View
15
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KEBUTUHAN RUANG GERAK DI DALAM BANGUNAN
HUNIAN SEDERHANA PERKOT AAN
Disusun Oleh :
Rumiati Rosaline Tobing
Hadian Agustinus
Dimas Hartawan
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN
KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN
BANDUNG
2011
KAT A PENGANT AR
Penelitian Kebutuhan ruang Gerak Di Dalam Bangunan Hunian Sederhana
Perkotaan merupakan kegiatan penelitian yang diselenggarakan melalui Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan
pad a semester ganjil Tahun Akademik 2011-2012.
Kegiatan penelitian mencakup: latar belakang, isu-isu dan permasalahan, tujuan
dan manfaat penelitian, konsep-konsep kenutuhan ruang gerak di dalam hun ian
sederhana dan pemanfaatan ruang-ruang hunian secara nyaman dalam
pembentukan fisik bangunan rumah sederhana di perkotaan. Secara khusus
penelitian difokuskan terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan setiap hari di
dalam ruang-ruang hunian pada rumah sederhana di perkotaan.
Dua kawasan peru mahan sederhana di Jakarta diamati sebagai kasus yang dilpilih
dalam kegiatan penelitian Termasuk identifikasi terhadap karakteristik penghuni
sebagai masyarakat permukiman kota khususnya di lokasi yang telah ditetapkan
dalam lingkup studi ini.
Metodologi dalam penelitian menggunakan pendekatan-pendekatan teoritis dan
kaidah-kaidah arsitektur serta pendekatan karakteristik penghuni sebagai
pengguna; instrumen, indikator dan parameter yang terkait dengan penerapan
konsep tersebut dalam proses pemanfaatan energi melalui aktivitas di hun ian
rumah sederhana.
Semoga kesimpulan dan rekomendasi hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai
bahan-bahan masukan bagi yang memerlukannya.
Bandung, 22 Desember 2011
Tim Peneliti
ABSTRAK
Standar kebutuhan manusia terhadap ruang hunian apabila mengacu pada Kepmen Kimpraswil No. 403/2002 adalah 9 m2 per jiwa serta batas ambang kebutuhan ruang yaitu 7,2 m2 per jiwa, Standar tersebut terkadang masih belum sesuai dalam pemanfaatan untuk mencapai kenyamanan ruang gerak karena selama ini pendekatan yang digunakan adalah kebutuhan ruang untuk memenuhi udara segar belum berdasarkan kebutuhan kenyamanan ruang gerak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kembali kebutuhan minimal ruang gerak pad a setiap aktivitas pokok di dalam bangunan hunian sederhana yang sesuai dengan kondisi masyarakat perkotaan. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah jenis aktivitas dan antropometn yang diperoleh melalui pengukuran di lapangan yang kemudian diuji dan diolah dengan metode statistik. Pengumpulan data juga dilakukan melalui wawancara kepada penghuni rumah yang menjadi responden. Analisis yang digunakan adalah simulasi digital untuk mendapatkan kebutuhan minimum ruang gerak yang nyaman berdasarkan pnnsip-prinsip ergonomi dan pertimbangan-pertimbangan perancangan. Jumlah sample responden yang didapat adalah 56 keluarga terdin dari orang dewasa berumur antara 16 tahun sampai dengan 60 tahun. Apabila dikelompokkan menurut jenis kelamin, sam pel terdiri dari 75 orang laki-Iaki dan 52 orang perempuan, total jumlah sam pel sebanyak 127 orang dewasa. Usia 16 tahun sampai dengan 60 tahun adalah masa perkembangan fisik manusia yang relatif statis, sehingga dapat digunakan sebagai data antropometri. Data sebelum digunakan untuk analisi perlu diuji homogenitas dan uji perbandingan varian data antropometri. Dari hasil uji data memperlihatkan perbedaan yang tidak signifikan baik yang diuji berdasarkan kelompok wilayah maupun kelompok rumpun suku. Namun demikian perbandingan data persentil antropometn antara data hasil survei dengan data persentil yang didapat dari literatur yang berasal dan luar Indonesia (Human Dimension & Interior Space) menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Aktivitas yang terjadi di dalam ruang merupakan aktivitas yang dilakukan setiap han, sehingga gerakan-gerakan yang akan disimulasikan disesuaikan dengan kebiasaan yang terjadi di dalam hunian sederhana di perkotaan. Aktivitas yang disimulasikan untuk menentukan kebutuhan ruang gerak meliputi; aktivitas duduk duduk, aktivitas makan minum, aktivitas tidur, aktivitas memasak, aktivitas mandi dan kakus, aktivitas cud pakaian, aktivitas jemur pakaian, aktivitas setrika, aktivitas menyimpan sepeda motor, aktivitas menaiki tangga, dan aktivitas membuang sampah. Hasil penelitian memperiihatkan adanya pola pengelompokan atau penggabungan aktivitas di dalam rumah sederhana yang terwadahi dalam beberapa fungsi ruang. Jenis dan luas ruang dalam hun ian dapat dibedaan menjadi hunian ruang lengkap atau ideal dan hunian sederhana. Hunian ideal adalah hunian yang di dalamnya terdiri dan ruang-ruang yang mempunyai fungsi untuk mewadahi semua aktivitas hunian tanpa terjadi penggabungan. Sedangkan hunian sederhana adalah hunian yang di dalamnya terdapat beberapa ruang untuk mewadahi penggabungan beberapa aktivitas. Berdasarkan simulasi kebutuhan luas ruang untuk hunian di perkotaan didapat perhitungan total luas bangunan untuk rumah sederhana adalah 67,99 m2 dan kebutuhan luas bangunan untuk rumah ruang lengkap atau ideal adalah 95,40 m 2
.
Berdasarkan asumsi jumlah penghuni rumah tinggal sederhana sebanyak 4 jiwa, maka dapat dihitung rata-rata kebutuhan luas ruang gerak minimal untuk hunian sederhana yang nyaman adalah 16,99 m2 per jiwa.
KEBUTUHAN RUANG GERAI( 01 OALAM BANGUNAN HUN/AN SEOERj-{ANA PERKOTAAN ii
Recommended