View
239
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
1/31
BAB 1
PENDAHULUAN
Pembangunan pada dasarnya merupakan suatu rangkaian upaya yang dilakukan terus menerus untuk
mencapai tingkat kehidupan masyarakat yang sejahtera. Sejalan dengan semakin pesatnya pembangunan dan
dimulainya era perbaikan di segala bidang, baik industri, perdagangan maupun pariwisata, tentunya akan disertai
dengan pembangunan infrastruktur untuk menunjangnya.
Suatu infrastruktur (konstruksi) yang baik harus dibangun berdasarkan pertimbangan yang matang sehingga
nantinya konstruksi tersebut dapat bertahan dalam waktu yang lama dan tetap dapat berfungsi sebagaimana
mestinya. Ilmu geologi yang mempelajari bumi, tempat konstruksi tersebut berdiri, memiliki kontribusi dan peranan
yang sangat vital untuk dapat menunjang terciptanya maksud dan tujuan pembangunan konstruksi tersebu
sehingga diharapkan pembangunan konstruksi dapat berlangsung dengan cepat dan murah dengan hasil yang
memuaskan.
Dalam pembangunan suatu konstruksi, terdapat tiga tahapan utama, yaitu pra konstruksi, syn konstruksi
dan pasca konstruksi. Pada tahapan pra konstruksi ini peranan geologist mutlak diperlukan untuk menginvestigas
kondisi geologi daerah konstruksi sehingga didapatkan data dan informasi geologi yang diperlukan. Data dan
informasi geologi tersebut nantinya akan menentukan tahapan konstruksi selanjutnya (desain konstruksi). Data dan
informasi geologi yang diperlukan meliputi informasi geologi permukaan yang berupa data tanah, batuan, airtanah,
struktur geologi, dan stratigrafi daerah rencana konstruksi. Sedangkan untuk informasi geologi bawah permukaan
meliputi pemetaan, coring, dan pengukuran geofisika lainnya.
Pada tahapan selanjutnya yaitu syn-konstruksi. Pada tahap ini, geologist berperan dalam mengawas
perkembangan konstruksi suatu bangunan berdasarkan keadaan geologi yang telah diidentifikasi sebelumnya
Pada tahap selanjutnya yaitu tahapan pasca konstruksi, geologist berperan dalam maintenance terkai
perkembangan kondisi geologi pada daerah konstruksi tersebut.
KONDISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI JEMBATAN
SURABAYA-MADURA
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
2/31
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
3/31
Indonesia adalah negara dengan gugusan pulau terbesar di dunia. Saat ini, akses penghubung antar pulau
tersebut sebagian besar masih menggunakan akses laut yang lebih lama dan memakan biaya yang besar
Sehingga untuk menunjang kegiatan pembangunan dan perekonomian antar pulau, diperlukan adanya akseleras
infrastruktur tertentu untuk menunjang pembangunan tersebut. Salah satunya adalah pembangunan jembatan.
Jembatan merupakan akses penghubung pulau paling efisien hingga saat ini karena jembatan dapa
memindahkan suatu komoditi dengan waktu lebih cepat, lebih aman, dan lebih murah. Dengan adanya jembatanmaka diharapkan pertumbuhan ekonomi daerah terdampak akan bertambah dengan lebih cepat. Oleh karena itu,
kami mengambil permasalahan mengenai konstruksi jembatan dan implikasi geologi terhadap konstruksi tersebut
Jembatan yang kami pilih sebagai case study adalah jembatan paling fenomenal di Indonesia, jembatan terpanjang
di Indonesia, yaitu jembatan Suramadu yang menghubungkan pulau Surabaya dan pulau Madura. Jembatan in
memiliki desain konstruksi yang cukup menarik untuk dibahas akibat adanya kompleksitas keadaan geologi daerah
tersebut.
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
4/31
BAB II
DASAR TEORI
Geologi adalah ilmu yang mempelajari asal, struktur, komposisi, sejarah, dan proses-proses yang terjadi di
Bumi. Dalam ilmu geologi terdapat cabang ilmu lain yaitu Geologi Teknik. Geologi Teknik adalah cabang ilmu
geologi yang berperan dalam rekayasa keteknikan suatu konstruksi bangunan berdasarkan kondisi dan
aspek-aspek geologinya.
Data-data geologi yang diperlukan untuk menunjang konstruksi berupa :
1. Morfologi dan kemiringan
Meliputi kondisi bentang alam beserta unsur-unsur geomorfologi lainnya, penafsiran genesa morfologi dan
perkembangan geomorfologi yang mungkin akan terjadi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah keadaan bentuk lembah, pola aliran sungai, sudut lereng, pola gawir
dan bentuk-bentuk bukit. Morfologi atau bentang alam seperti tampak pada saat sekarang ini merupakan hasil kerja
dari sistem alam, yaitu proses-proses dalam bumi (tektonik/vulkanisme) dan proses-proses luar (air permukaan
gelombang, longsoran, tanaman, binatang termasuk manusia).Morfologi sangat penting dalam hubungannya dengan pelaksanaan pembangunan, yaitu untuk mengetahu
karakteristik bentang alamnya seperti kemiringan lereng dalam kaitannya dengan jangkauan optimum sudut lereng
untuk keperluan kesampaian lokasi dan operasional kendaraan pengangkut bahan bangunan dan tataguna lahan
pada saat ini.
2. Satuan tanah dan batuan
Satuan tanah dan batuan memberikan informasi mengenai susunan atau urutan stratigrafi dari tanah dan
batuan secara vertikal maupun horisontal. Untuk itu perlu dilakukan pemerian sifat fisik dan keteknikan
tanah/batuan yang dapat diamati langsung di lapangan secara megaskopis.
Penyusunan satuan geologi teknik dilakukan dengan cara pengelompokan tanah dan batuan yang
mempunyai sifat fisik dan keteknikan yang sama atau mendekati sama. Informasi mengenai kondisi tanah dan
batuan ini sangat mutlak diperlukan untuk pembuatan pondasi suatu bangunan.
3. Struktur Geologi
Struktur geologi meliputi pemerian jurus dan kemiringan lapisan batuan, kekar, rekahan, sesar, lipatan dan
ketidakselarasan. Data ini sangat penting dalam pekerjaan pembangunan infrastruktur guna mengurang
kemungkinan failure akibat struktur geologi atau memecahkan permasalahan yang dapat terjadi akibat struktur
geologi seperti longsor.
Intensitas kekar atau retakan, tingkat kehancuran batuan yang diakibatkan oleh adanya sesar terutama bila
dijumpai sesar aktif maupun perselingan lapisan batuan yang miring adalah merupakan zona lemah yang dapa
menimbulkan permasalahan yang masif seperti longsor dan amblesan.
4. Airtanah
Pengamatan yang perlu dilakukan meliputi kedalaman muka air tanah bebas, sifat korosifitas air tanah, dan
munculnya mata air atau rembesan yang dapat mempengaruhi perencanaan konstruksi pondasi bangunan
Investigasi airtanah diperlukan untuk mengetahui tingkat korosivitas dan kemungkinan amblesan akibat air tanah
dari bangunan tersebut.
5. Bahaya Geologi
Meliputi pengamatan dan penilaian tentang ada tidaknya bahaya yang mungkin dapat terjadi sebagai akibat
dari faktor geologi. Identifikasi bahaya geologi sangat erat kaitannya dengan pembangunan infrastruktur, karena
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
5/31
dikhawatirkan akan menjadi kendala atau hambatan selama pembangunan maupun pasca pembangunan, antara
laian struktur sesar aktif, gerakan tanah/batuan, banjir bandang, amblesan tanah/batuan, bahaya kegunungapian
erosi dan abrasi, kegempaan, tsunami, dan lempung mengembang.
Selain data-data geologi, pengetahuan terhadap desain konstruksi sangat penting diketahui. Dalam hal
ini, konstruksi yang direncanakan berupa bangunan jembatan.
Jembatan adalah suatu bangunan teknik/struktur konstruksi yang dibuat untuk menyebrangi suatu
rintangan seperti lembah/sungai/rel kereta api/jalan raya dibangun untuk laluan pejalan kaki/kendaraan
Jembatan seiring dengan berjalan waktu, mengalami perubahan macam, bentuk, dan bahan sesuai dengan
kemajuan zaman dan teknologi mulai dari yang sedehana sampai paling mutakhir.
Pada umumnya suatu bangunan jembatan terdiri dari 4 bagian pokok, yaitu:
Konstruksi bangunan atas (superstructure)
Konstruksi bangunan atas (superstructure) yaitu bangunan yang berada pada bagian atas suatu jembatan
yang berfungsi menampung beban-beban yang ditimbulkan oleh suatu lintasan orang/kendaraan, dll kemudian
menyalurkan bebannya pada bagian bawah. Bagian-bagian superstructures terdiri atas atas :
- Trotoir : Sandaran dan peninggi trotior, konstruksi trotoir
- Lantai kendaraan
- Balok diafragma
- Balok gelagar
- Ikatan pengaku
- Perletakan (rol dan sendi)
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
6/31
Konstruksi bangunan bawah (substructure)
Konstruksi bangunan bawah (substructure) yaitu bangun jembatan yang terletak pada bagian bawah,
yang fungsinya menerima beban-beban yang diberikan bangunan atas dan kemudian menyalurkan ke pondasi
Beban tersebut kemudian oleh pondasi disalurkan ke tanah. Meliputi :
- Pangkal jembatan (abutment dan pondasi)- Pilar (pier dan pondasi)
Description: C:\Users\Aditya Pratama\Documents\Gambar 1.JPG
Gambar II-1. Konstruksi jembaran
Pondasi
Pondasi jembatan berfungsi meneruskan seluruh beban jembatan ke tanah dasar. Berdasarkan sistimnya,
fondasi abutment atau pier jembatan dapat dibedakan menjadi beberapa macam jenis, antara lain :
a) Pondasi telapak (spread footing) b) Pondasi sumuran (caisson)
c) Pondasi tiang (pile foundation)
Tiang pancang kayu ( Log Pile),
Tiang pancang baja (Steel Pile),
Tiang pancang beton ( Reinforced Concrete Pile),
Tiang pancang beton prategang pracetak ( Precast Prestressed Concrete Pile),
Tiang beton cetak di tempat (Concrete Cast in Place),
Tiang pancang komposit (Compossite Pile)
Oprit
Oprit merupakan timbunan jalan pendekat jembatan, yaitu segmen yang menghubungkan konstruksi
perkerasan dengan kepala jembatan. Permasalahan utama pada timbunan jalan pendekat ini yaitu sering
terjadinya penurunanatau deformasi pada ujung pertemuan antara struktur perkerasan jalan terhadap ujung
kepala jembatan.
Description: http://img-static.riaupos.co
/foto/jembatan-srikandi-1.jpg
Gambar II-2. Oprit jembaran
Description: http://www.ilmutekniksipil.com/wp-content/uploads/2012/03
/38.jpg
Gambar II-3. Oprit jembaran (Teknis)
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
7/31
BAB III
STUDI KASUS
KONDISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI JEMBATAN SURABAYA-
MADURA
Pembangunan jembatan Surabaya-Madura (Suramadu) sangat dipengaruhi oleh kondisi geologi daerah
konstruksi. Suatu jembatan perlu bertumpu pada batuan yang rigid dari berbagai aspek agar stabilitas dan
keberlangsungan jembatan dapat terpenuhi sesuai yang direncanakan. Aktivitas tektonik/struktur geologi dan
kondisi geologi lainnya dapat menyebabkan batuan yang sebelumnya terbentuk cukup masif akan dapat menjadi
retak atau pecah dan membentuk zona zona lemah. Keberadaan zona lemah pada batuan pondasi menyebabkan
penurunan kualitas batuan. Karena itu keberadaan zona lemah ini perlu mendapat perhatian lebih dalam
perencanaan kontruksi jembatan.
GEOLOGI REGIONAL DAERAH KONSTRUKSI
Secara fisiografi daerah Surabaya-Madura dan sekitarnya termasuk bagian Timur Perbukitan Kendeng,
bagian Tengah Perbukitan Rembang-Madura, Pedataran Aluvium Jawa sebelah Utara, Pedataran Tengah Jawa
Timur dan bagian Timur lekuk Randublatung (Gambar III-1 dan III-2).
Tiga satuan morfologi dapat di bedakan di daerah ini, yaitu dataran rendah, perbukitan bergelombang
dan perbukitan karst . Dataran rendah menjulang hingga 25 m di atas permukaan laut, dan terbentang di bagian
Selatan dan Tengah. Daerah dibagian Selatan merupakan bagian dari delta Sidoarjo yang dibentuk oleh K.
Surabaya dan K. Porong. Perbukitan bergelombang menjulang antara 15-200 m di atas permukaan laut
umumnya berpuncak tumpul dan landai. Satuan ini terbentang di bagian Utara dan Barat. Daerah Perbukitan
Karst menjulang antara 50-200 m di atas permukaan laut, dan menempati bagian Timurlaut. Di daerah in
umumnya lereng agak terjal.
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
8/31
Gambar III-1. Sketsa Peta Fisiografi Lembar Surabaya dan Sepulu (Sukardi,1992)
Gambar III-2. Fisiografi Pulau Jawa (Van Bemmelen, 1949) dan lokasi pembangunan jembatan Surabaya-
Madura
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
9/31
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
1 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
10/31
Gambar III-3. Peta Geologi Lembar Surabaya & Sapulu (Supandjono, dkk, 1992)
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
11/31
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Surabaya & Sapulu yang dibuat oleh Supandjono, dkk (1992), skala 1
: 100.000, di daerah Surabaya-Madura dan sekitarnya setidaknya dapat dibagi menjadi 3 (tiga) satuan stratigrafi
tidak resmi. Berurutan dari umur tua sampai muda terdiri dari: Satuan Batupasir (Formasi Pamekasan – Qpp)
pada lajur Rembang-Madura yang terdiri dari Batupasir, Batulempung dan konglomerat yang diperkirakan
berumur Plistosen, Satuan Batupasir (Formasi Kabuh – Qpk) pada lajur Kendeng yang terdiri dari Batupasir danKonglomerat yang diperkirakan Plistosen Tengah dan Satuan Aluvium (Qa) yang terdiri dari kerakal, kerikil
pasir dan lempung.
Gambar III-4. Urutan stratigrafi daerah Surabaya dan sekitarnya (Supandjono, dkk, 1992)
Secara umum terdapat tiga pola kelurusan struktur utama di Pulau Jawa, dari tua ke muda yaitu pola
Meratus yang berarah Timurlaut-Baratdaya, pola Sunda yang berarah Utara-Selatan, dan pola Jawa yang
berarah Barat-Timur (Pulunggono dan Martodjojo, 1994).
Gambar III-5. Pola struktur umum Pulau Jawa (Pulunggono Dan Martodjojo,1994)
GEOLOGI DAERAH KONSTRUKSI
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
12/31
Menurut Sukardi, 1992, struktur geologi di Lajur Rembang-Madura memperlihatkan tektonik yang lebih
kuat daripada di Lajur Kendeng. Lipatan di Lajur Rembang-Madura mempunyai kemiringan lapisan antara 50°
dan 20° sedangkan di Lajur Kendeng hanya berkisar antara 10° dan 30°. Sesar-sesarnya juga memperlihatkan
bahwa Lajur Rembang-Madura lebih rapat dibandingkan dengan yang di Lajur Kendeng. Sesar di Lajur
Rembang umumnya berupa sesar turun. Pada Gambar III-6, terlihat ada 6 antiklin yang berada di cakupan
wilayah kajian yang pada tahapan selanjutnya akan diperhitungkan pengaruh sumber gempa terhadap lokasi
antikilin-antiklin tersebut. Antiklin tersebut berada di Rembang, Bojonegara, Surabaya dan Pulau Madura.
Gambar III-6. Antiklin yang terdapat di daerah Jawa Timur dan Madura (R Sukamto, N Ratman dan T O
Simandjuntak, 1996)
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
13/31
Gambar III-7. Struktur geologi daerah Surabaya dan Madura
(S Gafoer dan N Ratman, 1999)
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
14/31
Gambar III-8. Peta seimotektonik pulau jawa
(E.K.Kertapati, A. Soehaimi & A.Djuhanda, 1998)
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
15/31
Gambar III-9. Peta sebaran sesar aktif pulau jawa
(Supartoyo, Eka Tofani Putrantu & Djadja, 2005)
Gambar III-8 dan Gambar III-9 memperlihatkan sumber gempa dangkal yang terjadi di Pulau Jawa yang
berada di susunan struktur geologi sesar aktif. Identifikasi mekanisme struktur geologi aktif di pulau jawa
didapatkan dengan cara interpretasi peta geologi regional skala 1:100.000 berdasarkan legenda dan penampang
melintang yang diperlihatkan pada Gambar III-10 hingga Gambar III-11.
Untuk mengetahui besarnya sudut penunjaman Flores back arc, maka dilakukan pembuatan penampang
melintang di koordinat lokasi tersebut dan dilakukan pengeplotan jarak dan kedalaman kejadian gempa utama
terhadap koordinat Flores back arc.
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
16/31
Gambar III-10. Peta geologi regional (S Gafoer dan N Ratman, 1999)
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
17/31
Gambar III-11. Tampak atas dan penampang melintang antiklin di sekitar Pulau Madura (S Gafoer dan N
Ratman, 1999)
Gambar III-11 memperlihatkan mekanisme antiklin Tempayung dengan sudut 24o dan 30o dengan
kedalaman 300m.
Mekanisme struktur geologi yang terjadi, pada umumnya dapat berupa normal faults, horst dan graben,
reverse fault, strike slip dan anticline dengan mekanisme yang diperlihatkan pada Gambar III-12 sampai dengan
Gambar III-16.
Gambar III-12. Mekanisme Normal fault
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
18/31
Gambar III-13. Horst dan Graben
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
19/31
Gambar III-14. Reverse Fault
Gambar III-15. Strike slip faults
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
20/31
Gambar III-16. Syncline dan Anticline
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
21/31
KONDISI SEISMOTEKTONIK SURAMADU
Sumber-sumber gempa di Indonesia diklasifikasikan dalam tiga zona sumber gempa, yaitu:
1) Zona subduksi, yaitu zona kejadian gempa yang terjadi didekat batas pertemuan antara lempeng samudra
yang menunjam masuk kebawah lempeng benua. Kejadian gempa akibat thrust fault, normal fault, reverse slip
dan strike slip yang terjadi sepanjang pertemuan lempeng dapat diklasifikasikan sebagai zona subduksi.2) Zona transformasi, yaitu zona kejadian gempa strike-slip yang terjadi pada patahanpatahan yang terdefinisi
dengan jelas, seperti Sesar Sumatra, dll.
3) Zona diffuse seismic, yaitu kejadian gempa yang tidak termasuk dalam dua klasifikasi diatas.
Gambar III-17. Zona sumber gempa di Indonesia (Firmansjah & Irsyam, 1999; Kertapati, 1999)
Surabaya dan Madura berada pada area 1 dan 20 (lihat Gambar III-17). Hal ini menunjukkan bahwa efek
dominan sumber gempa diakibatkan oleh zona subduksi Jawa-Sumatra di bagian selatan Jawa dan Flores back
arc thrust source zones di bagian timur jawa dekat cekungan Bali. Zona subduksi Jawa terbentang dari Selat
Sunda hingga Cekungan Bali, dimana lempeng samudra menunjam masuk ke bawah lempeng benua dengan
kecepatan relatif sekitar 77mm/tahun.
Pada awal penunjaman di parit palung Jawa memiliki sudut yang landai hingga mencapai kedalaman
100 km, yang biasa disebut Megathrust zone. Setelah kedalaman 100 km sudut penunjaman bertambah besar
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
22/31
dengan dip sekitar 50o (Firmansyah & Irsyam) yang menerus hingga kedalaman 600km, yang biasa disebut
Benioff Zone (Gambar IV-28).
Gambar III-18. Penampang melintang kondisi geologi pulau jawa (DR. J. A. Katili, 1963)
Selain gempa-gempa yang terjadi akibat terjadinya pergerakan lempeng, Surabaya-Madura juga
dipengaruhi oleh gempa yang terjadi pada zona-zona patahan yang berada disekitarnya, seperti patahan Lasem
di perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah pada daerah pegunungan Kendeng. Gempa-gempa yang terjadi
akibat patahan pada dan diluar patahan tersebut diatas, tidak diperhitungkan karena kontribusinya tidak turut
mempengaruhi perhitungan kegempaan daerah Surabaya. Jumlah dan besarnya Magnituda gempa di zona
subduksi ini dipengaruhi oleh umur, komposisi dan kecepatan pergeseran lempeng. Sepanjang Busur Sunda
faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi jumlah terjadinya dan ukuran maksimum gempa dan dapat terlihat
bahwa gempa dangkal terdistribusi ke zona yang menyudut.
Identifikasi Distribusi Lokasi Pusat Gempa di Sekitar Suramadu
Analisa zona sumber gempa membutuhkan informasi dari katalog gempa yang berupa catatan lokasi
sumber gempa, mekanisme gempa serta besar magnituda yang terjadi. Studi seismotektonik yang
menggambarkan kondisi struktur sumber gempa dapat melengkapi karakteristik sumber gempa yang akan
dikaji. Sumber gempa USGS dari tahun 1973-2006 yang di plotkan pada peta Indonesia diperlihatkan pada
Gambar IV-19.
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
23/31
Gambar III-19. Sebaran sumber gempa (Mw) di Indonesia berdasarkan data USGS
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
24/31
Gambar III-20. Sebaran sumber gempa di Surabaya-Madura dengan momen magnitude 5>Mw> 9.56
Jumlah pusat gempa pada suatu area tertentu akan berpengaruh pada nilai parameter gempa, sehingga
kondisi distribusi lokasi pusat gempa akan berpengaruh pada penentuan area untuk model zona sumber gempa.
Permodelan Zona Sumber Gempa di Suramadu
Permodelan zona sumber gempa merupakan penentuan area setiap sumber gempa yang diambil dari area
distribusi lokasi sumber gempa yang terletak pada radius sekitar 500 km dari surabaya. Potongan melintang dari
distribusi sumber gempa di setiap area dipergunakan untuk menganalisa sudut penunjaman subduksi sumber
gempa yang terjadi dan juga untuk memisahkan sumber gempa yang berbeda jenis mekanismenya yang terletak
pada area yang sama. Gempa yang termasuk strike slip didefinisikan terletak pada kedalaman kurang dari 50
km dan diluar daerah subduksi.
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
25/31
Gambar III-21. Kontur sumber gempa untuk pulau jawa
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
26/31
Gambar III-22. Area sumber gempa subduksi dengan kedalaman < 50 km
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
27/31
Gambar III-23. Area sumber gempa subduksi dengan kedalaman > 50km
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
28/31
Gambar III-24. Pembagian area sumber gempa subduksi
Description: http://geotrekindonesia.files.wordpress.com/2013/09
/pulau_madura-1.jpg
Gambar III-25. Fault zone of Rembang-Madura-Kangean-Sakala (Satyana, 2004)
Pada daerah ini, terlihat adanya kompleksitas keadaan geologi. Pada gambar III-25, terlihat adanya faul
zone yang sangat kompleks pada daerah tersebut. Pulau Madura mengalami uplift yang cukup cepat yangdiimbangi dengan isostasi cekungan selat madura yang semakin mendalam.
Description: http://geotrekindonesia.files.wordpress.com/2013/09
/pulau_madura-3.jpg
Gambar III-26. Sayatan geologi Madura-Jawa Timur (Satyana, 2004)
Berdasarkan pada sayatan diatas dapat kita lihat bahwa antara Pulau Jawa dan Pulau Madura dipisahkan
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
29/31
oleh struktur yang sangat kompleks. Pada gambar Pulau Madura merupakan bagian yang memisahkan diri dar
Pulau Jawa karena proses pull apart basin.
IMPLIKASI PERMASALAHAN GEOLOGI TERHADAP KONSTRUKSI JEMBATAN SURAMADU
Description: Desain & Metode Konstruksi Jembatan
Suramadu
Description: http://wiryanto.files.wordpress.com/2008/12/suramadu.gif
Description: http://3.bp.blogspot.com/-jh4-oESmeZ8/UBf-sNEdpmI/AAAAAAAAAI4
/6yktp8RZF2s/s1600/Detail+Proyek+Suramadu+Bridge.jpg
Konstruksi jembatan Suramadu dibuat dengan mempertimbangkan aspek geologi yang cukup kompleks
di daerah tersebut. Konstruksi jembatan Suramadu terdiri dari 36 bentang untuk sisi Surabaya dan 45 bentang
sisi Madura dengan panjang masing-masing 40 meter. Konstruksi bangunan diatas menggunakan PCI Girder
Sedangkan untuk bagian bawah menggunakan pondasi pipa baja berdiameter 60 cm dengan panjang rata-rata 25
meter untuk sisi surabaya dan 27 meter untuk sisi Madura.
Jenis litologi dari masing-masing tempat pondasi mempengaruhi konstruksi dari jembatan. Sisi bagian
pondasi Madura lebih dikuatkan konstruksinya dibandingkan dengan pondasi sisi Surabaya. Sisi Madura
tersusun atas litologi batugamping yang mudah mengalami subsidence sehingga dengan kondisi tersebut
pondasi sisi Madura menjadi perhatian lebih dengan potensi failure yang lebih besar. Pada sisi Surabayamenggunakan jumlah bentang yang lebih sedikit karena pondasi yang berada di sisi Surabaya menumpu diatas
litologi berupa aluvial yang relatif stabil.
Kondisi tektonik dan struktur geologi juga menjadi hal yang sangat dipertimbangkan dalam
pembangunan jembatan Suramadu ini. Pondasi pada sisi Madura lebih dikuatkan karena terdapat struktur
geologi yang sangat kompleks sehingga penentuan jumlah bentang yang berada pada sisi Madura berjumlah
yang lebih banyak daripada sisi Surabaya. Madura merupakan pulau yang berbentuk akibat adanya uplifting
terus menerus. Selat Madura merupakan hasil isostasi dari pengangkatan yang terus menerus akibatnya selat ini
pun semakin mendalam.
Dari segi resiko kegempaan, daerah jembatan Suramadu termasuk dalam daerah yang cukup aman
karena berada pada sisi back arc pulau Jawa yang relatif lebih tenang. Namun yang menjadi perhatian adalah
efek dominan sumber gempa yang dapat berasal dari beberapa sumber yaitu zona subduksi : Jawa-Sumatra di
bagian selatan Jawa dan Flores back arc thrust source zones di bagian timur jawa dekat cekungan Bali dan
patahan Lasem. Patahan Lasem ini cukup aktif dan berbahaya jika tidak diperhitungkan dalam pembangunan
embatan Suramadu.
Pada bagian tengah jembatan, dibuat dengan cable stay bridge. Hal tersebut dibuat karena jembatan
tersebut memotong laut yang cukup dalam sehingga pembangunan di dalam air susah untuk dilakukan
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
30/31
Konstruksi pondasi bagian tengah yang demikian sangat efektif karena pembuatannya lebih mudah. Disisi lain
konstruksi yang demikian dibuat dikarenakan basement dari jembatan tersebut memiliki kompleksitas struktur
geologi yang dikhawatirkan dapat menyebabkan failure pada jembatan sehingga harus dibuat simpel dan
sederhana dan bertumpu pada bagian yang relatif rigid pada daerah yang kompleks struktur geologi tersebut.
BAB IV
KESIMPULAN
Investigasi geologi adalah hal yang mutlak dilakukan dalam membangun konstruksi suatu bangunan.
Peranan ilmu geologi sangat dibutuhkan khususnya pada masa pra konstruksi.
Konstruksi jembatan Suramadu dibangun dengan menitikberatkan pada aspek geologi berupa jenis litologi
struktur geologi, dan kegempaan.
Konstruksi jembatan Suramadu pada sisi Madura lebih dikuatkan dibandingkan pada sisi Surabaya karena pada
sisi Madura terdapat keadaan geologi yang lebih berpeluang menyebabkan jembatan tersebut mengalam
ailure.
DISI GEOLOGI DAN IMPLIKASINYA PADA KONSTRUKSI ... http://oneadit.blogspot.co.id/2013/12/kondisi-geologi-dan-implik
31 1/29/2016 1
8/20/2019 Kondisi Geologi Dan Implikasinya Pada Konstruksi Jembatan Surabaya-madura
31/31
Recommended