View
228
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Pembelajaran merupakan kegiatan belajar mengajar ditinjau dari sudut
kegiatan siswa berupa pengalaman belajar siswa (PBS) yaitu kegiatan siswa yang
direncanakan guru untuk dialami siswa selama kegiatan belajar mengajar
(Mulyati, 2000).
Ilmu Pengetahuan Sosial adalah mata pelajaran yang mengkaji kehidupan
sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi,
sosiologi, antropolgi dan tata Negara. IPS yang diajarkan di SD terdiri atas dua
bahan kajian yaitu pengetahuan social dan sejarah. Bahan kajian sosiologi
mencakup antropolgi, sosiologi, geografi, ekonomi dan tata Negara. Bahan kajian
sejarah menurut perkembangan masyarakat Indonesia sejak masa lampau hingga
masa kini. (Dik Das Men, 199: 14).
Ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget dalam pembelajaran IPS,
anak usia Sekolah Dasar berada pada tahap operasional konkrit, karena itu proses
belajar mengajar perlu dihubungkan dengan kejadian sehari-hari yang dekat
dengan siswa. Penyajian objek nyata atau gambar diharapkan dapat mendorong
siswa merefleksikan hasil kegiatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Ada enam pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan
pembelajaran IPS, yaitu :
10
1. Empat pilar pendidikan (belajar untuk mengetahui, belajar untuk berbuat,
belajar untuk hidup dalam kebersamaan, dan belajar untuk menjadi dirinya
sendiri).
2. Inkuiri Sosial
3. Konstruktivisme
4. Lingkungan, Teknologi dan Masyarakat (salingtemas)
5. Pemecahan masalah
6. Pembelajaran sosial yang bermuatan nilai
Pembelajaran IPS dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti
pengamatan, pengujian/penelitian, diskusi, penggalian informasi mandiri melalui
tugas baca, wawancara narasumber, simulasi/bermain peran, nyanyian,
demonstrasi dan peragaan model.
Kegiatan pembelajaran lebih diarahkan pada pengalaman belajar langsung
dari IPS pengajaran (mengajar). Guru berperan sebagai fasilitator sehingga siswa
lebih aktif berperan dalam proses belajar. Guru harus memberikan peluang seluas-
luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang
mengaktifkan semua siswa secara positif dan edukatif.
B. Pengertian Metode Karyawisata
Pengertian metode tercantum di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
yaitu cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud,
sedangkan karyawisata adalah bepergian atau mengunjungi suatu objek dalam
rangka memperluas pengetahuan.
11
Menurut Mahfudh Salahudin, metode adalah suatu cara yang paling tepat
digunakan untuk menyampaikan bahan pelajaran, sehingga tujuan dapat dicapai,
sedangkan menurut Zuhairini metode dalam mengajar adalah :
a. Merupakan salah satu komponen dari proses pendidikan.
b. Merupakan alat mencapai tujuan yang didukung oleh alat Bantu mengajar.
c. Merupakan kebulatan dalam satu system pendidikan.
Metode mengajar sebagai upaya mencapai tujuan, dengan demikian
diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri. Perumusan tujuan yang sejelas-
jelasnya merupakan pesyaratan terpenting sebelum seseorang menentukan dan
memilih metode mengajar yang tepat, kesulitan dalam menentukan dan memilih
metode yang tepat. Apa yang ingin dituju oleh suatu program bidang studi melalui
unit pengajaran, semua termasuk dalam ruang lingkup dari metodologi.
Metode yang tepat dan bervariasi dalam mengajarkan mata pelajaran
dalam bidang IPS salah satunya dengan cara mengajak para siswa ke suatu
tempat, seperti daerah pegunungan, perkebunan, pesawahan, ataupun museum,
yang salah satunya bertujuan untuk menjelaskan kepada para siswa bahwa ciptaan
Tuhan Yang Maha Esa itu harus kita syukuri keberadaanya karena di alam
semesta ini terdapat berbagai macam ilmu pengetahuan oleh karenanya harus kita
lestarikan agar tidak cepat rusak atau punah.
Dalam mempelajari metode karyawan tersebut di atas akan membuat para
siswa tertarik mata pelajaran tersebut, khususnya mata pelajaran IPS. Dari
beberapa pengertian di atas, jelaslah bahwa metode adalah suatu teknik
penyampaian bahan pelajaran kepada para siswa, agar siswa dapat menangkap
12
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna oleh siswa dengan baik. Dalam
memilih metode mengajar yang harus diperhatikan oleh seorang pendidik adalah
filsafat pendidikan, tujuan pelajaran yang hendak dicapai, anak didik yang
kondusif, dan bahan pelajaran yang akan disampaikan. Jadi metode menentukan
prosedur yang hendak ditempuh dalam mencapai tujuan.
Metode bukan suatu tujuan, melainkan suatu cara untuk mencapai tujuan
dengan sebaik-baiknya, dapat di IPS pahami bahwa tujuan yang hendak dicapai
dalam setiap kegiatan mengajar adalah bagaimana perubahan yang diharapkan itu
terjadi, metode nama yang dianggap paling tepat untuk menimbulkan perubahan
itu. Penelitian-penelitian ilmiah belum berhasil menemukan dan menunjukkan
adanya metode mengajar yang lebih lengkap dibandingkan dengan metode lainnya
untuk mencapai tingkah laku yang diharapkan, hal ini disebabkan karena Sarjana
dan pendidik belum berhasil dibandingkan dengan metode lainnya untuk
mencapai tujuian pengajaran. Variasi-variasi yang terdapat dalam tuntutan
pengajaran menimbulkan pula adanya variasi-variasi dalam metode mengajar
tidaklah dapat dipisahkan dari tujuan yang hendak dicapai. Apakah tujuan itu
berhubungan dengan tingkah laku dalam aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotorik.
Metode yang digunakan adalah metode yang direncanakan berdasarkan
pertimbangan perbedaan individu diantara siswa, memberi kesempatan terjadinya
feed back, menstimulur kegiatan-kegiatan dan inisiatif siswa untuk menemukan
dan memecahkan problem-problem dan sebagainya. Suatu hal yang tidak dapat
disangka lagi, bahwa kebutuhan terhadap metode adalah mutlak dalam pendidikan
13
dan pengajaran, karena metode merupakan sarana dari segala macam agar tercapai
hasil yang memuaskan. Tanpa metode, maka hasil kerja tidak akan teratur dan
berjalan dengan baik.
Jadi dalam memberikan pelajaran IPS dan perubahan-perubahan yang
diinginkan harus memperhatikan faktor usia, lingkungan, sifat bahan pelajaran,
minat, dan kemampuan anak didik. Maka salah satu cara untuk mengefektifkan
dan menghidupkan proses belajar mengajar adalah dengan metode karyawisata.
Terkadang dalam proses belajar mengajar siswa perlu diajak untuk ke luar
kelas (sekolah), hal ini bertujuan untuk meninjau tempat-tempat tertentu atau
objek-objek yang berkaitan dengan pelajaran, hal ini diharapkan bukan hanya
sekedar untuk berekreasi saja, tetapi untuk belajar penggunaan teknik atau metode
karyawisata adalah “cara mengajar yang dilaksanakan dengan mengajak siswa ke
suatu tempat atau objek tertentu di luar sekolah untuk mempelajari atau
menyelidiki sesuatu yang relevan dengan pelajaran”.
Objek dari karyawisata ini dapat dilakukan di perkebunan, pabrik,
bengkel, dan sebagainya. Metode karyawisata mempunyai sinonim kata, antara
lain widya wisata dan study tour. Tujuan dari karyawisata antara lain adalah
untuk memperluas wawasan.
Metode karyawisata IPS jauh memberikan lebih memberikan pengalaman
luas kepada siswa dibandingkan dengan hanya di dalam ruangan. Karyawisata IPS
tidak berarti harus dilakukan ke tempat yang jauh, dengan waktu yang lama, biaya
14
yang banyak, tetapi dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah seperti halaman
sekolah atau kebun sekolah.
Ketika kita melakukan karyawisata IPS, seluruh pancaindra kita fungsikan.
Selama kegiatan karyawisata berlangsung, sebaiknya kita hanya berperan sebagai
pembimbing atau nara sumber, biarkanlah para siswa mengamati, mengukur,
menganalisis, dan menarik kesimpulan sendiri, dan supaya hasil lebih maksimal
diperlukan guru pembimbing lebih dari satu orang.
C. Pelaksanaan Metode Karyawisata dalam Pembelajaran IPS
Karyawisata sebagai metode mengajar memerlukan langkah-langkah yang
baik, di antaranya : persiapan dan perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
a. Persiapan dan Perencanaan
Mempersiapakan dan merencanakan karyawisata hendaknya bersama-
sama dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang
perlu dibicarakan bersama, diantaranya :
1. Tujuan dan sasaran yang akan dituju.
2. Aspek-aspek atau permasalahan yang akan diselidiki. Ada baiknya apabila
dirumuskan pertanyaan-pertanyaan berkenan dengan Pembelajaran IPS
dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai.
3. Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata.
4. Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas atau menyelidiki
aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompokpun hendaknya
15
membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap orang mempunyai tugas yang
jelas. Misalnya ada yang harus mengamati, mengumpulkan, bahan-bahan,
bertanya, mencatat, dan lain-lain.
5. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi
pengurus yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin
kelompok baik untuk diskusi kelak.
6. Waktu karyawisata supaya ditetapkan.
b. Pelaksanaan Karya Wisata
Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya
melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang
kemudian akan di laporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas
dapat dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya
mengecek tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan
atas belum.
c. Tindak Lanjut
Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat
kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak
lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok
tertentu belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya
semua orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam
tindak lanjut ini perlu ada presentasi atau laporan, kelompok ini diikuti dengan
tanya jawab dan diskusi.
16
Bahkan ada kalanya seseorang mendemontrasikan hasil penelitiannya.
Juga di dalam tindak lanjut ini diadakan penilaian tentang kegiatan mereka,
apakah karya wisata itu berjalan lancar, tertib dan bermanfaat ? kekurangan-
kekurangan apa yang dirasakan dan bagaimana kemungkinannya untuk
memperbaikinya.
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karyawisata
1. Kelebihan Metode Karyawisata
a. Lingkungan menyediakan berbagai hal menarik yang dapat dipelajari
siswa, metode karyawisata mempunyai prinsip pengajaran modern yang
memanfaatkan lingkungan nyata dalam proses belajar mengajar.
b. Membuat apa yang dipelajari di sekolah lebih relevan dengan kenyataan
dan kebutuhan di masyarakat, dengan memahami dan menghayati aspek-
aspek kehidupan yang ada di lingkungannya dapat dimungkinkan
terjadinya pembentukan pribadi siswa seperti cinta lingkungan.
c. Kegiatan belajar mengajar akan lebih menarik, tidak membosankan dan
menumbuhkan antusiasme siswa untuk lebih giat belajar dan bermakna
(meaningful learning) sebab hanya siswa dihadapkan dengan keadaan
yang sebenarya.
d. Pengajaran dengan metode karyawisata dapat lebih merangsang kreatifitas
juga aktifitas siswa akan lebih meningkat dengan memungkinkannya
menggunakan cara seperti mengamati, bertanya, membuktikan sesuatu,
menguji fakta, dan sebagainya.
17
e. Siswa dapat berpartisIPSsi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
para petugas pada objek karyawisata itu, serta mengalami dan menghayati
langsung apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh di
sekolah, sehingga kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat
khusus atau keterampilan mereka.
f. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber
informasi yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang
dihadap, sehingga mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya,
atau mencoba teorinya kedalam praktek (Suhardjono 2004 : 85 dalam
http//mariaulfah 15.multiply.com/journal/item/3/metode-pembelajaran)
mengungkapkan bahwa metode karyawisata (fiel-trip) memiliki
keuntungan (a) memberikan informasi teknis, kepada peserta secara
langsung, (b) memberikan kesempatan untuk melihat kegiatan dan praktik
dalam kenyataan atau pelaksanaan yang sebenarya, (c) memberikan
kesempatan untuk lebih menghayati apa yang dipelajari sehingga lebih
berhasil, (d) memberi kesempatan kepada peserta untuk melihat dimana
peserta ditunjukkan kepada perkembangan teknologi mutakhir.
2. Kekurangan Metode Karyawisata
a. Fasilitas yang diperlukan sulit untuk disediakan siswa di sekolah.
b. Biaya yang digunakan untuk acara ini lebih banyak.
c. Memerlukan persiapan dan perencanaan yang matang.
d. Memerlukan koordinasi dengan guru yang lain agar tidak terjadi tumpang
tindih waktu dan kegiatan selama karya wisata.
18
e. Dalam karya wisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas darIPSda
tujuan utama, sedangkan unsur studinya menjadi tambahan.
f. Sulit mengatur siswa yang banyak dalam perjalanan ini dan mengarahkan
mereka kepada kegiatan studi yang menjadi permasalahan.
g. Jika terlalu sering dilaksanakan, akan dapat mengganggu rencana
pelajaran.
h. Jika pelaksanaan karyawisata itu terlalu kaku sifatnya, dapat menurunkan
minat siswa terhadap karyawisata, sehingga tujuannya tidak tercapai.
Sedangkan kekurangan metode Field Trip menurut (Suhardjono 2004 : 85
dalam http//mariaulfah 15.multiply.com/journal/item/3/metode-pembelajaran)
adalah : (a) memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat
latihan, (b) kadang-kadang sulit untuk mendapat ijin dari pimpinan kerja atau
kantor yang akan dikunjungi, (c) biaya transportasi dan akomodasi mahal.
E. Indikator Metode Karyawisata
Berdasarkan uraian di atas maka penulis melampirkan indikator metode
karyawisata adalah sebagai berikut :
a. Metode pengajaran karya wisata
1) Menerapkan metode karya wisata
b. Alasan penggunaan metode karya wisata
1) Keuntungan metode karya wisata
2) Menumbuhkan minat belajar siswa
3) Mengembangkan kerjasama siswa
19
4) Memudahkan siswa memahami materi pembelajaran IPS tentang
sumber daya alam.
c. Tujuan dan sasaran metode karyawisata
1) Memperdalam pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas
2) Mengkonkritkan materi ajar di kelas
F. Penerapan Metode Karyawisata Pada Pembelajaran IPS di SDN
Kutamanis
Penerapan Metode Karyawisata pada pembelajaran IPS kelas IV SDN
Kutamanis dengan tujuan untuk meningkatkan minat dan hasil belajar siswa
diharapkan semua siswa terlibat aktif baik fisik maupun mental sehingga para
siswa mendapatkan pembelajaran yang bermakna, mudah diingat dan secara tidak
langsung dapat meningkatkan minat belajar siswa.
Peneliti memilih metode karyawisata dalam meningkatkan minat dan hasil
belajar siswa dengan berbagai pertimbangan yang dapat dijadikan dasar dalam
pemilihan metode tersebut. Beberapa pertimbangan tersebut antara lain metode
yang di IPS kan guru masih klasikal yaitu menggunakan metode ceramah atau
terpusat pada guru sehingga siswa merasa bosan dengan pembelajaran yang
disampaikan guru. Disamping itu siswa kelas IV khususnya siswa laki-laki
banyak yang dikatakan malas untuk mengikuti pelajaran, tak sedikit banyak guru
yang mengeluh dengan kelakuan para siswa ketika berada di dalam kelas sewaktu
proses belajar mengajar berlangsung.
Oleh sebab itu, peneliti berkesimpulan bahwa dalam proses belajar
mengajar sesekali siswa perlu diajak ke luar kelas untuk meninjau tempat tertentu
20
atau objek yang lain. Hal itu bukan sekedar rekreasi, tetapi untuk belajar atau
memperdalam pelajarannya dengan melihat kenyataan dan tentu saja untuk
mengurangi kebosanan siswa selama belajar di dalam kelas.
Metode karyawisata IPS jauh memberikan lebih pengalaman luas kepada
siswa dibandingkan dengan hanya di dalam ruangan. Karyawisata IPS tidak
berarti harus dilakukan ke tempat yang jauh, dengan waktu yang lama, biaya yang
banyak, tetapi dapat dilakukan di lingkungan sekitar sekolah seperti halaman
sekolah atau kebun sekolah. Dengan mengikuti langkah-langkah dalam penerapan
metode karyawisata diharapkan segala yang diingginkan oleh peneliti yaitu untuk
mengurangi kebosanan siswa dengan metode yang sama serta dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa.
Berikut adalah langkah-langkah pembelajaran dengan metode karyawisata:
a. Persiapan dan Perencanaan
Mempersiapkan dan merencanakan karyawisata hendaknya bersama-sama
dengan anak-anak sekalipun guru sudah mempunyainya. Hal-hal yang perlu
dibicarakan bersama, diantaranya :
1. Tujuan dan sasaran yang akan dituju.
2. Aspek-aspek atau permasalahan yang akan ditanyakan. Ada baiknya apabila
dirumuskan pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan Pembelajaran IPS
dan aspek-aspek atau masalah yang akan dicapai.
3. Membaca atau mengumpulkan informasi berkenaan dengan karyawisata.
21
4. Terbentuknya kelompok-kelompok yang akan membahas atau menyelidiki
aspek-aspek yang telah dirumuskan. Setiap kelompokpun hendaknya
membagi-bagi tugas lagi sehingga setiap orang mempunyai tugas yang jelas.
Misalnya ada yang harus bertanya (bertanya bergantian) mencatat, dan lain-
lain.
5. Membentuk petugas khusus bila perlu, misalnya untuk menghubungi pengurus
yang akan dikunjungi, ketua rombongan atau pemimpin kelompok baik untuk
diskusi kelak.
6. Waktu karya wisata supaya ditetapkan.
b. Pelaksanaan Karya Wisata
Karya wisata hendaknya dilakukan dengan tertib. Setiap orang supaya
melakukan tugasnya, baik mengumpulkan bahan maupun mencatat yang
kemudian akan dilaporkan kepada kelompok atau kelas. Mengerjakan tugas dapat
dilakukan perorangan ataupun kelompok kecil. Setiap orang hendaknya mengecek
tugasnya yang telah disiapkan sebelumnya apakah telah dilakukan atas belum.
c. Tindak Lanjut
Karya wisata tidak berakhir pada waktu meneliti kemudian membuat
kesimpulan-kesimpulan tertulis, melainkan perlu diikuti dengan suatu tindak
lanjut. Hal ini penting karena apa yang diamati seseorang atau kelompok tertentu
belum tentu diamati yang lain. Sedangkan tujuan karya wisata supaya semua
orang mengetahui semua aspek yang diselidiki. Karena itu dalam tindak lanjut ini
22
perlu ada prestasi atau laporan kelompok yang diikuti dengan tanya jawab dan
dikusi.
G. Motivasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPS
1. Pengertian Motivasi
Dalam kegiatan belajar mengajar dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan
memberi arah kegiatan belajar sehingga dapat diharapkan tercapainya tujuan.
Bahkan sudah umum orang menyebut kata motivasi untuk menunjukkan mengapa
seseorang melakukan sesuatu.
”Motif dapat dibatasi sebagai daya penggerak yang ada di dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi tecapainya suatu tujuan. Ini berarti, motif itulah yang menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu melakukan suatu tindakan. Kemudian dari kata motif ini dapat dikembangkan menjadi motivasi”. (Sardiman 2004 : 73)
Untuk memperjelas pengertian motivasi, berikut ini akan diuraikan beberapa
pengertian yang dikemukakan oleh para ahli. Pasaribu dan Simanjuntak (1993:50)
mengartikan ”motivasi sebagai suatu tenaga (dorongan alasan kemauan) dalam
diri yang menyebabkan kita berbuat/ betindak yang diarahkan pada tujuan yang
hendak di capai”. Sedangkan menurut Tabrani Rusyan (1994:99) bahwa
”Motivasi adalah penggerak tingkah laku ke arah suatu tujuan dengan di dasari
adanya suatu kebutuhan”. Selain itu Muhibbin Syah (1995:136) mengatakan
bahwa pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme (baik
manusia maupun hewan) yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam
pengertian ini, motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku
secara terarah.
23
Menurut Mc. Donald seperti yang dikutip Sardiman A.M.(2004:73-74)
bahwa ”Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai
dengan munculnya ”feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan”. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini mengandung tiga
elemen penting.
Bahwa Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap
individu mansuia. Perkembangan terjadinya perubahan energi di dalam sistem
”neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena mengangkut
perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri
manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
a. Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa (feeling), afeksi seseorang.
Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi
dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
b. Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini
sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi
memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena
terangsang/ terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
Tujuan ini akan menyangkut soal kebutuhan.
Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu
sebagai sesuatu yang komplek. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu
perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut dengan
persoalan gejala jiwa, perasaan, dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau
melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau
keinginan.
Motivasi juga mempunyai arti kekuatan pendorong yang ada dalam diri
24
seseorang individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu dalam rangka
mencapai tujuan (Mansur, 1987:42). Sedangkan menurut Uzer Usman (1999:28)
memotivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi
perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan.
Selanjutnya Abu Ahmadi (1992:140) mengatakan bahw motivasi adalah sesuatu
kekuatan dalam diri organisme itu bertindak atau berbuat.
Usman Effendi dan Juhaya S. Praja (1993:60) mendefinisikan motivasi
sebagai berikut :
Motivation is an energizing of the organisme that serves to direct that organism
toward the good or goals of certain class. Jadi motivasi diartikan sebagai suatu
kondisi (kekuatan/ dorongan) yang menggerakan organisme (individu) untuk
mencapai suatu tujuan atau beberapa tujuan dari tingkat tertentu atau dengan kata
lain motivasi itu akan menyebabkan timbulnya semacam kekuatan agar individu
berbuat, bertindak atau bertingkah laku.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah usaha
untuk menyediakan kegiatan-kegiatan dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu.
Walaupun motivasi tumbuh di dalam diri individu, tetapi dalam perkembangannya
dapat dirangsang oleh faktor dari luar.
2. Indikator Motivasi
Meskipun motivasi itu merupakan suatu kekuatan dan tidak dapat diamati
secara langsung. Tetapi tidak berarti merupakan suatu substansi yang dapat
diamati, hanya yang dapat dilakukan adalah mengidentifikasi beberapa
indikatornya dalam item-item tertentu, yang menurut Abin Syamsudin (1995:28)
25
indikator motivasi adalah :
a. Durasi Kegiatan
Penggunaan waktu secara efektif dan efisien dalam kegiatan belajar
mengajar sangat diperlukan untuk dapat meningkatkan kemampuan dalam belajar,
sehingga dapat memberikan nilai positif terhadap peningkatan kreativitas
belajarnya. Kemampuan siswa dalam menggunakan waktu belajar akan di dorong
dengan adanya kebutuhan dan pemenuhan kebutuhan akan ilmu pengetahuan
ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi yang dimilki oleh siswanya.
b. Frekuensi kegiatannya
Tinggi rendahnya motivasi belajar siswa pada dasarnya dapat dilihat dari
frekuensi dalam melakukan kegiatan belajarnya yang dapat diamati secara
langsung maupun tidak langsung. Frekuensi kegiatan yang dimaksud disini adalah
kemampuan siswa menggunakan waktunya untuk kegiatan belajar. Ini berarti
siswa yang memiliki motivasi akan melakukan sebagian besar waktunya untuk
kegiatan belajar.
c. Persistensi
Bagi siswa yang mengetahui dan memahami tujuan belajar serta
menjadikannya sebagai motivasi untuk memperoleh prestasi yang setinggi-
tingginya akan bergairah dan bersemangat dalam belajarnya. Sebaliknya bagi
siswa yang tidak mengetahui tujuan belajar dan tidak menjadikannya sebagai
motivasi akan tampak kurang bergairah dalam belajarnya.
d. Ketabahan, keuletan dan kemampuan menghadapi rintangan dan kesulitan
untuk mencapai tujuan
26
Dengan menumbuhkan kesadaran pada diri siswa bahwa setiap usaha
pencapaian prestasi dan tujuan belajar yang setinggi-setingginya akan selalu
menghadapi yang merupakan tantangan yang harus dihadapi. Dalam hal ini siswa
dituntut untuk bekerja keras demi tercapainya prestasi belajar yang
diharapkannya. Bagi siswa yang memiliki motivasi, masalah motivasi, masalah
dan kesulitan belajar akan dijadikan sebagai tantangan, sehingga dituntut untuk
bekerja keras dalam pencapaian prestasi belajar yang optimal. Sebaliknya bagi
siswa yang tidak memiliki motivasi, masalah dan kesulitan belajar sering
mengakibatkan kemalasan untuk belajar.
e. Tingkat Aspirasi
Tingkat aspirasi siswa dalam belajar,baik yang berkenaan dengan maksud,
rencana, cita-cita dan sasaran yang hendak dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar adalah dasar bagi pencapaian belajar yang optimal. Siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi untuk pencapain hasil belajarnya akan didasarkan
kepada kebutuhannya, sehingga dalam belajar akan bersungguh-sungguh dan
bertumpu pada tujuan yang ingin dicapainya.
f. Devosi dan Pengorbanan
Usaha untuk meraih prestasi belajar yang optimal jelas memerlukan
ketekunan dan pengorbanan, baik aspek tenaga, waktu, pikiran, keuangan, dan
lain-lain.
Dengan memiliki motivasi belajar yang tinggi, para siswa akan lebih
bersemangat dan bergairah untuk melakukan serangkaian kegiatan belajar meski
mereka harus berkorban.
27
g. Tingkat Kualifikasi dan Prestasi
Tingkat kualifikasi dan prestasi siswa akan diperoleh ketika siswa
memasuki lembaga pendidikan sekolah, ketika mengikuti proses belajar mengajar
dan ketika siswa menyelesaikan belajarnya pada lembaga sekolah tersebut.
Tingkatan kualifikasi dan prestasi belajar siswa berkaitan dengan hasil atau out
put yang diperoleh siswa dalam belajar mengajar, dan ketika siswa menyelesaikan
belajarnya pada lembaga sekolah tersebut. Tingkatan kualifikasi dan prestasi
belajar siswa berkaitan dengan hasil atau output yang diperoleh siswa dalam
proses belajar mengajar.
h. Arah Sikap
Arah sikap siswa terhadap kegiatan belajar mengajar ditentukan oleh
kevaliditasan sasaran yang hendak dicapai sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhan yang diharapkan oleh para siswa. Sikap siswa terhadap kegiatan belajar
merupakan reaksi terhadap sasaran kegiatan belajar mengajar yang hendak dicapai
secara sadar dan akan tergantung kepada rangsangan yang dihadapinya dalam
situasi belajarnya.
3. Macam-macam Motivasi
Berbicara tentang macam atau jenis motivasi ini dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang.
Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi.
a. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
1) Motif-motif bawaan yaitu motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi
28
itu ada tanpa dipelajari.
2) Motif-motif yang dipelajari yaitu motif-motif yang timbul karena
dipelajari.
Di samping itu Frandsen, masih menambahkan jenis-jenis motivasi sebagai
berikut:
1) Cognitive Motive, yakni menyangkut kepuasan individual.
2) Self-expression, yakni sebagian dari perilaku manusia.
3) Self-enhancement, yakni melalui aktualisasi diri dan pengembangan
kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang.
b. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woodworth dan Marquis
1) Motif atau kebutuhan organis, meliputi kebutuhan untuk minum, makan,
bernapas, seksual, berbuat dan kebutuhan untuk beristirahat.
2) Motif-motif darurat, antara lain dorongan untuk menyelamatkan diri,
dorongan untuk membalas,untuk berusaha, untuk memburu.
3) Motif-motif objektif, yakni menyangkut kebutuhan untuk melakukan
eksplorasi, melakukan manipulasi, untuk menaruh minat.
c. Motivasi jasmaniah dan rohaniah
1) Momen timbulnya alasan, sebagai contoh seorang pemuda yang sedang giat
berlatih olah raga untuk menghahadapi suatu porseni di sekolahnya, tetapi
tiba-tiba disuruh ibunya untuk mengantarkan seseorang tamu membeli
tiket karena tamu itu mau kembali ke Jakarta.
2) Momen pilih, yakni dalam keadaan pada waktu ada alternatif-alternatif yang
mengakibatkan persaingan di antara alternatif atau alasan-alasan itu.
29
3) Momen putusan, yakni dalam persaingan antara berbagai alasan, sudah
barang tentu akan berakhir dengan dipilihnya satu alternatif.
4) Momen terbentuknya kemauan, yakni dorongan pada diri seseorang untuk
bertindak, melaksanakan putusan itu.
d. Motivasi intrinsik dan ekstrinsik
1) Motivasi intrinsik, motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak
perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada
dorongan untuk melakukan sesuatu.
2) Motivasi ekstrinsik, motif-motif yang aktif dan berfungsinya kerena
adanya perangsang dari luar.
Recommended