View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Jakarta, 19 Februari 2020
KEMENTERIAN PERINDUSTRIANREPUBLIK INDONESIA
mendorong daya saing industri pengguna gas bumi
melalui harga beli gas bumi yang kompetitif
Daftar isi
I. Kinerja Ekonomi dan Sektor Industri Secara Umum
II. Rationale Pengurangan Harga Gas Bumi Sektor Industri
III. Analisis Manfaat Program Penurunan Harga Gas Bumi Industri
IV. On Going Measures
V. Kesimpulan dan Tindak Lanjut
2
3,64
4,50
4,78 5,03 5,69
5,50 6,35 6,01
4,63 6,38
6,17 6,03
5,56 5,01
4,88
5,03
5,07
5,17 5,02
5,3 5,7 6
6,36,5
4,86
5,69 5,97
7,51 5,86 5,27 5,15
4,05
2,56 3,82
7,46 6,98
5,45
5,61
5,05 4,43
4,85
4,77 4,34
5,3
5,55,9
6,5 78,73
(50,47)
43,09
(16,14)
53,97
(4,43)
42,94
11,36
(27,45)
1,68
74,95
51,79
29,42
0,12
18,72
42,21
(18,17)(19,11)
(2,86)
42,03
21,49 21,77 21,82 21,62
(10,22)
2,42
5,50
18,43
13,95 16,97 17,35
15,57
(16,94)
33,30
24,71
(4,74)(2,50)
3,99
(9,31)
1,75
13,21
4,01
(2,73)
5,71
7,4 8,98 10,34 11,28
-60
-40
-20
0
20
40
60
80
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
PER
SEN
(%
)
Ekonomi Indonesia PDB Industri Pengolahan Non Migas
Investasi Industri Pengolahan Ekspor Industri Pengolahan Non Migas
PERKEMBANGAN MAKRO EKONOMI TAHUN 2000-2024
I. Kinerja Ekonomi dan Sektor Industri Secara Umum
3
KINERJA INDUSTRI TAHUN 2015 S.D 2019
Sumber: BPS
• Sektor industri pengolahan tumbuh lebih
rendah dari perekonomian Indonesia
sejak tahun 2016. Di tahun 2019, sektor
industri pengolahan tumbuh 3,80 persen,
sedangkan PDB Indonesia tumbuh 5,02
persen.
• Industri pengolahan non-migas
mengalami perlambatan selama 3 tahun
terakhir. Di tahun 2019 sektor industri
pengolahan non-migas tumbuh 4,34
persen.
• Kondisi ini mengakibatkan share PDB
industri pengolahan turun menjadi di
bawah 20 persen yang sudah terjadi
selama 2 tahun terakhir. Di tahun
menjadi 2019, share PDB industri
pengolahan adalah sebesar 19,7 persen.
• Kebijakan dan program harus diarahkan
untuk membawa pertumbuhan sektor
industri non migas berada di atas
pertumbuhan Ekonomi. Kontribusi
industri pengolahan harus di atas 20
persen.4
Sumber:
BPS, 2020
3,8
4,3
15,3455
8,8616
8,4815
8,352
7,7786
5,1701
3,3558
2,8348
-0,5089
-0,9937
-1,0272
-3,4255
-4,1295
-4,5543
-5,5189
Industri Pengolahan
Industri Pengolahan Non-Migas
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan…
Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional
Industri Furnitur
Industri Makanan dan Minuman
Industri Pengolahan Lainnya; Jasa Reparasi dan…
Industri Pengolahan Tembakau
Industri Logam Dasar
Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik,…
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
Industri Barang Galian bukan Logam
Industri Alat Angkutan
Industri Mesin dan Perlengkapan
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus dan Barang…
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
KONTRIBUSI INDUSTRI MANUFAKTUR
(USD Miliar)
Ekspor
75,2611
72,6731
2018 2019
PMA Industri – Milyar USD PMDN Industri – Trilyun Rupiah
3,4
%
10,4
9,5
2018 2019
1,9
%
KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN PADA EKONOMI NASIONAL TAHUN 2019
PDB NASIONAL (%)
5
-4,7947
-0,0898
3,8252
8,7262
15,3455
-6,00
0,00
6,00
12,00
18,00
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Tekstil dan Pakaian Jadi
-0,1603
2,6122
0,33251,4331
8,8616
-2,81
0,00
2,81
5,63
8,44
11,25
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan Reproduksi Media Rekaman
7,6056
5,84
4,534
-1,4192
8,4815
-2,81
0,00
2,81
5,63
8,44
11,25
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Kimia, Farmasi dan ObatTradisional
5,1661
0,4611
3,6501
2,2152
8,352
0,00
2,25
4,50
6,75
9,00
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Furnitur
4,6622
-3,0399-1,6818
-0,8301
5,1701
-5,25
-2,63
0,00
2,63
5,25
7,88
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Pengolahan Lainnya; JasaReparasi dan Pemasangan Mesin danPeralatan
KINERJA PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2015 S.D 2019
SEKTOR YANG MENGALAMI PENINGKATAN KINERJA
• Pengelompokan sektor industri
berdasarkan klasifikasi data
BPS
• Sumber data: BPS 2019
• Sektor Industri Pengguna
potensial Produk Oleochemical
: (i). industri kimia, farmasi, dan
obat, (ii). Industri tekstil dan
pakaian jadi, dsb 6
7,5378,3272
9,2266
7,9127 7,7786
0,00
2,50
5,00
7,50
10,00
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Makanan dan Minuman
6,2374
1,5764
-0,643
3,5192 3,3558
-2,19
0,00
2,19
4,38
6,56
8,75
2015 2016 2017 2018 2019
Industri PengolahanTembakau
3,9686
8,3592
2,2172
9,4246
-0,9937-3,13
0,00
3,13
6,25
9,38
12,50
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Kulit, Barang dari Kulit dan Alas Kaki
-1,6311
1,7374
0,12910,7546
-4,5543-5,63
-3,75
-1,88
0,00
1,88
3,75
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Kayu, Barang dari Kayu danGabus dan Barang Anyaman dariBambu, Rotan dan Sejenisnya
5,0356
-8,5047
2,4677
6,9223
-5,5189
-13,50
-9,00
-4,50
0,00
4,50
9,00
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik
KINERJA PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2015 S.D 2019
SEKTOR YANG MENGALAMI PENURUNAN KINERJA .... (1)
• Pengelompokan sektor industri
berdasarkan klasifikasi data BPS
• Sumber data: BPS Tahun 2019
• Sektor Industri Pengguna potensial
Produk Oleochemical yang terdampak
: (i). industri makanan-minuman, (ii).
Industri Karet, Barang dari Karet, dan
Plastik, (iii). Industri Kulit, barang dari
Kulit dan Alas kaki7
6,02555,4651
-0,864
2,7498
-1,0272-2,19
0,00
2,19
4,38
6,56
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Barang Galian bukanLogam
6,2074
0,9942
5,8732
8,9891
2,8348
0,00
2,25
4,50
6,75
9,00
11,25
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Logam Dasar
7,8321
4,32822,7922
-0,6066 -0,5089-2,50
0,00
2,50
5,00
7,50
10,00
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Barang Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik
7,5812
5,0481 5,5545
9,4886
-4,1295-7,50
-3,75
0,00
3,75
7,50
11,25
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Mesin dan Perlengkapan
2,3967
4,5172
3,67654,2421
-3,4255
-5,00
-2,50
0,00
2,50
5,00
2015 2016 2017 2018 2019
Industri Alat Angkutan
8
• Pengelompokan sektor industri
berdasarkan klasifikasi data BPS
• Sumber data: BPS Tahun 2019
• Terdapat Dampak tidak langsung
penurunan kinerja subsektor industri
ini terhadap prospek kinerja industri
oleokimia:
KINERJA PERTUMBUHAN SEKTOR INDUSTRI TAHUN 2015 S.D 2019
SEKTOR YANG MENGALAMI PENURUNAN KINERJA .... (2)
KINERJA EKSPOR – IMPOR SEKTOR INDUSTRI S.D. OCT 2019
9
KINERJA EKSPOR – IMPOR SEKTOR INDUSTRI S.D. OCT 2019
10
KONTRIBUSI SEKTOR INDUSTRI PADA PENDAPATAN NEGARA S.D. SEPT 2019
11
Tahun 2015-2019
No INDIKATOR 2015 2016 2017 2018 2019
1 Ekonomi Indonesia 4,88 5,03 5,07 5,17 5,02
2 PDB Industri Pengolahan Non Migas 5,05 4,43 4,85 4,77 4,34
3 Investasi Industri Pengolahan 18,72 42,21 (18,17) (19,11) (2,86)
4 Ekspor Industri Pengolahan Non Migas (9,31) 1,75 13,21 4,01 (2,73)
5 Ni lai Investasi Industri Pengolahan (Rp Tri liun) 236,1 335,8 274,8 222,3 215,9
6Ni lai Ekspor Industri Pengolahan Non Migas (USD
Mil iar)108,60 110,50 125,10 130,12 126,57
4,88
5,03
5,07 5,17
5,02 5,05 4,43
4,85
4,77 4,34
18,72
42,21
(18,17) (19,11)(2,86)
(9,31)
1,75
13,21
4,01 (2,73)
-30
-20
-10
0
10
20
30
40
50
2015 2016 2017 2018 2019
PE
RS
EN
(%
)
Ekonomi Indonesia PDB Industri Pengolahan Non Migas
Investasi Industri Pengolahan Ekspor Industri Pengolahan Non Migas
5,35,7
6
6,3 6,55,3 5,5 5,9
6,57
42,03
21,49 21,77 21,82 21,62
5,71 7,4 8,98 10,34 11,28
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
2020 2021 2022 2023 2024
PE
RS
EN
(%
)
Ekonomi Indonesia PDB Industri Pengolahan Non Migas
Investasi Industri Pengolahan Ekspor Industri Pengolahan Non Migas
No INDIKATOR 2020 2021 2022 2023 2024
1 Ekonomi Indonesia 5,3 5,7 6 6,3 6,5
2 PDB Industri Pengolahan Non Migas 5,3 5,5 5,9 6,5 7
3 Investasi Industri Pengolahan 42,03 21,49 21,77 21,82 21,62
4 Ekspor Industri Pengolahan Non Migas 5,71 7,4 8,98 10,34 11,28
5 Ni lai Investasi Industri Pengolahan (Rp Tri liun) 306,7 372,6 453,7 552,7 672,2
6Ni lai Ekspor Industri Pengolahan Non Migas (USD
Mi l iar)133,80 143,70 156,60 172,80 192,30
Tahun 2020-2024Sumber : BPS (PDB dan Ekspor) dan BKPM (Investasi)Catatan:- Pertumbuhan PDB 2001-2009 ADHK 2000=100- Pertumbuhan PDB 2010-2019 ADHK 2010=100
PROYEKSI KINERJA EKONOMI INDUSTRI KABINET KERJA I DAN II
12
II. Rationale Pengurangan Harga Gas Bumi Sektor Industri
KebijakanHarga Gas
(Harga Gas Turun)
DampakMultiplier
OUTPUT Naik
PDB Naik PPN Naik
ImporNaik*)
Pajak Bea Masuk Naik
Profit Perusahaan
Naik
PPh BadanNaik
Upah TK Naik
PPh OrangNaik
JumlahTenaga Kerja
Naik
• Penerimaan pemerintahdari bagi hasil penjualangas turun
OmsetPenjualan Gas
Turun
*) Catatan : Impor akan naik dengan asumsi meningkatnya kapasitas produksi dalam negeri akan
meningkatkan kebutuhan bahan penolong yang masih belum diproduksi di dalam negeri, sehingga
memberikan pajak bea masuk.13
Sumber: Dit Ind Kimia Hulu, 2019
Harga Minyak dan Gas Global
Sumber: Dit Ind Kimia Hulu, 2019 Dari Bloomberg (diolah)
Sumber : FIPGB, 2019
Harga Gas Domestik
WilayahHarga
(USD/MMBTU)
Jawa Bag Barat 9,14
Jawa Bag.Timur 8,01
Sumatera Utara 9,95
Harga Minyak dan Gas Global turun, Harga Gas Domestik Tetap
Faktor Pendukung kebijakan Penurunan Harga
Gas Bumi untuk Sektor Industri
14
Ind
on
esia M
alay
sia
Vie
tnam
Sumber: IGU Wholesale Gas Price Report, May 2018
Wholesale Price by Country 2018
Harga wholesale gas (hulu) di Indonesia di kisaran USD 5-6/MMBTU,
Malaysia sedikit lebih mahal namun masih dibawah USD 6/MMBTU,
sementara Vietnam lebih murah di level USD 5/MMBTU.
Harga transmisi dan distribusi gas di Indonesia masih di bawah rata-
rata ASEAN, namun sedikit lebih mahal dari Malaysia dan lebih murah
dari Vietnam.
Jika dibandingkan dengan Malaysia dan Vietnam harga gas di end
user Indonesia memang lebih tinggi, Malaysia sekitar USD 6-
7/MMBTU, Demikian juga dengan Vietnam harga di end user nya
hanya USD 6-6,5/MMBTU.
Sumber: Wood Mackenzie report
15
Komparasi Harga End-user Negara Tetangga, Sumber: Dit Ind Kimia Hulu, 2019
1 Pupuk 5 3,34-6,78 70 791
2 Petrokimia 24 8,93-16,7 70/15-25 468
3 Oleokimia 7 6,7-13,5 15-25 39
4 Baja dan logam lainnya 10 9,0-13,0 20/15-25 229 5,87 8,99
5 Keramik 33 6,4-9,2 20-24 134
6 Kaca 21 6,43-10,87 20-25 110
7 Ban dan Sarung Tangan Karet 24 7,56-14,0 7-14 58 2,47 6,92
124 1829
3,46 2,87
4,85 4,77
5,07 5,17
Pertumbuhan
2018 (%) *No Jenis Industri
Jumlah
Perusahaan
Harga
US$/MMBTU
Struktur
biaya (%)
Kebutuhan
(MMSCFD)
Pertumbuhan
2017 (%) *
Industri Pengolahan Non Migas Pengguna Gas
-1,42
2,75
Industri Pengolahan Non Migas
Pertumbuhan Ekonomi
4,53
-0,86
* Sumber : BPS, Data Kumulatif
Dengan harga gas saat ini memperlihatkan perlambatan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pengguna gas dan di bawah laju pertumbuhan industri pengolahan non migas secarakeseluruhan.
Ketujuh sektor industri tersebut merupakan industri yang lahap energi.
KONTRIBUSI INDUSTRI PENGGUNA GAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
16Sumber: Dit Ind Kimia Hulu, 2019
RATIONALE INDUSTRI OLEOKIMIA SEBAGAI SALAH SATU SEKTOR YANG PERLU
MENDAPATKAN PENGURANGAN HARGA GAS BUMI UNTUK MENDONGKRAK DAYA SAING
• Industri Oleokimia menggunakan gas bumi sebagai bahan penolong untuk pembuatan gas hidrogen dalam proses hidrogenasi pada produksi fatty acid dan fatty alcohol bernilai tambah tinggi.
• Sebagai gambaran, harga CPO sebagai bahan baku industri oleokimia mencapai USD729/MT (Desember 2019), harga fatty acid mencapai USD 1.100/MT, dan harga fatty alcohol mencapai USD 1.300/MT; lebih dari 80% produksi oleokimia nasional untuk pasar ekspor China, USA, Afrika, dsb
• Penggunaan gas bumi oleh industri oleokimia dapat dipertimbangkan masuk kategori “tidak dapat digantikan”, karena opsi lain produksi gas hidrogen berasal dari penguraian methanol, yang harganya lebih mahal daripada gas bumi (methanol juga dihasilkan dari gas bumi).
• Selain itu, Indonesia masih mengimpor methanol dalam jumlah besar, termasuk methanol sebagai bahan penolong produksi Biodiesel dalam rangka program mandatory B30 (mulai 1 Januari 2020).
Kementerian Perindustrian cq. Ditjen Industri Agro mengusulkan agar Industri Oleokimia (KBLI 20115: Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari Hasil Pertanian) dapat dimasukkan dalam sektor industri yang mendapatkan harga khusus pembelian gas bumi, berdasarkan Perpres No 40 Tahun 2016 tentang Penetapan Harga Gas Bumi untuk Industri.
sumber gambar: www.britannica.com
sumber gambar: www.cnnindonesia.com
17
Semakin hilir, nilaitambah semakinbesar, peluangmendapatkanprofit gain sangattinggi.
Pohon Industri Oleokimia dan Bioenergy berbasis Kelapa Sawit
18
Multiplier effects penurunan harga gas bagi industri:• Peningkatan daya saing melalui peningkatan utilisasi dan nilai tambah; • Berdampak positif pada kinerja penjualan, baik dalam negeri maupun ekspor;• Dapat dimanfaatkan untuk pengembangan kualitas dan kapasitas produksi melalui
peningkatan litbang, teknologi, infrastruktur, dan SDM;• Berpengaruh terhadap industri lain yang mendukung industri tersebut (c/o: IKM
dan IRT, industri packaging, industri produk antara), di mana denganbertambahnya kapasitas produksi, maka industri pendukung akan ikut tumbuh;
• Dengan bertumbuhnya industri, maka bertambah pula kontribusi industri padaPDB dan Negara juga akan mendapatkan peningkatan pemasukan.
ANALISA MANFAAT PENURUNAN HARGA GAS INDUSTRI AGRO
Sektor
Harga gas bumi di
hilir saat ini(USD/MMBTU)
Komponen biaya
gas bumi padabiaya produksi
Kebutuhan gas
bumi per tahun(MMBTU)
Harga Gas Bumi di
Hilir US$ 6/MMBTU
Penurunanbiaya
produksi
Pulp & kertas 7,69 – 11,9 4 - 25% 19.446.591 5 – 12%
Makanan & Minuman 7,98 – 14,8 5 - 15% 18.432.000 3 – 15%
Oleokimia 7,22 – 12,99 30% 11.558.040 5 – 16%
19
Bagaimana dengan Industri Oleokimia, apakah manfaat penurunan gas industri akan memberikan multiplier effect bagi kinerja sektor industri dan ekonomi nasional?
III. Analisis Manfaat Program Penurunan Harga Gas Bumi Industri
Upaya-upaya untuk penurunan harga gas sesuaidengan Perpres 40/2016 tentang Penetapan HargaGas Bumi sebesar USD 6/MMBTU
1) Pengurangan porsi penerimaan negara (PNBP) disektor hulu dari PNBP semaksimal mungkindengan tidak mengurangi keuntungan dankeberlanjutan investasi Kontraktor Kontrak KerjaSama (K3S) sehingga dapat menurunkan hargagas industri yang saat ini rata-rata sebesar USD 8-9 /MMBTU.
2) K3S diwajibkan melakukan Domestic MarketObligation (DMO) gas yang bisa diberikan kepadaPGN sehingga akan menjamin ketersediaanalokasi gas untuk industri dengan harga spot yangsaat ini 4,5 USD/MMBTU.
3) Swasta diberikan kemudahan importasi gas untukpengembangan kawasan-kawasan industri yangbelum ada jaringan gas nasional.
IV. On Going Measures
Instruksi Presiden pada RATAS tanggal 6 Januari 2020
1) Harga gas sebesar USD 6/MMBTU.
2) Segera dilaksanakan sesuai PerpresNo 40 Tahun 2016 Untuk 7 SektorIndustri (Industri Pupuk, IndustriPetrokimia, Industri Oleochemical,Industri Baja, Industri Keramik,Industri Kaca, dan Industri SarungTangan Karet).
3) Diselesaikan dalam 3 bulan.
20
1. Kementerian Perindustrian cq. Ditjen Industri Agro cq. Dit IHHP akan terus berkoordinasi
dengan DitjeN IKFT C.q. Dit Industri Kimia Hulu sebagai focal point pelaksanaan tugas
presiden untuk pengurangan harga gas bumi sektor industri.
2. Kementerian Perindustrian akan senantiasa menjalin kerjasama dengan Asosiasi Industri
Oleokimia untuk mengupayakan penurunan harga gas bumibagi sektor industri oleokimia,
khususnya untuk melengkapi analisis cost/benefit, dan prosedur administratif program ini
3. Diperlukan adanya kerjasama (cooperation) , keterbukaan data/informasi (open book),
kebenaran data (truth), kecepatan respon, rasa saling percaya (trust) dan hal – hal yang
dianggap perlu antara Sektor Industri Pengguna, Asosiasi Industri Oleokimia, dan Ditjen
Industri Agro untuk menjalankan Prosedur dalam Program Pengurangan harga gas bumi
bagi sektor Industri Oleokimia dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
4. Diharapkan Sektor Industri Oleokimia dapat segera menikamti fasilitas non fiskal ini dan
mampu mendongkrak kinerja industri dan ekspor produk manufaktur sehingga
menyelesaikan permasalahan nasional berupa defisit neraca perdagangan.
21
V. Kesimpulan dan Langkah Tindak Lanjut
TERIMA KASIH
Recommended