View
282
Download
12
Category
Preview:
Citation preview
KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI
KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN KABUPATEN
SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
ENDANG SIREGAR
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Kelayakan
Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun
Sumatera Utara” adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun
kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip
dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian
akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor
Bogor, Juli 2014
Endang Siregar
H34087015
* Pelimpahan hak cipta atas karya tulis dari penelitian kerja sama dengan pihak
luar IPB harus didasarkan pada perjanjian kerja sama yang terkait.
ABSTRAK
ENDANG SIREGAR. Kelayakan Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Dibimbing oleh DWI
RACHMINA.
Kopi arabika merupakan tanaman tahunan yang cukup sensitif terhadap
penyakit tanaman, serangan hama, dan perubahan cuaca yang mempengaruhi
jumlah produksi. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui manfaat yang
diperoleh petani kopi melalui nilai NPV,IRR, Net B/C ratio, dan payback period
serta switching value terhadap jumlah produksi dan harga jual yang menjadi
penerimaan bagi petani selama melakukan usahataninya. Penelitian yang
dilakukan menghasilkan nilai NPV sebesar Rp 420906875.10, Net B/C 3.76, IRR
sebesar 32 persen dan payback period 7.61 tahun. Untuk tingkat nilai switching
value terhadap penerimaan memiliki batas maksimal yaitu sebesar 28.94 persen
terhadap penurunan harga dan penurunan produksi mencapai 34.15 persen.
Sedangkan perubahan switching value terhadap kenaikan biaya produksi seperti
upah tenaga kerja memiliki batas optimal sebesar 52.7244 persen. Untuk
perubahan kenaikan harga pupuk tidak mempengaruhi penerimaan petani hingga
75.8 persen.variabel yang mempengaruhi penerimaan dan pengeluaran tidak
terlalu sensitif terhadap perubahan nilai optimal.
Kata kunci : perkebunan rakyat, kopi arabika, kelayakan usahatani
ABSTRACT
ENDANG SIREGAR. Feasibility Arabica Coffee Farming at Dolok Panribuan
Simalungun Distric North Sumatera. Supervised by DWI RACHMINA.
Arabica coffee is an annual plants that is quite sensitive to ailment plant,
pests, climate change that affect to the amount of quantity production. The
purpose of this study was to determine the benefits of farmers through NPV, IRR,
Net B/C ratio, payback period and switching value. The amount between quantity
production arabican bean and selling price are earnings for the farmers during
Arabica plants farming. Result of the estimate are NPV Rp 420906875.10, Net
B / C 3.76, IRR of 32 percent and a payback period of 7.61 years. Switching value
has optimal limited that are decreaseof selling price until 28.94 percent, for
reduce quantity of arabica bean until 34.15 percent. While switching changes the
value of the increase in production costs such as labor costs have optimal limit of
52.7244 percent. To change the fertilizer price increase does not affect the
revenue of farmers to 75.8 persen.variabel affecting revenues and expenses are
not overly sensitive to changes in the optimal value.
Keywords : smallholders, financial feasibility, Arabica coffee
© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2014
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya utnuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
KELAYAKAN USAHATANI KOPI ARABIKA DI
KECAMATAN DOLOK PANRIBUAN, KABUPATEN
SIMALUNGUN SUMATERA UTARA
ENDANG SIREGAR
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul Skripsi : Kelayakan Usahatani Kopi Arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara
Nama : Endang Siregar
NIM : H34087015
Disetujui oleh
Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr. Ir. Dwi Rachmina, MSi
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala karunia dan
kebaikanNya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “Kelayakan
Usahatani Komoditi Kopi Arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten
Simalungun Sumatera Utara” dengan baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelayakan usahatani kopi
khususnya jenis arabika yang diusahakan oleh petani kopi dengan jenis lahan
sempit serta tingkat sensitivitas pada budidaya kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan. Penulis berharap melalui hasil penelitian yang telah dilakukan, mampu
memberikan informasi bagi petani kopi ataupun lembaga atau individu yang
membutuhkan referensi tentang komoditi kopi arabika.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr Ir Dwi Rachmina MSi, selaku
dosen pembimbing atas kesabaran dan ketulusannya dalam membimbing penulis.
Kepada Dr. Ir. Anna Fariyanti, MSi, Yanti Nuraeni Muflikh, SP, MM selaku
dosen penguji, penulis mengucapkan terimakasih karena telah bersedia menguji
penulis, dan memberikan saran dan masukan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tua penulis, adik-
adik, seluruh keluarga, sahabat, teman-teman yang telah membantu secara moril,
dan orang terkasih atas doa, kasih sayang, dukungannya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.
Bogor, Juli 2014
Endang Siregar
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Tarutung pada tanggal 6 September 1987. Penulis
merupakan anak pertama dari tujuh bersaudara dari pasangan Bapak Asimar
Siregar dan Ibu Luluan Rachmawati Simbolon.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri 173759 Ronggur
nihuta, Samosir pada tahun 1999 dan pendidikan menengah pertama pada tahun
2002 dari SMPN 2 Tarutung. Pada tahun 2005, penulis menyelesaikan sekolah
menengah atas di SMUN 1 Dolok Panribuan.
Pada tahun 2005, penulis diterima pada Program Diploma IPB melalui
jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) dengan program studi Manajemen
Informatika dan menyelesaikan pendidikan Diploma pada tahun 2008. Kemudian
pada tahun 2009, penulis melanjutkan pendidikan gelar sarjana pada Departemen
Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen melalui program penyelenggaraan
khusus Agribisnis.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI vi
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 5
1.2 Rumusan Masalah 7
1.3 Tujuan Penelitian 7
1.4 Manfaat Penelitian 7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian 8
TINJAUAN PUSTAKA 8
2.1 Kopi dan Faktor Ekonominya 9
2.2 Karakteristik Usahatani Kopi 10
2.3 Kelayakan Usahatani Kopi Arabika 10
KERANGKA PEMIKIRAN 11
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 11
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional 16
METODE PENELITIAN 18
4.1 Lokasi Penelitian 18
4.2 Jenis dan Sumber Data 18
4.3 Metode Pengambilan Sampel 18
4.4 Metode Analisis Data 19
4.5 Analisis Aspek Finansial 19
4.6 Defenisi dan Batasan Operasional 21
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 21
5.1 Letak Geografis, Penduduk dan Mata Pencaharian 21
5.2 Perkebunan Rakyat 22
5.3 Karakteristik Responden 23
ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL 24
6.1 Analisis Aspek Pasar 24
6.2 Analisis Aspek Teknis 28
6.3 Aspek Manajemen 33
6.4 Aspek Hukum 33
6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan 34
ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL 34
7.1 Analisis Arus Penerimaan (Inflow) 34
7.2 Analisis Arus Keluar (Outflow) 36
7.3 Analisis Kelayakan Finansial 37
7.4 Analisis Laba Rugi 38
7.5 Analisis Switching Value 39
BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN 40
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN 43
DAFTAR TABEL
1 Struktur Produk Domestik Bruto menurut lapangan usaha tahun
2007-2011
1
2 Produk domestic bruto sektor pertanian tahun 2007-2011 2
3 Perkembangan jumlah petani dan tenaga kerja subsektor perkebunan
tahun 2007-2011
2
4 Luas areal perkebunan kopi di Indonesia menurut pengusahaannya
(hektar)
3
5 Neraca perdagangan komoditas unggulan perkebunan di Indonesia tahun
2007-2011 (US$ juta)
3
6 Jumlah volume dan nilai ekspor komoditi kopi di Indonesia tahun
2006-2011
4
7 Jumlah volume dan nilai impor komoditi kopi di Indonesia tahun
2006-2011
4
8 Luas area, jumlah produksi dan produktivitas kopi di Indonesia menurut
jenis kopi tahun 2005-2011
5
9 Luas lahan, jumlah produksi dan produktivitas kopi di Sumatera Utara
tahun 2006-2011
5
10 Luas lahan, jumlah produksi dan produktivitas komoditi kopi
Kecamatan Dolok Panribuan tahun 2006-2011
6
11 Jumlah penduduk di Kecamatan Dolok Panribuan menurut kelompok
usia tahun 2010
23
12 Jumlah penduduk Kecamatan Dolok Panribuan menurut tingkat
pendidikan tahun 2010
23
13 Jenis komoditi perkebunan rakyat di Kecamatan Dolok Panribuan tahun
2010
24
14 Karakteristik sampel kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan 25
15 Jumlah dan rata-rata produksi kopi arabika per hektar di Kecamatan
Dolok Panribuan
27
16 Tabel penggunaan input produksi usahatani kopi arabika di Kecamatan
Dolok Panribuan
29
17 Rata-rata penggunaan peralatan pertanian oleh petani kopi arabika
Kecamatan Dolok Panribuan
30
18 Jumlah penggunaan tenaga kerja usahatani kopi arabika Kecamatan
Dolok Panribuan
31
19 Rata-rata hasil produksi dan penjualan kopi arabika per hektar di
Kecamatan Dolok Panribuan
32
20 Rata-rata biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama dalam
usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
35
21 Rata-rata biaya reinvestasi pada usahatani kopi arabika Kecamatan
Dolok Panribuan
36
22 Rata-rata biaya variabelmelakukan usahatani kopi arabika Kecamatan
Dolok Panribuan
38
23 Rata-rata hasil finansial usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok
Panribuan
38
24 Rata-rata laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 39
per satuan hektar
25 Hasil analisis switching value usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok
Panribuan per satuan hektar
40
DAFTAR GAMBAR
1 Hubungan antara Net Present Value dan Internal Rate of Return 14
2 Kerangka pemikiran operasional kelayakan usahatani kopi arabika
Kecamatan Dolok Panribuan
17
3 Saluran pemasaran kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 26
4 Skema proses usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 31
5 Siklus umur tanaman usahatani Kecamatan Dolok Panribuan 34
DAFTAR LAMPIRAN
1 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 44
2 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan 48
3 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
dengan switching value penurunan jumlah produksi 34.15 persen
50
4 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
dengan switching value penurunan jumlah produksi 34.15 persen
54
5 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
dengan switching value penurunan harga jual 28.94 persen
56
6 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
dengan switching value penurunan harga jual 28.94 persen
60
7 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
dengan switching value kenaikan upah TK 52.76 persen
62
8 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
dengan switching value kenaikan upah TK 52.76 persen
66
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang membantu
perkembangan perekonomian secara keseluruhan, salah satunya adalah pengaruh
terhadap struktur Produk Domestik Bruto (PDB). Seiring dengan pertumbuhan
sektor perindustrian dan sektor perdagangan yang meningkat, sektor pertanian
memegang peranan penting dalam penyediaan bahan baku industri, bahan pangan
masyarakat dan lapangan pekerjaan. Persentase laju pertumbuhan sektor pertanian
terhadap struktur PDB pada tahun 2011 mengalami penurunan dibandingkan pada
tahun 2010 yaitu sebesar 4.10 persen. Hal ini dapat terlihat dari persentase peran
pertanian dalam pertumbuhan PDB tahun 2011 (Tabel 1).
Tabel 1 Struktur produk domestik bruto menurut lapangan usaha di Indonesia
tahun 2007-2011 (persen)
Lapangan usaha Tahun Laju
pertumbuh-
an/ tahun
(%)
2007 2008 2009 2010 2011
Pertanian 3.70 4.50 5.30 15.30 14.70 1.65
Pertambangan dan
Penggalian
1.20 0.90 0.60 11.10 11.90 1.43
Industri Pengolahan 7.00 27.80 26.40 24.80 24.30 -2.73
Listrik, Gas dan Air
bersih
0.90 0.80 0.80 0.80 0.80 -3.13
Bangunan 7.70 8.50 9.90 10.30 10.20 6.63
Perdagangan, Hotel
dan restoran
15.00 14.00 13.30 13.70 13.80 -2.20
Pengangkutan dan
Komunikasi
6.70 6.30 6.30 6.60 6.60 -0.45
Keuangan, Persewaan
dan Jasa
7.70 7.40 7.20 7.20 7.20 -1.73
Jasa-jasa 10.10 9.70 10.20 10.20 10.50 3.00
Total PDB 100 100 100 100 100 Sumber : Badan Pusat Statistik; 2012
Salah satu subsektor yang mempengaruhi persentase pertanian terhadap
Produk Domestik Bruto (PDB) adalah perkebunan. Selain mempengaruhi tingkat
PDB, perkebunan juga merupakan subsektor yang membantu pendapatan devisa
Negara dari hasil perkebunan yang diekspor ke Negara tujuan. Berdasarkan data
dari Direktorat Jendral Perkebunan, Kementerian Pertanian, rata-rata pertumbuhan
subsektor perkebunan terhadap persentase pertanian atas dasar harga yang berlaku
dalam lima tahun terakhir adalah sebesar 11.53 persen per tahun dan atas harga
konstan 2000 adalah sebesar 3.27 persen (Tabel 2). Meski mengalami penurunan
dari tahun 2007, persentase pangsa perkebunan terhadap pertanian pada tahun
2010 mulai meningkat yaitu 18.33 persen jika dibandingkan dgn tahun 2008 dan
2009.
Tabel 2 Produk domestik bruto sektor pertanian di Indonesia tahun 2007-2011
(milyar, rupiah) Sektor
Pertanian
Tahun Rata-rata
pertum-
buhan
(%)
2007 2008 2009 20101 2011
Atas Harga Berlaku
Pertanian1 408 080.10 539 031.10 635 457.20 737 775.60 814 066.70 19.11
Perkebunan 81 664.00 105 960.50 111 378.50 136 026.80 153 884.70 11.53
Persentase
perkebunan
20.01 19.66 17.53 18.33 18.90
Atas Harga Konstan 2000
Pertanian1 211 308.40 222 209.60 231 265.10 23 825.30 242 301.70 9.63
Perkebunan 43 199.20 44 783.90 45 558.40 47 110.20 48 964.00 3.27
Persentase
perkebunan
20.44 20.15 19.70 19.89 20.21
Sumber : www.ditjenbun.deptan.go.id; 2012. 1Diluar Kehutanan dan Perikanan
Selain dari segi ekonomi yang membantu pendapatan devisa Negara, sektor
perkebunan juga sangat berpengaruh dari segi sosial yaitu dalam penyerapan
tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja berdasarkan hasil pengusahaan maupun
sebagai tenaga kerja murni dipengaruhi berdasarkan komoditi perkebunan yang
dikelola. Namun secara umum berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat
Jendral Perkebunan, jumlah tenaga kerja dan petani perkebunan pada tahun 2010
mencapai 20,583,648 jiwa. Angka ini mengalami peningkatan apabila
dibandingkan dengan angka penyerapan tenaga kerja pada tahun 2009 yaitu
sebesar 20,467,010 jiwa (Tabel 3). Dengan demikian subsektor perkebunan
merupakan salah satu sektor pertanian yang mampu menyerap tenaga kerja
melalui lapangan pekerjaan yang ada, sehingga mampu mengurangi jumlah
pengangguran di Indonesia.
Tabel 3 Perkembangan jumlah petani dan tenaga kerja subsektor perkebunan
di Indonesia tahun 2007-2011 Komoditi Perkebunan Penyerapan Tenaga Kerja (Jiwa)
2007 2008 2009 2010 2011
TANAMAN TAHUNAN
Karet 2 250 158 2 263 986 2 276 470 2 293 130 2 449 828
Kelapa Sawit 2 898 714 3 248 909 3 276 198 3 375 398 3 419 919
Kelapa 7 077 018 7 198 045 7 172 507 7 043 369 7 051 646
Kopi 1 959 824 2 026 972 1 971 578 1 940 684 2 013 873
Kakao 1 414 520 1 474 570 1 551 615 1 611 139 1 635 408
Jambu Mete 836 445 832 744 841 393 829 577 830 954
Lada 317 837 324 050 327 342 321 498 322 308
Cengkeh 1 065 176 1 081 362 1 067 959 1 060 877 1 063 056
Teh 211 942 309 394 198 002 278 700 199 851
Jarak Pagar 54 319 105 066 106 353 95 510 95 906
Kemiri Sunan - - 1 627 1 829 1 829
Total 18 085 953 18 865 098 1 701 283 82 251 711 19 084 578 Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan; 2012
Kopi merupakan salah satu komoditas perkebunan yang mampu menyerap
tenaga kerja dimana perkiraan pada tahun 2011 mencapai 2,013,873 jiwa
dibandingkan tahun sebelumnya (Tabel 3). Jumlah tenaga kerja yang meningkat,
memiliki hubungan sinergis terhadap perkembangan luas area perkebunan kopi di
Indonesia yang didominasi oleh petani rakyat. Hal ini menunjukkan bahwa rata-
rata petani kopi bergantung terhadap hasil produksi yang diusahakan oleh petani
untuk memperoleh pendapatan. Selain area perkebunan rakyat yang meningkat,
perkebunan kopi yang dikelola oleh Negara maupun swasta juga mengalami
peningkatan pada tahun 2011 sebesar 1.85 persen dan 13.29 persen dari tahun
sebelumnya (Tabel 4).
Tabel 4 Luas areal perkebunan kopi di Indonesia menurut pengusahaan kopi
tahun 2007-2011 (hektar) Tahun 2007 2008 2009 2010 2011
Perkebunan
Rakyat
1 243 429 1 236 842 1 217 506 1 219 802 1 254 921
Perkebunan
Negara
23 721 22 442 22 794 22 738 23 167
Perkebunan
Swasta
28 761 35 826 25 935 25 936 29 912
Total 1 295 911 1 295 110 1 266 235 1 268 476 1 308 000
Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan; 2012
Luas area perkebunan kopi yang dimiliki Indonesia memberi pengaruh
terhadap peningkatan devisa Negara dari jumlah komoditi kopi yang diekspor.
Berdasarkan data perkebunan, kopi merupakan komoditi kelima yang membantu
peningkatan devisa Negara dari sektor perkebunan. Nilai neraca perdagangan kopi
pada tahun 2011 mengalami peningkatan yaitu mencapai US$ 914.24 juta,
dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar US$ 779.46 juta dengan
persentase peningkatan sebesar 17.29 persen (Tabel 5).
Tabel 5 Neraca perdagangan komoditas unggulan perkebunan di Indonesia tahun
2007-2011 (US$ juta) Komoditas
Perkebunan
Tahun
2007 2008 2009 2010 2011
Karet 4 855.37 5 999.09 3 222.62 7 288.97 11 077.05
Kelapa Sawit 7 861.96 12 366.05 10 351.18 13 431.17 17 236.25
Kelapa 567.07 900.31 492.24 70078 1 059.50
Kopi 558.01 973.02 799.00 779.46 914.24
Teh 113.39 146.97 159.09 160.00 124.80
Lada 131.77 184.78 138.78 243.25 186.59
Kakao 841.37 1 155.53 1 294.21 1 479.12 996.44
Jambu Mete 81.12 76.01 78.65 68.41 52.14
Cengkeh 33.95 7.25 5.47 11.24 -329.55
Kapas 5.72 0.33 -0.10 0.91 0.95
Neraca
Perkebunan
15 049.73 21 809.34 16 541.14 24 166.31 31 318.41
Sumber : BPS, Direktorat Jendral Perkebunan 2012
Namun produksi kopi di Indonesia pada tahun 2012 menurut data ICO
(International Coffee Organization), mengalami penurunan jumlah yaitu 8.25
juta bag sebesar 9.6 persen dibandingkan dengan jumlah produksi tahun 2011
yaitu sebesar 9.13 juta bag. Sehingga Indonesia menduduki urutan kelima
penghasil kopi terbesar setelah Brazil, Vietnam, Kolombia dan Ethiopia. Dan
menurut data statistik Perdagangan Luar Negeri, volume ekspor kopi Indonesia
pada tahun 2011 mengalami penurunan sebesar 24.65 persen dari tahun 2010
yaitu hanya mencapai 327 ribu ton. Meski demikian nilai ekspor yang diperoleh
mengalami peningkatan sebesar 18.31 persen (Tabel 6).
Tabel 6 Jumlah volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 2006-2011 Tahun Volume (ribu Ton) Nilai (juta Dolar)
2006 414 586.90
2007 321 636.30
2008 469 991.50
2009 511 824.00
2010 434 814.30
2011 327 963.40 Sumber : BPS, Statistik Perdagangan Luar Negeri 2012
Meski sebagai produsen kopi terbesar kelima dunia, Indonesia juga
merupakan salah satu Negara pengimpor olahan kopi. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia juga merupakan konsumen olahan kopi. Berdasarkan data
yang diperoleh dari statistik Perdagangan Luar Negeri, pada tahun 2011 jumlah
import komoditi kopi sekitar 18.11 ribu ton. Meskipun dalam hal jumlah
mengalami penurunan dibandingkan tahun 2010 namun berdasarkan jumlah nilai
mengalami kenaikan yaitu mencapai 49.11 juta dolar (Tabel 7).
Tabel 7 Jumlah volume dan nilai impor kopi di Indonesia tahun 2006-2011 Tahun Volume ( Ribu Ton) Nilai (Juta Dolar)
2006 6.40 11.41
2007 49.99 78.31
2008 7.58 18.44
2009 14.40 25.01
2010 19.76 34.85
2011 18.11 49.11 Sumber :Statistik Perdagangan Luar Negeri .2012
Dari tabel 6 dan tabel 7, dapat dilihat bahwa harga jual maupun harga beli
kopi tetap konstan dan mengalami peningkatan meskipun hanya beberapa persen.
Namun harga jual dan harga beli komoditi kopi juga dibedakan berdasarkan jenis
kopi. Dari luas areal kopi di Indonesia jenis kopi yang dihasilkan atau yang
diproduksi terdapat dua jenis yaitu kopi robusta dan kopi arabika. Dari data
Assosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) produksi rata-rata kopi Indonesia
masih didominasi kopi robusta yang mencapai 78.08 persen sedangkan produksi
kopi arabika hanya 21.92 persen (Tabel 8). Namun apabila ditinjau dari segi nilai
jual, kopi jenis arabika cenderung memiliki nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan dengan nilai jual kopi jenis robusta. Kopi arabika merupakan salah
satu jenis kopi yang terkenal dan mendominasi produksi kopi diseluruh dunia
sebesar 70 persen. Sedangkan lahan perkebunan kopi di Indonesia yang
mengusahakan kopi arabika berdasarkan data Asosiasi Ekspor Kopi Indonesia
(AEKI) pada tahun 2011 hanya mencapai 296,854 Ha, berbeda dengan luas
perkebunan kopi robusta yang mencapai 1,011,146 Ha.
Tabel 8 Luas area, jumlah produksi dan produktivitas kopi di Indonesia
menurut jenis kopi tahun 2005-2011
Tahun
Arabika Robusta
Luas Area
(Ha)
Jumlah
Produk-si
(Ton)
Produk-
tivitas
(Ton/Ha)
Luas Area
(Ha)
Jumlah
Produksi
(Ton)
Produktivi-
tas (Ton/Ha)
2006 177 110 94 773 0.56 1 131 622 587 386 0.52
2007 228 931 124 098 0.54 1 058 478 549 088 0.52
2008 239 476 129 660 0.05 1 063 417 553 278 0.52
2009 281 398 147 631 0.52 984 839 534 961 0.54
2010 283 343 148 487 0.52 985 133 535 589 0.54
2011 296 854 155 383 0.52 1 011 146 553 617 0.55 Sumber : Assosiasi Eksportir Kopi Indonesia. 2012
Dengan permintaan kopi arabika secara global masih sangat tinggi
memberikan peluang bagi Indonesia dalam meningkatkan perekonomian nasional
melalui peningkatan devisa Negara, komoditi kopi arabika dapat dikembangkan
melalui penggunaan bibit unggul, serta teknologi peremajaan tanaman kopi jenis
arabika. Dengan demikian, lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang berada di
daerah sentra kopi semakin luas. Salah satu pusat perkebunan kopi Arabika di
Indonesia adalah daerah Sumatera Utara yang telah dibuka sejak masa penjajahan
Belanda. Perkebunan merupakan salah satu subsektor yang berperan dalam
pertumbuhan perekonomian di daerah Sumatera Utara dan menyumbang sebesar
1.10 persen terhadap pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang mencapai 6.22
persen berdasarkan data BPS Sumatera Utara, 2012.
Hasil komoditi perkebunan yang memegang peranan penting dalam
perkebunan Sumatera Utara adalah kelapa sawit, karet, kopi, cokelat, dan
tembakau. Untuk komoditi kopi berdasarkan data statistik perkebunan propinsi
Sumatera Utara tahun 2011, Sumatera Utara memiliki lahan seluas 80,244 Ha
dimana luas lahan perkebunan rakyat mencapai 79,544 Ha dan perkebunan swasta
mencapai 700 Ha. Meskipun pada tahun 2011 jumlah produksi mengalami
penurunan sebesar 0.03 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai 55,753 ton,
Sumatera Utara mampu memberikan kontribusi dalam produksi kopi Nasional
sebesar 7.29 persen dengan jumlah produksi seperti tabel dibawah ini.
Tabel 9 Luas lahan, jumlah produksi dan produktivitas kopi Sumatera Utara
tahun 2006-2011 Tahun Luas Lahan (Ha) Jumlah Produksi (Ton) Produktivitas Ton/Ha)
2006 79 613 50 032 0.63
2007 79 646 50 158 0.63
2008 81 051 54 944 0.68
2009 80 244 54 355 0.68
2010 80 806 55 753 0.69
2011 80 244 54 100 0.67 Sumber: Buku Statistik Perkebunan. Direktorat Jendral Perkebunan 2012
1.2 Rumusan Masalah
Kabupaten Simalungun merupakan salah satu derah penghasil kopi di
Sumatera Utara luas lahan 9,610.3 Ha dimana luas lahan kopi jenis robusta seluas
2,822.10 Ha dan luas lahan kopi jenis arabika seluas 6,788.20 Ha. Hal ini
menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah Simalungun merupakan daerah yang
tinggi dari permukaan laut. Dengan luas lahan 6,788.20 Ha, Kabupaten
Simalungun mampu memproduksi kopi arabika sebanyak 7,602.72 ton (data
statistik perkebunan Sumatera Utara 2010). Salah satu Kecamatan yang menghasil
kopi arabika di daerah Simalungun adalah Kecamatan Dolok Panribuan. Sebagian
besar masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan menjadikan pertanian sebagai mata
pencaharian salah satunya adalah usahatani kopi arabika. Namun dalam beberapa
waktu terakhir, jumlah produksi kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan
mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu hama yang
menyerang tanaman kopi yang menyebabkan biji kopi membusuk maupun batang
pohon kopi mengalami pembusukan. Pengolahan dan penanganan yang masih
dilakukan secara tradisional juga mempengaruhi kualitas produksi biji kopi
arabika dan berdampak terhadap harga jual produksi. Jumlah produksi yang
menurun dan penanganan petani terhadap hama yang menyerang tanaman kopi
secara tradisional sangat ditentukan oleh harga pupuk dan insektisida yang tidak
tetap. Sedangkan perbedaan harga jual ditingkat petani dengan distributor sangat
jauh berbeda. Harga biji kopi kering ditingkat petani hanya mencapai 15,300
rupiah per kilogramnya, sedangkan harga ditingkat distributor mencapai 80,000
hingga 100,000 rupiah per kilogramnya sesuai dengan kualitas biji kopi. Hal ini
menyebabkan petani menggunakan pupuk yang lebih murah dan sekedarnya
sehingga produksi tanaman tidak maksimal(Tabel 10).
Tabel 10 Luas lahan, jumlah produksi dan produktivitas komoditi kopi Kecamatan
Dolok Panribuan Tahun 2006-2011 Tahun Luas Lahan (Ha) Jumlah Produksi
(Ton)
Jumlah Produktivitas
(Ton/Ha)
2006 119.75 165.23 1.38
2007 126.06 172.65 1.37
2008 125.63 169.56 1.35
2009 125.02 171.65 1.37
2010 125.02 167.09 1.34
2011 122.08 137.86 1.13 Sumber : Kantor Kecamatan Dolok Panribuan. 2012
Penurunan produksi tanaman kopi di daerah Kecamatan Dolok Panribuan
juga sangat dipengaruhi perubahan cuaca yang berakibat buruk terhadap petani
kopi. Akibat biaya pemeliharaan dan biaya saprodi yang tinggi, mengakibatkan
petani kopi cenderung kurang memperhatikan tanaman yang terserang hama
maupun penyakit. Dengan berkurangnya jumlah produksi tanaman kopi, yang
akhirnya mengurangi penerimaan petani mengakibatkan petani cenderung
menghiraukan pohon kopi yang tidak berproduksi dengan tanaman semusim
seperti jagung.
Dengan modal yang tidak terlalu besar dengan memanfaatkan lahan kopi
serta waktu tanam hingga masa panen tidak terlalu lama maka petani kopi arabika
di Kecamatan Dolok Panribuan memilih jagung sebagai tanaman selingan.
Dengan nilai jual komoditi jagung yang cukup stabil pada tahun 2012 yaitu
sebesar 4,000 rupiah per kilogram di daerah Sumatera Utara (Pusdatin
Departemen Pertanian, 2012), sangat membantu pendapatan petani kopi dari hasil
produksi jagung yang diusahakan. Selain itu, masa produksi tanaman jagung yang
tidak terlalu lama dibandingkan tanaman kopi membuat petani mudah untuk
menghiraukan tanaman kopi arabika yang telah mereka usahakan sebelumnya.
Oleh karena itu, diperlukan suatu analisis kelayakan finansial untuk mengetahui
tingkat keuntungan yang dihasilkan petani kopi dalam membudidayakan usahatani
kopi. Berdasarkan permasalahan diatas, maka perumusan masalah yang akan
dibahas adalah :
1. Bagaimana kelayakan usahatani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan,
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara berdasarkan aspek teknis, aspek
manajemen, aspek sosial dan aspek pasar?
2. Bagaimana kelayakan finansial usahatani kopi yang dilakukan oleh petani di
Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara selama
sepuluh tahun umur tanaman kopi?
3. Bagaimanakah pengaruh yang terjadi terhadap manfaat (switching value)
yang diperoleh petani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara apabila terjadi perubahan beberapa variabel
yang mempengaruhi biaya dan penerimaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan pada rumusan
masalah maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Menganalisis kelayakan usahatani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan,
Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara dari aspek teknis, aspek pasar, aspek
sosial ekonomi, dan aspek manajemen.
2. Mengalisis kelayakan finansial usahatani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan,
Kabupaten Simalungun selama umur tanaman.
3. Menganalisis tingkat perubahan (switching value) pendapatan usahatani kopi di
Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun terhadap perubahan pada
beberapa variable yang berkaitan.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi para
petani kopi sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan usahatani kopi
lebih baik. Selain itu, diharapkan berguna untuk pengambil keputusan maupun
pelaku ekonomi dibidang pertanian dan juga lembaga keuangan sektor
perkebunan khususnya komoditi kopi. Dan terakhir adalah sebagai bahan
pertimbangan dan juga masukan bagi para akademis yang hendak meneliti lebih
lanjut tentang komoditi kopi di Indonesia.
1.5 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Pondok Bulu Kecamatan Dolok Panribuan,
Sumatera Utara. Fokus penelitian secara keseluruhan adalah menganalisis
kelayakan finansial usahatani kopi yang dilakukan petani dengan luas lahan yang
sempit layak diusahakan atau tidak. Hal-hal yang diperhatikan untuk mengetahui
kelayakannya adalah variabel-variabel yang mempengaruhi biaya dan penerimaan
petani melalui laporan keuangan setiap petani. Yang dijadikan sebagai sampel
adalah petani yang memiliki tanaman kopi arabika dan berdomisili di desa
Pondok bulu.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karakteristik Usahatani Kopi Arabika
Sebagai salah satu produsen kopi, perkembangan industri dan juga
perekonomian kopi Indonesia sangat berpengaruh terhadap perkembangan pasar
kopi Internasional. Sebagian besar pengekspor kopi masih menjual kopinya dalam
bentuk primer sehingga tidak memiliki nilai tambah. Sedangkan dengan menjual
ataupun mengekspornya dalam bentuk setengah jadi ataupun kopi instan, dapat
meningkatkan pendapatan petani. Hal ini disebabkan petani kekurangan modal
dalam mengelola biji kopi yang dihasilkan, sehingga keuntungan yang lebih besar
diterima oleh perusahaan yang memiliki modal besar. Beberapa hal yang dapat
membuat jatuhnya harga kopi adalah perubahan struktur pasar,
ketidakseimbangan pasar, dan kurangnya modal petani. Sejak terjadinya krisis
perkopian pada tahun 2000, perdagangan ekpor memiliki kebijakan tataniaga yang
mencakup dua hal. Perusahaan pengekspor diakui oleh kementerian perdagangan
dan perindustrian serta memberikan kesempatan kepada dunia usaha menjadi
salah satu pengekspor kopi. Dengan terjadinya krisis harga kopi di pasar
Internasional berpengaruh terhadap mutu kopi yang diusahakan oleh petani. Hal
ini disebabkan dengan berkurangnya pendapatan petani, sehingga biaya
pemeliharaan lebih tinggi dibandingkan pendapatan yang diperoleh. Kopi
merupakan tanaman tahunan yang tidak mudah digantikan dengan tanaman
lainnya pada saat terjadinya krisis. Untuk menghindari hal ini, maka perlu
memperdayakan sentra-sentra pengekspor kopi di Indonesia sehingga volume
ekspor kopi ke Negara tujuan dapat ditingkatkan khususnya yang memiliki
elastisitas yang positif terhadap harga kopi (Hutabarat 2004).
Usahatani kopi arabika memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan
dibandingkan dengan kopi robusta yang mencakup waktu menghasilkan produksi,
harga jual, dan perbedaan karakteristik antara kopi arabika dengan kopi robusta
serta cita rasa yang berbeda yang berpengaruh terhadap pangsa pasar kopi.
Pertumbuhan kopi arabika akan lebih baik apabila berada pada ketinggian 1000-
2100 meter diatas permukaan laut, dibandingkan dengan robusta yang dapat
tumbuh pada ketinggian 700 meter diatas permukaan laut. Hal ini disebabkan oleh
tingkat kekebalan kopi arabika terhadap penyakit yang menyerang daun dan
bunga lemah (Panggabean 2011). Penyakit karat daun dan bunga bintang yang
terjadi diakibatkan oleh cuaca yang panas dan tingkat kelembaban yang sangat
tinggi. Karena itu, pengolahan usahatani kopi arabika bertumbuh dengan baik bila
berada diatas ketinggian 1000 meter diatas permukaan laut dengan tingkat curah
hujan yang sedikit serta penyiangan terhadap pokok kopi yang rutin untuk
menghindari kelembaban yang terjadi.
Kopi arabika berproduksi lebih cepat dibandingkan dengan kopi robusta.
Memasuki tahun kedua sejak penanaman kopi arabika telah menghasilkan
meskipun masih dalam jumlah yang sangat sedikit. Oleh karena itu jenis arabika
lebih diminati para petani kopi dibandingkan robusta disebabkan produksinya
yang cepat. Sedangkan robusta mulai menghasilkan memasuki tahun ketiga sejak
penanaman. Selain produksi kopi arabika yang cepat, harga jual kopi jenis arabika
lebih tinggi dibandingkan robusta. Hal ini tentu sangat menguntungkan petani
kopi yang mengusahakan jenis kopi arabika, namun tingkat kesulitan dalam
pengelolahannya juga lebih dirasakan oleh petani kopi yang memilih jenis
arabika(Karo 2009). Dengan demikian dapat dikatakan kalau kopi arabika
memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan jenis kopi robusta,
namun tingkat produktivitas kopi arabika di Indonesia tergolong lebih rendah
dibandingkan tingkat produktivitas robusta (Siahaan 2008).
Dari segi pangsa pasar kopi jenis arabika lebih diminati konsumen
dibandingkan robusta. Hal ini terjadi karena tingkat keasaman kopi arabika lebih
rendah dibandingkan dengan kopi robusta (Panggabean 2011), bukan hanya di
pasar domestik namun juga pasar internasional kopi arabika menjadi pilihan
konsumen yang cukup tinggi khususnya jenis arabika olahan yaitu specialty.
2.2 Kelayakan Usahatani Kopi
Penelitian tentang finansial usahatani perkebunan secara umum telah
dilakukan oleh banyak peneliti baik mahasiswa maupun peneliti dari balai
penelitian di Indonesia demikian juga dengan komoditi kopi. Untuk melakukan
usahatani kopi, perlu memperhatikan beberapa faktor seperti penelitian yang
dilakukan oleh Silitonga (2008) dan Ridwan (2008). Faktor internal yang
mempengaruhinya adalah potensi sumber daya alam dan letak geografis yang
tepat sangat mendukung pertumbuhan dan kualitas kopi dengan baik. Demikian
halnya akan luas lahan area tanam memiliki jumlah produksi kopi karena
penambahan luas area tanam memiliki pengaruh positif terhadap jumlah produksi,
dengan demikian akan tercipta citra produk speciality sesuai dengan daerah
penghasil kopi.
Harga yang tidak efisien atau tidak memihak di tingkat petani yang
diakibatkan beberapa hal menyebabkan peningkatan biaya produksi dan mata
rantai pemasaran kopi yang cukup panjang. Sehingga menyebabkan
ketidakseimbangan pendapatan petani dengan pengeluaran dalam usahatani kopi.
Sedangkan peningkatan upah petani memiliki dampak positif terhadap produksi
kopi, dimana tingkat elastisitas pendapatan petani terhadap tingkat produksi kopi
sangat elastisitas. Seperti hasil penelitian Ridwan (2008) dimana peningkatan
upah petani sebesar 20 persen mampu meningkatkan produksi kopi sebesar 0,78
persen. Dengan adaya peningkatan pendapatan, memampukan petani melakukan
inovasi yaitu melakukan nilai tambah terhadap kopi dan teknik produksi yang
relatif lebih efisien. Dari hasil penelitian Rosari et al (2005) di daerah Sokaria,
Detukopi, Papa, dan Tana Mera menunjukkan usahatani kopi menghasilkan nilai
B/C sebesar 5,67 dan NPVnya sebesar Rp. 87.498.645 sekisar 39 persen serta
nilai IRRnya sebesar 53,17 dimana panen yang dilakukan rutin setiap satu hingga
dua minggu sekali setelah tanaman berumur lima tahun dan produksi rata-rata
yang diperoleh petani adalah delapan ton per hektar dengan harga jual sebesar
5000 rupiah per kilogram.
Dari hasil penelitian Soetirono (2009), yang menganalisa tentang daya
saing agribisnis kopi robusta yang dilakukan pada tiga wilayah yaitu Tanggamus,
Malang, dan Jember menyatakan layak untuk dikembangkan secara finasial.
Namun hal ini masih memiliki nilai divergensi antara kelayakan finansial dengan
ekonomi yaitu sesuai dengan keberpihakan kebijakan pemerintah terhadap daya
saing agribisnis kopi. Apabila memperhatikan harga kopi dunia, tingkat harga
kopi daerah Malang dan Jember memiliki potensi yang cukup tinggi dibandingkan
dengan harga domestik. Dengan demikian sistem agribisnis kopi robusta memiliki
daya saing apabila kebijakan pemerintah mendukung terhadap profitabilitas
sistem produksi serta keefisienan penggunaan sumberdaya. Tingkat switching
value terhadap obat-obatan juga tidak mempengaruhi daya saing dan efisiensi
ekonomi meskipun perubahan harga pestisida mencapai 25 persen.
Selain kestabilan biaya produksi, segmentasi pasar juga mempengaruhi
pendapatan petani. Peningkatan permintaan kopi yang dipengaruhi beberapa
variable seperti harga kopi, harga produk substitusi, pendapatan per kapita, serta
harga ekspetasi kopi (Nainggolan 2007) secara domestik yang diimbangi dengan
peningkatan produksi secara otomatis harga beli akan naik dan mendorong
peningkatan penawaran kopi. Harga riil kopi, harga riil teh, dalam negeri
dipengaruhi oleh harga ekspor sehingga sangat responsif terhadap suatu
perubahan. Hal ini juga mempengaruhi tingkat elastisitas permintaan kopi, namun
berbeda dengan peningkatan ekspor yang tidak terlalu elastic terhadap produksi
kopi akan tetapi pola hidup konsumen yang berubah yang berdampak positif akan
permintaan kopi.
Faktor lainnya adalah kebijakan perdagangan luar negeri Indonesia yang
semakin terbuka atas pasar dunia atau dengan kata lain globalisasi. Hal tersebut
merupakan peluang yang tinggi untuk melakukan usahatani kopi, namun
sebaliknya dengan terjadinya globalisasi merupakan sebuah ancaman dimana
konsumen dalam posisi tawar menawar yang kuat akibat persaingan yang tinggi
dari produsen kopi. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Kustiari (2007)
perbedaan harga kopi biji dengan harga kopi olahan juga mampu mempengaruhi
pendapatan petani. Pendapatan petani biji kopi relatif lebih rendah apabila
dibandingkan dengan produk olahan kopi yang memiliki nilai tambah. Prospek
pengembangan perkopian di Indonesia akan semakin meningkat dalam hal daya
saing dan efisiensi memproduksi specialty coffee sehingga mampu bertahan dan
meningkatkan pangsa pasar luar negeri. Untuk mempertahankan pangsa pasar
dalam persaingan yang tinggi maka perlu melakukan sertifikasi melalui indikasi
geografis yang mendukung pertumbuhan kopi sehingga terjaga kontinuitas
pasokan produk sehingga pihak-pihak importer tetap berkesinambungan dalam hal
menentukan produsen yang akhirnya mampu memperluas segmentasi pasar
ekspor dengan melakukan terobosan baru.
3 KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1 Studi Kelayakan Bisnis
Bisnis atau usaha merupakan suatu kegiatan aktivitas yang menghasilkan
manfaat maupun keuntungan dengan menggunakan dan mengelola sumber daya
yang dimiliki. Untuk memperoleh keuntungan ataupun benefit dari berbagai
usaha, pelaku bisnis melakukan investasi berupa investasi nyata (real invesment)
atau investasi finansial (financial invesment). Investasi nyata merupakan investasi
yang terdiri dari harta tetap seperti tanah, bangunan, peralatan maupun
perlengkapan. Sedangkan investasi finansial merupakan investasi yang dilakukan
dalam bentuk kontrak kerja, pembelian saham atau surat berharga. Dengan kata
lain investasi merupakan penanaman modal dalam suatu kegiatan usaha yang
memiliki jangka waktu relatif panjang diberbagai bidang usaha.
Pengertian bisnis merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk
memperoleh keuntungan sesuai dengan tujuan dan target yang diharapkan dalam
berbagai bidang, baik jumlah maupun waktunya. Keuntungan merupakan tujuan
utama bagi pelaku usaha baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek dalam
dunia bisnis. Dengan demikian studi kelayakan bisnis dapat diartikan sebagai
suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam suatu usaha ataupun bisnis
yang akan dijalankan, berdasarkan kesediaan data dan informasi secara akurat
untuk menentukan kelayakan usaha yang dijalanakan (Kasmir dan Jakfar, 2010).
Menurut Suliyanto (2010), tujuan suatu bisnis atau usaha dapat dikelompokkan
menjadi dua yaitu usaha yang berorientasi terhadap keuntungan serta usaha yang
tidak berorientasi keuntungan. Salah satunya adalah usaha yang berorientasi
keuntungan (profit oriented) adalah usaha yang dijalankan dengan tujuan
memperoleh keuntungan untuk meningkatkan kesejahteraan pengusaha dan
karyawannya serta untuk mengembangkan usaha lebih lanjut.
Proses analisis setiap penilaian studi kelayakan bisnis suatu usaha ataupun
bisnis perlu memperhatikan beberapa aspek dimana setiap aspek saling berkaitan
antara satu aspek dengan aspek lainnya. Sehingga hasil analisis setiap aspek
berdasarkan nilai dan ketentuan sesuai dengan usaha yang dijalankan menjadi
satu kesatuan. Secara umum aspek-aspek yang perlu dilakukan studi kelayakan
untuk menjalankan usaha diantaranya aspek pasar, aspek manajemen, aspek
teknis, aspek ekonomi dan sosial, aspek hukum dan aspek finansial.
1. Aspek Pasar
Melakukan riset terhadap aspek pasar bertujuan untuk memperhatikan
kondisi permintaan pasar pada saat ini terhadap produk yang akan ditawarkan oleh
pelaku usaha kepada pasar. Peranan aspek pemasaran sangat menentukan
kelanjutan produksi suatu usaha, karena melalui bauran pemasaran maka
keuntungan dari usaha yang dijalankan dalam menentukan kelayakan suatu bisnis.
Oleh karena itu aspek pasar perlu diteliti secara mendalam guna mengetahui besar
pasar yang akan dimasuki, struktur pasar, serta peluang pasar yang ada, sehinga
prospek pasar akan produk yang dihasilkan pada masa akan datang dapat
dipasarkan berdasarkan strategi pemasaran sesuai dengan hasil yang diperoleh.
Dengan demikian tujuan perusahaan memasarkan produknya mampu memenuhi
tujuan perusahaan yaitu meningkatkan penjualan dan laba, menguasai pasar,
mengurangi saingan, serta menaikkan prestise produk tertentu dipasaran. Selain
itu tujuan pemasaran suatu produk mampu memaksimumkan konsumsi, kepuasan
konsumen, memaksimumkan keragaman produk, menghadapi pesaing, memenuhi
kebutuhan akan suatu produk ataupun jasa.
2. Aspek Teknis
Lokasi usaha adalah lokasi dimana usaha akan dijalankan. Lokasi usaha
memiliki peranan penting terhadap biaya operasional dan juga biaya investasi.
Penentuan lokasi usaha yang tidak sesuai dengan usaha yang dijalankan akan
memberikan kerugian terhadap pengusaha yang menjalankan usahanya. Oleh
karena itu, perlu dilakukan analisis terhadap aspek teknis dengan beberapa
variabel sesuai dengan kebutuhan usaha yang dilakukan. Analisis aspek teknis
setiap usaha yang dijalankan berbeda-beda sesuai dengan jenis usaha yang
dijalankan, karena setiap usaha memiliki karakteristik yang berbeda dan juga
prioritas yang berbeda juga. Aspek teknis sangat mempengaruhi proses produksi
berdasarkan lokasi usaha dijalankan, luas produksi ataupun lahan yang digunakan
serta tata letak (layout). Analisis aspek teknis dilakukan untuk menilai kesediaan
pengusaha dalam menjalankan usahanya berdasarkan luas produksi/lahan yang
digunakan, kesesuaian lokasi dengan usaha yang dijalankan serta peralatan
operasional yang digunakan oleh pengusaha dalam menjalankan usahanya.
3. Aspek Manajemen
Aspek manajemen dalam menjalankan usaha ataupun bisnis adalah faktor
yang sangat berpengaruh besar terhadap usaha yang dijalankan. Aspek
manajemen lebih difokuskan terhadap penekanan akan risiko usaha yang
dijalankan. Aspek manajemen yang diperhatikan dalam menjalankan usaha sesuai
dengan kelayakan usaha salah satunya adalah manajemen produksi yang meliputi
sistem produksi, lokasi usaha, standar produksi, pengendalian produksi, serta
perencanaan produksi.
4. Aspek Ekonomi dan Sosial
Analisis aspek ekonomi dan sosial dilakukan oleh pengusaha untuk
mengetahui pengaruh usaha yang dijalankan terhadap masyarakat dan juga
perusahaan apakah berdampak positif atau berdampak negatif. Melalui analisis
aspek ekonomi dapat diketahui seberapa besar kontribusi yang diberikan suatu
usaha dalam peningkatan perekonomian secara umum. Demikian juga dari segi
aspek sosial yang memiliki peluang terhadap masyarakat dalam meningkatkan
kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan yang diperoleh dari suatu usaha
yang dijalankan.
5. Aspek Hukum
Analisis aspek hukum dilakukan dengan tujuan untuk meneliti keabsahan
serta keaslian dari dokumen-dokumen bentuk usaha baik berupa kepemilikan
ataupun sertifikat dan izin guna menghindari hambatan apabila hendak meminjam
dana ataupun memperluas usaha yang dijalankan
6. Aspek Finansial
Dalam menjalankan usaha tentunya membutuhkan modal yang akan
digunakan untuk melakukan investasi seperti pembelian aktiva tetap maupun
aktiva lancar. Selain itu modal juga digunakan untuk biaya operasional pada saat
suatu usaha dilakukan. Besarnya modal untuk melakukan investasi tergantung dari
jenis usaha yang akan diusahakan. Didalam sektor pertanian, pelaku usaha adalah
petani, perusahaan swasta, koperasi dan juga lembaga lembaga pertanian lainnya.
Analisis aspek finansial dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pendapatan
yang akan diperoleh dari hasil usaha yang dilaksanakan, waktu pengembalian
terhadap investasi yang ditanam dalam menjalankan usaha, serta peningkatan
keuntungan dari usaha yang dilakukan. Selain itu, dampak analisis finansal
dilakukan untuk membantu sumber pembiayaan usaha yang akan dikembangkan
berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku. Sumber pembiayaan sendiri dapat
diperoleh berdasarkan modal sendiri ataupun modal yang diperoleh dari pinjaman
lembaga keuangan dan penanam modal. Tujuan analisis aspek finansial dilakukan
untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diperoleh dari hasil suatu usaha
sesuai dengan biaya yang telah dikeluarkan untuk operasional usaha, yang
kemudian dibandingkan antara keduanya.
3.1.2 Teori Biaya dan Manfaat
Analisis terhadap suatu usaha memiliki tujuan untuk mengetahui besaran
perbandingan antara biaya dan manfaat yang diperoleh. Dengan demikian perlu
diketahui defenisi biaya dan manfaat. Biaya merupakan segala sesuatu yang
mengurangi tujuan usaha, sedangkan manfaat merupakan sesuatu yang membantu
terlaksananya tujuan usaha. Besarnya korbanan ataupun pengeluaran untuk
memperoleh barang ataupun bahan yang dibutuhkan didalam meningkatkan usaha
sehingga mengurangi manfaat disebut juga biaya. Biaya dapat dibedakan dalam
beberapa kategori yaitu :
1. Biaya investasi merupakan penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang
dimiliki bersifat jangka panjang seperti tanah, bangunan, dan mesin.
2. Biaya operasional merupakan biaya yang harus dikeluarkan supaya kegiatan
bisnis beroperasi secara normal pada saat usaha mulai dilaksanakan seperti
biaya produksi dan biaya tenaga kerja.
3. Biaya lainnya merupakan pengeluaran yang dilakukan untuk mendukung
kelancaran usaha yang dijalankan seperti pajak, suku bunga, serta biaya tak
terduga.
Manfaat merupakan suatu kontribusi yang mampu meningkatkan tujuan
usaha yang dilaksanakan. Manfaat dibagi dalam tiga macam yaitu (Nurmalina at
al 2009):
1. Manfaat langsung (tangible benefit) merupakan manfaat yang dapat diukur
atau diperoleh dari peningkatan produksi, perbaikan kualitas produksi,
perubahan bentuk produk, perubahan waktu dan lokasi penjualan, dan juga dari
penurunan pengeluaran biaya.
2. Manfaat yang tidak terlihat (intangible benefit) merupakan manfaat riil yang
sulit diukur dengan uang namun dapat dirasakan seperti perbaikan lingkungan
hidup, peningkatan perekonomian secara nasional.
3. Manfaat tidak langsung (indirect benefit) adalah keuntungan yang secara tidak
langsung dirasakan oleh perusahaan, namun dirasakan oleh faktor luar dari
suatu usaha dilaksanakan seperti peningkatan pendapatan masyarakat sebagai
tenaga kerja, peningkatan produktivitas tenaga kerja dari hasil pelatihan yang
dilakukan.
Kelayakan bisnis yang bergerak dibidang pertanian dilakukan untuk antara
kompenen biaya dan manfaat dimana kondisi dengan bisnis ataupun tanpa bisnis.
Berdasarkan penilaian yang dilakukan dari hasil perbandingan biaya dan manfaat,
maka persetujuan ataupun penolakan kriteria investasi suatu usaha yang
dilaksanakan dapat diperoleh.
3.1.3 Teori Kriteria Investasi
Investasi adalah suatu kegiatan yang melakukan penanaman modal
didalam beberapa bidang usaha dimana memiliki jangka waktu yang relatif
panjang. Dengan demikian dalam pengembalian investasi yang memiliki jangka
waktu yang panjang, diharapkan memiliki tingkat keuntungan sesuai dengan
tingkat suku bunga yang berlaku. Untuk mengetahui kelayakan dalam melakukan
kegiatan investasi, memakai metode umum discounted cash flow dimana manfaat
dan biaya setiap tahunnya didiskontokan dengan discount factor yang memiliki
preferensi atas uang (time preference of money). Jadi untuk membandingkan
seluruh manfaat dan biaya, kedua komponen harus dinilai dengan nilai uang pada
waktu sekarang (present value). Oleh karena itu, dalam praktiknya investasi
terdiri dari dua jenis yaitu investasi nyata (real invesment) dan investasi finansial
(financial invesment). Unsur yang sangat berkaitan dengan kriteria investasi
adalah hubungan antara Net Present Value (NPV) dengan Internal Rate of Return
(IRR) terhadap perubahan discount rate saat sekarang. Seperti Gambar 1, apabila
discount rate yang dihasilkan semakin tinggi maka nilai Net Present Value akan
semakin kecil.
-5000
0
5000
10000
15000
20000
5 10 15 20 25 30
i
NP
V
IRR
Gambar 1 Hubungan antara Net Present Value dan Internal Rate of Return
3.1.4 Analisis Finansial
Studi aspek finansial bertujuan untuk mengetahui aliran modal dan
mengetahui perkiraan dana yang dikeluarkan serta membandingkannya dengan
manfaat yang diperoleh apakah suatu usaha akan menguntungkan selama umur
usaha. analisis finansial dilakukan berdasarkan :
1. Net Present Value (NPV)
Net Present Value atau nilai bersih sekarang merupakan selisih antara
Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari penerimaan-penerimaan
kas bersih dimasa yang akan datang sesuai dengan tingkat bunga yang relevan.
Dengan mengetahui NPV melalui perhitungan dari cash flow selama umur
investasi yang ditanam dalam melakukan usaha. Apabila hasil NPV lebih tinggi
dibandingkan dengan rate of return minimum maka investasi layak dilakukan,
namun sebaliknya, apabila hasil NPV negatif maka investasi lebih baik ditolak.
Kriteria investasi berdasarkan NPV yaitu :
a. Apabila nilai NPV = nol, maka suatu usaha memiliki tingkat pengembalian
sebesar biaya investasi atau modal yang dikeluarkan dengan kata lain, usaha
tersebut tidak rugi ataupun menguntungkan.
b. Apabila nilai NPV > nol, maka suatu usaha memiliki tingkat pengembalian
lebih besar dari biaya investasi sesuai dengan suku bunga yang berlaku.
Dengan demikian usaha tersebut memberikan keuntungan dan dapat
dilaksanakan.
c. Apabila nilai NPV < nol, maka suatu usaha tidak layak dilaksanakan karena
memberikan kerugian lebih besar dibandingkan dengan keuntungan yang
diperoleh.
2. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)
Net Benefit and Cost Ratio (Net B/C Ratio) adalah perbandingan antara
nilai sekarang (present value) dari rencana penerimaan kas bersih dimasa yang
akan datang dengan nilai sekarang (present value) dari investasi yang telah
dilaksanakan. Suatu usaha atau bisnis dikatakan layak apabila nilai Net B/C lebih
besar dari satu maka usaha tersebut layak dilaksanakan. Demikian sebaliknya
apabila nilai Net B/C lebih kecil dari satu maka usaha tersebut tidak layak
dilaksanakan. Namun apabila hasil perolehan Net B/C sama dengan satu maka
usaha yang dilaksanakan tidak merugi ataupun menguntungkan.
3. Internal Rate Return (IRR)
Internal Rate Return digunakan untuk mencari tingkat bunga yang akan
menjadikan jumlah nilai sekarang dari keuntungan yang akan diterima sesuai
dengan jumlah biaya investasi yang dikeluarkan, atau dengan kata lain tingkat
suku bunga yang menyebabkan Net Present Value (NPV) bernilai nol. Dengan
demikian prinsip analisis IRR digunakan untuk menghitung besarnya rate of
return yang sebenarnya dalam satuan persen. Suatu investasi layak dilakukan
apabila nilai IRR lebih besar dari rate of return yang berlaku, namun sebaliknya
investasi tidak layak dilakukan apabila hasil rate of return yang berlaku lebih
besar dari nilai IRR yang diperoleh.
4. Payback Periode (PP)
Payback Periode atau tingkat pengembalian merupakan analisis jangka
waktu (periode) pengembalian pengeluaran investasi (initial cash investment) dari
aliran kas masuk (proceeds) yang dihasilkan selama suatu usaha ataupun bisnis
dilaksanakan. Dengan kata lain, Payback Period merupakan rasio antara initial
cash investment dengan cash inflow yang hasilnya merupakan satuan waktu.
3.1.5 Analisis Nilai Pengganti (Switching Value)
Analisis switching value digunakan untuk memperhatikan dampak
perubahan dari suatu variabel terhadap hasil analisis kelayakan. Tujuannya adalah
untuk mengetahui pengaruh hasil analisis kelayakan apabila terjadi perubahan
dalam perhitungan biaya maupun manfaat. Analisis switching value dilakukan
terhadap ketidakpastian dengan mengubah beberapa variabel yang berperan
penting dalam hasil analisis usaha yang berdampak pada hasil NPV, IRR, Net
B/C.
Pada usaha di bidang pertanian, analisis switching value sangat diperlukan
sebab ketidakpastian akan hasil pertanian sering terjadi akibat karakteristik dasar
yang mempengaruhi hasil produksinya. Beberapa variabel yang sangat
berpengaruh terhadap switching value hasil analisis kelayakan usaha adalah
perubahan harga jual, perubahan jumlah produksi, kenaikan biaya atau harga beli,
keterlambatan pelaksanaan.
Suatu variasi dari pada analisis switching value adalah nilai pengganti
(switching value). Switching value merupakan perhitungan untuk mengukur nilai
perubahan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow ataupun perubahan
outflow untuk menentukan kelayakan suatu usaha untuk dilaksanakan. Kelayakan
suatu usaha dilakukan sesuai dengan hasil perkiraan yang diperoleh dari hasil
perhitungan sehingga nilai NPV sama dengan nol. Perbedaan antara analisis
switching value dengan switching value adalah pada analisis switching value nilai
besar perubahan diketahui secara empirik, sedangkan pada nilai pengganti
perubahan diketahui dari hasil penurunan harga output ataupun input yang
maksimal dapat ditoleransi supaya suatu usaha layak dilaksanakan.
3.2 Kerangka Pemikiran Operasional
Usahatani kopi adalah suatu komoditi perkebunan yang mampu
memberikan kontribusi tinggi terhadap perekonomian di Indonesia. Adanya
permintaan pasar domestik terhadap komoditi kopi maupun manca negara
membuat harga kopi berflukstuasi yang berdampak terhadap petani.
Analisis usahatani dari segi finansial melalui metode Net B/C ratio, NPV,
IRR, Payback Period, dan juga metode analisis switching value dilakukan untuk
mengetahui akan pendapatan petani dan juga manfaat yang diperoleh dari
usahatani kopi dan juga untuk mengtahui pengembalian modal yang ditanam
dalam melaksanakan usahatani tersebut serta mengetahui tingkat sensitivias
terhadap komoditi kopi. Dari hasil interpretasi yang dilakukan sehingga dapat
dilihat apakah kesejahteraan petani meningkat melalui pendapatan yang diperoleh
dari hasil usahatani kopi dan juga kelayakan usahatani kopi untuk dikembangkan.
Kerangka pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Kerangka Pemikiran Operasional
4 METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Pondok Bulu, Kecamatan Dolok
Panribuan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Pemilihan lokasi dilakukan
dengan sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kecamatan Dolok
Panribuan merupakan salah satu sentra penghasil kopi di Kabupaten Simalungun.
Dan desa yang dijadikan tempat penelitian merupakan desa penghasil kopi arabika
sehingga menarik untuk dijadikan tempat penelitian. Kegiatan pengumpulan data
dilakukan Bulan Desember 2011 hingga bulan Januari 2012.
Rekomendasi untuk usahatani kopi
Melakukan Evaluasi
Usahatani kopi arabika di Desa Pondok
Bulu, Kecamatan Dolok Panribuan, Simalungun
- Menurunnya jumlah produksi kopi arabika di Desa Pondok Bulu Kecamatan Dolok Panribuan
diakibatkan oleh hama, penyakit tanaman, perubahan cuaca dan tingginya biaya pemeliharaan. - Pengaruh perubahan harga jual terhadap penerimaan petani kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan
Kelayakan Usahatani
Aspek Pasar Aspek Teknis Aspek Manajemen Aspek Sosial Ekonomi Aspek Hukum
Kelayakan Usahatani Kopi Arabika
Alat analisis : B/C ratio, Net Present Value (NPV), Payback period
(PP), Internal Rate of Return (IRR)
Layak Tidak Layak
4.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan juga
sekunder baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh dengan
melakukan pengamatan langsung dengan melakukan wawancara kepada para
petani komoditi kopi arabika melalui pengisian kuisioner oleh petani ditempat
penelitian yang dijadikan responden. Teknik wawancara jua dilakukan kepada
pedagang pengumpul guna mendapatkan informasi terhadap harga yang berlaku
terhadap petani dari hasil produksi usahatani kopinya. Sedangkan wawancara
dilakukan kepada petani untuk mengetahui biaya yang dikeluarkan selama
melakukan usahatani kopi. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik
(BPS), Kantor Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Simalungun, Kantor
Kecamatan Dolok Panribuan dan juga instansi yang terkait.
4.3 Metode Pengambilan Sampel
Responden merupakan petani yang melakukan usahatani kopi arabika di
Desa Pondok Bulu, Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun. Setiap
petani memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal lama waktu dalam
melakukan usahatani kopi dan juga luasan tanaman yang dikelola oleh petani.
Luas lahan rata-rata yang dimiliki oleh petani adalah antara 0,2 hektar hingga dua
hektar. Dengan demikian responden petani kopi arabika dibagi dalam dua
kelompok yaitu kelompok kecil dengan luasan 0,2 hingga 0,5 hektar, kemudian
kelompok menengah 0,51 hektar hingga satu hektar. Jumlah petani kopi arabika
yang menjadi responden sebanyak 20 orang, hal ini berdasarkan petani yang
berdomisili di desa tempat penelitian dilakukan. Oleh karena itu metode penelitian
yang digunakan adalah purposive sampling.
4.4 Metode Analisis Data
Analisis dan pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif
secara deskriptif dengan cara memberikan gambaran mengenai struktuk biaya dan
juga penerimaan, serta kelayakan dalam pengembangan usahatani kopi. Analisis
dilakukan meliputi analisis biaya yang dikeluarkan oleh petani, kemudian
penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan produksi. untuk mengetahui
pendapatn yang diperoleh petani dari usahatani yang diperoleh dari lokasi
penelitian. Dari analisis yang diperoleh dilakukan analisis rasio manfaat atas biaya
yang dikeluarkan yaitu Net B/C ratio, Payback Period (PP), Internal Rate of
Return (IRR), Net Value Present (NPV), dan analisis switching value.
Data yang telah dikumpulkan diolah dengan menggunakan bantuan
komputer melalui program Microsoft Excel Windows 2007 dan juga dengan
bantuan kalkulator kemudian dikelompokkan dan disajikan dalam bentuk tabulasi.
Nilai input maupun output yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial
merupakan hasil rata-rata output atau input petani kopi di Kecamatan Dolok
Panribuan.
4.5 Analisis Aspek Finansial
Kriteria penilaian investasi didalam menganalisa aspek finansial, dengan
pengembalian investasi yang disertai keuntungan pada masa yang akan datang
antara lain : Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit
Cost Ratio (Net B/C), dan Payback Period (PP). Setiap kriteria memberikan hasil
sesuai dengan present value dan juga tingkat suku bunga yang relevan dari arus
kas selama umur usaha.
1. Net Present Value (NPV)
Menurut Nurmalina et al (2009) Net Present Value merupakan metode
yang digunakan untuk mengetahui perbandingan present value dari aliran kas
masuk bersih (proceeds) dengan nilai sekarang dari biaya pengeluaran investasi.
Untuk memperoleh nilai NPV tidak terlepas dari aliran kas masuk dan juga kas
keluar serta tingkat suku bunga yang relevan. Apabila hasil perhitungan NPV
positif maka investasi yang dilakukan akan memberikan hasil yang maksimal
dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang berlaku. Sebaliknya apabila nilai
NPV yang dihasilkan negatif maka investasi yang dilakukan akan memberikan
hasil lebih rendah dari tingkat suku bunga yang relevan. Namun apabila nilai NPV
sama dengan nol maka tingkat pengembalian terhadap investasi yang dilakukan
tidak rugi maupun menguntungkan atau dengan kata lain impas. Secara
matematis, nilai NPV dapat ditulis seperti berikut :
t
n
t i
CtBtNPV
)1(1
Dimana :
Bt = Manfaat pada tahun ke 1 hingga 15
Ct = Biaya pada tahun ke 1 hingga 15
n = 15 tahun
i = Tingkat suku bunga
t = dimulai tahun ke-1
2. Internal Rate of Return (IRR)
Menurut Umar (2010) metode Internal Rate of Return digunakan untuk
mengetahui tingkat suku bunga yang menyamakan present value dari arus kas
yang akan datang. Pada prinsipnya metode IRR digunakan untuk menghitung
besarnya rate of return yang sebenarnya dengan menetapkan nilai NPV sama
dengan nol. Kelayakan penerimaan investasi menggunakan metode Internal Rate
of Return adalah apabila suatu investasi yang akan dilakukan dinyatakan layak
apabila nilai IRR lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman. Sebaliknya, jika
nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga pinjaman maka investasi tidak layak
dilakukan. Untuk mengetahui nilai IRR digunakan rumus matematis sebagai
berikut :
)( 12
21
11 iix
NPVNPV
NPViIRR
Dimana :
i1 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai positif
i2 = Tingkat suku bunga pada saat NPV bernilai negatif
NPV1 = Nilai NPV positif
NPV2 = Nilai NPV negatif
3. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
Menurut Kasmir dan Jakfar (2010) metode Net B/C merupakan metode
perbandingan yang merupakan rasio aktivitas jumlah present value penerimaan
bersih yang bernilai positif dengan present value pengeluaran investasi slama
umur ekonomis usaha yang bernilai negatif. Net B/C merupakan bentuk lain dari
pendekatan nilai NPV karena kedua metode ini menggunakan variabel yang sama.
Karena itu, kriteria kelayakan investasi melalui metode Net B/C adalah apabila
nilai yang diperoleh lebih besar dari satu maka investasi layak dilakukan. Dan
sebaliknya apabila nilai Net B/C diperoleh lebih kecil dari satu maka investasi
tidak layak dilakukan. Untuk menentukan nilai Net B/C dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
PVnegatif
PVpositif
CBNet
Dimana :
PV positif = present value yang bernilai positif (kas bersih)
PV negatif = present value yang bernilai negatif (biaya investasi)
4. Payback Period (PP)
Menurut Umar (2010), Payback Period merupakan metode yang
digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang dibutuhkan untuk pengembalian
investasi dari aliran kas bersih. Suatu investasi layak dilakukan apabila payback
period lebih singkat dibandingkan periode payback maximum, sebaliknya jika
jangka waktu payback period lebih panjang dibandingkan periode period
maximum maka investasi tidak layak dilakukan. Rumus untuk menghitung
payback period (Nurmalina et al)sebagai berikut :
nixAb
IPP
)1(
1][2
Dimana:
I = Investasi
Ab = Aliran kas bersih tahunan
4.6 Asumsi teknis
1. Biaya investasi yang dilakukan petani pada tahun pertama melakukan
usahatani kopi adalah dalam jumlah nilai rupiah yang berlaku pada tahun
berjalan.
2. Discount factor yang digunakan adalah 6 persen pembulatan dari 5,75 persen
per Desember 2012 berdasarkan suku bunga Bank Indonesia.
3. Petani kopi arabika menjalankan usahatani kopi dengan umur tanaman rata-rata
sepuluh tahun.
4. Harga kopi uang digunakan adalah harga petani kopi daerah penelitian kepada
pedagang pengumpul.
5. Penyusutan sarana produksi dengan menggunakan metode garis lurus.
6. Hasil produksi tanaman umur 11 hingga 15 tahun diperoleh dari penyuluh
perkebunan Kecamatan Dolok Panribuan.
5 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1 Letak Geografis, Penduduk dan Mata Pencaharian
Kecamatan Dolok Panribuan merupakan salah satu Kecamatan yang
terdapat di Kabupaten Simalungun Propinsi Sumatera Utara. Kecamatan ini
berada pada ketinggian 800-1250 m diatas permukaan laut dan memiliki iklim
dengan suhu rata 20-25,5 derajat Celsius. Secara geografis batas-batas wilayah
Kecamatan Dolok Panribuan adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Jorlang Hataran.
2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.
3. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Jorlang Hataran.
4. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Tanah Jawa.
Jarak dari Kecamatan Dolok Panribuan yang memiliki luas sekitar 154,30
Km2 ke ibukota Kabupaten Simalungun sekitar 45 Km, dan kota Pematang
Siantar sekitar 14 Km. Penggunaan lahan di Kecamatan Dolok Panribuan beragam
diantaranya penggunaan lahan sawah seluas 3.152 Ha, lahan ladang seluas 3.063
Ha, lahan perkebunan seluas 570.24 Ha dan luas hutan produksi sekitar 9.000 Ha.
Jumlah penduduk Kecamatan Dolok Panribuan pada tahun 2010 sebanyak
17.947 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 116 jiwa/km2. Jumlah penduduk
Kecamatan terdiri dari 12.057 orang pria dan 12.841 orang perempuan dengan
jumlah kepala keluarga sebesar 4.608 KK (Tabel 11).
Tabel 11 Banyaknya penduduk di Kecamatan panribuan menurut kelompok usia
tahun 2010
No Batas Usia(Tahun) Jumlah (Jiwa)
1 0 – 5 3 690
2 6 – 11 5 628
3 12 – 14 3 058
4 15 – 17 1 396
5 18 Tahun ke atas 11 126 Sumber : Data Monografi Kecamatan Dolok Panribuan, 2010
Dari Tabel 11, diketahui total jumlah penduduk Kecamatan Dolok
Panribuan adalah sebesar 24,898 Jiwa dan tingkat usia 18 tahun keatas lebih
banyak yaitu 11,126 Jiwa. Sebagian besar penduduk Kecamatan Dolok Panribuan
memiliki tingkat pendidikan yang beragam seperti yang tertera pada tabel
dibawah ini.
Tabel 12 Jumlah penduduk Kecamatan dolok panribuan menurut tingkat
tahun 2010
No Jenjang Pendidikan Jumlah (Jiwa)
1 SD 4 257
2 SMP 3 731
3 SMA 2 904
4 Perguruan Tinggi 332 Sumber : Data Monografi Kecamatan Dolok Panribuan, 2010
Tabel 12, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan di Kecamatan Dolok
Panribuan masih tergolong rendah dilihat pada tabel tingkat pendidikan yang
paling tinggi adalah Sekolah Dasar berjumlah 4,257 Jiwa, sedangkan pada
tingkatan Sekolah Menengah Atas hanya mencapai 2,904 Jiwa orang. Sesuai
dengan kondisi penduduk setempat dapat dirinci menurut mata pencaharian yaitu
bertani sebesar 62.31 persen, pemerintahan sebesar 5.17 persen, tenaga pengajar
sebesar 15.79 persen, pedagang sebesar 1.80 persen, transportasi sebesar 1.42
persen, industri 0.23 persen, konstruksi 0.11 persen dan lainnya sebesar 13.17
persen.
5.2 Mata Pencaharian Masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan
Pendapatan masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan rata-rata diperoleh
dari sektor pertanian, karena bertani merupakan mata pencaharian utama. Namun
demikian, masayarakat yang memiliki lapanagan pekerjaan yang berbeda juga
mengelolah lahan pertanian sebagai usaha sampingannya. Penggunaan lahan yang
dikelola masayarakat beragam sesuai dengan jenis komoditi yang dikelola oleh
masayarakat setempat. Penggunaan lahan sawah oleh masyarakat seluas 3.152 Ha
dipergunanakan untuk komoditi musiman seperti padi, sedangkan penggunaan
lahan ladang seluas 3.063 Ha dipergunakan masyarakat untuk komoditi
holtikultura seperti jagung, ataupu tanaman musiman lainnya.
Luas lahan perkebunan yang dimiliki oleh Kecamatan Dolok Panribuan
mencapai 570.24 hektar, dikelola oleh masyarakat sekisar 500.44 hektar dan
sekisar 69.8 dikelola oleh pemerintah dan swasta. Hasil perkebunan rakyat
didaerah penelitian memiliki ragam komoditi (Tabel 13), namun komoditi
perkebunan yang mendominasi di Kecamatan Dolok Panribuan adalah tanaman
kopi yang mencapai 300 hektar. Untuk lahan kopi arabika hanya mencapai 89
hektar dari luas lahan perkebunan kopi. Selanjutnya diikuti oleh komoditi coklat
dan kulit manis yang mencapai 85.62 dan 39 hektar.
Tabel 13 Jenis Komoditi Perkebunan Rakyat di Kecamatan Dolok Panribuan
tahun 2010
Jenis Komoditi perkebunan Luas lahan (Ha)
Sawit 16.20
Kopi 300.00
Coklat 85.62
Cengkeh 8.00
Kulit manis 39.00
Kemiri 30.03
Aren 11.20
Pinang 10.39
5.3 Karakteristik Responden
Beberapa jenis karakteristik petani yang menjadi responden dalam
penelitian ini terdiri dari umur jenis kelamin, luas lahan dan kepemilikan, tingkat
pendidikan. Adapun jumlah responden dari masing-masing kelompok dapat
dilihat pada Tabel 14. Berdasarkan karakteristik yang ada, sebagian besar
responden petani kopi arabika adalah berumur 50 tahun keatas dengan persentase
40 persen. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa petani responden rata-rata
masih berada dalam usia yang produktif. Sedangkan yang memiliki umur relatif
masih muda dan sangat produktif sebesar 60 persen. Hal ini mengindikasikan
bahwa budidaya tanaman kopi arabika masih diminati untuk diusahakan
khususnya di Kecamatan Dolok Panribuan.
Tingginya tingkat pendidikan yang dileawati petani, sangat membantu
petani dalam menerapkan teknologi pertanian yang akan digunakan dalam
melaksanakan usahataninya. Dari tingkat pendidikan, responden sebagian besar
menyelesaikan pendidikannya hanya sampai tingkat menengah pertama (SMP)
yaitu sebesar 45 persen dari total responden. Sedangkan tingkat pendidikan
tertinggi hanya sampai sekolah menengah atas (SMA) mencapai 30 persen dari
jumlah responden yang ada.
Rata-rata responden memiliki luas lahan dibawah 5000 m2 yang mencapai
60 persen, hal ini menggambarkan bahwa petani responden merupakan petani
kopi arabika yang memiliki luads lahan yang kecil. Sedangkan dari status
kepemilikan lahan, kebanyakan petani responden memiliki lahan sendiri baik dari
warisan ataupun dibeli mencapai 60 persen dari jumlah responden. Sedangkan
petani reponden yang menyewa lahan hanya mencapai 40 persen yaitu sebanyak
delapan orang.
Tabel 14 Karakteristik petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan
No Jenis
Karakteristik
Kategori Jumlah Total Persentase Total
1 Jenis Kelamin Laki-laki 16 20 80 100
Perempuan 4 20
2 Umur 30-39 tahun 6 20 30 100
40-50 tahun 6 30
> 50 tahun 8 40
3 Luas Lahan 0,1-0,4 Ha 12 20 60 100
0,5-1 Ha 7 35
> 1 Ha 1 5
4 Kepemilikan
Lahan
Pribadi 3 20 15 100
Warisan 9 45
Sewa 8 40
5 Tingkat
Pendidikan
SD 5 20 25 100
SMP 9 45
SMA 6 30
Perguruan
Tinggi
- -
6 Jumlah Anggota
Keluarga
1-3 orang 4 20 20 100
4-6 orang 12 60
> 6 orang 4 20
7 Usaha
Sampingan
Wiraswasta 3 5 60 100
PNS 1 20
Buruh 1 20
Luas lahan yang dimiliki petani kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan sangat beragam. Dari jumlah responden petani kopi arabika di
Kecamatan Dolok Panribuan, rata-rata luas lahan masih tergolong kecil untuk
dijadikan lahan perkebunan yaitu seluas 0.50 ha. Dengan demikian dapat dilihat
bahwa masyarakat Kecamatan Dolok Panribuan belum cukup produktif dalam
memanfaatkan lahan sebagai lahan perkebunan.
Dalam melakukan usahatani kopi arabika, beberapa petani menggunakan
lahan sendiri yang merupakan hasil warisan keluarga, namun ada juga yang
menggunakan lahan sendiri dengan membeli lahan sendiri. Harga lahan di
Kecamatan Dolok Panribuan per hektarnya adalah 80 juta rupiah berdasarkan
harga tanah yang berlaku di lokasi penelitian. Sedangkan sebagian petani kopi
lainnya dalam melakukan usahatani kopi arabika menggunakan lahan sewaan
dengan harga sewa lahan per tahunnya adalah dua juta rupiah.
Jumlah responden yang memiliki usaha sampingan selain bertani sebanyak
25 persen dari total responden. Jenis usaha sampingan yang ditekuni oleh
responden adalah sebagai pegawai negeri sipil yaitu bekerja sebagai pengajar dan
dibidang pemerintahan, buruh tani,wiraswasta seperti berdagang.
6 ANALISIS KELAYAKAN NON FINANSIAL
6.1 Analisis Aspek Pasar
Aspek pasar merupakan hal terpenting didalam studi kelayakan suatu
bisnis, baik didalam suatu perusahaan maupun dibidang perkebunan. Dibidang
pertanian, pemasaran merupakan wujud penawaran dan permintaan yang
merupakan salah satu aspek utama dibidang agribisnis. Aspek pasar meliputi
rencana pemasaran hasil produksi dari hasil usahatani yang dilakukan oleh petani,
dan rencana penyediaan sarana produksi yang dibutuhkan untuk kelangsungan
usahatani dari hasil penjualan. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan
analisis pemasaran dan bauran pemasaran.
6.1.1 Analisis Permintaan dan Penawaran
Potensi pasar arabika Kabupaten Simalungun memiliki peluang yang
cukup tinggi. Hal ini terlihat dari peluang permintaan akan kopi arabika dari
Kabupaten Simalungun oleh beberapa pengusaha minuman seperti Starbuck dari
beberapa Negara yang telah mengkonsumsi kopi arabika asal Kabupaten
Simalungun namun belum mengetahui asal produsen kopi yang dikonsumsi.
Dengan adanya peluang pasar terhadap kopi arabika maka pemerintah Kabupaten
Simalungun melalui Dinas Perkebunan, melakukan kerjasama dengan investor
dan instansi pemerintah yang berkaitan untuk melakukan pengembangan
pemasaran kopi yang diproduksi Kabupaten Simalungun. Namun, dengan peluang
pasar yang cukup tinggi penawaran kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan
masih tergolong terbatas karena kurangnya informasi yang diperoleh petani
tentang peluang pasar akan kopi arabika. Selain itu petani mengalami kesulitan
dalam hal sarana produksi yang masih tradisional, sehingga peningkatan terhadap
hasil produksi kurang maksimal. Produksi kopi arabika yang dihasilkan petani
rata-rata 745.746 kilogram dari total dalam sepuluh tahun per bulannya, dari
jumlah responden. Berdasarkan umur tanaman yang diteliti yaitu selama 15 tahun
rata-rata yang dihasilkan petani adalah 10 879. 35 kg per bulannya. Data rata-rata
produksi kopi arabika pada umur tanaman sebelas hingga 15 tahun diperoleh dari
data hasil produksi dinas perkebunan kecamatan Dolok Panribuan. Kondisi ini
menunjukkan bahwa peluang untuk mengembangkan tanaman kopi arabika di
Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, masih sangat tinggi.
Tabel 15 Rata-rata produksi kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan per
hektar
Tahun
ke
Hasil Panen per hektar (Kg) Persentase
produksi (%) Rata-rata produksi per
bulan
Rata-rata produksi per
tahun
1 0.00 0.00 0.00
2 77.77 933.18 1.04
3 442.65 5 311.78 5.94
4 621.65 7 459.77 8.34
5 1 214.10 14 569.10 16.28
6 1 260.84 15 130.10 16.91
7 1 106.67 13 280.07 14.84
8 1 053.16 12 637.96 14.12
9 867.02 10 404.28 11.63
10 813.61 9 763.29 10.91
11 750 9 000.00 10.06
12 750 9000.00 10.06
13 656.25 7875.00 8.80
14 632.82 7593.84 8.49
15 632.82 7593.84 8.49
Total 10 879.35 130 553.20 100
Pada tahun pertama, petani belum memperoleh hasil produksi dari
usahatani kopi arabika. Kopi arabika mulai berbunga setelah satu tahun masa
tanam, dan rata-rata berproduksi setelah satu tahun tujuh bulan. Dengan demikian,
petani mulai menerima hasil usahatani kopi arabika pada bulan delapan atau
kesembilan pada tahun kedua. Namun hasil yang diperoleh belum maksimal
dikarenakan jumlah produksi yang masih sedikit. Petani melakukan panen dalam
sebulan dua kali yaitu pada minggu kedua dan minggu keempat.
Persentase produksi hasil panen berdasarkan luas lahan rata-rata
meningkat pada tahun keenam yaitu mencapai 16.91 persen, namun pada tahun
ketujuh persentase produksi hasil panen mulai menurun yaitu 14.84 persen.
Sedangkan persentase rata-rata produksi kopi arabika per satuan hektar meningkat
pesat pada tahun kelima yaitu mencapai 16,25 persen dan dilanjutkan pada tahun
keenam mencapai 16.91 persen (Tabel 15). Dengan demikian perbandingan
persentase rata-rata produksi berdasarkan luas lahan dan satuan hektar tidak
terlalu signifikan. Jenis hasil panen yang dipasarkan oleh petani kopi adalah
berbentuk biji kopi yang sudah dikeringkan.
6.1.2 Analisis Saluran Pemasaran
Pada dasarnya petani bebas memilih dalam melakukan pemasaran hasil
produksinya. Namun sejauh ini, petani memilih untuk menjual hasil taninya
kepada pedagang pengumpul yang mendatangi petani langsung. Selain praktis,
petani kopi tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan transportasi untuk
memasarkan hasil panennya. Pendistribusian komoditi kopi yang dihasilkan oleh
petani melalui pedagang pengumpul secara umum dapat dilihat pada gambar
dibawah ini.
Gambar 2 Saluran pemasaran kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
Pada saluran pemasaran kopi arabika yang dilakukan petani adalah hanya
sampai tahap pengemasan. Kemudian pedagang pengumpul kecil langsung
mendatangi petani kopi arabika dan melakukan transaksi dengan petani kopi.
Harga kopi arabika yang diterima petani disesuaikan dengan harga pasar yang
berlaku yaitu 15300 rupiah/kg. setelah kopi terkumpul dari petani, maka pedagang
pengumpul melakukan transaksi perdagangan komoditi kopi kepada pedagang
pengumpul besar sesuai dengan harga yang berlaku. Setelah itu, pedagang
pengumpul besar mendistribusikan hasil panen kepada pihak industri yang
mengelola biji kopi.
Berdasarkan analisis potensi pasar kopi arabika di KecamatanDolok
Panribuan, melalui peluang pasar dan penawaran dari petani maka usahatani kopi
arabika di daerah penelitian masih layak untuk diusahakan dan dikembangkan.
Hal ini terlihat bahwa permintaan akan kopi arabika masih cukup luas dan harga
yang diperoleh petani dari hasil penjualan masih sesuai dengan pasar.
6.2 Analisis Aspek Teknis
Aspek teknis dalam usahatani kopi arabika mencakup lokasi usahatani,
besar skala ataupun luas lahan yang digunakan dalam melakukan usahatani,
proses produksi dan juga teknologi yang digunakan oleh petani selama masa
produksi.
6.2.1 Skala usaha
Petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan memiliki luas lahan
yang berskala kecil dan sedang yaitu 0,2 hektar hingga dua hektar, produksi yang
diperoleh petani dari hasil usahatani kopi arabika cukup untuk memenuhi
permintaan pasar lokal. Namun untuk saat ini, hasil produksi petani akan kopi
arabika masih dianggap belum mampu bersaing dengan Kecamatan lainnya yang
ada di Kabupaten Simalungun. Karena peluang pasar untuk kopi arabika secara
regional yaitu Kabupaten Simalungun mulai meningkat, dan peluang untuk
meningkatkan keuntungan dapat diperoleh dengan memperluas skala usaha
ataupun meningkatkan jumlah produksi.
Petani Pedagang
Pengumpul desa
Pedagang Pengumpul
besar
Industri biji
kopi
Petani Pedagang
Pengumpul desa
Pedagang Pengumpul
besar
Industri biji
kopi
6.2.2 Input Produksi dan Proses Produksi
Untuk menjalankan usahanya, petani membutuhkan input produksi. Petani
kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan selain lahan sebagai media usahatani,
menggunakan input produksi yaitu bibit, pupuk kandang atau kompos, pupuk
anorganik dan pestisida.
Penggunaan bibit beragam, sesuai dengan luas lahan dan juga jarak tanam yang
dilakukan oleh petani. Bibit yang digunakan petani, diperoleh dari Dinas
Perkebunan Kecamatan Dolok Panribuan dengan harga 1,100 rupiah per batang.
Sedangkan untuk pupuk kandang atau kompos petani memperolehnya dari
supplier yang langsung mendatangi lokasi petani, dan untuk pupuk anorganik
petani memperolehnya dari kios atau warung atau dari pasar lokal dengan
menggunakan motor pribadi. Pupuk anorganik yang digunakan petani kopi
arabika di Kecamatan Dolok Panribuan ada tiga jenis yaitu Urea, NPK dan KCL,
sedangkan pestisida yang digunakan adalah Gramoxone.
Tabel 16 Penggunaan input usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
Jenis input produksi
Rata-rata Penggunaan input produksi Harga per
satuan (Rp) Tahun ke-1 Tahun ke-2
hingga ke-15
Lahan 0.50 - 80 000 000
Bibit (batang) 1 359.47 - 1 100
Pupuk kandang (kg) 1 931.20 1 931.20 700
Urea (kg) 11.55 11.55 2 000
NPK (kg) 48.13 48.13 1 500
KCL (kg) 9.92 9.92 2 600
Gramoxone (l) 0 0.85 45 000
Dalam penggunaan input produksi, sebelum melakukan penanaman petani
melakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu dengan menggunakan pupuk
kandang atau kompos. Penggunaan pupuk kompos dilakukan tiga bulan sekali,
petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan menggunakan lebih banyak
pupuk kompos dibandingkan dengan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk
kandang atau kompos sebanyak empat kali didalam satu dengan rata-rata
penggunaan 857.14 kg, sedangkan penggunaan pupuk anorganik dilakukan
sebanyak dua kali dalam satu tahun yaitu enam bulan sekali. Pupuk anorganik
yang digunakan petani beragam sesuai dengan jenis lahan yang mereka kelola.
Untuk penggunaan pupuk urea, rata-rata penggunaan sebanyak 10.48 kilogram,
sedangkan NPK sebanyak 22.14 kilogram dan KCL sebanyak 5.24 kilogram.
Jumlah rata-rata penggunaan pupuk anorganik lebih sedikit dibandingkan dengan
penggunaan pupuk kandang, hal ini terjadi karena tidak semua petani kopi arabika
menggunakan pupuk anorganik. Demikian halnya dengan penggunaan pestisida ,
petani menggunakan pestisida sekali dalam satu tahun. Pestisida digunakan hanya
untuk mencegah gangguan hama oleh para petani, namun tidak semua petani
menggunakan pestisida. Karena itu, produksi kopi arabika yang dihasilkan oleh
petani di Kecamatan Dolok Panribuan minim akan pestisida.
Selain penggunaan input, untuk mengelola usahatani kopi arabika petani
menggunakan peralatan pertanian dan mesin. Namun, di Kecamatan Dolok
Panribuan para petani kopi arabika masih menggunakan peralatan dan mesin
pertanian yang masih sangat tradisional. Seperti dalam pengolahan lahan, petani
masih menggunakan sumber daya manusia dibandingkan dengan menggunakan
mesin pertanian. Hal ini menyebabkan pengolahan lahan menjadi lama dan
membutuhkan waktu yang cukup lama. Tidak hanya masa pengolahan lahan saja
tetapi masa pasca panen, petani juga masih menggunakan mesin giling yang
sangat tradisional sehingga hasil penggilingan biji kopi yang dihasilkan kurang
sempurna. Peralatan yang digunakan petani kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 17 Rata-rata penggunaan peralatan pertanian usahatani kopi arabika
Kecamatan Dolok Panribuan Jenis peralatan Rata-rata jumlah (unit) Harga satuan (Rp) Umur Ekonomis (Th)
Cangkul 4 84000 3
Cangkul garpu 1 25000 4
Parang 2 35000 3
Mesin
penggilingan
1 322500 4
Ember 3 25250 3
Karung 2 3000 1
Terpal 2 100000 3
Alat penyemprotan 1 750000 10
Total 15 1344750
Tahapan usahatani kopi arabika melalui beberapa tahapan yaitu mulai dari
pengelolaan lahan, penanaman, panen dan pasca panen.
Pengolahan lahan, dilakukan petani untuk mempersiapkan lahan dalam melakukan
usahatani kopi arabika sebagai proses awal. Pengolahan lahan dilakukan untuk
menstabilkan kondisi tanah seperti membersihkan lahan dari rumput, pembajakan
lahan dan membuat lubang. Waktu yang dibutuhkan dalam pengolahan lahan yang
akan ditanami tergantung luas lahan yang diolah dan juga jumlah tenaga kerja
yang digunakan (Tabel 18). Setelah itu, petani membuat lubang tanaman dengan
ukuran 60 x 60 x 60 cm, sedangkan jarak tanam antar lubang beragam. Setelah
membuat lubang, petani memberikan pupuk kompos sebagai dasar tanaman dan
dibiarkan selama satu hari untuk memperoleh matahari dan menetralkan unsur
hara dalam tanah.
Setelah proses pengolahan lahan selesai, benih kopi arabika kemudian
ditanam. Setelah satu minggu dari masa penanaman, petani memperhatikan
kembali bibit kopi yang perlu diganti. Proses ini dinamakan proses penyulaman.
Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam proses penanaman dan penyulaman
adalah 5.71 HOK. Proses pengolahan lahan, penanaman dan penyulaman hanya
dilakukan pada tahun pertama yaitu pada awal musim tanam. Berbeda dengan
masa pengolahan dan penanaman proses pemeliharaan yaitu pemupukan,
penyiangan dan penggemburan, pemangkasan, panen dan pasca panen serta
penyemprotan dilakukan setelah musim tanam. Rata-rata penggunaan tenaga kerja
pada masa pemupukan adalah 26.67 HOK sedangkan penyiangan dan
penggemburan dilakukan sebanyak 48 HOK. Kegiatan penyiangan dan
penggemburan dilakukan oleh petani kopi setiap bulannya dari tahun penanaman
hingga tahun kesepuluh umur tanaman. Hal ini dilakukan guna menghindari
tanaman dari kelembaban lahan yang meningkat, sehingga tanaman terhindar dari
penyakit bunga bintang. Sedangkan pada tahun ke-11 hingga ke-15, pemangkasan
dilakukan satu kali dalam setahun dengan rata-rata penggunaan tenaga kerja 5.362
HOK. Untuk penggunaan tenaga kerja penyemprotan digunakan lebih sedikit
yaitu sekitar 0.25 HOK. Sedangkan untuk masa panen dan pasca panen
membutuhkan tenaga kerja sebanyak 20.88 HOK dan 113.14 HOK. Pada proses
pasca panen yang dilakukan adalah pengelupasan kulit ari kopi arabika dengan
menggunakan mesin giling dan mengeringkan biji kopi yang telah dibersihkan
dari kulit arinya. Setelah kadar air dari biji kopi berkurang, petani mengemasnya
kedalam karung yang telah disediakan.
Tabel 18 Jumlah penggunaan tenaga kerja usahatani kopi arabika Kecamatan
Dolok Panribuan
Tahap Kegiatan
tahun ke -1 tahun ke-2 hingga ke-15
Biaya
Tenaga
Kerja rata-rata
HOK/ha
Jumlah
TK
(jiwa)
rata-rata
HOK/ha
Jumlah TK
(jiwa)
pengolahan 14.84 10 0.00 - 35 000
penanaman dan penyulaman 6.15 9 0.00 -
35 000
penggemburan dan
penyiangan 53.05 8 53.05 8
35 000
pemangkasan -
5.12 5 35 000
pemupukan 29.91 5 29.91 5 35 000
penyemprotan -
0.50 3 30 000
panen -
78.99 6 35 000
pasca panen -
111.91 5 35 000
Sedangkan gambar skema pola proses produksi usahatani kopi arabika
yang dilakukan petani dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3 Skema Proses Usahatani Kopi Arabika
Pengolahan lahan
Pembuatan Lubang
Penanaman
Pemeliharaan :
Penyiangan
Penggemburan
Pemupukan
Panen
Pasca Panen
6.2.3 Lokasi usahatani kopi arabika
Lokasi usahatani kopi arabika terletak di desa Pondok Bulu, Kecamatan
Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara yang berada pada
ketinggian 1 000 meter diatas permukaan laut dengan iklim bersuhu 22 derajat
celcius. Pemilihan lokasi produksi dilakukan dengan beberapa aspek yaitu:
1. Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting
dalam melakukan usahatani. Hal ini dikarenakan tenaga kerja merupakan sumber
daya yang mampu menggerakkan kelangsungan kegiatan proses produksi selama
umur tanaman. Masyarakat desa Pondok bulu rata-rata bermata pencaharian
sebagai petani, dengan demikian tenaga kerja yang digunakan dalam mengelola
usahatani kopi arabika dimulai dari proses pengolahan lahan, pembuatan lubang,
penanaman, pemupukan, pemeliharaan, pemetikan serta pasca panen adalah
gotong royong yang dilakukan oleh masyarakat sekitarnya.
Upah rata-rata tenaga kerja di Kecamatan Dolok Panribuan adalah 35.000
rupiah per hari baik tenaga kerja laki-laki maupun tenaga kerja perempuan,
dengan lama kerja per HOK yaitu enam jam per hari dimulai dari pukul 8.00-
12.00 Wib kemudian dilanjut pada pukul 13.00-15.00 Wib. Kegiatan pengolahan
lahan dan juga pembuatan lubang dan penyemprotan dilakukan oleh tenaga kerja
laki-laki, sedangkan kegiatan penanaman, pemupukan serta penyiangan dilakukan
oleh tenaga kerja laki-laki dan perempuan dan untuk kegiatan pasca panen
dilakukan oleh perempuan. Rata-rata penggunaan tenaga kerja dalam usahatani
kopi arabika baik secara satuan luas lahan maupun satuan hektar dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
2. Fasilitas transportasi
Kondisi sarana dan prasarana transportasi umum di desa Pondok Bulu
kurang mendukung kelancaran aktivitas kegiatan ekonomi maupun non-ekonomi
masyarakat desa, hal ini dikarenakan rata-rata fasilitas jalan aspal menuju lokasi
usaha kurang baik. Untuk alat tranportasi yang digunakan dalam membantu proses
pendistribusian dilakukan oleh pedagang pengumpul dengan menggunakan mobil
pick-up. Para petani memperoleh pupuk anorganik dari pedagang eceran
menggunakan motor pribadi sebagai kendaraan, dan untuk memperoleh pupuk
kompos petani tidak terlalu sulit karena distributor pupuk kompos langsung
mendatangi petani untuk menyuplai kebutuhan petani.
Dari hasil analisis aspek teknis, dapat dikatan bahwa usahatani kopi
arabika yang dilakukan oleh petani di Kecamatan Dolok Panribuan masih layak
untuk dijalankan karena struktur lahan, dan juga tenaga kerja yang digunakan
dalam menjalankan kegiatan usahatani kopi arabika tidak memiliki hambatan,
namun dari segi transportasi usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan masih kurang mendukung untuk dikembangkan.
6.3 Aspek Manajemen
Faktor produksi sangat membengaruhi jalannya suatu usahatani. Para
petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan belum memiliki kelompok
tani, oleh karena itu pengelolaan faktor produksi masih sangat tradisional
dilakukan. Penggunaan faktor produksi dalam mengelola usahatani kopi arabika,
rata-rata petani menggunakan tenga kerja dari dalam keluarga, dengan demikian
secara ekonomi petani tidak mengeluarkan biaya upah tenaga kerja. Namun
beberapa proses produksi, para petani menggunakan tenaga kerja dari luar
keluarga seperti proses pengolahan lahan, penanaman, dan penggemburan serta
penyiangan. Oleh karena itu, petani mengeluarkan biaya untuk upah tenaga kerja
(Lampiran). Selain sumber daya manusia, faktor produksi yang berpengaruh
lainnya adalah lahan. Lahan merupakan jenis investasi dalam menjalankan
usahatani. Rata-rata para petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan
mengusahakan lahan yang milik orang lain, dan biaya sewa per satuan hektar yang
dikenakan kepada para petani adalah dua juta rupiah. Sedangkan yang merupakan
lahan pribadi, rata-rata merupakan hasil pemberian atau sebagai warisan keluarga.
Untuk harga lahan per satuan hektar di Kecamatan Dolok Panribuan adalah
sebesar 80 juta rupiah. Rata-rata luas yang dikelola oleh petani untukusahatani
kopi arabika adalah 0.53 hektar.
6.4 Aspek Hukum
Berbeda dengan jenis perusahaan yang terbentuk dengan badan hokum
seperti CV, Firma, Koperasi, Perseroan, maupun Perusahaan, dari aspek hukum
bentuk usaha yang dijalankan oleh petani kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan dapat dikategorikan sebagai badan usaha pribadi atau keluarga. Karena
modal yang diperoleh petani untuk memulai usahanya untuk melakukan budidaya
kopi arabika adalah modal sendiri. Keuntungannya adalah hasil penjualan
produksi perkebunan kopi arabika yang dikelola oleh petani, dapat dinikmati
sendiri dan juga keluarganya seutuhnya. Sedangkan kelemahannya adalah segala
bentuk kerugian dan risiko ditanggung sendiri oleh petani kopi arabika. Dari segi
aspek hukum usahatani kopi arabika layak dilakukan apabila, petani memiliki hak
atas lahan yang dikelolanya yaitu sertifikat kepemilikan lahan. Dan rata-rata
petani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan memiliki sertifikat
kepemilikan lahan atas lahan yang diusahakan dalam budidaya kopi arabika.
6.5 Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Kecamatan Dolok Panribuan merupakan daerah yang potensial bagi
pengembangan usahatani dibidang perkebunan, demikian halnya dengan budidaya
kopi arabika yang dilakukan oleh petani setempat. Manfaat yang dapat dirasakan
oleh masayarakat diantaranya mengurangi tingkat pengangguran di daerah
penelitian dan juga meningkatkan jumlah pendapatan bagi petani lainnya yang
berprofesi ganda sebagai buruh tani. Dengan demikian, baik petani maupun
masyarakat sekitar dapat memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga petani, dan juga berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian
Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun.
Dari segi lingkungan penggunaan pupuk kandang yang lebih banyak
digunakan oleh petani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan, daripada pupuk
kimia dapat mengurangi kerusakan lingkungan. Selain itu tanaman kopi yang
memiliki akar tunggang, sangat bermanfaat pada lahan yang memiliki tingkat
kemiringan yang tinggi yaitu, membantu tanah dari tingkat erosi dan juga longsor.
Hal ini sangat berguna untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya.
7 ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL
Analisis kelayakan finansial dalam menjalankan suatu usaha bertujuan
untuk mengetahui arus tunai (cash flow) yang terdiri dari komponen arus manfaat
sebagai arus masuk kas (inflow) dan arus biaya sebagai arus keluar kas (outflow).
Manfaat dan biaya yang diperhitungkan dalam analisis kelayakan finansial adalah
manfaat dan biaya yang bersifat tangible. Pada penelitian ini, analisis kelayakan
finansial dilakukan untuk mengetahui kelayakan usahatani kopi arabika di
Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Untuk
mengetahui hasil kelayakan budidaya kopi arabika akan dilihat dari criteria-
kriteria kelayakan finansial yang meliputi NPV, Net B/C, IRR dan Payback
Periode, sedangkan umur tanaman yang digunakan adalah sepuluh tahun.
7.1 Analisis Arus Penerimaan (Inflow)
Penerimaan adalah setiap komponen yang merupakan pemasukan atau
pendapatan petani yang bernilai positif selama usaha yang dijalankan
berlangsung. Penerimaan petani pada kegiatan usahatani kopi arabika diperoleh
dari hasil penjualan kopi arabika dan juga nilai sisa investasi. Hasil penjualan kopi
arabika (Lampiran 1) merupakan hasil kali dari jumlah produksi dengan harga
kopi arabika yang berlaku.
Periode penanaman kopi arabika hingga berbuah cukup lama yaitu
mencapai 15 tahun sampai akhirnya tidak produtif lagi. Kopi arabika mulai
berproduksi memasuki tahun kedua sejak masa tanam, sehingga pada tahun
pertama petani tidak memiliki penerimaan dan pada tahun kedua penerimaan yang
diperoleh petani belum maksimal. Jumlah produksi kopi arabika yang dihasilkan
oleh petani beragam sesuai dengan penanganan atau pengolahan yang dilakukan
petani dalam menjalakan usahataninya. Selama umur tanaman kopi arabika, petani
mengalami peningkatan penerimaan pada saat tanaman mengalami kenaikan
jumlah produksi antara tahun kelima dan tahun keenam. Kemudian memasuki
tahun ke-11 tanaman kopi arabika mengalami penurunan produksi.
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
16000
th-1 th-2 th-3 th-4 th-5 th-6 th-7 th-8 th-9 th-10th-11th-12th-13th-14th-15
rataan
produksi
kopi
arabika per
satuan …
Gambar 4 Siklus umur tanaman usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan
Selain penerimaan dari hasil penjualan biji kopi arabika, pernerimaan juga
diperoleh dari hasil nilai sisa investasi yang dilakukan oleh petani selama
melakukan usahanya. Nilai sisa biasanya dijumlahkan dalam komponen
penerimaan pada akhir tahun usaha ataupun akhir umur tanaman, yang disebut
sebagai manfaat usaha yang diperoleh petani. Oleh sebab itu, petani akan
mengalami peningkatan penerimaan pada tahun ke-15 yang diakibatkan nilai sisa
manfaat dari barang investasi. Total nilai sisa yang diperoleh petani selama
melakukan usahatani kopi arabika pada tahun ke-15 mencapai 498375 rupiah.
Berikut adalah hasil produksi dan penjualan rata-rata petani kopi arabika per luas
lahan.
Tabel 19 Rata-Rata Hasil Produksi dan Penjualan Kopi Arabika per Hektar di
Kecamatan Dolok Panribuan Kabupaten Simalungun Tahun Ke- Hasil Produksi (Kg) Harga Jual (Rp) Penerimaan (Rp)
1 0.00 15300 0.00
2 933.18 15300 14277671.17
3 5311.78 15300 73530238.78
4 7459.77 15300 92394628.78
5 14569.10 15300 169834090.40
6 15130.10 15300 165350347.30
7 13280.07 15300 125781195.90
8 12637.96 15300 92076555.31
9 10404.28 15300 60642060.00
10 9763.29 15300 56906004.00
11 9000.00 15300 137700000.00
12 9000.00 15300 137700000.00
13 7875.00 15300 120487500.00
14 7593.84 15300 116185752.00
15 7593.84 15300 116185752.00
Total
pendapatan 89489.52
850792791.70
7.2 Analisis Arus Keluar (Outflow)
Arus pengeluaran dikelompokkan kedalam dua bagian yaitu biaya
investasi dan biaya operasional. Biaya investasi adalah biaya yang harus
dikeluarkan pada awal tahun usaha atau pada saat usaha berlangsung yang
digunakan dalam proses produksi. Sedangkan biaya operasional atau biaya
variabel adalah biaya yang dikeluarkan petani supaya proses produksi tetap
berlangsung.
a. Biaya Investasi
Untuk memulai usahatani kopi arabika, petani mengeluarkan sejumlah
biaya pada tahun pertama untuk memperoleh beberapa kali manfaat secara
ekonomis yang dikeluarkan pada awal kegiatan dengan jumlah yang cukup besar
dan dihitung sebagai biaya investasi.
Tabel 20 Rata-rata biaya investasi yang dikeluarkan pada tahun pertama dalam
usahatani kopi arabika Uraian Satuan Jumlah Harga satuan (Rp) Total biaya (Rp)
Lahan Ha 0.61 80000000 48800000
Bibit batang 736.19 1100 809809
Cangkul Unit 4.00 84000 336000
Cangkul garpu Unit 1.00 25000 25000
Parang Unit 2.00 35000 70000
Mesin penggilingan Unit 1.00 322500 322500
Ember Unit 3.00 25250 75750
Karung Unit 2.00 3000 6000
Terpal Unit 2.00 100000 100000
Alat penyemprotan Unit 1.00 750000 750000
Total biaya investasi 81345850 50972559
Pada tahun berikutnya terdapat biaya reinvestasi sesuai dengan umur
ekonomis inventaris yang digunakan oleh petani pada awal produksi (Lampiran
2). Namun tidak semua biaya investasi mengalami reinvestasi seperti biaya lahan
dan biaya bibit, yang hanya dilakukan satu kali yaitu diawal tahun pada saat
memulai usahatani kopi arabika. Biaya reinvestasi yang dikeluarkan oleh petani
sesuai dengan umur ekonomis peralatan yang digunakan. Berikut rata-rata biaya
reinvestasi oleh petani dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 21 Rata-rata biaya reinvestasi pada usahatani kopi arabika Kecamatan
Dolok Panribuan Jenis peralatan Umur
ekonomis
(Th)
Jumlah satuan
(unit)
Harga satuan
(Rp)
Total biaya
(Rp)
Cangkul 3 4 84000 336000
Cangkul garpu 4 1 25000 25000
Parang 3 2 35000 70000
Mesin penggilingan 4 1 322500 322500
Ember 3 3 25250 75750
Karung 1 2 3000 6000
Terpal 3 2 100000 100000
Alat penyemprotan 10 1 750000 750000
Total biaya
reinvestasi
1344750 1685250
b. Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan sejumlah biaya yang dikeluar oleh petani setiap
tahunnya selama proses produksi berjalan. Biaya operasional dibagi kedalam dua
bagian yaitu biaya tetap dan biaya operasional. Beberapa petani kopi arabika di
Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun mengeluarkan biaya tetap
yaitu petani yang menyewa lahan untuk mengusahakan usahatani kopi arabika,
dengan rata-rata sewa lahan per tahun adalah Rp 2.000.000. Sedangkan biaya
lainnya yang dikeluarkan oleh petani kopi arabika adalah biaya pajak bumi dan
bangunan (PBB) bagi petani yang memiliki lahan sendiri.
Untuk biaya variabel, yaitu biaya input produksi seperti penggunaan pupuk dan
biaya faktor produksi seperti tenaga kerja yang digunakan petani pada masa
produksi maupun pasca produksi. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan oleh petani
kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan adalah Rp 35.000 per hari.
Tabel 22 Rata-rata biaya variabel melakukan usahatani kopi arabika Kecamatan
Dolok Panribuan Uraian Total
penggunaan
per tahun
Jumlah Harga satuan
(Rp)
Total biaya
(Rp)
A. Tenaga Kerja
Pegolahan Lahan 1 10.00 35000 350000
Penanaman dan
Penyulaman
1 9.00 35000 315000
penyiangan dan
penggemburan
12 8.00 35000 3360000
Pemangkasan 1 5.00 35000 175000
pemupukan 4 5.00 35000 700000
penyemprotan 1 1.00 30000 30000
panen 12 6.00 35000 2520000
pasca panen 12 5.00 35000 2100000
B. Pupuk
Pupuk kandang (kg) 4 1931.21 700 5407388
Urea (kg) 2 11.55 2000 46200
NPK (kg) 2 48.13 1500 144390
KCL (kg) 2 9.92 2600 51584
Gramoxone (l) 1 1.85 45000 83250
Total biaya variabel 301100 15282812
Untuk biaya variabel tenaga kerja, pada tahun pertama hanya
mengeluarkan biaya pada saat pengolahan lahan, penanaman, dan pemupukan,
sedangkan tahun kedua hingga ke-10 biaya tersebut tidak dikeluarkan. Demikian
halnya dengan biaya pupuk yang dikeluarkan, untuk Gramoxone dilakukan satu
kali dalam dua tahun.
7.3 Analisis Kelayakan Finansial
Analisis kelayakan finansial dapat dilihat dari keempat kriteria kelayakan
investasi melalui perolehan nilai NPV, Net B/C, IRR, dan payback periode. Dari
hasil perhitungan analisis kelayakan finansial pada Lampiran 12, untuk usahatani
kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan dapat dilihat pada Tabel 23.
Tabel 23 Rata-rata hasil finansial usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok
Panribuan
Kriteria Hasil
Net Present Value (NPV) 420906875.10
Net Benefit and Cost Ratio(Net B/C) 3.76
Internal Rate Return (IRR) 32%
Payback Periode (PP) 7.61
Berdasarkan analisis finansial yang tertera pada tabel diatas dapat dilihat
bahwa usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten
Simalungun, Sumatera Utara memperoleh NPV>0 sebesar Rp 420906875.10 yang
artinya bahwa usahatani kopi arabika didaerah penelitian masih layak untuk
diusahakan. Net Present Value yang sama dengan Rp 420906875.10
menunjukkan manfaat besih yang diterima petani selama menjalankan usahatani
kopi arabika sesuai dengan umur tanaman terhadap tingkat diskon (discount rate)
yang berlaku. Selain NPV, kriteria lain yang dianalisis adalah nilai Net B/C>0
yaitu sebesar 3,76 yang artinya, setiap satu rupiah yang dikeluarkan selama umur
usaha menghasilkan Rp 3,76 satuan manfaat bersih. Nilai IRR yang diperoleh dari
usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan adalah 32 persen dimana
nilai IRR lebih besar dibandingkan dengan nilai discount rate yang berlaku yaitu
sebesar enam persen. Nilai IRR yang menunjukkan 32 persen dan IRR> 6 persen
maka tingkat pengembalian internal usaha sebesar 32 persen. Dan untuk periode
pengembalian biaya investasi dapat diperoleh pada saat umur tanaman mencapai 7
tahun 7 bulan 10 hari. Dari hasil keempat kriteria tersebut, maka usahatani kopi
arabika di Kecamatan Dolok Panribuan masih layak untuk dijalankan.
7.4 Analisis Laba Rugi
Perhitungan laba rugi per tahun digunakan untuk mengetahui pendapatan
bersih setelah dikurangi nilai bunga dan pajak. Pajak yang dikeluarkan oleh petani
kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan merupakan pajak lahan sebesar Rp.
70000 per hektar sesuai dengan harga pajak lahan di daerah penelitian. Dari hasil
perhitungan analisis laba rugi yang dialami petani dalam melakukan usahatani
kopi arabika dengan waktu 15 tahun adalah sebagai berikut.
Tabel 24 Rata-rata Hasil Analisis Laba Rugi Usahatani Kopi Arabika Kecamatan
Dolok Panribuan per Hektar Th Uraian
Total inflow Total biaya
variabel
Laba kotor Total biaya tetap Laba bersih
1 0.00 41877972.24 -41877972.20 424966.67 -42302938.90
2 14277671.17 45184376.77 -30906705.60 424966.67 -31331672.27
3 81270263.91 89464376.77 -8194112.86 424966.67 -8619079.53
4 114134541.00 89464376.80 24670164.70 424966.67 24245197.99
5 222907243.70 89464376.77 133442866.90 424966.67 133017900.22
6 231490486.30 91139836.14 140350650.20 424966.67 139925683.48
7 203185008.80 77716080.23 112045172.70 424966.67 125043961.90
8 193360766.10 77716080.23 102220930.00 424966.67 115219719.20
9 159185407.50 77716080.23 68045571.36 424966.67 81044360.60
10 149378260.50 77716080.23 58238424.36 424966.67 71237213.60
11 137700000.00 77716080.23 46560163.86 424966.67 59558953.10
12 137700000.00 77716080.23 46560163.86 424966.67 59558953.10
13 120487500.00 77716080.23 29347663.86 424966.67 42346453.10
14 116185752.00 77716080.23 25045915.86 424966.67 38044705.10
15 116185752.00 77716080.23 25045915.86 424966.67 38044705.10
Dalam perhitungan analisa laporan laba rugi selama melakukan usahatani
kopi arabika, tidak menemukan biaya bunga pinjaman. Hal ini disebabkan petani
tidak melakukan peminjaman terhadap lembaga keuangan dalam menjalankan
usahanya. Jadi modal yang digunakan oleh petani adalah modal mandiri yaitu
modal yang dikeluarkan oleh petani kopi arabika sendiri. Oleh karena itu, biaya
bunga tidak mempengaruhi laba yang diperoleh petani selama melakukan
usahataninya.
7.5 Analisis Switching Value
Analisis switching value dilakukan dengan menggunakan nilai pengganti
(switching value) hingga memperoleh nilai NPV mendekati angka nol. Dari hasil
analisis kelayakan finansial menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika di
Kecamatan Dolok Panribuan layak untuk dijalankan berdasarkan keempat kriteria
yang telah dibahas. Namun keadaan tersebut terjadi apabila tidak terdapat
perubahan atau hal lainnya bersifat cateris paribus. Namun apabila terjadi
perubahan pada biaya variabel maupun harga jual produksi yang berubah maka
hasil kelayakan finansial juga akan berubah. Dengan demikian, perlu dilakukan
analisis switching value terhadap arus manfaat dan biaya. Didalam penelitian ini,
beberapa asumsi yang digunakan untuk menganalisa perubahan manfaat dan biaya
antara lain:
a. Penurunan penjualan, yaitu harga jual yang terjadi di pasar mengalami
kemerosotan harga, atau jumlah produksi yang menurun akibat tanaman
diserang hama penyakit.
b. Kenaikan harga pupuk dengan harga jual biji kopi tidak sepadan, yang
mengakibatkan petani mengurangi penggunaan pupuk. Namun hal tersebut
tidak terlalu menunjukkan perubahan yang signifikan dibandingkan
dengan penurunan harga jual dan penurunan jumlah produksi.
c. Biaya tenaga kerja diasumsikan tetap karena perubahan biaya tenaga kerja
tidak terlalu signifikan, apabila dibandingkan dengan perubahan harga jual
dan jumlah produksi.
Hasil perhitungan switching value pada usahatani kopi arabika dapat
dilihat pada Tabel 25. Dari hasil analisis switching value diketahui bahwa batas
optimal perubahan nilai yang dapat mempengaruhi komponen inflow seperti
penurunan produksi dan harga jual, serta komponen outflow seperti kenaikan upah
tenaga kerja dan biaya produksi. Berdasarkan perhitungan dan analisis switching
value diketahui bahwa perubahan nilai batas optimal terhadap penurunan
penjualan atau jumlah produksi adalah 34.15 persen. Hal ini menunjukkan kepada
penanam modal bahwa penurunan produksi kopi arabika yang dapat ditoleransi
sampai 34.15 persen dari hasil produksi dengan rata-rata 5892.929 kg per
tahunnya. Sedangkan batas perubahan optimal terhadap harga jual adalah 28.94
persen, hal ini menunjukkan bahwa harga jual lebih sensitif terhadap perubahan
nilai dibandingkan dengan jumlah produksi. Apabila perubahan harga jual
mencapai batas 10871.46 rupiah harga kopi arabika per kilogramnya maka
usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun
tidak layak lagi untuk diusahakan, karena petani maupun penanam modal akan
sangat dirugikan.
Sedangkan komponen outflow yang berpengaruh terhadap perubahan nilai
maksimum meskipun tidak terlalu sensitif adalah kenaikan upah tenaga kerja yang
mencapai 52.76 persen dari upah tenaga kerja biasanya yaitu sebesar 53396 rupiah
per orang. Hal ini menunjukkan bahwa kenaikan upah tenaga kerja dapat
ditoleransi hingga mencapai batas optimal sebesar 53 396 rupiah.
Tabel 25 Hasil Analisis Switching Value Usahatani Kopi Arabika Kecamatan
Dolok Panribuan
Perubahan Persentase (%)
Penurunan produksi 34.1495001
Penurunan harga jual 28.9446901
Kenaikan upah tenaga kerja 52.7551001
Berdasarkan hasil analisis switching value terhadap usahatani kopi arabika,
dapat disimpulkan bahwa pada komponen inflow harga jual lebih merespon
terhadap perubahan nilai dibandingkan dengan penurunan jumlah produksi.
Sedangkan komponen outflow kenaikan upah tenaga kerja lebih merespon
dibanding dengan kenaikan biaya produksi seperti kenaikan harga pupuk hingga
mencapai 75.8 persen belum mempengaruhi biaya yang dikeluarkan oleh petani.
8 KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dengan menggunakan alat analisis kelayakan finansial
maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Dari aspek non finansial, usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan masih layak untuk diusahakan. Dengan jumlah penawaran dan
permintaan yang terjadi dengan harga jual 15,000 rupiah petani memperoleh
penerimaan dari hasil produksinya. Total penerimaan petani kopi arabika dari
hasil usahatani yang dilakukan selama 15 tahun adalah Rp. 850792791.7, hal
ini menunjukkan bahwa usahatani kopi arabika dari aspek pasar layak untuk
diusahakan. Dari segi aspek teknis, bentuk dan ketinggian lahan dari
permukaan laut yang mencapai 1150 m dpl serta suhu 22 derajat celcius
merupakan faktor pendukung bagi petani untuk mengelola usahataninya.
Meski penggunaan peralatan yang masih sangat tradisional, pengelolaan
usahatani kopi arabika oleh petani masih layak untuk dilaksanakan dengan
bantuan tenaga kerja diluar keluarga dengan upah 35,000 rupiah per harinya.
2. Usahatani kopi di Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun
Sumatera Utara dengan rataan umur tanaman sepuluh tahun dan dengan rata-
rata luas lahan 0.5 Ha secara finansial layak untuk diusahakan. Hal ini dapat
dilihat dari nilai rata-rata Net Present Value (NPV) > 0 yaitu sebesar
420,906,875.10 rupiah selama 15 tahun umur tanaman , nilai IRR> i sebesar
30 persen, nilai Net B/C > 1 sebesar 3,76 dan lamanya pengembalian modal 7
tahun 7 bulan 10 hari.
3. Hasil analisis switching value, variabel yang sangat mempengaruhi
penerimaan apabila terjadi perubahan nilai adalah penurunan harga jual
dengan batas optimal 28.94 persen atau turun menjadi 10871.46 per
kilogramnya, sedangkan perubahan nilai terhadap penurunan produksi
mencapai batas optimal hingga 34.15 persen atau rata- rata produksi 5,892.93
kilogram per hektar dalam satu tahun. Apabila perubahan nilai terhadap
penurunan harga jual dan jumlah produksi melewati ambang batas toleransi
untuk melakukan investasi, maka usahatani kopi arabika di Kecamatan Dolok
Panribuan tidak layak untuk dijalankan atau dikelola.
4. Perubahan nilai yang mempengaruhi komponen outflow adalah kenaikan
terhadap upah tenaga kerja yang mencapai batas optimal 52.76 persen atau
53,396 rupiah per orang per harinya. Sedangkan kenaikan harga input
produksi seperti pupuk hingga mencapai 78.5 persen belum mempengaruhi
komponen outflow.
8.2 Saran
Dengan mengetahui tingkat kelayakan usahatani kopi arabika di
Kecamatan Dolok Panribuan dari aspek finansial maupun aspek non finansial
maka :
1. Petani mampu meningkatkan jumlah produksi dengan memperhatikan luas
lahan dan penggunaan bibit, kondisi lahan, penggunaan pupuk, serta alat
pertanian yang digunakan.
2. Dianjurkan kepada petani untuk lebih memilah-milah hasil produksi yang
diperoleh sehingga mampu meningkatkan hasil penerimaan dari harga jual
biji kopi arabika sesuai dengan grade yang berbeda.
3. Apabila terjadi perubahan nilai terhadap harga jual, jumlah produksi dan
kenaikan upah tenaga kerja melampui ambang batas optimal maka
disarankan kepada petani ataupun penanam modal untuk mengganti
investasi dari komoditi kopi dengan komoditi lain, atau memperluas lahan
maupun mendepositokan modal kepada bank.
4. Pemerintah setempat bekerja sama dengan instansi terkait guna membantu
petani dengan pertukaran informasi tentang harga dan permintaan pasar
tentang kopi arabika. Sehingga petani mengetahui perubahan harga pasar
dan permintaan domestik ataupun permintaan kopi arabika secara global,
dengan demikian petani mampu memperkirakan produksi kopi yang akan
dihasilkan dari hasil usahataninya.
5. Kepada peneliti berikutnya dapat membandingkan kelayakan usahatani
kopi arabika yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta dengan
perkebunan rakyat.
DAFTAR PUSTAKA
Anggraini D. 2006. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Permintaan Ekspor Kopi
Indonesia di Amerika Serikat [tesis]. Semarang (ID): Universitas
Diponegoro
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2008. Kumpulan Laporan Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan. Jakarta (ID): BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2009. Kumpulan Laporan Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan. Jakarta (ID): BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Kumpulan Laporan Pertumbuhan Ekonomi
Triwulan. Jakarta (ID): BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Sumatera Utara Dalam Angka. Medan (ID):
BPS
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2010. Simalungun Dalam Angka. Pematang Siantar
(ID): BPS
Hutabarat B. 2004. Kondisi Pasar Dunia dan Dampaknya Terhadap Kinerja
Industri Perekonomian Nasional. Jurnal Agro Ekonomi. Vol.22 No.2: 147-
166
Karo H. 2009. Analisis Usahatani Kopi di Kecamatan Simpang Empat Kabupaten
Karo [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara
Kasmir dan Jakfar. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Prenada Media
Group
[Kemendag] Kementerian Perdagangan. 2011. Statistik Perdagangan. Vol: Buletin
Perdagangan April 2011. Jakarta (ID): Kemendag
Kustiari R. 2007. Perkembangan Pasar Kopi Dunia dan Implikasinya Bagi
Indonesia [jurnal]. Bogor (ID): Forum Penelitian Agro Ekonomi. Vol.25
No.1: 43-45
[KKBP] Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. 2011. Statistik
Perekonomian Vol.1 No.5 Triwulan I. Jakarta (ID): KKBP
Mustopa BA. 2010. Analisis Daya Saing Kopi Indonesia di Pasar Internasional
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Nainggolan H. 2007. Analisis Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Permintaan
Komoditi Kopi di Sumatera Utara [tesis]. Medan (ID): Universitas
Sumatera Utara
Nurmalina R, Tintin S, Arif K. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Bogor (ID): Dep.
Agribisnis FEM IPB
Panggabean Edi. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta (ID): AgroMedia Pustaka
[Pusdatin] Pusat Data dan Informasi Pertanian. 2009. Outlook Pertanian
Perkebunan. Jakarta (ID): Kementan
Ridwan. 2008. Analisis Dampak Kebijakan Terhadap Produksi dan Permintaan
Kopi di Indonesia [jurnal]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Rosari B, Tafakresnanto C, dan Gunarto I.2005. Pola Usahatani dan Analisis
Finansial Komoditas Unggulan Daerah di Kabupaten Sikka Nusa
Tenggara Timur [jurnal]. Nusa Tenggara Timur (ID). Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian.
Sahara D, Dahya, Syam A. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat
Keuntungan Usahatani Kakao di Sulawesi Tenggara [jurnal]. Sulawesi
Tenggara (ID): Balai Pengkajian Teknologi Pertanian.
Siahaan JA. 2008. Analisis Daya Saing Komoditas Kopi Arabika Indonesia di
Pasar Internasional [skripsi]. Bogor [Internet]. [diunduh 2013 Feb 14].
Tersedia pada:
http//repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/2013/5/A08jas.pdf
Silitonga CM. 2008. Analisis Keunggulan Bersaing Kopi Arabika Gayo Organik
di Indonesia [tesis]. Medan (ID): Universitas Terbuka
Soetriono. 2009. Strategi Peningkatan Daya Saing Agribisnis Kopi Robusta
Dengan Model Daya Saing Tree Five [jurnal]. Bogor (ID): DEPTAN
Suliyanto. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta (ID): CV Andi Offset
Umar H. 2010. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama
LAMPIRAN
Lampiran 1 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan per satuan hektar
URAIAN
Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
1.Produksi Kopi 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1
3.Nilai Sisa
TOTAL INFLOW 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
A. ALAT PERTANIAN
a. Cangkul 305000
305000
305000 b. Parang 63500
63500
63500
c. Cangkul garpu 26250
26250
d. Mesin penggiling 375000
375000
e. Ember 67500
67500
67500 f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050
g. Terpal 227000
227000
227000
h. Alat penyemprotan 787500
B. BIBIT 1495421.627
C. LAHAN 80000000
TOTAL BIAYA INVESTASI 83354221.63 7050 7050 670050 408300 7050 670050 7050
3. BIAYA PRODUKSI
A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 7968613.355
b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638
c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 6711877.953 6711877.953
d. Pemangkasan
1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan
30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen
7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen
7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE
83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA PRODUKSI 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.77 89464376.77 91139836.14 77716080.23 77716080.23
4. PAJAK 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000
TOTAL OUT FLOW 125302193.9 45261426.77 89541426.77 90204426.77 89942676.77 91216886.14 78456130.23 77793130.23
NET BENEFIT -125302194 -30983755.6 -8271162.865 23930114.65 132964566.9 140273600.2 124728878.6 115567635.9
DISCOUNT FACTOR 6% 0.943396226 0.88999644 0.839619283 0.792093663 0.747258173 0.70496054 0.665057114 0.627412371
PV/TAHUN -118209617 -27575432.2 -6944627.834 18954892.18 99358859.31 98887352.97 82951827.96 72508564.5
Lampiran 1 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan per satuan hektar
URAIAN
Tahun
9 10 11 12 13 14 15
INFLOW
1.Produksi Kopi
159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752
3.Nilai Sisa
498375
TOTAL INFLOW
159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116684127
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
A. ALAT PERTANIAN
a. Cangkul
305000
305000 b. Parang
63500
63500
c. Cangkul garpu
26250
26250
d. Mesin penggiling
375000
375000
e. Ember
67500
67500 f. Karung
7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050
g. Terpal
227000
227000
h. Alat penyemprotan
787500
B. BIBIT C. LAHAN
TOTAL BIAYA INVESTASI
408300 670050 794550 7050 1071300 7050 7050
3. BIAYA PRODUKSI
A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan
b. Penanaman & Penyulaman
c. Penyiangan & Penggemburan
6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953
d. Pemangkasan
1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan
4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan
30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen
30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen
28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS
5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA
23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK
72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL
25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE
83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA PRODUKSI
77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23
4. PAJAK
70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000
TOTAL OUT FLOW
78194380.23 78456130.23 78580630.23 77793130.23 78857380.23 77793130.23 77793130.23
NET BENEFIT 80991027.27 70922130.27 59119369.77 59906869.77 41630119.77 38392621.77 38890996.77
DISCOUNT FACTOR 6%
0.591898464 0.558394777 0.526787525 0.496969364 0.468839022 0.442300964 0.417265061
PV/TAHUN
47938464.6 39602547.11 31143346.5 29771878.94 19517824.65 16981093.63 16227854.13
NPV
421114829.6
IRR
32%
PV POSITIF
573844506.5
PV NEGATIF
-152729676.9
NET B/C
3.757256077
PP 7.61
Lampiran 2 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
PENERIMAAN
Produksi Kopi 0 14277671.17 81270263.9 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1
TOTAL PENERIMAAN 0 14277671.17 81270263.9 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1
PENGELUARAN
BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA
a. Pengolahan Lahan 7968613.355 0 0 0 0 0 0 0
b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638 0 0 0 0 0 0 0
c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.9 20135633.86 20135633.86 20135633.86 6711877.953 6711877.953
d. Pemangkasan 0 0 0 0 0 1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.56 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan 0 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen 0 7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen 0 7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.37 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.5629 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.6508 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE 0 83201.53061 83201.5306 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA VARIABEL 41877972.24 45184376.77 89464376.8 89464376.77 89464376.77 91139836.14 77716080.23 77716080.23
LABA KOTOR -41877972.24 -30906705.6 -8194112.9 24670164.65 133442866.9 140350650.2 125468928.6 115644685.9
BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
LABA BERSIH -42302938.9 -31331672.27 -8619079.5 24245197.99 133017900.2 139925683.5 125043961.9 115219719.2
Lampiran 2 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan
URAIAN Tahun ke-
9 10 11 12 13 14 15
PENERIMAAN
Produksi Kopi 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752
TOTAL PENERIMAAN 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752
PENGELUARAN
BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA
a. Pengolahan Lahan 0 0 0 0 0 0 0
b. Penanaman & Penyulaman 0 0 0 0 0 0 0
c. Penyiangan & Penggemburan 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953
d. Pemangkasan 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA VARIABEL 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23
LABA KOTOR 81469327.27 71662180.27 59983919.77 59983919.77 42771419.77 38469671.77 38469671.77
BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
LABA BERSIH 81044360.6 71237213.6 59558953.1 59558953.1 42346453.1 38044705.1 38044705.1
Lampiran 3 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
penurunan jumlah produksi 34.15 persen
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
1.Produksi Kopi 0 9401916.428 53516867.01 75158154.79 146785512.2 152437619.5 133798323.9 127329012
3.Nilai Sisa TOTAL INFLOW 0 9401916.428 53516867.01 75158154.79 146785512.2 152437619.5 133798323.9 127329012
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
A. ALAT PERTANIAN a. Cangkul 305000
305000
305000
b. Parang 63500
63500
63500
c. Cangkul garpu 26250
26250
d. Mesin penggiling 375000
375000 e. Ember 67500
67500
67500
f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050
g. Terpal 227000
227000
227000
h. Alat penyemprotan 787500 B. BIBIT 1495421.627
C. LAHAN 80000000
TOTAL BIAYA INVESTASI 83354221.63 7050 7050 670050 408300 7050 670050 7050
3. BIAYA PRODUKSI A. UPAH TENAGA KERJA
a. Pengolahan Lahan 7968613.355
b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638
c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 6711877.953 6711877.95
d. Pemangkasan
1675459.361 1675459.361 1675459.36
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.56
f. Penyemprotan
30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen
7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen
7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.37
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.5629
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.6508
F.GRAMOXONE
83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.5306
TOTAL BIAYA PRODUKSI 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.77 89464376.77 91139836.14 77716080.23 77716080.2
4. PAJAK 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000
TOTAL OUT FLOW 125302193.9 45261426.77 89541426.77 90204426.77 89942676.77 91216886.14 78456130.23 77793130.2
NET BENEFIT -125302193.9 -35859510.35 -36024559.77 -15046271.98 56842835.42 61220733.39 55342193.67 49535881.7
DISCOUNT FACTOR 6% 0.943396226 0.88999644 0.839619283 0.792093663 0.747258173 0.70496054 0.665057114 0.62741237
PV/TAHUN -118209616.9 -31914836.55 -30246915.04 -11918056.69 42476273.34 43158201.29 36805719.58 31079425
Lampiran 3 Aliran cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
penurunan jumlah produksi 34.15 persen
URAIAN Tahun ke
9 10 11 12 13 14 15
INFLOW
1.Produksi Kopi 104824370.8 98366316.49 90676124.73 90676124.73 79341609.14 76258093 76258093
3.Nilai Sisa
498375
TOTAL INFLOW 104824370.8 98366316.49 90676124.73 90676124.73 79341609.14 76258093 76756468
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI
A. ALAT PERTANIAN
a. Cangkul
305000
305000 b. Parang
63500
63500
c. Cangkul garpu 26250
26250
d. Mesin penggiling 375000
375000
e. Ember
67500
67500 f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050
g. Terpal
227000
227000
h. Alat penyemprotan
787500
B. BIBIT C. LAHAN TOTAL BIAYA INVESTASI 408300 670050 794550 7050 1071300 7050 7050
3. BIAYA PRODUKSI
A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan b. Penanaman & Penyulaman
c. Penyiangan & Penggemburan 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953
d. Pemangkasan 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA PRODUKSI 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23
4. PAJAK 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000
TOTAL OUT FLOW 78194380.23 78456130.23 78580630.23 77793130.23 78857380.23 77793130.23 77793130.23
NET BENEFIT 26629990.62 19910186.26 12095494.5 12882994.5 484228.9085 -1535037.23 -1036662.23
DISCOUNT FACTOR 6% 0.591898464 0.558394777 0.526787525 0.496969364 0.468839022 0.442300964 0.417265061
PV/TAHUN 15762250.53 11117744.02 6371755.616 6402453.578 227025.408 -678948.447 -432562.928
NPV
0.1218818
IRR
6%
PV POSITIF
193400848.4
PV NEGATIF
-193400937
NET B/C
0.999999544
PP -0.00068087
Lampiran 4 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
penurunan produksi sebesar 34.15 persen
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
1.Produksi Kopi 0 9401916.428 53516867.01 75158154.79 146785512.2 152437619.5 133798323.9 127329012
TOTAL PENERIMAAN 0 9401916.428 53516867.01 75158154.79 146785512.2 152437619.5 133798323.9 127329012
PENGELUARAN
3. BIAYA VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA
a. Pengolahan Lahan 7968613.355 0 0 0 0 0 0 0
b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638 0 0 0 0 0 0 0
c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 6711877.953 6711877.953
d. Pemangkasan 0 0 0 0 0 1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan 0 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen 0 7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen 0 7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE 0 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA VARIABEL 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.77 89464376.77 91139836.14 77716080.23 77716080.23
LABA KOTOR -41877972.24 -35782460.35 -35947509.77 -14306221.98 57321135.42 61297783.39 56082243.67 49612931.74
BIAYA TETAP
A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
LABA BERSIH -42302938.9 -36207427.01 -36372476.43 -14731188.65 56896168.75 60872816.72 55657277 49187965.08
Lampiran 4 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
penurunan produksi sebesar 34.15 persen
URAIAN Tahun ke-
9 10 11 12 13 14 15
PENERIMAAN
1.Produksi Kopi 104824370.8 98366316.49 90676124.73 90676124.73 79341609.14 76258093 76258093
TOTAL PENERIMAAN 104824370.8 98366316.49 90676124.73 90676124.73 79341609.14 76258093 76258093
PENGELUARAN
3. BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 0 0 0 0 0 0 0
b. Penanaman & Penyulaman 0 0 0 0 0 0 0
c. Penyiangan & Penggemburan 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953
d. Pemangkasan 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA VARIABEL 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23
LABA KOTOR 27108290.62 20650236.26 12960044.5 12960044.5 1625528.908 -1457987.23 -1457987.23
BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
B. SEWA LAHAN
TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
LABA BERSIH 26683323.95 20225269.6 12535077.83 12535077.83 1200562.242 -1882953.9 -1882953.9
Lampiran 5 Arus cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
penurunan harga 28.94 persen
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
1.Produksi Kopi 0 10145043.37 57746837.15 81098651.09 158387430.8 164486280.3 144373735.8 137393089.9
3.Nilai Sisa
TOTAL INFLOW 0 10145043.37 57746837.15 81098651.09 158387430.8 164486280.3 144373735.8 137393089.9
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI A. ALAT PERTANIAN a. Cangkul 305000
305000
305000
b. Parang 63500
63500
63500
c. Cangkul garpu 26250
26250 d. Mesin penggiling 375000
375000
e. Ember 67500
67500
67500
f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050
g. Terpal 227000
227000
227000 h. Alat penyemprotan 787500
B. BIBIT 1495421.627
C. LAHAN 80000000
TOTAL BIAYA INVESTASI 83354221.63 7050 7050 670050 408300 7050 670050 7050
2. SEWA LAHAN 3. BIAYA PRODUKSI
A. UPAH TENAGA KERJA
a. Pengolahan Lahan 7968613.355 b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638 c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86
d. Pemangkasan
1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan
30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen
7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen
7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE
83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA PRODUKSI 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.77 89464376.77 91139836.14 91139836.14 91139836.14
4. PAJAK 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000
TOTAL OUT FLOW 125302193.9 45261426.77 89541426.77 90204426.77 89942676.77 91216886.14 91879886.14 91216886.14
NET BENEFIT -125302193.9 -35116383.4 -31794589.63 -9105775.687 68444753.99 73269394.2 52493849.7 46176203.73
DISCOUNT FACTOR 6% 0.943396226 0.88999644 0.839619283 0.792093663 0.747258173 0.70496054 0.665057114 0.627412371
PV/TAHUN -118209616.9 -31253456.22 -26695350.55 -7212627.22 51145901.81 51652031.73 34911408.17 28971521.48
Lampiran 5 Arus cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
penurunan harga 28.94 persen
URAIAN
8 9 10 11 12 13 14 15
INFLOW
1.Produksi Kopi
137393089.9 113109683.2 106141184.6 97843160.49 97843160.49 85612765.43 82556145.1 82556145.1
3.Nilai Sisa
498375
TOTAL INFLOW
137393089.9 113109683.2 106141184.6 97843160.49 97843160.49 85612765.43 82556145.1 83054520.1
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI A. ALAT PERTANIAN a. Cangkul
305000
305000
b. Parang
63500
63500
c. Cangkul garpu
26250
26250 d. Mesin penggiling
375000
375000
e. Ember
67500
67500
f. Karung
7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050
g. Terpal
227000
227000 h. Alat penyemprotan
787500
B. BIBIT
C. LAHAN
TOTAL BIAYA INVESTASI
7050 408300 670050 794550 7050 1071300 7050 7050
3. BIAYA PRODUKSI A. UPAH TENAGA KERJA
a. Pengolahan Lahan
b. Penanaman & Penyulaman c. Penyiangan &
Penggemburan
20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.86
d. Pemangkasan
1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan
4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan
30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen
30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen
28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS
5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA
23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK
72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL
25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE
83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA PRODUKSI
91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14 91139836.14
4. PAJAK
70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000 70000
TOTAL OUT FLOW
91216886.14 91618136.14 91879886.14 92004386.14 91216886.14 92281136.14 91216886.14 91216886.14
NET BENEFIT 46176203.73 21491547.05 14261298.44 5838774.358 6626274.358 -6668370.704 -8660741.038 -8162366.038
DISCOUNT FACTOR 6%
0.627412371 0.591898464 0.558394777 0.526787525 0.496969364 0.468839022 0.442300964 0.417265061
PV/TAHUN
28971521.48 12720813.68 7963434.562 3075793.495 3293055.35 -3126392.401 -3830654.113 -3405870.161
NPV
0.235576099
IRR
6%
PV POSITIF
185770525.7
PV NEGATIF
-193733967.5
NET B/C
0.958894964
PP -0.008292359
Lampiran 6 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
penurunan harga 28.94 persen
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
PENERIMAAN
1.Produksi Kopi 0 10145043.37 57746837.15 81098651.1 158387430.8 164486280 144373736 137393089.9
TOTAL PENERIMAAN 0 10145043.37 57746837.15 81098651.1 158387430.8 164486280 144373736 137393089.9
PENGELUARAN
3. BIAYA VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 7968613.355 0 0 0 0 0 0 0
b. Penanaman & Penyulaman 3598183.638 0 0 0 0 0 0 0
c. Penyiangan & Penggemburan 20135633.86 20135633.86 20135633.86 20135633.9 20135633.86 20135633.9 6711877.95 6711877.953
d. Pemangkasan 0 0 0 0 0 1675459.36 1675459.36 1675459.361
e. Pemupukan 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.56 4904551.564 4904551.56 4904551.56 4904551.564
f. Penyemprotan 0 30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen 0 7560000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen 0 7200000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.37 5149912.371 5149912.37 5149912.37 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.5629 72188.56293 72188.5629 72188.5629 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.6508 25793.65079 25793.6508 25793.6508 25793.65079
F.GRAMOXONE 0 83201.53061 83201.53061 83201.5306 83201.53061 83201.5306 83201.5306 83201.53061
TOTAL BIAYA VARIABEL 41877972.24 45184376.77 89464376.77 89464376.8 89464376.77 91139836.1 77716080.2 77716080.23
LABA KOTOR -41877972.2 -35039333.4 -31717539.63 -8365725.7 68923053.99 73346444.2 66657655.6 59677009.64
BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.667 424966.6667 424966.667 424966.667 424966.6667
B. SEWA LAHAN
TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.667 424966.6667 424966.667 424966.667 424966.6667
LABA BERSIH -42302938.9 -35464300.1 -32142506.3 -8790692.4 68498087.33 72921477.5 66232688.9 59252042.97
Lampiran 6 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
penurunan harga 28.94 persen
URAIAN
9 10 11 12 13 14 15
PENERIMAAN
1.Produksi Kopi
113109683.2 106141184.6 97843160.49 97843160.49 85612765.43 82556145.1 82556145.1
3.Nilai Sisa
TOTAL PENERIMAAN
113109683.2 106141184.6 97843160.49 97843160.49 85612765.43 82556145.1 82556145.1
PENGELUARAN
3. BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA
a. Pengolahan Lahan
0 0 0 0 0 0 0
b. Penanaman & Penyulaman
0 0 0 0 0 0 0
c. Penyiangan & Penggemburan
6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953 6711877.953
d. Pemangkasan
1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361 1675459.361
e. Pemupukan
4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564 4904551.564
f. Penyemprotan
30000 30000 30000 30000 30000 30000 30000
g. Panen
30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000 30240000
h. Pasca panen
28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000 28800000
B.KOMPOS
5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA
23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK
72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL
25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE
83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA VARIABEL
77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23 77716080.23
LABA KOTOR
35393602.95 28425104.35 20127080.26 20127080.26 7896685.201 4840064.867 4840064.867
BIAYA TETAP
A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI
424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
B. SEWA LAHAN
TOTAL BIAYA TETAP
424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
LABA BERSIH
34968636.29 28000137.68 19702113.6 19702113.6 7471718.534 4415098.201 4415098.201
Lampiran 7 Arus cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
kenaikan upah TK 52.76 persen
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
INFLOW
1.Produksi Kopi 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1
3.Nilai Sisa
TOTAL INFLOW 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI A. ALAT PERTANIAN
a. Cangkul 305000
305000
305000
b. Parang 63500
63500
63500 c. Cangkul garpu 26250
26250
d. Mesin penggiling 375000
375000
e. Ember 67500
67500
67500
f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050
g. Terpal 227000
227000
227000 h. Alat penyemprotan 787500
B. BIBIT 1495421.627
C. LAHAN 80000000 TOTAL BIAYA INVESTASI 83354221.63 7050 7050 670050 408300 7050 670050 7050
2. SEWA LAHAN
3. BIAYA PRODUKSI
A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 12172463.31
b. Penanaman & Penyulaman 5496409.018
c. Penyiangan & Penggemburan 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 23676491.79 23676491.79
d. Pemangkasan
2559349.624 2559349.624 2559349.624
e. Pemupukan 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651
f. Penyemprotan
45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003
g. Panen
11548285.57 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27
h. Pasca panen
10998367.21 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE
83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA PRODUKSI 61190022.45 66196830.96 133836789.3 133836789.3 133836789.3 136396138.9 129314423 129314423
4. PAJAK 0 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL OUT FLOW 144544244.1 66203880.96 133843839.3 134506839.3 134245089.3 136403188.9 129984473 129321473
NET BENEFIT -144544244.1 -51926209.79 -52573575.38 -20372297.86 88662154.37 95087297.37 73200535.74 64039293.1
DISCOUNT FACTOR 6% 0.943396226 0.88999644 0.839619283 0.792093663 0.747258173 0.70496054 0.665057114 0.627412371
PV/TAHUN -136362494.4 -46214141.86 -44141787.67 -16136768.04 66253519.48 67032792.55 48682537.02 40179044.74
Lampiran 7 Arus cashflow usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
kenaikan upah TK 52.76 persen
URAIAN
9 10 11 12 13 14 15
INFLOW
1.Produksi Kopi 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752
3.Nilai Sisa
498375
TOTAL INFLOW 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116684127
OUTFLOW
1. BIAYA INVESTASI A. ALAT PERTANIAN
a. Cangkul
305000
305000
b. Parang
63500
63500 c. Cangkul garpu 26250
26250
d. Mesin penggiling 375000
375000
e. Ember
67500
67500
f. Karung 7050 7050 7050 7050 7050 7050 7050
g. Terpal
227000
227000 h. Alat penyemprotan
787500
B. BIBIT
C. LAHAN TOTAL BIAYA INVESTASI 408300 670050 794550 7050 1071300 7050 7050
2. SEWA LAHAN
3. BIAYA PRODUKSI
A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan b. Penanaman & Penyulaman
c. Penyiangan & Penggemburan 23676491.79 23676491.79 23676491.79 23676491.79 23676491.79 23676491.79 23676491.79
d. Pemangkasan 2559349.624 2559349.624 2559349.624 2559349.624 2559349.624 2559349.624 2559349.624
e. Pemupukan 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651
f. Penyemprotan 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003
g. Panen 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27
h. Pasca panen 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA PRODUKSI 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423
4. PAJAK 0 0 0 0 0 0 0
TOTAL OUT FLOW 129722723 129984473 130108973 129321473 130385723 129321473 129321473
NET BENEFIT 29462684.45 19393787.45 7591026.953 8378526.953 -9898223.047 -13135721.05 -12637346
DISCOUNT FACTOR 6% 0.591898464 0.558394777 0.526787525 0.496969364 0.468839022 0.442300964 0.417265061
PV/TAHUN 17438917.66 10829389.62 3998858.304 4163871.208 -4640673.215 -5809942.087 -5273122.97
NPV
0.327166233
IRR
6%
PV POSITIF
182576636.6
PV NEGATIF
-226718424
NET B/C
0.805301278
PP 0.18339301
Lampiran 8 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value kenaikan upah Tenaga
kerja 52.76 persen
URAIAN Tahun ke-
1 2 3 4 5 6 7 8
PENERIMAAN
1.Produksi Kopi 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1
TOTAL PENERIMAAN 0 14277671.17 81270263.91 114134541.4 222907243.7 231490486.3 203185008.8 193360766.1
PENGELUARAN
3. BIAYA VARIABEL
A. UPAH TENAGA KERJA a. Pengolahan Lahan 12172463.31
b. Penanaman & Penyulaman 5496409.018
c. Penyiangan & Penggemburan 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 30758207.66 23676491.79 23676491.79
d. Pemangkasan 0 0 0 0 0 2559349.624 2559349.624 2559349.624
e. Pemupukan 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651 7491952.651
f. Penyemprotan 0 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003 45826.53003
g. Panen 0 11548285.57 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27 46193142.27
h. Pasca panen 0 10998367.21 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83 43993468.83
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE 0 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA VARIABEL 61190022.45 66196830.96 133836789.3 133836789.3 133836789.3 136396138.9 129314423 129314423
LABA KOTOR -61190022.45 -51919159.79 -52566525.38 -19702247.86 89070454.37 95094347.37 73870585.74 64046343.1
BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667 424966.6667
LABA BERSIH -61614989.12 -52344126.46 -52991492.04 -20127214.53 88645487.71 94669380.71 73445619.08 63621376.43
Lampiran 8 Laporan laba rugi usahatani kopi arabika Kecamatan Dolok Panribuan dengan Nilai Switching Value
kenaikan upah Tenaga kerja 52.76 persen
URAIAN
9 10 11 12 13 14 15
PENERIMAAN
1.Produksi Kopi 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752
TOTAL PENERIMAAN 159185407.5 149378260.5 137700000 137700000 120487500 116185752 116185752
PENGELUARAN
3. BIAYA VARIABEL A. UPAH TENAGA KERJA
a. Pengolahan Lahan
b. Penanaman & Penyulaman
c. Penyiangan & Penggemburan 23676491.79 23676491.79 23676492 23676492 23676491.79 23676491.79 23676491.79
d. Pemangkasan 2559349.624 2559349.624 2559349.6 2559349.6 2559349.624 2559349.624 2559349.624
e. Pemupukan 7491952.651 7491952.651 7491952.7 7491952.7 7491952.651 7491952.651 7491952.651
f. Penyemprotan 45826.53003 45826.53003 45826.53 45826.53 45826.53003 45826.53003 45826.53003
g. Panen 46193142.27 46193142.27 46193142 46193142 46193142.27 46193142.27 46193142.27
h. Pasca panen 43993468.83 43993468.83 43993469 43993469 43993468.83 43993468.83 43993468.83
B.KOMPOS 5149912.371 5149912.371 5149912.4 5149912.4 5149912.371 5149912.371 5149912.371
C.UREA 23095.2381 23095.2381 23095.238 23095.238 23095.2381 23095.2381 23095.2381
D.NPK 72188.56293 72188.56293 72188.563 72188.563 72188.56293 72188.56293 72188.56293
E.KCL 25793.65079 25793.65079 25793.651 25793.651 25793.65079 25793.65079 25793.65079
F.GRAMOXONE 83201.53061 83201.53061 83201.531 83201.531 83201.53061 83201.53061 83201.53061
TOTAL BIAYA VARIABEL 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423 129314423
LABA KOTOR 29870984.45 20063837.45 8385577 8385577 -8826923.047 -13128671.05 -13128671.05
BIAYA TETAP A. PENYUSUTAN ALAT INVESTASI 424966.6667 424966.6667 424966.67 424966.67 424966.6667 424966.6667 424966.6667
TOTAL BIAYA TETAP 424966.6667 424966.6667 424966.67 424966.67 424966.6667 424966.6667 424966.6667
LABA BERSIH 29446017.79 19638870.79 7960610.3 7960610.3 -9251889.713 -13553637.71 -13553637.71
Recommended