View
240
Download
3
Category
Preview:
Citation preview
Halaman i
K A T A P E N G A N T A R
Dengan memanjatkan puji dan syukur
kehadirat Allah SWT dan dengan izinnya, Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 dapat disusun
dengan baik.
LAKIP disusun dalam rangka mewujudkan
Good Governence Kabupaten Aceh Utara yang
merupakan wujud pertanggungjawaban terhadap Visi,
Misi Tujuan, Sasaran, Program dan Kegiatan Instansi Pemerintah setiap
tahunnya.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) merupakan amanat dari Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dimana
peraturan tersebut mewajibkan setiap Instansi Pemerintah, Negara sebagai
unsur penyelenggara pemerintahan berkewajiban menyampaikan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pemerintah kepada Presiden melalui Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara.
LAKIP merupakan media pertanggungjawaban kinerja yang dibuat
secara periodik, memuat informasi yang dibutuhkan oleh stakeholders
terhadap pelaksanaan berbagai program dan kegiatan. Materi LAKIP
mengandung analisis pencapaian sasaran yang ditetapkan dalam RPJMD
untuk tahun yang bersangkutan, dimana sasaran strategis yang ingin dicapai
oleh Pemerintah Kab. Aceh Utara merupakan outcome dari pelaksanaan
prgoram pembangunan. Selain dari itu LAKIP berfungsi sebagai sarana bagi
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk menyampaikan keterangan
pertanggungjawaban kinerja kepada seluruh masyarakat dan juga sebagai
sarana evaluasi atas pencapaian kinerja serta sebagai upaya untuk
memperbaiki kinerja yang telah ditetapkan dimasa yang akan datang.
Halaman ii
Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara ini di rasakan masih terdapat berbagai kekurangan. Sehingga untuk
penyempurnaan lebih lanjut kami mengharapkan saran dan kritikan yang
bersifat konstruktif dari berbagai pihak dan kami tak lupa menyampaikan
terima kasih kepada semua personil yang telah membantu sehingga Lakip
dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Demikianlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Kabupaten Aceh Utara tahun 2015 ini kami sampaikan semoga
dapat bermanfaat bagi semua pihak instansi terkait terutama Pemerintah
kabupaten Aceh Utara sendiri sehingga kedepan dalam penyelenggaraan
pemerintahan dan pencapaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
dapat lebih ditingkatkan lagi.
Lhokseumawe, Maret 2016
BUPATI ACEH UTARA
DTO
H. MUHAMMAD THAIB
iii
DDAAFFTTAARR IISSII
Kata Pengantar ....................................................................................................... i Daftar Isi ................................................................................................................. iii Ikhtisar Eksekutif ..................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 I. Gambaran Umum Daerah.......................................................................... 1
A. Kondisi Geografis ................................................................................. 1 B. Kondisi Umum Daerah ......................................................................... 4
II. Aspek Strategis ......................................................................................... 7 A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)............................................. 7 B. Laju Inflasi ............................................................................................ 10 C. Pendapatan regional Perkapita ............................................................ 10 D. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah ................................................... 12 E. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur .................................................... 14 F. Fokus Iklim Berinvestasi ....................................................................... 14 G. Fokus Sumber Daya Manusia .............................................................. 15 H. Struktur Organisasi ............................................................................... 16
III. Permasalahan Utama ................................................................................ 18
BAB II PERJANJIAN KINERJA ............................................................................... 22 I. Rencana Strategis ..................................................................................... 22
A. Visi ....................................................................................................... 24 B. Misi....................................................................................................... 25 C. Tujuan dan Sasaran ............................................................................. 26
II. Perjanjian Kinerja Tahun 2014 ................................................................... 31
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ........................................................................ 40 I. Capaian Kinerja Organisasi ....................................................................... 40
A. Pengukuran Kinerja .............................................................................. 40 B. Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2014 ............................................. 42 C. Perbandingan antara Realisasi Kinerja Tahun 2014 dengan Empat
Tahun Terakhir ..................................................................................... 47 D. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Standar Nasional ................... 140 E. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan Kinerja dan Solusi yang
Telah dilakukan .................................................................................... 156 F. Analisis dan Efisiensi Penggunaan Sumber Daya ............................... 157
II. Realisasi Anggaran.................................................................................... 161
BAB IV PENUTUP .................................................................................................. 168
Lampiran 1 Penetapan Kinerja Tahun 2014 Lampiran 2 Daftar Prestasi/Penghargaan Lampiran 3 Daftar Rekap IKM Lampiran 4 Pernyataan Telah Direview
Halaman v
I K H T I S A R E K S E K U T I F
Dalam rangka mencapai tujuan Good Governance dan Clean
Government sangat dibutuhkan tuntutan pelayanan publik kearah yang lebih
transparan, partisipasif dan akuntabel. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah
mencoba memaksimalkan seluruh potensi yang ada dalam bentuk program dan
kegiatan. Tentunya dalam pencapaian target tidak hanya kesuksesan dalam
program dan kegiatan pembangunan saja yang menjadi tolok ukur, tetapi
capaian kinerja organisasi juga harus diperhatikan lebih seksama, mengingat
capaian kinerja Kab. Aceh Utara menjadi pedoman bagi pemerintah pusat
dalam melakukan evaluasi kinerja pemerintah daerah.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah atau laporan LAKIP
merupakan kumpulan capaian kinerja pemerintah daerah yang dilaksanakan
oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) pada tahun 2015. Laporan LAKIP
ini tidak terlepas dari visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Utara yang
tertuang dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kab.
Aceh Utara, dimana seluruh sasaran strategis dari Laporan LAKIP tahun 2015
ini merupakan penjabaran dari sasaran strategis RPJMD Kab. Aceh Utara
tahun 2012-2017 yang telah ditetapkan melalui Qanun Kab. Aceh Utara Nomor
9 Tahun 2014.
Sesuai dengan Peraturan Presiden RI Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
2014 tentang petunjuk teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata
Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah
Kabupaten/Kota diwajibkan untuk menyusun Laporan LAKIP tahun 2015. Kab.
Aceh Utara telah selesai menyusun laporan tersebut, tentunya dengan
memperbandingkan capaian kinerja tahun 2015 dan target realisasinya serta
perbandingan dengan capaian kinerja tahun-tahun sebelumnya yang tidak
terlepas daripada sasaran dan tujuan dari RPJMD Kab. Aceh Utara.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan 16 sasaran strategis
Halaman vi
dengan 22 Indikator Kinerja pada Laporan LAKIP tahun 2015 yang
pelaksanaannya dilaksanakan secara bertahap melalui program dan kegiatan di
masing-masing SKPK. Sesuai dengan hasil analisa Tim Penyusun Laporan
LAKIP Kab. Aceh Utara, dapat kami jelaskan bahwa dari 22 indikator kinerja,
kriteria sangat berhasil sebanyak 13 indikator (59,09%), berhasil sebanyak 4
indikator (18,18%), cukup berhasil sebanyak 2 indikator (9,09%) dan tidak
berhasil sebanyak 3 indikator (13,64%). Data dan informasi untuk lebih jelasnya
terdapat dalam laporan LAKIP Kab. Aceh Utara.
Dalam penyusunan LAKIP tahun 20145, terdapat sedikit perbedaan
dimana laporan LAKIP harus di review oleh Inspektorat, sehingga data yang
disajikan merupakan data yang valid dan akurat. Dari hasil review tersebut,
kami telah mensajikan saran dan rekomendasi yang dihasilkan sehingga
laporan LAKIP ini dapat bermanfaat sesuai dengan data dan fakta dilapangan.
Kami sangat mengapresiasi kinerja pemerintah pusat, terutama
Kementrian PAN dan RB, dimana Kabupaten Aceh Utara dalam evaluasi
laporan LAKIP tahun 2015 terdapat beberapa permasalahan, sehingga kami
mendapatkan nilai CC. Kami sangat berharap agar tahun ini kami dapat
meningkatkan peringkat menjadi kategori B dan dengan mengucapkan syukur
kepada Allah, Alhamdulillah, dari kendala dan keterbatasan yang ada, LAKIP
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 dapat disusun dan disampaikan untuk
mempertanggung-jawabkan pelaksanaan rencana kinerjanya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 1
Bab I PPeennddaahhuulluuaann
I. LATAR BELAKANG
Implementasi good governance saat ini sudah menjadi sebuah
keniscayaan, yang harus dipraktekkan oleh setiap penyelenggaraan Negara
dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu
diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang
tepat, jelas, dan nyata sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih
dan bertanggung jawab serta bebas dari kolusi dan korupsi. Konsep dasar
akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas manajerial pada
semua tingkatan yang melaksanakan kegiatan pada tiap bagian. Masing-
masing individu pada tiap jajaran aparatur bertanggungjawab atas setiap
kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya.
Akuntabilitas didefinisikan sebagai suatu perwujudan kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi
dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Akuntabilitas
Instansi Pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah
untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan
misi instansi yang bersangkutan. Sejalan dengan itu telah ditetapkan TAP
MPR RI Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih
dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme diikuti dengan terbitnya Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 1999 serta Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999
tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Menurut penjelasan
undang-undang tersebut, asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan
bahwa setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada masyarakat atau
rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi. Untuk memenuhi ketentuan
perundang-undangan dan dalam rangka memberikan informasi yang luas
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 2
kepada masyarakat tentang akuntabilitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kabupaten Aceh Utara maka Pemerintah Kabupaten Aceh Utara diwajibkan
menyusun Laporan Kinerja/Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Tahun 2015.
II.MAKSUD DAN TUJUAN
Adanya pola pikir yang terukur untuk dapat memberdayakan fungsi
publik agar sesuai dengan tuntutan perkembangan ekonomi, politik, dan
budaya, diperlukan etos kerja yang berorientasi kepada pencapaian hasil dan
pertanggungjawaban berdasarkan nilai–nilai akuntabilitas menuju pemerintah
yang bersih, berwibawa, dan akuntabel.
Atas dasar ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada setiap akhir
periode menyusun laporan pelaksanaan program/kegiatan, capaian kinerja
dalam wujud Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang
dikomunikasikan kepada para stakeholders dan pada hakekatnya adalah
merupakan ”Pertanggungjawaban Publik”.
Laporan Akuntabilisiktas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) selain
memiliki fungsi sebagai penyediaan informasi untuk mengambil keputusan
pihak–pihak terkait, juga sebagai umpan balik dan sebagai sarana perbaikan
manajemen kepemerintahan, serta sebagai media pertangungjawaban kepada
lembaga legislatif dan publik. Fungsi tersebut merupakan cerminan dari
maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Kabupaten Aceh
Utara.
Maksud dan tujuan penyusunan dan penyampaian LAKIP Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 mencakup hal–hal berikut ini:
Memberi pertanggungjawaban kepada pemberi amanah;
Memberi dasar bagi pengambil keputusan untuk perbaikan dalam
pencapaian kehematan, efesiensi, dan efektifitas pelaksanaan tupoksi,
sebagai upaya mencapai visi dan misi Kabupaten Aceh Utara tahun
2012-2017;
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 3
Memberi masukan untuk memperbaiki perencanaan khususnya jangka
pendek dan jangka menengah.
III.GAMBARAN UMUM DAERAH
A. Kondisi Geografis
Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu kabupaten dari 23
kabupaten/kota dalam Provinsi Aceh yang terletak pada posisi 960 47’ – 970
31’ Bujur Timur dan 040 43’ – 050 16’ Lintang Utara. Kabupaten Aceh Utara
berbatasan dengan Kota Lhokseumawe dan Selat Malaka di sebelah Utara,
dengan Kabupaten Aceh Timur di sebelah Timur, dengan Kabupaten Bener
Meriah di sebelah Selatan dan dengan Kebupaten Bireuen di sebelah Barat.
Sebelah utara merupakan laut, yaitu Selat Malaka, dan di sebelah
selatan adalah kaki atau lereng pegunungan maka secara umum bentuk
permukaan bumi atau geomorfologi Kabupaten Aceh Utara dari arah pantai ke
arah pegunungan adalah :
Dataran pantai, yang terletak sepanjang tepi pantai.
Dataran aluvial, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran pantai.
Zona lipatan, yang terletak relatif memanjang di belakang dataran aluvial.
Zona vulkanik, yang merupakan kaki/lereng sampai punggungan
pegunungan.
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86
km2, atau 329.686 Ha, yang terdiri dari 27 kecamatan 70 kemukiman 852
gampong. Paya Bakong adalah Kecamatan yang mempunyai wilayah paling
luas yaitu 418,32 Km2, sementara Lapang adalah kecamatan yang paling
sempit, yaitu 19,27Km2 dengan rincian sebagaimana tercantum dalam
Tabel 1.1.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 4
Tabel 1.1
Luas Wilayah Kabupaten Aceh Utara menurut Kecamatan
Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2015
Tata guna lahan meliputi areal persawahan, perkebunan, hutan, rawa-
rawa, tambak, dan lain-lainnya. Penggunaan lahan yang terluas untuk lahan
perkebunan dan hutan negara. Disamping itu, lahan yang relatif luas juga
digunakan untuk areal persawahan, tegalan/kebun-kebun, pekarangan dan
No. Kecamatan Luas
Wilayah (Km2)
Persentase
1. Sawang 384,65 11,67
2. Nisam 114,74 3,48
3. Nisam Antara 84,38 2,56
4. Bandar Baro 42,35 1,28
5. Kuta Makmur 151,32 4,59
6. Simpang Kramat 79,78 2,42
7. Syamtalira Bayu 77,53 2,35
8.. Geureudong Pase 269,28 8,17
9. Meurah Mulia 202,57 6,14
10. Matang Kuli 56,94 1,73
11. Paya Bakong 418,32 12,69
12. Pirak Timu 67,70 2,05
13. Cot Girek 189,00 5,73
14. Tanah Jambo Aye 162,98 4,94
15. Langkahan 150,52 4,57
16. Seunuddon 100,63 3,05
17. Baktiya 158,67 4,81
18. Baktiya Barat 83,08 2,52
19. Lhoksukon 243,00 7,37
20. Tanah Luas 30,64 0,93
21. Nibong 44,91 1,36
22. Samudera 43,28 1,31
23. Syamtalira Aron 28,13 0,85
24. Tanah Pasir 20,38 0,62
25. Lapang 19,27 0,58
26. Muara Batu 33,34 1,01
27. Dewantara 39,47 1,20
TOTAL 3.296,86 100,00
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 5
bangunan, hutan rakyat, ladang/huma, dan untuk areal lain-lainya. Selain itu,
di daerah ini masih terdapat lahan kosong yang produktif namun belum
diusahakan yaitu seluas 9.163 Ha atau 2,78 % dari luas wilayah seluruhnya.
Secara keseluruhan tata guna lahan Kabupaten Aceh Utara tercantum pada
tabel 1.2.
Tabel 1.2 Tata Guna Lahan
No Pengguna Lahan Luas (Ha) %
1 Persawahan 45.485 19.17
2 Perkarangan / Bangunan - -
3 Tegalan/ Kebun 45.655 19.25
4 Ladang/ Huma 24.217 10.21
5 Pengembalaan/ Padang Rumput 6.464 2.72
6 Sementara Tidak Diusahakan 9.968 4.20
7 Ditanami Pohon/ Hutan Rakyat 26.770 11.28
8 Perkebunan 49.560 20.89
9 Lain-lain (Tambak/Kolam/Empang/Tebat) 29.102 12.27
Jumlah 237.221 100.00
Sumber : Aceh Utara Dalam Angka, 2015
1. Iklim
Wilayah Kabupaten Aceh Utara sebagai bagian dari wilayah Provinsi
Aceh, termasuk tipe iklim muson dan klasifikasi menurut Mohr, Schmid &
Ferguson, termasuk iklim tipe C. Wilayah Kabupaten Aceh Utara relatif lebih
kering dibandingkan dengan dengan wilayah lainnya di Provinsi Aceh, karena
pengaruh Pegunungan Bukit Barisan, di mana wilayah sebelah utara dan timur
Pegunungan Bukit Barisan cenderung lebih kering dibandingkan wilayah
sebelah barat dan selatannya.
Curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Aceh Utara berkisar
antara 1.000 – 2500 mm, dengan hari hujan 92 hari. Musim hujan terjadi pada
bulan Agustus sampai Januari, dengan curah hujan maksimal terjadi di bulan
Oktober-November, yang mencapai di atas 350 mm per bulan dengan hari
hujan lebih dari 14 hari. Sementara musim dengan curah hujan lebih rendah
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 6
(cenderung kemarau) terjadi pada bulan Februari sampai Juli, dan yang
cenderung terendah adalah sekitar bulan Maret-April.
Rata-rata suhu udara adalah 300 C, dengan kisaran antara 210 C
sampai 350C. Suhu rata-rata pada musim penghujan adalah 280 C, dan pada
musim kemarau suhu rata-rata adalah 32,80 C. Kelembaban udara berkisar
antara 84 – 89 %, dengan rata-rata 86,6 %.
2. Geologi
Struktur geologi yang ada di wilayah Kabupaten Aceh Utara secara
garis besar terdiri atas batuan Quarter yang cenderung di bagian pesisir
(bagian utara) dan batuan Tersier yang cenderung di bagian pedalaman
(bagian selatan). Sebaran ini selaras dengan topografi yang menaik dari utara
ke selatan, dan selaras pula dengan pola hilir ke hulu dalam DAS.
B. Kondisi Demografis
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Utara Tahun
2015, jumlah penduduk Kabupaten Aceh Utara tercatat 572.961 jiwa dengan
laju pertumbuhan sebesar 2.04% per tahun. Luas wilayah 3.296,86 km2 maka
kepadatan penduduk mencapai 174 jiwa/km2 dengan sebaran di 27 kecamatan
selama periode tahun 2010 -2014 sebagaimana tercantum pada Tabel 1.3.
Ditinjau dari distribusi penduduk terbesar di Kecamatan Lhoksukon
mencapai 48.080 jiwa dan kepadatan penduduk terbesar di Kecamatan
Dewantara mencapai 1.202 jiwa/km2, sedangkan jumlah dan kepadatan
penduduk terkecil di Kecamatan Geureudong Pase mencapai 4.812 jiwa dan
18 jiwa/km2. Bila dilihat dari letaknya, maka dapat diindikasikan bahwa
kecamatan-kecamatan di sekitar sumbu wilayah atau di sekitar jalan nasional
cenderung mempunyai jumlah dan kepadatan penduduk lebih besar.
Tabel 1.3 Perkembangan Distribusi Penduduk Kabupaten Aceh Utara
menurut Kecamatan Tahun 2010–2014
No. Kecamatan 2010 2011 2012 2013 2014*)
1 Sawang 33.748 34.521 34,999 35,457 36,502 2 Nisam 17.115 17.235 17,473 17,702 18,223 3 Nisam Antara 12.096 12.277 12,447 12,61 12,981 4 Banda Baro 7.377 7.415 7,518 7,617 7,841
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 7
5 Kuta Makmur 22.028 22.339 22,648 22,945 23,62 6 Simpang Kramat 8.710 8.824 8,946 9,063 9,330 7 Syamtalira Bayu 18.955 19.046 19,309 19,562 20,138 8 Geureudong Pase 4.448 4.550 4,613 4,674 4,812 9 Meurah Mulia 17.612 17.881 18,129 18,367 18,908
10 Matang Kuli 16.424 16.803 17,035 17,258 17,766 11 Paya Bakong 12.690 12.875 13,053 13,224 13,614 12 Pirak Timu 7.413 7.520 7,624 7,724 7,952 13 Cot Girek 18.342 18.762 19,021 19,27 19,838 14 Tanah Jambo Aye 39.141 40.472 41,032 41,569 42,794 15 Langkahan 20.938 21.221 21,514 21,796 22,438 16 Seuneudon 23.267 23.476 23,8 24,112 24,822 17 Baktiya 32.465 33.514 33,978 34,423 35,437 18 Baktiya Barat 16.943 17.334 17,574 17,804 18,328 19 Lhoksukon 43.998 45.472 46,101 46,704 48,080 20 Tanah Luas 22.037 22.601 22,913 23,213 23,897 21 Nibong 9.047 9.247 9,375 9,498 9,778 22 Samudera 24.389 25.099 25,446 25,779 26,538 23 Syamtalira Aron 16.456 16.833 17,066 17,289 17,798 24 Tanah Pasir 8.376 8.431 8,548 8,660 8,915 25 Lapang 7.909 8.075 8,187 8,294 8,538 26 Muara Batu 24.385 25.179 25,527 25,861 26,623 27 Dewantara 43.442 44.876 45,496 46,091 47,449
Jumlah 529.751 541.878 549,370 556,566 572,961 Sumber: Aceh Utara Dalam Angka Tahun 2015
1. Persentase Penduduk diatas Garis Kemiskinan
Kemiskinan merupakan persoalan makro yang harus diatasi secara
berkelanjutan. Pemerintah Kabupaten Aceh Utara memberikan perhatian yang
sungguh-sungguh untuk menanggulangi kemiskinan sesuai prioritas
pembangunan yang tercantum dalam RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun
2012-2017. Berbagai program pembangunan jangka menengah telah
diimplimentasikan, baik di bidang infrastruktur, ekonomi, pendidikan, maupun
kesehatan. Akhir tahun 2014 tercatat penduduk miskin di Kabupaten Aceh
Utara sebanyak 112.600 jiwa atau 19,58 persen dari jumlah penduduk
sebagaimana tercantum pada Gambar 1.4.
Kondisi tersebut menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat Aceh
Utara semakin meningkat dan terus mengalami perbaikan sepanjang tahun
2010-2014. Penanggulangan kemiskinan menjadi prioritas Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 8
Kabupaten Aceh Utara ke depan termasuk memberikan perhatian yang lebih
besar, tepat sasaran, dan terfokus melalui implimentasi pembangunan pada
wilayah-wilayah yang menjadi kantong kemiskinan, terutama di wilayah pesisir.
Gambar 1.4 Perkembangan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2010-2014
II. ASPEK STRATEGIS
A. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara periode 2010-2014 ditunjukkan oleh
PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010 dan tanpa memasukkan migas
menunjukkan pertumbuhan ekonominya berkisar antara 3,40 – 7,57 persen.
Nilai PDRB ADHK tanpa migas Aceh Utara selama pada tahun 2010 nilainya
sebesar 8,97 triliun rupiah dan terus tumbuh hingga mencapai 10,99 triliun
rupiah pada tahun 2014 dengan pertumbuhan rata-rata 5,23 persen per tahun.
Jika dengan memasukkan migas, nilai PDRB Aceh Utara selama
periode 2010-2012 mengalami peningkatan yaitu dari 17,20 triliun rupiah
menjadi 18,15 triliun rupiah. Tahun 2013 nilai PDRB dengan migas turun
menjadi 17,86 triliun rupiah dan terus turun menjadi 17,26 triliun rupiah pada
113,
37
124,
04
119,
51
111,
74
112,
19
23,43 22,89
21,52 20,34 19,58
3
6
9
12
15
18
21
24
20
40
60
80
100
120
140
2010 2011 2012 2013 2014
000
Jiw
a
Per
sen
Jumlah Penduduk Miskin (000 Jiwa) Tingkat Kemiskinan (%)
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 9
tahun 2014.
Gambar 1.6 PDRB ADHK 2000Tahun 2010-2014
(Triliun Rupiah)
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara Tahun 2015 (Diolah)
Pertumbuhan ekonomi Aceh Utara menurut lapangan usaha tahun
2011-2014 dapat dilihat pada Tabel 2.3. Pada tahun 2014 mengalami
penurunan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju
pertumbuhan PDRB dengan migas Kabupaten Aceh Utara tahun 2014 turun
sebesar 3.35 persen, sedangkan tahun 2013 turun sebesar 1.62 persen.
Penurunan laju pertumbuhan ekonomi tersebut, dipengaruhi oleh sektor Jasa
Keuangan dan Asuransi yang mengalami penurunan sebesar 5.72 persen
serta sektor Pertambangan dan Penggalian yang mengalami penurunan
terbesar yaitu 14.61 persen yang disebabkan oleh semakin menurunnya Lifting
gas bumi di Kabupaten Aceh Utara.
-
5,00
10,00
15,00
20,00
2010 2011 2012 2013 2014
17,20 17,87 18,15 17,86 17,26
8,97 9,65 10,18 10,53 11,00
MIGAS TANPA MIGAS
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 10
Tabel 1.7 Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Sektor
Tahun 2010-2014 (Persen)
SEKTOR CAPAIAN
2011 2012 2013 2014*)
Pertanian 4,59 4,14 5,91 3,82
Pertambangan dan Penggalian - Pertambangan migas dan panas bumi - Pertambangan dan penggalian
lainnya
-0,15 -0,20 2,55
-2,93 -3,01 1,59
-8,03 -8,37 10,68
-14,61 -15,15 9,50
Industri Pengolahan 18,08 6,96 -6,53 2,99
Pengadaan Listrik dan Gas 7,48 7,72 5,04 6,37
Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
6,02 4,41 5,53 5,93
Konstruksi 4,25 6,52 8,52 6,99
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 3,23 5,60 7,55 5,91
Transportasi dan Pergudangan 5,75 7,25 7,79 4,11
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 8,87 9,01 9,81 9,72
Informasi dan Komunikasi 7,61 9,23 9,44 9,48
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,16 -5,98 1,42 -5,72
Real Estate 3,42 3,89 7,51 9,34
Jasa Perusahaan 2,60 1,67 5,90 7,45
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial 3,87 2,67 5,33 7,00
Jasa Pendidikan 6,20 6,27 6,83 5,74
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6,20 13,02 9,50 8,34
Jasa Lainnya 5,01 4,63 6,30 6,00
PDRB (Non Migas) 7,57 5,44 3,40 4,50
PDRB (Migas) 3,88 1,59 -1,62 -3,35
Sumber : Aceh Utara Dalam Angka 2015 *) Angka sementara
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 11
Namun bila ditinjau dari PDRB tanpa migas, laju pertumbuhan ekonomi
Aceh Utara berfluktuasi antara 3,40-7,57 persen. Pada tahun 2013
pertumbuhan terendah yaitu 3,40 dan tahun 2015 pertumbuhan meningkat
mencapai 4,50 persen. Hal dipengaruhi oleh semakin besarnya kontribusi
sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan
terhadap struktur perekonomian Kabupaten Aceh Utara. Hal ini juga
ditunjukkan oleh pertumbuhan positif sebesar 3.82 persen pada sektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan serta Industri Pengolahan sebesar 2.99
persen di tahun 2014, setelah sebelumnya turun 6.53 persen di tahun 2013.
Tabel 1.8 Laju Pertumbuhandan Kontribusi Sektoral
Tahun 2013-2014 (Persen)
SEKTOR PERTUMBUHAN KONTRIBUSI
2013 2014*) 2013 2014*)
Pertanian 5,91 3,82 21,44 23,02
Pertambangan dan Penggalian
- Pertambangan migas dan panas bumi
- Pertambangan dan penggalian lainnya
-8,03 -8,37 10,68
-14,61 -15,15 9,50
41,06 40,17 0,89
36,28 35,26 1,01
Industri Pengolahan -6,53 2,99 13,33 14,21
Pengadaan Listrik dan Gas 5,04 6,37 0,06 0,07
Pengadaaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 5,53 5,93 0,01 0,01
Konstruksi 8,52 6,99 3,20 3,55
Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 7,55 5,91 7,73 8,47
Transportasi dan Pergudangan 7,79 4,11 4,21 4,54
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 9,81 9,72 0,26 0,29
Informasi dan Komunikasi 9,44 9,48 1,23 1,39
Jasa Keuangan dan Asuransi 1,42 -5,72 0,98 0,95
Real Estate 7,51 9,34 1,65 1,86
Jasa Perusahaan 5,90 7,45 0,21 0,23
Administrasi Pemerintahan, Pertanahan 5,33 7,00 1,72 1,91
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 12
SEKTOR PERTUMBUHAN KONTRIBUSI
2013 2014*) 2013 2014*)
dan Jaminan Sosial
Jasa Pendidikan 6,83 5,74 0,92 1,01
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 9,50 8,34 1,33 1,50
Jasa Lainnya 6,30 6,00 0,65 0,72
PDRB (Non Migas) 3,40 4,50 58,94 63,72
PDRB (Migas) -1,62 -3,35 100 100
Kegiatan perekonomian Kabupaten Aceh Utara, sebagai salah satu
daerah penghasil migas di Provinsi Aceh, di dominasi oleh sektor
Pertambangan dan Penggalian yang menyumbang sebesar 35.46 persen
terhadap nilai tambah PDRB atas dasar harga berlaku tahun 2014. Namun,
besarnya kontribusi ini terus menurun tiap tahunnya seiring dengan
menurunnya produksi dan eksplorasi migas di Kabupaten Aceh Utara.
Sedangkan dari sektor non migas, dengan memperbandingkan antara
pertumbuhan terhadap kontribusi yang diberikan oleh tiap sektor, maka dapat
diketahui beberapa sektor dengan pertumbuhan tinggi namun masih
memberikan kontribusi yang masih sangat kecil terhadap total PDRB Aceh
Utara pada tahun 2014. Sektor pertambangan dan penggalian lainnya,
penyediaan akomodasi dan makan minum, informasi dan komunikasi serta
real estate pertumbuhannya di atas 9 persen namun kontribusinya lebih kecil
dari 2 persen. Sebaliknya, sektor pertanian dengan pertumbuhan sebesar 3,82
persen, menjadi sektor yang memberikan kontribusi terbesar kedua terhadap
total PDRB Aceh Utara pada tahun 2014 yaitu sebesar 23,02 persen.
B. Laju Inflasi
Laju Inflasi menunjukkan tingkat perubahan harga-harga yang terjadi di
suatu daerah. Laju inflasi tahun kalender 2015 hingga Desember 2015 untuk
Kota Lhokseumawe sebesar 2,44 persen, Kabupaten Aceh Utara disetarakan
dengan Kota Lhokseumawe sedangkan laju inflasi Provinsi Aceh sebesar 1,53
persen dan Nasional sebesar 3,35 persen.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 13
Tabel 1.9 Nilai Inflasi Rata-Rata Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2011-2015
Uraian Tahun
2011 2012 2013 2014 2015
Lhokseumawe/ Aceh Utara
3,55 2,44 8,27 8,53 2,44
Aceh 3,43 0,22 7,31 8,09 1,53 Nasional 3,79 4,3 8,38 8,36 3,35
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Tahun 2015
Terjadi penurunan tingkat inflasi dibandingkan tahun 2014 dengan
tingkat inflasi mencapai 8,53 persen. Perkembangan tingkat inflasi di
Kabupaten Aceh Utara, pola kecenderungannya mempunyai kesamaan
dengan kecenderungan inflasi Aceh sebagaimana tercantum pada Tabel 1.9.
C. Pendapatan Regional Perkapita
Produk Domestik Regional Bruto Perkapita merupakan hasil bagi
antara PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun, sedangkan
Pendapatan Regional per kapita diperoleh dari hasil bagi antara Produk
Domestik Regional Neto (PDRN) atas biaya faktor produksi (PDRB yang telah
dikurangi penyusutan dan pajak tak langsung) dengan penduduk pertengahan
tahun. Peningkatan jumlah penduduk dan besarnya PDRB sangat menentukan
besarnya PDRB perkapita.
Gambar 1.10 Pendapatan Regional Perkapita dengan Migas
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2010 – 2013 (Jutaan Rupiah)
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 14
Gambar 1.11 memperlihatkan bahwa untuk tahun 2013, pendapatan
regional perkapita Aceh Utara atas dasar harga berlaku mencapai 19,74 juta
rupiah mengalami penurunan dibandingkan tahun tahun 2012 yang hanya
mencapai angka 19,89 juta rupiah. Pencapaian pendapatan regional perkapita
untuk tahun 2013 ini lebih kecil dari tahun sebelumnya.
Untuk pendapatan regional perkapita berdasarkan harga konstan
2000, memperlihatkan adanya penurunan dari 6,95 juta rupiah di tahun 2013
menjadi 7,11 juta rupiah pada tahun 2012. Penurunan ini tidak lepas dari
pengaruh menurunnya total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga
konstan.
Gambar 1.11 Pendapatan Perkapita Tanpa Migas Tahun 2010 – 2013 (Jutaan Rupiah)
Sumber : Badan Pusat Statistik Aceh Utara
Untuk pendapatan regional perkapita Aceh Utara tanpa migas, baik
atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan, tiap tahunnya
menunjukkan tren terus meningkat. Pada tahun 2010 pendapatan regional
perkapita atas dasar harga berlaku tercatat sebesar 10,14 juta rupiah dan
kembali meningkat ditahun 2011 hingga mencapai angka 10,70 juta rupiah.
Tahun 2012 naik menjadi 11,28 juta rupiah dan kembali terjadi peningkatan
hingga mencapai 11,62 juta rupiah pada tahun 2013. Kenaikan pendapatan
regional perkapita ini tidak lepas dari pengaruh meningkatnya total nilai
PDRB tanpa migas atas dasar harga berlaku.
Untuk pendapatan regional perkapita untuk tahun 2013 berdasarkan
harga konstan 2000, juga memperlihatkan adanya kenaikan setiap tahunnya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 15
Pada tahun 2010, nilai pendapatan regional perkapita Aceh Utara hanya
sebesar 4,87 juta rupiah dan terus meningkat hingga mencapai 5,06 juta
rupiah pada tahun 2013. Peningkatan ini tidak lepas dari pengaruh
meningkatnya total nilai PDRB dengan migas atas dasar harga konstan pada
tahun 2013 sebesar 3,17 persen. Peningkatan ini juga lebih tinggi dari
pertumbuhan penduduk Aceh Utara yang sebesar 1,38 persen pada tahun
yang sama.
D. Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (RT) Perkapita
Kemampuan perekonomi Kabupaten Aceh Utara dilihat dari angka
konsumsi rumah tangga (RT) perkapita terus menunjukkan kecenderungan
meningkat dimana pada tahun 2009 angka konsumsi RT perkapita sebesar
Rp. 4.344.204,-, jumlah RT tahun 2009 sebanyak 128.138 RT dengan besar
rasio yaitu 33,90. Pada tahun 2010 angka konsumsi RT meningkat sebesar
Rp. 4.739.940 dan jumlah RT sebanyak 122.825 serta rasionya sebesar 38,59.
Demikian pula pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan yaitu
Rp. 5.171.448 konsumsi RT perkapita dengan jumlah RT sebanyak 125.637,
besaran rasio yaitu 41,16. Konsumsi rumah tangga perkapita sebagai mana
tabel berikut :
Tabel 1.12 Angka Konsumsi RT Perkapita
Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2009-2011
No Uraian 2009 2010 2011
1. Total Pengeluaran RT (Rp) 4.344.204 4.739.940 5.171.448
2. Jumlah RT 128.138 122.825 125.637
Rasio (1/2) 33,90 38,59 41,16
Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah)
b. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Perkapita
Sebagaimana pengeluran konsumsi RT, pengeluaran konsumsi non
pangan perkapita juga mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 total
pengeluran RT non pangan sebesar Rp. 1.382.916 atau 31,83 persen dan
sebesar Rp.1.540.068 atau 32,49 pada tahun 2010. Pada Tahun 2011 angka
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 16
konsumsi RT non pangan juga mengalami kenaikan yaitu sebesar Rp.
1.948.032 atau sebesar 37,67 persen. Tabel konsumsi RT non pangan
sebagai mana berikut :
Tabel 1.13 Persentase Konsumsi RT Non Pangan
Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2009-2011
No Uraian 2009 2010 2011
1 Total Pengeluaran RT Non Pangan (Rp)
1.382.916 1.540.068 1.948.032
2 Total Pengeluaran (Rp) 4.344.204 4.739.940 5.171.448
Rasio 31,83 % 32,49 % 37,67 %
Sumber : BPS Kab. Aceh Utara (diolah)
c. Nilai Tukar Petani
Gambar 1.14 Nilai Tukar Petani
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2009-2013
E. Fokus Fasilitas Wilayah Infrastruktur
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara yang tercatat adalah 3.296,86 km2,
atau 329.686 Ha. Dengan panjang garis pantai 51 km, dan kewenangan
kabupaten adalah sampai 4 mil laut, maka luas wilayah laut kewenangan ini
adalah 37.744 Ha atau 3.774,4 km2.
Luas wilayah produktif tahun 2006 seluas 162.578 ha mengalami
penurunan ditahun 2007 yaitu seluas 153.192. Pada tahun 2008-2010 luas
lahan produktif kembali meninggkat seiring upaya-upaya yang dilakukan
pemerintah Kabupaten Aceh utara yaitu 167.500 ha pada tahun 2010.
Perbandingan luas lahan produktif dengan luas wilayah budidaya
sebagaimana tabel berikut :
25,000 28,000 29,000 31,000 35,000
,000
10,000
20,000
30,000
40,000
Nilai tukar petani
2008
2009
2010
2011
2012
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 17
Gambar 1.15 Luas Wilayah Produktif
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2008-2012
F. Fokus Iklim Berinvestasi
Investasi disuatu daerah dapat dilaksanakan apabila kondisi daerah
memberikan rasa aman dan nyaman terhapat investor yang akan
menanamkan modalnya di Kabupaten Aceh Utara. Untuk itu diperlukan upaya
bersama untuk menjaga kondisi keamanan sebagai upaya yang dapat
dilakukan oleh masyarakat dalam membantu pemerintah dalam
mengupayakan investasi di Kabupaten Aceh Utara.
G. Fokus Sumber Daya Manusia
a. Rasio Lulusan S1/S2/S3
Kualitas tenaga kerja di Kabupaten Aceh Utara sesuai dengan angka
kelulusan tingkat S1 pada tahun 2010 dan 2011 masing sebanyak 8.004 dan
8452 orang, Sementara itu untuk tingkat S2 dan S3 pada tahun 2010
sebanyak 126 orang dan pada tahun 2011 mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yaitu sejumlah 425 orang. Jika dibandingkan dengan jumlah
penduduk pada tahun 2010 dan 2011, maka kualitas tenaga kerja dengan
rasio kelulusan tingkat S1sebesar 1,53 persen pada tahun 2010 dan 1,64
persen pada tahun 2011 sebagaimana ditampilkan pada gambar 1.16
135.521 134.965
141.873 141.514 141.130
130.000
132.000
134.000
136.000
138.000
140.000
142.000
144.000
Luas wilayah produktif
2008
2009
2010
2011
2012
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 18
Gambar 1.16
Rasio Lulusan S1/S2&S3
Di Kabupaten Aceh UtaraTahun 2008-2012
,453
2,149 2,274
3,940
4,914
,000
1,000
2,000
3,000
4,000
5,000
6,000
Rasio Lulusan S1/S2/S3
2008
2009
2010
2011
2012
b. Tingkat ketergantungan (rasio ketergantungan)
Tingkat ketergantungan penduduk di Kabupaten Aceh Utara kurun
waktu 2008-2012 menunjukkan angka yang berfluktuatif, sebagaimana pada
gambar 1.17.
Gambar 1.17 Rasio Ketergantungan
Di Kabupaten Aceh UtaraTahun 2008-2012
H. Struktur Organisasi
Struktur organisasi, kewenangan dan tugas dari unit-unit yang
membantu kelancaran pelaksanaan tugas-tugas kepala daerah yang terdiri
dari Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRK, Dinas Daerah,dan Lembaga
Teknis Daerah serta Sekretariat Lembaga Keistimewaan.
a. Sekretariat Daerah
Sekretariat Daerah merupakan unsur staf Pemerintah Daerah yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris Daerah yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Bupati. Tugas Pokok Sekretariat Daerah adalah
101,98
43,21 36,22 36,16
134,21
-
50,00
100,00
150,00
Rasio ketergantungan
2008
2009
2010
2011
2012
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 19
membantu Bupati dalam melaksanakan tugas di bidang penyelenggaraan
pemerintahan, administrasi, organisasi dan tata laksana serta memberikan
pelayanan administratif kepada seluruh perangkat daerah.
Sementara itu, untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, fungsi dari
Sekretariat Daerah ini mencakup: (1) pengkoordinasian perumusan kebijakan
Pemerintah Daerah, (2) penyelenggaraan administrasi pemerintahan,
pembangunan, kemasyarakatan serta organisasi dan tata laksana, (3)
pengkoordinasian kegiatan perangkat daerah dalam rangka penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan, (4) pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan,
prasarana dan sarana pemerintahan daerah, dan (5) pengembangan dan
pelaksanaan pola kerja sama antar daerah dan/ atau dengan pihak ketiga, (6)
pelaksanaan tugas lain yang diberikan Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Susunan organisasi Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah,
Asisten, Bagian dan Sub Bagian.
b. Sekretariat DPRK
Sekretariat DPRK merupakan unsur pelayanan terhadap DRPK yang
dipimpin oleh seorang Sekretaris yang secara teknis operasionalberada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Pimpinan DPRK dan secara
administrasi bertanggungjawab kepada Bupati melaui Sekda. Susunan
organisasi Sekretariat DPRK terdiri dari Sekretaris, Bagian dan Sub Bagian.
c. Dinas Daerah
Dinas Daerah merupakan unsur pelaksana pemerintah daerah yang
dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Dinas Daerah ini
melaksanakan tugas dan fungsi operasional untuk bidang-bidang tertentu
seperti : Dinas Syariat Islam; Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga;
Dinas Pengelolan Keuangan dan Kekayaan Daerah; Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil; Dinas Kesehatan; Dinas Bina Marga ; Dinas Cipta Karya ;
Dinas Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral; Dinas Perindustrian dan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 20
Perdagangan; Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; Dinas Pertanian,
Tanaman Pangan dan Peternakan; Dinas Kehutanan dan Perkebunan; Dinas
Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk;Dinas Perhubungan, Pariwisata
dan Kebudayaan; Dinas Kelautan dan Perikanan; Dinas Pasar, Kebersihan
dan Pertamanan.
d. Lembaga Teknis Daerah
Lembaga Teknis Daerah merupakan badan/kantor yang dikepalai oleh
seorang Kepala Badan/Kepala Kantor sebagai unsur penunjang yang
membantu dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah untuk bidang-bidang
tertentu. Kepala Badan/Kepala Kantor berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa lembaga teknis
yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten mencakup: Bappeda; Badan
Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Sejahtera; Badan Kepegawaian,
Pendidikan dan Pelatihan; Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan; Badan
Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat; Badan
Penanggulangan Bencana Daerah; Inspektorat Kabupaten; Satuan Polisi
Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah; RSU Cut Meutia; Kantor Lingkungan
Hidup; Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Kantor
Perpustakaan dan Arsip Daerah; Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu.
e. Sekretariat Lembaga Keistimewaan dan Sekretariat Korpri
Sekretariat Lembaga Keistimewaan merupakan perangkat daerah
yang dipimpin oleh seorang Kepala Sekretariat yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Beberapa
Lembaga Keistimewaan yang terdapat dalam pemerintah Kabupaten
mencakup : Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU); Sekretariat
Majelis Adat Aceh (MAA); Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah (MPD) dan
Sekretariat Baitul Mal Kabupaten (BMK).
Sekretariat Korpri merupakan perangkat daerah yang dipimpin oleh
seorang Sekretaris yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 21
f. Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Kecamatan merupakan perangkat daerah yang dipimpin
oleh seorang camat yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada
Bupati melalui Sekretaris Daerah. Kabupaten Aceh Utara terdiri dari 27 (dua
puluh tujuh) Kecamatan dan Organisasi Kecamatan terdiri dari camat,
sekretariat kecamatan, dan 4 (empat) seksi serta 2 (dua) sub bagian.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan seluruh perangkat di
bawahnya berusaha melaksanakan tugas dan kegiatan pemerintahan daerah
maupun tugas-tugas perbantuan dan tugas dekonsentrasi.
III. PERMASALAHAN UTAMA
Dalam pelaksanaan berbagai kegiatan dan program tahun 2015,
terdapat beberapa permasalahan serta tindak lanjut sebagaimana terlampir
pada tabel di bawah ini :
Tabel 1.1 Permasalahan dan Tindak Lanjut
No. Permasalahan Tindak Lanjut Ket
1. Tingkat kemiskinan masih tinggi Peningkatan tingkat kesempatan kerja
2. Masih rendahnya ketahanan pangan dan nilai nambah produk pertanian
Menyediakan cadangan pangan daerah
3. Pertumbuhan ekonomi masih rendah
Perlu penambahan tenaga pembina terhadap industri kecil dan menengah secara bertahap
4. Rendahnya pemanfaatan potensi sumber daya alam yang berdaya guna, berhasil guna dan berkelanjutan
Peningkatan kualitas sumber daya lingkungan hidup
5. Masih tingginya tingkat pengangguran terbuka
Pencapaian standar pelayanan minimal pendidikan
6. Koperasi dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) belum berkembang dengan baik
Peningkatan pengawasan terhadap pengelolaan koperasi dan UKM
7. Keterlibatan peran swasta dalam pembangunan masih rendah
Peningkatan kompetensi tenaga kesehatan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 22
8. Masih rendahnya mutu pelayanan kesehatan masyarakat
Peningkatan pelayanan kesehatan
9. Permasalahan dan tantangan dibidang kesehatan masyarakat dan keluarga sejahtera
Peningkatan pelayanan kesehatan
10. Banyaknya infrastruktur irigasi, jalan dan jembatan dalam kondisi belum mantap
Peningkatan, rehabilitasi serta optimalisasi fungsi jaringan irigasi dan pembangunan, peningkatan dan rehabilitasi jalan dan jembatan
11. Masih lemahnya organisasi, tatalaksana dan SDM aparatur
Peningkatan kapasitas dan kapabilitas aparatur
12. Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan politik, sosial budaya dan adat
Pengelolaan keragaman dan pelestarian budaya
13. Masih lemahnya pelaksanan penegakan supremasi hukum
Penerapan syariat islam
14. Belum optimalnya pemberdayaan kepemudaan, pramuka dan keolahragaan
Peningkatan peran pemuda dalam gampong
15. Pembangunan sumber daya manusia, perempuan dan anak masih rendah
Penurunan AKI dan AKB melalui pemenuhan cakupan K4
16. Belum berkembangnya potensi perhubungan dan pariwisata
Peningkatan pemanfaatan dan penataan serta fungsionalisasi objek wisata sejarah, adat dan alam
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 23
IV. SISTEMATIKA PENYUSUNAN
Sistematika Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2015 terdiri dari 4(empat) Bab yaitu sebagai berikut:
BAB I. PENDAHULUAN
Menjelaskan secara ringkas latar belakang, maksud dan tujuan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Gambaran Singkat tentang
Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Personil Perangkat
Daerah serta Sistematika Penyusunan.
BAB II. PERENCANAAN KINERJA
Menjelaskan ringkasan/ikhtisar Perjanjian Kinerja tahun 2015 yang
mendasarkan pada dokumen perencanaan.
BAB III. KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
Menjelaskan capaian kinerja berdasarkan hasil pengukuran kinerja
tahun 2015. Diuraikan pula analisis capaian kinerja yang meliputi :
pembandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2015; pembandingan
antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun 2015 dengan tahun 2014
dan tahun 2013; pembandingan realisasi kinerja sampai dengan tahun 2015
dengan target 2017 berdasarkan dokumen RPJMD tahun 2012 sampai tahun
2017; untuk beberapa indikator realisasi kinerja tahun 2015 dibandingkan
dengan Standar Nasional; Analisis keberhasilan/kegagalan, hambatan/kendala
dan permasalahan yang dihadapi serta langkah-langkah antisipatif yang
diambil serta penyajian realisasi anggaran.
BAB IV. PENUTUP
Memuat kesimpulan umum atas capaian kinerja Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara Tahun 2015 dan upaya/ langkah di masa mendatang yang akan
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten dalam rangka peningkatan kinerjanya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 24
Bab II PPeerreennccaannaaaann
KKiinneerrjjaa
I. RENCANA STRATEGIS
Sebagai sebuah instansi sektor publik, Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara mempunyai rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 5 (lima)
tahun, yaitu untuk Tahun 2012-2017 dengan memperhitungkan potensi,
peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul untuk memetakan posisi
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara. RPJMD yang disusun merupakan rencana
strategis yang diharapkan mampu menjawab posisi Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara sekarang, tujuan yang ingin dicapai termasuk visi misi daerah.
RPJMD Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang mencakup Visi, Misi,
Tujuan, Sasaran, Kebijakan serta cara pencapaian tujuan dan sasaran
dijabarkan dalam Program dan Kegiatan.
RPJMD disusun dengan memperhitungkan analisis lingkungan baik
kekuatan daerah, kelemahan, peluang, dan kendala yang ada maupun yang
diprediksikan akan muncul. Kemudian sasaran yang ingin dicapai dalam
Tahun 2015 akan dijelaskan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015.
Hubungan RPJMD dan dokumen perencanaan lainnya dengan LAKIP
Pemerintah Kabupaten Aceh adalah sebagai berikut:
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 25
Gambar 1
Pada Tahun 2015 , Pemerintah Kabupaten Aceh Utara sudah memiliki
RPJP sesuai dengan Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor 8 Tahun 2014
tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Kabupaten Aceh
Utara Tahun 2005-2025 dan RPJMD Tahun 2012-2017 sesuai dengan Qanun
Kabupaten Aceh Utara Nomor 9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten Aceh Utara 2012-2017 yang
sebelumnya ditetapkan dengan Peraturan Bupati Aceh Utara Nomor 40 Tahun
2013 tentang RPJM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017.
Dalam kaitan dengan sistem perencanaan pembangunan nasional
sebagaimana telah diamanatkan dalam UU Nomor 25 Tahun 2004,
keberadaan RPJM Daerah Kabupaten Aceh Utara merupakan satu bagian
yang utuh dari manajemen kerja di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara khususnya dalam menjalankan agenda pembangunan yang seharusnya
tertuang dalam RPJP Daerah Kabupaten Aceh Utara maupun RT/RW
Kabupaten Aceh Utara. Dari keberadaannya akan dijadikan pedoman
penyusunan Renstra SKPD. Setiap tahun selama periode perencanaan, akan
dijabarkan dalam bentuk Rencana Kerja Pemerintah Kabupaten (RKPK)
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dan Perjanjian Kinerja (PK) untuk SKPK.
LLAAKKIIPP
KKaabbuuppaatteenn
AAcceehh UUttaarraa
LLAAKKIIPP
SSKKPPKK RReennjjaa
SSKKPPKK
RReennssttrraa
SSKKPPKK
RReennjjaa
KKaabbuuppaatteenn
AAcceehh UUttaarraa
RRPPJJPP
KKaabbuuppaatteenn
AAcceehh UUttaarraa
RRPPJJMM
KKaabbuuppaatteenn
AAcceehh UUttaarraa
RRKKPP
PPuussaatt RRPPJJMM
NNaassiioonnaall RRPPJJPP
NNaassiioonnaall
RRPPJJMM PPrroovviinnssii
AACCEEHH
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 26
RPJMD Kabupaten Aceh Tahun 2012-2017 disusun dengan
mengakomodir berbagai tuntutan stakeholders antara lain pengawasan yang
profesional, pelayanan prima, perwujudan pemerintahan yang bersih,
berwibawa dan bebas KKN, serta penerapan good governance dalam seluruh
aspek asas-asas penyelenggaraan pemerintahan.
Perencanaan Stratejik Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang
dituangkan dalam RPJMD Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 adalah
sebagai berikut:
AA.. VViissii
Adapun Visi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara yaitu :
“Terwujudnya Masyarakat Aceh Utara yang Berbudaya, Sejahtera,
Mandiri dan Islami (BERSEMI)”.
Visi pembangunan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 ini
diharapkan dapat mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat dengan
tetap mengacu pada pencapaian tujuan nasional seperti diamanatkan dalam
Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi masyarakat Kabupaten Aceh Utara,
dan selaras dengan RPJM Nasional 2009-2014.
Adapun maksud yang terkandung dalam visi pembangunan di atas
adalah sebagai berikut:
1) Berbudaya artinya mengamalkan falsafah Aceh yang Islami yakni: Adat bak
Pôteumeurehôm, Hukôm bak Syiah Kuala, Qanun bak Putroe Phang,
Reusam bak Bentara.
2) Sejahtera artinya masyarakat Aceh Utara memperoleh kemakmuran dalam
keadilan, kesenangan hidup dalam keadaan aman dan tenteram lahir
bathin.
3) Mandiri artinya masyarakat yang mampu berdiri sendiri tanpa
ketergantungan kepada pihak lain.
4) Islami artinya masyarakat yang berakhlak mulia, berprilaku, berbicara,
berbuat, dan bertindak sesuai dengan Syari’at Islam.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 27
BB.. MM ii ss ii
Misi adalah merupakan sesuatu yang harus dilaksanakan oleh
instansi/pemerintah agar tujuan organisasi dapat terlaksana. Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara, sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) mempunyai 8 (delapan)
misi yang telah ditetapkan pada Qanun Kabupaten Aceh Utara Nomor
9 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM)
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017, yaitu :
1. Menciptakan pemerintahan Aceh Utara yang bersih, berwibawa, bebas
korupsi, kolusi dan nepotisme.
2. Mengupayakan stabilitas kehidupan sosial politik dan sosial budaya yang
aman dan damai sesuai dengan semangat MOU Helsinki dan UUPA.
3. Meningkatkan kualitas SDM yang profesional, mengembangkan minat bakat
pemuda dan olah raga, pemberdayaan perempuan yang berbudaya dan
berakhlak mulia melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntunan Syari'at Islam.
4. Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan
kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan
sehat.
5. Memberikan kesempatan dan peluang kepada seluruh lapisan masyarakat
untuk ikut berpartisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian pembangunan serta menikmati hasil-hasil pembangunan.
6. Mengupayakan secepatnya pembangunan infrastruktur perkantoran
pemerintah Aceh Utara satu atap yang menjadi marwah masyarakat Aceh
Utara.
7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan
ekonomi kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian,
perkebunan, perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan
dengan memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 28
8. Mengupayakan penegakan hukum positif dan hukum Islam secara
komprehensif dalam segala bidang kehidupan masyarakat yang
berkeadilan.
CC.. SSaassaarraann SSttrraatteeggiiss
Penetapan saran strategis dilakukan dengan mempertimbangkan misi
Pemerintah daerah sehingga dari setiap misi Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara terdapat beberapa sasaran strategis yang ingin dicapai dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun 2012-2017. Capaian sasaran strategis tersebut dilakukan
dengan pengukuran indikator kinerja yang realistis yang diharapkan dapat
dicapai pada akhir masa RPJMD.
VViissii
“Terwujudnya Masyarakat Aceh Utara yang Berbudaya, Sejahtera,
Mandiri dan Islami (BERSEMI)”.
No Misi No Sasaran Strategis Indikator Kinerja
Target
I Menciptakan
pemerintahan Aceh
Utara yang bersih,
berwibawa, bebas
korupsi, kolusi dan
nepotisme
1. Terlaksananya tata
kelola pemerintah
yang transparan dan
akuntabel pelayanan
publik
Nilai
Akuntabilitas
Kinerja
Pemerintah
B
Opini
pemeriksaan
BPK
WTP
Nilai Evaluasi
Kinerja
Penyelenggaran
Pemerintah
Daerah (EKPPD)
Sangat Tinggi
2. Meningkatnya
profesionalisme dan
kinerja aparatur
dalam pelayanan
publik
Indeks Kepuasan
Masyarakat
(IKM)
75
II Mengupayakan stabilitas kehidupan sosial politik dan social budaya yang aman dan damai sesuai dengan semangat MOU Helsinki dan UUPA
1. Terciptanya stabilitas
sosial dan politik
Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk
3.86
2. Meningkatnya
kesejahteraan
masyarakat miskin
Persentase
jumlah penduduk
miskin
19.50
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 29
3. Menurunnya tingkat
angka pengangguran
Angka
pengangguran
10.10
III Meningkatkan kualitas
SDM yang profesional,
mengembangkan minat
bakat pemuda dan olah
raga, pemberdayaan
perempuan yang
berbudaya dan
berakhlak mulia melalui
pendidikan yang
berkualitas dan sesuai
dengan tuntunan
Syari'at Islam
1. Meningkatnya
layanan pendidikan
yang bermutu, islami
dan berdaya saing
Angka
melek huruf
97.3
Rata-rata lama
Sekolah
9.3
IV Meningkatkan
pembangunan
kesehatan masyarakat
melalui layanan
kesehatan yang
bermutu, peningkatan
kesadaran pola hidup
bersih dan sehat
1 Meningkatnya Status
Kesehatan dan Gizi
masyarakat
Angka Kematian
Ibu
102
Angka Kematian
Bayi
7
Persentase Gizi Buruk
0.096
Umur Harapan Hidup
70
VII Meningkatkan
pembangunan
infrastruktur pendukung
pengembangan
ekonomi kerakyatan
yang berbasis pada
pembangunan
pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan
kepariwisataan yang
berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber
daya alam yang
berbasis lingkungan
dan mengacu pada tata
ruang
1 Tersedianya jalan
mantap dan
jembatan yang
menjamin kelancaran
arus transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap
56.15
2 Tersedianya
aksesibilitas pada
pusat-pusat
pertumbuhan
ekonomi, daerah
terisolir, dan daerah
tujuan wisata
Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik
63.58
3 Tersedianya air
irigasi untuk
pertanian rakyat
pada Daerah Irigasi
Persentase luas
Irigasi dalam
kondisi baik (M2)
40.56
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 30
4 Meningkatnya
keselamatan,
keamanan, dan
pelayanan sarana
dan prasarana
perhubungan darat
Jumlah arus
penumpang
angkutan umum
1,367,817
5 Meningkatnya
pendapatan
masyarakat
Tingkat
Pertumbuhan
Ekonomi
4.83
Indeks Gini
6 Meningkatnya jumlah
kunjungan wisatawan
Persentase
peningkatan
jumlah
wisatawan
37,500
7 Meningkatnya
ketersediaan
pangan, pola
konsumsi serta
distribusi pangan
Tingkat
Ketersediaan
Energi
Tingkat
ketersediaan
Protein
8 Meningkatnya
produksi dan
produktivitas
pertanian tanaman
pangan, holtikultura,
perkebuan, dan
peternakan
Tingkat
Produktivitas
padi (ton/ha)
6.3
9 Meningkatnya
produksi dan
produktivitas
kelautan dan
perikanan
Persentase
Produksi
perikanan
100
VIII Mengupayakan
penegakan hukum
positif dan hukum islam
secara komprehensif
dalam segala bidang
kehidupan masyarakat
yang berkeadilan
1 Peningkatan fasilitas
masjid, meunasah
dan mushalla
Jumlah Mesjid
dan Mushalla
330 dan 852
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 31
II. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
Dalam rangka mencapai sasaran strategis yang ada pada RPJMD,
maka setiap tahunnya dilakukan pengukuran indikator kinerja dari sasaran-
sasaran strategis yang dianggap penting pada tahun berjalan. Pada tahun
2015 ini, 8 (delapan) misi Kabupaten Aceh Utara dijabarkan dalam
beberapa sasaran strategis yang ingin dicapai. Ukuran pencapaiannya
dilakukan dengan menggunakan indicator kinerja yang SMART (Spesific,
Measurable, Achievable, Rasional dan Rangible).
Dokumen Perjanjian Kinerja merupakan suatu dokumen pernyataan
kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan
untuk melaksanakan program/kegiatan yang disertai dengan indikator
kinerja. Melalui perjanjian kinerja, terwujudlah komitmen penerima amanah
dan kesepakatan antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja
terukur tertentu berdasarkan tugas, fungsi dan wewenang serta sumber
daya yang tersedia. Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja
yang dihasilkan atas kegiatan tahun yang bersangkutan, tetapi termasuk
kinerja ( outcome ) yang seharusnya terwujud akibat kegiatan tahun-tahun
sebelumnya. Dengan demikian target kinerja yang diperjanjikan juga
mencakup outcome yang dihasilkan dari kegiatan tahun-tahun sebelumnya,
sehingga terwujud kesinambungan kinerja setiap tahunnya.
Adapun tujuan penyusunan perjanjian kinerja adalah :
1. Sebagai wujud nyata komitmen antara penerima dan pemberi amanah
untuk meningkatkan integritas, akuntabilitas, transparansi dan kinerja
aparatur.
2. Menciptakan tolak ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur.
3. Sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan
sasaran organisasi dan sebagai dasar pemberian penghargaan dan
sanksi
4. Sebagai dasar pemberi amanah untuk melakukan monitoring, evaluasi
dan supervisi atas perkembangan/kemajuan kinerja penerima amanah.
5. Sebagai dasar dalam penetapan sasaran kinerja pegawai.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 32
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan indikator kinerja
utama (IKU) sesuai dengan Keputusan Bupati No 061/717/2015 tentang
Penetapan Indikator Kinerja Utama Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-
2017, sebagai ukuran keberhasilan organisasi dalam mencapai sasaran
strategis organisasi. Penetapan IKU telah mengacu pada rencana
pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD) kabupaten 2012-2017.
Indikator kinerja utama ditetapkan dengan memilih indikator-indikator
kinerja yang ada dalam RPJMD Kabupaten Aceh Utara tahun 2012-2017
yang memiliki fokus pada prespektif stakeholder, sedangkan yang fokusnya
pada internal bussines proses (peningkatan kapasitas internal organisasi)
tidak dijadikan sebagai indikator kinerja utama. Indikator kinerja utama
pemerintah Kabupaten Aceh Utara yang akan digunakan untuk periode
waktu tahun 2012-2017 sesuai periode RPJMD telah ditetapkan dengan
keputusan Bupati Aceh Utara nomor 061/717/2015 Tahun 2015.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 33
Tabel 2.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) KABUPATEN ACEH UTARA
TAHUN 2012-2017
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Penjelasan (formulasi pengukuran
dan sumber data)
1. Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing
Angka melek huruf
Formulasi pengukuran: Persentase penduduk usia 15 tahun
keatas yang dapat membaca dan menulis huruf latin dan atau huruf lainnya
Sumber data:
- BPS
- Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
Rata-rata lama Sekolah
Formulasi pengukuran: Kumulatif jumlah tahun yang
ditempuh oleh penduduk 15 tahun keatas dalam mengikuti pendidikan
formal yang dihitung sampai jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan
atau kelas/tingkat tertinggi yang pernah diduduki
Sumber data:
- BPS - Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah
Raga
2. Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat
Angka Kematian
Ibu
Formulasi pengukuran:
Jumlah ibu hamil yang meninggal karena hamil, bersalin dan nifas selama satu tahun dibagi dengan jumlah kelahiran hidup pada tahun yang sama kali seratus ribu
Sumber data: Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan Dinas Kesehatan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 34
Angka Kematian Bayi
Formulasi pengukuran: Jumlah bayi (< 1 tahun) yang meninggal di Kabupaten Aceh Utara selama satu tahun dibagi jumlah
dengan kelahiran hidup pada tahun yang sama kali seribu
Sumber data:
Dinas Kesehatan
Persentase Gizi
Buruk
Formulasi pengukuran:
Jumlah balita yang berstatus gizi buruk di Kabupaten Kabupaten Aceh Utara selama satu tahun dibagi dengan jumlah balita yang ditimbang pada tahun yang sama kali seratus persen
Sumber data: Dinas Kesehatan
Umur Harapan
Hidup
Formulasi pengukuran:
Rata-rata jumlah tahun yang akan dijalani oleh sekelompok orang yang dilahirkan pada suatu waktu tertentu jika mortalitas untuk kelompok umur tersebut bersifat tetap pada masa mendatang
Sumber data:
- BPS - Dinas Kesehatan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 35
3. Tersedianya jalan mantap dan jembatan yang menjamin kelancaran arus transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan
dalam kondisi mantap
Formulasi pengukuran: Panjang jalan yang mantap dibagi
dengan Panjang jalan dikalikan seratus persen
Sumber data: - Dinas Cipta Karya - Dinas Bina Marga
4. Tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan daerah tujuan wisata
Proporsi panjang jembatan dalam
kondisi baik
Panjang jembatan dalam kondisi baik dibagi dengan Panjang jembatan dikalikan
seratus persen
Sumber data: - Dinas Cipta Karya
- Dinas Bina Marga
5. Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada Daerah Irigasi
Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)
Formulasi pengukuran: Luas jaringan irigasi dalam kondisi baik dibagi dengan luas jaringan irigasi ikalikan seratus persen
Sumber data: Dinas Pengairan, Energi Sumber Daya Mineral
6. Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan mushalla
Jumlah Mesjid dan Mushalla
Formulasi pengukuran: Jumlah Mesjid dan Mushalla
Sumber data:
Dinas Syariat Islam
Dinas Cipta Karya
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 36
7. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin)
Persentase jumlah penduduk
miskin
Formulasi pengukuran: Jumlah penduduk miskin dibagi dengan jumlah penduduk dikalikan seratus persen
Sumber data:
BPS
8. Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan darat
Jumlah arus
penumpang angkutan umum
Formulasi pengukuran: Jumlah arus penumpang angkutan umum
Sumber data: Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan
9. Menurunnya tingkat angka pengangguran
Angka pengangguran
Formulasi pengukuran: Jumlah pengganggur dibagi dengan
jumlah angkatan kerja dikalikan seratus persen
Sumber data:
Dinas Sosia, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
10. Meningkatnya pendapatan masyarakat
Tingkat Pertumbuhan
Ekonomi
Formulasi pengukuran: PDRB harga konstan tahun n dikurangi
dengan PDRB tahun n-1, dibagi dengan PDRB tahun n-1 dikalikan seratus persen
Sumber data:
BPS
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 37
Indeks Gini Formulasi pengukuran: k
G 1 Pi (Q
i Q
i1 )
i1
Sumber data: BPS
11. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
Persentase peningkatan jumlah wisatawan
Formulasi pengukuran: Jumlah wisatawan tahun n
dikurangi jumlah wisatawan tahun n-1 dibagi dengan jumlah wisatawan n-1 kalikan seratus persen
Sumber data:
Dinas Perhubunga, Pariwisatan dan Kebudayaan
12. Terciptanya stabilitas sosial dan politik
Rasio jumlah Satpol PP per
10.000 penduduk
Formulasi pengukuran: Jumlah Satpol PP dibagi Jumlah Penduduk dikalikan seratus persen
Sumber data: Satpol PP dan WH
13. Meningkatnya ketersediaan pangan, pola konsumsi serta distribusi pangan
Tingkat Ketersediaan Energi
Formulasi pengukuran:
100 + ( Angka ketersediaan energi-2200
) x 100 2200
Sumber data:
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 38
Tingkat ketersediaan Protein
Formulasi pengukuran:
100 + ( Angka ketersediaan protein - 57
) x 100 57
Sumber data:
Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan
14. Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan, holtikultura, perkebuan, dan peternakan
Tingkat Produktivitas padi (ton/ha)
Formulasi pengukuran: Sumber data:
Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
15. Meningkatnya produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan
Persentase Produksi perikanan
Formulasi pengukuran: Sumber data:
Dinas Kelautan dan Perikanan
16. Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik
Indeks Kepuasan Masyarakat
(IKM)
Formulasi pengukuran: Nilai IKM Sumber data:
Bagian Organisasi
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 39
17. Terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel
Nilai Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah
Formulasi pengukuran: Hasil penilaian Kementeriaan
Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Sumber data: Kementeriaan Pemberdayaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Opini pemeriksaan BPK
Formulasi pengukuran: Opini hasil pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) atas LaporanKeuangan Daerah
Sumber data: Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD)
Formulasi pengukuran: Hasil penilaian Kementeriaan Kementerian Dalam Negeri
Sumber data: Kementeriaan Dalam Negeri
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 40
Perjanjian Kinerja Kabupten Aceh Utara Tahun 2015 merupakan suatu
dokumen yang diformalkan dalam kaitannya dengan Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Dokumen ini merupakan salah satu
komponen dari siklus kinerja yang dimulai dari perencanaan dan di akhiri
dengan adanya Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Perjanjian Kinerja/Penetapan Kinerja merupakan rencana tahunan sebagai
penjabaran lebih lanjut dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah(RPJMD) Kabupaten Aceh Utara Tahun 2012-2017 yang berjangka
waktu 5 tahunan.
Perjanjian Kinerja Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 disajikan dalam
Tabel 2.2 sebagai berikut :
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja 2015
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
1 Terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel pelayanan publik
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
B
Opini pemeriksaan BPK WTP
Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD)
Sangat Tinggi
2 Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
75
3 Terciptanya stabilitas sosial dan politik
Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk
3.86
4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin
Persentase jumlah penduduk miskin
19.50
5 Menurunnya tingkat angka pengangguran
Angka pengangguran
10.10
6 Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing
Angka melek huruf 97.3
Rata-rata lama Sekolah
9.3
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 41
7 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat
Angka Kematian Ibu 102
Angka Kematian
Bayi
7
Persentase Gizi
Buruk
0.096
Umur Harapan Hidup 70
8 Tersedianya jalan mantap dan jembatan yang menjamin kelancaran arus transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap
56.15
9 Tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan daerah tujuan wisata
Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik
63.58
10 Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada Daerah Irigasi
Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)
40.56
11 Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan darat
Jumlah arus penumpang angkutan umum
1,367,817
12 Meningkatnya pendapatan masyarakat
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
4.83
13 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
Persentase peningkatan jumlah wisatawan
37,500
14 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman
Tingkat Produktivitas padi (ton/ha)
6.3
15 Meningkatnya produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan
Persentase Produksi perikanan
100
16 Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan mushalla
Jumlah Mesjid dan Mushalla
330 dan 852
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 42
Bab III AAkkuunnttaabbiilliittaass
KKiinneerrjjaa
I. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menyampaikan
pertanggung jawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja
dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif organisasi suatu
organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berkewenangan untuk
meminta keterangan atau pertanggung jawabansecara tepat, jelas dan
terukur. Untuk itu Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam memberikan
pertanggung jawaban tersebut kepada yang memberikan amanah yaitu
masyarakat dilaksanakan melalui media penyusunan Laporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) sebagai wujud
pertanggung jawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi
pemerintah serta dalam rangka perwujudan pemerintahan yang berdaya
guna dan berhasil guna.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pelaporan (LAKIP)
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015 disusun sesuai dengan
ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Republik
Indoenesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah tanggal 21 April 2014 dan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik
Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Pengukuran kinerja adalah kegiatan manajemen khususnya
membandingkan tingkat kinerja yang dicapai dengan standar, rencana
atau target dengan menggunakan indicator kinerja yang telah ditetapkan
dan selanjutnya akan dilakukan evaluasi untuk menilai keberhasilan dan
kegagalan pencapaian sasaran srategis yang dtietapkan dalam
mewujudkan visi, misi instansi pemerintah sebagaimana ditetapkan dalam
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 43
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Aceh Utara tahun 2012-2017.
Pengukuran kinerja pada tahun 2015 dilaksanakan dengan
membandingkan antara target sasaran dari masing-masing indikator
kinerja sasaran dan selanjutnya membandingkan capaian indikator kinerja
tersebut dengan capaian indikator kinerja sasaran dengan tahun
sebelumnya sampai dengan target kinerja pada 5 (lima) tahun yang
direncanakan.
Kerangka Pengukuran kinerja di Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
dilakukan dengan mengacu pada Keputusan Kepala LAN Nomor
239/IX/6/8/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Adapun pengukuran kinerja
tersebut dengan rumus sebagai berikut:
a. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin tingginya kinerja
atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin rendahnya kinerja,
digunakan rumus:
Realisasi Capaian indikator kinerja= x 100% Rencana
b. Apabila semakin tinggi realisasi menunjukkan semakin rendahya
kinerja atau semakin rendah realisasi menunjukkan semakin tingginya
kinerja, digunakan rumus:
Rencana- (Realisasi- Rencana) Capaian indikator kinerja = x 100% Rencana Atau : (2 x Rencana)- Realisasi Capaian indikator kinerja = x 100% Rencana
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 44
Penilaian capaian kinerja untuk setiap indikator kinerja sasaran
menggunakan interprestasi penilaian dengan pengukuran dengan skala
ordinal yaitu:
Tabel 3.1
Pengukuran dengan Skala Ordinal
Adapun tingkat capaian kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada
Tahun 2015 berdasarkan hasil pengukurannya diatas dapat diilustrasikan
dalam table sebagai berikut:
Skala Ordinal Predikat/Kategori
> 92 Sangat Berhasil
77< X ≤ 92 Berhasil
62 < X ≤ 77 Cukup Berhasil
< 62 Tidak Berhasil
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 45
Tabel 3.2 Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2015
No.
Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Target
Realisasi
% Capaian
Ket Capaian
1 Terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel pelayanan publik
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
B CC CC Berhasil
Opini pemeriksaan BPK WTP WDP WDP Cukup Berhasil
Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD)
Sangat Tinggi Tinggi Tinggi Berhasil
2 Meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
75 71.97 96.0 Sangat Berhasil
3 Terciptanya stabilitas sosial dan politik
Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk
3.86 4.14 107 Sangat Berhasil
4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin
Persentase jumlah penduduk miskin
19.50 19.58 100 Sangat Berhasil
5 Menurunnya tingkat angka pengangguran
Angka pengangguran
10.10 10.00 99 Sangat Berhasil
6 Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing
Angka melek huruf 97.3 92.22 95 Sangat Berhasil
Rata-rata lama Sekolah 9.3 12.19 131 Sangat Berhasil
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 46
7 Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat
Angka Kematian Ibu 102 127 125 Sangat
Berhasil
Angka Kematian
Bayi
7
7
100
Sangat
Berhasil
Persentase Gizi
Buruk
0.096
0.018
19
Tidak Berhasil
Umur Harapan Hidup 70 70.4 101 Sangat Berhasil
8 Tersedianya jalan mantap dan jembatan yang menjamin kelancaran arus transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap
56.15
41
73
Cukup Berhasil
9 Tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan daerah tujuan wisata
Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik
63.58
63
99
Sangat Berhasil
10 Tersedianya air irigasi untuk pertanian rakyat pada Daerah Irigasi
Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)
40.56
33.74
83.2
Berhasil
11 Meningkatnya keselamatan, keamanan, dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan darat
Jumlah arus penumpang
angkutan umum
1,367,817
87,972
6.4
Tidak Berhasil
12 Meningkatnya pendapatan masyarakat
Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
4.83 4,5 93,17 Sangat Berhasil
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 47
13 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan
Persentase peningkatan jumlah wisatawan
37,500
20,811
55
Tidak Berhasil
14 Meningkatnya produksi dan produktivitas pertanian tanaman
Tingkat Produktivitas padi (ton/ha)
6.3 5.3 84 Berhasil
15 Meningkatnya produksi dan produktivitas kelautan dan perikanan
Persentase Produksi perikanan
100 97.33 97 Sangat Berhasil
16 Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan mushalla
Jumlah Mesjid dan Mushalla
330 dan 852
336 dan 852 102 dan 100 Sangat Berhasil
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 48
II. ANALISIS CAPAIAN KINERJA
Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran kinerja diatas dilakukan
evaluasi dan analisis pencapaian kinerja guna memberikan informasi yang
lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja
yang telah ditargetkan. Hingga akhir tahun 2015 yang merupakan tahun
keempat RPJMD 2012-2017, Pemerintah Kabupaten Aceh Utara secara
bertahap dan konsisten telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya
melalui sebelas 17 (tujuh belas) sasaran strategis dan 25 (dua puluh lima)
indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU maupun Penetapan
Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Utara.
Adapun evaluasi dan analisis tingkat pencapaian kinerja dari 17 (tujuh
belas) sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Aceh Utara pada Tahun 2015
tersebut adalah sebagai berikut:
Sasaran strategis 1 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Menciptakan
Pemerintahan Aceh Utara yang Bersih, Berwibawa, Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Meningkatkan
Akuntabilitas dan Transparansi Pemerintah Daerah”. Sasaran ini juga
didukung secara terpadu oleh Bagian Organisasi, Dinas Pengelolaan
Keuangan dan Kekayaan Daerah dan Bagian Pemerintahan. Untuk mengukur
sasaran pertama ini terdapat 3 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian
kinerja sasaran terlaksananya tata kelola pemerintah yang transparan dan
akuntabel pelayanan publik tersaji pada tabel 3.3 berikut dibawah ini :
Terlaksananya Tata Kelola Pemerintah yang Transparan dan
Akuntabel Pelayanan Publik
Sasaran 1
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 49
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi Capaian Ket Capaian
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
CC CC B CC CC Berhasil
2 Opini pemeriksaan BPK
WDP WDP WTP WDP WDP Cukup Berhasil
3 Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD)
Tinggi Tinggi Sangat Tinggi
Tinggi Tinggi Berhasil
Tabel 3.3 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
Hasil penilaian akuntanbilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara tahun 2014 memperoleh predikat CC dengan nilai 54,61. Ditahun
2015 masih memperoleh predikat CC dengan nilai 51,45. Nilai akuntabilitas
kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengalami penurunan sebesar
3,16 dibandingkan dengan tahun 2014. Hasil penilaian tersebut
mencerminkan bahwa Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Aceh
Utara belum mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 50
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah
CC CC CC B
2 Opini pemeriksaan BPK
WDP WDP WDP WTP
3 Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan
Pemerintah Daerah (EKPPD)
Tinggi Tinggi Tinggi Sangat tinggi
Tabel 3.4 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
2. Opini pemeriksaan BPK
Opini laporan keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Utara dalam
kurun waktu 3 tahun berturut-turut sejak tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015 hasil audit BPK masih dinyatakan Wajar Dengan
pengecualian (WDP).
3. Nilai Evaluasi Kinerja Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD)
Hasil EKPPD di tingkat Provinsi menunjukkan bahwa Pemerintah
Kabupaten Aceh Utara mendapatkan peringkat dan status kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah ke 6 (enam) dari 23
Kabupaten/Kota dengan skor 2,66 atau dengan kategori prestasi Tinggi
atas Penyelengaaraan Pemerintahan Daerah berdasarkan LPPD Tahun
2014
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 51
Permasalahan
- Kapasitas dan kapabilitas aparatur masih rendah
- Hasil audit BPK baru mencapai opini Wajar dengan Pengecualian
Solusi
- Penguatan akuntabilitas kinerja pemerintah
- Penerapan tata kelola pemerintah yang transparan dan akuntabel
Sasaran strategis 2 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi pertama
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Menciptakan
Pemerintahan Aceh Utara yang Bersih, Berwibawa, Bebas Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Memperkuat
Aparatur dalam Pelayanan Publik”. Sasaran ini juga didukung secara
terpadu oleh Bagian Organisasi. Untuk mengukur sasaran pertama ini
terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran
meningkatnya profesionalisme dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik
tersaji pada tabel 3.5 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
- 68,99 75 71,97 96 Sangat Berhasil
Meningkatnya Profesionalisme dan Kinerja Aparatur dalam
Pelayanan Publik
Tabel 3.5 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Sasaran 2
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 52
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
- 68,99 71,97 80
Permasalahan
- Waktu yang diberikan dalam pelayanan kepada masyarakat masih
kurang baik
- Produk jenis layanan juga mendapat perhatian khusus dari masyarakat,
dimana belum adanya kejelasan dari jenis-jenis layanan
- Belum jelasnya maklumat pelayanan di instansi pemerintah daerah yang
mengakibatkan kepercayaan masyarakat menjadi menurun
- Belum adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
pengaduan
Solusi
- Komitmen bersama antara kepala Daerah dan kepala SKPK perlu terus
ditingkatkan
- Target waktu pelayanan diharapkan dapat disesuaikan dengan waktu
yang telah ditentukan
- Perlu adanya pelatihan dan diklat pelayanan bagi aparatur pelaksana
yang berhubungan langsung dengan masyarakat
Tabel 3.6 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
1. Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
Hasil penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara tahun 2014 memperoleh nilai 68,99. Sedangkan ditahun 2015
memperoleh nilai 71,97. Indeks Kepuasan Masyarakat Pemerintah Kabupaten
Aceh Utara mengalami peningkatan sebesar 2,98 dibandingkan dengan tahun
2014. Hasil penilaian tersebut mencerminkan bahwa Indeks Kepuasan
Masyarakat Pemerintah Kabupaten Aceh Utara mengalami peningkatan dari
tahun sebelumnya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 53
Sasaran strategis 3 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan
Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan
Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa“ dan juga untuk
mencapai tujuan: ”Melanjutkan Amanat Perdamaian, Stabilitas Sosial dan
Politik”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Satuan Polisi
Pamong Praja dan WH. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran terciptanya
stabilitas sosial dan politik tersaji pada tabel 3.7 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk
1.26 4.33
3.86
4.14
107
Sangat Berhasil
1. Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk
Jumlah personil Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2015 berjumlah 242 orang yang terdiri dari
PNS, Tenaga kontrak dilapangan dan tenaga kontrak administrasi. Dengan
jumlah penduduk dalam Kabupaten Aceh Utara sebanyak 583.892 jiwa, maka
rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk yaitu sebesar 3.8.
Tabel 3.7 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Terciptanya stabilitas sosial dan politik
Sasaran 3
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 54
Mengingat banyaknya jumlah penduduk, agar lebih meningkatkan peran
kinerja Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh
Utara dalam wilayah Kabupaten Aceh Utara Tahun Anggaran 2016.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara melakukan penerimaan anggota baru
tenaga kontrak Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten
Aceh Utara. Tenaga kontrak tersebut lebih difokuskan kinerjanya dalam
wilayah kecamatan yaitu pelaksanaaan kegiatan ba’da magrib serta kegiatan
lainnya.
Tabel 3.8 Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per-10.000 Penduduk
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Polisi Pamong Praja (Orang)
73 73 108 241 242
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja (%) Per10.000 Penduduk
1.26 1.26 1.26 4.33 4.14
Sumber : Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
Tabel 3.9 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 55
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk
1.26 4.33
4.14
55.5
Permasalahan
- Beberapa kegiatan rutin yang juga masih terkendala pada penerbitan SK
serta tahapan persipan yang sedikit terlambat
- Termin pencarian anggaran yang lebih banyak dialokasikan pada triwulan
II bahkan III sehingga realisasi di triwulan II masih belum maksimal
Solusi
- Mengupayakan semaksimal mungkin segala yang ada sehingga
kendala yang dihadapi akan dijadikan kekuatan/factor pendukung
keberhasilan suatu program/kegiatan
- Lebih mengoptimalkan pelaksanaan program dan kegiatan sesuai
jadwal yang ditetapkan dan harus didukung dengan anggaran yang
memadai
Sasaran strategis 4 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan
Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan
Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa“ dan juga untuk
mencapai tujuan: ”Meningkatnya Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja
dan Mobilitas Penduduk. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran terlaksananya
meningkatnya kesejahteraan masyarakat miskin tersaji pada tabel 3.10
berikut dibawah ini :
Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat Miskin
Sasaran 4
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 56
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Persentase jumlah penduduk miskin
20.34 19.58 19.50 19.58 100 Sangat Berhasil
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Persentase jumlah penduduk miskin
20.34 19.58 19.58 17,50
Permasalahan
- Masyarakat miskin sangat rentan dengan naik turunnya harga pangan
dan biaya kesehatan
- Tingginya tingkat kerawanan gizi anak dan kematian ibu, serta kurangnya
akses terhadap pendidikan, air bersih dan sanitasi
Solusi
- Memperbaiki program perlindungan social, dimana memperbaiki dan
mengembangkan system perlindungan social bagi penduduk miskin
- Meningkatkan akses pelayanan dasar, seperti akses pendidikan,
kesehatan
- Memberdayakan kelompok masyarakat miskin, dimana masyarakat
miskin tidak diperlakukan semata-mata sebagai obyek pembangunan,
tetapi memberdayakan masyarakat miskin agar dapat keluar dari
kemiskinan dan tidak jatuh kembali dalam kemiskinan
Tabel 3.10 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Tabel 3.11 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
1. Persentase jumlah penduduk miskin
Penduduk miskin pada Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013 dengan
persentase 20,34 % mengalami sedikit penurunan pada tahun 2014
sebesar 19,58 %. Untuk tahun 2015 penduduk miskin Kabupaten Aceh
Utara di target kan sebesar 19,50% dengan realisasi sebesar 19,58 %.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 57
Sasaran strategis 5 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi kedua
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan
Stabilitas Kehidupan Sosial Politik dan Social Budaya yang Aman dan
Damai Sesuai dengan Semangat Mou Helsinki dan Uupa“ dan juga untuk
mencapai tujuan: ”Meningkatnya Kesempatan Kerja dan Kenyamanan
Kerja serta Pengawasan Ketenagakerjaan”. Sasaran ini juga didukung
secara terpadu oleh Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk.
Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut
pengukuran capaian kinerja sasaran menurunnya tingkat angka
pengangguran tersaji pada tabel 3.12 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Angka pengangguran
17,97 13,58 10,10 10,00 99 Sangat Berhasil
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
Tabel 3.12 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Tabel 3.13: Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Menurunnya Tingkat Angka Pengangguran
Sasaran 5
1. Angka Pengangguran
Angka pengangguran pada Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013
dengan persentase 17,97 % mengalami sedikit penurunan pada tahun
2014 sebesar 13,58 %. Untuk tahun 2015 angka pengangguran
Kabupaten Aceh Utara di target kan sebesar 10,10% dengan realisasi
sebesar 10,00%.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 58
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Angka pengangguran
20,23 19,58 10,00 9,51
Permasalahan
- Tingginya jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun tidak sebanding
dengan kesempatan kerja yang berakibat tidak semua angkatan kerja
dapat diserap oleh lapangan kerja yang tersedia baik formal maupun
informal
Solusi
- Pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui usaha yang berbasis industry
- Mengembangkan kelembagaan social yang dapat menangani pengangguran
Sasaran strategis 6 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketiga
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu ”Meningkatkan
kualitas SDM yang profesional, mengembangkan minat bakat pemuda
dan olah raga, pemberdayaan perempuan yang berbudaya dan
berakhlak mulia melalui pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan
tuntunan Syari'at Islam” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Meningkatkan
Kualitas Pendidikan”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas
Pendidikan, Pemuda & Olahraga. Untuk mengukur sasaran pertama ini
terdapat 2 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran
meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing
tersaji pada tabel 3.14 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Angka melek huruf 90.47 94.88 97.3 92.22 95 Sangat Berhasil
Sasaran 6
Meningkatnya layanan pendidikan yang bermutu, islami dan berdaya saing
Tabel 3.14: Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 59
2 Rata-rata lama Sekolah
12.19 12.19 9.30 12.19 131 Sangat Berhasil
Tabel 3.15 Perkembangan Angka Melek Huruf
Kabupaten Aceh Utara Tahun 2011-2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah Penduduk Usia diatas 15 Tahun yang bisa Membaca dan Menulis
433.092 437.274 441.506 432.911 450.082
Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas
478.640 483.170 487.989 456.233 497.468
Persentase dapat baca tulis (AMH)
90,48 % 90,50 % 90,47 % 94,88 % 92.22%
Sumber : Disdikpora Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Berdasarkan data dari Tabel 2.7, perkembangan AMH di Kabupaten
Aceh Utara mengalami kemajuan dari tahun ke tahun, artinya meskipun jumlah
penduduk yang berusia diatas 15 tahun terus mengalami kenaikan tetapi
1. Angka Melek Huruf
Salah satu aspek pendidikan yang me mpengaruhi IPM adalah Angka
Melek Huruf (AMH). Angka Melek Huruf adalah proporsi penduduk berusia 15
tahun ke atas yang dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau
lainnya. Pada periode 2011-2015, persentase angka melek huruf Kabupaten
Aceh Utara mengalami peningkatan. Angka melek huruf pada tahun 2015
sebesar 92,22%, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2014 yang berada
di tingkat 94,88%. Pencapaian angka melek huruf di Kabupaten Aceh Utara
untuk tahun 2014 sudah mencapai 94,88%. Kondisi capaian ini dapat dilihat
pada tabel berikut :
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 60
kemampuan membaca dan menulis penduduk pada usia tersebut juga
bertambah namun persentasenya fluktuatif. Peningkatan AMH dapat dilakukan
dengan cara meningkatkan kesehteraan masyarakat agar mampu membiayai
pendidikannya dan meningkatkan pendidikan nonformal melalui kegiatan
pendidikan Keaksaraan Fungsional (KF) untuk memberantas buta aksara di
Kabupaten Aceh Utara.
1. Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Peningkatan Indeks Pendidikan secara umum tidak terlepas dari
meningkatnya indikator Rata-rata Lama Sekolah (RLS) sebagai komponen
pembentuk indeks pendidikan.
Lamanya bersekolah merupakan
ukuran akumulasi investasi
pendidikan individu. Banyak faktor
yang jadi penyebab dari
ketidaktercapaiannya rata-rata lama
sekolah hingga 12 tahun. Indikator
Rata-rata Lama Sekolah (RLS)
kabupaten Aceh Utara pada tahun 2013 sebesar 13,07. Angka rata-rata lama
sekolah di Aceh Utara Tingkat Pendidikan Dasar untuk SD 6,05 tahun dan
untuk SMP 3,05 tahun sedangkan untuk Tingkat Pendidikan Menengah Atas
tercatat 3,09 tahun. Berbagai kondisi yang ada sehubungan dengan angka
rata-rata lama sekolah tidak terlepas dari tingkat kesejahteraan masyarakat
dan usaha masyarakat dalam berpastisipasi terhadap bidang pendidikan.
Kemudian peran pemerintah dan pengelola pendidikan di kabupaten Aceh
Utara perlu ditingkatkan dalam menjalankan atau melaksanakan Program
Wajib Pendidikan 12 Tahun dan Program Pelayanan Pendidikan yang
bermutu. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar berikut ini :
Gambar 3.16 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2011-2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 61
Sumber : Disdikpora Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Angka rata-rata lama sekolah merupakan kombinasi antara partisipasi
sekolah, jenjang pendidikan yang sedang dijalani, kelas yang diduduki dan
pendidikan yang ditamatkan. Angka rata-rata lama sekolah menunjukkan
bahwa lamanya penduduk di kabupaten Aceh Utara rata-rata dalam
menempuh pendidikan disetiap jenjang pendidikan. Idealnya lama sekolah
sesuai dengan jenjang pendidikan yaitu SD/MI 6 tahun, SMP/MTs 3 tahun dan
SMA/SMK/MA 3 tahun atau 12 tahun.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Angka melek huruf 90.47 94.88 92.22 98.20
2 Rata-rata lama Sekolah
12.19 12.19 12.19 9.40
Permasalahan
- Terbatasnya kemampuan KPA dan PPTK dalam mempercepat realisasi
penyelesaian kinerja khususnya hal teknis yang berkenaan dengan
percepatan penyelesaian teknis proses progress report (laporan
kemajuan) yang sering kelewatan dari jadwal yang telah ditetapkan
6,05
3,05
3,09
6,05
3,05
3,09
6,05
3,05
3,09
6,05
3,05
3,09
6,05
3,05
3,09
0
1
2
3
4
5
6
7
SD SMP SMA
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 3.17 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 62
- Program dan kegiatan yang sasarannya melibatkan siswa dan tenaga
pendidikan (guru) membutuhkan waktu yang lama dalam mendata,
memilih dan menentukan siswa dan guru tersebut untuk ikut serta
khususnya dalam kegiatan pelatihan dan perlombaan
- Belum tersedianya data pendidikan yang valid untuk kepentingan analisis
capaian kinerja layanan, pemetaan dan pemerataan sumber daya
pendidikan
- Belum memadainya kapasitas sumber daya manusia Majelis Pendidikan
Daerah (MPD) Kabupaten Aceh Utara, sarana dan prasarana pendukung
sehingga layanan yang diberikan belum optimal dan professional
- Terbatasnya anggaran yang menyebabkan banyak kegiatan yang tidak
terlaksana sehingga tidak tercapainya tujuan yang diharapkan
- Masih terbatasanya ketersedian regulasi bidang pendidikan untuk
mendukung layanan pendidikan yang merata, bermutu dan islami
- Pengawasan internal terhadap penyelenggaraan dan pengelolaan
pendidikan masih belum maksimal dan data hasil pengawasan belum
diolah secara ilmiah untuk mendukung penyiapan rekomendasi dan
kebijakan lebih lanjut
- Sistem informasi penyelenggaraan pendidikan belum transparan dan
akuntabel serta sulit diakses oleh masyarakat
- Rendahnya partisipasi masyarakat terhadap pembangunan dan
pembinaan pendidikan di Kabupaten Aceh Utara
Solusi
- Koordinasi dan konsolidasi internal dalam mempercepat realisasi
kinerja agar jadwal dan waktu pelaksanaan kegiatan tepat waktu
dan sasaran
Sasaran strategis 7 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi
keempat sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu
Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi masyarakat
Sasaran 7
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 63
“Meningkatkan pembangunan kesehatan masyarakat melalui layanan
kesehatan yang bermutu, peningkatan kesadaran pola hidup bersih dan
sehat” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Meningkatkan Kualitas
Pendidikan”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas
Kesehatan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 4 indikator
sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya status
kesehatan dan gizi masyarakat tersaji pada tabel 3.18 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Angka Kematian Ibu 137,0 258,1 102 127 125 Sangat Berhasil
2 Angka Kematian Bayi
8,22 11,12 7 7 100 Sangat Berhasil
3 Persentase Gizi Buruk
0,009 0,014 0,096 0,018 19 Tidak Berhasil
4 Umur Harapan Hidup
68,9 70 70 70,4 101 Sangat Berhasil
1. Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka kematian bayi dan angka kematian ibu merupakan indikator
keberhasilan pembangunan pada sektor kesehatan dimana dapat
menggambarkan perkembangan derajat kesehatan, dapat juga digunakan
sebagai indikator penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya.
Angka kematian bayi merupakan indikator
yang lazim digunakan untuk menentukan
derajat kesehatan masyarakat, selain itu
program pembangunan kesehatan di
Indonesia banyak menitikberatkan pada
upaya penurunan AKB (Angka Kematian
Tabel 3.18 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 64
Bayi) dan AKI (Angka Kematian Ibu). Untuk Angka Kematian Bayi pada tahun
2015 menunjukkan penurunan sebesar 7/1000 dimana ada 7 bayi yang lahir
mati dari 1000 kelahiran hidup. Faktor yang diduga adalah adanya dukungan
BPJS. Dengan adanya BPJS ini memudahkan masyarakat mengakses
pelayanan kesehatan dan petugas kesehatan didorong untuk memberikan
pelayanan yang optimal kepada masyarakat.
Tabel 3.19
Angka Kematian Bayi dan Angka Kematian Ibu Kabupaten Aceh Utara 2011-2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Angka Kematian Bayi (AKB)
6,70 5,93 8,22 11,12 7
Angka Kematian Ibu (AKI) 186,0 150,6 137,0 258,1 127
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Upaya menurunkan AKI pada tahun 2015 dukungan dana otsus berupa
kegiatan pelatihan ANC terpadu kepada bidan desa, APBA dan APBD
kegiatan Audit Maternal Perinatal (AMP) melibatkan lintas sektor dan LSM.
Keterlibatan organisasi profesi bidan (IBI) meningkatkan pengetahuan bidan
dalam pengelolaan kasus hipertensi dan perdarahan pada ibu hamil/bersalin.
Perdarahan dan pre eklamsi merupakan penyebab utama kematian ibu.
Namun, penurunan AKI ini belum mampu mencapai target MDGs yaitu
102/100.000 kelahiran hidup.
2. Persentase Balita Gizi Buruk
Persentase Balita Gizi Buruk adalah jumlah balita gizi buruk terhadap
total jumlah balita. Keadaan tubuh anak atau bayi dilihat dari berat badan
menurut umur dan klasifikasi status gizi dibuat berdasarkan standar WHO.
Berdasarkan data Dinas
Kesehatan pada tahun 2013
berjumlah 5 kasus berat dan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 65
2014 berjumlah 8 kasus berat, oleh karena data yang dilaporkan adalah data
gizi buruk yang mendapatkan perawatan dan disertai dengan tanda klinis
(marasmus dan kwasiorkor) yang kemudian dirujuk ke Rumah sakit.
Data gizi buruk pada tahun 2015 terdapat 12 kasus berat, secara
menyeluruh data gizi buruk yang mendapat perawatan baik itu rawat inap
maupun rawat jalan berdasarkan data penimbangan berat badan dan
pengukuran tinggi badan (Standar Anthropometri) berada dibawah -3 SD,
walaupun ada tidak adanya gejala klinis semua kasus dianggap gizi buruk
sehingga terjadi peningkatan jumlah kasus gizi buruk sejumlah 104 kasus.
Menindaklanjuti kasus tersebut maka telah dilaksanakan beberapa program
antara lain pemberian makanan tambahan kepada balita, serta pemantauan
tumbuh dan kembang bayi dan balita melalui program posyandu aktif.
Tabel 3.20 Persentase Balita Gizi Buruk
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah balita gizi buruk
270 170 110 75 104
Jumlah balita 58212 51916 55268 54613 65298
Persentase Balita Gizi Buruk
0,501615 0,344788 0,037997 0,01648 0,01837
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
3. Angka Usia Harapan Hidup
Angka Usia Harapan Hidup (AHH) atau yang dikenal juga dengan
Angka Harapan Hidup saat lahir (life expectacy at birth) merupakan rata-rata
jumlah tahun hidup yang akan dijalani
oleh bayi yang baru lahir pada suatu
tahun tertentu. Jadi AHH pada tahun
2015 dari data di atas menggambarkan
bahwa bayi yang dilahirkan pada
menjelang dan awal tahun 2015 memiliki
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 66
harapan hidup rata-rata sampai usia 70,4 tahun.
Usia Harapan Hidup biasanya digunakan untuk mengevaluasi kinerja
pemerintah dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya dan
meningkatkan derajat kesehatan secara menyeluruh. Keberhasilan program
kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi pada umumnya dapat
dilihat dari peningkatan usia harapan hidup penduduk dari suatu daerah.
Gambar 3.21 Angka Usia Harapan Hidup
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Data di atas menunjukkan bahwa terjadinya peningkatan UHH dari
tahun 2014 ke tahun 2015, hal ini disebabkan oleh karena meningkatnya
akses pelayanan dan perawatan kesehatan melalui program JKN di
Puskesmas, tingkat ekonomi masyarakat terjadi peningktan sehingga daya beli
masyarakat akan meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan, mampu
memenuhi kebutuhan gizi dan kalori, mampu mempunyai pendidikan yang
lebih baik sehingga memperoleh pekerjaan dengan penghasilan yang
memadai, yang pada gilirannya akan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan memperpanjang usia harapan hidupnya.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
68
68,5 68,9
70 70,4
66,5
67
67,5
68
68,5
69
69,5
70
70,5
71
2011
2012
2013
2014
2015
Tabel 3.22 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 67
2013 2014 2015 2017
1 Angka Kematian Ibu 137,0 258,1 127 110
2 Angka Kematian Bayi
8,22 11,12 7 6
3 Persentase Gizi Buruk
0,009 0,014 0,018 0,000
4 Umur Harapan Hidup
68,9 70 70.4 72
Permasalahan
- Terlambatnya proses pelelangan
- Adanya mutasi jabatan
- Adanya penyesuaian RAB kegiatan Otsus
Solusi
- Harus ada koordinasi pelaksanaan kegiatan yang baik dengan SKPK
maupun instansi terkait lainnya
- Mengupayakan proses pelelangan dilaksanakan tepat waktu
Sasaran strategis 8 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
Tersedianya Jalan Mantap dan Jembatan yang Menjamin
Kelancaran Arus Transportasi
Sasaran 8
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 68
”Meningkatkan infrastruktur Jalan dan Jembatan untuk Memperlancar
Arus Transportasi Barang dan Jasa”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan,
Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya
jalan mantap dan jembatan yang mencamin arus kelancaran transportasi
tersaji pada tabel 3.23 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap
43.32 52.84 56.15 41.00 73 Cukup Berhasil
1. Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap
Panjang Jalan Kabupaten dan jalan strategis hingga tahun 2015
sepanjang 2.032,8 km, Kondisi jalan baik tahun 2015 sepanjang 833,5 Km
atau 41%. kondisi perkerasan (sedang) mencapai 467,5 Km atau sebesar
23,94% yang pada umumnya merupakan jalan strategis yang menghubungkan
Tabel 3.23 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 69
jalan nasional ke pusat-pusat kecamatan, lingkungan pemukiman dan sentra-
sentra produksi pertanian, perkebunan dan perikanan. Sementara itu kondisi
jalan rusak atau buruk sampai tahun 2015 sepanjang 728,4 Km atau sebesar
35,58%.
Kondisi jalan jika dibanding tahun-tahun sebelumnya terlihat mengalami
penurunan. Hal ini disebabkan beberapa faktor penyebab terutama dampak
bencana banjir yang terjadi akhir tahun 2014 dan sepanjang tahun 2015.
kondisi ini menyebabkan lapis pondasi mudah terlepas dan rusak oleh air/atau
gesekan dan tekanan roda kenderaan. Selain itu kondisi dilapangan minimnya
rambu-rambu yang menunjukkan informasi tonase kendaraan, serta kurangnya
pengaturan dan pengawasan atas pemanfaatan jalan menyebabkan
banyaknya angkutan yang melebihi berat yang diizinkan.
Selanjutnya, kurangnya tahapan pemeliharaan rutin maupun berkala
jalan yang telah dibangun belum mendapat perhatian sepenuhnya ,
mengakibatkan nilai durabilitas (keawetan) perkerasan jalan menurun drastis
sehingga umur rencana konstruksi tidak tercapai. Perkembangan dan kondisi
Jalan Tahun 2012-2015 sebagaimana Gambar 3.24 berikut :
Gambar 3.24 Perkembangan Kondisi Jalan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2012-2015
Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara 2016
Gambar 3.25 Persentase Perkembangan Kondisi Jalan di Kabupaten Aceh Utara
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 70
Tahun 2012-2015
Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara 2016
Investasi infrastruktur jalan membutuhkan biaya yang cukup besar.
Berbagai sumber pendanaan diupayakan pemerintah daerah untuk menangani
kebutuhan dasar melalui APBK, DAK dan Otsus/migas Kabupaten Aceh Utara
setiap tahunnya, namun demikian terdapat beberapa ruas jalan yang perlu
ditangani melalui dana APBA dan APBN seperti peningkatan Jalan Simpang
KKA-Bener meriah serpanjang ± 35 Km dan peningkatan Jalan Lhoksukon-Cot
Girek serta ruas jalan tembus Cot Girek-Bener Meriah-Samarkilang sepanjang
± 60,17 Km dan peningkatan jalan Lubok Tilam Barat-Makam Cut Mutia
sepanjang ± 21 Km serta ruas jalan Elak Krueng Mane – Pulo Iboh Kecamatan
Kuta Makmur.
Oleh karenanya, pemeliharanan jalan perlu ditingkatkan setiap tahunnya
untuk menjaga durabilitas (keawetan) jalan) guna sesuai dengan umur
rencana perkerasan jalan. Persentase perkembangan kondisi jalan dapat
dilihat pada Gambar 3.25.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
0 10 20 30 40 50 60
2012
2013
2014
2015
39,12
43,32
52,84
41,00
22,09
23,51
26,8
23,42
38,79
33,17
20,37
35,58
Persentase
Tah
un
Rusak
Sedang
Baik
Tabel 3.26 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 71
1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap
43.32 52.84 41.00
70.66
Permasalahan
- Kurangnya SDM yang handal
- Terlambatnya pelelangan yang dilaksanakan Unit Pelayanan Pengadaan
Kabupaten Aceh Utara
- Proses pelaksanaan tender kegiatan yang diluar dari jadwal perencanaan
yang berdampak terhadap lambatnya waktu mulai pelaksanaan kegiatan
Solusi
- Melakukan perbaikan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) dan pengkajian mendalam apa saja faktor-faktor
eksternal karyawan yang mempngaruhi kepuasan kerja, motivasi kerja
dan kinerja
- Melakukan dan membina hubungan baik serta kerjasama dengan
para stakeholder
- Memberikan prioritas utama terhadap proses perencanaan,
pelelangan dan kegiatan pendukung seperti pembebasan lahan
kegiatan
Sasaran strategis 9 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
”Meningkatkan infrastruktur Jalan dan Jembatan untuk Memperlancar
Arus Transportasi Barang dan Jasa”.
Tersedianya Aksesibilitas pada Pusat-Pusat Pertumbuhan Ekonomi, Daerah Terisolir dan Daerah Tujuan Wisata
Sasaran 9
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 72
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan,
Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya
aksesibilitas pada pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir dan
daerah tujuan wisata tersaji pada tabel 3.26 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik
57.57 61.65 63.58 63 99 Sangat Berhasil
1. Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik
Konstruksi jembatan untuk kegiatan penanganan hanya diperuntukkan
bagi kegiatan rehabilitasi/pemeliharaan berkala dan pergantian pembangunan
jembatan. Rehabilitasi /berkala jembatan meliputi perbaikan railing, perbaikan
kerusakan pada jembatan (pilar abutment, penahan erosi dan perlindungan
gerusan pada pondasi dan pergantian lantai jembatan serta perbaikan oprit.
Pemeliharaan berkala jembatan untuk pengembalian jembatan pada kondisi
Tabel 3.26: Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 73
dan daya layan seharusnya dimiliki jembatan segera setelah pembangunan
dan mencakup tipe kegiatan.
Pergantian jembatan yaitu pekerjaan mengganti bagian elemen atau
struktur yang telah mengalami kerusakan berat dan tidak berfungsi yamg
meliputi sambung siar muai perletakan, pembatas jika diperlukan terkadang
bagian struktur juga diganti meliputi elemen lantai, gelagar memanjang secara
individu, bagian-bagian sekunder atau elemen pengaku dan sebagainya.
Sedangkan pergantian keseluruhan jembatan merupakan pertimbangan
terakhir dalam proses peningkatan prasarana yang ada. Sedangkan
pembangunan jembatan meliputi pekerjaan yang menghubungkan dua ruas
jalan yang terputus akibat adanya rintangan atau perpindahan lokasi jembatan
yang dimulai dari pekerjaan pondasi, bangunan bawah dan bangunan atas.
Perkembangan Panjang jembatan tahun 2012-2015 Kabupaten Aceh
Utara yang terdapat pada ruas jalan strategis dan kecamatan hingga tahun
2015 mencapai 9,658 Km atau sebanyak 718 unit. Kondisi baik jembatan
tahun 2015 sepanjang 6,085 km atau sebesar 63%, kondisi sedang sepanjang
1,642 km atau 17% dan kondisi rusak sepanjang 1,931Km atau 20%. Kondisi
jembatan mengalami penurunan kondisi mantap ke kondisi sedang dan rusak
dibandingkan tahun-tahun sebelumnya disebabkan banjir yang melanda akhir
desember 2014 dan 2015. Gambaran perkembangan infrastruktur jembatan
dari tahun 2012-2015 dapat dilihat pada Gambar 2.24. Kondisi jembatan
sedang dan rusak menjadi perhatian pemerintah daerah dalam keberlanjutan
pembangunan guna aksesbilitas penghubung antar wilayah dan kawasan dan
membuka keterisolasian daerah-daerah terpencil yang berbatasan dengan
Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Bener Meriah
Gambar 3.27 Perkembangan Pembangunan Jembatan di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2012-2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 74
Sumber : Dinas Bina Marga Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Persentase perkembangan jembatan tahun 2012-2014
0
1000
2000
3000
4000
5000
6000
7000
2012 2013 2014 2015
4611 4676 5007
6085
1131 1299
2661
1642 2379 2148
453
1931
Baik Sedang Rusak
56,78%
57,57%
61,65%
13,92%
16%
32,77%
29,3%
26,43%
5,58%
0 20 40 60 80
2012
2013
2014
Kondisi Rusak
Kondisi sedang
Kondisi baik
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 75
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik
57.57 61.65 63 81.47
Permasalahan
- Sinkronisasi jadwal masa tanam masyarakat/petani dengan pelaksanan
program dan kegiatan pada Dinas belum optimal sehingga berdampak
kepada pelaksanaan maupun penyelesaian kegiatan di lapangan
- Pemahaman dan pengalaman aparatur dinas dalam proses pembebasan
lahan kegiatan masih rendah hingga berdampak lambannya progresi
pelaksanaan kegiatan
Solusi
- Meningkatkan koordinasi antar unit kerja, bidang dan instansi terkait
dalam proses tender kegiatan pembangunan dan optimalisasi peran
penjadwalan dalam tiap kegiatan yang dilaksanakan
- Meningkatkan kapasitas sumbr daya manusia yang dimiliki Dinas
demi mendukung kelancaran pelaksanaan tugas
Sasaran strategis 10 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
Tabel 3.28 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Tersedianya Air Irigasi untuk Pertanian Rakyat pada Daerah
Irigasi
Sasaran 10
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 76
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Pengelolaan
Sumber Daya Air yang Handal dan Terkendali”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pengairan, Energi
Sumber Daya Mineral. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran tersedianya air
irigasi untuk pertanian rakyat pada daerah irigasi tersaji pada tabel 3.21
berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)
39.37 32.54 40.56 33.74 83.2 Berhasil
1. Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)
Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, pemanfaatan dan
pembuangan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi
permukaan, irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa dan irigasi
tambak. Air irigasi merupakan air baku yang berasal dari sumbernya dan
disalurkan melalui jaringan primer, sekunder atau tersier yang dialokasikan
untuk menunjang pertanian, sedangkan air yang berasal dari jaringan tersier
yang dimanfaatkan untuk mengairi lahan pertanian.
Tabel 3.29 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 77
Pengembangan jaringan irigasi merupakan pembangunan jaringan
irigasi baru atau peningkatan jaringan irigasi yang telah ada. Untuk
peningkatan jaringan irigasi merupakan kegiatan meningkatkan fungsi dan
kondisi jaringan irigasi yang sudah ada atau kegiatan menambah luas areal
pelayanan jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan
perubahan kondisi lingkungan daerah irigasi.
Pemeliharaan jaringan irigasi adalah upaya menjaga dan
mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna
memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya.
Untuk operasi jaringan irigasi merupakan upaya pengaturan air baku untuk
irigasi dan pembuangannya termasuk kegiatan membuka menutup pintu
bangunan air irigasi, dengan menyusun rencana tata tanam melalui komisi
irigasi berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang
Irigasi dengan kewenangan sebagai berikut :
1. Daerah irigasi (DI) dengan luas < 1.000 hektar menjadi kewenangan dan
tanggung jawab Kabupaten/Kota.
2. Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1.000 hektar sampai dengan 3.000 hektar
adalah menjadi wewenang dan tanggung jawab provinsi
3. Daerah Irigasi (DI) dengan luas > 3.000 hektar menjadi tanggung
kewenangan dan tanggung jawab Pemerintah Pusat.
Secara rinci sebagaimana disajikan pada Tabel di bawah ini :
Tabel 3.30 Daerah Irigasi dan Luas Layanan Irigasi di Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2015
Daerah Irigasi Luas Areal Potensial
(Ha)
Luas Areal Fungsional (Ha)
Rata-rata Produksi
DI. Krueng Tuan 2.226 1.729 7,1
DI. Krueng Pase Kn DI. Krueng Pase
5.083 3.308
3.635 3.042
5,6 5,6
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 78
Kr
DI. Jambo Aye 15.880 14.707 5,3
DI. Alue Ubay 4.143 2.537 4,7
DI. Bulo Blang Ara
2.100 1.520 5,9
Irigasi Desa 23.635 18.315 4,8
Jumlah 56.375 47.373 5,6
Sumber : Dinas Pengairan dan ESDM Kab, Aceh Utara 2016
Peran sektor pertanian sangat strategis dalam perekonomian Nasional
dan daerah, dan kegiatan pertanian tidak terlepas dari irigasi, oleh sebab itu
irigasi merupakan salah satu komponen pendukung kebrhasilan pembangunan
pertanian yang mempunyai peran sangat penting. Adanya perubahan tujuan
pembangunan pertanian dari meningkatkan produksi untuk swasembada beras
menjadi kelestarian ketahanan pangan, meningkatkan pendapatan petani,
kesempatan kerja di perdesaan, perbaikan gizi keluarga dan perlu menetapkan
kebijakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi.
Tingkat produktivitas pertanian pada Daerah Irigasi teknis sebagaimana
terlihat pada tabel di atas, bahwa rata-rata produksi yang paling tinggi pada
daerah irigasi Krueng Tuan sebesar 7,1 Ton per Hektar dan yang terendah
pada daerah irigasi Alue Ubay sebesar 4,7 Ton per Hektar sedangkan pada
irigasi semi teknis rata-rata produksi sebesar 5,9 dan irigasi sederhana 4,8 ton
per hektar. Keadaan ini menunjukkan bahwa daerah irigasi teknis terlihat
produksi belum mencapai 7 – 8 ton per hektar, belum tercapainya tingkat
produksi maximum tersebut salah satu penyebabnya adalah fungsi jaringan
irigasi yang belum optimal, untuk mendongkrak/mengungkit produksi pertanian
sebagaimana diharapkan dalam NAWACITA Kedaulatan Pangan.
Nilai SPM andalan ketersediaan air irigasi merupakan rasio
ketersediaan air di petek-petak sawah dalam jumlah, waktu, dan tempat pada
setiap musim tanam terhadap kebutuhan air irigasi berdasarkan rencana tata
tanam yang telah ditetapkan. Rasio perekembangan jaringan irigasi dapat
dilihat sebagai berikut :
Tabel 3.31 Rasio Perkembangan Jaringan Irigasi Kabupaten Aceh Utara
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 79
Tahun 2012-2015
2012 2013 2014
2015
Debit Intake Bendung (Ltr/Det)
217.124 217.124 217.124 217.124
Luas Lahan Budidaya Pertanian (Ha)
45,714 45,766 45,485 47,372
Rasio Andalan 21,05 21,08 20,95 21,82
Sumber : Dinas Pengairan dan Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Rasio kinerja irigasi sesuai dengan SPM Bidang Sumberdaya Air sangat
baik = 100% dan kinerja jelek = < 55%. Rasio jaringan irigasi berdasarkan
tabel di atas menunjukkan dari tahun 2012 sebesr 21,05% meningkat pad
tahun 2015menjadi 21,83% akan tetapi rasio kinerja irigasi masih jelek. Maka
upaya pencapaian target SPM dicapai melalui pembangunan, rehabilitasi serta
operasi dan pemeliharaan (O&P) jaringan irigasi sesuai kewenangan
pemerintah termasuk di dalamnya adalah kegiatan-kegiatan penunjang seperti
perencanaan, pengawasan dan pemberdayaan lembaga dan masyarakat
petani. Kondisi irigasi Kabupaten Aceh Utara sebagaimana disajikan pada
tabel di bawah ini :
Tabel 3.32
Kondisi Irigasi Tahun 2015
0
100
200
300
400
500
600
2012 2013 2014 2015
310,4 319,5
483,1510,33
197,2 193,7
325,9 338,13
113,2 125,8157,2 172,2
63,53 60,62 67,46 66,26
Panjang Saluran irigasi (Km)
Panjang Saluran Irigasi Kondisi Rusak (Km)
Panjang Saluran Irigasi Kondisi baik (Km)
Persentase Rusak
Sumber : Dinas Pengairan dan ESDM Kabupaten Aceh Utara Tahun 2016
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 80
Hasil inventarisasi dan evaluasi pada daerah irigasi dengan berbagai
kewenangan adalah panjang keseluruhan jaringan irigasi Kabupaten Aceh
Utara tahun 2015 sebagaimana disajikan pada tabel di atas, menunjukkan
adanya penambahan panjang saluran irigasi secara signifikan dari tahun 2012
sepanjang 310,4 Km menjadi 510,33 Km, meningkatnya dibandingkan panjang
jaringan pada tahun sebelumnya yaitu 199,93 Km. Kondisi ini disebabkan
adanya pembangunan jaringan baru pada Daerah Irigasi (DI), dari panjang
saluran irigasi tahun 2015 kondisi rusak mencapai 66,26% atau sepanjang
338,13 Km. persentase target capaian SPM Penyediaan air baku untuk
kebutuhan masyarakat, jumlah air yang tersedia untuk melayani petak-petak
sawah minimal pada satu musim tanam adalah 70% (kinerja baik pada tahun
2019), dari kebutuhannya ketersediaan air irigasi untuk pertanian rakyat pada
sistem irigasi yang sudah ada sesuai dengan kewenangan.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2)
39.37 32.54 33.74 67.71
Permasalahan
- Kualitas dan kuantitas SDM aparatur sangat terbatas
- Dukungan dan partisipasi pemerintah daerah sangat terbatas dibidang
energi dan sumber daya mineral
Solusi
- Peningkatan kualitas dan kuantitas SDM aparatur
- Perlu penertiban dan pengawasan kegiatan pertambangan liar
Tabel 3.33 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Sasaran 11
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 81
Sasaran strategis 11 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Peningkatan
Infrastruktur dan Layanan Perhubungan Darat, Laut dan Udara”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perhubungan,
Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya
keselamatan, keamanan dan pelayanan sarana dan prasarana perhubungan
darat tersaji pada tabel 3.34 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Jumlah arus penumpang angkutan umum
3.543.121 1.762.450 1.367.817 879.720 6,4 Tidak Berhasil
1. Jumlah arus penumpang angkutan umum
Meningkatnya Keselamatan, Keamanan dan Pelayanan
Sarana dan Prasarana Perhubungan Darat
Tabel 3.34 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 82
Fasilitas umum terkait aktifitas perhubungan darat, laut dan udara yang
paling menonjol adalah sarana terminal/bandara/pelabuhan barang dan
penumpang umum. Berbagai upaya mendorong peningkatan sarana ini terus
dilakukan karena memiliki nilai strategis wilayah sekitarnya seperti keberadaan
pelabuhan umum Kreueng Geukueh dan Bandar Udara Malikussaleh yang
memiliki rute dan status aktifitas secara internasional dapat dimanfaatkan
beberapa kabupaten/kota sekitar. Aktifitas mobilisasi arus penumpang sebagai
berikut :
Tabel 3.35 Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
Tahun 2012 – 2015
Jumlah Arus
Penumpang
Angkutan
Umum (Jiwa)
Tahun
2012 2013 2014 2015
3.571.152 3.543.121 1.762.450 879.720
Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan 2016
Tingginya arus penumpang disuatu daerah dapat disebabkan oleh
terdapatnya suatu lokasi wisata yang merupakan daerah kunjungan wisata
lokal maupun manca negara dan daerah tersebut merupakan suatu daerah
industri yang baru berkembang maupun daerah yang memang merupakan
daerah industri itu sendiri. Indikator ini mengukur ketersediaan sarana
angkutan umum yang dapat melayani masyarakat. Selain itu dapat
menyediakan data tentang arus penumpang.
Jasa pelayanan angkutan dalam memobilisasi arus penumpang umum
dan barang perlu dilakukan pengujian setiap waktu untuk menjaga kelayakan
kenderaan bermotor dalam melakukan aktifitas dengan tujuan kenyaman dan
lancarnya arus lalu lintas serta keselamatan di jalan raya. Berbagai upaya
terus ditingkatkan dalam pelayanan bidang perhubungan darat ini dengan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 83
melakukan peningkatan baik sarana maupun prasarana. Tahun 2012
pembangunan gedung pengujian kendaraan bermotor serta fasilitas
pendukungnya di kecamatan Bayu telah dapat dioperasionalkan sehingga
aktifitas pelayanan pengujian kenderaan bermotor lebih optimal dan secara
terus menerus ditingkatkan operasionalnya.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Jumlah arus penumpang angkutan umum
3.543.121 1.762.450 879.720 1.368.000
Permasalahan
- Belum semua terlaksannya kegiatan dengan optimal
- Sumber daya manusia yang belom optimal
Solusi
- Melakukan perbaikan fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
(MSDM) dan pengkajian mendalam apa saja faktor-faktor eksternal
karyawan yang mempengaruhi kepuasan kinerja, motivasi kerja dan
kinerja
- Melakukan dan membina hubungan baik serta kerjasama dengan para
stakeholder
- Segera melaksanakan kegiatan fisik baik kegiatan yang dilelang atau
penunjukan langsung
Tabel 3.36 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Meningkatnya Pendapatan Masyarakat
Sasaran 12
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 84
Sasaran strategis 12 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
”Meningkatkan ekonomi rakyat yang berbasis koperasi, industri dan
perdagangan”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Perindustrian dan
Perdagangan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator
sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya
pendapatan masyarakat tersaji pada tabel 3.37 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
3,40 4,50 4,83 4,5 93,17 Sangat Berhasil
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
Tabel 3.37 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Tabel 3.38 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
1. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Aceh di perkirakan sebesar 4,62 persen di tahun
2014. Pertumbuhan ini lebih tinggi dari tahun 2013. Kondisi ini
diharapkan mempengaruhi dan berkaitan erat dengan perekonomian
Kabupaten Aceh Utara. Ekonomi Kabupaten Aceh Utara diperkirakan
tumbuh sebesar 4,5 persen pada tahun 2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 85
2013 2014 2015 2017
1 Tingkat Pertumbuhan Ekonomi
3,40 4,50 4,5 5,25
Permasalahan
- Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Kabupaten Aceh Utara
masih sangat dominan dan relative stagnan dari tahun ke tahun
Solusi
- Perlu Pembangunan sektor pertanian bagi pemerintah Kabupaten
Aceh Utara
Sasaran strategis 13 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan: ”Peningkatan
Kunjungan Wisata”. Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas
Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan. Untuk mengukur sasaran
pertama ini terdapat 1 indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja
sasaran meningkatnya pendapatan masyarakat tersaji pada tabel 3.26 berikut
dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
Meningkatnya Jumlah Kunjungan Wisatawan
Tabel 3.39 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Sasaran 13
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 86
1 Persentase peningkatan jumlah wisatawan
27.152 29.867 37.500 20.811 55 Tidak Berhasil
1. Persentase peningkatan jumlah wisatawan
Pembangunan Pariwisata dan kebudayaan mempunyai potensi cukup
tinggi di Kabupaten Aceh Utara, mengingat nilai budaya lokal yang memiliki
nilai ekonomi jika mampu dikelola dengan profesional sehingga mampu
menarik wisatawan agar berkunjung pada lokasi-lokasi wisata. Beberapa
potensi budaya dan pariwisata yang ada yaitu potensi pariwisata alam dan
potensi pariwisata budaya yang dikembangkan melalui berbagai program
kegiatan seperti program pengembangan destinasi pariwisata, program
pengelolaan keragaman budaya dan lain-lain. Potensi budaya yaitu sejarah,
adat istiadat, seni dan pelaku seni perlu dikembangkan potensi yang dimiliki
untuk menarik arus wisata baik wisatawan domestik dan manca negara.
Jumlah wisatawan yang berkunjung pada potensi pariwisata di Kabupaten
Aceh Utara sebagai berikut :
Tabel 3.40 Jumlah Wisata Tahun 2012-2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 87
2012 2013 2014 2015
Jumlah seluruh wisata se-Kabupaten Aceh Utara
15.921 27.152 29.867 20.811
Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan Tahun 2016
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Persentase peningkatan jumlah wisatawan
27.152 29.867 20.811 40.000
Permasalahan
- Terlambatnya proses pengadaan barang dan jasa
Solusi
- Mempercepat proses pengadaan sesuai dengan jadwal kontrak
Sasaran strategis 15 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
Tabel 3.41 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 13 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Pertanian Tanaman
Sasaran 14
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 88
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
”Menumbuhkembangkan Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis Pertanian,
Kelautan dan Perikanan serta Kehutanan”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Pertanian Tanaman
Pangan & Peternakan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1
indikator sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya
produksi dan produktivitas pertanian tanaman tersaji pada tabel 3.29 berikut
dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Tingkat Produktivitas padi (ton/ha)
6,20 5,30 6,30 5,30 84 Berhasil
1. Tingkat Produktivitas padi (ton/ha)
Pembangunan pertanian adalah suatu proses yang ditujukan untuk
selalu menambah produksi pertanian untuk tiap-tiap konsumen, yang sekaligus
mempertinggi pendapatan dan produktivitas usaha tiap-tiap petani dengan
jalan menambah modal dan skill untuk memperbesar turut campur tangannya
manusia didalam perkembangan tumbuh-tumbuhan dan hewan.
Pembangunan pertanian adalah suatu bagian integral dari pada pembangunan
ekonomi dan masyarakat secara umum. Pertanian merupakan sektor utama
penghasil bahan-bahan makanan dan bahan-bahan industri yang dapat diolah
menjadi bahan sandang, pangan dan papan yang dapat dikonsumsi maupun
diperdagangkan, maka dari itu pembangunan pertanian merupakan bagian
dari pembangunan ekonomi.
Tabel 3.44 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 89
Pasca migas Kabupaten Aceh Utara diarahkan pada pembangunan di
sektor pertanian, terutama di sub sektor pertanian tanaman pangan. Dengan
luas baku sawah 45.485 ha merupakan potensi untuk pengembangan
komoditi-komoditi unggulan daerah.Selama beberapa tahun terakhir, daerah
ini mengembangkan sejumlah tanaman pangan seperti padi, kedelai, jagung,
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar.
Pada tahun 2015 produktivitas tanaman pangan di Kabupaten Aceh
Utara, terutama komoditi padi sebanyak 5,3 ton/ha, mengalami penurunan bila
di bandingkan pada tahun 2014 sebanyak 6,20 ton/Ha, hal ini disebabkan
karena serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) serta terjadinya
banjir pada bulan Desember tahun 2014 sehingga laporan produksi dan
produktivitas dari kecamatan ke tingkat kabupaten diterima pada tahun 2015.
Gambar 3.45 Perkembangan Produktivitas Tanaman Pangan
Di Kabupaten Aceh Utara tahun 2013-2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 90
Sumber : BPS Kab. Aceh Utara dan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kab. Aceh Utara (diolah) Tahun 2015
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Tingkat Produktivitas padi (ton/ha)
6,20 5,30 5,30 7,00
Permasalahan
- Laporan yang diberikan oleh PPTK selaku pelaksanaan kegiatan kepada
tim monitoring dan evaluasi renja masih kurang lengkap tentang jumlah
capaian, lokasi dan petani, laporan yang disampaikan hanya jumlah
capaian saja sehingga susah untuk melakukan monitoring kelapangan
- Masih kurangnya koordinasi antara tim monitoring dengan PPTK
sehingga banyak kegiatan lapangan yang tidak termonitoring secara
langsung
- Terjadinya perubahan indikator kinerja kegiatan pada Renstra dan renja
sehingga susah untuk melakukan evaluasi
- Lambatnya realisasi kinerja secara umum disebabkan oleh beberapa
factor penghambat antara lain :
Tabel 3.46: Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 91
o Lambatnya pelaksanaan Tender dan PL
o Adanya perubahan nomenklatur
o Belanja UP kurang mencukupi
o Reknan tidak mengambil uang DP
Solusi
- Akan kami buat fomat khusus pelaksanaan kegiatan lapangan sehingga
laporan yang disampaikan sesuai dengan yang dikehendaki
- Akan meningkatkan koordinasi dengan PPTK sehingga semua kegiatan
lapangan termonitoring
- Kami sesuaikan kembali indicator kinerja kegiatan dalam renstra dan
renja
- Tender dan PL akan dipercepat sehingga kedepan tidak terjadi lagi
keterlambatan pelaksanaan kegiatan
- Sudah direvisi nomenklatur sesuai dengan rencana awal
- Disarankan kepada rekanan untuk mengambil uang muka kerja
- Akan dicari solusi terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan yang dibayar
dengan cara UP/GU
Sasaran strategis 16 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Meningkatkan
pembangunan infrastruktur pendukung pengembangan ekonomi
kerakyatan yang berbasis pada pembangunan pertanian, perkebunan,
perikanan, kelautan dan kepariwisataan yang berkelanjutan dengan
memanfaatkan sumber daya alam yang berbasis lingkungan dan
mengacu pada tata ruang” dan juga untuk mencapai tujuan:
”Menumbuhkembangkan Ekonomi Kerakyatan yang Berbasis Pertanian,
Kelautan dan Perikanan serta Kehutanan”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Kelautan dan
Perikanan. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator sasaran.
Meningkatnya Produksi dan Produktivitas Kelautan dan Perikanan
Sasaran 15
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 92
Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran meningkatnya produksi dan
produktivitas pertanian tanaman tersaji pada tabel 3.30 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Persentase Produksi Perikanan
92,78 90,36 100 97,33 97 Sangat Berhasil
1. Persentase Produksi Perikanan
Sumber daya perikanan terdiri dari perikanan budidaya dan perikanan
tangkap. Pengelolaan antara kedua sumber daya ini berbeda satu sama lain
dan tergantung pada kondisi eksternal. Pembangunan sektor perikanan juga
merupakan salah satu andalan di Kabupaten Aceh Utara mengingat hampir
sebagian wilayah berada di kawasan pesisir Kabupaten Aceh Utara
mempunyai tugas menyelenggarakan percepatan pembangunan bidang
kelautan dan perikanan dengan mempertimbangkan potensi sumberdaya
kelautan dan perikanan yang cukup kaya dan beragam, baik sumberdaya yang
dapat diperbaharui (renewable resources) seperti halnya sumberdaya
perikanan (perikanan tangkap, budidaya, industri pengolahan, mangrove, dll),
maupun yang tidak dapat diperbaharui (unnewable resources) seperti halnya
Tabel 3.47 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 93
minyak dan gas bumi serta berbagai jenis mineral. Selain kedua jenis
sumberdaya tersebut juga terdapat jasa lingkungan kelautan yang dapat
dikembangkan untuk pembangunan ekonomi daerah seperti pariwisata bahari,
industri maritim, jasa angkutan dsb.Selain ekosistem laut, ekosistem darat juga
potensial untuk pembangunan perikanan (budidaya air tawar dan budidaya air
payau). Cakupan pembinaan kelompok nelayan yang mendapatkan bantuan
dari tahun 2013 – 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.48
Gambar 3.48 Cakupan Bina Kelompok Perikanan Kabupaten Aceh Utara
Tahun 2013-2015
Tabel 3.49
Cakupan Bina Kelompok Nelayan Di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015
2013 2014 2015
Jumlah Kelompok nelayan yang mendaptkan bantuan pemda tahun n
66 64 102
Jumlah kelompok nelayan
140 140 140
Rasio 47,14 45,71 72,86
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Tahun 2016
Luas wilayah Kabupaten Aceh Utara terbagi ke dalam 27 kecamatan
yang mempunyai karakteristik wilayah masing-masing dengan panjang garis
pantai mencapai 55,34 Km. Karakteristik wilayah Kabupaten Aceh Utara yang
berkaitan dengan sektor kelautan dan perikanan dibagi menjadi 4 (empat)
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 94
wilayah yaitu : 1) Wilayah Pengembangan Perikanan Tangkap (wilayah
pantai), 2) Wilayah Pengembangan Perikanan Budidaya Air Payau (wilayah
pesisir), 3) Wilayah Pengembangan Budidaya air Tawar (wilayah pedalaman),
dan 4) Wilayah Pengembangan Pengolahan Hasil Perikanan.
1. Wilayah Pengembangan Produksi Perikanan Tangkap
Pengembangan perikanan tangkap harus memperhatikan ketersediaan
potensi sumber daya ikan yang berada di wilayah pengelolaan perikanan.
Pengembangan perikanan tangkap juga mesti diikuti dengan keberadaan
pelabuhan perikanan dan tempat pelelangan ikan. Peningkatan pembangunan
pelabuhan perikanan dilakukan dengan memperhatikan keberadaan nelayan
dan ketersediaan pengolahan yang memadai.
Garis pantai Kabupaten Aceh Utara sepanjang 55,34 km merupakan
salah satu potensi untuk pengembangan dan peningkatan produksi hasil
perikanan tagkap. Pengembangan perikanan tangkap diarahkan di wilayah
yang mempunyai pantai/laut sebagai daerah penangkapan ikan. Daerah yang
diarahkan untuk pengembangan perikanan tangkap meliputi 8 wilayah
kecamatan yaitu Kecamatan : Muara Batu, Dewantara, Syamtalira Bayu,
Samudera Geudong, Tanah Pasir, Lapang, Seunuddon, dan Tanah Jambo
Aye.
Pembangunan Kelautan untuk meningkatkan produksi ikan di
Kabupaten Aceh Utara pada tahun 2017 di arahkan pada peningkatan sarana
dan prasarana perikanan tangkap. Selain itu pengembangan pelabuhan
perikanan atau peningkatan sarana dan prasarana Pangkalan Pendaratan Ikan
(PPI) juga menjadi perhatian serius pemerintah daerah, sehingga hasil
tangkapan nelayan lebih mudah untuk dipasarkan.
2. Wilayah Pengembangan Produksi Perikanan Budidaya Air Payau
Perikanan budidaya dipengaruhi oleh perlakuan terhadap ekosistem
yang ada dihulu, seperti hutan dan daerah aliran sungai. Apabila terdapat
perilaku yang merusak sumber daya di hulu secara berlebihan akan
mengganggu daerah aliran sungai sehingga menyebabkan sedimentasi dan
kurangnya pasokan air dan pakan alami. Wilayah pesisir Kabupaten Aceh
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 95
Utara merupakan salah satu potensi untuk pengembangan perikanan budidaya
air payau karena mempunyai luasan tambak 12.441 ha. Pengembangan
perikanan budidaya air payau di arahkan pada daerah pesisir yang masih
mempunyai pengaruh pasang surut, yang mempunyai sumber air tawar dari
sungai maupun air asin dari laut sehingga akan mempermudah dalam
pengelolaan pengairan dalam kegiatan budidaya. Daerah yang diarahkan
untuk pengembangan budidaya air payau mencakup 13 wilayah kecamatan
yaitu Kecamatan : Muara Batu, Dewantara, Nisam, Syamtalira Bayu,
Syamtalira Geudong, Tanah Pasir, Lapang, Syamtalira Aron, Lhoksukon,
Baktiya Barat, Baktiya, Seunuddon, dan Tanah Jambo Aye.
Arah pembangunan sub sektor perikanan budidaya adalah
meningkatkan produksi ikan air payau dengan meningkatkan sarana dan
prasarana perikanan budidaya seperti normalisasi saluran tambak, jembatan
produksi, rehab tambak dan agro input sehingga luasan tambak sebesar
12.441 ha dapat berfungsi secara optimal.
3. Wilayah Pengembangan Produksi Perikanan Budidaya Air Tawar
Akibat pertambahan penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat,
sehingga kebutuhan pangan terutama permintaan untuk konsumsi ikan juga
akan meningkat. Salah satu alternatif untuk meningkatkan produksi ikan di
Kabupaten Aceh Utara adalah dengan mengembangkan produksi perikanan
budidaya air tawar.
Dalam rangka pengembangan perikanan budidaya air tawar diarahkan
di wilayah pedalaman Aceh Utara terutama yang didukung oleh sumberdaya
air tawar seperti sungai, danau dan waduk. Namun untuk komoditas ikan air
tawar dapat juga di kembangkan sampai ke daerah pesisir. Daerah prioritas
untuk pengembangan perikanan air tawar di Kabupaten Aceh Utara mencakup
14 Kecamatan yaitu Kecamatan : Sawang, Cot Girek, Langkahan, Geureudong
Pase, Nisam, Lhoksukon, Kuta Makmur, Simpang Keuramat, Meurah Mulia,
Paya Bakong, Tanah Luas, Matang Kuli, Bandar Baro, dan Nisam Antara.
4. Wilayah Pengembangan Pengolahan Hasil Perikanan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 96
Pengembangan pengolahan hasil perikanan diarahkan di wilayah yang
menjadi sentra produksi perikanan tangkap, hal ini dilakukan dalam upaya
meningkatkan nilai produk terutama pada saat produksi perikanan tangkap
yang melimpah. Daerah yang diarahkan untuk pengembangan pengolahan
hasil perikanan meliputi 8 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan : Muara Batu,
Dewantara, Syamtalira Bayu, Samudera Geudong, Tanah Pasir, Lapang,
Seunuddon, dan Tanah Jambo Aye.
Kegiatan kelautan dan perikanan baik tangkap, budidaya maupun
pengolahan di Kabupaten Aceh Utara sudah cukup berkembang, walaupun
belum didukung dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai dan
representatif, sehingga potensi yang ada belum dapat dimanfaatkan secara
optimal untuk meningkatkan konstribusi terhadap pembangunan ekonomi yang
meliputi :
1. Peningkatan pendapatan masyarakat perikanan,
2. Penyerapan tenaga kerja,
3. Kesempatan berusaha dan memperkuat ketahanan pangan nasional,
4. Meningkatkan produksi dan ekspor/intersulir hasil perikanan.
Gambar 3.50 Produksi Ikan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 97
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015
Tabel 3.51
Jumlah Produksi Ikan di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015
2013 2014 2015
Jumlah Produksi Ikan (ton)
22.197,25 24.109,57 26,808,41
Target kelompok nelayan yang mendapatkan bantuan pemda tahun n
23.923,34 26.682.06 27.543,10
Rasio 92,78 90,36 97,33
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015
Pertumbuhan produksi perikanan mengalami peningkatan secara
fluktuasi sejak tahun 2013-2015.Tercatat pada tahun 2013 mencapai
22.197,25 ton. Pada tahun 2014 total jumlah produksi mencapai 24.109,57 ton
sedangkan tahun 2015 mengalami kenaikan yang menggembirakan dengan
jumlah produksi mencapai 26.808,41 ton.
Gambar 3.52 Konsumsi Ikan Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 98
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015
Tabel 3.53
Jumlah Konsumsi Ikan di Kabupaten Aceh Utara Tahun 2013-2015
Sumber : BPS Kabupaten Aceh Utara Tahun 2015
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Persentase Produksi Perikanan
92,78 90,36 97,33 100
Permasalahan
- Terbatasnya jumlah SDM yang berkualitas
- Masih rendahnya tingkat capaian kinerja pada program/kegiatan
- Kegiatan budidaya komoditas perikanan khususnya udang windu belum
berhasil dengan baik
- Belum tersedianya data kelautan perikanan yang akurat
- Masih tingginya praktek illegal fishing di perairan Kabupaten Aceh Utara
2013 2014 2015
Jumlah Konsumsi Ikan (kg/kapita/tahun)
36,50 37,00 40,68
Target daerah 38,00 38,00 38,00
Rasio 96,05 97,37 107,05
Tabel 3.31 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 99
- Belum adanya keseimbangan antara armada tangkap dan zona
penangkapan secara proporsional dari segi jumlah dan ukuran
- Pengolahan hasil perikanan belum menjadi segmen usaha prioritas
Solusi
- Perlu adanya penambahan SDM dan pelatihan
- Mempercepat proses pelaksanaan kegiatan sesuai dengan target
waktu yang direncanakan
- Perlu diadakannya pelatihan bagi para pembudidaya ikan dan kajian
penelitian dan pengembangan (Litbang)
- Perlu adanya tenaga pengawas dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil
(PPNS)
- Penambahan armada tangkap bertonase > 10 GT dan modernisasi
alat tangkap
- Perlu diadakannya pelatihan dan sosialisasi bagi masyarakat
pengolah hasil perikanan
Sasaran strategis 17 ini merupakan salah satu upaya mencapai misi ketujuh
sebagaimana tertuang dalam RPJMD 2012-2017 yaitu “Mengupayakan
Penegakan Hukum Positif dan Hukum Islam Secara Komprehensif dalam
Segala Bidang Kehidupan Masyarakat yang Berkeadilan” dan juga untuk
mencapai tujuan: ”Meningkatkan Kemakmuran Rumah Ibadah”.
Sasaran ini juga didukung secara terpadu oleh Dinas Syariat Islam dan Dinas
Cipta Karya. Untuk mengukur sasaran pertama ini terdapat 1 indikator
sasaran. Berikut pengukuran capaian kinerja sasaran peningkatan fasilitas
masjid, meunasah dan mushalla tersaji pada tabel 3.32 berikut dibawah ini :
No. Indikator Kinerja Realisasi Tahun 2015
Peningkatan Fasilitas Masjid, Meunasah dan Mushalla
Tabel 3.54 : Pengukuran Capaian Sasaran Strategis
Sasaran 17
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 100
2013 2014 Target Realisasi % Capaian
Ket Capaian
1 Jumlah Mesjid dan Mushalla
328 dan 852
335 dan 852
330 dan 852
336 dan 852
102 dan 100
Sangat Berhasil
1. umlah Mesjid dan Mushalla
Ketersediaan sarana dan prasarana tempat ibadah seperti mesjid,
meunasah, dayah/pesantren, balai pengajian dan TPA/TPQ terus ditingkatkan
terutama pembenahan fasilitas infrastruktur sarana yang telah ada.
Peningkatan ini penting dilakukan untuk mendorong peningkatan kualitas
ibadah masyarakat guna memenuhi unsur kebersihan, kenyamanan serta
penataan lingkungan tempat ibadah. Perkembangan tempat ibadah
sebgaimana Tabel berikut :
Tabel 3.54 JumlahSarana dan Prasarana Peribadatan
(Masjid, Meunasah, Dayah/ Pesantren, Balai Pengajian dan TPA) di Kabupaten Aceh Utara, Tahun 2010-2015
No. Prasarana Tahun (unit)
2012 2013 2014 2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 101
1. Masjid 328 328 335 336
2. Meunasah 852 852 852 852
3. Dayah / pesantren 168 170 183 182
4. Balai Pengajian 2.564 2.575 2.637 2.617
5. TPQ - - 82 82
Jumlah 3.912 3.925 4.089 4.069
Sumber : Dinas Syari’at Islam Kab. Aceh Utara 2016
Jumlah tempat ibadah keseluruhan tahun 2015 sebanyak 4.069 unit,
kondisi ini menurun jika dibandingkan tahun 2014 sebanyak 4.089 unit.
Verifikasi kelayanakan yang dilakukan oleh Dinas Syariat Islam memperoleh
kondisi terdapat beberapa sarana dan prasarana tempat ibadah belum
memenuhi kriteria sebagai tempat berlangsungnya kegiatan ibadah terutama
berkaitan dengan balai pengajian di beberapa lokasi desa/gampong. Namun
demikian jumlah meunasah telah merata pada setiap gampong dan dapat juga
dimanfaatkan sebagai sarana dan prasarana aktifitas ibadah dan kegiatan
sosial kemasyarakatan lainnya.
Apabila dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja
sasaran dapat kami sampaikan sebagai berikut:
No. Indikator Kinerja Realisasi Realisasi Realisasi Target
2013 2014 2015 2017
1 Jumlah Mesjid dan Mushalla
328 dan 852 335 dan 852
336 dan 852
330 dan 853
Permasalahan
- Kurangnya personil yang ada dalam pelaksanaan program/kegiatan
sehigga lamban terhadap penyerapan anggaran
- Masih kurangnya kemampuan SDM aparatur dalam penyelesaiana
tugas
- Belum terbentuknya Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPT) Dinas
Syariat Islam
Tabel 3.55 : Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Kinerja RPJMD Tahun 2012-2017
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 102
- Meningkatnya permasalahan keagamanaan dalam masyarakat
terutama mengenai pendangkalan akidah
Solusi
- Peningkatan profesionalisme SDM aparatur
- Peningkatan sarana dan prasarana penunjang kegiatan beragama
- Menyebarkan informasi melalui sosialisasi tentang penguatan
pelaksanaan syariat islam dalam masyarakat
- Membina kehidupan masyarakat agar memahami dan
melaksanakan syariat islam
- Membangun koordinasi antar lembaga pendidikan umum dan
agama
Kontribusi Pemerintah Kabupaten Aceh Utara terhadap ratusan
pengungsi dari Myanmar dan Bangladesh di Perairan Kecamatan
Seunuddon Kab. Aceh Utara
Pada hari Minggu, 10 Mei 2015 Pemkab. Aceh Utara mendapatkan
laporan bahwa telah terdampar ratusan pengungsi yang diperkirakan berasal
dari Myanmar dan Bangladesh di Perairan Kecamatan Seunuddon Kab. Aceh
Utara yang terdiri dari laki-laki, perempuan dan anak-anak sejumlah 579
orang. Mereka ditampung sementara di Gedung Olah Raga (GOR) Lhoksukon
Kab. Aceh Utara. Untuk memberikan rasa aman dan terhindar dari kelaparan,
maka Pemerintah Kab. Aceh Utara memberikan bantuan masa panik (tanggap
darurat) yang terdiri dari makanan, obat-obatan dan kebutuhan selama 3 (tiga)
hari. Selanjutnya penanganan bantuan kemanusiaan ditangani oleh IOM,
UNHCR bekerjasama dengan Pemkab. Aceh Utara. Selanjutnya, para
pengungsi tersebut dipindahkan ke TPI Kuala Cangkoi, Kec. Lapang Kab.
Aceh Utara, dengan fasilitas yaitu :
o 2 Gedung untuk menampung para laki-laki
o 1 gedung untuk menampung para wanita dan anak-anak
o 1 gedung untuk sarana peribadatan
o 1 gedung untuk dapur umum
o 7 tenda sebagai posko kesehatan, pengamanan dan lainnya
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 103
Mengingat penanganan pengungsi internasional merupakan
wewenang pemerintah pusat melalui Menteri Koordinator Politik Hukum dan
Keamanan, maka Pemerintah Kab. Aceh Utara diminta untuk membentuk
Satuan Tugas Penanganan Pengungsi. Setelah melakukan beberapa kali
pertemuan dan rapat, para pengungsi tersebut akhirnya dipindahkan ke tempat
penampungan sementara di Balai Latihan Kerja (BLK) Dinas Sosial, Tenaga
Kerja dan Transmigrasi Kab. Aceh Utara Gp. Blang Adoe Kec. Kuta Makmur
Kab. Aceh Utara pada Rabu, 17 Juni 2015. Pada hari Rabu tanggal 12
Agustus 2015, para pengungsi tersebut dipinkah ke Shelter ICS (Integrated
Community Shelter) yang dibangun oleh lembaga Aksi Cepat Tanggap (ACT)
diatas tanah milik Pemerintah Kab. Aceh Utara dengan donatur dari dalam dan
luar negeri. Adapun fasilitas dan utilitas yang terbangun yaitu:
o 120 Unit bangunan (shelter)
o 42+6 unit Toilet
o 1 unit mesjid
o 4 lokal sekolah
o 1 unit ruang edukasi dan 1 unit klinik
o 1 unit ruang meeting dan office
o Play ground dan tempat bermain lainnya
o 1 unit ruang guru tahfidz
o Dapur umum
o Lahan pengembangan
o Gerbang, gapura
o 1 unit bangunan water treatment
Perhatian khusus terhadap pengungsi oleh Pemerintah Kab. Aceh
Utara mendapat apresiasi dan pujian dari dunia internasional, walaupun
dengan segala keterbatasan dan kemampuan yang dimiliki oleh daerah,
tetapi para pengungsi tersebut diperlakukan selayaknya sebagai keluarga
sendiri.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 104
Dalam rangka untuk mencapai target kinerja sebanyak 16 sasaran strategi
sebagaimana yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja Tahun 2015 maka
besaran alokasi dan realisasi belanja untuk setiap sasaran strategis dapat dilihat
sebagai berikut :
Realisasi Keuangan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 105
Realisasi Belanja Langsung Daerah tahun anggaran 2015 untuk
mewujudkan berbagai sasaran di atas adalah sebagai berikut :
No Nama Dinas Anggaran Realisasi %
Rp Rp
1 Dinas Syariat Islam 51.190.532.500 49.775.804.058 97
2 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga 103.090.515.610 96.900.213.970 94
3
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah 12.078.622.364 10.259.670.133 85
4 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 1.126.466.000 1.044.258.942 93
5 Dinas Kesehatan 93.256.493.813 60.210.534.296 65
6 Dinas Bina Marga 98.882.781.477 97.046.229.726 98
7 Dinas Cipta Karya 131.912.451.907 111.801.260.294 85
8
Dinas Pengairan dan Energi Sumber Daya Mineral 65.210.087.682 53.515.852.740 82
9 Dinas Perindustrian dan Perdagangan 6.069.170.879 5.196.207.148 97
10 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah 1.658.575.000 1.568.915.016 95
11 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan 45.993.437.663 45.193.811.899 98
12 Dinas Kehutanan dan Perkebunan
5.948.125.800 5.619.633.731 94
13
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk 12.155.210.004 11.683.729.619 92
14
Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan 9.708.858.585 8.828.107.823 91
15 Dinas Kelautan dan Perikanan
15.020.111.778
14.548.327.836 97
16 Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan 28.329.603.470 28.247.451.374 99
17 Bappeda 3.077.766.000 2.956.489.826 96
18
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Sejahtera 26.359.641.501 25.014.797.064 95
19 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 7.907.522.000 7.233.381.417 91
20
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan 7.251.035.401 6.875.734.648 95
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 106
No Nama Dinas Anggaran Realisasi %
Rp Rp
21
Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
1.090.856.800
1.089.162.200 99
22 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2.237.376.000 2.048.248.657 91
23 Inspektorat Kabupaten 3.128.000.000 308.3317.134 98
24
Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah 7.163.730.887 6.749.601.357 94
25 Rumah Sakit Umum Cut Meutia 94.106.229.902 48.972.900.079 52
26
Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak 1.627.000.000 1.590.484.339 98
27 Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 1.594.143.206 1.502.811.608 94
28 Kantor Lingkungan Hidup 1.617.188.356 1.485.956.705 91
29 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu 477.596.993 472.007.925 99
30 Sekretariat Daerah 41.081.046.227 37.112.822.632 90
31 Sekretariat DPRK 25.395.881.000 24.904.316.300 98
32 Sekretariat MPU
3.102.701.000 3.056.587.233 99
33 Sekretariat MAA 602.974.000 581.773.061 96
34 Sekretariat MPD 2.891.983.340 2.213.055.447 77
35 Sekretariat BMK 9.555.300.620 7162.450.922 75
36 Sekretariat KORPRI 596.659.000 561.851.446 94
37 Kepala Daerah
-
- -
38 DPRK
- - -
39 Kecamatan Langkahan 374.414.000 366.833.552 99
40 Kecamatan Tanah Jambo Aye 360.055.100 357.428.949 99
41 Kecamatan Seunuddon 465.248.000 464.595.326 93
42 Kecamatan Baktiya 323.343.100 322.674.046 99
43 Kecamatan Baktiya Barat 392.036.980 388.602.637 97
44 Kecamatan Lhoksukon 549.981.000 544.778.593 99
45 Kecamatan Cot Girek 358.504.420 347.054.261 97
46 Kecamatan Paya bakong 378.082.400 360.081.212 95
47 Kecamatan Pirak Timu 701.830.400 699.006.025 99
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 107
No Nama Dinas Anggaran Realisasi %
Rp Rp
48 Kecamatan Matang Kuli 462.741.160 407.768.799 88
49 Kecamatan Tanah Luas 504.780.000 497.442.037 98
50 Kecamatan Nibong 328.261.000 327.169.400 99
51 Kecamatan Lapang 964.259.000 962.458.418 99
52 Kecamatan Tanah Pasir 394.204.196 387.176.650 98
53 Kecamatan Syamtalira Aron 376.346.500 373.445.727 99
54 Kecamatan Samudera 321.788.000 319.593.255 99
55 Kecamatan Meurah Mulia 533.996.000 523.422.391 98
56 Kecamatan Syamtalira Bayu 491.236.800 487.880.844 99
57 Kecamatan Geureudong Pase 310.872.100 276.835.702 89
58 Kecamatan Simpang Keramat
287.238.463 282.394.811 98
59 Kecamatan Kuta Makmur 349.274.000 337.336.770 96
60 Kecamatan Dewantara 480.849.500 457.183.737 95
61 Kecamatan Nisam Antara 365.807.000 360.726.483 97
62 Kecamatan Nisam 374.754.000 372.579.242 99
63 Kecamatan Banda Baro 646.586.731 646.488.545 99
64 Kecamatan Muara Batu 565.218.000 555.421.335 98
65 Kecamatan Sawang 401.032.100 381.606.840 95
Total Belanja Langsung 934.558.416.715 797.915.744.192 85
Selanjutnya realisasi Belanja Tidak Langsung Langsung
Daerahtahun anggaran 2015 adalah sebagai berikut :
No Nama Dinas Anggaran Realisasi %
Rp Rp
1 Dinas Syariat Islam 2.554.838.823 2.335.424.065 91
2 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga
564.452.680.001 512.014.125.236 91
3 Dinas Pengelolaan Keuangan dan Kekayaan Daerah
351.634.190.610 346.080.582.988 98
4 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2.085.711.087 1.981.493.396 95
5 Dinas Kesehatan 91.671.393.867 91.435.477.045 99
6 Dinas Bina Marga 5.633.767.682 5.599.849.267 99
7 Dinas Cipta Karya 3.181.796.367 3.175.283.384 99
8 Dinas Pengairan dan Energi Sumber Daya
8.949.989.715 8.922.484.352 99
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 108
No Nama Dinas Anggaran Realisasi %
Rp Rp
Mineral
9 Dinas Perindustrian dan Perdagangan
3.197.675.433 2.945.445.787 92
10 Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
2.918.149.131 2.826.953.160 97
11 Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan
10.165.907.006 8.284.387.081 81
12 Dinas Kehutanan dan Perkebunan
5.706.606.819 5.436.106.135 95
13 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Mobilitas Penduduk
4.133.594.431 4.005.704.871 97
14 Dinas Perhubungan, Pariwisata dan Kebudayaan
4.573.144.032 4.449.834.698 97
15 Dinas Kelautan dan Perikanan
2.997.161.405 2.794.095.864 93
16 Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan
3.303.178.460 3.277.654.589 99
17 Bappeda 4.372.367.542 4.245.657.590 97
18 Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Keluarga Sejahtera
7.700.577.161 7.522.381.128 98
19 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan
73.238.374.376 46.005.452.557 63
20 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
11.651.398.860 11.313.516.076 97
21 Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat
3.028.697.800 3.125.490.738 97
22 Badan Penanggulangan Bencana Daerah
1.799.289.637 1.791.212.156 99
23 Inspektorat Kabupaten 4.106.613.909 4.100.636.340 99
24 Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah
5.047.045.412 5.044.594.069 99
25 Rumah Sakit Umum Cut Meutia
22.080.805.080 21.999.338.167 99
26 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
1.286.539.219 1.271.901.935 98
27 Kantor Perpustakaan dan 1.768.850.961 1.673.566.690 94
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 109
No Nama Dinas Anggaran Realisasi %
Rp Rp
Arsip Daerah
28 Kantor Lingkungan Hidup 905.310.690 904.622.208 100
29 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu
1.805.377.180 1.740.933.804 94
30 Sekretariat Daerah 13.686.344.539 12.748.805.589 93
31 Sekretariat DPRK 5.079.750.542 4.961.763.387 98
32 Sekretariat MPU 665.761.035 634.484.361 95
33 Sekretariat MAA 534.491.355 525.603.642 98
34 Sekretariat MPD 832.538.126 829.966.579 99
35 Sekretariat BMK 803.947.845 671.138.602 84
36 Sekretariat KORPRI 596.659.000 561.851.446 94
37 Kepala Daerah 960.878.556 540.717.989 56
38 DPRK 1.0541.130.300 10.049.955.738 95
39 Kecamatan Langkahan 1.472.442.822 1.468.883.820 99
40
Kecamatan Tanah Jambo Aye
1.939.006.740
1.935.851.793
99
41 Kecamatan Seunuddon 1.837.513.830 1.677.505.308 93
42 Kecamatan Baktiya 3.303789.476 3.296.644.675 99
43 Kecamatan Baktiya Barat 1.677.896.835 1.631.420.264 97
44 Kecamatan Lhoksukon 2.632.946.738 2.614.773.303 99
45 Kecamatan Cot Girek 1.326.165.847 1.223.775.569 92
46 Kecamatan Paya Bakong 1.874.526.277 1.874.160.699 100
47 Kecamatan Pirak Timu 1.167.119.155 1.166.723.284 99
48 Kecamatan Matang Kuli 1.787.262.213 1.697.019.730 95
49 Kecamatan Tanah Luas 2.306.847.281 2.229.849.771 97
50 Kecamatan Nibong 1.208.578.985 1.205.160.680 99
51 Kecamatan Lapang 1.107.922.748 1.085.080.526 98
52 Kecamatan Tanah Pasir 1.669.980.956 1.444.867.548 87
53 Kecamatan Syamtalira Aron 1.548.212.440 154.579.3178 100
54 Kecamatan Samudera 1.983.131.511 1.959.296.616 99
55 Kecamatan Meurah Mulia 1.589.164.325 1.559.476.659 98
56 Kecamatan Syamtalira Bayu 1.995.987.766 1.977.784.540 99
57 Kecamatan Geureudong Pase 1.372.183.160 1.230.187.180 90
58 Kecamatan Simpang Keramat 1.365.325.749 1.363.010.069 100
59 Kecamatan Kuta Makmur 1.851.649.989 1.845.565.006 99
60 Kecamatan Dewantara 2.099.208.833 1.929.846.106 91
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 110
No Nama Dinas Anggaran Realisasi %
Rp Rp
61 Kecamatan Nisam Antara 1.022.513.565 1.001.728.571 98
62 Kecamatan Nisam 1.491.623.647 1.486.121.037 99
63 Kecamatan Banda Baro 723.255.249 709.796.034 99
64 Kecamatan Muara Batu 2.458.919.340 1.984.772.428 81
65 Kecamatan Sawang 2.408.908.227 2.238.872.822 93
Belanja Subsidi 4.963.000.000 4.963.000.000 100
Belanja Hibah 42.497.213.744 41.504.246.299 98
Belanja Bantuan Sosial 47.078.657.000 45.802.291.500 97
Belanja Bantuan Keuangan Kepada Pemdes
298.719.867.565 298.702.667.565 99
Belanja Tidak Terduga 2.582.217.666 91.711.000 4
Total Belanja Tidak Langsung 1.672.279.858.676 1.584.276.376.289 94
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 111
Adapun Realisasi Total Pendapatan dan Total Belanja Daerah
tahun anggaran 2015 dapat kami uraikan sebagai berikut :
No. Uraian Anggaran Realisasi %
Rp Rp
I Pendapatan 2.125.451.077.960 1.989.554.476.992 93,61
Pendapatan Asli Daerah
217.794.844.915 200.106.069.784 91,88
Pendapatan Transfer
1.685.243.065.045 1.567.035.239.208 92,99
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
222.413.168.000 222.413.168.000 100
II Belanja 1.925.607.135.256 1.716.336.104.583
89,13
Belanja Operasi 1.503.254.699.505 1.336.967.991.186 88,94
Belanja Modal 419.770.218.084 379.276.402.397 90,35
Belanja Tak Terduga
2.582.217.666 91.711.000 3,55
III Surplus/(Defisit) (101.841.455.597) (28.364.537.019) 27,85
IV Pembiayaan
Pembiayaan Penerimaan
110.367.111.518 104.181.525.159 94,40
Pembiayaan Pengeluaran
8.525.655.921 8.311.815.582 97,49
Sumber: Laporan LRA Kabupaten Aceh Utara tahun anggaran 2015 (Unaudited)
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 112
Di tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah mendapatkan beberapa
penghargaan dan prestasi yang diraih yang meliputi bidang pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan. Adapun penghargaan dan prestasi yang di
iraih adalah sebagai sebagai berikut :
No. Nama Penghargaan Tahun
1 2 3
1 Pemkab Aceh Utara menerima penghargaan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2015 dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI, Yuddy Chrisnandi, Januari 2016 Kabupaten Aceh Utara sebagai Kabupaten/Kota dengan Akuntabilitas Kinerja berpredikat "CC" yaitu Cukup
2015
2 Mewakili Pemkab Aceh Utara menerima penghargaan Sebagai Penyuluh berprestasi program inovasi pangan tingkat Nasional, atas nama Mukhsin, SP di Jakarta, 17 Agustus 2015
2015
Capaian Prestasi & Penghargaan
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 113
3 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara Umum MTQ ke XXXI I tingkat Provinsi Aceh di Kota Nagan Raya
2015
4
Penghargaan internasional diperoleh Pemerintah Kab. Aceh Utara dari Presiden Internasional Myanmar di London Inggris dalam kunjungannya pada hari Sabtu, 27 Februari 2016 di Pendopo Bupati Aceh Utara.
2016
5 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara I Lomba Desa Pokja I Kecamatan/Desa Mane Tunong tingkat Provinsi
2015
6 Pemkab Aceh Utara mendapat predikat Perpustakaan Terbaik se-Aceh Tahun 2015
2015
7 Pemkab Aceh Utara meraih penghargaan petugas Puskeswan terbaik se-Provinsi Aceh dalam acara ternak se-Provinsi Aceh
2015
8 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara I dalam Expo Ternak se-Aceh kategori Sapi/Lembu Jenis Limousin
2015
9 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara II dalam Expo Ternak se-Aceh kategori Sapi/Lembu Jenis Brahman Betina
2015
10 Pemkab Aceh Utara mendapat Juara III dalam Expo Ternak se-Aceh kategori Sapi/Lembu Jenis Brahman Betina
2015
11
Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Bidang Intelegensi Duta Wisata Putra tingkat Provinsi
2015
12 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Bidang Kepribadian Duta Wisata Putri tingkat Provinsi
2015
13 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Peringkat II Musik Etniq tingkat Provinsi
2015
14 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Peringkat II Tari Kreasi tingkat Provinsi
2015
15 Pemkab Aceh Utara berhasil menjuarai Peringkat III Duta Wisata Putra tingkat Provinsi
2015
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 114
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 114
Bab IV PPeennuuttuupp
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Kabupaten Aceh Utara merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pencapaian kinerja dalam
periode 1 Januari 2015 sampai dengan 31 Desember 2015.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara selama Tahun 2015 dalam
melaksanakan visi dan misi yang telah ditetapkan dalam suatu rencana
stratejik telah berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi melalui kegiatan, program dan
kebijaksanaan meskipun dalam perjalanannya menemui kendala dan
keterbatasan.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara telah menetapkan 16 sasaran
strategis dengan 22 Indikator Kinerja pada Laporan LAKIP tahun 2015
yang pelaksanaannya dilaksanakan secara bertahap melalui program dan
kegiatan di masing-masing SKPK. Sesuai dengan hasil analisa Tim
Penyusun Lapran LAKIP Kab. Aceh Utara, dapat kami jelaskan bahwa 16
indikator kinerja, kriteria sangat berhasil sebanyak 13 indikator (59,09%),
berhasil sebanyak 4 indikator (18,18%), cukup berhasil sebanyak 2 indikator
(9,09%) dan tidak berhasil sebanyak 3 indikator (13,64%). Data dan
informasi untuk lebih jelasnya terdapat dalam laporan LAKIP Kab. Aceh
Utara.
Kendala yang dihadapi yang mengakibatkan pencapaian tidak
optimal antara lain masalah aparatur daerah masih ada yang belum memahami
tugas pokok, fungsi serta kewenangan yang dimilikinya, kurangnya sumber daya
terutama sumber daya manusia yang berkualitas, khususnya dalam hal
perencanaan program/kegiatan, terbatasnya alokasi anggaran serta adanya
rasionalisasi anggaran yang mengakibatkan kegiatan tidak terlaksana sesuai yang
direncanakan sebelumnya.
Pemerintah Kabupaten Aceh Utara
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2015
Halaman 115
Kemudian sesuai dengan hasil evaluasi yang telah dilakukan
Kemen PAN dan RB kepada Kabupaten Aceh Utara pada LAKIP Tahun
2015 yang mendapat nilai 51,45 atau dengan predikat penilaian CC agar
melakukan perbaikan dalam hal Perencanaan Kinerja, Pengukuran Kinerja,
Pelaporan Kinerja, Evaluasi Kinerja dan Capaian Kinerja. Kami sangat
berharap agar pada tahun 2016 ini, pemerintah Kab. Aceh Utara mendapat
nilai B sehingga dapat memacu pembangunan Aceh Utara yang lebih baik.
Dalam rangka sinkronisasi manjemen kinerja, LAKIP Kab. Aceh
Utara telah dilakukan review atau analisa oleh tim review Inspektorat Aceh
Utara dan telah memberikan beberapa saran dan masukan untuk
kesempurnaan LAKIP. Adapun rekomendasi dan saran-saran dari tim
review LAKIP Kab. Aceh Utara telah ditindaklanjuti dalam penyempurnaan
laporan ini.
Semoga dengan adanya LAKIP ini dapat menjadi dorongan dan
acuan bagi sempurnanya penyusunan LAKIP di masa mendatang, sehingga
akan terwujud aparatur pemerintahan yang bersih, berwibawa dan
akuntabel.
(1) (2) (3) (4)
Nilai Akuntabilitas Kinerja Pemerintah B
Opini pemeriksaan BPK WTP
Nilai Evaluasi Kinerja
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (EKPPD)
Sangat Tinggi
2 Meningkatnya profesionalisme dan kinerja
aparatur dalam pelayanan publik
Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) 75
3 Terciptanya stabilitas sosial dan politik Rasio jumlah Satpol PP per 10.000 penduduk 3,86
4 Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
miskin
Persentase jumlah penduduk miskin 19,5
5 Menurunnya tingkat angka pengangguran Angka pengangguran 10,1
Angka melek huruf 97,3
Rata-rata lama Sekolah 9,3
Angka Kematian Ibu 102
Angka Kematian Bayi 7
Persentase Gizi Buruk 0,096
Umur Harapan Hidup 70
8 Tersedianya jalan mantap dan jembatan
yang menjamin kelancaran arus
transportasi
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi mantap 56,15
9 Tersedianya aksesibilitas pada pusat-pusat
pertumbuhan ekonomi, daerah terisolir, dan
daerah tujuan wisata
Proporsi panjang jembatan dalam kondisi baik 63,58
10 Tersedianya air irigasi untuk pertanian
rakyat pada Daerah Irigasi
Persentase luas Irigasi dalam kondisi baik (M2) 40,56
11 Meningkatnya keselamatan, keamanan,
dan pelayanan sarana dan prasarana
perhubungan darat
Jumlah arus penumpang angkutan umum 1.367.817
12 Meningkatnya pendapatan masyarakat Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 4,83
13 Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan Persentase peningkatan jumlah wisatawan37.500
14 Meningkatnya produksi dan produktivitas
pertanian tanaman
Tingkat Produktivitas padi (ton/ha) 6,3
15 Meningkatnya produksi dan produktivitas
kelautan dan perikanan
Persentase Produksi perikanan 100
16 Peningkatan fasilitas masjid, meunasah dan
mushalla
Jumlah Mesjid dan Mushalla 330 dan 852
Jumlah anggaran belanja langsung tahun 2015 : 934.558.416.715
Lhokseumawe, November 2015
BUPATI ACEH UTARA
DTO
H. MUHAMMAD THAIB
6
7
Meningkatnya layanan pendidikan yang
bermutu, islami dan berdaya saing
Meningkatnya Status Kesehatan dan Gizi
masyarakat
REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015
KABUPATEN ACEH UTARA
Tema Pembangunan Tahun 2015 " Percepatan pembangunan infrastruktur untuk memacu perkembangan sektor
pertanian dan pemberdayaan sumber daya manusia menuju masyarakat sejahtera dan mandiri"
No Sasaran Strategis Indikator KinerjaTarget
Terlaksananya tata kelola pemerintah yang
transparan dan akuntabel pelayanan publik
1
1
Recommended