View
241
Download
6
Category
Preview:
Citation preview
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat i
KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM
DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
SATUAN KERJA NON-VERTIKAL TERTENTU PERENCANAAN DAN PENGWASAN
JALAN DAN JEMBATAN
(P2JJ)
PROVINSI SUMATERA BARAT JL. Rasuna Said No. 85 A Padang 25114 Telp (0751) 70 51556 Faks (0751) 70 51556
LARAP
(LAND ACQUSITION AND RESETTLEMENT ACTION PLAN)
PELEBARAN JALAN MANGGOPOH - PADANGSAWAH (RUAS 047.1)
Maret 2011
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
Pub
lic D
iscl
osur
e A
utho
rized
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBAR iii
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB I PENDAHULUAN DAN DESKRIPSI PROYEK 1
Latar Belakang 1
Lokasi Rencana Kegiatan 2
Dimensi Teknis Kegiatan 3
Metodologi 3
BAB II SURVEY SOSIAL EKONOMI DAN INVENTARISASI ASET 7
Gambaran Umum Daerah Penelitian 7
Identifikasi Data Lapangan 10
BAB III KOMPENSASI BANGUNAN, TANAMAN DAN PENANGANAN
PASAR BAWAN
23
Prinsip Kompensasi 23
Estimasi Anggaran Kompensasi 27
BAB IV RENCANA AKSI 31
Kebijakan Pembebasan Lahan dan Pemindahan Penduduk 31
Prosedur dan Proses Pembebasan 32
Prosedur Penanganan Keluhan 35
Monitoring dan Pelaporan 36
Jadwal Pelaksanaan 37
LAMPIRAN
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Lokasi Administrasi Pelebaran Jalan Ruas 047.1 di Kabupaten Agam 2
Tabel 1.2 Dimensi Teknis Rencana Pelebaran Ruas Jalan Nasional Manggopoh –
Padangsawah
3
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Nagari yang dilewati ruas jalan di Kabupaten Agam
(Keadaan Tahun 2008)
7
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Nagari yang dilewati ruas jalan di Kabupaten Pasaman
(Keadaan Tahun 2008)
9
Tabel 2.3 Pekerjaan Utama Penduduk (10 Tahun ke atas) di Nagari Ladangpanjang
(Keadaan Tahun 2008)
9
Tabel 2.4 Distribusi Kuisioner Berdasarkan Kecamatan dan Nagari 14
Tabel 3.1 Harga Patokan Pemerintah berdasarkan Konstruksi Bangunan 23
Tabel 3.2 Harga Pasar Bangunan berdasarkan Fungsi dan Konstruksi 24
Tabel 3.3 Harga Pasar Bangunan lainnya sesuai dimensi dan Jenis Konstruksi 24
Tabel 3.4 Harga Patokan Pemerintah untuk Tanaman Ekonomi 25
Tabel 3.5 Harga Pasar (perkiraan) untuk Tanaman Ekonomi 25
Tabel 3.6 Hasil Studi LARAP untuk Tanaman Ekonomi 25
Tabel 3.7 Rekapitulasi Biaya Larap Pelebaran Jalan Nasional Manggopoh –
Padangsawah di Wilayah Kabupaten Agam
27
Tabel 3.8 Perhitungtan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk menurut Wilayah
Administrasi Kabupaten Agam
28
Tabel 3.9 Perhitungtan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk lainnya menurut Wilayah
Administrasi Kabupaten Agam
28
Tabel 3.10 Perhitungtan Biaya Gantirugi Tanaman Ekonomi Penduduk menurut Wilayah
Administrasi Kabupaten Agam
29
Tabel 3.11 Perhitungtan Biaya Penanganan Pasar Bawan 29
Tabel 3.12 Perhitungtan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk menurut Wilayah
Administrasi Kabupaten Pasaman
30
Tabel 3.13 Perhitungtan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk lainnya menurut Wilayah
Administrasi Kabupaten Pasaman
30
Tabel 4.1
Rencana Kerja Pembebasan Lahan Peningkatan
Ruas Jalan Manggopoh – Padangsawah (Ruas 047.1) di Kabupaten Agam
38
Tabel 4.2 Rencana Kerja Pembebasan Lahan Peningkatan
Ruas Jalan Manggopoh – Padangsawah (Ruas 047.1) di Kabupaten Pasaman
39
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Ilustrasi pencapaian lokasi Ruas 047.1 2
Gambar 1.2 Bagan Alir Metoda Penelitian LARAP 6
Gambar 2.1 Diagram Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Agam 15
Gambar 2.2 Diagram Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Pasaman 15
Gambar 2.3 Diagram Pendapatan Responden di Kabupaten Agam 16
Gambar 2.4 Diagram Pendapatan Tambahan dari Responden 16
Gambar 2.5 Diagram Pendapatan Responden di Kabupaten Pasaman 16
Gambar 2.6 Diagram Pendapatan Tambahan dari Responden Kabupaten Pasaman 17
Gambar 2.7 Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 17
Gambar 2.8 Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga 17
Gambar 2.9 Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Agam 18
Gambar 2.10 Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Pasaman 18
Gambar 2.11 Diagram Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian Kabupaten Agam 18
Gambar 2.12 Diagram Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian Kabupaten Pasaman 19
Gambar 2.13 Diagram Pendapatan Responden K5 di Pasar Bawan 19
Gambar 2.14 Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pedagang 20
Gambar 2.15 Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pedagang 20
Gambar 2.16 Diagram Persepsi Pedagang tentang Rencana Kegiatan 20
Gambar 2.17 Diagram Tanggapan Pedagang tentang Penataan Pasar 21
Gambar 2.18 Diagram Persepsi Masyarakat tentang Rencana Kegiatan di Kabupaten Agam 21
Gambar 2.19 Diagram Persepsi Masyarakat tentang Rencana Kegiatan di Kabupaten Pasaman 21
Gambar 2.20 Diagram Bentuk Kompesasi yang dikehendaki Masyarakat Agam 22
Gambar 2.21 Diagram Bentuk Kompesasi yang dikehendaki Masyarakat Pasaman 22
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 1. Tabel Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh – Padangsawah
1.a. Tabel Daftar Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah
Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam
Bangunan
1.b. Tabel Daftar Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah
Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan IV Nagari Kabupaten Agam
Bangunan
1.c. Tabel Daftar Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah
Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam
Bangunan
1.d. Tabel Daftar Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah
Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan
Kecamatan III Nagari Kabupaten Pasaman
Bangunan
1.e. Tabel Pedagang K5 Di Pasar Bawan TerkenaYang Pembebasan Proyek
Lampiran 2
Format Risalah Konsultasi dan Sosialisasi
Lampiran 3
Flowchart Mekanisme Penanganan Keluhan
Lampiran 4
Formulir Monitoring dan Evaluasi Bulanan Pelaksanaan LARAP
Lampiran 5
a. Rekapitulasi Perhitungan Gantirugi Pelebaran Jalan Link 047.1
b. Perhitungan Gantirugi Pelebaran Jalan Link 047.1 di Kabupaten Agam
c. Perhitungan Gantirugi Pelebaran Jalan Link 047.1 di Kabupaten Pasaman
Lampiran 6
a. Peta Lokasi Ruas Jalan Manggopoh – Padangsawah (Link 047.1) 4 Lembar
b. Gambar Profil Perencanaan di Manggopoh
c. Gambar Cross Section di Manggopoh
d. Gambar Profil Perencanaan di Pasar Bawan
e. Gambar Cross Section di pasar Bawan
f. Gambar Profil Perencanaan di Padangsawah
g. Gambar Cross Section di Padangsawah
Lampiran 7
a. Bahan Pengumuman kepada Warga Sebelum Pelaksanaan Penelitian LARAP
b. Undangan, Daftar Hadir dan Notulasi Workshop Larap oleh Bintek PU Bina Marga
c. Surat Kepala Dinas Binamarga, Tatruang dan Pemukiman tentang Jadual Sosialisasi, Bahan
Informasi Proyek dan Dokumentasi Penempelan Materi Informasi di Kantor Camat dan Kantor
Walinagari di Wilayah Studi
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 1
LATAR BELAKANG
1. Peningkatan kinerja melalui pelebaran pada Jalan Nasional Ruas Mangopoh –
Padangsawah (Ruas 047.1) dilakukan dalam rangka melaksanakan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan sehingga dapat memberikan kenyamanan dan
kelancaran bagi penggunanya. Pelebaran yang seluruhnya dilaksanakan di dalam RUMIJA
sepanjang 32,000 KM dari KM 102+200 sampai KM 134+200 dari Kota Padang ini, dimulai
dari Manggopoh Kabupaten Agam sampai Padangsawah Nagari Ladang Panjang Kabupaten
Pasaman.
2. Walau proyek pelebaran jalan akan dilakukan di tanah milik negara, namun masih
memerlukan pembebasan, terutama terhadap bangunan dan tanaman milik masyarakat yang
berada di dalam RUMIJA. Oleh karena itu, proyek tidak memerlukan pembebasan tanah. Isu
lain yang perlu diperhatikan adalah keberadaan pedagang kaki lima (Padangan K5) yang
berjualan di sepanjang pinggir jalan dan penggunaan bahu jalan sebagai tempat parkir.
Kondisi ini menjadi faktor utama terjadinya kemacetan lalu lintas di depan Pasar Bawan,
terutama pada hari pasar lokal (setiap hari Jumat). Karena pembebasan tanah dan
restrukturisasi pasar sering menimbulkan dampak sosial dan ekonomi, maka sesuai petunjuk
Prosedur Operasional World Bank, OP 4.12, harus ditangani dengan panduan atau kerangka
acuan kerja yang jelas, seperti Rencana Aksi Pembebasan Tanah dan Pemukiman Kembali
(Land Acquisition and Resettlement Action Plan /LARAP).
3. LARAP adalah suatu kegiatan pencarian pola aksi dalam pembebasan lahan, bangunan
dan tanaman (Land Acquisition) serta pemindahan penduduk (Resettlement) yang
menggunakan pendekatan partisipasi, sehingga mendapatkan suatu kerangka kerja dalam
pelaksanaan kegiatan pembebasan yang dibutuhkan dalam pembangunan. Namun kegiatan
pelebaran Ruas Jalan Mangopoh – Padangsawah ini tidak memerlukan pemindahan
penduduk. Hasil studi dan pendataan terhadap masyarakat yang terkena pelebaran jalan, akan
dijadikan dasar dalam proses pembebasan lahan sesuai tujuan sebagaimana disebutkan
berikut ini.
a) Memperkirakan secara baik dan akurat tentang jumlah penduduk, bangunan dan
tanaman yang akan terkena pelebaran jalan.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 2
b) Memperkirakan secara baik dan akurat tentang nilai atau harga bangunan dan
tanaman yang akan terkena proyek,
c) Mengajukan pola penataan kawasan Pasar Bawan dengan tetap memperhatikan
inspirasi masyarakat, sehingga pelebaran yang dilakukan untuk meningkatkan
kinerja jalan tidak menimbulkan konflik penggunaan dengan masyarakat.
LOKASI RENCANA KEGIATAN
4. Pelebaran yang merupakan bagian dari Trans Sumatra Jalur Barat sepanjang 32,000
KM ini, dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja jalan yang akhirnya akan memperlancar
moda angkutan dari dan menuju Padang (Pelabuhan Teluk Bayur). Secara administratif
kegiatan ini berada pada 2 Kabupaten dan 4 kecamatan yang meliputi masing-masing
meliputi satu Nagari (setingkat Desa) sebagaimana disampaikan pada tabel berikut ini. Detail
peta dapat dilihat pada lampiran 6.
Tabel 1.1.
Lokasi Administrasi Pelebaran Jalan Ruas 047.1 di Kabupaten Agam
No. KABUPATEN / KECAMATAN NAGARI
A. KABUPATEN AGAM
1. Kecamatan Lubuakbasuang Manggopoh
2. Kecamatan IV Nagari Bawan
3. Kecamatan Palembayan Silareh Aia
B. KABUPATEN PASAMAN
1. Kecamatan III Nagari Ladang Panjang
5. Ruas 047.1 sepanjang 32,000 KM ini dimulai dari Sta 0.000 di Simpang Manggopoh
Kecamatan Lubukbasung Kabupaten Agam atau pada KM 102+200 dari
Kota Padang, dan berakhir di Padangsawah Nagari Ladang Panjang
Kecamatan III Nagari Kabupaten Pasaman atau Sta 32+090.337 atau
KM 134+200 dari Kota Padang. Bila ditinjau dari wilayah
administrasinya, maka 31,650 Km ruas jalan ini berada di wilayah
Kabupaten Agam, yakni dari Sta 0+000 sampai Sta 31+650 atau (KM
102+200 atau KM 133+850) dari Kota Padang, dan hanya 0,350 Km di
Kabupaten Pasaman yakni dari KM 133+850 sampai KM 134.200.
6. Pada ruas jalan ini sebagaimana telah disampaikan sebelumnya,
ditemukan fasilitas pasar yakni Pasar Bawan yang keberadaanya
bersempadan atau yang sangat dekat dengan pinggir jalan. Pada saat
Gambar 1.1
Ilustrasi pencapaian lokasi Ruas 047.1
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 3
hari pasar, yakni Jumat, di lokasi ini sering terjadi kemacetan akibat pasar tumpah dan
banyaknya kendaraan yang parkir di pinggir jalan. Upaya penataan pedagang pada hari pasar
sering dilakukan, namun belum memberikan hasil yang optimal. Di sisi lain hasil observasi
mendapatkan bahwa rollen jalan - lahan kosong antara bangunan dan pinggir RUMIJA - yang
merupakan milik masyarakat setempat sebagiannya telah disewakan kepada pedagang K5
sehingga mengakibatkan pedagang K5 lainnya, sering menggunakan bahu jalan untuk
menggelar dagangannya. Hal inilah yang sering menyebabkan kemacetanan pada setiap Hari
Pasar.
DIMENSI TEKNIS KEGIATAN
7. Berdasarkan studi Detail Engineering Design (DED), pelebaran jalan yang
direncanakan akan menjadikan ruas jalan ini dengan lebar perkerasan 7,0 m’ yang dilengkapi
dengan bahu jalan dan saluran drainase. Dimensi teknis rencana pelebaran sebagaimana
disajikan pada Tabel 1.2. di bawah, sedangkan Typical Cross section disajikan dalam
lampiran.
Tabel 1.2.
Dimensi Teknis Rencana Pelebaran Ruas Jalan Nasional Manggopoh – Padangsawah
No. Perencanaan Satuan Dimensi
1. Lebar Badan Jalur meter 7,00
2. Lebar bahu jalan (Kiri dan Kanan) meter 4,00
3. Lebar Drainase (Kiri dan Kanan) meter 1,00
4. Kemiringan Normal Perkerasan % 2,00
5. Kemiringan Bahu Jalan % 4,00
Sumber : P2JJ Provinsi Sumatera Barat, 2010.
METODOLOGI
8. Identifikasi aset terkena dampak, baik yang dimiliki masyarakat, mau pun koorporat
atau pemerintah, dilakukan melalui survey lapangan dengan memperhatikan posisinya
terhadap RUMIJA. Pencatatan aset di dalam RUMIJA dilakukan untuk kemudian diteliti
lebih lanjut. Penelitian terhadap aset masyarakat dilakukan melalui pencacahan dengan
memperhatikan hal-hal sebagai mana diuraikan berikut ini (lihat pengumuman pelaksanaan
studi LARAP, lampiran 7a)
9. Bangunan Masyrakat. Bangunan mayarakat diidentifikasi type konstruksi permanen,
semi-permanen dan gubuk atau bangunan kayu, fungsi dan penggunaannya sebagai rumah
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 4
atau tempat usaha, serta lokasi aset mencakup letak pada KM atau pun Sta berapa, serta
posisi di sebelah kiri atau kanan jalan dari arah Kota Padang.
10. Bangunan Lainnya diidentifikasi dengan memperhatikan jenis seperti teras, pagar,
gorong-gorong dan decker, fondasi batas tanah atau aset lainnya. Penelitian juga
memperhatikan lokasi mencakup letak di KM atau pun Sta berapa, serta posisinya di sebelah
kiri atau kanan jalan dari arah Kota Padang.
11. Tanaman bernilai ekonomi milik masyarakat dilakukan dengan menghitung jumlah,
jenis dan lokasi mencakup tumbuh di KM atau pun Sta berapa, serta posisi di sebelah kiri
atau kanan jalan dari arah Kota Padang. Jenis yang ditanam seperti Sawit, Cokelat, Kelapa,
Pinang, Jati, serta tanaman buah-buahan lainnya seperti Mangga, Jambu, Durian dan lain-
lain.
12. Beberapa fasilitas publik milik pemerintah maupun koorporate seperti tiang listrik,
telepon dan jaringan kabel bawah tanah atau pun pipa air bersih di dalam RUMIJA dicatat
jumlah dan lokasinya untuk kemudian dilakukan koordinasi dengan instansi bersangkutan
untuk dapat dipindahkan.
13. Aktifitas Pasar Bawan yang selalu menimbulkan kemacetan setiap hari pasar, yakni
Jumat, diteliti guna dapat dilakukan penataan terhadap pedagang K5 serta perparkiran di
pinggir jalan. Penelitian diakukan melalui penerapan diskusi kelompok terfokus atau focused
group discussion/FGD dengan peserta berasal dari kelompok aparat pemerintah (Kabupaten,
Kecamatan dan Nagari), tokoh-tokoh masyarakat dan unsur masyarakat yang terkena dampak
kegiatan pelebaran. Selain itu, dilakukan wawancara bebas (spotcheck) dengan responden
terpilih.
14. Data Sosial. Penelitian LARAP merupakan penelitian deskriptif untuk mendapatkan
informasi tentang kondisi sosial ekonomi masyarakat secara rinci dan lengkap serta dapat
mendeskripsikan fenomena sosial dan pendapat masyarakat terhadap rencana pelebaran Jalan
Nasional Manggopoh – Padangsaawah di Kabupaten Agam dan Kabupaten Pasaman.
15. Penelitian yang bersifat deskriptif-analitis ini menggunakan metode survai, dimana
informasi dikumpulkan dari responden pemilik aset yang terkena pelebaran dan para
pedagang K5 di Pasar Bawan yang menempati RUMIJA, dengan memakai kuisioner dengan
tujuan untuk dapat menggali aspek-aspek kehidupan masyarakat yang terkait rencana
kegiatan. Secara garis besar 4 aspek yang akan ditinjau melalui studi adalah :
a) Ciri- ciri atau kondisi sosial ekonomi masyarakat setempat,
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 5
b) Lingkungan sosial ekonomi masyarakat,
c) Pengetahuan masyarakat terhadap rencana kegiatan,
d) Persepsi masyarakat terhadap rencana kegiatan.
16. Selain data primer di atas, digunakan pula data sekunder yang didapatkan dari instansi
terkait seperti Badan Pusat Statistik Kabupaten, Kantor Pemerintah Kabupaten, Kecamatan
dan Nagari, baik berupa data sosial ekonomi dan budaya, maupun peraturan perundang-
undangan tentang ketetapan harga dan tata cara pembayaran ganti rugi bangunan dan
tanaman.
17. Data sekunder dari literatur dan data primer (hasil survey), selanjutnya dievaluasi dan
dianalisa dengan menggunakan rumus yang lazim digunakan. Hasil survey selanjutnya
dientrikan ke dalam suatu tabel data dasar (database entries) menggunakan perangkat
pemograman WEB_php yang di disain untuk ini, untuk selanjutnya digunakan dalam
penganalisisan lebih lanjut dalam penyajiannya ke dalam bentuk tabel-tabel, gambar atau
peta, ataupun sebagai tampilan dan akses cepat ke setiap penduduk yang terkena dampak.
18. Semua data dan hasil di samping digunakan untuk keperluan penyusunan LARAP,
nantinya dapat juga digunakan sebagai tool atau alat oleh Panitia Pembebasan Tanah dalam
pendataan secara lebih mendetail dalam rangka mempersiapkan proses pembebasan tanah dan
pembayaran gantirugi. Dengan demikian hasil larap yang disusun ini dapat digunakan sebagai
base data sampai dilaksanakannya penggantirugian.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 6
Data Peraturan dan Tarif
Pengumpulan Sumber Data
Sekunder
Identifikasi Bangunan dan
Tanaman Ekonomi
Data Bangunan & Lahan
Teridentifikasi
Perancangan Pekerjaan
Observasi Banunan dan
Tanaman dalam Rumija
Pelaksanaan Kegiatan
Identifikasi Kegiatan
Survey Lapangan
Data Sosial Ekonomi Budaya
Data Wilayah Admistrasi,
Kependudukan
Nilai Gantirugi dan Biaya
Penangan Pasar
Perangkat Lunak
WEB php
Penyajian Dlm BentukProgram Komputer WEB php
Hasil Studi dalam bentuk Perangkat Komputer dapat
digunakan dalam proses Pengukuran Detail dan
Pembayaran Gantirugi nantinya
Gambar 1.2. Bagan Alir Metoda Penelitian LARAP
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 7
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
19. Wilayah administrasi studi LARAP kegiatan pelebaran Ruas Jalan Nasional
Manggopoh – Padangsawah (Ruas 047.1) berada pada 4 (empat) kecamatan, dimana 3
kecamatan di Kabupaten Agam yakni Lubukbasung, IV Nagari dan Palembayan, dan 1
kecamatan di Kabupaten Pasaman, yakni Kecamatan III Nagari. Masing-masing kecamatan
meliputi satu Nagari (setingkat Desa) yakni Manggopoh, Bawan dan Silareh Aia di
Kabupaten Agam serta Nagari Ladang Padanjang di Kabupaten Pasaman .
20. Pemanfaatan lahan di sepanjang trase jalan ini sebagian besar sudah menjadi kawasan
terbangun dan perkebunan dengan hasil utama kelapa sawit, kakao, jagung dan tanaman
perkebunan lainnya. Di kecamatan IV Nagari, yakni di Bawan, dijumpai sarana pasar dengan
hari pasar sekali dalam seminggu yakni pada hari Jumat, dimana pada hari ini sering terjadi
kemacetan akibat pasar tumpah dan pemarkiran kendaraan di pinggir jalan.
Kabupaten Agam
Kependudukan
21. Jumlah Penduduk. Jumlah penduduk di wilayah administratif nagari-nagari di
Kabupaten Agam yang dilewati ruas jalan pada Tahun 2008 mencapai 46.773 jiwa yang
terdiri dari 10.820 Kepala Keluarga (KK). Sebaran penduduk menurut satuan wilayah
administrasi disajikan pada Tabel 3.1. Sebagian besar penduduk berkelamin perempuan
dengan jumlah penduduk terbanyak (19.838 jiwa) terdapat di Kenagarian Manggopoh dan
yang terendah sebesar 12.335 jiwa di Kenagarian Bawan.
Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Nagari yang dilewati ruas jalan di Kabupaten Agam
(Keadaan Tahun 2008)
No. Wilayah Studi Luas (km2)
Data Umum Kependudukan
Laki-laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
Jumlah
(jiwa) Jumlah KK
Kepadatan
(jiwa/km2)
1. Kec. Lubukbasung
a. Nagari Manggopoh 228,20 8.711 11.127 19.838 3.995 85
2. Kec. Ampek Nagari
a. Nagari Bawan 131,74 5.830 6.505 12.335 2.323 94
3. Kec. Palembayan
a. Nagari Salareh Aia 92,17 7.105 7.494 14.600 4.502 158
JUMLAH 452,11 21.646 25.126 46.773 10.820 103,45
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah dari masing-masing wilayah)
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 8
22. KepadatanPenduduk. Secara demografi, kepadatan penduduk merupakan gambaran
jumlah jiwa per-km2 dari luas wilayah administratif ternedahnya (Nagari) masing-masing.
Berdasarkan luas wilayah administratif yang dilewati ruas jalan mencapai 451,11 km2,
kepadatan penduduk berkisar antara 80 – 158 jiwa per-km2 dengan kepadatan rata-rata
103,45 jiwa/km2. Wilayah terpadat (158 jiwa per-km2) penduduknya terdapat di Kenagarian
Silareh Aia di Kecamatan Palembayan dan terendah di Kenagarian Manggopoh, Kecamatan
Lubukbasung sebesar 85 jiwa per-km2
Perekonomian
23. Mata Pencaharian. Mata pencaharian penduduk di sepanjang ruas jalan yang
ditingkatkan, didominasi oleh kegiatan pertanian, yang dalam hal ini termasuk perkebunan
yang ditopang oleh usaha industri pengolahan hasil kebun. Hal ini juga terlihat dari sektor
Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan dan Jasa-jasa lainnya yang erat hubungannya
dengan sektor perkebunan, seperti perbankan, koperasi usaha penyewaan alat berat dan
sarana produksi kebun lainnya.
24. Pola Pemanfaatan dan Kepemilikan Lahan. Lahan Pemanfaatan lahan pada suatu
wilayah sangat tergantung kepada potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang
ada, topografi, geomorfologi serta kultur budaya masyarakat. Lokasi rencana kegiatan yang
terletak di kawasan yang telah dikembangkan untuk usaha perkebunan memiliki tingkat
produktifitas yang tinggi, dimana sebagian besar lahan telah dimanfaatkan sebagai kawasan
perkebunan.
25. Jika ditinjau berdasarkan wilayah administrasi kecamatan, maka hampir keseluruhan
lahan telah dimanfaatkan masyarakat, baik penduduk setempat, atau anggota koperasi yang
tidak bermukim di kawasan ini, maupun oleh para investor perkebunan. Status kepemilikan
lahan terdiri dari Milik Ulayat Kaum dan Ulayat Nagari, serta Milik Perusahaan dan
perorangan yang telah bersertifikat. Kepemilikan ini menggambarkan ciri kepemilikan lahan
pada umumnya di Minangkabau serta tidak lepas dari kebijakan pengembangan kawasan ini
sebagai kawasan perkebunan yang dilaksanakan oleh Perusahaan Perkebunan Besar pola inti-
plasama.
26. Sosial Budaya Masyarakat. Secara umum struktur komunitas penduduk di wilayah
studi didominasi oleh etnis Minangkabau, disamping etnis lain seperti Mandailing dan Jawa.
Walaupun secara etnis terdapat kelompok yang dominan, namun pola interaksi yang
berkembang cukup harmonis dan tidak adanya pembentukan kelompok tersendiri secara
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 9
eksklusif. Justru yang berkembang adalah terbentuknya pengelompokan secara sosial
ekonomi dalam bentuk koperasi perkebunan dan kelompok sosial kemasyarakatan lainnya.
Kabupaten Pasaman
Kependudukan
27. Jumlah Penduduk. Jumlah penduduk di Nagari (setingkat desa) Ladangpanjang pada
Tahun 2008 mencapai 10.434 jiwa yang terdiri dari 2.613 Kepala Keluarga (KK) (Tabel 2.2.).
Tabel 2.2 Jumlah Penduduk pada Wilayah Studi (Keadaan Tahun 2008)
No. Wilayah Studi Luas
(km2)
Data Umum Kependudukan
Laki-laki
(jiwa)
Perempuan
(jiwa)
Jumlah
(jiwa) Jumlah KK
Kepadatan
(jiwa/km2)
1. Kec. Tigo Nagari
a. Nagari Ladang Panjang 62,16 5.289 5.145 10.434 2.613 168
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah dari masing-masing wilayah)
28. Kepadatan Penduduk. Secara demografi, kepadatan penduduk merupakan gambaran
jumlah jiwa per-km2 dari luas wilayah administratif terendahnya (Nagari) masing-masing.
Berdasarkan luas wilayah administratif sebesar 62,16 km2, kepadatan penduduk Nagari
Ladangpanjang 168 jiwa per-km2. Ha ini didukung dengan posisinya berada di pertigaan
menuju pusat 3 lokasi pusat pemerintahan kabupaten, Lubukbasung di Agam, Simpangempat
di Pasaman Barat dan Lubuksikaping di Pasaman.
Perekonomian
29. Mata pencaharian penduduk. Mata pencaharian penduduk di sepanjang ruas jalan yang
ditingkatkan, Table 2.3, didominasi oleh kegiatan pertanian, yang dalam hal ini termasuk
perkebunan yang ditopang oleh usaha industri pengolahan hasil kebun. Hal ini juga terlihat
dari sektor Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan dan Jasa-jasa lainnya yang erat
hubungannya dengan sektor perkebunan, seperti perbankan, koperasi usaha penyewaan alat
berat dan sarana produksi kebun lainnya.
Tabel 2.3. Pekerjaan Utama Penduduk (10 Tahun ke atas) di Nagari Ladangpanjang
(Keadaan Tahun 2008)
No. Pekerjaan Utama Jumah (Jiwa)
1 Pertanian 7.653
2 Pertambangan Penggaalian 95
3 Industri Pengolahan 134
4 Bangunan 41
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 10
5 Perdagangan, Hotel & Restoran 490
6 Pengangkutan & Komunikasi 111
7 Keuangan, Persewaan & Jasa 416
8 Jasa-Jasa 323
9 Lainnya 564
Jumlah 9.427
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah dari masing-masing wilayah)
30. Pola Pemanfaatan dan Kepemilikan Lahan. Pemanfaatan lahan disuatu wilayah sangat
tergantung kepada potensi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia yang ada, topografi,
geomorfologi serta kultur budaya masyarakat. Lokasi rencana kegiatan yang terletak di
kawasan yang telah dikembangkan untuk usaha perkebunan memiliki tingkat produktifitas
yang tinggi, dimana sebagian besar telah dimanfaatkan sebagai kawasan perkebunan.
31. Jika ditinjau berdasarkan wilayah administrasi kecamatan, maka hampir keseluruhan
lahan telah dimanfaatkan masyarakat, baik penduduk setempat, atau anggota koperasi yang
tidak bermukim di kawasan ini, maupun oleh para investor perkebunan. Status kepemilikan
lahan terdiri dari Milik Ulayat Kaum dan Ulayat Nagari, serta Milik Perusahaan dan
perorangan yang telah bersertifikat. Kepemilikan ini menggambarkan ciri kepemilikan lahan
pada umumnya di Minangkabau serta tidak lepas dari kebijakan pengembangan kawasan ini
sebagai kawasan perkebunan yang dilaksanakan oleh Perusahaan Perkebunan Besar pola inti-
plasama.
32. Sosial Budaya. Secara umum struktur komunitas penduduk di wilayah studi
didominasi oleh etnis Minangkabau, disamping etnis lain seperti Mandailing, Jawa, Nias dan
lain sebagainya. Walaupun secara etnis terdapat kelompok yang dominan, namun pola
interaksi yang berkembang cukup harmonis dan tidak adanya pembentukan kelompok
tersendiri secara eksklusif. Justru yang berkembang adalah terbentuknya pengelompokan
secara sosial ekonomi dalam bentuk koperasi perkebunan dan kelompok sosial
kemasyarakatan lainnya.
HASIL IDENTIFIKASI DATA LAPANGAN
33. Aset Terkena Dampak. Survei sensus yang dilakukan tanggal 16-30 November 2010
menggunakan kuesioner didahuli dengan sosialisasi dan wawancara bebas (spotcheck) serta
melakukan diskusi kelompok terfokus (FGD) yang bertujuan untuk mengumpulkan atau
mengidentifikasi semua struktur bangunan dan tanaman dengan nilai ekonomi yang dimiliki
oleh masyarakat dalam kanan jalan, dan mencari solusi alternatif untuk mengurangi atau
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 11
menghilangkan kemacetan lalu lintas di sekitar pasar. Tanggal ini akan menjadi cut of date
untuk menetapkan orang yang terkena dampak di lokasi proyek yang berhak untuk
mendapatkan kompensasi dan bantuan pemukiman kembali dan bantuan pemulihan mata
pencaharian. Dalam hal terjadinya perbedaan sejak persetujuan LARAP dengan pelaksanaan
proyek WINRIP atau sub-proyek di bawah WINRIP, maka Panitia Pembebasan Tanah (PPT)
akan melakukan verifikasi terhadap kondisi saat ini berdasarkan daftar orang yang terkena
dampak atau aset hasil survei. PPT akan mengumumkan daftar orang yang terkena dampak di
wilayah proyek dan mulai melakukan konsultasi dan negosiasi. Pengumuman hasil
inventarisasi telah dilakukan (lihat di lampiran 7c).
34. Aset Milik Masyarakat yang dijumpai dalam RUMIJA pada Ruas Link 047.1 di kedua
kabupaten dimiliki oleh 58 Orang atau WTP. Aset ini dikategorikan berupa bangunan rumah
ataupun tempat usaha yang menjorok ke RUMIJA yang dimiliki oleh 31 WTP, bangunan
lainnya berupa pagar, gorong-gorong maupun teras rumah dan lain-lain sebanyak 20 KK,
serta pemilik 22 pohon tanaman bernilai ekonomi yang dimiliki oleh 7 WTP. Pada proyek ini
tidak ada tanah milik masyarakat yang harus dibebaskan. Uraian masing-masing aset sesuai
wilayah administrasi sebagaimana disampaikan berikut ini. Tabel detail data tentang WTP
dan aset terkena dapat dilihat pada Lampiran 1 (dari a sampai e).
Kabupaten Agam
Aset Milik Masyarakat
35. Bangunan di dalam Rumija . Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan, diperoleh
data total jumlah bangunan penduduk yang terkena rencana pembangunan ruas Manggopoh –
Padangsawah di Kabupaten Agam sebanyak 27 unit milik 27 WTP. Deskripsi bangunan yang
terkena pembangunan sebagai berikut.
Gubuk 13 unit, semua digunakan untuk warung
Semipermanen 9 unit, 5 unit sebagai rumah, lainnya untuk usaha
Permanen 5 unit, digunakan untuk usaha
36. Sebanyak 13 unit gubuk dan 4 unit bangunan semipermanen yang menjorok dalam
Rumija, akan terkena lebih dari 75% sampai 100% luas bangunannnya. Oleh karena itu
mereka harus pindah, namun kepindahannya akan dilakukan ke lahan milik masing-masing
yang letaknya persis di dekat atau di belakang RUMIJA yang digunakan. Dalam arti kata,
bahwa penggunaan RUMIJA oleh masyarakat dilakukan hanya untuk mendekatkan mereka
dengan pembeli.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 12
37. Selanjutnya, 5 unit bangunan semipermanen dan 5 unit permanen, hanya sebagian
kecil bangunannya yang menjorok yang akan terkena pembebasan. Untuk itu, sesuai hasil
penelitian, mereha meminta pengganti rugian berupa uang tunai yang besarnya disesuaikan
dengan kesepakatan bersama nantinya.
38. Bangunan di dalam Rumija. Bangunan lain seperti pagar dan teras dijumpai di 17
lokasi milik 17 WTP dengan rincian.
Teras Rumah 6 lokasi
Pagar dan bangunan batas tanah di 11 lokasi.
39. Tanaman Ekonomi di dalam RUMIJA. Tanaman bernilai ekonomi yang dimiliki
penduduk yang ditanam di dalam RUMIJA ruas Jalan Manggopoh – Padangsawah di
Kabupaten Agam sebanyak 22 pohon yang dimiliki oleh 7 WTP dengan uraian jumlah
tanaman sebagai berikut;
Sawit 9 batang
Kelapa 1 batang
Pinang 22 batang
Pohon lainnya (Jati) 5 batang
40. Aset Milik Pemerintah dan Koorporate. Aset publik dan koorporate yang terkena
dampak di sepanjang jalan yang diperlebar diantaranya tiang listrik, tiang telepon, saluran
kabel fiber optik bawah tanah serta jaringan PDAM di daerah Bawan.
41. Keberadaan Pasar Bawan. Pasar Bawan merupakan
Pasar Nagari dengan hari pasar sekali dalam seminggu setiap
hari Jumat. Pada hari-hari lain, sebagian toko atau warung
hanya buka untuk melayani kebutuhan masyarakat sekitar dan
tidak dijumpai pedagang K5, terutama yang menempati bahu
jalan. Pada saat hari pasar, karena melayani masyarakat dari
nagari sekitarnya, maka suasana sangat ramai dan selalu meluber oleh Pedagang K5 sampai
ke badan jalan dan selalu menimbulkan kemacetan. Kondisi ini diperparah dengan tidak
tertatanya perparkiran.
42. Upaya penataan yang dilakukan oleh Pemerintah Nagari Bawan sebagai pihak
pengelola belum memberikan hasil yang optimal karena diketahui bahwa rollen jalan yang
merupakan milik Nagari atau masyarakat setempat (kareyana merupakan Pasar Nagari)
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 13
sebagian telah disewakan kepada pedagang K5 sehingga mengakibatkan pedagang K5 lain
yang bersifat temporeri, sering menggunakan bahu jalan untuk menggelar dagangannya.
Jumlah pedagang K5 mingguan yang menempati RUMIJA dan harus dipindah, berdasarkan
data Wali Nagari dapat mencapai 30 orang, sedangkan yang menggunakan rolen jalan - lahan
kosong antara bangunan dan pinggir RUMIJA – mencapai 15 orang. Jumlah setiap
minggunya tidak selalu sama dan selalu berubah.
43. Pedagang K5 di pasar ini umumnya menjual kebutuhan harian rumahtangga seperti
sayur, cabe, buah-buahan, ikan kering, makanan serta kebutuahan lainnya seperti peralatan
dapur dan pakaian jadi. Khusus pedagang bahan hasil pertanian seperti sayur, cabe, buah-
buahan hanya akan berdagang jika mendapatkan bahan dagangan dari petani.
44. Penelitian berhasil mewawancarai Pedagang K5 sebanyak 16 orang dimana 8 orang
diantaranya berjualan di rollen jalan dan 8 orang lainnya menempati bahu jalan. Dari hasil
wawancara langsung dengan mereka, diketahui, bahwa sebagian dari mereka juga akan
berjualan di pasar lain seperti di Tampuruang atau pun di Kinali yang jaraknya tidak terlalu
jauh, yakni pada hari Minggu dan Senen. Namun demikian, mengingat kedua lokasi berada
pada lanjutan dari ruas jalan ini yang akan di perlebar, maka Pedagang K5 ini pun di lokasi
lain harus ditata.
Kabupaten Pasaman
45. Bangunan di dalam Rumija. Berdasarkan hasil pengolahan data lapangan, diperoleh
total bangunan penduduk yang terkena rencana pelebaran ini adalah 3 unit sebagai
disampaikan berikut.
a) Guguk 2 unit, yang digunakan sebagai warung ,
b) Semipermanen 1 Unit digunakan sebagai warung.
46. Sama halnya dengan aset warga di Kabupaten Agam, ketiga bangunan dalam Rumija
ini akan terkena lebih dari 75% sampai 100% luas bangunannnya. Oleh karena itu mereka
harus pindah, kepindahan mereka pun akan dilakukan ke lahan milik masing-masing yang
letaknya persis di dekat atau di belakang RUMIJA.
47. Bangunan Lainnya di dalam Rumija. Bangunan ainnya milik penduduk dalam
RUMIJA, diantaranya adalah teras dan gorong-gorong yang dijumpai di 3 lokasi,.
a) Teras Rumah 1 lokasi
b) Gorong-gorong 1 lokasi,
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 14
Jumlah Kuisioner
48. Aset Warga Terkena Proyek. Jumlah responden yang diwawancarai dalam penelitian
yang dilakukan dari tanggal 16 sampai 26 November 2010 di kedua kabupaten sebanyak 58
orang meliputi 4 kecamatan dan 4 Nagari. Jumlah ini sama dengan jumlah KK terkena
dampak baik secara perorangan maupun bahagian dari anggota Ulayat dari aset yang akan
dibebaskan baik berupa bangunan maupun tanaman sebanyak 57 orang atau 100% WTP
ditambah 1 responden yang asetnya tidak terkena dampak, namun jika di lokasi ini akan
dilakukan perlebaran RUMIJA untuk keselamatan lalulintas.
49. Dari data pada Tabel 2.4 terlihat bahwa besarnya responden di Nagari Manggopoh
Kecamatan Lubukbasung menggambarkan bahwa banyaknya masyarakat mendirikan
bangunan atau kelengkapan bangunan, maupun menanam tanaman ekonomis di dalam
RUMIJA. Hal ini disebabkan kekurang-tahuan mereka atas fungsi dan kepemilikan RUMIJA,
serta lemahnya pengawasan dari pihak-pihak terkait.
Tabel 2.4
Distribusi Kuisioner Berdasarkan Kecamatan dan Nagari
No. Wilayah Studi Luas
(km2)
Jumlah (Jiwa) Responden (KK) Keterangan
Penduduk KK Jumlah % tase
A. Kabupaten Agam
1. Kec. Lubukbasung
Nagari Manggopoh 228,20 19.838 3.995 23 0,575 100% WTP
2. Kec. Ampek Nagari
Nagari Bawan 131,74 12.335 2.323 17 0,731 100% WTP
3. Kec. Palembayan
Nagari Salareh Aia 92,17 14.600 4.502 13 0,288 100% WTP
Sub-Jumlah 452,11 46.773 10.820 53 0,489
B. Kabupaten Pasaman
Kec. III Nagari
Nagari Ladang Panjang 62,16 10.434 2.613 5 0,383 100% WTP
Sub-Jumlah 62,16 10.434 2.613 5 0,383
Sumber : Kecamatan Dalam Angka Tahun 2009, (diolah) dan Penelitian Lapangan 2010
50. Pedagang K5 Pasar Bawan. Jumlah responden pedagang K5 di pasar Bawan yang
diwawancarai saat penelitian yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 21 Januari, berhasil
mewawancarai sebanyak 16 orang meliputi yang berdagang di rolen jalan sebanyak 8 orang
maupun di bahu jalan yang juga 8 orang. Jumlah ini mewakili pedagang yang terkena
dampak pelebaran.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 15
Hasil Penelitian Sosial Ekonomi
Warga Terkena Proyek
Pekerjaan Utama WTP
Kabupaten Agam
51. Keadaan Sosial ekonomi responden dapat dilihat dari pekerjaan utama masing-masing.
Dari 53 KK (100%) yang diwawancarai, merupakan pemilik atau yang mewakili pemilik.
Dari keseluruhan responden, berturut-turut 50,95 % berprofesi sebagai petani, 16,98 %
berprofesi sebagai pedagang, 7,55 % berstatus sebagai PNS/TNI/Polri. Sedangkan 11,33%
tidak mejawaban.
Gambar 2.1.
Diagram Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Agam
Kabupaten Pasaman
52. Dari 5 responden yang berhasil diwawancarai dalam penelitian ini, masing-masing 2
orang berprofesi sebagai petani dan pedagang, sedangkan 1 WTP ibu tumahtangga. Kondisi
ini didukung kondisi lokasi yang padat dan berada di persimpangan jalan.
Gambar 2.2.
Diagram Responden Berdasarkan Pekerjaan di Kabupaten Pasaman
Tingkat Pendapatan WTP
Kabupaten Agam
53. Dari 53 responden yang diteliti sehubungan tinggat pendapatannya, 6 orang
diantaranya tidak memberikan jawaban. Hasil kuisioner menjelaskan bahwa hanya ada satu
responden yang menyatakan pendapatannya kecil dari Rp. 500.100,00 perbulan, 15 orang
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 16
responden (28,3%) menyatakan pendapatannya lebih dari Rp. 1.500.100 per bulan. Hasil
penelitian sebagaimana disajikan pada grafik 2.3 berikut.
Gambar 2.3.
Diagram Pendapatan Responden di Kabupaten Agam
54. Selanjutnya, 18 orang responden atau WTP di lokasi proyek tidak memiliki
pendapatan tambahan dan 20 orang lainnya tidak memberikan jawaban. Dari 15 orang yang
memberikan jawaban, 5 orang di antaranya memiliki pendapatan tambahan lebih dari Rp.
800.100,- setiap bulannya sebagaimana diperlihatkan pada Grafik 2.4 berikut.
Gambar 2.4.
Diagram Pendapatan Tambahan dari Responden
Kabupaten Pasaman
55. Dari 5 responden yang diteliti tinggat pendapatannya, 3 orang menyatakan
pendapatannya lebih dari Rp. 1.500.100 per bulan dan 2 orang lainnya berpendaparan antara
Rp 500.000.- sampai Rp.1.000.000,- per bulan.
Gambar 2.5.
Diagram Pendapatan Responden di Kabupaten Pasaman
56. Disamping itu, 3 orang responden atau WTP juga memiliki pendapatan tambahan lebih
Rp. 800.000 perbulan sedangkan sisanya juga masih mempunyai pendapatan tambahan antara
Rp 300.000 sampai Rp. 500.000,- perbulan.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 17
Gambar 2.6.
Diagram Pendapatan Tambahan dari Responden Kabupaten Pasaman
Jumlah Anggota Keluarga WTP
Kabupaten Agam
57. Jumlah anggota keluarga responden dinominasi oleh keluarga dengan jumlah anggota
keluarga 4 – 6 orang, yakni sebanyak 35 KK dari 53 KK, atau 66,04%, diikuti oleh keluarga
kecil dengan jumlah anggota keluarga kecil dari 4, yakni sebanyak 8 KK atau 15,09%.
Gambar 2.7.
Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Kabupaten Pasaman
58. Lima responden memiiki jumlah anggota keluarga 4 – 6 orang, sedangkan 1 responden
memiliki jumlah anggota keluarga 7 – 9 orang. Dari data ini mengindikasikan bahwa
sebagian besar responden mempunyai tanggungan keluarga relatif sedang dan besar.
Gambar 2.8
Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
Tingkat Pendidikan WTP
Kabupaten Agam
59. Responden di lokasi penelitian Kabupaten Agam terbanyak berpendidikan Tamat SMP
(37,47%) dan Tamat SMA atau sederajat (26,42 %). Dari total responden, hanya 1 KK
(1,89%) berpendidikan sarjana. Tingkat pendidikan ini berpengaruh terhadap wawasan dan
pola pikir seseorang serta hasil wawancara dan pengisian kuisioner serta tanggapannya
terhadap proyek.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 18
Gambar 2.9.
Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Agam
Kabupaten Pasaman
60. Tingkat pendidikan responden, 4 dari 5 orang berpendidikan Tamat SMA, 1 orang
Tamat SD. Tingkat pendidikan ini berpengaruh terhadap wawasan dan pola pikir seseorang
serta hasil wawancara dan pengisian kuisioner.
Gambar 2.10.
Diagram Responden Berdasarkan Pendidikan di Kabupaten Pasaman
Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian
Kabupaten Agam
61. Kegiatan pelebaran jalan ini memberikan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi
yang cukup luas pada masyarakat. Namun hanya sekitar 24,53% masayarat menyatakan
setuju, sedangkan 22,64 menyatakan sebaliknya. Sebagian besar 50,49% tidak memberikan
opini.
62. Lebihlanjut, berdasarkan FGD yang dilakukan, seluruh perserta memahami bahwa
aktifitas hari pasar selama ini justru telah menghambat laju kendaraan yang mengangkut hasil
kebun dan nkebutuhan masyarakat. Namun, di sisi lain, mereka juga memahami perilaku
pedagang yang menggelar dagangannya sampai ke bahu jalan.
Gambar 2.11.
Diagram Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian Kabupaten Agam
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 19
63. Dalam pelaksaan FGD, peserta mengemukakan kebutuhan atas pengaruh dan
pengawasan pemerintah setempat terhadap harga hasil perkebunan. Hal berkaitan dengan
pengorbanan ataupun penggantirugian lahan masyarakat secara langsung. Namun di sisi lain
kelancaran arus transportasi lebih dinikmati secara langsung oleh pemilik kebun besar
ataupun pabrik pengolahan CPO.
Kabupaten Pasaman
64. Kegiatan pelebaran jalan ini memberikan dampak terhadap kehidupan sosial ekonomi
yang cukup luas pada masyarakat. Semua responden merasa terganggu usaha ekonominya
selama pelaksanaan pelebaran.
Gambar 2.12.
Diagram Pengaruh Proyek terhadap Perekonomian Kabupaten Pasaman
Pedagang Pasar Bawan Terkena Proyek
Tingkat Pendapatan WTP
65. Dari 16 responden K5 Pasar Bawan yang diteliti tinggat pendapatannya, 10 orang
diantaranya berpendapatan antar Rp. 1.000.000.000 sampai Rp. 1.500.000 per bulan, 15
orang responden berpendapatan antara Rp. 500.000 sampai Rp. 1.000.000 per bulan
sebagaimana disajikan pada grafik 2.13 berikut.
66. Ditinjau dari jumlah anggota keluarga, responden tidak didominasi oleh keluarga
dengan jumlah anggota keluarga kecil ( <4) atau pun keluarga besar dengan anggota keluarga
7 – 9 orang sebagaimana disajikan pada grafik 2.14 berikut.
Gambar 2.13.
Diagram Pendapatan Responden K5 di Pasar Bawan
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 20
Gambar 2.14
Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pedagang
67. Tingkat Pendidikan WTP. Pendidikan responden di lokasi Pasar Bawan didominasi
masyarakat berpendidikan Tamat atau Tidak Taman SD (62.5%). Selebihnya berpendidikan
Tamat SMP dan Tamat SMA atau sederajat (masing-masing 18,75%). Tingkat pendidikan ini
berpengaruh terhadap wawasan dan pola pikir seseorang serta hasil wawancara dan pengisian
kuisioner serta tanggapannya terhadap proyek
Gambar 2.15
Diagram Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga
68. Persepsi Pedagang terhadap Proyek. Penjaringan persepsi pedagang perlu dilakukan
sebelum dimulainya kegiatan pelebaran dilaksanakan, agar dapat diketahui berapa besarnya
masyarakat yang mendukung maupun menolak kegiatan ini. Hasil penelitian memperlihatkan
dari 12 dari 16 Pedagang yang diwawancarai menyatakan setuju dengan rencana kegiatan dan
4 responden atau 9,43% menyatakan sangat setuju.
Gambar 2.16
Diagram Persepsi Pedagang tentang Rencana Kegiatan
69. Di sisi lain, pedagang sangat pengetahui bahwa konsekuensi dari pelebaran ini akan
mengganggu keberadaan mereka di Pasar Bawan. Namun berdasarkan kuesioner, terlihat
bahwa 13 dari 16 pedagang akan pindah sesuai dengan penataan yang akan dilakukan
pemerintah. Sedangkan 2 responden lainnya tidak memberikan opini.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 21
Gambar 2.17
Diagram Tanggapan Pedagang tentang Penataan Pasar
Persepsi Masyarakat terhadap Proyek
Kabupaten Agam
70. Penjaringan persepsi masyarakat perlu dilakukan sebelum dimulainya kegiatan
pelebaran Jalan Nasional yang direncanakan, agar dapat diketahui berapa besarnya
masyarakat yang mendukung maupun menolak kegiatan ini. Hasil penelitian memperlihatkan
dari 40 dari 53 KK WTP yang diwawancarai, 75,47% menyatakan setuju dengan rencana
kegiatan dan 5 KK atau 9,43% menyatakan sangat setuju, sedangkan lebihnya tidak
memberikan opini.
Gambar 2.18.
Diagram Persepsi Masyarakat tentang Rencana Kegiatan di Kabupaten Agam
Kabupaten Pasaman
71. Walau 100% WTP merasa terganggu ekonominya selama masa konstruksi, namun
mereka menyetujui rencana pelebaran ini.
Gambar 2.19.
Diagram Persepsi Masyarakat tentang Rencana Kegiatan di Kabupaten Pasaman
Kompensasi
Kabupaten Agam
72. Sebelum dilakukan penetapan besaran kompensasi terhadap bangunan dan tanaman
yang terkena pembebasan, pada umumnya masyarakat menginginkan dilakukannya
musyawarah. Semntara itu, penetapan nilai gantirugi yang akan ditetapkan diserahkan
sepenuhnya pada penetapan atau aturan Pemerintah yang berlaku.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 22
Gambar 2.20.
Diagram Bentuk Kompesasi yang dikehendaki Masyarakat Agam
73. Bila dikaji dari bentuk kompensasi yang diinginkan responden, terlihat pembayaran
tunai adalah bentuk penggantian yang memiliki proporsi terbesar yakni 79,25% dan hanya 2
KK atau 3,77% yang menginginkan dalam bentuk kompensasi berupa memodifikasi
bangunan.
74. Sementara itu, hasil diskusi kelompok terfokus (FGD) di lokasi pasar menggambarkan
bahwa pada umumnya masyarakat setuju dengan rencana kegiatan, karena dapat membawa
kemajuan dan perkembangan nagari. Namun demikian, sebagian perserta FGD masih
mengharapkan adanya penataan kawasan pasar, karena mereka menyadari bahwa pasar
tumpah selama ini telah mengakibatkan terjadinya kemacetan.
75. Untuk itu, masyarakat menginginkan kepada pemerintah, terutama pihak yang akan
melaksnakan pelebaran jalan ini, P2JJ Provinsi Sumatera Barat, sekaligus melakukan
kegiatan penataan kawasan pasar dengan menyediakan pelataran parkir bagi kendaraan dan
pelataran lapak bagi pedagang K5.
Kabupaten Pasaman
76. Sebelum dilakukan penetapan besaran kompensasi terhadap bangunan dan tanaman
yang terkena, pada umumnya masyarakat menginginkan dilakukannya musyawarah.
Masyarakat menyerahkan sepenuhnya cara penetapan sesuai aturan Pemerintah yang berlaku.
Namun bila dikaji dari bentuk kompensasi yang diinginkan, 100% menginginkan dalam
bentuk gnatirugi atau kompensasi
Gambar 2.21.
Diagram Bentuk Kompensasi yang diingini Masyarakat Pasaman
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 23
PRINSIP KOMPENSASI
77. Suatu kebijakan yang diambil oleh pemrakarsa adalah bahwa semua aset masyarakat
yang terkena proyek akan diberikan kompensasi. Bentuk kompensasi dapat berupa
pembayaran gantirugi tunai ataupun pembangunan kembali atas aset yang terkena dampak
sesuai hasil kesepakatan antara pemilik aset dengan pihak pemerintah nantinya. Studi
LARAP yang dilakukan ini akan menghitung besar kebutuhan biaya kompensasi yang harus
disediakan untuk penggatirugian saat pelaksanaan nantinya.
78. Harga Bangunan. Bangunan yang terkena dampak akan diberi kompensasi sebesar
biaya penggantian berdasarkan harga pasar bahan untuk membangun bangunan pengganti.
Analisis LARAP terhadap harga pasar bangunan yang terkena dampak dilakukan agar WTP
benar-benar dapat membangun kembali aset mereka yang dibebaskan, serta untuk
mengestimasi anggaran. Analisis ini dilakukan dengan mempertimbangkan Standar Harga
Pemerintah dan harga pasar bahan, jenis dan fungsi / penggunaan dimensi bangunan dan aset.
Analisis dilakukan tanpa memperhitungkan nilai penyusutan. Harga ini diusulkan sebagai
masukan kepada instansi yang bertanggung jawab untuk membangun dan kemudian
ditetapkan oleh Bupati sebagai acuan yang akan digunakan oleh PPT untuk negosiasi dengan
WTP. Hasil analisis memperhitungkan harga pasar berkisar dari Rp. 2.000.000 -
3.000.000/m2 untuk bangunan permanen dan Rp. 1.000.000 - 1.500.000/m2 untuk bangunan
semipermanen, dan Rp. 175.000-500.000/m2 untuk bangunan gubuk. Sebagai perbandingan
juga itu disajikan harga standar dari pemerintah dan dari harga pasar.
79. Sebagai perbandingan juga itu disajikan harga standar dari pemerintah dan dari harga
pasar.
Tabel 3.1.
Harga Patokan Pemerintah berdasarkan Konstruksi Bangunan
No. Konstruksi Fungsi
Bangunan Harga x Rp.1.000/m2) KETERANGAN
1. Toko Permanen 425.000,0
2. Toko Semi Permanen 310.000,0
3. Warung Gunuk 145.000,0
4. Rumah Permanen 550.000,0
5. Rumah Semi Permanen 400.000,0
6. Rumah Gunuk 175.000
Sumber : Pemerintah masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 24
Tabel 3.2.
Harga Pasar Bangunan berdasarkan Fungsi dan Konstruksi
No. Konstruksi Fungsi
Bangunan Harga x Rp.1.000/m2) KETERANGAN
1. Toko Permanen 3.000.000,0
2. Toko Semi Permanen 1.500.000,0
3. Warung Gunuk 250.000,0
4. Rumah Permanen 2.500.000,0
5. Rumah Semi Permanen 1.250.000,0
6. Rumah Gunuk 200.000
Sumber : Hasil Studi di masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
80. Harga Bangunan Lainnya. Pagar dan teras masyarakat yang dijumpai dalam RUMIJA
dikelola atau diganti dengan penggeserannya ke luar rumija atau dilakukan dengan
penggantirugian. Hasil kuisioner dan wawancara dengan pemilik pagar dan teras, menyatakan
sebagian penduduk menginginkan dikembalikan kebentuk semula oleh pihak pemrakarsa,
sedangkan sebagian lainnya menginginkan pihak pemrakarsa membayar gantirugi dengan
patokan harga sesuai kesepakatan ketika dilakukan Studi LARAP. Dikarenakan pemerintah
tidak memiliki standar harga untuk pembagunan kembali aset lainnya ini, maka dilakukan
analisis harga untuk aset terkena. Biaya penggantirugian yang disampaikan berikut ini
merupakan harga hasil Studi LARAP dengan memperhatikan dimensi dan jenis pagar dan
teras penduduk yang terkena pekerjaan pelebaran berdasarkan harga pasar material bangunan
saat ini tanpa menghitung nilai depresiasi. Harga ini akan diberikan sebagai input pada Dinas
Perumahan untuk memberikan referensi harga pasar atas aset terkena yang selanjutnya
digunakan sebagai input untuk PPT.
Tabel 3.3.
Harga Pasar Bangunan lainnya sesuai dimensi dan Jenis Konstruksi
No. Konstruksi Fungsi
Bangunan
Harga Menurut
Hasil Studi LARAP Keterangan
A. Teras
2. Permanen Lantai Semen 250.000,0
4. Semi Permanen Lantai Semen 200.000,0
5. Rangka Kayu lantai Semen 150.000,0
6. Rangka Kayu lantai Tanah 100.000,0
B. Pagar
Pagar Besi Rangka Batu 100.000,0
Pagar Batu 150.000,0
C. Pondasi Batas Tanah (Pilin)
Biaya Pemindahan Pondasi Batas 50.000,0
Sumber : Hasil Studi 2010 (diolah).
81. Harga Tanaman Ekonomi. Kompensasi untuk tanaman ekonomi yang terkena dampak
berdasarkan pada umur dan ukuran tanaman dan harga panen saat ini. Hasil analisis besarnya
kompensasi untuk tanaman yang terkena dilakukan sebagai masukan bagi lembaga yang
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 25
bertanggung jawab (Dinas Pertanian / Perkebunan), dan PPT serta digunakan untuk
memperkirakan anggaran yang dibutuhkan. Analisis ini menggunakan Harga Standar
Pemerintah dan harga pasar saat dilakukannya hasil survei. Hasil analisis adalah pada Tabel
3.6 berkisar dari Rp. 2.500.000 - 1.500.000/batang untuk pohon kelapa sawit siap panen dan
relatif muda (sangat produktif) dan Rp 1.500.000 - 1.000.000/ batang untuk pohon kelapa
sawit yang telah berumur lebih dari 20 tahun.
Tabel 3.4.
Harga Patokan Pemerintah untuk Tanaman Ekonomi
No. Jenis Tanaman Patokan Harga (Rp./batang)
Besar Sedang Kecil
1. Sawit 250.000,0 200.000,0 100.000,0
2. Kelapa 75.000,0 60.000,0 40.000,0
3. Coklat 200.000,0 175.000,0 100.000,0
4. Pinang 75.000,0 60.000,0 40.000,0
5. Buah-buahan lainnya 100.000,0 75.000,0 50.000,0
Sumber : Pemerintah masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
82. Harga standar pemerintah dan harga pasar dari beberapa tanaman sebangaimana
disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.5.
Harga Pasar (perkiraan) untuk Tanaman Ekonomi
No. Jenis Tanaman Patokan Harga (Rp./batang)
Besar Sedang Kecil
1. Sawit 500.000,0 750.000,0 250.000,0
2. Kelapa 175.000,0 250.000,0 100.000,-
3. Coklat 350.000,0 600,000,0 150.000,0
4. Pinang 125.000,0 160.000,0 60.000,0
5. Buah-buahan lainnya 125.000,0 250.000,0 75,000,0
Sumber : Pemerintah masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
83. Harga ditetapkan oleh Pemerintah tergantung pada jenis dan usia atau ukuran pohon
seperti yang disajikan dalam tabel yang berikut.
84. Harga pasar, Tabel 3.6, untuk tanaman ekonomi dihitung berdasarkan jenis dan umur
pohon dan harga panen saat ini. Studi lapangan menemukan bahwa minyak sawit dan pohon
kakao lebih mahal dibandingkan tanaman lainnya.
Tabel 3.6.
Hasil Studi LARAP untuk Tanaman Ekonomi
No. Jenis Tanaman Patokan Harga (Rp./batang)
Besar Sedang Kecil
1. Sawit 600.000,0 1.000.000,0 350.000,0
2. Kelapa 200.000,0 300.000,0 150.000,-
3. Coklat 450.000,0 600,000,0 200.000,0
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 26
4. Pinang 150.000,0 200.000,0 100.000,0
5. Buah-buahan lainnya 150.000,0 250.000,0 100,000,0
Sumber : Hasil Studi di masing-masing Kabupater 2010 (diolah).
85. Seluruh bangunan dan aset lainnya yang terkena dampak, akan dibongkar apabila
kompensasi telah dilunasi atau bangunan pengganti yang tersedia.
86. Penanganan Pasar Bawan. Penelitian terhadap keberadaan pasar dan upaya
penanganan masalah pelebaran jalan dan kondisi pasar yang selalu tumpah saat hari pasar,
dilakukan melalui diskusi dan wawancara terstruktur, serta dilanjutkan dengan group diskusi
terfokus (FGD). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat menyadari bahwa setiap
hari pasar selalu terjadi kemacetan dan mengharapkan adanya di penataan kawasan pasar.
Untuk itu, masyarakat pelaksana proyek pelebaran jalan, yakni P2JJ Provinsi Sumatera Barat,
dapat sekaligus melakukan penataan dengan penyediaan pelataran parkir dan pelataran lapak
pedagang K5.
87. Keberadaan lapak pedagang K5 dan pemarkiran kendaraan, baik kendaraan pedagang,
angkutan pedesaan, maupun kendaraan roda dua pribadi dan ojek, pada setiap hari pasar
yakni hari Jumat, telah menimbulkan kemacetan di ruas jalan ini. Walau masyarakat
menyadari terjadi kemacetan, namun sampai saat ini belum ada upaya penyelesaian
masalahnya seperti penataan pedagang K5 ataupun pemarkiran kendaraan.
88. Rencana Aksi yang diajukan untuk masalah ini adalah penyediaan pelataran parkir
serta pelataran pedagang K5. Luas yang areal yang dibutuhkan untuk itu sebesar 1.000 m2
dengan hanya lantainya diperkeras dengan konstruksi aspalt. Upaya ini tentunya
membutuhkan penyediaan lahan disamping perkerasan itu sendiri di area Pasar Bawan sekitar
20-30m dari batas RUMIJA. Pengaturan tempat jualan akan diserahkan kepada pengelola
pasar yakni Pemerintah Nagari, dimana orang yang terkena proyek ini diprioritaskan untuk
mendapatkan tempat ini.
89. Hasil studi yang dilakukan melalui diskusi dan wawancara terstruktur yang dilanjutkan
dengan group diskusi terfokus (FGD), menyimpulkan bahwa penanganan ini sepenuhnya
diharapkan dari pihak pelaksana proyek yakni P2JJ Provinsi Sumatera Barat. Hasil diskusi
juga menginginkan penyediaan sarana ini harus dilakukan sebelum pelaksanaan pelebaran
jalan yang didahuli dengan tahapan konsultasi dan diskusi dengan Pedagang K5. Area
pengganti akan dipersiapkan terlebih dahulu sebelum pemindahan pedagang terjadi.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 27
ESTIMASI ANGGARAN KOMPENSASI
90. Estimasi anggaran sesuai nilai aset masyarakat untuk dibayarkan kompensasinya oleh
pemerintah untuk Ruas 047.1 Manggopoh – Padangsawah sebesar Rp. 988.850000,-
sebagaimana Tabel 3.7. Penyediaan ini dibutuhkan untuk pembayaran ganti rugi bangunan
rumah, warung bengkel dan sarana ekonomi lainnya, bangunan lain masyarakat seperti pagar,
teras rumah, ataupun batas tanah masyarakat, serta tanaman ekonomis yang semuanya berada
dalam RUMIJA. Dana ini juga alokasikan untuk perbaikan beberapa bagian dari sarana pasar
di Bawan sehingga keberadaannya tidak mengurangi kinerja jalan yang sudah
ditingkatkan.Biaya ini juga telah dialokasikan untuk Panitia Pembebasan Lahan, baik tingkat
Kabupaten maupun tingkat Provinsi, termasuk Biaya Evaluasi dan Monitoring yang
disediakan oleh Departemen PU melalui APBN. Pembiayaan untuk masing-masing
kabupaten sebaimana diuraikan berikut (Penghitungannya lihat lampiran 5a)
Tabel 3.7.Rekapitulasi Biaya Larap Peningkatan Ruas Jalan Nasional Manggopoh - Padangsawah
A. KABUPATEN AGAM
1. Gantirugi Bangunan 100.600.000,00 2. Gantirugi Bangunan Pagar dan Lainnya 112.000.000,00 3. Gantirugi Tanaman Ekonomis 11.250.000,00 4. Biaya Penanganan Pasar *) 535.000.000,00 5. Biaya Panitia Pembebasan Lahan dan Gantirugi 45.000.000,00
Sub-Total 803.850.000,00 APBN I & IIB. KABUPATEN PASAMAN
1. Gantirugi Bangunan 58.000.000,00 2. Gantirugi Bangunan Teras dan Lainnya 12.000.000,00 3. Biaya Panitia Pembebasan Lahan dan Gantirugi 15.000.000,00
Sub-Total 85.000.000,00 APBN I & IIC. BIAYA EVALUASI DAN MONITORING
1. Monev oleh Dirjen Bina Marga 100.000.000,00 APBNT O T A L 988.850.000,00
No. URAIAN RAB KETERANGAN
Kabupaten Agam
91. Kompensasi Bangunan. Besarnya gantirugi bangunan rumah toko dan warung
penduduk yang berada dalam rumija pada Ruas Jalan Nasional Manggopoh – Padangsawah
berdasarkan hasil analisis studi LARAP yang dihitung berdasarkan harga pasar material
bangunan saat ini tanpa menghitung nilai depresiasi setelah mempertimbangkan hasil
wawancara, FGD dan Kuisioner. Hasil penghitungan sebersar Rp. 100.600.000,00
sebagaimana dilihat pada Tabel 3.8, sementara perhitungan harga menurut ketetapan
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 28
pemerintah dan NJOP atau pun harga pasar masing-masing bangunan disampaikan pada
lampiran 5b.
Tabel 3.8.
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk menurut wilayah Administrasi
H Harga/m2
( (Rp)
1. Nagari Manggopoh Permanen 3 34 500.000,0 17.000.000,0 Semipermanen 2 16 350.000,0 5.600.000,0 Gubuk 3 58 250.000,0 14.500.000,0
2. Nagari Bawan Permanen 2 10 500.000,0 5.000.000,0 Semipermanen 5 64 350.000,0 22.400.000,0 Gubuk 6 65 250.000,0 16.250.000,0
3. Nagari Salareh Aia Permanen 500.000,0 - Semipermanen 2 16 350.000,0 5.600.000,0 Gubuk 4 57 250.000,0 14.250.000,0
Total Total 100.600.000,0
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp)
Luas
Banguna
n (m2)*)
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi
Jumlah
Bangunan
(Unit)*)
92. Gantirugi bangunan lainnya milik masyarakat seperti pagar dan teras di dalam rumija,
dalam penelitian ini di hitung tersendiri di luar bagunan induknya. Nilai gantirugi adalah
sebesar Rp 112.000.000,00, sebagaimana Tabel 3.9., dihitung berdasarkan justifikasi tim
LARAP untuk selanjutnya diharapkan mendapat pengesehan dari pemerintah kabupaten
masing-masing pada saat gantirugi akan dibayarkan nantinya.
Tabel 3.9.
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Lainya Penduduk menurut Ruas Jalan Nasional
H Harga/m2
( (Rp)
1. Nagari Manggopoh Teras 5 102 500.000,0 51.000.000,0 Pagar 6 95 350.000,0 33.250.000,0 Bangunan Lain 2 18 250.000,0 4.500.000,0
2. Nagari Bawan Tiang Rumah 1 5 500.000,0 2.500.000,0 Pagar 1 15 350.000,0 5.250.000,0 Bangunan Lain 1 20 250.000,0 5.000.000,0
3. Nagari Salareh Aia Teras 500.000,0 - Pagar 1 30 350.000,0 10.500.000,0 Bangunan Lain 250.000,0 -
Total Total 112.000.000,0
Sumber : *) adalah Hasil Perhitungan data Lapangan 2010.
Luas
Banguna
n (m2)*)
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi
Jumlah
Bangunan
(Unit)*)
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp)
93. Gantirugi Tanaman Ekonomis. Basar harga gantirugi tanaman ekonomis masyarakat di
dalam RUMIJA, Tabel 3.10 terhitung sebesar Rp. 11.250.000,00. Hasil perhitungan
berdasarkan ketetapan pemerintah dan harga pasar selengkapnya disampaikan pada lampiran.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 29
Tabel 3.10.
Perhitungan Biaya Gantirugi Tanaman Ekonomis Penduduk menurut wilayah Administrasi
Harga/phn
(Rp)
1. Nagari Manggopoh Sawit 1.000.000,0 - Kakao 300.000,0 - Kelapa 1 600.000,0 600.000,0 Pinang 200.000,0 - Tanaman Lainnya **) 250.000,0 -
2. Nagari Bawan Sawit 1.000.000,0 - Kakao 300.000,0 - Kelapa 600.000,0 - Pinang 200.000,0 - Tanaman Lainnya **) 250.000,0 -
3. Nagari Salareh Aia Sawit 5 1.000.000,0 5.000.000,0 Kakao 300.000,0 - Kelapa 600.000,0 - Pinang 22 200.000,0 4.400.000,0 Tanaman Lainnya **) 5 250.000,0 1.250.000,0
Total 11.250.000,0
Sumber : *) adalah Hasil Perhitungan data Lapangan 2010.
**) terdiri dari tanaman Jati
No. WILAYAH ADMINISTRASI JenisJumlah
Pohon*)
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp)
94. Adanya perbedaan yang terjadi dalam perhitungan ini disebabkan bahwa ketetapan
pemerintah dibuat pada tahun sebelumnya, dimana pada saat itu harga panen tanaman sedang
dalam keadaan tertekan. Sementara saat ini harga panen sedang dalam keadaan baik dan
cenderung naik. Justifikasi ini untuk selanjutnya diharapkan mendapat pengesehan dari
pemerintah kabupaten masing-masing pada saat gantirugi akan dibayarkan nantinya.
95. Perhitungan Biaya Penanganan Pasar. Besarnya biaya penangan pasar Bawan yang
terdapat di Kanagarian IV Nagari, sebagai mana terlihat pada Tabel 3.11 berikut. Walaupun
nantinya akan disdiakan pelataran parkir yang dilengkapi dengan kawasan untuk Lapak
pedagang K5, namun upaya ini masih membutuhkan tambahan derupa pemagaran kawasan
pasar demi menjaga keselamatan pengguna jalan nantinya. Pengadaan lahan di kawasan Pasar
ini pun relatif mahal dari kawasan lain sekitarnya.
Tabel 3.11.Perhitungan Biaya Penanganan Kawasan Pasar Bawan
1 Pasar Bawan Kabupaten Agam
a. Pengadaan Lahan 1.500 m' @ Rp. 50.000 75.000.000,00 b. Perkerasan 1.000 m' @ Rp. 300.000,- 450.000.000,00 c. Pemagaran sempadan jalan 50 m' 10.000.000,00
Jumlah 535.000.000,00
Sumber : *) RAB masih dalam Perhitungan Ulang
KeteranganLokasiNo. RAB *)
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 30
Kabupaten Pasaman
96. Gantirugi Bangunan. Besarnya gantirugi bangunan rumah dan warung penduduk yang
berada dalam rumija pada Ruas Jalan Nasional Manggopoh – Padangsawah – Simpangempat
berdasarkan hasil analisis studi LARAP dengan mempertimbangkan hasil wawancara, FGD
dan Kuisioner, di hitung sebersar Rp. 58.000.000,00 sebagaimana dilihat pada Tabel 3.12.
Sementara perhitungan harga menurut ketetapan pemerintah dan NJOP atau pun harga pasar
masing-masing bangunan disampaikan pada lampiran 5c.
Tabel 3.12
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Penduduk di Kabupaten Pasaman
H Harga/m2
( (Rp)
1 Nagari Ladang Panjang Semipermanen 3 32 1.500.000,0 48.000.000,0 Gubuk 2 25 400.000,0 10.000.000,0
Total Total 58.000.000,0
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp)
Luas
Banguna
n (m2)*)
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi
Jumlah
Bangunan
(Unit)*)
97. Gantirugi Bangunan Lainnya. Gantirugi bangunan masyarakat lainnya seperti teras dan
gorong-gorongt di dalam rumija, dalam penelitian ini di hitung tersendiri di luar bagunan
induknya. Nilai gantirugi adalah sebesar Rp 12.000.000,00, sebagaimana Tabel 3.13, dihitung
berdasarkan justifikasi tim LARAP untuk selanjutnya diharapkan mendapat pengesehan dari
pemerintah kabupaten pada saat gantirugi akan dibayarkan nantinya.
Tabel 3.13
Perhitungan Biaya Gantirugi Bangunan Lainya Penduduk menurut Ruas Jalan Nasional
Harga/m2
(Rp)
1. Ladangpanjang Teras 1 20 500.000,0 10.000.000,0 Gorong2 1 8 250.000,0 2.000.000,0
Total 12.000.000,0
Luas
Banguna
n (m2)*)
No. WILAYAH ADMINISTRASI Konstruksi
Jumlah
Bangunan
(Unit)*)
Hasil Analisis Larap
Jumlah (Rp)
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 31
KEBIJAKAN PEMBEBASAN LAHAN
98. Landasan Hukum Proses Pembebasan Lahan. Walaupun kegiatan peningkatan kualitas
jalan tidak memerlukan pembebasan karena akan dilaksanakan di dalam RUMIJA, namun
masih memerlukan pembebasan dari bangunan dan tanaman ekonomi masyarakat yang
berada di dalamnya. Peraturan perundang-undangan yang menjadi landasan hukum proses
pembebasan lahan dalam pembangunan untuk kepentingan umum adalah :
a) Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043.);
b) Undang-undang Nomor 51 Prp. Tahun 1960 tentang Larangan Pemakaian Tanah
Tanpa Izin Yang Berhak Atau Kuasanya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1960 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2106);
c) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak-hak Atas Tanah
Dan Benda-benda Yang Ada Di Atasnya (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1961 Nomor 288, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2324);
d) Undang-Undang No. 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Jalan.
e) Undang-undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3501);
f) Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
g) Undang Undang No. 38 Tahun 2004, tentang Jalan
h) Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005, tentang Pengadaan Tanah Bagi
Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
i) Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006, tentang Perubahan Peraturan Presiden No.
36 Tahun 2005, tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum
j) Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 2007 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005, tentang
Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang
Perubahan atas Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005, tentang Pengadaan Tanah
Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 32
k) Surat Gubernur No. 600/335/P.II/Bang-2010 tanggal 8 Oktober 2010 tentang
Surat Pernyataan Lahan Bebas.
l) Surat Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu Pembangunan Jalan dan
Jembatan Sumatera Barat tanggal 11 Oktober 2010 tentang Surat Pernyataan
Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL)
m) Petunjuk operasional Bank Dunia (OP) No. 4.20 tentang Survai Sosial.
n) Petunjuk operasional Bank Dunia (OP) No.4.12, mengenai Pemukiman Kembali
Diluar Kehendak Penduduk (Involuntary Resettlement).
99. Kebijakan Pembentukan Panitia Pembebasan Lahan. Jalan Mangopoh – Padangsawah
merupakan bagian dari Jalan Trans Sumatra Jalur Barat yang secara administratif melewati
dua daerah administrasi kabupaten yakni Agam dan Pasaman. Oleh karena itu, pembebasan
ruas jalan dari pemukiman dan tanaman ekonomis penduduk, sesuai Perpres Pasal 6 ayat (3),
dibantu oleh panitia pengadaan tanah provinsi yang dibentuk oleh Gubernur. Panitia
pembebasan tingkat provinsi, bersama dengan Pemrakarsa, selanjutnya melakukan koordinasi
dengan panitia pembebasan tanah kabupaten yang dibentuk oleh Bupati.
PROSEDUR DAN PROSES PEMBEBASAN
100. Tahap Awal. Sesuai ketentuan yang berlaku, maka setiap proyek atau pun subproyek
yang memerlukan pembebasan lahan terlebih dahulu harus melakukan proses penyiapan yang
mengacu pada Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005, Perpress No. 65/2006 dan Aturan
Kepala BPN No.3/2007 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk
Kepentingan Umum. Untuk itu, sesuai dengan Petunjuk Operasional Bank Dunia (OP)
No.4.12, maka peningkatan Jalan Nasional Ruas Manggopoh – Padangsawah dilakukan Studi
LARAP.
101. Studi melakukan inventori aset berupa bangunan dan tanaman bernilai ekonomi
penduduk yang terdapat di dalam RUMIJA yang akan terkena proyek, serta melakukan survai
sosial ekonomi serta sosialisasi, konsultasi dan dikusi dengan masyarakat. Studi ini akan
mendapatkan informasi yang akurat tentang banyaknya bangunan dan tanaman ekonomi
masyarakat serta sarana dan prasarana umum yang terdapat di dalam RUMIJA yang nantinya
perlu dibebaskan serta besar dan cara penggantirugiannya. Tabulasi Rencana Aksi untuk
masing-masing kabupaten sebagaimana disampaikan pada bahagian akhir laporan ini.
102. Tahap Persiapan Administrasi. Sesuai hasil Studi LARAP, maka Proyek Peningkatan
Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatera Barat melalui Kepala Dinas Prasarana Jalan,
Tataruang dan Pemukiman Propinsi Sumatera Barat menyampaikan surat Gubernur Sumatra
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 33
Barat guna pembentukan Panitia Pembebasan Lahan Tingkat Provinsi dengan susunan
kepanitiaan terdiri dari sembilan unsur yang dianggap sudah mewakili semua pihak terkait di
pemerintahan dan selanjutnya disebut Panitia Sembilan Provinsi.
103. Selanjutnya dimintakan juga kepada Gubernur Sumatra Barat untuk menyurati Bupati
Kabupaten Agam dan Pasaman yang menginformasikan bahwa akan dilakukan pembebasan
lahan dari bangunan dan tanaman ekonomi masyarakat di dalam RUMIJA sepanjang ruas
jalan Manggopoh – Padangsawah karena akan dilakukan pelebaran jalan. Sehingga masing-
masing Bupati juga membentuk Panitia Sembilan Kabupaten yang nantinya akan bertugas
mendapingi Panitia Sembilan Provinsi dalam menangani proses penggantirugiaan.
104. Disamping itu, sebagai langkah awal dalam mempersiapkan kegiatan LARAP ini,
telah dilakukan work shop pada tanggal 16 Desember 2010 oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga melalui Direktorat Bina Teknik dengan melibatkan steakholder seperti Camat dari
masing-masing kecamatan di walayah administrasi Kabupaten, Pemerintah Kabupaten yang
berasal dari unsur Bappeda, Pekerjaan Umum dan BPN, serta Pemerintah Provinsi yang juga
berasal dari unsur Bappeda, Pekerjaan Umum dan BPN dan Pihak Konsultan.
105. Tahap Sosialisasi dan Konsultasi. Panitia Sembilan Provinsi yang sudah diserahkan
tugas untuk menangani proses gantirugi lahan mulai bekerja dengan mengundang Panitia
Sembilan Kabupaten untuk berkoordinasi dan penyampaian informasi materi yang telah
disampaikan dalam LARAP. Materi menyangkut
a. Penyampaian hasil Studi LARAP
b. Melakukan koordinasi, pembagian tugas dan kewenangan
c. Menyusun skedul kegiatan pembebasan lahan
d. Membuat dan meyiapkan konsep Surat Keputusan Bapati tentang Penetapan
Harga Gantirugi Bangunan - termasuk pagar dan teras serta bangunan lainnya –
dan Tanaman bernilai Ekonomi Masyarakat yang terkena Pekerjaan Pelebaran
Jalan Manggopoh – Padangsawah.
106. Panitia Sembilan Kabupaten. Panitia Sembilan Kabupaten melakukan sosialisasi di
wilayah kerja masing-masing kepada masyarakat tentang proses pembebasan dan
pembayaran gantirugi bangunan dan tanaman yang terkena proyek dengan bantuan
Kecamatan, Nagari dan unsur pemuka masyarakat masing-masing Kecamatan atau Nagari.
Acara ini di hadiri oleh Panitia Sembilan Provinsi dan Pihak Proyek. Dalam pelaksanaan ini,
Panitia dibantu oleh Camat dan Walinagari.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 34
107. Camat bertugas mengundang semua pihak yang berkepentingan seperti Walinagai,
Tokoh Masyarakat masing-masing Nagari, terutama Masyarakat yang bangunan dan
tanamannya akan terkena proyek pelebaran jalam. Sosialisasi tentang fisik proyek akan
disampaikan oleh pihak proyek. Sosialisasi tentang penggantirugian, akan disampaikan oleh
Panitia Sembilan Kabupaten didampingi oleh Panitia Sembilan Provinsi.
108. Selain sosialisasi, Panitia sembilan Kabupaten memiliki tugas-tugas sebagai berikut;
a) Melaksanakan pengukuran dan staking out atas asset yang terkena.
b) Melakukan penghitungan/inventarisasi asset warga yang akan diberi kompensasi
c) Mengumumkan hasil penelitian dan inventarisasi asset kepada WTP
d) Memfasilitasi pembentukan Tim Pemantau Independen
e) Menerima hasil penilian harga atau tarif ditetapkan untuk bangunan atau tanaman
atau asset lain yang terkena dari instansi yang bertanggung jawab telah dibentuk
untuk itu, atau Dinas Pertanian/Perkebunan.
f) Melaksanakan musyawarah untuk mencapai kesepakatan dengan WTP mengenai
bentuk dan besaran kompensasi.
g) Menetapkan besarnya ganti rugi atas aset terkena
h) Melakukan pembayaran kompensasi kepada WTP
i) Menampung setiap keluhan, keberatan dan usulan dari WTP untuk kemudian di
musyawarahkan upaya pemecahannya serta hasilnya di publikasikan.
j) Membuat laporan bulanan kemajuan pelaksanaan LARAP selama rentang masa
kerjanya.
k) Menyerahkan laporan pelaksanaan LARAP kepada Bupati, Tim Monitoring dan
Pelaporan, dan WINRIP
109. Pengukuran dan Penghitungan Gantirugi. Pengukuran dan penghitungan detail di
lapangan atas bangunan dan tanaman ekonomi yang terkena proyek, disaksikan oleh pemilik
dan dilakukan oleh Panitia Sembilan Kabupaten serta dihadiri oleh Pihak Proyek dan Panitia
Sembilan Provinsi.
110. Menyampaikan hasil pengukuran dan penghitungan kepada masyarakat melalui Rapat
Sosialisasi Tahap II. Bagi sebagian masyarakat belum mengetahui secara jelas bangunan dan
tanaman mereka yang terkena proyek pelebaran jalan, dapat meminta panitia mengukur ulang
atas luas bangunan dan tanaman mereka untuk kepastian pembayaran gantirugi nantinya.
Prosedur Keluhan dan Keberatan Masyarakat disampaikan dalam Lampiran.
111. Setelah pengukuran site dan sejumlah bangunan serta tanaman telah terdata akurat,
maka instansi yang bertanggung jawab untuk bangunan dan tanaman akan menghitung nilai
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 35
kompensasi bangunan dan tanaman yang akan terkena proyek yang selanjutnnya akan
ditetapkan sebagai Keputusan Bupati.
112. Masyarakat diberi kesempatan untuk mengajukan keberatan atas asetnya yang terkena
proyek dalam tahapan proses konsultasi yang disediakan untuk itu.
113. Tahap Pembayaran Gantirugi. Panitia Sembilan Provinsi dan Kabupaten beserta Pihak
Proyek mengadakan rapat intern mengenai prosedur pembayaran gantirugi atas bangunan dan
tanaman yang terkena proyek. Pembayaran akan dilakukan kepada masyarakat yang sudah
bersedia, serta kepada mereka diminta untuk mempersiapkan beberapa dokumen yang harus
diperlihatkan dan dilampirkan saat pembayaran gantirugi.
114. Setiap masyarakat yang menerima gantirugi akan difoto dengan latardepan nilai
gantirugi yang diterima sesuai dengan jenis aset yang dibebaskan. Untuk itu Panitia juga
sudah mempersiapkan seluruh dokumen dan dokumentasinya, sehingga dapat dipertanggung-
jawabkan dengan baik.
115. Gantirugi Bangunan dan Banguanan Lainnya
1) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk.
2) Foto Copy Sertifikat Tanah atau surat kepemilikan tanah lainnya untuk bangunan
yang sebagia lainnya berada di dalam RUMIJA. dan/atau
3) Untuk tanah ulayat harus ada surat dari Ninik Mamak, Walinagari, Camat serta
tidak bermasalah dengan hukum, dan/atau
4) Surat keterangan Walinagari atas kepemilikan bangunan yang seluruhnya berada
di dalam RUMIJA.
116. Tamaman Ekonomis
1) Foto Copy Kartu Tanda Penduduk.
2) Surat keterangan Walinagari atas kepemilikan tanaman ekonomi yang ditanam
mereka masing-masing di dalam RUMIJA.
PROSEDUR PENANGANAN KELUHAN
117. WTP yang tidak puas atas pelaksanaan kegiatan pembebasan lahan dapat mengajukan
keluhan, keberatan atau usulan kepada masing-masing Pemerintah Kabupaten atau kepada
PPT sebagai penanggung jawab program. Keluhan, keberatan dan usulan tersebut dapat
disampaikan langsung atau melalui surat menyurat ke alamat masing-masing Kantor Bupati
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 36
atau kepada Kepala Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) Pembangunan Jalan dan Jembatan
Provinsi Sumatra Barat, Jl. Rasuna Said No. 85 A Padang, 25114 Telp. (0751) 70 51556
Fax. (0751) 70 51556.
118. Mekanisme penanganan keluhan, keberatan ataupun usulan terhadap pelaksanaan
LARAP diproses melalui tahapan sebagai berikut :
a) Pemerintah Kabupaten dan WINRIP melalui Ketua Bappeda masing-masing
kabupaten dan Kepala SNVT Pembangunan Jalan dan Jembatan Provinsi
Sumatera Barat dan Tim Monitoring dan Pelaporan, akan melakukan penelitian
sesuai keluhan, keberatan dan usulan yang disampaikan WTP.
b) Hasil penelitian dan investigasi tersebut akan di informasikan kepada warga WTP
paling lambat dalam jangka waktu 12 hari untuk kemudian di musyawarahkan
dengan WTP untuk diupayakan pemecahannya berdasarkan prinsip saling
menguntungkan.
c) Penyelesaian masalah atau penanganan atas keluhan, keberatan dan usulan akan
didokumentasikan dan dapat di akses secara terbuka oleh masyarakat. Untuk
memudahkan masyarakat umum, khususnya WTP dalam meng akses informasi,
maka hasilnya akan di sebar luaskan melalui ruang public yang tersedia, seperti
papan pengumuman di kantor proyek, Kantor Camat dan Kantor Nagari. Diagram
penanganan keluhan dapat dilihat pada lampiran 3.
119. Dalam hal tidak tercapai kesepakatan atau konsensus tentang jumlah kompensasi
antara WTP dan Pemerintah setelah lebih dari setahun, maka sub-proyek akan dikeluarkan
dari Program WNRIP atau akan dicari alternatif lain untuk melakukan penataan kembali
(realignment).
MONITORING DAN PELAPORAN
120. Pelaksanaan pembebasan yang dilaksanakan setelah penyusunan LARAP masih
memerlukan Evaluasi dan Monitoring yang dilakukan baik Pemerintah Kabupaten, Provinsi
maupun oleh Dirjen Bina Marga melalui instansi yang ditunjuk untuk itu. Pemantauan dan
pengevaluasian mengacu pada format sebagaimana disampaikan dalam lampiran.
121. Tim Monitoring dan Pelaporan Kabupaten, dibentuk oleh pemerintah Kabupaten
Agam dan Pasaman pada saat dimulainya pelaksanaan Rencana Kerja (action plan)
Pemebasan Lahan. Tim ini beranggotakan dari unsur masing-masing Pemerintah Kabupaten
Agam dan Pasaman (BAPPEDA), unsur Perguruan Tinggi atau Lembaga Swadaya
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat 37
Masyarakat (LSM) dan wakil dari masyarakat (WTP). Kegiatan Monitoring dan Pelaporan
dilakukan dengan tujuan untuk mengawasi pelaksanaan program Pembebasan Lahan sesuai
dengan rencana, tujuan dan keluaran yang diharapkan. Deskripsi tugas Tim Monitoring dan
Pelaporan :
1) Tim akan melakukan kegiatan pengawasan pelaksanaan program sebagaimana
yang tercantum dalam rencana kerja (action plan) mulai dari saat sosialisasi dan
konsultasi publik untuk pembebasan tanah, sampai semua kegiatan RAP dan
komitmen telah dipenuhi.
2) Tim akan melakukan koordinasi setiap bulan dengan Panitia Sembilan, Bappeda
dan Proyek, untuk mendiskusikan permasalahan dan kendala yang dihadapi serta
upaya penanggulangannya, khusus terkait dengan penyelesaian keluhan /
keberatan dari WTP.
3) Tim akan menyusun laporan kemajuan pelaksanaan program setiap bulan dengan
menggunakan formulir pelaporan yang dikirimkan kepada WINRIP dengan
tembusan kepada Bappeda dan Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) Pembangunan
Jalan dan Jembatan Provinsi Sumatra Barat dan Unit Social Safeguard bank
Dunia.
4) Pemerintah akan melakukan Monitoring Bulanan Pelaksanaan Larap sesuai
dengan Laporan Monitoring Bulanan Pelaksanaan Larap (lihat Lampiran 4).
Laporan ini berisi kemajuan pelaksanaan LARAP, seperti data rinci sosialisasi,
jenis dan jumlah kompensasi dan kemajuan pembayaran, setiap keluhan yang
disampaikan oleh WTP dan resolusinnya.
JADWAL PELAKSANAAN
122. Jadwal pelaksanaan proses pembayaran gantirugi dimulai dengan tahap persiapan,
dilanjutkan dengan penyuluhan dan sosialisasi kepada WTP, pengukuran aset serta negosiasi
harga pada Tahun Anggaran 2011. Anggaran untuk pelaksanaan LARAP sebagian besar
berasal dari anggaran daerah (APBD), dengan sebagian kevil ditanggung dengan anggaran
nasional (APBN) sebagimana disajikan pada rencana aksi berikut.
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat a
LAMPIRAN 1 Tabel Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah
No Uraian Jumlah
A Jumlah PAP 58 WTP B Bangunan Terkena : 30 WTP
a. Sepenuhnya > 50 % Bangunan 21 WTP b. Sebagian < 50 % 9 WTP
1. Bangunan Milik Pribadi 31 WTP a. Bangunan permanen 5 (44 m2) b. Bangunan Semi permanen 8 (128 m2) c. Bangunan Sementara/ Gubuk 15 (188 m2)
2. Bangunan Lainnya 20 WTP
a. Pagar permanen 11 (140 m') b. Gorong-gorong 1 (8 m') c. Teras Semi Permanen 7 (122 m2) d. Pondasi Batas Tanah 1 (38 m')
3. Pohon / tanaman 7 WTP
Sawit 9 Pohon Kelapa 1 Pohon Pinang 22 Pohon Jati 5 Pohon
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat b
LAMPIRAN 1.a Tabel Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten Agam Bangunan
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 102+700 Kanan Khairul Bangunan Bengkel 16 M2 2 103+400 Kiri Mardiani Bangunan Pondok 8 M2 3 104+000 Kanan Sidi Asmal Bangunan Rumah 22 M2 4 104+400 Kiri Firdaus Bangunan Warung 8 M2 5 105+800 Kanan Fernawati Bangunan Rumah 12 M2 6 108+400 Kiri Tagor Bangunan Warung 12 M2 7 108+600 Kiri Doni Ariandi Bangunan Warung 16 M2 8 108+700 Kiri Noza Bangunan Warung 12 m2
Bangunan Lainnya No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 103+000 Kiri H. DT Parpatiah Bangunan Lainnya Pagar 12 M 2 103+200 Kanan Petnawati Bangunan Lainnya Teras Rumah 42 M2 3 103+200 Kanan Rasima Bangunan Lainnya Teras Rumah 21 M2 4 103+850 Kanan Sariana Bangunan Lainnya Teras Rumah 16 M2 5 104+100 Kiri ST NAZIR Bangunan Lainnya Gorong-gorong 10 M 6 104+200 Kiri Rita Bangunan Lainnya Pagar 1 M 7 104+200 Kiri Rakamah Bangunan Lainnya Teras Rumah 8 M2
8 104+600 Kiri TN Bangunan Lainnya Pagar beton besi 15 M
9 106+000 Kanan Syamsiar Bangunan Lainnya Teras Rumah 16 M2 10 106+100 Kiri Herman Aziz Bangunan Lainnya Pagar beton 2 M
11 106+100 Kanan Mar (Kantor Camat) Bangunan Lainnya Pagar besi beton 20 M
12 106+100 Kanan Ta Bangunan Lainnya Lantai Jemuran 8 M2
13 108+000 Kiri Ita Jaksa Bangunan Lainnya Pagar beton besi 20 M
14 108+300 Kanan Jon tentara Bangunan Lainnya Pagar besi beton 20 M
Tanaman No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 102+450 Kiri Siti Rajiu Tanaman Kelapa 1 Btg
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat c
LAMPIRAN 1.b Tabel Daftar Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan Kecamatan IV Nagari Kabupaten Agam Bangunan
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 109+700 Kiri Lely Suriani Bangunan Warung 18 M2 2 111+300 Kiri Azwar Bangunan Bengkel 8 M2 3 111+800 Kiri Mardiani Bangunan Warung 8 M2 4 114+300 Kiri Adrian Bangunan Gudang 12 M2 5 114+800 Kanan Mulyani Bangunan Warung 8 M2 6 114+800 Kanan Martaini Bangunan Warung 18 M2 7 118+200 Kiri Yakub Bangunan Warung 8 M2 8 119+900 Kiri Edi Tiawarman Bangunan Warung 8 M2 9 119+980 Kiri Ali Dasma Bangunan Warung 8 M2
10 120+000 Kiri Rosma Wati Bangunan Warung 12 M2 11 120+000 Kiri Sukur Bangunan Warung 12 M2 12 122+700 Kiri Sidi Bangunan Rumah 12 M2 13 121+700 Kanan Herman Gubuk 4 m2 14 132+180 Kanan Jalinur Bangunan Warung 21 M2
Bangunan Lainnya
No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 120+100 Kiri Bidan yanariyati Bangunan Lainnya Pilin (batas tanah)
20 M
2 121+300 Kanan Mas Bangunan Lainnya Pagar
15 M
3 122+700 Kiri Sidi Bangunan Lainnya Tonggak Rumah
5 Btg
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat d
LAMPIRAN 1.c Tabel Dafrtar Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam Bangunan No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 124+300 Kanan Yeti Bangunan Warung 8 M2 2 124+880 Kanan Ernawati Bangunan Warung 6 M2 3 125+400 Kiri Amaik Bangunan Warung 16 M2 4 125+800 Kanan Anis Bangunan Warung 27 M2 5 128+700 Kiri Tn Bangunan Rumah 14 M2 6 133+750 Kiri Elikasim Bangunan Rumah 35 M
Bangunan Lainnya No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 133+700 Kiri H.Imam Mansyur Bangunan Lainnya Pagar dan batas tanah
30 M
Tanaman No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 124+100 Kanan Ermawati Tanaman Sawit 1 Btg 2 124+900 Kiri Murniati Tanaman Jati 5 Btg 3 125+100 Kiri Murniati Tanaman Sawit 4 Btg 4 125+900 Kanan ITA Tanaman Pinang 11 Btg 5 127+100 Kiri Imam/sarima Tanaman Pinang 11 Btg 6 128+700 Kiri Tn Tanaman Sawit 4 Btg
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat e
LAMPIRAN 1.d Tabel Daftar Aset Terkena Pembebasan Proyek Pelebaran Jalan Manggopoh - Padangsawah Sesuai Wilayah Administrasi Kecamatan Kecamatan III Nagari Kabupaten Pasaman Bangunan No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 133+950 Kiri Zulpardi Bangunan Warung 4 M2 2 134+150 Kanan Ddahniar Bangunan Warung 8 M2 3 134+160 Kanan Sri Oktavia Bangunan Warung 12 M2
Bangunan Lainnya No. Lokasi Posisi Nama Rsp. Asset Jumlah
1 133+950 Kiri Lenggo Geni Bangunan Lainnya Gorong-gorong 8 M 2 133+950 Kiri Yal Bangunan Lainnya Teras Rumah 12 M2
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat f
LAMPIRAN 1.e Tabel Pedagang K5 Di Pasar Bawan TerkenaYang Pembebasan Proyek Pindah ke lokasi lain yang ditawarkan pemerintah No. Posisi Nama Rsp. Dagangan
1 Berada dalam rumija Amat Pecah Belah 2 Berada dalam rumija Elly Cabe 3 Berada dalam rumija M. Awis Buah Salak 4 Berada dalam rumija Suhaiminar Kelapa 5 Berada dalam rumija Syafrina Sayur-sayuran 6 Berada dalam rumija Yanti Murni Cabe 7 Berada dalam rolen jalan Yusna Kelapa 8 Berada dalam rolen jalan Ade Anak Ayam 9 Berada dalam rolen jalan Anto Cabe
10 Berada dalam rolen jalan Indan Sayur-sayuran 11 Berada dalam rolen jalan Ujang Buah Semangka 12 Berada dalam rolen jalan Upiak Enek Ikan Kering 13 Berada dalam rolen jalan Yesnimar Kain
Pindah ke lokasi lain yang dicari sendiri dekat dari tempat semula No. Posisi Nama Rsp. Dagangan
1 Berada dalam rolen jalan Lini tahu Tidak menjawab No. Posisi Nama Rsp. Dagangan
1 Berada dalam rumija Ati Ikan Kering 2 Berada dalam rumija Mai Syamsinar Cabe dan Bawang
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat h
Lampiran 2 Format Risalah Konsultasi dan Sosialisasi
No Uraian Penjelasan
A. Tempat Rapat
B Materi Rapat
C Pihak Pemrakarsa
D Masyarakat yang Hadir:
• Tokoh Masyarakat yang Hadir
• Warga
• Jumlah Peserta hadir
E Isu yang di bahas (dapat berupa
pertanyaan atau apapun)
F Tindak Lanjut yang disepakati
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat i
Lampiran 3 Bagan alir Tata Cara Penanganan Keluhan Masyarakat
Mekanisme Penanganan Keluhan terhadap Pelaksanaan LARAP
Proses
Dalam 12 hari kerja
M
O
N
I
T
O
R
I
N
G
WTP
PMU
WINRIP
- Bappeda
- Pimpinan Satker P2JJ (pimpinan
Sub-Proyek)
- Panitia Pengadaan Tanah
- Tim Monitoring
Investigasi oleh Bapedda dan
Satker
Konsultasi
dengan WTP
Publikasi
Persetujuan dengan WTP
Pelaksanaan
WTP
PMU
WINRIP
- Bappeda
- Pimpinan Satker P2JJ (pimpinan
Sub-Proyek)
- Panitia Pengadaan Tanah
- Tim Monitoring
Investigasi oleh Bapedda dan
Satker
Konsultasi
dengan WTP
Publikasi
Persetujuan dengan WTP
Pelaksanaan
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat h
Lampiran 4
FORMULIR MONITORING BULANAN PELAKSANAAN LARAP
Kabupaten :.......................................
Sub-project : ........................................
: .........................................
Periode Pelaporan : …………….
Tanggal Target Kemajuan/ status di lapangan Masalah & rencana tindak lanjut
1. Pembayaran kompensasi Lampirkan: kopi tanda terima
- Lahan
- Bangunan
- Jumlah Rumah
- Jumlah Warung
- Bangunan Lainnya
- Jumlah Teras
- Jumlah Pagar
- Jumlah Bangunan Lainnya
- Tanaman
- Jumlah Tanaman sesuai Jenis
2. Penataan Pasar
- Jumlah Pedagang K5 yang ditata
- Jumlah fasilitas
3. Keluhan atau pengaduan Lampirkan:
- Jumlah keluhan yang diterima Daftar keluhan yang diajukan
- Jumlah keluhan yang telah diselesaikan Lampirkan:
[1] Jika kolom tidak mencukupi, silahkan digunakan lembar kertas tambahan.[2] Konsultasi untuk kompensasi adalah mengenai (i) harga pasar, (ii) jadwal untuk pembayaran kompensasi, dan (iii) kepemilikan aset, besaran dan bentuk kompensasi.[3] Konsultasi untuk Penataan Pasar mengenai (i) jadwal penataan (ii) lokasi penataan, dll.
Lampirkan: kopi jadwal relokasi yang dipublikasikan
IMPLEMENTASI
2. Penataan Pasar [3]
Laporan Kemajuan [1]Catatan
KONSULTASI
1. Kompensasi [2] Lampirkan: kopi notulensi kesepakatan
AktivitasRencana Kerja sesuai LARAP
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat i
LAMPIRAN 5
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat j
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat k
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat l
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat m
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat h
LAMPIRAN6
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat i
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat j
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat k
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat l
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat m
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat n
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat o
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat p
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat q
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat r
LAMPIRAN 7
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat s
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat t
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat u
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat v
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat w
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat x
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat y
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat z
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat aa
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat bb
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat cc
LARAP Link 047.1
Proyek Peningkatan Jalan dan Jembatan Propinsi Sumatera Barat dd
Recommended