View
3
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
1
2019
KKP KELAS III MANOKWARICopyright2019
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJAKANTOR KESEHATAN PELABUHAN
KELAS III MANOKWARI
2
KATA PENGANTARPuji syukur kepada Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkah dan rahmat-Nya atas tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Manokwari Tahun 2018.
Dengan berakhirnya Tahun Anggaran 2018, dalam rangka melaksanakan
Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan Permenkes RI Nomor 2416/MENKES/PER/XII/2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan, Kantor
Kesehatan Pelabuhan Manokwari telah menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja sebagai
bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan Program Pengendalian dan Pencegahan
Penyakit Tahun 2018 dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan pada
Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015-2019 secara transparan dan akuntabel.
Di harapakan laporan ini bisa memberikan informasi secara utuh kepada
masyarakat dan semua pihak yang berkepentingan mengenai pencapaian kinerja Kantor
Kesehatan Pelabuhan Manokwari pada tahun 2018. Saya mengharapkan saran dan
masukan yang positif dari semua pihak dalam rangka peningkatan kinerja di masa yang
akan datang.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan Manokwari Tahun 2019
Manokwari, Januari 2019
Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan KelasIII Manokwari
Agung Ardyanto, SKM, MPHNIP 197406181998031002
3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Laporan Akuntabilitas Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Manokwari Tahun 2018
ini merupakan laporan pertanggung jawabkan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Manokwari dalam melaksanakan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tahun
2018 yang berorientasi kepada pencapaian tujuan dan sasaran kinerja Program
Pencegahan dan Pengendalian Penyakit sebagaimana telah ditetapkan dalam Rencana
Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019.
Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit memiliki sasaran menurunkan
angka kesakitan, kematian dan akibat penyakit dengan melaksankan 6 kegiatan, yaitu :
Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra, Pengendalian Penyakit
Menular Langsung, Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang,Penyehatan Lingkungan
dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular, serta Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan
Tugas Teknis Lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Sebagai indikator keberhasilan sasaran pelaksanaan Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit dilingkup Kantor Kesehatan Pelabuhan Manokwari telah ditetapkan
4 (empat) indikator kinerja sasaran kegiatan guna mendukung kinerja program Tahun 2018
– 2019. Pada dokumen Penetapan Kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Manokwari Tahun
2018 telah ditetapkan target dari 12 (dua belas) indikator kinerja kegiatan.
Capaian kinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari Tahun 2018
dalam melaksanakan Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit secara rata – rata
sebesar 121,04% namun apabila dibandingkan dengan capaian kinerja rata – rata Tahun
2017 sebesar 145%, maka capaian kinerja KKP Kelas III Manokwari sebesar 83,47%.
Capaian kinerja ini diperoleh dari hasil pengukuran 12 indikator sasaran : 1) Jumlah alat
angkut sesuai dengan standar kekarantinaan kesehatan; 2) Persentase respon sinyal
kewaspadaan dini (SKD) KLB dan bencana di wilayah layanan KKP; 3) Jumlah deteksi dini
dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit; 4) Jumlah pelayanan
kesehatan pada situasi khusus; 5) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai
kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah; 6) Jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan; 7) Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi; 8)
Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area; 9)
Jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular langsung; 10) Jumlah dokumen
dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya; 11) Jumlah peningkatan kapasitas SDM
bidang P2P; dan 12) Jumlah pengadaan sarana prasarana.
4
Kebijakan – kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Manokwari dalam
melaksanakan Program Pencegahan dan Pengendalian Lingkungan Tahun 2018 adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan pelaksanaan kekarantinaan;
2. Meningkatkan pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara;
3. Meningkatkan pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit
baru, dan penyakit yang muncul kembali;
4. Meningkatkan pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai
penyakit yang berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
5. Meningkatkan Pelaksanaan, fasilitas dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra
termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
6. Meningkatkan pelaksanaan, fasilitas, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
7. Meningkatkan pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
8. Meningkatkan pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9. Meningkatkan pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
10. Meningkatkan pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
11. Meningkatkan pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilans kesehatan pelabuhan;
12. Meningkatkan pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara;
13. Meningkatkan pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan.
Ada beberapa masalah yang dihadapi dalam pencapaian indikator, sbb :
1. Kondisi geografis terutama diwilayah kerja yang masih harus ditempuh dengan
menggunakan pesawat atau kapal;
2. Kurangnya sarana dan prasarana penunjang, baik di Induk maupun diwilayah kerja;
3. Terbatasnya SDM Kesehatan secara kuantitas dan kualitas;
4. Kurangnya koordinasi dengan lintas sektor dikarenakan pergantian pimpinan di instansi
terkait, sehingga menyebabkan pelaksanaan program kurang berjalan dengan baik;
5. Masih kurangnya dukungan anggaran, mengingat KKP Manokwari berada di provinsi
Papua Barat yang memiliki satuan biaya yang cukup besar.
5
Terhadap masalah – masalah yang dihadapi tersebut di atas, Kantor Kesehatan
Pelabuhan Manokwari akan melakukan upaya tindak lanjut.
Terhadap masalah – masalah yang dihadapi tersebut diatas, Kantor Kesehatan Pelabuhan
Manokwari akan melakukan upaya tindak lanjut sebagai berikut :
1. Memanfaatkan jalur komunikasi untuk menjangkau wilayah – wilayah sulit
2. Meningkatkan sarana dan prasarana melalui alokasi belanja modal pada RKAKL
3. Menambah jumlah pegawai yang mengikuti pelatihan dan tugas belajar
4. Meningkatkan advokasi dan sosialisasi Program Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan
Manokwari kepada Satker holder di pelabuhan, dan bandara
5. Meningkatkan usulan alokasi anggaran yang memadai guna mendukung pelaksanaan
operasional.
6
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................... iRINGKASAN EKSEKUTIF............................................................................. iiDAFTAR ISI ................................................................................................... viDAFTAR TABEL ............................................................................................ viiDAFTAR GRAFIK .......................................................................................... ixBAB I. PENDAHULIAN ............................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Maksud dan Tujuan .................................................................... 3
C. Tugas Pokok dan Fungsi ............................................................ 3
D. Sistematika Penulisan ................................................................ 4
BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA............................. 6A. Perencanaan Kinerja .................................................................. 6
1. Rencana Aksi Kegiatan Tahun 2015 – 2019 ......................... 6
2. Rencana Kinerja Tahunan .................................................... 10
B. Perjanjian Kinerja ....................................................................... 11
BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA............................................................ 13A. Pengukuran Kinerja ................................................................... 13
B. Analisa Pencapaian Kinerja........................................................ 14
C. Analisa Efisiensi Sumber Daya................................................... 56
D. Sumber Daya.............................................................................. 59
E. Perlengkapan ............................................................................. 64
BAB IV. SIMPULAN ...................................................................................... 66
7
DAFTAR TABEL
No Nama TabelTabel 1 Sasaran Kegiatan KKP Manokwari Tahun 2015 – 2019Tabel 2 Sasaran Kegiatan Revisi KKP Manokwari Tahun 2018 – 2019Tabel 3 Rencana Kinerja Tahunan KKP Manokwari Tahun 2018Tabel 4 Penetapan Kinerja KKP Manokwari Tahun 2018Tabel 5 Pengukuran Kinerja KKP Manokwari Tahun 2018Tabel 6 Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Jumlah Alat Angkut
yang Diperiksa sesuai Standar Kekarantinaan pada Tahun 2015 –2018
Tabel 7 Perbandingan Capaian Kinerja Persentase Sinyal SKD KLB diPelabuhan/Bandara yang Direspon Kurang dari 24 Jam KKPManokwari Tahun 2015 – 2018
Tabel 8 Capaian Indikator Jumlah Deteksi Dini dalam Rangka CegahTangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit di KKP Manokwari Tahun2015 – 2018
Tabel 9 Capaian Indikator Jumlah Deteksi Dini dalam Rangka CegahTangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit berdasarkan Variabel diKKP Manokwari Tahun 2015 – 2018
Tabel 10 Capaian Indikator jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yangmempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan dalam PenanggulanganKedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Berpotensi WabahTahun 2015 – 2018
Tabel 11 Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja JumlahSertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah yangDiterbitkan KKP Manokwari Tahun 2015 – 2018
Tabel 12 Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja ProsentaseJumlah Pebuhan/Bandara/PLBD yang Memenuhi Syarat pada KKPManokwari Tahun 2015 – 2018
Tabel 13 Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja PersentaseJumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD Bebas Vektor di WilayahPerimeter dan Buffer Area Tahun 2015 – 2018
Tabel 14 Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja Jumlah Orangyang Melakukan Screening Penyakit Menular Langsung di KKPManokwari Tahun 2015 – 2018
Tabel 15 Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja JumlahDokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di KKPManokwari Tahun 2015 – 2018
Tabel 16 Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja JumlahPeningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P KKP Manokwari Tahun2015 – 2018
Tabel 17 Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja JumlahPengadaan Sarana Prasarana KKP Manokwari Tahun 2015 – 2018
Tabel 18 Jumlah Aset KKP Manokwari Per 31 Desember 2017 dan 2018
8
BAB IPENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANGKesehatan merupakan hak asasi manusia sebagaimana secara tegas
diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pada pasal 28H bahwa setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkunganhidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
Pembangunan kesehatan merupakan cermin indikator utama
keberhasilanpembangunan Bangsa Indonesia, hal ini mengingat Human Development
Index(HDI), Indeks Pembangunan Masyarakat (IPM), serta Indeks Kemiskinan
Manusia(IKM) sangat dipengaruhi oleh keberhasilan pembangunan kesehatan.
Bahkan dalamskala global, pentingnya kesehatan masyarakat juga telah diangkat
sebagai faktorutama dalam memenuhi hak dasar manusia di dunia serta menjadi target
utamadalam menjamin terwujudnya kesejahteraan, pembangunan masyarakat dan
bangsasebagaimana termuat dalam deklarasi Millenium Development Goals (MDGs).
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dankemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan
kesehatandiselenggarakan dengan berdasarkan pada perikemanusiaan,
pemberdayaan dankemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan dan manfaat
dengan perhatiankhusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia,
dan keluargamiskin.
Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang
Kesehatan(RPJPK) 2005-2025 tahapan kedua (2015-2019), kondisi pembangunan
kesehatandiharapkan telah mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang
ditunjukkandengan membaiknya berbagai indikator pembangunan sumber daya
manusia, sepertimeningkatnya derajat kesehatan dan status kesehatan gizi
masyarakat,meningkatnya kesehatan gender, meningkatnya tumbuh kembang
optimal,kesejahteraan dan perlindungan anak, terkendalinya jumlah dan laju
pertumbuhanpenduduk, serta menurunnya kesenjangan antar individu, antar
kelompok, dan antardaerah.
Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional(RPJMN) Tahun 2015-2019 dengan Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun
2010,dimana Pembangunan Kesehatan sebagai bagian integral dari
pembangunannasional tercantum dalam Bab II yaitu Bidang Pembangunan Sosial
Budaya danKehidupan Beragama.
9
Menindaklanjuti Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tersebut di atas, dan
dalamrangka melaksanakan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentangSistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan
sebagai salah satu pelaku pembangunan kesehatan telah menyusun Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan
SK Menkes No.021/MENKES/SK/1/2011. Renstra Kementerian Kesehatan merupakan
dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung oleh Kementerian
Kesehatan maupun dengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu
tahun 2015-2019.
Sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (SAKIP) dibangun dalam
rangka upaya mewujudkan good governance ‘tata kelola pemerintahan yang baik’dan
sekaligus result oriented government ‘pemerintah yang berorentasi pada
output/outcome’. SAKIP merupakan sebuah system dengan (Performance-base
Management) pendekatan manajemen berbasis kinerja untuk penyediaan informasi
kinerja guna pengelolaan kinerja. Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan
pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab,
serta sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintahan yang baik, maka
perlu disusun laporan akuntabilitas pada setiap akhir tahun.
Pelabuhan, Bandara dan Pos Lintas Batas Darat (PLBD) merupakan pintu
gerbang negara yang berperan sebagai kontak pertama dengan dunia luar dan
merupakan etalase dari suatu wilayah negara. Pelabuhan, Bandara dan PLBD tidak
hanya berfungsi sebagai pintu keluar masuknya barang, alat angkut, jasa dan manusia
tetapi sudah berkembang menjadi sentra-sentra industri yang menyerap banyak
tenaga kerja, pusat perdagangan, tempat wisata dan tempat umum lainnya. Beragam
permasalahan yang timbul sebagai dampak dari peran pelabuhan, bandara dan PLBD
yang demikian penting dalam tatanan ekonomi dan peradaban manusia. Dengan
banyaknya orang yang terlibat didalam aktivitas di Pelabuhan, Bandara dan PLBD,
maka merupakan risiko mudah terjadinya penyebaran penyakit menular dari satu orang
kepada orang lain dan/atau dari suatu daerah ke daerah lainnya, bahkan antar negara.
Oleh karena itu peran Kantor Kesehatan Pelabuhan sangat penting dalam
melakukan cegah tangkal penyakit. Sebagai garda terdepan dari Kementerian
Kesehatan untuk menangkal masuknya penyakit dari luar negeri dan mencegah
keluarnya penyakit ke negara lain sebagai suatu kewajiban dalam mengamankan
jalannya lalu lintas internasional. Di samping melakukan cegah tangkal penyakit KKP
juga berkewajiban untuk mengendalikan/menghilangkan faktor risiko kesehatan yang
muncul sebagai dampak dari pengembangan fungsi pelabuhan, bandara dan PLBD.
10
LAKIP Kantor KKP Manokwari disusun dengan mengacu pada Permenkes
Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk PelaksanaanPenetapan Kinerja
dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian Kesehatan.
B. MAKSUD DAN TUJUANLaporan Akuntabilitas Kinerja KKP Manokwari Tahun 2017 merupakan bentuk
pertanggungjawaban secara tertulis kepada Direktur Jenderal Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit atas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi KKP Manokwari
Tahun 2015 sebagaimana telah dirumuskan dalam Rencana Aksi Kegiatan 2015 –
2019.
C. TUGAS POKOK DAN FUNGSIBerdasarkan Permenkes Nomor 356/Menkes/PER/IV/2008 jo. Nomor
2348/MENKES/PER/XI/2011, tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor
Kesehatan PelabuhanKKP Manokwarimelaksanakan pencegahan masuk dan
keluarnya penyakit Karantina dan penyakit menular potensial wabah, kekarantinaan,
pelayanan kesehatan terbatas di wilker Pelabuhan/Bandara dan Lintas Batas serta
pengendalian dampak kesehatan lingkungan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut KKP Manokwari menyelenggarakan fungsi :
1. Pelaksanaan kekarantinaan;
2. Pelaksanaan pelayanan kesehatan;
3. Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara;
4. Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru,
dan penyakit yang muncul kembali;
5. Pelaksanaan pengamanan radiasi pengion dan non pengion, biologi, dan kimia;
6. Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional, dan internasional;
7. Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan
matra termasuk penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk;
8. Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja di lingkungan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
9. Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) ekspor dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor;
11
10. Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya;
11. Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
12. Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
13. Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara;
14. Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan
surveilans kesehatan pelabuhan;
15. Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara;
16. Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.
Adapun Struktur Organisasi Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari terdiri
dari:
D. SISTEMATIKA PENULISANSistematika penulisan Laporan Akuntabilitas Kinerja KKP Manokwariterdiri dari :
1. Kata Pengantar
2. Ikhtisar Eksekutif
KEPALA KANTORAgung Ardyanto, S.KM,
M.PHSUB BAGIAN TATA USAHA
‘-
SEKSI PENGENDALIAN KARANTINADAN SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
Agung Budijono, SKM, MKM
SEKSI PENGENDALIAN RISIKO LINGKUNGANDAN KESEHATAN LINTAS WILAYAH
Trianta Wati, SKM, M. Kes
WILKER BANDARA RENDANIMuhamad Ibrahim, SKM
WILKER BABOTitus Tandi, AMK
WILKER TELUK BINTUNIAgi Gunawan, AMKL
WILKER WASIORIrmawati Sombolayuk, SKM
KELOMPOKJABFUNG
INSTALASI
12
3. Daftar Isi
4. BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang penulisan laporan, maksud dantujuan
penulisan, tugas pokok dan fungsi KKP Manokwari serta sistematikapenulisan
laporan.
5. BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
Bab ini menguraikan beberapa hal penting dalam perencanaan dan perjanjian
kinerja KKP Manokwari pada tahun 2019, meliputi :
A. Perencanaan Kinerja:
Uraian singkat tentang Rencana Aksi Kegiatan 2015-2019 dan RencanaKinerja
Tahunan (RKT) KKP Manokwari Tahun 2019.
B. Perjanjian Kinerja :
Uraian singkat tentang Penetapan Kinerja KKP Manokwari Tahun 2019.
6. BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA
Pada bagian ini disajikan hasil pengukuran dan analisis pencapaian kinerja yangdi
dalamnya menjelaskan analisis per inidikator dengan mengungkapkankegiatan-
kegiatan yang terkait langsung dengan indikator maupun yang bersifatpendukung,
termasuk di dalamnya menguraikan secara sistematis keberhasilandan kegagalan,
hambatan/kendala, permasalahan yang dihadapi serta usulanpemecahan masalah
yang akan diambil.
Pada bagian ini disajikan juga beberapa sumber daya yang mendukung
dalampencapaian kinerja, seperti Sumber Daya Manusia, Sumber Daya
Anggaran,Sumber Daya Sarana dan Prasarana.
7. BAB IV. SIMPULAN
Mengemukakan tinjauan secara umum tentang keberhasilan dan
kegagalan,permasalahan dan kendala utama yang terkait dengan pencapaian
kinerja KKP Manokwari serta strategi pemecahan masalah yang akan dilaksanakan
di tahunmendatang.
8. LAMPIRAN-LAMPIRAN
Pernyataan Penetapan Kinerja
Form Penetapan Kinerja
Form Rencana Kinerja Tahunan (RKT)
Form Pengukuran Kinerja (PK)
13
BAB IIPERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA
A. PERENCANAAN KINERJAPerencanaan Kinerja merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai selama kurun waktu satu sampai dengan lima tahun secara sistematis dan
berkesinambungan dengan memperhitungkan potensi, peluang dan kendala yang ada
atau yang mungkin timbul. Dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(SAKIP), perencanaan kinerja instansi pemerintah terdiri atas tiga instrumen yaitu :
Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan perencanaan 5 tahunan, Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK).
1. Rencana Aksi Kegiatan (RAK) Tahun 2015-2019Sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
SistemPerencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Kesehatan sebagai
salahsatu pelaku pembangunan nasional telah menyusun Rencana
StrategisKementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang merupakan
dokumenperencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunankesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan
maupundengan mendorong peran aktif masyarakat untuk kurun waktu tahun 2015-
2019.
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 menetapkan
5 program teknis yang salah satunya adalah Program Pengendalian Penyakit
danPenyehatan Lingkungan.Menindaklanjuti Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2015-2019,sebagai bentuk perencanaan strategis yang lebih
operasional maka Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah menyusun
Rencana Aksi Program Tahun 2015-2019 yang memuat visi, misi, tujuan, dan
sasaran serta arah kebijakan dan strategi yang menjadi pedoman dalam
menetapkan Rencana Kinerja Tahunan (RKT) pada tahun 2015 hingga tahun 2019.
Sedangkan KKP Manokwari sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Ditjen
P2P juga menetapkan Rencana Aksi Kegiatan yang sejalan dengan arah dan
kebijakan dalam Renstra Kementerian Kesehatan maupun Rencana Aksi Program
Ditjen P2P.
Penjabaran visi, misi, tujuan, dan sasaran, serta arah kebijakan danstrategi
KKP Manokwari adalah sebagai berikut:
14
a. Nawa Cita
Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas
pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan
kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia
Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah
seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang
disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.
b. Tujuan dan Sasaran1) Tujuan
Tujuan Kementerian Kesehatan adalah terselenggaranya pembangunan
kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Sejalan dengan tujuan Kementerian Kesehatan, maka tujuan Kantor
Kesehatan Pelabuhan Manokwari adalah mewujudkan pelabuhan danbandar udara sehat melalui upaya cegah tangkal penyakit potensialwabah/PHEIC, pengendalian faktor risiko penyakit/lingkungan danpelayanan kesehatan dalam rangka mencapai derajat kesehatanmasyarakat yang setinggi-tingginya melalui :
a) Pelaksanaan Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi
b) Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan
c) Pelaksanaan Kesehatan Lintas Wilayah
d) Pelaksanaan Dukungan Administrasi dan Manajemen
2) SasaranSasaran KKP Manokwari Tahun 2015-2019 adalah menurunnya angka
kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit, dengan indikator kinerja
sasaran sebagai berikut:
15
Tabel 1.Sasaran Kegiatan KKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
Sasaran Indikator
Target
2015 2016 2017 2018 2019
Menurunkan angka kesakitan akibatpenyakit yang dapat dicegahdengan imunisasi peningkatansurveilans, karantina kesehatan dankesehatan Matra
1. Persentase sinyal kewaspadaan diniyangdirespon
60 70 75 80 90
2. Persentase alat angkut sesuaidengan standar kekarantinaankesehatan
100 100 100 100 100
3. Persentase pelabuhan / bandara /PLBD yang melaksanakan kebijakankesiapsiagaan dalampenangulangan kedaruratankesehatan masyarakat yangberpotensi wabah sebesar 100%
20 40 40 80 100
Meningkatkan pencegahan danpenangulangan penyakit bersumberbinatang
4. Persentase pelabuhan/ bandarayang melakukan pengendalianvector terpadu
50 60 70 80 100
Menurunkan angka kesakitan dankematian akibat penyakit menularlangsung
5. Persentase pelabuhan/ Bandarayang melaksanakan kegiatan deteksidini penyakit menular langsung
60 80 90 100 100
Menurunnya angka kesehatan dankematian akibat penyakit tidakmenular, meningkatnyapencegahan dan penanggulanganpenyakit tidak menular
6. Persentase Pelabuhan/ bandarayang melaksanakan kegiatanskrining penyakit tidak menular(PTM)
100 100 100 100 100
Meningkatnya penyehatan danpengawasan kualitas lingkungan
7. Persentase Tempat Pengolahanmakanan (TPM) yang memenuhisyarat kesehatan
10 10 15 30 32
8. Persentase Tempat – tempat Umum(TTU) yang memenuhi syaratkesehatan
20 30 40 50 58
9. Persentase sarana air minum yangdilakukan pengawasan 50 50 50 50 50
10. Persentase pelabuhan/ Bandara sehat 20 20 40 80 100
Meningkatnya DukunganManajemen dan Pelaksanaan tugasTeknis Lainnya pada ProgramPencegahan dan PengendalianPenyakit
11. Persentase layanan administrasikepegawaian 100 100 100 100 100
12. Persentase layanan ketatausahaandan gaji 100 100 100 100 100
13. Persentase layanankerumahtanggaan dan pengelolaanBMN
100 100 100 100 100
14. Persentase penyusunan laporankeuangan yang tepat waktu sesuaidengan ketentuan - ketentuan
70 80 90 100 100
15. Persentase penyusunan laporanrealisasi penggunaan PNBP yangsesuai dengan aturan yang berlaku
40 60 70 80 100
16. Persentase penyusunan Dokumenperbendaharaan sesuai ketentuanyang berlaku
100 100 100 100 100
17. Persentase wilayah kerja yangmemiliki asset tanah milik Kemenkes 40 60 60 80 80
18. Persentase Wilayah Kerja yangmemiliki gedung milik Kemenkes 40 40 60 60 80
19. Persentase kepemilikan fasilitaspendukung perkantoran 40 40 60 60 70
Sasaran Kegiatan KKP Manokwari untuk periode tahun anggaran 2018 sampai 2019
mengalami perubahan ata revisi sesuai dengan kesepakatan bersama pertemuan Kepala
Kantor KKP dan BTKL se Indonesia yang berlangsung di Bandung dimana Sasaran
Kegiatan KKP merupakan turunan dari Sasaran Kegiatan Eselon I yang tertuang dalam
16
Revisi Rencana Aksi Program Ditjen P2P. Adapun Sasaran Kinerja KKP Manokwari Tahun
2018- 2019 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.Sasaran Kegiatan Revisi KKP Manokwari Tahun 2018– 2019
NOSASARAN
STRATEGISINDIKATOR KINERJA
TARGET
2018 2019
1 Kabupaten/kota yangmelakukan pemantauankasus penyakit berpotensikejadian luar biasa (KLB)dan melakukan responpenanggulangan terhadapsinyal KLB untukmencegah terjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai denganstandar kekarantinaan kesehatan 120
Sertifikat
5450
Sertifikat
2. Persentase respon SinyalKewaspadaan Dini (SKD), KLB danbencana di wilayah layanan KKP
80 %100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangkacegah tangkal masuk dan keluarnyapenyakit
4440Sertifikat
3710
Sertifikat
4. Jumlah pelayanan kesehatan padasituasi khusus
5Layanan
5 Layanan
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDyang mempunyai kebijakankesiapsiagaan dalam penanggulangankedaruratan kesehatan masyarakatyang berpotensi wabah
2Pelabuhan/ Bandara
4
Pelabuhan/
Bandara
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanankesehatan lintas wilayah yangditerbitkan
2638Sertifikat
2650
Sertifikat
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDyang memenuhi syarat-syarat sanitasi 2
Pelabuhan/ Bandara
2
Pelabuhan
/ Bandara
2 Meningkatnya pencegahandan pengendalian penyakittular vector dan zoonotic
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDbebas vektor pada wilayah perimeterdan buffer area
1Pelabuhan/ Bandara
1
Pelabuhan
/ Bandara
3 Menurunnya penyakitmenular langsung
9. Jumlah orang yang melakukanskrining penyakit menular langsung 280 Orang
600 orang
4 Meningkatnya DukunganManajemen danPelaksanaan Tugas TeknisLainnya Pada ProgramPencegahan danPengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukunganmanajemen dan tugas teknis lainnya 40
Dokumen
40
Dokumen
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDMbidang P2P
11Pelatihan
9 Pelatihan
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana8 Unit
36 unit
c. ARAH KEBIJAKANArah kebijakan Kantor Kesehatan Pelabuhan Manokwari dalam
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di pintu gerbang negara
17
didasarkan pada arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan yang
merupakan penjabaran dari arah kebijakan dan strategi nasional sebagaimana
yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015-2019, dan Rencana Aksi Program P2P 2015-2019 yaitu:
1. Peningkatan Pelaksanaan Kekarantinaan dan Surveilans Epidemiologi
2. Peningkatan Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan
3. Peningkatan Pelaksanaan Kesehatan Lintas Wilayah
4. Peningkatan Pelaksanaan Dukungan Administrasi dan Manajemen
d. STRATEGIBerdasarkan arah kebijakan dalam pengelolaan kegiatan cegah tangkal
penyakit di pintu gerbang negara, dikembangkan strategi sebagai berikut:
1) Meningkatkan Surveilans Epidemiologi;
2) Meningkatkan Pengendalian Faktor Risiko Lingkungan;
3) Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Terbatas;
4) Mengembangkan Jejaring Kerja dan Kemitraan;
5) Mengembangkan Sarana dan Prasarana;
6) Mengembangkan Sumber Daya Manusia;
7) Mengembangkan pembiayaan;
8) Melaksanakan bimbingan teknis, monitoring dan evaluasi
2. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)Rencana Kinerja Tahunan merupakan proses penetapan tahunan
indikatorkinerja berdasarkan program, kebijakan dan sasaran yang telah
ditetapkandalam rencana aksi kegiatan.
Rencana Kinerja Tahunan KKP Manokwari Tahun 2018 disusun
berdasarkan sasaran pada Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
beserta target indikator sasaran Tahun 2018 sebagaimana telah ditetapkan dalam
Rencana Aksi Kegiatan KKP Manokwari Tahun 2015-2019 yang telah direvisi pada
Desember 2017 dengan sasaran dan indikator kegiatan yang sudah disesuaikan
dengan sasaran strategis Rencana Aksi Program Ditjen P2P Kementerian
Kesehatan. Rencana Kinerja Tahunan KKP Manokwari Tahun 2018 adalah sebagai
berikut :
18
19
Tabel 3.Rencana Kinerja Tahunan KKP Manokwari Tahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET(1) (2) (3) (4)1 Kabupaten/kota yang
melakukan pemantauankasus penyakit berpotensikejadian luar biasa (KLB)dan melakukan responpenanggulangan terhadapsinyal KLB untuk mencegahterjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai denganstandar kekarantinaan kesehatan 5450 Sertifikat
2. Persentase respon SinyalKewaspadaan Dini (SKD), KLBdan bencana di wilayah layananKKP
100%
3. Jumlah deteksi dini dalam rangkacegah tangkal masuk dankeluarnya penyakit
3710 Sertifikat
4. Jumlah pelayanan kesehatan padasituasi khusus 5 Layanan
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDyang mempunyai kebijakankesiapsiagaan dalampenanggulangan kedaruratankesehatan masyarakat yangberpotensi wabah
4 Pelabuhan/Bandara
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanankesehatan lintas wilayah yangditerbitkan
2650 Sertifikat
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDyang memenuhi syarat-syaratsanitasi
2 Pelabuhan /Bandara
2 Meningkatnya pencegahandan pengendalian penyakittular vector dan zoonotic
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDbebas vektor pada wilayahperimeter dan buffer area
1 Pelabuhan /Bandara
3 Menurunnya penyakitmenular langsung
9. Jumlah orang yang melakukanskrining penyakit menularlangsung
600 orang
4 Meningkatnya DukunganManajemen danPelaksanaan Tugas TeknisLainnya Pada ProgramPencegahan danPengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukunganmanajemen dan tugas teknislainnya
40 Dokumen
11. Jumlah peningkatan kapasitasSDM bidang P2P 9 Pelatihan
12. Jumlah pengadaan saranaprasarana 36 unit
B. PERJANJIAN KINERJAPerjanjian Kinerja atau Penetapan Kinerja KKP Manokwari merupakan
dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja Kepala KKP
Manokwari kepada Direktur Jenderal P2P untuk mewujudkan target-target kinerja
sasaran KKP Manokwari pada Tahun 2019. Penetapan Kinerja KKP Manokwari
disusun berdasar dokumen Rencana Aksi Kegiatan KKP Manokwari Tahun 2015-2019
yang telah mengalami revisi sebanyak satu kali dan ditetapkan pada Desember 2017.
Rencana Kinerja Tahunan ( RKT ) ditetapkan setiap awal tahun kemudian dirumuskan
menjadi Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan dianggarkan dalam DIPA dan RKA-
KLTahun 2017. Penetapan Kinerja KKP Manokwari Tahun 2019 telah disusun,
didokumentasikan dan ditetapkan oleh KKP Manokwari pada akhir tahun 2017 setelah
turunnya DIPA dan RKA-KL Tahun 2019. Target-target kinerja sasaran program yang
20
ingin dicapai KKPManokwari dalam dokumen Penetapan Kinerja KKP Manokwari
Tahun 2019, adalah sebagai berikut:
Tabel 4.Penetapan Kinerja KKP Manokwari Tahun 2019
NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET(1) (2) (3) Fisik %1 Kabupaten/kota yang
melakukan pemantauankasus penyakit berpotensikejadian luar biasa (KLB)dan melakukan responpenanggulangan terhadapsinyal KLB untuk mencegahterjadinya KLB
1. Jumlah alat angkut sesuai denganstandar kekarantinaan kesehatan
5450Sertifikat 100
2. Persentase respon SinyalKewaspadaan Dini (SKD), KLB danbencana di wilayah layanan KKP
100% 80
3. Jumlah deteksi dini dalam rangkacegah tangkal masuk dan keluarnyapenyakit
3710Sertifikat 100
4. Jumlah pelayanan kesehatan padasituasi khusus 5 Layanan 100
5. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yangmempunyai kebijakan kesiapsiagaandalam penanggulangan kedaruratankesehatan masyarakat yang berpotensiwabah
4Pelabuhan/ Bandara
100
6. Jumlah sertifikat/surat ijin layanankesehatan lintas wilayah yangditerbitkan
2650Sertifikat 100
7. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yangmemenuhi syarat-syarat sanitasi
2Pelabuhan/ Bandara
40
2 Meningkatnya pencegahandan pengendalian penyakittular vector dan zoonotic
8. Jumlah pelabuhan/bandara/PLBDbebas vektor pada wilayah perimeterdan buffer area
1Pelabuhan/ Bandara
20
3 Menurunnya penyakitmenular langsung
9. Jumlah orang yang melakukan skriningpenyakit menular langsung 600 orang 100
4 Meningkatnya DukunganManajemen danPelaksanaan Tugas TeknisLainnya Pada ProgramPencegahan danPengendalian Penyakit
10. Jumlah dokumen dukunganmanajemen dan tugas teknis lainnya
40Dokumen 100
11. Jumlah peningkatan kapasitas SDMbidang P2P 9 Pelatihan 100
12. Jumlah pengadaan sarana prasarana36 unit 100
21
BAB IIIAKUNTABILITAS KINERJA
A. PENGUKURAN KINERJAKinerja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas III Manokwari disusun
berdasarkan data akuntabilitas dari 1 Sub Bagian Tata Usaha dan 2 Seksi, yaitu (1).
Seksi Pengendalian Karantina dan Surveilans Epidemiologi (2). Seksi Pengendalian
Risiko Lingkungan dan Kesehatan Lintas Wilayah dilaksanakan mulai tanggal 1
Januari 2019 s/d 31 Desember 2019.
Disamping itu LAKIP KKP Manokwari merupakan gambaran pencapaian
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 2348/MENKES/PER/XI/2011 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor Nomor 356/MENKES/PER/IV/2008 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan yaitu mencegah masuk/keluarnya penyakit
karantina dan menular potensial wabah dari/ke Indonesia.
Penjabaran lebih lanjut dari tugas pokok dan fungsi tersebut di atas
dilaksanakan dengan kegiatan pemeriksaan/pengawasan, pembinaan/evaluasi,
pelatihan teknis, dan didukung oleh kegiatan kerumah tanggaan. Di bawah ini akan
disampaikan hasil pengukuran kinerja dari masing masing indikator kinerja sebagai
berikut:
Tabel 5.Pengukuran Kinerja KKP Manokwari Tahun 2019
NO SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN
Fisik % Fisik %1 Kabupaten/kota
yang melakukanpemantauankasus penyakitberpotensikejadian luarbiasa (KLB) danmelakukanresponpenanggulanganterhadap sinyalKLB untukmencegahterjadinya KLB
1. Jumlah alat angkutsesuai dengan standarkekarantinaan kesehatan
5450Sertifikat 100 5963
sertifikat 109,41
2. Persentase respon SinyalKewaspadaan Dini(SKD), KLB dan bencanadi wilayah layanan KKP
100% 80 92,66 115,82
3. Jumlah deteksi dini dalamrangka cegah tangkalmasuk dan keluarnyapenyakit
3710Sertifikat 100 2773
Sertifikat 74,74
4. Jumlah pelayanankesehatan pada situasikhusus
5 Layanan 100 5 Layanan 100
5. Jumlahpelabuhan/bandara/PLBDyang mempunyaikebijakan kesiapsiagaandalam penanggulangankedaruratan kesehatanmasyarakat yangberpotensi wabah
4Pelabuhan/
Bandara100
5Pelabuhan/ Bandara
125
6. Jumlah sertifikat/surat ijinlayanan kesehatan lintaswilayah yang diterbitkan
2650Sertifikat 100 2746
Sertifikat 103,63
22
NO SASARANSTRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET CAPAIAN
Fisik % Fisik %7. Jumlah
pelabuhan/bandara/PLBDyang memenuhi syarat-syarat sanitasi
2Pelabuhan/ Bandara
402
Pelabuhan/ Bandara
40
2 Meningkatnyapencegahan danpengendalianpenyakit tularvector danzoonotic
8. Jumlahpelabuhan/bandara/PLBDbebas vektor padawilayah perimeter danbuffer area
1Pelabuhan/ Bandara
201
Pelabuhan/ Bandara
20
3 Menurunnyapenyakit menularlangsung
9. Jumlah orang yangmelakukan skriningpenyakit menularlangsung
600 orang 100 1052orang 175,33
4 MeningkatnyaDukunganManajemen danPelaksanaanTugas TeknisLainnya PadaProgramPencegahan danPengendalianPenyakit
10. Jumlah dokumendukungan manajemendan tugas teknis lainnya
40Dokumen 100 50
dokumen 125
11. Jumlah peningkatankapasitas SDM bidangP2P
9Pelatihan 100 14
Pelatihan 155
12. Jumlah pengadaansarana prasarana
36 unit 100 36 Unit 100
B. ANALISA PENCAPAIAN KINERJA1. Jumlah Alat Angkut Sesuai Dengan Standar Kekarantinaan Kesehatan
a. PengertianSemua alat angkut yang masuk ke wilayah kerja KKP Manokwari yang
ditetapkan dalam Status Karantina kemudian dilakukan pemeriksaan faktor
Risiko kesehatan alat angkut dan angkutannya sesuai dengan standar
kekarantinaan yang telah ditetapkan oleh IHR 2005.
b. Definisi OperasionalJumlah pengawasan dan pemeriksaan dokumen kesehatan alat angkut sesuai
dengan standar kekarantinaan Kesehatan yang meliputi PHQC, SSCEC, P3K
dalam periode satu tahun.
c. Cara PerhitunganAkumulasi jumlah hasil pengawasan sertifikat/dokumen kesehatan PHQC,
SSCEC, dan P3K dalam satu tahun.
d. Capaian IndikatorCapaian indikator prosentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar
kekarantinaan pada tahun 2019 melampaui dari target yang direncanakan yaitu
23
sebesar 109,41%. Jika dibandingkan dengan dengan capaian 2018 yang
sebesar 117,31% maka pada tahun 2019 mengalami penurunan prestasi kerja
sebesar 6,73%. Namun tetap masih di atas target yang telah ditentukan.
Apabila dibandingkan dengan 4 tahun sebelumnya maka didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 6Perbandingan Capaian Hasil Kerja
Indikator Jumlah Alat Angkut yang Diperiksasesuai Standar Kekarantinaan pada Tahun 2015 – 2019
NO Indikator Capaian Kinerja ( % )2015 2016 2017 2018 2019
1. Persentase alat angkut yangdiperiksa sesuai standarkekarantinaan pada tahun2015 - 2019
100 88,33 104 117,31 109,41
Kondisi tersebut dapat diperjelas dalam grafik adalah sebagai berikut :
Grafik 1Perbandingan Capaian Hasil Kerja
Indikator Jumlah Alat Angkut yang Diperiksasesuai Standar Kekarantinaan pada Tahun 2015 – 2019
Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan alat angkut sesuai standar
kekarantinaan yang dilakukan pada seluruh alat angkut dalam status karantina
sebagai upaya untuk mencegah dan menangkal masuk keluarnya penyakit –
peyakit atau masalah kesehatan yang menjadi kedaruratan kesehatan masyarakat
secara internasional, termasuk penyakit infeksi emerging.
100
88,33
104
117,31
0
20
40
60
80
100
120
140
2015 2016 2017 2018
Prosentase Capaian Kinerja Linear (Prosentase Capaian Kinerja)
24
Capaian kinerja prosentase alat angkut yang diperiksa sesuai standar
kekarantinaan pada tahun 2015 – 2019 selama 5 tahun dari tahun 2015-2019
berkecenderungan fluktuasi meningkat dan menurun dengan rata-rata fluktuasi
kenaikan kenaikan dan penurunan berkisar antara 6,73% sampai 17,74% setiap
tahunnya.
Pada tahun 2016 terjadi penurunan capaian kinerja dibandingkan target
yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan jumlah kapal yang masuk pada tahun 2016
dibawahdari target yang telah ditetapkan.Sedangkan untuk tahun 2019 terjadi
penurunan persentase capaian target, namun dari persentase capaian target tahun
2019 telah melebihi target. Namun jumlah kapal yang diperiksa adalah 100 % dari
jumlah kapal yang masuk. Jumlah kapal yang masuk kewilayah kerja Manokwari
diperngaruhi oleh beberapahal, antara lain :
a. Pembangunan infrastruktur juga mempengaruhi frekuensi kapal, apabila
sedang dilaksanakan pembangunan infrastruktur besar, maka jumlah kapal
yang masuk juga semakin banyak untuk mengangkut alat dan material untuk
kebutuhan pembangunan infrastruktur. Contohnya pada saat pembangunan
pabrik semen SDIC maruni, dan pembangunan Train 3 LNG Tangguh. Pada
saat pembangunan pabrik tersebut jumlah kapal yang masuk meningkat guna
mengangkut peralatan dan material bangunan.
b. Perkembangan pasar domestic di Manokwari.
Daya beli masyarakat Manokwari sangat mempengaruhi tinggi rendahnya
permintaan barang dari luar Manokwari sehingga berpengaruh juga terhadap
jumlah kapal yang masuk ke wilker KKP Manokwari.
c. Perdagangan global yang menurun.
Penurunan harga produk international juga sangat berpengaruh penjualan
produk komoditi ekspor. Produsen akan berusaha untuk menahan produknya
menunggu harga international bergerak naik. Produk ekspor LNG dari LNG
Tangguh dan lainnya sangat mungkin juga untuk ditahan penjualannya. Kondisi
ini akan berpengaruh terhadap jumlah kapal yang dipakai untuk membawa
produk ekspor ke luar negeri.
Pencapaian indicator ini sejak tahun 2016 sampai tahun 2018 meningkat
terus. Kondisi yang sangat berpengaruh dikarenakan adanya pengembangan
pembangunan dari industry yang ada di Wilayah Kerja KKP Manokwari.
Diantaranya adalah pembangunan industry semen CONCH MANOKWARI yang
sudah mencapai tahap operasional industry dan mampu memasok kebutuhan
Indonesi Wilayah Timur serta ekspor ke wilayah Asia Tenggara dan Negara
25
tetangga lainnya seperti Papua New Guinea serta Timor Leste. Perkembangan
lainnya adalah pengembangan industry gas dari train 1 dan train 2
dikembangkan menjadi Train 3 dan train 4. Kondisi ini mengakibatkan
banyaknya alat angkut yang dipakai untuk mobilisasi orang dan barang menuju
ke wilayah kerja Manokwari.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana
Aksi Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator alat
angkut yang diperiksa sesuai standar kekarantinaan Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Manokwari melebihi atau lebih tinggi dari target jangka
menengah nasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis yaitu
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke yaitu sebesar 101,58%, maka
capaian kinerja KKP Manokwari pada indikator ini lebih tinggi dari capaian
kinerja KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 2Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Alat Angkut
yang Diperiksa sesuai Standar Kekarantinaan KKP Manokwaridengan Target Jangka Menengah Nasional (RAP Ditjen P2P)
dan KKP Merauke Tahun 2019
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target IndikatorDalam upaya pencapaian indikator kinerja pada tahun 2019 telah dilaksanakan
upaya–upaya antara lain :
1) Mengoptimalkan penerbitan dokumen secara online dengan
memanfaatkan website online www.sinkarkes.kemkes.go.id dengan
melakukan advokasi dan sosialisasi kepada para agen pelayaran sehingga
semua kapal yang masuk bisa dilayani dengan sebaik-baiknya;
2) Membuat jadwal pelayanan terpadu harian dan piket di hari libur;
3) Melakukan workshop Simkespel untuk petugas KKP Manokwari untuk
pelayanan on line dokumen kesehatan alat angkut terutama untuk wilker;
100%
109,41%
101,58%
94%
96%
98%
100%
102%
104%
106%
108%
110%
112%
RAP Capaian KKP Manokwari Capaian KKP Merauke
26
4) Melakukan pertemuan dan rapat koordinasi;
5) Melakukan pengadaan bahan pengawasan alat angkut dan muatannya di
seluruh wilayah kerja KKP Manokwari;
6) Meningkatkan kapasitas petugas melalui kegiatan seminar dan
pendidikaan latihan;
7) Menyiapkan peralatan pendukung pelaksanaan kekarantinaan.
8) Meningkatkan layanan kekarantinaan kesehatan dalam rangka penerbitan
PHQC;
9) Meningkatkan pengawasan dokumen kesehatan kapal dan meningkatkan
layanan pemeriksaan kesehatan alat angkut dalam rangka penerbitan
SSCC/SSCEC
f. Masalah yang dihadapiBelum maksimalnya penggunaan sarna pelayanan secara online oleg agen
pelayaran, sehingga informasi permohonan pelayanan kapal sering terlambat,
sehingga pelayanan yang diberikan tidak optimal.
g. Usul Pemecahan Masalah1) Memastikan seluruh agen pelayaran sudah mengerti dan mampu
menggunakan pelayanan secara online;
2) Memastikan ketersediaan jaringan internet sampai ke tingkat wilayah kerja;
2. Persentase Respon Sinyal Kewaspadaan Dini (SKD), KLB dan Bencana diWilayah Layanan KKPa. Pengertian
Kegiatan yang dilaksanakan sebagai respon sinyal KLB untuk mencegah
meluasnya kejadian dan timbulnya kasus baru dan atau ada/ bertambahnya
kematian.
b. Definisi OperasionalJumlah sinyal SKD KLB di pelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24
jam berupa verifikasi rumor/sinyal KLB dan dilanjutkan dengan penyelidikan
epidemiologi dibagi dengan jumlah SKD KLB dalam periode satu tahun.
27
c. Cara MenghitungJumlah Sinyal SKD KLB dipelabuhan, bandarayang direspon kurang dari 24 jamJumlah Sinyal KLB yang muncul berdasarkanhasil pengolahan data mingguan penyakit (W2) dalam 1 Tahun %d. Capaian Indikator
Tahun 2019 sinyal KLB yang muncul sebanyak 109 signal dari 468 data W-2
yang masuk dari 9 Fasyankes yang berada di wilayah kerja KKP Manokwari.
Adapun respon terhadap signal KLB adalah sebagai berikut :
Berdasarkan grafik di atas, diketahui bahwa 93% atau sebanyak 101
signal KLB mendapatkan respon kurang dari 24 jam berupa Verifikasi Rumor
ke tempat fasyankes yang menyampaikan data W-2. Kondisi ini menunjukkan
koordinasi antara KKP dan fasyankes telah terjalin dengan baik. Respon< 24
jam menjamin kepastian ataupun kebenaran data serta kebenaran kondisi
penyakit di lapangan bisa dipastikan untuk ditindak lanjuti dengan Penyelidikan
Epidemiologi. Perbandingan persentase sinyal SKD KLB dipelabuhan/bandara
yang direspon kurang dari 24 jam adalah sebanyak 101 sinyal (92,66%),
dibandingkan dengan jumlah SKD/KLB dalam periode satu tahun sebanyak 109
sinyal. Sementara sinyal yang terlambat direspon/terlambat mendapatkan
respon sebanyak 8 sinyal (7,34%). Hal ini dikarenakan terlambatnya diperoleh
laporan dari petugas surveilans/saat direspon petugas surveilans sedang
sakit/cuti.
Perbandingan pencapaian kinerja hasil indicator persentase sinyal SKD
KLB dipelabuhan/bandara yang direspon kurang dari 24 jam sejak tahun 2015-
2019 dapat dilihat dalam table 7 sebagai berikut :
93%
7%
Grafik 3Persentase Respon Signal SKD KLB
di Wilayah KKP Manokwari Tahun 2019
Respon < 24 Jam Respon > 24 Jam
28
Tabel 7Perbandingan Capaian Kinerja Persentase Sinyal SKD KLB Di
Pelabuhan/Bandara yang Direspon Kurang dari 24 JamKKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
No Tahun Capaian kinerja
1 2015 86,67 %2 2016 100 %3 2017 100 %4 2018 94,30 %5 2019 92,66%
Grafik 4Perbandingan Capaian Kinerja Persentase Sinyal SKD KLBDi Pelabuhan/Bandara yang Direspon Kurang dari 24 Jam
KKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
Tabel 7 dan Grafik 4 menunjukkan bahwa trend kinerja tahun 2015 - 2019
berfluktuasi dengan adanya kenaikan dan penurunan.
Capaian kinerja tahun 2019 lebih rendah 1,64% dari tahun 2018. Hal ini
disebabkan oleh beberapa factor sebagai berikut :
1) Adanya pergantian petugas surveilans fasyankes, sehingga perlu dilakukan
advokasi kepada petugas baru.
2) Petugas surveilans pada RSAL dr. Azhar Zahir yang sedang cuti, sehingga
terjadi keterlambatan pelaporan.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana
Aksi Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator
persentase respon signal SKD KLB di Wilayah Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Manokwari lebih rendah dari target jangka menengah nasional.
Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis yaitu Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Merauke yaitu sebesar 100%, maka capaian kinerja KKP
86,67
100 100
94,392,66
80
85
90
95
100
105
2015 2016 2017 2018 2019
Capaian Kinerja
29
Manokwari pada indikator ini juga masih lebih rendah dari capaian kinerja KKP
Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 5Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Persentase Respon Signal SKDKLB di Wilayah Kerja KKP Manokwari dengan Target Jangka Menengah
Nasional (RAP Ditjen P2P) dan KKP Merauke Tahun 2019
Pelaksanaan kegiatan respon sinyal SKD KLB < 24 jam di wilayah Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari sebagai bentuk deteksi dini dan
penanggulangan cecara cepat dan tepat terhadap sinyal peningkatan kejadian
penyakit yang berpotensi wabah sehingga peningkatan angka kesakitan dan
kematian dalam waktu tertentu dan kemungkinan terjadinya wabah/ KLB dapat
dicegah.
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target IndikatorUpaya yang dilakukan dalam rangka pencapaian indikator tersebut antara lain:
1) Membentuk Tim Surveilans Epidemiologi Wilayah Kerja KKP Manokwari
yang dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Kantor. Tim surveilans ini
terdiri dari KKP Manokwari, Rumah Sakit Angkatan Laut, Rumkitban (TNI-
AD) dan 5 Puskesmas serta Balai Pengobatan yang berada di wilayah kerja
KKP Manokwari.
2) Memperbaharui MOU atau kerjasama dibidang SE dengan 9 Fasyankes
yang ada di wilayah kerja KKP Manokwari.
3) Memanfaatkan jaringan telepon seluler untuk penyampaian informasi
tercepat signal KLB di Fasyankes dan komunikasi langsung dengan petugas
dari puskesmas serta Dinkes Kabupaten setempa.
4) Melakukan Koordinasi dan Penguatan Jejaring kerja dengan melaksanakan
pertemuan koordinasi lintas program.
100%
92,66%
100%
88%
90%
92%
94%
96%
98%
100%
102%
RAP Capaian KKP Manokwari Capaian KKP Merauke
30
5) Melakukan pengolahan data W2 secara adekuat agar dapat diperoleh
interpretasi data laporan penyakit mingguan sehingga Sistem Kewaspadan
Dini Kejadian Luar Biasa (SKD KLB) dalam bentuk sinyal KLB dapat segera
direspon/ verifikasi dan dilakukan koordinasi dengan instansi lintas program
terkait.
6) Melakukan reviu rutin tahunan terhadap pelaksanaan surveillance berbasis
wilayah dalam rangka sistem kewaspadaan dini kejadian luar biasa (SKD
KLB) sekaligus membahas keberhasilan dan kendala yang dihadapi petugas
surveilans di KKP Manokwari dan mitra kerja surveilans lintas program KKP
Manokwari.
7) Memberikan reward kepada petugas pencatat dan pengirim W-2.
f. Masalah yang dihadapiDalam mencapai indikator kinerja sesuai target terdapat beberapa masalah,
antara lain:
1) Terjadinya pergantian petugas surveilans di fasyankes serta petugas yang
mengambil cuti serta rangkap tugas.
2) Pada awal tahun 2019 masih terdapat keterlambatan pengiriman laporan
SKD KLB (W2) dikarenakan banyaknya laporan-laporan lain yang harus
diselesaikan oleh petugas surveilans.
3) Tidak Semua respon sinyal KLB dapat dilakukan dengan kunjungan
lapangan, sebagian masih dilakukan dengan telepon, sms dan WA
dikarenakan jarak yang jauh.
g. Usul Pemecahan Masalah1) Menganggarkan pelatihan surveillance dan penyelidikan epidemiologi bagi
petugas surveillance KKP Manokwari dan surveilance mitra kerja lintas
program dengan mendatangkan narasumber dari unit utama.
2) Menggunakan fasilitas SMS/ WA dalam rangka memaksimalkan pengiriman
laporan tepat waktu;
3) Mengintensifkan koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten dan
Provinsi dalam upaya sharing data laporan mingguan dan verifikasi rumor.
4) Memaksimalkan peran petugas KKP di wilker dalam hal pengumpulan data
di petugas W2 Puskesmas;
5) Mengadvokasi kepala fasyankes untuk menunjuk petugas surveilans lebih
dari 1 orang untuk membantu pelaksanaan surveilans.
31
3. Jumlah Deteksi Dini dalam rangka Cegah Tangkal Masuk dan KeluarnyaPenyakita. Pengertian
Pengawasan dan pemeriksaan semua faktor risiko baik terhadap alat angkut,
orang dan barang yang masuk ke wilayah kerja KKP Manokwari atau yang
masuk dalam pengawasan KKP Manokwari dan terdapat sinyal atau indikasi
factor risiko KKMD.
b. Definisi OperasionalJumlah kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka screening/deteksi dini
penyakit menular potensial wabah di pelabuhan dan di poliklinik KKP dalam
rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit dalam periode satu tahun
yang meliputi kegiatan pemeriksaan alat angkut dalam keadaan karantina,
kegiatan surveilans/pengamatan penyakit menular dan pemeriksaan rutin
kunjungan poliklinik.
c. Cara MenghitungAkumulasi jumlah sertifikat COP, Gendec dan hasil pengamatan/surveilans
rutin W-2 dan pemeriksaan rutin poliklinik dalam satu tahun
d. Capaian IndikatorCapaian indicator tahun 2019 dapat disajikan dalam table berikut :
Table 8Capaian Indikator Jumlah Deteksi Dini dalam Rangka Cegah TangkalMasuk dan Keluarnya Penyakit KKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
NO Indikator Capaian Kinerja ( % )2015 2016 2017 2018 2019
1. Jumlah Deteksi Dini dalamrangka Cegah Tangkal Masukdan Keluarnya Penyakit padatahun 2015 - 2019
100 100 100 100
Table 9Capaian indicator Jumlah Deteksi Dini dalam Rangka Cegah Tangkal
Masuk dan Keluarnya Penyakit per Variable tahun 2015 – 2019
Variabel Indicator Capaian Tahun2015 2016 2017 2018 2019
COP 127 106 104 135 128Gendec 0 0 0 0 0Surveilans rutin 468 468 468 468 693Kunjungan poliklinik 208 261 3663 3015 2420Total 803 835 4235 3618 3241
32
Pelaksanaan deteksi dini dalam rangka cegah tangkal penyakit dan respon
cepat dapat mencegah terhadap kemungkinan munculnya penyakit/ kejadian
yang berpotensi wabah sehingga tidak menjadi kedaruratan kesehatan
masyarakat yang dapat menyebar antar wilayah maupun antar negara melalui
pintu masuk wilayah/ negara (Pelabuhan/ Bandara) di Wilayah kerja KKP Kelas
III Manokwari.
Capaian kinerja Jumlah Deteksi Dini dalam Rangka Cegah Tangkal Masuk dan
Keluarnya Penyakit tahun 2015 sampai dengan 2019 adalah sebesar 100%
yaitu semua permohonan pengajuan sertifikat kesehatan alat angkut, orang dan
barang serta respon sinyal kedaruratan kesehatan masyarakat direspon
keseluruhan.
Variabel sertifikat Pratique untuk kapal dalam status karantina di tahun 2018
sempat mengalami peningkatan sebesar 29,81% dari tahun 2017 mengalami
penurunan sebesar 5,18% pada tahun 2019. Penurunan kinerja ini dikarenakan
tahun 2019 di Kabupaten Manokwari telah terjadi gangguan keamanan berupa
kerusuhan yang mengakibatkan berhentinya perekonomian. Hal ini juga
berdampak pada kegiatan ekspor produk semen keluar manokwari. Hal lainnya
yaitu sudah mulai berkurangnya kunjungan kapal dalam rangka menyuplai
kebutuhan pelaksanaan tahap konstruksi Train 3 dan Train 4 di LNG Tangguh
sehingga jumlah kapal yang masuk mulai berkurang.
Variabel kunjungan poliklinik di Tahun 2017 sampai dengan 2018 terjadi
penurunan pada tahun 2019. Hal ini disebabkan berkurangnya frekwensi
penerbangan penerbangan oleh beberapa maskapai penerbangan seperti
Garuda Indonesia dan Sriwijaya Air akibat kurangnya jumlah penumpang.
Terjadi penurunan dari 3015 orang pada tahun 2018 menjadi 2420 orang pada
tahun 2019 atau terjadi penurunan sekitar 19,73%.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari sama dengan target jangka
menengah nasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis
yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke yaitu sebesar 98,57%,
maka capaian kinerja KKP Manokwari pada indikator ini masih lebih tinggi dari
capaian kinerja KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini :
33
Grafik 6Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Deteksi Dini dalam
Rangka Cegah Tangkal Masuk dan Keluarnya Penyakit KKP Manokwaridengan Target Jangka Menengah Nasional (RAP) Ditjen P2P)
dan KKP MeraukeTahun 2019
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target IndikatorKegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai mendukung target yaitu :
1) Koordinasi dan komunikasi intensif dengan agen pelayaran selaku
perwakilan dari owner kapal sehingga mendapatkan data awal tentang
kondisi kesehatan kapal dan ABK selama pelayaran.
2) Persiapan personil dalam rangka Kekarantinaan penerbitan COP
3) Layanan kekarantinaan kesehatan di Bandar Udara Rendani selama 7 hari
kerja (Senin sampai Minggu)
4) Pemenuhan Bahan Pelayanan Kesehatan di Poliklinik
5) Layanan kekarantinaan di pelabuhan selama 1 x 24 jam x 7 hari
f. Masalah yang dihadapi1) Pengajuan pelayanan kapal secara online belum dimanfaatkan oleh agen
pelayaran terutama di wilayah kerja Babo dan LNG Tangguh;
2) Masih adanya crew pesawat yang tidak melakukan pemeriksaan kesehatan
dikarenakan keterlambatan sampai di bandara;
3) Tidak ada regulasi yang mengikat terkait kewajiban pemeriksaan kru
pesawat dalam negeri
100% 100,00%
98,57%
98%
98%
99%
99%
100%
100%
101%
RAP Capaian KKP Manokwari Capaian KKP Merauke
34
g. Usul Pemecahan Masalah1) Penekanan kepada agen pelayaran terutama di wilker Babo dan LNG
Tangguh untuk menggunakan fasilitas pelayanan kapal secara online;
2) Pemberitahuan kepada maskapai penerbangan tentang pemeriksaan
kesehatan crew.
3) Advokasi ke pihak Perhubungan terkait aturan pemeriksaan kru pesawat
terbang domestic.
4. Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khususa. Pengertian
Jumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada situasi khusus yaitu
pada HUT Pekabaran Injil, hari Raya Idul Fitri dan hari Raya Natal dan tahun
baru yang dilaksanakan pada setiap tahunnya
b. Definisi OperasionalJumlah pelayanan kesehatan yang dilaksanakan pada saat situasi khusus
tertentu seperti lebaran, natal, tahun baru dan lain - lain dalam periode satu
tahun
c. Cara MenghitungAkumulasi jumlah posko yang melakukan pelayanan kesehatan pada saat
lebaran, natal, tahun baru dan lainnya dalam satu tahun
d. Capaian IndikatorCapaian Indikator Jumlah Pelayanan Kesehatan pada Situasi Khusus tahun
2015 dan 2019 sebesar 100 % dengan jumlah lokasi pelayanan kesehatan
sebanyak 5 lokasi layanan yang terdiri dari :
1) Pos pelayanan kesehatan pada HUT PI sebanyak 1 lokasi layanan di
Pelabuhan Laut Manokwari,
2) Pos Pelayanan kesehatan pada saat lebaran sebanyak 2 lokasi layanan
kesehatan pada Bandar Udara Rendani dan Pelabuhan Laut Manokwari,
dan
3) Pelayanan Kesehatan pada saat Natal sebanyak 2 lokasi layanan di Bandar
Udara Rendani dan Pelabuhan Laut Manokwari.
Capaian indikator Pelayanan Kesehatan di Pintu Masuk pada situasi khusus
dari tahun 2015 sampai dengan 2019 tidak mengalami peningkatan karena
tidak ada penambahan Pelabuhan/ Bandara di Wilayah Kerja KKP Manokwari
35
serta tidak ada penambahan event – event situasi matra/ khusus dari tahun
2015 sampai dengan 2019.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
pelayanan kesehatan pada situasi khusus di Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Manokwari sama dengan target jangka menengah nasional.
Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis yaitu Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Merauke yaitu sebesar 100%, maka tidak ada perbedaan
capaian kinerja KKP Manokwari dengan KKP Merauke. Hal ini digambarkan
pada grafik di bawah ini:
Grafik 7Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pelayanan Kesehatanpada Situasi Khusus KKP Manokwari dengan Target Jangka Menengah
Nasional (RAP) Ditjen P2P) dan KKP Merauke Tahun 2019
Pelaksanaan kesehatan matra di KKP Kelas III Manokwari bertujuan untuk
mencegah terjadinya kesakitan dan kematian pada pelaku perjalanan akibat
ketidaksiapan fisik dan mental pelaku perjalanan dalam menghadapi kondisi
matra pada alat angkut kapal laut dan pesawat udara selama pelaksanaan
kegiatan mudik balik Idul fitri, Natal dan Tahun Baru serta perayaan HUT
Pekabaran Injil di Manokwari.
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target Indikator
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
RAP KKP Manokwari KKP Merauke
100% 100% 100%
36
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai mendukung target yaitu :
1) Koordinasi dengan KSOP Manokwari, PT PELINDO IV cabang Manokwari,
KUPBU Rendani serta OTBAN Wilayah IX Manokwari.
2) Mendirikan pos pelayanan kesehatan dalam rangka HUT PI di Tanah Papua
sebanyak 1 lokasi di pelabuhan laut Manokwari.
3) Mendirikan pos pelayanan kesehatan dalam rangka Arus Mudik / Balik Idul
Fitri sebanyak 2 lokasi di pelabuhan laut Manokwari dan Bandara Rendani
Manokwari
4) Mendirikan pos pelayanan kesehatan dalam rangka Arus Mudik / Balik
Natal dan Tahun Baru sebanyak 2 lokasi di pelabuhan laut Manokwari dan
Bandara Rendani Manokwari.
f. Masalah yang dihadapi1) Kurangnya sarana dan prasarana selama kegiatan diantaranya mobil
ambulans yang apabila jadwal posko bandara Rendani dan Pelabuhan Laut
bersamaan.
2) Koordinasi yang berkelanjutan dengan lintas sektor di pelabuhan dan
bandara Rendani agar kegiatan pos pelayanan kesehatan tetap diijinkan
untuk bisa terlaksana setiap tahunnya
g. Usul Pemecahan Masalah1) Berkoordinasi dengan instansi kesehatan lainnya berupa bantuan
kendaraan ambulans apabila jadwal posko bersamaan.
2) Tetap menjaga hubungan baik dan koordinasi yang berkelanjutan dengan
lintas sektor di pelabuhan dan bandara Rendani agar kegiatan pos
pelayanan kesehatan tetap diijinkan untuk bisa terlaksana setiap tahunnya.
5. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Mempunyai KebijakanKesiapsiagaan dalam Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakatyang Berpotensial Wabaha. Pengertian
Jumlah pelabuhan / Bandar Udara/ PLBD yang memiliki kebijakan
kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontinjensi penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah
b. Definisi Operasional
37
Jumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan
berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
c. Cara MenghitungJumlah pelabuhan/bandar udara/PLBD yang memiliki kebijakan kesiapsiagaan
berupa dokumen rencana kontijensi penanggulangan kedaruratan kesehatan
masyarakat yang berpotensi wabah
d. Capaian IndikatorIndikator Jumlah pelabuhan/Bandar Udara/PLBD yang memiliki kebijakan
kesiapsiagaan berupa dokumen rencana kontinjensi penanggulangan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah pada tahun 2019
sesuai target mencapai sebesar 100% yaitu 5 PintuMasuk Negara/ Wilayah
memiliki dokumen Renkon yaitu meliputi Pelabuhan laut manokwari, Bandar
Udara Rendani Manokwari, Pelabuhan Laut Babo, Pelabuhan Laut Bintuni dan
Pelabuhan Laut Wondama.
Sehingga sampai dengan tahun 2019 Kantor KesehatanPelabuhan Kelas III
Manokwari memiliki 5 buah Dokumen Rencana Kontijensi Penanggulangan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang berpotensi wabah.
Table 10Capaian Indikator Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Mempunyai
Kebijakan Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Kedaruratan KesehatanMasyarakat yang Berpotensial Wabah tahun 2015 – 2019
NO Indikator Capaian Kinerja ( % )2015 2016 2017 2018 2019
1. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang MempunyaiKebijakan Kesiapsiagaandalam PenanggulanganKedaruratan KesehatanMasyarakat yang BerpotensialWabah
2 2 2 5 5
Grafik 8
38
Capaian Indikator Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang MempunyaiKebijakan Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat yang Berpotensial Wabah tahun 2015 – 2019
Tabel 10 dan Grafik 8 menunjukkan bahwa di Tahun 2015 diperoleh sebanyak
2 Pelabuhan/Bandara yang memiliki Kebijakan Kesiapsiagaan dalam
Penanggulangan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Berpotensial
Wabah, namun sampai tahun 2019 berhasil memiliki 5 buah dokumen (100%)
daritotal jumlah pintu masuk yang ada di wilayah kerja KKP Manokwari.
Dibandingkan dengan capaian tahun 2018 masih sama yaitu sebanyak 5
dokumen.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
pebuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari lebih tinggi dari target jangka
menengah nasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis
yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke yaitu sebesar 100%,
maka capaian kinerja KKP Manokwari pada indikator ini lebih tinggi dari capaian
kinerja KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini:
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
pebuhan/bandara.PLBD yang mempunyai kebijakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi wabah di
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari lebih tinggi dari target jangka
0
1
2
3
4
5
6
2015 2016 2017 2018 2019
Jumlah Pelabuhan Yang memiliki dokumen rencana Kontinjensi
39
menengah nasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis
yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke yaitu sebesar 100%,
maka capaian kinerja KKP Manokwari pada indikator ini sama dengan capaian
kinerja KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 9Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD
yang mempunyai Kebijakan Kesiapsiagaan dalam Penanggulangan KKMyang Berpotensi Wabah KKP Manokwari dengan Target Jangka
Menengah Nasional (RAP) Ditjen P2P) dan KKP Merauke Tahun 2019
Kebijakan kesiapsiagaan dalam penanggulangan KKM yang berpotensi wabah
yang dituangkan dalam bentuk Dokumen rencana kontijensi penanggulangan
KKM yang berpotensi wabah di Pelabuhan Laut Manokwari, Bandar Udara
Rendani, Pelabuhan Laut Babo, Pelabuhan Laut Bintuni dan Pelabuhan Laut
Wasior sebagai bentuk kesiapsiagaan semua instansi lintas seokto dan lintas
program bila terjadi KKMD di Pintu masuk negara/ wilayah sehingga
penyebaran penyakit KLB/ Wabah/ KKMD antar wilayah/ negara dapat dicegah.
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target IndikatorKegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai mendukung target yaitu :
1) Pertemuan koordinasilintas sector dan lintas program dalam rangka
menghadapi PHEIC di pintu masuk Negara ( wilayah kerja Pelabuhan laut
Wondama )
2) Sosialisasi kondisi terkini penyakit KKMD dan kebijakan serta tuntutan dunia
international.
3) Pelaksanaan Table Top exercise/Simulasi Penanggulangan KKM di Bandar
Udara Rendani Manokwari, Pelabuhan Laut Bintuni, Pelabuhan Laut Babo
dan Pelabuhan Laut Wondama.
100%
125%
100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
RAP Capaian KKP Manokwari Capaian KKP Merauke
40
f. Masalah yang dihadapi1) Kurangnya anggaran sehingga jumlah peserta yang diundang sangat
terbatas terutama untu wilker pelabuhan laut Bintuni dan Babo;
2) Kurangnya sarana dan prasarana dalam pelaksanaan simulasi;
g. Usul Pemecahan Masalah1) Meningkatkan anggaran agar jumlah peserta yang ikut serta dapat
bertambah;
2) Bekerjasama dengan instansi terkait dalam hal pemehunan sarana dan
prasarana dalam pelaksanaan simulasi.
6. Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah yangDiterbitkana. Pengertian
Jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan yang
diterima dalam periode satu tahun
b. Definisi OperasionalJumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan yang
diterima dalam periode satu tahun
c. Cara MenghitungAkumulasi jumlah sertifikat izin laik terbang, sertifikat izin angkut orang sakit,
sertifikat izin angkut jenazah, KIER, jumlah penerbitan/legalisasi ICV dalam
satu tahun
d. Capaian IndikatorIndikator jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang
diterbitkan pada tahun 2019 mencapai 2.746 sertifikat (103,62%) di Wilayah
Kerja KKP Manokwari dari yang ditargetkan sebesar 2.650 sertifikat. Jika
dibandingkan dengan capaian 2019 yang sebanyak 2.746 dokumen maka pada
tahun 2019 mengalami peningkatan sebanyak 298 dokumen (6,88%). Untuk
capaian presentase jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah
yang diterbitkan pada tahun 2015 – 2019 sebesar 100% hal ini dikarenakan
jumlah sertifikat yang diterbitkan berdasarkan permintaan/permohonan. Apabila
dibandingkan dengan 4 tahun sebelumnya maka didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 11.
41
Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator KinerjaJumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas Wilayah
Yang Diterbitkan KKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
No Indikator Capaian Kinerja2015 2016 2017 2018 2019
1 Ijin angkut orangsakit 128 500 577 536 656
2 Laik terbang 373 473 1136 858 7963 ICV 188 469 484 782 5864 Jenasah 85 107 133 140 2095 KIER 127 201 212 51 56
Jumlah 901 1,750 2,542 2,367 2.746
Grafik 10.Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja
Jumlah Sertifikat/Surat Ijin Layanan Kesehatan Lintas WilayahYang Diterbitkan KKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
Grafik 5 menunjukkan capaian jumlah sertifikat/surat ijin layanan kesehatan
lintas wilayah yang diterbitkan pada tahun 2016 dibandingkan dengan tahun
2015 mengalami peningkatan sebesar 94,23%, sedangkan tahun 2017
diandingkan tahun 2016 mengalami peningkatan kinerja sebesar 45,26% dan
tahun 2018 mengalami penurunan sebesar 6,88% dari capaian pada tahun
2017. Terjadinya penurunan capaian kinerja dikarenakan adanya penurunan
permohonan penerbitan surat laik terbang, ijin angkut orang sakit dan KIER dan
dibandingkan pada tahun 2017. Namun secara keseluruhan semua
901
1,75 2,542 2,367
2.746
2015 2016 2017 2018 2019
42
permohonan penerbitan sertifikat telah direspon atau capaian sebesar 100%
dari seluruh permohonan.
Jika dibandingkan dengan capaian pada tahun 2017 untuk penerbitan dokumen
ijin angkut orang sakit terdapat penurunan sebesar 7,11% (41 dokumen) dan
permohonan penerbitan surat laik terbang sebesar 24,47% (9278 dokumen) .
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan layanan fasilitas kesehatan dan
penurunan angka kesakitan di wilayah Manokwari sehingga terjadi penurunan
permohonan dokumen.
Permohonan penerbitan sertifikat ICV (International Certificatte of Vaccination)
pada tahun 2015 – 2018 mengalami kecenderungan peningkatan rata –rata
sebesar 34,00% per tahun. Jika dibandingkan capaian pada tahun 2017 yang
sebesar 484 dokumen maka capaian pada tahun 2018 meningkat sebesar
61,57%. Peningkatan ini dipengaruhi oleh peningkatan jumlah pelaku pelaku
perjalanan terutama yang ingin melakukan ibadah umroh khususnya calon
jamaah umroh yang berasal dari luar wilayah manokwari namun memilih
melakukan vaksinasi di wilayah Manokwari. Hal tersebut disebabkan di
Indonesia, wilayah Manokwari tergolong wilayah dengan permohonan
vaksinasi yang tidak banyak sehingga untuk memperoleh vaksinasi tidak
membutuhkan waktu yang lama (jadwal antrian) seperti di kota –kota besar di
Wilayah Indonesia.
Permohonan penerbitan KIER pada tahun 2018 sebanyak 51 dokumen jika
dibandingkan dengan capaian pada tahun 2017 yang sebesar 212 dokumen
maka capaian di tahun 2018 mengalami penurunan yang cukup tinggi yaitu
sebesar 75,94% salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya penurunan
yaitu pada tahun 2017 maskapai Batik Air mulai beroperasi di Bandara
Manokwari sehingga terjadi peningkatan permohonan penerbitan KIER yang
cukup tinggi, KIER digunakan sebagai kelengkapan berkas persyaratan
melamar kerja dan pembuatan pass bandara namun pada tahun 2018 tidak
terdapat penambahan maskapai sehingga jika dapat dilihat perbandingan yang
cukup signifikan antara capaian di tahun 2017 dengan tahun 2018.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
sertifikat/surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah yang diterbitkan di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari lebih tinggi dari target jangka
menengah nasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis
yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke yaitu sebesar 100 %,
43
maka capaian kinerja KKP Manokwari pada indikator ini lebih tinggi dari capaian
kinerja KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 11Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Sertifikat/Surat IjinLayanan Kesehatan Lintas Wilayah yang Diterbitkan KKP Manokwari
dengan Target Jangka Menengah Nasional (RAP) Ditjen P2P)dan KKP Merauke Tahun 2019
Penerbitan Sertifikat/ surat ijin layanan kesehatan lintas wilayah merupakan
bentuk dari pencegahan kemungkinan penularan penyakit menular potensial
wabah yang disebarkan oleh pelaku perjalanan, dan mencegah kemungkinan
kematian akibat penularan penyakit atau penyakit kontraindikasi penerbangan
pada pelaku perjalanan.
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target Indikator1) Melakukan sosialisasi dan advokasi terhadap pihak maskapai, keagenan
kapal, Rumah Sakit pemerintah dan swasta, serta masyarakat populasi
kunci (tokoh masyarakat, kepala suku dan tokoh agama), biro perjalanan
haji dan umroh terkait peraturan dan syarat ijin angkut orang sakit, laik
terbang, ijin angkut jenazah dan vaksinasi internasional.
2) Membuat kesepakatan bersama lintas sektor dan lintas program sebagai
bentuk rencana tindak lanjut terkait ijin angkut orang sakit, laik terbang, ijin
angkut jenazah dan vaksinasi internasional
3) Melakukan evaluasi tahunan terkait pelaksanaan ijin angkut orang sakit,
laik terbang, ijin angkut jenazah dan vaksinasi internasional bersama
dengan mitra kerja lintas sektor dan lintas program.
98%
99%
100%
101%
102%
103%
104%
RAP KKP Manokwari KKP Merauke
Chart Title
44
f. Masalah yang dihadapi1) Terbatasnya sarana terutama jaringan internet sehingga mengganggu
proses administrasi dan penerbitan dokumen (online) terutama pada Wilker
Babo, Bintuni dan Wasior KKP Manokwari yang masih mengandalkan
sinyal internet melalui handphone.
2) Terbatasnya tenaga dokter dan perawat dengan kompetensi dokter/
perawat kesehatan penerbangan untuk penempatan di wilayah kerja Babo,
Bintuni dan Wasior sehingga pelaksanaan pengawasan dan penerbitan laik
terbang hanya dilakukan pada KKP Pelabuhan Laut Manokwari dan Wilker
Rendani
3) Sarana penunjang vaksinasi internasional berupa cold chain dan tenaga
dokter dengan sertifikasi vaksinator hanya tersedia di Wilayah kerja
Pelabuhan Laut Manokwari sehingga vaksinasi internasional hanya
dilaksanakan di lokasi tersebut dikarenakan keterbatasan sarana dan
tenaga dokter.
4) Informasi terkait syarat ijin angkut orang sakit, laik terbang, ijin angkut
jenazah tidak tersampaikan secara luas ke seluruh lapisan masyarakat
sebagai pengguna alat angkut sehingga masih banyak yang tersaring pada
saat proses check in boarding, akibatnya tidak semua permohonan ijin
angkut dapat diterbitkan laik terbang/ diangkut dengan pesawat karena
kondisi pasien selaku pengguna alat angkut tidak memenuhi syarat untuk
terbang.
g. Usul Pemecahan Masalah1) Penyediaan sarana jaringan internet untuk mendukung proses administrasi
dan penerbitan dokumen (online) khususnya pada Wilker-Wilker KKP
Manokwari
2) Pengajuan tenaga CPNS untuk kualifikasi Dokter Umum dan perawat
dalam rangka pemenuhan kuota di wilayah kerja Babo, Bintuni dan Wasior
dalam rangka pendukung pelaksanaan vaksinasi internasional.
3) Menganggarkan pelatihan bagi tenaga dokter dalam rangka peningkatan
kapasitas tenaga dokter dalam bidang kesehatan penerbangan dan
vaksinator
45
4) Setelah tenaga dokter terpenuhi kuota maka mengajukan perencanaan
pengadaan sarana cold chain untuk wilker Babo dan pembelian tanah serta
pembangunan gedung kantor untuk wilker Bintuni dan Wasior.
5) Merekrut tenaga dokter konsultan dari dokter yang bekerja di Puskesmas/
Rumah Sakit Pemda pada wilayah kerja Babo, Bintuni dan Wasior dalam
melaksanakan tupoksi ijin angkut orang sakit, jenazah, dan laik terbang.
7. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang Memenuhi Syarat-Syarat Sanitasia. Pengertian
Upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya kondisi Tempat – tempat
Umum (TTU), Tempat Pengolahan Makanan (TPM) dan Tempat penyediaan
air bersih memenuhi persyaratan kesehatan sebagai upaya pemutusan mata
rantai penularan penyakit dan pengendalian lingkungan.
b. Definisi OperasionalJumlah Pelabuhan/ Bandara/ PLBD yang memiliki sanitasi tempat-tempat
umum dengan kriteria baik, TPM memenuhi syarat layak/laik hygiene, tempat
penyediaan air bersih memenuhi syarat kesehatan
c. Cara PerhitunganAkumulasi jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai TPM memenuhi
syarat layak/laik hygiene, tempat penyediaan air bersih memenuhi syarat
kesehatan
Jumlah Pelabuhan/bandara yang memenuhi syarat kesehatanyg diperiksa dalam 1 TahunJumlah pelabuhan/bandarayang diperiksa dalam 1 Tahun %d. Capaian Indikator
e. Capaian indikator Jumlah Pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi
syarat kesehatan pada tahun 2019 telah mencapai target yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 100%.
46
Tabel 12Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indicator Kinerja
Prosentase Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD Yang Memenuhi SyaratPada KKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
Indikator Capaian kinerja ( % )2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Jumlah Pelabuhan/ Bandara / PLBD yangmemenuhi syarat pada tahun2015 - 2019
100 100 100 100 100
Capaian kinerja Persentase jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD yang
Memenuhi Syarat selama 5 tahun dari tahun 2015 - 2019 adalah sama setiap
tahunnya yaitu sebanyak 2 Pelabuhan/ Bandara/ PLBD yaitu Pelabuhan Laut
Mnaokwari dan Bandar Udara Rendani Manokwari
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) dan instansi sejenis yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Merauke yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-syarat sanitasi di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari sama dengan target jangka
menengah nasional dan KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di
bawah ini:
Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019
100 100 100 100 100
G R A F I K 1 2J U M L A H P E L A B U H A N / B A N D A R A / P L B D Y A N G M E M E N U H I
S Y A R A T T A H U N 2 0 1 5 - 2 0 1 9
47
Grafik 13Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBDyang Memenuhi Syarat-syarat Sanitasi di KKP Manokwari dengan TargetJangka Menengah Nasional (RAP) Ditjen P2P) dan KKP Merauke Tahun
2019
Pelaksanaan pengawasan sarana Tempat – tempat Umum dan Tempat
Pengolahan Makanan serta Air Bersih di Pelabuhan Laut Manokwari dan
Bandar Udara Rendani bertujuan untuk membina dan meningkatkan peran aktif
pengelola Pelabuhan dan Bandar Udara serta pemilik rumah makan untuk
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta mencegah timbulnya
berbagai macam penyakit menular terutama penyakit menular yang diakibatkan
oleh vektor dan binatang pengerat (vector borne diseases) serta penyakit yang
diakibatkan oleh makanan (food borne diseases).
f. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target IndikatorDalam pencapaian indikator telah dilaksanakan upaya – upaya antara lain :
1) Melaksanakan pengawasan sarana TTU, TPM, SAB di Pelabuhan Laut
Manokwari dan Bandar Udara Rendani secara berkala kemudian
meneruskan hasil inspeksi dan rekomendasi ke Instansi terkait (PT. Pelindo
IV Manokwari, KSOP Manokwari, UPBU Rendani, Otoritas Bandara Rendani
dan pemilik TPM di areal Pelabuhan dan Bandar Udara Rendani).
2) Memberikan saran kepada pengelola TTU, SAB dan Pemilik TPM
berdasarkan hasil inspeksi untuk item yang nilainya masih kurang agar
dilakukan perbaikan.
100% 100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
R A P C A P A I A N K K PM A N O K W A R I
C A P A I A N K K PM E R A U K E
48
3) Melakukan monitoring dan evaluasi internal terkait pelaksanaan hasil
kegiatan.
4) Melakukan monitoring dan evaluasi internal terkait pelaksanaan hasil
kegiatan.
g. Masalah yang dihadapi1) Belum adanya laboratorium terakreditasi untuk air minum, makanan,
sehingga biaya pelaksanaan kegiatan juga banyak terserap pada perjalanan
rujukan sampel sehingga pemeriksaan yang seharusnya dilaksanakan
secara berkala setiap 6 bulan sekali hanya dilaksanakan sekali dalam
setahun.
2) Hampir seluruh penjamah makanan belum memiliki sertifikasi pelatihan
penjamah makanan, namun dari KKP Manokwari tidak dapat melaksanakan
kegiatan pelatihan tersebut karena terkendala pada menu di Petunjuk
Perencanaan sehingga perlu dilakukan penjajakan kerjasama dengan Dinas
Kesehatan Provinsi dan Kabupaten untuk mengadakan pelatihan tersebut
dengan melibatkan penjamah makanan di wilayah kerja KKP Manokwari.
3) Masih kurangnya antusiasme pemilik TPM untuk melakukan perbaikan
sesuai dengan saran yg telah diberikan oleh petugas KKP berdasarkan pada
hasil pemeriksaan dikarenakan prasarana TPM lebih banyak yang bukan
milik pribadi (sewa).
h. Usul Pemecahan Masalah1) Melakukan advokasi kepada Ka. KSOP Manokwari selaku penanggung
jawab Kepelabuhanan di wilayah Pelabuhan Laut Manokwari dan Otoritas
Bandara selaku penanggung jawab Kebandarudaraan di Bandara Rendani
terkait sanitasi TTU, TPM dan SAB.
2) Melakukan Sosialisasi kepada pemilik, pengelola TTU, TPM dan SAB terkait
pentingnya sanitasi TTU, TPM dan SAB, persyaratan sanitasi dan akibat
yang dapat ditimbulkan sehubungan dengan penularan penyakit (Water
borne diseases dan Food borne diseases).
3) Melakukan kerja sama dengan dinas kesehatan Kabupaten untuk
melakukan bimbingan kepada pemilik dan pengelola TPM guna menjaga
kualitas mutu TPM, khususnya yang berada di wilayah Pelabuhan dan
Bandara.
49
8. Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD Bebas Vektor pada Wilayah Perimeterdan Buffer Area
a. PengertianSejumlah kegiatan pengamatan/ pengukuran dan pengendalian baik secara
fisik/mekanis atau kimia yang dilaksanakan secara berkesinambungan
terhadap vektor (Nyamuk Anopheles sp, Aedes sp, Tikus dan pinjal, serta lalat
dan kecoa) maupun tempat perkembangbiakannya / habitatnya untuk
mencegah atau membatasi terjadinya penularan penyakit tular vektor di wilayah
perimeter dan buffer Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari.
b. Definisi OperasionalJumlah Pelabuhan/ Bandara dengan nilai Indeks Pinjal ≤ 1, HI Perimeter = 0,
HI Buffer <1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa rendah dan
kepadatan lalat <6.
c. Cara PerhitunganAkumulasi jumlah Pelabuhan/ Bandara dengan nilai Indeks Pinjal ≤ 1, HI
Perimeter = 0, HI Buffer <1, tidak ditemukan larva anopheles, kepadatan kecoa
rendah dan kepadatan lalat <6.
Jumlah Pelabuhan atau bandara yg diperiksa dalam 1 Tahund IP ≤ 1, 0, < 1 , tdk ada larva anopheles,kepadatan kepadatan lalat dan kecoa rendahJumlah pelabuhan/bandarayang diperiksa dalam 1 Tahun %d. Capaian Indikator
Capaian indikator Jumlah Pelabuhan/ Bandara yang bebas vektor tidak dapat
tercapai atau dari lima lokasi Pelabuhan dan Bandara di Wilayah kerja KKP
Kelas III Manokwari keseluruhannya memiliki indeks vektor diatas standar
Tabel 13Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indicator Kinerja
Persentase Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD Bebas Vektor Di WilayahPerimeter Dan Buffer Area Tahun 2015 – 2018
Indicator Capaian kinerja ( % )2015 2016 2017 2018 2019
Persentase Jumlah Pelabuhan/ Bandara / PLBD BebasVektor di Wilayah Perimeterdan Buffer Area pada tahun2015 - 2019
0 0 0 0 1
50
Grafik 14Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indicator Kinerja
Prosentase Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD Bebas Vektor Di WilayahPerimeter Dan Buffer Area Tahun 2015 – 2019
Capaian kinerja Prosentase jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBD Bebas Vektor di
Wiayah Perimeter dan Buffer Area pada tahun 2019 tercapai satu
Pelabuhan/Bandara (100%).
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) dan instansi sejenis yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan
Kelas III Merauke yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
pelabuhan/bandara/PLBD bebas vektor pada wilayah perimeter dan buffer area
di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari sama dengan target
jangka menengah nasional dan KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik
di bawah ini:
Grafik 15Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pelabuhan/Bandara/PLBDBebas Vektor pada Wilayah Perimeter dan Buffer Area di KKP Manokwari
dengan Target Jangka Menengah Nasional (RAP) Ditjen P2P)dan KKP Merauke Tahun 2019
0102030405060708090
100
TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019
100 100 100 100 100
0 0 0 0 1
Target Capaian
100% 100% 100%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
RAP Capaian KKP Manokwari Capaian KKP Merauke
51
Pelaksanaan kegiatan pengendalian vektor pada Pelabuhan Laut Manokwari,
Bandar Udara Rendani, Pelabuhan Laut Babo, Pelabuhan Laut Bintuni dan
Pelabuhan Laut Wasior bertujuan untuk mencegah terjadinya penularan
penyakit yang diakibatkan oleh vektor (vector borne diseases) pada pintu masuk
negara/ wilayah maupun pada pelaku perjalanan serta mencegah terjadinya
perpindahan vektor lalat, kecoa, tikus, pinjal, dan nyamuk dari satu wilayah/
negara ke wilayah/ negara lain.
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target IndikatorDalam pencapaian indikator telah dilaksanakan upaya – upaya antara lain :
1) Melakukan Peningkatan kualitas SDM dengan mengikutsertakan pelatihan
vektor
2) Melakukan survey vector secara berkala
3) Melakukan pengendalian vektor bila hasil survey menyatakan indeks
kepadatan vektor tinggi
4) Pemanfaatan SDM semaksimal mungkin
5) Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang vektor
pengendalian berupa sosialisasi kepada stake holder maupun kepada
masyarakat
6) Melakukan konsultasi program ke unit pusat terkait dengan pelaksanaan
pengendalian vektor terpadu
7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
pengendalian vektor terpadu
f. Masalah yang dihadapi1) Kurangnya tenaga Entomologi di KKP Manokwari untuk ditempatkan di
seluruh Wilayah kerja sehingga kegiatan pengawasan dan pengendalian
vector tidak dapat dilaksanakan pada seluruh wilayah kerja KKP Manokwari.
2) Terbatasnya peralatan alat ukur kecepatan angin dan kelembaban udara
sehingga data dukung tersebut masih kurang.
3) Pengendalian lalat dengan menggunakan metode spraying yang sifatnya
meresidu pada tempat – tempat yang biasa menjadi habitat kurang efektif
karena hanya mengenai permukaan dengan sasaran lalat dasa, sedangkan
untuk telur lalar dan larva lalat (maggot) yang berada di dalam tumpukan
sampah tidak teresidu, akibatnya penyemprotan hanya efektif selama dua
hari dengan catatan tidak terkena hujan.
52
4) Pengendalian kecoa dengan metode spraying tidak dapat menjangkau
kecoa pada lubang – lubang saluran perpipaan tertutup yang berada di
sepanjang dermaga Pelabuhan Laut Manokwari serta di dalam saluran air
yang tertutup/ septic tank.
5) Pengendalian kecoa dan lalat tidak efektif apabila tidak dilakukan
bersamaan dengan pengelolaan sampah yang baik dan benar terutama di
Wilayah Pelabuhan Laut.
6) Seringnya terjadi kehilangan perangkap tikus terutama untuk areal yang
terbuka dan perkantoran (wilayah peti kemas, terminal ruang tunggu
pelabuhan dan bandara, perkantoran di Pelabuhan dan Bandara).
7) Sulitnya mencari tenaga kader untuk melaksanakan kegiatan pengandalian
vector dan BPP sehingga anggaran tidak terserap maksimal karena kegiatan
tidak terealisasi semua akibat keterbatasan SDM.
g. Usul Pemecahan Masalah1) Desiminasi Informasi hasil survey dan pengendalian vektor kepada stake
holder seperti KSOP, PT. Pelindo, UPBU Bandar Udara Rendani, Otoritas
IX Bandar Udara Rendani agar kedepannya bisa dilakukan perbaikan
fasilitas Pelabuhan
2) Memperbanyak pelatihan/diklat bagi tenaga teknis tentang vektor
3) Distribusi pegawai di Wilker harus sesuai kebutuhan
4) Penambahan jumlah tenaga teknis entomolog
5) Pemenuhan alat dan bahan pendukung kegiatan pengendalian vektor
6) Menggalakkan kegiatan satu rumah satu jumantik
7) Melakukan sosialisai kepada stake holder, pengguna jasa Pelabuhan dan
Bandara, serta para pekerja Pelabuhan dan Bandara untuk menjaga
kebersihan lingkungan dan mendukung kerja KKP dalam rangka menjadikan
area Pelabuhan dan Bandara bebas vektor.
9. Jumlah Orang yang Melakukan Skrinning Penyakit Menular Langsunga. Pengertian
Sejumlah kegiatan yang dilaksanakan secara berkesinambungan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat penyakit menular langsung
di wilayah kerja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari.
b. Definisi OperasionalJumlah orang yang melaksanan skrining penyakit menular meliputi penyakit
TB, HIV/AIDS dan kusta dalam satu tahun
53
c. Cara PerhitunganAkumulasi jumlah orang yang melaksanakan skrining penyakit menular
meliputi penyakit TB, HIV/AIDS dan Kusta dalam satu tahun
d. Capaian IndikatorIndikator Persentase jumlah orang yang melakukan screening penyakit menular
langsung pada tahun 2019 mencapai target sebesar 175,33 % (1052 orang
yang terdiri Mobile VCT HIV sebanyak 555 orang, Deteksi Dini TB sebanyak
497 orang) dari yang direncanakan sebesar 600 orang. Kegiatan pengendalian
penyakit menular langsung berupa sosialisasi dan mobile VCT HIV AIDS,
Deteksi Dini TB, Koordinasi dan Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan Pengendalian
TB. Jika dibandingkan dengan capaian 2018 terdapat penurunan prestasi kerja
sebesar 114,31 %. Hal ini dikarenakan adanya pengurangan alokasi anggaran
untuk kegiatan P2ML yang cukup signifikan sehingga untuk ekgiatan kusta
sudah tidak dialokasikan pada tahun anggaran 2019.
Tabel 14Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja
Jumlah Orang Yang Melakukan Screening Penyakit Menular LangsungKKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
NO Indikator Capaian Kinerja ( % )2015 2016 2017 2018 2019
1. Jumlah orang yangmelakukan screeningPenyakit Menular Langsungpada Tahun 2015 - 2019
0 0 135,11 289,64 175,33
54
Grafik 16Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja
Jumlah Orang Yang Melakukan Screening Penyakit Menular LangsungKKP Manokwari Tahun 2015 – 2018
Grafik 16 menunjukkan Presentase capaian kinerja jumlah orang yang
melakukan skrining penyakit menular langsung pada tahun 2017 – 2019
meningkat sebesar 133,37%.
Pelaksanaan screening penyakit menular langsung di wilayah kerja KKP
Kelas III Manokwari diharapkan dapat menurunkan prevalensi penyakit TBC dan
HIV/AIDS karena penemuan kasus secara dini dan edukasi secara terus
menerus diharapkan dapat memutuskan mata rantai penularan.
Pada tahun 2015 – 2016 kegiatan pengendalian penyakit menular
langsung masih bersifat sosialisasi ke masyarakat dan belum disertai dengan
screening / deteksi dini sehingga persentase capaian kinerja jumlah orang yang
melakukan screening penyakit menular langsung hasilnya belum ada. Hal ini
dikarenakan target indikator pada tahun 2015 -2016 adalah persentase
pelabuhan/ Bandara yang melaksanakan kegiatan deteksi dini penyakit menular
langsung, Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan skrining penyakit menular
langsung antara lain :
a. Dukungan petugas kesehatan, pimpinan instansi, dan tokoh masyarakat
Dukungan petugas kesehatan merupakan faktor yang paling mempengaruhi
dalam pelaksanaan kegiatan skrining penyakit menular. Melalui dukungan
petugas kesehatan kegiatan skrining bersifat aktif dengan menemui
0
2015 2016 2017 2018 2019
0 0 135,11289,64 175,33
1 2 3 4 5 6
Chart Title
Series1 Series2 Linear (Series1)
55
langsung sasaran hal ini dikarenakan masih rendahnya keinginan
masyarakat untuk mengakses layanan kesehatan . Sedangkan dalam
peningkatan partisipasi responden maka perlu dukungan petugas pimpinan
dan tokoh masyarakat.
b. Tingkat pengetahuan
Tingkat pengetahuan masyarakat akan mempengaruhi partipasi dan
kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan lebih dini
dan mencegah terjadinya penularan penyakit. Sehingga pada kegiatan
screening dilakukan sosialisasi untuk meningkatkan pengetahuan dan
informasi masyrakat terhadap penyakit menular langsung.
c. Sarana dan prasarana .
Ketersediaan sarana prasarana yang sudah lengkap terutama alat cek
laboratorium dapat menghemat biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat
dalam pemeriksaan dini kesehatan sehingga dapat meningkatkan antusis
masyarakat untuk mengikuti kegiatan. Selain itu ketersediaan media
Komunikasi dan Informasi (leaflet, banner, X banner, dll) dapat
mempermudah dalam peningkatan informasi dan pengetahuan masyarakat.
Pencapaian indicator ini sejak tahun 2017 sampai tahun 2018 meningkat
Kondisi yang sangat berpengaruh dikarenakan kegiatan pengendalian penyakit
menular langsung telah dilakukan secara rutin setiap tahun mulai dari sosialisasi
hingga screening sehingga masyarakat telah memperoleh gambaran tentang
penyakit-penyakit menular langsung baik gejala, faktor resiko penularan dan
penyebab penyakit sehingga berpengaruh pada kesadaran masyarakat dalam
melakukan pemeriksaan.Namun pada tahun 2019 terjadi penurunan capaian
kinerja kegiatan. Hal ini dikarenakan kurangnya dukungan anggaran pada
kegiatan penyakit Menular Langsung.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana
Aksi Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator
jumlah orang yang melakukan screning penyakit menular langsung di Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari lebih tinggi dari target jangka
menengah nasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis yaitu
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke dengan capaian kinerja sebesar
196%, maka capaian kinerja KKP Manokwari pada indikator ini lebih rendah dari
capaian kinerja KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini:
56
Grafik 17Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Orang yang MelakukanSkrining Penyakit Menular Langsung di KKP Manokwari dengan TargetJangka Menengah Nasional (RAP) Ditjen P2P) dan KKP Merauke Tahun
2019
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target IndikatorUntuk mencapai angka indikator sebesar 100 % beberapa upaya yang telah
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Membuat jadwal pelaksanaan kegiatan dengan cermat sehingga dapat
terlaksana tepat waktu dan tidak bertabrakan dengan jadwal kegiatan yang
lain
2) Pemanfaatan SDM semaksimal mungkin
3) Pemenuhan alat dan bahan kegiatan
4) Peningkatan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) tentang
pengendalian penyakit menular berupa sosialisasi kepada mitra kerja dan
masyarakat
5) Melaksanakan koordinasi dan evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan
pengendalian penyakit menular langsung ( Pengendalian TB)
f. Masalah yang dihadapi1) Belum adanya Surat Keputusan dari Dinas Kesehatan Provinsi untuk TIM
Mobile VCT KKP Manokwari walaupun KKP Manokwari sudah dilatih dalam
hal kegiatan Mobile VCT dan telah mengikuti pelatihan konselor HIV/AIDS.
2) Penggunaan alat dan bahan pemeriksaan yang masih sharing dengan
puskesmas sehingga pelaksanaan kegiatan belum bisa bersifat mandiri.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
RAP KKP Manokwari KKP Merauke
100%
128%
100%
57
3) Partisipasi masyarakat yang masih rendah pada beberapa lokasi sehingga
petugas harus menunggu lama dan harus memanggil dari rumah ke rumah.
4) Partisipasi / antusiasme / kesadaran pegawai mitra kerja untuk discreening
secara sukarela masih kurang
5) Tidak semua responden mengembalikan pot sputum ke Puskesmas pada
pelaksananaan kegiatan Deteksi Dini TB
6) Kesadaran berobat rutin dan minum obat secara teratur masih rendah.
7) Masih sulitnya penyesuaian jam kerja dengan waktu penyuluhan dan
screening sehingga petugas melakukan penyuluhan dengan metode orang
per orang
8) Peran keluarga sebagai orang terdekat dalam penanggulangan TBC belum
optimal seperti sulit mencari pemantau minum obat (PMO)
g. Usul Pemecahan Masalah1) Membentuk Tim Mobile VCT KKP Manokwari
2) Meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan mitra kerja KKP lintas
program dan lintas sektor serta pimpinan masyarakat
3) Meningkatkan Sarana dan prasarana untuk kegiatan yang bersifat
sosialisasi langsung ke masyarakat
4) Meningkatkan kompetensi petugas dalam deteksi dini penyakit menular
langsung dengan mengikuti pelatihan pelatihan dalam deteksi dini penyakit
menular.
5) Penambahan jumlah tenaga teknis baik di Pelabuhan Laut maupun di
Wilker dan penambahan formasi tenaga kontrak teknis.
10. Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnyaa. Pengertian
Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis lain pada sub bagian
tatausaha adalah surat – surat atau benda- benda berharga yang mempunyai
keterangan dipilih dan dikumpulkan, disusun dan disediakan atau dibagikan
sebagai bentuk laporan yang dapat dipergunakan sebagai sumber informasi
dan dapat dipertanggungjawabkan keabsahannya.
b. Definisi OperasionalJumlah Dokumen Dukungan Manajemen pada Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit sebanyak 11 jenis Dokumen antara lain RKAKL/DIPA,
Laporan Tahunan, Laporan Keuangan, Laporan BMN, Lakip, Profil, Proposal
58
PNBP, Dokumen Kepegawaian, e monev DJA, e monev Bappenas, LEB dalam
periode satu tahun.
c. Cara MenghitungAkumulasi jumlah dokumen sebanyak 40 dokumen terdiri dari RKAKL/DIPA
(awal dan revisi) 2 dok, Laptah 1 dok, Laporan Keuangan 2 dok, Laporan BMN
2 dok, Lakip 1 dok, Profil 1 dok, Proposal PNBP 1 dok, dokumen kepegawaian
2 dok (kontrak dan penilaian), e monev DJA 12 dok, e monev Bappenas 4 dok,
LEB 12 dokJumlah Dokumen Dukungan Manajemen yang disusun dalam tahun berjalanJumlah Dokumen Dukungan Yang Ditetapkan dalam satu Tahun %d. Capaian Indikator
Capaian kinerja Indikator Kegiatan Jumlah dokumen dukungan manajemen dan
tugas teknis lainnya pada tahun 2019 sebanyak 51 dokumen atau sebesar
127,5 % dari target dokumen yang ditetapkan sebanyak 40 dokumen. Dokumen
tersebut terdiri dari dokumen RKAKL/Dipa sebanyak 1 dokumen awal dan 4
dokumen revisi, dokumen laporan tahunan sebanyak 1 dokumen, Laporan
keuangan sebanyak 2 dokumen ( Semester dan Tahunan ) Laporan BMN
sebanyak 2 dokumen ( Semester, dan Tahunan ), Lakip sebanyak 1 dokumen,
proposal PNBP sebanyak 1 dokumen, dokumen kepegawaian sebanyak 2
dokumen, dokumen emonev DJA sebanyak 12 dokumen, dokumen E- monev
Bappenas sebanyak 12 dokumen, LEB sebanyak 12 dokumen. Apabila
dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2018 sebesar 100%,maka terjadi
peningkatan prestasi kerja pada tahun 2019 sebesar 27,5 %. Hal ini
dikarenakan berubahnya sistem penginputan pelaporan E-Monev Bapenas
yang terbuka setiap bulan untuk menginput data laporan.
Tabel 15Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja
Jumlah Dokumen Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis LainnyaKKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
NO Indikator Capaian Kinerja ( % )2015 2016 2017 2018 2019
1. Jumlah orang yangmelakukan screeningPenyakit Menular Langsungpada Tahun 2015 - 2019
40 40 40 40 51
59
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa capaian kinerja jumlah dokumen
dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya tercapai sejak tahun 2015 dan
mengalami peningkatan pada tahun 2019 sebesar 27,5%.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis lainnya di Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Manokwari lebih tinggi dengan target jangka menengah
nasional. Sedangkan jika dibandingkan dengan instansi sejenis yaitu Kantor
Kesehatan Pelabuhan Kelas III Merauke yaitu sebesar 100%, maka capaian
kinerja KKP Manokwari pada indikator ini juga lebih tinggi dengan capaian
kinerja KKP Merauke. Hal ini digambarkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 18Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Dokumen Dukungan
Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya di KKP Manokwari dengan TargetJangka Menengah Nasional (RAP) Ditjen P2P) dan KKP Merauke Tahun
2019
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa capaian kinerja KKP Manokwari lebih
besar di bandingkan dengan target jangka menengah nasional dan juga
capaian kinerja KKP Merauke. Hal ini dapat dicapai dengan output keluaran dari
dokumen RKAKL dimana target 1 dokumen tercapai 4 5 dokumen serta
dokumen laporan e monev Bappenas capaian 12 dokumen dari target
ditetapkan sebanyak 4 dokumen.
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target Indikator1) Pengumpulan data bulanan secara tepat waktu
2) Penginputan data dalam aplikasi secara tepat waktu
3) Penyusunan Laporan Bulanan secara tepat waktu
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
RAP KKP Manokwari KKP Merauke
100%
128%
100%
60
f. Masalah yang dihadapi1) Data yang dikumpulkan pada setiap bulan belum engkap.
2) Kurangnya SDM dalam hal penyusunan laporan
3) Kurang lengkapnya data dukung dalam penyusunan laporan
g. Usul Pemecahan Masalah1) Meningkatkan fungsi pengawasan pada setiap level pejabat sehingga
mekanisme atau SOP pengumpulan data kinerja bias terlaksana sesuai
criteria
2) Memberikan reward dan phunismant pada setiap ketepatan dan
keterlambatan pengumpulan data
11. Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2Pa. Pengertian
Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2P adalah adalah suatu proses untuk
meningkatkan kemampuan individu, kelompok, organisasi dalam rangka untuk
memperkuat kemampuan penyesuaian individu dan organisasi sehingga dapat
tanggap terhadap setiap perubahan lingkungan organsiasi yang terjadi yang
diselenggarakan oleh suatu lembaga yang berkompeten dalam bidang
tersebut.
b. Definisi OperasionalJumlah jenis peningkatan kapasitas bidang P2P yang diikuti oleh SDM dalam
kurun waktu satu tahun.
c. Cara MenghitungAkumulasi Jumlah Jenis PEningkatan Kapasitas Bidang P2P yang diikuti oleh
SDM dalam kurun waktu satu tahun.Jumlah SDM yang mengikuti peningkatan kapasitasJumlah SDM Yang Ditetapkan mengikuti peningkatan kapasitas dalam satu Tahun %d. Capaian Indikator
Jumlah SDM yang ditetapkan mengikuti kegiatan peningkatan kapasitas SDM
bidang P2P pada tahun 2019 sebanyak 14 orang dari target ditetapkan
sebanyak 9 orang. Indikator ini merupakan indikator baru yang dimunculkan
pada saat revisi RAK sehingga tidak bisa dibuat perbandingan dengan tahun
61
2017. Perbandingan capaian indikator dokumen dukungan manajemen tahun
2015 sampai dengan 2019 dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut:
Tabel 16Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja
Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2PKKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
NO Indikator Capaian Kinerja ( % )2015 2016 2017 2018 2019
1. Jumlah orang yangmelakukan screeningPenyakit Menular Langsungpada Tahun 2015 - 2019
8 11 11 18 14
Grafik 19Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja
Jumlah Peningkatan Kapasitas SDM Bidang P2PKKP Manokwari Tahun 2015 – 2019
Dari tabel dan grafik di atas, dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan pencapaian
indikator kinerja jumlah peningkatan kapasitas SDM Bidang P2P. Hal ini terjadi
karena adanya penambahan pegawai baru pada tahun 2015 sebanyak 11
orang sehingga peningkatan kapasitas SDM bidang P2P dibutuhkan untuk
kelancaran pelaksanaan tugas teknis. Selain itu, adanya peningkatan
penganggaran pada bidang pelatihan baik bersumber dari dana satker maupun
dari dana pusat juga mempengaruhi pencapaian indikator tersebut.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
peningkatan kapasitas SDM bidang P2P di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Manokwari lebih tinggi dari target jangka menengah nasional. Sedangkan jika
8
11 11
18
02468
101214161820
2015 2016 2017 2018
Jenis Pelatihan
62
dibandingkan dengan instansi sejenis yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Merauke yaitu sebesar 177,78%, maka capaian kinerja KKP Manokwari pada
indikator ini lebih rendah dari capaian kinerja KKP Merauke. Hal ini
digambarkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 20Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Peningkatan KapasitasSDM Bidang P2P di KKP Manokwari dengan Target Jangka Menengah
Nasional (RAP) Ditjen P2P) dan KKP Merauke Tahun 2019
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target Indikator1) Mengundang narasumber kegiatan yang mempunyai kompetensi dan
lisensi untuk mengajar di Kantor sehingga peserta yang terpapar lebih
banyak. Hal ini sangat efisien dalam hal penghematan anggaran.
2) Melakukan revisi sisa anggaran dari kegiatan yang sudah tercapai output
namun masih ada sisa dana untuk kemudian dianggarkan untuk kegiatan
peningkatan kapasitas.
f. Masalah yang dihadapi1) Kurangnya informasi terkait penyelenggaraan pelatihan sehingga
mengalami kesulitan dalam hal pendaftaran peserta diklat.
2) Kurangnya SDM sehingga masih ada beberapa pegawai yang merangkap
tugas dan jabatan sehingga jadual penyelenggaraan kadang – kadang
bersamaan dengan kegiatan lain.
3) Anggaran Pelatihan sangat sedikit dikarenakan sudah terpakai pada tupoksi
kantor.
g. Usul Pemecahan Masalah1) Penambahan jumlah pegawai
100%
163,64%177,78%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
180%
200%
63
2) Penambahan jumlah anggaran kegiatan
12. Jumlah Pengadaan Sarana Prasaranaa. Pengertian
Sarana dan Prasarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat
digunakan sebagai alat dalam pelaksanaan tugas serta dapat menunjang atau
mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit kerja serta
b. Definisi OperasionalJumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas penunjang
perkantoran, kendaraan dalam satu tahun
c. Cara MenghitungAkumulasi jumlah jumlah pengadaan tanah, gedung, alat kesehatan, fasilitas
penunjang perkantoran, kendaraan dalam satu tahun.Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana Yang dilaksanakanJumlah Pengadaan Yang Ditetapkan dalam satu Tahun %d. Capaian Indikator
Capaian indikator kegiatan Jumlah Pengadaan Sarana dan Prasarana pada
tahun 2019 ditetapkan sebanyak 36 unit ( paket ) dengan realisasi sebesar 100
persen dimana semua paket kegiatan dapat dilaksanakan dan direalisasikan
sebanyak 36 unit (paket). Sementara perbandingan indikator kegiatan ini dari
tahun 2015 – 2019 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 17Perbandingan Capaian Hasil Kerja Indikator Kinerja
Jumlah Pengadaan Sarana Prasarana KKP ManokwariTahun 2015 – 2019
Tahun Target* Capaian %
2015 20 20 100
2016 134 84 62,69
2017 38 38 100
2018 8 8 100
2019 36 36 100
*target 2015 – 2018 berdasarkan dipa awal tahun
64
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa capaian hasil kerja indikator kinerja
jumlah pengadaan sarana prasarana KKP Manokwari dari tahun 2015 – 2018
tercapai 100%, namun pada tahun 2016 tidak tercapai 100% karena adanya
efisiensi anggaran yang mengakibatkan terpotongnya anggaran pengadaan
sarana prasarana. Dengan demikian dapat dikatakan capaian target pada
tahun 2016 sebesar 100%.
Jika dibandingkan dengan target jangka menengah nasional (Rencana Aksi
Program Ditjen P2P) yaitu 100%, maka capaian kinerja pada indikator jumlah
pengadaan sarana prasarana di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Manokwari sama dengan target jangka menengah nasional. Sedangkan jika
dibandingkan dengan instansi sejenis yaitu Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas
III Merauke yaitu sebesar 200%, maka capaian kinerja KKP Manokwari pada
indikator ini lebih rendah dari capaian kinerja KKP Merauke. Hal ini
digambarkan pada grafik di bawah ini:
Grafik 21Perbandingan Capaian Kinerja Indikator Jumlah Pengadaan Sarana
Prasarana di KKP Manokwari dengan Target Jangka Menengah Nasional(RAP) Ditjen P2P) dan KKP Merauke Tahun 2019
e. Upaya yang Dilaksanakan untuk Mencapai Target Indikator1) Melaksanakan pengumuman lelang pada aplikasi SIRUP
2) Melakukan survey harga dan penyusunan HPS sejak awal DIPA diterima
3) Melakukan pemilihan penyedia lewat e- catalog setelah tidak didapatkan
penyedia untuk wilayah Manokwari melakukan pemilihan penyedia Lokal
0%
20%
40%
60%
80%
100%
120%
140%
160%
180%
200%
RAP KKP Manokwari KKP Merauke
100% 100%
200%
65
f. Masalah yang dihadapi1) Adanya perubahan nilai limit pada peraturan Barang milik Negara dimana
nilai kapitalisasi peralatan dan mesin dari 300.000 menjadi 1.000.0000,
untuk gedung dan bangunan dari 10.000.000 enjadi 25.000.000,- sehingga
menghambat proses pengadaan dikaenakan harus melakukan pemetaan
belanja modal dibawah nilai kapitalisasi yang diharuskan di revisi DIPA.
2) Terlambatnya SK pengusulan ULP sehingga berpengaruh terhadap proses
lelang di atas 200.000.000,-
3) Tidak semua barang tersedia dalam e- catalog sehingga harus melakukan
pemecahan paket dengan mengambil barang yang tidak tersedia di e –
catalog dilakukan pembelian dipenyedia local.
g. Usul Pemecahan Masalah1) Melakukan pemetaan belanja modal dibawah nilai kapitalisasi untuk
diusulkan segera dilakukan revisi anggaran
C. ANALISA EFISIENSI SUMBER DAYAPrinsip efisiensi penggunaan sumber daya (sumber daya manusia, anggaran,
sarana dan prasarana) di lingkungan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari
tetap dilaksanakan dengan berorientasi pada outcome atau manfaat yang ingin dicapai
dari setiap kegiatan tanpa mengurangi jumlah output yang ditargetkan.
Efisiensi penggunaan sumber daya manusia terjadi pada indikator jumlah alat
angkut sesuai standar kekarantinaan kesehatan dan indikator jumlah deteksi dini
dalam rangka cegah tangkal masuk dan keluarnya penyakit, dimana kegiatan yang
dilakukan berupa pemeriksaan kapal dalam rangka penerbitan COP, PHQC,
SSCC/SSCEC, dan Sertifikat P3K yang dilakukan oleh 3 orang petugas dari seksi
PKSE dan PRL&KLW. Selain itu juga, efisiensi penggunaan sumber daya juga terjadi
pada kegiatan pelayanan kesehatan pada situasi khusus dimana pada saat melakukan
posko lebaran dan nataru juga dilakukan kegiatan migrasi malaria.
Efisiensi anggaran terhadap pencapaian indikator kinerja terjadi pada beberapa
indikator berikut:
1. Pada indikator kinerja jumlah alat angkut sesuai dengan standar kekarantinaan
dihasilkan capaian sebesar 117,31% sedangkan penyerapan anggaran pada
indikator ini adalah sebesar 86,10%. Dengan demikian terjadi efisiensi penggunaan
sumber daya anggaran sebesar 31,21%.
2. Pada indikator kinerja jumlah deteksi dini dalam rangka cegah tangkal masuk dan
keluarnya penyakit dihasilkan capaian sebesar 100% dengan asumsi semua kapal
66
yang masuk dilakukan pemeriksaan, sedangkan penyerapan anggaran pada
indikator ini adalah sebesar 97,91%. Dengan demikian terjadi efisiensi penggunaan
sumber daya anggaran sebesar 2,09%.
3. Pada indikator kinerja jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang mempunyai kebijakan
kesiapsiagaan dalam penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang
berpotensi wabah dihasilkan capaian sebesar 250%, sedangkan penyerapan
anggaran pada indikator ini adalah sebesar 96,09%. Dengan demikian terjadi
efisiensi penggunaan sumber daya anggaran sebesar 153,91%.
4. Pada indikator kinerja jumlah pelabuhan/bandara/PLBD yang memenuhi syarat-
syarat sanitasi dihasilkan capaian sebesar 100%, sedangkan penyerapan anggaran
pada indikator ini sebesar 88,92%. Dengan demikian terjadi efisiensi penggunaan
sumber daya anggaran sebesar 11,08%.
5. Pada indikator kinerja jumlah orang yang melakukan skrining penyakit menular
langsung dihasilkan capaian sebesar 289,64%, sedangkan penyerapan anggaran
pada indikator ini sebesar 87,68%. Dengan demikian terjadi efisiensi penggunaan
sumber daya anggaran sebesar 201,96%.
6. Pada indikator kinerja jumlah dokumen dukungan manajemen dan tugas teknis
lainnya dihasilkan capaian sebesar 100%, sedangkan penyerapan anggaran pada
indikator ini sebesar 93,32%. Dengan demikian terjadi efisiensi penggunaan sumber
daya anggaran sebesar 6,68%.
7. Pada indikator kinerja jumlah pengikatan kapasitas SDM bidang P2P dihasilkan
capaian sebesar 163,64%, sedangkan penyerapan anggaran pada indikator ini
sebesar 83,18%. Dengan demikian terjadi efisiensi penggunaan sumber daya
anggaran sebesar 80,48%.
8. Pada inidkator kinerja jumlah pengadaan sarana prasarana dihasilkan capaian
sebesar 100%, sedangkan penyerapan anggaran pada indikator ini sebesar
84,78%. Dengan demikian terjadi efisiensi penggunaan sumber daya anggaran
sebesar 15,22%.
Sedangkan efisiensi penggunaan sarana prasarana juga terjadi pada indikator
jumlah pelayanan kesehatan pada situasi khusus dimana posko lebaran dan nataru di
Bandar Udara Rendani Manokwari dilakukan di pos KKP Manokwari Wilker Rendani
yang merupakan gedung milik UPBU Rendani Manokwari.
D. SUMBER DAYA1. Sumber Daya Manusia
67
Jumlah pegawai pada tahun 2019 dan 2018 sebanyak 48 dan 47 pegawai terdiri
dari Pegawai dengan status Aparatur Sipil Negara ( ASN ) sebanyak 34 orang,
Tenaga Kontrak sebanyak 11 orang serta Dokter Konsulen sebanyak 3 orang. Dari
47 pegawai tersebut yang aktif melaksanakan tugas sebanyak 46 orang. Hal ini
dikarenakan ada 3 orang pegawai yang sedang melaksanakan tugas belajar di luar
kota.
Berdasarkan jenjang pendidikan , pegawai dengan status ASN terbagi kedalam
jenjang pendidikan S2 sebanyak 5 orang, Sarjana sebanyak 12 orang, Diploma 3
sebanyak 14 orang, Jenjang SMU sebanyak 2 orang dan SMP sebanyak 1 orang.
Rincian jenjang pendidikan pegawai dapat dilihat pada grafik di bawah ini :
Grafik. 21Distibusi Pegawai Berdasarkan Tingkat PendidikanKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari
Tahun 2019
a.Grafik 21.
Jumlah SDM KKP Manokwari Berdasarkan StatusTahun 2019
S2 S1 Diploma III SMU SMP
68
b. JabatanDari SDM KKP Manokwari yang berstatus pegawai negeri sipil yaitu sebanyak
36 orang, maka dapat dikelompokkan berdasarkan jabatan sebagai berikut :
Grafik 22.Jumlah SDM KKP Manokwari Berdasarkan Jabatan
Tahun 2019
c. GolonganGrafik 23.
Jumlah SDM KKP Manokwari Berdasarkan GolonganTahun 2019
69
d. PendidikanGrafik. 21
Distibusi Pegawai Berdasarkan Tingkat PendidikanKantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari
Tahun 2019
2. Sumber Daya Anggarana. Realisasi Belanja
Realisasi Belanja Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari Per 31
Desember 2019 dan 2018 adalah masing – masing sebesar Rp.8.995.631,180,-
( 94,50 % ) dan 9.419.539.027,- ( 93,06 % ) dari anggaran belanja sebesar
S2 S1 Diploma III SMU SMP
70
9.518.777.000,-. Rincian anggaran dan realisasi belanja TA 2019 adalah
sebagai berikut :
Tabel.18Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III ManokwariTahun Anggaran 2019
Anggaran Realisasi%
RealisasiAnggaran
Belanja Pegawai 4.204.368.000 4.011.425.042 95,41
Belanja Barang 5.037.125.000 4.710.406.138 93,51
Belanja Modal 277.284.000 273.800.000 98,74
URAIAN
TA 2019
Dibandingkan dengan Tahun 2018, Realisasi belanja Per 31 Desember 2019
mengalami kenaikan sebesar (1,44) % dibandingkan realisasi belanja tahun
sebelumnya. Perbandingan realisasi anggaran dapat dilihat pada tabel di
bawah ini :
Tabel.19Perbandingan Realisasi Anggaran Tahun 2018 dan 2019
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari
TA 2019 TA 2018%
RealisasiAnggaran
Belanja Pegawai 4.011.425.042 3.789.606.294 94,47
Belanja Barang 4.710.406.138 4.995.087.732 106,04
Belanja Modal 273.800.000 634.845.001 231,86
JUMLAH 8.995.631.180 9.419.539.027 104,71
URAIAN
Dari tabel di atas terlihat adanya perbedaan jumlah realisasi sebesar 104.71
persedn dikarenakan jumlah pagu anggaran yang dikelola pada tahun 2018
lebih besar dari pada pagu anggaran tahun 2019.
Grafik 22.Jumlah Anggaran dan Realisasi Belanja KKP Manokwari
Tahun 2018 dan 2019
71
b. Realisasi PendapatanRealisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada 31 Desember
2019 dan 2018 masing – masing sebesar Rp.563.851.000,- dan
Rp.677,090,160,-. Pendapatan mencapai 100,04 persen dari estimasi
pendapatan pada yang ditetapkan untuk tahun 2019 sebesar
563.609.000,-. Pendapatan Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Manokwari terdiri dari Pendapatan Jasa berupa layanan Fasilitas
Kesehatan, Pendapatan Jasa Karantina Kesehatan, Pendapatan Jasa
Pelayanan Vaksinasi Kesehatan dan Pendapatan dari penjuaalan
peralatan dan mesin. Rincian estimasi Pendapatan dan realisasinya adalah
sebagai berikut :
Tabel.20Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III ManokwariTahun Anggaran 2019
Etimasi Realisasi%
RealisasiAnggaran
Pendapatan Jasa Kesehatan 563.609.000 561.351.000 99,60
Pendapatan penjualan
Peralatan dan mesin - 2.500.000
JUMLAH 563.609.000 563.851.000 100,04
URAIAN
TA 2019
8.400.000.000 8.600.000.000 8.800.000.000 9.000.000.000 9.200.000.000 9.400.000.000 9.600.000.000 9.800.000.000
10.000.000.000 10.200.000.000
2019 2018
Pagu Realisasi
72
Realisasi Pendapatan Per tanggal 31 Desember 2019 sebesar 100,04
persen, atau mengalami penurunan sebesar Rp.114.573.320,-. Hal ini
disebabkan :
1) Menurunnya jumlah pelayanan vaksinasi meningitis meningokokus
yang berhubungan dengan tugas pokok dan fungsi Kantor Kesehatan
Pelabuhan.
2) Menurunnya jumlah pendapatan dari penjualan peralatan dan mesin
3) Pada tahun 2019 tidak ada pendapatan bersumber dari denda
keterlambatan pekerjaan konstruksi.
TA 2019 TA 2018 Selisih
Pendapatan Jasa Kesehatan 561.351.000 677.090.160 115.739.160
Penjualan Peralatan dan Mesin 2.500.000 -
Peralatan dan mesin - 1.334.160
JUMLAH 563.851.000 678.424.320 114.573.320
URAIANREALISASI PENDAPATAN
Grafik 27.Jumlah Target dan Realisasi Pendapatan KKP Manokwari
Tahun 2018 dan 2019
-
100.000.000
200.000.000
300.000.000
400.000.000
500.000.000
600.000.000
700.000.000
2019 2018
Estimasi Realisasi
73
c. Realisasi Anggaran per Jenis BelanjaRealisasi anggaran per jenis belanja KKP Manokwari tahun 2018 dan 2019
dapat dilihat pada grafik dibawah ini :
Grafik 28.Jumlah Pagu dan Realisasi Belanja per Jenis Belanja KKP Manokwari
Tahun 2019 dan 2018
E. PERLENGKAPANSarana dan PrasaranaSarana dan prasarana di KKP Manokwari dalam bentuk aset yang dikelompokkan
menjadi aset lancar berupa barang persediaan dan aset tetap berupa tanah, peralatan
dan mesin serta gedung/bangunan. Jumlah aset KKP Manokwari dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
Tabel 18.Jumlah Aset KKP Manokwari
Per 31 Desember 2018 dan 2019
Uraian31 Desember
201831 Desember
2019ASETASET LANCAR
Persediaan 112.107.870 61.330.320
JUMLAH ASET LANCAR 112.107.870 61.330.320
ASET TETAPTanah
Peralatan dan Mesin
4.247.191.100
7.778.769.678
4.247.191.100
9.607.453.149
Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja ModalPagu 2018 3.881.951.000 5.491.475.000 748.810.000Realisasi 2018 3.789.605.574 4.997.087.732 634.845.001Pagu 2019 4.204.368.000 5.037.125.000 277.284.000Realisasi 2019 4.011.425.041 4.710.406.138 273.800.000
-
1.000.000.000
2.000.000.000
3.000.000.000
4.000.000.000
5.000.000.000
6.000.000.000
74
Gedung dan Bangunan
Aset Tetap Lainnya
Akumulasi Penyusutan
5.552.306.000
19.937.500
(6.576.134.696)
5.552.306.000
19.937.500
(7.377.502.124)
JUMLAH ASET TETAP 11.022.069.582 12.049.385.625
JUMLAH ASET 11.135.409.327 12.110.715.945
Saldo per 31 Desember 2019 sebesar Rp.61.330.320,- (Enam Puluh Satu Juta
Tiga Ratus Tiga Puluh Ribu Tiga Dua Puluh Rupiah).
Jumlah tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
UraianSaldo Awal
(Rp)
Mutasi
(Rp)
Saldo
Akhir
(Rp)Barang Konsumsi 22.549.870 (5.045.450) 27.595.320
Bahan untuk
pemeliharaan
0 0 0
Suku Cadang 0 0 0
Bahan Baku 0 0 0
Persediaan Lainnya 89.558.000 55.823.000 33.735.000
JUMLAH 112.107.870 16.291.550 61.330.320
Total nilai barang persediaan yang dalam kondisi rusak atau usang adalah sebesar
Rp,0 (NULL) yang terdiri atas barang persediaan dengan kondisi rusak senilai Rp
0,-
Saldo Peralatan dan Mesin pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III
Manokwari per 31 Desember 2019 adalah sebesar Rp.9.607,453,149,- (Sembilan
Milyard Tujuh Ratus Delapan Puluh Juta Delapan Ratus Tujuh Puluh Sembilan
Ribu Sembilan Ratus Delapan Belas Rupiah) jumlah tersebut terdiri atas saldo
awal sebesar Rp 7.778.019.678,- (Tujuh Milayard Tujuh Ratus Tujuh Puluh Empat
Juta Tiga Ratus Delapan Puluh Ribu Empat Ratus Enam Puluh Tujuh Rupiah),
mutasi tambah sebesar Rp. 1.829.433.471 (Satu Milyar Delapan Ratus Juta Enam
Ratus Sembilan Ribu Satu Rupiah), dan mutasi kurang sebesar Rp.538.959.000,-
(Lima Ratus Tiga Puluh Enam Juta Seratus Sembilan Ribu Lima Ratus Lima Puluh
Rupiah).
Saldo Tanah pada Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas III Manokwari per 31
Desember 2019 sebesar Rp.4.247.191.100,- (Empat Milyard Dua Ratus Empat
Puluh Tujuh Juta Seratus Sembilan Puluh Satu Ribu Seratus Rupiah), Jumlah
tersebut terdiri atas saldo awal tanah dengan nilai sebesar Rp.4.247.191.100,-
75
(Empat Milyard Dua Ratus Tiga Juta Tiga Ratus Empat Puluh Satu Ribu Seratus
Rupiah), mutasi tambah dengan nilai sebesar Rp.0,- (Null), dan mutasi kurang
dengan nilai sebesar Rp 0 (Null)
BAB IVSIMPULAN
Laporan Akuntabilitas Kinerja KKP Manokwari Tahun 2018 merupakan laporan
pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan kegiatan yang berasaskan akuntabilitas dan
berorientasi pada pencapaian-pencapaian kinerja sasaran program yang bersifat hasil
(outcome). Kegiatan KKP Manokwari memiliki sasaran menurunnya angka kesakitan,
kematian dan kecacatan akibat penyakit. Berdasarkan hasil pengukuran kinerja diperoleh
hasil bahwa dari 12 Indikator sasaran kegiatan, sebanyak 11 indikator telah mencapai target
yang ditetapkan.
Pencapaian indikator sasaran kegiatan KKP Manokwari masih menghadapi beberapa
masalah seperti kurangnya sarana dan prasarana, jumlah SDM baik secara kuantitas maupun
kualitas, dukungan anggaran, koordinasi dan jejaring kerja lintas sektor terkait.
Pada tahun yang akan datang KKP Manokwari berupaya untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas pencapaian sasaran kegiatan KKP Manokwari dengan meningkatkan
sarana dan prasarana, jumlah SDM, dukungan anggaran dan advokasi serta sosialisasi
program.
Keberhasilan yang telah dicapai pada tahun 2019 merupakan titik awal untuk
melanjutkan pelaksanaan program dan kegiatan yang telah dicanangkan pada pada periode
berikutnya dan sekaligus menjadi barometer agar kegiatan-kegiatan di masa mendatang
dapat dilaksanakan secara lebih efektif dan efisien. Sedangkan segala kekurangan dan hal-
hal yang menghambat tercapainya target dan rencana kegiatan diharapkan dapat dicari solusi
serta diselesaikan dengan mengedepankan profesionalisme dan kekeluargaan di lingkungan
Kantor Kesehatan Pelabuhan Manokwari.
Recommended