
27 Sulawesi Selatan 50 50 100,00
28 Sulawesi Tenggara 40 40 100,00
29 Gorontalo 20 20 100,00
30 Sulawesi Barat
31 Maluku 10 10 100,00
32 Maluku Utara
33 Papua Barat
34 Papua
500 500 100,00
No ProvinsiPPDPI (Ha)
Jumlah (Ha)
Laporan Tahunan 2019 79
Lampiran 17.
Realisasi Gerakan Pengendalian Tahun 2019
Rencana Realisasi%
CapaianRencana Realisasi
%
CapaianRencana Realisasi
%
CapaianRencana Realisasi
%
Capaian
1 Aceh 875 875 100,00 100 100 100,00 20 20 100,00 995 995 100,00
2 Sumatera Utara 1.500 1.500 100,00 105 105 100,00 20 20 100,00 1.625 1.625 100,00
3 Sumatera Barat 625 625 100,00 30 30 100,00 20 20 100,00 675 675 100,00
4 Riau 40 40 100,00 10 10 100,00 50 50 100,00
5 Jambi 100 100 100,00 15 15 100,00 10 10 100,00 125 125 100,00
6 Sumatera Selatan 1.650 1.650 100,00 95 95 100,00 40 40 100,00 1.785 1.785 100,00
7 Bengkulu 175 175 100,00 50 50 100,00 225 225 100,00
8 Lampung 725 725 100,00 150 150 100,00 50 50 100,00 925 925 100,00
9 Bangka Belitung 25 25 100,00 - 25 25 100,00
10 Kep. Riau -
11 Banten 625 625 100,00 75 75 100,00 10 10 100,00 710 710 100,00
12 DKI Jakarta -
13 Jawa Barat 2.475 2.475 100,00 150 150 100,00 50 50 100,00 2.675 2.675 100,00
14 Jawa Tengah 1.450 1.450 100,00 105 105 100,00 50 50 100,00 1.605 1.605 100,00
15 DI.Yogyakarta 250 250 100,00 75 75 100,00 10 10 100,00 335 335 100,00
16 Jawa Timur 1.825 1.825 100,00 - 100 100 100,00 1.925 1.925 100,00
17 Bali 100 100 100,00 - 100 100 100,00
18 NTB 800 800 100,00 75 75 100,00 70 70 100,00 945 945 100,00
19 NTT 600 575 95,83 225 225 100,00 20 10 50,00 845 810 95,86
20 Kalimantan Barat 1.650 1.650 100,00 30 30 100,00 10 10 100,00 1.690 1.690 100,00
21 Kalimantan Tengah 350 125 35,71 15 - - 10 - - 375 125 33,33
22 Kalimantan Selatan 525 525 100,00 90 90 100,00 20 20 100,00 635 635 100,00
23 Kalimantan Timur 65 65 100,00 - 65 65 100,00
24 Kalimantan Utara -
25 Sulawesi Utara 450 450 100,00 100 100 100,00 20 20 100,00 570 570 100,00
26 Sulawesi Tengah 250 250 100,00 45 45 100,00 10 10 100,00 305 305 100,00
27 Sulawesi Selatan 1.275 1.275 100,00 225 225 100,00 50 50 100,00 1.550 1.550 100,00
28 Sulawesi Tenggara 150 150 100,00 75 75 100,00 20 245 225 91,84
29 Gorontalo 250 250 100,00 90 90 100,00 10 10 100,00 350 350 100,00
30 Sulawesi Barat 100 100 100,00 30 30 100,00 10 - - 140 130 92,86
31 Maluku 50 50 100,00 15 15 100,00 20 20 100,00 85 85 100,00
32 Maluku Utara 25 25 100,00 15 15 100,00 40 40 100,00
33 Papua Barat 25 25 100,00 - 25 25 100,00
34 Papua 50 50 100,00 15 15 100,00 65 65 100,00
19.055 18.805 98,69 2.005 1.990 99,25 650 600 92,31 21.710 21.395 98,55 JUMLAH
NO PROVINSI
Gerakan Pengendalian (Unit)
Padi Jagung Kedelai Total
Laporan Tahunan 2019 80
Lampiran 18.
Realisasi Dem Area Budidaya Tahun 2019
Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian Rencana Realisasi % Capaian
1 Aceh 1.600 1.600 100,00 300 300 100,00 1.900 1.900 100,00
2 Sumatera Utara 600 600 100,00 300 300 100,00 900 900 100,00
3 Sumatera Barat 600 600 100,00 600 600 100,00
4 Riau
5 Jambi 400 400 100,00 400 400 100,00
6 Sumatera Selatan 2.800 2.800 100,00 7.500 7.500 100,00 10.300 10.300 100,00
7 Bengkulu
8 Lampung 2.000 2.000 100,00 300 300 100,00 2.300 2.300 100,00
9 Bangka Belitung
10 Kep. Riau
11 Banten 5.200 5.250 100,96 500 500 100,00 5.700 5.750 100,88
12 DKI Jakarta
13 Jawa Barat 24.000 23.924 99,68 1.250 1.200 96,00 25.250 25.124 99,50
14 Jawa Tengah 18.000 18.000 100,00 500 500 100,00 18.500 18.500 100,00
15 DI.Yogyakarta 800 800 100,00 450 450 100,00 1.250 1.250 100,00
16 Jawa Timur 18.000 17.900 99,44 800 800 100,00 18.800 18.700 99,47
17 Bali 600 600 100,00 600 600 100,00
18 NTB 800 800 100,00 800 800 100,00
19 NTT
20 Kalimantan Barat 500 499 99,80 500 499 99,80
21 Kalimantan Tengah
22 Kalimantan Selatan 600 600 100,00 7.500 7.500 100,00 8.100 8.100 100,00
23 Kalimantan Timur 500 500 100,00 500 500 100,00
24 Kalimantan Utara
25 Sulawesi Utara 400 400 100,00 400 400 100,00
26 Sulawesi Tengah 600 600 - 600 600
27 Sulawesi Selatan 1.800 1.800 100,00 1.800 1.800 100,00
28 Sulawesi Tenggara
29 Gorontalo 800 800 100,00 800 800 100,00
30 Sulawesi Barat
31 Maluku
32 Maluku Utara
33 Papua Barat
34 Papua
80.000 79.873 99,84 15.000 15.000 100,00 5.000 4.950 99,00 100.000 99.823 99,82 JUMLAH
NO PROVINSI
DEM AREATOTAL
Budiaya Tanaman Sehat Rawa PPDPI
Laporan Tahunan 2019 81
Lampiran 19.
Realisasi Perbanyakan Rumah Burung Hantu Tahun 2019
Fisik Anggaran Unit % Rp. 000 %1 Aceh2 Sumatera Utara 25 50.000.000 25 100,00 50.000.000 100,00
3 Sumatera Barat -
4 Riau -
5 Jambi -
6 Sumatera Selatan 25 50.000.000 25 100,00 50.000.000 100,00
7 Bengkulu -
8 Lampung 25 50.000.000 25 100,00 50.000.000 100,00
9 Bangka Belitung -
10 Kep. Riau -
11 Banten -
12 DKI Jakarta -
13 Jawa Barat 45 90.000.000 45 100,00 90.000.000 100,00
14 Jawa Tengah 40 80.000.000 40 100,00 80.000.000 100,00
15 DI.Yogyakarta -
16 Jawa Timur 40 80.000.000 40 100,00 80.000.000 100,00
17 Bali18 NTB -
19 NTT -
20 Kalimantan Barat -
21 Kalimantan Tengah -
22 Kalimantan Selatan -
23 Kalimantan Timur -
24 Kalimantan Utara -
25 Sulawesi Utara -
26 Sulawesi Tengah -
27 Sulawesi Selatan 25 50.000.000 25 100,00 50.000.000 100,00
28 Sulawesi Tenggara -
29 Gorontalo -
30 Sulawesi Barat -
31 Maluku -
32 Maluku Utara -
33 Papua Barat -
34 Papua -
225 450.000.000 225 100,00 450.000.000 100,00 Jumlah
No Provinsi
RUMAH BURUNG HANTU
TargetRealisasi
Fisik Anggaran
Laporan Tahunan 2019 82
Lampiran 20.
Realisasi Petani Pengamat Tahun 2019
1 Aceh 47 141.000.000 47 100,00 141.000.000 100,00
2 Sumatera Utara 51 153.000.000 51 100,00 153.000.000 100,00
3 Sumatera Barat 15 45.000.000 15 100,00 45.000.000 100,00
4 Riau 19 57.000.000 19 100,00 57.000.000 100,00
5 Jambi 9 27.000.000 9 100,00 27.000.000 100,00
6 Sumatera Selatan 24 72.000.000 24 100,00 72.000.000 100,00
7 Bengkulu 7 21.000.000 7 100,00 21.000.000 100,00
8 Lampung 40 120.000.000 40 100,00 120.000.000 100,00
9 Bangka Belitung 7 21.000.000 7 100,00 21.000.000 100,00
10 Kep. Riau11 Banten 6 18.000.000 6 100,00 18.000.000 100,00
12 DKI Jakarta13 Jawa Barat 130 390.000.000 130 100,00 390.000.000 100,00
14 Jawa Tengah 32 96.000.000 32 100,00 96.000.000 100,00
15 DI.Yogyakarta 38 114.000.000 38 100,00 114.000.000 100,00
16 Jawa Timur 50 150.000.000 50 100,00 150.000.000 100,00
17 Bali18 NTB 8 24.000.000 8 100,00 24.000.000 100,00
19 NTT 25 75.000.000 25 100,00 75.000.000 100,00
20 Kalimantan Barat 19 57.000.000 19 100,00 57.000.000 100,00
21 Kalimantan Tengah 4 12.000.000 4 100,00 12.000.000 100,00
22 Kalimantan Selatan 19 57.000.000 19 100,00 57.000.000 100,00
23 Kalimantan Timur 44 132.000.000 44 100,00 132.000.000 100,00
24 Kalimantan Utara25 Sulawesi Utara 18 54.000.000 18 100,00 54.000.000 100,00
26 Sulawesi Tengah 17 51.000.000 17 100,00 51.000.000 100,00
27 Sulawesi Selatan 25 75.000.000 25 100,00 75.000.000 100,00
28 Sulawesi Tenggara 24 72.000.000 24 100,00 72.000.000 100,00
29 Gorontalo 9 27.000.000 9 100,00 27.000.000 100,00
30 Sulawesi Barat 7 21.000.000 7 100,00 21.000.000 100,00
31 Maluku 9 27.000.000 9 100,00 27.000.000 100,00
32 Maluku Utara 9 27.000.000 9 100,00 27.000.000 100,00
33 Papua Barat 9 27.000.000 9 100,00 27.000.000 100,00
34 Papua 5 15.000.000 5 100,00 15.000.000 100,00
726 2.178.000.000 726 100,00 2.178.000.000 100,00 Jumlah
No Provinsi
Petani Pengamat
Target Realisasi
OrangPagu Anggaran
(Rp.) Orang % Realisasi (Rp.) %
Laporan Tahunan 2019 83
Lampiran 21.
Realisasi Perbanyakan Agens Pengendali Hayati/Refugia
Fisik Anggaran Unit % Rp. 000 %1 Aceh 3 60.000.000 3 100,00 60.000.000 100,00
2 Sumatera Utara 4 20.000.000 4 100,00 20.000.000 100,00
3 Sumatera Barat 2 40.000.000 2 100,00 39.998.000 100,00
4 Riau 1 20.000.000 1 100,00 20.000.000 100,00
5 Jambi 1 20.000.000 1 100,00 20.000.000 100,00
6 Sumatera Selatan 4 80.000.000 4 100,00 79.998.000 100,00
7 Bengkulu 1 20.000.000 1 100,00 20.000.000 100,00
8 Lampung 3 90.000.000 3 100,00 90.000.000 100,00
9 Bangka Belitung 1 20.000.000 1 100,00 19.999.000 100,00
10 Kep. Riau11 Banten 2 40.000.000 2 100,00 40.000.000 100,00
12 DKI Jakarta -
13 Jawa Barat 11 198.000.000 11 100,00 198.000.000 100,00
14 Jawa Tengah 11 220.000.000 11 100,00 219.838.000 99,93
15 DI.Yogyakarta 1 40.000.000 1 100,00 39.695.000 99,24
16 Jawa Timur 11 220.000.000 11 100,00 219.897.000 99,95
17 Bali 1 20.000.000 1 100,00 19.995.000 99,98
18 NTB 2 40.000.000 2 100,00 40.000.000 100,00
19 NTT 1 20.000.000 1 100,00 20.000.000 100,00
20 Kalimantan Barat 1 21.550.000 1 100,00 21.510.000 99,81
21 Kalimantan Tengah 1 20.000.000 1 100,00 2.000.000 10,00
22 Kalimantan Selatan 2 40.000.000 2 100,00 40.000.000 100,00
23 Kalimantan Timur 1 20.000.000 1 100,00 20.000.000 100,00
24 Kalimantan Utara - -
25 Sulawesi Utara 2 40.000.000 2 100,00 40.000.000 100,00
26 Sulawesi Tengah 2 40.000.000 2 100,00 40.000.000 100,00
27 Sulawesi Selatan 6 120.000.000 6 100,00 119.989.000 99,99
28 Sulawesi Tenggara 2 15.000.000 2 100,00 15.000.000 100,00
29 Gorontalo 2 40.000.000 2 100,00 39.935.000 99,84
30 Sulawesi Barat 1 25.000.000 1 100,00 25.000.000 100,00
31 Maluku 4 40.000.000 4 100,00 40.000.000 100,00
32 Maluku Utara 1 20.000.000 1 100,00 20.000.000 100,00
33 Papua Barat 1 20.000.000 1 100,00 20.000.000 100,00
34 Papua 1 20.000.000 1 100,00 20.000.000 100,00
87 1.649.550.000 87 100,00 1.630.854.000 98,87 Jumlah
No Provinsi
PERBANYAKAN APH/REFUGIA
TargetRealisasi
Fisik Anggaran
Laporan Tahunan 2019 84
Lampiran 22.
Realisasi Pos Pengembangan Agens Hayati
Fisik Anggaran Unit % Rp. 000 %1 Aceh2 Sumatera Utara3 Sumatera Barat4 Riau5 Jambi6 Sumatera Selatan7 Bengkulu8 Lampung9 Bangka Belitung10 Kep. Riau11 Banten12 DKI Jakarta13 Jawa Barat 10 100.000 10 100 100.000 100
14 Jawa Tengah 10 100.000 10 100 100.000 100
15 DI.Yogyakarta -
16 Jawa Timur 10 100.000 10 100 100.000 100
17 Bali18 NTB19 NTT20 Kalimantan Barat21 Kalimantan Tengah22 Kalimantan Selatan23 Kalimantan Timur24 Kalimantan Utara25 Sulawesi Utara26 Sulawesi Tengah27 Sulawesi Selatan28 Sulawesi Tenggara29 Gorontalo30 Sulawesi Barat31 Maluku32 Maluku Utara33 Papua Barat 34 Papua
30 300.000 30 100,00 300.000 100,00 Jumlah
No Provinsi
PPAH
TargetRealisasi
Fisik Anggaran
Laporan Tahunan 2019 85
Lampiran 23.
Realisasi Bantuan Penanganan DPI (Pompa) Tahun 2019
2
inchi
3
inchi
4
inchi
6
inchiJML
2
inchi
3
inchi
4
inchi
6
inchiJML
1 Aceh - - 5 1 6 - - 5 1 6
2 Sumatera Utara 3 7 5 15 3 7 5 15
3 Sumatera Selatan 12 38 10 - 60 12 38 10 - 60
4 Jambi - 10 3 1 14 - 10 3 1 14
5 Bengkulu - 22 - - 22 - 22 - - 22
6 Lampung - 35 2 2 39 - 35 2 2 39
7 Jawa Barat 30 10 23 7 70 30 10 23 7 70
8 Jawa Tengah 5 32 - - 37 5 32 - - 37
9 Jawa T imur 51 6 8 4 69 51 6 8 4 69
10 NTB - 75 - - 75 - 75 - - 75
11 Sulawesi Utara - 10 15 - 25 - 10 15 - 25
12 Gorontalo - 96 - - 96 - 96 - - 96
13 Sulawesi Tengah - 95 - - 95 - 95 - - 95
14 Sulawesi Selatan - 98 25 - 123 - 98 25 - 123
15 Kalimantan T imur 9 23 - - 32 9 23 - - 32
16 Maluku Utara - 22 - - 22 - 22 - - 22
110 579 96 15 800 110 579 96 15 800 TOTAL
NO PROVINSI
RENCANA (UNIT) REALISASI (UNIT)
Laporan Tahunan 2019 86
Lampiran 24.
Realisasi Bantuan Pestisida, Herbisida dan Handsprayer Tahun 2019
Target Target Target Target
Unit Unit % Unit Unit % Unit Unit % Unit Unit %
1 Aceh 200 200 100,00 6.250 6.250 100 11.017 11.017 100,00
2 Sumatera Utara 37.290 37.290 100 13.000 13.000 100,00
3 Sumatera Barat 50.000 50.000 100
4 Riau5 Jambi 1.140 1.140 100
6 Sumatera Selatan 200 200 100,00 130.890 130.890 100 13.361 13.361 100,00
7 Bengkulu 5.669 5.669 100
8 Lampung 300 300 100,00 21.780 21.780 100 28.384 28.384 100,00
9 Bangka Belitung10 Kep. Riau11 Banten 6.815 6.815 100
12 DKI Jakarta13 Jawa Barat 600 600 100,00 500 460 92,00 73.320 73.320 100
14 Jawa Tengah 200 200 100,00 8.125 8.125 100
15 DI.Yogyakarta16 Jawa Timur 17.206 17.206 100
17 Bali 310 310 100
18 NTB19 NTT20 Kalimantan Barat 35.975 35.975 100,00
21 Kalimantan Tengah22 Kalimantan Selatan23 Kalimantan Timur24 Kalimantan Utara25 Sulawesi Utara 4.575 4.575 100,00
26 Sulawesi Tengah27 Sulawesi Selatan28 Sulawesi Tenggara29 Gorontalo30 Sulawesi Barat31 Maluku32 Maluku Utara33 Papua Barat 34 Papua
1.500 1.500 100,00 500 460 92,00 358.795 358.795 100,00 106.312 106.312 100,00 Jumlah
Realisasi RealisasiNo Provinsi
Handsprayer Otomatis Handsprayer Semi OtomatisPestisida (Bantuan Stock Dinas
Prov/Brigade Proteksi)Herbisida
Realisasi Realisasi
Laporan Tahunan 2019 87
Recommended