View
251
Download
12
Category
Preview:
DESCRIPTION
gcpj
Citation preview
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 MAKSUD
Maksud dari diadakannya acara ekskursi pada daerah Gunung Kidul adalah
agar praktikan dapat mengetahui rupa permukaan bumi melalui foto udara dan yang
ada pada di lapangan, mengetahui bentuklahan yang terdapat pada setiap stopsite
melalui foto udara dan lapangan dan mengetahui satuan batuan yang ada pada
stopsite melalui foto udara dan yang ada pada di lapangan.
I.2 TUJUAN
Tujuan dari acara ini dan yang ingin dicapai pada kegiuatan kerja lapangan ini
adalah agar praktikan :
1. Dapat melakukan urutan pemetaan geologi dengan menggunakan foto udara
dan akhirnya mampu membuat peta geomorfologi dan peta geologi.
2. Mempunyai pengalaman melakukan tahap pre field check, field check dan
post field check dalam pemetaan geomorfologi dan geologi dengan foto udara.
3. Akhirnya dapat mengenali kelebihan dan kekurangan pembuatan peta
geomorfologi dan peta geologi dengan menggunakan foto udara.
I.3 LOKASI DAN PENYAMPAIAN LOKASI
Lokasi dari tempat kegiatan kerja lapangan geologi citra penginderaan jauh
adalah berada pada jalur Patuk dan seterusnya. Penyampaian lokasi ditempuh dengan
mengunakan bus dan berangkat dari kampus UPN “Veteran” Yogyakara pukul 08.00
WIB dan sampai di stopsite pertama pada pukul 08.30.
I.4 PENELITI TERDAHULU
Daerah latihan Patuk-Mangunan- dipilih setelah dilakukan evaluasi terhadap
beberapa latihan sebelumnya sejak tahun 1981, yaitu daerah kulonprogo sekitarnya,
Kelompok 7 / Plug 3 1
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Wonogiri sekitarnya, Yogyakarta-Wonosari sekitarnya dan jalur Yogyakarta-
Mangunan-Parangtritis. Daerah latihan di sepanjang jalur Patuk-Mangunan memiliki
kelebihan dibanding daerah/jalur lainnya. Secara umum, fisiografi Jawa Tengah
bagian selatan-timur yang meliputi kawasan Gunungapi Merapi, Yogyakarta.
Surakarta dan Pegunungan Selatan dapat dibagi menjadi dua zona, yaitu Zona
Solo dan Zona Pegunungan Selatan (Bemmelen, 1949) (lihat Gambar 1B). Zona Solo
merupakan bagian dari Zona Depresi Tengah (Central Depression Zone) Pulau Jawa.
Zona ini ditempati oleh kerucut G. Merapi (± 2.968 m). Kaki selatan-timur gunungapi
tersebut merupakan dataran Yogyakarta-Surakarta ( ± 100 m sampai 150 m) yang
tersusun oleh endapan aluvium asal G. Merapi.
Di sebelah barat Zona Pegunungan Selatan, dataran Yogyakarta menerus
hingga pantai selatan Pulau Jawa, yang melebar dari P. Parangtritis hingga K. Progo.
Aliran sungai utama di bagian barat adalah K. Progo dan K. Opak, sedangkan di
sebelah timur ialah K. Dengkeng yang merupakan anak sungai Bengawan Solo
(Bronto dan Hartono, 2001).
Satuan perbukitan terdapat di selatan Klaten, yaitu Perbukitan Jiwo.
Perbukitan ini mempunyai kelerengan antara 40 – 150 dan beda tinggi 125 – 264 m.
Beberapa puncak tertinggi di Perbukitan Jiwo adalah G. Jabalkat (± 264 m) di
Perbukitan Jiwo bagian barat dan G. Konang (lk. 257 m) di Perbukitan Jiwo bagian
timur. Kedua perbukitan tersebut dipisahkan oleh aliran K. Dengkeng. Perbukitan
Jiwo tersusun oleh batuan Pra-Tersier hingga Tersier (Surono dkk, 1992).
Kelompok 7 / Plug 3 2
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
BAB II
GEOMORFOLOGI
II.1 GEOMORFOLOGI DAERAH PENELITIAN
Geomorfologi yang ada pada daerah tersebut memiliki beragam bentuk asal
dan bentuk lahan, meliputi : Bentukkan Asal Vulkanik : Jenjang Vulkanik (Volcanic
Neck), Dataran Fluvial Vulkanik, dan Lereng Vulkanik bentukkan Asal Struktural :
Gawir garis sesar, perbukitan homoklin, lembah homoklin, lereng homoklin, dan
lembah sesarr bentukkan asal Fluvial : dataran aluvial, dataran antar bukit, gosong
sungai, tubu sungai, dan point bar, bentukkan asal Denudasional : Bukit Sisa dan
Bukit terisolir, bentukkan Asal Karst : Perbukitan Karst Bentukkan asal Aeolian :
Gumuk Pasir. Bentukkan Asal Marine : Beting Pantai.
II.2 BENTUK ASAL
1. Bentukasal Vulkanik
Kegiatan gunung api akan membentuk morfologi yang sangat khas,
tergantung pada jenis magma dan type letusannya. Misal type merapi (strato), type
letusannya eksplosit menimbulkan awan panas ( wedus gembel ), menimbulkan
morfologi kerucut gunungapi yang sangat spesifik, sehingga dalam mempelajari
bentuk lahan di daerah gunungapi sangat berkaitan dengan type latusan (aktivitas
gunngapi), material yang dikeluarkan serta jenis magmanya.
Analisa Bentuklahan
Bentuk asal vulkanik antara lain kerucut gunung api, kaldera, kerangka
vulkanik, dike, sill, batholit, lava, vulkanik, neck, dsb.
Bentang alam gunungapi mempunyai bentuk yang sangat khas sehingga
mudah di kenal melalui foto udara atau peta topografi. Kumpulan bentuk – bentuk
gunung api di bangun oleh aliran lava yang telah membeku sesuai dengan bentuk
alam itu sendiri. Bentuk – bentuk ini disamping melalui tahapan rangkaian erosi dari
Kelompok 7 / Plug 3 3
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
muda hingga tua, juga sangat dipengaruhi oleh tipe – tipe kerangka dan material yang
dikeluarkan.
Hal ini akan dicerminkan oleh tektur morfologi yang lebih kasar yang berarti
pengikisan lebih lanjut. Tekstur gunungapi yang yang lebih halus menandakan
adanya timbunan rempah – rempah yang lebih muda. Semua ini dapat dicerminkan
dari variasi pola kontur pada peta topografi dari penafsiran perbedaan umur relatif
satuan morfologi gunungapi.
Demikian untuk gunungapi yang berdekatan atau pada kawah ganda dengan
material yang dikeluarkan, pada kedua kawah tersebut akan nampak saling memotong
pola konturnya.
Jenis-jenis Erupsi Gunung Api
Gunung Api yang kita kenal mempunyai beberapa tipe letusan, antara lain :
a. Eksplosif, dicirikan oleh tekanan gas yang tinggi, menghasilkan material lepas
yang cenderung membentuk gunung api kerucut.
b. Effusif, dicirikan dengan tekanan gas rendah, cenderung menghasilkan
gunungapi strato.
c. Campuran, terjadi antara letusan eksplosif dan effusive.
Tipe- tipe gunung api, yaitu :
Tipe Icelendic, adalah erusi rekahan dengan aliran magma basa yang
mengandung sedikit gas, dengan volume lava besar.
Tipe Hawaian, bentuk retakan,kaldera, lubang-lubang letusan, dan lava
mengandung gas dan mengalir menimbulkan bunga-bunga api serta abu
kemudian mengendap membentuk kubah lava.
Tipe Strombolian, eksploitasnya secara terus menerus dengan pelepasan gas-gas
serta lava beku yang merupakan bomb, rombakanlava dan semburan abu awan
lava yang menjulang tinggi.
Tipe Vulkanian, bentukan ini ditandai dengan bentuk kerucut berlapis dengan
pipa sentral sebagai pusat erupsi, yang mengeluarkan lava kental, gas, abu dan
awan panas, pumice, bomb.materi yang dilontarkan membentuk bunga kol yang
Kelompok 7 / Plug 3 4
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
tegak menjulang vertical, pengendapan abu sepanjang lereng dinamakan
“Pseudovulkanis”
Tipe Vesuvian, hembusan berulang-ulang yang berbahay bersumber dari dapur
magmna, kawah kepundean yang relative sempit dan pipa stratocone
membentuk awan bunga kol yang menjulang abu tinggi sehingga menimbulkan
hujan.
Tipe Plinian, Hembusan gas yang membawa aliran secara vertical dengan tinggi
bermil-mil dengan pangkal yang sempit, mengembang ke atas.
Tipe Pelean, mempunyai lava yang sangat kental, dihamparkan oleh letusan
eksplosif.
Batasan Pada Bentang Alam Gunungapi
a. Bentuk timbulan dipermukaan bumi yang dibangun oleh timbunan rempah
vulkanik.
b. Tempat munculnya batuan lelehan dan rempah lepas gunungapi yang berasal
dari gunungapi.
c. Sebagai jenis atau kegiatan magma yang sedang berlangsung.
d. Hasil proses vulkanisme (tenaga endogen) ini merupakan bentuk
konstruksional.
e. Bentuk positif dari permukaan bumi sebagai akibat aktivitas magmatis.
f. Tempat atau lokasi erupsi.
Morfologi Gunungapi
Morfologi ini bertujuan untuk melengkapi usaha penelitian geologi didaerah
gunung api terutama dalam penentuan perkembangan atau evolusi gunungapi. Pola
kontur morfologi gunung api pada umumnya konsentrik dengan berbagai variasi yang
tergantung pada tingkat aktivitas stadia, jenis gunung api, pusat erupsi.
a. Kerucut, sering dijumpai pada gunung api berlapis.
b. Kubah, dijumpai pada gunungapi lava.
c. Maar, pada gunungapi gas.
d. Plateu, terutama dijumpai pada gunungapi lava, suatu dataran yang relatif
menonjol dibadingkan sekitarnya, disusun oleh lava yang bertektur halus.
Kelompok 7 / Plug 3 5
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
e. Barranco, alur – alur pada tubuh gunungapi yang kasar dan tidak teratur
disebabkan oleh erosi dan sesar.
f. Kawah, bentuk negatif pada puncak gunungapi berukuran ratusan meter.
g. Kaldera, bentuk negatif yang besar berbentuk bulat atau lonong berukuran
lebih besar dari kawah dengan diameter sampai belasan kilometer, terjadi
akibat letusan, runtuhan, erosi.
Produk Gunungapi
a. Cider cones,adalah bentuk kerucut yang dibentuk dari hasil letusan yang
berupa tufa dan breksi vulkanik, dengan kemiringan kerucut lebih dari 400.
b. Adventive cones, adalah bentuk kerucut yang hasil pembentukannya
berhubungan langsung dengan kegiatan aktivitas gunungapi.
c. Composite cones atau strato vulkanik, adalah bentuk kerucut yang dibentuk
bergantian antara erupsi letusan dan aliran lava.
d. Gunungapi sekunder, sebagai hasil gunungapi yang baru tumbuh didasar
kaldera.
e. Gunungapi tahapan tua, kadang – kadang menghasilkan vulkanik neck.
f. Bentuk instrusi :
- Konkordan : siil, lacolit, lapolit, pacolit.
- Diskordan : Dike, ring dike, batholit, stock, sumbat vulkanik / vulkanik
neck.
2. Bentukasal Struktural
Struktur geologi yang kita kenal ada tiga, yaitu lipatan, sesar, kekar. Untuk
mengenal struktur geologi tersebut kita harus mengenal dan memahami sifat dari
ketiganya.
Analisa Bentuklahan
Bentukan asal structural antara lain Blok sesar, gawir sesar pegunungan antiklin,
perbukitan antiklin, perbukitan sinklin, pegunungan monoklin, perbukitan monoklin,
pegunungan dome ( kubah), dataran tinggi (plateu), cuesta, hogblack, bentuk seterika
Kelompok 7 / Plug 3 6
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
(flat iron), lembah antiklin, lembah sinklin jembah subsekuen, perbukitan lipatan
kompleks.
Penafsiran Struktur Geologi
Pada dasarnya strutur geologi (lipatan, sesar, kekar) dapat ditafsirkan
keberadaanya melalui pola atau sifat garis kontur pada peta topografi. Lapisan
horizontal dicirikan oleh permukaan yang datar dengan garis kontur yang jarang,
tebing – tebingnya biasanya terjal, bervariasi atau berundak (tergantung resistensi
batuannya) dengan pola kontur yang menyesuaikan dan relatif sama.
Struktur lipatan, unsure – unsure yang terdapat pada struktur ini dapat diketahui
dengan menafsirkan kedudukan lapisan batuannya. Kedudukan lapisan batuan atau
kemiringan lapisan batuan pada peta topografi akan berlawanan dengan kenampakan
kerapatan konturnya, dimana lapisan miring dicirikan oleh adanya gawir – gawir trjal
(ditunjukkan dengan pola kontur yang rapat) yang memotong lapisan. Arah
kemiringan lapisan batuan searah dengan kemiringan landai dari topografinya
(biasanya diperlihatkan dengan punggungan yang landai). Hal ini pada peta topografi
ditinjukkan dengan garis kontur yang renggang.
Kemiringan satu arah ditunjukkan dengan kemiringan lapisan batuan yang
mengarah / menuju pada pola kontur / daerah landai. Kemiringan dua arah (lipatan),
mempunyai arah kemiringan lapisan batuan yang berlawanan. Kemiringan tiga arah
(lipatan menunjam), mempunyai tiga arah kemiringan lapisan batuan yang berbeda.
Kemiringan kesegala arah, mempunyai arah kemiringan lapisan batuan kesegala arah,
misalnya dome, gunung api.
Struktur sesar, dapat ditafsirkan dari peta topografi dengan ditandai oleh
kenampakan – kenampakan sebagai berikut : pola kontur yang panjang lurus dan
rapat, arah aliran sungai yang membelok secara tiba – tiba dan menyimpang dari pola
arah umum, jajaran triangular facet, jajaran mata air, Off – set morfologi,
pelengkungan kelurusan.
Struktut kekar, struktur ini pada peta topografi ditandai oleh adanya kelurusan
gawir, lembah bukit dan celah – celah. Dapat pula dilihat dari pola perkembangan
sungainya.
Kelompok 7 / Plug 3 7
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Prinsip – Prinsip yang digunakan
a. Prinsip – prinsip struktur geologi.
b. Prinsip – prinsip sifat garis kontur.
c. Prinsip – prinsip hubungan antara morfologi yang terbrntuk dengan resistensi batuan
dan struktur geologi.
3. Bentukasal Fluvial
Analisa Bentuklahan
Bentukan asal fluvial antara lain : dataran banjir, dataran alluvial, kipas alluvial,
sungai berkelok – kelok (Meandering), gosong sungai, sungai teranyam, dsb. Proses
fluvial ini bersifat merusak dan membangun. Proses yang merusak ini meliputi
pelapukan, erosi dan denudasi hingga transportasi dan mengakibatkan terbentuknya
bentuk lahan yang berupa lembah – lembah sungai. Proses yang brsifat konstruktif
meliputi proses transportasi hingga sedimentasi dan membangun bentuk – bentuk
positif hasil sedimentasi. Pada akhir proses tersebut akan membentuk suatu dataran.
Didalam proses geologi maupun geomorfologi, air memegang peranan penting
karena kemampuan sebagai proses pelapukan, erosi yang dapat mengukir permukaan
bumi, media transportasi dan proses sedimentasi. Aliran permukaan dapat
menyebabkan terjadinya erosi dan berkembang dari bentukan splash erosion, rill
erosion, gulley erosion, valley erosion dan sheet erosion.
Bentuk Erosi Oleh Air
Splash erosion, erosi ini umumnya terjadi pada daerah yang beriklim sedang
atau tropis. Terjadi pada waktu hujan jatuh ke permukaan bumi dan mampu
mengadakan benturan tau pukulan – pukulan sehingga mampu membentuk relief
berupa lubang – lubang.
Rill Erosion yaitu perluasan dari splash erosion yang berhubungan dengan
cekungan yang berbentuk linier, sedikit mengalami pembelahan atau
pengembangan. Rill erosion ini merupakan awal terbentuknya sungai (initial
river), erosi ini umumnya terdapat pada daerah dengan kemiringan lereng lebih
besar dari 18o.
Kelompok 7 / Plug 3 8
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Gulley erosion, suatu pengembangan rill erosion atas dasar terjadinya
perkembngan lembah yang bersifat melebar kearah samping (widen valley).
Gulley erosion merupakan perkembangan lembah, ada dua yaitu pemanjangan
yang berasal rill lembah dan pelebaran lembah.
Valley Erosion, merupakan kegiatan erosi hasil pertemuan gulley erosion dengan
proses meander berjalan sangat kompleks bahkan sedimentasinya berjalan
dengan sangat hebat.
Sheet Erosion, merupakan pertemuan dengan valley erosion dengan proses
deepen of valley yang dipengaruhi oleh sedimentasi secara efektif diangkut oleh
aliran berkembang pada suatu tempat mengalirnya air secara alamiah dengan
membentuk pola tertentu yang disebut dengan sungai.
Faktor – faktor yang mempengaruhi kecepatan erosi
a. Kuantitas atau volume air yang mengalir dipermukaan.
b. Jenis batuan atau tanah.
c. Topografi atau kemiringan lereng.
d. Kuantitas vegetasi penutup (convered vegetation).
e. Peran manusia (artefak).
4. Bentukasal Denudasional
Proses denudasi merupakan kesatuan dari preoses pelapukan, gerakan tanah,
erosi dan kemudian diakhiri oleh proses pengendapan.
Analisa Bentuklahan
Dalam analisa bentuk asal denudasi berada pada tengah bagian
pengamatan dengan luasan 1% dengan bentuk lahannya bukit
terisolasi.morfologi pada daerah ini menampakan keadaan lereng yang miring.
Gawir yang terdapat sepanjang jalur dapat dikatakan sebagai denudasi hanya
saja structural lebih sangat berperan disana. Dengan lithologi berupa
batupasir, breksi dan batulempung.
Bentukasal denudasional antara lain : perbukitan terikis, pegunungan
terkikis, ,bukit sisa, bukit terisolasi, dataran nyaris, dsb.
Kelompok 7 / Plug 3 9
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
5. Bentukasal Marine
Pantai merupakan daerah yang terletak di bagian tepi dari kontinental
(daratan).Yang sangat berpengaruh terhadap pembentukan model pantai adalah
gelombang (wave) dan arus (current), sedangkan gelombang pasang surut (tides)
kecil pengaruhnya. Gelombang terbentuk antara lain karena adanya pergerakan air,
besar kecilnya kecepatan angin berpengaruh terhadap besar kecilnya gelombang.
Analisa Bentuklahan
Bentang alam pantai di kontrol oleh aksi alamiah yang berkelda secara terus
menerus. Pada dasarnya dapat dikelompokkan dua macam alksi alamiah yaitu
yang bersifat menghancurkan (desdruktif) dan yang bersifat membangun dengan
cara pengendapan (konstruktif/depositional).
Beberapa kenampakan hasil Erosi Pantai :
a. Dataran abrasi, suatu datarn hasil pengendapan dari abrasi gelombang laut.
b. Geos, yaitu suatu celah sempit dan dalam yang terdapat pada tepi pantai.
c. Lengkungan alamiah yang terbentuk sebagai akibat hempasan gelombang
laut.
d. Stack, yaitu gelombang alamiah yang terpisah dari daratan karena runtuh.
e. Goa Pantai yang terbentuk karena hempasan gelombang laut yang
menghantam zona – zona lemah pada tebing pantai.
Aktifitas marine yang utama adalah abrasi, sedimentasi, pasang surut,
dan pertemuaan trumbu karang. Bentuk lahan yang dihasilkan berada di
kawasan pesisir yang melampar sejajar pada garis pantai. Bentuk asal marin
ini berada pada selatan peta dan berbatasan dengan bentuk asal Aeolian dan
karst tetapi dapat dibedakan karena bentuk yang terjadi akibat kegiatan
pantai. Bentuk morfologi curam berada pada bgian timur dan landai berada
pada bagian barat dekat dengan gumuk pasir. Pada bentuk asal ini mempunyai
luasan 1%. dengan lithologi berupa batugamping
Kelompok 7 / Plug 3 10
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
6. Bentukasal Karst
Karst sering diidentifikasikan sebagai suatu daerah yang terdiri dari
batugamping, yang sering memperlihatkan topografi karst. Tetapi tidak
berarti setiap tempat yang terdapat batugamping akan terbentuk karst. Proses
pelarutan kimiawi tersebut di kontrol oleh struktur kekar serta jenis
batugamping.
Analisa Bentuklahan
Didalam proses geomorfologi, air memegang peranan penting karena
kemampuannya dalam proses pelapukan, erosi yang dapat mengukir
permukaan bumi, media transportasi dan sedimentasi.
Pantai merupakan daerah yang terletak di bagian tepi dari kontinental
9daratan). Gelombang (wave) dan Arus (current) berpengaruh terhadap
pembentukan model pantai sedangkan pasang surut (tides) kecil pengaruhnya.
Gelombang terbentuk karena adanya pergerakan angin yangt bersinggungan
dengan permukaan air laut.
Gumuk pasir merupakan akumulasi pasir lepas berupa gundukan
dimana bentuknya teratur dan dihasilkan oleh transportasi angin. Gumuk pasir
ini umumnya terbentuk di daerah gurun, tetapi dapat juga terbentuk di daerah
lain yang memenuhi syarat terbentuknya gumuk pasir.
Proses Pembentukan lahan Karst
a. Proses kimia ialah pelarutan dan pengendapan kembali.
b. Proses fisik, ialah corrosi, runtuh (collapse), erosi dan deposition.
Bentuk lahan karst dengan fenomenanya adalah akibat proses kimia yang
berupa pelarutan batuan yang mudah larut oleh air (soluble rock) maupun proses
fisika yang terjadi, dengan memiliki syarat – syarat :
a. harus terdapat pada batuan yang mudah larut, pada permukaan atau bawah
permukaan, batuan terbaik adalah batugamping.
b. Mempunyai curah hujan rendah.
c. Batu mempunyai banyak kekar dan lebih baik berlapis tipis.
Kelompok 7 / Plug 3 11
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
d. Terdapat lembah – lembh utama, pada ketinggian yang kebih rendah dari
batuan yang mudah larut.
Ciri – ciri bentang alam karst :
a. Terdapat sejumlah cekungan atau depresi dengan bentuk dan ukuran yang
bervariasi, cekungan – cekungan tersebut digenangi air atau tanpa air,
kedalaman dengan jarak yang berbeda – beda.
b. Bukit – bukit kecil yang merupakan sisa – sisa erosi akibat pelarutan
kimia pada batugamping, sehingga terbentuk bukit – bukit (conical hill).
c. Sungai tidak mengalami perkembangan pada permukaan
d. Terdapat sungai – sungai bawah permukan, adanya gua – gua kapur pada
permukaan atau bawah permukaan atau stalagmit dan stalagtit.
e. Terdapat tanah lempung tak larut berwarna merah kecoklatan sebagai
endapan residul akibat pelarutan batugamping oleh air tanah.
f. Permukaan yang kasar, pecah – pecah atau lubang – lubang karena
pelarutan air tanah pada batugamping yang tidak tertutup oleh terrarosa.
Bentuk Fenomena karst Yang Nampak pada permukan Bumi
1. Tanah Regolith
2. Lapies
3. Alur air permukaan (surface drainage)
4. Ponor/lubang/sumur.
5. Sinkhole
6. Doline
7. Uvala
8. Polve
9. Hum, Magote, Kubah, Hog nock
10. Vaucluse.
Bentuk lahan Karst dihasilkan oleh proses pelarutan pada
batugamping, sehingga mempunyai karakteristik relif dan pola pengaliran
yang khas yang disebabkan oleh keterlarutan batuan yang tinggi.
Kelompok 7 / Plug 3 12
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Dalam analisa pada peta lahan karst terdapat pada daerah selatan dekat
dengan laut yang mempunyai luasan + 10 % yang mana dibagi lagi
berdasarkan analisa bentuk lahan: lereng dan perbukitan karst terkikis
mempunyai luasan 4% dan Uvala, dolena mampunyai luasan 6%.
Morfologinya berupa lereng yang agak curam dan keberadaannya hanya
berada pada tempat tempat tertentu. Pada lahan karst mempunyai pola
pengaliran berupa Multibasinal karena keterlarutan yang tinggi sehingga
sungai yang terdapat pada lahan kasrt ini tidak menentu keberadaannya.
Lahan karst ini juga dipengaruhi oleh tenaga Endogen yang berupa jalur
subduksi yang berada diselatan pulau jawa.
7. Bentukasal Aeolian
Analisa Bentuklahan
Bentuk asal Aeolian yang diakibatkan oleh angin membentuk suatu
topografi yang khas dan dapat berubah setiap saat. Dalam analisa bentuk asal
Aeolian pada peta terdapat pada selatan dekat dengan bentuk asal pelarutan
yang dibatasi berupa tebing yang lithologi batuannya berupa batugamping dan
juga intrusi magma. Morfologinya berupa daerah dataran yang cukup landai.
Pada bentuk asal ini mempunyai luasan 3% dan dibagi lagi menjadi bentuk
lahan berupa Gumuk pasir barcan dan parabola dan mempunyai luasan yang
dapat berganti – ganti sesuai dengan kondisi keadaan alam. Dengan lithologi
berupa butiran pasir yang lepas.
Bentuklahan Asal Angin
Bentuklahan asal angin dapat berupa hasil : tiupan angin, pengikisan /
abrasi angin yang membawa material lepas, dan endapan material yang
terbawa angin. Bentuklahan asal angin dari hasil tiupan angin umumnya
berukuran besar pada kawasan kering, diantaranya :
a. Yardang : yaitu alur yang memanjang searah dengan arah tiupan angin
dan terdapat pada batuan yang agak lunak .
Kelompok 7 / Plug 3 13
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
b. Bolson : basin, depression yang dikelilingi oleh pegunungan dan
perbukitan. Kawasan bolson dicirikan dengan kehadiran pediment,
bahada, danau playa, dan aliran air menuju pusat.
Bentuklahan Abrasi
a. Ventifak : batu atau pebble yang dikikis hingga mempunyai faset dan
digilapkan oleh abrasi dengan pasir yang dibawa oleh angin.
b. Batu cendawan : dibentuk oleh abrasi yang lebih kuat dibagian kaki
(bawah) dibandingkan dibagian atas pada batuan tersebut.
Bentukkan asal fluvial antara lain : dataran banjir, dataran aluvial, kipas aluvial,
sungai berkelok-kelok (Meandering), gosong sungai, sungai teranyam, point bar
dsb.Jadi bentuk Asal Fluvial adalah proses pembentukkan bentuk lahan akibat dari
proses erosi oleh air.
II.3 BENTUK LAHAN
POLA PENGALIRAN
ASPEK MORFOLOGI
MORFOMETRIMORFOGRAFI
ASPEK MORFOGENESA
MORFOSTRUKTURAKTIF
(STRUKTUR GEOLOGI
MORFODINAMIS(PROSESDINAMIS)
MORFOSTRUKTURPASIF
(LITOLOGI)
PENGGUNAAN LAHAN DAN TUMBUHAN PENUTUP
BENTUKASAL SIMBOL
SATUAN GEOMORFIK
(BENTUKLAHAN)
____
__
__ __
__
LERENG15% LP, Curam, Resistensi Kuat, Trellis
SATUAN BERBUTIR KASAR-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S2
GAWIR GARISSESARTRELLIS
-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN-SESAR
MULTIBASINAL
BUKIT4% LP, Miring, ResistensiSedang, - SATUAN BERBUTIR HALUS -PELAPUKAN
-EROSIDENUDASIONAL D1 BUKIT
TERISOLIR
-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
PERBUKITAN15 % LP, Agak Curam,Resistensi Sedang,Multibasinal
SATUAN KARBONAT
-PELAPUKAN-EROSI-PELARUTAN
KARST K1 PERBUKITANKARST
-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN
-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
BUKIT SATUAN BERBUTIR HALUS -PELAPUKAN-EROSI
DENUDASIONAL D2 BUKIT SISA-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
2% LP, Datar, MaterialLepasan, -
-PELAPUKAN-EROSI MARINE M1
DATARANPINGGIR PANTAI
SATUAN TAKTERKONSOLIDASIDATARAN
18% LP, Datar, MaterialLepasan, -
-DEPOSISI-EROSI AEOLIAN A1 GUMUK PASIRDATARAN SATUAN TAK
TERKONSOLIDASI
-TUMBUHAN BERBATANG HALUS
-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK
BERDASARKAN MODIFIKASI KLASIFIKASI MENURUT VERSTAPPEN (1985)
__7 % LP, Agak Curam,Resistensi Kuat, Radial
-BATUAN BEKU -PELAPUKAN-EROSI VULKANIK V1 VULKANIK NECK-VULKANISM
BUKITRADIAL
40% LP, Datar, MaterialLepasan, Paralel -DEPOSISI VULKANIK V2
DATARAN FLUVIOVULKANIK
-DATARANPARALLEL-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK
BATUAN BEKU
-PELAPUKAN-EROSI VULKANIK V3
LERENGVULKANIK
-VULKANISMLERENGRADIAL
-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
BATUAN BEKU10% LP, Agak CuramResistensi Kuat, -
PERBUKITAN25% LP, Agak Curam,Resistensi Sedang -Kuat, Subdendritik
SATUAN BERBUTIRKASAR DAN HALUS
-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S1
PERBUKITAN HOMOKLIN
SUB-DENDRITIK -TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN
-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
LEMBAH3% LP, Curam, Resistensi Kuat, Trellis
SATUAN BERBUTIRKASAR DAN HALUS
-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S3
LEMBAHSESARTRELLIS
-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN-SESAR
-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
LERENG13% LP, Curam, Resistensi Kuat, Trellis
SATUAN BERBUTIR HALUS-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S4
LERENGHOMOKLINSUBDENDRITIK
-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN
-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
LEMBAH7% LP, Curam, Resistensi Kuat, Trellis
SATUAN BERBUTIR SEDANG-PELAPUKAN-EROSI STRUKTURAL S5
LERENGHOMOKLINSUBDENDRITIK
-TENAGA ENDOGEN-PENGANGKATAN
-TUMBUHAN BERBATANG KERAS
__DATARAN7% LP, Datar, MaterialLepas, -
-FLUVIATIL FLUVIAL F1 TUBUH SUNGAISATUAN TAK TERKONSOLIDASI
__ __DATARAN SATUAN TAKTERKOSNSOLIDASI FLUVIAL F2 GOSONG
SUNGAI-FLUVIATIL
__
7% LP, Datar, MaterialLepas, -
__ __DATARAN 5% LP, Datar, MaterialLepasan, -
FLUVIAL F3 DATARAN ANTARBUKIT
SATUAN TAKTERKOSNSOLIDASI
-FLUVIATIL
-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK
-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK
-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK
__ __DATARAN 5% LP, Datar, MaterialLepasan, -
FLUVIAL F4 DATARANALUVIAL
SATUAN TAKTERKOSNSOLIDASI
-FLUVIATIL-TUMBUHAN BERBATANG LUNAK
16% LP, Miring, ResistensiSedang, -
__
__
__
Tabel 1. Pemerian Bentuk lahan
Kelompok 7 / Plug 3 14
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
BAB III
GEOLOGI STRUKTUR
III.1 GEOLOGI STRUKTUR REGIONAL
Geologi Struktur pada daerah tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh sesar
normal / sesar turun yang memanjang. Dan juga terdapat kekar-kekar pada daerah
gunung sidomoro dimana terdapat vulkanik neck. Menurut Sujanto dan Roskamil
(1975), tektonik daerah Jawa Tengah bagian selatan dipengaruhi oleh adanya zona
penunjaman yang terletak di bagian selatan Pulau Jawa. Samodra (1981)
mengemukakan bahwa struktur yang berkembang di Jawa Tengah mempunyai pola
dengan arah Timurlaut – Baratdaya, struktur ini berasosiasi dengan Pegunungan
Meratus di Kalimantan. Prihatmoko dkk., (2002) mengemukakan di daerah Jawa
Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta terbagi menjadi 5 struktur utama, yaitu:
Citandui, Pati, Yogyakarta, Baribis dan Kendeng.
III.2 GEOLOGI STRUKTUR DAERAH TELITIAN
Geologi Struktur daerah telitian sebagian besar juga terdapat sesar normal yang
memanjang hingga membentuk gawir sesar. Dimana sesar ini disebut sesar Opak
yang menerus dari sungai Opak. Sesar Opak ini memiliki arah relative utara selatan,
dimana sesar Opak ini memotong sesar oyo yang mana sesar oro memiliki arah
relative timur – barat, Selain itu pula pada daerah ini terjadi pengangkatan pada
zaman tersier.
III.3 SESAR
Sesar Naik, ini dapat diketahui dari foto udara dengan melihat banded yang dapat
terlihat jelas dan apabila dilapangan dapat dilihat melalui gawir yang merupakan
indikasi sesar normal.
Kelompok 7 / Plug 3 15
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
BAB IV
STRATIGRAFI
IV.1 STRATIGRAFI REGIONAL
Stratigrafi Pegunungan Selatan Jawa Timur bagian Barat dan Jawa Tengah-
Daerah Istimewa Yogyakarta bagian Timur, yaitu jalur Baturagung dan Kambengan.
Rahardjo, dkk., 1977; Surono, et al., 1992; Samodra, et al., 1992, menyatakan dalam
peta geologi bahwa batuan beku intrusi di daerah Pegunungan Selatan terletak di
lokasi yang sama atau berdekatan dengan batuan gunungapi (endapan turbidit).
Daerah jalur Baturagung tersusun oleh batuan gunungapi berumur Miosen Bawah.
Formasi-formasi dari tua ke muda terdiri dari Formasi Kebo-Butak (batupasir,
batulempung, batulanau, serpih, tuf dan konglomerat), Formasi Semilir (tuf, breksi
batuapung, breksi tuf, batupasir tufan dan serpih), Formasi Nglanggran (breksi
volkanik, konglomerat, batupasir tufan, sisipan lava andesit-basalt), Formasi
Sambipitu (batupasir tufan dan batulempung), Formasi Oyo (napal tufan dan
batupasir konglomeratan), dan Formasi Wonosari (batugamping).
Sampurno dan Samudro, (1997), mengemukakan bahwa zona Pegunungan
Selatan terdapat di bagian ujung selatan. Jalur ini termasuk di dalam jalur Kambengan
(Van Bemmelen, 1949). Formasi-formasi dari tua ke muda terdiri dari Formasi
Dayakan (perselingan batupasir dan batu lempung sisipan tuf), Formasi Panggang
(perselingan breksi gunungapi dan lava dengan sisipan batupasir) dan Formasi
Watupatok (lava basalt berstruktur bantal dengan sisipan batupasir, batulempung dan
rijang). Ketiga formasi tersebut saling menjari dan mempunyai umur Oligosen Akhir
– Miosen Awal.
Kelompok 7 / Plug 3 16
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
IV.2 STRATIGRAFI DAERAH TELITIAN
Tabel 2. Kolom Stratigrafi Pegunungan Selatan
IV.3 FORMASI
IV.3.1 Formasi Nglanggran
Pada daerah penelitian formasi ini didukung oleh satuan breksi
vulkanik, dimana bentukannya memperlihatkan bentukan rangkaian
perbukitan dan lereng yang terdenudasi. Dengan penyebaran hasil yang
ada diketahui satuan breksi ini hadir pada daerah gunung Sudimoro.
Dimana pembentukan batuan ini dipengaruhi oleh kegiatan gunungapi
yang terendapkan kembali kedalam cekungan bawah laut.
Kelompok 7 / Plug 3 17
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
IV.3.2 Formasi Sambipitu
Pada daerah penelitian formasi ini didukung oleh satuan batupasir,
dimana bentukannya memperlihatkan bukit dan lereng yang terdenudasi.
Dimana litologinya didapatkan adanya sisipan batulempung Sambipitu dan
Nglanggran berubah kebawah menjadi formasi semilir.
IV.3.3 Formasi Oyo
Pada daerah penelitian formasi ini didukung oleh satuan batugamping
pasiran, dimana memperlihatkan struktur berlapis.
IV.3.1 Formasi Wonosari
Pada daerah teletian formasi ini disusun oleh satuan batugamping,
yang mempunyai pelarutan relatif tinggi, sehingga memperlihatkan
kenampakkan karst, yang didukung oleh terdapatnya perbukitan kerucut,
Dolena, Uvala, dan Lokva, serta adanya gua. Perubahan kebawah dari
formasi ini berubah menjadi formasi Nglanggran
Kelompok 7 / Plug 3 18
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
BAB V
STOP SITE EKSKURSI
V.1 STOP SITE 1
Foto 1. Bentang Alam
by : Pratty Montreana Utami arah azimuth N 280o E, Cuaca cerah
V.1.1 Lokasi
Berada pada kordinat x : 0441880 y : 9131443, di daerah sekitar Gunung
Bantul , di tepi jalan beraspal Pencapaian lokasi dengan menggunakan bus sekitar 25
menit dari kampus UPN Condong Catur menuju arah jalan ke Wonosari memiliki
litologi Breksi vulkanik ( asal vulkanik ) dengan fragmen andesit, matrik pasir
Derajat Pembundaran Angular. Bentukanasal pada stopsite ini adalah Struktural,
dengan bentuklahan gawir garis sesar yang masuk dalam Satuan Berbutir Kasar. Dari
stopsite ini kita dapat mengamati bentuklahan yang lain, pada sebelah barat stopsite
terdapat dataran antar bukit dan gawir garis sesar lagi dimana secara struktur geologi
dikatakan sesar penyerta. Lalu disebelah utara stopsite terdapat bukit terisolir
(bentukanasal denudasional) dan dataran fluvial vulkanik (bentukanasal vulkanik)
V.1.2 Bentuk Asal
Pada daerah ini berada pada perbukitan Perbukitan Homoklin, dimana pada
daerah ini dapat diamati pula Bentukasal Fluvial, Bentukasal Vulkanik dan
Bentukasal Denudasional.
Kelompok 7 / Plug 3 19
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
V.1.3 Bentuk Lahan yang dapat diamati
Gawir garis sesar ini terbentuk karena terbentuk sesar turun. Gawir garis sesar
ini menurut para ahli, gawir sesar ini telah mengalami erosi sehingga dinamakan
gawir garis sesar.
Dataran Antar Bukit yaitu dataran alluvial yang terendapkan secara fluviatii,
dimana sumbernya berasal dari perbukitan sekitar sehingga dinamakan dataran antar
bukit. Dataran ini dibatasi oleh sungai, yang membatasi dataran ini dengan dataran
fluvial vulkanik.
Dataran Fluvial Vulkanik yaitu dataran yang dibentuk oleh material vulkanik
( debu vulkanik ) yang diendapkan secara fluviatil ( pengendapan media sungai )
dimana material vulkanik ini merupakan hasil kegiatan gunung merapi yang masih
aktif sampai sekarang dan juga Bukit terisolir yang merupakan hasil suatu erosi.
Bukit terisolir dari pengamatan juga terlihat kenampakan morfologi Gunung
Bangkel yang merupakan yang merupakan suatu dataran terisolir dari bentuklahan
asal Denudasional dan memiliki litologi Batuan Breksi Vulkanik.Daerah tersebut
masuk dalam formasi Semilir dimana terdapat batuan Breksi Vulkanik dan batupasir
tuffan yang dalam kelompoknya dimasukkan sebagai sedimen berbutir kasar
V.1.4 Struktur Geologi
Struktur yang berkembang pada daerah pengamatan adalah sesar dengan jenis
sesar normal dengan beberapa indikasi – indikasi yang dapat diamati di lapangan.
Adapun indikasi adanya sesar turun pada daerah pengamatan adalah sebagai berikut :
o Gawir sesar ( Fault scrap ) yang telah mengalami erosi.
o Tebing yang terjal diatas litologi breksi yang kemudian dibawahnya
terdapat tebing yang terjal.
V.1.5 Data Lain
Litologi daerah pengamatan pada stopsite 1 berupa litologi berbutir kasar
( Breksi Vulkanik ) yang merupakan Formasi Nglanggran. Sedangkan pada bagian
barat daerah pengamatan yaitu pada bentuklahan asal fluvial tersusun oleh litologi
Kelompok 7 / Plug 3 20
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
sedimen tak terkonsolidasi yang merupakan pengendapan material hasil erosi dan
pelapukan dari perbukitan di sekitarnya. Dan Seberangnya lagi terdapat gawir garis
sesar lainya dengan litologi berbutir halus ( batupasir ) yang menrupakan formasi
Semilir.
Foto 2. Foto parameter Foto 3. Foto singkapan
Foto by : Pratty Montreana Utami
arah azimuth (2) : N 102o E, (3) : N 190o E Cuaca cerah
Deskripsi Litologi Batuan Sedimen
Warna : Fresh : Hitam
Lapuk : Hitam Kecokelatan
Tekstur : Ukuran Butir : Krakal – Brangkal
Derajat Pembundaran : Angular – Subangular
Derajat Pemilahan : Poorly Soorted
Kemas : Terbuka
Struktur : Masif
Komposisi : Fragmen : Andesit
Matriks : Batupasir Kasar
Semen : Silika
Nama : Breksi Monomik
Kelompok 7 / Plug 3 21
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
V.2 STOP SITE 2
Foto 4. Bentang Alam
by : Pratty Montreana Utami arah azimuth N 325o E, Cuaca cerah
V.2.1 Lokasi
Lokasi berada pada koordinat x : 0440240 dan y : 9129941 yang memiliki
litologi kenampakan secara visual seperti litologi stopsite sebelumnya tetapi fragmen
dan matriksnya sama yaitu batuan beku dengan struktur autobreccia yang sumbernya
berasal dari gunungapi purba dari Ngelanggran (Gunung Blencong) dan terdapat
dengan kontak batupasir tuffan, termasuk ke dalam formasi Semilir dengan Serta
kedudukan perlapisannya yaitu N 68o E/ 17o Azimuth fotonya N 30o E. Kemudian
kontak Breksi denga tuff kedudukannya N 75o E / 20 o Azimuth fotonya N 169o E
V.2.2 Bentuk Asal
Bentuk Asal yang dapat diamati pada Stop Site ini adalah Struktural, Fluvial,
Denudasional.
V.2.3 Bentuk Lahan
Bentuk Lahan yang didapatkan pada Stop site ini adalah bukit terisolir sama
seperti pada stop site 1, dataran alluvial.
V.2.4 Struktur Geologi
Struktur yang berkembang pada daerah pengamatan adalah sesar dengan jenis
sesar normal dengan beberapa indikasi – indikasi yang dapat diamati di lapangan.
V.2.5 Data Lain
Pada bagian atas litologi daerah pengamatan pada stopsite 1 berupa litologi
batuan beku yang merupakan Formasi Ngelanggran. Sedangkan di bawah Formasi
Kelompok 7 / Plug 3 22
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Nglanggran tersebut diendapkan secara selaras batuan sedimen berupa batupasir
tuffan berlapis baik yang merupakan bagian dari Formasi Semilir.
Foto 5. Foto Parameter N 5 o E Foto 6. Foto Singkapan N 138o E
Foto 7. Foto Parameter kontak N 150º E,
Foto by : Pratty, cuaca cerah
Kelompok 7 / Plug 3 23
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Foto 8. Foto Parameter Foto 9. Foto Singkapan
Foto by : Agditya arah azimuth N 328 O E, cuaca cerah
V.3 STOP SITE 3
Foto 10. Bentang Alam
by : Pratty arah azimuth N 241o E, Cuaca cerah
V.3.1 Lokasi
Desa Terong Kidul atau Timang. Kesampaian daerah ditempuh menggunakan
bus, yang letaknya ± 2 km dari stop site 2 . Berada pada koordinat x : 0441046, y :
9127162..
V.3.2 Bentuk Asal
Bentuk Asal yang terdapat pada daerah ini adalah Struktural
V.3.3 Bentuk Lahan
Bentuk Lahan adalah perbukitan homoklin
.
V.3.4 Struktur Geologi
Pada daerah ini umumnya tidak terdapat stuktur geologi.
V.3.5 Data Lain
Pada sopsite 3 ini terdapat satuan batuan berbutir halus dan satuan tak
terkonsolidasi. Berada pada Formasi Sambipitu. Terdapat 2 macam lapukan dari
satuan batuan yang pertama endapan berwarna merah gelap yang diindikasikan
mengandung mineral besi yang merupakan hasil lapukan dari breksi. Ditimurnya
terdapat lapukan soil yang berwarna lebih terang yang merupakan hasil lapukan dari
Kelompok 7 / Plug 3 24
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
batuan lainnya yaitu batupasir. Disini kami juga mendapatkan kedudukan lapisan
batuan pasir yaitu N 80 O E / 11 O
Foto 11 : Foto Singkapan Foto 12 : Foto Parameter
by Agditya azimuth N 121o E, cuaca cerah
V.4 STOP SITE 4
Foto 13. Bentang Alam
by : Agditya arah azimuth N 329o E, Cuaca gerimis
V.4.1 Lokasi
Terletak pada koordinat x : 0437155 dan y : 9123459 berada pada
Kesampaian daerah : Ditempuh menggunakan bis selama ± 30 menit, kemudian
untuk mencapai daerah telitian berjalan kaki sejauh ± 40 meter.
V.4.2 Bentuk Asal
Bentuk Asal yang terdapat pada daerah ini adalah Karst
V.4.3 Bentuk Lahan
Bentuk Lahan yang berkembang pada daerah ini adalah Perbukitan Karst
Kelompok 7 / Plug 3 25
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
V.4.4 Struktur Geologi
Pada daerah ini banyak terdapat kekar dengan kedudukan N 68 O E / 78 O dan
N 348 O E / 30 O
V.4.5 Data Lain
Lokasi ini berada di vulkanik neck atau leher gunung berapi dengn litologi
breksi vulkanik sama dengan stopsite 1 dan autobreksia yang ada pada stopsite 2.
Daerah ini termasuk dalam satuan berbutir kasar, memiliki fragmen dan matrik yang
sama dengan batuan penyusunnya dimana diluar seperti breksi namun didalamnya
masif, sehingga disebut autobreksia. Struktur autobreccia berupa breksi aliran.
Autobreccia sebagai hasil lelehan lava yang mengalir ke permukaan yang bagian
luarnya membeku, tapi bagian dalamnya belum membeku karena terdorong dari
dalam yang belum membeku, maka bagian luar yang sudah membeku akan pecah-
pecah sehingga tercampur antara bagian dalam dan luar sehingga menimbulkan
kenampakan seperti breksi. Teksturnya lebih halus, ronannya lebih cerah dan di
perkirakan sebagai pusat erupsi gunung mangunan. Terdapat pula bidang lincir pada
breksi tersebut sehingga di sebut daerah kepundan. Gunung api yang berada di
Nglanggran, Parangtritis dan Mangunan diduga sebagai pusat erupsi. Hasil dating
radioaktif mempunyai umur 19 juta tahun yang lalu atau sekitar Tersier ( Miosen )
sampai oligomiosen. Indikasi : berupa sisa bentuk kepundan.
Foto 14. Parameter Foto 15. Singkapan
by Agditya, azimuth foto N 290o E, cuaca gerimis
Kelompok 7 / Plug 3 26
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
V.4 STOP SITE 5
Foto 13. Bentang Alam
by : Agditya arah azimuth N 329o E, Cuaca gerimis
V.5.1 Lokasi
Terletak pada koordinat x : 0437155 dan y : 9123459 berada pada Gunung
Mangunan. Kesampaian daerah : Ditempuh menggunakan bis selama ± 30 menit,
kemudian untuk mencapai daerah telitian berjalan kaki sejauh ± 500 meter.
V.5.2 Bentuk Asal
Bentuk Asal yang terdapat pada daerah ini adalah Vulkanik
V.5.3 Bentuk Lahan
Bentuk Lahan yang berkembang pada daerah ini adalah Vulkanik Neck
V.5.4 Struktur Geologi
Pada daerah ini banyak terdapat kekar dengan kedudukan N 68 O E / 78 O dan
N 348 O E / 30 O
V.5.5 Data Lain
Lokasi ini berada di vulkanik neck atau leher gunung berapi dengn litologi
breksi vulkanik sama dengan stopsite 1 dan autobreksia yang ada pada stopsite 2.
Daerah ini termasuk dalam satuan berbutir kasar, memiliki fragmen dan matrik yang
sama dengan batuan penyusunnya dimana diluar seperti breksi namun didalamnya
masif, sehingga disebut autobreksia. Struktur autobreccia berupa breksi aliran.
Autobreccia sebagai hasil lelehan lava yang mengalir ke permukaan yang bagian
luarnya membeku, tapi bagian dalamnya belum membeku karena terdorong dari
dalam yang belum membeku, maka bagian luar yang sudah membeku akan pecah-
pecah sehingga tercampur antara bagian dalam dan luar sehingga menimbulkan
Kelompok 7 / Plug 3 27
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
kenampakan seperti breksi. Teksturnya lebih halus, ronannya lebih cerah dan di
perkirakan sebagai pusat erupsi gunung mangunan. Terdapat pula bidang lincir pada
breksi tersebut sehingga di sebut daerah kepundan. Gunung api yang berada di
Nglanggran, Parangtritis dan Mangunan diduga sebagai pusat erupsi. Hasil dating
radioaktif mempunyai umur 19 juta tahun yang lalu atau sekitar Tersier ( Miosen )
sampai oligomiosen. Indikasi : berupa sisa bentuk kepundan.
Foto 14. Parameter Foto 15. Singkapan
by Agditya, azimuth foto N 290o E, cuaca gerimis
V.6 STOP SITE 6
Foto 16. Bentang Alam
by : Agditya arah azimuth N 329o E, Cuaca cerah
V.6.1 Lokasi
Kelompok 7 / Plug 3 28
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Berada pada koordinat x : 0425842 y : 91116333 Desa Seloharjo Kesampaian
daerah : ditempuh selama ± 30 menit dari stopsite 4, dan jalan kaki selama 15 menit
dengan jarak 500 m. Dimana lokasi ini berada 500 m dari sendang / mata air.
V.6.2 Bentuk Asal
Bentuk Asal yang dapat diamati pada Stop Site ini adalah Karst
V.6.3 Bentuk Lahan
Bentuk Lahan yang terdapat pada daerah ini adalah perbukitan Karst
V.6.4 Struktur Geologi
Pada daerah ini dapat terlihat kenampakan sesar normal.
V.6.5 Data Lain
Termasuk dalam formasi wonosari, formasi ini kontak langsung dengan
formasi Nglanggran sehingga formasi Wonosari (miosen tengah) yang berkontak
dengan breksi vulkanik yang berasal dari Formasi Nglanggran secara tidak
selaras( dibatasi oleh bidang ketidakselarasan ).. Litologi lokasi ini berupa
batugamping murni. Batugamping ini mengalami proses karstsifikasi yang sempurna
( Holokarst ) dengan kandungan CaCO3 > 80 %. Pada singkapan ini terdapat sesar
turun yang arahnya menerus hingga timur laut. Sesar ini disebut sebagai sesar Opak.
Kedudukan Bidang sesar N175o E/ 56o dan ditemukan pula stuktur gores garis 37 o, N
77 o E Rake 68 o
Foto 17. Parameter Foto 18. Singkapan
by Agditya, azimuth foto N 252 o E, cuca cerah
Kelompok 7 / Plug 3 29
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Foto 19. Bidang Sesar
by Agditya, azimuth foto N 218 o E, cuca cerah
Kelompok 7 / Plug 3 30
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
BAB VI
POTENSI GEOLOGI
VI.I Potensi Geologi Positif
Potensi Positif pada daerah pegunungan selatan antara lain, berupa tempat
wisata yakni:
a. Wisata Pantai Karst
Pantai di kawasan karst mempunyai panorama alam yang sangat indah
dibandingkan dengan pantai di kawasan non karst. Pantai ini mempunyai kelebihan
pasir putih dan bukit-bukit di pinggir pantai yang sangat indah. Kawasan pantai di
Pegunungan Selatan sebagian telah dikembangkan dan telah menarik banyak minat
wisatawan. Wisata ini dapat juga dikembangkan menjadi wisata minat khusus tentang
petualangan, seperti susur pantai saat surut.
b. Wisata Susur Gua/Sungai Bawah Tanah
Gua merupakan kenampakan Endokarst yang dapat dikembangkan menjadi
wisata minat khusus, yaitu susur gua bawah tanah. Di pegunungan selatan banyak
ditemukan gua karst. Gua karst mempunyai banyak potensi baik dari segi ornamen
gua maupun flora fauna yang terdapat pada gua tersebut. Wisata gua dapat
dikembangkan dengan minat petualangan yaitu susur gua.
c. Wisata Panorama Bukit Karst
Bukit karst atau karren merupakan fenomena bentuk lahan yang mempunyai
ciri dan karakteristik yang lain dari bukit non karst. Bukit Karst di Gunung Sewu
telah terbentuk sangat lama, sehingga telah nampak bukit-bukit karst yang membulat
dan tampak indah. Pengembangan wisata bukit karst ini dapat dilakukan dengan
membuat gardu pandang yang dapat melihat kenampakan morfologi karst yang
sangat luas. Selain itu dalam gardu pandang tersebut diisi berbagai macam informasi
karst baik melalui film maupun poster.
d. Wisata Panjat Tebing
Kelompok 7 / Plug 3 31
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
Panjat tebing merupakan wisata dengan minat khusus yang dapat di
kembangkan pada tebing-tebing di kawasan Pegunungan Selatan. Wisata panjat
tebing yang telah dikembangkan di Pegunungan Selatan adalah di Pantai Siung.
Sedangkan dari segi hasil tambang, umumnya pada daerah pegunungan
selatan sebagai penghasil batugamping dan batu kapur, yang digunakan sebagai
bahan baku industri.
VI.I Potensi Geologi Negatif
Pada daerah pegunungan selatan, umumnya dampak negatif berupa tanah
longsor yang berada pada disekitar tebing curam, gawir sesar dan lain – lain. Selain
itu juga dampak negatif berupa gempa bumi, karena pada pegunungan selatan
khususnya daerah ekskursi ini terdapat 2 sesar yang cukup besar yakni sesar Opak
dan sesar Oyo.
Kelompok 7 / Plug 3 32
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
BAB VII
KESIMPULAN
1. Berdasarkan interpretasi foto udara dan interpretasi secara geomorfologi
maupun litologi didapatkan bentuk lahan pada stop site 1 adalah Bentuk asal
structural dan mempunyai litologi breksi yang termasuk dalam formasi
Nglanggran
2. Lokasi Stop site 2 ini Bentuk asalnya adalah Bentuk asal Struktural, Fluvial,
Denudasional. Bentuk Lahan yang didapatkan pada Stop site ini adalah bukit
terisolir sama seperti pada stop site 1, dataran alluvial, perbukitan homoklin.
Pada daerah ini terdapat batas antara Formasi Nglanggran dan Formasi
Semilir
3. Pada sopsite 3 ini terdapat satuan batuan tidak terkonsolidasi. Berada pada
Formasi Sambipitu. Terdapat 2 macam satuan batuan yang pertama endapan
berwarna gelap yang diindikasikan mengandung mineral besi yang merupakan
hasil endapan dari batu breksi. Dibawahnya terdapat endapan yang brwarna
lebih terang yang merupakan hasil endapan dari batuan lainnya yaitu
batupasir.
4. Stopsite 4 adalah merupakan bentuk asal Vulkanik, bentuk lahannya adalah
vulkanic neck. Di daerah ini juga terdapat striktur geologi berupa kekar-kekar.
Litologi pada stopsite ini adalah breksi dengan struktur autobreksia yang
masuk dalam formasi Nglanggran.
5. Stop site 5 ditemukan bentukan asal karst yang brupa perbukitan karst dan
terdapat struktur sesar normal. Termasuk dalam formasi wonosari. Litologi
lokasi ini berupa batugamping murni.
6. Formasi-formasi yang menyusun daerah Wonosari dan sekitarnya yaitu :
Formasi Nglanggran-Semilir-Sambipitu-Wonosari.
Kelompok 7 / Plug 3 33
Laporan Ekskursi Geologi Citra Pengindraan Jauh 2013
DAFTAR PUSTAKA
1. Sungkowo Msi, Ir. Andi dan Ir.H. Surososastroprawiro. “Diktat Kuliah
Geomorfologi”. UPN “Veteran” Yogyakarta., 2001.
2. Lab Geologi Citra Penginderaan Jauh. “Panduan Praktikum Geologi Citra
Penginderaan Jauh Tahun 2013”. UPN”V” Yogyakarta., 2013.
3. Laporan ekskursi kelompok 33 tahun 2012
Kelompok 7 / Plug 3 34
Recommended