View
8
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN
AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LAKIP)
DINAS KETAHANAN PANGAN KABUPATEN INDRAMAYU
TAHUN 2019
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAMAYU
DINAS KETAHANAN PANGAN Jl. Raya Terusan – Sindang Km.3 Indramayu 45222
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta karunianya, sehingga pada akhir Tahun Anggaran 2018 Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu dapat menyusun Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Indramayu Tahun 2018 disusun berdasarkan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman
Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah.
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP)
Tahun 2019 sebagai sarana Pemerintah Kabupaten Indramayu khususnya Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu, menyampaikan laporan
pertanggungjawaban Kinerja kepada seluruh terkait, sekaligus sebagai sarana
evaluasi atas pencapaian Kinerja Organisasi dalam upaya memperbaiki Kinerja
dimasa yang akan datang.
Akhirnya kami sampaikan permohonan maaf atas segala kekurangan dan
ucapan terima kasih dan penghargaan kepada berbagai pihak atas kerjasama dan
dukungannya dalam pelaksanaan pembangunan di Kabupaten Indramayu, semoga
Allah SWT meridhoi kita sekalian , Amiin
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu
ERPIN MARPINDA.S.Sos.,SH.,MH Pembina Tk.I
NIP. 1970923 199603 1 003
i
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu disusun dengan tujuan memberikan gambaran konkrit mengenai keseluruhan pelaksanaan program dan kegiatan berdasarkan kinerja, sebagaimana terdapat dalam Penetapan Kinerja Tahun 2019, yang merupakan tahun kedua pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu Tahun 2016 – 2021.
Laporan ini berisi Penetapan Kinerja dan akuntabilitas kinerja, dimana termasuk
didalamnya rencana kerja tahunan, evaluasi dan analisis capaian kinerja serta akuntabilitas keuangan guna menyajikan satu informasi yang utuh atas upaya yang telah dilakukan dan tingkat capaian dari target pada tingkat sasaran program.
Sesuai Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu Tahun
2016 – 2021. Dari perhitungan rata-rata atau kumulatif, capaian kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu Tahun 2019 berdasarkan Sasaran mencapai persentase 121,7 % sedangkan capaian kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu Tahun 2019 berdasarkan realisasi kegiatan (anggaran) persentasenya adalah sebesar 92,42%.
Secara keseluruhan, rekapitulasi capaian kinerja Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Indaramayu pada Tahun 2019, persentase Kumulatif capaian kinerja ditinjau baik dari sasaran program/kegiatan dan relisasi keuangan adalah sebesar 107,6%. Jika pengklasifikasian tingkat keberhasilan diukur dari tingkat capaian yang telah ditetapkan, maka kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu pada Tahun 2019 dapat dinilai “ Baik/Berhasil”.
Dengan melihat capaian kinerja tersebut, dilaksanakan evaluasi secara menyeluruh terhadap seluruh program kegiatan dengan tetap mengacu pada sasaran dan tujuan Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu Tahun 2016 – 2021 dalam rangka penyempurnaan kinerja yang lebih baik.
Hasil evaluasi tersebut ditujukan sebagai bahan rujukan yang efektif bagi upaya perbaikan berkesinambungan serta optimalisasi kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu sebagai bagian dari upaya pembangunan Kabupaten Indramayu sekarang dan masa datang.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu
ERPIN MARPINDA.S.Sos.,SH.,MH Pembina Tk.I
NIP. 1970923 199603 1 003
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......………………………………………………………… i
RINGKASAN EKSEKUTIF .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...…………………………………………………………………... iii
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
PENDAHULUAN ….…………………………………………………..
A. Latar Belakang ……………………………………………………
B. Maksud dan Tujuan ....... …………………………………………
C. Data Organisasi ..................................................................................
D. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama …………………………….
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Rencana Strategia…………………………………..………………
B. Perjanjian Kinerja ………………. …………………………………
AKUNTABILITAS KINERJA .................................................... …….
A. Capaian Kinerja Tahun 2018 …………………………………
1. Analisis Penyebab Keberhasilan/Kegagalan, Hambatan/ Solusi,
Eiesiensi Sumberdaya dan Analisis Keberhasilan/ Kegagalan
Program.
2. Analisis Efisensi Sumberdaya
3. Analisis Program/Kegiatan Keberhasilan/Kegagalan, Hambatan/
Solusi, Eiesiensi Sumberdaya dan Analisis Keberhasilan/
Kegagalan Kegiatan
B. Akuntabilitas Keuangan ……………………………………..
C. Realisasi Anggaran ................................................................
PENUTUP
A.Kesimpulan................................
B. Saran
Lampiran-Lampiran
iii
1
1
2
7
11
26
31
32
51
52
53
LAKIP DKP 2019 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam upaya memantapkan ketahanan pangan yang dilandasi kemandirian
pangan, masih menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan, antara lain : (1)
Pendapatan masyarakat masih rendah dibandingkan harga kebutuhan pangan
secara umum, sehingga menurunnya daya beli masyarakat; (2) Teknologi
pengolahan pangan lokal masih kurang; (3) Kampanye dan promosi
penganekaragaman konsumsi pangan masih kurang; (4) Beras sebagai komoditas
yang ketersediaannya masih terjamin dengan harga yang terjangkau; (5) Kualitas
konsumsi pangan masih rendah, kurang beragam dan masih didominasi pangan
sumber karbohidrat, serta masih rendahnya konsumsi protein hewani, umbi-umbian,
aneka kacang, serta sayur dan buah; (6) Masih berkembangnya konsep makan
“belum makan kalau belum makan nasi”; (7) Pemanfaatan dan produksi sumber-
sumber pangan lokal seperti aneka umbi, jagung, masih rendah; dan (8) Bencana
alam dan perubahan iklim yang sangat ekstrim. (9) Alih fungsi lahan pertanian yang
terus berlanjut; (10) Perubahan iklim dan cuaca yang mempengaruhi produksi
pangan; serta (11) Agribisnis pangan yang belum optimal sangat mempengaruhi
tingkat kesejahteraan petani.
Untuk mengatasi permasalahan dan mewujudkan ketahanan pangan tersebut,
Dinas Ketahanan Pangan sebagai salah satu unit kerja perangkat daerah yang
memiliki tugas yaitu: " melakukan kegiatan, koordinasi dan pengendalian dalam
penyelenggaraan di bidang ketahanan pangan. Guna mengetahui kinerja
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan ketahanan pangan tersebut
selama tahun 2018, disusunlah Laporan
Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2019. Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah adalah dokumen yang berisi gambaran perwujudan kewajiban suatu
lembaga instansi untuk mempertanggungjawabkan kinerja, keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan program dan kegiatan organisasi dalam mencapai sasaran
dan tujuan yang telah ditetapkan sebagaimana Rencana Strategis, dalam rangka
perwujudan Good Governance di lingkungan Pemerintah Kabupaten Indramayu.
Selain dari tuntutan akuntabilitas kinerja, LKj juga sebagai alat ukur keberhasilan
suatu organisasi dalam mencapai tujuan dan/ atau sasaran atau kegiatan utama dan
dapat digunakan sebagai fokus perbaikan kinerja di masa datang, kuncinya adalah
LAKIP DKP 2019 2
penekanan pada tujuan atau sasaran atau program kegiatan yang perlu mendapat
perhatian sebagai ukuran keberhasilan.
Penyusunan LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu
mengacu pada Peraturan sebagai berikut :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggung
jawaban Kepala Daerah/Bupati.
2. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Laporan Keuangan dan
Kinerja Instansi Pemerintah.
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 29 Tahun 2010
tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah.
4. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Indramayu.
5. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 9 Tahun 2018
tentang Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Indramayu Tahun Anggaran 2019.
6. Peraturan Bupati Kabupaten Indramayu Nomor 55 Tahun 2018 tentang
Penjabaran Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2018 Tentang APBD Kabupaten
Indramayu Tahun 2019
7. Surat Sekretaris Daerah Kabupaten Indramayu, Nomor 130.05/93/Otda tanggal
26 Januari 2020 tentang Materi Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2019.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu Tahun 2018 dimaksudkan untuk
memberikan gambaran dan informasi pelaksanaan program dan kegiatan pada Dinas
Ketahanan Pangan selama tahun 2018 yang mengacu pada Renstra tahun 2017 -
2021.
Melalui penyajian mengenai gambaran dan informasi tentang pelaksanaan
program dan kegiatan yang komprehensif, terkait pula dengan fungsi LAKIP yang
strategis bagi perkembangan kapasitas dan kapabilitas instansi, penyusunan LAKIP ini
berperan dan bertujuan sebagai media akuntabilitas instansi yang dapat menjadi acuan
baku dan analisis lanjutan yang mengarah pada sinergitas, sinkronisasi dan integritas
Dinas Ketahanan pangan kabupaten Indramayu dalam agenda mewujudkan tata
kepemerintahan yang baik (Good Governance).
LAKIP DKP 2019 3
LAKIP Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu Tahun 2019 ini juga
berorientasi untuk sarana perbaikan dan peningkatan kinerja secara
berkesinambungan disertai analisis lanjutan dengan tujuan untuk mengidentifikasi
peluang-peluang dan masukan-masukan penting guna perbaikan kinerja pada masa
berikut dalam rangka mewujudkan Visi Misi Kabupaten indramayu.
C. DATA UMUM ORGANISASI
Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kabupaten Indramayu merupakan salah satu
Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pemerintah Kabupaten Indramayu, sesuai
landasan hukum Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor : 9 Tahun 2016
tentang Pembentukan dan Susunan Perangakat Derah Kabupaten Indramayu dan
Peaturan Bupati Indramayu Nomor 54 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Dinas Ketahanan Kabupaten Indramayu.
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu berdasarkan Peraturan tersebut
mempunyai tugas pokok :
“ Melaksanakan Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah dibidang
Ketahanan Pangan “
Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, fungsi Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Indramayu adalah :
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian.
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan Pemerintah Daerah dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian.
3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang ketahanan pangan dan penyuluhan pertanian.
4. Pelaksanaan pelayanan teknis administrasi ketatausahaan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang
tugas dan fungsinya
Sesuai dengan Visi Pemerintah Kabupaten Indramayu yaitu :
“Terwujudnya masyarakat Indramayu yang religius, maju, mandiri dan sejahtera
serta terciptanya keunngulan daerah ” INDRAMAYU REMAJA TIGA“
Dengan diterapkannya Laporan Realisasi dan Evaluasi Program dan
kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu merupakan komponen
akuntabilitas Pemerintah Kabupaten Indramayu secara keseluruhan dalam upaya
LAKIP DKP 2019 4
mencapai Visi dan Misi bersama dan selanjutnya akan berguna bagi pelakasana
Program dan Kegiatan untuk peningkatan kinerja berikutnya
a. Struktur Organisasi
Struktur organisasi DinasKetahanan Pangan Kabupaten Indramayu menurut
Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu nomor : 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu adalah sebagai
berikut : (Lampiran I)
b. Susunan Organisasi
Susunan organisasi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu adalah
sebagai berikut :
a. Kepala
b. Sekretariat, membawahkan : 1. Sub Bagian Keuangan Umum dan Kepegawaian; 2. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi.
c. Bidang Ketersediaan dan Distribusi Pangan, membawahkan : 1. Sub Bidang Ketersediaan Pangan; 2. Sub Bidang Disribusi Pangan 3. Sub Bidang Kerawanan Pangan.
d. Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, membawahkan : 1. Sub Bidang Konsumsi Pangan 2. Sub Bidang Penganekaragaman Pangan; 3. Sub Bidang Keamanan dan Mutu Pangan.
e. UPT Dinas
Jumlah pegawai pada DinasKetahanan Pangan Kabupaten Indramayu pada posisi
Bulan Desember 2018 adalah 31 orang, terdiri dari :
1. Pegawai Negeri Sipil : 30 orang 1.1. Pegawai Struktural : 12 orang 1.2. Pelaksana : 18 orang 1.3. Pegawai Fungsional : - orang 2. Sukwan/PTT : 10 orang
D. Tugas pokok dan fungsi
Tugas pokok Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu adalah Melaksanakan
Penyusunan dan Pelaksanaan Kebijakan Daerah di bidang Ketahanan Pangan
Fungsi DinasKetahanan Pangan dan Penyuluhan Pertanian Kabupaten Indramayu,
yaitu :
LAKIP DKP 2019 5
1. Perumusan kebijakan teknis dibidang ketahanan pangan 2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah dibidang
ketahanan pangan 3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang ketahanan pangan 4. Pelaksanaan pelayanan teknis administrative ketatausahaan 5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugas
dan fungsinya
Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya Dinas Ketahanan Pangan dan
Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Indramayu sebagaimana diamanatkan dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 dan PP 65 tahun 2005 terkait
penyelenggaraan pemerintah daerah dan pelayanan minimal yang harus diberikan
sesuai dengan kewenangannya di bidang ketahanan pangan.
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang ketahanan pangan bersifat wajib dan
Bupati bertanggungjawab terhadap pelaksanaannya. Penyelenggaraan Standar
Pelayanan Minimal (SPM) bidang ketahanan pangan ditetapkan berdasarkan
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/Tahun 2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Daerah
Kabupaten/Kota.
E. Aspek Strategis dan Permasalahan Utama Organisasi
Aspek-aspek strategis Dinas Ketahanan Pangan diperoleh dengan
mengakomodasi isu organisasi, permasalahan dan atau arah kebijakan dan program
RPJMD Kabupaten 2016-2021 dan isu utama kementerian terkait dengan tugas dan
fungsi Dinas Ketahanan Pangan, yaitu :
1. Ketahanan pangan menuju kemandirian pangan dan kedaulatan pangan
2. Masih rendahnya produktifitas, nilai tambah produk-produk pertanian dalam arti luas
dan belum optimalnya pendayagunaan serta pengembangan sumber daya pertanian
dalam rangka mendukung ketahanan pangan
3. Adanya anomali iklim yang berpotensi menimbulkan serangan OPT dan akses pangan
sehingga mempengaruhi produktifitas dan ketersediaan pangan
4. Pentingnya kesadaran masyarakat akan mutu dan keamanan pangan
5.Peningkatan penganekaragaman konsumsi pangan, untuk mengurangi ketergantungan
terhadap konsumsi beras
Ada beberapa permasalahan yang dihadapi oleh Dinas Ketahanan Pangan dalam
menjalankan tugas pokok dan fungsinya yang secara garis besar dapat diuraikan sebagai
berikut:
LAKIP DKP 2019 6
1. Rendahnya kesadaran masyarakat akan konsumsi pangan yang beragaman, bergizi,
seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumberdaya local.
2. Ketersediaan Energi dan Protein masih tergantung pada bahan pangan pokok beras
dan bahan pangan imfor/luar daerah
3. Beredarnya produk pangan yang mengandung zat-zat berbahaya.
4. Belum optimalnya pola koordinasi SKPD lingkup pertanian.
5. Adanya masyarakat yang mengalami kerawanan pangan
6. Masih kurangnya usaha agrobisnis pangan.
7. Belum adanya tenaga penyuluh bidang pangan.
.
LAKIP DKP 2019 7
BAB II
PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. RENSCANA STRATEGIS
Perencanaan strategis merupakan perencanaan untuk periode 5 (lima) tahun.
Rencana Strategis Dians Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu sebagaimana
tertuang dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Indramayu Tahun 2017-2021 mempunyai sasaran strategis:
1. Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup dan penguatan cadangan daerah
3. Meningkatkan kualitas pangan dan gizi, serta keamanan pangan
4. Tercapainya ketersediaan informasi pasokan, harga dan akses pangan
4. Meningkatnya penanganan daerah rawan pangan.
Sasaran–sasaran strategis tersebut terdiri dari indikator kinerja dengan target
kinerja setiap tahun selama 5 tahun perencanaan 2017-2021. Seluruh indikator kinerja
dalam dokumen Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan merupakan lndikator
Kinerja Utama (Key Performance Indicator, yaitu ukuran keberhasilan dari suatu tujuan
dan sasaran strategis organisasi. Indikator dalam dokumen IKU berlaku 5 tahunan
menyesuaikan dokumen renstra SKPD dan RPJMD dan digunakan sebagai acuan
SKPD. Semua sasaran strategis dengan indikator capaiannya dijabarkan lebih lanjut
ke dalam sejumlah program. Di dalam setiap program terkumpul sejumlah kegiatan
yang memiliki kesamaan perspektif dikaitkan dengan maksud, tujuan dan karakterisrik
program. Penetapan program diperlukan untuk memberikan fokus pada penyusunan
kegiatan dan pengalokasian sumber daya organisasi. Dengan demikian kegiatan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari program.
Rencana Kinerja Tahun 2019 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu,
disusun mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Indramayu 2016-2021, sebagai target jangka menengah rentrsa pada tabel
berikut ini :
LAKIP DKP 2019 8
Tabel 1 Rencana Jangka Menengah Dinas Ketahanan Pangan Tahun 2017 – 2021 ( Renstra DKP )
NO
TUJUAN
SASARAN
INDIKATOR KINERJA
TARGET KINERJA PADA TAHUN
Kondisi Akhir
Renstra 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
1
Terwujudnya keteahanan pangan di daerah
Meningkatnya ketahanan pangan di daerah
Porsentase Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Ketersediaan
91 % 92 % 93 % 9 4 % 95 %
95 %
Persentase jumlah Tonase Cadangan Pangan Pemerintah Daerah
63 % 67 % 73 % 78 % 83 %
93%
Porsentae Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi
81 % 82 % 83 % 84 % 85 % 85%
Ketersediaan Informasi Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
100% 100% 100% 100% 100% 100%
LAKIP DKP 2019 9
B. Perjanjian Kinerja Penetapan kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur
dalam rentang waktusatu tahun tertentu dengan mempertimbangkan sumber daya
yang dikelolanya. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain adalah untuk
meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja aparatur; sebagai wujud nyata
komitmen antara penerima amanah dengan pemberi amanah; sebagai dasa penilaian
keberhasilan/kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran organisasi, menciptakan tolok
ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja aparatur dan sebagai dasar pemberian
reward atau penghargaan dan sanksi.Dinas Ketahanan Pangan telah membuat
penetapan kinerja tahun 2019 secara berjenjang sesuai dengan kedudukan, tugas dan
fungsi yang ada. Penetapan kinerja ini merupakan tolok ukur evaluasi akuntabilitas
kinerja pada akhir tahun 2019. Adapun penyajian Perjanjian Kinerja (Penetapan
Kinerja) sasaran dan program kegitan secara ringkas dan terinci dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel. 2. Perjanjian Kinerja Sasaran Strategis
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1 2 3 4
1
Meningkatnya Ketahanan pangan didaerah
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) tingkat konsumsi
83%
LAKIP DKP 2019 10
Tabel 3 Perjanjian Kinerja Program dan Kegiatan 2019
NO
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
TARGET
1 2 3 4
Program
1 Tersedianya pangan dalam jumlah yang cukup dan cadangan pangan,
a Angka ketersediaan : - Energy dalam satuan kka/kap/hari - Protein dalam satuan kkal/kap/hari
4800 Kkal
190 Gram
2 Tercapainya ketersediaan informasi pasokan, harga dan pasokan pangan
2 Persentase ketersediaan informasi stabilitas harga dan pasokan
100%
3 Terdetiksnya tingkat kerentanan pangan diwilayah kecamatan
3 Persentase Ketersedaan informasi daerah rentan/rawan pangan
100%
Kegiatan :
1 Jumlah kelompok pangan yang dihitung angka ketersedian Energy dan protein
9 klp pangan
2 Jumlah penguatan cadangan pangan 10 ton
3 Jumlah kelembagaan pangan yang memiliki stok cadangan pangan mayrakat lebih dari 1 (satu) ton gabah
5 poktan
4 Jumlah peserta calon penerima penghargaan penghargaan Adikarya Pangan Nusantara Tk Provinsi
1 Aparat/ Tokmas
5 Jumlah Rakor Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu
2 Rakor DKP
6 Jumlah komidi pangan yang dipantau situasi akses dan harga pangan di lokasi pasar
12
7 Jumlah situasi daerah rentan/rawan pangan ((staus aman, waspada dan rawan/rentan) tingkat kabupaten
1 dok
8 Jumlah ibu hamil penerima pemeberian makanan tambahan (PMT) di daerah rentan pangan
35 bumil
9 Jumlah Kelompok tani yang dibina penembangan usaha pangan masyarakat
10 poktan
Program
2 Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan
1 Pola Konsumsi Pangan : - Energi dalam satuan kkal/kap/hari - Protein dalam satuan kkal/kap/hari
2.155 kkal 56 gram
2 Ketersediaan informasi uji lab sampel pangan segar yang aman dikonsumdi
100%
Kegiatan :
1 Jumlah jenis bahan pangan yang dikonsumsi dihitung asupan energy dan protein perkapita/hari
9 komoditi
2 Terbentuknya lahan pekarangan pangan (LPP) buah dan sayuran yang dikelola oleh kelompok wanita tani (KWT)
15 LPP
3 Uji laboratorium tambahan makanan berbahaya pada sampel komidi pangan segar
10 komoditi
4 Jumlah even/pameran pembangunan yang diikuti di tingkat kabupaten/provinsi
2 even
5 Jumlah perserta sosialisasi keamanan pangan yang memahami dan mampu menjawab 80 % dengan benar
50 peserta
6 Jumlah menu/olahan pangan berragaman, bergizi, simbang dan aman(B2SA) berbasis sumberdaya lokal
31 peserta
7 Jumlah perserta sosialisasi pangan berragaman, bergizi, seimbang dan aman yang memahami dan mampu menjawab 80 % dengan benar
408 orang
LAKIP DKP 2019 11
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
Akuntabilitas kinerja Dinas Ketahanan Pangan merupakan perwujudan
kewajiban DKP untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegiatan pelaksanaan
tugas pokok dan fungsinya dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Kinerja DKP
Tahun 2019 tergambar dalam tingkat pencapaian sasaran yang dilaksanakan melalui
berbagai kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.
Keberhasilan Dinas Ketahanan Pangan dalam menjalankan program dan kegiatan diukur
berdasarkan pencapaian outcome. Pengukuran tersebut dilakukan mengingat outcome
merupakan hasil dari berfungsinya output yang telah dilaksanakan masing-masing Bidang.
Pengukuran keberhasilan tersebut dilaksanakan secara triwulanan dan tahunan.
A. Capaian Kinerja Organisasi
Capaian kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu sesuai
dengan pengukuran kinerja Tahun 2019 disajikan dengan membandingkan antara target
dan realisasi kinerja tahun ini, antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir. Sedangkan evaluasi capaian dan
akuntabilitas kinerja meliputi analisis penyebab keberhasilan/ kegagalan, analisis
efisiensi penggunaan sumber daya, dan analisis program/ kegiatan yang menunjang
keberhasilan/ kegagalan diuraikan guna memberikan gambaran efektifitas dan efesiensi
pencapaian target kinerja.
1. Capaian Kinerja
Dari hasil pengukuran dan evaluasi capaian kinerja secara umum Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Indramyu pada Tahun Anggaran 2019 dapat kemukakan bahwa
program penigkatan ketahanan pangan dengan sasaran meningkatnya
ketahanan panga di daerah, dengan indikator kinerja Skor Pola Pangan
Harapan Tingkat Konsumsi telah ditarget sebesar 83% terealisasi 95,4% atau
capaian kinerja 115 % telah memenuhi kreteria memuaskan., rincian analisis
capaian masing-masing target indikator dapat diuraikan pada table berikut ini :
LAKIP DKP 2019 12
1.1. Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019
Tabel. 4 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2019
NO
SASARAN
Indikator Kinerja
Tahun 2018
Target Realisasi Nilai
Capaian %
1
Menigkatnya Ketahanan pangan di daerah
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi
83 % 95,4 % 115
Rata-Rata Capaian Sasaran
115
Berdasarkan tabel pengukuran di atas dapat dilihat bahwa pada sasaran
meningkatnya ketahanan pangan di daerah dengan indikator Skor Pola Pangan
Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi terealisasi sebesar 95,4% dari target 83%
dengan capaian 115 %, dengan demikian pencapaian dari sasaran tersebut secara
kuantitas tingkat aneka ragam konsumsi masyarakat terhadap bahan pangan sudah
beragam,bergizi,seimbang dan aman (B2SA), dengan demikian skor pola pangan
harapan menunjukan tingkat kualitas konsumsi penduduk dalam suatu wilayah
(daerah).
Dari hasil pengukuran kinerja tahun 2019 pada sasaran meningkatnya
ketahanan pangan di daerah dengan indikator skor Pola Pangan Harapan (PPH)
terealisasi sebesar 95,4 dari target 83 % yang dapat dilihat pada tabel berikut.:
LAKIP DKP 2019 13
Tabel. 5
Situasi Konsumsi Kabupaten Indramayu 2019
No
Kelompok Bahan Pangan
Berat Pangan (gram/kap/hari
Energy (kkal/kap/hari)
Persentase % Angka Kecukupan Energi Bobot
Skor AKE
Skor Maxs
Skor PPH
Aktual
Ideal
Aktual Ideal Aktual
Ideal
1 Padian-Padian
387.1
300 1.666.6 1.057 77,51 50 0,5 38,75 25 25,0
2 Umbi-Umbian
25.4 108 33,8 129 1,6
6.0 0,5 0,81 2,5 0,8
3 Pangan Hewani
123.9 161 304.4 258 14,2 12.0 2,0 28,31 24 24,0
4 Minyak dan Lemak
23.8 22 214.5 215 10,0 10.0 0,5 4,98 5,0 5,0
5 Buah/Biji Berminyak
1.7 11 10.1 65 0,5 3.0 0,5 0,23 1,0 0,2
6 Kacang-Kacangan
52.0 38 97.6 108 4,5 5.0 2,0 9,09 10 9,1
7 Gula
14.4 32 54.9 108 2,6 5.0 0,5 1,27 2,5 1,3
8 Sayuran dan Buah
346.6 269 167,2 129 7,8 6.0 5,0 38,88 30 30,0
9 Lain-Lain
78.8 44,3 65 2,1 3.0 0,0 - 0,0 -
Jumlah
2.593.5 2.150 120,6 100 100 95,4
*Sumber BPS dan MWA Training and Consuling
Berdasarkan hasil analisis, jumlah konsumsi energi yaitu 2,593.5
kkal/kapita/hari dengan tingkat kecukupan energi 120.9% AKE, sementara itu skor
PPH Kabupaten Indramayu tahun 2019 mencapai 95.4 poin. Secara kuantitas,
jumlah konsumsi energi tergolong berlebih dari yang ditagetkan. Menurut
Departemen Kesehatan RI (1996), tingkat kecukupan gizi tergolong berlebih jika
memiliki angka lebih besar dari 110%. Padi-padian, pangan hewani, sayur dan buah
menjadi jenis pangan yang menyumbang konsumsi energi berlebih. Di sisi lain,
kualitas konsumsi pangan sudah cukup baik jika dilihat berdasarkan skor PPH
sebesar 95.4 poin.
Kelompok pangan yang sudah mencukupi bahkan berlebih dari standar konsumsi
energi ideal diantaranya padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, serta sayur
dan buah. Adapun konsumsi energi kelompok umbi-umbian, buah/biji berminyak,
kacang-kacangan dan gula belum mencukupi angka konsumsi ideal yang disarankan.
Konsumsi padi-padian di Kabupaten Indramayu cukup tinggi yaitu 2,593.5
kkal/kapita/hari atau setara dengan 77.5% AKE. Jumlah konsumsi tersebut 1.55 kali
lipat lebih banyak dari standar kecukupan gizi ideal yaitu 1,075 kkal/kapita/hari.
Selanjutnya, konsumsi energi pada kelompok umbi-umbian mencapai 34.9
kkal/kapita/hari atau setara dengan 1.6% AKE. Angka ini belum mencukupi dari
LAKIP DKP 2019 14
standar konsumsi yang dianjurkan yakni sebesar 129 kkal/kapita/hari. Konsumsi
energi pangan hewani sebesar 304.4 kkal/kapita/hari atau setara dengan 14.2% AKE
yang artinya sudah mencukupi dari standar konsumsi yang dianjurkan yaitu 258
kkal/kapita/hari.
Sementara itu, konsumsi energi pada kelompok minyak dan lemak mencapai
214.5 kkal/kapita/hari atau setara dengan 10% AKE. Jumlah ini menandakan bahwa
konsumsi energi pada kelompok minyak dan lemak sudah memenuhi standar
kecukupan gizi ideal yaitu 215 kkal/kapita/hari. Berbeda dengan kelompok minyak
dan lemak, kelompok pangan buah/biji berminyak memiliki konsumsi energi yang
cukup rendah yakni sebesar 10.2 kkal/kapita/hari atau setara dengan 0.5% AKE.
Angka ini belum memenuhi standar konsumsi yang dianjurkan sebesar 65
kkal/kapita/hari.
Begitu pula dengan konsumsi energi kacang-kacangan dan gula, kedua
kelompok pangan ini memiliki angka konsumsi yang belum memenuhi standar.
Konsumsi energi kelompok kacang-kacangan dan gula hanya sebesar 97.8
kkal/kapita/hari dan 54.8 kkal/kapita/hari atau setara dengan 4.5% AKE untuk
kacang-kacangan dan 2.5% AKE untuk kelompok gula. Terakhir, komsumsi energi
sayur dan buah cukup tinggi yaitu 269 kkal/kapita/hari atau setara dengan 7.8% AKE.
Jumlah ini 1.6 kali lipat lebih banyak dari standar kecukupan gizi yang dianjurkan
yaitu 129 kkal/kapita/hari. Selain itu, situasi pola konsumsi pangan Kabupaten
Indramayu juga dilihat dari aksesibiltas penduduk dalam rangka mendukung
ketahanan pangan.
Adapun cara perhitungan Skor Pola Pangan harapan, adalah sebagai berikut:
1. Porsentase % AKE = Jumlah Kkal masing-masing kelompok pangan / Jumlah Angka Kecupan Energi (AKE/Ideal=.2.50 kkal/kap/hr) x 100.
2. Skor AKE = Porsentase % AKE x Bobot masing-masing kelompik pangan 3. Skor PPH masing-masing kelompok pangan =
Jika hasil perkalian % AKE x bobot lebih besar dari skor maksimum, maka menggunakan skor maksimum.
Jika hasil perkalian % AKE x bobot lebih kecil dari skor maksimal, maka menggunakan hasil perkalian.
Pencapaian sasaran meningkatnya ketahanan pangan di daerah dengan
indikator Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi dengan capaian
kinerja 95,4%, diperoleh berdasarkan data pola konsumsi pangan penduduk
Kabupatenn Indramayu merupakan gambaran susunan (jenis dan jumlah) konsumsi
LAKIP DKP 2019 15
pangan penduduk. Secara detail pola konsumsi pangan dijabarkan berdasarkan
pangan yang paling banyak dikonsumsi (≥ 5% konsumsi energi) oleh penduduk.
Pola konsumsi pangan dijabarkan menjadi 9 (sembilan) kelompok pangan, yaitu
pangan sumber karbohidrat, pangan sumber protein, pangan sumber vitamin dan
mineral, pangan sumber lemak, dan pangan sumber gula. Adapun kesembilan
kelompok pangan pola konsumsi tersebut, adalah :
1. Pola Konsumsi Kelompok Pangan Padia-padian
Beberapa jenis pangan yang termasuk ke dalam sumber karbohidrat jenis
kelompok pangan padian –padian diantaranya beras, jagung, terigu,. Pola
konsumsi pangan sumber karbohidrat jenis padia-padian Kabupaten Indramayu
disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut.
Tabel 6.
Pola Konsumsi Sumber Karbhohidrat (Padian-Padian) Kabupaten Indramayu
2019
Jenis
Pangan
Kkal / kapita /
Hari
Gram/
Kapita / Hari
Kg/ Kapita /Tahun
Kontribusi Energi (%)
Pola Konsumsi
Beras
1.094.3
313.6
114.5
65.66
1.Beras (B)
Jagung 1.2 0.7 0.3 0.07 2.Terigu (T)
Terigu 57.1 7.2 26.5 34.26
Jumlah
1.666.6 321.5 141,3 100
*Sumber: SUSENAS BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, olah MWA Training and Consulting
Berdasarkan hasil analisis.sumber karbohidrat dari jenis pangan kelompok
padia-padian yang menjadi penyumbang kontribusi energi terbesar yaitu beras
(65.66%) dan terigu (34.26%). Kedua jenis pangan tersebut menjadi pola
konsumsi pangan sumber karbohidrat penduduk Kabupaten Indramayu.
Sementara itu, jagung,belum menjadi pola konsumsi penduduk.
2. Pola Konsumsi Kelompok Pangan Umbi-Umbian
Beberapa jenis pangan yang termasuk ke dalam sumber karbohidrat jenis
padian –padian diantaranya beras, jagung, terigu,. Pola konsumsi pangan
sumber karbohidrat jenis padia-padian Kabupaten Indramayu disajikan pada
Tabel 6 sebagai berikut:
LAKIP DKP 2019 16
Tabel. 7
Pola Konsumsi Sumber Karbohidrat (Umbi-Umbian) Kabupaten Indramayu 2019
Jenis
Pangan
Kkal / kapita /
Hari
Gram/
Kapita / Hari
Kg/ Kapita /Tahun
Kontribusi Energi (%)
Pola Konsumsi
Singkong
11,8
10,4
3,8
34,92
-
Ubi Jalar 13,0 10,4 3,8 38,46 -
Sagu 9,0 2,7 1,0 26,02 -
Jumlah
33,8 23,5 8,6 100
*Sumber: SUSENAS BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, olah MWA Training and Consulting
Berdasarkan jenis pangan kelompok umbi-umbian tersebut diketahui
bahwa pola konsumsi penduduk Kabupaten Indramayu adalah singkong, ubi jalar
dan sagu. Hal ini dikarenakan kontribusi kedua jenis pangan tersebut lebih dari 5%
terhadap kelompok pangan umbiumbian.
Tabel 6 menunjukkan bahwa konsumsi tertinggi dari kelompok pangan umbi-
umbian adalah ubi jalar dengan konribusi energy yakni sebesar 38,46.
3. Pola Konsumsi Pangan Hewani
Jenis kelompok pangan hewani meruapakan jenis pangan yang termasuk ke dalam
sumber protein hewani diantaranya daging ruminansia, daging unggas, telur, susu, dan
ikan. Pola konsumsi pangan sumber protein hewani Kabupaten Indramayu disajikan
pada Tabel 7 sebagai berikut.
Tabel 8
Pola Konsumsi Sumber Protein Hewani ( Pangan Hewani) Kabupaten Indramayu 2019
Jenis
Pangan
Kkal / kapita /
Hari
Gram/
Kapita / Hari
Kg/ Kapita /Tahun
Kontribusi Energi (%)
Pola Konsumsi
Daging Ruminansia
71,1
20,7
7,5
23,37
1.Ikan 2.D.Ruminan 3.D.Unggas 4.Telur 5.Susu
Daging Unggas
59,6
19,5
7,1
19,58
Telur 31,7 22,9 8,3 10,40
Susu 36,0 9,1 3,3 11,82
Ikan 106,0 51,9 18,9 34,83
Jumlah
304,4 124,1 45,1 100
*Sumber: SUSENAS BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, olah MWA Training and Consulting
LAKIP DKP 2019 17
Berdasarkan hasil analisis kelompok pangan hewani, yang merupakan
jenis pangan sumber protein hewani menjadi pola konsumsi pangan penduduk
Kabupaten Indramayu. Urutan pola konsumsi pangan sumber protein hewani
Kabupaten Indramayu antara lain ikan, daging ruminansia, daging unggas, susu
kemudian telur.
4. Pola Konsumsi Kelompok Pangan Minyak dan Lemak
Jenis kelompok pangan minyak dan lemak yakni minyak kelapa. minyak sawit,
margarin, merupakan jenis pangan yang termasuk sumber minyak dan lemak,
dapat disajikan dalam tabel berikut ini :
Tabel 9
Pola Konsumsi Sumber Minyak dan Lemak Kabupaten Indramayu Tahun 2019.
Jenis Pangan
Kkal / kapita /
Hari
Gram/
Kapita / Hari
Kg/ Kapita /Tahun
Kontribusi Energi (%)
Pola Konsumsi
Minyak Kelapa
8,6
1,0
0,4
4,0
Minyak Sawit
Minyak Sawit
205,2 22,8 8,3 95,66
Margarin
0,7 0,1 00,3 0,34
Jumlah
214,5 23,9 0,9 100
*Sumber: SUSENAS BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, olah MWA Training and Consulting
Berdasarkan hasil analisis, minyak sawit merupakan sumber minyak dan
lemak yang paling banyak dikonsumsi dengan kontribusi energinya mencapai
95.66%. Sementara itu, minyak kelapa, margarin, belum termasuk pola konsumsi
pangan Kabupaten Indramayu karena kontribusi energi masing-masing pangan
tersebut tidak mencapai 5%.
5. Pola Konsumsi Keloompok Pangan Buah/Biji Berminyak
Pangan yang menjadi kelompok pangan buah/biji berminyak terdiri dari kelapa dan
kemiri. Pola konsumsi buah/biji berminyak dapat disajikan pada tabel berikut ini;
LAKIP DKP 2019 18
Tabel 10 Pola Konsumsi Buah/Biji Berminyak Kabupaten Indramayu Tahun 2019
Jenis Pangan
Kkal / kapita /
Hari
Gram/
Kapita / Hari
Kg/ Kapita /Tahun
Kontribusi Energi (%)
Pola Konsumsi
Kelapa
4,3
0,8
0,3
1,86
Kemiri
5,9 0,9 0,3 2,62
Jumlah
10,2 1,7 0,6 4,48
Jumlah 4+5 224,7 *Sumber: SUSENAS BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, olah MWA Training and Consulting
Berdasarkan hasil analisis, jens pangan kelapa dan kemiri merupakan
sumber minyak dan lemak, belum termasuk pola konsumsi pangan Kabupaten
Indramayu karena kontribusi energi masing-masing pangan tersebut tidak
mencapai 5%.
6. Pola Konsumsi Kelompok Pangan Kacang-Kacangan (Sumber Protein Nabati)
Jenis pangan yang termasuk ke dalam sumber protein nabati diantaranya
kacang kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau. Pola konsumsi pangan sumber
protein nabati Kabupaten Indramayu disajikan pada Tabel sebagai berikut.:
Tabel. 11
Pola Konsumsi Sumber Prtein Nabati (Kacang-Kacangan) Kabupaten Indramayu
2019
Jenis Pangan
Kkal / kapita /
Hari
Gram/
Kapita / Hari
Kg/ Kapita /Tahun
Kontribusi Energi (%)
Pola Konsumsi
Kacang Tanah
82,6
47,6
17,4
84,63
1. K Tanah 2. Kacang Kedelai
Kacang Kedelai
11,7 2,6 1,0 11,98
Kacang Hijau
3,3 1,8 0,7 3,38
Jumlah
102 52 19,1 100
Sumber: SUSENAS BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, olah MWA Training and Consulting
LAKIP DKP 2019 19
Berdasarkan analisis tersebut bahwa kacang tanah dan kacang kedalai
menjadi pola konsumsi penduduk Kabupaten Indramayu. Kacang tanah
merupakan penyumbang energi terbesar yaitu 84.63% kemudian diikuti dengan
kacang kedelai sebesar 11.98%. Sementara itu, kacang hijau tidak menjadi pola
konsumsi karena memiliki kontribusi energi kurang dari 5%.
7. Pola Konsumsi Kelompok Pangan Gula
Gula yang dikonsumsi penduduk Kabupaten Indramayu terdiri dari gula pasir
dan gula merah. Gula pasir diolah dari tanaman tebu sedangkan gula merah diolah dari
nira aren/kelapa. Pola konsumsi pangan sumber gula Kabupaten Indramayu disajikan
pada Tabel 12, sebagai berikut.:
Tabel 12
Pola Konsumsi Sumber Gula Kabupaten Indramayu 2019
Jenis Pangan
Kkal / kapita /
Hari
Gram/
Kapita / Hari
Kg/ Kapita /Tahun
Kontribusi Energi (%)
Pola Konsumsi
Gula Pasir
44,4
11,7
4,3
80,87
1.G Pasir 2.G Merah
Gula Merah
10,5
2,8
1,0
19,12
Jumlah
54,9 14,5 5,3 100
Sumber: SUSENAS BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, olah MWA Training and Consultin
Berdasarkan hasil analisis, gula pasir dan gula merah menjadi pola
konsumsi penduduk Kabupaten Indramayu. Penyumbang energi terbesar pangan
sumber gula adalah gula pasir sebesar 80.87%. kemudian diikuti dengan gula
merah sebesar 19.12%.
8. Pola Konsumsi Kelompok Pangan Buah dan Sayuran
Jenis pangan yang termasuk sumber vitamin dan mineral adalah sayur dan
buah. Pola konsumsi pangan sumber vitamin dan mineral Kabupaten Indramayu
disajikan pada Tabel 13 sebagai berikut.:
LAKIP DKP 2019 20
Tabel 13
Pola Konsumsi Sumber Vitamin dan Mineral Kabupaten Indramayu 2019
Jenis Pangan
Kkal / kapita /
Hari
Gram/
Kapita / Hari
Kg/ Kapita /Tahun
Kontribusi Energi (%)
Pola Konsumsi
Sayur
98,5
229,0
83,6
58,91
1.Sayur 2.Buah
Buah
68,7
117,2
42,8
41,08
Jumlah
167,2 346,2 126,4 100
Sumber: SUSENAS BPS Provinsi Jawa Barat Tahun 2019, olah MWA Training and Consultin
Berdasarkan hasil analisis, gula pasir dan gula merah menjadi pola
konsumsi penduduk Kabupaten Indramayu. Penyumbang energi terbesar pangan
sumber gula adalah gula pasir sebesar 80.92%. kemudian diikuti dengan gula
merah sebesar 19.07%.
LAKIP DKP 2019 21
1.2. Perbandingan Antara Target dan realisasi Indikator Penunjang/Pendukung SasaranTahun 2019
Tabel.14 Perbandingan Antara Target dan Realisasi Indkator Penunjang /Pendungkung Sasaran Tahun 2019
No
SASARAN
Indikator Kinerja
TAHUN 2019
Satuan Target Realisasi Capaian %
Porgram 1 Tersedianya pangan
dalam jumlah yang cukup dan cadangan pangan
Angka ketersediaan - Energy (kal/kap/hr) - Protein (gram/kap/hr)
Kkal gram
4800 180
8.938 363
186,20 201,66
Persentase jumlah tonase cadangan pangan daerah
ton 68% 68% 100
2 Tercapainya ketersediaan informasi stabilitas harga dan pasokan pangan
Persentase ketersediaan informasi stabilitas harga dan pasokan 100% 100% 100% 100
3 Terdetiksnya tingkat kerentanan pangan diwilayah kecamatan
Persentase Ketersedaan informasi daerah rentan/rawan pangan 100% 100% 100% 100
Kegiatan :
Jumlah kelompok pangan yang dihitung angka ketersedian Energy dan protein
Kelompok pangan
9 klp pangan
9 klp pangan 100
Jumlah penguatan cadangan pangan ton 12 ton 12 ton 100
Jumlah LPM yang memiliki stok cadangan pangan mayrakat lebih dari 1 (satu) ton gabah
Kelompok tani
5 poktan
5 poktan 100
Jumlah peserta calon penerima penghargaan penghargaan Adikarya Pangan Nusantara Tk Provinsi
ornng
1 Aparat/ Tokmas
1 Aparat/ Tokmas
100
Jumlah Rakor Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu
rakor 2 Rakor
DKP 2 Rakor
DKP
Jumlah komidi pangan yang dipantau situasi akses dan harga pangan di lokasi pasar
Komoditi 12 12 100
Laporan situasi daerah rentan/rwan pangan tingkat kabupaten
dokumen 1 1 100
Jumlah ibu hamil penerima pemeberian makanan tambahan (PMT) di daerah rentan pangan
Ibu Hamil 35 bumil 35 bumil 100
Jumlah Kelompok tani penerima bantuan penembangan usaha pangan masyarakat
Kelompok tani
10 poktan
10 poktan 100
Program
4 Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan dan keamanan pangan
Angka kecukupan konsumsi : - Energy (kkal/kap/hari) - Protein (gram/kap/hari)
Kkal/gram Kap/hai
2155 56
2.641 82
122,83 146,42
Ketersedian imformasi uji lab sampel pangan segar yang aman dikonsumsi
persen 100 100 100
Kegiatan
Jumlah jenis bahan pangan yang dikonsumsi dihitung asupan energy dan protein perkapita/hari
Kelompok Pangan
9 9 100
Terbentuknya lahan pekarangan pangan (LPP) buah dan sayuran yang dikelola oleh kelompok wanita tani (KWT)
Lahan Pekarangan
Pangan (LPP)
15 LPP 15 LPP 100
Uji laboratorium tambahan makanan berbahaya pada sampel komidi pangan segar yang diamil lokasi pasar
Komoditi 10
komoditi 10
komoditi 100
even/pameran pembangunan yang diikuti di tingkat kabupaten/provinsi
Even/ pameran
2 even 2 even 100
Jumlah perserta sosialisasi teknologi keamanan pangan yang memahami dan mampu menjawab 80 % dengan benar
50 orang 50 orang 50 orang 100
Jumlah peserta lomba cipta menu pangan begragaman, bergizi, seimbang dan Amnan (B2SA) berbasis sumberdaya lokal
Kecamatan 31 kec 31 kec 100
Jumlah perserta sosialisasi teknologi B2SA pangan yang memahami dan mampu menjawab 80 % dengan benar
ornang 408
orang 408orang 100
Rata-Rata Capaian Sasaran 121,76
LAKIP DKP 2019 22
Dari 16 indikator kinerja kegiatan tersebut diatas, terdiri dari 12 indikator
kinerja pendukung dan 2 indikator pendukung/penunjang secara langsung terhapad
tercapainya target kinerja indikator sasaran yaitu skor pangan harapan tingkat
konsumsi. Akan tetapi secara umum rata-rata pencapian keseluruhan telah berhasil
melampaui target yaitu dengan capaian 121,76%, adapun ke 3 indikator penunjang
tersebut, adalah :
a. Indikator angka ketersediaan target 4.800 kkal/kapita/hari terealisasi 8.938 kkal/
kapita hari atau capaian kinerja 186,20% dan angka ketersediaan protein target
190 gram/kapita/hari terelisasi 363 gram/kap/hari atau capaian kinerja 201,66%.
b. Indikator angka konsumsi target 2.155 kkal/kapita/hari terealisasi 2.641 kkal/ kapita
hari atau capaian kinerja 122,83% dan angka ketersediaan protein target 65
gram/kapita/hari terelisasi 82 gram/kap/hari atau capaian kinerja 146,42%.
c. Indikator lahan pekarangan pangan kebun bibit buah dan sayuran yang dikelola
oleh kelompok wanita tani, target 15 LPP terealisasi 15 LPP atau capaian kinerja
100%.
LAKIP DKP 2019 23
2. Perbandingan Capaian Kinerja dengan tahun sebelumnya Tabel 15 Perbandingan Capaian Kinerja dengan Tahun Sebelumnya
INDIKATOR KINERJA
Satuan
Tahun 2017
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
Capaian %
Target Realisasi
Capaian %
Target Realisasi
Capaian %
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Sasaran Strategis Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi
Skor
81
87
107
82
93
113
83
95
115
Indikator Penujang Sasaran: Program
Angka ketersediaan - Energy - Protein
Kkal gram
4600 170
6800 277
147 139
4700 180
8835 345
184 191
4800 190
8938 365
186 201
Angka kecukupan konsumsi : - Energy - Protein
Kkal gram
2145 50
2357 70
109 140
2150 55
2362 75
109 136
2155 56
2641 82
122 146
Kegiatan :
Jumlah jenis bahan pangan yang dihitung ang angka ketersedian energy dan protein (kkal/kap/hr)
Kkal gram 9 9 100 9 9 100 9 9 100
jumlah cadangan pangan daerah
ton 2 2 100 5 5 100 12 12 100
LPM yang memiliki stok cadangan pangan mayrakat lebih dari 1 (satu) ton gabah
poktan
5 5
100
5 5
100
5 5
100
Jumlah kelompok Tani penerima pengembangan usaha Pangan Masyarakat
poktan /gapok tan
- -
-
10 10
100
10 10
100
Jumllah peserta calon penerima penghargaan Adikarya Pangan Nusantara Tk Provinsi
Aparat/
Poktan
1 2 100 1 1 100 1 1 100
Rakor Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu
rakor 2 2 100 2 2 100 2 2 100
Jumlah bahan pangan yang konsumsi dihitung sebagai asupan gizi perorang perhari..
komoditi
9
9
100
9
9
100
9
9
100
Terbentuknya lahan pekarangan pangan (LPP) buah dan sayuran yang dikelola oleh kelompok wanita tani (KWT)
LPP
40
40
100
14
14
100
15
15
100
Jumlah sampel pangan segar sebagai bahan uji laboratirium tambahan makanan berbahaya
komoditi
10
10
100
10
10
100
10
10
100
even/pameran pembangunan yang diikuti di tingkat kabupaten/provinsi
pamer
an
2
2
100
2
2
100
2
2
100
perserta sosialisasi teknologi keamanan pangan yang memahami dan mampu menjawab 80 % dengan benar
orang
75
75
100
50
50
100
50
50
100
LAKIP DKP 2019 24
Jumlah komidi pangan yang dipantau situasi akses dan harga pangan di lokasi pasar
Komoditi/pa
sar
9
9
100
12
12
100
12
12
100
Laporan situasi daerah rentan/ rawan pangan tingkat kabupaten
Dokumen
1 1
100 1 1
100 1 1
100
Jumlah Penerima pemberian makanan tambahan (PMT) di daerah rentan pangan
bumil
25
25
100
35
55
100
35
55
100
Jumlah peserta lomba menu pangan beragam,bergizi, seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumberdaya lokal
Kec
31 31 100 31 31 100 31 31 100
Jumlah peserta sosialisasi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) berbasis pangan lokal
orang 50 50 100 50 50 100 408 408 100
113,3
120,6
121,7
Jika dilihat capaian kinerja tahun 2019, maka secara umum rata-rata capaian kinerja
pada semua sasaran ini mengalami peningkatan pada beberpa indikator, termasuk
didalamnya sasaran meningkatnya ketahanan pangan di daerah dengan indikator skor
pola pola pangan harapam tingkat konsumsi, menglami peningkatan apabila
dibandingakan dengan capaian kinerja tahun sebelumnya (capaian kinerja tahun
2017 = 133,3%, tahun 2018 = 120,6 % dan tahun 2019 = 121,7 %). Untuk itu semua
indikator diharapkan dapat mempetahankan capaian kinerja 100% pada tahun terakhir
periode Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu.
LAKIP DKP 2019 25
3. Perbandingan Realisasi Kinerja dengan Target Jangka Menengah yang terdapat dalam Renstra
Tabel 16 Perbandingan Realisasi Kinerja Dengan Target Jangka Menengah Renstra
NO
Target Jangka
Menengah
Indikator Kinerja Satuan
TAHUN 2019
Target Realisasi
Capaian %
1
93%
Porsentase Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Ketersediaan
Persentase 93% 97% 104,30
2
73%
Persentase jumlah Tonase Cadangan Pangan Pemerintah Daerah
Perentase 73% 73% 100
3
83%
Porsentae Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi
Persentase 83 % 95,4 % 115
4 100
Ketersediaan Informasi Stabilitas Harga dan Pasokan Pangan
Persentase 100% 100% 100
Rata-Rata Capaian Sasaran 104,82
Dengan melihat perbandingan rata-rata realisasi indikator sampai dengan tahun
2019 terhadap target kinerja jangka menengah yang terdapat dalam Renstra 2016 –
2021 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu, dari 4 indikator ada 2
indkator yang telah mencapai target jangka menengah renstra dengan capaian
kinerja 100% dan 2 indikator yang telah melampaui target dengan capaian kinerja
104 % dan 115 %, dengan demikian secara umum capaian sasaran jangka
menengah dapat dikatakan telah mencapai target yaitu 100%. Untuk itu ke 4
(empat) indikator tersebut diharapkan dapat mencapai 100% pada tahun terakhir
periode Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu.
4. Perbandingan realisasi kinerja tahun 2019 dengan standar nasional
Perbandingan realisasi kinerja tahun ini dengan Standar Nasional terkait urusan
wajib tidak berakaitan dengan pelayanan dasar bidang pangan di Kabupaten
Indramayu, dapat disajikan pada tabel berikut ini :
LAKIP DKP 2019 26
Tabel. 17
Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2019 dengan Standar Nasional
No Sasaran Strategis
Indikator Sasaran
Satuan Tahun 2019
Kabupaten Nasional
T R Capaian Kinerja T R
Capaian Kinerja
1 Meningkatnya Ketahanan Pangan di Daerah
Skor Pola Pangan Harapan Tingkat Konsumsi
Kkal/ kap/hr
83 %
95,4 %
114,93 %
92%
-
Belum ada
Dengan melihat perbandingan pada tabel tersebut yaitu indikator skor pola pangan
harapan (PPH) tingkat konsumsi Kabupaten Indramayu dengan capaian kinerja
sebesar 95,4% apabila dibandingkan dengan target skor pola pangan harapan
(PPH) tingkat konsumsi nasional sebesar 92% (Badan Ketahanan Pangan
Kementerian Pertanian) sudah melebihi target nasional yaitu sebesar 3,4 % (target
Skor PPH nasional 92% realisasi Skor PPH Kabupaten 95,4) dari hasil capaian
kinerja Kabupaten. Namun apabila capaian kinerja Kabupaten dibandingkan dengan
realisasi capaian kinerja nasional belum bisa tergambarkan, dikarenakan sampai
dengan saat ini realisasi Skor PPH nasional belum ada.
5. Analisis Penyebab Keberhasilan / Kegagalan atau Peningkatan /Penurunan Kinerja dan Alternatif Solusi yang telah dilakukan.
Secara umum keberhasilan pencapaian sasaran kinerja meningkatnya
ketahanan pangan di daerah dengan indikator skor pola pangan harapan
tingkat konsumsi pada tahun 2019 telah melebihi yang ditargetkan.
Keberhasilan berdasarkan analisis situasi konsumsi pangan dilakukan pada
aspek kuantitas dan kualitas. Kuantitas konsumsi pangan diindikasikan oleh
tingkat konsumsi energy. Sementara itu, kualitas konsumsi pangan dilihat
dengan menggunakan indikator Pola Pangan Harapan (PPH).
Berdasarkan hasil analisis pola konsumsi pangan yang paling banyak
dikonsumsi (≥ 5% konsumsi energi) oleh penduduk, Pola konsumsi pangan
dijabarkan menjadi 9 (sembilan) kelompok pangan, yaitu pangan sumber
karbohidrat, pangan sumber protein, pangan sumber vitamin dan mineral, pangan
sumber lemak, pangan sumber gula dan pangan lain-lain (minuman dan bumbu-
bumbuan), dengan jumlah seluruh energy (yang dikonsumsi) sebesar 2.641,6
kkal/kap/hari dengan persentase Angka Kecupan Energi (AKE) sebesar
LAKIP DKP 2019 27
122,9,% secara kunatitas jumlah konsumsi energy tergolong berlebih. Menurut
Departemen Kesehatan RI (1996), tingkat kecukupan gizi (energi) tergolong
berlebih jika memiliki angka lebih besar dari 110%. Sedangkan menurut
Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) anjuran konsumsi penduduk
Indonesia sebesar 2.150 kkal/kap/hari dengan persentase Angka Kecukupan
Energi sebesar 100 %. Dengan demikian bahwa pola konsumsi/makan
penduduk Kabupaten Indramayu tahun 2019 telah memenuhi secara kuantitas
yaitu pola konsumsi pada 9 (sembilan) kelompok pangan dengan persentase
Angka Kecupan Energi (AKE) sebesar 122,9,% dan cukup baik secara kualitas
dengan Skor Pola Pangan Harpan (PPH) Tingkat Konsumsi mencapai 95,4 %.
Hasil analisis keberhasilan Skor PPH Kabupaten Indramayu tahun 2019 memiliki
nilai yang tinggi dan hampir mencapai ideal dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel. 18
Pencapaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsumsi Per Kelompok Pangan Tahun 2019
No
Kelompok Bahan
Pangan
Skor Pola Pangan Harapan (PPH) Tingkat Konsmsi
Aktual Ideal
1
Padian-Padian 25,0 25,0
2 Umbi-Umbian 0,8 2,5
3 Pangan Hewani 24,0 24
4 Minyak dan Lemak 5,0 5,0
5 Buah/Biji Berminyak 0,2 1,0
6 Kacang-Kacangan 9,1 10
7 Gula 1,3 2,5
8 Sayuran dan Buah 30,0 30
9 Lain-Lain 0,0 0,0
Jumlah 95,4 100
*Sumber BPS dan MWA Training and Consuling
Berdasarkan hasil analisis bahwa Skor Pola Pangan Harapan (PPH)
kelompok pangan padi-padian, pangan hewani, minyak dan lemak, serta sayur dan
buah sudah mencapai skor PPH ideal. Sementara itu, kelompok pangan umbi-
umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, dan gula belum mencapai skor ideal.
Hal ini menandakan konsumsi penduduk Kabupaten Indramayu untuk kelompok
pangan umbi-umbian, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, dan gula belum merata
dan belum beragam.
Adapun penyebab keberhasilan selain analisis kuantitas dan kualitas
tersebut diatas, tidak terlepas dari penyebab internal dan eksternal. Adapun
penyebab keberhasilan internal yang maksudkan antara lain ;
LAKIP DKP 2019 28
a. Adanya komitmen dan kepedulian yang tinggi dari masing-masing penang
gungjawab kegiatan untuk merealisasikan apa yang telah ditargetkan
sebelumnya pada awal tahun 2019.
b. Perencanaan dari masing-masing kegiatan telah fokus pada apa yang akan
dicapai dan tidak hanya fokus pada tindakan.
c. Telah diimplementasikannya pengangaran yang berbasis kinerja, dimana setiap
tindakan atau anggaran yang dikeluarkan, diharapkan dapat menghasilkan
sesuatu.
d. Telah dilaksanakannya setiap triwulan rapat evaluasi pelaksanaan kegiatan baik
terkait realisasi anggaran maupun realisasi fisiknya, untuk mengantisipasi
terdapatnya kegiatan yang tidak fokus pada hasil.
e. Optimalnya penyebaran informasi melalui website, media cetak, media
elektronik, dan sosial media terkait pelaksanaan rapat-rapat koordinasi yang
melibatkan pemerintah kabupaten/kota dan pihak-pihak terkait lainnya.
Sedangkan keberhasilan penyebab eksternal terhadap keberhasilan
pencapaian program yang kami maksudkan antara lain :
a. Adanya surplus komoditas pangan sehingga terpenuhinya kebutuhan konsumsi
pangan energy dan protein, sesuai anjuran Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi (WNPG) kebutuhan konsumsi epangan penduduk Indonesia untuk konsumsi
energy 2.150 kkal/kapita/hari dan konsimsi protein 57 gram /kapita/hari,
sedangkan di Kabupaten Indramayu ketersediaan energy 8.938 kkal/kap/hari
dan protein 365 gram/kap/hari, apabila dibandingkan dengan tingkat kebutuhan
konsumsi energy dan protein sesuai ajuran Widyakarya Nasional Pangan dan
Gizi (WNPG) telah melebihi kebutuhan konsumsi pangan..
b. Adanya komitmen dan kepedulian yang tinggi dari instansi SKPD terkait di
Kabupaten Indramayu dalam mendukung pelaksanaan program/kegiatan
peningkatan ketahanan pangan di Kabupaten Indramayu.
c. Adanya katerlibatan dari pemerkarsa pelaku utama/usaha melalui kegiatan
penyuluhan pertanian dan perikanan dalam mendukung meningkatkan
produksi komoditas jenis bahan pangan.
d. Adanya sinergitas program/kegiatan yang telah direncanakan dengan
program dari Dinas Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian dan Dinas
Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, seperti pembinaan/
LAKIP DKP 2019 29
pengawasan dan pemberdayaan program peningkatan ketahanan melalui
diversifikasi peanekaragaman konsumsi pangan yang bergizi,
beragam,seimbang dan sehat (B2SA) berbasisis sumberdaya lokal.
Selain terdapatnya penyebab eksternal dan internal yang mendukung
keberhasilan kinerja, juga dimungkinkan terdapat beberapa penyebab yang
dapat mengakibatkan kegagalan dalam mencapai kinerja meningkatnya
ketahanan pangan.
Adapun penyebab kegagalan dan alternatif solusi yang telah dilakukan antara
lain :
Kendala/Kegagalan/Hambatan :
a. Masih tingginya konsumsi beras di masyarakat, pola konsumsi pangan
masyarakat masih ketergantungan pada komoditas tertentu yaitu beras.
b. Alis fungsi lahan (konversi lahan) yang terus menurus menyebabkan
menurunnya produksi beberpa komoditas pangan
c. Masih kurangnya sumber daya manusia (SDM), baik kualitas maupun
kuantitas dibandingkan dengan beban kerja yang dilaksanakan oleh Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Indamayu. Seperti halnya pada
ketersediaan tenaga analis ketahanan pangan (petugas pengolah data,
survey konsumsi dan petuagas pemantau pasokan, harga dan pasokan
pangan) yang mendukung pencapaian target meningkatnya ketahanan
pangan di daerah
d. Masih sulitnya mengimplementasikan pengangaran yang berbasis kinerja
pada seluruh aparatur Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu.
c. Belum optimalnya ketersediaan data yang ada di SKPD untuk menunjang
proses perencanaan dan pengambilan kebijakan..
d. Indikator pada level Output dan Outcome pada Dinas Ketahanan pangan
umumnya bersifat koordinasi atau non fisik, sehingga pencapaian pada level
impact dan Outcome kadang sulit tercapai dikarenakan ketergantungan pada
instansi SKPD terkait kususnya yang menangani produksi bidang pertanian.
LAKIP DKP 2019 30
Alternatif solusi yang dapat dilakukan untuk menghadapi kendala tersebut
antara lain:
a. Meningkatkan kampanye dan sosialisasi diversifikasi pangan (optimalisasi
pemanfaatlahan pekarangan pangan yang bergizi, beragam, seimbang dan
aman berbasis sumberdaya local.
b. Merekomendasikan kepada instansi terkait untuk meningkatkan produksi
pangan melalui Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten. Indramayu.
c. Fasilitasi pendidikan dan pelatihan bagi petugas survey dan olah data.
d. Dilaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan secara periodik,
selain itu juga diimplementasikan penilaian kinerja PNS melalui penerapan
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)
e. Direncanakan pada tahun 2020 akan dibangun sistem data base yang
terpadu/satu pintu dan terintegrasi untuk menunjang proses perencanaan dan
pengambilan kebijakan.
f. Berkoordinasi dan pembinaan kepada multi pihak yang terkait dalam upaya
memenuhi kebutuhan data yang ada di instansi SKPD terkait data hasil
produksi bebrapa komoditas pertanian, perikanan dan peternakan dengan
dibentuknya Tim Koordinasi Lintas SKPD dalam rangka meningkatkan
ketahanan pangan di daerah.
Manfaat dengan telah tercapainyan skor pola pangan harapan (PPH) tingkat
konsumsi tahun 2019 di kabupaten Indramayu tentu membawa dampak atau
manfaat atas keberhasilan dalam pelaksanaan pembangunan daerah
khususnya bidang ketahanan pangan dan sekaligus untuk meningkatan
kualitas pola konsumsi pangan masyakat, adapun manfaat tersebut
diantaranya adakah :
1. Dengan pola pangan harapan ini untuk mengetahui kondisi pola konsumsi
masyarakat saat ini, apakah sudah memenuhi tingkat kualitasnya, termasuk
keragaman pangan dari kesimbangan gizi, konsumsi yang beragaman
sangat penting karena tubuh memerlukan 45 jenis zat gizi yang dapat
dipeoleh dari berbagai jenis makanan dan minuman.
2. Bahwa keragaman dan kesimbangan konsumsi pangan dari tingkat keluarga
akan menentukan kulaitas konsumsi pada tingkat wilayah, baik di
kabupaten/kota, provinsi dan nasional, kualitas konsmsi pangan penduduk
LAKIP DKP 2019 31
ditingkat wilayah (makro) ini dicerminkan dengan skor pola pangan harapan
(PPH)
3. Untuk menghasilkan suatu komposisi norma (standar) pangan guna
memenuhi kebutuhan gizi penduduk yang mempertimbangkan
kesimbangan gizi, berdasarkan cita rasa, daya cerna, daya terima
masyarakat, kuantitas dan kemampuan daya beli.
4. Untuk menilai situasi konsumsi atau ketersediaan pangan baik jumlah dan
komposisi/keragaman pangan.
5. Unutuk perencanaan konsumsi atau ketersediaan pangan, baik jumlah dan
komposisi/keragaman pangan
6. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya.
Penggunaan sumber daya dalam rangka mendukung pelaksanaan program
terdiri dari efisiensi sumber daya biaya dan sumber daya manusia.
1. Persentase efisiensi sumber daya biaya dapat dihitung dengan rumus :
Persentase efisiensi Biaya =100% - [capain kinerja - realisasi biaya]
Pada tahun 2019 realisasi biaya untuk Program Peningkatan Ketahanan
Pangan, dapat disajikan pada table berikut ini :
Tabel.19
Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya Biaya/Anggaran
Sasaran
Indikator Sasaran
Capain Kinerja
% Penyerapan Anggaran
Tingkat Efisiensi
Meningkatnya ketahanan pangan di daerah
Porsentase Skor Pola Pangan Harapan Tingkat Konsumsi
100 % 92,41 % 7,59 %
Dari tabel efsiensi pengunaan sumberdaya anggaran, yaitu sasaran
meningkatnya ketahanan pangan di daerah dengan indikator sasaran
persentase skor pola pangan harapan tingkat konsumsi, mencapai tingkat
efisiensi sebesar 7,59% (persen) karena prosentase capaian kinerja tersebut
diatas mencapai 100 % (porsen) sedangakan porsentase penyerapan anggran
di bawah 100 % (porsen).
LAKIP DKP 2019 32
2. Upaya efisiensi penggunaan sumber daya manusia dalam pencaian target
kinerja dilaksanakan dengan melibatkan semua bidang di Dinas Ketahanan
Pangan teruma dibidang Konsumsi dan Keamanan Pangan, dengan unsur
personil terdiri dari 1 (satu) orang Kepala Bidang, 2 (dua) orang Kepala Seksi
dan 3 (tiga) orang pelaksana. Efisiensi penggunaan sumberdaya dilakukan
dengan cara:
- Melakukan sosialisasi dan promosi tentang konsumsi pangan lokal bergizi,
beragaman, seimbang dan aman melalui bebrapa media ( surat edaran
baliho, leaflet, pameran dll).
- Membentuk tim survey, pengumpul data, analisis dan penyusun pola pangan
harapan, untuk efisiensi waktu dan sumberdaya.
- Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait dalam hal
data konsumsi pangan masyarakat sebagai asupan gizi perorang perhari.
6. Analisis Program/Kegiatan yang Menunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian Pernyataan Kinerja Dinas Ketahanan Pangan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dalam
tahun 2019 melaksanakan 17 (enam belas) kegiatan dengan 1 (satu) program yaitu
Program Peningkatan Ketahanan Pangan. Satu program dan tujuh belas kegiatan
ini ditujukan untuk mencapai sasaran strategis meningkatnya ketahanan pangan di
daerah dengan indikator kinerja skor pola pangan harapan (PPH) tingkat konsumsi
sebagaimana tercantum perjanjian kinerja dan Renstra Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Indramayu 2016-2021
Untuk mewujudkan pelaksanaan program ini yang ditujukan untuk mendokrak
pencapaian kinerja yaitu 1 (satu) indikator kinerja daerah pada Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Indramayu melalui program peningkatan ketahanan pangan
dialokasikan anggaran sebesar Rp. 2.339.360.000,.- dari total anggaran Dinas
Ketahanan Pangan sebesar Rp.2.995.484.000,-.
Dari anggaran sebesar Rp. 2.339.360.000,- terealisasi anggaran sebesar Rp.
2.217.206.030,- ( persentase realisasi sebesar 92,41%). Dengan teralisasinya
anggaran tersebut telah mencapai sasaran strategis meningkatnya ketahanan
pangan di daerah dengan indikator kinerja skor pola pangan harapan tingkat
konsumsi Tahun 2019 ditarget 83% terealisasi 95,4 % atau capaian kinerja 114,93
%. Hasil yang dicapai pola konsumsi pangan penduduk Indramayu secara
kuantitatif pada periode Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2019 menunjukkan
tingkat konsumsi energi yang berfluktuasi dan cenderung meningkat, dengan laju
LAKIP DKP 2019 33
penigkatan rata-rata sebesar 4 (empat) poin/persen per tahun sebagaimana pada
tabel 15 diatas. Kondisi ini menunjukan tingkatan pola konsumsi energy penduduk
indramayu sudah melebihi kebutuhan konsumsi energy yaitu mencapai 2.641,6
kkal/kapita/hari (anjuran Widyakarya Nasional Pangan Gizi (WNPG) bahwa
kebutuhan konsumsi energy penduduk Indonesia sebanyak 2.150 kkal/kapita/hari).
Keberhasilan tersebut disebabkan oleh beberapa factor baik internal
maupun eksternal : yaitu
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan ynag mengacu kepada dokumen perencanaan
2. Terdapat konsistensi dalam implemntasi program kegiatan sesuai jadwal yang
telah ditetapkan.
3. Adanya komitmen yang kuat dari pengambil kebijakan dan pelaksana kebijakan
di dalam merealisasikan setiap tahapan pelaksanaan DPA Dinas Ketahanan
Pangan Kabupaten Indramayu Tahun Anggaran 2019
4. Adanya komitemen dari Pemerintah Kabupaten membuat kebijakan umum
dalam urusan pangan yang diarahkan untuk Menjamin Ketersediaan, Distribusi
dan Akses dan Konsumsi Pangan, sehingga terwujudnya sinergitas program
antar perangkat daerah dalam mendukung peningatan ketahanan panagn.
Selain faktor pendorong keberhasilan masih terdapat kekurangan di dalam
pencapaia kinerja, walaupun caapain tingkat konsumsi energy sudah melebihi
kebutuhan akan tetapi tingkat konsumsi pangan belum mencapai kualitas konsumsi
yang lebih baik (skor PPH tingkat konsumsi belum ideal), yaitu penyumbang
terbesar energy sumber karbohidrat beras penduduk Indramayu masih tinggi
mencapai 1.666,6 kkal/kapita/hari dibandingkan konsumsi energy ideal yakni 1.075
kkal/kapita/hari (anjuran Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi).
Berikut kondisi sebelum dan sesudah program dilaksanakan, dapat dijajikan dalam
tabel berikut ini :
LAKIP DKP 2019 34
Tabel 20 Kondisi Pola Konsumsi Pangan Sebelun dan Sesudah Program Dilaksanakan
Tahun 2019
No
Kelompok Pangan
Angka Konsumsi Energi Gap (Kesenjangan) Dalam satuan Kalori/Kapita/hari
Sebelum Setelah Konsumsi
Ideal Sebelum Sesudah
1 Padian-Padian 1.491,2 1.666.6 1075 +416,20 +591,6
2 Umbi-Umbian 33,5 33,8 129 -95,50 -95
3 Pangan Hewani 274,6 304.4 258 +16,60 +46,4
4 Minyak dan Lemak 235,4 214.5 215 +20,40 -0,5
5 Buah/Biji Berminyak 13,7 10.1 65 -51,30 -54,8
6 Kacang-Kacangan 72,6 97.6 108 -35,40 -10,2
7 Gula 72,6 54.9 108 -35,40 -53,2
8 Sayuran dan Buah 132 167 129 +3,00 +38
9 Lain-Lain 37 44,3 65 -28,00 -20,7
Jumlah 2.363,6
2.593,5
2.150
Sumber Data DKP 2019
Berdasarkan tabel pola konsumsi pangan sebelum dan sesudah dilaksanakan
program tersebut diatas, untuk mencapai konsumsi ideal (100%) pangan yang
Bergizi, Beragam,Seimbang dan Aman (B2SA) berbasis pangan lokal di Kabupaten
Indramayu, maka pelu upaya-paya menurunkan dan meningkatkan konsumsi energy
pangan pada beberapa komoditas kelompok bahan pangan, antara lain adalah :
1. Menurunkan konsumsi komoditas padia-padian sebesar 591,6 kkal/kap/hr
2. Meningkatkan konssumsi komoditas umbi-umbian sebsesar 95,0 kkal/kap/hr
3. Menurunkan konsumsi komoditas pangan hewani sebesar 46.4 kkal/kap/hr
4. Meningkatkan konsumsi komoditas Minyak dan lemak sebesar 0,5 kkal/kap/hr
5. Meningkatkan konsumsi komoditas buah/biji berminyak sebesar 54,8 kkal/kap
6. Meningkatkan konsumsi komoditas kacang-kacangan sebesar 10,2 kkal/kap
7. Meningkat konsumsi komoditas Gula sebesar 53,2 kkal/kap/hari
8. Menurunkan konsumsi komoditas sayuran dan buah sebesr 38,00 kkal/kap/hari
9. Menaikan Lain-lain (bumbu-bumbuan dan minuman sebesar 20,7 kkal/kap/hr
Untuk mempercepat terwujudnya konsumsi pangan masyarakat menuju
beragam dan bergizi seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumberdaya lokal masih
diperlukan upaya:
1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam mengonsumsi
pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) melalui Komunikasi,
Informasi, Edukasi, Lomba Cipta Menu, serta penyebarluasan informasi melalui
media cetak maupun media elektronik;
LAKIP DKP 2019 35
2. Upaya penurunan konsumsi beras dilakukan dengan meningkatkan produksi
serta konsumsi dan pangan bersumber karbohidrat lainnya berbasis sumberdaya
lokal;
3. Peningkatan konsumsi melalui penyediaan sayuran, buah, pangan hewani,
kacang-kacangan dan umbi-umbian yang cukup dan dapat diakses oleh seluruh
anggota keluarga.
Berikut table analisis program kegiatan yang menunjang
perolehan/perhitungan capaian kinerja dapat disajikan pada tabel berikut
ini :
LAKIP DKP 2019 36
Tabel. 21
Analisis program/kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun kegagalan pencapaian kinerja
No Sasaran Strategis
Indikator Kinerja
Tahun 2019 Capaian
%
Nama Program / Kegiatan
Keuangan
Satuan Target Realisasi Pagu Ralisasi Capaian
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 1 Meningkatnya
ketahanan pangan di daerah
Skor pola pangan harapan (PPH) tingkat konsumsi
%
83%
95,4
115
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
2.995.484.000
2.770.784.097
92,50
Kegiatan :
Jumlah bahan pangan yang konsumsi dihitung sebagai asupan gizi perorang perhari
Kelompok Pangan
9 9 100
Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi dan Suplay Pangan
72.501.000 72.281.000 99,70
Terbentuknya lahan pekarangan pangan (LPP) kebun bibit buah dan sayuran
Pekarangan
15 15 100
Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan
713.484.000 712.110.000 96,81
Jumlah peserta sosialisasi pangan (B2SA) yang memahami dan mampu menjawab 80% dengan benar
peserta 408 408 100
Sosialisasi Pangan B2SA Berbasis Sumberdaya Lokal 134.000.000 133.266.000 99,45
Jumlah peserta lomba cipta menu pangan beragaman, bergizi, seimbang dan aman (B2SA)l
peserta 31 31 100
Cipta Menu Berbasis Pangan Lokal
66.375.000 64.911.000 97,79
Jumlah sampel pangan segar sebagai bahan uji laboratirium tambahan bahan makanan berbahaya
Komoditi 10 10 100
Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
50.000.000 43.117.880. 86,24
Jumlah even/pameran pembangunan yang diikuti di tingkat kabupaten/provinsi
kali 2 2 100 Promosi/Desimenasi Ketahanan Pangan 75.000.000 62.126..600 82,84
Jumlah perserta sosialisasi keamanan pangan yang memahami dan mampu menjawab 80% dengan benar
peserta 75 75 100
Pengemabangan Wawasan Keamanan Pangan 30.000.000 25.688.000 85,56
LAKIP DKP 2019 37
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jumlah jenis bahan pangan yang dihitung ang angka ketersedian energy dan protein
Kelompok pangan
9 9 100
Analiis Neraca Bahan Makanan (NBM)
30.300.000 24.463.000 81,33
Jumlah cadangan pangan daerah yang disediakan
Ton 12 12 100 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah 164.000.000 152.520..000 93.94
Penerima pemberian makanan tambahan (PMT) di daerah rentan pangan
Ibu hamil 35 35 100 Penanganan daerah Rawan Pangan 54.000.000 51 352.500 95,10
Jumlah komidi pangan yang dipantau situasi akses dan harga pangan di lokasi pasar
komodi
10
10
100
Pemantauan dan Analisis Akeses Pangan Masyarakat dan Hargapangan Pokok
90.000.000 89.600.000 70,85
Laporan situasi daerah rentan/rawn pangan
dokumen 1 1 100 Analisis Kewaspadaan Pangan dan Gizi 45.000.000 42.153.000 81,33
Jumlah Rakor Dewan Ketahanan Pangam
rakor 2 2 100 Rapat Kerja Dewan Ketahanan Pangan 20.300.000 16.231.000 79,96
Jumlah kelompok Tani yang bina pengembangan usaha pangan masyarakat
poktan 5 5 100 Pendampingan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM)
75.000.000 75.000.000 100,00
Poktan yang memiliki stok cadangan pangan mayrakat lebih dari 1 (satu) ton gabah
poktan 5 5 100 Monitoring Lumbung Pangan Masyarakat 30.000.000 30.000.000 100,00
peserta calon penerima penghargaan Adikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi
orang 1 1 100
Pembinaan Keberhasilan Ketahanan Panga
49.400.000 37.668.000 76,25
LAKIP DKP 2019 38
7.1. ANALIS KEGIATAN
Penyebab/Penunjang Keberhasilan ataupun Kegagalan Pencapaian
Pernyataan Kinerja adalah sebagai berikut :
a. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan (Hamabatan/Solusi).
Program Peningkatan Ketahanan Pangan meliputi 16 (enam belas)
kegiatan. Penyebab keberhasilan dari 16 (enam belas) kegiatan secara
umum, tidak terlepas dari penyebab internal dan eksternal.
Adapun penyebab keberhasilan internal yang maksudkan antara lain ;
1. Adanya komitmen dan kepedulian yang tinggi dari penanggungjawab
kegiatan untuk merealisasikan apa yang telah ditargetkan sebelumnya
pada awal tahun 2019.
2. Perencanaan dari kegiatan telah fokus pada apa yang akan dicapai
dan tidak hanya fokus pada tindakan.
3. Telah diimplementasikannya pengangaran yang berbasis kinerja,
dimana setiap tindakan atau anggaran yang dikeluarkan, diharapkan
dapat menghasilkan sesuatu.
4. Telah dilaksanakannya setiap triwulan rapat evaluasi pelaksanaan
kegiatan baik terkait realisasi anggaran maupun realisasi fisiknya,
untuk mengantisipasi terdapatnya kegiatan yang tidak fokus pada
hasil.
Sedangkan keberhasilan penyebab eksternal terhadap keberhasilan
pencapaian indikator kegiatan yang maksudkan antara lain :
1. Adanya kepedulian dari pihak pemerintah pusat mengapresiasi serta
mempresentasikan aspirasi dan partisipasi masyarakat yang terlibat
dalam penyelenggaan ketahanan pangan, sehingga tumbuhnya
kretivitas dan partisipasi masyarakat serta membangun sinergi antara
pemerintah dan masyarakat dalam mewujudkan ketahanan pangan.
2. Adanya komitmen dan kepedulian yang tinggi dari instansi SKPD
terkait di Kabupaten Indramayu dalam mendukung pelaksanaan
program/kegiatan Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu.
3. Adanya keterlibatan dari pemrakarsa pelaku utama/usaha melalui
kegiatan penyuluhan pertanian dan perikanan dalam mendukung
meningkatkan produksi komoditas jenis bahan pangan.
LAKIP DKP 2019 39
4. Adanya sinergitas program/kegiatan yang telah direncanakan
dengan program dan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan
Provinsi Jawa Barat, seperti pembinaan / penilaian katagori
pembina ketahanan pangan dan katagori pelopor ketahanan
pangan.
Dalam pencapaian target tidak ada kendala/ hambatan yang berarti,
tetapi kedepan elaksanaan kegiatan bisa lebih terjadwal dengan baik,
agar tidak menumpuk di akhir tahun.
b. Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya. 1. Penggunaan sumber daya dalam rangka mendukung pelaksanaan
kegiatan dari 17 (tujuh belas) secara umum tingkat efisiensi
sumberdaya dapat dilihat dari aspek realisasi capaian kinerja dan
realisasi penyerapan anggaran masing-masing kegiatan, dengan
menggunakan rumus efisiensi biaya/angaran = 100% (realisasi
capaian kinerja – realisai anggaran)
Adapun efisiensi sumberdaya biaya/anggaran dapat disajikan dalam
tabel berikut :
LAKIP DKP 2019 40
Tabel.22
Analisis Efisiensi Sumberdaya Biaya/Anggaran
Indikator Kegiatan Capaian Kinerja
Realisasi Anggaran
Tingkat Efiseinsi
Jumlah jenis bahan pangan yang dihitung ang angka ketersedian energy dan protein (kkal/kap/hr)
100 % 81,33 % 12,67 %
Persentase jumlah tonase cadangan pangan daerah
100 % 93,00 % 7,00 %
LPM yang memiliki stok cadangan pangan mayrakat lebih dari 1 (satu) ton gabah
100 % 100,00 % -
Jumlah kelompok Tani yang dapat mensuplai beras ke Toko Tani Indonesia lebih dari 2 ton beras
100 % 100,00 % -
peserta calon penerima penghargaan penghargaan Adikarya Pangan Nusantara Tk Provinsi
100 % 76,25 % 23,75 %
Jumlah kecamatan yang dihitung tingkat kerawanan pangan dan gizi
100 % 93,68 % 6,32 %
Rakor Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu
100 % 79,96 % 20,04 %
Jumlah bahan pangan yang konsumsi dihitung sebagai asupan gizi perorang perhari..
100 % 99,70 % 0,30 %
Terbentuknya lahan pekarangan pangan (LPP) buah dan sayuran yang dikelola oleh kelompok wanita tani (KWT)
100 % 99,81 % 0,19 %
Jumlah sampel pangan segar sebagai bahan uji laboratirium tambahan makanan berbahaya
100 % 86,24 % 13,76 %
even/pameran pembangunan yang diikuti di tingkat kabupaten/provinsi
100 % 91,44 % 8,56 %
perserta sosialisasi keamanan pangan yang memahami dan mampu menjawab 80 % dengan benar
100 % 85,56 % 14,44 %
Jumlah komidi pangan yang dipantau situasi akses dan harga pangan di lokasi pasar
100 % 99,56 % 0,44 %
Penerima pemberian makanan tambahan (PMT) di daerah rentan pangan
100 % 95,10 % 4,90 %
Jumlah peserta sosialisasi pangan beragam, bergizi, seimbang dan anam (B2SA) yang memahami dan mampum menjawab 80% dengan benar
100 % 99,45 % 0,55 %
Jumlah peserta yang mengikuti lomba cipta menu berbasis pangan lokal
100 % 97,79 % 2,21 %
Jumlah rata-rata
100% 92,42 % 7,58 %
Dari tabel efsiensi pengunaan sumberdaya anggaran dari 16
(enam belas) kegiatan terdiridari 16 (enam belas) indikator, secara
keseluruhan rata-rata tingkat capain efisien sumberdaya biaya/anggaran
kegiatan mencapai tingkat efisiensi sebesar 7,58 % (persen) karena
prosentase rata-rata capaian kinerja tersebut diatas yakni 100 % (porsen)
sedangakan porsentase rata-rata penyerapan anggran di bawah 100 %
(persen) yaitu 92,42 % (porsen).
LAKIP DKP 2019 41
c. Analisis Kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian
kinerja
Analisis kegiatan yang menunjang keberhasilan/kegagalan pencapaian
kinerja, dari masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan Pembinaan Keberhasilan Keatahanan Pangan
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan ini dialokasikan
anggaran sebesar Rp. 49.400.000.00.- dengan indicator kinerja jumlah
calon peserta sebagai penerima penghargaan Adkarya Pangan
Nusantara Tingkat Provinsi pada Tahun 2019 di target 1 penghargaan
terealisasi 1 penghargaan atau capaian kinerja 100% (katagori sangat
baik). Hasil yang dicapai merupakan perwujudan aspirasi dan partisipasi
masyarakat yang terlibat dalam penyelenggaan ketahanan pangan,
sehingga tumbuhnya kretivitas dan partisipasi masyarakat serta
membangun sinergitas antara pemerintah dan masyarakat dalam
mewujudkan ketahanan pangan, maka dilakukan pembinaan dalam
rangka identifikasi dan seleksi kelompok tani, tokoh masyarakat sebagai
calon peserta penerima penghargaan Adikarya Pangan Nusantara
Tingkat Provinsi , adapun capaian kinerja pada kegiatan Pembinaan
Keberhasilan Ketahanan Pangan pada Tahun 2019 di peroleh 1 (satu)
penghargaan Adikarya Pangan Nusantara Tingkat Provinsi tersebut yaitu
; Sdr Slamet Setiadi Juara II Katagori Pemangku Ketahanan Pangan
2. Kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pegembangan Pangan.
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan ini dialokasikan anggaran
sebesar Rp. 713..484.000.00.- dengan indikator kinerja jumlah lahan
pekarangan pangan (LPP) buah dan sayur yang dikelola oleh kelompok
wanita tani dan pada Tahun 2019 ditarget 15 Lahan Pekarangan Pangan
Kebun bibit/benih buah dan sayuran terealisasi 15 Lahan Pekarangan
Pangan Kebun bibit/benih buah dan sayuran yang kelola oleh Keompok
Wanita Tani (KWT) atau capaian kiner 100%, Hasil yang dicapai
termanfaatkannya 15 lahan pearangan pangan buah dan sayur oleh 15
kelompok wanita tani (150 anggotan) dalam memenuhi kebutuhan
konsumsi energy dari komoditi buah dan sayur yaitu 129 kkal/kapita/hari
(berat pangan 250,4 gram) kondisi ini menujukan dari anggota kelompok
wanita tani tumbuh kesadaran untuk menfaatkan lahan pekarangan
LAKIP DKP 2019 42
sebagai pekarangan pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman
(B2SA) berbasis sumberdaya lokal.
3. Kegiatan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM)
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Analisis Neraca Bahan
Makanan (NBM) dialokasikan anggaran sebesar Rp. 30.300.000.00,-.
Hasil yang dicapai kegiatan Analisis Neraca Bahan Makanan dengan
indikator kinerja jumlah jenis bahan pangan dihitung kecukupan energy
dalam kkal/kapita/hari dan kecukupan protein dalam gram/kapita/hari pada
Tahun 2019 ditarget 9 kelompok pangan terealisasi 9 kelompok pangn atau
capaian kinerja 100% (katogori sangat baik) Hasil yang dicapai angka
ketersediaan energy mencapai 8.938 kkal/kapita/hari dan ketersediaan
protein mencapai 365 gram/kapita/hari, tentunya keberhasilan ini
ditununjang dengan adanya surplus produksi pangan pada beberpa
komidtitas padi (beras), hal inilah yang menyebabkan ketersediaan energy
dan protein di Indramayu melebihi dari anjuran Widyakarya Nasional Pangan
dan Gizi (WNPG) kecukupan rata-rata penduduk indonesia (kecukupan
energy 2.150 kkal/kapita/hari dan kecukupan protein 63 gram/kapita/hari),
dengan demikian kondisi ini menunjukan jaminan tersedianya pangan
dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk Indramayu.
4. Kegiatan Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi Suplay Pangan
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Analisis dan Penyusunan
Pola Konsumsi dan Suplay Pangan dialokasikan anggaran sebesar Rp.
72.501.000.,-. Hasil yang dicapai kegiatan Analisis dan Penyusunan Pola
Konsumsi dan Suplay Pangan dengan indikator kinerja jumlah jenis bahan
pangan yang dikonsumsi dihitung asupan energy dan protein dalam satuan
kkal/kapita/hari dan gram/kapita/hari, pada Tahun 2019 ditarget 9 kelompok
bahan pangan terealisasi 9 kelompok bahan pangan atau capaian kinerja
100% (katagori sangan baik). Keberhasilan ini ditunjang selain adanya hasil
analisis justifikasi konsumsi pangan dalam jumlah asupan energi dan protein
yang dikonsumsi pada 9 (Sembilan) kelompok pangan, juga adanya
peningkatan produksi dari 9 (Sembilan) kelompok pangan yang dilukakan
Dinas Pertanian, Dinas Perikanan dan Kelautan, Perternakan dan Keswan.
Hal ini sangat berpengruh terhadap capaian kinerja tersedianya 9 (Sembilan)
LAKIP DKP 2019 43
kelompok pangan yang dikonsumsi masyarakat, dengan asupan energy yang
dikonsumsi masing-masing komoditi pangan yaitu energy dalam satuan
kkal/kapita/hari antara lain :
1. padia-padian sebesar 1.666,6 kkal/kap/hari
2. umbi-umbian sebesar 34,9 kkal/kap/hari
3. pangan-hewani sebesar 304,4 kkal/kap/hari
4. minyak lemak 214,5 kkal/kap/hari
5. buah/biji berminyak 10,2 kka/kap/hari
6. kacang-kacang sebesar 97,8 kkal/kap/hari
7. gula sebesar 54,8 kkal/kap/hari
8. buah-sayur 167,2 kka/ka[/hari
9. lain-lain bumbu –buan dan minuman 92,2 kkal/kap/hari
( Jumlah total 2.641,6 kkal/kapita/hari.).
Dengan diketahuinya pola konsumsi energy penduduk indramayu mencapai
2.641,6 kkal/kap/hari. Kondisi ini menunjukan situasi pola konsumsi pangan,
baik jumlah maupun kualitas dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah
Kabupaten Indramayu untuk melakukan evaluasi perbaikan pola konsumsi
pangan penduduk berkenaan dengan menurunkan konsumsi energy sumber
kabrohidrat, sumber energy Protein hewani, sumber energy nabati, sumber
energy vitamin/mineral, sumber energy minyak/lemak dan dan sumber energy
gula, , untuk lebih terinci dapat disajikan pada tabel berikut ini :
Tabel.23
Pola Konsumsi Penduduk Menaikan dan Menurunkan Pangan Energi Dibandingkan dengan anjuran WNPG
No
Kelompok Bahan Pangan
Pola Konsumsi Penduduk Indramayu (kkal/kapita/hari)
Energy Ideal
(WNPG)
Energy Riil /
Aktual Menaikan Menurunkan
1 Padian-Padian 1075 1,666,6 - 591,6
2 Umbi-Umbian 129 34,9 94,1 -
3 Pangan Hewani 258 304,4 46,4
4 Minyak dan Lemak 215 214,5 0,5
5 Buah/Biji Berminyak 65 10,2 54,8
6 Kacang-Kacangan 108 97,8 10,2
7 Gula 108 54,8 50,2
8 Sayuran dan Buah 129 167,2 38,2
9 Lain-Lain 65 92,2 27,2
Jumlah 2.150 2.641,6 209,8 657
LAKIP DKP 2019 44
5. Kegiatan Pemantauan dan Analisis Akses Pangan Masyarakat dan Harga
Pangan Pokok
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Analisis
Akses Pangan Masyarakat dan Harga Pangan Pokok dialokasikan anggaran
sebesar Rp. 90.000.000.00,- dengan indikator kinerja jumlah jenis bahan
pangan yang dipantau dilokasi pasar pada Tahun 2019 target 12
komiditi/jenis bahan terealisasi 12 komiditi /jenis bahan pangan atau capaian
kinerja 100% (katagori sangan baik). yang menujang keberhasilan capaian
indikator dikarenakan adanya data primer dan data sekunder harga pangan
serta ketersediaan komoditi pangan dan lancarnya pendistribusian ke lokasi
pasar yang merupakan lokasi pemantauan terhadap 12 (sembilan)
komoditas/jenis bahan pangan, dengan terpantaunya secara kontinyu
peredaran kelompok pangan maka diperoleh hasil ketersediaan informasi
harga pangan Tahun 2019 pada komoditas, adapun data rekapitulasi
perkemabangan harga pada 12 komoditas dapat disajikan tabel berukut ini :
LAKIP DKP 2019 45
Tabel 24
Rekapitulasi Pemantauan Harga Pangan Pokok Kecamatan Kabupaten Indramayu
Tahun 2019
NO
Komoditi
BULAN Rata Raa JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOP DES
1 Beras
- Premium 11,500 11,500 11,300 12,000 11,902 12,010 11,812 11,247 11,653 11,533 11,540 11,540 11,628
- Medium 10,600 10,500 10,600 11,000 10,722 10,863 10,700 9,463 10,667 10,572 10,578 10,578 10,570
- Termurah 9,600 9,500 9,600 10,000 8,920 9,273 9,197 8,777 9,415 9,618 9,625 9,625 9,429
2 Minyak Goreng
- Minyak Curah 11,000 10,500 11,000 10,500 11,656 11,733 11,295 10,857 10,650 10,790 10,903 10,903 10,982
- Kemasan 13,000 12,000 12,500 13,000 13,633 13,340 13,487 13,533 12,873 20,253 20,407 20,407 14,869
3 Gula Pasir 13,500 13,000 13,000 13,000 13,144 13,020 12,973 12,780 12,622 12,867 12,833 12,833 12,964
4 Terigu 7,000 7,000 7,000 7,000 7,173 7,112 7,367 6,980 7,030 7,167 7,167 7,167 7,097
5 Daging
- Sapi 120,000 122,000 118,000 120,000 119,242 118,962 117,812 118,964 117,538 118,115 109,715 118,385 109,133
- Ayam Ras 34,000 33,000 34,000 35,000 33,680 34,080 32,580 33,517 33,707 33,067 33,867 33,867 33,697
6 Telur Ayam Ras 24,000 23,000 23,000 25,000 23,090 23,310 25,463 24,033 23,020 21,873 23,247 23,247 23,524
7 Cabe
- Cabe Merah 40,000 30,000 28,000 35,000 22,737 21,980 36,310 51,687 54,720 43,127 37,247 37,380 36,516
- Cabe Kriting 35,000 25,000 30,000 45,000 22,186 22,413 32,827 55,690 43,877 44,760 40,807 40,807 36,530
- Cabe Rawit 28,000 26,000 25,000 30,000 29,247 30,680 59,703 80,200 69,652 26,170 25,687 25,687 38,002
8 Bawang
- Merah 30,000 30,000 28,000 32,000 27,087 32,423 28,987 71,377 20,570 17,157 27,667 30,933 31,350
- Putih 28,000 27,000 24,000 30,000 43,820 32,957 33,740 30,390 30,373 25,223 26,073 26,073 29,804
9 Kacang
- Kacang Tanah 22,000 20,500 20,000 25,000 25,213 25,413 25,013 24,880 21,480 20,847 21,167 21,167 22,723
- Kacang Kedelai 12,000 13,000 14,000 12,000 12,250 12,229 11,779 11,913 12,386 12,264 12,250 12,250 10,594
10 Ubi Kayu 6,500 6,500 5,500 7,000 5,071 5,973 5,767 6,693 7,000 6,433 6,467 6,467 6,281
11 Ubi Jalar 6,500 7,000 7,000 7,000 5,933 6,517 6,357 6,187 6,980 6,900 6,900 6,900 6,681
12 Jagung 9,000 6,000 9,000 9,500 9,667 8,007 7,686 8,610 9,471 8,907 8,964 8,964 7,413
LAKIP DKP 2019 46
6. Kegiatan Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Penigkatan Mutu dan Keamanan
Pangan dialokasikan anggaran sebesar Rp. 50.000.000.00,- dengan indikator
kinerja uji laboratorium tambahan makanan berbahaya pada samapel komoditi
pangan segar pada Tahun 2019 target 10 komiditi/jenis bahan terealisasi 11
komiditi /jenis bahan pangan atau capaian kinerja 100% (katagori sangan baik)
Hasil yang dicapai dari 10 sampel pangan segar yang diambil pasar tradisional
setelah diuji laboratorium negativ tidak mengandung zat-zat berbahaya, hal ini
menunjukan produk pangan yang beredar dari hasil uji laboratoium terhadap
sampel pangan segar aman untuk dikonsumsi. adapun hasil uji laboratorium
sampel pangan segar diantaranya adalah :
1. Uji bahan pengawet formalin pada 10 jenis buah-buahan baik yang
berasal dari pasar swalayan maupun pasar tradsional, hasil analisa
menunjukan negative mengandung formalin.
2. Uji bahan pemutih Cholirin pada beras Ciherang dari pasar swalayan dan
pasar trdisonal hasilnya negative
3. Uji kandungan pestisida pada 10 jenis sayuran dan 10 jenis buah baik
yang berasal dari pasar swalayan mapupun pasar tradisional semuanya
negative mengandung residu pestisida
7. Kegiatan Penanganan Daerah Rawan Pangan
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Penanganan Daerah
Rawan Pangan biaya anggaran sebesar Rp. 54.000.000.00,- dengan indikator
kinerja jumlah bumil penerima pemberian makanan tambahan (PMT) pada
Tahun 2019 target jumlah penerima Pemberian Makanan Tambahan 35
bumil terealisasi 35 bumil atau capaian kinerja 100% (katagori sangan baik).
Keberhasilan capaian kinrja tersebut didukung tersedianya data
kewaspadaan pangan dan gizi ini merupakan bahan dalam menentukan calon
penerima dan calon lokasi penerima bantuan Pemberian Makanan Tambhan
(PMT) bagi ibu hamil di daerah rentan/rawan pangan di 31 wilayah
kecamatan.
LAKIP DKP 2019 47
8. Kegiatan Pengembangan Cadangan Pangan Daerah
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Cadangan
Pangan Daerah dialokasikan sebesar Rp. 156.000.000.00,- dengan target
indikator kinerja jumlah tonse cadangan pangan daerah di target 12 ton
teralisasi 12 ton atau capaian kinerja 100% (katagori sangan baik). Hasil yang
dicapai terealisasinya target indikator jumlah tonase cadangan pangan daearh
sebanyak 80 ton dengan persentase 70% diperoleh dari perhitungan
komulateif dari tahun sebelumnya (Tahun 2018 cadangan pangan daerah
sebanyak 68 ton atau 68%). Kondisi ini menunjukan tersedianya cadangan
pangan pemerintah daerah sampai dengan tahun 2019 sebanyak 80 ton
(80%) siap disalurkan untuk rumah tangga yang terkena bencana alam,
keadaan darurat atau daerah rentan pangan dalam memenuhi kebutuhan
konsumsi pangan selama 5 hari bagi 40.000 jiwa x 2 kg.
9. Kegiatan Rapat Kerja Dewan Ketahanan Pangan
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Rapat Kerja Deawan
Ketahanan Pangan dialokasikan sebesar Rp. 20.300.000.00,- dengan target
indikator kinerja jumlah rapat koordinasi sebanyak kali rakor teralisasi 1 kali
rakor atau capaian kinerja 100% (katagori sangan baik).
Hasil yang dicapai dengan telah terealisasinya target indikator rapat
koordinasi Dewan Ketahanan Pangan Tiingkat Kabupaten adalah
terwujudnya sinergitas kegiatan yang mendukung ketahanan pangan di
daerah baik program dan kegiatn antar provinsi dengan kabupaten maupun
antar SKPD lingkup Kabupaten Indramayu.
10. Kegiatan Pengembangan Wawasan Keamanan Pangan
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Pengembangan Wawasan
Keamanan Pangan dialokasikan sebesar Rp. 30.000.000.00,- dengan target
indikator kinerja jumlah peserta sosiailisasi keamanan pangan yang memahami
dan mampu menjawab 80% dengan pada Tahun 2019 ditarget 75 orang
terealisasi 75 peserta/orang atau capaian kinerja 100% (katagori sangan baik)
Hasil yang di capai bahwa sebanyak 75 orang peserta sosialisasi
pengembangan wawasan keamanan pangan dapat memahami materi yang
disampaikan serta mampu menjawab quesioner yang diberikan oleh nara
sumber. Kondisi ini menunjukan bertamabahnya pengetahuan perserta
LAKIP DKP 2019 48
sebanyak 75 orang paserta akan pentingnya menjaga mutu pangan hasil
pertanian (jenis pangan yang diproduksi)
11. Kegiatan Monitoring Lumbung Pangan Masyarakat
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Monitoring Lumbung Pangan
Masyarakat dialokasikan sebesar Rp. 30.000.000.00,- dengan indikator kinerja
jumlah kelembagaan pangan masyarakat yang memiliki stock gabah lebih dari 3
ton, pada Tahun 2019 ditarget 5poktan terrealisasi 5 poktan atau capaian kinerja
100%. (katagori sangat baik). Hasil yang di capai tersedianya cadangan pangan
yang kelola oleh masyarakat hal ini menunjukan berperannya kelembagaan
pangan masyrakat selain sebagai fungsi social dalam penyediaan cadangan
pangan masyarakat, juga berperan sebagai fungsi ekonomi bagi kesejahteraan
anggota dan masyarakat di sekitar desa. Dengan demikian kegiatan yang
dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan akuntabilitas kinerja
yang baik
12. Kegiatan Promosi/Desimenasi Ketahanan Pangan
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Promosi/Diseminasi
Ketahanan dialokasikan anggaran sebesar Rp. 275.000.000.00,- dengan
indikator kinerja jumlah pameran yang diikuti pada Tahun 2019 ditarget 2 kali
pameran terrealisasi 2 kali pameran atau capaian kinerja 100%. (katagori
sangat baik). Hasil yang di capai terselenggaranya pelaksanaaan peringatan
Hari Pangan Sedunia Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2019 di Kabupaten
Indramayu yang dikuti oleh 27 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten/Kota se
Jawa Barat dan keikut setaan dalam pameran pembangunan daerah tingkat
kabupaten dalam rangka penyerbaran informasi produk-produk unggulan
Kabupaten Indramayu ( produk pangan dan aneka olahan yang beragam,
bergizi, seimbang dan aman yang berbasis sumberdaya local) baik ditingkat
Kabupaten Indramayu maupun ditingkat Provinsi Jawa Barat.
13. Kegiatan Lomba Cipta Menu Berbasis Panan Lokal
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Lomba Cipta Menu Pangan
Berbasis Sumberdaya Lokal dialokasikan sebesar Rp. 66.375.000.00,- dengan
indikator kinerja jumlah peserta lomba cipta menu , pada Tahun 2019 ditarget 31
peserta terrealisasi 31 peserta atau capaian kinerja 100%. (katagori sangat baik).
Hasil yang di capai adanya aneka ragam pangan olahan yang bergizi, beragam,
LAKIP DKP 2019 49
seimbang dan aman berbasis sumberdaya lokal hal ini selain untuk memenuhi
kebutuhan keluaraga juga berperan sebagai fungsi ekonomi bagi kesejahteraan
anggota dan masyarakat di sekitar desa. Dengan demikian kegiatan yang
dilaksanakan secara umum yaitu dalam upaya meningktakan pemanfaatan
pangan berbasis sumberdaya local oleh masyarakat, sehingga tercapai tujuan
dari pelaksanaan kegiatan anatara lain adalah :
1. Mendorong penerapan konsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan
aman (B2SA) berbasis sumberdaya lokal melalui olahan pangan lokal.
2. Meningkatkan pemahaman masyarakat dalam penerapan prinsip pangan
berragaman, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya
lokal.
3. Mendorong krativitas dan inovasi dalam pengembangan olahan pangan yang
bernilai komersial.
14. Kegiatan Analisis Sistim Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG)
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Analisis Sistim Kewaspadaan
Pangan dan Gizi dialokasikan anggaran sebesar Rp. 45.000.000.00,- dengan
indikator kinerja terdeteksinya daerah rentan pangan tingkat kecamatan pada
Tahun 2019 target 31 daerah/kecamatan terealisasi 31 daerah/kecamatan atau
capaian kinerja 100% (katagori sangan baik). Hasil yang dicapai tersedia dan
tersusunya data daerah rentan pangan daan gizi bulanan di 31 kecamatan guna
memudahkan dalam pengambilan kebijakan dalam penyelesaian penangan
daerah rawan atau rentan pangan dan gizi setiap saat dan waktu, dengan hasil
terdeteksinya daerah retan/rawan pangan berdasarkan hasil pembobotan desa-
desa dikelompokan ke dalam 6 prioritas, yaitu : Prioritas 1 merupakan prioritas
utama yang menggambarkan tingkat kerentanan yang sangat tinggi, sedangkan
prioritas 6 merupakan prioritas yang relative tahan pangan. Dengan demikian
wilayah desa prioritas 1 memliki tingkat resiko kerentanan terhadap kerawanan
pangan yang lebih besar dibandingkan dengan wilayah desa laiinya sehingga
memerlukan penangan segera. Meskipun demikian , wilyah desa yang berada
pada prioritas 1 tidak berarti semua penduduknya berada dalam kondisi rawan
pangan juga sebaliknya wilayah desa pada prioritas 6 tidak semua penduduknya
tahan pangan. Data wilayah desa- desa yang berada pada prioritas 1 sampai
dengan prioritas 6 dari 317 desa/kelurahan dapat disajikan pada table berikut ini :
:
LAKIP DKP 2019 50
Tabel.25
Data Wilayah Rentan/Rawan Pangan (berdasarkan prioritas 1 s/d 6)
Pioritas Jumlah Desa
% Lokasi Keterangan
1 3 0,95 1 Desa Kec.Cantigi, 1 Desa Kec.Krangkeng dan 1 Desa Kec.Pasekan
Fokus lokasi penangnan kerentanan pangan di wilayah prioritas 1,2 dan 3
2 23 7,26 Lokasi 1 Desa (Kec Gantar,Cikedung, Terisi, Tukdana, Kertamaya, Sukagumiwang, Kndanghaur Lokasi 2 Desa (Kec.Cikedung, Cantigi, Losarang, Lokasi 3 desa (Krangkeng, dan Pasekan) Lokasi 5 Kec.Indramayu
3 32 10,1 Lokasi 1 desa (Kec.Haurgeulis, Cikedung, Terisi, Widasari, Juntinyuat, Jatibarang, Sliyeg, Sindang, Pasekan, Lohbener, Losarang, Kandanghaur, Sukra, dan Patrol. Lokasi 2 desa (Kec.Gantar, Bangodua, Balongan, Arahan, Lokasi 3 desa (Kec. Kerangkeng, dan Indramayu, Lokasi 4 Desa (Kec. Cantigi)
4 82 25,87 -
5 117 36,91 -
6 60 18,93 -
15. Kegiatan Pendampingan Usaha Pangan Masyarakat
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Pendampingan Usaha
Pangan Masyarakat dialokasikan sebesar Rp. 110.000.000.00,- dengan
indikator kinerja jumlah poktan yang dapat mensuplay ke Toko Tani Indonesia
(TTI) lebih dari 5 ton beras, pada Tahun 2018 ditarget 5 poktan terrealisasi 5
poktan atau capaian kinerja 100%. (katagori sangat baik). Hasil yang di capai
tersedianya cadangan pangan yang kelola oleh masyarakat sebagai salah satu
upaya dalam menjaga stabilitas harga, hal lain menunjukan berperannya
kelembagaan pangan masyrakat selain sebagai fungsi social dalam penyediaan
cadangan pangan masyarakat, juga berperan sebagai fungsi ekonomi bagi
kesejahteraan anggota dan masyarakat di sekitar desa. Dengan demikian
kegiatan yang dilaksanakan secara umum telah sesuai dan menunjukkan
akuntabilitas kinerja yang baik
16. Kegiatan Sosiialisasi Pangan Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman (B2SA)
Berbasis Sumberdaya Lokal
Untuk mewujudkan pelaksanaan kegiatan Sosialisasi Pangan Beragam,
Bergizi, Seimbang dan Aman Berbasis Sumberdaya Lokal dialokasikan anggaran
sebesar Rp. 30.000.000.00,-. Hasil yang dicapai dengan indikator kinerja jumlah
perserta sosialisasi B2SA yang memahami dan mampu menjawab 80% dengan
benar, pada Tahun 2018 ditarget 50 peserta, terealisasi 50 peserta atau capaian
kinerja 100% (katagori sangan baik). Keberhasilan ini ditunjang dengan
pengembangan metode sosialisasi, advokasi dan promosi diversifikasi konsumsi
LAKIP DKP 2019 51
pangan dan gizi kepada kelompok masyarakat sejak usia dini mulai dari usia anak
sekolah Taman Kanak – kanak (TK) sampai deangan ibu – ibu rumah tangga,
karena ibu – ibu adalah penyedia konsumsi bagi keluarganya. Tidak kalah
pentingnya juga pada masyarakat dengan agroklimat yang tergolong wilayah
lainnya (pedesaan) dimana pemahaman informasi tentang pentingnya kualitas
pangan belum dapat diadopsi secara merata;
B. AKUNTABILITAS KEUANGAN
Program dan kegiatan yang direalisasikan oleh Dinas Ketahanan Pangan
dalam rangka pencapaian sasaran strtegis meningkatnya ketahanan di daerah dengan
indikator kinerja skor pola pangan harapan (PPH) pada tahun 2018 dengan alokasi
anggaran pembangunan sebesar Rp. 1.085.875.000,- dan terealisasi sebesar Rp.
937.149.100,- atau 86,30%. Adapun rincian penggunaan anggaran pembangunan
sebagai berikut :
No
PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN
PAGU REALISASI
%
SISA
1 Pembinaan Keberhasilan Ketahanan Pangan
49.400.000 37.668.000 76,25 11.732.800
2 Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan
713.484.000 712.110.200 99,81 1.372.800
3 Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM)
30.300.000 24.643.000 81,33 6.657.000
4 Analisis dan Penyusunan Pola Konsumsi Suplay Pangan
72.501.000 72.281.000 99,70 5.505.000
5 Pemantauan dan Analisis Akses Pangan Masyarakat dan Harga Pangan Pokok
90.000.000 89.400.000 99,56 600.000
6 Peningkatan Mutu dan Keamanan Pangan
50.000.000 43.117.880 86,24 11.034.000
7 Penanangan Daerah Rawan Pangan
54.000.000 51.352..500 96,10, 2.647.500
8 Pengembangan Cadangan Pangan Daerah
164.000.000 152.520.000 93.00 11.480.000
9 Rapat Kerja Dewan Ketahanan Pangan
20.300.000 16.231.000 79,96 4.069.500
10 Pengembangan Wawasan Keamanan Pangan
30.000.000 25.668.000 85,56 4.3224.000
11 Monitoring Lumbung Pangan Masyarakat
30.000.000 30.000.000 100 0
12 Promosi/Diseminasi Keamanan Pangan
275.000.000 251.452.500 91,44 23.547.500
13 Analisi Sistim Kewaspaaan Pangan dan Gizi
45.000.000 42.157.000 93,68 2.843.000
14 Pendampingan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
75.000.000 75.000.000 100,00 0
15 Cipta Menu Berbasis Sumberdaya Lokal
66.375.000 64.911.000 97,79 1.464.000
16
Sosialisasi Pangan Bergizi, Beragaman, Seimbang dan Aman (B2SA) Berbasis Sumberdaya Lokal
134.000.000 133.266.000 99,45 734.000
Jumlah 1.085.875.000 937.149.100 80,30 176.746.022
LAKIP DKP 2019 52
C. Realisasi Anggaran
Tabel dibawah ini merupakan Alokasi per program pembangunan bidang
ketahanan pangan dari total anggaran Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu
(rutin dan pembangunan) untuk mengetahui persentase anggaran pada masing-masing
sasaran strategis dibandingkan dengan keseluruhan (total) anggaran (Belanja Langsung
ex Rutin + Pembangunan) pada Perangkat Daerah..
Tabel 26 Reaisasi Anggaran Tahun Anggaran 2019
No
PROGRAM PAGU REALISASI
%
SISA
1 Pelayanan Administrasi Perkantoran
336.125.000 320.999.678 95,50 15.125.322
2 Peningkatan Sarana Dan Prasarana Aparatur
288.860.000 285.155.300 98,72 3.704.400
3 Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur
28.650.000 28.650.000 100 -
4
Peningkatan Pngembangan Sistim an Perencanaan dan Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
42.490.000 33,299.900 78,37 9.190.100
5
Peningkatan Ketahanan Pangan 1.085.875.000 937.148.100 86,30 148.725.900
LAKIP DKP 2019 53
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DinasKetahanan Pangan Kabupaten Indramayu pada Tahun 2019 telah
melaksanakan program yang telah ditetapkan. Program yang diimplementasikan
melalui kegiatan yang prioritas sesuai Visi Misi yang telah diamanatkan dan secara
umum telah melaksanakan tugas dan kewenangannya sesuai dengan kemampuan
dana dan SDM yang tersedia.
Sebagai wujud pertanggungjawaban pelaksanaan Kinerja serta keuangan yang
telah dilaksanakan disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indrmayu Tahun 2019 dengan tujuan
untuk menyampaikan sejauh mana kualitas dan capaian kinerja sebagai evaluasi
kedalam sebagai Instansi Pemerintah.
Pada Tahun kedua pelaksanaan Renstra Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Indramayu Tahun 2016-2021 telah cukup banyak hasil yang dicapai namun sejalan
dengan hal tersebut cukup banyak pula permasalahan yang masih perlu terus
mendapatkan perhatian dan penyelesaian dalam rangka kearah yang lebih baik dan
bertanggungjawab melalui kinerja yang berkualitas.
Sebagaimana dijabarkan dalam Rencana Strategis Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Indramayu Tahun 2017-2021 terdapat 4 sasaran strategis strategis yang
kemudian pada awal pelaksanaan Renstra Tahun 2017 dituangkan dalam 4 Program
dan 28 kegiatan.
Capaian Kinerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu realisasi
keuangan sebesar 92,50%, dan capaian kinerja sasaran kegiatan kumulatif sebesar
121 %. Apabila dilihat dari persentase capaian kinerja kumulatif maka kinerja Dinas
ketahanan Pangan Kabupaten Indrmayu dikategorikan dengan baik dan berkualitas.
Secara umum, pelaksanaan program/kegiatan Tahun 2019 berdasarkan tugas
pokok dan fungsi Dinas Ketahanan pangan telah dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan yang terukur, namun demikian masih terdapat beberapa kendala dalam
pelaksanaan kegiatan terkait dengan proses pengelolaan dan penyelesaian
administrasi pencairan anggaran.
Disamping beberapa permasalahan yang muncul dalam evaluasi penerapan SAKIP
juga masih kurangnya ketertiban dari masing-masing Bidang teknis dalam melengkapi
dan menyusun dokumen-dokumen kinerja, sehingga pada waktunya dalam membuat
LAKIP terdapat kesulitan dalam penyusunannya.
LAKIP DKP 2019 54
Sebagai tindaklanjut dan upaya pemecahan masalah yang ada, dilakukan
penataan dan peningkatan kapasitas staf pelaksana untuk mmendukung kinerja,
terutama peningkatan pemahaman aparatur dilingkungan Dinas Ketahanan Pangan
kabupaten Indramayu secara berkelanjutan agar dapat menerapkan manajemen
kinerja dan keuangan, sehingga dapat diwujudkan Pemerintahan yang bersih, baik,
bertanggungjawab dan disertai Sumber Daya Manusia yang berkapabilitas tinggi.
B. SARAN - SARAN
Berdasarkan kesimpulan diatas diperlukan langkah-langkah pemecahan
permasalahan-permasalahan dalam rangka peningkatan kualitas penerapan SAKIP di
Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten indramayu dengan dirumuskan beberapa saran-
saran sebagai berikut :
1. Dibutuhkan komitmen dari seluruh jajaran baik dari unsur staf sampai dengan tingkat
yang lebih atasnya akan pentingnya penerapan SAKIP yang tertib dan berkualitas
agar pencapaian tujuan dan sasaran strategis dapat dilakukan dengan efektif dan
efisien dan berhasilguna.
2. Dilakukan upaya-upaya nyata untuk peningkatan pemahaman tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), serta kemampuan praktis dalam
menyusun dokumen-dokumen kinerja seperti memberikan pelatihan dan bimbingan
SAKIP secara komprehensif.
3. Kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di Instansi Pemerintah perlu
disinkronisasikan dan diharmonisasi agar terciptanya kejelasan arah dalam
penerapan SAKIP yang baik dan benar dijajaran Instansi Pemerintah.
Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Akuntabiltas Pemerintahan dari Dinas
Ketahanan Pangan Kabupaten Indramayu pada Tahun Anggaran 2018 mudah-
mudahan dapat bermanfaat dan dapat memberikan konstribusi dan dapat
memberikan timbal balik yang efektif bagi upaya perbaikan kinerja dimasa sekarang
dan yang akan datang.
.
Recommended