View
180
Download
11
Category
Preview:
Citation preview
Praktikum bk karir
Dosen pengasuh :
Kadek surenate m.pd. kons
Disusun oleh :
1. Ketut Mahendra cita
2. Kadek suherman ari prabawa
3. Made sukayasa
4. Wayan sastrawa
Jurusan Bimbingan Konseling
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang mendalam disampaikan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan hidayahNya maka makalh yang berjudul “praktikum bk karir ”
dapat selesai sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Semoga apa yang kami kerjakan dapat
membawa manfaat untuk kita semua. Kami mengumpulkan informasi dari berbagai
sumber seperti observasi ke sekolah, dan dari informasi dari berbagai sumber lainnya.
Kami mohon maaf jika ada kesalahan dalam penyusunan makalah yang kami dan ada
hal-hal yang tidak berkenan serta kekeliruan baik dalam penyampaian maupun
penyusunan, karena kami hanya manusia biasa yang tak luput dengan dosa ataupun
kesalahan , untuk itu kami mohon masukan saudara sekalian jika ada kekeliruan dan
kekurangan didalam makalah yang kami buat, demikian makalah tentang konsep
BIMBINGAN KARIR kami susun sebagai salah satu tambahan dalam laporan perkuliahan.
Akhirnya kami dari kelompok 2 mengucapkan terimakasih atas perhatiannya.
Singaraja ,Desember 2012
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………..
DAFTAR ISI………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang………………………………………………………………...
a. Masalah-masalah karier yang terjadi …………………………………
b. Latar belakang perlunya layanan bk karier……………………………
c. Pendekatan, model dan layanan yang digunakan……………………
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Teori yang digunakan, konsep dan langkah-langkahnya………………..
2.2 Instrument yang diguanakan dalam kegiatan layanan………………….
2.3 RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya……
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 hasil yang dicapai dalam praktek………………………………………….
3.2 kelemahan dan kelebihan………………………………………………….
BAB IV PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………….
3. 2 saran ………………………………….……………………….......................
I
Ii
1
1
2
3
4
11
12
15
16
17
17
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
a. Masalah-masalah karier yang terjadi di SMA N 2 Singaraja
Permasalahan Memilih Jurusan di bangku Sekolah Menengah Atas
merupakan problematika tersendiri bagi para siswa SMA/MA, terutama siswa
kelas 10 semenster 2. Sebab pelaksanaan penjurusan bagi setiap siswa dimulai
pada semester 1 (satu) kelas XI, untuk penentuan IPA,IPS, atau Bahasa,dilakukan
akhir semester 2 (dua) kelas X. Kriteri penjurusan meliputi Nilai Akademik,
Minat Akademik dan Pindah Jurusan.
Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa
berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa-siswa yang mempunyai
kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik, biasanya akan memilih jurusan
IPA, dan yang memiliki minat pada sosial dan ekonomi akan memilih jurusan
IPS, lalu yang gemar berbahasa akan memilih Bahasa.
Pengarahan sejak dini ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa memilih
bidang ilmu yang akan ditekuninya di Universitas atau akademi yang tentunya
akan mengarah pula kepada karirnya kelak. Tetapi penjurusan di tingkat SMA
tidak selalu menjamin bahwa seorang siswa akan memilih bidang studi yang sama
di Universitas, karena pada kenyataannya banyak siswa program IPA yang
memilih jurusan Ekonomi, Politik, Hubungan Internasional, atau siswa jurusan
IPS yang memilih program Bahasa.
Pemilihan jurusan yang berbeda dengan bidang ilmu yang ditekuni di
SMA tersebut adalah wajar sebab anak seusia SMA memang belum bisa
memastikan karirnya. Jangankan anak SMA, mahasiswa PT pun masih
mengalami kebimbangan menentukan karirnya setelah lulus.
Rendahnya angka melanjutkan ke PT dapat disebabkan oleh banyak hal, di
antaranya : masalah ekonomi, ketidakmampuan akademik, gagal dalam UN, gagal
dalam ujian masuk PT, dll. Melihat kenyataan rendahnya angka partisipasi
tersebut, maka pendidikan di level SMA (pendidikan menengah umum) sebaiknya
diarahkan untuk mempersiapkan siswa agar lebih memiliki kemampuan untuk
bekerja atau membuka usaha mandiri. Tentu saja, selain pemikiran ini, dapat juga
dikembangkan argumen untuk mempermudah proses ujian masuk PT atau
menekan biaya kuliah/masuk PT,
Penjurusan yang ada di SMA saat ini adalah penjurusan yang mengarah
kepada satu tujuan yaitu melanjutkan ke PT. Penjurusan seperti ini memiliki
keterbatasan dalam mengantisipasi kondisi siswa-siswa yang karena alasan
tertentu tidak dapat melanjutkan ke PT, dan memilih (terpaksa memilih) untuk
langsung bekerja. Dengan kemampuan yang dipersiapkan untuk melanjutkan ke
PT, maka wajar jika banyak siswa SMA juga mengalami kesulitan ketika bekerja
di masyarakat. Bahkan pekerjaan yang dilakukan barangkali serabutan,dengan
prinsip yang penting bekerja.
b. Latar belakang layanan bk karier yang di lakukan di SMA N2
singaraja
penjurusan berarti pengerahan haluan hidup seseorang mulai dari jurusan
yang mereka pilih di sma sampai pekerjaan yang akan di tekuninya nanti, nilai
yang dianut serta kepribadian yang mengembannya. penjurusan itu menyangkut
kecerdasan serta kemampuan manusia untuk belajar, selain juga menyangkut
persaingan kelas sosial karena penjurusan dipandang sebagai peletakan posisi
siswa dan keluarganya dalam masyarakat, siswa dapat memilih jurusan yang di
inginkan sesuai dengan poten, minat dan bakat yang di milikinya, tanpa paksaan
dari orang lain bahkan juga menyangkut pengendalian emosi dalam arti apakah
orang tua dan siswa dapat menerima jika siswa tidak masuk jurusan yang
diinginkannya.
dibangku SMA melalui penjelasan yang disampaikan oleh guru
Bimbingan Konseling di SMA. Dan memang program penjurusan dilakukan
pelaksanaan penjurusan bagi peserta didik dimulai pada semester 1 (satu) kelas
XI, untuk penentuan IPA,IPS, Bahasa, atau Keagamaan dilakukan akhir semester
2 (dua) kelas X., ini merupakan bentuk dari layanan bimbingan konseling yaitu
penempatan dan penyaluran siswa sesuai minat dan bakat serta kemampuan yang
dimiliki siswa.
c. Pendekatan , model atau metode layanan yang di gunakan dalam
pemilihan jurusan di sma N 2 singaraja
Teori Perkembangan David Tiedeman & O’hara karna perkembangan
kognitif total individu dan proses pembuatan keputusan yang dihasilkannya.
Menurut Tiedeman, perkembangan karir terjadi dalam proses perkembangan
kognitif secara umum ketika individu mengatasi krisis egonya yang relevan. Dia
yakin bahwa perkembangan identitas ego merupakan faktor yang sangat penting
dalam proses perkembangan karir.
Dengan singkat, Tiedeman dan O’hara menyatakan bahwa perkembangan
karir sebagai fungsi dari perkembangan karir itu sendiri, dapat dibedakan dan
secara komprehensif. Memunculkan gagasan yang kritis dari dalam diri meliputi
situasi dan factor social seperti halnya pemenuhan faktor biologis. Individu
terlihat sebagai satu kesatuan yang selalu mengalami perkembangan dan
pengambilan keputusan berdasar masa lalu, misalnya: lulusan/alumni dari
sekolah/perguruan tinggi mana, sudah menikah/belum dan waktu yang dimiliki.
Dari tahapan keseluruhan tersebut termasuk karakteristik dalam pengambilan
keputusan karir oleh individu tentang lapangan pekerjaan, diikuti oleh peluang
pekerjaan di lapangan, perusahaan yang menjadi pekerja berdasarkan keuntungan,
kerugian dan nilai-nilai hubungan.
BAB II
TEORI YANG MELANDASI DAN PERANGKAT YANG DIGUNAKAN
II.1 Teori Perkembangan David Tiedeman & O’hara
Tahapan perkembangan karir parallel dengan tahapan perkembangan
menurut orientasi teori Erikson (1950) yang terdiri dari delapan krisis psikososial
sebagai berikut: (1) trust, (2) autonomy, (3) initiative, (4) industry, (5) identity, (6)
intimacy, (7) generativity, dan (8) ego integrity. Self-in-situation, self-in-world,
dan orientasi kerja berkembang pada saat individu mengatasi krisis psikososial
dalam kehidupannya. Ketika ego identity berkembang, kemungkinan-
kemungkinan pembuatan keputusan karir yang relevan juga berkembang.
Paradigma tersebut mencakup empat aspek antisipasi atau preokupasi
(exploration, crystallization, choice, dan clarification) dan tiga aspek
implementasi atau penyesuaian (induction, reformation, dan integration), yang
dirangkum dalam table 1 berikut ini.
Tabel 1. Aspek Antisipasi, Preokupasi, Implementasi, dan Penyesuaian
Aspek
Antisipasi
atau
Preokupasi
KarakteristikAspek
ImplementasiKarakteristik
Eksplorasi 1. Berpikir agak
temporer dan
induktif.
2. Kemungkinan
tindakan
dipertimbangkan
berulang-ulang.
3. Melalui imaginasi,
individu mengalami
berbagai aktivitas
dengan mengaitkan
Induksi 1. Dalam periode ini
dimulai pengalaman
interaksi sosial dan
identifikasi karir.
2. Lebih jauh
mengidentifikasi self
dan mempertahankan
self dalam sistem
sosial karir.
3. Pada saat
mengalami
perasaan self dalam
struktur atau premis
tertentu.
4. Melalui proyeksi,
individu mencari
tujuan-tujuan
tentatif.
5. Terdapat fokus
pada perilaku masa
depan dengan
beberapa alternatif
tindakan.
6. Merefleksikan
aspirasi,
kemampuan, minat,
dan implikasi sosial
di masa depan yang
terkait dengan
pilihan karir.
penerimaan dalam
karir, bagian dari self
berpadu dengan
kelompok penerima.
4. Terdapat kemajuan
dalam pencapaian
tujuan individu tetapi
dalam kerangka
totalitas karir dengan
tujuan sosialnya.
Kristalisasi 1. Asesmen terhadap
berbagai alternatif
terus dilakukan.
2.
Mempertimbangkan
beberapa alternatif.
3. Muncul beberapa
alternatif pilihan.
4. Pilihan-pilihan
tentatif mungkin
direevaluasi dalam
proses penilaian dan
pengurutan.
Reformasi 1. Kelompok karir
memberikan
pengakuan dan
penerimaan sebagai
anggota kelompok.
2. Terdapat ketegasan
di pihak individu di
dalam maupun di
luar kelompok karir,
yang diperkuat oleh
kondisi baru.
3. Terdapat tindakan
asertif dalam bentuk
5. Tujuan menjadi
lebih pasti dan
terbentuk tetapi ada
kemungkinan untuk
diubah.
6. Terdapat langkah
yang pasti menuju
stabilitas pemikiran.
upaya meyakinkan
orang lain agar
menyesuaikan
dengan pandangan
diri individu dan ke
arah penerimaan
yang lebih baik
terhadap tujuan yang
sudah dimodifikasi.
Pilihan
1. Memilih satu
tujuan yang pasti.
2. Terfokus pada
perilaku tertentu
yang diperlukan
untuk mencapai
tujuan yang telah
ditentukan.
Integrasi
1. Kompromi dalam
tujuan dapat dicapai
oleh individu pada
saat dia berinteraksi
dengan kelompok
karir.
2. Objektivitas self
dan kelompok karir
diperoleh.
3. Terjadi identifikasi
terhadap seorang
anggota kelompok
karir.
4. Kepuasan dengan
suatu tindakan
tercapai, sekurang-
kurangnya untuk
sementara.
Klarifikasi 1. Periode ini ditandai
dengan klarifikasi
lebih lanjut tentang
self dalam posisi
yang dipilih.
- -
2. Pertimbangan lebih
lanjut tentang posisi
yang diantisipasi
mengurangi
keraguan terhadap
keputusan karir.
3. Keyakinan yang
lebih kuat terhadap
keputusan karir
dikembangkan.
4. Ini mengakhiri
tahap antisipasi atau
preokupasi.
Adapted from Tiedeman and O’hara, 1963
Dari table diatas dijelaskan bahwa Dalam teorinya D.Tiedeman
mengemukakan suatu keputusan untuk memilih suatu pekerjaan tertentu,
merupakan suatu proses yang berkesinambungan, terjadi titik-titik keputusan
penting bila individu-individu menghadapi seleksi masuk pekerjaan untuk
pertama kalinya perubahan dalam pekerjaan-pekerjaan atau perubahan dalam
rencana-rencana pendidikan akibat dari keputusan-keputusan yang diambil
individu pada tahap-tahap kehidupannya terdahulu. Pengambilan keputusan
sangat erat kaitannya dengan periode antisipasi dan periode implementasi, dan
kedua periode ini merupakan inti dari suatu perkembangan pekerjaan. Keputusan
yang telah ditetapkan individu terhadap suatu lapangan kerja memiliki pengaruh
yang sangat kuat terhadap keharmonisan hidupnya baik sebagai individu maupun
anggota masyarakat.
Menurut D.Tiedeman, pengambilan keputusan dibagi menjadi dua periode,
yaitu periode antisipasi dan implementasi.
1. Periode Antisipasi
Dalam periode antisipasi ini adalah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu
tahap eksplorasi, kristalisasi
a. Tahap eksplorasi
Berpikir agak temporer dan induktif.
Kemungkinan tindakan dipertimbangkan berulang-ulang.
Melalui imaginasi, individu mengalami berbagai aktivitas dengan mengaitkan
perasaan self dalam struktur atau premis tertentu.
Melalui proyeksi, individu mencari tujuan-tujuan tentatif.
Terdapat fokus pada perilaku masa depan dengan beberapa alternative tindakan.
Merefleksikan aspirasi, kemampuan, minat, dan implikasi sosial di masa depan
yang terkait dengan pilihan karir.
Dalam tahap eksplorasi sejumlah perbedaan alternative atau kemungkinan
tujuan dipertimbangkan. Berbagai kemungkinan yang akan dicapai digabung-
gabungkan dan dipertimbangkan untuk menetapkan atau memutuskan suatu
pilihan. Sejumlah alternative tujuan dijadikan suatu bidang untuk dipilih. Pada
tahap ini individu mencoba untuk mengadakan penilaian diri berkaitan dengan
berbagai alternative yang diperkirakan bisa dicapai untuk mencapai tujuan. Pada
tahap ini merupakan penjelajahan untuk mencari dan mengumpulkan berbagai
data dan informasi. Contoh: Siswa Sekolah Menengah pertama termasuk remaja
awal masa 9 s/d 11 tahun dapat mengambil keputusan karir untuk menentukan
sekolah lanjutan Atas (SMA) atau Sekolah Kejuruan (SMK)
b. Tahap Kristalisasi
Asesmen terhadap berbagai alternatif terus dilakukan.
Mempertimbangkan beberapa alternatif.
Muncul beberapa alternatif pilihan.
Pilihan-pilihan tentatif mungkin direevaluasi dalam proses penilaian dan
pengurutan.
Tujuan menjadi lebih pasti dan terbentuk tetapi ada kemungkinan untuk diubah.
Terdapat langkah yang pasti menuju stabilitas pemikiran.
Stabilnya pemikiran yaitu dengan penilaian diri dari berbagai
kemungkinan, maka terjadilah suatu pola dalam bentuk alternative dan segala
konsekwensinya disebut kristalisasi. Pertimbangan yang bermanfaat atau tidak
bermanfaat, kerugian dan nilai dari tiap-tiap alternative, mengakibatkan timbulnya
kristalisasi. Pada tahap ini segala alternative kemungkinan pekerjaan yang dicapai
sudah cukup jelas. Contoh: pengambilan keputusan karir pada masa awal remaja
berumur 9 s/d 11 tahun.
c. Tahap Pemilihan
Memilih satu tujuan yang pasti.
Terfokus pada perilaku tertentu yang diperlukan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Tahap pemilihan akan berlangsung dengan stabilnya kristalisasi. Masalah-
asalah individu yang berorientasi ke tujuan yang relevan, yaitu individu mulai
mengorganisasi dalam melengkapi dan menyesuaikan terhadap berbagai pilihan
untuk masa datang. Tahap ini adalah tahap pilihan atau keputusan akan datang
lebih cepat. Contoh: pemilihan keputusan karir pada masa remaja akhir (berumur
16 sampai 17 tahun) untuk menentukan karir masa depan individu.
d. Tahap Klarifikasi
Periode ini ditandai dengan klarifikasi lebih lanjut tentang self dalam posisi yang
dipilih.
Pertimbangan lebih lanjut tentang posisi yang diantisipasi mengurangi keraguan
terhadap keputusan karir.
Keyakinan yang lebih kuat terhadap keputusan karir dikembangkan.
Ini mengakhiri tahap antisipasi atau preokupasi.
Dalam tahap ini individu meneliti kesempatan yang lebih luas dan
mendalam, sehingga tahap ini mengemukakan sesuatu (dalam khayalan) yang
lebih baik dan sempurna untuk masa mendatang, sehingga menghasilkan
kemampuan bertindak yang nyata dan terarah. Contoh: siswa SMA sudah bisa
mengambil keputusan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi atau bekerja.
2. Periode Implementasi dan Penyesuaian
Periode implementasi dan penyesuaian ini digolongkan menjadi tiga tahap,
yaitu: tahap induksi, tahap transisi dan tahap mempertahankan atau memelihara.
a. Tahap Induksi
Dalam periode ini dimulai pengalaman interaksi sosial dan identifikasi karir.
Lebih jauh mengidentifikasi self dan mempertahankan self dalam sistem sosial
karir.
Pada saat mengalami penerimaan dalam karir, bagian dari self berpadu dengan
kelompok penerima.
Terdapat kemajuan dalam pencapaian tujuan individu tetapi dalam kerangka
totalitas karir dengan tujuan sosialnya.
Tahap ini dimulai dari pengalaman dan kesimpulan yang diteliti. Individu
mengorganisasi lapangan kerja yang bersumber dari tujuan-tujuan tertentu
kedalam interaksi dengan masyarakat. Selama tahap induksi ini, seseorang
mengutamakan hal-hal yang berkaitan dengan tujuan yang telah dicapainya.
Akhirnya pada tahap ini tujuan dan sejumlah alternative menjadi satu bagian.
Contoh: individu sudah mampu mengidentifikasi karir apa yang akan
diambil/dijalaninya
b. Tahap Reformasi
Kelompok karir memberikan pengakuan dan penerimaan sebagai anggota
kelompok.
Terdapat ketegasan di pihak individu di dalam maupun di luar kelompok karir,
yang diperkuat oleh kondisi baru.
Terdapat tindakan asertif dalam bentuk upaya meyakinkan orang lain agar
menyesuaikan dengan pandangan diri individu dan ke arah penerimaan yang lebih
baik terhadap tujuan yang sudah dimodifikasi.
Dalam tahap ini, orientasi yang diutamakan disesuaikan dengan penetapan
tujuan yang diambilnya. Dalam tahap ini adanya kemungkinan bahwa individu
akan menyimpang arah. Contoh: keputusan karir bisa mengalami perubahan
dalam proses keputusan karir individu.
c. Tahap Integrasi
Kompromi dalam tujuan dapat dicapai oleh individu pada saat dia berinteraksi
dengan kelompok karir.
Objektivitas self dan kelompok karir diperoleh.
Terjadi identifikasi terhadap seorang anggota kelompok karir.
Kepuasan dengan suatu tindakan tercapai, sekurang-kurangnya untuk sementara.
Dalam tahap ini, individu memelihara atau mempertahankan keputusan
yang telah diambilnya. Prospek terhadap usahanya telah menuju kepada status
dimasa mendatang dan untuk seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan
karir. Contoh: individu melakukan kompromi untuk menentukan keputusan karir
yang akan diambil atau dijalani.
II.2 Instrument yang diguanakan dalam kegiatan layanan
ANGKET yaitu digunakan untuk mengukur seberapa besar minat siswa
dalam memilih jurusan yag di inginkannya sesuai dengan minat potensi dan bakat
yang di milikinya.
II.3 RPBK yang digunakan serta perangkat media yang menyertainya.
RPBKBIDANG KARIER
A. Identitas1. Sekolah/Perguruan Tinggi: SMA N 2 SINGARAJA2. Kelas/Smt : X/23. Bidang Bimbingan : Bidang Karier4. Jenis Layanan : bimbingan kelompok5. Topik Layanan : menentukan penjurusan di kelas XI6. Waktu Pelaksanaan : 1 x 45 menit
B. Tujuan Kegiatan : peserta didik bisa memilih jurusannya sesuai dengan minat, bakat,potensi dan lain-lain yang di miliki peserta didik
C. Materi : pemberian layan informasi dan layanan penempatan dan penyaluranD. Metode/ Pendekatan/Teori/Model : Teori Perkembangan David Tiedeman & O’haraE. Langkah Kegiatan Layanan
TAHAP URAIAN KEGIATAN WAKTU
1. PEMBUKAAN
2. KEGIATAN INTI
3. PENUTUP
Salam,presensi,membina hubungan baik
Tanya jawab materi pengait Menyampaikan tujuan dan
kegiatan yang akan dilakukan
Sesuaikan dengan model/metode/teori yangdigunakan serta jenis layanan.Skenario dilampirkan
1. Menyimpulkan hasil layanan2. Evaluasi
Refleksi hasil Setiap siswa menuliskan di kertas/instrumenyang telah disediakan untuk mengetahui hasil pelaksanaan layanan
5 menit
30 menit
10 menit
F. Media/ alat/sumber Informasi: ANGKET
G. Evaluasi : 1. Evaluasi hasil : - evaluasi jangka panjang dengan menggunakan angket2. Evaluasi proses : : Dilaksanakan dengan mengadakan pengamatan selama proses kegiatan berlangsung. Aspek yang diamati antara lain :Nilai siswa pada semua mata pelajaran di semester ganjil kelas X, prestasi belajar siswa dan minat siswa pada jurusan tertentu partisipasi siswa dalam proses kegiatan layanan.Lampiran : ANGKET dan weeb dari kelompok dalam tugas TI BK
Menetahui ……………,
……………..
Guru BK atau petugas yang relevan mahasiswa praktik,
1. Ketut mahendra cita
2. Kadek suherman ari prabawa
3. Made sukayasa4. Wayan sastrawan
Mengetahui Dosen PembimbingKepala/Ketua......(Jurusan/Sekolah)
........................................ ...................................
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
III . 1 HASIL YANG DI CAPAI DALAM PRAKTIK
PENJURUSAN KELAS X KE KELAS XI SMA N 2 SINGARAJA
Kelas x 6
NO NAMA JK JURUSANL P IPA IPS IPB
1 NI KETUT AYU ARISTA DEWI √ √2 I GEDE SANTIASA √ √3 I GEDE UKI RANE √ √4 I WAYAN SUMADANA YASA √ √5 NI KETUT DIAN ARTANI √ √6 KADEK RESTA RINI √ √7 KETIT MASTINI √ √8 KADEK SERLY OKTAVIANI √ √9 PUTU YASA √ √
10 I PUTU AGUS KIRANA PUTRA √ √11 MADE ARI SUDARMA √ √12 NI MADE SURATMINI √ V13 I GEDE ARYA DEDI SOSIAWAN √ √14 KETUT ARMAWAN √ V15 LUH PUTU SUANDEWI √ V16 NI PUTU ARNINTA DEWANTI √ √17 NI MADE ANGGRENINGSIH √ √18 LUH MURNI KARIADI √ √19 PUTU AGUSTINI √ √20 I KM GD MAHAPUTRA ANDI WINAR √ √21 KADEK ARTIKA YASA √ √22 KOMANG SUSILA √ √23 NI LUH SRIDEWI √ √24 NI KADEK AYU TANTRIASIH √ √25 LUH PUSPA DEWI √ √26 I MADE JULIARTA YASA √ √27 I NYOMAN ARDI SETIANA √ √28 I MADE KEMBAR SUBAGIA √ √29 I GEDE AGUS REDIARTAPA √ √30 NI LUH TANTRIASIH √ v31 KADEK SRI PUSPA DEWI √ √32 LUH ALIT ASTARIANI √ √
JUMLAH 15 17 12 12 8
III. 2 KELEMAHAM DAN KELEBIHAN DARI LAYANAN
KELEBIHAN DARI TEORI INI ANTARA LAIN :
Merumuskan pilihan karir klien yang sesuai dengan tujuan individu,
merefleksikan kemampuan, minat dan implikasi social untuk masa depannya
Membantu klien dalam memilih satu pilihan karir yang pasti
konselor memberikan strategi untuk memfasilitasi perkembangan karir ataupun
penjelasan tentang proses pemilihan keputusan karir klien dan integrasi
informasi karir tentang diri konselor sehingga dapat membantu konseli untuk
memahami diri konseli.
meningkatnya kesadaran diri (self-awareness) sebagai faktor yang penting dan
diperlukan dalam proses pembuatan keputusan
Teori ini mempunyai dampak yang penting terhadap proses pembuatan
keputusan.
Adaptasi dengan lingkungan kelas atau kerja untuk mendapatkan afiliasi yang
bermakna dengan kelompok sebaya juga mendapat penekanan.
KELEMAHAN DARI TEORI INI ANTARA LAIN:
Dukungan data empiriknya masih sangat terbatas
ketiadaan instrument yang cukup untuk teori ini.
BAB IV
PENUTUP
Iv .1 SIMPULAN
Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa
berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa-siswa yang mempunyai
kemampuan sains dan ilmu eksakta yang baik, biasanya akan memilih jurusan
IPA, dan yang memiliki minat pada sosial dan ekonomi akan memilih jurusan
IPS, lalu yang gemar berbahasa akan memilih Bahasa.
Pengarahan sejak dini ini dimaksudkan untuk memudahkan siswa memilih
bidang ilmu yang akan ditekuninya di Universitas atau akademi yang tentunya
akan mengarah pula kepada karirnya kelak. Tetapi penjurusan di tingkat SMA
tidak selalu menjamin bahwa seorang siswa akan memilih bidang studi yang sama
di Universitas, karena pada kenyataannya banyak siswa program IPA yang
memilih jurusan Ekonomi, Politik, Hubungan Internasional, atau siswa jurusan
IPS yang memilih program Bahasa.
Pemilihan jurusan yang berbeda dengan bidang ilmu yang ditekuni di
SMA tersebut adalah wajar sebab anak seusia SMA memang belum bisa
memastikan karirnya. Jangankan anak SMA, mahasiswa PT pun masih
mengalami kebimbangan menentukan karirnya setelah lulus.
Rendahnya angka melanjutkan ke PT dapat disebabkan oleh banyak hal, di
antaranya : masalah ekonomi, ketidakmampuan akademik, gagal dalam UN, gagal
dalam ujian masuk PT, dll. Melihat kenyataan rendahnya angka partisipasi
tersebut, maka pendidikan di level SMA (pendidikan menengah umum) sebaiknya
diarahkan untuk mempersiapkan siswa agar lebih memiliki kemampuan untuk
bekerja atau membuka usaha mandiri. Tentu saja, selain pemikiran ini, dapat juga
dikembangkan argumen untuk mempermudah proses ujian masuk PT atau
menekan biaya kuliah/masuk PT,
Penjurusan yang ada di SMA saat ini adalah penjurusan yang mengarah
kepada satu tujuan yaitu melanjutkan ke PT. Penjurusan seperti ini memiliki
keterbatasan dalam mengantisipasi kondisi siswa-siswa yang karena alasan
tertentu tidak dapat melanjutkan ke PT, dan memilih (terpaksa memilih) untuk
langsung bekerja. Dengan kemampuan yang dipersiapkan untuk melanjutkan ke
PT, maka wajar jika banyak siswa SMA juga mengalami kesulitan ketika bekerja
di masyarakat. Bahkan pekerjaan yang dilakukan barangkali serabutan,dengan
prinsip yang penting bekerja.
Iv.2. Saran
Dari penelitian ini kami menyarankan agar nantinya para siswa di kelas X dapat
memilih jurusan sesuai dengan minat, kemampuan, potensi yang dimilikinya.
Agar dalam menentukan karir di masadepan sesuai dengan minat yang di
inginkan.
Recommended