View
88
Download
1
Category
Preview:
DESCRIPTION
Keputusan Kepala Balai Besar
Citation preview
KEPUTUSAN KEPALA BALAI BESAR
TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
Nomor: SK. 47 /IV-21/BT.1/2013
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PENDAKIAN GUNUNG
SEMERU DI TAMAN NASIONAL BROMO TENGGER SEMERU
KEPALA BALAI BESAR
Menimbang :
a. bahwa kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (yang selanjutnya disebut
TNBTS) merupakan Kawasan Pelestarian Alam yang mengemban fungsi
perlindungan pengawetan dan pemanfaatan secara berkelanjutan untuk itu aktivitas
wisata alam perlu dikelola dengan optimal untuk memberikan pelayanan prima bagi
pengunjung dengan tetap menjaga fungsi kawasan;
b. bahwa pendakian ke Gunung Semeru merupakan salah satu aktifitas wisata alam
terbatas unggulan di kawasan TNBTS dan bahwa kegiatan pendakian dapat
menimbulkan dampak negatif terhadap kawasan berupa sampah erosi vandalisme
pencemaran sumber air pengambilan sumber daya alam hayati serta situs purbakala
maka kegiatan pendakian harus dikelola dengan baik sehingga dapat meminimalkan
dampak dimaksud dan meningkatkan kenyamanan bagi pengunjung;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b maka ditetapkan Keputusan Kepala
Balai Besar TNBTS tentang Petunjuk Teknis Standar Operasional Prosedur
Pendakian Gunung Semeru di TNBTS.
Mengingat :
1. Undang-Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati
dan Ekosistemnya;
2. Undang-Undang No. 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak;
3. Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan;
4. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup;
5. Peraturan Pemerintah No. 59 tahun 1998 tentang Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara
Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Departemen Kehutanan dan Perkebunan;
6. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan;
7. Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam
dan Kawasan Pelestarian Alam;
8. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 28/Kpts-II/2003 jo Keputusan Menteri
Kehutanan No. SK.233/Menhut-II/2004 tentang Pembagian Rayon di Taman Nasional
Taman Hutan Raya Taman Wisata Alam dan Taman Buru Dalam Rangka Pengenaan
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
9. Peraturan Menteri Kehutanan No. P.03/Menhut-II/2007 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PETUNJUK TEKNIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(SOP) PENDAKIAN GUNUNG SEMERU DI TAMAN NASIONAL
BROMO TENGGER SEMERU
KESATU
:
Keputusan Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru Tentang Petunjuk Teknis Standar Operasional Prosedur
(SOP) Pendakian Gunung Semeru di Taman Nasional Bromo
Tengger Semeru sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan
ini;
KEDUA
:
Petunjuk Teknis (Juknis) sebagaimana dimaksud dalam amar
KESATU merupakan acuan dalam pendakian Gunung Semeru;
KETIGA
:
Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini akan diatur
kemudian;
KEEMPAT
:
Keputusan ini ditetapkan mulai 1 Juli 2013 dan berlaku efektif mulai
tanggal 1 September 2013.
Ditetapkan di : Malang
Pada Tanggal : 1 Juli 2013
KEPALA BALAI BESAR
Ttd
Dr Ir AYU DEWI UTARI MSi
NIP 19690522 199303 2 002
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.
1. Gubernur Provinsi Jawa Timur
2. Direktur Jenderal PHKA.
3. Bupati Lumajang Malang Probolinggo dan Pasuruan
4. Sekretaris Ditjen PHKA.
5. Direktur Konservasi Kawasan dan Bina Hutan Lindung Ditjen PHKA
6. Direktur Pemanfaatan Jasa Lingkungan Konservasi Kawasan dan Hutan Lindung Ditjen
PHKA
7. Kepala Pusat Humas Kementerian Kehutanan
8. Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur
9. Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur
10. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur
Lampiran : Keputusan Kepala Balai Besar TNBTS tentang Petunjuk Teknis Standar
Operasional Prosedur Pendakian Gunung Semeru di TNBTS.
Nomor : SK. 47 /IV-21/BT.1/2013
Tanggal : Juli 2013
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gunung Semeru adalah gunung berapi aktif tertinggi di Jawa (3.676 m dml) berada di
kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Kawasan ini memiliki keragaman
ekosistem pegunungan yang komplek dan bentang alam yang unik sehingga menjadi salah
satu lokasi pendakian favorit di Indonesia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya data
pengunjung yang mendaki ke Gunung Semeru dari waktu ke waktu. Pada hari biasa jumlah
pengunjung berkisar antara 100-200 orang sedang pada hari libur/musim liburan jumlah
pengunjung dapat mencapai lebih dari 1.000 orang per hari.
Kegiatan pendakian gunung beresiko tinggi mulai dari kecelakaan ringan hingga kecelakaan
berat yang dapat mengakibatkan kematian. Kecelakaan terjadi antara lain karena pengunjung
tidak mematuhi peraturan perlengkapan dan logistik tidak memadai serta tidak memiliki
kemampuan dan pengalaman mendaki gunung.
Guna mengurangi resiko kecelakaan meningkatkan keselamatan pengunjung dan menjaga
kelestarian ekosistem maka diperlukan pengaturan pendakian. Dengan adanya pengaturan
pendakian diharapkan pengelolaan aktifitas pendakian dapat berjalan lebih efektif dan
optimal sebagai wujud pelayanan prima pendakian.
B. Maksud Tujuan dan Sasaran
1. Maksud
Maksud penyusunan Petunjuk Teknis Standar Operasional Prosedur Pendakian Gunung
Semeru di TNBTS ini adalah meningkatnya keselamatan pendaki dan menjaga kelestarian
ekosistem Gunung Semeru.
2. Tujuan
Tersedianya Standar Operasional Prosedur Pendakian sebagai pedoman pelaksanaan/
penyelenggaraan pendakian Gunung Semeru.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Petunjuk Teknis SOP Pendakian Gunung Semeru di TNBTS ini meliputi
landasan hukum arahan teknis prosedur pendakian pelaksanaan pendakian tugas dan
tanggung jawab petugas pelayanan pendakian.
D. Pengertian
1. Kawasan Pelestarian Alam adalah kawasan dengan ciri khas tertentu baik di darat
maupun di perairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan
pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta pemanfaatan secara lestari
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
2. Taman Nasional adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli
dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian ilmu pengetahuan
pendidikan menunjang budidaya pariwisata dan rekreasi
3. SDA (Sumber Daya Alam) hayati adalah unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari
sumber daya alam nabati (tumbuhan) dan sumber daya alam hewani (satwa) yang bersama
dengan unsur non hayati di sekitarnya secara keseluruhan membentuk ekosistem
4. Ekowisata adalah kegiatan wisata yang secara langsung dan tidak langsung
mempromosikan perlindungan lingkungan dan memberikan peningkatan kepada
kesejahteraan masyarakat.
5. Pendakian di Gunung Semeru TNBTS adalah kegiatan pendakian Gunung Semeru
melalui jalur yang telah ditentukan oleh BBTNBTS
6. Surat ijin pendakian adalah surat izin resmi yang dikeluarkan oleh BBTNBTS untuk
melakukan pendakian Gunung Semeru di dalam kawasan TNBTS.
7. Petugas Perijinan adalah pegawai Balai Besar TNBTS yang ditunjuk yang mempunyai
tugas mengelola dan menerbitkan SURAT IJIN PENDAKIAN/SURAT PERNYATAAN.
8. Petugas Pemungut adalah Pegawai Negeri Sipil Balai Besar TNBTS yang ditetapkan
dengan Surat Keputusan Kepala Balai Besar TN.BTS mempunyai tugas memungut tiket
masuk TNBTS dan Asuransi kecelakaan pengunjung.
9. Pengunjung Pendakian adalah orang yang melakukan kegiatan pendakian Gunung
Semeru di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru melalui prosedur yang telah ditetapkan.
10. Pemandu/Porter adalah orang yang mendampingi kelompok pengunjung yang
melakukan kegiatan pendakian di TNBTS.
11. Penutupan Pendakian adalah kebijakan menutup semua bentuk aktivitas pendakian ke
Gunung Semeru yang .ditetapkan oleh Kepala Balai Besar TNBTS.
12. Pemulihan/Recovery ekosistem adalah upaya perbaikan ekosistem dari kondisi rusak ke
kondisi awal/baik secara alami maupun dengan campur tangan manusia.
13. Vandalisme adalah salah satu tindakan perusakan fasilitas wisata alam mencoret-
coret/melukai pohon batu dan lain-lain.
14. Kemah adalah meletakkan membangun tenda atau struktur berbentuk tenda
dipergunakan untuk berteduh atau menginap.
15. Poskodal Pendakian adalah Pos Komando dan Pengendalian Pendakian yang berfungsi
sebagai pemantau segala aktifitas pendakian berkedudukan di Kantor Resort PTN Wilayah
Ranu Pani.
16. Mekanisme Pembayaran adalah suatu system pembayaran yang dilakukan pada saat
booking secara langsung maupun tidak langsung.
17. Sistim Booking adalah cara memesan kuota pendakian baik secara langsung maupun
tidak langsung.
18. Volunteer/Relawaan adalah sukarelawan bersifat independen yang dibina oleh Balai
Besar TNBTS guna menumbuhkembangkan kegiatan konservasi berupa kesadartahuan
perlindungan dan pelestarian alam di kawasan TNBTS.
II. ARAHAN TEKNIS
Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan satu-satunya kawasan
konservasi di Indonesia yang memiliki keunikan berupa laut pasir seluas 5.250 hektar yang
berada diketinggian kurang lebih 2.100 meter dari permukaan air laut. Di kawasan TNBTS
juga terdapat 2 (dua) buah gunung yang masih aktif yaitu Gunung Bromo dengan ketinggian
2.392 mdpl yang merupakan salah satu destinasi pariwisata terbaik di dunia dan Gunung
Semeru dengan ketinggian 3.676 mdpl.
Sebagai gunung tertinggi di Jawa gunung Semeru menjadi prioritas bagi para pengunjung
untuk mencoba menaklukkannya / mendakinya. Kegiatan pendakian di wilayah Semeru
melintasi jalur yang merupakan habitat berbagai jenis flora dan fauna sangat penting bagi
keseimbangan ekosistem TNBTS. Keberadaan jenis flora dan fauna di dalam kawasan
TNBTS ini sangat sensitif terhadap perilaku pengunjung oleh karena itu kegiatan pendakian
di kawasan TNBTS harus memperhatikan aspek-aspek sebagai berikut :
1. Perlindungan Keanekaragaman Hayati
Aktivitas pengunjung di dalam kawasan taman nasional berpotensi menimbulkan dampak
negatif terhadap keanekaragaman hayati dalam bentuk:
ü Penyebaran biji (dan atau benih) dan juga satwa ke dalam kawasan yang dibawa oleh
pengunjung baik sengaja maupun tidak sengaja dari luar kawasan;
ü Pemadatan tanah yang dapat menyebabkan erosi terutama pada jalur pendakian dan lokasi-
lokasi kemping/pendirian tenda pengunjung;
ü Gangguan terhadap satwa liar terutama saat musim berkembang biak satwa liar dan
kemungkinan adanya perubahan perilaku satwa liar;
ü Perusakan vegetasi di sepanjang jalur pendakian dan di lokasi kemping akibat pematahan
ranting cabang untuk kayu bakar dan alat bantu saat mendirikan tenda;
ü Pencemaran lingkungan akibat buangan sampah pengunjung dan kotoran manusia di jalur
pendakian lokasi kemping dan di lokasi sumber mata air yang tidak memperhatikan kaidah
lingkungan;
ü Kebakaran yang dipicu oleh pembuatan api unggun puntung rokok dan lain-lain.
Dalam rangka mempertahankan nilai penting keanekaragaman hayati Ekosistem Semeru
maka pendakian di TNBTS harus dilaksanakan dengan memperhatikan :
1.
a. Kondisi lingkungan antara lain fisik biologi sarana wisata aspek kepuasan
pengunjung serta kemampuan petugas dan mitra yang terlibat dalam
pengamanan pengunjung maka ditetapkan jumlah total kuota pengunjung di
Gunung Semeru sebanyak 500 orang/per hari yang masuk melalui pintu Ranu
Pani;
b. Pengelolaan pendakian menggunakan sistem kuota batas lama tinggal di
dalam kawasan dan penutupan pendakian pada waktu yang ditentukan
c. Sebelum tersedianya fasilitas sanitari pembuangan kotoran manusia harus
dilakukan jauh dari sumber air dengan cara menggali tanah sedalam minimal
20 cm kemudian ditutup kembali dengan tanah bersamaan dengan kertas tissu
yang telah digunakan;
d. Sampah bekas makanan tidak diijinkan dibuang atau ditinggalkan di dalam
kawasan dan bila ingin mencuci peralatan masak/makan/minum maka sisa
makanan dipindahkan terlebih dahulu kedalam plastik sampah untuk dibawa
kembali;
e. Apabila pengunjung hendak mencuci peralatan masak/makan/minum maka
dilarang mempergunakan bahan kimia (sabun dan sejenisnya) dan tidak
diperkenankan bagi pengunjung untuk mencelupkan peralatannya ke dalam
danau/sumber air lainnya;
f. Seluruh sampah-sampah pengunjung harus dibawa kembali dan ditempatkan
pada pembuangan sampah di pintu keluar / pos pendakian di Ranupani;
g. Pengunjung dilarang membawa senjata api petasan senjata tajam minuman
keras narkoba ke dalam kawasan;
h. Pengunjung dilarang membawa segala jenis alat musik dan membuat
kegaduhan di dalam kawasan;
i. Pengunjung dilarang bersepeda/menggunakan kendaraan bermotor di
sepanjang jalur pendakian;
j. Pengunjung dilarang mandi berenang berperahu di danau;
k. Pengunjung dilarang membawa biji/bibit benih tumbuhan serta satwa ke dan
dari dalam kawasan;
l. Pengunjung dilarang membuat jalur-jalur baru dan atau jalan pintas;
m. Dilarang berjualan di sepanjang jalur pendakian.
2. Perlindungan Nilai Budaya
Terdapat nilai budaya yang erat kaitannya dengan pelestarian ekosistem Gunung Semeru
yaitu keberadaan masyarakat suku Tengger dengan adat istiadat dan kepercayaan yang
mereka miliki serta keberadaan situs-situs yang ditemukan di kawasan Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Hal ini menunjukkan bahwa TNBTS memiliki nilai legenda dan
sejarah bagi budaya tradisional masyarakat setempat. Legenda dan sejarah merupakan atraksi
wisata yang juga diminati oleh pengunjung. Namun terbukti bahwa pengunjung dapat
memberikan dampak negatif terhadap situs dan lokasi wisata akibat perilaku vandalisme
pengunjung. Oleh karena itu dihimbau kepada pengunjung untuk menjaga dan tidak
melakukan tindakan-tindakan perusakan terhadap situs dan atau bangunan-bangunan
bersejarah lainnya di dalam kawasan TNBTS.
3. Aspek Kepuasan Pengalaman Keselamatan dan Kenyamanan Pengunjung
Kepuasan pengalaman keselamatan dan kenyamanan pengunjung merupakan hal utama
dalam wisata alam dan merupakan faktor penentu agar pengunjung akan datang lagi ke
kawasan tersebut. Oleh karena itu kegiatan wisata pendakian harus dapat memberikan
kepuasan pengalaman keselamatan dan kenyamanan sesuai harapan dan keinginan
pengunjung pada batas yang diperkenankan sesuai aturan perundangan dan dengan tidak
mengorbankan kelestarian ekosistem.
Untuk memberikan kepuasan pengalaman keselamatan dan kenyamanan bagi pengunjung
atau pengunjung diberikan pelayanan sebagai berikut :
a. Surat ijin pendakian diberikan pada perorangan dan atau grup dengan jumlah minimal
3 orang maksimal 10 orang dan dikontrol oleh 1 orang ketua kelompok serta dapat
dibantu oleh pemandu/porter TNBTS yang terdaftar; (liat aturan)
b. Memasang tanda-tanda yang jelas berupa petunjuk arah dan papan interpretasi di jalur
pendakian;
c. Memberikan informasi tentang kawasan dan jalur pendakian termasuk aturan dan tata
tertib selama berada di dalam kawasan sehingga pengunjung memiliki pengetahuan
dan aturan pendakian sebelum pendakian dimulai;
d. Pemberian informasi dilakukan oleh petugas perijinan atau petugas lain yang ditunjuk
oleh Kepala Balai Besar di pintu masuk sebelum pengunjung masuk ke dalam
kawasan;
e. Untuk efektivitas penyampaian informasi pemeriksaan personal use alat dan bahan
terlarang serta sampah setiap pengunjung diwajibkan masuk dan keluar (chek in /
chek out) di pintu masuk / keluar pada pukul 07.00 - 16.00 WIB di Kantor Resort
Ranu Pani.
III. PROSEDUR PENDAKIAN
A. Kuota
Jumlah pengunjung pendakian di TNBTS ditetapkan dengan sistem kuota yaitu sebanyak 500
orang/hari melalui pintu masuk Ranu Pani.
B. Pendaftaran Pendakian
Pelayanan pendaftaran pendakian di Balai Besar TNBTS dilaksanakan dengan sistem
Booking (Reservasi) dan secara langsung dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Booking diberlakukan bagi pengunjung pendakian;
2. Booking dilakukan paling cepat 1 (satu ) bulan sebelum tanggal pelaksanaan pendakian
dan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelumnya (H-30 sampai dengan H-7);
3. Booking diharuskan membayar lunas biaya pendakian melalui rekening Bendahara
Penerima;
4. Booking dilakukan secara on line dengan mengisi formulir yang bisa di download dari
website BBTNBTS : www.bromotenggersemeru.com
5. Bukti setor menjadi alat bukti pengambilan tiket masuk dan surat ijin pendakian di pintu
masuk di kantor Kantor Seksi PTN Wilayah I di Cemorolawang Kantor Seksi PTN Wilayah
II di Tumpang dan Kantor Seksi PTN Wilayah III di Senduro serta Resort PTN Wilayah
Ranu Pani;
6. Bila karena sesuatu hal yang berasal dari calon pengunjung membatalkan pendakian
secara sepihak maka pembayaran booking tidak dapat dikembalikan.
Pelayanan pendakian dapat dilakukan melalui 3 cara yaitu :
1. Booking melalui Telepon / Faksimile
Calon pengunjung pendakian Gunung Semeru dapat melakukan booking melalui Kantor
Balai Besar TNBTS nomor telepon (0341) 491828 / faksimil ke (0341) 490885 dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Layanan telepon hanya pada hari Senin s/d Jum'at (pukul 08.00 - 14.00 WIB) sedangkan
layanan faksimil terbuka pada hari Senin s/d Minggu;
b. Mengkonfirmasi terlebih dahulu ketersediaan kuota pada tanggal pendakian yang
diinginkan masih ada atau tidak;
c. Mengirimkan data diri seluruh calon pengunjung (fotocopy KTP/SIM/Kartu
Pelajar/Passpor yang masih berlaku termasuk data umur jenis kelamin pekerjaan dan nama
ketua rombongan) waktu pendakian pintu masuk dan keluar pendakian serta bukti
pembayaran surat ijin pendakian pendakian melalui faksimil;
2. Daftar langsung
Calon pendaki datang langsung ke bagian perijinan di kantor Kantor Seksi PTN Wilayah I di
Cemorolawang Kantor Seksi PTN Wilayah II di Tumpang dan Kantor Seksi PTN Wilayah III
di Senduro serta Resort PTN Wilayah Ranu Pani pada hari Senin s/d Minggu pukul 08.00 s/d
16.00 WIB dengan menyelesaikan administrasi pendakian.
3. Booking On-line
Booking melalui sistem online dapat dilakukan dengan mengunjungi situs
www.bromotenggersemeru.com dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Layanan on-line dapat dilakukan 24 jam setiap harinya;
b. Booking diharuskan membayar lunas melalui rekening Bendahara Penerima;
C. Pengurusan SURAT IJIN PENDAKIAN
1. Setiap calon pengunjung yang telah melakukan pendaftaran pendakian harus mengurus
surat ijin pendakian selambat-lambatnya pada hari H jam 12.00 WIB;
2. Tempat pengurusan surat ijin pendakian di loket perijinan di Kantor Seksi PTN Wilayah
I di Cemorolawang Kantor Seksi PTN Wilayah II di Tumpang dan Kantor Seksi PTN
Wilayah III di Senduro serta Resort PTN Wilayah Ranu Pani;
3. Surat Izin pendakian hanya berlaku untuk satu (1) kali masuk.
4. Persyaratan memperoleh surat ijin pendakian
a. Mengisi form surat ijin pendakian yang tersedia dengan materai senilai Rp. 6.000;
b. Fotokopi identitas resmi (KTP/Kartu Pelajar/KTM/SIM/Pasport) yang masih berlaku
untuk semua peserta pendakian;
c. Bagi calon pengunjung yang berusia kurang dari 17 tahun disamping identitas diri
bersangkutan harus pula menyertakan Surat Ijin Orang Tua/Wali yang ditandatangani diatas
materai senilai Rp. 6000 serta dilengkapi fotocopy KTP dari orang tua/wali;
d. Surat Keterangan Sehat dari Dokter;
e. Pengunjung perorangan diberikan 1 (satu) surat ijin pendakian;
f. Jumlah anggota pengunjung dalam 1 kelompok minimal 3 (tiga) orang;
g. Satu kelompok harus memiliki 1 (satu) orang ketua kelompok yang berperan sebagai
penanggungjawab kelengkapan administrasi dan keselamatan anggotanya;
h. Pendakian di kawasan TNBTS disarankan untuk didampingi oleh pemandu yang
disertifikasi oleh Balai Besar TNBTS;
i. Pengunjung pendakian Semeru dibatasi minimal usia 10 tahun.
D. Tiket Masuk
1. Bagi setiap pengunjung di kawasan TNBTS dikenakan tiket masuk sesuai dengan
ketentuan yang tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 59 tahun 1998 tentang Tarif
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berlaku di Departemen Kehutanan dan
Perkebunan. Bila terdapat aturan / kebijakan baru tentang tarif tiket di kawasan konservasi
maka tarif tiket pendakian di TNBTS akan disesuaikan;
2. Harga tiket dikenakan sebesar Rp. 10.000- per orang sekali masuk (terdiri dari tiket
masuk Rp. 2.500- biaya pengambilan foto Rp. 5.000- dan asuransi sebesar Rp. 2.500-) untuk
pengunjung domestik dan Rp. 72.500 per orang sekali masuk (terdiri tiket dari masuk Rp.
20.000- biaya pengambilan foto Rp. 50.000- dan asuransi sebesar Rp. 2.500-) untuk
pengunjung mancanegara;
3. Bagi pengunjung pendakian Semeru yang melampaui batas lama tinggal (3 x 24 jam)
dikenakan tiket masuk tambahan sebesar Rp 10.000-/orang/hari bagi pengunjung domestik
dan Rp. 72.500- /orang/hari bagi penggunjung mancanegara.
E. Ketentuan Lain-Lain
1. Perubahan/Pembatalan ijin Kunjungan
a. Perubahan jadwal kunjungan (pendakian) penambahan ataupun pengurangan calon
pengunjung dapat dilakukan paling lambat 5 (lima) hari sebelum tanggal pendakian (H-5)
selama kuota masih tersedia;
b. Bagi calon pengunjung yang sudah memegang surat ijin pendakian tidak dapat
menambah mengurangi jumlah ataupun mengganti calon pengunjung karena terkait dengan
kuota dan pembukuan pada sistem booking;
c. Pembatalan oleh calon pengunjung dapat diterima tetapi karcis masuk dan asuransi yang
telah dibayarkan tidak dapat dikembalikan (segala biaya menjadi resiko pengunjung)
d. Pembatalan surat ijin pendakian dapat dilakukan jika terjadi Force Majeur yaitu
terjadinya bencana alam seperti gunung meletus angin kencang hujan lebat kebakaran hutan
dan lain-lain yang dapat mengancam keselamatan pengunjung sehingga BBTNBTS perlu
menutup kegiatan pendakian tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Dalam hal ini tiket masuk
yang telah diterima pengunjung dapat ditarik dan diuangkan kembali dengan melampirkan
bukti tiket masuk atau diberikan prioritas untuk melakukan pendakian pada waktu yang lain.
2. Batas Lama Pendakian
a. Batas lama pendakian yang diijinkan di TNBTS adalah 3 (tiga) hari dan 2 (dua) malam;
b. Bila pengunjung melebihi batas waktu pada point (a) diatas maka dikenakan biaya
tambahan sebesar harga tiket per hari per orang;
c. Pendaki yang melakukan tujuan khusus seperti penelitian pengambilan foto untuk tujuan
komersil pembuatan video/film dan lain-lain harus mengurus SIMAKSI;
d. Jika melanggar ketentuan pada point diatas maka dianggap melanggar dan akan
dikenakan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku;
3. Penutupan Pendakian
Ditetapkan 2 mekanisme penutupan yaitu rutin dan insidentil. Kepastian waktu pelaksanaan
penutupan ditetapkan oleh Kepala Balai Besar TNBTS dan diumumkan melalui Website dan
atau media lainnya.
a. Penutupan Rutin
Penutupan jalur pendakian secara rutin dilakukan 1 kali dalam 1 tahun untuk recovery
kawasan.
a. Penutupan Insidentil
Penutupan pendakian juga dilakukan sewaktu-waktu oleh Balai Besar TNBTS bila
diperlukan. Pendakian akan ditutup sementara bila terjadi bahaya longsor badai angin ribut
kegiatan SAR dan kebakaran hutan untuk melindungi pengunjung dari bahaya kecelakaan.
IV. PELAKSANAAN PENDAKIAN
Setelah calon pengunjung mendapatkan surat ijin pendakian selanjutnya calon pengunjung
dapat melakukan kegiatan pendakian.
Alur pelaksanaan pendakian adalah sebagai berikut :
A. Pintu Masuk Pendakian
1. Pengunjung melapor di Kantor Resort PTN Wilayah Ranu Pani;
2. Waktu melapor mulai pukul 08.00 s/d 16.00 WIB setiap harinya;
3. Menunjukkan surat ijin pendakian berikut karcis masuk dan asuransi sebagai bukti
keabsahan administrasi;
4. Petugas meneliti dan mengecek data yang tertera pada surat ijin meliputi: nomor nama
ketua regu jumlah anggota pintu masuk tanggal pendakian karcis masuk dan asuransi serta
nama-nama anggota pendakian;
5. Petugas memberi informasi tentang peraturan/tata tertib pendakian;
6. Petugas melakukan pemeriksaan (check packing) terhadap barang bawaan pengunjung
termasuk perbekalan logistik untuk pendakian;
7. Guna mempercepat proses pemeriksaan (check packing) ketua kelompok diwajibkan
melakukan pencatatan jenis barang bawaan pada bagian belakang lembar surat ijin pendakian
sebelum melapor di pintu masuk;
8. Setelah pemeriksaan petugas memberikan validasi (paraf dan tanggal) pada lembar surat
ijin pendakian;
9. Surat ijin pendakian berikut karcis masuk dan asuransi diberikan kembali kepada
pengunjung sebagai bukti yang sah selama aktifitas pendakian;
B. Saat Pendakian
Dalam rangka pengamanan pendakian dan perlindungan keanekaragaman hayati beberapa hal
yang harus diperhatikan antara lain :
1. Setiap pendaki harus menggunakan perlengkapan/personal use yang memenuhi standar
pendakian;
2. Pendaki harus tetap berjalan pada jalur yang telah ditentukan;
3. Tempat mendirikan tenda hanya dilakukan pada lokasi yang telah ditentukan yaitu Ranu
Kumbolo Kalimati dan Arcopodo;
4. Pendaki dilarang membuat api dari kayu dan sampah anorganik untuk tujuan apapun;
5. Pendaki yang turun harus melapor dan membawa kembali sampah untuk diperiksa oleh
petugas di pintu keluar.
C. Pintu Keluar Pendakian
1. Waktu melapor mulai pukul 07.00 s/d 18.00 WIB;
2. Menunjukkan surat ijin pendakian berikut karcis masuk dan sampah;
3. Petugas :
Ø Meneliti dan mengecek data yang tertera pada surat ijin meliputi : nomor nama (ketua regu
dan anggota) tanggal pendakian dan karcis masuk
Ø Memeriksa (Check packing) barang bawaan pengunjung kemudian divalidasi (paraf dan
tanggal) pada kolom yang sudah tersedia;
Ø Mencatat arsip di BUKU REGISTER KELUAR pendakian.
V. TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB PETUGAS
A. Petugas Perijinan
Petugas pelayanan perijinan pendakian di Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru adalah pegawai Balai Besar TNBTS yang mempunyai tugas mengelola dan
menerbitkan surat ijin pendakian. Adapun petugas perijinan berfungsi :
1. Sebagai pengurus administrasi
2. Sebagai interpreter/pemberi informasi
Rincian tugas yang dilakukan oleh petugas perijinan pendakian adalah sebagai berikut :
1. Menerima telepon atau faksimil dari calon pengunjung dalam rangka booking kuota dan
memberikan penjelasan tentang syarat memperoleh surat ijin pendakian;
2. Mencatat booking kedalam buku register;
3. Memeriksa kuota pendakian;
4. Memeriksa keabsahan persyaratan seperti masa berlaku keaslian dan kepemilikan tanda
pengenal;
5. Mencatat semua data yang dibutuhkan ke dalam surat ijin pendakian sesuai data calon
pengunjung yang ada;
6. Menerbitkan surat ijin pendakian;
7. Mencatat dan merekapitulasi semua data surat ijin pendakian /pengunjung pendakian
yang telah dikeluarkan ke dalam buku register sesuai pintu masuk dan tanggal masuk;
8. Mencatat dan merekapitulasi jumlah pengunjung perhari sesuai dengan surat ijin
pendakian dan diberikan kepada petugas poskodal agar disampaikan kepada petugas pintu;
9. Menyerahkan surat ijin pendakian ke petugas pemungut tiket masuk dan asuransi;
10. Penandatanganan surat ijin pendakian setelah ditandatangani oleh ketua rombongan;
11. Wajib memberikan informasi mengenai tata tertib pendakian di TNBTS kepada calon
pengunjung;
12. Membuat Berita Acara Serah Terima surat ijin pendakian pada setiap akhir piket
pelayanan perijinan untuk disampaikan kepada petugas piket pelayanan perijinan berikutnya.
B. Petugas Pemungut Tiket Masuk
1. Memeriksa kesesuaian dan keabsahan surat ijin pendakian pengunjung (jumlah calon
pengunjung pengunjung dalam negeri atau luar negeri);
2. Memberikan tiket masuk sesuai dengan data yang tertera dalam surat ijin pendakian;
3. Memberikan asuransi sesuai dengan data yang tertera dalam surat ijin pendakian;
4. Menulis nomor tiket masuk dan nomor asuransi pada buku registrasi yang sudah
disediakan;
5. Membubuhkan tanggal masuk dan keluar pada setiap lembar tiket dan asuransi;
6. Menerima uang tiket masuk dan asuransi;
7. Menyetorkan hasil penerimaan uang tiket masuk dan asuransi kepada Bendahara
Penerima PNBP yang telah ditunjuk dan ditetapkan oleh Kepala Balai Besar TNBTS.
C. Petugas Pintu Masuk
1. Memeriksa surat ijin pendakian seperti nomor surat nama ketua rombongan umur tiket
masuk dan asuransi serta jumlah peserta dan keabsahannya;
2. Memberikan informasi tentang aturan dan tata tertib pendakian di TNBTS;
3. Melakukan pemeriksaan (check packing) dan menulis barang bawaan yang
menghasilkan sampah di belakang surat ijin pendakian;
4. Mencatat dalam Surat ijin pendakian bahwa mereka telah diberikan pengarahan;
5. Mengarsipkan lembar surat ijin pendakian;
6. Mencatat surat ijin pendakian yang masuk kawasan dalam buku register;
7. Menyerahkan laporan mingguan dan bulanan yang berisi data pengunjung masuk
kawasan secara berjenjang;
8. Melakukan evakuasi apabila terjadi kecelakaan pengunjung dengan terlebih dahulu
melapor kepada Kepala Resort Pengelolaan TN Wil. Ranu Pani untuk dilanjutkan
keatasannya;
9. Melaporkan tindak pelanggaran dan hal-hal yang terjadi pada jalur pendakian kepada
Kepala Resort Pengelolaan TN Wil. Ranu Pani untuk dilanjutkan ke atasannya.
D. Petugas Pintu Keluar
1. Memeriksa surat ijin pendakian seperti nomor surat nama ketua rombongan umur tiket
masuk dan asuransi serta jumlah peserta;
2. Mengecek sampah bawaan pada saat pengunjung turun dan menyesuaikannya dengan
catatan pada lembar belakang surat ijin pendakian;
3. Mematikan surat ijin pendakian dan melakukan pendataan di buku register;
4. Menerima laporan dari pengunjung atas kejadian pendaki ; sakit hilang kecelakaan dan
melakukan evakuasi pengunjung dengan terlebih dahulu melapor kepada Kepala Resort PTN
Wil. Ranu Pani;
5. Melaporkan tindak pelanggaran dan hal-hal yang terjadi pada jalur pendakian kepada
Kepala Resort Pengelolaan TN Wil. Ranu Pani untuk dilanjutkan keatasannya.
E. Petugas Poskodal
1. Meminta hasil rekapitulasi calon pengunjung yang telah terdaftar dari petugas perijinan
pendakian;
2. Melaporkan melalui radio komunikasi hasil rekapitulasi tersebut kepada masing-masing
petugas pintu masuk pendakian;
3. Menerima laporan dari petugas pintu masuk perihal kejadian darurat di lapangan;
4. Menindaklanjuti laporan tersebut kepada pejabat berwenang di Balai Besar TNBTS.
F. Volunteer/Relawan
Volunteer/relawan dalam lingkup petugas Standart Operasional Prosedur Pendakian adalah
sukarelawan yang berada pada pintu masuk atau pintu keluar pendakian dan bertugas:
1. Membantu petugas pintu masuk atau pintu keluar dalam melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya untuk kelancaran penerapan Standart Operasional Prosedur Pendakian;
2. Membantu petugas patroli dalam melakukan pengawasan dan melaporkan pelanggaran
serta hal-hal yang terjadi di jalur pendakian kepada petugas pintu masuk atau pintu keluar
pendakian.
G. Lain-Lain
1. Petugas di bagian perijinan dan petugas pemungut karcis tidak diperkenankan melayani
pengunjung pendakian diluar jam yang telah ditentukan;
2. Petugas poskodal agar menyarankan pengunjung yang datang mengurus surat ijin
pendakian dan tiket/asuransi diluar jam yang telah ditentukan untuk datang pada jam
pelayanan serta tidak diperkenankan untuk melayani pengunjung seperti memberi surat ijin
pendakian.
VI. PERATURAN PENDAKIAN
Peraturan pendakian merupakan rambu-rambu yang harus diikuti oleh pengunjung saat
berada di dalam kawasan TNBTS meliputi Larangan dan Sanksi yang dikenakan bila
melanggar peraturan pendakian.
A. Larangan
Setiap pengunjung pendakian yang memasuki kawasan TNBTS dilarang :
1. Mengambil memetik memotong tumbuhan dan atau bagian-bagiannya serta benda-benda
lainnya dan membawa ketempat lain;
2. Menangkap melukai dan atau membunuh satwa yang ada dalam kawasan;
3. Membawa binatang ke dalam maupun keluar kawasan;
4. Membawa minuman keras atau beralkohol ;
5. Membawa obat-obatan terlarang yang termasuk dalam daftar G Departemen Kesehatan
seperti putau heroin leksotan ekstasi ganja dan lain-lain yang sejenis dan berbahaya;
6. Membawa alat musik dan alat bunyi-bunyian lainnya seperti gitar pianika seruling
harmonika peluit serta alat-alat lain jika dibunyikan akan mengganggu ketenangan kehidupan
flora dan fauna;
7. Membawa alat elektronik seperti radio komunikasi (Handy Talky) radio tape walkman
gamewatch wireless dan lain-lain kecuali jam tangan telepon seluler (ponsel) dan kamera
saku. Alat-alat elektronik tersebut dapat mengganggu ketenangan kehidupan flora fauna serta
membahayakan pengunjung gunung sendiri karena akan mengganggu konsentrasi dalam
perjalanan di hutan. Untuk kegiatan nasional operasi bersih sampah dan pendidikan
lingkungan Kepala Balai Besar atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan ijin membawa
Handy Talky dengan terlebih dahulu mengajukan proposal kegiatan;
8. Membawa senjata api senapan angin bahan peledak dan senjata tajam seperti golok serta
alat pemotong lainnya. Bagi rombongan pengunjung yang membawa makanan kaleng
petugas lapangan dapat memberikan ijin membawa pisau lipat kecil 1 (satu) buah untuk
setiap rombongan;
9. Membawa alat-alat yang lazim digunakan untuk berburu seperti senjata api senapan
angin panah ketepel tombak jerat lem atau kurungan dan lain-lain;
10. Membawa bahan detergen dan bahan pencemaran lainnya yang membahayakan bagi
lingkungan sekitar;
11. Membawa berbagai jenis cat termasuk cat semprot dan jenis pewarna lainnya;
12. Melakukan vandalisme perusakan fasilitas wisata dan tempel menempel pada kawasan;
13. Membuang sampah dalam kawasan dan tidak membawa turun kembali sampah
bawaannya ke luar kawasan;
14. Membuat api unggun dan atau perapian di dalam kawasan yang dapat menimbulkan
kebakaran hutan.
B. Prosedur keselamatan pengunjung
Demi kenyamanan dan keamanan setiap pengunjung diwajibkan untuk menggunakan :
1. Tenda kedap air;
2. Ransel/carier dengan spesifikasi kuat dan kondisi baik nyaman untuk pendakian;
3. Matras dengan spesifikasi ketebalan min 3 mm lebar min 40 cm panjang min 180 cm
dapat digulung dan memakai pengikat ringkas;
4. Kantong tidur (Sleeping bag);
5. Sarung tangan dengan spesifikasi jari-jari tangan tertutup sesuai dengan ukuran tangan
menutup/melebihi pergelangan tangan;
6. Kaos kaki diutamakan bahan semi wool kuat dan tebal bahan bukan nylon dan
membawa cadangan ( 2 Ps);
7. Baju dan celana lapangan.
8. Pakaian tidur/training/sweater/kaos tangan panjang yang bersifat menghangatkan;
9. Balaclava / kerpus / kupluk diutamakan bahan semi wool;
10. Sepatu yang menutupi mata kaki kuat nyaman dengan membawa tali sepatu cadangan;
11. Jas hujan jenis ponco terdapat lubang untuk kepala. Jenis bahan tidak mudah
sobek/berserat/plastic;
12. Webbing bukan tali/tambang (plastik/sabut) dengan spesifikasi jenis tubular Lebar 27
mm Panjang 4 m kondisi baik (tidak aus dan lapuk);
13. Lampu senter dan baterai cadangan;
14. Lampu badai;
15. Peralatan masak : misting / nasting lengkap dengan spesifikasi bahan aluminium dan
memakai pembungkus parafin atau kompor gas kecil;
16. Perbekalan logistik disesuaikan dengan rencana perjalanan dan jumlah anggota
kelompok;
17. Obat-obatan pribadi (alat P3K).
C. Sanksi
Sanksi dapat dikenakan kepada setiap pelaku yang melanggar ketentuan sebagaimana
tertuang dalam juknis. Sanksi-sanksi akan ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku sebagai berikut :
1. Undang-Undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya
2. Undang-Undang No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
3. Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
4. Peraturan Pemerintah No. 45 tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan
5. Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No. P.7/IV-
SET/2011 tentang Tata Cara Masuk Kawasan Suaka Alam Kawasan Pelestarian Alam dan
Taman Buru.
6. Dan peraturan perundangan terkait lainnya
Bentuk pelanggaran pendakian yang belum/tidak tertuang di dalam peraturan perundang-
undangan yang ada (seperti membuang sampah dalam kawasan vandalisme dll) akan
dikenakan sanksi yaitu berupa pembinaan.
VII. PENUTUP
Kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) merupakan kawasan pelestarian
alam yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lokasi ekowisata pendidikan
lingkungan dan penelitian. Potensi ekowisata ini apabila tidak dikelola dengan baik
berpotensi menyebabkan dampak negatif kepada kawasan yang akhirnya dapat merusak
potensi TNBTS sebagai lokasi ekowisata. Oleh karena itu dalam upaya mempertahankan
keberlanjutan pemanfaatan kawasan TNBTS sebagai kawasan wisata alam maka disusunnya
Petunjuk Teknis Standart Operasional Prosedur Pendakian Semeru diharapkan dapat
dipedomani baik oleh pengunjung (pendaki) maupun oleh petugas agar memberikan manfaat
bagi kawasan pengunjung itu sendiri dan juga bagi masyarakat sekitar.
Petunjuk teknis Standar Operasional Prosedur Pendakian Semeru di TNBTS merupakan
panduan dalam pengelolaan pendakian dan pengelolaan ekowisata di TNBTS yang lestari.
Ditetapkan di : Malang
Pada Tanggal : 1 Juli 2013
KEPALA BALAI BESAR
Ttd
Dr Ir AYU DEWI UTARI MSi
NIP 19690522 199303 2 002
Recommended