View
293
Download
2
Category
Preview:
Citation preview
Pemicu 5 Blok Sistem Endokrin dan Metabolisme
Andreas Hans405120106
Learning Objective
1. Menjelaskan anatomi, histologi, fisiologi, dan biokimia kelenjar adrenal.
2. Menjelaskan kelainan korteks adrenal.3. Menjelaskan kelainan medula adrenal.
LO 1
Menjelaskan anatomi, histologi, fisiologi, dan biokimia kelenjar
adrenal.
ANATOMI
Kelenjar Adrenal• Kelenjar adrenal sepasang organ yang terletak dekat kutub atas
ginjal, terbenam dalam jaringan lemak. • Kelenjar ini ada 2 buah, berwarna kekuningan serta berada
retroperitoneal. – Bagian sebelah kanan : pyramid dan membentuk topi (melekat) pada kutub
atas ginjal kanan.– Bagian sebelah kiri : seperti bulan sabit• Kelenjar adrenal pada manusia panjangnya 4-6 cm, lebar 1-2 cm, dan
tebal 4-6 mm. • Vaskularisasi :– arteri suprarenalis superior arteri frenika inferior– arteri suprarenalis media aorta– arteri suprarenalis inferior arteri renalis.
Kelenjar Adrenal
• Terbagi atas korteks (luar) dan medula (dalam)• Korteks:– berasal dari mesoderm– Menghasilkan steroid hormon (glucocorticoid,
mineralocorticoid, sex steroids)• Medula:– Berasal dari ektoderm neural crest– Menghasilkan hormon epinephrine dan
norepinephrine
HISTOLOGI
Terbagi atas korteks dan medula:
• Korteks dibagi zona :
– Zona glomerulosa paling luar
• Tepat dibawah simpai
• Sel polihedral kecil berkelompok membentuk bulatan, inti gelap, sitoplasma basofilik.
• Pada manusia tidak begitu berkembang
• Penghasil mineralokortikoid (aldosteron terkuat)
– Zona fasikulata bagian tengah & terbesar
• Lebih tebal
• Terdiri atas sel polihedral besar dengan sitoplasma basofilik.
• Selnya tersusun berderet lurus setebal 2 sel, dengan sinusoid venosa bertingkap yang jalannya
berjajar dan diantara deretan itu.
• Sel-sel mengandung banyak tetes lipid, fosfolipid , asam lemak , lemak dan kolesterol.
• Sel ini juga banyak mengandung vitamin C dan mensekresikan kortikosteroid.
– Zona retikularis paling dalam
• Lapisan ini terdiri atas deretan sel bulat bercabang – cabang
berkesinambungan.
• Sel-selnya menghasilkan hormon kelamin (progesteron , estrogen &
androgen).
• Sel ini juga mengandung vitamin C.
• Medula
– Terdiri atas deretan sel kromafin, dengan sinusoid venosa lebar diantaranya.
– Terdapat sekelompok – kelompok kecil sel saraf
– Menghasilkan adrenalin & nor adrenalin
– Sitoplasmanya mengandung banyak vesikel berisikan sekret ini.
Kelenjar Adrenal
Korteks Adrenal
Medula Adrenal
FISIOLOGI
• Steroid adrenal dibagi menjadi 3 kategori:– Mineralokortikoid mempengaruhi keseimbangan mineral (elektrolit):
• Aldosteron (terutama)
• 11 deoksikortikosteron
– Glukokortikoid berperan penting dalam metabolisme glukosa, protein, lemak:
• Kortisol (terutama)
• Kortikosteron
– Hormon seks serupa dengan yang dihasilkan gonad:
• Hormon adrogen (yang paling penting: Dehidroepiandrosteron/DHEA)
• Estrogen
• Progesteron
• Kolesterol, yang didapatkan dari makanan dan sintesis endogen adalah bahan untuk
steroidogenesis. Uptake kolesterol dilakukan oleh LDL receptor. Dengan stimulasi
dari ACTH, jumlah receptor LDL meningkat
TRANSPORT HORMON STEROID
• Karena lipofilik, di dalam darah seluruh hormon
steroid diangkut oleh protein plasma:
– 60% aldosteron terikat pada albumin non-spesifik
– 98% kortisol terikat pada CBG (Corticosteroid Binding
Globulin )
– 98% DHEA terikat ke albumin
Mineralokortikoid (Aldosteron)
• Pengaruh utama: keseimbangan elektrolit dan
homeostasis tekanan darah.
• Aktivitas aldosteron terutama di tubulus distal ginjal
– Meningkatkan retensi Na+
– Meningkatkan eliminasi K+ selama pembentukan urin.
• Sekresi aldosteron ditingkatkan oleh:
– Pengaktifan sistem renin-angiotensin-aldosteron
oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan
penurunan Na+, penurunan volume CES, dan
penurunan tekanan darah.
– Stimulasi langsung korteks adrenal oleh
peningkatan konsentrasi K+ plasma.
Angiotensinogenrenin
Angiotensin I Angiotensin II(vasokonstriktor)
Angiotensin II Zona glomerulosa Aldosteron
umpan balik negatif
ACE-
Glukokortikoid
• Efek kortisol terhadap metabolisme karbohidrat
– Merangsang proses glukoneogenesis oleh hati
– Menurunkan kecepatan pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh
• Efek kortisol terhadap metabolisme protein
– Mengurangi penyimpanan protein di seluruh sel tubuh kecuali protein
dalam hati
– Berkurangnya sintesis protein dan meningkatnya katabolisme protein
yang sudah ada di dalam sel
– Menyebabkan peningkatan protein hati dan protein plasma
• Efek kortisol terhadap metabolisme lemak
– Meningkatkan mobilisasi asam lemak dari jaringan lemak
– Meningkatkan konsentrasi asam lemak bebas di dalam plasma dan
meningkatkan pemakaiannya untuk energi
– Meningkatkan oksidasi asam lemak di dalam sel
• Fungsi kortisol pada stress dan peradangan
– Kortisol sangat meningkat pada keadaan stress
– Glukokortikoid dapat menyebabkan pengangkutan asam amino dan
lemak dengan cepat dari cadangan sel – selnya sehingga dapat dipakai
untuk energi dan sintesis senyawa lain.
• Efek anti inflamasi kortisol
– Pemberian kortisol dalam jumlah besar biasanya dapat menghambat
proses inflamasi atau malah dapat membalikkan sebagian besar
efeknya segera ketika proses inflamasi mulai terjadi.
– Kortisol mempunyai efek dalam mencegah proses inflamasi:
• Kortisol menyebabkan stabilisasi membran lisosom
• Kortisol menurunkan permeabilitas kapiler
• Kortisol menurunkan migrasi sel darah putih ke dalam daerah
inflamasi dan fagositosis sel yang rusak
• Kortisol menekan sistem imun
• Kortisol menurunkan demam
• Efek terhadap alergi
– Kortisol menghambat reaksi inflamasi akibat alergi
• Efek terhadap sel darah dan imunitas pada penyakit infeksi
– Mengurangi jumlah eosinofil dan limfosit di dalam darah
– Menyebabkan atrofi jaringan limfoid
– Menghambat keluarnya sel – sel T dan antibodi dari
jaringan limfoid
Kontrol Sekresi Kortisol
Stres Irama diurnal
Hipotalamus
Cortisol Releasing Hormone (CRH)
Hipofisis anterior
Hormon Adrenokortikotropik (ACTH)
Korteks adrenal
Kortisol↑ Glukosa darah↑ Asam amino darah↑ Asam lemak darah
+
+
+
–
–
Hormon Seks Adrenal• Dihasilkan dalam jumlah yang sangat kecil.
• Dalam keadaan normal tidak cukup menimbulkan efek
maskulinisasi atau feminisasi.
• Satu-satunya yang memiliki makna fisiologis pada wanita:
DHEA perkembangan karakteristik tergantung androgen
pada wanita pertumbuhan rambut pubis dan ketiak,
lonjakan pertumbuhan pubertas, dorongan seks wanita.
• Pada pria DHEA efeknya dikalahkan oleh testosteron testis.
Medula Adrenal• Medula adrenal berfungsi sebagai bagian dari sistem saraf otonom.
• Stimulasi serabut saraf simpatik pra ganglion yang berjalan langsung ke
dalam sel-sel pada medula adrenal akan menyebabkan pelepasan hormon
katekolamin yaitu epinephrine dan norepinephrine.
• Katekolamin mengatur lintasan metabolik untuk meningkatkan katabolisme
bahan bakar yang tersimpan sehingga kebutuhan kalori dari sumber-sumber
endogen terpenuhi.
• Katekolamin juga menyebabkan pelepasan asam-asam lemak bebas,
meningkatkan kecepatan metabolic basal (BMR) dan menaikkan kadar
glukosa darah.
KELAINAN
ADRENOKORTEKS
MEDULA
KELEBIHAN
ALDOSTERON
KORTISOL
ANDROGEN
DEFISIENSIKORTISOL & ALDOSTERON
KORTISOL
•HIPERALDOSTERONISME PRIMER (SINDROM CONN)•HIPERALDOSTERONISME SEKUNDER
SINDROM CUSHING
SINDROM ADRENOGENITAL
INSUFISIENSI ADRENOKORTEKS PRIMER
INSUFISIENSI ADRENOKORTEKS SEKUNDER
FEOKROMOSITOMA
Kelainan Penyakit Penyebab Gejala
Kelebihan aldosteron
Sindrom Conn (hiperaldosteronisme primer)
Hiperaldosteronisme sekunder
Tumor zona glomerulosa yang berproduksi berlebihan
Peningkatan berlebihan aktivitas sistem RAA
Hipernatremia; hipokalemia; hipertensi
Kelebihan kortisol Sindrom Cushing
Kelebihan CRH dan/atau ACTH akibat penyakit di hipotalamus atau hipofisis anterior; tumor lapisan dalam korteks adrenal yang berproduksi berlebihan; tumor penghasil ACTH di paru
Kelebihan glukosa; protein; distribusi lemak yang abnormal
Kelainan Penyakit Penyebab Gejala
Kelebihan androgen Sindrom adrenogenital
Tidak adanya enzim di jalur kortisol
Maskulinisasi yang tidak sesuai pada semua kecuali pria dewasa
Defisiensi kortisol dan aldosteron
Penyakit Addison (insufisiensi adrenokorteks primer)
Destruksi atau atrofi idiopatik korteks adrenal
Berkaitan dengan defisiensi kortisol; kurang tahan terhadap stres; hipoglikemia; tidak adanya kepermisifan untuk berbagai aktivitas metabolik
Defisiensi kortisolInsufisiensi adrenokorteks sekunder
Insufisiensi ACTH akibat kegagalan hipotalamus atau hipofisis anterior
Berkaitan dengan defisiensi aldosteron; hiperkalemia; hiponatremia; hipotensi (apabila parah dapat fatal)
BIOKIMIA
Hormon Steroid
Sintesis Katekolamin
• Konversi tirosin L-DOPA Dopamin terjadi di sitosol.
• Kemudian dopamin disimpan dalam vesikel.• Pada neuron yang mengandung norepinefrin,
reaksi hidroksilasi terakhir terjadi tanpa vesikel.• Enzim: tyrosine hydroxylase• norepinefrin epinefrin oleh enzim SAM. • Sintesis epinefrin tergantung oleh jumlah B12 dan
Folat yang adekuat.
Catecholamine synthesis
Penyimpanan Katekolamin
• 2 fungsi vesikel:– Mempertahankan jumlah katekolamin siap pakai
pada terminal saraf, tersedia untuk pelepasan langsung.
– Mediasi proses pelepasan
Catecholamine storage
Inaktivasi Katekolamin
• Melalui reuptake oleh terminal presinaptik dan difusi dari sinaps.
• 2 reaksi utama dalam proses inaktivasi dan degradasi katekolamin:katalisasi oleh monamine oxidase (MAO) dan catechol-O-methyltransferase (COMT).
• Cerebrospinal homovanillylmandelic acid (HVA) adalah indikator degradasi katekolamin. Pada penyakit Parkinson konsentrasinya di otak menurun.
Catecholamine inactivation
Fuel metabolism effect of GC
Fuel metabolism of cathecholamines
LO 2
Menjelaskan kelainan korteks adrenal.
ADRENOKORTEKS
Hipersekresi
ALDOSTERON
KORTISOL
ANDROGEN
HiposekresiKORTISOL & ALDOSTERON
KORTISOL
•HIPERALDOSTERONISME PRIMER (SINDROM CONN)•HIPERALDOSTERONISME SEKUNDER
SINDROM CUSHING
SINDROM ADRENOGENITAL
INSUFISIENSI ADRENOKORTEKS PRIMER (Peny. Addison)
INSUFISIENSI ADRENOKORTEKS SEKUNDER
HIPERALDOSTERONISME
• Kadar aldosteron berlebihan yang menyebabkan retensi natrium dan ekresi kalium yang menimbulkan hipertensi dan hipokalemia
HIPERALDOSTEROISMEPRIMER
SEKUNDER
• Epidemiologi• < 1% menjadi penyebab hipertensi • usia puncak: 30-50 tahun• Kebanyakan pasien adalah wanita
HIPERALDOSTERONISME PRIMER (SINDROM CONN)
• Paling sering terjadi pada wanita usia pertengahan akibat sekresi berlebih aldosteron autonom menyebabkan penekanan sistem renin-angiotensin serta penurunan aktivitas renin plasma
• Wanita : Pria = 2 : 1
ETIOLOGI • 80% kasus adenoma
penghasil aldosteron pada satu kelenjar adrenal (sindrom conn)
• Pada sebagian besar kasus, adenoma berupa lesi soliter, kecil (φ < 2 cm), berkapsul dan kadang ditemukan multiple
• Berbeda dengan sindrom cushing, tumor pada hiperaldosteronisme biasanya tidak menekan sekresi ACTH
• 15% kasus hiperplasia adrenokorteks primer bilateral (idiopatik)
• Sebagian besar kasus, korteks adrenal mengalami hiperplasia difus/ireguler akibat proliferasi sel di zona glomerulosa
• Sifat secretagogue yang merangsang hiperplasia tidak diketahui, tetapi diperkirakan merupakan suatu glikoprotein hipofisis non ACTH
Tanda dan Gejala
• Sakit kepala• Hipokalemia kelemahan otot,
paralisis, gagal jantung• Hipernatremia• Kadar renin rendah
• CT Scan abdomen: massa adrenal• EKG: abnormalitas irama jantung karena rendahnya level potassium (kalium)
GAMBARAN PA
• 90% aldosteronisme primer, produksi steroid berlebihan berasal dari adenoma adrenal– adenoma < 2cm, berkapsul jelas, terdiri dari sel-sel
yang menyerupai lapisan glomerulosa atau fasikulata, atau campuran.
• Sisanya disebabkan hiperplasi adrenal bilateral– kel. Adrenal sering membesar bbrp kali dibanding
normal dengan hiperplasi diffusa atau setempat dari sel2 lapis gromerulosa, kadang bercampur dengan sel fasikulata
ADRENAL ADENOMA ADRENOCORTICAL CARCINOMA
HIPERALDOSTERONISME SEKUNDER
• Dijumpai pada keadaan dimana terjadi perangsangan renin persisten
• Dapat dijumpai pada keadaan hipersekresi renin primer akibat hiperplasia sel juxtaglomerulus di ginjal (sindrom bartter)
• Penyakit ini ditemukan pada keadaan yang berkaitan dengan :
– Penurunan perfusi ginjal (nefrosklerosis arteriol, stenosis arteri renalis)– Hipovolemia arteri dan edema (gagal jantung kongestif, sirosis, sindrom
nefrotik)– Kehamilan (akibat peningkatan substrat renin plasma yang dipicu oleh
estrogen)
GEJALA KLINIS
• Hipertensi esensial benigna disertai sakit kepala, jarang ditemui edema
• Hipokalemia (K < 3,0 mMol/L) tanpa suatu sebab yang jelas atau
karena muntah-muntah
• Kadang pasien mengalami simptom hipokalemia
– poliuria
– nokturia
– parestesia
– kelemahan otot
– hiporefleksi episodik atau paralis
DIAGNOSIS
• Diagnosis didasarkan pada pengukuran peningkatan kadar
aldosteron dalam plasma dan urin serta pengukuran renin
plasma.
• Renin plasma akan rendah pada hiperaldosteronisme primer
tetapi tinggi pada hiperaldosteronisme sekunder
• CT scan dan photoscanning inti menemukan dan melokalisasi
lesi adrenal pada pasien hiperaldosteronisme primer
Tekanan darah Hipertensi
Potasium serum Hipokalemia (serum K+ <3.5 mEq/L)
Potasium urin 24 jam (diuretik dan antiHT dihentikan 2-4 minggu)
Peningkatan ekskresi K+ urin (>25-30 mEq/d)
Aktivitas ldosteron dan renin plasma Rasio >30 (aldosteron naik and renin rendah)
Tes Supresi Captopril (25 mg PO) Setelah captopril, aldosteron >15 ng/mL Aldosterone/renin ratio >50 (diukur 2 jam kemudian)
Diagnosis Hiperaldosteronisme Primer
PENATALAKSANAAN
FARMAKOLOGI
• Spironolakton suatu antagonis aldosteron yang dapat
menghilangkan gejala hiperaldosteronisme
• Obat ini digunakan untuk tes diagnostik, persiapan operasi
dan pengobatan jangka panjang jika operasi merupakan
kontraindikasi
• Pada pasien dengan hiperplasia adrenal spironolakton
• Penatalaksanaan aldosteronisme primer
adrenalektomi unilateral melalui pendekatan
laparoskopi dengan reseksi adenoma yang
menyekresi aldosteron
• Terapi hiperaldosteronisme sekunder dilakukan
dengan memperbaiki penyebab yang mendasari
terangsangnya sistem renin angiotensin
HIPERKORTISOLISME
CUSHING’S SYNDROME
Sindrom Cushing
• Suatu sindrom yang ditandai dengan obesitas
badan (truncal obesity), hipertensi, mudah
lelah, amenorea, hirsutisme, striae abdomen
berwarna ungu, edema, glukosuria,
osteoporosis, dan tumor basofilik hipofisis.
Sindrom Cushing• Pembentukan berlebihan steroid adrenal :– Rangsangan ACTH berlebihan hiperplasia adrenal– Tumor adrenal yang aktif secara autonom
• Sindrom cushing– 70% sekresi berlebihan ACTH oleh hipofisis karena
adenoma hipofisis / kelompok sel yang hiperfungsi (mikroadenoma) hiperplaia bilateral
– 5% sekresi berlebihan ACTH oleh tumor ganas nonendrokin/ Sindrom ACTH ektopik (karsinoma sel kecil di paru / tumor karsinoid)
– 25% neoplasma adrenal (CRH rendah)
Klasifikasi Sindrom Cushing berdasarkan Penyebab
Penyebab Sindrom Cushing
Hiperplasia AdrenalSekunder terhadap kelebihan produksi ACTH hipofisis
Disfungsi hipotalamik-hipofisisMikro dan makroadenoma yang menghasilkan ACTH hipofisis
Sekunder terhadap tumor nonendokrin yang menghasilkan ACTH atau CRH(karsinoma bronkogenik, karsinoid thimus, karsinoma pankreas, adenoma bronkus)
Hiperplasia Noduler Adrenal
Neoplasia AdrenalAdenomaKarsinoma
Penyebab eksogen, iatrogenikPenggunaan glukokortikoid jangka lamaPenggunaan ACTH jangka lama
Tanda dan gejala• Gangguan metabolisme glukosa dan protein glukosa darah, toleransi
glukosa, penciutan massa otot (muscle wasting)• Retridibusi jaringan lemak kegemukan di bagian badan dan pengurusan
ekstremitas• Gangguan metabolisme lemak hiperkolesterolemia dan percepatan
ateriosklerosis• aldosteron hipertensi, pengeluaran kalium urine >>, alkalosis hipokalemik• androgen virilisme pada perempuan• Labilitas emosi• Kulit menipis, mudah memar dan jika mengalami luka sukar sembuh• Striae• Kadar kortikosteroid tinggi tekanan darah, melemahkan tulang
(osteoporosis) dan mengurangi perlawanan terhadap infeksi• Resiko terjadinya batu ginjal dan diabetes dan bisa terjadi perubahan
mental (misalnya depresi dan halusinasi)
Penatalaksanaan• Terapi obat : metirapon (menghambat sintesis kortisol) /
ketokonazol (menghambat enzim sitokrom p450) menurunkan kadar kortisol untuk jangka pendek sebelum pembedahan / jangka panjang apabila pembedahan tidak mungkin dilakukan
• Tumor hipofisa diangkat / dihancurkan melalui pembedahan atau terapi penyinaran
• Adenoma kelenjar adrenal diangkat melalui pembedahan– Jika pengobatan tidak efektif / terdapat tumor kedua
kelenjar adrenal harus diangkat– Jika kelenjar adrenal diangkat, maka penderita harus
mengkonsumsi kortikosteroid sepanjang hidupnya
Komplikasi
• Osteoporosis• Peningkatan kerentanan terhadap infeksi • Hirsutism• Diabetes mellitus• Hipertensi• Risiko krisis adrenal• Panhypopituitarism• Diabetes insipidus
Prognosis• Sindrom cushing yang tidak diobati akan fatal dalam beberapa
tahun oleh karena gangguan vaskuler dan sepsis
• 5-10% penderita yang kedua kelenjar adrenalnya telah
diangkat sindroma Nelson
• Sindrom nelson : Kelenjar hipofisa membesar kortikotropin
dan hormon lain (misalnya melanocyte-stimulating hormone
mempergelap warna kulit)
• Tergantung pada efek jangka lama kelebihan kortisol sebelum
pengobatan (aterosklerosis & osteoporosis)
• Adenoma adrenal yang diobati dengan pembedahan: prognosis baik,
tidak ada kekambuhan
• Karsinoma adrenal memiliki prognosis jelek. Survival 5 tahun sebesar
22%
• Usia < 40 thn dan jauhnya metastasis berhubungan dengan
prognosis jelek
Androgenital Syndrome
Androgenital Syndrom
• Penyebab: tidak adanya enzim di jalur kortisol
• Manifestasi:
• Pertumbuhan rambut tubuh yg berlebihan dgn pola distribusi
yang khas pada sekujur wajah,periareolar,abdominal, dan
daerah sakral.
• Disertai kebotakan atau mundurnya garis rambut temporal
• Wanita hirsutisme ( merupakan manifestasi androgen yg
berlebihan )
• Keadaan yang menyebabkan virilisasi, terjadi
perkembangan ciri kejantanan yang berlebihan, baik
pada pria maupun wanita
• Sering terjadi kelebihan androgen yang bersifat
ringan, tetapi hanya menyebabkan meningkatnya
pertumbuhan rambut (hirsutisme)
• Virilisasi yang sejati jarang terjadi, hanya sekitar 1-2
kasus pada setiap 100.000 wanita
• Bayi perempuan dgn sindrom adrenogenital female pseudohermafroditism Genital eksternal pria ( klitoris yg membesar )
• Anak laki2 prapubertas (karaterisitk seks sekunder prematur ) pseudopubertas prekoks– Suara berat– Tumbuh janggut– Penis membesar– Dorongan seks
Tidak terjadi pembentukan sperma dan aktivitas gonad lainnya steril
• Karateristik defeminisasi (terjadi pd perempuan)
– Pola pertumbuhan rambut pria
– Berkurangnya libido
– Atrofi payudara
– Amenorea
– Hilangnya bentuk tubuh feminim (penekanan
androgen jalur hipotalamus-hipofisis-ovarium utk
sekresi hormon seks wanita )
• Karateristik maskulinisasi
– Hirsutisme
– Seborrhea
– Jerawat
– Suara yg berat
– Bertambanya perkembangan muskular
– Pembesaran klitoris
Tanda dan Gejala• Pertumbuhan rambut di wajah dan tubuh • Kebotakan• Jerawat• Suara menjadi lebih berat• Otot membesar.
Pada wanita• Rahim mengisut• Klitoris membesar• Payudara mengecil• Siklus menstruasi berhenti.
Pria dan wanita bisa mengalami peningkatan gairah seksual
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan kadar steroid androgenik dalam urin
• Jika kadarnya tinggi pemeriksaan penekanan deksametason
untuk membantu menentukan penyebabnya, apakah suatu
kanker, tumor jinak (adenoma) atau pembesaran korteks
adrenal (hiperplasia adrenal)
• CT scan atau MRI gambaran mengenai kelenjar adrenal
Penatalaksanaan
• Adenoma penghasil androgen dan kanker
adrenal mengangkat kelenjar adrenal
• Hiperplasia adrenal sejumlah kecil
kortikosteroid (misalnya deksametason) ,
mengurangi pembentukan steroid androgenik
(dosis >> sindroma Cushing)
Defisiensi Hormon Korteks Adrenal
Addison’s Disease
Definisi
• Kelainan yang muncul akibat kelenjar adrenal
tidak memproduksi hormon kortisol dan
aldosteron dengan kadar yang adekuat.
Epidemiologi
• 35-140 orang per 1 juta populasi dunia.
• 1 : 16.000 pada neonatus
• 8 : 100.000 pada dewasa
• Wanita : pria = 2 : 1
• Pada dekade ke 3-5 (30-50 th)
Etiologi
Penurunan produksi kortisol :
1. Primary adrenal insufficiency
2. Secondary adrenal insufficiency
3. Tertiary adrenal insufficiency
Umumnya Addison’s disease disebabkan oleh primary
adrenal insufficiency.
SEKUNDER : pengeluaran yang tidak cukup dari
ACTH oleh kelenjar pituitary
PRIMER : kelainan dari kelenjar-kelenjar adrenal
mereka sendiri (ketidakcukupan adrenal
primer)
kelainan autoimun sistim imun Ab menyerang jaringan / organ tubuh sendiri
merusak/menghancurk-an kelenjar endrokin
Tuberkulosis
•ketidakcukupan adrenal idiopatik (idiopathic adrenal insufficiency)•sindrom kekurangan poliendokrin•infeksi kronis, terutama infeksi jamur •sel-sel kanker yang menyebar dari bagian-bagian lain tubuh ke kelenjar adrenal •amyloidosis •pengangkatan kelenjaradrenal melalui operasi
Glukokortikoid (RA, asma, Ulcerative Colitis )
•tumor atau infeksi•radiasi untuk perawatan tumor pituitary •operasi pengangkatan bagian dari hypothalamus•operasi pengangkatan kelenjar pituitary (Cushing Syndrome)
CRH
ACTH
ETIOLOGI
Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan darah : kekurangan kortikosteroid (terutama
kortisol), kadar natrium yang rendah dan kadar kalium yang rendah
Penilaian fungsi ginjal (pemeriksaan darah untuk nitrogen dan kreatinin) menunjukkan ginjal tidak bekerja dengan baik
Tes Stimulasi ACTH (paling spesifik)• cortisol darah, cortisol urin, atau kedua-duanya diukur sebelum
dan setelah bentuk sintetik dari ACTH diberikan dengan suntikan
• Pada tes ACTH pendek / cepat, pengukuran cortisol dalam darah diulang 30 - 60 menit setelah suntikan ACTH secara intraven
• Respon normal : tingkat-tingkat cortisol dalam darah dan urin• Addison : merespon buruk / merespon sama sekali
Tes Stimulasi CRH • Ketika respon pada tes pendek ACTH adalah abnormal, tes stimulasi CRH
"panjang" diperlukan untuk menentukan penyebab dari ketidakcukupan adrenal
• CRH sintetik disuntikan secara intravena dan cortisol darah diukur sebelum dan 30, 60, 90, dan 120 menit setelah suntikan
• Pasien dengan ketidakcukupan adrenal primer ACTH , cortisol• Pasien dengan ketidakcukupan adrenal sekunder respon kekurangan cortisol,
penundaan (hipotalamus) / respon ACTH(pituitari)• pasien yang dicurigai krisis addisonian memulai perawatan segera dengan
suntikan-suntikan dari garam, cairan-cairan, dan hormon-hormon glucocorticoid
Pemeriksaan lain:• pemeriksaan x-ray perut untuk melihat endapan kalsium (TB)• Tes kulit tuberculin juga mungkin digunakan. • CT scan• Fungsi dari pituitary dan kemampuannya untuk memproduksi hormon-hormon
lain juga diuji.
Penatalaksanaan
Terapi Medis• Kortikosteroid : dimulai dengan pemberian prednison per-oral • Berat kortisol intravena tablet prednison• Fludrokortison membantu mengembalikan ekskresi natrium dan
kalium yang normal diganti dengan prednison setiap hari sepanjang hidup
Operasi • Pasien ketidakcukupan adrenal yang kronis yang memerlukan operasi
dengan pembiusan umum dirawat dengan suntikan-suntikan hydrocortisone dan saline (mulai pada malam hari sebelum operasi sadar dan mampu minum obat oral)
• Dosis disesuaikan -- dosis pemeliharaan yang diberikan sebelum operasi tercapai.
Kehamilan • terapi penggantian standar• Jika mual dan muntah pada awal kehamilan menggangu pengobatan oral,
suntikan-suntikan hormon mungkin diperlukan• Sewaktu melahirkan, perawatan adalah serupa pada yang dari pasien-pasien
yang memerlukan operasi• setelah melahirkan dosis dikurangi dan dosis pemeliharaanPendidikan Pasien• Pasien harus memakai gelang tanda medis darurat• Pasien harus diinstruksikan untuk memakai 2/3 x pengganti dosis steroid
dalam situasi stres (flu biasa atau pencabutan gigi)• Pasien harus diinstruksikan untuk menghubungi dokter / ke bagian gawat
darurat dalam keadaan darurat• Pasien harus diinstruksikan tentang cara memberikan suntikan IM diri.
Mereka harus diberi resep untuk parenteral hidrokortison untuk digunakan pada saat-saat ketika asupan oral tidak mungkin dilakukan atau ketika ditandai muntah atau diare terjadi. Tidak ada penyesuaian perlu dibuat pada penggantian mineralokortikoid dosis dalam situasi stres.
Komplikasi
• Krisis addisonian, atau ketidakcukupan adrenal yang akut (fatal)
• Nyeri menembus yang tiba-tiba pada punggung bawah, perut, atau kaki-kaki
• Muntah dan diare yang berat • Dehidrasi • Tekanan darah rendah • Kehilangan kesadaran
Insufisiensi Adrenokorteks sekunder
• Kelainan ini merupakan bagian dari sindrom kegagalan
hipofisis anterior
• Respon terhadap ACTH terhambat / menurun atrofi
adrenal
• Dapat timbul manifestasi akut oleh karena kegagalan
respon terhadap stress pada penyakit – penyakit
hipofisis / setelah mendapat terapi kortikosteroid
• Disebabkan oleh penyakit yang mempengaruhi kelenjar
hipofisis anterior dan mempengaruhi sekresi dari ACTH.
• Hal ini dapat disebabkan oleh penyakit seperti tumor,
infeksi, inflamasi, penyakit autoimun, trauma, pembedahan
atau radiasi, defisiensi ACTH yang terisolasi, iskontinuitas
dari glukokortikoid eksogen atau ACTH, dan akibat dari
terapi dari sindrom Chusing.
Patofisiologi
• Hormon-hormon glucocorticoid
menghalangi pelepasan corticotropin-releasing
hormone (CRH) dan ACTH pituitary tidak
distimulasi untuk melepaskan ACTH adrenal-
adrenal kemudian gagal untuk mengeluarkan
tingkat-tingkat cortisol yang cukup.
Tanda dan Gejala
• Gejala neurologik atau optalmologik.
• Hipotensi, lemah, fatique, anorexia
• Kehilangan berat badan, mual dan muntah.
• Eosinofilia dan anemia normositik umum terjadi
• Terkadang dapat disertai dengan hiperkalsemia
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan hormon basal• Tes autoantibodi adrenal• Tes stimulasi kortikotropin• Tes yang melibatkan hipoglikemia yang
diinduksi insulin• Tes metirapon• Tes corticotropin releasing hormone (CRH)
Komplikasi
• Hiponatremia yang muncul pada pasien
insufisiensi adrenal sekunder dapat
mengancam nyawa. Hiponatremia dapat
mengakibatkan delirium, koma dan kejang.
Tabel Perbedaan Insufisiensi AdrenokorteksKriteria PRIMER SEKUNDER
MINERALOKORTIKOID Defisiensi NormalKADAR KALIUM Hiperkalemia Normal
KADAR NATRIUM Hiponatremia peningkatan BUN dan creatinin
Hiponatremia: dilusional karena berkurangnya kemampuan untuk mengekskresikan air dan meningkatkan kadar vasopresin
DEFISIENSI HORMON aldosteron dan pembuangan natrium
kortisol dan peningkatan sekresi vasopresin dan retensi air
konsentrasi ACTH dan propiomelanocortin (POMC)-derived peptide
Tinggi Rendah
PIGMENTASI Hiperpigmentasi Kurang, kadang pucat
LO 3
Menjelaskan kelainan medula adrenal.
Feokromositoma
• Suatu tumor yang berasal dari sel-sel kromafin kelenjar adrenal, menyebabkan pembentukan katekolamin yang berlebihan.
• Menyerang 0,1 – 0,5% penderita hipertensi• Menyerang laki-laki dan perempuan dalam
perbandingan yang sama, insiden puncak usia 30-50 tahun
Feokromositoma
• Biasanya memenuhi hukum “10” :– 10% feokromositoma berkaitan dengan beberapa
sindrom familial– 10% terletak di luar adrenal– 10% bersifat bilateral– 10% bersifat ganas
Feokromositoma
• Manifestasi Klinis :– Hipertensi, dapat menyebabkan peningkatan
resiko iskemia miokardium, gagal jantung, kerusakan ginjal, dan cerebrovascular accident
– Nyeri abdomen atau dada, mual, muntah– Mengeluh sakit kepala hebat, palpitasi, pucat, dan
disritmia
Feokromositoma
• Pemeriksaan Laboratorium: meningkatnya ekskresi katekolamin bebas dan metabolitnya, seperti asam vanililmandelat dan metanefrin di urin
• Feokromositoma jinak diterapi dengan eksisi bedah, setelah pemberian obat penghambat andregenik pra- dan intra-operasi
Recommended