View
213
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH
RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL
TAHUN ANGGARAN 2017
JL. M.T. Haryono. Cawang Jakarta Timur 13630
Telp. (Hunting) 021-2937 3377, Fax. 021-2937 3445
Email : rspotakn@gmail.com
ii | LAKIP RS PUSAT OTAK NASIONAL 2017
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional merupakan salah satu media penyampaian pertanggungjawaban kinerja Direktur
Utama Rumah Sakit Pusat Otak Nasional kepada Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan seluruh pemangku kepentingan baik yang
terkait langsung maupun tidak langsung serta merupakan sumber informasi untuk perbaikan
dan peningkatan kinerja secara berkelanjutan.
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2017 ini secara garis
besar berisikan informasi rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dicapai selama
Tahun 2017, yang mengacu pada tugas pokok, fungsi dan Rencana Strategis Bisnis Rumah
Sakit Pusat Otak Nasional 2015 – 2019.
Pada tahun 2017 ini kungjungan rawat jalan meningkat 65% (58.982 pengunjung) dari
capaian tahun 2016 (38.661 pengunjung), dan pengunjung IGD meningkat 102.8% (4735
pengunjung) dari capaian tahun 2016 (4604 pengunjung). Dengan adanya peningkatan
kunjungan pasien rawat inap ditahun 2017 sebesar 62.92%, dari total tempat sebanyak 132
dan nilai rata-rata tempat tidur kosong (TOI) sebesar 5 hari rata-rata lama rawat pasien
(ALOS) sebesar 9 hari .
Pelayanan poliklinik RS Pusat Otak Nasional terbagi atas beberapa subdivisi, yang
dimaksudkan agar penanganan pasien lebih spesifik disesuaikan dengan kondisi
kesehatannya. Adapun poliklinik yang telah dilaksanakan di tahun 2017 antara lain:
1. Neuro Umum 9. Sleep Disoerder 17Anastesi 25.Neuro Doagnostik 2. Neuro Vascular 10. Nyeri Kepala 18.Gigi 26.Neuro RDemensia 3. Neuro Infeksi 11. Saraf Prefier 19.Penyakit Dalam 27.Psikologi 4. Neuro Trauma 12. Pain Intervention 20.Jantung 28.Fisioterapi 5. Neuro Behaviour 13. Bedah Umum 21.Paru 29Terapi Wicara 6.Neuro Restorasi 14. Bedah Saraf 22.THT 30 Okupaksi Terapi 7. Neuro Pediatri 15.Bedah Orthopedi 23.Gizi 8. Epilepsi 16. Bedah Plastik 24.Neuro Kognitif
Sarana dan Prasarana yang dimiliki dan telah digunakan oleh RS Pusat Otak Nasional
sampai dengan Desember 2017 adalah gedung a seluas 36.792 meter persegi yang terdiri
dari 12 lantai yang saat ini digunakan untuk pelayanan kepada pasien dan gedung B seluas
31.297 Meter persegi yang digunakan untuk parkir , Kantin , rumah singgah pasien dan kantor
manajemen.
Pengelolaan asset/BMN terkait laporan posisi Barang Milik Negara di neraca posisi per
tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp. 1.011.308.935.302,-
iii | LAKIP RS PUSAT OTAK NASIONAL 2017
Pencapaian penerimaan RS Pusat Otak Nasional pada tahun 2017 tercapai sebesar
Rp.129.615.850.938.(151,8%) dari target yang ditetapkan sebesar Rp. 85.359.041.000,-
Realisasi penyerapan anggaran DIPA RS per tanggal 31 Desember 2017 sebesar Rp.
177.106.533.462(77.64%) dari pagu anggaran tahun 2017 sebesar Rp.228.100.847.000
Sumber daya manusia yang dimiliki oleh RS Pusat Otak Nasional pada tahun 2017 terdiri
dari pegawai PNS dan Non Pns sebanyak 695 orang . RS Pusat Otak Nasional saat ini
memiliki dokter spesialis sebanyak 57 dokter spesialis, dokter umum dan dokter gigi
sebanyak 18 dokter , perawat dengan kualifikasi perawat ahli madya pertama ,perawat ahli
madya muda perawat,perawat terampil dan perawat pemula sebanyak 324 dan didukung
dengan tenaga lainya.
Kegiatan dan prestasi RS Pusat Otak Nasional selama tahun 2017 yaitu, mengikuti
pameran Hospital Expo yang diselenggarakan oleh persi JCC dan pameran HKN ke -53 di
Jiexpo kemayoran . Pada tahun 2017 RS Pusat Otak Nasional mencatat beberapa prestasi
diantaranya juara 1 lomba video Safety Briefing dan juara Harapan 1 dalam kegiatan lomba
senam kreasi Maumere dalam rangka HKN ke-53 , Juara ke-3 Kompetisi terbitan berkala
Internal Kementerian Kesehatan RI Tahun 2017 Kriteria Buletin,pada tahun yang sama jua
RS Pusat Otak Nasional mendapatkan penghargaan SI-INTAN 2017 sebagai ajang apresiasi
contributor teraktif dalam sistem Informasi Data Dosis Radiasi Pasien Radiologi Nasional
2017 oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN)
iv | LAKIP RS PUSAT OTAK NASIONAL 2017
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Penjelasan Umum Organisasi .................................................. 1
B. Aspek Strategis Organisasi dan Isu Strategis yang dihadapi
Organisasi ................................................................................ 4
C. Tantangan Strategis ................................................................ 4
D. Program Kerja Strategis Rumah Sakit Pusat Otak Nasional ..... 4
E. Sistematika Penulisan .............................................................. 5
BAB II PERENCANAAN KINERJA ............................................................. 7
A. Rencana Kinerja ...................................................................... 7
B. Perjanjian Kinerja ..................................................................... 9
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ............................................................ 11
A. Capaian Kinerja Organisasi ...................................................... 11
B. Realisasi Anggaran .................................................................. 34
BAB IV PENUTUP ....................................................................................... 35
v | LAKIP RS PUSAT OTAK NASIONAL 2017
DAFTAR GAMBAR
Gambar I.1 Struktur Organisasi .................................................................. 3
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Matrik Kinerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional ......................... .... 8
Tabel 2.2 Perjanjian Kinerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2016 … 10
Tabel 2.3 Pencapaian Indikator Persentase Kasus Sesuai PPK ………………… 12
Tabel 2.4 Permasalahan dan Pemecahan masalah…………………………….... 13
Tabel 2.5 Pencapaian Indikator presentase capaian 6 indikator medik ……….. 14
Tabel 2.6 Pencapaian Jumlah Layanan Unggulan ....................................... 15
Tabel 2.7 Permasalahan dan Pemecahan masalah ...................................... 15
Tabel 2.8 Pencapaian tingkat kepuasan pasien ............................................ 16
Tabel 2.9 Indikator Kepuasan Staf ................................................................ 17
Tabel 2.10 Indikator presentase SDM yang tersertifikasi ............................... 18
Tabel 2.11 Indikator presentase SDM dengan kinerja Optimal ...................... 20
Tabel 2.12 Indikator akreditasi rumah sakit ................................................... 21
Tabel 2.13 Indikator Opini Audit Atas Laporan Keuangan ............................. 22
Tabel 2.14 Indikator Akreditasi pendidikan .................................................... 23
Table 2.15 Indikator Jumlah kerja sama ........................................................ 24
Table 2.16 Indikator peningkatan Surplus rumah sakit pertahun ................... 25
Tabel 2.17 Indikator Peningkatan sistem akuntansi....................................... 26
Tabel 2.18 Indikator level IT rumah sakit ....................................................... 27
Tabel 2.19 Indikator tingkat kehandalan sarana, prasarana dan alat kesehatan.28
Tabel 2.20 Genset ........................................................................................ 29
Tabel 2.21 Air bersih .................................................................................... 30
Tabel 2.22 IPAL ............................................................................................ 31
Tabel 2.24 Alat Kesehatan (CT-Scan) .......................................................... 32
1 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
BAB I
PENDAHULUAN
a. PENJELASAN UMUM ORGANISASI
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 045 tahun 2012 tentang organisasi dan tata
kerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta mempunyai tugas menyelenggarakan
upaya pencegahan, penyembuhan dan pemulihan di bidang otak dan saraf yang
dilaksanakan secara serasi, terpadu, dan berkesinambungan dengan upaya peningkatan
kesehatan lainnya serta melaksanakan upaya rujukan
Pada tanggal 8 Mei 2015 RS Pusat Otak Nasional telah mendapatkan sertifikat
akreditasi rumah sakit dengan tingkat kelulusan Paripurna dengan nomor : KARS-
SERT/108/V/2015, dan tanggal 7 desember 2015 RS Pusat Otak Nasional telah memiliki
izin operasional sebagai rumah sakit khusus otak kelas A sesuai dengan keputusan
kepala badan koordinasi penanaman modal dengan nomor : 4/1/10/KES/PMDN/2015.
Dengan demikian Rumah Sakit Pusat Otak Nasional diharapkan dapat memberikan yang
terbaik dalam pelayanan kesehatan serta peningkatan derajat kesehatan masyarakat
khusus di bidang otak dan persarafan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta
menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pelayanan kesehatan otak dan saraf secara paripurna dari pelayanan
promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif;
b. pelaksanaan deteksi dini dan pencegahan penyakit otak dan saraf;
c. pelaksanaan asuhan dan pelayanan keperawatan;
d. pelaksanaan pelayanan rujukan;
e. pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang otak dan saraf serta kesehatan
lainnya;
f. pelaksanaan penelitian dan pengembangan di bidang otak dan saraf serta kesehatan
lainnya;
g. pengelolaan sumber daya manusia; dan
h. pelaksanaan keuangan dan administrasi umum.
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, Rumah Sakit Pusat Otak
Nasional Jakarta terdiri atas :
1. Direktorat Pelayanan mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan pelayanan
medis, keperawatan, dan penunjang medis.
2 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
2. Direktorat Sumber Daya Manusia, Pendidikan, dan Penelitian mempunyai tugas
melaksanakan pengelolaan sumber daya manusia, pendidikan dan pelatihan,
penelitian dan pengembangan rumah sakit
3. Direktorat Keuangan dan Administrasi Umum mempunyai tugas melaksanakan
pengelolaan keuangandan administrasi umum
4. Unit-Unit Struktural
Pada tahun 2016 dilakukan revisi Definisi Operasional (DO) pada beberapa
indicator yang bertujuan untuk lebih mengoptimalkan capaian kinerja dan lebih
memperjelas maksud dan tujuan dari masing-masing indicator kinerja
3 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
Gambar 1.1 : Struktur Organisasi
4 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
b. ASPEK STRATEGIS ORGANISASI DAN ISU STRATEGIS YANG DIHADAPI
ORGANISASI
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta mempunyai program kerja strategis yang
tertuang dalam Rencana Strategis Bisnis (RSB) Tahun 2015-2019.
Berikut adalah Program Kerja Strategis yang akan dilakukan oleh RS Pusat Otak
Nasional untuk mewujudkan target IKU pada setiap tahun. Program kerja strategis yang
dipilih merupakan gambaran rangkaian program kerja yang dibutuhkan untuk
mewujudkan sasaran strategis dalam kurun waktu 2015-2019.
c. TANTANGAN STRATEGIS
1. Kebutuhan pelayanan kesehatan yang paripurna
2. Terpenuhi akreditasi standar rumah sakit skala Nasional dan Internasional (KARS, ISO
dan JCI)
3. Terselenggaranya manajemen yang efektif dan akuntabel
4. Menjadi RS Pendidikan dan penelitian di bidang neurologi dan bedah saraf
5. Peningkatan Kompetensi SDM
d. PROGRAM KERJA STRATEGIS RS PUSAT OTAK NASIONAL
TAHUN 2015-2019
Tujuan 1 Meningkatkan kompentensi tenaga rumah yang sakit dalam rangka
optimalisasi pelayanan
Sasaran 1. Terwujudnya SDM yang Kompeten
2. Terwujudnya budaya kinerja yang baik
Tujuan 2 Meningkatkan system menejemen keuangan dan pengelolaan sumber daya
secara efisiensi , transparan dan akuntabel
Sasaran 1. Kehandalan sarana prasarana dan alat kesehatan
2. Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
3. Terwujudnya peningkatan pendapatan dan efisiensi
anggaran.
4. Terwujudnya system informasi RS yang terintegrasi.
Tujuan 3 : Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit bagi pelanggan eksternal dan internal
Internal
Sasaran1. Terselenggaranya layanan unggulan dalam bidang otak dan
system persyarafan.
2. Terwujudnya RS sebagai Sarana pendidikan otak dan system
persarafan
5 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
3. Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan
dan penelitian
4. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang unggul dengan
kendali mutu dan kendali biaya
5. Terwujudnya kepuasaan stakeholder
e. SISTEMATIKA PENULISAN
Format penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja ini telah disesuaikan dengan
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53
Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata
Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, dengan sistematika sebagai
berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan
kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic
issued) yang sedang dihadapi organisasi.
BAB II PERENCANAAN KINERJA
Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang
bersangkutan.
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja organisasi untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran strategis organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja organisasi. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja.
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang
telah digunakan untuk mewujudkan kinerja organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja.
6 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
BAB IV
PENUTUP
Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya
7 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA KINERJA
Perencanaan Kinerja merupakan proses penetapan kegiatan tahunan dan indikator
kinerja berdasarkan program, kebijakan yang telah ditetapkan dalam sasaran strategis.
Dalam rencana kinerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta tahun 2017,
sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana Strategis Bisnis (RSB) Tahun 2015-2019
dan target masing-masing indikator untuk mencapai sasaran strategis organisasi.
Perencanaandan perjanjian kinerja yang dilaporkan dalam Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dapat memberikan gambaran umum tentang
program kerja dan kegiatan selama tahun anggaran 2017, serta pencapaian pelaksanaan
tugas dan fungsi dari RS Pusat Otak Nasional melalui indikator pelayanan, pendidikan,
keuangan, sistem informasi RS dan sumber daya manusia sehingga memberikan
informasi penting bagi seluruh stakeholder rumah sakit.
1. VISI
Sesuai dengan visinya RS Pusat Otak Nasional adalah sebagai berikut:
“Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional bidang Otak dan Sistem
Persarafan”
RS Pusat Otak Nasional bertujuan dapat memberikan pelayanan yang prima,
bermutu, dan professional serta memiliki kemampuan mengikuti perkembangan
teknologi yang canggih dan modern, serta dapat menempatkan dirinya sekelas yang
terbaik di Asia Tenggara atau Dunia
2. MISI
Dalam mewujudkan Visi RS Pusat Otak Nasional diperlukan kerjasama dan tekad
yang baik agar permasalahan yang dihadapi akan mudah diselesaikan, sehingga
misi rumah sakit dirumuskan sebagai berikut:
1) Mewujudkan pelayanan otak dan sistem persarafan bermutu tinggi dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat.
2) Mewujudkan pendidikan dan penelitian yang mampu memberikan kontribusi pada
pemecahan masalah otak dan sistem persarafan di tingkat nasional dan
internasional.
8 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
3) Mewujudkan penapisan IPTEK di bidang ilmu kesehatan otak dan sistem
persarafan
4) Mewujudkan kenyamanan dan kesejahteraan pegawai
3. SASARAN
Sasaran strategis dan sasaran program/ kegiatan yang ingin dicapai selama kurun
waktu 5 tahun sebagaimana ditetapkan dalam Rencana
Matrik Kinerja RS Pusat Otak Nasional 2015-2019 adalah sebagai berikut :
NO SASARAN
STRATEGIS
INDIKATOR
KINERJA
TARGET
2015 2016 2017 2018 2019
I Terwujudnya
pelayanan
kesehatan yang
berkualitas dengan
kendala
mutu&kendala
biaya
a.Persentase
kasus sesuai
PPK
75% 80% 85% 90% 95%
b.Persentase
capaian 5
Indikator medik 75% 75% 80% 85% 90%
Terselenggaranya
layanan unggulan
Jumlah Layanan Unggulan 3 5 6 6 6
II Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
a. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga
70% 70% 80% 90% 90%
b. Tingkat kepuasan staf
70% 75% 80% 85% 90%
Terwujudnya SDM yang kompeten
Persentase SDM yang tersertifikasi
30% 40% 50% 70% 90%
Budaya kinerja yang baik
Persentase SDM dengan kinerja optimal
70% 80% 85% 90% 90%
Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
Akreditasi Rumah Sakit
ISO dan
KARS
JCI Kontinuitas
JCI
Kontinuitas
JCI
Kontinuitas JCI
Terwujudnya Rumah Sakit sebagai sarana pendidikan otak dan sistem persarafan
Akreditasi RS pendidikan
Persiapan 60%
Persiapan 80%
Terakreditasi RS
Pendidikan
Kontinuitas
Kontinuitas
Terjalinya kerjasama dalam
Jumlah kerjasama
5 7 10 12 15
9 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian
III Peningkatan pendapatan dan efisiensi dan anggaran
a.Peningkatan surplus rumah sakit per tahun
- 2%
5%
8% 10%
b.Peningkatan sistem akuntansi
- 1 4 5 6
Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
Opini audit atas laporan keuangan
WTP WTP WTP WTP WTP
Terwujudnya sistem informasi RS yang terintegrasi
Level integrasi IT Rumah Sakit Siloed
-1 Siloed
-2 Integrated
-1 Integrated
-2 Advance
d
Terwujudnya Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
Tingkat kehandalan sarana, prasarana dan alat kesehatan
50% 60% 70% 80% 100%
Tabel 2.1 : Matrik Kinerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
B. PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian kinerja merupakan dokumen pernyataan kinerja atau kesepakatan kinerja
atau perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki. Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
menyusun perjanjian kinerja tahun 2017 mengacu pada Rencana Strategis Bisnis (RSB)
Tahun 2015-2019.
Target kinerja ini menjadi komitmen bagi Rumah Sakit Pusat Otak Nasional untuk
mencapainya dalam tahun 2017.
10 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
PERJANJIAN KINERJA RUMAH SAKIT PUSAT OTAK NASIONAL TAHUN 2017
No.
Sasaran Kegiatan Indikator Kinerja Target
(1) (2) 3 4
1 Terwujudnya SDM yang Kompeten 1 Persentase SDM yang tersertifikasi
50%
2 Terwujudnya sistem informasi RS yang terintegrasi
2 Level integrasi IT Rumah Sakit Integrated-1
3 Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
3 Tingkat kehandalan sarana, prasarana dan alat kesehatan sesuai best practice
70%
4 Budaya kinerja yang baik 4 Persentase SDM dengan kinerja optimal
85%
5 Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
5 Opini audit atas laporan keuangan
WTP
6 Akreditasi Rumah Sakit Kontinuitas
KARS
6 Terwujudnya RS sebagai sarana pendidikan otak dan sistem persarafan
7 Akreditasi RS pendidikan Terakredita
si RS Pendidikan
7 Terselenggaranya layanan unggulan bidang otak dan sistem perasarafan
8 Jumlah Layanan Unggulan 6
8 Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian
9 Jumlah kerjasama 10
9 Terwujudnya pelayanan kesehatan yang unggul dengan kendali mutu & kendali biaya
10
Persentase kasus sesuai PPK 85%
11
Persentase capaian 5 indikator medik
85%
10 Terwujudnya kepuasan stakeholder
12
Tingkat kepuasan pasien dan keluarga
80%
13
Tingkat kepuasan staf 80%
11 Peningkatan pendapatan dan efisiensi anggaran
14
Peningkatan surplus rumah sakit per tahun
5%
15
Peningkatan sistem akuntansi Biaya
4
Tabel 2.2 : Perjanjian Kinerja RS Pusat Otak Nasional Tahun 2017
11 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Pengukuran kinerja dilakukan untuk tingkat kinerja yang dicapai dengan standar,
rencana, atau target dengan menggunakan indikator kinerja yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja diperlukan untuk mengetahui sampai sejauh mana realisasi atau
capaian kinerja yang berhasil dilakukan oleh Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta
dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2017.
Tahun 2017merupakan tahun ketiga dalam pelaksanaan Rencana Strategis Bisnis
(RSB) Tahun 2015-2019. Pengukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan
realisasi capaian dengan rencana tingkat capaian (target) pada setiap indikator kegiatan
dalam Rencana Strategis, sehingga diperoleh gambaran tingkat keberhasilan masing-
masing indikator, Berdasarkan pengukuran kinerja tersebut dapat diperoleh informasi
pencapaian indikator, sehingga dapat ditindaklanjuti dalam perencanaan
program/kegiatan di masa yang akan datang, agar setiap program/kegiatan yang
direncanakan ke depan dapat lebih berhasil guna dan berdaya guna.
Selain untuk mendapat informasi mengenai masing-masing indikator, pengukuran
kinerjaini juga dimaksudkan untuk mengetahui kinerja Rumah Sakit Pusat Otak Nasional
khususnya dibandingkan dengan target di dalam Rencana Strategis. Manfaat
pengukuran kinerja antara lain untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak internal
dan eksternal tentang pelaksanaan misi organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan dan
sasaran yang telah ditetapkan dalam dokumen Indikator Kinerja Utama dan Perjanjian
Kinerja. Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh Rumah Sakit
Pusat Otak Nasional dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu 1
(satu) tahun. Dalam rangka mencapai sasaran, perlu ditinjau indikator-indikator dari
masing-masing sasaran yang telah ditetapkan.
Sasaran Strategis Rumah Sakit Pusat Otak Nasional adalah sebagai berikut:
1. Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan kendali mutu &
kendala biaya
2. Terselenggaranya layanan unggulan
3. Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
4. Terwujudnya SDM yang kompeten
5. Budaya kinerja yang baik
6. Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
7. Terwujudnya RS sebagai sarana pendidikan otak dan sistem persyarafan
12 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
8. Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian
9. Peningkatan pendapatan dan efisiensianggaran
10. Terwujudnya sistem informasi Rumah Sakit yang terintegrasi
11. Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
Uraian kinerja dari masing-masing sasaran, indikator, dan capaiannya adalah
sebagai berikut :
Untuk mencapai sasaran ini, ada beberapa indikator kinerja yang digunakan, dimana
masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan
pemecahan masalahnya sebagai berikut:
i. Indikator Persentase Kasus Sesuai PPK
Untuk mencapai indikator tersebut, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional pada tahun
2017 telah melakukan kegiatan Penyusunan SOP dan Penerapan PPK
a. Pencapaian
Tabel.2.3 Pencapaian Indikator kasus sesuai PPK
RS Pusat Otak Nasional telah memiliki 5 Panduan Praktek Klinik (PPK) /
Clinical Pathway dengan keputusan direktur nomor HK.02.04/ II / 3158 / 2014
dengan adanya clinical pathway terjadi efektifitas hari rawat ( menurunkan
durasi hari rawat ) dan penggunaan prosedur klinis yang seharusnya , serta
rasional dalam penggunaan obat, bahan medis habis pakai (BMHP) dan
sumber daya.
Namun kegiatan tata laksana pasien yang ditangani di RS Pusat Otak
Nasional selama tahun 2017 belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Persentase kasus sesuai PPK 85% 80% 85%
Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Yang Berkualitas Dengan Kendali
Mutu & Kendali Biaya
1
13 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
Clinical Pathway yang telah ditentukan, sehingga pencapaian realisasi dari
indikator persentase kasus sesuai PPK tercapai 85 %.
Tabel angka kepatuhan Clinical Pathway tahun 2017 berdasarkan indikator
medik (length of stay).
Clinical Pathway Jumlah Kasus Persentase Kepatuhan
Stroke Iskemik
Stroke Hemoragik
Meningitis Tuberkulosa
Astrositoma
Trauma Kapitis
1051
353
27
40
117
93,56%
91,65%
80,65%
78,96%
80,20%
b. Permasalahan dan pemecahan masalah
Permasalahan pencapaian
target
Pemecahan masalah
1 Belum semua dokter tersosialisasi 1. Mengadakan pertemuan setiap satu minggu sekali untuk membahas dan mengingatkan kembali CP
2 Di ruang rawat belum ada sofcopy PPK/CP
Meminta SIRS agar PPK/CP ada di Komputer
3 Perawat pelaksana belum tahu CP/PPK
Memberikan sosialisasai kepada perawat pelaksana untuk ikut terlibat dalam pelaksanaan PPK/CP
Tabel 2.4 Permasalahan & pemecahan indikator presentase kasus sesuai PPK/CP
Realisasi Anggaran
Untuk pencapaian sasaran strategis pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan kendali mutu dan kendali biaya ini menyerap realisasi sebesar Rp.
3.749.580.945,- dari alokasi sebesar Rp. 4.912.558.556 atau sebesar 76.33%
14 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
ii. Indikator Persentase Capaian 5 Indikator Medik
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
1. Pencapaian capaian indicator
medic 80 % 80 % 100 %
Tabel 2.5 Pencapaian indikator presentase capaian 5 indikator medik
Untuk tahun 2017 persentase pencapaian indikator medik ada 10 Indikator Medik
yang ditetapkan oleh keputusan direktur Nomor HK. 02.04/II/153/2017 sehingga
ada penambahan 5 Indikator Medik dibandingkan tahun 2016. Adapun indicator
medik untuk tahun 2017, yaitu:
1. Stroke Iskemik (Non Hemoragik), 2. Stroke Hemoragik, 3. Astrositoma, 4. Meningitis Tuberkulosa, 5. Trauma Kapitis, 6. Parkinson, 7. Demensia Vaskular, 8. Status Epileptikus, 9. Epilepsi (Poliklinik) 10. Tension Type Headach
Indikator : Jumlah Layanan Unggulan
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional merupakan rumah sakit yang mempunyai visi menjadi
“ Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Nasional bidang Otak dan Persarafan”. Di dalam
rencana Bisnis Anggaran tahun 2015-2019 disebutkan ada 6 (enam) produk unggulan
yang ingin dikembangkan yaitu ; Brain Check Up, Comprehensive Stroke Care,
Gangguan memori dan Neurobehavior, Neurointensif, Neurointervensi, Brain Micro
Surgery, dan untuk tahun 2017 ditargetkan terpenuhinya 6 layanan unggulan.
.
Terselenggaranya layanan unggulan
2
15 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
a. Pencapaian
b. Keterangan Target Capaian
1 Pengembangan layanan unggulan Brain Check-Up
100% 80%
2 Pengembangan layanan unggulan Comprehensive Stroke Care
100% 100%
3 Pengembangan layanan unggulan Gangguan Memori dan Neurobehavior
100% 100%
4 Pengembangan layanan unggulan Neurointensif 100% 100%
5 Pengembangan layanan unggulan Neurointervensi
100% 100%
6 Pengembangan layanan unggulan Micro surgery 100% 100%
Tabel 2.6 Pencapaian Jumlah Layanan Umum
Evaluasi capaian
Layanan yang merupakan produk khusus RS Pusat Otak Nasional. Untuk
tahun 2017 direncanakan pembentukan produk unggulan yang terdiri dari :
Brain Check-Up, Comprehensive Stroke Care, Gangguan memori dan
Neurobehavior, Neurointensif, Neurointervensi, Brain Micro Surgery ada
penambahan 1 layanan unggulan untuk tahun 2017 dibandingkan dengan
tahun 2016 Pencapaian diukur dengan telah terpenuhinya layanan unggulan
tersebut secara konsep, fasilitas, tarif dan promosi, sehingga layanan unggulan
tersebut sudah dapat terlaksana dengan baik.
b. Permasalahan dan pemecahan masalah
Permasalahan Pemecahan masalah
1 Brain Check up belum dimulai dikarenakan tarif yang mahal
Mengingatkan Tim Tarif untuk mengevaluasi kembali tarif Brain Checkup
Tabel 2.7 Permasalahan dan pemecahan masalah jumlah layanan umum
Realisasi Anggaran
Untuk pencapaian sasaran strategis pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan
kendali mutu dan kendali biaya ini menyerap realisasi sebesar Rp. 28.756.637.466,-
dari alokasi sebesar Rp. 30.524.298.000 atau sebesar 94,21%
16 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
Untuk mencapai sasaran ini, ada beberapa indikator kinerja yang digunakan, dimana
masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan
pemecahan masalahnya sebagai berikut:
1. Indikator Tingkat Kepuasan Pasien dan Keluarga
Untuk mencapai indikator tersebut, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta pada
tahun 2017 telah melakukan kegiatan survey melalui penyebaran kuesioner kepada
pasien & keluarga yang berada dirawat inap dan hasil dari survey tersebut dilaporkan
per semester setiap tahunnya. Hasil survey Semester 1 periode Januari-Juni 2017
tingkat kepuasan pasien & keluarga sebesar 87.36% dan semester II periode Juli –
Desember 2017 sebesar 87.58%, sehingga rata-rata tingkat kepuasan pasien &
keluarga tahun 2017 adalah sebesar 87.47%. Survey meliputi 12 poin penilaian
antara lain:
Pelayanan pendaftaran
Pelayanan keamanan
Pelayanan dokter
Pelayanan perawat
Pelayanan obat/farmasi
Pelayanan laboratorium
Pelayanan gizi
Pelayanan radiologi
Pelayanan ruang rawat inap
Pelayanan kasir
Pelayanan BPJS
Pelayanan informasi
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Tingkat kepuasan Pasien dan Keluarga 80% 90% 87,47%
Tabel 2.8 Tingkat Kepuasan pasien
Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
3
17 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
Dalam indikator ini telah tercapai kepuasan Pasien dan keluarga atas
pelayanan yang telah diberikan oleh RS Pusat Otak Nasional sebesar 87,47%,
dari target yang diperjanjikan yaitu sebesar 80% dengan nilai pencapaian
target sebesar 109,3.
b. Permasalahan:
Dalam kegiatan ini belum ada kendala yang dihadapi, sehingga dapat melebihi
target yang dicapai.
c. Usulan Pemecahan Masalah:
Dengan belum adanya kendala dalam mencapai target, maka belum ada
usulan untuk pemecahan masalah dari kendala tersebut.
d. Realisasi Anggaran
Untuk pencapaian sasaran strategis pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan kendali mutu dan kendali biaya ini menyerap realisasi sebesar Rp.
41.504.112.484,- dari alokasi sebesar Rp. 51.056.863.000 atau sebesar
81.29%
2. Indikator Tingkat Kepuasan Staf
Untuk mencapai indikator tersebut, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta
pada tahun 2017 telah melakukan kegiatan survey menggunakan cara E-Survey yang
diisi oleh seluruh karyawan RS. Pusat Otak Nasional dengan metode E-Survey
tersebut membuat daya cakup lebih luas untuk semua karyawan Hasil survey
kepuasan Staf pada tahun 2017 adalah sebesar 81,2% dari target yang ditetapkan
sebesar 80 %, angka realisasi kepuasan staf tersebut didapatkan karena sudah
tersedianya kantin dan parkir di RS. Pusat otak Nasional , serta pada tahun 2017 RS.
Pusat otak Nasional baru saja melakukan kegiatan Capacity Building sehingga
menambah semangat dan kepuasan seluruh staf RS. Pusat otak Nasional.
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Tingkat kepuasan staf 80% 68 % 81,2%
Tabel 2.9 Tingkat Kepuasan Staf
Hasil realisasi pencapaian yang diperoleh sebesar 81,2% pada dasarnya
sudah cukup baik dan mencapai target yang dibuat dalam Rencana Strategis
Bisnis RS Pusat Otak Nasional tahun 2015-2019, namun Masih perlu banyak
pembenahan dari segala aspek di rumah sakit ini. Melalui metode E- Survey
penggunaan ATK , SDM, dan Waktu yang digunakan lebih efisien dan efektif.
18 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
b. Permasalahan
Masih kurangnya partisipasi pegawai untuk mengisi Survey kepuasan Staf
melalui sistem E-Survey
c. Usulan Pemecahan Masalah:
Meningkatkan kesadaran seluruh pegawai untuk berpartisipasi dalam survey
kepuasan staf (E – Survey) melalui sosialisasi tentang manfaat E-Survey.
Dalam pencapaian indikator tingkat kepuasan staf melalui E-Survey, terjadi
penghematan anggaran, jumlah SDM yang terlibat dan ATK yang digunakan.
Realisasi Anggaran
Untuk pencapaian sasaran strategis pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan kendali mutu dan kendali biaya ini menyerap realisasi sebesar Rp.
73.338.619.168,- dari alokasi sebesar Rp. 109.737.355.282 atau sebesar
66.38%
1. Indikator Persentase SDM yang Tersertifikasi
Untuk mencapai indikator ini, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional ditahun 2017 melakukan
kegiatan pelatihan untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkompeten dengan
memiliki sertifikat sesuai dengan lingkup profesinya. Kegiatan yang dilakukan antara lain:
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Persentase SDM yang tersertifikasi 50% 81.73% 77.55%
Tabel 2.10 Presentase SDM yang tersertifikasi
Pencapaian indikator melebihi dari target yang ditetapkan dalam perjanjian
kinerja yaitu sebesar 155% dari target 50% dan tercapai 77.55 %. Untuk
menghitung realisasi tersebut yaitu persentase jumlah SDM yang memiliki
sertifikat sesuai lingkup profesi dibagi dengan jumlah total SDM.
1. Pelatihan BNLS (Basic Neuorology LifeSupport);
2. Pelatihan Askep Stroke ( Asuhan Keperawatan Stroke);
3. Pelatihan Perioperatif Bedah Syaraf;
4. Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) tahap 1
5. Workshop Mobilisasi Pasien
6. Inhouse Askep Stroke
7. Inhouse Training PKRS
Terwujudnya SDM yang kompeten
4
19 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
8. Inhouse Training K3RS
9. Inhouse Trainning Tatanaskah persuratan
10. Pelatihan PPI ( Pencegahan Pengendalian Infeksi);
11. Pelatihan Code Blue;
12. Pelatihan Damkar ( Pemadam Kebakaran).
13. Evaluasi Kegiatan diklat
14. Pegawai RS Pusat Otak Nasional yang sudah mendapatkan pelatihan/workshop dll
di luar instansi lain yang terdiri atas unsur dokter, unsur perawat, unsur manajerial
dan unsur penunjang
PELATIHAN SDM RUMAH SAKIT
Target Realisasi
% Capaian kinerja 2017
1 Workshop BHD
Persentase SDM yang tersertiikasi
35
2 Workshop PPI 30
3 Workshop Mobilisasi Pasien 35
4 Workshop Damkar 120
5 Inhouse Askep Stroke 30
6 Inhouse Perioperatif 30
7 Inhouse Training PKRS 30
8 Inhouse Training K3RS 30
9 Workshop BNLS 23
10 Inhouse Training Tata Naskah Persuratan
30
11 Workshop Code Blue 60
12 Peningkatan SDM di Instansi Lain 86
TOTAL 695 539 77.55%
b. Permasalahan:
Masih kurangnya fasilitas pendukung untuk pelaksanaan pelatihan seperti
maneken dan Tenaga Fasilitator.
c. Usulan Pemecahan Masalah:
Segera disediakanya fasilitas –fasilitas yang di butuhkan untuk pelatihan.
d. Realisasi Anggaran:
Untuk kegiatan ini dari dialokasikan sebesar Rp.3.503.115.662,- dengan
realisasi sebesar Rp. 2.326.386.362,- atau sebesar (66.41%)
20 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
1. Indikator Persentase SDM dengan Kinerja Optimal
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional merupakan institusi pemerintah yang memberikan
jasa layanan kesehatan kepada masyarakat. Agar layanan yang diberikan sesuai
dengan harapan masyarakat diperlukan sumber daya manusia yang mampu bekerja
secara optimal sesuai dengan kompetensinya. Hal ini dpat dilakukan dengan adanya
target kinerja dari setiap pegawai yang tertuang dalam sasaran kinerja pegawai
(SKP).
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Persentase SDM dengan kinerja optimal 85% 98.78% 98,95 %
Tabel 2.11Persentase SDM dengan kinerja optimal
Untuk mendapatkan perhitungan SDM dengan kinerja optimal adalah melalui
penilaian dari sasaran kinerja pegawai (SKP), seseorang dianggap mempunyai
kinerja optimal bila nilai capaian SKP nya baik (76-90).
b. Permasalahan:
1. Masih adanya unit kerja yang belum memiliki ABK
2. Terdapat beberapa Pegawai yang belum memperbarui STR dan SIP yang
telah habis masa berlakunya di tahun 2017
c. Usulan Pemecahan Masalah
Monitoring, evaluasi dan sanksi bagi unit kerja yang meiliki ABK dan pegawai
yang STR dan SIP nya telah habis masa berlakunya.
NO NILAI AKHIR TAHUN PENILAIAN
2016 2017
1 Sangat Baik 1.05% 0.70%
2 Baik 98.78% 98.95%
3 Cukup 0.00% 0.17%
4 Kurang 0.17% 0.17%
JUMLAH PEGAWAI 572 574
Budaya Kinerja yang Baik
5
21 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
......................,- dengan realisasi ..........% (Rp. ...................,-)
Untuk mencapai sasaran ini, ada beberapa indikator kinerja yang digunakan, dimana
masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan
pemecahan masalahnya sebagai berikut:
A. Indikator Akreditasi Rumah Sakit
Untuk mewujudkan manajemen dan tatakelola dalam pengelolaan rumah sakit harus
mendapatkan pengakuan dari organisasi yang berkompeten serta diberikan wewenang
untuk melakuakn penilaian. Pengakuan ini dengan keluarnya sertifikat akreditasi baik
dari Komite Akreditasi Rumah Sakit, ISO maupun JCI.
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Akreditasi Rumah Sakit Kontinuitas KARS 100% 100%
Table 2.12 Indikator akreditasi Rumah sakit
Pada tahun 2017 rumah sakit mulai mempersiapkan standar akreditasi sesuai
dengan SNARS 1 dengan membentuk Tim Akreditasi sesuai dengan SK dirut
nomor HK.02.03/ XXXIX.1/3271/2017 tanggal 23 September 2017.
b. Permasalahan
- Rencana reAkreditasi pada tahun 2018 dengan standar yang baru (SNARS
1)
- Sosialisasi persiapan dengan standar Akreditasi yang baru
c. Usulan Pemecahan Masalah:
- Perlu adanya penganggaran untuk Akreditasi 2018
- Penyusunan struktur organisasi staf pelaksana dengan uraian tugasnya
Realisasi Anggaran
Untuk pencapaian sasaran strategis pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan kendali mutu dan kendali biaya ini menyerap realisasi sebesar Rp.
448.848.500,- dari alokasi sebesar Rp. 26.200.000 atau sebesar 5.84%
Terwujudnya Manajemen dan tata kelola yang baik
6
22 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
B. Indikator Opini Audit atas Laporan Keuangan
Untuk mencapai indikator ini adalah penyusunan laporan keuangan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku dalam Peraturan Pemerintah No. 71/2010 tentang Pedoman
Akuntansi Rumah Sakit Badan Layanan Umum (BLU). Dan laporan keuangan tersebut
telah dilakukan audit oleh kantor Akuntan Publik. Kegiatan yang mendukung pencapaian
indikator adalah jasa konsultan untuk akuntan publik.
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Opini Audit atas Laporan Keuangan WTP WTP WTP
Tabel 2.17 Indikator Opini audit atas laporan keuangan
Untuk Audit Laporan Keuangan Tahun 2017 dilaksanakan oleh Kantor Layanan Publik
(KAP) Haryono, Junianto & Asmoro. Realisasi WTP yang tercantum merupakan realisasi
yang didapat pada tahun 2017.
b. Permasalahan:
- Definisi Operasional tidak menggambarkan kondisi opini tahun penilaian.
- Pengumpulan dan pengolahan data masih dilakukan secara manual
c. Usulan Pemecahan Masalah:
- Revisi definisi Operasional
- Perlunya dukungan sistem informasi akuntansi guna mempercepat proses
penyusunan laporan keuangan
23 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
Indikator Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan
Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta sebagai pusat rujukan nasional dalam bidang
pelayanan yang spesifik, menjadi tempat referensi terhadap bagi dokter. Dalam upaya
menjadi rumah sakit pendidikan, diperlukan penyusunan dan pengembangan standarisai
terhadap pelayanan dan diakui sesuai ketentuan yang ada.
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan Terakreditasi
RS Pendidikan
Persiapan 80 %
Tabel 2.13 Indikator Akredittasi rumah sakit pendidikan
RS Pusat Otak Nasional telah memiliki sarana dan prasarana yang
memadai serta dosen pendidik klinis untuk bidang neurologi dan bedah
sarafuntuk para calon peserta didik dan tersedianya pasien dengan kasus
neurologi, bedah saraf, tenaga kesehatan lain yang mendukung pengambilan
data dan penelitian peserta didik
b. Permasalahan:
Belum mengajukan permohonan untuk penetapan sebagai Rumah Sakit
Pendidikan ke Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian
Kesehatan
c. Usulan Pemecahan Masalah:
Target 2018 akan mengajukan permohonan ke Direktur Jenderal Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan untuk visitasi dalam rangka penetapan
Rumah Sakit Pendidikan, rencana akan diajukan setelah selesai re-akreditasi
SNARS 1 bulan April 2018.
Terwujudnya Rumah Sakit Sebagai Sarana Pendidikan Otak dan Sistem
Persarafan
7
24 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
Untuk mencapai sasaran ini, ada beberapa indikator kinerja yang digunakan, dimana
masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan
pemecahan masalahnya sebagai berikut:
Indikator Jumlah Kerjasama
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan, pendidikan dan penelitian di
lingkungan rumah sakit, tidak dapat dilakukan sendiri tetapi harus melibatkan pihak lain,
baik institusi pemerintah maupun swasta. Untuk menghindari timbulnya permasalahan
hukum terhadap kerjasama tersebut perlu diikat dalam kesepakatan bersama melalui
Memorandum of Understandaing (MOU) atau Perjanjian Kerjasama (PKS).
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Jumlah Kerjasama 8 18 15
Table 2.14 indikator jumlah kerja sama
Pencapaian indikator ini sangat signifikan yaitu melebihi target yang telah
ditetapkan dalam perjanjian kinerja tahun 2017 adalah 8 PKS dengan realisasi
15PKS yang terdiri dari 3 kerjasama di bidang pendidikan dan 12 kerjasama
dibidang pelayanan.
b. Permasalahan:
Dalam proses pelaksanaannya, masih terdapat hambatan yaitu kurangnya
personil yang profesional dalam hal memahami draft PKS di RS Pusat Otak
Nasional;
c. Usulan Pemecahan Masalah:
1. Mengoptimalisasi personil dan fasilitas rumah sakit untuk kegiatan survey
lokasi dalam rangka peningkatan promosi Rumah Sakit;
2. Meningkatkan kompetensi pegawai dibidang hukum.
Terjalinnya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan, dan penelitian
8
25 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
Untuk mencapai sasaran ini, ada beberapa indikator kinerja yang digunakan, dimana
masing-masing indikator dapat diuraikan kondisi capaian, permasalahan dan usulan
pemecahan masalahnya sebagai berikut:
1. Indikator Peningkatan Surplus Rumah Sakit Per-Tahun
Untuk mencapai indikator ini adalah jumlah pendapatan setahun dikurangi dengan
jumlah belanja setahun. Dan indikator ini ada dalam perjanjian kinerja dengan target
2 % .
a. Pencapaian
Tabel 2.15 Indikator Peningkatan surplus rumah sakit pertahun
Realisasi surplus penerimaan RS Pusat Otak Nasional pada tahun 2017 adalah
sebesar Rp 498.113.701.866,- dibandingkan dengan surplus penerimaan
tahun 2016 sebesar Rp. 58.373.527.986,- sehingga realisasi surplus
penerimaan RS Pusat Otak Nasional sebesar 753,32 % dengan
memperhitungkan revaluasi aset tetap (gedung dan tanah)
Formula
Peningkatan Surplus/(Defisit) Tahun 2017
% Surplus/(Defisit) = Surplus Tahun Berjalan - Surplus Tahun Sebelumnya x 100%
Surplus Tahun Sebelumnya
Perhitungan Hasil Perhitungan
= 439,740,173,880 x 100% = 753.32 %
58,373,527,986
Keterangan:
Pada tahun 2017 terjadi Peningkatan Surplus / (Defisit) sebesar 753,32 %
dikarenakan adanya revaluasi nilai atas aset sebesar Rp. 427.004.184.440,-.
Jika revaluasi tidak diperhitungkan maka peningkatan surplus/ (defisit) tahun
2017 adalah sbb :
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Peningkatan surplus rumah sakit pertahun 5% (74,53%) 753,32 %
Peningkatan pendapatan dan efisiensi dan anggaran
9
26 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
12,735,989,440 x 100% = 21,82%
58,373,527,986
b. Permasalahan
- Terdapat perbedaan antara definisi operasional dengan formula pada
indikator.
- Adanya kebijakan revaluasi di tahun 2017 dari :
1 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 2017
Tentang penilaian kembali Barang Milik Negara / Daerah .
2 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
118/PMK.06/2017 Tentang Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Kembali Barang Milik Negara
3 Surat Dari Dirjen Yankes Nomor KN.02.05/I.3/1143/2017 Tanggal 27
februari 2017 Perihal Penilaian Kembali BMN berupa Aset Tetap
pada Entitas Pemerintahan Pusat.
c. Pemecahan Masalah
Revisi Definisi Operasional dan formula
2. Indikator Peningkatan Sistem Akuntansi
Pencapaian indikator untuk peningkatan sistem Akuntansi diperoleh melalui hasil
audit kinerja yang dilakukan oleh BPK/KAP, yang mengacu pada Peraturan Dirjen
Perbendaharaan Nomor 34 Tahun 2014 mengenai Pedoman Penilaian Kinerja
Badan Layanan Umum Bidang Layanan Kesehatan.
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Peningkatan Sistem Akuntansi 4 - 4
Tabel 2.16 Indikator peningkatan system akuntansi
Sistem akuntansi yang sesuai dengan ketentuan PP. Nomor 71 / 2010 tentang
standar akuntansi pemerintahan, pedoman akuntansi rumah sakit BLU, dan
ketentuan lainya .
RS Pusat Otak Nasional pada tahun 2017 untuk mendukung sistem Akuntansi
tersebut telah membuat 4 modul untuk membantu dalam peningkatan sistem
Akuntansi yaitu
- Sistem Akuntansi Kas Masuk
- Sistem Akuntansi Kas Keluar
- Sistem Akuntansi Piutang
27 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
- Sistem Akuntansi Persediaan
b. Permasalahan:
belum tersosialisasinya modul secara maskimal ke seluruh staf terkait
c Usulan Pemecahan Masalah:
sosialisasi modul sistem akuntansi ke seluruh staf terkait
Indikator Level Integrasi IT Rumah Sakit
Merupakan indikator yang berkaitan dengan pengembangan penggunaan teknologi IT di
dalam melakukan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kegiatan yang mendukung
indikator ini adalah pengadaan alat pengolah data serta pembangunan jaringannya.
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Level Integrasi IT Rumah Sakit Integrated
-1
Siloed-2 Integrated-1
Tabel 2.18 Indikator Level Integrasi IT Rumah Sakit
Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS)
RS Pusat Otak Nasional dimulai pada tahun 2015 dengan mempersiapkan
infrastruktur yang mendukung aplikasi SIMRS yang akan dikembangkan pada
tahun berikutnya. Tahun 2016 pengembangan aplikasi dimulai dengan
mengintegrasikan Pendaftaran, Rawat jalan, Farmasi dan kasir. Tahun 2017
pengembangan IT pada level integrated 1 Infrastruktur dan platform telah
tercapai dengan mengacu pada integrasi instalasi rawat inap, persediaan,
laboratorium, radiologi dan penunjang diagnostic.
Keberhasilan dari program SIMRS ini sangat berdampak besar bagi
pemenuhan informasi data rumah sakit secara cepat, akurat dan efisien,
diantaranya:
1. Rawat jalan, Pendaftaran, Farmasi, kasir, rawat inap, persediaan,
laboratorium, radiologi dan penunjang diagnostik saling terintegrasi
2. Data riwayat penyakit dan perawatan pasien ( medical record ) mudah
dikelola dan dicari dengan cepat.
3. Efektivitas kerja karyawan menjadi meningkat karena kemudahan dalam
beberapa proses kerja rutin
4. Dapat mengurangi biaya cetakan ( Tidak ada cetakan untuk resep,
permintaan laboratorium, radiologi dll )
Terwujudnya Sistem Informasi Rumah Sakit yang Terintegrasi
10
28 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
b. Permasalahan:
1) Unit kerja yang mengusulkan belum mengerti alur aplikasi yang akan
dibuat,sehingga menyulitkan saat pembuatan aplikasi
2) Kurangnya masukan dari unit yang mengajukan aplikasi pada saat
pengembangan aplikasi
3) Aplikasi yang sudah dibuat belum sesuai dengan kebutuhan user, sehingga
dilakukan perbaikan kembali aplikasi menyesuakan kebutuhan user
c. Usulan Pemecahan Masalah:
1) Pada saat pengajuan usulan pengembangan maupun penambahan modul,
unit kerja yang mengajukan harus melampirkan benuk inputan , alur dan
output yang diinginkan
2) Pada saat akan dilakukan pengembangan maupun penambahan modul
dilakukan, diadakan diskusi dahulu mengenai permintaanya
Indikator Tingkat Kehandalan Sarana, Prasarana dan Alat Kesehatan
Untuk mencapai indikator tersebut, Rumah Sakit Pusat Otak Nasional pada tahun 2017
telah mengalokasikan anggaran untuk peningkatan sarana, prasarana dan peralatan
kesehatan, melalui pengadaan baru maupun pemeliharaan terhadap sarana, prasarana
yang sudah ada. Kegiatan yang dilakukan adalah pembangunan gedung, pemeliharaan
gedung dan bangunan, serta pemeliharaan peralatan medik dan non medik.
a. Pencapaian
Indikator Target Realisasi
2016
Realisasi
2017
Tingkat Kehandalan Sarana,
Prasarana dan peralatan
Kesehatan
70% 72.9 % 80 %
Tabel 2.19 Indikator tingkat kehandalan sarana dan prasarana & alat kesehatan
Dalam rangka memenuhi amanat Undang – Undang Nomor 44 Tahun 2009
tentang Rumah Sakit, yang terkait dengan Sarana, Prasarana dan Peralatan
Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
11
29 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
Kesehatan harus dijaga keandalannya untuk menunjang pelayanan, karena
terselenggaranya pelayanan medik kepada masyrakat di RS tidak dapat
terlepas dari tersedianya fasilitas pelayanan yang memadai. Dalam mengukur
tingkat kehandalan untuk sarana yang berupa bangunan yakni, melalui
pemeliharaan gedung/bangunan yang meliputi pemeliharaan dan perbaikan
kecil untuk seluruh bangunan rumah sakit yang mencakup arsitektur bangunan,
utilitas dan halaman, sedangkan dalam mengukur tingkat kehandalan
prasarana adalah sebagai berikut :
Data yang digunakan bersumber dari data pemeriksaan dan pemeliharaan
pada tahun 2017
KE : Jumlah hari alat beroperasi dalam setahun/Jumlah hari sesuai Best
Practise
KI : Kemampuan yang ada/Kemampuan yang tersedia
KU : Hasil yang dapat dipergunakan
1. Fasilitas Listrik
a. Ketersediaan listrik 24 jam/hari, 7 hari/minggu di rumah sakit
sangat tergantung pada keandalan suplaI utama dari PLN. Pada
saat terjadi pemadaman/pemutusan dari PLN, maka ketersediaan
listrik di rumah sakitbergantung pada keandalan pembangkit
sendiri yaitu genset dan UPS yang berfungsi sebagai
cadangan/back-up.
b. Kinerja fasilitas penyedia listrik dipengaruhi oleh keandalan
peralatan dan penyaluran yang tergantung pada mutu peralatan
gardu distribusi rumah sakit yang meliputi : Panel TR,
Transformator Kabel dan peralatan lain yang harus sesuai
dengan Standar Nasional Indonesia (SNI) dalam bidang
Ketenagalistrikan
c. Kualitas fasilitas listrik dinilai berdasarkan hasil pemeriksaan fisik,
output, dan keandalan fungsi peralatan rumah sakit yang
menggunakan listrik
No Jenis Genset Ketersediaan /
KE Kinerja / KI Kualitas / KU
1 Genset 1 1 1 100
2 Genset 2 0.95 0.95 100
3 Genset 3 0.95 0.95 100
4 Genset 4 1 1 100
30 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
5 Genset 5 1 1 100
Rata-Rata 0.98 0.98 100
Tabel 2.20 Tabel Genset
2. Fasilitas Air Bersih
a. Ketersediaan air bersih24 jam/7 hari di rumah sakit sangat
bergantung pada sumber air dari PDAM dan sumur air tanah
(Deep Well) sebagai sumur cadangan pada saat terjadi kendala
supply air bersih ke rumah sakit.
b. Kinerja fasilitas air bersihdipengaruhi oleh kehandalan mesin
pompa, kondisi ground tank dan roof tank.
c. Kualitas air bersih dinilai berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas
air bersih yang dilakukan satu kali sebulan secara sampling di
seluruh area rumah sakit dan diperiksa oleh laboratorium
lingkungan.
No Item Penilaian Ketersediaan / KE Kinerja / KI Kualitas / KU
1 Pompa Mesin 1 1 68 %
2 Ground Tank 0.9 0.9 83 %
3 Rooftank 0.97 0.97 100 %
Rata-Rata 0.96 0.96 83 %
Tabel 2.21 Tabel Air bersih
3. IPAL(Instalasi Pengolahan Air Limbah) :
a. Pengolahan IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) atau STP
(Sewage Treatment Plant), yang terdiri :
a.1 Pemeliharaan meliputi proses sebagai berikut :
i. Grease trap
ii. Screen Chamber
iii. Equalization Chamber
iv. Aeration Chamber
v. Disinfectant Chamber, pemberian disinfectant secara rutin
setiap pecan sekali.
vi. Treated Water Chamber
a.2 Pada setiap proses dibutuhkan pemeliharaan pada Operation
Room yaitu Air blower dan Control panel Service dan
pemeliharaan rutin membutuhkan cost
31 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
a.3 Pemeriksaan kualitas limbah secara rutin setiap bulan ke
laboratorium lingkungan (BPLHD dan PT. Unilab)
a.4 Pemeliharaan pompa proses, pompa sirkulasi, pompa
backwash, gate valve, chek valve, stainer, flexible connection
dan pipa secara rutin untuk memperoleh hasil pemeriksaan
yang memenuhi standard.
No Item penilaian Ketersediaan/ KE Kinerja / KI Kualitas / KU
1 Grease trap 1 1
85 %
2 Screen Chamber 1 1
3 Equalization Chamber 1 1
4 Aeration Chamber 1 1
5 Disinfectant Chamber 1 1
6 Treated Water Chamber 1 1
1 1 85 %
OEE = 85 %
Tabel 2.22 Tabel IPAL
5. Alat Kesehatan
a. Alat Kesehatan (Inklusi Alat CT Scan)
1) Ketersediaan (availability) adalah jumlah hari alat CT Scan
beroperasi selama tahun ( 335 hari ) dibagi jumlah hari kerja ( 365
hari ) sesuai best practice.(Alat Ct Scan pernah dalam masa
perbaikkan selama 30 hari, rusak pada kompressor)
2) Kinerja adalah kemampuan yang ada pemeriksaan alat CT Scan
sebanyak 3011 pasien selama 2017 dibagi kemampuan
tersediayaitu dengan estimasi 10 pasien / hari ( selama setahun
menjadi 3650 pasien )
3) Kualitas adalah hasil yang dapat dipergunakan 100%.
b. Alat Kesehatan ( Inklusi Alat USG)
1) Ketersediaan (availability) adalah jumlah hari alat USG
beroperasi selama tahun ( 365 hari ) dibagi jumlah hari kerja ( 365
hari ) sesuai best practice.
2) Kinerja adalah kemampuan yang ada pemeriksaan alat USG
sebanyak 267 pasien selama 2017 dibagi kemampuan
tersediayaitu dengan estimasi 2 pasien / hari ( selama setahun
menjadi 730 pasien )
32 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
3) Kualitas adalah hasil yang dapat dipergunakan 100%.
c. Alat Kesehatan ( Inklusi DR / X Ray Konvensional )
1) Ketersediaan (availability) adalah jumlah hari alat DR / X Ray
Konvensional beroperasi selama setahun ( 365 hari ) dibagi
jumlah hari kerja ( 365 hari ) sesuai best practice
2) Kinerja adalah kemampuan yang ada pemeriksaan alat DR / X
Ray Konvensional sebanyak 5678 pasien selama 2016 dibagi
kemampuan tersediayaitu dengan estimasi 20 pasien / hari (
selama setahun menjadi 7300 pasien )
3) Kualitas adalah hasil yang dapat dipergunakan 100%.
No Item Penilaian Ketersediaan / KE Kinerja / KI Kualitas / KU
1 CT Scan 0,917808 0,824932 100%
2 USG 1 0,365753 100%
3 DR/ X Ray General 1 0,777808 100%
OEE = 63 %
Tabel 2.23 Tabel Alat kesehatan
Untuk mengukur kehandalan alat kesehatan yang ada di RS Pusat Otak
Nasional adalah dengan dilakukannya pemeliharaan Alkes secara berkala
melalui kalibrasi yang sudah terjadwal dari BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan).
b. Permasalahan:
Permasalahan yang dihadapi dalam mencapai target untuk kehandalan sarana
prasarana dan alat kesehatan, antara lain :
1. Belum adanya petugas/operator khusus untuk mengontrol
keberlangsungan sistem utilitas rumah sakit, teknisi yang tersedia masih
merangkap untuk beberapa fasilitas.
3. Kompetensi tenaga teknisi masih belum mencukupi, keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan pemeliharaan terkait
sistem utilitas
33 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
4. Potensi terjadinya banjir di lingkungan RS masih relative tinggi, sehingga
berdampak terhadap kinerja IPAL, mengingat lokasi IPAL berada di lantai
Basement.
c. Usulan Pemecahan Masalah :
1. Genset :
- Peningkatan kompetensi operator genset serta sertifikasi sesuai
dengan bidangnya.
- Adanya tenaga teknisi/operator khusus yang bertanggung jawab
terhadap kinerja genset.
- Pemeliharan secara rutin terhadap item genset secara lebih rinci
untuk meningkatkan umur alat.
2. Fasilitas Air Bersih :
- Untuk memastikan ketersediaan air bersih, diperlukan teknisi
khusus yang bertanggung jawab terhadap kinerja air bersih.
- Pemeliharaan instalasi plumbing, pompa dan pembersihan ground
tank serta rooftank secara periodic minimal 6 bulan sekali/sesuai
jadwal.
3. Sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Selama periode 2017, kendala teknis operasional IPAL dipengaruhi oleh
kondisi banjir yang terjadi di lingkungan RS Pusat Otak Nasional. Pada
saat terjadi banjir, sistem pompa dan blower yang sangat mempengaruhi
kinerja IPAL harus dimatikan. Hal ini disebabkan lokasi IPAL ada di area
Basement. Pada saat terjadi banjir, secara otomatis sistem electrical
dimatikan untuk menghindari risiko keselamatan ataupun kehandalan
alat. Hal ini mempengaruhi kinerja IPAL terutama pada aspek ketaatan
terhadap parameter E. Coli dan Amoniak yang melebihi Baku Mutu yang
dipersyaratkan.
34 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
B. Realisasi Anggaran
Alokasi pagu anggaran tahun 2017 untuk Rumah Sakit Pusat Otak Nasional dalam
perjanjian kinerja sebesar Rp.177.083.000.000,- dan mendapat tambahan anggaran
sebesar Rp.54.017.847.000 sehingga total alokasi angaran sebesar Rp.
228.100.847.000,-. dengan realisasi mencapai Rp177.106.533.462 atau 77.64 %.
NO SASARAN
STRATEGIS INDIKATOR KINERJA ALOKASI REALISASI %
I Terwujudnya pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan kendala mutu&kendala biaya
a. Persentase kasus sesuai PPK
4.912.558.556 3.749.580.945 76.33
b. Persentase capaian 5 Indikator medik
Terselenggaranya layanan unggulan
Jumlah Layanan Unggulan 30.524.298.000 28.756.637.466 94,21
II Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
a. Tingkat kepuasan pasien dan keluarga
51.056.863.000 41.504.112.484 81.29
b. Tingkat kepuasan staf 109.737.355.282 73.696.930.279 67.16
Terwujudnya SDM yang kompeten
Persentase SDM yang tersertifikasi
3.503.115.662 2.326.386.362 66.41
Budaya kinerja yang baik
Persentase SDM dengan kinerja optimal
Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
Akreditasi Rumah Sakit 448.848.500 26.200.000 5.84
Terwujudnya Rumah Sakit sebagai sarana pendidikan otak dan sistem persarafan
Akreditasi RS pendidikan
Terjalinya kerjasama dalam bidang pelayanan, pendidikan dan penelitian
Jumlah kerjasama
III Peningkatan pendapatan dan efisiensi dan anggaran
a. Peningkatan surplus rumah sakit per tahun
b. Peningkatan sistem akuntansi
Terwujudnya manajemen dan tata kelola yang baik
Opini audit atas laporan keuangan
90.000.000 40.000.000 44.44
Terwujudnya sistem informasi RS yang terintegrasi
Level integrasi IT Rumah Sakit
1.309.900.000 1.184.228.060 90.41
Kehandalan sarana, prasarana dan peralatan kesehatan
Tingkat kehandalan sarana, prasarana dan alat kesehatan
26.517.908.000 25.674.906.782 96.82
Tabel 2.24 Tabel Realisasi anggaran
35 | L A K I P R S P U S A T O T A K N A S I O N A L 2 0 1 7
BAB IV
PENUTUP
Laporan Akuntabilitas Kinerja ini merupakan media untuk menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja Pimpinan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional kepada Direktur
Jenderal Pelayanan Kesehatan, dan seluruh pemangku kepentingan baik yang terkait
langsung maupun tidak langsung selama periode 1 Januari sampai dengan 31 Desember
2017.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa Rumah Sakit Pusat Otak Nasional telah dapat
mencapai target dan merealisasikan program dan kegiatan tahun 2017, khususnya yang
ditetapkan dalam Rencana Strategis Bisnis (RSB) Tahun 2015-2019. Seluruhcapaian
indikator Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Tahun 2017 diharapkan dapat memberikan
kontribusi dalam pencapaian Program Upaya Kesehatan pada Laporan Akuntabilitas Kinerja
Kementerian Kesehatan.Keberhasilan yang telah dicapai tahun 2017 diharapkan dapat
menjadi parameter agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang dapat dilaksanakan secara
lebih efektif dan efisien. Sedangkan hal-hal yang menghambat tercapainya target dan rencana
pelaksanaan kegiatan diharapkan dapat ditemukan solusi serta alternatif penyelesaiannya
dengan mengedepankan profesionalisme di lingkungan Rumah Sakit Pusat Otak Nasional.
Recommended