View
7
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
LAPORAN AKHIR
EVALUASI RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH (RPJMD) KOTA BANJARBARU
TAHUN 2016-2021
KERJASAMA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN, PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN DAERAH KOTA BANJARBARU
DENGAN
LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
i
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ............................................................................ ii
DAFTAR TABEL ..................................................................... iii
BAGIAN I PENDAHULUAN ........................................................1
1.1. Pengantar ........................................................................ 1
1.2. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Banjarbaru Tahun 2005-2025........ 5
1.3. Tujuan dan Sasaran ........................................................ 7
1.4. Dasar Hukum Evaluasi RPJMD ..................................... 12
1.5. Metode Pelaksanaan Evaluasi RPJMD ........................... 18
BAGIAN II CAPAIAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
KOTA BANJARBARU ................................................. 22
2.1. INDIKATOR KINERJA MAKRO ....................................... 22
2.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH ........................... 28
2.3. Misi 1 : Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik,
sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia ..................... 40
2.4. MISI 2 : Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur
Perkotaan yang Merata, Cerdas dan Berwawasan
Lingkungan ................................................................... 64
2.5. Misi 3 : Memperkuat Kemandirian, Peningkatan
Kerjasama Investasi, Penyediaan Prasarana dan Sarana
Perekonomian, Peningkatan Kelembagaan dan Peluang
Kewirausahaan .............................................................. 79
2.6. Misi 4 : Melaksanakan Reformasi Birokrasi yang
Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi Informasi .. 97
2.7. Misi 5 : Memperkuat Cipta Kondisi Masyarakat yang
Aman, Nyaman dan Tertib ........................................... 121
BAGIAN III PENUTUP .......................................................... 132
3.1. Kesimpulan .................................................................. 132
3.2. Rekomendasi ................................................................ 146
REFERENSI ..... …………………………………………………………..148
iii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Jangka Menengah Kota Banjarbaru Tahun 2016 - 2021 ................................... 11
Tabel 2. Kategori Capaian Kinerja RPJMD Kota Banjarbaru ...... 21 Tabel 3. Indikator Kinerja Makro Ekonomi Kota Banjarbaru ..... 22 Tabel 4. Pencapaian Misi 1: Mewujudkan Sumber Daya Manusia
yang Terdidik, Sehat, Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia ........................................................................... 44
Tabel 5. Indikator Program pada Misi 1 : Mewujudkan Sumber
Daya Manusia yang Terdidik, Sehat, Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia .......................................................... 50
Tabel 6. Pencapaian Misi 2: Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Perkotaan yang Merata, Cerdas dan Berwawasan Lingkungan ............................................. 69
Tabel 7. Indikator Program Pada Misi 2: Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Perkotaan yang Merata, Cerdas dan Berwawasan Lingkungan ...................................... 74
Tabel 8. Pencapaian MISI 3 Memperkuat Kemandirian, Peningkatan Kerjasama Investasi, Penyediaan Prasarana
dan Sarana Perekonomian, Peningkatan Kelembagaan dan Peluang Kewirausahaan ....................................... 83
Tabel 9. Indikator Program pada Misi 3: Memperkuat
Kemandirian, Peningkatan Kerjasama Investasi, Penyediaan Prasarana dan Sarana Perekonomian,
Peningkatan Kelembagaan dan Peluang Kewirausahaan ................................................................................... 88
Tabel 10. Pencapaian Misi 4 Melaksanakan Reformasi Birokrasi
yang Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi Informasi ................................................................... 102
Tabel 11. Indikator Program pada Misi 4 Melaksanakan Reformasi Birokrasi yang Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan
Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi Informasi ................................................................... 108
Tabel 12. Pencapaian Misi 5: Memperkuat Cipta Kondisi
Masyarakat Yang Aman, Nyaman Dan Tertib ............. 123 Tabel 13. Indikator Program pada misi 5: Memperkuat Cipta
Kondisi Masyarakat yang Aman, Nyaman dan Tertib . 127 Tabel 14. Rata-rata Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Misi Pertama
“Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik,
sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia” Menurut Program Tahun 2019 ................................................. 133
iv
Tabel 15. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja RPJMD Misi Pertama Menurut Kategori Capaian Tahun 2019 134
Tabel 16. Rata-rata Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Misi 2 “Meningkatkan penyediaan infrastruktur perkotaan yang
merata, cerdas dan berwawasan lingkungan” Menurut Program Tahun 2019 ................................................. 135
Tabel 17. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja RPJMD
Misi Kedua Menurut Kategori Capaian Tahun 2019 ... 136 Tabel 18. Rata-rata tingkat capaian kinerja RPJMD Misi 3
“Memperkuat kemandirian, peningkatan kerjasama
investasi, penyediaan prasarana dan sarana perekonomian, peningkatan kelembagaan dan peluang
kewirausahaan” menurut program Tahun 2019 ........ 137 Tabel 19. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja RPJMD
Misi Ketiga Menurut Kategori Capaian Tahun 2019 ... 139
Tabel 20. Rata-rata Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Misi 4 “Melaksanakan reformasi birokrasi yang berorientasi
kepada pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi informasi” menurut program Tahun 2019 ................................................. 140
Tabel 21. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja RPJMD Misi Keempat Menurut Kategori Capaian Tahun 2019 142
Tabel 22. Rata-rata Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Misi 5
“memperkuat cipta kondisi masyarakat yang aman, nyaman dan tertib” menurut program Tahun 2019 ... 143
Tabel 23. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja RPJMD Misi Kelima Menurut Kategori Capaian Tahun 2019 .. 145
Tabel 24. Capaian Indikator Evaluasi RPJMD Kota Banjarbaru
Tahun 2016-2021 ..................................................... 145
1
BAGIAN I
PENDAHULUAN
1.1. Pengantar
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah. Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 tersebut
mengamanatkan bahwa daerah diharuskan menyusun Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah setelah Kepala Daerah
terpilih dilantik. Oleh karenanya Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, yang selanjutnya disingkat RPJMD, merupakan
kewajiban yang harus dipenuhi oleh Pemerintah Kota Banjarbaru.
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 Pasal 300 Ayat (3)
menyebutkan bahwa: “Hasil evaluasi RPJMD kabupaten/kota
digunakan sebagai bahan bagi penyusunan RPJMD
2
kabupaten/kota untuk periode berikutnya. Selanjutnya dalam
Pasal 301 disebutkan bahwa: “Evaluasi terhadap hasil rencana
pembangunan tahunan Daerah lingkup Daerah kabupaten/kota
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 296 mencakup hasil rencana
Renja Perangkat Daerah kabupaten/kota dan hasil RKPD
kabupaten/kota.
Bappeda Kota Banjarbaru melakukan evaluasi untuk
keseluruhan perencanaan pembangunan daerah Kota Banjarbaru.
Evaluasi oleh Bappeda Kota Banjarbaru meliputi hal-hal sebagai
berikut, antara lain: a) penilaian terhadap pelaksanaan proses
perumusan dokumen rencana pembangunan daerah dan
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah; dan b)
menghimpun, menganalisis dan menyusun hasil evaluasi Kepala
SKPD dalam rangka pencapaian rencana pembangunan daerah.
Selanjutnya, dalam Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, diarahkan
pula perlunya dilakukan pengendalian dan evaluasi terhadap
perencanaan pembangunan daerah. Tujuannya, adalah untuk
mewujudkan konsistensi antar dokumen perencanaan (RPJM
dengan RPJP dan RTRW, dan RKPD dengan RPJM), dan
kesesuaian antara capaian pembangunan daerah dengan
indikator-indikator kinerja yang telah ditetapkan.
3
Pengendalian dan evaluasi terhadap perencanaan
pembangunan daerah, meliputi: a) pengendalian dan evaluasi
terhadap kebijakan perencanaan pembangunan daerah; b)
pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan rencana
pembangunan daerah; dan c) evaluasi terhadap hasil rencana
pembangunan daerah. Sementara itu, evaluasi dilaksanakan
paling sedikit 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun dengan
menggunakan hasil evaluasi hasil RKPD.
Pembangunan Kota Banjarbaru pada RPJM Daerah Kota
Banjarbaru Tahun 2016-2021 merupakan tahapan kedua dari
pelaksanaan RPJP Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2005-2025
berdasarkan PERDA Nomor 11 tahun 2011 tentang Peraturan
Daerah (PERDA) tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
(RPJP) Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2005 – 2025. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota
Banjarbaru Tahun 2016-2021, selain memperhatikan isu lokal,
juga mempertimbangkan isu-isu yang bersifat nasional dan global
seperti pertumbuhan dan pemerataan, kemiskinan,
pengangguran, lingkungan hidup dan penataan ruang.
Rencana pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) 2016-
2021 telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kota Banjarbaru
Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021,
4
Sebagaimana diketahui Visi, Misi, dan Program pembangunan
pemerintah daerah 2016-2021 yang telah dijabarkan dalam
RPJMD Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021 dan diuraikan dengan
format Visi, Misi, Program, dan prioritas pembangunan daerah
yang secara keseluruhan tidak terlepas dari koridor atau sistem
perencanaan pembangunan daerah Kota Banjarbaru yang telah
ditetapkan dalam Rencana pembangunan Jangka Panjang Daerah
(RPJPD) 2005-2025.
Evaluasi terhadap capaian prioritas pembangunan daerah
Kota Banjarbaru yang tertuang dalam dokumen RPJMD 2016-
2021 perlu dilakukan. Evaluasi ini akan berguna sebagai bahan
pertimbangan dan masukan dalam penyusunan perencanaan
pembangunan daerahakan datang, baik yang merupakan prioritas
pembangunan daerah. Evaluasi RPJM secara komprehensif
sangat diperlukan untuk mengetahui tingkat kemajuan yang
dicapai, juga sebagai feedback untuk perbaikan di tahun
mendatang. Lebih lanjut, evaluasi tersebut bermanfaat sebagai
pertanggung jawaban dan transparansi kepada publik
(masyarakat) dari upaya-upaya pembangunan yang telah
dilaksanakan Pemerintah Kota Banjarbaru selama periode 2016-
2021.
5
1.2. Visi dan Misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kota Banjarbaru Tahun 2005-2025
1.2.1. Visi
TERWUJUDNYA BANJARBARU SEBAGAI KOTA EMPAT DIMENSI
YANG MANDIRI DAN TERDEPAN
Empat dimensi Kota Banjarbaru tersebut terdiri dari:
A) Banjarbaru sebagai Kota Pendidikan;
B) Banjarbaru sebagai Kota Jasa, Industri dan Perdagangan;
C) Banjarbaru sebagai Kota Permukiman; dan
D) Banjarbaru sebagai Kota Pemerintahan.
Berdasarkan visi pembangunan jangka panjang daerah Kota
Banjarbaru maka untuk menjamin sustainabilitas pembangunan
daerah maka visi dan misi RPJMD Kota Banjarbaru Tahun 2016-
2021 adalah sebagai berikut:
1.1.2. Visi dan Misi RPJMD 2016-2021
1.1.2.1. Visi
Dengan mempertimbangkan sustainabilitas pembangunan
daerah berdasarkan RPJPD Kota Banjarbaru serta berdasarkan
potensi, kondisi dan permasalahan yang ada di Kota Banjarbaru,
maka Visi Kota Banjarbaru yang hendak dicapai pada tahun 2016-
2021 adalah:
6
“TERWUJUDNYA BANJARBARU
SEBAGAI KOTA PELAYANAN YANG BERKARAKTER”
KOTA PELAYANAN adalah Kota yang memberikan pelayanan
secara optimal kepada warga masyarakat dan yang berkunjung
di Kota Banjarbaru.
BERKARAKTER Terdiri Atas Dua Aspek Penting Yaitu :
1. Sumber daya manusia yang berkarakter, yaitu terciptanya
sumber daya manusia yang sehat, mempunyai etos kerja
tinggi dan berakhlak mulia berdasarkan nilai-nilaireligius.
2. Kota yang berkarakter, yaitu sebuah kota yang mempunyai
ciri khas sebagai kota yang tertata/direncanakan (urban
design) sehingga menjadi tempat hunian yang indah, aman
dan nyaman yang berwawasan lingkungan.
1.1.2.2. Misi
Dalam upaya mewujudkan visi pembangunan Kota
Banjarbaru Tahun 2016-2021 tersebut, maka misi pembangunan
Kota Banjarbaru adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik, sehat,
berdaya saing dan berakhlak mulia;
2. Meningkatkan penyediaan infrastruktur perkotaan yang
merata, cerdas dan berwawasan lingkungan;
7
3. Memperkuat kemandirian, peningkatan kerjasama investasi,
penyediaan prasarana dan sarana perekonomian,
peningkatan kelembagaan dan peluang kewirausahaan;
4. Melaksanakan reformasi birokrasi yang berorientasi kepada
pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik
berbasis teknologi informasi; dan
5. Memperkuat cipta kondisi masyarakat yang aman, nyaman
dan tertib.
Mengacu pada prioritas nasional dan prioritas pembangunan
Kota Banjarbaru, maka ditetapkan 5 (lima) prioritas pembangunan
daerah Pembangunan Kota Banjarbaru agar dapat lebih terarah
dan lebih fokus yaitu :
1. Banjarbaru dengan Sumber Daya Manusia yang Berkualitas;
2. Banjarbaru dengan Infrastruktur Kota yang cerdas;
3. Banjarbaru daerah tujuan investasi;
4. Banjarbaru sebagai kota pelayanan yang berkarakter;
5. Banjarbaru aman, tertib dan nyaman.
1.3. Tujuan dan Sasaran
Tujuan dan sasaran Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021, tujuan pembangunan
Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021 yang ditetapkan berdasarkan
visi, misi, dan prioritas pembangunan adalah sebagai berikut:
8
1. Terwujudnya SDM yang berkualitas, berdaya saing, dan
berakhlak mulia;
2. Meningkatnya kualitas, kapasitas lingkungan dan
infrastruktur perkotaan;
3. Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan;
4. Meningkatnya perekonomian dan kemandirian daerah;
5. Terwujudnya pemerintahan Kota Banjarbaru yang efektif,
efesien, akuntabel dan bebas KKN;
6. Meningkatnya keamanan, kenyaman dan ketertiban
masyarakat; dan
7. Meningkatnya Perlindungan Sosial dan Kesejahteraan
Masyarakat.
Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata dalam
rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Dalam sasaran
disertakan pula indikator kinerja sasaran, yakni ukuran tingkat
keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan.
Berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan di atas, maka sasaran
yang akan dicapai, antara lain sebagai berikut:
1. Tujuan Terwujudnya SDM yang berkualitas, berdaya saing,
dan berakhlak mulia, dengan sasaran :
1.1. Meningkatnya Kualitas Pendidikan Masyarakat; dan
1.2. Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat.
9
2. Tujuan Meningkatnya kapasitas infrastruktur perkotaan,
dengan sasaran:
2.1. Meningkatnya Infrastruktur yang Berkualitas untuk
Mendukung Konektivitas Antar Wilayah;
2.2. Meningkatnya penanganan kawasan rawan banjir; dan
2.3. Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar
permukiman.
3. Tujuan Meningkatnya Indeks Kualitas Lingkungan, dengan
sasaran :
3.1. Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup; dan
3.2. Meningkatnya Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Publik.
4. Tujuan Meningkatnya perekonomian dan kemandirian
daerah, dengan sasaran:
4.1. Meningkatnya Kegiatan Ekonomi Daerah (PDRB);
4.2. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD);
4.3. Meningkatnya Investasi;
4.4. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Perekonomian;
dan
4.5. Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah.
10
5. Tujuan Terwujudnya pemerintahan Kota Banjarbaru yang
efektif, efesien, akuntabel dan bebas KKN, dengan sasaran :
5.1. Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Daerah;
5.2. Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik; dan
5.3. Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan, akses dan
kualitas layanan informasi publik dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi.
6. Tujuan Meningkatnya keamanan, kenyaman dan ketertiban
masyarakat, dengan sasaran :
6.1. Meningkatnya Keamanan, Kesadaran Hukum, dan
Ketertiban Masyarakat; dan
6.2. Meningkatnya Pelaksanaan Penaggulangan Bencana;
7. Tujuan Meningkatnya Perlindungan Sosial dan
Kesejahteraan Masyarakat
7.1. Meningkatnya Penanganan PMKS dan penanganan
masyarakat miskin berdasarkan data terpadu.
Untuk lebih jelasnya keterkaitan antara Visi, Misi, Tujuan
dan Sasaran dapat dilihat pada Tabel berikut :
11
Tabel 1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Jangka Menengah
Kota Banjarbaru Tahun 2016 - 2021
MISI TUJUAN SASARAN
VISI : TERWUJUDNYA BANJARBARU SEBAGAI KOTA
PELAYANAN YANG BERKARAKTER
1. Mewujudkan
Sumber Daya Manusia Yang
Terdidik, Sehat, Berdaya Saing dan Berakhlak
Mulia
Terwujudnya SDM
yang berkualitas, berdaya saing, dan
berakhlak mulia
Meningkatnya Kualitas
Pendidikan Masyarakat
Meningkatnya Derajat Kesehatan Masyarakat
2. Meningkatkan penyediaan infrastruktur
perkotaan yang merata, cerdas, dan berwawasan
lingkungan
Meningkatnya kualitas, kapasitas lingkungan dan
infrastruktur perkotaan
Meningkatnya Infrastruktur yang berkualitas untuk
Mendukung Konektivitas Antar Wilayah
Meningkatnya
penanganan kawasan rawan banjir
Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Dasar
Permukiman
Meningkatnya
Indeks Kualitas Lingkungan
Meningkatnya Kualitas
Lingkungan Hidup
Meningkatnya Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
3. Memperkuat Kemandirian,
Peningkatan Kerjasama
Investasi, Penyediaan Prasarana Dan
Sarana Perekonomian,
Peningkatan Kelembagaan Dan Peluang
Kewirausahaan
Meningkatnya perekonomian dan
kemandirian daerah
Meningkatnya Kegiatan Ekonomi Daerah
(PDRB)
Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Meningkatnya Investasi
Meningkatnya Sarana dan Prasarana
Perekonomian
Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah
12
MISI TUJUAN SASARAN
4. Melaksanakan
Reformasi Birokrasi Yang Berorientasi
Kepada Pelayanan Publik
Dan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik
Berbasis Teknologi
Informasi
Terwujudnya
pemerintahan kota banjarbaru yang efektif, efesien,
akuntabel dan bebas KKN
Meningkatnya
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan,
akses dan kualitas layanan informasi
publik dengan menggunakan teknologi informasi dan
komunikasi
5. Memperkuat Cipta Kondisi
Masyarakat Yang Aman, Nyaman Dan Tertib
Meningkatkan keamanan,
kenyamanan dan ketertiban masyarakat
Meningkatnya Keamanan, Kesadaran
Hukum, dan Ketertiban Masyarakat
Meningkatnya Pelaksanaan
Penanggulangan Bencana
Meningkatkan Perlindungan
Sosial dan Kesejahteraan Masyarakat
Meningkatnya penanganan PMKS dan
penanganan masyarakat miskin berdasarkan Data
Terpadu
Sumber: Dokumen RPJMD Kota Banjarbaru, 2016-2021
1.4. Dasar Hukum Evaluasi RPJMD
Dasar hukum pelaksanaan Evaluasi RPJMD Kota
Banjarbaru Tahun 2016-2021mengacu pada:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik
13
Indonesia Tahun 1999 nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan, Pengelolaan, dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4410);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
14
tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438)
7. Undang-Undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor
33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
8. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 68);
9. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor
140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5059);
10. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2011
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor
15 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
15
Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6398);
11. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5679);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4817);
16
14. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor
21);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21);
17. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 114);
18. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan Nasional;
19. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program
Pembangunan Yang Berkeadilan;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 67 Tahun 2011
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum
17
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 927);
21. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1312);
22. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 4 Tahun 2010
tentang Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan
Daerah (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2010
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kota Banjarbaru
Nomor 3);
23. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 11 Tahun 2011
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2005 - 2025 (Lembaran
Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2010 Nomor 11);
18
24. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 13 Tahun 2014
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Banjarbaru
Tahun 2014 - 2034 (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru
Tahun 2014 Nomor 11);
25. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 10 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota
Banjarbaru (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2016
Nomor 10);
26. Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 7 Tahun 2018
tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kota Banjarbaru
Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2016–
2021 (Lembaran Daerah Kota Banjarbaru Tahun 2018
Nomor 7).
1.5. Metode Pelaksanaan Evaluasi RPJMD
a. Ruang Lingkup Kegiatan Evaluasi
Pemerintahan daerah selaku penyelenggara urusan
pemerintahan di daerah harus mampu memproses dan
melaksanakan hak dan kewajiban dengan berdasarkan pada asas-
asas pemerintahan yang baik (Good Governance), yakni yang
berkesesuaian dengan asas umum penyelenggaraan negara.
Pemerintah berkewajiban mengevaluasi kinerja pemerintahan
daerah atau disebut sebagai evaluasi penyelenggaraan
19
pemerintahan daerah untuk mengetahui keberhasilan
penyelenggaraan pemerintahan daerah dalam memanfaatkan hak
yang diperoleh daerah dengan capaian keluaran dan hasil yang
telah direncanakan. Tujuan utama dilaksanakannya evaluasi,
adalah untuk menilai kinerja seluruh unit kerja pemerintahan
daerah dalam upaya peningkatan kinerja untuk mendukung
pencapaian tujuan penyelenggaraan otonomi daerah berdasarkan
prinsip tata kepemerintahan yang baik.
b. Sasaran
Sasaran evaluasi kinerja RPJMD Kota banjarbaru adalah
mengevaluasi seluruh program kerja Pemerintah Daerah Kota
Banjarbaru tahun 2016 - 2021. Evaluasi program kerja ini
bertujuan untuk melihat apakah program yang telah dirancang
dan dilaksanakan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam program
sudah sesuai dengan target. Pada pelaksanaannya evaluasi
program kerja ini bermaksud mencari informasi sebanyak
mungkin untuk mendapatkan gambaran rancangan dan
pelaksanaan program. Hasil Evaluasi tersebut akan digunakan
bagi pihak yang berkepentingan dalam hal ini pemerintah Kota
Banjarbaru untuk perbaikan kinerja Pemerintah Daerah.
20
c. Sumber Data
1. Data sekunder diperoleh dari SKPD terkait dan BPS Kota
Banjarbaru.
2. Data primer diperoleh dari sumber primer yakni data yang
diperoleh secara langsung dari para responden.
d. Teknik Pengumpulan Data
Data sekunder dari data primer dikumpulkan menggunakan
kombinasi teknik-teknik pengumpulan sebagai berikut:
1. Daftar isian mengenai target dan realisasi kinerja yang
digunakan untuk mengumpulkan data secara langsung;
2. Interview, berupa wawancara yang dilakukan secara langsung
dengan para responden; dan
3. Observasi atau pengamatan yaitu kegiatan yang dilakuan
untuk mengamati secara langsung kondisi lapangan.
e. Metode Analisis
Untuk mengevaluasi kinerja pelaksanaan RPJMD Kota
Banjarbaru Tahun 2016 - 2021, maka digunakan peralatan
analisis deskriptif kualitatif yang mengacu Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan dan
Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintah Daerah dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah,
21
Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah,
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah.
Kriteria pengukuran yaitu target capaian yang telah
ditetapkan pada saat penyusunan RPJMD Kota Banjarbaru 2016-
2021, yang merupakan komitmen Pemerintah Kota Banjarbaru.
Selanjutnya target kinerja RPJMD Kota Banjarbaru tahun 2016-
2021 akan dibandingkan dengan realisasi capaian sehingga akan
diketahui celah kinerja (performance gap). Untuk menganalisis
capaian kinerja maka pengukuran menggunakan skala dengan
kategori capaian dari program-program prioritas RPJMD Kota
Banjarbaru tahun 2016-2021 adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kategori Capaian Kinerja RPJMD Kota Banjarbaru
No Kategori Capaian (%) Kode
1 67 s/d >100
2 36 s/d 65
3 0 s/d 35
22
BAGIAN II
CAPAIAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
KOTA BANJARBARU
2.1. INDIKATOR KINERJA MAKRO
Indikator kinerja makro merupakan tolak ukur kemajuan
yang akan dicapai oleh perangkat pemerintah daerah dan seluruh
masyarakat pemangku kepentingan (stakeholders) dalam
mewujudkan visi dan prioritas dalam RPJMD Kota Banjarbaru
melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan. Untuk
mengetahui lebih lanjut terkait indikator kinerja makro Kota
Banjarbaru, berikut tabel indikator tersebut:
Tabel 3. Indikator Kinerja Makro Ekonomi Kota Banjarbaru
No Indikator Kondisi
Awal
(2015)
Realisasi Target 2019
Target RPJMD
2021 2016 2017 2018 2019
1
Indeks
Pembangunan
Manusia (IPM)
77,56 69,05 78,32 78,83 79,22 79,00 79,69
2
Indeks
Pembangunan
Gender (IPG)
99,22 - 92,17 92,42 92,43* 93,00 93,24
3 Laju Pertumbuhan
Ekonomi
6,69 6,94 6,96 6,90 6,93* 7,00 7,00
4
PDRB Per Kapita
ADHB (juta
rupiah)
27.725 29.710 31.930 34.170 37.090 35.447 39.207
5
PDRB Per Kapita
ADHK (juta rupiah)
20.338 21.140 21.970 22.820 23.740 22.821 23.941
6 Indeks GINI Rasio 0,35 0,34 0,37 0,34 0,33* 0,31 0,29
7 Angka Kemiskinan 4,90 4,62 4,68 4,19 4,30* 4,28 4,01
8 Angka Harapan
Hidup 71,36 71,43 71,50 71,67 71,87 71,66 71,82
Sumber : BPS Kota Banjarbaru
Keterangan : * = tidak mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2019
23
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) pada tahun 2019 yaitu 79,22% telah
mencapai target tahun 2019 yaitu 79,00% dan belum mencapai
target 2021 yaitu sebesar 79,69%. Untuk mencapai target tahun
2021 pemerintah Kota Banjarbaru memerlukan strategi
percepatan atau akselerasi program dan kebijakan pembangunan
yang dapat mempercepat laju pertumbuhan angka IPM Kota
Banjarbaru yang saat ini masih menempati posisi pertama dari 13
Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan melalui
penguatan kebijakan sektoral terutama di sektor pendidikan,
kesehatan dan pembangunan ekonomi daerah.
Suatu indeks yang mengukur pencapaian pembangunan
kapabilitas dasar manusiapada bidang kesehatan, pendidikan,
dan ekonomi di suatu wilayah denganmempertimbangkan
kesetaraan antara laki-laki dan perempuan (Kementrian
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, 2013).
Pembangunan manusia secara kuantitatif dapat digambarkan dari
angka IPM (Indeks Pembangunan Manusia). Namun angka ini
belum dapat menjelaskan perbedaan capaian kualitas hidup
antara laki-laki dan perempuan.
Indeks Pembangunan Gender (IPG) adalah ukuran yang
digunakan untuk mengetahui pembangunan manusia (Asmanto,
2008). IPG mengukur tingkat pencapaian kemampuan dasar
24
pembangunan manusia yang sama seperti IPM, yaitu harapan
hidup, tingkat pendidikan, dan pendapatan namun dengan
memperhitungkan ketimpangan gender. IPG dapat digunakan
untuk mengetahui kesenjangan pembangunan manusia antara
laki-laki dan perempuan. Kesetaraan gender terjadi apabila angka
IPG sama dengan IPM. Apabila angka IPG lebih rendah dari IPM
maka terjadi kesenjangan gender. Kesenjangan gender dapat
dilihat dari selisih antara IPM dan IPG. Semakin kecil selisih
antara IPM dan IPG maka dapat diartikan bahwa kesenjangan
pembangunan antara laki-laki dan perempuan juga semakin kecil.
Indek Pembangunan Gender Kota Banjarbaru sangat tinggi, yakni
mencapai angka 92,43% pada tahun 2019, akan tetapi belum
mencapai target RPJMD Kota Banjarbaru tahun 2019 sebesar
93,00% dan target akhir RPJMD pada tahun 2021 sebesar
93,24%. Jika dibandingkan dengan angka IPM Kota Banjarbaru
maka nilai IPG lebih besar dari nilai IPM (IPG > IPM). Hal ini
menunjukkan bahwa tidak ada kesenjangan pembangunan antara
laki-laki dan perempuan di Kota Banjarbaru.
Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru megalami fluktuasi
yang bersifat positif, yaitu diatas 6%, pada tahun 2019.
Pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru mencapai 6,93%,
menurun jika dibandingkan pertumbuhan ekonomi tahun 2016
dengan tingkat pertumbuhan 6,94%. Jika dilihat dari target
25
capaian tanun 2019 sebesar 7,00% maka target capaian
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019 tidak tercapai. Oleh
karena itu, untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi Kota
Banjarbaru sesuai dengan target capaian pada tahun 2019 maka
diperlukan kebijakan-kebijakan dalam rangka penguatan dan
akselerasi aktivitas ekonomi Kota Banjarbaru melalui peningkatan
investasi daerah sehingga pencapaian target pertumbuhan
ekonomi hingga 2021 sebesar 7,00 % dapat dicapai dengan baik.
PDRB perkapita Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota
Banjarbaru pada tahun 2019 sebesar Rp 37.090.000,- meningkat
dari Rp 29.710.000,- pada tahun 2016. PDRB perkapita Atas
Dasar Harga Berlaku (ADHB) Kota Banjarbaru pada tahun 2019
telah mencapai target tahun 2019 yaitu Rp 35.447.000,- tetapi
masih belum mencapai target pada tahun 2021 yaitu sebesar Rp
39.207.000,-. PDRB perkapita Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)
Kota Banjarbaru pada tahun 2019 sebesar Rp 23.740.000,-
meningkat dari Rp 21.140.000 pada tahun 2016. PDRB perkapita
Atas Dasar Harga Konstan(ADHK) Kota Banjarbaru pada tahun
2019 telah mencapai target tahun 2019 yaitu Rp 22.821.000 tetapi
masih belum mencapai target pada tahun 2021 yaitu sebesar Rp
23.941.000,-.
Hal ini disebabkan karena laju pertumbuhan ekonomi Kota
Banjarbaru mengalami peningkatan yang positif. Disamping itu,
26
laju pertumbuhan penduduk yang mengalami peningkatan juga
mempengaruhi pencapaian target PDRB per kapita Kota
Banjarbaru padan tahun 2019, maka untuk mencapai target
capaian PDRB perkapita tahun 2021 diperlukan perhatian khusus
dan kebijakan strategis dari pemerintah daerah Kota Banjarbaru
untuk mencapai target tahun 2021 terutama dalam hal
meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan menekan laju
pertumbuhan penduduk.
Indeks Gini Ratio Kota Banjarbaru pada tahun 2019, yakni
sebesar 0,33% lebih kecil dibandingkan tahun 2016 yaitu sebesar
0,34%. Tetapi belum mencapai target yang ditetapkan pada tahun
2019 yang sebesar 0,31% dan target pada tahun 2021 yaitu
sebesar 0,29%. Pada dasarnya Indeks Gini dalah ukuran
ketidakmerataan atau ketimpangan agregat (secara keseluruhan)
yang angkanya berkisar antara nol (pemerataan sempurna) hingga
satu (ketimpangan yang sempurna). Dari definisi tersebut dapat
dikatakan bahwa indeks gini dari pendapatan suatu daerah
adalah ukuran ketidakmerataan dari pendapatan di suatu daerah.
Oleh karena itu,untuk mencapai target capaian indeks Gini Ratio
pada akhir RPJMD tahun 2021 diperlukan kerja keras dari
Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru, melalui implementasi
kebijakan strategis yang mampu mendorong perbaikan angka gini
ratio seperti mendorong pertumbuhan sektor produksi (pertanian,
27
UMKM dan industri) sehingga bisa menyerap lebih banyak tenaga
kerja disektor formal dan meningkatkan akses UMKM terhadap
kredit usaha yang diberikan oleh bank.
Indikator lainnya, yakni tingkat kemiskinan, dimana pada
tahun 2019 tingkat kemiskinan sebesar 4,30% menurun dari
angka sebelumnya yang berkisar pada 4,90% pada tahun 2016,
tetapi tidak mencapai target 2019 sebesar 4,28%. Hal tsebut
menunjukkan bahwa diperlukan usaha yang lebih keras dari
pemerintah Kota Banjarbaru untuk bisa mencapai target pada
tahun 2021, yakni sebesar 4,01%. Penurunan jumlah penduduk
miskin dibandingkan tahun 2019 disebabkan karena adanya
program pengentasan kemiskinan daerah yang telah disusun dan
dijalankan oleh Pemerintah Kota Banjarbaru dimana program
yang dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi masing-masing
wilayah, sehingga strategi pengentasan kemiskinan tepat sasaran
dan akan menurunkan angka kemiskinan di Kota Banjarbaru.
Angka Harapan Hidup (AHH) merupakan salah satu
indikator yang digunakan untuk menilai derajat kesehatan
penduduk. Menurut Statistics Indonesia, angka harapan hidup
pada saat lahir (life expectancy at birth) ialah rata-rata tahun
hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu
tahun tertentu. Angka Harapan Hidup di suatu wilayah berbeda
dengan wilayah lainnya tergantung dari kualitas hidup yang
28
mampu dicapai oleh penduduk. Angka harapan hidup (AHH) Kota
Banjarbaru pada tahun 2019 sebesar 71,87, meningkat dari 71,43
pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa target RPJMD
Kota Banjarbaru mencapai target tahun 2019 dan telah mencapai
target tahun 2021 yaitu 71,82 serta diharapkan pencapaiannya
dapat dicapai sesuai dengan target RPJMD pada kondisi akhir
tahun 2021 yang akan datang.
2.2. PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH
2.2.1. PENGANTAR
Salah satu tantangan yang dihadapi pemerintah Kota
Banjarbaru untuk “TERWUJUDNYA BANJARBARU SEBAGAI
KOTA PELAYANAN YANG BERKARAKTER”, menghadapi
dinamika kehidupan yang penuh dengan perubahan serta
persaingan yang semakin meningkat. KOTA PELAYANAN adalah
Kota yang memberikan pelayanan secara optimal kepada warga
masyarakat dan yang berkunjung di Kota Banjarbaru.
BERKARAKTER terdiri atas dua aspek penting yaitu: 1) Sumber
daya manusia yang berkarakter, yaitu terciptanya sumber daya
manusia yang sehat, mempunyai etos kerja tinggi dan berakhlak
mulia berdasarkan nilai-nilai religious; 2) Kota yang berkarakter,
yaitu sebuah kota yang mempunyai ciri khas sebagai kota yang
tertata/direncanakan (urban design) sehingga menjadi tempat
29
hunian yang indah, aman dan nyaman yang berwawasan
lingkungan.
Untuk menjawab tantangan tersebut pemerintah Kota
Banjarbaru telah menyusun tujuan dan sasaran pemabangunan
sebagai berikut:
2.1.2. Misi Pembangunan Daerah Kota Banjarbaru
(1) Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik,
sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia.
Untuk mewujudkan Misi 1 yang di fokuskan pada:
Tujuan 1: Terwujudnya SDM yang berkualitas, berdaya saing,
dan berakhlak mulia
Sasaran 1: Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat
a. Program Pendidikan Anak Usia Dini;
b. Program Waji Belajar Pendidikan Dasar Sembilan
Tahun;
c. Pendidikan Non Formal;
d. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan; dan
e. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan.
Sasaran 2: Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
a) Program Obat Perbekalan Kesehatan;
b) Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
30
c) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Kesehatan;
d) Program Perbaikan Gizi Masyarakat;
e) Program Pengembangan Lingkungan Sehat;
f) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit
Menular;
g) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
h) Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin;
i) Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan
Sarana dan Prasarana Puskesmas/Pustu dan
Jaringannya;
j) Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan;
k) Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan;
l) Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak;
m) Program Pencegahan, Pengendalian dan
Pemberantasan Penyakit;
n) Program Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak
Menular;
o) Program Kesehatan Kerja dan Olahraga;
p) Program Penyediaan Air Minum;
q) Program Penyediaan Sistem Air Limbah;
r) Program Keluarga Berencana; dan
s) Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga.
31
(2) Misi 2 : Meningkatkan penyediaan infrastruktur perkotaan
yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan
Untuk mewujudkan Misi 2 yang di fokuskan pada:
Tujuan 1 : Meningkatnya kualitas, kapasitas lingkungan dan
infrastruktur perkotaan
Sasaran 1 : Meningkatnya infrastruktur yang berkualitas
untuk mendukung konektivitas antar wilayah
Sasaran 2 : Meningkatnya penanganan kawasan rawan banjir
a. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan;
b. Program Pembangunan Saluran Drainase/
Gorong-gorong;
c. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan
Jembatan;
d. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Kebinamargaan;
e. Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya;
f. Program Pengembangan, Pengelolaan dan
Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air
Lainnya;
g. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan;
32
h. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana
dan Fasilitas LLAJ; dan
i. Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu
Lintas.
Sasaran 3 : Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Dasar
Permukiman
a) Program Pengembangan Perumahan;
b) Program Lingkungan Sehat Perumahan; dan
c) Program Penataan dan Peningkatan Kualitas
Kawasan Permukiman Kumuh.
Tujuan 2 : Meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
a) Program Pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan;
b) Program Perlindungan dan Konservasi Sumber
Daya Alam;
c) Program Peningkatan Kualitas dan Akses
Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan
Hidup;
d) Program Peningkatan Pengendalian Polusi;
e) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan; dan
f) Program Kualitas Kebersihan Lingkungan.
33
Sasaran 2 : Meningkatnya Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Publik Hijau (RTH)
a) Program Pengelolaan Ruang Terbuka; dan
b) Program Pembangunan/ Pemeliharaan Taman.
(3) Misi 3 : Memperkuat Kemandirian, Peningkatan
Kerjasama Investasi, Penyediaan Prasarana dan Sarana
Perekonomian, Peningkatan Kelembagaan dan Peluang
Kewirausahaan
Tujuan 1 : Meningkatnya perekonomian dan kemandirian
daerah
Sasaran 1 : Meningkatnya Kegiatan Ekonomi Daerah (PDRB)
a) Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah
Yang Kondusif;
b) Program Pengembangan Kewirausahaan dan
Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah;
c) Program Pengembangan Sistem Pendukung
Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah;
d) Program PeningkatanKualitas Kelembagaan
Koperasi;
e) Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas
Tenaga Kerja;
f) Program Peningkatan Kesempatan Kerja;
g) Program Perlindungan dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan;
34
h) Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah;
i) Program Peningkatan Promosi Produk Industri;
j) Program Uji kualitas produk pangan;
k) Program Peningkatan Kinerja Administratif
Perekonomian;
l) Program Pengembangan Destinasi Pariwisata;
m) Program Pengembangan Kemitraan; dan
n) Program Pengelolaan Keragaman Budaya.
Sasaran 2 : Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a) Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-
sumber Pendapatan Pajak Daerah; dan
b) Program Pengendalian dan Pengembangan Pajak
Daerah.
Sasaran 3 : Meningkatnya Investasi
a. Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama
Investasi; dan
b. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi
Investasi.
Sasaran 4 : Meningkatnya Sarana dan Prasarana Perekonomian
a) Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan
Asongan; dan
b) Program Peningkatan dan Pengelolaan Pasar.
35
Sasaran 5 : Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah
a) Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/
perkebunan);
b) Pengembangan Budidaya Perikanan;
c) Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan;
d) Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan;
e) Peningkatan Produksi Hasil Peternakan;
f) Pencegahan dan penanggulangan penyakit
ternak;
g) Program Perlindungan Konsumen dan Pengaman
Perdagangan;
h) Program Peningkatan Efisiensi Perdagangan
Dalam Negeri; dan
i) Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya.
36
(4) Misi 4 : Melaksanakan Reformasi Birokrasi yang
Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi Informasi
Tujuan 1 : Terwujudnya pemerintahan kota banjarbaru
efektif, efesien, akuntabel dan bebas KKN
Sasaran 1 : Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Daerah
a) Program Peningkatan Akuntabilitas;
b) Program Peningkatan Kinerja Administratif
Pembangunan Daerah;
c) Program Penataan Organisasi dan Anggaran
Pemerintah Kelurahan;
d) Program Perencanaan Pembangunan Daerah;
e) Program Peningkatan Pengembangan Sistem
Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan;
f) Program Peningkatan dan Pengembangan
Pengelolaan Keuangan Daerah;
g) Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi
Informasi;
h) Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
dan Pengendalian Pelaksanaan kebijakan KDH;
dan
i) Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur.
37
Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
a. Program Penataan Kelembagaan, Ketatalaksanaan
dan Analisa Jabatan;
b. Program Penataan Administrasi Kependudukan;
dan
c. Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat.
Sasaran 3 : Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan, akses dan
kualitas layanan informasi publik dengan
menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
a) Program pengembangan komunikasi, informasi
dan media massa;
b) Program pengkajian dan penelitian bidang
Informasi dan Komunikasi;
c) Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang
Komunikasi dan Informasi;
d) Program Kerjasama Informasi dengan Media
Massa;
e) Program Layanan Penyediaan Informasi Publik
Pemerintah Daerah;
f) Program Layanan Penyelenggaraan Komunikasi;
g) Program Layanan Peningkatan Efektivitas dan
Efisiensi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Melalui Pemanfaatan TIK;
38
h) Program Layanan Penjaminan Kedaulatan
Informasi Pemerintah Daerah; dan
i) Program Layanan Peningkatan Kualitas Layanan
Publik Pemerintah Daerah melalui Pemanfaatan
TIK.
(5) Misi 5 : Memperkuat Cipta Kondisi Masyarakat yang
Aman, Nyaman dan Tertib
Tujuan 1 : Meningkatkan keamanan, kenyaman dan
ketertiban masyarakat
Sasaran 1 : Meningkatnya Keamanan, Kesadaran Hukum dan
Ketertiban Masyarakat
a. Program Pemeliharaaan Kantrantibmas dan
Pencegahan Tindak Kriminal;
b. Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk
Menjaga Ketertiban dan Keamanan;
c. Program Penegakan Peraturan Derah dan
Peraturan Walikota;
d. Program Peningkatan Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan;
e. Program Peningkatan Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan;
f. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan;
g. Program Kemitraan Pengembangan Wawasan
Kebangsaan; dan
h. Program Pendidikan Politik Masyarakat.
39
Sasaran 2 : Meningkatnya Pelaksanaan Penaggulangan Bencana
a) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan
Korban Bencana;
b) Program Penanganan Tanggap Darurat Bencana;
c) Program Pasca Bencana; dan
d) Program Penanggulangan Kebakaran.
Tujuan 2 : MeningkatkanPerlindungan Sosial Masyarakat dan
Kesejahteraan Masyarakat
Sasaran 1 : Meningkatnya Penanganan PMKS dan Penanganan
Penduduk Miskin Berdasarkan Data Terpadu
a) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, komunitas
Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah;
b) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan
Sosial;
c) Program Pembinaan dan Penyandang Cacat
Trauma;
d) Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit
Sosial (Eks Narapidana, PSK, Narkoba, dan Penyakit
Sosial Lainnya); dan
e) Program Perlindungan Sosial.
40
2.3. Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik,
sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia
2.3.1. Pendahuluan
Pembangunan kualitas Sumber Daya Manusia yang
terdidik, sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia merupakan inti
dari seluruh program pembangunan karena secara filosofis unsur
utama dalam semua program pembangunan adalah manusia dari
manusia untuk manusia yang lebih baik, lebih sejahtera dan lebih
bermartabat. Pembangunan sumber daya manusia yang terdidik,
sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia merupakan aspek
pembangunan yang sangat strategis sebagaimana tujuan
pembangunan adalah untuk memcerdaskan kehidupan bangsa
dan memajukan kesejahteraan rakyat.
Beberapa ahli sepakat bahwa pembangunan di Indonesia
juga sudah semestinya mengandalkan sumber daya manusia.
Dengan tersedianya sumberdaya manusia yang memadai dalam
arti kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa mendatang
akan bisa diatasi dengan baik. Para ahli juga sepakat bahwa
kualitas sumber daya manusia yang sekarang kita miliki masih
perlu ditingkatkan, agar tantangan tersebut bisa teratasi dengan
baik.
Dimensi sumber daya manusia itu sendiri meliputi jumlah,
komposisi, karakteristik (kualitas), dan persebaran penduduk.
41
Dimensi tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Selain
keterkaitan antara kuantitas dan kualitas, komposisi dan
persebaran juga sangat penting. Bila rasio ketergantungan tinggi,
artinya banyak penduduk usia tidak produktif, pengembangan
sumber daya manusia juga akan mengalami banyak kesulitan.
Demikian pula bila sumber daya manusia yang berkualitas
terkonsentrasi di wilayah tertentu.
Ada beberapa pendekatan untuk mengembangkan sumber
daya manusia. Satu diantaranya adalah pendekatan mutu modal
manusia (human capital). Dalam pendekatan human capital,
manusia menempati peranan yang amat penting selain modal
(uang), sumber alam, dan teknologi dalam proses produksi.
Salah satu bentuk perwujudan komitmen pemerintah Kota
Banjarbaru dalam meningkatkan pembangunan sumber daya
manusia adalah melalui penyediaan anggaran minimal 20% dari
APBD Kota Banjarbaru untuk bidang pendidikan bahkan pada
tahun 2018 anggaran pendidikan mencapai 23,60%.
Pembangunan kualitas sumberdaya manusia Kota Banjarbaru
secara makro memang menjadi yang paling tinggi diantara
kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan tetapi masih
membutuhkan perhatian serius terutama untuk menjaga
pertumbuhan nilai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) agar tetap
42
menjadi peringkat pertama di Kalimantan Selatan dengan daerah
lain di tanah air.
Berbagai kebijakan telah ditempuh oleh pemerintah Kota
Banjarbaru untuk mendorong pembangunan sumberdaya
manusia antara lain pemberian beasiswa pada berbagai jenjang
pendidikan, peningkatan kualitas pembangunan manusia, yang
terkait dengan aspek pendidikan dan kesehatan, sasaran yang
diharapkan dapat dicapai adalah untuk angka melek huruf,
meningkatkan angka rata-rata lama sekolah, mendidik tenaga
kerja yang siap pakai di dunia kerja, dalam bidang kesehatan
diharapkan untuk menaikkan Angka Harapan Hidup (AHH),
khususnya pada penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) Melahirkan
dan Angka Kematian Bayi (AKB), serta meningkatkan akses
masyarakat miskin pada pelayanan pendidikan dan kesehatan,
meningkatkan & memanfaatkan BLK berstandar, untuk
menumbuh kembangkan wirausaha dan pekerja terampil.
2.3.2. Pencapaian Misi 1 : Mewujudkan sumber daya manusia
yang terdidik, sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia
Pencapaian prioritas pembangunan daerah Kota
Banjarbaru untuk mewujudkan sumber daya manusia yang
terdidik, sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia meliputi
bidang pendidikan dan kesehatan tentu diharapkan dapat dicapai
berdasarkan standar pelaksanaan program pendidikan dan
43
kesehatan yaitu bahwa pemerintah daerah berusaha untuk
memenuhi standar ketersediaan pelayanan pendidikan pada
tingkat pendidikan dasar untuk wajib belajar 9 tahun.
Angka Rata-Rata Lama Sekolah di Kota Banjarbaru pada
tahun 2019 mencapai 10,94% atau meningkat dibandingkan
tahun 2017 yaitu sebesar 10,76 % dan melampaui target yang
ditetapkan tahun 2021 yaitu sebesar 10,85% mengingat dana
untuk pendidikan dasar juga meningkat. Untuk Angka Harapan
Lama Sekolah capaian tahun 2019 sebesar 14,80 tahun mencapai
target tahun 2019 sebesar 14,80 tahun. Pada akhir RPJMD 2016-
2021 target untuk Angka Harapan Lama Sekolah adalah sebesar
14,90 tahun sehingga perlu optimalisasi program pendukung
untuk mencapai target pada tahun 2021 agar pemerintah Kota
Banjarbaru dapat mencapai target tersebut.
Capaian Angka Kelulusan Paket A ditargetkan 100%
sedangkan realisasinya hanya 73,33% atau capaian kinerjanya
73,33%. Capaian Angka Kelulusan Paket B ditargetkan 100%
sedangkan realisasinya hanya 81,82% atau capaian kinerjanya
81,82%. Capaian Angka Kelulusan Paket C ditargetkan 100%
sedangkan realisasinya hanya 86,37% atau capaian kinerjanya
86,37%. Indikator kinerja utama bidang kesehatan yaitu Angka
Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Angka
kematian ibu (AKI)tahun 2019 terdapat 81 kasus atau turun dari
44
tahun 2017 sebesar 100 kasus. Jika dibandingkan dengan target
pada tahun 2019 sebanyak 100 kasus dan target akhir RPJMD
pada tahun 2021 yaitu 98 kasus. Angka kematian bayi pada tahun
2019 sebesar 4 orang bayi per seribu kelahiran dimana angka ini
turun dari tahun 2017 sebanyak 5 orang.
Tabel 4. Pencapaian Misi 1: Mewujudkan Sumber Daya Manusia
yang Terdidik, Sehat, Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia
Tujuan 1: Terwujudnya SDM yang berkualitas, berdaya saing, dan
berakhlak mulia
Indikator Sasaran
Satuan Kondisi Awal
Realisasi Target Status
2017 2018 2019 2019 2021
Sasaran 1: Meningkatnya kualitas pendidikan masyarakat
Angka Rata-
Rata Lama Sekolah
Th 10,74 10,76 10,93 10,94 10,78 10,85
Angka
Harapan
Lama
Sekolah
Th 14,75 14,84 14,91 14,80 14,80 14,90
Sasaran 2: Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Angka
Kematian
Ibu (AKI)
Angka 100,32 100,2
9 79 81 100 98
Angka
Kematian
Bayi (AKB)
Angka 5,62 5,59 2 4 5,4 5,2
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali, 2020 Keterangan:
Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
45
2.3.3.Permasalahan dalam pencapaian Pembangunan Sumber
Daya Manusia yang Terdidik, Sehat, Berdaya Saing dan
Berakhlak Mulia
Terlepas dari pencapaian hasil pembangunan sumberdaya
manusia di Kota Banjarbaru tahun 2019 berdasarkan program
perencanaan yang dituangkan dalam RPJMD Kota Banjarbaru
maka ternyata masih terdapat berbagai tantangan yang dihadapi
oleh pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan
sumberdaya manusia yang lebih berkualitas dan menyeluruh
dimasa yang akan datang. Permasalahan dalam bidang Pendidikan
misalnya adalah masih terdapatnya anak putus sekolah pada
jenjang SD/MI dan SMP/MTs. Adapun yang menjadi penyebab
dari anak putus sekolah adalah adanya masalah ekonomi
(membantu orang tua bekerja). Hal ini dikarenakan adanya
perpindahan orang-orang dari berbagai daerah dengan tujuan
mencari pekerjaan di Kota Banjarbaru dan sekitarnya yang
dominan mempunyai ekonomi rendah tetapi memilih bermukim di
Kota Banjarbaru. Angka Harapan Lama Sekolah tahun 2019
sebesar 14,80 tahun telah mencapai target tahun 2019 sebesar
14,80 tahun. Pada akhir RPJMD 2016-2021 target untuk Angka
Harapan Lama Sekolah adalah sebesar 14,90 tahun sehingga
perlu optimalisasi program pendukung untuk mencapai target
46
pada tahun 2021 agar pemerintah Kota Banjarbaru dapat
mencapai target tersebut.
Selanjutnya Kota Banjarbaru sebagai kota yang maju juga
memerlukan sumberdaya manusia yang peduli lingkungan, untuk
ini maka sekolah-sekolah di Kota Banjarbaru memiliki program
yang searah dengan kebijakan pemerintah pusat yaitu dengan
adanya sekolah yang berpredikat adiwiyata, sekolah yang
berpredikat adiwiyata telah memenuhi syarat sebagai sekolah yang
peduli dengan lingkungan. Persentase Sekolah Hijau SMP
(Adiwiyata) di Kota Banjarbaru pada tahun 2019 mencapai 96,54
dari target 69,57% sekolah yang berpredikat adiwiyata.
Selanjutnya permasalahan dalam bidang kesehatan antara
lain adalah kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan
perilaku hidup sehat termasuk kesadaran mengenai pentingnya
memperhatikan faktor gizi bagi keluarga masih menjadi faktor
yang belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dari masyarakat.
Kesadaran ibu-ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
secara teratur pada puskesmas, rumah sakit dan sarana
kesehatan lainnya masih memerlukan perhatian dari pemerintah
daerah.
47
2.3.4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan capaian yang telah dihasilkan dan untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi maka langkah-
langkah perbaikan yang secara terus menerus akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan akses bagi masyarakat miskin dalam bidang
pendidikan sehingga akan meningkatkan angka harapan
lama sekolah seperti pelaksanaan beberapa program
diantaranya adalah beasiswa prestasi, beasiswa miskin,
bantuan dana BOS, dan pendekatan sosial (merubah pola
pikir masyarakat mengenai pentingnya sekolah).
Peningkatan kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan
pada berbagai jenjang pendidikan di Kota Banjarbaru
dengan melaksanakan program penyetaraan tenaga
pendidik dan memberikan beasiswa S2 dan S3.
2. Penataan penempatan tenaga pendidik dan kependidikan
sesuai dengan kebutuhan institusi pendidikan serta
peningkatan rasio tenaga pendidik dan kependidikan untuk
memperbaiki peningkatan pelayanan pendidikan bagi
masyarakat. Disamping itu perlunya meningkatkan sarana
dan prasarana laboratorium pada berbagai jenjang
pendidikan di Kota Banjarbaru.
48
3. Mendukung sekolah-sekolah untuk mencapai predikat
sekolah adiwiyata nasional dan sekolah sehat khususnya
untuk Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama
(SMP) di Kota Banjarbaru.
4. Membangun kesadaran masyarakat sejak dini dalam
menerapkan perilaku hidup sehat serta kesadaran
pentingnya gizi bagi keluarga dan meningkatkan kesadaran
masyarakat terutama ibu hamil untuk senantiasa
memeriksakan kehamilannya pada sarana kesehatan yang
tersedia, seperti puskesmas dan rumah sakit.
5. Menyediakan program jaminan kesehatan bagi masyarakat
miskin serta bantuan lain yang dibutuhkan untuk
meningkatkan kesejahteraannya.
6. Mengaktifkan peran posyandu untuk membantu
masyarakat dalam membangun kesadaran hidup sehat,
serta menghindari terjadinya gizi buruk dikalangan
masyarakat miskin,
7. Meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan
pada puskesmas dan rumah sakit yang dapat
meningkatkan penanganan kesehatan bagi masyarakat
termasuk memberikan pertolongan kepada ibu yang akan
melahirkan.
49
8. Ciri-ciri kota maju yaitu adanya system transportasi yang
handal, dalam hal ini Kota Banjarbaru menyelenggarakan
program peningkatan pelayanan angkutan dengan indicator
persentase beroperasinya angkutan yang aman, nyaman,
tertib, dan lancar dengan capaian 90% tetapi masih
memerlukan tambahan armada yang khusus sebagai ikon
bahwa Kota Banjar baru sebagai kota maju dan modern
seperti menyediakan trayek baru armada Trans Banjarbaru.
50
Tabel 5. Indikator Program pada Misi 1 : Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang Terdidik, Sehat,
Berdaya Saing dan Berakhlak Mulia
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target
2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program Pendidikan
Anak Usia
Dini
Angka Partisipasi Kasar PAUD Formal
dan Non Formal
% 58,35 69,15 71,13 56,54 74,38 55,62 82,34 74,78
Rerata Hasil Post Test
PKB PAUD % N/A 67 68
Program
Wajib Belajar
Pendidikan
Dasar Sembilan
Tahun
Angka Partisipasi
Kasar SD/MI/Paket A % 124,49 111,25
113,2
5
112,7
6 113,45 109,27 113,65 96,32
Angka Partisipasi
Kasar SMP/MTs/Paket
B
% 107,22 105,96 113,1 110,7
6 99 109,27 100 110,37
Angka Partisipasi Murni SD/MI/
SDLB/Paket A
% 99,21 100,28 98,56 99,43 96,66 110,38 96,86 114,19
Angka Partisipasi
Murni SMP/MTs/Pkt B % 83,91 88,73 79,91 78,81 83 99,13 85 119,43
Persentase satuan SD
yang terakreditasi % 86 91,14 94,87 81,61 100 84,09 100 84,09
Persentase satuan SMP
yang terakreditasi % 77 81,82 91 100 100 87,5 100 87,50
Persentase Sekolah Hijau SD (Adiwiyata)
% N/A 27,85 78,48 91,04 100 80,45 100 80,45
Persentase Sekolah
Hijau SMP (Adiwiyata) % N/A 45,45 81,82 92 69,57 96,54 100 138,77
Persentase Indikator
SPM SD % 63,46 68,35 91,78 92,48 97 97 100 100,00
51
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase Indikator
SPM SMP % 63,46 68,35 90 96,63 97 97 100 100,00
Persentase Satuan
Pendidikan/SD yang
sudah melaksanakan
Kurikulum Pendidikan Karakter
% N/A N/A 10,13 7,46 6,33 6,33 12,66 100,00
Persentase Satuan
Pendidikan/SMP yang
sudah melakasanakan
Kurikulum Pendidikan
Karakter
% N/A N/A 42,86 21 13,64 13,64 27,28 100,00
Angka Putus Sekolah
SD % 0 0,01 0 0,04 0 0 0 100,00
Angka Putus Sekolah
SMP % 0 0,01 0 0 0 0 0 100,00
Angka Kelulusan SD % 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Angka Kelulusan SMP % 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Angka Melanjutkan
Siswa SD % 99,95 100 100 100 100 100 100 100,00
Angka Melanjutkan
Siswa SMP % 87,89 98,99 100 100 100 100 100 100,00
Rerata Hasil Post Test
PKB SD % N/A 64,49 67,5
Rerata Hasil Post Test
PKB SMP % N/A 66,31 67,5
Pendidikan
Non Formal Angka Melek Huruf % 99,15 99,25 99,54 99,57 100 99,69 100 99,69
52
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase satuan PNF
yang terakreditasi
secara local
% N/A 7,27 38 25,58 29,09 25,58 45,45 87,93
Angka Kelulusan Paket
A % 100 100 73,33 98,7 100 100 100 100,00
Angka Kelulusan Paket
B % 100 100 81,82 82,87 100 80 100 80,00
Angka Kelulusan Paket C
% 100 100 86,37 79,88 100 85 100 85,00
Program Pengembangan Budaya Baca
dan
Pembinaan Perpustakaan
Jumlah Pengunjung
Perpustakaan
Pengun
jung 47.775 62.067 59079 62932 67.067 63569 69.067 94,78
Program
Peningkatan Pelayanan
Angkutan
Persentase
beroperasinya
angkutan yang aman, nyaman, tertib, dan
lancar
% 80 80 80 85 90 90 95 100,00
Sumber: Instansi/Dinas/Badan Kota Banjarbaru, 2020
53
Sasaran 2: Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program Obat
Perbekalan
Kesehatan
Persentase Ketersediaan
Obat dan Vaksin di
Puskesmas
% 80 81 82 83 84 90 86 107,14
Persentase puskesmas
yang melaksanakan
pelayanan kefarmasian sesuai standar
% 45 50 55 60 65 100 75 153,85
Persentase penggunaan
obat rasional di
puskesmas
% 64 67 70 73 76 100 82 131,58
Persentase Instalasi
farmasi kota yang
melakukan manajemen pengelolaan obat dan
vaksin sesuai standar
% 60 62 64 66 68 86 72 126,47
Program
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Persentase puskesmas
yang melaksanakan
kegiatan kesehatan olah
raga pada kelompok
masyarakat di wilayah kerjanya
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Jumlah puskesmas yang
mendapatkan Bantuan
Operasional Kesehatan
(BOK)
Puske
smas 8 8 9 9 9 9 10 100,00
Jumlah puskesmas yang
menyelenggarakan upaya kesehatan jiwa
Puske
smas 8 8 9 9 9 9 10 100,00
54
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Jumlah puskesmas yang
menerapkan standar
pelayanan medik dasar
Puske
smas 8 8 9 9 9 9 10 100,00
Jumlah puskesmas yang
melaksanakan program
kesehatan gigi dan mulut
Puske
smas 8 8 9 9 9 9 10 100,00
Jumlah puskesmas yang melaksanakan program
kesehatan indera
Puskesmas
8 8 9 9 9 9 10 100,00
Program
Promosi
Kesehatan dan
Pemberdayaan Kesehatan
Persentase rumah tangga
yang berperilaku hidup
bersih dan sehat
% 55,55 60 63 66 70 70 75 100,00
Cakupan UKBM yang
memanfaatkan sumber dayanya untuk
mendukung kesehatan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Persentase ibu hamil
Kurang Energi Kronik
(KEK) yang mendapat
makanan tambahan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase ibu hamil
yang mendapat Tablet Tambah Darah (TTD)
% 94,41 95 95,5 96 96,5 97 9,75 100,52
Bayi usia kurang dari 6
bulan yang mendapat ASI
eksklusif
% 53,69 55 57,7 60 65 65 75 100,00
Persentase balita kurus
yang mendapat makanan
tambahan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
55
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase remaja puteri
yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD)
% 46,65 50 55 60 65 69 75 106,15
Program
Pengembanga
n Lingkungan Sehat
Jumlah desa/kelurahan
yang melaksanakan
sanitasi total berbasis masyarakat (STBM)
Desa/Kel
urahan 20 20 20 20 20 20 20 100,00
Persentase sarana air
minum yang dilakukan
pengawasan dilakukan
pengawasan
% 3 3 8 15 21 21 35 100,00
Persentase tempat umum
yang memenuhi syarat
kesehatan
% 83,12 86 88 90 92 92 97 100,00
Persentase tempat
pengelolaan makanan
yang memenuhi syarat
kesehatan
% 83,12 86 88 90 92 92 97 100,00
Jumlah kecamatan yang
menyelenggarakan kota
sehat
Keca
matan 5 5 5 5 5 5 5 100,00
Program Pencegahan
dan
Penanggulang
an Penyakit
Menular
Persentase kasus HIV yang ditemukan dan
diobati
% 90 90 90 90 90 90 90 100,00
Prevalensi kasus HIV
(berdasarkan populasi
dewasa)
% 0,06 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 100,00
56
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase orang dengan
HIV/AIDS (ODHA)
mendapat Anti Retroviral
Treatment (ART)
% 90 95 95 95 95 95 95 100,00
Persentase penduduk
usia 15-24 tahun yang berpengetahuan
komprehensif tentang HIV
dan AIDS
% 68 69 70 71 72 72 74 100,00
Program
Standarisasi
Pelayanan
Kesehatan
Jumlah sarana pelayanan
kesehatan swasta yang
legal
Buah 211 232 256 288 316 316 381 100,00
Jumlah puskesmas yang
menerapkan PPK-BLUD
Puske
smas 0 2 4 8 8 9 9 112,50
Jumlah kecamatan yang
memiliki minimal 1 (satu)
puskesmas yang
tersertifikasi akreditasi
Keca
matan 0 2 4 5 5 5 5 100,00
Program
Pelayanan
Kesehatan Penduduk
Miskin
Persentase jumlah
penduduk miskin dan
tidak mampu yang dilayani ditingkat
lanjutan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Pengadaan,
Peningkatan
dan Perbaikan Sarana dan
Prasarana
Rasio Puskesmas per
satuan Penduduk Rasio 1:23.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000 1:30.000 1:26.000 1:30.000 115,38
57
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Puskesmas/
Pustu dan
Jaringannya
Program
Kemitraan
Peningkatan Pelayanan
Kesehatan
Cakupan kepesertaan
JKN BPJS % 60 70 80 90 100 66 100 66,00
Program
Peningkatan
Sumber Daya
Kesehatan
Prosentase tenaga medis
dan non medis yang
memiliki kompetensi
sesuai perkembangan
ilmu kesehatan secara berkelanjutan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Pelayanan
Kesehatan Ibu
dan Anak
Persentase bayi baru lahir
mendapat Inisiasi
Menyusui Dini (IMD)
% 44,86 45 47,5 50 52,5 52,5 55,5 100,00
Persentase kunjungan
neonatal pertama (KN1) % 99,6 99,6 99,6 99,6 99,6 99,6 99,6 100,00
Persentase puskesmas
yang melaksanakan penjaringan kesehatan
untuk peserta didik kelas
1
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase puskesmas
yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk peserta didik kelas
7 dan 10
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
58
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase puskesmas yg
menyelenggarakan
kesehatan remaja
% 50 60 70 80 85 89 100 104,71
Persentase puskesmas
yang melaksanakan kelas
ibu hamil
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase puskesmas yang melakukan orientasi
Program Perencanaan
Persalinan dan
Pencegahan Komplikasi
(P4K)
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase ibu hamil
yang mendapatkan pelayanan antenatal
minimal 4 kali (K4)
% 93,36 94 95 96 97 97 100 100,00
Persentase puskesmas
yang melaksanakan
kegiatan kesehatan olah
raga pada kelompok masyarakat di wilayah
kerjanya
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Pencegahan,
Pengendalian
dan Pemberantasan
Penyakit
Persentase penurunan
kasus penyakit yang
dapat di cegah dengan
imunisasi (PD3I)
% 4,73 7 10 30 30 40 40 133,33
Persentase anak usia 0-11 bulan yang mendapat
imunisasi dasar lengkap
% 90,1 91,5 92 93 93 93,3 94 100,32
59
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase sinyal
kewaspadaan dini yang
direspon
% 50 65 70 75 80 97,6 90 122,00
Persentase cakupan
penemuan kasus baru
kusta tanpa cacat
% 85 85 85 85 85 75 85 88,24
Persentase kasus HIV yang di temukan dan di
obati
% 90 90 90 90 90 97,28 90 108,09
Persentase puskesmas
yang melaksanakan
pengendalian Penyakit
Tidak Menular terpadu
% 0 20 20 20 20 20 20 100,00
Persentase desa/kelurahan yang
melaksanakan kegiatan
Pos Pembinaan Terpadu
(Posbindu) penyakit Tidak
Menular
% 10 20 40 60 70 70 100 100,00
Angka Bebas Jentik (ABJ
≥ 95 %) % >95 >95 >95 >95 >95 >95 >95 100,00
Angka penemuan kasus malaria per 1.000
penduduk (Annual
ParaciteInciden)
Angka <1/1.00
0 <1/1.000
<1/1.000
<1/1.000
<1/1.000 <1/1.000 <1/1.000 100,00
Persentase Kejadian Luar
Biasa (KLB) malaria yang
di laporkan dan ditanggulangi
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
60
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Angka notifikasi kasus
Tuberculosis (Case
Notification Rate)
% 0 5 5 5 5 5 5 100,00
Angka keberhasilan
pengobatan Tuberculosis % 0 90 90 90 90 83,36 5 92,62
Jumlah kasusdiare per
1.000 penduduk
Pendu
duk
<285/1.00 0 pddk
<285/1.000
<285/1.000
<285/1.000
<285/1.000
<270/1.000
90 94,74
Angka kematian diare
(CFR) pada saat KLB % <1 <1 <1 <1 <1 <1
<285/1.
000 100,00
Cakupan penemuan dan
tatalaksana standar
kasus pneumonia balita
Balita <10 <10 <10 <10 <10 <10 <1 100,00
Angka penemuan kasus
baru (New case detection
rate / NCDR) kusta per
100.000 penduduk
% <5 <5 <5 <5 <5 <5 <5 100,00
Persentase desa/
kelurahan yang sudah
UCI
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase anak usia sekolah yang mendapat
imunisasi
% 97 97 97 97 97 81,3 97 83,81
Penemuan kasus non
folio AFP rate per 100.000
anak< 15 tahun
Kasus 2 2 2 2 2 2 2 100,00
Persentase penyelidikan
epidemiologi (PE) < 24 jam
% 80 80 80 80 80 100 100 100,00
61
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Deteksi dini faktor resiko
penyakit tidak menular Orang 500 500 500 500 500 500 500 100,00
Persentase kasus gigitan
hewan tersangka rabies
yang ditangani
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Pencegahan, Pengendalian
Penyakit Tidak
Menular
Cakupan Penyakit Tidak Menular yang ditangani
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Kesehatan
Kerja dan Olahraga
Cakupan jumlah
Puskesmas yang
melaksanakan kegiatan
kesehatan kerja dan Olah Raga
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Penyediaan Air
Minum
Persentase Kepala
Keluarga (KK) yang
mendapatkan akses air
minum yang aman
% 72,53 82,87 88,95 97,86 123,58 116,35 126,28
Program
Penyediaan Sistem Air
Limbah
Persentase Kepala
Keluarga (KK) yang terlayani sistem air
limbah yang memadai
% 82,68 94,4 88,06 92,68 92,95 102,31 100,29
Program
Keluarga
Berencana
Persentase Pasangan Usia
Subur yang menjadi
peserta KB Aktif
% 72,57 72,57 73,48 74,43 76 76 85 100,00
Total Fertility Rate (TFR) TFR TFR2,5 TFR2,5 TFR2,5 TFR2,4 TFR2,3 TFR2,6 TFR2,1 50,00
Rata-Rata Jumlah Anak
Per-Keluarga orang 4 4 3 3 2 3 2 150,00
62
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Ratio Akseptor KB % 71,09 71,09 71,19 71,52 71,8 76 72,5 105,85
Angka Pemakaian
Kontrasepsi / CPR CPR 68,02 68,02 68,02 69 70 76 70,8
108,57
Cakupan PUS yang ingin
ber KB tidak terpenuhi
(unmet need)
% 6,3 6,3 6,3 6,3 5,9 6,3 5,6
106,78
Persentase Penggunaan
Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP)
Keberlangsungan
% 10,5 10,5 11,32 12 12,5 12,5 13,5
100,00
Persentase Tingkat Pemakaian Kontrasepsi
% 14,2 14,2 15,3 15,6 16,1 16,1 16,8 100,00
Cakupan PKB/PLKB yang
didayagunakan perangkat
daerah KB untuk
perencanaan dan
Pelaksanaan Pembangunan Daerah di
Bidang Pengendalian
Penduduk
0rang 21 21 20 20 20 20 20
100,00
Petugas Pembantu
Pembina KB Desa
(PPKBD) setiap Kelurahan
orang 1 1 1 1 1 1 1
100,00
Cakupan Ketersediaan
dan Distribusi Alat dan Obat Kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan
Masyarakat
% 100 100 100 100 100 100 100
100,00
63
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Angka Kelahiran Remaja
(perempuan usia 15 - 19)
per 1.000 Perempuan
usia 15 - 19 tahun (ASFR
15 - 19)
WUS 20,59 18,25 17,2 16,5 16 15,8
96,97
Cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) yang
isterinya dibawah 20
tahun
% 0,03 0,027 0,021 0,019 0,019 0,013
100,00
Persentase Perangkat
Daerah yang berperan
aktif dalam pembangunan
daerah melalui Kampung KB
% 15 19 19 19 19 20
100,00
Program
Pembinaan
dan Pemasyarakatan
Olahraga
Jumlah cabang olahraga
yang di bina Cabor 5 50 14 16 14 14 14 100,00
Persentase pelaksanaan
event olahraga
masyarakat secara rutin
Jumlah
Event 3 8 57 66 80 80 100 100,00
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020 Keterangan:
Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
64
2.4. MISI 2 : Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur
Perkotaan yang Merata, Cerdas dan Berwawasan
Lingkungan
2.4.1. Pendahuluan
Penyediaan infrastruktur (sarana dan prasarana) perkotaan
yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan memiliki peran
yang sangat penting dalam mendukung aktivitas ekonomi, sosial,
budaya, berwawasan lingkungan terutama sebagai modal dasar
dalam memfasilitasi interaksi dan komunikasi di antara kelompok
masyarakat serta mengikat dan menghubungkan antarwilayah.
Pembangunan infrastruktur, yang menjadi kesatuan dari
pembangunan nasional, diharapkan dapat menjadi motor
penggerak pertumbuhan perekonomian di Kota Banjarbaru dan
mendukung daya saing nasional secara global.
Dukungan infrastruktur (sarana dan prasarana) terhadap
pertumbuhan ekonomi Kota Banjarbaru terutama diwujudkan
dalam peran jaringan transportasi, komunikasi, dan informatika
yang memungkinkan orang, barang, dan jasa bergerak dari satu
tempat ke tempat yang lain dan pertukaran informasi secara
cepat. Selain itu, dukungan sarana dan prasarana juga
diwujudkan dalam peran sumber daya air, listrik, serta
perumahan dan pemukiman yang menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dalam kehidupan masyarakat yang cerdas dan
65
berwawasan lingkungan. Hal itu juga menjadi masukan penting
dalam proses produksi dari sektor-sektor ekonomi seperti
perdagangan, industri, dan pertanian.
2.4.2. Pencapaian Prioritas Penyediaan infrastruktur
perkotaan yang merata, cerdas dan berwawasan
lingkungan
Pencapaian prioritas pembangunan dan perbaikan
Infrastruktur di Kota Banjarbaru difokuskan untuk menunjang
dan memfasilitasi pembangunan kapasitas dan kualitas
infrastruktur utama Kota Banjarbaru. Peningkatkan dan
mengembangkan kuantitas dan kualitas infrastruktur dasar serta
meningkatkan dan mengembangkan kuantitas dan kualitas
fasilitas publik lainnya seperti fasilitas air bersih, listrik dan lain-
lain.
Prioritas perbaikan infrastruktur di Kota Banjarbaru
di wujudkan dalam program Persentase konektivitas antar pusat
kegiatan dan pusat produksi di wilayah kota. Pembangunan jalan
dan jembatan tahun 2019 di targetkan terwujud 96,94% untuk
pembangunan jalan dan terealisasi 98,9%. Panjang jalan Kota
Banjarbaru tahun 2019 Panjang jalan yang sudah di bangun (awal
tahun) target 533.716 meter, terealisasi 533.716 meter. Jumlah
panjang jalan yang dibangun target 4.550 meter, terealisasi 4.550
66
meter (Jalan Abadi Makmur, Jalan Peramuan dan Jalan Guntung
Manggis) Jumlah panjang jalan yang ditingkatkan ditargetkan
5.116 meter, terealisasi 6.671 meter. Panjang jalan yang sudah
dibangun (akhir tahun) ditargetkan 538.266 meter, terealisasi
538.266 meter.
Insfrastruktur lainya adalah Persentase Berkurangnya
Kawasan Rawan Banjir ditargetkan 55%, terealisasi 55%, prioritas
ini di wujudkan dalam program Bidang Sumber Daya Air berupa:
Pengembangan dan Pengelolaan jaringan irigasi, rawa dan jaringan
pengairan lainnya, Penyediaan dan Pengelolaan Air Baku,
Pengembangan, pengelolaan & Konservasi Sungai Danau dan SDA
lainnya. Program tersebut diwujudkan dalam pencapaian berupa
terealisasinya titik rawan banjir sebagaimana yang sudah
ditargetkan 11 titik rawan banjir Guntung Lua Kemuning,
Sukarelawan – Al Manar – Kemuning, Jalan Karet –Kemuning,
Jl.Soeratno - Gt. Payung. Mentaos Ujung – Sei Gotong Royong, Sei
Rimba, Sumber Adi – Kemuning, Intan Sari – Kemuning, Sei
Besar– Kemuning, Guntung Papuyu, Sei Pulantan.
Program Persentase kawasan perkotaan bebas kumuh
tahun 2019 ditargetkan 99,33, terealisasi 99,87 Peningkatan
kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh
akan meningkatkan mutu kehidupan melalui perumahan dan
permukiman yang sehat, aman, serasi dan teratur. Data kawasan
67
perkotaan bebas kumuh tahun 2019 adalah Luas Kumuh Awal
349,12 ha, luas kawasan yang telah di tangani pada tahun 2018
261,67 ha, kemudian tahun 2019 41,03 ha, tersisa 46,42 ha
Program Persentase Rumah Layak Huni tahun 2019
terealisasi 99,82% Realisasi kinerja indikator Persentase rumah
layak huni pada Tahun 2019 ditargetkan sebesar 99,63% dan
terealisasi 99,82%. Rumah layak huni merupakan rumah yang
telah memenuhi kualitas fungsi sebagai tempat hunian dan sudah
memenuhi persyaratan keselamatan bangunan serta
ketidakcukupan minimal bangunan.
Program Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH)
ditargetkan 66,75, terealisasi 51,32. Data IKLH Kota Banjarbaru
pada Tahun 2019, sebagai berikut :
a. Indeks kualitas air (Indeks pencemaran air) dengan Nilai 44,67.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru telah melakukan
pengujian kualitas air pada titik hulu, titik hilir dan titik tengah
sebanyak 5 kali terhadap 5 sungai yaitu Sungai Kemuning,
Basung, Durian, Tonhar dan Guntung Payung serta Pengujian 16
Parameter.
Hasil dari pengujian tersebut didapatkan hasil bahwa 4
titik kategori cemar sedang dan 11 titik kondisi cemar ringan
sehingga nilainya 44,67.
68
b. Indeks kualitas udara dengan nilai 85,53.
Pengujian kualitas udara ambeien di Wilayah Banjarbaru
ditetapkan 6 (enam) lokasi titik sampling dengan waktu 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun dengan lokasi sebagai berikut:
1. Panti Sosial Budi Mulia Jl. A. Yani Km 27.5 Landasan Ulin
mewakili wilayah padat transportasi.
2. Kantor Walikota jl. Panglima Batur Banjarbaru mewakili
wilayah perkantoran.
3. Perumahan Kehutanan Banjarbaru mewakili wilayah
pemukiman.
4. LIK (LIngkungan Industri Kecil) Liang Anggang mewakili
wilayah industri.
c. Indeks Kualitas Tutupan Lahan Dengan Nilai 30,61.
IKTL diperoleh dari luas wilayah 32.315,0228 Luas Hutan
22,6828 luas belukar dalam kawasan 373,9814 , luas belukar luar
kawasan 364,7297, kebun raya 190, RTH 3.733,2200 dan taman
kehati 15.
Program Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik
Realisasi Indikator kinerja “Persentase Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Publik” pada tahun 2019 ditargetkan sebesar 10,27% dan
terealisasi 10,43%.
69
Tabel 6. Pencapaian Misi 2: Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Perkotaan yang Merata, Cerdas dan
Berwawasan Lingkungan
Indikator
Sasaran Satuan
Kondisi
Awal
Realisasi Target Status
2017 2018 2019 2019 2021
Tujuan 1: Meningkatnya kualitas, kapasitas lingkungan dan infrastruktur perkotaan
Sasaran 1 : Meningkatnya Infrastruktur yang Berkualitas untuk Mendukung
Konektivitas Antar Wilayah
Persentase
konektivitas
antar pusat
kegiatan dan pusat produksi
di wilayah kota
% 93,68 96,7 96,12 96,94 98,20 100
Sasaran 2 : Meningkatnya penanganan kawasan rawan banjir
Persentase
berkurangnya
kawasan rawan
banjir
% 80 N/A 50 55 35 0
Sasaran 3 : Meningkatnya Kualitas Infrastruktur Dasar Permukiman
Persentase kawasan
perkotaan
bebas kumuh
% 99,01 N/A 99,53 99,87 99,33 99,55
Persentase
Rumah Layak
Huni
% N/A 99,53 99,82 99,63 99,73
Tujuan 2: Meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Sasaran 1 : Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Lingkungan
Hidup (IKLH)
Indeks N/A 53,704 67,73 51,32 66,75 67,47
Sasaran 2 : Meningkatnya Luasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Publik Hijau (RTH)
Persentase
Ruang Terbuka
Hijau (RTH)
Publik
% 10,17 10,25 10,43 10,43 10,27 10,3
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020 Keterangan:
Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
70
2.4.3. Permasalahan Prioritas Penyediaan infrastruktur
perkotaan yang merata, cerdas dan berwawasan
lingkungan
Permasalahan dalam pencapaian pembangunan dan
perbaikan infrastruktur dikarenakan adanya hambatan-hambatan
serta kendala yang dihadapi selain sarana dan prasarana, masalah
prioritas dan masalah sumber daya manusia yang sangat
dirasakan masih kurang, perlu ditingkatkan sebaik dan seoptimal
mungkin dalam pencapaian pembangunan dan perbaikan
infrastruktur.
Untuk mencapai Visi melalui Misi yang dicanangkan dalam
RPJMD Kota Banjarbaru ternyata masih banyak memerlukan
sumber daya manusia dan tenaga-tenaga teknis maupun
administrasi yang handal sehingga mampu melaksanakan
Pembangunan dan Perbaikan Infrastruktur. Permasalahan yang
dihadapi dalam pelaksanaan pencapaian pembangunan sektor
perhubungan dan transportasi, antara lain:
1) Masih ada jalan di Kota Banjarbaru belum memiliki sistem
drainase yang baik, sehingga jika ada hujan yang lama akan
menyebabkan genangan air pada badan jalan. Hal ini
dikarenakan adanya keterbatasan informasi data yang
membawa akibat kurang tanggapnya pelaksanaan
pengembangan, peningkatan dan pengelolaan sumber daya
71
air, meliputi: rehabilitasi, peningkatan, dan operasi dan
pemeliharaan) yang tersedia secara optimal.
2) Dalam pelaksanaan kegiatan operasional dan pemeliharaan
prasarana bidang pencegahan rawan banjir juga belum
optimal, sebagai akibat dari keterbatasan dana, sumberdaya
manusia, dan kelengkapan sarana dan prasarana. Serta
belum optimalnya fungsi sarana dan prasarana pengairan
yang berakibat penyusunan sumber daya air kurang efektif
dan efisien.
3) Masih rendahnya kesadaran masyarakat pengguna jalan
yang menyebabkan kondisi jalan yang diperbaiki menjadi
rusak akibat adanya kendara dengan muatan berlebihan
dengan kemampuan jalan juga turut mempercepat
menurunkan mutu/kondisi jalan hingga terjadi kerusakan.
Disamping itu, adanya pengaruh dari kondisi cuaca alam
(banjir, air menggenang, dsb) yang menyebabkan
infrastuktur jalan sebagai transportasi darat di Kota
Banjarbaru mengalami kerusakan.
4) Masih belum optimalnya peran serta masyarakat dan swasta
dalam investasi pembangunan infrastruktur transportasi.
72
2.4.4. Rencana Tindak Lanjut
Sebagai tindak lanjut pelaksanaan pembangunan, upaya
percepatan pembangunan infrastruktur perlu dilakukan pada
untuk seluruh infrastruktur. Tindak lanjut terkait lahan dan tata
ruang adalah dengan terus melakukan upaya pendekatan dan
sosialisasi pada masyarakat.
1. Terkait dengan pengelolaan rawan banjir dilaksanakan
terpadu antar sektor terkait, komprehensif dan
berwawasan lingkungan untuk mewujudkan asas
keseimbangan dan asas keadilan. Konservasi rawan banjir
dilaksanakan dengan kegiatan pelindungan dan
pelestarian.
2. Perlunya meningkatkan kemampuan struktur serta
kapasitas jalan/jembatan yang dilaksanakan secara
bertahap sehingga akhir RPJMD sistem jaringan jalan dan
jembatan diharapkan dapat menjadi baik dan mantap.
3. Perlunya melakukan pembinaan jaringan jalan/jembatan
diarahkan yang menghubungkan pusat kegiatan dan
menunjang sektor-sektor strategi yang penting dalam
perkembangan perekonomian dan membuka kawasan
terpencil/susah ditembus di daerah pertumbuhan Kota
Banjarbaru.
73
4. Peningkatan prasarana bidang cipta karya bertujuan
peningkatan pengembangan peran dan prakarsa
masyarakat dan aparat dalam pembangunan prasarana
permukiman disertai dengan meningkatkan
penyelenggaraan bimbingan teknik, pengawasan teknik dan
pengendalian pelaksanaan program keciptakaryaan dalam
rangka melaksanakan fungsi Cipta Karya.
5. Penataan ruang dengan tujuan pemanfaatan ruang disertai
pengaturan ruang serta terciptanya pemanfaatan ruang
yang berkualitas dengan berwawasan lingkungan. Dengan
demikian diharapkan dicapai pemanfaatan ruang baik bagi
semua kepentingan secara terpadu, berdaya guna dan
berhasil guna, serasi, selaras dan seimbang serta
berkelanjutan.
6. Penyusunan rencana penataan kota dan berwawasan
lingkungan, tujuan yang ingin dicapai melalui pengawasan
dan pengendalian Rencana Induk Sistem (RIS) Prasarana
dan Sarana Dasar (PSD) kawasan perumahan dan
permukiman, dapat terlaksananya pembangunan fisik PSD
perkotaan dan pembangunan fisik kawasan fungsional
dalam rangka pembangunan kota dengan fungsi kota yang
optimal.
74
Tabel 7. Indikator Program Pada Misi 2: Meningkatkan Penyediaan Infrastruktur Perkotaan yang Merata,
Cerdas dan Berwawasan Lingkungan
Tujuan 1: Meningkatnya kualitas, kapasitas lingkungan dan infrastruktur perkotaan
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
Target 2021
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Pembangunan
Jalan dan
Jembatan
Persentase Panjang
jalan dalam
keadaan baik dan
sedang
% 93.68 95,33 95,52 96,12 96,94 96,94 98.9 100,00
Program
Pembangunan Saluran
Drainase/
Gorong-gorong
Persentase saluran
drainase kota yang berfungsi dengan
baik
% 84,89 87,11 88,62 90,13 91,61 91,61 94,48 100,00
Persentase saluran
drainase
lingkungan yang
berfungsi dengan baik
% 36 71,51 79,4 88,77 73,56 88,21 75,23 119,92
Program
Rehabilitasi/Pe
meliharaan
Jalan dan
Jembatan
Persentase tingkat
jalan kota dalam
kondisi baik dan
sedang
% 79,32 81,72 84,68 84,86 85,09 85,09 85,66 100,00
Persentase tingkat
kondisi jalan
lingkungan yang baik dan sedang
% 19,65 36,52 49,66 77,28 69,06 79,64 86,41
115,32
Program
Peningkatan
Sarana dan
Prasarana
Kebinamargaan
Persentase alat
berat dalam
kondisi baik
% 100 100 100 100 100 100 100
100,00
75
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
Target 2021
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Pengembangan
dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi,
Rawa dan Jaringan
Pengairan
Lainnya
Persentase kinerja
sistem irigasi % 22,89 22,89 64 41,63 71,94 71,94 77,82
100,00
Program
Pengembangan,
Pengelolaan dan Konservasi
Sungai, Danau
dan Sumber
Daya Air
Lainnya.
Persentase penanganan titik
rawan banjir
% 25 25 35 50 55 55 65
100,00
Program Pembangunan
Prasarana dan
Fasilitas
Perhubungan
Persentase meningkatnya
penggunaan
prasarana
pelayanan
angkutan umum diterminal
% 85 85 85 90 90 90 90
100,00
Program
Rehabilitasi dan
Pemeliharaan
Prasarana dan
Fasilitas LLAJ
Persentase fasilitas
lalulintas
angkutan jalan
yang berfungsi
dengan baik
% 100 100 100 100 100 100 100
100,00
76
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi Kinerja
Program 2019
Kondisi
Akhir
Target 2021
Capaian
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Pengendalian
dan
Pengamanan
Lalu Lintas
Cakupan penyebab
kemacetan lalu
lintas yang teratasi
% 100 100 100 100 100 100 100
100,00
Program Pengembangan
Perumahan
Persentase penurunan rumah
tidak layak huni
% N/A 0,5 0,47 0,42 0,37
0,39 0,27
105,41
Program
Lingkungan
Sehat
Perumahan
Cakupan
lingkungan
perumahan yang
sehat dan aman
yang didukung Prasarana, Sarana
dan Utilitas
% N/A 5 15
25 35
35 55
100,00
Program
Penataan dan
Peningkatan
Kualitas Kawasan
Permukiman
Kumuh
Persentase
Penurunan luas
kawasan permukiman
kumuh
% N/A 0,99 0,89 0,78
0,47 0,67
0,25
142,55
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020
Keterangan: Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
77
Tujuan 2. Meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
2021
Capaian Status 2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan
Tingkat Kualitas
Air yang
memenuhi baku mutu Berdasarkan
Permen LH Nomor
5 Tahun 2014
indeks N/A 695 43,33 42 44,67 44 106,36
Program
Perlindungan
dan Konservasi Sumber Daya
Alam
Persentase sumber
daya alam yang dilindungi dan
dikonservasi
% N/A 670 100 100 100 100 100,00
Program
Peningkatan
Kualitas dan
Akses Informasi Sumber Daya
Alam dan
Lingkungan
Hidup
Persentase
peningkatan akses
informasi sumber
daya alam dan lingkungan hidup
% N/A 203 100 100 100 100 100,00
Program
Peningkatan
Pengendalian Polusi
Tingkat kualitas
udara ambien yang
memenuhi baku mutu , Indeks
Kualitas Udara =
Rerata
pemantauan (NO2
dan SO2) x Bobot Indeks
indeks N/A 168 85,09 82,92 85,53 83,32 103,15
78
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
2021
Capaian Status 2016 2017 2018 Target Realisasi
Program Pengembangan
Kinerja
Pengelolaan
Persampahan
Persentase
Sampah yang
terangkat dari TPS
ke TPA
% N/A 16.090 100 100 100 100 100,00
Program
Kualitas KebersihanLing
kungan
Persentase sampah
rumah tangga dan sampah sejenis
sampah rumah
tangga yang
dikelola secara 3R
di sumber per
tahun
% N/A 4.750 1,81 10 1,81 15 18,10
Program Pengelolaan
Ruang Terbuka
Persentase jumlah lokasi RTH publik
yang dibangun
% 20 30 40 55 70 70 100 100,00
Program
Pembangunan/
Pemeliharaan
Taman
Cakupan taman
dalam kondisi baik % N/A 10,64 23,4 44,23 59,62 97,16 100 162,97
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020 Keterangan:
Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
79
2.5. Misi 3: Memperkuat Kemandirian, Peningkatan
Kerjasama Investasi, Penyediaan Prasarana dan Sarana
Perekonomian, Peningkatan Kelembagaan dan Peluang
Kewirausahaan
2.5.1. Pendahuluan
Memperkuat kemandirian, peningkatan kerjasama
investasi, penyediaan prasarana dan sarana perekonomian,
peningkatan kelembagaan dan peluang kewirausahaan dapat
membuat Kota Banjarbaru bertahan dalam menghadapi kompetisi.
Kemandirian di sini tidak diartikan sebagai benar-benar mandiri
dalam segala bidang karena tidak ada satu orang pun dapat
melakukan hal itu. Kemandirian justru diartikan sebagai
kemampuan memegang peran dominan dalam kondisi
interdependensi. Untuk mencapai kondisi seperti itu, perlu
memiliki daya saing yang tinggi dan mampu menumbuh
kembangkan akses secara global.
Peningkatan kerjasama investasi merupakan kerjasama
baik itu dalam penyedian prasarana dan sarana perekonomian
untuk meningkatkan kelembagaan dan peluang kewirausahaan
di Kota Banjarbaru baik dari wirausaha baru atau wirausahawan.
80
2.5.2. Pencapaian Misi 3: Memperkuat Kemandirian,
Peningkatan Kerjasama Investasi, Penyediaan Prasarana
dan Sarana Perekonomian, Peningkatan Kelembagaan
dan Peluang Kewirausahaan
Selama tahun 2019 Kota Banjarbaru dalam rangka
mengembangkan memperkuat kemandirian, peningkatan
kerjasama investasi, penyediaan prasarana dan sarana
perekonomian, peningkatan kelembagaan dan peluang
kewirausahaan Kota Banjarbaru yang dilaksanakan melalui
berbagai program di bidang untuk meningkatkan daya saing,
antara lain: Jumlah kunjungan wisatawan realisasi kinerja telah
tercapai melebihi target, dimana target kunjungan wisatawan
dengan target sebanyak 87.600 orang dan terealisasi sebanyak
118.878 orang, sehingga capaian kinerjanya sebesar 135,7%.
Persentase wirausaha baru realisasi kinerja telah tercapai melebihi
target, dimana target kinerja ditentukan sebesar 23,97 dan
terealisasi sebesar 24,82 sehingga capaian kinerjanya sebesar
103,55%. Pada Tahun 2019 jumlah UMKM Binaan yang dilakukan
Dinas Koperasi dan UMKM Kota Banjarbaru sebanyak 1.845
bidang usaha sedangkan UMKM baru sebanyak 332 pada berbagai
bidang usaha.
Tingkat pengangguran terbuka realisasi kinerja telah
tercapai melebihi target yaitu 5,06 dari target kinerja yang telah
81
ditetapkan yaitu 6,10 sehingga capaian kinerjanya sebesar
117,05% Penganggur terbuka terdiri dari :
1. Mereka yang mencari kerja;
2. Mereka yang mempersiapkan usaha;
3. Mereka yang tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin dapat pekerjaan; dan
4. Mereka yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai
bekerja.
Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam rangka
menurunnya tingkat pengangguran yaitu melalui meningkatkan
Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja.
Sedangkan kebijakannya yakni dengan Pelayanan Informasi
Ketenagakerjaan melalui Penyebarluasan Informasi Tenaga Kerja.
Jumlah pendapatan Asli Daerah (milyar) jumlah PAD
Tahun 2019 adalah sebesar Rp. 264.4 milyar jika dibandingkan
target RPJMD Tahun 2021 yaitu sebesar Rp. 245,1 Milyar maka
PAD tahun 2019 sudah melebihi target RPJMD sebesar 109,50%.
Realisasi indikator kinerja Nilai Investasi PMA dan PMDN
pada tahun 2019 dari ditargetkan sebesar Rp. 1.983,6 Milyar,
terealisasi Rp. 3.666,75 Milyar atau dengan capaian sebesar
184,8% (kategori capaian kinerja Baik Sekali). Dari hasil capaian
kinerja indikator Nilai Investasi PMA target tahun 2019 sebesar
82
Rp. 17 Milyar, terealisasi sebesar Rp. 14 Milyar atau dengan
capaian sebesar 82%, sedangkan kinerja indikator nilai investasi
PMDN target sebesar Rp.410 Milyar, terealisasi sebesar Rp.
2.022,3 Milyar atau dengan capaian sebesar 493%.
Prosentase pasar tradisional yang dikelola secara modern
realisasi kinerja tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan,
dimana target kinerja ditentukan 60% dan terealisasi 60%
sehingga capaian kinerjanya sebesar 100 % (dengan katogori
capaian kinerja Baik).
Ketersediaan Pangan Daerah diatas pada tahun 2019
ditargetkan sebesar 83,50 terealisasi 82,68. Hal ini menunjukan
bahwa kinerja tahun 2019 belum tercapai. Skor PPH digunakan
untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standar) pangan
untuk memenuh kebutuhan gizi penduduk, sekaligus juga
mempertimbangkan keseimbangan gizi (nutritional balance),
berdasarkan cita rasa (palatability), daya cerna (digestability), daya
terima masyarakat (acceptability), kuantitas dan kemampuan daya
beli (affortability) sekaligus sebagai dasar dalam melakukan
analisa ketersediaan pangan di suatu daerah.
83
Tabel 8. Pencapaian MISI 3: Memperkuat Kemandirian, Peningkatan Kerjasama Investasi, Penyediaan
Prasarana dan Sarana Perekonomian, Peningkatan Kelembagaan dan Peluang Kewirausahaan
Indikator Sasaran
Satuan Kondisi Awal
Realisasi Target Status
2017 2018 2019 2019 2021
Sasaran 1 : Meningkatnya Kegiatan Ekonomi Daerah (PDRB)
Persentase wirausaha
baru
% N/A 11,51 19,31 24,82 23,97 33,85
Jumlah
kunjungan
wisatawan
Orang 55.000 86.258 99.973 118.878 87.600 120.000
Tingkat
pengangguran terbuka
% 7,22 6,35 5,53 5,06 6,1 5,95
Sasaran 2 : Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Jumlah
Pendapatan
Asli Daerah
(Rp. Milyar)
% 140,4 229,93 228,53 268,5 202,2 245,1
Sasaran 3 : Meningkatnya Investasi
Nilai Investasi
PMA dan PMDN (Rp.
Milyar)
Rp. 370 1.090,40 1.630,45 3.666,7
5 1.983,
60 2.976,6
0
Sasaran 4 : Meningkatnya Sarana dan Prasarana Perekonomian
Persentase
Pasar
Tradisional
yang dikelola
secara modern
% 40 40 40 60 60 80
Sasaran 5 : Meningkatnya Ketahanan Pangan Daerah
Ketersediaan Pangan
Daerah
Skor
PPH 76 80,09 81,93 82,68 83,50 88
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020
Keterangan: Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
84
2.5.3. Permasalahan dalam Pencapaian Misi 3: Memperkuat
Kemandirian, Peningkatan Kerjasama Investasi,
Penyediaan Prasarana dan Sarana Perekonomian,
Peningkatan Kelembagaan dan Peluang Kewirausahaan
Pencapaian hasil yang telah diuraikan di atas bertujuan
untuk mewujudkan Kota Banjarbaru yang memperkuat
kemandirian, peningkatan kerjasama investasi, penyediaan
prasarana dan sarana perekonomian, peningkatan kelembagaan
dan peluang kewirausahaan. Namun demikian, terlepas dari
pencapaian hasil pembangunan tahun 2019 maka Pemerintah
Kota Banjarbaru masih diperhadapkan dengan beberapa
permasalahan dalam proses pelaksanaan pembangunan
selanjutnya.
1. Jumlah kunjungan wisatawan
Seberapa banyak pengunjung yang melakukan kunjungan
wisata Kota Banjarbaru. Pengukuran capaian kinerja
Indikator ini masih mengacu pada jumlah hunian di
Hotel/Penginapan di Kota Banjarbaru
2. Persentase wirausaha baru
Kemampuan pemerintah Kota Banjarbaru melakukan
pembinaan kewirausahaan untuk berwirausaha serta
dapat memiliki Izin Usaha Mikro Kecil Menengah (IUMK).
Pengukuran capaian kinerja indikator ini adalah jumlah
85
UMKM baru memiliki IUMK dibagi UMKM tanpa IUMK
yang dibina.
3. Tingkat pengangguran terbuka
Penyerapan tenaga kerja sehingga menurunkan jumlah
pengangguran terbuka. Pengukuran capaian kinerja
Indikator ini adalah berasal dari Badan Pusat Statistik
(BPS).
4. Meningkatnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) menunjukan
upaya Pemerintah Kota Banjarbaru dalam meningkatkan
penerimaan asli daerah yang berasal dari pajak daerah
dan retribusi daerah dan diperoleh daerah dari sumber-
sumber dalam wilayah sendiri yang dipungut berdasarkan
Peraturan Daerah.
5. Meningkatnya investasi menggambarkan kemampuan
Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru dalam
memanfaatkan potensi daerah yang dimiliki dengan cara
investasi baik melalui PMA dan PMDN dalam rentang
waktu 1 (satu) tahun.
6. Meningkatnya sarana dan prasarana perekonomian
menggambarkan sarana dan prasarana perekonomian
khususnya pengembangan bidang perdagangan dengan
indikator prosentase pasar tradisional yang dikelola
secara modern. Peningkatan sarana dan prasarana pasar
86
tradisional yang dikelola sesuai dengan klasifikasi pasar
rakyat berdasarkan SNI perkecamatan terdapat 1 pasar
tradisional yang dikelola secara modern.
7. Meningkatnya ketahanan pangan daerah menggambarkan
kemampuan daerah dalam ketersediaan pangan daerah
digunakan sebagai informasi tentang situasi ketersediaan
bahan pangan yang dapat dikonsumsi masyarakat pada
suatu kurun waktu tertentu.
2.5.4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan capaian yang telah dihasilkan dan untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi maka langkah-
langkah perbaikan yang akan dilakukan secara berkelanjutan
adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kegiatan ekonomi daerah (PDRB) adalah
Program Pengembangan Pemasaran, Jasa dan Pelayanan,
serta Program Pengembangan Kemitraan
2. Meningkatkan Program Pengembangan Kewirausahaan dan
keunggulan Kompetitif Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Program Penciptaan Iklim Usaha Usaha Kecil Menengah
Yang Kondusif.
3. Meningkatkan pembinaan usaha mikro dan kecil serta
pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif
usaha kecil menengah.
87
4. Meningkatkan Program Peningkatan Kualitas dan
Produktivitas Tenaga Kerja dan Program Peningkatan
Kesempatan Kerja.
5. Meningkatkan Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi
Sumber-sumber Pendapatan Pajak Daerah dan Program
Pengendalian dan Pengembangan Pajak Daerah.
6. Meningkatkan Program Peningkatan Promosi dan
Kerjasama Investasi dan Program Peningkatan Iklim
Investasi dan Realisasi Investasi.
7. Meningkatkan sarana dan prasarana perekonomian adalah
Program Peningkatan dan pengelolaan pasar tradisional
dan modern.
8. Meningkatnya ketahanan pangan daerah adalah Program
Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan).
88
Tabel 9. Indikator Program pada Misi 3: Memperkuat Kemandirian, Peningkatan Kerjasama Investasi, Penyediaan Prasarana dan Sarana Perekonomian, Peningkatan Kelembagaan dan Peluang
Kewirausahaan
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Program
Penciptaan Iklim Usaha
Kecil Menengah
Yang Kondusif
Persentase produk
UMK (makanan/ minuman) yang
bersertifikat
% 5,88 8,41 24,74 27,21 34,31 36,17 43,19 105,42
Persentase UMKM
yang mendapat
perluasan akses
pasar
% 2,35 2,46 2,92 3,2 3,75 4,78 4,64 127,47
Jumlah kelurahan yang memiliki
produk unggulan
Kelurahan
Jumlah 2 5 7 9 11 11 15 100,00
Program
Pengembangan
Kewirausahaan dan Keunggulan
Kompetitif
Usaha Kecil
Menengah
Jumlah Wirausaha
/ UMKM Baru UMKM 497 43 75 157 89 112 105 125,84
Persentase Usaha Mikro dan Kecil
yang dibina
% 100 100 100 18,08 99 19,78 100 19,98
Program
Pengembangan
Sistem Pendukung
Usaha Bagi
Usaha Mikro
Kecil Menengah
Jumlah LKM
(Lembaga
Keuangan Mikro) yg tertib
administrasi
LKM 0 0 2 4 6 6 10 100,00
Persentase BPR /
LKM Aktif % NA 32,56 32,56 34,88 35,63 35,63 37,08 100,00
89
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Program PeningkatanKua
litas
Kelembagaan
Koperasi
Persentase
Koperasi Aktif % 67,94 68,78 69,56 72,41 70,8 73,33 72,04 103,57
Program
Peningkatan Kualitas dan
Produktifitas
Tenaga Kerja
Persentase Pencari
Kerja Yang Memiliki
Kompetensi
% 9,77 9,78 12,95 7,81 8 12,71 7,2 158,88
Besaran tenaga
kerja yang
mendapatkan
pelatihan berbasis
kompetensi
% 50 50 50 100 60 100 70 166,67
Program Peningkatan
Kesempatan
Kerja
Besaran pencari kerja yang
terdaftar yang
ditempatkan
% 8,12 4,77 22,26 21,65 25 50,66 27,5 202,64
Besaran tenaga
kerja yang mendapatkan
pelatihan berbasis
masyarakat
% 90 88,88 100 100 100 100 100 100,00
Besaran tenaga
kerja yang
mendapatkan pelatihan
kewirausahaan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
90
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Program Perlindungan
dan
Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan
Besaran kasus yang diselesaikan
dengan Perjanjian
Bersama (PB)
% 78,57 57,14 66,67 72,27 67 60 68 89,55
Angka sengketa
pengusaha -
pekerja per tahun
Angka 42,11 40,58 26,08 29,25 24 23 22 95,83
Persentase Pekerja/Buruh
Yang Menjadi
Peserta Program
Jamsostek
% 57 58,83 68,83 63,52 74,18 61,46 79,54 82,85
Persentase
Perusahaan yang
membayar upah pekerja sesuai
UMP
% 74,73 74,78 75 75,78 75,98 82 77,22 107,92
Persentase
Perusahaan Yang
Melaksanakan
Peraturan Ketenagakerjaan
% 8 9,85 10,34 17,28 11,29 10,71 12,22 94,86
Program
Pengembangan
Industri Kecil
dan Menengah
Persentase IKM
yang berkualitas
% 1,5 1,5 1,5 1,5 1,75 1,75 2,25 100,00
Industri Kecil
Menengah yang
menggunakan kemasan kreatif
N/A 34 50 55 55 65 65 85 100,00
91
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Program Peningkatan
Promosi Produk
Industri
Persentase jenis produk IKM yang
telah disertakan
dalam Pameran
% 25 25 25 25 40 40 60 100,00
Program Uji
kualitas produk
pangan
Persentase Produk
makanan yang
diawasi dalam penggunaan bahan
tambahan
makanan (BTM)
yang berbahaya
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Peningkatan
Kinerja Administratif
Perekonomian
Jumlah kebijakan
bidang
perekonomian Walikota
Banjarbaru
kebijaka
n / rekom
2 1 1 1 1 1 1 100,00
Program
Pengembangan
Pemasaran
Pariwisata
Persentase obyek
wisata / destinasi
wisata unggulan
yang meningkat dikunjungi
wisatawan
% 100
100
100 100 100 100 100 100,00
Program
Pengembangan
Destinasi
Pariwisata
Meningkatnya
jumlah obyek
wisata unggulan
Buah 21 21 3 9 7
9 11 128,57
Program Pengembangan
Kemitraan
Persentase Destinasi Wisata
yang Memiliki
Kelompok Sadar
Mitra 6 6 10 10 13 13 21 100,00
92
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Program Pengelolaan
Keragaman
Budaya
Jumlah Penyelenggaraan
Festival seni dan
budaya
Kali 8 5 8 9 9 9 100,00
Organisasi /Grup
Kesenian yang
dibina
Grup 48 54 54 54 54 54 54 100,00
Jumlah Peninggalan
sejarah yang
dilestarikan
Buah 13 13 14 15 17 16 18 94,12
Program
Intensifikasi
dan
Ekstensifikasi Sumber-sumber
Pendapatan
Pajak Daerah
Jumlah
Penerimaan Pajak
Daerah (Rp.Milyar)
Rp. 80.427
72.65
5
106.9
95
130.8
62
95.584
142.129
122.154
148,70
Jumlah Penerimaan
Retribusi Daerah
(Rp.Milyar)
Rp. 11.236 9,496 8,266 8,816 11.625 6.536 12.695 56,22
Program
Pengendalian
dan
Pengembangan Pajak Daerah
Kesesuaian
persentase antara
target yang
ditetapkan dengan realisasi
penerimaan pada
periode tertentu
% - - - - 100 81,94 100 81,94
Program
Peningkatan
Promosi dan Kerjasama
Investasi
Investor yang
menjalin
kerjasama investasi (PMA dan
PMDN)
Investor 12 20 20 31 25 25 28 100,00
93
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Program Peningkatan
Iklim Investasi
dan Realisasi
Investasi
Izin Penanaman
Modal yang
diterbitkan
Perush/
SK 13 15/21 20/23 31 30/27 30/27 40/30 100,00
Program
Pembinaan Pedagang Kaki
Lima dan
Asongan
Persentase
pedagang kali lima yang ditampung
pada Kawasan PKL
% 10 10 10 10 10 10 10 100,00
Persentase
Pedagang Kaki
Lima yang patuh
pada aturan
% 10 10 20 30 40 40 60 100,00
Persentase
Pedagang Kaki Lima yang
meningkat sarana
dan prasarana
% 4 4 4 4 4 4 4 100,00
Program
Peningkatan
dan Pengelolaan Pasar
Persentase pasar
yang meningkat
klasifikasinya
% 20 40 40 40 60 60 100 100,00
Persentase pedagang pasar
yang
mengembangkan
usahanya berbasis
IT
% 20 20 20 20 20 20 20 100,00
Persentase pelaku dagang yang taat
pada aturan pasar
% 20 20 20 20 20 20 20 100,00
94
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Peningkatan Ketahanan
Pangan
(pertanian /
perkebunan)
Ketersediaan Sembilan (9)
kelompok bahan
pangan
Scoring 73,59 73,59 80 81,93 84 82,68 88 98,43
Persentase sarana
media elektronik
dan media cetak yang dapat
dijangkau oleh
penyuluh
pertanian dan
masyarakat petani
% 46 46 66 66 88 88 100 100,00
Persentase
kenaikan kelas BPP
% 0 25 25 25 50 50 75 100,00
Pengembangan
Budidaya
Perikanan
Produksi
Perikanan
Budidaya
Ton 5.286,6
6
5550,
65
5828,
18 6500
6425,5
7 6860 7091,34 106,76
Produksi
Perikanan Tangkap Ton 56,2 57,32 58,47 59,84 60,83 70 63,29 115,07
Optimalisasi
Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi
Perikanan
Produksi Hasil
Olahan Perikanan Ton 60,5 69,8 78 350 94,38 113,15 114 119,89
Peningkatan
Produksi
Pertanian/ Perkebunan
Total Produksi
Tanaman Padi Pertahun
Ton 5,5 5,7 5,95 7.184 6296 6.728 6,642 106,86
95
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Total Produksi Tanaman Cabe
Pertahun
Ton 500 700 710 941,8 752 774,7 794 103,02
Total Produksi
Tanaman Karet
Pertahun
Ton 850 900 937
974,9
45
967 974 997 100,72
Peningkatan
Produksi Hasil Peternakan
Populasi Ternak
Kambing, Sapi, Ayam Buras, Ayam
Ras dan Itik
ekor (ribu)
2.512 2560 2609 2.660 2712 2.792 2823 102,95
Pencegahan dan
penanggulangan
penyakit ternak
Jumlah Kasus
Zoonosa di kota
Banjarbaru
kasus 70 70 63 86 57 57 51 100,00
Jumlah ternak
yang terserang penyakit
Ekor 250 350 115 272 105 105 95 100,00
Persentase Produk
Pangan segar
peternakan yang
tercemar
% 8 6 5 1 3 3 1 100,00
Program
Perlindungan
Konsumen dan Pengaman
Perdagangan
Persentase hasil
usaha dagang yang memenuhi standar
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Peningkatan
Effesiensi
Perdagangan Dalam Negeri
Persentase usaha
dagang yang
meningkat
klasifikasinya
% 10 10 10 10 10 10 10 100,00
96
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(2021)
Capaian
2019
(%)
Status
2016 2017 2018 Target Capaian
Persentase usaha dagang yang
meningkat pangsa
pasarnya
% 20 20 20 20 20 20 20 100,00
Program
Pengembangan
dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,
Rawa dan
Jaringan
Pengairan
Lainnya
Persentase kinerja
sistem irigasi % 22,89 22,89 64 41,63 71,94 71,94 77,82 100,00
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020
Keterangan: Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
97
2.6. Misi 4 : Melaksanakan Reformasi Birokrasi yang
Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan Tata Kelola
Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi Informasi
2.6.1. Pendahuluan
Pelayanan publik adalah kepercayaan publik. Warga negara
berharap pelayanan publik dapat melayani dengan kejujuran dan
pengelolaan sumber penghasilan secara tepat, dan dapat
dipertanggung jawabkan kepada publik. Pelayanan publik yang
adil dan dapat dipertanggung jawabkan akan mampu
menghasilkan kepercayaan publik. Dibutuhkan etika pelayanan
publik sebagai pilar dan kepercayaan publik sebagai dasar untuk
mewujudkan pemerintah yang baik.
Tata kelola dari pemerintahan yang baik tersebut
merupakan suatu bentuk maupun wujud tanggung jawab yang
meliputi wewenang administrasi, wewenang ekonomi hingga
weweang politik demi mengatur segala permasalahan sosial.
Tuntutan untuk mewujudkan good governance sudah
menjadi salah satu isu penting di Indonesia sejak beberapa tahun
lalu, didahului oleh krisis finansial yang meluas menjadi krisis
multidimensi. Krisis tersebut menuntut perbaikan atau reformasi
dalam penyelenggaraan negara termasuk birokrasi
pemerintahannya. Salah satu penyebab terjadinya krisis
multidimensi yang kita alami tersebut adalah karena buruknya
98
atau salah kelola dalam penyelengaraan tata kepemerintahan (poor
governance) yang antara lain diindikasikan oleh beberapa
masalah, yakni: (1) dominasi kekuasaan oleh satu pihak terhadap
pihak-pihak lainnya, sehingga pengawasan menjadi sulit
dilakukan; (2) terjadinya tindakan KKN (korupsi, kolusi, dan
nepotisme); dan (3) rendahnya kinerja aparatur termasuk dalam
pelayanan kepada publik atau masyarakat di berbagai bidang.
Good public governance cenderung lebih ditujukan kepada
pihak eksekutif khususnya dikaitkan dengan kinerja instansi
atau birokrasi pemerintah baik di pusat maupun daerah.
Mengingat kinerja birokrasi pemerintahan baik di pusat maupun
daerah selama ini dianggap rendah terutama dalam
pemberantasan tindak pidana korupsi di birokrasi pemerintahan
dan pemberian pelayanan kepada masyarakat di berbagai bidang,
maka munculah tuntutan untuk dilakukannya reformasi birokrasi
pemerintahan baik di pusat maupun daerah.
Reformasi birokrasi tidak dapat dipisahkan dari upaya
reformasi di semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
dan dimaksudkan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang
baik dan bersih. Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan
upaya perubahan yang dilakukan secara sadar dan terencana
agar birokrasi mampu menyesuaikan diri dengan dinamika
lingkungan strategis dan mendorong perubahan yang lebih
99
baik dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Lebih
lanjut, reformasi birokrasi dapat juga dijadikan sebagai alat
pembaharuan, apabila tujuan-tujuan organisasi memang
diarahkan bagi suatu strategi pembaharuan yang ditandai dengan
adanya kesediaan dari aparatur birokrasi untuk bersikap responsif
terhadap pemikiran-pemikiran pembaharuan yang dapat
meningkatkan kinerja birokrasi pemerintahan.
2.6.2. Pencapaian Misi 4: Melaksanakan Reformasi Birokrasi
yang Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi
Informasi
Selama tahun 2019, Kota Banjarbaru dalam rangka
mewujudkan Melaksanakan Reformasi Birokrasi yang Berorientasi
kepada Pelayanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik
Berbasis Teknologi Informasi Kota Banjarbaru yang dilaksanakan
melalui berbagai program antara lain;
Nilai SAKIP realisasi kinerja belum mencapai target yang
telah ditentukan, dimana target kinerja yang ditentukan adalah
katagori tingkat BB dengan nilai 7.01 dan terealisasi pada katagori
tingkat B dengan nilai 63,96 sehingga capaian kinerjanya sebesar
91,24%.
Nilai LPPD realisasi kinerja 2019 sebesar 3,30 dari target
yang telah ditentukan sebesar 3,01 sehingga capaian kinerjanya
sebesar 109,63%. Opini BPK Realisasi kinerja indikator “Opini
100
BPK” pada Tahun 2019 ditargetkan WTP dan terealisasi WTP
dengan capaian kinerja 100% Opini Badan Pemeriksaan Keuangan
(Opini BPK) merupakan pernyataan profesional pemeriksa
mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam
laporan keuangan yang didasarkan pada 4 (empat) kriteria
yakni kesesuaian dengan Standar Akuntansi Pemerintahan,
kecukupan pengungkapan, kepatuhan terhadap peraturan
perundang-undangan, dan efektifitas system pengendalian intern.
Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diperoleh Pemerintah Kota
Banjarbaru berarti laporan keuangan dianggap memberikan
informasi yang bebas dari salah saji material. auditor meyakini
berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, pemerintah
dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya
tidak material dan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
pengambilan keputusan.
Nilai Maturitas SPIP Realisasi kinerja indikator “Nilai
Maturitas SPIP” pada Tahun 2019 ditargetkan sebesar 3,10 dan
terealisasi 3,14 dengan capaian kinerja 101,3%. Pelaksanaan
penilaian penyelenggaraan SPIP dilakukan oleh Tim SPIP Kota
Banjarbaru dengan cara mendapatkan informasi dan data dukung
langsung ke 8 SKPD sampel, yaitu Bagian Organisasi Sekretariat
Daerah, Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah,
101
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Badan
Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan, Dinas Penanaman Modal
dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil, dan Dinas Komunikasi dan Informasi, dan masing –
masing SKPD diberi penjelasan tentang penyelenggaraan SPIP
yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing
SKPD, dengan batasan penilaian dilakukan sebatas data yang
diperoleh selama proses penilaian dan tidak dilakukan penilaian
terhadap dampak penyelenggaraan SPIP pada kinerja Pemerintah
Kota Banjarbaru.
Realisasi kinerja indikator Indeks kepuasan masyarakat
pada Tahun 2019 ditargetkan sebesar 88,31 dan terealisasi 84,47
dengan capaian kinerja 95,65%. Hasil IKM adalah tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran atas
pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari
penyelenggara pelayanan publik melalui survei kepuasan
masyarakat. Survei ini dilakukan untuk mengetahui persepsi dari
pengguna layanan terhadap setiap pelayanan di Unit
penyelenggara pelayanan publik di Kota Banjarbaru. Persepsi ini
dapat menginterpretasikan mengenai hal-hal apa saja yang
dibutuhkan oleh stakeholder pengguna layanan dalam pemenuhan
kebutuhan informasi mereka. Harapannya adalah agar seluruh
102
unit penyelenggara pelayanan dapat lebih maju melayani
kebutuhan dan respon dari masyarakatnya.
Realisasi indikator “Indeks SPBE” pada Tahun 2019
ditargetkan sebesar 2.30 terealisasi 2.77. Hal ini menunjukan
bahwa kinerja Tahun 2019 telah tercapai 120.43% Selama lima
tahun terakhir, implementasi e-government mulai berkembang di
Kota Banjarbaru. Namun secara substansif masih banyak hal yang
perlu ditingkatkan. Nilai Indeks SPBE menggambarkan tingkat
kematangan (maturity level) dari pelaksanaan SPBE di Instansi
Pusat dan Pemerintah Daerah.
Tabel 10. Pencapaian Misi 4: Melaksanakan Reformasi Birokrasi yang Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi Informasi
Tujuan 1. Terwujudnya pemerintahan kota banjarbaru efektif,
efisien, akuntabel dan bebas KKN
Indikator
Sasaran Satuan
Kondisi Awal
Realisasi Target Status
2017 2018 2019 2019 2021
Sasaran 1 : Meningkatnya Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
Nilai SAKIP Nilai CC B B B BB A
Nilai LPPD Nilai Tinggi Tinggi Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Sangat
Tinggi
Opini BPK Opini WTP WTP WTP WTP WTP WTP
Nilai Maturitas
SPIP
Nilai N/A 3 3,06 3,14 3,1 3,2
Sasaran 2 : Meningkatnya Kualitas Pelayanan Publik
Indeks
Kepuasan
Masyarakat
(IKM)
Mutu Baik Sanga
t Baik
Sangat
Baik Baik
Sangat
baik
Sangat
baik
Sasaran 3 : Terwujudnya Tata Kelola Pemerintahan, akses dan kualitas layanan informasi publik dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi
Indeks SPBE % N/A 16,93 1,88 2,77 2,3 2,75
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020
103
2.6.3. Permasalahan dalam Melaksanakan Reformasi Birokrasi
yang Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan Tata
Kelola Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi
Informasi
Pencapaian hasil yang telah diuraikan di atas merupakan
komitmen Pemerintah Kota Banjarbaru untuk mewujudkan
Reformasi Birokrasi yang Berorientasi kepada Pelayanan Publik
dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi
Informasi. Namun demikian terlepas dari pencapaian hasil yang
dicapai tahun 2019 maka pemerintah daerah masih dihadapkan
dengan beberapa permasalahan dalam proses pelaksanaan.
Permasalahan yang terkait dengan penilaian SAKIP Pemerintah
Kota Banjarbaru yang dilakukan oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara RI yang didelegasi ke Evaluator
Propinsi Kalimantan Selatan.
Penilaian LPPD Pemerintah Kota Banjarbaru yang
dilakukan oleh Kementrian Dalam Negeri. Kualitas laporan
keuangan yang dibuat oleh Pemerintah Kota Banjarbaru tahun
2019 Pengukuran capaian kinerja indikator ini berdasarkan hasil
audit BPK RI. Laporan Hasil Penilaian (Assesment) Maturitas SPIP
oleh Inspektorat tiap tahunnya dan kemudian dilakukan Quality
Assurance (QA) oleh BPKP minimal 2 (dua) tahun sekali, untuk
Tahun 2019 tanpa dilakukan Quality Assurance (QA) oleh BPKP.
104
Menunjukan tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh
dari hasil pengukuran atas pendapat masyarakat dalam
memperoleh pelayanan dari penyelenggaraan pelayanan publik.
Nilai yang merepresentasikan tingkat penyelenggaraan SPBE
secara keseluruhan. Yang bertujuan mewujudkan proses kerja
yang efisien, efektivitas, transparan dan akuntabel serta
meningkatkan kualitas pelayanan publik. Penerapan SPBE
merupakan salah satu area perubahan reformasi birokrasi untuk
menjamin terlaksananya good governance.
Kualitas pengukuran terhadap outcome dan output secara
berkala belum optimal, Kualitas indikator kinerja sasaran strategis
pada SKPD belum berorientasi hasil dan relevandengansasaran
yang dicapai, Pemanfaatan teknologi informasi secaraterintegrasi
belum dilaksanakan, Penyajiaan informasi pelaporan kinerja SKPD
yang menggambarkan pencapaian kinerja, efektivitas program dan
efisiensi anggaran masih belum sesuai, Kualitas evaluasi
akuntabilitas kinerja terhadap SKPD belum optimal, Pemahaman
dan keterlibatan Pimpinan SKPD masih kurang, Pemberian
Reward and Punishment belum dilakukan.
Masih adanya pelaksanaan kegiatan yang berubah baik
perencanaan maupun anggaran yang semula dibuat, sehingga
penyampaian laporan tidak dapat tepat waktu. Belum terbentuk
105
sistem data base data-data untuk mempermudah akuntabilitas
kinerja institusi pemerintah.
2.6.4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan capaian yang telah dihasilkan dan untuk
mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi maka langkah-
langkah perbaikan yang secara terus menerus akan dilaksanakan
adalah sebagai berikut:
1. Membuat Standar Operational Prosedur (SOP) kerja
seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru;
2. Membuat Standar Penilaian Kinerja untuk seluruh SKPD di
lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru;
3. Membuat standar kebutuhan barang milik daerah sesuai
peruntukan dan peraturan yang berlaku serta jumlah
pegawai di lingkungan Pemerintah Kota Banjarbaru.
4. Berdasarkan standar kebutuhan barang milik daerah Kota
Banjarbaru maka selanjutnya menyusun dokumen Standar
Satuan Harga (SSH) yang diintegrasikan Sistem Informasi
Pembangunan Daerah (SIPD)
5. Mengadakan sistem data base yang sesuai dengan
indikator kinerja utama yang dapat diakses masyarakat
luas;
106
6. Meningkatkan kompetensi aparatur melalui berbagai
pendidikan dan pelatihan yang relevan;
7. Meingkatkan penjabaran kinerja (cascade down), mulai dari
level SKPD sampai dengan indikator kinerja di level eselon
Ill, eselon IV dan individu pegawai, Melakukan reviu
terhadap program dan kegiatan serta komponen anggaran
dengan mengacu pada penyempurnaan tujuan dan
sasaran;
8. Meningkatkan aspek Tataran Pelaksana Kebijakan meliputi
Kebijakan teknis penyelenggaraan urusan pemerintahan,
Ketaatan terhadap peraturan/Undang-undang, Penataan
kelembagaan, Pengelolaan Kepegawaian, Perencanaan
pembangunan, Pengelolaan keuangan, Pengelolaan Barang
milik, dan Pemberian fasilitas terhadap partisipasi
masyarakat;
9. Meningkatkan Program peningkatan dan pengembangan
pengelolaan keuangan daerah, Program optimalisasi
pemanfaatan teknologi informasi, Program peningkatan
pengembangan sistem pelaporan capaian kinerja dan
keuangan, Program peningkatan system pengawasan
internal dan pengendalian pelaksanaan kebijakan KDH;
107
10. Meningkatkan Struktur Organisasi yang sesuai Kebutuhan,
Pencatatan yang Akurat dan Tepat Waktu dan Pemantauan
Berkelanjutan;
11. Meningkatkan bidang pelayanan public dengan adanya
kejelasan tentang Persyaratan, Sistem, Mekanisme, dan
Prosedur, Waktu Penyelesaian, Biaya/Tarif, Produk
spesifikasi jenis pelayanan, Kompetensi pelaksana, Perilaku
pelaksana, Penanganan pengaduan, saran dan masukan,
Sarana dan prasarana; dan
12. Meningkatkan Program layanan peningkatan efektivitas
dan efisiensi penyelenggaraan pemerintah daerah melalui
pemanfaatan TIK, Program penyediaan informasi publik
pemerintah daerah, Program layanan penyelenggaraan
komunikasi publik pemerintah daerah, Program layanan
pengembangan persandian nasional, dan Program layanan
peningkatan kualitas layanan publik.
108
Tabel 11. Indikator Program pada Misi 4: Melaksanakan Reformasi Birokrasi yang Berorientasi kepada Pelayanan Publik dan Tata Kelola Pemerintahan yang Baik Berbasis Teknologi Informasi
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target
2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Peningkatan Akuntabilitas
Kinerja
Persentase SKPD
yang menyampaikan LAKIP tepat waktu
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase SKPD
yang menyusun
LAKIP sesuai
peraturan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Peningkatan Kinerja
Administratif
Pembangunan
Daerah
Persentase SKPD
yang menyampaikan Laporan Tahunan
Pelaksanaan
Pembangunan tepat
waktu
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase SKPD
yang Menyampaikan
Laporan Tahunan Pelaksanaan
Pembangunan
Sesuai Peraturan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Penataan
Organisasi dan Anggaran
Pemerintah
Kelurahan
Persentase Kinerja
Kecamatan dan atau
Kelurahan yang mencapai target
sesuai dengan
indikator yang
ditetapkan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
109
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Persentase
Keselarasan Sasaran
Renstra seluruh
SKPD dengan
Sasaran RPJMD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase Keselarasan Target
Indikator Sasaran
Renstra seluruh
SKPD dengan Target
Indikator Sasaran
RPJMD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase Keselarasan
Program Renstra
seluruh SKPD
dengan Program
RPJMD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase Keselarasan Target
Indikator Program
Renstra seluruh
SKPD dengan Target
Indikator Program
RPJMD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Tingkat Keselarasan Sasaran RKPD
dengan Sasaran
RPJMD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
110
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Tingkat Keselarasan
Target Indikator
Sasaran RKPD
dengan Target
Indikator Sasaran RPJMD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Tingkat Keselarasan
Program RKPD
dengan Program
RPJMD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Tingkat Keselarasan
Target Indikator
Program RKPD dengan Target
Indikator Program
RPJMD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Peningkatan
Pengembangan Sistem
Pelaporan
Capaian Kinerja
dan Keuangan
Penyajian laporan
keuangan SKPD
secara wajar sesuai dengan SAP
(Standar Akuntansi
Pemerintahan)
berbasis aktual
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Realisasi belanja
langsung daerah
terhadap anggaran belanja langsung
daerah yang telah
ditetapkan
% 85,14 84,2 84,4 90,62 85,2 90,13 86 105,79
111
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase realisasi
belanja tidak
langsung terhadap
anggaran belanja
tidak langsung daerah yang telah
ditetapkan
% 83,75 89,9 90 95,89 91,4 98,62 92 107,90
Nilai Evaluasi AKIP Nilai CC CC B BB BB BB A 100,00
Program
Peningkatan
dan
Pengembangan
Pengelolaan Keuangan
Daerah
Waktu penyampaian
Rancangan Perda
APBD kepada DPRD
Kota Banjarbaru
Tepat
Waktu
/
Tidak
Tepat
Waktu Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu 100,00
Waktu penyampaian
Rancangan Perda APBD Perubahan
kepada DPRD Kota
Banjarbaru
Tepat Waktu
/
Tidak
Tepat
Waktu Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
100,00
Waktu penyampaian
Rancangan Perwali
Penjabaran APBD kepada DPRD Kota
Banjarbaru
Tepat
Waktu/
Tidak
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
100,00
Waktu penyampaian
Rancangan Perwali
Penjabaran APBD
Perubahan kepada DPRD Kota
Banjarbaru
Tepat
Waktu
/ Tidak
Tepat
Waktu Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
Tepat
Waktu
100,00
112
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase realisasi
Dana Perimbangan % 101,16 95 95 100 95 100 95 105,26
Persentase realisasi
Lain-Lain
Pendapatan Daerah
Yang Sah
% 86,58 95 95 100 95 100 95 105,26
Persentase pengelolaan dana
Hibah dan Bantuan
Sosoial (Bansos)
yang tepat sasaran
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Terakomodirnya
barang/jasa yang
menjadi standar harga kebutuhan
SKPD
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase SKPD
Yang Menggunakan
Aplikasi Persediaan
Dalam Penyusunan Inventaris Barang
% - 0 100 100 100 100 100 100,00
Lamanya waktu
penyusunan
rancangan Perda
dan rancangan
Perwali tentang pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD
Kota Banjarbaru
Hari 30 30 30 30 30 30 30 100,00
113
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase realisasi
Dana Lain-Lain PAD
yg telah diverifikasi
% 90 90 91 100 93 100 95 107,53
Persentase SKPD
yang menyampaikan
laporan barang pengguna tahunan
dengan lengkap
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Kesesuaian
perencanaan
kebutuhan barang
dan pemeliharaan
dengan ketersediaan barang
% 70 71 72 100 78 100 100 128,21
Persentase
pelaksanaan
pengadaan barang
milik daerah yang
dikuasi pengelola barang
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase
pelaksanaan
pemeliharaan
barang milik daerah
yang dikuasi
pengelola barang
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase proses
pensertipikatan
tanah milik
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
114
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Pemerintah Kota
Banjarbaru
IKM (Indek
Kepuasan
Masyarakat)
terhadap pelayanan penerbitan SP2D
% N/A 84 85,5 88,50 86 90,00 86,5 104,65
Program
Optimalisasi
Pemanfaatan
Teknologi
Informasi
Persentase SKPD
yang menggunakan
teknologi informasi
dalam penyusunan
APBD dan
penatausahaan pengelolaan
keuangan daerah
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program
Peningkatan
Sistem
Pengawasan Internal dan
Pengendalian
Pelaksanaan
kebijakan KDH
Persentase
rekomendasi hasil
evaluasi kinerja
yang selesai ditindaklanjuti
SKPD sesuai
ketentuan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase
rekomendasi hasil
pemeriksaan
eksternal (BPK) yang ditindaklanjuti oleh
SKPD sesuai
ketentuan
% 97,08 100 100 90,81 100 100 100 100,00
115
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Persentase
rekomendasi
inventarisasi asset
yang ditindaklanjuti
oleh SKPD sesuai ketentuan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase
rekomendasi hasil
pemeriksaan
internal yang
ditindaklanjuti oleh
SKPD sesuai ketentuan
% 100 100 100 61,19 100 79,72 100 79,72
Persentase
rekomendasi
ketidaksesuaian
dengan SAP yang
ditindaklanjuti oleh SKPD sesuai
ketentuan
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase aduan
masyarakat yang
ditindaklanjuti tepat
waktu
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase
Rekomendasi Hasil Evaluasi SPIP Yang
Ditindaklanjuti Oleh
SKPD
% N/A 100 100 100 100 100 100 100,00
116
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Peningkatan
Profesionalisme
Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur
Jumlah pemenuhan
pernyataan elemen
kapabilitas APIP
Buah N/A
40 Pernyataan
Level 2
58 Pernyataan
Level 2
level 3 dgn
catatan
50 Pernyat
aan Level 3
Level 2
93 Pernyata an Level
3
66,67
Program
Penataan
Kelembagaan,
Ketatalaksanaan
dan Analisa
Jabatan
Nilai Indeks
Komposit Survei
Kepuasan
Masyarakat
Mutu Baik Sangat Baik
(83,29)
Sangat Baik
(83,29)
Sangat Baik
(81,96)
Sangat
Baik
Sangat
Baik
(90,75)
Sangat
Baik
100,00
Nilai Kepatuhan
Terhadap Standar
Pelayanan
Katego
ri
Kuning
(80,07) Hijau
(83,76) Hijau
(83,76) Hijau
(92,09)
Hijau
(81,00)
Hijau
(92,84)
Hijau
(81,00)
100,00
Program Penataan
Administrasi
Kependudukan
Persentase penduduk ber KTP
persatuan
penduduk
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase bayi
berakte kelahiran % 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase
pasangan berakte nikah
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Penerapan KTP
Nasional berbasis
NIK
sudah/
belum sudah sudah sudah sudah sudah sudah sudah 100,00
Cakupan penerbitan
KTP Elektronik % 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Cakupan penerbitan
akta kelahiran % 100 100 100 100 100 100 100 100,00
117
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Peningkatan
Pelayanan
Masyarakat
Nilai Survey
Kepuasan
Masyarakt (SKM)
Nilai 81,326 81,34
5 80 84,85 81 86,41 81,2 106,68
Jumlah SK
Perizinan yang
diterbitkan
SK 4.176 3137 3138 3.760 3180 2821 3.220 88,71
Program pengembangan
komunikasi,
informasi dan
media massa
Persentase SKPD yang terkoneksi
dengan Kominfo
% N/A N/A
4.274
Persentase
perangkat daerah
yang menggunakan
persandian
% N/A N/A
23
Persentase aplikasi pemerintahan yang
digunakan SKPD
untuk mendukung
SPBE
% 10 20 30
Persentase standar
yang terpenuhi
dalam penyelenggaraan
LPSE sesuai
standarisasi
LPSE:2014
% N/A N/A 690
Program
pengkajian dan penelitian
bidang
Terlaksananya
pengkajian dan penelitian Bidang
TIK (Master Plan
dokumen
N/A N/A 300
118
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Informasi dan
Komunikasi
TIK)
Program
Fasilitasi
Peningkatan
SDM Bidang Komunikasi dan
Informasi
Cakupan SDM yang
mendapat pelatihan
sesuai kompetensi
% N/A N/A 20
Program
Kerjasama
Informasi
dengan Mass
Media
Rasio berita positif
dibanding berita
negatif di media
(cetak, elektronik
dan online) tentang pemerintah kota
Rasio N/A N/A 1.408
Cakupan pembinaan
dan pengawasan
sarana dan
prasarana TI
% N/A N/A 162
Program
Layanan Penyediaan
Informasi Publik
Pemerintah
Daerah
Persentase tindaklanjut
pengaduan oleh unit
kerja yang
berwenang
% N/A N/A 100 100 100 100 100 100,00
Program
Layanan Penyelenggaraan
Komunikasi
Persentase KIM yang dibina
% N/A N/A 15 100 65 100 100 153,85
119
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Publik
Pemerintah
Daerah
Persentase informasi
pembangunan yang
dipublikasikan
melalui media
komunikasi public
% N/A N/A 100 100 100 100 100 100,00
Persentase isu public yang
ditanggapi oleh
masyarakat
% N/A N/A 100 100 100 100 100 100,00
Persentase PPID
Utama dan
Pembantu yang aktif
% N/A N/A 10 83,33 100 98,33 100 98,33
Program
Layanan Peningkatan
Efektivitas dan
Efisiensi
Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Melalui
Pemanfaatan
TIK
Layanan internet
dengan : 1. Dedicated terpasang
dengan SLA minimal
99% 2.Broadband
terpasang
% N/A 100 100 100 100 100 100 100,00
Persentase radio dan
fiber optic terpasang dan telah digunakan
unit kerja
% N/A N/A 14 42,88 36 45,83 100 127,31
Persentase
pemenuhan
indikator SPBE
% N/A N/A 23 100 50 100 60 200,00
Program
Layanan Penjaminan
Kedaulatan
Persentase unit
kerja yang telah menggunakan
website dengan
% N/A N/A 29 100 58 100 100 172,41
120
Program Indikator Kinerja Satuan Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi
Akhir
(Target 2021)
Capaian
Tahun
2019 (%)
Status
2016 2017 2018 Target Realisasi
Informasi
Pemerintah
Daerah
domain
banjarbarukota.go.id
yang aktif
Persentase
pengadaan barang
dan jasa telah menggunakan LPSE
% N/A N/A 100 100 100 100 100
100,00
Program Layanan
Peningkatan
Kualitas Layanan
Publik
Pemerintah
Daerah melalui
Pemanfaatan TIK
Persentase SDM TIK
yang kompeten % N/A N/A 100 100 100 100 100 100,00
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020
Keterangan: Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
121
2.7. Misi 5: Memperkuat Cipta Kondisi Masyarakat yang
Aman, Nyaman dan Tertib
2.7.1. Pendahuluan
Masyarakat Tertib adalah istilah yang digunakan dalam
ilmu sosiologi untuk menggambarkan kondisi kehidupan
masyarakat yang aman, dinamis, dan teratur, sebagai hasil
hubungan yang selaras antara tindakan, nilai, dan norma dalam
interaksi sosial. Mewujudkan kondisi masyarakat yang aman dari
semua gangguan dan kondisi yang dapat mengakibatkan
terganggunya kenyamanan dan ketertiban yang menyebabkan
ketidakharmonisan di sekitar kita.
2.7.2. Pencapaian Misi 5: memperkuat cipta kondisi
masyarakat yang aman, nyaman dan tertib
Selama tahun 2019 Pemerintah Kota Banjarbaru dalam
rangka mendorong dan memfasilitasi upaya memperkuat cipta
kondisi masyarakat yang aman, nyaman dan tertib Kota
Banjarbaru yang dilaksanakan melalui berbagai program
Pengelolaan Lingkungan Hidup, antara lain:
Persentase penyelesaian pelanggaran Perda/Perkada pada
Tahun 2019 ditargetkan sebesar 80% dan terealisasi 83%. Hal ini
menunjukan bahwa kinerja Tahun 2019 telah tercapai 103,75%
Dalam menjaga keamanan dan ketertiban di kota Banjarbaru,
pemerintah membuka seluas-luasnya penyampaian informasi dan
122
telah melibatkan semua pihak, terutama untuk memberikan
laporan pelanggaran yang menjadi kewenangan pemerintah daerah
untuk menindaklanjutinya.
Jumlah kasus konflik kinerja Tahun 2019 mencapai 100%
dari target 0 kasus dengan realisasi 0 kasus. berdasarkan hasil
evaluasi dapat disimpulkan bahwa diwilayah Kota Banjarbaru
selama tahun 2019 kondisinya dalam keadaan tidak terjadi konflik
(zero conflict), terutama konflik yang berlatar belakang Suku,
Agama, Ras dan antar golongan ataupun berlatar belakang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan
keamanan.
Realisasi kinerja indikator “Cakupan pelaksanaan
penanggulangan bencana dan tanggap darurat” pada Tahun 2019
ditargetkan sebesar 88% dan terealisasi 100% dengan capaian
kinerja 113.64% Realisasi kinerja indikator cakupan penanganan
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) pada Tahun
2019 ditargetkan sebesar 64% dan terealisasi 100% dengan
capaian kinerja 156,25%. Adapun jenis PMKS yang ada di Kota
Banjarbaru berjumlah 22 PMKS dari yang ada secara Nasional
berjumlah 26 PMKS. Dari jumlah tersebut ada 4 jenis PMKS yang
tidak ada di Kota Banjarbaru yaitu Kelompok Minoritas, Korban
Trafficking, Pekerja Migran Bermasalah Sosial (PMBS) dan
Komunitas Adat terpencil (KAT).
123
Realisasi kinerja indikator cakupan penanganan
masyarakat miskin berdasarkan data terpadu pada Tahun 2019
ditargetkan sebesar 60,03% dan terealisasi 67,63% dengan
capaian kinerja 112,61%.
Tabel 12. Pencapaian Misi 5: Memperkuat Cipta Kondisi Masyarakat Yang Aman, Nyaman Dan Tertib
Indikator Sasaran Satuan Kondisi
Awal
Realisasi Target
Capaian Status
2017 2018 2019 2019 2021
Tujuan 1: Meningkatkan keamanan, kenyaman dan ketertiban masyarakat
Sasaran 1 : Meningkatnya Keamanan, Kesadaran Hukum dan Ketertiban Masyarakat
Persentase Penyelesaian Pelanggaran Perda/Perkada
% 50 91,5 90 83 80 100
Jumlah Kasus Konflik
Kasus
0 0 0 0 0 0
Sasaran 2 : Meningkatnya Pelaksanaan Penaggulangan Bencana
Cakupan Pelaksanaan Penanggulangan Bencana dan Tanggap Darurat
% N/A 100 85 100 88 95
Cakupan penanganan PMKS
% 36,4 50 91 100 64 68
Tujuan 2: MeningkatkanPerlindungan Sosial Masyarakat dan Kesejahteraan Masyarakat
Sasaran 1 : Meningkatnya Penanganan PMKS dan Penanganan Penduduk
Miskin Berdasarkan Data Terpadu
Cakupan masyarakat miskin yang ditangani berdasarkan Data Terpadu
% 56,74 60,03 60,52 67,63 60,03 60,03
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali, 2020
124
2.7.3. Permasalahan dalam memperkuat cipta kondisi
masyarakat yang aman, nyaman dan tertib
Tercatat selama kurun waktu tahun 2019 ini laporan yang
masuk berasal dari:
1. Laporan yang berasal dari masyarakat sebanyak 146
laporan;
2. Laporan yang berasal dari pegawai SKPD sebanyak 14
laporan; dan
3. Laporan yang berasal dari petugas sebanyak 256 laporan.
Adapun Pelanggaran yang dilaporkan adalah pelanggaran
perda/perkada yang terjadi di wilayah kota Banjarbaru yaitu
sebanyak 416 kasus dan telah ditindaklanjuti, dimana sebanyak
69 kasus masih dalam diproses dan 347 telah selesai di proses.
Konflik sosial atau kerusuhan yang dipacu oleh latar
belakang Suku, Agama, Ras dan Antar golongan (SARA).
Tindakan-tindakan yang bersifat pengrusakan-pengrusakan
fasilitas Negara atau umum yang anarkis, Peristiwa-peristiwa
terorisme dan radikalisme, Kejadian/ peristiwa yang mengganggu
stabilitas politik.
Secara umum, pelaksanaan penanggulaangan bencana
di Kota Banjarbaru telah dilaksanakan dengan baik, yaitu
kejadian bencana pada tahun 2019 terjadi 413 kasus. Pengukuran
realisasi melalui perhitungan jumlah absolut jenis PMKS yang
125
ditangani/jumlah absolut jenis PMKS yang ada di Kota Banjarbaru
yaitu x100. Pengukuran realisasi melalui perhitungan jumlah
keluarga miskin yang menerima manfaat dari BPNT/jumlah
absolut keluarga miskin yang ada di Kota Banjarbaru berdasarkan
data terpadu yaitu x100
2.7.4. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan capaian yang telah dihasilkan dan untuk
mengantisipasi berbagai permasalahan yang dihadapi maka
langkah-langkah perbaikan yang secara terus menerus akan
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Program penegakan peraturan daerah dan peraturan
walikota, Program pemeliharaan kantranbtibmas dan
pencegahan tindak kriminal;
2. Program peningkatan keamanan dan kenyamanan
lingkungan, Program pengembangan wawasan kebangsaan,
Program pendidikan politik masyarakat, Program
peningkatan ketahanan seni, budaya, agama,
kemasyarakatan dan ekonomi;
3. Bertambahnya peralatan yang dimiliki oleh BPBD Kota
Banjarbaru, bertambahnya relawan dan meningkatnya
keahlian yang dimiliki;
126
4. Adanya potensi sumber kesejahteraan sosial (PSKS) yang
diberdayakan dalam penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial,
Adanya lembaga kesejahteraan sosial yang bergerak dalam
penanganan PMKS; dan
5. Keluarga Penerima Manfaat mendapat Bantuan Pangan
NonTunai adalah keluarga yang berada dalam data terpadu
kesejahteraan sosial kota Banjarbaru melalui Kartu
Keluarga Sejahtera (KKS) yang dapat ditukar dengan bahan
pokok.
6. Sosialisasi dan penyuluhan tentang bahaha narkoba
karena Permasalahan sosial yang sangat berbahaya bagi
kehidupan masyarakat terutama bagi generasi muda
adalah bahaya narkoba yang senantiasa mengancam
kehidupan social.
7. Penanganan kemiskinan dan penyandang masalah
kesejahteraan sosial melalui pemberdayaan masyarakat
perkotaan.
127
Tabel 13. Indikator Program pada misi 5: Memperkuat Cipta Kondisi Masyarakat yang Aman, Nyaman dan Tertib
Program Indikator Kinerja
Satua Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi Akhir
(Target 2021)
Capaian 2019
Status 2016 2017 2018 Target Realisasi
Program Pemeliharaaan
Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
Persentase patroli siaga
ketertiban umum dan ketentraman masyarakat
% 100 100 100 100 100 100 100
100,00
Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga ketertiban dan Keamanan
Meningkatnya Jumlah Petugas Linmas Yang Dibina
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program Penegakan Peraturan Derah dan Peraturan Walikota
Persentase Kasus/Pelanggaran Perda Perkada Yang DitidakLanjuti
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
Meningkatnya Jumlah Pos Kamling
% 34 34 39 40 48 48 64 100,00
Meningkatnya Petugas
Keamanan Lingkungan
% 12 12 26 41 58 58 100 100,00
128
Program Indikator Kinerja
Satua Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi Akhir
(Target 2021)
Capaian 2019
Status 2016 2017 2018 Target Realisasi
Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan
Lingkungan
Cakupan Potensi Konflik Yang Ditangani
% 100 N/A 100 100 100 100 0 100,00
Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Cakupan Persentase Pembinaan/Sosialisasi tentang wasbang dan kesadaran bela negara
% 100 97,5 82,5 100 100 100 100 100,00
Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan
Cakupan Potensi Konflik bernuansa SARA yang ditangani
% 100 81,5 91,25 - - - - -
Program Pendidikan Politik Masyarakat
Cakupan tingkat partisipasi pendidikan politik
% 100 91 83,3 91 70 63,89 70 91,27
129
Program Indikator Kinerja
Satua Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi Akhir
(Target 2021)
Capaian 2019
Status 2016 2017 2018 Target Realisasi
Program Pencegahan Dini dan
Penanggulangan Korban Bencana
Persentase pencegahan dini terhadap bencana
% N/A 100 98 100 98,00
Persentase Tertanganinya Korban Bencana
% N/A 80 82 99 88 99 100 112,50
Program Penanganan Tanggap Darurat Bencana
Persentase Ketepatan Tingkat Waktu Tanggap Darurat Bencana
% N/A N/A 82 98 88 99 95 112,50
Program Pasca Bencana
Persentase Tertanganinya Korban Bencana Pasca Bencana
% N/A N/A N/A 88 88 99 100 112,50
Program Penanggulangan
Kebakaran
Persentase Pelaksanaan Pencegahan Bahaya
Kebakaran
% 100 N/A 100 100 100 100 100 100,00
130
Program Indikator Kinerja
Satua Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi Akhir
(Target 2021)
Capaian 2019
Status 2016 2017 2018 Target Realisasi
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah.
Persentase pemutakhiran data fakir miskin
berdasarkan data terpadu
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
Prosentase tuna sosial yang dibina dan direhabilitasi
% 36,4 41 50 59 64 64 68 100,00
Program Pembinaan dan Penyandang Cacat Trauma
Persentase Penyandang Cacat yang Terampil
% 2 2 2 18,6
Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana,PSK, Narkoba, dan Penyakit Sosial Lainnya)
Persentase pembinaan dan pelayanan kepada PMKS di rumah singgah
% 100 100 100 100 100 100 100 100,00
131
Program Indikator Kinerja
Satua Kondisi
Awal
Realisasi 2019 Kondisi Akhir
(Target 2021)
Capaian 2019
Status 2016 2017 2018 Target Realisasi
Program
Perlindungan Sosial
Persentase penanganan masyarakat miskin yang
mendapatakan bantuan pemenuhan kebutuhan pokok
% 56,74 56,74 60,03 69 60,03 67,6 60,03 112,61
Sumber: Data dari berbagai sumber dan diolah kembali 2020
Keterangan: Sudah Tercapai
Akan Tercapai
Usaha Keras
132
BAGIAN III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berbagai hasil yang telah dicapai pada pelaksanaan RPJMD
Kota Banjarbaru tahun 2016-2021 maka dapat disimpulkan bahwa
pembangunan Kota Banjarbaru yang dilaksanakan berdasarkan
skala prioritas pembangunan daerah telah berada pada alur
pembangunan daerah yang sesuai dengan harapan meskipun
masih terdapat berbagai permasalahan pembangunan daerah yang
masih memerlukan kerja keras untuk penyelesaian pencapaian
sasaran pembangunan pada akhir pelaksanaan RPJMD Kota
Banjarbaru tahun 2021 yang akan datang.
Pencapaian Misi 1: Mewujudkan sumber daya manusia yang
terdidik, sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia. Pencapaian
prioritas pembangunan Kota Banjarbaru untuk pembangunan
kualitas sumberdaya manusia yang meliputi bidang pendidikan dan
kesehatan tentu diharapkan dapat dicapai berdasarkan standar
pelaksanaan program pendidikan dan kesehatan yaitu bahwa
pemerintah Kota Banjarbaru berusaha untuk memenuhi standar
ketersediaan pelayanan pendidikan pada tingkat pendidikan dasar
untuk wajib belajar 9 tahun.
133
Selama tahun 2019 pemerintah Kota Banjarbaru dalam rangka
Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik, sehat, berdaya
saing dan berakhlak mulia sebagai salah satu prioritas
pembangunan Kota Banjarbaru yang dilaksanakan melalui berbagai
program pembangunan SDM yang berkualitas, berdaya saing, dan
berakhlak mulia. Pencapaian Misi 1, dapat disimpulkan sebagai
berikut:
Tabel 14. Rata-rata Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Misi
Pertama “Mewujudkan sumber daya manusia yang terdidik, sehat, berdaya saing dan berakhlak mulia”
Menurut Program Tahun 2019
No Program Tingkat
Capaian (%)
1 Program Pendidikan Anak Usia Dini 74,78
2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun
101,73
3 Pendidikan Non Formal 90,52
4 Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan
94,78
5 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 100,00
6 Program Obat Perbekalan Kesehatan 129,76
7 Program Upaya Kesehatan Masyarakat 100,00
8 Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Kesehatan
100,00
9 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 101,33
10 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 100,00
11 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
100,00
12 Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 104,17
13 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin
100,00
14 Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Sarana dan Prasarana
Puskesmas/Pustu dan Jaringannya
115,38
15 Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan
Kesehatan 66,00
16 Program Peningkatan Sumber Daya Kesehatan 100,00
134
No Program Tingkat
Capaian (%)
17 Program Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak 100,52
18 Program Pencegahan, Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
101,05
19 Program Pencegahan, Pengendalian Penyakit Tidak Menular
100,00
20 Program Kesehatan Kerja dan Olahraga 100,00
21 Program Penyediaan Air Minum 126,28
22 Program Penyediaan Sistem Air Limbah 100,29
23 Program Keluarga Berencana 102,36
24 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
100,00
Rata-rata Capaian Misi 1 100,37
Sumber: Analisis data primer, 2020
Berdasarkan data diatas, persentase kategori capaian dari
program-program misi pertama RPJMD Kota Banjarbaru tahun
2016-2021 tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 15. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja RPJMD Misi Pertama Menurut Kategori Capaian Tahun 2019
No Kategori Capaian (%) Jumlah Program Persentase (%)
1 66 s/d >100 24 100,00
2 36 s/d 65 - -
3 0 s/d 35 - -
Total 24 100,00
Sumber: Analisis data primer, 2020
Berdasarkan data diatas, secara rata-rata capaian kinerja misi
pertama dengan 24 program termasuk kategori “tinggi” yang berarti
100% program telah mencapai target atau melebihi target.
Pencapaian Misi 2: Meningkatkan penyediaan infrastruktur
perkotaan yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan.
Pencapaian prioritas pembangunan dan perbaikan Infrastruktur di Kota
Banjarbaru difokuskan untuk menunjang dan memfasilitasi
135
pembangunan kapasitas dan kualitas infrastruktur utama Kota
Banjarbaru. Peningkatkan dan mengembangkan kuantitas dan kualitas
infrastruktur dasar serta meningkatkan dan mengembangkan kuantitas
dan kualitas fasilitas publik lainnya seperti fasilitas air bersih, listrik
dan lain-lain.
Tabel 16. Rata-rata Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Misi 2 “Meningkatkan penyediaan infrastruktur perkotaan
yang merata, cerdas dan berwawasan lingkungan” Menurut Program Tahun 2019
No Program Tingkat
Capaian (%)
1 Program Pembangunan Jalan dan Jembatan 100,00
2 Program Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong
109,96
3 Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
107,66
4 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan
100,00
5 Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan
Lainnya
100,00
6
Program Pengembangan, Pengelolaan dan
Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya.
100,00
7 Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas
Perhubungan 100,00
8 Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan
Prasarana dan Fasilitas LLAJ 100,00
9 Program Pengendalian dan Pengamanan Lalu
Lintas 100,00
10 Program Pengembangan Perumahan 105,41
11 Program Lingkungan Sehat Perumahan 100,00
12 Program Penataan dan Peningkatan Kualitas
Kawasan Permukiman Kumuh 142,55
13 Program Pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan 106,36
14 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber
Daya Alam 100,00
15 Program Peningkatan Kualitas dan Akses
Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 100,00
136
No Program Tingkat
Capaian (%)
Hidup
16 Program Peningkatan Pengendalian Polusi 103,15
17 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan 100,00
18 Program Kualitas KebersihanLingkungan 18,10
19 Program Pengelolaan Ruang Terbuka 100,00
20 Program Pembangunan/ Pemeliharaan Taman 162,97
Rata-rata Capaian Misi 2 102,81
Sumber: Analisis data primer, 2020
Berdasarkan data diatas, persentase kategori capaian dari
program-program misi kedua RPJMD Kota Banjarbaru tahun 2016-
2021 tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 17. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja
RPJMD Misi Kedua Menurut Kategori Capaian Tahun 2019
No Kategori Capaian (%) Jumlah Program Persentase (%)
1 66 s/d >100 20 100,00
2 36 s/d 65 - -
3 0 s/d 35 - -
Total 20 100,00
Sumber: Analisis data primer, 2020
Berdasarkan data diatas, secara rata-rata capaian kinerja misi
kedua dengan 20 program termasuk kategori “tinggi” yang berarti
100% program telah mencapai target atau melebihi target.
Pencapaian Misi 3: Memperkuat kemandirian, peningkatan
kerjasama investasi, penyediaan prasarana dan sarana
perekonomian, peningkatan kelembagaan dan peluang
kewirausahaan. Memperkuat kemandirian, peningkatan kerjasama
investasi, penyediaan prasarana dan sarana perekonomian,
peningkatan kelembagaan dan peluang kewirausahaan dapat
137
membuat Kota Banjarbaru bertahan dalam menghadapi kompetisi.
Kemandirian di sini tidak diartikan sebagai benar-benar mandiri
dalam segala bidang karena tidak ada satu orang pun dapat
melakukan hal itu. Kemandirian justru diartikan sebagai
kemampuan memegang peran dominan dalam kondisi
interdependensi. Untuk mencapai kondisi seperti itu, perlu memiliki
daya saing yang tinggi dan mampu menumbuh kembangkan akses
secara global.
Tabel 18. Rata-rata tingkat capaian kinerja RPJMD Misi 3
“Memperkuat kemandirian, peningkatan kerjasama investasi, penyediaan prasarana dan sarana perekonomian, peningkatan kelembagaan dan
peluang kewirausahaan” menurut program Tahun 2019
No Program Tingkat
Capaian (%)
1 Program Penciptaan Iklim Usaha Kecil Menengah Yang Kondusif
110,96
2 Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah
72,91
3 Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
100,00
4 Program PeningkatanKualitas Kelembagaan Koperasi
103,57
5 Program Peningkatan Kualitas dan Produktifitas Tenaga Kerja
162,78
6 Program Peningkatan Kesempatan Kerja 134,21
7 Program Perlindungan dan Pengembangan
Lembaga Ketenagakerjaan 94,20
8 Program Pengembangan Industri Kecil dan
Menengah 100,00
9 Program Peningkatan Promosi Produk Industri 100,00
10 Program Uji kualitas produk pangan 100,00
11 Program Peningkatan Kinerja Administratif
Perekonomian 100,00
12 Program Pengembangan Pemasaran Pariwisata 100,00
138
No Program Tingkat
Capaian (%)
13 Program Pengembangan Destinasi Pariwisata 128,57
14 Program Pengembangan Kemitraan 100,00
15 Program Pengelolaan Keragaman Budaya 98,04
16 Program Intensifikasi dan Ekstensifikasi Sumber-sumber Pendapatan Pajak Daerah
102,46
17 Program Pengendalian dan Pengembangan Pajak Daerah
81,94
18 Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi
100,00
19 Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
100,00
20 Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima dan
Asongan 100,00
21 Program Peningkatan dan Pengelolaan Pasar 100,00
22 Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian / perkebunan)
99,48
23 Pengembangan Budidaya Perikanan 110,92
24 Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran
Produksi Perikanan 119,89
25 Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan 103,53
26 Peningkatan Produksi Hasil Peternakan 102,95
27 Pencegahan dan penanggulangan penyakit
ternak 100,00
28 Program Perlindungan Konsumen dan
Pengaman Perdagangan 100,00
29 Program Peningkatan Effesiensi Perdagangan
Dalam Negeri 100,00
30
Program Pengembangan dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan Lainnya
100,00
Rata-rata Capaian Misi 3 104,21
Sumber: Analisis data primer, 2020
Berdasarkan data diatas, persentase kategori capaian dari
program-program misi ketiga RPJMD Kota Banjarbaru tahun 2016-
2021 tersebut adalah sebagai berikut:
139
Tabel 19. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja RPJMD Misi Ketiga Menurut Kategori Capaian Tahun 2019
No Kategori Capaian (%) Jumlah Program Persentase (%)
1 66 s/d >100 30 100,00
2 36 s/d 65 - -
3 0 s/d 35 - -
Total 30 100,00
Sumber: Analisis data primer, 2020
Berdasarkan data diatas, secara rata-rata capaian kinerja misi
ketiga dengan 30 program termasuk kategori “tinggi” yang berarti
100% program telah mencapai target atau melebihi target.
Pencapaian Misi 4: Melaksanakan reformasi birokrasi yang
berorientasi kepada pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan
yang baik berbasis teknologi informasi. Salah satu indikator kinerja
Pemerintah Kota Banjarbaru adalah melaksanakan pemerintahan yang
baik sebagai salah satu misi pembangunan Kota Banjarbaru yang
dilaksanakan melalui berbagai program tata laksana pemeritahan yang
baik. Good public governance cenderung lebih ditujukan kepada
pihak eksekutif khususnya dikaitkan dengan kinerja instansi
atau birokrasi pemerintah baik di pusat maupun daerah.
Reformasi birokrasi tidak dapat dipisahkan dari upaya
reformasi di semua sendi kehidupan berbangsa dan bernegara
dan dimaksudkan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik
dan bersih. Reformasi birokrasi pada dasarnya merupakan upaya
perubahan yang dilakukan secara sadar dan terencana agar
birokrasi mampu menyesuaikan diri dengan dinamika
140
lingkungan strategis dan mendorong perubahan yang lebih
baik dalam penyelenggaraan negara dan pembangunan. Lebih
lanjut, reformasi birokrasi dapat juga dijadikan sebagai alat
pembaharuan, apabila tujuan-tujuan organisasi memang
diarahkan bagi suatu strategi pembaharuan yang ditandai dengan
adanya kesediaan dari aparatur birokrasi untuk bersikap responsif
terhadap pemikiran-pemikiran pembaharuan yang dapat
meningkatkan kinerja birokrasi pemerintahan.
Tabel 20. Rata-rata Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Misi 4
“Melaksanakan reformasi birokrasi yang berorientasi kepada pelayanan publik dan tata kelola pemerintahan yang baik berbasis teknologi
informasi” menurut program Tahun 2019
No Program Tingkat
Capaian (%)
1 Program Peningkatan Akuntabilitas Kinerja 100,00
2 Program Peningkatan Kinerja Administratif Pembangunan Daerah
100,00
3 Program Penataan Organisasi dan Anggaran Pemerintah Kelurahan
100,00
4 Program Perencanaan Pembangunan Daerah 100,00
5 Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
103,42
6 Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah
102,99
7 Program Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi
100,00
8 Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
kebijakan KDH
97,10
9 Program Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Pemeriksa dan Aparatur 66,67
10 Program Penataan Kelembagaan,
Ketatalaksanaan dan Analisa Jabatan 100,00
11 Program Penataan Administrasi Kependudukan
100,00
141
No Program Tingkat
Capaian (%)
12 Program Peningkatan Pelayanan Masyarakat 97,70
13 Program pengembangan komunikasi, informasi dan media massa*)
100,00
14 Program pengkajian dan penelitian bidang Informasi dan Komunikasi*)
100,00
15 Program Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi*)
100,00
16 Program Kerjasama Informasi dengan Mass
Media*) 100,00
17 Program Layanan Penyediaan Informasi
Publik Pemerintah Daerah 100,00
18 Program Layanan Penyelenggaraan
Komunikasi Publik Pemerintah Daerah 113,05
19
Program Layanan Peningkatan Efektivitas dan
Efisiensi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Melalui Pemanfaatan TIK
142,44
20 Program Layanan Penjaminan Kedaulatan Informasi Pemerintah Daerah
136,21
21
Program Layanan Peningkatan Kualitas
Layanan Publik Pemerintah Daerah melalui Pemanfaatan TIK
100,00
Rata-rata Capaian Misi 4 103,50
Sumber: Analisis data primer, 2020
Keterangan: *) Tahun 2017
Berdasarkan data diatas, secara rata-rata capaian kinerja misi
keempat dengan 21 program termasuk kategori “tinggi” yang berarti
100% program telah mencapai target atau melebihi target. Akan
tetapi ada empat program yang target dan pelaksanaan hanya
sampai pada tahun 2017 karena indikator tersebut telah terpenuhi,
indikator program ini bersifat indikator kerja dan bukan indicator
kinerja sehingga target hanya sampai pada tahun 2017.
Empat program tersebut yaitu 1) Program pengembangan
komunikasi, informasi dan media massa. 2) Program pengkajian
142
dan penelitian bidang Informasi dan Komunikasi. 3) Program
Fasilitasi Peningkatan SDM Bidang Komunikasi dan Informasi. 4)
Program Kerjasama Informasi dengan Mass Media. Untuk itu, pada
penyusunan RPJMD selanjutnya diperlukan indikator program yang
bersifat kinerja.
Tabel 21. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja
RPJMD Misi Keempat Menurut Kategori Capaian
Tahun 2019 No Kategori Capaian (%) Jumlah Program Persentase (%)
1 66 s/d >100 21 100,00
2 36 s/d 65 - -
3 0 s/d 35 - -
Total 21 100,00 Sumber: Analisis data primer, 2020
Berdasarkan data diatas, secara rata-rata capaian kinerja misi
keempat dengan 21 program termasuk kategori “tinggi” yang berarti
100% program telah mencapai target atau melebihi target.
Pencapaian Misi 5: memperkuat cipta kondisi masyarakat
yang aman, nyaman dan tertib. Permasalahan dalam pelaksanaan
pembangunan Kota Banjarbaru merupakan salah satu tantangan
tersendiri bagi pemerintah dalam memperkuat cipta kondisi masyarakat
yang aman, nyaman dan tertib.
Pembangunan kehidupan soaial dan budaya dalam konteks
memperkuat cipta kondisi masyarakat yang aman, nyaman dan tertib
dipandang sangat strategis karena masyarakat Kota Banjarbaru yang
mempunyai tatanan kehidupan sosial budaya yang memiliki nilai yang
143
sangat tinggi. Namun demikian disisi lain derasnya arus informasi
sebagai dampak dari perkembangan teknologi informasi membawa serta
nilai-nilai yang terkadang bertentangan dengan budaya, etika, norma,
moral dan bahkan agama.
Permasalahan sosial lainnya yang sangat berbahaya bagi
kehidupan masyarakat terutama bagi generasi muda adalah bahaya
narkoba yang senantiasa mengancam kehidupan sosial, selanjutnya
penanganan kemiskinan dan penyandang masalah kesejahteraan sosial
serta pengembangan budaya daerah yang bernilai tinggi dalam proses
pembangunan kehidupan sosial dan budaya.
Tabel 22. Rata-rata Tingkat Capaian Kinerja RPJMD Misi 5
“memperkuat cipta kondisi masyarakat yang aman,
nyaman dan tertib” menurut program Tahun 2019
No Program Tingkat
Capaian (%)
1 Program Pemeliharaaan Kantrantibmas dan Pencegahan Tindak Kriminal
100,00
2 Program Pemberdayaan Masyarakat Untuk Menjaga ketertiban dan Keamanan
100,00
3 Program Penegakan Peraturan Derah dan Peraturan Walikota
100,00
4 Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
100,00
5 Program Peningkatan Keamanan dan
Kenyamanan Lingkungan 100,00
6 Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan 100,00
7 Program Kemitraan Pengembangan Wawasan Kebangsaan*)
100,00
8 Program Pendidikan Politik Masyarakat 91,27
9 Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan
Korban Bencana 105,25
10 Program Penanganan Tanggap Darurat
Bencana 112,50
11 Program Pasca Bencana 112,50
144
No Program Tingkat
Capaian (%)
12 Program Penanggulangan Kebakaran 100,00
13 Program Pemberdayaan Fakir Miskin, komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah.
100,00
14 Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
100,00
15 Program Pembinaan dan Penyandang Cacat Trauma **)
100,00
16 Program Pembinaan Eks Penyandang Penyakit Sosial (Eks Narapidana,PSK, Narkoba, dan
Penyakit Sosial Lainnya)
100,00
17 Program Perlindungan Sosial 112,61
Rata-rata Capaian Misi 5 102,28
Sumber: Analisis data primer, 2020
Keterangan: *) Tahun 2017 **) Tahun 2018
Berdasarkan data diatas, secara rata-rata capaian kinerja
misi kelima dengan 17 program termasuk kategori “tinggi” yang
berarti 100% program telah mencapai target atau melebihi target.
Akan tetapi ada dua program yang target dan pelaksanaan sampai
pada tahun 2017 dan 2018, indicator program ini bersifat indicator
kerja dan bukan indikator kinerja sehingga target hanya sampai
pada tahun 2017 dan 2018.
Dua program tersebut yaitu 1) Program Kemitraan
Pengembangan Wawasan Kebangsaan (target hanya sampai tahun
2017), 2) Program Pembinaan dan Penyandang Cacat Trauma
(target hanya sampai tahun 2018). Untuk itu, pada penyusunan
RPJMD selanjutnya diperlukan indikator program yang bersifat
kinerja.
145
Tabel 23. Jumlah Program dan Persentase Capaian Kinerja RPJMD Misi Kelima Menurut Kategori Capaian
Tahun 2019
No Kategori Capaian (%) Jumlah Program Persentase (%)
1 66 s/d >100 17 100,00
2 36 s/d 65 - -
3 0 s/d 35 - -
Total 17 100,00
Sumber: Analisis data primer, 2020
Berdasarkan data diatas, secara rata-rata capaian kinerja misi
keempat dengan 17 program termasuk kategori “tinggi” yang berarti
100% program telah mencapai target atau melebihi target.
Secara keseluruhan maka Capaian Indikator Evaluasi RPJMD
Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 24. Capaian Indikator Evaluasi RPJMD Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021
INDIKATOR JUMLAH TERCAPAI/ ON
THE TRACK
BELUM
TERCAPAI
Indikator Makro 8 4 4
Indikator Sasaran 28 24 4
MISI 1 4 4 0
MISI 2 6 4 2
MISI 3 7 6 1
MISI 4 6 5 1
MISI 5 5 5 0
Indikator Program 112 112 0
MISI 1 24 24 0
MISI 2 20 20 0
MISI 3 30 30 0
MISI 4 21 21 0
MISI 5 17 17 0
Sumber: analisis data primer, 2020
146
3.2. Rekomendasi
Berdasarkan hasil evaluasi capaian indikator kinerja yang
ditargetkan dalam RPJMD Kota Banjarbaru Tahun 2016-2021,
maka dapat direkomendasikan beberapa hal sebagai berikut ini :
1. Perlunya mempertahankan dan meningkatkan capaian
Indikator Kinerja yang telah tercapai sampai dengan akhir
RPJMD tahun 2019.
2. Perlunya meningkatkan kinerja SKPD yang terkait, terutama
pada indikator Kinerja yang pada tahun 2019 tidak mencapai
target yang telah ditentukan sehingga tahun berikutnya dapat
mencapai target yang telah ditetapkan.
3. Perlunya koordinasi kepada seluruh SPKD yang menangani
urusan pembangunan terutama dalam bidang penyusunan
Renstra dan LAKIP SPKD sebagai penjabaran dari RPJMD yang
sistematis, termasuk indikator capaian dan indikator
keberhasilan yang objektif, terukur, dan sistematis.
4. Indikator kinerja yang menjadi tanggungjawab SKPD harus
dilaporkan dalam dokumen LAKIP SKPD.
5. Indikator kinerja harus jelas dan terukur serta dapat
dipertanggungjawabkan oleh SKPD yang menjadi
penanggungjawab indikator kinerja tersebut
6. Harus dapat membedakan antara kerja dan kinerja, dan dalam
hal ini RPJMD harus mengutamakan indikator kinerja
147
pemerintah Kota Banjarbaru dan bukan semata kerja yang
membuat tidak adanya target atau target terhenti pada tahun
tertentu dan tidak sampai pada periode akhir RPJMD. Indicator
yang bersifat “kerja” dapat dimasukan dalam Rencana Kinerja
Instansi Pemerintah Kota Banjarbaru tetapi tidak perlu
dimasukkan dalam indicator RPJMD Kota Banjarbaru.
7. Pada penyusunan RPJMD selanjutnya diharapkan
mengutamakan indikator-indikator kinerja yang dimasukkan
sebagai indikator (Indikator misi, tujuan, sasaran dan program)
sehingga tidak ada target yang kosong yang menyebabkan tidak
adanya realisasi karena target tersebut dianggap sudah
tercapai.
8. Terdapat beberapa Program pada RPJMD Kota Banjarbaru
Tahun 2016-2021 yang tidak dimasukkan dalam indikator
kinerja sehingga perlunya dipertimbangkan untuk dimasukkan
menjadi indikator kinerja pada perencanaan mendatang dan
menjadi fokus pembangunan pemerintah Kota Banjarbaru
seperti SPM dan SDGs.
9. Terdapat beberapa ukuran indikator kinerja yang memerlukan
keselarasan dalam RPJMD. Oleh karena itu diperlukan
penyesuaian dalam ukuran indikator sehingga target yang telah
ditentukan di dalam RPJMD dapat dicapai.
148
REFERENSI
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Badan Pengelolaan Pajak dan Retribusi Daerah, Usaha Kecil
Menengah dan Tenaga Kerja. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan
Daerah. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Banjarbaru.
Bagian Ekobang Setdako, Usaha Kecil Menengah dan Tenaga Kerja.
2016-2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Banjarbaru.
Bagian Organisasi Setdako. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Bagian Pemerintahan Setdako. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Arsip dan Perpustakaan. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Catatan Sipil dan Administrasi Kependdukan. 2016-2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Banjarbaru.
Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian. 2016-2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Banjarbaru.
Dinas Komunikasi dan Informatika. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
149
Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Tenaga Kerja. 2016-
2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Banjarbaru.
Dinas Lingkungan Hidup. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata. 2016-2019.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Banjarbaru.
Dinas Penanaman Modal dan PTSP. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Pendidikan. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Pengedalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Masyarakat, Perempuan dan Perlindungan Anak. 2016-
2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Banjarbaru.
Dinas Perdagangan, Usaha Kecil Menengah dan Tenaga Kerja.
2016-2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Perhubungan. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Perumahan dan Permukiman. 2016-2019. Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas PU dan Penataan Ruang. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
Dinas Sosial. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Banjarbaru.
150
Inspektorat. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Banjarbaru.
Satuan Polisi Pamong Praja. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah. Banjarbaru.
UPT Damkar. 2016-2019. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah. Banjarbaru.
Recommended