View
260
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
1/38
BAB I
INTRODUKSI
1. Apakah etika itu?
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethokos” atau bahasa Latin
“ethicus” , yang artinya adat kebiasaan.
Menurut Catalano (1991), etika merupakan sebuah sistem penilaian
terhadap prilaku dan keyakinan untuk menentukan perbuatan yang pantas
guna menjamin adanya perlindungan atas hak-hak indiidu! "idalamnya
men#akup #ara-#ara pembuatan keputusan untuk membantu membedakan
perbuatan yang baik dari yang buruk serta mengarahkan yang seharusnya!
$a berlaku bagi indiidu-indiidu, komunitas-komunitas ke#il ataupun
masyarakat!
Menurut %ran& Magnis 'useno, etika merupakan ilsaah yang
mereleksikan ajaran moral, yang didalamnya mengandung pemikiran
rasional, kritis, mendasar, sistematis dan normati! $a merupakan sarana
guna memperoleh orientasi kritis sehubungan dengan berbagai masalah
moralitas yang membingungkan.
'edangkan menurut ene *loker, etika merupakan #abang ilmuilsaah moral yang men#oba men#ari ja+aban guna menentukan dan
mempertahankan se#ara rasional teori yang berlaku se#ara umum tentang
apa yang benar dan apa yang salah serta apa yang baik dan apa yang
buruk sebagai sebuah perangkat prinsip moral yang dapat digunakan untuk
pedoman bagi tindakan manusia!
'elain ketiga deinisi diatas masih ada beberapa lagi yang
dikemukakan oleh para ahli (etisis) berdasarkan perspektinya masing-
masing! Meski berbeda pengungkapannya, namun semua deinisi yang ada
mengandung esensi yang sama!
Mengenai +ilayah studinya men#akup etika normati (normative
ethics) dan etika nonnormati (nonnormative ethics). Etika nonnormati juga
1
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
2/38
dibagi menjadi dua, yaitu etika diskripti (discriptive ethics) dan etika kritikal
(critical ethics atau metaethics).
Etika normati membahas sejauh mana suatu prilaku dianggap benar
(pantas) atau salah (tidak pantas) se#ara moral serta memberikan
alasannya! Etika diskripti mengkaji pengetahuan empiris berkaitan dengan
prilaku dan keyakinan dari sisi moral! $a tidak mengkaji tentang apa yang
seharusnya diperbuat manusia melainkan apa perbuatan dan alasannya!
'ementara etika kritikal (metaethics) membahas analisis suatu ungkapan
(language), konsep, pemikiran, dan objek etika! $a mengkaji misalnya
tentang makna sebenarnya dari terminologi krusial (seperti hak, ke+ajiban,
siat baik, tanggungja+ab dan sebagainya) berdasarkan logika,
pertimbangan moral dan jastiikasinya!
ntara etika dan moral sebenarnya mempunyai makna asal yang
sama, yaitu adat kebiasaan (custom) atau jalan hidup (way of life).
eduanya saling kait-mengkait sehingga orang harus pula menyinggung
moral ketika berbi#ara tentang etika dan begitu pula sebaliknya! .amun
terminologi etika #enderung merujuk pada kajian tentang prilaku moral (the
study of moral conduct) sedangkan terminologi /moral0 lebih merujuk pada
perbuatannya itu sendiri(to refer to the conduct itself)
yang dikaitkandengan baik dan buruk atau benar dan salah!
Contohnya, jika orang berkata bah+a perbuatan aborsi merupakan
perbuatan yang salah maka yang dibi#arakannya itu adalah masalah moral,
tetapi jika seorang dokter ahli kandungan menimbang-nimbang apakah
akan melakukan aborsi atau tidak terhadap pasiennya yang hamil dengan
disertai penyakit jantung atau ginjal yang berat maka yang sedang
dtimbang-timbang itu adalah masalah etika! "alam hal ini pandangan moral
tentang aborsi dikritisi, dianalisis se#ara sistematis dan rasional (logis) guna
mendapatkan jastiikasinya!
adi moral membahas tentang benar dan salah suatu perbuatan dari
aspek yang paling dalam (ilosois), sementara etika mengkaji tentang baik
dan buruk atau pantas dan tidaknya suatu perbuatan untuk dilakukan
2
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
3/38
berdasarkan analisis yang rasional dan kritis terhadap moral! oseph
%let#her sendiri juga membedakan antara moral dari etika! *eliau
menyatakan bah+a “morality is what people do in fact believe to be right
and good, while ethics is a critical reflection about morality and the rational
analysis of it”.
"alam membahas tentang etika, kedua terminologi tersebut (dan
tentunya juga terminologi-terminologi terkait lainnya) harus benar-benar
diahami maknanya agar tidak mendapat kesulitan di belakang hari! 2esan
eorge *arkeley dari Eidunburgh pada abad ke 13 ialah, agar jangan
mengaburkan kata dan bahasa karena hal itu sama artinya dengan
menaburkan debu didepan mata sehingga dikemudian hari mengeluh
karena tidak lagi dapat melihat sesuatu didepannya dengan jelas!
2. Bagaimana sejarah etika?
uguste Comte, seorang iloso kondang pen#etus aliran positiisme
dari 2eran#is menyatakan4 “You can know little of any idea, untill you know
the history of that idea”. 5leh sebab itu tidaklah mungkin orang dapat
mengetahui lebih banyak akan sesuatu ide, meliputi pula etika, tanpa
mempelajari lebih dahulu sejarah timbulnya ide tersebut!
"ilihat dari sejarahnya, etika memang tidak dapat dipisahkan dari
ilsaah sebab ia tumbuh dan berkembang dari serta berakar pada ilsaah,
yaitu ilmu yang men#oba men#ari ja+aban tentang berbagai masalah
kehidupan beserta alam semesta dari aspek yang paling dasar atau hakiki!
5leh sebab itu tidaklah salah jika kemudian para ahli menyebut etika
sebagai bagian dari ilsaah, atau tepatnya ilsaah moral!
2erlu disadari bah+a ilmu-ilmu yang ada dimuka bumi ini
sesungguhnya pada a+alnya dipelajari dengan menggunakan pendekatan
ilsaati, atau dengan kata lain, segala ilmu yang ada (termasuk ilmu-ilmu
khusus) menginduk pada ilsaah! .amun dalam perkembangan
selanjutnya beberapa ilmu khusus memisahkan diri menjadi disiplin ilmu
tersendiri! "ia+ali oleh matematika dan isika yang memisahkan diri pada
3
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
4/38
&aman Renaissance dan kemudian diikuti oleh ilmu-ilmu khusus lainnya!
Meski demikian, ilsaah tetap eksis dan bahkan mampu mengembangkan
diri sebagai akibat ketidak-mampuan ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri
untuk meme#ahkan banyak masalahnya!
6ilayah kerja ilsaah sekarang men#akup banyak hal7 antara lain
masalah teologi, metaisika, politik, agama, logika, hukum, sejarah,
antropologi, estetika dan juga etika! husus mengenai etika, utamanya
bioetika, pada akhir-akhir ini mulai mendapatkan perhatian serius oleh para
ahli guna menja+ab berbagai masalah dan paradok yang ditimbulkan oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi!
"alam kurun +aktu lima puluh tahun belakangan ini kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran begitu pesat, utamanya
dalam hal biologi molekuler yang sudah sampai pada teknologi nano!
"engan kemajuan tersebut maka banyak penyakit yang dulunya tidak
dikenal samasekali sekarang sudah dapat diidentiikasi, sementara
penyakit-penyakit lama juga dapat didiagnosis lebih akurat dan lebih dini
sehingga akibatnya lebih banyak gangguan kesehatan dapat diatasi pada
saat yang tepat! lat-alat kedokteran #anggih untuk keperluan diagnosis
(seperti C8 '#an, ', $M: dan alat-alatimaging
lainnya) maupun untukkepentingan terapi (seperti artificial respirator dan hemodialisa) diproduksi
se#ara besar-besaran, sementara obat-obat baru yang lebih bermutu juga
ditemukan! "ampak positi dari semua itu adalah menjadikan tidak sedikit
orang dapat dihindarkan dari kematian dini, dipulihkan kesehatannya serta
ditingkatkan daya #iptanya untuk kemudian disumbangkan kembali kepada
keluarga, masyarakat, bangsa dan negara!
"i satu sisi kemajuan tersebut menggembirakan, tetapi di sisi lain,
utamanya dalam pandangan iloso, benar-benar mengkha+atirkan dan
menakutkan! Masalahnya adalah karena ilmu dan teknologi bukanlah apa-
apa sampai ilmu dan teknologi tersebut benar-benar bermanaat bagi
kehidupan umat manusia serta tidak merusak makna dasar manusia dan
nilai kemanusiaannya! .amun sayangnya, sebagaimana disinyalir oleh
4
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
5/38
lin 8oler dalam bukunya “uture !hock” dan $an $lli#h dalam bukunya
“"imit to #edicine”, bah+a penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi tidak
selamanya dapat menjamin bakal ter#apainya kesejahteraan umat
manusia! plikasinya a#apkali justru memun#ulkan berbagai paradok yang
dapat menjauhkan dari tujuannya semula!
emajuan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran bahkan telah
meninggalkan kemampuan etik dan hukum dalam menyelesaikan problem
yang ditinggalkan oleh kemajuan tersebut!
unto 6ibisono dalam 'eminar .asional 2ertama *ioetika di
Yogyakarta tahun ;
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
6/38
peran dominan untuk menentukan keetisan suatu prilaku (ethical
behaviour)!
2ertanyaan selanjutnya ialah, siapa yang seharusnya menentukan
keetisan bagi masyarakat kebanyakan=
"alam masyarakat liberal yang indiidualistis maka tiap-tiap indiidu
memiliki kebebasan untuk menentukannya +alaupun bisa saja dipengaruhi
oleh amili, teman, agama, media dan sumber eksternal lainnya! .amun
dalam masyarakat tradisional, yang memiliki peran menentukan adalah
amili, tetua, pemegang otoritas agama dan pemimpin politik! Meski seperti
itu keaneka-ragamannya dalam masyarakat, namun umumnya orang
bersetuju terhadap prinsip-prinsip undamental etika (fundamental ethical
principles). 2rinsip-prinsip undamental inilah yang kemudian lebih dikenal
sebagai hak asasi manusia (the basic of human rights)!
husus mengenai etika kedokteran, sesudah lebih dari ;
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
7/38
itu setiap manusia dalam hidupnya akan selalu dihadapkan pada pilihan-
pilihan, yang pada hakekatnya merupakan pilihan moral (moral choice)!
'ebagian dari pilihan tersebut mungkin saja tidak terlalu berarti sehingga
tidak memerlukan perhatian serius, namun sebagiannya lagi pastilah
penting karena dapat mempengaruhi integritasnya!
*eruntung bah+a manusia dianugerahi perasaan dan akal yang
dapat digunakan untuk merasakan dan menimbang-nimbang apakah suatu
keputusan atau perbuatan dapat merusak reputasinya sendiri sebagai
manusia beradab dan bermartabat!
"isisi lain manusia harus hidup dan berinteraksi dengan indiidu lain
dan masyarakat, baik masyarakat ke#il maupun masyarakat luas! "alam
berinteraksi itulah manusia juga harus membuat keputusan sebelum
melakukan perbuatan yang dapat mempengaruhi indiidu diluar dirinya dan
masyarakat! Mengingat indiidu dan masyarakat juga memiliki hak dan
kebutuhan maka keputusan dan perbuatan manusia harus dipertimbangkan
dengan sungguh-sungguh agar tidak men#iderai individual right s dan social
rights serta individual interests dan social interests! ntuk itulah diperlukan
suatu landasan, yaitu moral dan etika!
>arapan setiap anggota masyarakat ialah agar proses interaksiberlangusng tertib, damai, saling menyayangi, menghargai dan saling
menghormati! ntuk men#iptakan kondisi seperti itu perlu dibuat
pengertian-pengertian, prinsip-prinsip dan kesepakatan-kesepakatan!
Mengingat moralitas merupakan a#uan dasar bagi pembentukan kaidah
kehidupan maka moralitas tidak dapat dipisahkan dari ruang-lingkup
kehidupan umat manusia! .amun moralitas itu sendiri dalam perjalanannya
juga mengalami eolusi dan perkembangan!
2erlunya kesepakatan karena menurut urgen >abermas, pelopor
etika diskursus, bah+a hanya terhadap norma yang telah disepakati saja
yang dapat berlaku uniersal serta berhak menuntut untuk dipatuhi! ntuk
alasan inilah maka nes#o, dalam meran#ang standar uniersal dalam
bidang bioetik misalnya, merasa perlu membuat kesepakatan menyangkut
7
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
8/38
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
9/38
"isebut pelanggaran etika berat apabila melanggar fundamental of
ethical principles, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan hak asasi
manusia (the basic of human rights).
#. Apa !asar pijakan !ari etika?
'ama halnya hukum maka etika juga berpijak pada dasar pijakan
moral! >anya saja, etika dihasilkan oleh pemikiran yang lebih luas dan
mendalam! Etika (dalam hal ini etika normati) menghendaki agar setiap
manusia menggunakan hati nuraninya untuk melakukan perbuatan yang
benar dan baik dan menghindari yang buruk dan salah dengan
berlandaskan pada nilai moralitas!
*erangkat dari dasar pijakan nilai moralitas itulah keetisan atau
kepantasan sesuatu sikap dan prilaku ditentukan! "engan kata lain, etika
dihasilkan oleh releksi kritis dan pemikiran analitis yang rasional terhadap
nilai-nilai moralitas yang berlaku! >ukum juga berlandaskan pada moral
sehingga atas dasar itulah :onald "+orkin menyatakan bah+a prnisip-
prinsip moral merupakan landasan bagi pembentukan hukum (moral
principles is the foundation of law).
$. Ka"au !asar pijakan etika a!a"ah m%ra"& "a"u apa m%ra" itu?
Menurut Catalano (1991), moral diartikan sebagai standar tentang
benar dan salah yang dipelajari le+at proses hidup bermasyarakat!
*iasanya moral dikaitkan dengan indiidu-indiidu atau kelompok-kelompok
ke#il dan dilandasi oleh keyakinan agama serta d i+ujudkan sebagai prilaku
yang diselaraskan dengan kebiasaan kelompok atau tradisi!
'edangkan menurut %ran& Magnis 'useno dan ka+an-ka+an
(199?), ajaran moral memuat nilai-nilai dan norma-norma yang terdapat
diantara sekelompok manusia! Moralitas itu sendiri dapat berasal dari
sumber tradisi (adat), agama atau ideologi!
"ari kedua deinisi tersebut nampak jelas kaitan antara agama
dengan moral! "alam banyak diskusi yang bersiat sekulerpun diakui
9
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
10/38
betapa pengaruh agama terhadap moral! *ah+a ajaran agama belum
#ukup karena agama bersiat +ahyu dogmatis sehingga masih diperlukan
kajian yang bersiat kritis dan rasional! 2ada kenyataannya kajian tersebut
mengindikasikan penguatan terhadap +ahyu dogmatis!
'. Apa saja muatan !ari ajaran m%ra"?
'ebagaimana diutarakan oleh %ran& Magnis 'useno dan ka+an-
ka+an pada bagian depan bah+a ajaran moral memuat didalamnya nilai-
nilai dan norma-norma! 5leh karena itu dalam setiap pembi#araan
mengenai moral, kedua kata tersebut tidak mungkin ditinggalkan! Lalu apa
yang disebut nilai dan norma itu=
.ilai adalah suatu konsep atau keinginan ideal yang memberi arti
kepada kehidupan seseorang dan oleh karena itu akan selalu dijadikan
motiasi bagi indiidu yang bersangkutan dalam membuat keputusan dan
bertindak guna men#apai apa yang dianggapnya bernilai! 'elain tidak
konkrit, nilai juga bersiat subjekti! $a lebih dilekatkan kepada indiidu,
bukan kelompok7 yang bisa meliputi keper#ayaan agama, orientasi seks,
hubungan amili atau aturan permainan! ika misalnya seseorang memilih
agama islam atau katolik, atau menjalani hidup sebagai homosek ataulesbian adalah karena pilihan itu bernilai baginya!
"ikatakan tidak konkrit karena nilai, menurut 2ur+adianto (;
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
11/38
nilai ketika harus mera+at pasien yang mengalami komplikasi selepas
menjalani aborsi oleh dukun!
Mengenai norma, sebenarnya ia memiliki berma#am-ma#am arti,
namun terminologi ini biasanya digunakan dalam ilmu sosial untuk merujuk
pada suatu bentuk kriteria sikap dan prilaku yang dapat diterima dalam
masyarakat atau kelompoknya, atau yang dikaitkan dengan kriteria statistik
rata-rata! *erbeda dengan nilai yang siatnya tidak konkrit dan subjekti
maka norma merupakan bentuk konkrit dan objekti dari suatu nilai
sehingga oleh karenanya dapat digunakan se#ara langsung untuk
menentukan apakah seseorang telah melanggar atau tidak terhadap nilai-
nilai yang berlaku se#ara umum dalam kelompoknya! ika perbuatan
melanggar norma maka siapapun yang melakukan perbuatan dipastikan
melanggar norma, tetapi jika seseorang menganggap * bernilai baginya
maka orang lain tidak harus seperti itu!
da dua ma#am norma, yaitu norma umum (ordinary norms) dan
norma khusus (misalnya professional norms). ika norma menetapkan agar
setiap orang mera+at anak-anaknya dengan baik atau tidak melakukan
pembunuhan terhadap siapapun maka kedua hal itu merupakan norma
umum! >arus dibedakan dengan norma proesional yang tidakmengaplikasikan semua bentuk norma umum kepada setiap proesional!
.orma proesional hanya memokuskan pada prilaku dan aktiitas dalam
proesi (professional conduct and activities) saja.
2ada hakekatnya norma mengekspresikan pedoman prilaku yang
kemudian dipilah dan dituangkan kedalam tiga bentuk7 yaitu4 standar
(standard), prinsip (principles), dan aturan (rules).
'tandar merupakan parameter yang dapat dipakai untuk
mengealuasi apakah seseorang baik atau buruk, lebih baik atau lebih
buruk, bijak atau jahat serta dapat mengukur seberapa jauh tingkat
kepatuhannya terhadap norma! 'elain itu standar juga membimbing prilaku
manusia dengan memberikan #iri-#iri bijak agar diikuti dan #iri-#iri jahat agar
dapat dihindari!
11
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
12/38
2rinsip adalah penyamarataan dasar (basic generali'ation) yang
diterima sebagai kebenaran sehingga dapat digunakan sebagai dasar
pertimbangan atau prilaku (a basic generali'ation that is accepted as true
and can be used as a basis for reasoning or conduct) ! "idalamnya hanya
menjelaskan tentang tanggungja+ab (responsibilities) serta tidak
menetapkan se#ara spesiik mengenai apa yang harus dilakukan dalam
situasi tertentu! .amun prinsip menyediakan ruang bagi dilakukannya suatu
diskresi atau kebijaksanaan! ika misalnya prinsip memberikan
tanggungja+ab kepada arsitek agar dalam mendisain bangunan
memperhatikan prinsip keamanan maka prinsip tersebut menjelaskan
tentang tanggungja+ab yang harus dipenuhi dalam meran#ang gedung
yang aman! $a tidak membahas tentang detail-detail struktur dan ungsinya
se#ara spesiik, sebab mengenai hal itu dapat di+ujudkan dalam berbagai
#ara!
2rinsip memiliki siat lebih kokoh karena dihasilkan oleh pemikiran
ilosois yang paling mendasar sehingga tidak mudah digun#ang oleh
perubahan dan eolusi dalam masyarakat! unanya untuk membantu
mengembangkan standar dan aturan (rules)! $a juga dapat digunakan untuk
membenarkan(ustify)
atau menguji kesahihan suatu aturan yang telahdibuat! 'elain itu juga dapat dipakai sebagai pedoman prilaku tertentu
yang tidak ter#akup dalam aturan (rules) mengingat tidak semua prilaku
dalam proesi dapat dirumuskan dalam bentuk aturan!
'edangkan aturan (rules) menjelaskan tentang bentuk-bentuk prilaku
spesiik yang +ajib dipatuhi dan ia tidak menyediakan ruang bagi
dilakukannya diskresi ataupun kebijaksanaan! ika aturan mengharuskan
agar eksperimen terhadap subjek manusia harus disertai i&in (informed
consent) maka prosedur tersebut harus dipatuhi! 2eneliti tidak lagi
dibenarkan membuat diskresi ataupun menimbang-nimbang tentang perlu
tidaknya i&in.
Lalu prilaku etik yang bagaimanakah yang dapat dirumuskan
normanya dalam bentuk aturan= Mi#hael *ayles (1931) menyatakan bah+a
12
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
13/38
hanya terhadap prilaku yang hampir selalu benar atau hampir selalu salah
saja yang dapat dibuatkan aturannya! turan tersebut kemudian dikompilasi
kedalam bentuk kode etik! 2rilaku selebihnya yang tidak mungkin dibuatkan
aturannya harus merujuk pada prinsip!
esimpulannya adalah bah+a standar membahas tentang parameter
prilaku, prinsip membahas tentang tanggungja+ab, dan aturan membahas
tentang tugas dan ke+ajiban!
(. Apa )ang !imaksu! *+aik*?
*agi kebanyakan orang makna kata baik sudah jelas dan tidak perlu
dipersoalkan lagi! .amun bagi sebagian orang, lebih-lebih bagi para iloso
yang melihat segala sesuatu dari sisi lain yang paling dalam (second look),
makna kata baik masih harus diperdebatkan! Celakanya, dalam
memperdebatkan masalah ini masing-masing dari mereka mendasarkan
pada perspektinya sendiri-sendiri sehingga tidaklah aneh jika sekarang ini
ada banyak batasan tentang /baik0!
aum hedonis misalnya, sebagaimana dijelaskan oleh eorge
Ed+ard Moore yang dikutip oleh %ran& Magnes 'useno dalam bukunya
Etika bad edua 2uluh, mengartikan kata baik sebagai nikmat sehinggasesuatu yang dapat mendatangkan kenikmatan sajalah yang boleh disebut
baik! Etisis psikologik seperti >ume mengartikan kata baik sebagai sesuatu
yang diinginkan orang! Etisis 8eonom mengartikan kata baik sebagai
sesuatu yang diinginkan 8uhan sehingga apa-apa yang menurut +ahyu
llah adalah baik maka itulah baik! 'ementara 'pen#er mendeinisikan
kata baik sebagai sesuatu yang bermanaat bagi eolusi!
,. Apa imm%ra" !an apa +e!an)a !engan am%ra"?
*anyak orang mengartikan amoral se#ara keliru, yaitu sebagai
perbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral! $ni salah
besar dan sudah tentu harus dikoreksi! moral sebenarnya merupakan
13
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
14/38
sesuatu yang tidak ada sangkut-pautnya dengan masalah moral (being
outside the sphere to which moral udgments apply).
2erbuatan yang melanggar nilai-nilai dan norma-norma moral, atau
yang tidak konsisten dengan moralitas yang murni dan baik (inconsistent
with purity or good morals), atau yang se#ara moral salah (morally wrong)
lebih tepat disebut imoral (immorality).
-. Ka"au etika merupakan a"saah m%ra" maka apa i"saah itu?
ata /ilsaah0 berasal dari bahasa Yunani, yaitu philos yang berarti
#inta (loving) dan sophia yang bermakna kebijaksanaan (wisdom),
sehingga makna hariyahnya adalah /#inta kepada kebijaksanaan (the love
of wisdom) atau #inta kepada ilmu pengetahuan0.
%iloso pertama yang menggunakan kata itu (atau tepatnya
philosophos) adalah iloso 2ythagoras (@3; - @
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
15/38
edua, karena sebagai ilmu+an ataupun proesional tidak mungkin
dapat dipisahkan dari umat manusia beserta kehidupannya! Melalui
pendekatan ilsaati maka diharapkan para ilmu+an dan proesional akan
lebih mampu memahami manusia se#ara utuh7 baik sebagai subjek
(pelaku) maupun objek (sasaran) sesuai hakekat dan essensinya masing-
masing guna mendapatkan orientasi kritis dan arahan dalam melaksanakan
tugas dan ke+ajibannya!
"alam situasi yang ditandai oleh kemajuan yang sangat pesat di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (sebagai akibat peningkatan
kegiatan riset, termasuk riset terhadap manusia), tentunya pemahaman
tentang ilsaah menjadi lebih diperlukan lagi! *arangkali karena alasan
inilah maka 6illiam *arrett menyatakan dalam bukunya “he *llusion of
echni+ue” (sebagaimana dikutip oleh 8itus, 'mith dan .olan dalam buku
“"iving *ssues in hylosophy”) bah+a untuk masa-masa sekarang
semestinya lebih dari masa-masa lampau, yaitu perlu menempatkan
kembali seluruh gagasan mengenai ilmu pengetahuan dan teknologi
kedalam jalinan baru dengan kehidupan manusia! *eliau mengingatkan
agar ilsaah modern memberikan respon yang memadai atas kemajuan
tersebut, atau kalau tidak maka umat manusia akan kehilangan tujuan,arahan dan juga kebebasan se#ara permanen!
'adar ataupun tidak sebenarnya setiap indiidu sudah memiliki
ilsaah yang berkaitan dengan objek-objek isik, manusia, hidup, mati,
benar dan salah, baik dan buruk, sang pen#ipta alam dan sebagainya!
ambaran dari pikiran mereka tentang objek-objek tersebut diperoleh le+at
berbagai ma#am #ara, yang barangkali masih samar-samar atau bahkan
membingungkan! "alam tahun-tahun a+al dari kehidupannya orang lebih
banyak memperoleh masukan dari keluarga, ka+an dekat, dan dari
berbagai ma#am indiidu dan kelompok!
ambaran pikiran yang kemudian menimbulkan sikap pandang
terhadap objek-objek tertentu yang diamatinya itu masih bisa dipengaruhi
lagi oleh kehadiran ilm, lirik musik, teleisi, buku dan sebagainya! *oleh
15
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
16/38
jadi sikap pandang mereka merupakan hasil releksi dari dalam dirinya
sendiri atau bisa juga merupakan hasil dari kebiasaan atau emosi yang
bersiat bias! 2engertian populer yang masih bersiat umum tentang ilsaah
seperti itu tidaklah #ukup sebab belum menggambarkan tugas dan kerja
ilsaah se#ara jelas! Masih diperlukan pengertian yang lebih spesiik, tidak
samar-samar, tidak ka#au-balau dan dangkal!
'etidaknya ada lima buah deinisi yang kemukakan oleh 8itus, 'mith
dan .olan dalam bukunya “"iving *ssues in hilosophy” !
2ertama, ilsaah merupakan seperangkat sikap atau keyakinan
terhadap kehidupan beserta alam semesta, yang sering kali tidak dapat
diganggu gugat (a set of attitudes or beliefs toward life and the universe
which are often held uncritically).
*atasan tersebut merujuk kepada perspekti yang luas dan pola
yang lebih besar mengenai sesuatu! ika orang, ketika menghadapi suatu
krisis atau masalah, berkata “filosofi saya adalah .........................-”, maka
hal itu menga#u kepada pengertian ilsaah yang bersiat personal dan
inormal, sehingga oleh karenanya seringkali tidak dapat dikritik! Lebih
tepatnya lagi, deinisi tadi baru merujuk pada arti ilsaah sebagai suatu
pandangan hidup(having a philosophy).
*iasanya orang-orang yangmemiliki ilosoi akan lebih mampu menghadapi berbagai ma#am krisis atau
masalah dengan penuh ketenangan dan kesabaran!
edua, ilsaah merupakan sebuah proses releksi dan kritisi
terhadap keyakinan maupun sikap sampai ke tingkat paling dalam (a
process of reflecting upon and critici'ing our most deeply held beliefs and
attitudes)!
*atasan tersebut merujuk pada pengertian yang lebih bersiat ormal,
yakni /doing philosophy”. endati pengertian “having a philosophy” dan
“doing philosophy” saling kait-mengkait, tetapi dengan /having a
philiosophy” saja tidaklah #ukup untuk melaksanakan proses releksi dan
kritisi! Ciri dari sikap ilsaati yang sebenarnya adalah selalu ingin men#ari
tahu dan bersikap kritis (a searching and critical attitude) yaitu dengan
16
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
17/38
pandangan terbuka disertai toleransi melihat semua sisi dari sesuatu isu
tanpa prasangka!
*erilsaah maknanya, tidak #ukup dengan hanya memba#a dan
memahami ilsaah! Masih diperlukan penguasaan ketrampilan beragumen,
teknik analisis serta seperangkat bahan yang diperlukan agar dapat
merasakan dan berpikir dalam +a#ana ilsaati! Melalui proses releksi dan
kritisi maka orang akan dapat melihat setiap sesuatu dari sisi lain (second
look), yang tentunya bisa berbeda dari pandangan umum kebanyakan
orang yang masih bersiat dangkal! Mereka melihat dari sisi yang lebih
dalam, mendasar dan abstrak!
Melalui pandangan yang bersiat ilosois maka para dokter akan
menjadi lebih mudah dalam membuat keputusan ketika menghadapi
problema klinik (yang pada hakekatnya juga problem etik) sebab ada
orientasi dan arahannya7 misalnya tentang kapan suatu tindakan
penyembuhan perlu diteruskan dan kapan pula harus dihentikan karena
sudah bersiat muba&ir (futile).
etiga, ilsaat merupakan sebuah upaya memperoleh pandangan
atau gambaran umum (world view), dengan men#oba mengkombinasikan
konklusi-konklusi dari berbagai ilmu dan pengalaman manusia ke dalambentuk pandangan uniersal yang konsisten! "engan pandangan tersebut
para iloso bermaksud men#oba melihat kehidupan tidak dari pandangan
spesialistik seorang ilmu+an, pengusaha ataupun seniman semata7 tetapi
justru dari pandangan umum oleh seseorang yang menyadari kehidupan
sebagai suatu yang bersiat totalitas!
eempat, illsaah merupakan bentuk analisis logis yang akan
mengklariikasi ungkapan atau konsep (the logical analysis of language and
the clarification of the meaning of words and concepts).
elima, ilsaah dilukiskan sebagai kajian terhadap seperangkat
problem kehidupan umat manusia yang oleh para ilos selalu ingin di#ari
ja+abannya (a group of perennial problems which interest mankind and for
which philosophers have always sought answer).
17
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
18/38
2ara ahli memang bisa berbeda dalam merumuskan batasan
mengenai ilsaah disebabkan perspektinya masing-masing! 2lato sendiri
mendeinisikan ilsaah sebagai ilmu pengetahuan untuk men#ari hakekat
kebenaran yang asli! 'ementara ristoteles, yang lebih menitikberatkan
penyelidikannya pada pembagian ilmu ilsaah, menjelaskan bah+a ilsaah
adalah pengetahuan yang mengandung kebenaran mengenai ilmu isika,
logika, etika, ekonomi, politik dan estetika! *eliau juga menyatakan bah+a
ilsaah adalah ilmu yang men#ari kebenaran yang pertama atau ilmu
tentang segala apa yang ada yang menunjukkan adanya sesuatu yang
mengadakan sebagai penggerak pertama! 'ebagaimana halnya 2lato, ia
belum sampai pada konsepsi adanya 8uhan yang men#iptakan! Mar#us
8ullius Ci#ero (1
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
19/38
:asa kagum akan sesuatu, dapat menimbulkan hasrat untuk
menyelidiki tentang segala sesuatu yang dikagumi tersebut! >al ini dialami
sendiri oleh 2lato, bah+a mata kita memberi pengamatan akan bintang-
bintang, matahari dan bulan! 2engamatan tersebut memberi dorongan
kepada kita untuk menyelidiki benda-benda itu sehingga akhirnya sampai
ke asal-muasal alam semesta!
etidakpuasan terhadap sesuatu (misalnya tentang mitos dan mite)
juga dapat melahirkan keinginan untuk melakukan penyelidikan!! 'ebelum
ilsaat itu sendiri lahir, berbagai mitos dan mite (termasuk di bidang
kedokteran) memainkan peranan yang sangat penting dalam kehidupan
umat manusia, utamanya dalam masyarakat Yunani! Meski mitos dan mite
berupaya keras menjelaskan berbagai peristi+a yang terjadi di alam
semesta, siat-siat dan asal-muasalnya namun penjelasan itu tetap tidak
memuaskan! etidakpuasan itulah yang mendorong manusia untuk terus
men#ari kebenaran hakiki! Mun#ulnya ilmu-ilmu sosial dan sain adalah
berkat pemikiran para iloso! "engan kata lain, semua ilmu yang ada pada
a+alnya dipelajari dalam +a#ana ilsaati!
$lmu kedokteran itu sendiri pada a+alnya, yaitu pada &aman Mesir
kuno dan *abilonia (sekitar B
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
20/38
iloso berhasil merubah praktek kedokteran yang berbau mistik menjadi
lebih rasional! Maka tidaklah salah jika kemudian uguste Comte
berpendapat bah+a sesungguhnya yang terjadi di Yunani pada masa-masa
itu adalah pergumulan antara mitologi dan logos! *eliau juga membagi
sejarah manusia menjadi tiga tahapan, yang masing-masing tahapan
ditandai oleh #ara berpikir teologik, metaisik atau positiistik!
dapun mengenai hasrat bertanya perlu dijelaskan bah+a hasrat
tersebut mun#ul sebagai akibat ketakjuban manusia akan sesuatu yang
dilihatnya! etakjuban inilah yang membuat orang tak habis-habisnya
bertanya sehingga pada akhirnya mereka melakukan pengamatan,
penelitian dan penyelidikan!
'edangkan mengenai keraguan perlu disampaikan disini bah+a
ugustinus dan :ene "es#artes memulai berilsaah bukan karena
kekaguman atau ketakjuban, melainkan justru bermula dari keraguan dan
kesangsian! "ari sinilah kemudian kedua iloso tersebut berpikir lebih
mendalam, menyeluruh dan kritis untuk memperoleh kepastian dan
kebenaran hakiki!
2ada a+alnya ilsaah terbagi menjadi tiga #abang sesuai bidang
telaahannya7 yaitu tentang apa yang disebut benar dan salah (ilsaah ilmu),apa yang dianggap baik dan buruk (ilsaah moral atau etika) serta tentang
apa yang disebut indah dan tidak indah (ilsaah estetika)! .amun selaras
dengan siat dasarnya yang spekulati maka ilsaah sesungguhnya juga
mentelaah segala apa yang dapat dipikirkan manusia, sehingga pada
akhirnya berkembang meliputi berbagai bidang!
ristoteles misalnya, membagi disiplin ini menjadi ilsaat spekulati
atau teoritis, ilsaah praktika dan ilsaat produkti! 2lato membagi menjadi
dialektika, isika dan etika! 'edangkan 6ill "urant membagi menjadi logika,
estetika, etika, politika dan matematika! 'ekarang #abang ilmu ilsaah
meliputi epistimologi, metaisika (ontology, kosmologi, metaisika dan
antropologi), logika, etika, estetika dan ilsaah tentang berbagai disiplin
20
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
21/38
ilmu (seperti ilsaah agama, pendidikan, ilmu, hokum, sejarah, matematika
dan ilsaat politik)!
*ah+a ilsaah terus dipelajari karena ia diperlukan sebagai orientasi
dan sekaligus arahan! *uah pemikirannya akan dapat dipakai sebagai
a#uan dasar dalam penentuan nilai moralitas, sementara moralitas itu
sendiri juga dapat dipakai sebagai pedoman dalam penentuan keetisan
sesuatu sikap dan prilaku! $barat tanaman maka ilsaah adalah rabuk yang
akan menyuburkan moral! 'ementara moral dipakai sebagai dasar dalam
menentukan keetisan dan hukum!
1/. Apa gunan)a i"saah +agi kehi!upan umat manusia?
'ebagaimana diuraikan diatas bah+a ilsaah memberikan kepada
umat manusia suatu kebenaran dari aspek yang paling dalam (hakiki)!
"engan kebenaran hakiki tersebut maka orang selain akan mendapatkan
orientasi juga arahan sehingga tidak mudah terombang-ambingkan oleh
keadaan yang semakin tidak menentu! 'elain itu, ilsaah juga akan
mempertajam pemikiran tentang moral!
mat manusia kini sedang berada pada periode yang mirip masa-
masa akhir dari peradaban/raeco0Roman, Renaissance
,Reformasi
danRevolusi *ndustri yang ditandai oleh adanya pergeseran mendasar dalam
hal nilai, tradisi dan #ara berpikir! 2erubahan demi perubahan yang terjadi
sekarang ini sudah sangat menyentuh hal-hal yang paling mendasar dari
kehidupan manusia dan masyarakat!
'ekarang umat manusia sudah memiliki modal dasar yang sangat
besar untuk menguasai alam (termasuk angkasa luar) sehingga mampu
membuat terobosan dan langkah-langkah raksasa di area sain dan
teknologi, agrikultur, kedokteran, ilmu-ilmu sosial dan pendidikan!
"alam abad ke FF yang baru saja berlalu, utamanya dalam
beberapa dekade terakhirnya, orang telah banyak menyaksikan atau
bahkan mungkin merasakan sendiri bagaimana pesatnya kemajuan ilmu
21
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
22/38
pengetahuan dan teknologi, termasuk di bidang kedokteran dan biologi
molekuler!
alangan medis sendiri harus sadar bah+a kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi di bidang kedokteran telah men#iptakan
berbagai ma#am paradok (medical parado1).
2aradok pertama adalah bah+a apa yang dahulu mustahil, sekarang
menjadi mungkin! Melalui intra0uterine screening para dokter di bagian
obstetri sudah dapat mendeteksi penyakit genetik atau penyakit yang akan
mun#ul pada usia de+asa (adult onset disease) dari janin yang masih
berada dalam kandungan ibunya dan dengan artificial respirator mampu
mempertahankan proses kehidupan pada tubuh +anita hamil yang sudah
dinyatakan mati (to keep dead people alive) guna mempertahankan bayi
yang belum viabel untuk dilahirkan. esemuanya itu belumlah apa-apa jika
dibandingkan dengan rekayasa genetika (genetic engineering) yang se#ara
teoritis mampu membuat replika manusia serta men#iptakan ras-ras baru
dari ormulasi dan kombinasi gen lintas species ataupun lintas kingdom,
misalnya antara gen manusia dengan gen binatang sehingga menjadi
makhluk human0animal (chimeras) atau bahkan antara manusia dengan
mesin sehingga menjadi makhlukhuman0machine (cyborg).
2aradok ke dua adalah bah+a dengan kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, dunia kedokteran telah mampu mengidentiikasi kondisi
medik tanpa gejala (asymptomatic medical condition) atau risiko (risk)
sebagai suatu penyakit (disease) sehingga untuk masa-masa sekarang ini
dan masa-masa mendatang tidak lagi mudah membedakan keadaan
illnesses dan non0illnesses! *agi orang a+am yang tidak aham mengenai
ilmu kedokteran maka hal sema#am ini, sebagaimana digambarkan oleh
2roesor ohn Ladd dari *ro+n niersity, “like identifying dark clouds with
a thunderstorm”.
8entunya masih banyak lagi paradok lain yang tidak perlu disebutkan
satu per satu, tetapi yang jelas paradok-paradok di bidang kedokteran
sangat potensial memun#ulkan konlik, sebagai akibat perbedaan konsep
22
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
23/38
lama yang telah lebih dahulu tertanamkan dengan konsep baru! Maka
tantangan utama dalam menghadapi penerapan berbagai teknologi maju
adalah bagaimana memahami conseptual tranformation dari teknologi
tersebut! >al ini menjadi penting sebab setiap perubahan konsep selalu
mempunyai implikasi etik7 baik positi maupun negati!
'ah-sah saja kalangan medis (bahkan orang a+am) merasa
gembira, kagum dan bahkan bangga atas keberhasilan 6hite dan ka+an-
ka+an melakukan per#obaan transplantasi otak terhadap seekor monyet
sehingga mampu hidup sampai satu minggu lamanya! plikasinya pada
manusia hanyalah soal +aktu dan keberanian saja mengingat binatang
tersebut dari sudut biologi amat mirip dengan manusia! .amun pertanyaan
mendasar yang sampai sekarang belum bisa dija+ab oleh para dokter
adalah7 apa yang sesungguhnya terjadi jika pada suatu +aktu nanti berhasil
memindahkan otak seorang penjahat yang mati tertembak jantungnya ke
rongga kepala seorang proesor yang menderita kanker otak= "okter telah
menyelamatkan sang proesor dengan memberikan otak baru (yaitu
obatnya penjahat) ataukah justru telah menyelamatkan si penjahat dengan
memberikan tubuh baru (yaitu tubuhnya proesor)= Lalu siapakah yang
sebenarnya menjadi donor dan siapa pula yang menjadi resipien= 5rganmanakah yang menjadi subjek transplantasi7 yaitu otak ataukah justru
tubuh=
'ungguh tidak akan pernah ada ja+aban yang pasti tanpa disertai
pemahaman memadai tentang ilsaat, utamanya tentang tujuan hakiki dari
proesi medis dikaitkan dengan hakekat manusia (human nature) yang
merupakan kesatuan yang utuh dari ji+a dan raga! i+a itu sendiri terdiri
atas tiga buah unsur esensial yang membedakan manusia dengan benda
atau makhluk he+ani7 yaitu akal (intellect), rasa (emotion) dan kehendak
(will). "alam ilsaat ja+a ke tiga unsur tadi lebih dikenal dengan sebutan
roso, karso dan karyo!
*agi proesional medis tentunya pemikiran ilsaati menjadi sangat
penting ketika harus berhadapan dengan problem yang sulit! *enar bah+a
23
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
24/38
berdasarkan kode etik para dokter harus berusaha dengan sekuat tenaga
untuk menyembuhkan pasiennya, tetapi pertanyaan kritis yang perlu
diajukan adalah, apakah upaya penyembuhan (curing) harus terus
dilakukan tanpa batas +aktu= *ukankah penggunaan alat penunjang
kehidupan (supportive life) seperti respirator se#ara berkepanjangan
merupakan bentuk penyalahgunaan peralatan medis (abused of
e+uipment) yang justru tidak etis=
2ara dokter harus mulai memikirkan tentang tujuan hakiki (true
goals) dari proesi medis sebagai a#uan dasar dalam menetapkan
kebijakan medis! ntuk itulah 8obin (;
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
25/38
tindakan pera+atan (caring) harus tetap diberikan sampai pasien
meninggal dunia! >al ini sejalan dengan rekomendasi Coun#il on Ethi#al
udi#ial airs o the meri#an Medi#al sso#iaton, bah+a “hysicians
have no obligation to provide futile 3R, if fails to specify any level of
statistical certainty at which the udgment is warranted”. Lebih jauh >astings
Center and the 'o#iety o Criti#al Care menyatakan bah+a “roviding
intensive care to patients in a persistent vegetative state is generally a
misuse of resources”.
11. Apa )ang !imaksu! !engan etika situasi?
oseph %let#her, sebagaimana dikutip oleh %ran& Magnis 'useno
dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, menolak adanya norma-norma
moral umum karena ke+ajiban moral bergantung pada situasi konkrit!
*eliau mendasarkan pada kenyataan bah+a setiap situasi itu unik dan tidak
terulang! 'elain itu, setiap situasi akan merubah masalahnya! 5leh sebab
itu oseph %let#her berpendapat bah+a4
a! ke+ajiban moral bergantung pada situasi konkrit7
b! jika situasinya berbeda maka ke+ajiban moralnya juga bisa berbeda
+alau subjeknya sama7#! tindakan apapun yang dilandasi #inta kasih adalah benar7 dan
d! prinsip moral konensional (tradisional) boleh dipertimbangkan, tetapi
tidak mengikat!
Contohnya, ke+ajiban mendapatkan informed consent merupakan
ke+ajiban moral (bahkan ke+ajiban hukum) yang harus dipenuhi sebelum
melakukan operasi! .amun jika dokter menghadapi situasi emergensi
maka ke+ajiban moral (juga ke+ajiban hukum) dapat ditiadakan atas dasar
#inta kasih untuk menyelematkan nya+a pasien! lasannya, selain
prosedur informed consent memerlukan komunikasi eekti dua arah (two
way traffic communication) sehingga perlu +aktu, juga mensyaratkan
kondisi kesadaran compos mentis! 2adahal tindakan penyelamatan
25
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
26/38
(emergency care) membutuhkan ke#epatan bertindak untuk men#egah
kematian dan ke#a#atan tetap!
"alam dunia pelayanan kesehatan akan banyak sekali didapati
dilema yang disebabkan oleh situasi ambigi dan ketidakpastian (situations
of ambiguity and uncertainty), yaitu manakala tindakan dokter tidak dapat
diprediksi konsekuensinya dan manakala prinsip-prinsip moral umum
(general princples) tidak mampu lagi menolong atau mengarahkan! "alam
hal situasi pasien sedemikian rupa maka pertanyaan yang mun#ul adalah,
lebih penting mempertahankan hidup pasien ataukah menghilangkan
penderitaannya=
8ugas etika situasi (situation ethics) adalah merespon ketidak-
pastian itu dengan melakukan kalkusi sehingga etika situasi sering disebut
calculus morality ! $a selalu men#oba bergerak dari diskripsi situasi khusus
menuju analisis prinsip-prinsip uniersal dan konsep!
12. Apa pu"a )ang !imaksu! !engan etika !iskursus?
Menurut urgen >abermas, sebagaimana dikutip oleh %ran& Magnes
'useno dalam bukunya Etika bad edua 2uluh, bah+a manusia moderen
tidak luput dari tuntutan yang khas bagi modernitas! eyakinan-keyakinanmoral harus dilegitimasi (disahkan) lebih dahulu se#ara rasional! Menurut
beliau, pendasaran pada pandangan dunia dan tradisi-tradisi agama tidak
#ukup dalam budaya pas#a-tradisional! >anya norma-norma yang dapat
diperlihatkan berlaku uniersal sajalah yang berhak menuntut untuk
dipatuhi!
Meski pendapatnya bertolak dari teori imperatie kategoris
Emmanuel ant, namun urgen >abermas tidak menyetujui #ara
Emmanuel ant dalam memberlakukan norma moral sebagai norma yang
berlaku uniersal! Menurut beliau tidak #ukup kalau setiap orang se#ara
sendirian (monologis) dapat menetapkan keberlakuan sebuah norma!
.orma moral harus disepakati bersama, utamanya menyangkut masalah
yang sangat urgen!
26
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
27/38
da banyak hal atau peristi+a yang melatar-belakangi perlunya
dibuat kesepakatan, antara lain sejarah kelam menyangkut penelitian
terhadap manusia pada &aman .a&i, yang selain tidak mengindahkan
harkat dan martabat juga melanggar hak-hak asasi manusia (peristi+a
>olo#aust)! uga penelitian penyakit sipilis yang merendahkan ras kulit
hitam (racism) yang dilakukan di merika (kasus 8uskegee)! 2eristi+a-
peristi+a seperti itulah yang kemudian melahirkan kesepakatan yang
dituangkan dalam bentu deklarasi7 antara lain "e#laration o >elsinski, dan
"e#laration o enee! adang kesepakatan juga dapat dituangkan dalam
kode etik, misalnya .uremberg Code on >uman!
13. Apa kaitan antara i"saah& m%ra"& etika !asar& !an etika terapan?
Menga#u pada apa yang sudah dibahas di bagian depan maka
ilsaah memberikan orientasi dan arahan serta mempertajam pembahasan
menyangkut moralitas, sementara moral dipakai sebagai a#uan dalam
menentukan keetisan! Etika dasar membahas tentang teori etika
menyangkut #ara-#ara mengambil keputusan etik! 'edangkan etika terapan
membahas penerapan etika dasar dalam kehidupan sehari-hari!
1#. Apa )ang !imaksu! !engan k%!e etik?
Ciri utama dari proesi adalah memiliki kode etik yang dapat
dijadikan sebagai kerangka a#uan dalam mengambil keputusan atas dilema
etik yang timbul dalam pelaksanaan suatu proesi! 'elain itu juga dapat
dipakai sebagai pedoman bersikap dan berprilaku! Meski #akupannya lebih
luas namun kode etik tidak pernah berbenturan dengan hukum! 'edangkan
keberlakuannya menuntut haati nurani, bukan paksaan!
adi kode etik adalah datar ketentuan tertulis (written list) dari aturan
(rule) yang didalamnya mengandung nilai dan norma dalam proesi,
sekaligus dipakai sebagai standar berprilaku! 'iatnya tidaklah statis,
melainkan dinamis dan amat dipengaruhi oleh perkembangan masyarakat
maupun proesi! 8entunya setiap anggota suatu proesi bertanggungja+ab
27
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
28/38
terhadap tegaknya nilai-nilai dan norma-norma proesi yang dituangkan
kedalam kode etiknya masing-masing!
1$. A!akah etika memi"iki sanksi?
'ebagaimanai halnya hukum, etika juga memiliki sanksi! >anya saja
sanksi etika tidak dapat dipaksakan kepada pelanggarnya, bukan saja
karena ia tidak memiliki sarana pemaksa seperti halnya hukum, tetapi juga
karena siat dasarnya yang menghendaki agar prilaku etik dilaksanakan
berdasarkan hati nurani!
2ada pelanggaran etika tertentu yang kualitasnya berat (gross
immorality), yakni pelanggaran terhadap hak asasi manusia (fundamental
of ethical principles), selain sanksi etik juga sanksi hukum (yang bersiat
paksaan) dapat diberlakukan! "alam hal ini +ilayah pelanggarannya
bertumpang-tindih antara etika dan hukum! 6ilayah inilah yang seringkali
disebut Etiko-Legal!
dapun bentuk sanksi etika dapat berupa kata, bahasa, isyarat
(seperti #emohan dan #ibiran), atau tindakan tertentu (seperti pengu#ilan)
yang kesemuanya itu mereleksikan ketidak-sukaan komunitasnya! 'anksi
ini diberikan terhadap pelanggaran etika ringan dan berat!
BAB II
0TIKA DASAR
1'. Apa )ang !imaksu! etika !asar?
Etika dasar atau basic ethics merupakan studi yang membahas
dasar-dasar etika se#ara umum, sebagai landasan untuk memahami lebih
jauh isu-isu etik berkaitan dengan bidang-bidang spesiik! "idalamnya
mengandung teori etika (ethical theory), pembuatan keputusan etik (ethical
decision making), dan model-model pembuatan keputusan etik (ethical
decision making model).
28
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
29/38
8anpa memahami etika dasar maka orang, termasuk proesional,
akan mendapatkan kesulitan dalam menyelesaikan problem kehidupan
yang pada dasarnya banyak mengandung dilema etik!
1(. e"askan mengenai te%ri etika
8eori etika menyediakan sebuah sistem untuk menyelesaikan dilema
etik, yakni sebuah situasi yang memerlukan keputusan dari dua alternati
solusi yang mungkin sama-sama tidak menyenangkan atau saling
bertentangan! "ilema tersebut banyak dijumpai dalam pelayanan
kesehatan dan seringkali para proesional tidak dapat menemukan
ja+abannya yang tegas! 8idaklah salah jika orang mengatakan bah+a
dalam sering lebih banyak pertanyaan daripada ja+abannya!
8eori etika men#akup keyakinan-keyakinan dasar tentang apa yang
se#ara moral benar dan salah serta mena+arkan pertimbangan-
pertimbangan untuk mempertahankan keyakinan tersebut! $a juga
menyediakan dasar bagi penyusunan kode etik proesi!
'ebetulnya ada banyak #ara yang dita+arkan oleh teori etika dalam
menyelasaikan dilema etik, namun dalam buku ini hanya akan dibahas
se#ara singkat teori deontologi dan teleologi saja!"eontologi tersusun dari dua kata, yaitu “deon” yang artinya
ke+ajiban (ikatan) dan kata “logos” yang berarti ilmu! $a merupakan sebuah
#ara pengambilan keputusan etik berdasarkan pada ke+ajiban yang telah
ditetapkan lebih dahulu berdasarkan prinsip-prinsip yang tetap dan absolut
(unchanging an absolute principles), yang biasanya diperoleh dari nilai-nilai
uniersal agama-agama besar! 2rinsip dasarnya dimaksudkan untuk
menjamin kelestarian spesies, dengan memberikan ke+ajiban!
$de kun#inya adalah bah+a tindakan apapun yang sesuai dengan
ke+ajiban (yang telah ditentukan lebih dahulu) dianggap benar, sedangkan
yang berseberangan dengan ke+ajiban dianggap salah!
ekurangan teori deontologi terletak pada penetapan ke+ajiban
(yang mungkin saja dapat menimbulkan konlik tersendiri) dan pada
29
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
30/38
peme#ahan mengenai ke+ajiban mana yang seharusnya didahulukan!
"ipertanyakan pula tentang asal-muasal timbulnya ke+ajiban tersebut7
misalnya tentang siapa yang harus mengidentikasi dan menetapkannya!
Meski dikatakan lebih dapat diterima dalam bidang pelayanan kesehatan
namun teori ini dinilai tidak leksibel!
8eleologi berasal dari kata “telos” yang maknanya adalah akhir
tujuan dan kata “logos” yang maknanya ilmu! 8eori ini mena+arkan #ara
pengambilan keputusan etis dengan menetapkan benar dan salah suatu
perbuatan dengan didasarkan pada akibat dari perbuatan tersebut! arena
harus dilihat dahulu situasinya dan dikalkulasi baik buruknya maka teori ini
disebut situation0ethics atau calculus morality.
2rinsip dasarnya ini adalah manaat (utility), yang menetapkan
berguna tidaknya suatu perbuatan dilihat dari akibatnya sehingga
perbuatan yang benar adalah yang menghasilkan kebaikan, sementara
perbuatan yang salah adalah yang akan mendatangkan kerugian!
$de kun#inya adalah bah+a baik (good) dideinisikan sebagai
kebahagiaan atau kesenangan sehingga tindakan apapun dianggap benar
manakala dapat memba+a kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian
seke#il-ke#ilnya!8eori teleologi tidak memiliki prinsip-prinsip yang kaku, kode etik,
ke+ajiban-ke+ajiban atau peraturan-aturan tertentu untuk menyelesaikan
situasi khusus! sumsi dasarnya adalah bah+a baik dan buruk (good and
harm) dapat dikalkulasi seperti ormula matematika sehingga seseorang
dapat menilai sendiri tingkat baik dan buruknya dari kasus spesiik!
2embuat keputusan dapat mempertimbangkan tindakannya untuk
kesejahteraan umum sebagaimana yang dilakukan oleh kebanyakan orang
saat menghadapi situasi yang sama!
ekurangan dari teori teleologi adalah karena lebih membantu
ter#apainya kebahagiaan maksimum bagi segelintir orang dari pada
kebanyakan orang! arena prinsipnya adalah maanaat (utility) maka orang
dapat mengalami konlik yang tidak terselesaikan ketika sedang
30
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
31/38
menentukan benar dan salah! 2ertanyaan yang mun#ul adalah, tindakan
mana yang lebih menghasilkan kebaikan sebesar-besarnya dan kerugian
seke#il-ke#ilnya, sebab mengukur kebaikan relati dan kerugian relati dari
suatu tindakan sangat sulit dan bahkan sering tidak mungkin! 8ambahan
lagi bah+a penentuan the greatest good sangat subjekti dan seringkali
menghasilkan inkonsistensi keputusan! 8eori teleologi dinilai #enderung
mengabaikan hak dan kebutuhan indiidu!
1,. e"askan tentang k%nsep pem+uatan keputusan
'ebagai introduksi perlu dijelaskan hal-hal penting untuk diingat,
yaitu sebagai berikut4
a! bah+a pembuatan keputusan atas dilema etik dipengaruhi oleh
banyak aktor!
b! bah+a sejalan dengan perubahan dunia maka banyak dilema baru
mun#ul, sementara dilema lama tetap saja eksis!
#! bah+a salah satu perubahan terbesar dunia sekarang ini adalah
kemajuan di bidang ilmu dan teknologi, utamanya dalam bidang
pelayanan kesehatan, yang sering meninggalkan jauh dibelakang
kemampuan etik dan hukum dalam mengatasi problem yangditinggalkan oleh kemajuan itu!
Merujuk pada kondisi lampau dan kini maka orang, utamanya para
proesional, harus mampu untuk4
a! mengidentiikasi aktor-aktor penting yang dapat mempengaruhi
pembuatan keputusan, yaitu4
- sosio-budaya (socio0cultural factors)7
- kemajuan ilmu dan teknologi (scientific and technological
advances)
- isu-isu hukum (legal issues)7
- perubahan status pekerja dibidang kesehatan (changes in the
occupational status of health care workers)7 dan
31
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
32/38
- keterlibatan komsumen dalam pelayanan kesehatan (consumer
involvement in health care)!
b! mengaplikasikan keempat prinsip moral (the four moral principles)
dalam setiap pembuatan keputusan!!
Menurut *eau#hamp and Childress (193) keempat prinsip moral
tersebut terdiri dari4
- beneficence
- nonmaleficence.
- autonomy dan
- ustice.
'edangkan menurut Catalano (1991) keempat prinsip moral tersebut
meliputi4
- beneficence
- fidelity.
- autonomy dan
- ustice.
1-. e"askan tiaptiap unsur !ari prinsip m%ra" terse+ut
2rinsipbeneficence
merujuk pada perbuatan yang baik(to do
good). "engan prinsip ini maka setiap bentuk keputusan, termasuk
keputusan bidang medis, selayaknya mempertimbangkan keuntungan bagi
indiidu sasaran!
Menurut 41ford &nglish 5ictionary , terminologi beneficence
diartikan sebagai perbuatan yang baik yang merupakan penjelmaam dari
kebajikan atau kebaikan (benevolence atau kindly feeling).
8erminologi beneficence itu sendiri berasal dari bahasa Latin bene
(well from bonus, good) dan facere (to do) dimana kebaikan atau kebajikan
(benevolence) berakar pada bene dan volens (a strong wish or intention).
2ara iloso yang menekankan pada pendekatan rasional dan kalkulasi
#enderung memilih beneficence! 'edangkan mereka yang lebih melihat
etika (utamanya dalam kaitannya dengan kebajikan), +atak (character) dan
32
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
33/38
dimensi-dimensi psikologik dari moral life lebih #enderung memilih
benevolence!
"aid >ume #ontohnya, menempatkan benevolence sebagai naluri
yang melekat pada manusia sejak a+al! .amun oseph *utler, %ran#is
>ut#heson, dam 'mith dan iloso lain dari $nggris abad F$F, menganggap
>ume tidak banyak mengkaitkan dengan penyelesaian problem etik,
misalnya kaitannya dengan diskripsi peran dan tempat benevolence dalam
pemetaan moralitas manusia (moral topography of human beings). dam
'mith menggunakan terminologi beneficence, tetapi penggunaannya untuk
menggambarkan siat dari kemauan baik serta menunjukkan semangat
moral, bukan prinsip moral!
esimpulannya bah+a prinsip beneficence dapat dideinisikan
se#ara luas dan sempit! 6illiam %rankena misalnya, mendeinisikan
beneficence se#ara luas, yaitu sebagai prinsip yang didalamnya
mengandung elemen pengekangan terhadap perbuatan yang dapat
menimbulkan kerugian, pen#egahan dan pelepasan terhadap perbuatan
buruk, serta elemen peningkatan terhadap kebaikan! 6alau ames
Childress mengadopsi elemen-elemen beneficence dari %rankena namun ia
mengklasiikasi kembali menjadi dua prinsip yang berbeda, yaitu prinsipbeneficence dan prinsip nonmaleficence.
2rinsip nonmaleficence menghendaki agar setiap keputusan untuk
melakukan perbuatan tertentu, meliputi tindakan di bidang medis, tidak
merugikan indiidu dimana perbuatan itu dilakukan (to do no harm). *ah+a
Catalano tidak men#antumkan prinsip ini sebagaimana yang dilakukan
*eau#hamp dan Childress karena lebih bersetuju dengan pemikiran 6illiam
%rankena, bah+a prinsip nonmaleficence sudah tersirat dalam prinsip
beneficence sehingga tidak perlu dijadikan prinsip moral. .amun beliau
kemudian memasukkan fidelity sebagai prinsip moral, yang me+ajibkan
proesional menunjukkan ke#ermatan, kejujuran, kepatuhan dan kesetiaan
terhadap tanggung ja+ab yang diembannya! 2rinsip ini dinilai olehnya
sebagai elemen kun#i dari akontibilitas!
33
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
34/38
2rinsip autonomy merujuk pada adanya hak indiidu sasaran untuk
membuat keputusan menyangkut kepentingannya sendiri! .amun harus
diahami bah+a autonomy konsumen punya batas dan tidak boleh
mengganggu autonomy proesional! 2roesi juga punya autonomy yang
pada batas tertentu tidak boleh diganggu-gugat!
"alam kaitannya dengan pasien misalnya, autonomy berarti hak
pasien untuk membuat keputusan atas layanan kesehatannya sendiri (the
right to make decisions about one2s health care). "engan hak tersebut tidak
berarti pasien bebas meminta layanan kesehatan menurut keinginannya!
tas dasar itu autonomy pasien mesti dikendalikan dan dikontrol oleh
prinsip-prinsip moral lainnya (seperti beneficence dan non0maleficence)
serta autonomy proesional!
ika misalnya pasien meminta persalinan le+at operasi Cesar maka
hal itu perlu dipertimbangkan masak-masak (dari segi benefit and risk )
manakala tidak ditemukan adanya indikasi untuk operasi! 2erlu disadari
bah+a disamping ada kelebihannya, operasi Cesar memiliki risiko potensial
yang bisa merugikan ibu maupun janinnya! e#uali kelak ada kajian ilmiah
(evidence based medicine) yang membuktikan bah+a operasi Caesar lebih
menguntungkan (benefit
)! 5leh sebab itu dalam meresponautonomy
pasien hendaknya berhati-hati!
2rinsip ustice (as a fairness maupun as a distributive ustice)
menunjukkan adanya ke+ajiban yang adil kepada semua orang! 2rinsip ini
juga men#erminkan adanya keseimbangan antara hak dan ke+ajiban,
sehingga tidaklah adil menempatkan tanggung ja+ab yang besar kepada
dokter tanpa diimbangi oleh haknya yang seimbang!
2/. Di me!ia apa saja ni"ai !an n%rma etika !irumuskan?
.ilai-nilai dan norma-norma etika dapat dirumuskan dalam media
sumpah, kode etik, dan deklarasi!
'umpah berasal dari bahasa Latin, profecio, yang kemudian dari
kata itu mun#ullah terminologi proesi dan proesional (pengemban proesi)!
34
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
35/38
2ada a+alnya sumpah dokter diu#apkan oleh pengikut-pengikut 2ytagoras
yang merasa muak terhadap praktek kedokteran pada masa itu7 yaitu lebih
sering melakukan eutanasia dengan ra#un karena putus asa dalam upaya
menyembuhkan pasien, tidak menghormati hidup insani (dari saat
pembuahan) dengan melakukan aborsi, menipu pasien serta
membo#orkan rahasia kedokteran! 2engikut 2ytagoras bersumpah untuk
merebut kembali keper#ayaan masyarakat (public trust) yang pada masa-
masa itu sudah mulai meluntur! Meski sebetulnya layak disebut sebagai
/Maniesto 2ytagorean0 namun entah karena >ippo#rates juga memberikan
kontribusi yang besar pada bunyi sumpah itu atau entah karena ingin
memberikan penghormatan kepada beliau sebagai bapak ilmu kedokteran
moderen maka sumpah dokter tersebut lebih dikenal sebagai /'umpah
>ippo#rates0
'ekarang sumpah proesi sudah menjadi kela&iman bagi setiap
anggota proesi, bukan hanya proesi medis tetapi juga kepera+atan,
kebidanan dan proesi lain! ika pada asalnya sumpah diu#apkan atas
nama de+a-de+i pelindung umat manusia, sekarang diu#apkan atas nama
8uhan Yang Maha Esa! 'umpah seperti ini akan mermberikan kesadaran
bah+a setiap anggota proesi merupakan instrumen 8uhan untukmen#iptakan “rahmatan lil alamin” di dunia!
*egitu pentingnya sumpah sehingga pemerintah juga perlu
mengaturnya, misalnya 'umpah "okter $ndonesia yang diatur dalam
2eraturan 2emerintah!
'elain dirumuskan dalam media sumpah, nilai dan norma juga
dapat dirumuskan dalam bentuk kode etik, yang pada dasarnya merupakan
datar tertulis (written list) dari semua aturan (rules) untuk dipakai sebagai
pedoman berprilaku! Mengingat semua anggota proesi menguasai #abang
ilmu (body of knowledge) yang tidak dimengerti oleh pasien (client) maka
kode etik menjadi penting sebagai pengendali diri (self crontrol) agar tidak
menggunakan superioritasnya se#ara tidak patut!
35
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
36/38
mumnya sekarang tiap-tiap proesi mempunyai kode etik sendiri-
sendiri7 antara lain ode Etik edokteran $ndonesi (5"E$), ode Etik
2era+at, ode Etik *idan, dan sebagainya!
Mengenai media deklarasi perlu dijelaskan disini bah+a dalam
masalah penting yang berkaitan dengan aspek tertentu dari kehidupan
umat manusia perlu ada kesepakatan sesuai dengan ajaran etika
diskursus! "alam masalah penelitian yang melibatkan manusia sebagai
objeknya misalnya, perlu dirumuskan kesepakatan untuk menghindari
terulangnya penelitian model &aman .a&i yang tidak mengindahkan moral
dan etika, bahkan hak asasi manusia! $tulah latar belakang dibuatnya
5eclaration of 6elsinki yang kemudian direisi pada tahun 19A@!
21. Da"am +entuk apa ni"ai !an n%rma etika !irumuskan?
'ebagaimana diuraikan di bagian depan bah+a nilai-nilai dan
norma-norma etika dapat dirumuskan dalam berbagai bentuk7 yaitu standar,
prinsip, dan aturan (yang dikompilasi kedalam kode etik)! Masing-masing
bentuk tersebut memiliki siat dan ungsi berbeda!
22. Se+utkan sa"ah satu m%!e" pem+uatan keputusan etik (ethical
decision making model ?
'ebetulnya ada banyak model yang dita+arkan oleh para pakar
etisis dalam membuat keputusan etis, namun dalam buku ini hanya akan
dibahas model yang diajukan oleh ohnstone (1939)!
*eliau menganjurkan agar problem moral diselesaikan dengan
menggunakan pendekatan lima langkah, yaitu4
1! Menilai situasinya (assessing the situation).
;! Mengenali dan menentukan problem moralnya (diagnosing or
identifying the moral problem).
! Menetapkan tujuannya serta meran#ang tindakan yang sesuai (setting
moral goals and planning an appropriate).
B! Melaksanakan tindakan yang telah diran#ang (implementating the
moral plan of action).
36
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
37/38
8/17/2019 Kuliah, Tanya Jawab Etika, Buku
38/38
Recommended