View
677
Download
20
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai administrasi negara, pemerintah diberi wewenang baik
berdasarkan atribusi, delegasi, ataupun mandat untuk melakukan
pembangunan dalam rangka merealisir tujuan-tujuan negara yang telah
ditetapkan oleh MPR. Dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah
berwenang untuk melakukan pengaturan dan memberikan pelayanan
terhadap masyarakat. Agar tindakan pemerintah dalam menjalankan
pembangunan dan melakukan pengaturan serta pelayanan ini berjalan
dengan baik, maka harus didasarkan pada aturan hukum. Di antara hukum
yang ada ialah Hukum Administrasi Negara, yang memiliki fungsi
normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Seperti telah disebutkan
di atas, fungsi normatif yang menyangkut penormaan kekuasaan
memerintah berkaitan dengan fungsi instrumental yang menetapkan
instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk menggunakan
kekuasaan memerintah dan norma pemerintahan. dan instrumen
pemerintahan yang digunakan harus menjamin perlindungan hukum bagi
rakyat. Ketika pemerintah akan menjalankan pemerintahan, maka kepada
pemerintah diberikan kekuasaan, yang dengan kekuasaan ini pemerintah
melaksanakan pembangunan, pengaturan dan pelayanan. Agar kekuasaan
ini digunakan sesuai dengan tujuan diberikannya, maka diperlukan norma-
norma pengatur dan pengarah.
Dalam penyelenggaraan pembangunan, pengaturan, dan pelayanan,
pemerintah menggunakan berbagai instrumen yuridis. Pembuatan dan
pelaksanaan instrumen yuridis ini harus didasarkan pada legalitas dengan
1
mengikuti dan mematuhi persyaratan formal dan material. Dengan
didasarkan pada asas legalitas dan mengikuti persyaratan, maka
perlindungan bagi administrasi negara dan warga masyarakat akan
terjamin. Dengan demikian, pelaksanaan fungsi-fungsi HAN adalah
dengan membuat penormaan kekuasaan, mendasarkan pada asas legalitas
dan persyaratan, sehingga memberikan jaminan perlindungan baik bagi
administrasi negara maupun warga masyarakat. Di mana dalam kehidupan
berbangsa dan Negara sebagai calon-calon administrator Negara, harus
mengetahui dengan pasti mengenai kedudukan, kewenangan dan
tindakan hukum yang seharusnya dan semestinya dilakukan oleh
pemerintah. Oleh sebab itu, makalah ini membahas mengenai ketiga hal
tersebut.
B.RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kedudukan pemerintah dalam hokum public dan hokum privat ?
2. Apa saja yang menjadi asas legalitas dan wewenang pemerintah ?
3. Apa saja unsure-unsur, macam-macam dan karakteristik tindakan pemerintah ?
4. Bagaimana tindakan pemerintah di dalam negeri ?
5. Bagaimana upaya meningkatkan pemerintahan yang baik ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Kedudukan Hukum (Rechtspositie) Pemerintah
Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pemerintah di samping
melaksanakan aktivitas dalam bidang hukum publik, juga sering terlibat dalam
lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintah sering tampil dengan
“twee petten” dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan (ambt) yang tunduk
pada hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechspersoon) yang tunduk pada
hukum privat.
Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan.
Menurut Logemann dalam bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi
yang berkenan dengan berbagai fungsi. Pengertian fungsi adalah lingkungan kerja
yang terperinci dalam hubungannya secara keseluruhan. Fungsi-fungsi ini
dinamakan jabatan. Negara adalah organisasi jabatan. (Jabatan adalah suatu
lembaga dengan lingkup pekerjaan sendiri yang dibentuk untuk waktu lama dan
kepadanya diberikan tugas dan wewenang).
Menurut Bagir Manan, jabatan adalah lingkungan pekerjaan tetap yang
berisi fungsi- fungsi tertentu yang secara keseluruhan mencerminkan tujuan dan
tata kerja suatu organisasi. Jabatan itu bersifat tetap, sementara pemegang jabatan
(ambtsdrager) dapat berganti-ganti, sebagai contoh, jabatan presiden, wakil
presiden, menteri, gubernur dan lain-lain, relatif bersifat tetap, sementara
pemegang jabatan atau pejabatnya sudah berganti-ganti.
Hukum private dan bahan hukum publik. Menurut Chidir Ali, ada tiga
kriteria untuk menentukan status badan hukum publik yaitu : (a) dilihat dari
pendirinya, badan hukum itu diadakan dengan konstruksi hukum publik yang
didirikan oleh penguasa dengan undang-undang atau peraturan-peraturan lainnya,
(b) lingkungan kerjanya, yaitu melaksanakan perbuatan-perbuatan publik, (c)
3
badan hukum itu diberi wewenang publik seperti membuat keputusan, ketetapan
atau peraturan yang mengikat umum.
Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Publik
Indroharto menyebutkan bahwa lembaga-lembaga hukum publik itu
memiliki kedudukan yang mandiri dalam statusnya sebagai badan hukum
(perdata). Lembaga-lembaga hukum publik tersebut merupakan badan hukum
perdata dan melalui organ-organnya (Badan atau Jabatan TUN) menurut peraturan
perundang-undangan yang bersangkutan dapat melakukan perbuatan/tindakan
hukum perdata.
Meskipun organ atau jabatan pemerintahan dapat melakukan perbuatan
hukum perdata, mewakili badan hukum induknya, hal yang terpenting dalam
konteks hukum administrasi adalah mengetahui organ atau jabatan pemerintahan
dalam melakukan perbuatan hukum yang bersifat publik. P. Nicolai dan kawan-
kawan menyebutkan beberapa ciri atau karakteristik yang terdapat pada jabatan
atau organ pemerintahan yaitu sebagai berikut:
Organ pemerintahan menjalankan wewenang atas nama dan
tanggungjawab sendiri, yang dalam pengertian modern, diletakkan sebagai
pertanggungjawaban politik dan kepegawaian atau tanggungjawab
pemerintah sendiri di hadapan Hakim. Organ pemerintah adalah pemikul
kewajiban tanggungjawab.
Pelaksanaan wewenang dalam rangka menjaga dan mempertahankan
norma hukum administrasi, organ pemerintahan dapat bertindak sebagai
pihak tergugat dalam proses peradilan, yaitu dalam hal ada keberatan,
banding, atau perlawanan.
Di samping sebagai pihak tergugat, organ pemerintahan juga dapat tampil
menjadi pihak yang tidak puas, artinya sebagai penggugat.
4
Pada prinsipnya organ pemerintahan tidak memiliki harta kekayaan
sendiri. Organ pemerintahan merupakan bagian (alat) dari badan hukum
menurut hukum privat dengan harta kekayaannya. Jabatan bupati atau wali
kota adalah organ-organ dari badan umum “kabupaten”. Berdasarkan
aturan hukum, badan hukum inilah yang dapat memiliki harta kekayaan,
bukan organ pemerintahannya. Oleh karena itu, jika ada putusan hakim
yang berupa denda atau uang paksa (dwangsom) yang dibebankan kepada
organ pemerintah atau hukuman ganti kerugian dari kerusakan, kewajiban
membayar dan ganti kerugian itu dibebankan kepada hukum (sebagai
pemegang harta kekayaan). Pihak yang menjalankan hak dan kewajiban
yang didukung oleh jabatan ialah pejabat. Jabatan adalah lingkungan
pekerjaan tetap, sementara pejabat dapat berganti-ganti.
Antara jabatan dengan pejabat memiliki hubungan yang erat, namun di
antara keduanya sebenarnya memiliki kedudukan hukum yang berbeda atau
terpisah dan diatur dengan hukum yang berbeda. Jabatan diatur oleh hukum tata
negara dan hukum administrasi, sedangkan pejabat diatur dan tunduk pada hukum
kepegawaian.
Macam-macam Jabatan Pemerintahan
Ruang lingkup kegiatan administrasi negara atau pemerintahan itu sangat
luas dan beragam. Keluasan dan keragaman kegiatan administrasi negara ini
seiring sejalan dengan dinamika perkembangan masyarakat yang menuntut
pengaturan dan keterlibatan administrasi negara.
Berdasarkan kenyataan ini, Indroharto menyebutkan bahwa ukuran untuk
dapat disebut badan atau pejabat TUN merupakan fungsi yang dilaksanakan,
bukan nama sehari-hari, bukan pula kedudukan strukturalnya dalam salah satu
lingkungan kekuasaan dalam negara. Selanjutnya Indroharto mengelompokkan
organ pemerintahan atau tata usaha negara itu diantaranya :
5
- Instansi-instansi resmi pemerintah yang berada di bawah presiden sebagai
kepala eksekutif.
- Instansi-instansi dalam lingkungan negara diluar lingkungan kekuasaan
eksekutif yang berdasarkan peraturan perundang-undangan melaksanakan
urusan pemerintahan.
- Badan-badan hukum perdata yang didirikan oleh pemerintah dengan maksud
untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.
- Instansi-instansi yang merupakan kerja sama antara pihak pemerintah dengan
pihak swasta yang melaksanakan tugas-tugas pemerintahan.
- Lembaga-lembaga hukum swasta yang berdasarkan peraturan perundang-
undangan dan sistem perizinan melaksanakan tugas pemerintahan.
Dalam literatur hukum administrasi, badan hukum keperdataan dapat
dikategorikan sebagai administrasi negara dengan syarat-syarat sebagai berikut :
Badan-badan itu dibentuk oleh organisasi publik.
Badan-badan tersebut menjalankan fungsi pemerintahan
Peraturan perundang-undangan secara tegas memberikan kewenangan
untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan dan dalam kondisi tertentu
berwenang menerapkan sanksi administratif. H.D. Van Wijk menyebutnya
sebagai pihak swasta sebagai pemerintah (particuleren als overheid).
Kedudukan Pemerintah dalam Hukum Privat
Badan hukum (rechtspersoon) adalah kumpulan orang yaitu semua yang
di dalam kehidupan masyarakat (dengan beberapa perkecualian) sesuai dengan
ketentuan undang-undang dapat bertindak sebagaimana manusia, yang memiliki
hak-hak dan kewenangan-kewenangan, seperti kumpulan orang (dalam suatu
6
badan hukum), perseroan terbatas, perusahaan perkapalan, perhimpunan
(sukarela) dan sebagainya.
Dalam kepustakaan hukum dikenal ada beberapa unsur dari badan hukum
yaitu :
- Perkumpulan orang (organisasi yang teratur)
- Dapat melakukan perbuatan hukum dalam hubungan-hubungan hukum.
- Adanya harta kekayaan yang terpisah
- Mempunyai kepentingan sendiri
- Mempunyai pengurus
- Mempunyai tujuan tertentu
- Mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban
- Dapat digugat atau menggugat di depan pengadilan
Bila berdasarkan hukum publik negara, provinsi dan kabupaten adalah
organisasi jabatan atau kumpulan dari organ-organ kenegaraan dan pemerintahan,
maka berdasarkan hukum perdata negara, provinsi dan kabupaten adalah
kumpulan dari badan-badan hukum yang tindakanhukumnya dijalankan oleh
pemerintah.
2. Kewenangan Pemerintah
Asas Legalitas dan Wewenang Pemerintah
A. Asas Legalitas (Legaliteitsbeginsel)
Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan sebagai
dasar dalam setiap penyelenggaraan pemerintah dan kenegaraan di setiap negara
7
hukum terutama bagi negara-negara hukum dalam sistem kontinental. Dengan
kata lain, asas legalitas dalam gagasan negara hukum liberal memiliki kedudukan
sentral,atau sebagai suatu fundamen dari negara hukum. Asas legalitas berkaitan
erat dengan gagasan demokrasi dan gagasan negara hukum. Gagasan demokrasi
menuntut setiap bentuk undang-undang dan berbagai keptusan mendapatkan
persetujuan dari wakil rakyat dan sebanyak mungkin memerhatikan kepentingan
rakyat.
Gagasan negara hukum menuntut agar penyelenggaraan urusan
kenegaraan dan pemerintahan harus didasarkan pada undang-undang dan
memberikan jaminan terhadap hak-hak dasar rakyat. Asas legalitas menjadi dasar
legitimasi tindakan pemerintahan dan jaminan perlindungan dari hak-hak rakyat.
Penerapan asas legalitas, menurut Indroharto akan menunjang berlakunya
kepastian hukum dan kesamaan perlakuan. Kesamaan perlakuan terjadi karena
setiap orang yang berada dalam situasi seperti yang ditentukan dalam ketentuan
undang-undang itu berhak dan berkewajiban untuk berbuat seperti apa yang
ditentukan dalam undang-undang tersebut. Kepastian hukum akan terjadi karena
suatu peraturan dapat membuat semua tindakan yang akan dilakukan pemerintah
itu dapat diramalkan atau diperkirakan lebih dahulu (asas legalitas dimaksudkan
untuk memberikan jaminan kedudukan hukum warga negara terhadap
pemerintah).
Menurut Prajudi Atmosudirdjo, menyebutkan beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi dalam penyelenggaraan pemerintah, yaitu sebagai berikut :
1. Efektivitas, artinya kegiatannya harus mengenai sasaran yang telah
ditetapkan.
2. Legimitas, artinya kegiatan administrasi Negara jangan sampai
menimbulkan heboh oleh karena tidak dapat diterima oleh masyarakat
setempat atau lingkungan yang bersangkutan.
8
3. Yuridikitas, yaitu syarat yang menyatakan bahwa perbuatan para pejabat
administrasi negara tidak boleh melanggar hokum dalam arti luas.
4. Legalitas, yaitu syarat yang menyatakan bahwa perbuatan atau keputusan
administrasi negara yang tidak boleh dilakukan tanpa dasar UU.
5. Moralitas, salah satu syarat yang paling diperhatikan oleh masyarakat dan
harus dijunjung tinggi.
6. Efisiensi, kehematan biaya dan p;roduktivitas wajib diusahakan setinggi-
tingginya.
7. Teknik dan teknologi yang setinggi-tingginya wajib dipakai untuk
mengembangkan dan mempertahankan mutu prestasi yang sebaik-baiknya.
B. Wewenang Pemerintahan
Kewenangan memiliki kedudukan penting dalam kajian hukum tata negara
dan hukum administrasi. Menurut Bagir Manan, wewenang dalam bahasa
hukum tidak sama dengan kekuasaan (macht). Kekuasaan hanya menggambarkan
hak untuk berbuat atau tidak berbuat. Dalam hukum, wewenang sekaligus berarti
hak dan kewajiban (rechten en plichten).
Dalam negara hukum, wewenang pemerintahan itu berasal dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Sumber dan Cara Memperoleh Wewenang Pemerintahan
Secara teoritis, kewenangan yang bersumber dari peraturan perundang-
undangan tersebut diperoleh melalui tiga cara yaitu atribusi, delegasi, dan mandat.
Dalam kajian Hukum Administrasi Negara, mengetahui sumber dan cara
memperoleh wewenang organ pemerintahan ini penting, karena dengan
pertanggungjawaban hukum (rechtelijke verantwording) dalam penggunaan
wewenang tersebut, seiring dengan salah satu prinsip dalam negara hukum.
Ketika pemerintah bertindak dalam lapangan keperdataan dan tunduk
pada peraturan hukum perdata, pemerintah bertindak sebagai wakil dari badan
9
hukum, bukan wakil dari jabatan. Sebagai wakil dari badan hukum
(rechtspersoon). Keberadaan pemerintah yang secara teroritis memiliki dua
fungsi, yaitu sebagai wakil dari jabatan dan badan hukum, yang masing-masing
diatur dan tunduk pada hukum yang berbeda, hukum publik dan hukum privat.
C. Tindakan Pemerintahan
1. Pengertian Tindakan Pemerintahan
Tindakan hukum adalah tindakan yang dimaksudkan untuk menciptakan
hak dan kewajiban. Tindakan hukum administrasi merupakan suatu pernyataan
kehendak yang muncul dari organ administrasi dalam keadaan khusus,
dimaksudkan untuk menimbulkan akibat hukum dalam bidang hukum
administrasi.Rechts handel ing atau tindakan hukum.
2. Unsur, Macam-macam dan Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan
a. Unsur-unsur Tindakan Hukum Pemerintahan.
Unsur-unsur tindakan hukum pemerintahan sebagai berikut :
- Perbuatan itu dilakukan oleh aparat pemerintah dalam kedudukannya
sebagai penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan
(bestuursorganen) dengan prakarsa dan tanggungjawab sendiri.
- Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan.
- Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat
hukum di bidang hukum administrasi.
10
- Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan
kepentingan negara dan rakyat.
b. Macam-macam Tindakan Hukum Pemerintahan
Secara teorities, cara untuk menentukan apakah tindakan pemerintahan itu
diatur oleh hukum privat atau hukum publik adalah dengan melihat kedudukan
pemerintah dalam menjalankan tindakan tersebut. Jika pemerintah bertindak
dalam kualitasnya sebagai pemerintah, hanya hukum publiklah yang berlaku. Jika
pemerintah bertindak tidak dalam kualitas pemerintah, hukum privatlah yang
berlaku.
c. Karakteristik Tindakan Hukum Pemerintahan
Tindakan hukum pemerintahan itu pada dasarnya bersifat sepihak, pihak
yang diserahi kewajiban untuk mengatur dan menyelenggarakan kepentingan
umum di mana dalam rangka melaksanakan kewajiban ini kepada pemerintah
diberikan wewenang membuat peraturan perundang-undangan, kemudian dikenal
adanya tindakan hukum dua pihak atau lebih, ini hanya menyangkut mengenai
cara-cara merealisasikan tindakan hukum tersebut. Diatas disebutkan bahwa
tindakan hukum dua pihak diatur dengan peraturan bersama.
Utrecht menyebutkan beberapa cara pelaksanaan urusan pemerintahan
yaitu :
- Yang bertindak ialah administrasi negara sendiri
- Hubungan istimewa
- Konsesi atau berdasarkan izin
- Subsidi pemerintah
- Kekuasaan memerintah
11
3. Tindakan Pemerintahan Dalam Negeri
Dalam melakukan aktivitasnya, pemerintah melakukan dua macam
tindakan, tindakan biasa (feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum
(rechtshandeli-ngen). Dalam kajian hukum, yang terpenting untuk dikemukakan
adalah tindakan dalam kategori kedua, rechtshandelingen. Tindakan hukum
pemerintahan adalah tindakan yang dilakukan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara dalam rangka melaksanakan urusan pemerintahan. Tindakan pemerintahan
memiliki beberapa unsur yaitu sebagai berikut:
Tindakan Pemerintahan dalam Negara Hukum.
Perbuatan itu dilakukan oleh aparat Pemerintah dalam kedudukannya sebagai
Penguasa maupun sebagai alat perlengkapan pemerintahan (bestuurs-
organen) dengan prakarsa dan tanggung jawab sendiri.
Perbuatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menjalankan fungsi
pemerintahan.
Perbuatan tersebut dimaksudkan sebagai sarana untuk menimbulkan akibat
hukum di bidang hukum administrasi.
Perbuatan yang bersangkutan dilakukan dalam rangka pemeliharaan
kepentingan negara dan rakyat.
Dalam negara hukum, setiap tindakan pemerintahan harus berdasarkan
atas hukum, karena dalam negara negara terdapat prinsip wetmatigheid van
bestuur atau asas legalitas. Asas ini menentukan bahwa tanpa adanya dasar
wewenang yang diberikan oleh suatu peraturan perundang-undangan yang
berlaku, maka segala macam aparat pemerintah tidak akan memiliki wewenang
12
yang dapat mempengaruhi atau mengubah keadaan atau posisi hukum warga
masyarakatnya.
Asas legalitas menurut Sjachran Basah , berarti upaya mewujudkan duet
integral secara harmonis antara paham kedaulatan hukum dan paham kedaulatan
rakyat berdasarkan prinsip monodualistis selaku pilar-pilar, yang sifat hakikatnya
konstitutif. Meskipun demikian, tidak selalu setiap tindakan pemerintahan tersedia
peraturan peraundang-undangan yang mengaturnya. Dapat terjadi, dalam kondisi
tertentu terutama ketika pemerintah harus bertindak cepat untuk menyelesaikan
persoalan konkret dalam masyarakat, peraturan perundang-undangannya belum
tersedia.
Dalam kondisi seperti ini, kepada pemerintah diberikan kebebasan
bertindak (discresionare power) yaitu melalui Freies Ermessen, yang diartikan
sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau
badan-badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat
sepenuhnya pada undang-undang. Freies Ermessen ini menimbulkan implikasi
dalam bidang legislasi bagi pemerintah, yaitu lahirnya hak inisiatif untuk
membuat peraturan perundang-undangan yang sederajat dengan UU tanpa
persetujuan DPR, hak delegasi untuk membuat peraturan yang derajatnya di
bawah UU, dan droit function atau kewenangan menafsirkan sendiri aturan-aturan
yang masih bersifat enunsiatif.
Menurut Bagir Manan , kewenangan pemerintah untuk membentuk
peraturan perundang-undangan karena beberapa alasan yaitu :
1. Paham pembagian kekuasaan menekankan pada perbedaan fungsi daripada
pemisahan organ, karena itu fungsi pembentukan peraturan tidak harus
terpisah dari fungsi penyelenggaraan pemerintahan. :
2. Dalam negara kesejahteraan pemerintah membutuhkan instrumen hukum
untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum.
13
3. Untuk menunjang perubahan masyarakat yang cepat, mendorong
administrasi negara berperan lebih besar dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan.
Freies Ermessen merupakan konsekuensi logis dari konsepsi welfare state,
akan tetapi dalam kerangka negara hukum, Freies Ermessen ini tidak dapat
digunakan tanpa batas. Atas dasar itu, Sjachran Basah mengemukakan unsur-
unsur freies Ermessen dalam suatu negara hukum yaitu sebagai berikut:
a. Ditujukan untuk menjalankan tugas-tugas servis public.
b. Merupakan sikap tindak yang aktif dari administrasi Negara.
c. Sikap tindak itu dimungkinkan oleh hokum.
d. Sikap tindak itu diambil atas inisiatif sendiri.
e. Sikap tindak itu dimaksudkan untuk menyelesaikan persoalan-
persoalan penting yang timbul secara tiba-tiba.
f. Sikap tindak itu dapat dipertanggung jawab baik secara moral kepada
Tuhan Yang Maha Esa maupun secara hukum.
g. Sumber-sumber Kewenangan Tindakan Pemerintahan Kewenangan
yang dimiliki oleh pemerintah bersumbar pada tiga hal, atribusi,
delegasi, dan mandat. Atribusi ialah pemberian kewenangan oleh
pembuat undang-undang sendiri kepada suatu organ pemerintahan baik
yang sudah ada maupun yang baru sama sekali.
Menurut Indroharto, legislator yang kompeten untuk memberikan atribusi
wewenang itu dibedakan antara:
1. Yang berkedudukan sebagai original legislator; di negara kita di tingkat
pusat adalah MPR sebagai pembantuk konstitusi (konstituante) dan DPR
bersama-sama Pemerintah sebagai yang melahirkan suatu undang-undang,
dan di tingkat daerah adalah DPRD dan Pemerintah Daerah yang
melahirkan Peraturan Daerah.
14
2. Yang bertindak sebagai delegated legislator: seperti Presiden yang
berdasarkan pada suatu ketentuan undang-undang mengeluarkan
Peraturan Pemerintah dimana diciptakan wewenang-wewenang
pemerintahan kepada Badan atau Jabatan TUN tertentu. Sedangkan yang
dimaksud delegasi adalah penyerahan wewenang yang dipunyai oleh
organ pemerintahan kepada organ yang lain.
Dalam delegasi mengandung suatu penyerahan, yaitu apa yang semula
kewenangan si A, untuk selanjutnya menjadi kewenangan si B.
Kewenangan yang telah diberikan oleh pemberi delegasi selanjutnya
menjadi tanggung jawab penerima wewenang. Adapun pada mandat, di
situ tidak terjadi suatu pemberian wewenang baru maupun pelimpahan
wewenang dari Badan atau Pejabat TUN yang satu kepada yang lain.
Tanggung jawab kewenangan atas dasar mandat masih tetap pada pemberi
mandat, tidak beralih kepada penerima mandat.
Fungsi-Fungsi Hukum Administrasi Negara Dalam pengertian umum,
menurut Budiono fungsi hukum adalah untuk tercapainya ketertiban umum
dan keadilan. Ketertiban umum adalah suatu keadaan yang menyangkut
penyelenggaraan kehidupan manusia sebagai kehidupan bersama. Keadaan
tertib yang umum menyiratkan suatu keteraturan yang diterima secara umum
sebagai suatu kepantasan minimal yang diperlukan, supaya kehidupan
bersama tidak berubah menjadi anarki. Menurut Sjachran Basah ada lima
fungsi hukum dalam kaitannya dengan kehidupan masyarakat, yaitu sebagai
berikut:
Direktif, sebagai pengarah dalam membangun untuk membentuk
masyarakat yang hendak dicapai sesuai dengan tujuan kehidupan
bernegara.
Integratif, sebagai pembina kesatuan bangsa.
15
Stabilitatif, sebagai pemelihara (termasuk ke dalamnya hasil-hasil
pembangunan) dan penjaga keselarasan, keserasian, dan keseimbangan
dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
Perspektif, sebagai penyempurna terhadap tindakan-tindakan administrasi
negara, maupun sikap tindak warga negara dalam kehidupan bernegara
dan bermasyarakat.
Korektif, baik terhadap warga negara maupun administrasi negara dalam
mendapatkan keadilan.
Secara spesifik, fungsi HAN dikemukakan oleh Philipus M. Hadjon ,
yakni fungsi normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Ketiga fungsi
ini saling berkaitan satu sama lain. Fungsi normatif yang menyangkut penormaan
kekuasaan memerintah jelas berkaitan erat dengan fungsi instrumental yang
menetapkan instrumen yang digunakan oleh pemerintah untuk menggunakan
kekuasaan memerintah dan pada akhirnya norma pemerintahan dan instrumen
pemerintahan yang digunakan harus menjamin perlindungan hukum bagi rakyat.
Fungsi Normatif Hukum Administrasi Negara.
Penentuan norma HAN dilakukan melalui tahap-tahap. Untuk dapat
menemukan normanya kita harus meneliti dan melacak melalui serangkaian
peraturan perundang-undangan. Artinya, peraturan hukum yang harus diterapkan
tidak begitu saja kita temukan dalam undang-undang, tetapi dalam kombinasi
peraturan-peraturan dan keputusan-keputusan TUN yang satu dengan yang lain
saling berkaitan. Pada umumnya ketentuan undang-undang yang berkaitan dengan
HAN hanya memuat norma-norma pokok atau umum, sementara periciannya
diserahkan pada peraturan pelaksanaan. Penyerahan ini dikenal dengan istilah
terugtred atau sikap mundur dari pembuat undang-undang. Hal ini terjadi karena
tiga sebab, yaitu:
16
- Karena keseluruhan hukum TUN itu demikian luasnya, sehingga tidak
mungkin bagi pembuat UU untuk mengatur seluruhnya dalam UU
formal.
- Norma-norma hukum TUN itu harus selalu disesuaikan dengan tiap
perubahan-perubahan keadaan yang terjadi sehubungan dengan kemajuan
dan perkembangan teknologi yang tidak mungkin selalu diikuti oleh
pembuat UU dengan mengaturnya dalam suatu UU formal.
- Di samping itu tiap kali diperlukan pengaturan lebih lanjut hal itu selalu
berkaitan dengan penilaian-penilaian dari segi teknis yang sangat
mendetail, sehingga tidak sewajarnya harus diminta pembuat UU yang
harus mengaturnya. Akan lebih cepat dilakukan dengan pengeluaran
peraturan-peraturan atau keputusan-keputusan TUN yang lebih rendah
tingkatannya, seperti Keppres, Peraturan Menteri, dan sebagainya.
Seperti disebutkan di atas bahwa setiap tindakan pemerintah dalam negara
hukum harus didasarkan pada asas legalitas. Hal ini berarti ketika pemerintah
akan melakukan tindakan, terlebih dahulu mencari apakah legalitas tindakan
tersebut ditemukan dalam undang-undang. Jika tidak terdapat dalam UU,
pemerintah mencari dalam berbagai peraturan perundang-undangan terkait. Ketika
pemerintah tidak menemukan dasar legalitas dari tindakan yang akan diambil,
sementara pemerintah harus segera mengambil tindakan, maka pemerintah
menggunakan kewenangan bebas yaitu dengan menggunakan freies Ermessen.
Meskipun penggunaan freies Ermessen dibenarkan, akan tetapi harus dalam batas-
batas tertentu.
Menurut Sjachran Basah pelaksanaan freies Ermessen harus dapat
dipertanggung jawabkan, secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan secara
hukum berdasarkan batas-atas dan batas-bawah. Batas-atas yaitu peraturan yang
tingkat derajatnya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan yang
tingkat derajatnya lebih tinggi. Sedangkan batas-bawah ialah peraturan yang
dibuat atau sikap-tindak administrasi negara (baik aktif maupun pasif), tidak boleh
melanggar hak dan kewajiban asasi warga. Di samping itu, pelaksanaan freies
17
Ermessen juga harus memperhatikan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
Berdasarkan keterangan singkat ini dapat dikatakan bahwa fungsi normatif HAN
adalah mengatur dan menentukan penyelenggaraan pemerintahan agar sesuai
dengan gagasan negara hukum yang melatarbelakanginya, yakni negara hukum
Pancasila.
Fungsi Instrumental Hukum Administrasi Negara
Pemerintah dalam melakukan berbagai kegiatannya menggunakan
instrumen yuridis seperti peraturan, keputusan, peraturan kebijaksanaan, dan
sebagainya. Sebagaimana telah disebutkan bahwa dalam negara sekarang ini
khususnya yang mengaut type welfare sate, pemberian kewenangan yang luas
bagi pemerintah merupakan konsekuensi logis, termasuk memberikan
kewenangan kepada pemerintah untuk menciptakan berbagai instrumen yuridis
sebagai sarana untuk kelancaran penyelenggaraan pemerintahan. Pembuatan
instrumen yuridis oleh pemerintah harus didasarkan pada ketentuan hukum yang
berlaku atau didasarkan pada kewenangan yang diberikan oleh peraturan
perundang-undangan. Hukum Administrasi Negara memberikan beberapa
ketentuan tentang pembuatan instrumen yuridis, sebagai contoh mengenai
pembuatan keputusan. Di dalam pembuatan keputusan, HAN menentukan syarat
material dan syarat formal, yaitu sebagai berikut:
1. Syarat-syarat material
Alat pemerintahan yang membuat keputusan harus berwenang :
- Keputusan tidak boleh mengandung kekurangan-kekurangan yuridis seperti
penipuan, paksaan, sogokan, kesesatan, dan kekeliruan.
- Keputusan harus diberi bentuk sesuai dengan peraturan dasarnya dan
pembuatnya juga harus memperhatikan prosedur membuat keputusan.
- Isi dan tujuan keputusan itu harus sesuai dengan isi dan tujuan peraturan
dasarnya.
18
2. Syarat-syarat formal:
- Syarat-syarat yang ditentukan berhubung dengan persiapan dibuatnya
keputusan dan berhubung dengan cara dibuatnya keputusan harus
dipenuhi.
- Harus diberi dibentuk yang telah ditentukan.
- Syarat-syarat berhubung dengan pelaksanaan keputusan itu dipenuhi.
- Jangka waktu harus ditentukan antara timbulnya hal-hal yang
menyebabkan dibuatnya dan diumumkannya keputusan itu dan tidak boleh
dilupakan.
Berdasarkan persyaratan yang ditentukan HAN, maka peyelenggarakan
pemerintahan akan berjalan sesuai dengan aturan hukum yang berlaku dan
sejalan dengan tuntutan negara berdasarkan atas hukum, terutama
memberikan perlindungan bagi warga masyarakat.
Fungsi Jaminan Hukum Administrasi Negara
Menurut Sjachran Basah , perlindungan terhadap warga diberikan
bilamana sikap tindak administrasi negara itu menimbulkan kerugian
terhadapnya. Sedangkan perlindungan terhadap administrasi negara itu sendiri,
dilakukan terhadap sikap tindaknya dengan baik dan benar menurut hukum, baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis. Dengan perkataan lain, melindungi
administrasi negara dari melakukan perbuatan yang salah menurut hukum.
Di dalam negara hukum Pancasila, perlindungan hukum bagi rakyat diarahkan
kepada usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa antara pemerintah dan
rakyat, menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat secara
musayawarah serta peradilan merupakan sarana terakhir dalam usaha
menyelesaikan sengketa antara pemerintah dengan rakyat.
Dengan adanya UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara, menurut Paulus E. Lotulung, sesungguhnya tidak semata-mata
memberikan perlindungan terhadap hak-hak perseorangan, tetapi juga sekaligus
19
melindungi hak-hak masyarakat, yang menimbulkan kewajiban-kewajiban bagi
perseorangan. Hak dan kewajiban perseorangan bagi warga masyarakat harus
diletakan dalam keserasian, keseimbangan, dan keselarasan antara kepentingan
perseorangan dengan kepentingan masyarakat, sesuai dengan prinsip yang
terkandung dalam falsafah negara dan bangsa kita, yaitu Pancasila.
Berdasarkan pemaparan fungsi-fungsi HAN ini, dapatlah disebutkan
bahwa dengan menerapkan fungsi-fungsi HAN ini akan tercipta pemerintahan
yang bersih, sesuai dengan prinsip-prinsip negara hukum. Pemerintah
menjalankan aktifitas sesuai dengan ketentuan yang berlaku atau berdasarkan
asas legalitas, dan ketika menggunakan freies Ermessen, pemerintah
memperhatikan asas-asas umum yang berlaku sehingga dapat
dipertanggungjawabkan secara moral dan hukum. Ketika pemerintah
menciptakan dan menggunakan instrumen yuridis, maka dengan mengikuti
ketentuan formal dan material penggunaan instrumen tersebut tidak akan
menyebabkan kerugian terhadap masyarakat. Dengan demikian, jaminan
perlindungan terhadap warga negara pun akan terjamin dengan baik.
Aktualisasi fungsi hukum administrasi negara dalam mewujudkan
pemerintahan yang baik. Meskipun diketahui bahwa penyelenggaraan negara
dilakukan oleh beberapa lembaga negara, akan tetapi aspek penting
penyelenggaraan negara terletak pada aspek pemerintahan. Dalam sistem
pemerintahan Indonesia, Presiden memiliki dua kedudukan, sebagai salah
satu organ negara yang bertindak untuk dan atas nama negara, dan sebagai
penyelenggara pemerintahan atau sebagai administrasi negara. Sebagai
administrasi negara, pemerintah diberi wewenang baik berdasarkan atribusi,
delegasi, ataupun mandat untuk melakukan pembangunan dalam rangka
merealisir tujuan-tujuan negara yang telah ditetapkan oleh MPR. Dalam
melaksanakan pembangunan, pemerintah berwenang untuk melakukan
pengaturan dan memberikan pelayanan terhadap masyarakat. Agar tindakan
pemerintah dalam menjalankan pembangunan dan melakukan pengaturan serta
pelayanan ini berjalan dengan baik, maka harus didasarkan pada aturan hukum.
20
Di antara hukum yang ada ialah Hukum Administrasi Negara, yang memiliki
fungsi normatif, fungsi instrumental, dan fungsi jaminan. Seperti telah disebutkan
di atas, fungsi normatif yang menyangkut penormaan kekuasaan memerintah
berkaitan dengan fungsi instrumental yang menetapkan instrumen yang
digunakan oleh pemerintah untuk menggunakan kekuasaan memerintah dan
norma pemerintahan. dan instrumen pemerintahan yang digunakan harus
menjamin perlindungan hukum bagi rakyat. Ketika pemerintah akan menjalankan
pemerintahan, maka kepada pemerintah diberikan kekuasaan, yang dengan
kekuasaan ini pemerintah melaksanakan pembangunan, pengaturan dan
pelayanan. Agar kekuasaan ini digunakan sesuai dengan tujuan diberikannya,
maka diperlukan norma-norma pengatur dan pengarah. Dalam Penyelenggaraan
pembangunan, pengaturan, dan pelayanan, pemerintah menggunakan berbagai
instrumen yuridis. Pembuatan dan pelaksanaan instrumen yuridis ini harus
didasarkan pada legalitas dengan mengikuti dan mematuhi persyaratan formal
dan material. Dengan didasarkan pada asas legalitas dan mengikuti persyaratan,
maka perlindungan bagi administrasi negara dan warga masyarakat akan
terjamin. Dengan demikian, pelaksanaan fungsi-fungsi HAN adalah dengan
membuat penormaan kekuasaan, mendasarkan pada asas legalitas dan
persyaratan, sehingga memberikan jaminan perlindungan baik bagi administrasi
negara maupun warga masyarakat.
Upaya Meningkatkan Pemerintahan yang Baik
Penyelenggaraan pemerintahan tidak selalu berjalan sebagaimana yang
telah ditentukan oleh aturan yang ada. Bahkan sering terjadi penyelenggaraan
pemerintahan ini menimbulkan kerugian bagi rakyat baik akibat penyalahgunaan
wewenang (detournement de pouvoir) maupun tindakan sewenang-wenang
(willekeur).
Perbuatan pemerintah yang sewenang-wenang terjadi apabila terpenuhi
unsur-unsur :
21
1. penguasa yang berbuat secara yuridis memiliki kewenangan untuk berbuat
(ada peraturan dasarnya,
2. dalam mempertimbangkan yang terkait dalam keputusan yang dibuat oleh
pemerintah, unsur kepentingan umum kurang diperhatikan,
3. perbuatan tersebut menimbulkan kerugian konkret bagi pihak tertentu.
Dampak lain dari penyelenggaraan pemerintahan seperti ini adalah tidak
terselenggaranya pembangunan dengan baik dan tidak terlaksananya pengaturan
dan pelayanan terhadap masyarakat sebagaimana mestinya. Upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan adalah antara lain
dengan mengefektifkan pengawasan baik melalui pengawasan lembaga peradilan,
pengawasan dari masyarakat, maupun pengawasan melalui lembaga ombusdman.
Di samping itu juga dengan menerapkan asas-asas umum pemerintahan yang baik.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa pemerintah di samping
melaksanakan aktivitas dalam bidang hukum publik, juga sering terlibat dalam
lapangan keperdataan. Dalam pergaulan hukum, pemerintah sering tampil dengan
22
“twee petten” dengan dua kepala, sebagai wakil dari jabatan (ambt) yang tunduk
pada hukum publik dan wakil dari badan hukum (rechspersoon) yang tunduk pada
hukum privat. Asas legalitas merupakan salah satu prinsip utama yang dijadikan
sebagai dasar dalam setiap penyelenggaraan pemerintah dan kenegaraan di setiap
negara hukum terutama bagi negara-negara hukum dalam sistem kontinental.
Tindakan Pemerintahan Dalam Negeri dalam melakukan aktivitasnya,
pemerintah melakukan dua macam tindakan, tindakan biasa
(feitelijkehandelingen) dan tindakan hukum (rechtshandeli-ngen). Pemerintah
dalam melakukan berbagai kegiatannya menggunakan instrumen yuridis seperti
peraturan, keputusan, peraturan kebijaksanaan, dan sebagainya.
B. SARAN
Dalam penyelenggaraan negara, pemerintah harus memperhatikan
kedudukannya dalam hokum, agar tidak menyalahgunakan kewenangan yang
diberikan dan tindakan yang dilakukan pemerintah harus sinkron dengan
peraturan perundangan yang berlaku.
23
Recommended