View
231
Download
1
Category
Preview:
Citation preview
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 1
GOOD CORPORATE GOVERNANCE TAHUN 2013
bank bjb
I. Good Corporate Governance (GCG)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk yang selanjutnya
disebut bank bjb sebagai bank umum yang mengemban misi sebagai penggerak
dan pendorong laju pertumbuhan perekonomian daerah, sangat menjunjung
tinggi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dan menyadari pentingnya penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam
setiap langkah usaha Bank demi kepentingan stakeholders seperti para nasabah,
investor, para pemegang saham serta masyarakat umum, termasuk pegawai serta
pihak lainnya.
1.1 Prinsip-Prinsip Utama
Pelaksanaan Good Corporate Governance pada industri perbankan harus
senantiasa berlandaskan pada 5 (lima) prinsip dasar sebagai berikut :
1) Transparansi (transparancy) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan
informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam
melaksanakan proses pengambilan keputusan;
2) Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan
pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara
efektif;
3) Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip
pengelolaan Bank yang sehat;
4) Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional
tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun; dan
5) Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-
hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan aturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pencantuman prinsip utama Good Corporate Governance (GCG) dalam KUDT
bertujuan untuk mewujudkan keseragaman, kesatuan bahasa, kesamaan
pandangan dan kesatuan gerak langkah operasional serta memastikan bahwa
seluruh jajaran bank bjb akan selalu berpedoman pada Good Corporate
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 2
Governance (GCG) dalam menjalankan pekerjaannya sehari-hari. Dalam rangka
meningkatkan penerapan praktik Good Corporate Governance (GCG) secara
menyeluruh di bank bjb seperti yang diisyaratkan oleh Bank Indonesia, bank
bjb telah merancang dan menyempurnakan pedoman kebijakan serta panduan
implementasi Good Corporate Governance (GCG) sesuai ketentuan Bank
Indonesia yang diatur di dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006
tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran
Bank Indonesia Nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007 tentang pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum yang telah diubah
menjadi Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29 April
2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum.
1.2 Penerapan Good Corporate Governance
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) harus melakukan penilaian
sendiri (self assessment) secara berkala meliputi 11 (sebelas) faktor penilaian
pelaksanaan GCG, yaitu :
1) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris;
2) Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi;
3) Kelengkapan dan pelaksanaan tugas Komite;
4) Penerapan benturan kepentingan;
5) Penerapan fungsi kepatuhan;
6) Penerapan fungsi audit intern;
7) Penerapan fungsi audit ekstern;
8) Penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern;
9) Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana
besar (large exposures);
10) Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan Bank laporan
pelaksanaan GCG dan pelaporan internal; dan
11) Rencana strategis Bank.
Penilaian terhadap pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yang
dikelompokkan dalam suatu governance system yaitu :
1) Governance structure;
2) Governance process; dan
3) Governance outcome.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 3
1.3 Visi, Misi dan Corporate Values bank bjb
Visi
Menjadi 10 Bank terbesar dan berkinerja baik di Indonesia.
Misi
a. Penggerak dan pendorong laju perekonomian daerah ;
b. Melaksanakan penyimpanan uang daerah ;
c. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.
Nilai-nilai Budaya Perusahaan bank bjb
Nilai-nilai Budaya Perusahaan bank bjb merupakan penjabaran atas slogan
bank bjb sebagai acuan pokok bagaimana perilaku bank bjb dengan
segenap jajarannya dalam mengelola bisnisnya. Dari slogan tersebut lebih
lanjut dapat dijabarkan nilai-nilai perusahaan bank bjb sebagai berikut :
1) Service Excellence;
2) Professionalism;
3) Integrity;
4) Respect;
5) Intelligence;
6) Trust.
Dari keenam nilai perusahaan tersebut diatas, dapat dijabarkan dalam 14
(empat belas) perilaku utama yang meliputi :
GO SPIRIT
Corporate Values Perilaku Utama
1. Service Excellence 1. Ramah, tulus, kekeluargaan
2. Selalu memberikan pelayanan prima
2. Professionalism
3. Cepat, Tepat, Akurat
4. Kompeten dan bertanggung jawab
5. Memahami dan melaksanakan ketentuan perusahaan
3. Integrity
6. Konsisten, disiplin, dan penuh semangat
7. Menjaga citra bank melalui perilaku terpuji dan
menjunjung tinggi etika
4. Respect 8. Fokus pada nasabah
9. Peduli pada lingkungan
5. Intelligence
10. Selalu memberikan solusi yang baik
11. Berkeinginan kuat untuk mengembangkan diri
12. Menyukai perubahan yang positif
6. Trust
13. Menumbuhkan Transparansi, Kebersamaan, dan
Kerjasama yang sehat
14. Menjaga rahasia bank dan perusahaan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 4
1.4 Struktur Good Corporate Governance
Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) di bank bjb berlandaskan
pada komitmen bersama dari seluruh jajaran manajemen dan karyawan
untuk tunduk dan patuh pada seluruh peraturan dan perundangan yang
berlaku. Hal ini dimulai dari puncak kepengurusan bank bjb yang
dilakukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi yang independen dan
profesional. Secara umum, kegiatan perbankan dilakukan oleh Komisaris
dan Direksi. Komisaris mengkaji kebijakan-kebijakan dan melaksanakan
pengawasan serta memberikan saran terhadap pengelolaan Bank,
sedangkan Direksi memimpin pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
sehari-hari.
Struktur Organisasi bank bjb sesuai dengan Surat Keputusan Direksi
Nomor 667/SK/DIR-PS/2013 tanggal 29 Oktober 2013 sebagai berikut :
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 5
II. Pelaksanaan Good Corporate Governance bank bjb
2.1 Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris dan Direksi
2.1.1 Dewan Komisaris
a. Jumlah dan Komposisi Dewan Komisaris
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Akta Notaris
Nomor 130 tanggal 27 September 2012.
Susunan Dewan Komisaris bank bjb tahun 2013, sebagai berikut :
1) Komisaris Utama : Agus Ruswendi*
2) Komisaris : Muhadi
3) Komisaris Independen : Achmad Baraba
4) Komisaris Independen : Yayat Sutaryat
5) Komisaris Independen : Klemi Subiyantoro
6) Komisaris Independen : Rudhyanto Mooduto
*
Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor
15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi
anggota.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Sesuai dengan Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 06/DK/2007
menjelaskan bahwa Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
sebagai berikut :
a) Melakukan pengawasan, memberi nasihat serta mengarahkan,
memantau dan mengevaluasi jalannya kepengurusan Bank oleh
Direksi serta memberikan persetujuan atas Rencana Korporasi dan
Rencana Bisnis, serta pelaksanaan ketentuan Anggaran Dasar Bank,
Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Peraturan Bank
Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku ;
b) Membantu serta mendorong usaha pembinaan dan pengembangan
Bank dalam mencapai visi Bank ;
c) Dalam melakukan pengawasan, pembinaan dan pengembangan
Bank, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali hal-hal lain yang
ditetapkan dalam Anggaran Dasar atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;
d) Persetujuan yang diberikan Dewan Komisaris merupakan bagian dari
tugas pengawasan Dewan Komisaris sehingga tidak menghilangkan
tanggung jawab Direksi dalam pelaksanaan kepengurusan Bank.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 6
Tugas pengawasan oleh Dewan Komisaris tersebut merupakan upaya
pengawasan dini yang perlu dilaksanakan ;
e) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan kepada Dewan
Komisaris menurut Anggaran Dasar Bank, Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku, Peraturan Bank Indonesia dan/atau
berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;
f) Bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;
g) Mengevaluasi Iaporan tahunan yang dipersiapkan oleh Direksi serta
menandatangani laporan tersebut. Penelaahan laporan tahunan
dilakukan sebelum pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) ;
h) Dewan Komisaris wajib memastikan bahwa Direksi telah
menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan Kerja
Audit Internal (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil pengawasan Bank
Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya ;
i) Dewan Komisaris melakukan pemberitahuan kepada Bank Indonesia
paling Iambat 7 (tujuh) hari semenjak ditemukannya :
1) Pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang keuangan
dan perbankan; dan
2) Keadaan atau perkiraan keadaan yang dapat membahayakan
kelangsungan usaha Bank.
Yang didasarkan pada temuan maupun rekomendasi dari komite-
komite yang membantu Dewan Komisaris dalam pengawasan
operasional Bank. Hal-hal yang wajib dilaporkan di atas yang
belum atau tidak dilaporkan oleh Bank dan/atau Direktur
Kepatuhan dan Manajemen Risiko kepada Bank Indonesia ;
j) Wajib menerapkan dan memastikan serta memantau efektivitas
praktik pengelolaan perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance) dalam setiap kegiatan operasional Bank dan bilamana
perlu melakukan penyesuaian untuk pelaksanaannya pada seluruh
tingkatan/jenjang ;
k) Mengkaji dan menyetujui kebijakan-kebijakan yang diusulkan oleh
Direksi ;
l) Mengkaji pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan kebijakan-
kebijakan yang telah disetujui ;
m) Mengkaji dan menyetujui Kebijakan Penyertaan Modal dan
Penyertaan Modal Sementara ;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 7
n) Mengkaji pelaksanaan Kebijakan Penyertaan Modal dan Penyertaan
Modal Sementara ;
o) Melakukan pemantauan, pengarahan serta evaluasi terhadap kinerja
Direksi terutama pelaksanaan kebijakan strategis Bank ;
p) Menyusun dan melakukan pemuktahiran Pedoman Kerja Komisaris;
q) Mengusulkan penunjukan Akuntan Publik atas rekomendasi Komite
Audit untuk melakukan audit atas laporan keuangan Bank untuk
mendapatkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
r) Menentukan dan melaksanakan sistem nominasi, evaluasi,
remunerasi yang transparan bagi Direksi setelah mempertimbangkan
hasil kajian Komite Remunerasi dan Nominasi yang selanjutnya
diajukan untuk memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Memastikan bahwa sistem remunerasi, nominasi,
evaluasi kinerja para Pejabat Bank yang tidak menjabat sebagai
anggota Direksi telah ada dan dilaksanakan secara transparan dan
konsisten;
s) Tiga bulan sebelum masa jabatan Dewan Komisaris berakhir, Dewan
Komisaris dilarang menyetujui kebijakan Direksi yang bersifat
strategis.
c. Pada tahun 2013 Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan yaitu :
1) Pemantauan atas pelaksanaan Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun 2013
melalui rapat gabungan Dewan Komisaris dan Direksi ;
2) Pemantauan kerja Keuangan bank bjb ;
3) Pemantauan kerja Non Keuangan bank bjb.
4) Pemantauan perkembangan Good Corporate Governance bank bjb.
2.1.2 Direksi
a. Jumlah dan Komposisi Direksi
Sesuai dengan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa PT
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk., Akta Notaris
Nomor 130 tanggal 27 September 2012.
Susunan Direksi tahun 2013, sebagai berikut :
1) Direktur Utama : Bien Subiantoro
2) Direktur Trisuri dan Internasional : Entis Kushendar*
3) Direktur Konsumer : Arie Yulianto
4) Direktur Kepatuhan dan Manajemen
Risiko
: Zaenal Aripin
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 8
5) Direktur Komersial : Acu Kusnandar**
6) Direktur Operasi : Djamal Muslim***
* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor
15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif menjadi
anggota.
** Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia nomor
15/13/GBI/DPIP/Rahasia pada tanggal 3 Juni 2013, tidak lagi efektif menjadi anggota.
*** Menunggu Fit and Proper Test Bank Indonesia.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Sesuai dengan Surat Keputusan Direksi Nomor 519/SK/DIR-CS/2011
tanggal 20 September 2011 menjelaskan mengenai tugas dan tanggung
jawab Direksi sebagai berikut :
Tugas Direksi
1) Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan kepengurusan
Bank;
2) Direksi wajib mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan
tanggung jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku ;
3) Direksi mengurus kekayaan Bank sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku ;
4) Direksi wajib membuat dan melaksanakan Rencana Kerja Tahunan yang
harus disampaikan kepada Dewan Komisaris paling lambat 60 (enam
puluh) hari kalender sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang;
5) Dalam hal Direksi tidak menyampaikan rencana kerja sebagaimana
dimaksud, rencana kerja tahun yang lampau diberlakukan. Rencana
kerja tahun yang lampau berlaku juga bagi Bank yang rencana kerjanya
belum memperoleh persetujuan sebagaimana ditentukan dalam
Anggaran Dasar atau peraturan perundang-undangan;
6) Direksi wajib menyerahkan laporan tahunan Bank kepada akuntan
publik yang ditunjuk oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk
diperiksa. Laporan atas hasil pemeriksaan akuntan publik tersebut
disampaikan secara tertulis kepada Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) Tahunan. Laporan tahunan harus memuat sekurang-kurangnya :
‐ Laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca
akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan
tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 9
bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,
secara catatan atas laporan keuangan tersebut ;
‐ Laporan mengenai kegiatan Bank ;
‐ Laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan;
‐ Rincian masalah yang timbul selama tahun buku yang
mempengaruhi kegiatan usaha Bank ;
‐ Laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh
Dewan Komisaris selama tahun buku yang baru lampau ;
‐ Nama anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris ;
‐ Gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan gaji atau honorarium
dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris Bank untuk tahun
baru lampau.
7) Direksi wajib menerapkan manajemen risiko dan prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) dalam setiap kegiatan usaha Bank pada
seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. Dalam rangka pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG), Direksi harus membentuk sekurang-
kurangnya :
‐ Satuan kerja yang menjalankan fungsi Audit Internal, untuk
membantu Direksi dalam pengawasan operasional Bank pada
seluruh organisasi Bank. Satuan Kerja Audit Internal ini wajib
independen terhadap satuan kerja operasional ;
‐ Satuan kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko dan Komite
Manajemen Risiko untuk membantu Direksi dalam penerapan
manajemen risiko sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank
Indonesia ;
‐ Satuan Kerja yang menjalankan fungsi kepatuhan, untuk membantu
Direksi dalam melakukan kepatuhan hukum, perundang-undangan
serta Peraturan Bank Indonesia atas operasional yang memiliki
terkait dengan hukum, perundang-undangan serta Peraturan Bank
Indonesia;
8) Direksi wajib menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari
satuan kerja Audit Internal Bank, Auditor Eksternal, hasil pengawasan
Bank Indonesia dan/atau hasil pengawasan otoritas lain ;
9) Melakukan tugas yang secara khusus diberikan oleh Dewan Komisaris
dan/atau Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 10
10) Direksi menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
dengan didahului pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS);
11) Pada penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), dalam
hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau memiliki
benturan kepentingan, maka Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
dipimpin oleh salah satu Direktur yang ditunjuk oleh Direksi ;
12) Direksi melalui jajarannya di bidang Sumber Daya Manusia dengan
menggunakan sarana yang mudah diketahui dan diakses oleh Pegawai,
wajib mengungkapkan kepada Pegawai kebijakan Bank yang bersifat
strategis di bidang kepegawaian baik mengenai pemberian gaji,
tunjangan, fasilitas, sistem penerimaan pegawai, sistem promosi,
termasuk rencana Bank untuk mengadakan efisiensi melalui
pengurangan pegawai maupun kebijakan strategis Bank tentang
kepegawaian lainnya ;
13) Tiga bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Direksi dilarang
mengambil/menetapkan kebijakan yang bersifat strategis ;
14) Direksi wajib menyediakan data dan informasi yang akurat, relevan dan
tepat waktu pada Dewan Komisaris ;
15) Direksi wajib memberikan jawaban dan penjelasan atas segala sesuatu
yang ditanyakan oleh Dewan Komisaris ;
16) Direksi harus memastikan kelancaran komunikasi antara Bank dengan
stakeholders melalui pemberdayaan fungsi Corporate Secretary ;
17) Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara daftar
Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya ;
18) Anggota Direksi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
wajib mentaati Standar Etika Bank dan Standar Etika yang tercantum
pada Pedoman Kerja ini.
Tanggung Jawab Direksi
1) Direksi bertanggung jawab atas Laporan Keuangan ;
2) Direksi dalam penyelenggaraan tugas yang bersifat strategis untuk
kepentingan maksud dan tujuan Bank bertanggung jawab secara
kolegial. Setiap anggota Direksi bertanggung jawab dalam
menyelenggarakan kegiatan operasional dari keputusan yang bersifat
strategis dan keputusan lainnya sesuai dengan tugas dan
wewenangnya ;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 11
3) Direksi wajib mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ;
4) Dalam rangka mempertahankan kesinambungan usaha Bank, Direksi
harus dapat memastikan dipenuhinya tanggung jawab sosial Bank
(Corporate Social Responsibility) yaitu dengan adanya perencanaan
tertulis yang jelas dan fokus dalam melaksanakan tanggung jawab
sosial bank ;
5) Segala keputusan Direksi yang diambil sesuai dengan Pedoman dan
Tata Tertib Kerja mengikat dan menjadi tanggung jawab seluruh
Direksi;
6) Direksi bertanggung jawab atas penerapan Etika Usaha dan tata
perilaku (Code of Conduct) di lingkungan perusahaan.
c. Hubungan Direksi dan Dewan Komisaris
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Bank Indonesia No. 8/4/PBI/2006
tanggal 30 Januari 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bank
Indonesia No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran
Bank Indonesia No. 9/12/DPNP Tanggal 30 Mei 2007 tentang Pelaksanaan
Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum, bank bjb telah sejak
lama menerapkan pemisahan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direksi dan
Dewan Komisaris. Selain itu, tidak terdapat hubungan keluarga baik
horizontal maupun vertikal, termasuk hubungan karena pernikahan, sampai
derajat ketiga, antara sesama anggota Direksi, atau antar anggota Direksi
dengan anggota Dewan Komisaris, atau sesama anggota Dewan Komisaris.
Secara umum hubungan Direksi dengan Dewan Komisaris sesuai Anggaran
Dasar Bank dan Peraturan Perundang-undangan serta Peraturan Bank
Indonesia yang berlaku, adalah :
1) Direksi dan Dewan Komisaris secara bersama-sama menandatangani
dokumen Perusahaan, yaitu Rencana Korporasi, Rencana Bisnis dan
Laporan Keuangan Tahunan Bank ;
2) Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang Direksi bertanggung jawab
untuk memastikan agar semua informasi mengenai Bank secara tepat
waktu dan lengkap disampaikan kepada Dewan Komisaris ;
3) Direksi wajib memberikan akses atas informasi Bank secara tepat waktu
dan lengkap kepada Dewan Komisaris ;
4) Direksi wajib membebaskan para anggota Dewan Komisaris untuk
secara bersama-sama maupun sendiri setiap waktu dalam jam kerja
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 12
Bank, berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang
dipergunakan atau yang dikuasai oleh bank dan berhak memeriksa
semua pembukuan, surat dan alat bukti lainnya, persediaan barang,
memeriksa dan mencocokan keadaan uang kas (untuk keperluan
verifikasi) dan lain-lain surat berharga serta berhak untuk mengetahui
segala tindakan yang dijalankan oleh Direksi ;
5) Direksi dan tiap anggota Direksi wajib untuk memberikan penjelasan
tentang segala hal yang ditanyakan oleh anggota Dewan Komisaris ;
6) Atas permintaan tertulis dari Dewan Komisaris, Direksi memberikan
keterangan hasil pemeriksaan atau hasil pelaksanaan tugas Audit
Internal ;
7) Menyampaikan laporan keuangan bulanan sesuai permintaan Dewan
Komisaris ;
8) Menyampaikan surat permohonan persetujuan tambahan modal di
setor untuk mendapat persetujuan Dewan Komisaris ;
9) Menyampaikan laporan pelaksanaan manajemen risiko dan laporan
pelaksanaan tugas bidang kepatuhan kepada Dewan Komisaris ;
10) Menyampaikan materi RUPS/RUPSLB untuk menjadi bahan keputusan
bersama dan mendapat persetujuan Dewan Komisaris dengan Direksi ;
11) Jika dianggap perlu, Dewan Komisaris dapat meminta secara langsung
informasi dari fungsi - fungsi manajemen terkait operasional bank
untuk melaksanakan fungsi pengawasan dengan sepengetahuan
Direksi ;
12) Direksi dan atau pejabat bank lainnya wajib menghadiri undangan
rapat Dewan Komisaris dengan sepengetahuan Direksi ;
13) Direksi wajib memberikan akses atas informasi bank kepada komite-
komite yang membantu Dewan Komisaris dengan sebelumnya
mengirimkan pemberitahuan terlebih dahulu melalui Dewan Komisaris
kepada Direksi ;
14) Direksi dapat mengundang anggota Dewan Komisaris jika diperlukan
pendapatnya dalam Rapat Direksi ;
15) Risalah Rapat Direksi harus tersedia apabila diminta oleh anggota
Dewan Komisaris;
16) Direksi mempunyai hak dan wewenang untuk menetapkan
kebijaksanaan Bank berdasarkan persetujuan Dewan Komisaris dalam
menjamin kepengurusan Bank, kecuali ditetapkan lain berdasarkan
peraturan perundang-undangan ;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 13
17) Direksi menetapkan susunan Organisasi dan tata kerja Bank dengan
persetujuan Dewan Komisaris ;
18) Direksi berdasarkan persetujuan tertulis Dewan Komisaris dengan
berpedoman kepada perundang-undangan yang berlaku dapat
melakukan hal-hal sebagai berikut :
Mengadakan kerjasama Bangun Guna Serah (Built, Operate, and
Transfer/BOT), Bangun Guna Milik (Built, Operate and Own/BOO) dan
perjanjian-perjanjian lain yang mempunyai sifat yang sama ;
Mengambil bagian atau ikut serta dalam Perseroan/badan-badan
lain atau menyelenggarakan perusahaan baru yang tidak dalam
rangka penyelamatan piutang, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku ;
Melepaskan sebagian atau seluruhnya penyertaan Perseroan dalam
perusahaan atau badan-badan lain ;
Menggunakan cadangan untuk penghapusan kredit kepada pihak
terkait sebagaimana diatur dalam ketentuan Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK) Umum atau peraturan perundangan yang
berlaku ;
Melakukan hapus tagih terhadap pokok kredit yang diberikan
kepada pihak terkait sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
19) Transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain,
yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku atau jangka waktu
yang lebih lama sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan
dapat dilakukan Direksi dengan persetujuan tertulis dari Dewan
Komisaris, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan
yang berlaku khususnya peraturan Pasar Modal ;
20) Dalam hal Bank mempunyai benturan kepentingan dengan
kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan
diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal Perseroan
mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan
seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini bank diwakili oleh Dewan
Komisaris ;
21) Pengurusan Perseroan oleh Direksi pada umumnya, (baik mengenai
Perseroan maupun usaha Perseroan dan memberikan nasehat kepada
Direksi) dijalankan dibawah pengawasan Dewan Komisaris.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 14
2.2 Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite-Komite
Dewan Komisaris wajib membentuk paling kurang Komite Audit, Komite
Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi, dalam rangka
mendukung efektivitas tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris.
2.2.1 Komite Audit
Dalam rangka memenuhi Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/14/2006
tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/2006
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum,
maka Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit. Komite Audit
merupakan alat kelengkapan Dewan Komisaris yang berfungsi untuk
melakukan pengawasan atas efektivitas sistem pengendalian intern,
proses internal audit dan pelaporan keuangan, sehingga Bank dapat
dikelola berdasarkan prinsip transparansi, akuntabilitas,
pertanggungjawaban, independensi, dan kewajaran.
Pembentukan Komite Audit bank bjb juga berpedoman pada
ketentuan sebagai berikut :
a. Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik
Negara Nomor KEP-117/M-PBUMN/2002 tanggal 1 Agustus 2002
tentang Penerapan Praktik Good Corporate Governance pada Badan
Usaha Milik Negara ;
b. Surat Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-41/PM/2003 tanggal
22 Desember 2003 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan
Kerja Komite Audit ;
c. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Jabar Nomor
04A/SK/DK/2007 tanggal 28 Juni 2007 tentang Pembentukan Komite
Dan Pedoman Kerja Komite PT Bank Jabar ;
d. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah
Jawa Barat dan Banten, Tbk., Nomor 001/SK/DK/2013 tanggal 23
Januari 2013 Tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal
Kegiatan Dewan Komisaris serta Komite-Komite.
Susunan Komite Audit bank bjb tahun 2013 sebagai berikut:
1) Ketua : Klemi Subiyantoro
2) Anggota : Achmad Baraba
3) Anggota : Rudhyanto Mooduto
4) Anggota : Ramson Sinaga
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 15
5) Anggota : Memed Sueb
6) Anggota : Suwarta
Komite Audit secara kolektif mempunyai kompetensi dan pengalaman
dalam bidang akuntansi, keuangan, dan perbankan. Semua anggota Komite
bertindak secara Independen terhadap Direksi dan Auditor Ekstern, serta
melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Audit
Komite Audit mendukung Dewan Komisaris dalam hal :
1. Memastikan laporan keuangan bank bjb dapat dimengerti, transparan,
dan dapat diandalkan ;
2. Menilai pelaksanaan dan hasil audit yang dilaksanakan oleh Divisi Audit
Internal maupun eksternal sehingga dapat mencegah pelaksanaan dan
pelaporan yang tidak memenuhi standar ;
3. Melakukan evaluasi kebijakan bank bjb yang berhubungan dengan
kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku, etika,
benturan kepentingan, dan investigasi kesalahan maupun kecurangan
dan memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem
pengendalian intern Bank serta pelaksanaannya melalui Dewan
Komisaris;
4. Melakukan evaluasi Rencana Kerja Divisi Audit Intern, pelaporan, dan
temuan yang signifikan ;
5. Berkomunikasi dengan Direksi dan Satuan Kerja terkait tentang status,
kemajuan, dan perkembangan baru pada permasalahan operasional yang
dijumpai serta temuan Divisi Audit Internal ;
6. Memastikan bahwa Divisi Audit Internal dapat memiliki akses langsung
kepada Komite Audit dan dapat berkomunikasi di luar rapat komite yang
telah dijadwalkan ;
7. Menciptakan jalur komunikasi langsung dengan Auditor
Eksternal/Pengawas Bank untuk membahas rencana audit, temuan audit
maupun laporan audit.
Komite Audit memiliki pedoman kerja yang dituangkan dalam Pedoman
Kerja Komite yang telah disetujui oleh Komisaris. Sesuai dengan pedoman
kerja, Komite Audit mereview laporan keuangan dan informasi keuangan
lainnya untuk kepentingan para stakeholders, menelaah hasil pencapaian,
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 16
efektivitas, dan objektifitas dari seluruh proses audit internal dan eksternal,
mengevaluasi kebijakan Bank yang berhubungan dengan kepatuhan
terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, dan
memberikan rekomendasi penyempurnaan sistem pengendalian internal
Bank.
Sehubungan dengan tugas dan tanggung jawab tersebut di atas, Komite
Audit memiliki wewenang sebagai berikut :
1. Mendapatkan informasi, melalui Dewan Komisaris, mengenai operasional
Bank, data karyawan, dana, aset serta sumber daya Bank lainnya yang
berkaitan dengan pelaksanaan tugasnya ;
2. Bekerja sama dengan Divisi Audit Internal ;
3. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris mengenai
penyempurnaan proses audit internal, eksternal, dan laporan keuangan
Bank ;
4. Melakukan evaluasi deskripsi mengenai pengendalian internal/audit yang
akan dipublikasikan dalam laporan keuangan dan laporan pelaksanaan
penerapan GCG ;
5. Melakukan kajian atas independensi dan objektivitas auditor eksternal
serta merekomendasikan auditor eksternal yang akan dipilih oleh Bank
untuk mengaudit laporan keuangan Bank, unit bisnis maupun anak
perusahaan.
Secara garis besar, Komite Audit memberikan pendapat profesional yang
independen kepada Dewan Komisaris berdasarkan hasil evaluasi dan semua
risiko yang penting dipertimbangkan, identifikasi hal-hal yang memerlukan
perhatian khusus dalam bidang laporan keuangan dari Direksi dan auditor
eksternal, serta ketaatan pada peraturan perundang-undangan dan
pelaksanaan manajemen risiko.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Audit
Komite Audit melaporkan kegiatannya kepada Dewan Komisaris, sebagai
pertanggungjawaban atas pelaksanaan tugas Komite Audit. Komite Audit
telah melakukan tugasnya, baik yang bersifat rutin maupun yang non-rutin.
Komite Audit selama tahun 2013, telah melaksanakan tugas sesuai Piagam
Komite Audit sebagai berikut :
1. Penelaahan atas informasi keuangan yang akan diterbitkan oleh Bank
seperti laporan keuangan, proyeksi dan informasi keuangan lainnya.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 17
Komite Audit melakukan penelaahan dan memberikan saran-saran
penyempurnaan atas draft final laporan keuangan publikasi triwulanan.
Komite Audit juga telah secara aktif melakukan diskusi dengan akuntan
publik dan manajemen mengenai masalah-masalah yang perlu
didiskusikan sesuai Standar Audit Seksi 380 (PSA No. 48) perihal
komunikasi dengan Komite Audit ;
2. Evaluasi atas efektivitas pelaksanaan audit eksternal termasuk
penelaahan independensi dan objektivitas auditor eksternal serta
penelaahan kecukupan pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan
semua risiko yang penting telah dipertimbangkan ;
3. Penelaahan atas ketaatan Bank terhadap perundang-undangan
perbankan. Pengujian dan pemantauan kepatuhan yang dilakukan oleh
Bank telah diupayakan secara optimal ;
4. Pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta
pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai
kecukupan proses pelaporan keuangan. Selama tahun 2013, Komite
Audit telah melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap:
a. Pelaksanaan tugas Divisi Audit internal (DAI). Dari hasil evaluasi dapat
disimpulkan bahwa perencanaan DAI telah dilaksanakan sesuai
dengan perencanaan audit berbasis risiko, pelaksanaan audit dan
pelaporan telah dilakukan sesuai dengan Standar Pelaksanaan Fungsi
Audit Intern Bank (SPFAIB) ;
b. Kesesuaian pelaksanaan audit oleh kantor akuntan publik dengan
standar yang berlaku. Dari hasil pemantauan dan evaluasi Komite
Audit, kantor akuntan publik telah melaksanakan sesuai dengan
Standar Auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Publik Indonesia ;
c. Kesesuaian laporan keuangan dengan standar yang berlaku termasuk
tentang penerapan PSAK Nomor 50 dan Nomor 55 ;
d. Pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil temuan DAI, akuntan
publik dan hasil pengawasan Bank Indonesia. Selama tahun 2013
Komite Audit melakukan pertemuan-pertemuan dengan DAI dalam
rangka membahas temuan dan tindak lanjut temuan DAI. Komite
Audit juga menjaga jalur komunikasi langsung dengan DAI, baik yang
terjadwal dalam rapat rutin maupun di luar jadwal rapat ;
e. Pemberian rekomendasi mengenai penunjukan kantor akuntan publik
kepada Dewan Komisaris. Untuk tahun buku 2013, Tim Pemilihan
Kantor Akuntan Publik yang terdiri dari Komite Audit dan unsur
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 18
manajemen telah melakukan proses pemilihan Kantor akuntan publik
untuk melakukan audit atas Laporan Keuangan Konsolidasi bank bjb.
Tim telah mengusulkan dan Dewan Komisaris telah menetapkan
Kantor Akuntan Publik Ernst and Young sebagai Auditor Independen.
Komite Audit juga melakukan beberapa tugas lain yang diberikan oleh
Dewan Komisaris, diantaranya memberikan masukan terhadap pembahasan
Rencana Bisnis Bank.
Rapat dan Kehadiran Komite Audit
Selama tahun 2013, Komite Audit telah menyelenggarakan pertemuan
sebanyak 18 kali. Berikut informasi tingkat kehadiran Komite Audit dalam
Rapat di tahun 2013 :
Nama Jumlah
Kehadiran
Persentase
Kehadiran
Klemi Subiyantoro 18 100%
Achmad Baraba 13 72,2%
Rudhyanto Mooduto 16 88,9%
Ramson Sinaga 13 72,2%
Memed Sueb 12 66,7%
Suwarta 13 72,2%
Independensi Anggota Komite Audit
Nominasi untuk calon anggota Komite Audit harus di-review oleh Komite
Remunerasi dan Nominasi (KRN). Seperti telah ditetapkan oleh KRN, setiap
anggota komite harus bersifat independen. Kualifikasi penugasan dan
fungsi dari Komite Audit harus tunduk kepada aturan yang berlaku dari
Bapepam-LK, Bursa Efek Indonesia serta Bank Indonesia. Bahwa seluruh
anggota komite audit bank bjb periode 2013 memiliki kedudukan yang
independen terhadap bank bjb.
2.2.2 Komite Pemantau Risiko
Komite Pemantau Risiko (KPR) bank bjb merupakan salah satu komite yang
dibentuk Dewan Komisaris Bank dalam rangka mendukung efektivitas
pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya, sebagaimana dimaksud dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance bagi Bank Umum.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 19
Komite Pemantau Risiko bank bjb untuk periode tahun 2013 dibentuk
berdasarkan :
‐ Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten,Tbk. Nomor 04A/SK/DK/2007 tanggal 28 Juni 2007 Tentang
Pembentukan Komite-komite dan Pedoman Kerja Komite ;
‐ Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat
dan Banten,Tbk. Nomor 01/SK/DK/2013 Tanggal 23 Januari 2013
Tentang Pembagian Tugas dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan
Komisaris serta komite-komite.
Susunan Komite Pemantau Risiko bank bjb tahun 2013, sebagai berikut :
1) Ketua : Achmad Baraba
2) Anggota : Yayat Sutaryat
3) Anggota : Rudhyanto Mooduto
4) Anggota : Nury Effendi
5) Anggota : Poppy Sofia Koeswayo
Komite Pemantau Risiko melaksanakan rapat mingguan yang merupakan
rapat internal Komite Pemantau Risiko, rapat koordinasi dengan Divisi
Manajemen Risiko, Komite Audit, atau rapat gabungan dengan bagian lain
sesuai program kerja dan kebutuhan.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Pemantau Risiko
Sesuai Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003, Pasal 2 yang telah
diubah dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 11/25/PBI/2009 tentang
Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, mewajibkan Bank
menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, baik untuk Bank secara
individual maupun untuk Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak,
yang paling kurang mencakup 4 (empat) pilar yaitu :
1. Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi ;
2. Kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit ;
3. Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan
pengendalian Risiko, serta sistem informasi Manajemen Risiko; dan
4. Sistem pengendalian intern yang menyeluruh.
Evaluasi atas pelaksanaan kebijakan pengelolaan risiko merekomendasikan
penyempurnaan infrastruktur dan metodologi pengukuran risiko. Secara
berkala, Komite Pemantau Risiko melakukan penyempurnaan kebijakan dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 20
pedoman pengelolaan risiko agar dapat digunakan untuk dasar
pengambilan keputusan bisnis bank bjb.
Berkaitan dengan tugas pemantauan pelaksanaan tugas SKMR, Komite
Pemantau Risiko telah mengevaluasi laporan Profil Risiko Bank, meliputi
risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum,
risiko reputasi, risiko strategi, dan risiko kepatuhan. Hingga akhir tahun
2012, pengelolaan risiko yang semakin baik dibuktikan dengan peningkatan
risk awareness secara mayoritas pada risk taking unit. Metode pengukuran
risiko dan pengendaliannya terus menerus disempurnakan oleh SKMR.
Kegiatan Komite Pemantau Risiko Tahun 2013
Sesuai pedoman kerja Komite Pemantau Risiko, maka pada tahun 2013
disusun rencana kerja sebagai berikut :
1. Menyusun rencana kerja KPR tahun 2013;
a. Rencana kerja KPR tahun 2013 diselesaikan bulan Januari tahun
2013 ;
b. Pembahasan laporan realisasi kegiatan KPR semester II tahun 2012
diselesaikan bulan Januari 2013 ;
c. Pembahasan dan laporan realisasi kegiatan KPR semester I tahun
2013 diselesaikan bulan Juli 2013.
2. Mengevaluasi implementasi kebijakan manajemen risiko dan
pelaksanaannya sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
13/23/DNPN serta melaporkan dan memberikan rekomendasi
berdasarkan hasil evaluasi kepada Dewan Komisaris dengan hasil
sebagai berikut :
a. Profil risiko triwulanan bank bjb baik individual, maupun
konsolidasi selama tahun 2012 dan triwulan berjalan tahun 2013 ;
b. Profil risiko bank bjb pada triwulan IV tahun 2012 adalah low
dengan trend stabil sampai dengan triwulan III tahun 2013 ;
c. Risiko kredit bank bjb triwulan IV tahun 2012 adalah 1,2% ;
d. Risiko kredit, risiko pasar, risiko strategi, risiko kepatuhan, dan
risiko reputasi adalah low ;
e. Risiko likuiditas, risiko operasional, dan risiko hukum adalah low to
moderate.
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan tugas Satuan
Kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko melalui :
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 21
a. Rapat koordinasi sesuai kebutuhan yaitu bulan Februari, Mei, Juni,
September, dan Oktober tahun 2013 ;
b. Diskusi dan telaahan atas program kerja Satuan Manajemen risiko;
c. Diskusi dan telaah mendesain mekanisme risk tolerance dan risk
culture ;
d. Diskusi pengembangan metode dan tools pengukuran risiko pasar;
e. Knowledge sharing: dampak kondisi keuangan global terhadap
perbankan Indonesia.
4. Mengkaji dan mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan manajemen risiko yang dilakukan melalui :
a. Rapat koordinasi dengan Komite Audit membahas temuan hasil
pemeriksaan Bank Indonesia dan progres tindak lanjut ;
b. Pembahasan laporan pengawasan Dewan Komisaris setiap
semester.
5. Melakukan pemantauan dan mengevaluasi penetapan kebijakan dan
pelaksanaan risk philosophy, risk appetite, serta risk tolerance atas
setiap produk dan layanan bank bjb.
a. Melakukan kajian atas risk management framework secara
keseluruhan ;
b. Melakukan survey ke cabang/unit kerja untuk mengetahui
pemahaman cabang/unit kerja terhadap pentingnya manajemen
risiko (risk culture dan risk awareness).
6. Mengevaluasi, mengkaji dan memberikan rekomendasi atas rencana
bisnis dan rencana kerja sebelum mendapat persetujuan Dewan
Komisaris, khususnya yang terkait dengan risiko-risiko yang akan
dihadapi oleh Bank melalui telaahan draft RBB tahun 2014 pada bulan
Oktober 2013;
7. Mengevaluasi perkembangan portofolio pinjaman melalui koordinasi
dengan Komite Audit;
8. Memantau restrukturisasi pinjaman, penghapusbukuan pinjaman dan
recovery pinjaman melalui koordinasi dengan Komite Audit;
9. Memonitor risiko bank wide yang dihadapi Bank dan memastikan
bahwa Direksi telah melakukan mitigasi risiko-risiko tersebut melalui
pembahasan profil risiko triwulanan;
10. Melakukan penelaahan atas pengelolaan manajemen risiko dan
kepatuhan atas peraturan dan perundang-undangan yang berlaku
bersama dengan manajemen, auditor eksternal, Divisi Audit Intern
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 22
serta Satuan Kerja yang menjalankan fungsi Manajemen Risiko :
a. Telaah profil risiko dan RCCR triwulan IV tahun 2012, bulan Maret
tahun 2013 ;
b. Telaah profil risiko dan RCCR triwuan I tahun 2013, bulan Mei 2013;
c. Telaah profil risiko triwulan dan RCCR II tahun 2013, bulan Agustus
2013 ;
d. Telaah profil risiko triwulan III dan RCCR tahun 2012, bulan Oktober
2013.
11. Mengkaji risk philosophy yang telah ditetapkan Bank dan memastikan
bahwa risk philosophy tersebut telah direfleksikan pada tiap kebijakan
Bank dan dikomunikasikan kepada seluruh Pegawai Bank sehingga
dapat terbentuk budaya risiko (risk culture) yang kondusif melalui
a. Pembahasan strategi penetapan risk philosophy dan risiko (risk
culture) melalui penggunaan jasa konsultan manajemen risiko ;
b. Pembahasan rencana survey pemahaman pimpinan cabang
terhadap risiko cabang bulan Oktober 2013.
12. Memastikan bahwa Bank telah memiliki risk appetite dan risk tolerance
serta telah dijabarkan ke dalam kebijakan pada tiap unit kerja, unit
bisnis dan Bank secara keseluruhan.
13. Memberi masukan kepada Sekretariat Dewan Komisaris untuk
penyusunan laporan pengawasan Dewan Komisaris.
a. Laporan semester 2 tahun 2012, yang dilakukan pada bulan
Februari 2013 ;
b. Laporan semester 1 tahun 2013, yang dilakukan pada bulan Juli
2013.
14. Melakukan penelaahan atas draft RBB bjb tahun 2014
a. Memberikan masukan kepada Dewan Komisaris dalam bentuk
Economic Outlook tahun 2014 ;
b. Mengkaji rancangan KUDT yang disampaikan Direksi kepada
Dewan Komisaris ;
c. Mengkaji RBB termasuk perubahannya, khususnya dari aspek risiko,
untuk disampaikan kepada Dewan Komisaris.
15. Memutahirkan secara periodik Pedoman Kerja Komite Pemantau
Risiko. Draft Pedoman Kerja Komite Pemantau Risiko diselesaikan dan
didiskusikan pada bulan November dan Desember 2013.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 23
Rapat dan Kehadiran Komite Pemantau Risiko
Selama tahun 2013, Komite Pemantau Risiko telah menyelenggarakan
pertemuan sebanyak 29 kali. Berikut informasi tingkat kehadiran Komite
Pemantau Risiko dalam Rapat di tahun 2013 :
Nama Jumlah
Kehadiran
Persentase
Kehadiran
Achmad Baraba 29 100%
Yayat Sutaryat 26 90%
Rudhyanto Mooduto 27 93%
Nury Effendi 21 72%
Poppy Sofia Koeswoyo 26 90%
Independensi Ketua dan Anggota Komite Pemantau Risiko
Ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari 3 (tiga) orang
Komisaris Independen dan 2 (dua) orang anggota independen.
Mekanisme Kerja
Komite Pemantau Risiko bekerja berdasarkan program kerja tahunan yang
disusun dan disetujui Dewan Komisaris, diantaranya kegiatan pemantauan
risiko bulanan, triwulanan dan tahunan, serta kegiatan yang tidak
ditetapkan waktu pelaksanaannya seperti kegiatan peningkatan kapabilitas
ketua dan anggota Komite Pemantau Risiko.
Komite Pemantau Risiko melaksanakan rapat mingguan yang merupakan
rapat internal KPR, rapat koordinasi dengan Divisi Manajemen Risiko,
Komite Audit, atau rapat gabungan dengan bagian lain sesuai program
kerja dan kebutuhan.
2.2.3 Komite Remunerasi dan Nominasi
Komite Remunerasi dan Nominasi bank bjb dibentuk berdasarkan :
1. Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006 tanggal 30 Januari 2006
tentang Good Corporate Governance;
2. Peraturan Bank Indonesia nomor 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006
tentang Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia nomor 8/4/PBI/2006
tentang Good Corporate Governance;
3. Surat Edaran Bank Indonesia nomor 9/12/DPNP tanggal 30 Mei 2007
tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 24
4. Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 04A/SK/DK/2007 tanggal 28
Juni 2007 Tentang Pembentukan Komite dan Pedoman Kerja Komite
Dewan Komisaris PT BANK JABAR;
5. Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa
Barat dan Banten, Tbk. Nomor 001/DK/2013 tentang Pembagian Tugas
dan Pelaksanaan Jadwal Kegiatan Dewan Komisaris Serta Komite-Komite.
Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi bank bjb
Periode 01 Januari s.d 22 Januari 2013
1. Ketua : Yayat Sutaryat
2. Anggota : Agus Ruswendi*
3. Anggota : Muhadi
4. Anggota : Klemi Subiyantoro
5. Anggota : Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia
* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia
nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif
menjadi anggota.
Periode 23 Januari s.d 31 Desember 2013
1. Ketua : Yayat Sutaryat
2. Anggota : Agus Ruswendi *
3. Anggota : Muhadi
4.
5.
Anggota
Anggota
:
:
Klemi Subiyantoro Anggota
Rudhyanto Mooduto
6. Anggota
: Pemimpin Divisi Sumber Daya Manusia
* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia
nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif
menjadi anggota.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite Remunerasi dan Nominasi
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia tentang Pelaksanaan Good
Corporate Governance yang telah dituangkan dalam program kerja
Komite, secara garis besar Komite Remunerasi dan Nominasi
mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Terkait dengan kebijakan remunerasi
1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi ;
2) Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai :
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 25
a) Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi
untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
b) Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai
secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi.
b. Terkait dengan kebijakan nominasi
1) Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta
prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan
Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
2) Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan
Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk
disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham;
3) Memberikan rekomendasi mengenai Pihak Independen yang
akan menjadi anggota Komite.
c. Tugas lainnya
1) Melakukan evaluasi atas pelaporan kebijakan SDM dan
memberikan saran untuk perbaikan atau peningkatannya ;
2) Melakukan self assessment dalam pelaksanaan tugasnya serta
melaksanakan tugas khusus yang diberikan Dewan Komisaris.
Laporan Pelaksanaan Kegiatan Komite Remunerasi dan Nominasi
Dalam rapat sepanjang tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi
telah melakukan pembahasan terhadap hal-hal sebagai berikut :
1. Terkait dengan kebijakan remunerasi
1) Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi :
a) Dokumentasi ketentuan dan peraturan perundang-
undangan, kebijakan perusahaan yang berlaku dalam
kebijakan remunerasi, penetapan fasilitas dan tunjangan
lainnya ;
b) Melakukan pemantauan sistem remunerasi yang sedang
berlaku di pasar Bank BUMN/BUMD, Bank Swasta Nasional
maupun asing.
2) Melakukan pembahasan terhadap kebijakan remunerasi yang
sedang berjalan di bank bjb
a) Remunerasi Pengurus:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 26
Membahas kebijakan remunerasi pengurus yang sedang
berjalan di bank dan merekomendasikan kepada Dewan
Komisaris;
b) Remunerasi Pegawai :
Evaluasi kebijakan remunerasi bagi pejabat eksekutif dan
pegawai secara keseluruhan.
2. Terkait dengan kebijakan nominasi
1) Pembahasan mengenai pedoman/sistem serta prosedur
pemilihan dan atau penggantian Pengurus;
2) Membahas penjaringan serta rekomendasi calon anggota
Pengurus;
3) Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak independen:
a) Membahas rekomendasi anggota komite dari pihak
independen ;
b) Pembahasan nominasi anggota komite.
3. Terkait dengan Pedoman kerja dan pelaporan
1) Pedoman kerja;
2) Program Kerja;
3) Laporan kegiatan.
4. Kegiatan Lainnya yang masih dalam ruang lingkup KRN.
Rapat dan Kehadiran Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi
Selama tahun 2013, Komite Remunerasi dan Nominasi telah
menyelenggarakan pertemuan/rapat sebanyak 28 kali.
Berikut informasi tingkat kehadiran Komite Remunerasi dan Nominasi
dalam Rapat di tahun 2013 :
NAMA
JUMLAH
KEHADIRAN
Persentase
Kehadiran
Yayat Sutaryat 28 100%
Agus Ruswendi* 2 7%
Klemi Subiyantoro 22 79%
Rudhyanto Mooduto 23 82%
Muhadi 14 82%
Pemimpin Divisi SDM 25 89%
* Semenjak diterimanya surat keputusan Fit and Proper Test Bank Indonesia
nomor 15/10/APBU/Bd/Rahasia pada tanggal 6 Februari 2013, tidak lagi efektif
menjadi anggota.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 27
Independensi Komite Remunerasi dan Nominasi
Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi sebanyak 6 (enam) orang
terdiri dari 3 (tiga) orang Komisaris Independen, 2 (dua) orang
Komisaris, 1 (satu) orang pejabat ex officio dari Pemimpin Divisi Sumber
Daya Manusia.
2.3 Penerapan Fungsi Kepatuhan, Audit Intern dan Audit Ekstern
2.3.1 Penerapan Fungsi Kepatuhan
1) Fungsi Kepatuhan
Pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank berdasarkan kepada
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/2/PBI/2011 tentang
Pelaksanaan Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum, yaitu
sebagai berikut :
Fungsi, tugas, tanggung jawab Direktur yang membawahkan
fungsi kepatuhan.
a) Fungsi Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan
Mewujudkan terlaksananya budaya kepatuhan pada semua
tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank ;
Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank ;
Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem, dan
prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh Bank
telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
prinsip syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah; dan
Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang
dibuat oleh Bank kepada Bank Indonesia dan/atau otoritas
pengawas lain yang berwenang.
b) Tugas Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan
Tugas dan tanggung jawab Direktur yang membawahkan
fungsi kepatuhan, paling kurang mencakup :
Merumuskan strategi guna mendorong terciptanya Budaya
Kepatuhan Bank ;
Mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip
kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi ;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 28
Menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan
digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman
internal Bank ;
Memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, sistem,
dan prosedur, serta kegiatan usaha yang dilakukan Bank
telah sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk
Prinsip Syariah bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha
Syariah ;
Meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank ;
Melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan dan/atau
keputusan yang diambil Direksi Bank atau pimpinan Kantor
Cabang Bank Asing tidak menyimpang dari ketentuan Bank
Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku ;
Melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan Fungsi
Kepatuhan.
Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud di atas tidak
menghilangkan hak dan kewajiban Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan sebagai anggota Direksi Bank sebagaimana
diatur dalam Undang-Undang tentang Perseroan Terbatas,
apabila untuk perbuatan-perbuatan tertentu tersebut diperlukan
keputusan dari seluruh anggota Direksi Bank.
2) Tanggung Jawab Utama
a) Terkait ke strategi perusahaan ;
b) Melakukan koordinasi dengan divisi lain dalam menyusun dan
merumuskan Rencana Bisnis Divisi ;
c) Mengelola penerapan manjemen risiko bidang Kepatuhan ;
d) Menyusun, merumuskan dan mengembangkan Buku
Pedoman Perusahaan (BPP) dan Kebijakan Fungsi Kepatuhan ;
e) Menyusun, merumuskan dan mengembangkan arah,
kebijakan, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) serta
dokumentasi Fungsi Kepatuhan.
f) Anggaran
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 29
Mempersiapkan, mengkoordinasikan, dan mengontrol
anggaran Satuan Kerja Kepatuhan/Divisi Kepatuhan, sesuai
dengan rencana kerja yang telah disusun ;
Memanfaatkan anggaran yang ada seefisien dan seefektif
mungkin, memastikan agar program dan sistem berjalan
secara cost effective (efektif dari segi biaya).
g) Terkait kepatuhan
Memastikan pelaksanaan Pedoman Kepatuhan yang berisi
kerangka kerja, kebijakan dan proses yang tepat untuk
memastikan terpenuhinya peraturan Bank Indonesia,
Peraturan Bapepam LK dan perundang-undangan lainnya
yang berlaku. Mengembangkan suatu program kepatuhan
bagi Bank dan bekerjasama dengan divisi lain untuk
memperjelas tanggung jawab masing-masing pihak ;
Mengembangkan prosedur kepatuhan pada setiap satuan
kerja, dengan menginformasikan perubahan peraturan
perundang-undangan yang berlaku untuk disesuaikan ke
dalam pedoman internal bank oleh Divisi terkait ;
Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan
kepatuhan bank dengan memberikan pandangan kepada
pihak manajemen mengenai masalah hukum yang
ditemukan ;
Mengembangkan, melaksanakan dan mempertahankan
kepatuhan bank terhadap penerapan kebijakan, prosedur
dan panduan mengenai anti tindak pencucian uang dan
tindak pidana terorisme ;
Bertindak sebagai pihak yang dihubungi di Bank mengenai
penanganan secara internal laporan transaksi yang
mencurigakan dari staff dan juga pihak yang dapat
dihubungi untuk Unit Anti-Money Laundring oleh instansi
pemerintah yang berkepentingan terhadap tindak
pencucian uang ini ;
Melakukan kajian atas kebijakan bank yang belum selaras
dengan peraturan perundangan yang berlaku ;
Memberikan masukan kepada pihak manajemen mengenai
masalah kepatuhan dan potensi dampak, trend serta
perkembangan peraturan yang ada ;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 30
Melaksanakan penyelidikan mandiri atas setiap transaksi
yang mencurigakan, yang dilaporkan baik oleh staff Bank
sendiri ataupun oleh nasabah Bank ;
Memastikan bahwa Bank selalu memenuhi persyaratan
regulasi dalam waktu yang tepat ;
Mengkaji aspek kepatuhan atas usulan produk baru dan
pengembangan bisnis baru ;
Mengkaji aspek kepatuhan atas dokumentasi publik
mengenai Bank, termasuk data yang ditampilkan di website
Bank ;
Menanggapi dokumen konsultatif ataupun diskusi terkait
aspek hukum dan kepatuhan yang diterbitkan oleh badan
regulasi perbankan atau keuangan ;
Meningkatkan kesadaran akan kepatuhan di antara para
staff dengan cara memberikan informasi, publikasi dan
pelatihan mengenai kepatuhan secara regular ;
Melaksanakan pemantauan kepatuhan ;
Memastikan Bank selalu mematuhi peraturan yang berlaku.
h) Kajian
Melakukan kajian aspek kepatuhan dan penerapan prinsip
kehati-hatian terhadap peraturan internal Bank antara lain
berupa Surat Keputusan, Surat Edaran, dan bentuk Surat
Lainnya sesuai tata naskah dinas Bank yang berlaku serta
perjanjian atau dokumen hukum lainnya baik yang telah
berjalan ataupun yang diajukan ;
Mempertahankan operasional bisnis berjalan sesuai
ketentuan.
i) Manajemen Divisi
Mengevaluasi para staff kepatuhan guna mencapai tingkat
efektivitas kinerja di Divisi ini.
j) Terkait Manajemen Krisis
Berperan aktif dalam Tim Manajemen Krisis (Bussiness
Continuity Plan/BCP) sesuai dengan peran dan tanggung
jawab sebagaimana tercantum di dalam Buku
Manual/Panduan Manajemen Krisis.
k) Kerjasama Internal
Mengembangkan, mempertahankan lini kerja, dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 31
memfasilitasi komunikasi dengan Divisi lain, Kantor
Wilayah/Kantor Cabang, dalam hal konsultasi dan pendapat
serta pendampingan hukum. Tujuannya adalah untuk
memastikan semua risiko kepatuhan telah tertangani dengan
baik.
l) Pelaporan
Memastikan dilaksanakannya penyampaian laporan kepada
Bank Indonesia tentang pelaksanaan Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan, meliputi:
‐ Rencana kerja kepatuhan yang dimuat dalam Rencana
Bisnis Bank (RBB) ;
‐ Laporan kepatuhan; dan
‐ Laporan khusus mengenai kebijakan dan/atau keputusan
Direksi yang menurut Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan telah menyimpang dari ketentuan Bank
Indonesia dan/atau peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf (b),
wajib ditandatangani oleh Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan, dan disampaikan kepada Bank Indonesia
setiap semester dan diterima Bank Indonesia paling lambat
1 (satu) bulan setelah periode pelaporan berakhir dengan
tembusan kepada Dewan Komisaris dan Direktur Utama ;
Bank dianggap terlambat menyampaikan laporan
kepatuhan apabila laporan diterima Bank Indonesia
melampaui batas akhir waktu penyampaian laporan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tetapi belum
melampaui 1 (satu) bulan setelah batas akhir waktu
penyampaian laporan ;
Bank dianggap tidak menyampaikan laporan kepatuhan
apabila laporan tersebut belum diterima Bank Indonesia
hingga akhir batas waktu keterlambatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3);
Laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c
disampaikan kepada Bank Indonesia paling lambat 7 (tujuh)
hari kerja sejak diketahui oleh Direktur yang membawahkan
Fungsi Kepatuhan mengenai adanya penyimpangan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 32
m) Terkait Program Pengendalian Gratifikasi (PPG)
Menyusun Pedoman dan SOP Program Pengendalian
Gratifikasi, LHKPN, Sistem Pelaporan Pelanggaran ;
Membawahi Unit Pengendalian Gratifikasi yang berada di
bawah Grup Kepatuhan dalam mengelola pelaksanaan
Program Pengendalian Gratifikasi, Perluasan LHKPN dan
Sistem Pelaporan Pelanggaran ;
Senantiasa bekerjasama dengan KPK dalam pelaksanaan
Program Pengendalian Gratifikasi.
n) Lain-lain
Mengelola penerapan Manajemen Risiko di Divisi ;
Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatuhan
terhadap peraturan Bank Indonesia dan Peraturan
Perundang-undangan lainnya, serta Peraturan Internal Bank
yang berlaku ;
Melakukan tindak lanjut temuan hasil pemeriksaan ;
Mengelola buku pedoman perusahaan Divisi Kepatuhan ;
Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh
Direktur yang membawahkan fungsi Kepatuhan.
3) Kewenangan
Satuan kerja kepatuhan memiliki kewenangan untuk :
a) Menandatangani surat-surat, memorandum dan dokumen-
dokumen yang berkaitan dengan tugas Divisi Kepatuhan,
sesuai batas kewenangan yang diberikan oleh Direktur yang
membawahkan fungsi kepatuhan ;
b) Melakukan kajian serta memberikan rekomendasi aspek
hukum terhadap peraturan internal Bank antara lain berupa
Surat Keputusan, Surat Edaran, dan bentuk Surat Lainnya
sesuai Tata Naskah Dinas yang berlaku serta perjanjian atau
dokumen hukum lainnya baik yang telah berjalan ataupun
yang diajukan ;
c) Melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia dan Lembaga
terkait lainnya dalam rangka pengelolaan tugas Divisi
Kepatuhan ;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 33
d) Menetapkan pembagian tugas serta penegakan disiplin
kepada Pejabat/Pegawai yang menjadi tanggung jawab
penyeliaannya ;
e) Memberikan penilaian kinerja terhadap Pejabat dan Pegawai
bawahannya ;
f) Melakukan kunjungan pembinaan dan sosialisasi kepada
seluruh unit kerja, untuk membangun budaya hukum ;
g) Menyampaikan rekomendasi untuk pengembangan Pejabat
dan Pegawai Divisi Kepatuhan ;
h) Melakukan persetujuan/keputusan lainnya sesuai dengan BPP
kewenangan dan/atau keputusan/kebijakan Direksi.
Dalam mengimplementasikan Fungsi Kepatuhan, Direktur
Kepatuhan dibantu oleh Satuan Kerja Kepatuhan yang bertanggung
jawab untuk membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung
terciptanya budaya kepatuhan pada seluruh kegiatan usaha bank
pada setiap jenjang organisasi, antara lain melalui pelaksanaan :
a) Melaksanakan penyempurnaan Compliance Sheet bagi bidang-
bidang operasional dan non operasional secara bertahap ;
b) Melakukan pengkajian terhadap seluruh kebijakan dan prosedur
terkait produk dan jasa Bank ;
c) Melakukan review atas ketentuan-ketentuan internal yang telah
diberlakukan ;
d) Melakukan pemantauan kewajiban pelaporan Divisi dan Kantor
Cabang;
e) Memantau pelaksanaan hasil pemeriksaan Bank Indonesia dan
pemantauan terhadap komitmen Divisi dan Kantor Cabang atas
hasil pemeriksaan Divisi Audit Internal ;
f) Menginformasikan setiap ketentuan internal maupun eksternal
Bank kepada unit terkait ;
g) Mensosialisasikan Fungsi Kepatuhan, Ketentuan Internal dan
Eksternal Bank kepada segenap organisasi bank bjb ;
h) Membuat sistem aplikasi kodifikasi ketentuan internal bank bjb ;
i) Pengembangan Sumber Daya Manusia Bagian Kepatuhan
melalui program pendidikan dan pelatihan baik yang ditugaskan
oleh Divisi Pendidikan dan Pelatihan maupun berdasarkan
pengajuan/inisiatif dari Satuan Kerja Kepatuhan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 34
Dalam menjalankan usaha, bank bjb telah memenuhi ketentuan
Bank Indonesia yang terkait dengan aspek kecukupan modal,
pemenuhan ketentuan bidang perkreditan, pemeliharaan likuiditas,
serta penerapan program anti pencucian uang dan pencegahan
pendanaan terorisme.
Aspek Kepatuhan Pemenuhan
Bank* Acuan
(Ketentuan)
Rasio Kewajiban
Penyediaan Modal
Minimum (KPMM)
16.78% ≥ 8%
Pelampauan / Pelanggaran
Batas Maksimum
Pemberian Kredit (BMPK)
Tidak ada Tidak
diperkenankan
Rasio Non Performing Loan
(NPL) 2.73% ≤ 5%
Rasio Giro Wajib Minimum
(GWM) Primer 8.00% ≥ 8%
Rasio GWM Sekunder 10.49% ≥ 2.5%
Rasio GWM dalam Valuta
Asing 8.41% ≥ 8%
Rasio Posisi Devisa Netto
(PDN) 1.20% ≤ 20%
Pelaksanaan program anti pencucian uang dan pencegahan
pendanaan terorisme merupakan program yang dilaksanakan
secara berkesinambungan dalam rangka pemenuhan kewajiban
berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/27/PBI/2012
tanggal 28 Desember 2012 tentang penerapan program anti
pencucian uang dan pencegahan pendanaan terorisme bagi bank
umum. Selama tahun 2013, sebagai langkah keseriusan dalam
menerapkan Program APUPPT bank bjb telah melaksanakan
berbagai aktivitas sebagai berikut :
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 35
1) Melaksanakan pengembangan dan penyempurnaan sistem
aplikasi sebagai alat bantu penerapan program APUPPT yang
dapat digunakan untuk :
a) mendeteksi transaksi-transaksi keuangan yang memenuhi
kriteria sebagai transaksi yang wajib dilaporkan kepada Pusat
Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan ;
b) mengidentifikasi pengelompokan risiko nasabah dari sisi
APUPPT dan alat bantu dalam rangka pemantauan Pengkinian
Data Nasabah bank bjb.
2) Melaksanakan pembenahan database CIF (Costumer
Identification File) nasabah bank bjb dalam rangka penerapan
ketentuan Single CIF;
3) Melaksanakan program pelatihan secara rutin baik pelatihan
secara regular yang diterapkan kepada calon pegawai baru
maupun pelatihan yang khusus kepada pegawai yang
berhubungan langsung dengan nasabah atau pegawai yang
posisinya strategis dalam penerapan APUPPT;
4) Adapun statistik pelaksanaan program APUPPT selama tahun
2013 sebagai berikut :
Aktivitas Jumlah
Laporan Transaksi Keuangan Tunai 5133 Laporan
Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan 49 Laporan
Korespondensi dengan pihak Berwenang 100 Korespondensi
Pengkajian APUPPT 9 Kajian
Pengisian Kuesioner Cross Border
Correspondent Banking
28 Korespondensi
2.3.2 Penerapan Fungsi Audit Intern
1) Pelaksanaan fungsi pengendalian internal terselenggara dalam
setiap tingkatan manajemen dimana pada struktur organisasi
Bank, Divisi Audit Internal (DAI) berada di bawah Direktur Utama.
DAI telah melaksanakan kewajiban sebagai berikut :
DAI menyampaikan laporan hasil audit kepada Pemimpin Unit
Kerja yang dilakukan pemeriksaan dan atasan langsung untuk
diketahui dan ditindaklanjuti ;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 36
DAI menyampaikan ringkasan eksekutif secara berkala kepada
Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada
Direktur Kepatuhan ;
DAI menyusun laporan pelaksanaan dan pokok-pokok hasil
audit internal yang ditandai oleh Direktur Utama dan Dewan
Komisaris untuk disampaikan kepada Bank Indonesia.
2) Divisi Audit Internal dalam melaksanakan fungsinya berdasarkan
kepada Surat Keputusan Direksi Nomor 656/SK-DAI/2009 tanggal
30 Juni 2009 tentang Piagam Audit Internal (Audit Charter) yang
merupakan bagian dari SPFAIB berdasarkan Keputusan Direksi
Nomor 657/SK/DIR-DAI/2009 tanggal 30 Juni 2009. Saat ini, DAI
sedang melaksanakan revisi terhadap kebijakan tersebut yang
dibantu oleh pihak ketiga. Adapun revisi tersebut meliputi
kebijakan dan panduan Audit Internal, yang di dalamnya
termasuk piagam audit, yang sedang dalam proses kajian dari
Divisi Kepatuhan Hukum ;
3) Kedudukan DAI berada langsung di bawah Direktur Utama yang
tidak terkoordinasi secara langsung dengan satuan kerja
operasional ;
4) Dalam upaya peningkatan kemampuan auditor, DAI
berkoordinasi dengan Divisi Pendidikan dan Pelatihan untuk
mengikutsertakan ke dalam program Pendidikan dan Pelatihan.
Alokasi waktu untuk masing-masing auditor sebanyak 9
(sembilan) hari. Sampai dengan 31 Desember 2013, telah
dilakukan pendidikan sebanyak 169 dengan total hari 411 hari ;
5) Pemeriksaan yang dilakukan sesuai dengan Rencana Bisnis Bank
Divisi Audit Internal tahun 2013 yang telah disetujui oleh Direktur
Utama. Terhitung sejak tanggal 01 Januari 2013 sampai dengan
31 Desember 2013, DAI telah melakukan pemeriksaan secara
independen terhadap unit operasional Kantor Cabang, Divisi dan
Kantor Wilayah, proses bisnis serta teknologi informasi secara
menyeluruh.
Adapun realisasi kegiatan audit dibandingkan rencana sebagai
berikut:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 37
Aktivitas Audit Rencana Realisasi
Audit Umum Kantor Cabang 32 31
Audit Divisi 3 2
Audit Kantor Wilayah 1 1
Audit Proses Bisnis 2 2
Audit Proses Teknologi Informasi 4 4
Laporan Semester 2 2
Menjadi LO untuk Kegiatan
Pemeriksaan BI dan BPK RI 1 2
Audit Fraud/Audit Khusus 0 26
Terdapat realisasi kegiatan yang tidak sesuai dengan rencana
pemeriksaan, yaitu audit 1 (satu) Kantor Cabang dan 1 (satu) Divisi.
Hal tersebut disebabkan adanya peningkatan pemeriksaan khusus
diluar jadwal yang harus ditindaklanjuti dengan segera dan menyita
waktu pemeriksaan yang terjadwal.
2.3.3 Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Sebagai Pihak Independen untuk menyampaikan laporan
(transparansi kondisi) keuangan Bank dalam rangka meningkatkan
kualitas pelaporan dan akurasi penyajian kondisi keuangan Bank.
Laporan keuangan bank bjb setiap tahun di audit oleh Akuntan
Publik (KAP) Independen. Penunjukan Akuntan Publik (KAP) tersebut
menunjuk pada hasil rekomendasi Komite Audit dan telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dimana salah
satunya ditegaskan bahwa penunjukan KAP untuk melakukan audit
Bank paling lama dilakukan selama 5 (lima) tahun berturut-turut.
Persyaratan lainnya yang harus dipenuhi KAP adalah terdaftar di Bank
Indonesia sebagai kantor akuntan publik dan memiliki kriteria yang
disyaratkan dalam Peraturan Bank Indonesia, pada posisi 29 Februari
2012 sejumlah KAP yang pernah melakukan audit di bank bjb masih
terdaftar di Bank Indonesia dengan Nomor Register D-3732, D-6646,
D-9733, D-41263.
Auditor Independen melakukan audit sesuai dengan standar
profesional akuntan publik untuk memastikan laporan keuangan Bank
disusun sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku.
Ruang lingkup pelaksanaan audit dilakukan secara komprehensif dan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 38
menyeluruh ke aspek kebijakan, operasional, teknologi informasi,
verifikasi dan lain sebagainya.
Penunjukkan KAP telah terlebih dahulu telah mendapat persetujuan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan memberikan kuasa
kepada Dewan Komisaris dalam hal penunjukan KAP sesuai
rekomendasi Komite Audit (Peraturan Bank Indonesia Nomor
8/4/PBI/2006 perihal pelaksanaan Good Corporate Governance bagi
bank umum).
Sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku Auditor
Independen Ernst & Young (Indonesia Stock Exchange Building Tower
2,7th floor Jalan Jendral Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190, Indonesia)
terpilih sebagai Auditor Independen untuk tahun Buku 2013.
Penunjukan Auditor Independen tersebut ditindaklanjuti dengan
Perjanjian Nomor 06170/PSS-AS/2013.
Sesuai dengan perjanjian kerjasama di atas disepakati bahwa
tanggung jawab manajemen dalam penyusunan Laporan Keuangan
Konsolidasian disusun dalam hasil audit yang berupa Manajement
Letter yang kemudian akan menggambarkan permasalahan,
kelemahan-kelamahan dari pengendalian intern perusahaan Bank,
Standar Akuntansi Keuangan, dan masalah lain yang ditemukan
selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai dengan rekomendasi dan
saran-saran perbaikan.
Cakupan hasil diantaranya telah sesuai dengan Peraturan Bank
Indonesia Nomor 3/22/PBI/2001 yang telah diperbaharui dalam
Peraturan Bank Indonesia Nomor 7/5/PBI/2005 tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank.
Daftar Kantor Akuntan Publik yang telah mengaudit Laporan bank bjb
adalah sebagai berikut :
Tahun
Buku Kantor Akuntan Akuntan
2013 Ernst & Young Benyanto Suherman
2012 Ernst & Young Benyanto Suherman
2011 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono
2010 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono
2009 Ernst & Young Drs. Hari Purwantono
2008 Pricewaterhousecoopers Lucy Luciana Suhenda, SE.,Ak., CPA
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 39
2.4 Penerapan Manajemen Risiko dan Sistem Pengendalian Intern
2.4.1 Pengawasan Aktif Dewan Komisaris dan Direksi
1) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai berikut :
Melakukan persetujuan atas Kebijakan Manajemen Risiko Bank
melalui forum Komite Pemantau Risiko (KPR) dan telah
dilakukan pengesahan oleh Direksi. Sebagai proses tindak lanjut
atas kesesuaian Kebijakan Manajemen Risiko dengan
kompleksitas bisnis bank;
Melakukan review/evaluasi atas Kebijakan Manajemen Risiko
dan Strategi Manajemen Risiko secara bank wide melalui Forum
Komite Pemantau Risiko (KPR) yang dilakukan secara berkala
dan/atau jika ada kegiatan dan aktivitas yang meningkatkan
risiko bank secara signifikan.
2) Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
berikut:
Telah melakukan penyusunan Kebijakan Manajemen Risiko Bank
pada tahun 2011, serta melakukan penyesuaian atas Strategi
dan Kerangka Manajemen Risiko secara komprehensif termasuk
limit risiko yang meliputi limit Risiko Kredit, Risiko Pasar, dan
Limit Risiko Operasional dan risiko lainnya dengan
memperhatikan tingkat risiko yang diambil dan toleransi risiko
terhadap kecukupan permodalan. Penyusunan Kebijakan
Manajemen Risiko Bank tersebut sebelumnya telah melalui
pembahasan bersama dan persetujuan Dewan Komisaris;
Telah melakukan penyusunan dan penetapan alat untuk
mengidentifikasi risiko antara lain berupa Pengembangan Risk
Limit NPL, Credit Line Bank & Non-Bank, Aplikasi Self
Assessment, dan lain-lain. Untuk proses pengkinian atas tools
yang digunakan dalam mengidentifikasi risiko tersebut, Bank
melakukan pengkinian parameter serta review pedoman terkait
tools tersebut sehingga penerapan atas alat-alat untuk
mengidentifikasi risiko tersebut dapat diimplementasikan secara
regular;
Telah melakukan penyusunan dan penetapan mekanisme
persetujuan transaksi antara lain berupa kewenangan transaksi
dalam aktivitas treasuri dan investasi dan kewenangan memutus
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 40
dalam pemberian kredit yang disesuaikan dengan jenjang
jabatan ;
Telah melakukan evaluasi dan/atau mengkinikan kebijakan,
strategi, dan kerangka Manajemen Risiko secara berkala untuk
mengakomodir perkembangan kompleksitas bisnis Bank dan
kepatuhan terhadap regulasi. Evaluasi yang telah dilakukan pada
tahun 2013, yaitu evaluasi terhadap kepatuhan regulasi atas
metodologi Internal Capital Adequacy Assessment Process
(ICAAP) yaitu metodologi perhitungan kecukupan modal dan
add-on capital terhadap 7 (tujuh) jenis risiko yang telah
ditetapkan dalam penentuan permodalan minimum sesuai
dengan tingkat profil risiko bank dan evaluasi atas tools yang
dikembangkan oleh SKMR yang mendukung proses penerapan
manajemen risiko secara bank wide ;
Menetapkan struktur organisasi termasuk wewenang dan
tanggung jawab yang jelas pada setiap jenjang jabatan yang
terkait dengan penerapan manajemen risiko. Hal tersebut dapat
tercermin dari telah ditetapkannya fungsi manajemen risiko
yang bersifat independen dan melekat pada unit bisnis. Fungsi
manajamen risiko yang melekat pada unit bisnis telah
dijalankan oleh Divisi Credit Risk Reviewer. Adapun pelaksanaan
fungsi manajemen risiko secara independen dijalankan oleh
Divisi Manajemen Risiko sebagai Satuan Kerja Manajemen
Risiko (SKMR) ;
Memastikan penerapan budaya risiko secara berkesinambungan
pada semua level agar tercipta risk awareness pada masing-
masing risk taking unit. Bank secara rutin melakukan sosialisasi
manajemen risiko kepada risk taking unit melalui media
pelatihan manajemen risiko dan sosialisasi manajemen risiko
secara langsung oleh SKMR. Pengembangan budaya risiko dapat
membawa pada pengambilan keputusan yang senantiasa
mempertimbangkan potensi risiko saat ini maupun di masa yang
akan datang. Atas dasar hal tersebut, setiap keputusan akan
diambil dengan hati-hati dan penuh pertimbangan (informed
decfision making). Perilaku hati-hati dan penuh pertimbangan
atas informasi yang ada inilah yang menjadi tujuan terciptanya
budaya sadar risiko/risk awareness;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 41
Memastikan kecukupan dukungan keuangan dan infrastruktur
untuk mengelola dan mengendalikan risiko yang tercermin dari
tingginya tingkat permodalan Bank untuk menyerap kejadian
risiko. Tingkat permodalan Bank secara historis selalu memadai
dengan tingkat rasio permodalan minimum berada pada level
16% (enam belas persen). Dengan adanya penerapan Basel II
Pilar 2 supervisory review yang tercermin dari penerapan ICAAP
(Internal Capital Adequacy Assessment Process) pada perbankan
di Indonesia, Bank diharuskan memiliki kecukupan rasio
permodalan minimum di level 9-10% dan atas assessment
tersebut dapat diketahui bahwa Bank masih memiliki capital
buffer (±6%) yang sangat memadai ketika terjadinya risk event di
kemudian hari;
Telah melakukan assessment terkait tingkat maturitas penerapan
manajemen risiko bank termasuk kebijakan, strategi, dan
kerangka Manajemen Risiko menggunakan jasa konsultan
Manajemen Risiko. Selanjutnya hasil assessment akan dijadikan
roadmap bagi bank untuk mengembangkan penerapan
manajemen risiko secara bankwide menuju Enterprise Risk
Management (ERM). Adapun pengembangan penerapan
manajemen risiko bank selanjutnya akan difokuskan pada
penyusunan framework penetapan tingkat risiko yang diambil
(risk appetite) dan toleransi risiko (risk tolerance) serta framework
risk culture secara bertahap pada tahun 2014.
Bentuk dari pengawasan aktif Direksi yaitu telah dibentuknya Risk
Management Committee (RMC), Market Risk Committee (MRC),
Credit Risk Comiittee (CRC), Operational Risk Committee (ORC),
dan ALCO (Asset Liability Committee). Pelaksanaan kegiatan
komite-komite tersebut antara lain yaitu :
Kegiatan Risk Management Committee (RMC) di bank bjb
diantaranya membahas hal- hal sebagai berikut :
‐ Profil Risiko bank bjb;
‐ Pedoman pengukuran Risiko Pasar dan Likuiditas;
‐ Pembahasan mengenai penyesuaian Committee Manajemen
Risiko;
‐ Pembahasan mengenai kebijakan Manajemen Risiko.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 42
Kegiatan Credit Police Comiittee (CPC) di bank bjb diantaranya
membahas hal- hal sebagai berikut :
‐ Pembahasan mengenai kebijakan perkreditan Bank;
‐ Merumuskan mengenai limit kewenangan memutus kredit;
‐ Melakukan evaluasi terhadap penerapan model pengukuran
risiko bank.
Kegiatan ALCO (Asset Liability Committee) antara lain membahas
mengenai:
‐ Membahas mengenai Tingkat suku bunga;
‐ Merumuskan dan memutuskan pricing strategy;
‐ Mereview secara periodik mengenai posisi likuiditas bank;
‐ Mereview secara periodik mengenai posisi kualitas portofolio
kredit;
2.4.2 Kecukupan Kebijakan, Prosedur dan Penetapan Limit
1) Selain didukung oleh kecukupan dukungan keuangan dalam
mengelola dan mengendalikan risiko, Bank telah menyusun
kebijakan, prosedur, dan penetapan limit sebagai proses
pengelolaan manajemen risiko yang didukung dengan kecukupan
infrastruktur dalam melakukan identifikasi, pengukuran,
pemantauan dan pengendalian risiko Bank. kebijakan, prosedur
dan penetapan limit dimaksud meliputi :
Kebijakan dan Pedoman Manajemen Risiko Bank yang
mengakomodir penerapan Manajemen Risiko secara bank wide
maupun perjenis risiko, Pedoman Profil Risiko, Pedoman Profil
Risiko Kantor Cabang, dan Pedoman Pengukuran ICAAP;
Pedoman Manajemen Risiko untuk setiap jenis risiko antara lain
Pedoman Pengukuran Risiko Pasar dan Likuiditas, Pedoman
Pengukuran Risiko Suku Bunga Banking Book, dan Pedoman
Metodologi perhitungan Limit Sektor Industri;
Pedoman dan Standar Operasional Prosedur (SOP) Tools Credit
Line and Tools Corporate Forex Line ;
Menetapkan alat/metode untuk mengidentifikasi dan mengukur
risiko pasar yang meliputi risiko nilai tukar dan risiko suku bunga
pada aktivitas trisuri antara lain Repricing Profile, Duration Gap,
Economic Value of Equity, dan Value at Risk (VaR);
Menetapkan alat/metode untuk mengidentifikasi dan mengukur
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 43
risiko likuiditas antara lain Maturity Profile, dan Core-Non Core
Depo;
Pengukuran dan pengawasan risiko pasar dan risiko likuiditas
melalui penetapan early warning indicator dan analisis skenario
kondisi likuiditas (stress testing) serta Laporan Market and
Liquidity Risk Measurement, Mitigate, and Control;
Penyusunan laporan Root Cause of Credit Risk dan Credit Risk
Dashboard yang memuat informasi tentang posisi portfolio
kredit, penyebab risiko kredit beserta rekomendasi yang
diusulkan. Bank menggunakan aplikasi scoring dan rating
sebagai tools dalam rangka menunjang Keputusan Kredit serta
pengembangan metodologi Limit NPL;
Pengukuran dan Pengembangan Infrastruktur Manajemen Risiko
Operasional terdiri dari :
‐ Aplikasi/tools dalam penerapan kerangka pengukuran
Model Key Risk Indicator Bank;
‐ Aplikasi self assessment yang menghasilkan peta risiko untuk
setiap unit kerja;
‐ Loss Event Database sebagai kumpulan data kejadian risiko
operasional yang terjadi pada seluruh unit kerja yang dapat
menimbulkan kerugian baik bersifat finansial maupun non
finansial.
Implementasi atas prosedur dan penetapan limit tercermin
dalam pengukuran risiko melalui tools Manajemen Risiko
(melalui perhitungan rating atau scoring atas pengajuan kredit,
tools penilaian kelayakan credit line dan forex line, maturity
profile, dan perhitungan rating atas perusahaan asuransi
rekanan), pengkajian dalam setiap produk serta aktivitas baru
mencakup pengkajian terhadap eksposur risiko bank sesuai
manajemen portofolio untuk memastikan bahwa seluruh
kegiatan bank tidak melebihi kekuatan permodalan.
2.4.3 Kecukupan Proses Identifikasi, Pengukuran, Pemantauan, dan
Pengendalian Risiko serta Sistem Informasi Manajemen Risiko
1) Dalam rangka melakukan proses identifikasi, pengukuran, dan
pemantauan risiko, Divisi Manajemen Risiko melakukan beberapa
hal sebagai berikut :
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 44
Bank melakukan identifikasi risiko terhadap produk dan kegiatan
usaha bank termasuk untuk produk dan aktivitas baru beserta
pengembangannya ;
Dilakukannya pelaporan Profil Risiko Bank secara individual dan
secara konsolidasi kepada Bank Indonesia sesuai dengan Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober
2011 perihal Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum. Penilaian
profil risiko dilakukan terhadap 8 (delapan) jenis risiko yang
melekat pada kegiatan usaha bank untuk dilaporkan kepada
Bank Indonesia setiap periode 3 (tiga) bulanan.
2) Untuk menjamin keakuratan pengukuran dan pemantauan risiko,
Divisi Manajemen Risiko secara berkala melakukan review atas
metodologi yang digunakan, diantaranya review atas metodologi
limit sektor industri, review atas Kebijakan Perkreditan Bank (KPB),
melakukan review atas metodologi perhitungan dan alur
perhitungan profil risiko, review pedoman pengukuran risiko pasar
dan likuiditas, review pedoman pengukuran risiko pasar beserta
review penggunaan threshold yang terkandung di dalamnya untuk
memastikan bahwa nilai yang digunakan sesuai dengan
kompleksitas bisnis dan kapabilitas bank :
Melakukan review terhadap kebijakan dan Pedoman Manajemen
Risiko secara berkala minimal 1 (satu) tahun sekali atau lebih
sesuai dengan kebutuhan. Berkoordinasi dengan Satuan
Pengendalian Internal lainnya dalam rangka proses kaji ulang
dan validasi atas pengembangan proses Manajemen Risiko yang
dilakukan ;
Melakukan pengkajian atas permohonan review termasuk
kewenangan memutus transaksi bagi setiap level manajerial
yang terkait. Pengkajian yang dikeluarkan bersifat rekomendasi
dalam rangka menjaga independensi Divisi Manajemen Risiko
terhadap proses bisnis ;
Dalam rangka memenuhi aspek sistem informasi manajemen
risiko, Divisi Manajemen Risiko melakukan pelaporan kepada
Direksi diantaranya :
‐ Pelaporan Root Cause of Credit Risk (RCCR) secara bulanan
kepada Direksi yang ditujukan sebagai informasi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 45
perkembangan portofolio dan NPL kredit serta identifikasi atas
penyebab terjadinya Non Performing Loan (NPL);
‐ Pelaporan Transaksi Harian Dealing Room Treasury ;
‐ Pelaporan Risk Premium;
‐ Pelaporan Liquidity Risk Stress Testing ;
‐ Pelaporan Market and Liquidity Risk, Measurement, Mitigate
and Control ;
‐ Pelaporan Peristiwa Risiko beserta usulan langkah
mitigasi/review dalam rangka peningkatan proses
pengendalian internal bank;
‐ Pelaporan KDKE; dan
‐ Pelaporan Liquidity Risk Stress Testing ;
2.4.4 Sistem Pengendalian Intern yang Menyeluruh
Sistem pengendalian intern telah berjalan secara sinergis yang
tercermin dari koordinasi dua arah antara Satuan Kerja Manajemen
Risiko (SKMR) dengan Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) serta Satuan
Kerja Kepatuhan (SKK) berupa adanya review dan/atau validasi atas
penerapan Manajemen Risiko di Bank oleh Satuan Kerja Audit Internal
(SKAI) yang kemudian hasil review dan/atau validasi tersebut menjadi
bahan evaluasi dan pengembangan penerapan Manajemen Risiko
secara berkesinambungan. Selanjutnya Satuan Kerja Audit Internal
(SKAI) juga telah melakukan implementasi Risk Based Audit secara
continue dalam rangka memitigasi risiko secara ex-ante dan ex-post.
Adapun Satuan Kerja Kepatuhan (SKK) berperan aktif dalam
memastikan bahwa aktivitas operasional bank telah sesuai dengan
ketentuan internal maupun ketentuan eksternal yang berlaku.
2.5 Tim Peneliti Pertimbangan Masalah Kepegawaian (TPPMK)
bank bjb telah membentuk Tim Peneliti Pertimbangan Masalah
Kepegawaian bank bjb berdasarkan Surat Keputusan Direksi Nomor:
106/SK/DIR-SDM/2008 tanggal 11 Februari 2008 Tentang Pembentukan
Tim Peneliti dan Pertimbangan Masalah Kepegawaian Bank Jabar dan
Banten yang telah disempurnakan dengan ditetapkannya Surat Keputusan
Direksi Nomor: 616/SK/DIR-SDM/2013 tanggal 08 Oktober 2013 tentang
Pedoman Tim Peneliti Pertimbangan Masalah Kepegawaian.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 46
TPPMK terdiri dari TPPMK Cabang, TPPMK Wilayah, TPPMK Unit, TPPMK
Divisi dan TPPMK Pusat. Masing – masing TPPMK memiliki susunan tim
yang terdiri atas Ketua, Sekretaris dan Anggota yang bertindak sebagai
Pejabat Pengusul dan/atau Pejabat Pemeriksa dengan tugas dan tanggung
jawab sebagai berikut :
1. Pejabat Pengusul
a) Tugas
1) Pejabat Pengusul bertugas menerima Laporan atas dugaan
Pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai.
2) Untuk mendukung kehati-hatian laporan, maka atasan atau
Pejabat Pengusul yang menerima Laporan wajib mengadakan
pengecekan ulang untuk mendapatkan data pendukung yang
akurat mengenai hal yang dilaporkan.
3) Pejabat Pengusul bertugas menyampaikan pemberitahuan
apabila menerima Laporan atau mengetahui adanya dugaan
Pelanggaran.
4) Apabila terdapat minimal 2 (dua) Alat Bukti, maka Pejabat
pengusul wajib mengusulkan Rapat TPPMK kepada sekretaris
TPPMK.
b) Tanggung jawab
Pejabat Pengusul bertanggung jawab mencari dan mengungkap
dugaan Pelanggaran
2. Pejabat Pemeriksa
a) Tugas
1) Pejabat Pemeriksa bertugas melakukan Pemeriksaan dan
penelitian terhadap hasil laporan.
2) Pejabat Pemeriksa bertugas memberikan penilaian dan
pertimbangan kepada pejabat Pemutus mengenai Sanksi
Kepegawaian yang akan dikenakan kepada Terperiksa.
b) Tanggung Jawab
Pejabat Pemeriksa bertanggung jawab mencari dan mengungkap
dugaan Pelanggaran.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 47
2.6 Penyediaan Dana Kepada Pihak Terkait (Related Party) dan Penyediaan
Dana Besar (Large Exposure)
Penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana
besar (large exposure), posisi pada akhir tahun 2013, adalah sebagai
berikut:
No. Penyediaan Dana Jumlah
Debitur Nominal (Rp)
1. Kepada Pihak Terkait 29 117.969.275.989,-
2. Kepada Debitur Inti :
a. Individu
b. Grup
23
2
3.668.113.410.388,-
233.067.708.204,-
2.7 Rencana Strategis Bank
Pada tahun 2013, bank bjb menetapkan rencana strategis Bank sebagai
berikut:
a. Corporate plan merupakan suatu rencana strategis ke depan, yang
bertujuan memberikan arah strategis yang harus diambil suatu
organisasi. Bank bjb menentukan arahan strategis tahun 2018 yang akan
dicapai, dimulai dengan analisis lingkungan eksternal dan internal (SWOT
Analysis).
Sebagai tahapan lanjutan dari pencapaian “next level”, bank bjb
diarahkan untuk menjadi bank nasional yang tumbuh berkesinambungan
dengan tingkat profitabilitas tinggi dan unggul dalam bidang pelayanan.
Dengan demikian, bank bjb dapat tumbuh menjadi bank yang lebih
besar, lebih kuat, dan lebih baik. Hal itu dapat tercermin dari aset yang
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 48
senantiasa tumbuh hingga menjadi lebih besar, struktur permodalan
yang kuat, dan kualitas pelayan yang lebih baik.
Oleh karena itu, prioritas rencana bisnis tahun 2013 selain meningkatkan
kredit, terutama kredit konsumtif dan kredit mikro, juga ditekankan
kepada peningkatan kompetensi SDM dan teknologi informasi yang
terintegrasi.
Selain itu, menjadikan bank bjb incorporated dalam bidang syariah,
asuransi, dan sekuritas. Dengan strategi tersebut, diharapkan bank bjb
menjadi salah satu bank besar yang memiliki pelayanan unggul.
Kebijakan Umum Direksi Tahunan (KUDT) Tahun 2013 ini merupakan
dasar serta pedoman dalam menyusun Rencana Bisnis bank bjb tahun
2013 dan merupakan landasan pelaksanaan tugas seluruh jajaran
organisasi baik di Kantor Pusat, Kantor Wilayah, dan Kantor Cabang.
Berikut ini empat prioritas tersebut :
1. Sumber Daya Manusia
Perseroan memandang kebutuhan terhadap Sumber Daya Manusia
(SDM) yang berkualitas dan berintegritas merupakan salah satu syarat
utama pertumbuhan usaha bank bjb. Karena itulah, pengembangan
kompetensinya merupakan suatu keharusan.
Melanjutkan strategi tahun sebelumnya, hal itu dilakukan melalui
beberapa upaya, di antaranya :
a. Peningkatan peran dan fungsi Assesment Center yang terintegrasi
dengan training program academy.
b. Pengembangan program pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
perkembangan bisnis bank.
c. Pengembangan sistem informasi SDM yang komprehensif dan
terintegrasi sehingga dapat memberikan peta kondisi pegawai
yang ada saat ini dan arah pengembangan pegawai yang harus
dilakukan.
2. Teknologi Informasi
Pengembangan teknologi informasi yang terintegrasi dilakukan untuk
mendukung tujuan bisnis bank. Sehingga, Perseroan dapat menjadi
bank yang besar dan miliki layanan unggul.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 49
Untuk itu, pengembangan teknologi informasi diarahkan untuk
menyediakan layanan perbankan yang aman, cepat, mudah, serta
customer oriented, melalui hal-hal sebagai berikut :
a. Pengembangan core banking system yang andal;
b. Meningkatan infrastruktur yang memadai dalam rangka perluasan
layanan electronic banking;
c. Pengembangan features layanan perbankan yang lebih beragam
dan multi channel;
d. Menerapkan GCG dalam proses pengadaan dan pengembangan
teknologi informasi;
e. Meningkatkan kompetensi pegawai dalam pengembangan dan
operasional teknologi informasi secara mandiri dan berkelanjutan.
3. Kualitas Layanan
Pengembangan budaya layanan pada tahun 2013 diarahkan agar
tercipta services culture melalui :
a. Implementasi “Pengembangan Budaya Layanan” di seluruh
outlet bank bjb.
b. Implementasi standarisasi aspek fisik (Premises) di seluruh outlet
bank bjb.
c. Evaluasi implementasi “Pengembangan Budaya Layanan” di
seluruh outlet bank bjb, dengan sasaran tercatat dalam kategori
Bank Umum nasional penilaian Bank Service Excellence
Monitoring (BSEM) versi MRI.
4. Membangun Inkorporasi
Percepatan pencapaian visi bank bjb dapat ditempuh dengan cara
organik dan anorganik. Secara anorganik, pertumbuhan bank bjb
ditempuh melalui penyertaan modal untuk meningkatkan aset dan
pendapatan bank.
Pada tahun 2013, penyertaan modal akan dilakukan pada perusahaan
asuransi jiwa, multifinance, dan bank. Selain itu,mendorong
peningkatan kinerja bank bjb Syariah dan Asuransi Bangun Askrida,
dan memberdayakan secara optimal BPR yang dimiliki untuk
melakukan merger.
b. Kebijakan dan Strategi Manajemen
Secara lebih luas, pengembangan bank bjb untuk memasuki “next level”
seperti yang sudah ditetapkan, mengarahkan Perseroan untuk menjadi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 50
lebih besar dari sisi asset dan laba, lebih kuat dari permodalan, serat lebih
baik dari sisi pelayanan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, strategi manajemen yang akan
dilaksanakan pada tahun 2013 sebagai berikut :
a) Peningkatan komposisi dana pihak ketiga yang dilakukan melalui
upaya:
1) Pertumbuhan DPK yang optimal.
‐ Intensifikasi pertumbuhan tabungan melalui optimalisasi
penetrasi pasar, antara lain melalui direct sales agency, yaitu
bekerjasama dengan vendor untuk memasarkan produk
tabungan bank bjb.
‐ Optimalisasi institusional banking untuk pengerahan dana dari
BUMN, BUMD maupun institusi lainnya.
‐ Menerapakan one stop service solution yang sesuai dengan
kebutuhan nasabah korporasi secara menyeluruh.
‐ Pengembangan infrastruktur dan sistem Cash Management untuk
institusi bisnis/pemerintah.
‐ Penambahan jaringan kantor dan ATM pada lokasi – lokasi yang
strategis.
2) Peningkatan kulitas layanan
‐ Peningkatan kualiatas layanan di cabang-cabang dan ATM secara
intensif melalui implementasi budaya layanan.
‐ Peningkatan kualitas layanan electronic banking melalui dukungan
teknologi informasi yang memadai untuk memberikan pelayanan
unggul dalan rangka meningkatkan corporate image dan fee based
income, antara lain :
Layanan sms notification/broadcast.
Pengembangan Pin Pad dan Prepaid Card.
Pengembangan layanan KIOS Elektronik.
Implementasi kartu ATM berbasi chip.
Pengembangan jaringan pelayanan menggunakan EDC dan
kartu.
b) Peningkatan penyaluran kredit dilakukan dengan upaya :
1) Akselerasi fungsi Bank sebagai lembaga intermediasi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 51
‐ Peningkatan pemberian kredit baik sektor produktif maupun
konsumtif dengan mengoptimalkan penggunaan dana dengan
tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian;
‐ Di verifikasi produk perkreditan yang memiliki value preposition
dan daya saing.
2) Pertumbuhan kredit yang optimal dalam rangka meningkatkan
pangsa pasar kredit.
‐ Peningkatan pemasaran kredit melalui tenaga pemasar kredit.
‐ Mempertahankan serta terus melakukan ekspansi kredit konsumsi
terutama KGB, serta peningkatan, portofolio KPR melalui
pengembangan fitur produk dan kerjasama dengan pihak ketiga;
‐ Perluasan jaringan serta optimalisasi fungsi waroeng bjb;
‐ Implementasi sistem SBU untuk kredit mikro, konsumer, komersial
dan korporasi;
‐ Memanfaatkan akses likuiditas treasury untuk disalurkan ke dalam
kredit skala besar;
‐ Mempertahankan kualitas kredit;
‐ Pengelolaan non-performing laon melalui pemantauan
kolektibikliatas pada setiap unit bisnis pengelola kredit;
‐ Mengendalikan kualitas kajian terhadap risiko kredit sebagai upaya
untuk mengendalikan risiko kredit.
c) Optimalisasi fee based income untuk mendukung pencapaian target
laba bank.
1) Optimalisasi pengelolaan instrument treasury dan international
banking:
‐ Money Market
‐ Capital Market
‐ Sales, Forex, & Derivatif
‐ Trade Finance & Services
‐ Remittance dan Sertifikasi ISO 9001
2) Pengembangan Jasa transaksi perbankan, penambahan jumlah
jaringan, serta ATM.
‐ Optimalisasi fungsi ATM bagi nasabah melalui penambahan fitur
layanan ATM;
‐ Peningkatan penjualan produk wealth management.
d) Pertumbuhan aset secara anorganik, melalui:
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 52
1) Akuisisi pada Perusahaan Asuransi, Multifinance dan Bank;
2) Optimalisasi kinerja Perusahaan Anak dan BPR.
e) Pengembangan manajemen untuk mendukung bisnis bank yang
tumbuh berkesinambungan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi.
1) Perencanaan dan Change Management
‐ Menetapkan arah dan strategi Perseroan, baik jangka pendek,
jangka menengah, maupun jangka panjang untuk mendukung
peningkatan pertumbuhan bisnis bank bjb;
‐ Meningkatkan kuantitas dan kualitas riset untuk pengembangan
bisnis (termasuk analisis internal dan eksternal);
‐ Menyempurnakan struktur organisasi bank yang efektif dan
efisien dalam menunjang sasaran dan tujuan bisnis Perseroan;
‐ Memastikan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proyek/program
kerja;
‐ Peningkatan kualitas performa strategi bank bjb dengan cara
me-review key performance indicator yang telah ditetapkan, serta
mengimplementasikan Balanced Scorecard KPI individu.
2) Pengembangan Sumber Daya Manusia
‐ Kebijakan dan pelaksanaan rekrutmen, career path, serta job
grading;
‐ Penerapan sistem reward dan punishment;
‐ Pengembangan system informasi terintegrasi melalui HRIS
(Human Resources Information System);
‐ Pengembangan Assessment Center;
‐ Program pendidikan dan pelatihan yang mendukung bisnis Bank
secara teratur dan berkesinambungan dalam Training Program
Academy;
‐ Meningkatkan kompetensi pegawai, baik di posisi manajerial
maupun supporting melalui Training Program Academy;
‐ Menetapkan silabus program, silabus dan anggaran pendidikan
dan pelatihan melalui Soft Skill Program Academy.
3) Peningkatan Layanan dan Operasional
‐ Meningkatkan dan mengembangkan kualitas layanan menjadi
lebih baik, sehingga tercipta service culture yang dapat bersaing
dengan standar layanan bank yang baik;
‐ Optimalisasi pengelolaan likuiditas;
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 53
‐ Percepatam laporan LLD dan SID.
4) Penerapan Manajemen Risiko dan Pelaksanaan Kepatuhan Bank
‐ Mengembangkan budaya sadar risiko (risk culture);
‐ Membangun Risk Management System yang memenuhi
ketentuan standar Basel III;
‐ Mengelola potensi risiko secara komprehensif;
‐ Mengembangkan profil risiko bank bjb secara terintegrasi untuk
mempermudah kontrol;
‐ Memonitor dan evaluasi program anti pencurian uang dan
pencegahan pendanaan terorisme;
‐ Melaksanakan zero fraud program
5) Peningkatan Sistem Pengawasan Internal
‐ Meningkatkan audit internal sebagai Strategic Business Partner
dan memastikan optimalnya penerapan SPFAIB;
‐ Memberikan assurance atas terciptanya ketaatan perusahaan
terhadap ketentuan internal dan kepatuhan bank terhadap
ketentuan eksternal.
6) Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
‐ Standarisasi penyusunan laporan keuangan yang dapat
memenuhi unsur keakuratan dan tepat waktu;
‐ Pengembangan dan peningkatan pengelolaan data cost center
secara tepat waktu dan akurat;
‐ Meningkatkan penyempurnaan dan penyesuaian sistem
akuntansi, ketentuan, dan sistem prosedur internal sesuai
perubahan business requirement definition;
‐ Sentralisasi dan otomasi pelaporan pajak.
7) Hubungan dengan Investor dan Promosi
‐ Membangun sarana komunikasi dengan investor dan media;
‐ Membangun corporate image;
‐ Peningkatan kualitas layanan bagi investor;
‐ Mendukung pelaksanaan promosi pemasaran yang lebih efektif
dan berkesinambungan.
c. Proyeksi Rencana Bisnis
Dengan dukungan program yang direncanakan secara terintegrasi dan
komprehensif, Perseroan mengharapkan sejumlah hal di bawah ini bisa
tercapai :
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 54
1) Aset
Posisi aset bank bjb di tahun 2012 sebesar Rp 66,9 triliun dengan rata-
rata pertumbuhan aset dari tahun 2010 – 2012 sebesar 26,3%.
Pertumbuhan tersebut lebih besar bila dibandingkan dengan rata-rata
pertumbuhan perbankan nasional yang sebesar 19%.
Memperhatikan kondisi ekonomi makro dan upaya stabilisasi ekonomi
yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga 2014, serta
berdasarkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan
mencapai kisaran 5,8% - 6,2%, maka target pertumbuhan aset 2014
diarahkan untuk dapat meningkatkan market share sebesar 1,45%
melalui pertumbuhan aset sebesar 10%.
2) Penghimpunan Dana Pihak Ketiga
Dana pihak ketiga bank bjb pada tahun 2012 sebesar Rp 47 triliun
dengan rata-rata pertumbuhan DPK bank bjb selama tiga tahun
terakhir sebesar 23,8% lebih besar 17,4%. Proyeksi DPK tahun 2013
diperkirakan sebesar Rp 53,6 triliun.
Target DPK pada tahun 2014 bank bjb dapat meningkatkan DPK
sebesar 12% dengan proyeksi market share 1,45%.
Adapun komposisi Dana Pihak Ketiga Tahun 2014 sebagai berikut :
‐ Giro sebesar 27%
‐ Tabungan sebesar 16%
‐ Deposito sebesar 57%
3) Penyaluran Kredit
Posisi kredit bank bjb pada tahun 2012 sebesar Rp 35 Triliun dengan
rata-rata pertumbuhan kredit selama tiga tahun terakhir sebesar 26%
masih di atas rata-rata kredit perbankan nasional pada periode yang
sama sebesar 23,8%, sedangkan proyeksi tahun 2013 kredit
diperkirakan sebesar Rp 45,7 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan melambat
di tahun 2014 sebagai bentuk relaksasi kebijakan fiskal dan moneter di
tahun 2013, maka untuk menjaga pertumbuhan kredit tetap sehat bank
bjb harus meningkatkan pertumbuhan kredit sebesar 16% dengan
proyeksi market share 1,33%.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 55
Dalam penentuan komposisi kredit didasarkan kepada action plan
terhadap Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/26/2012 yang telah
disampaikan ke Bank Indonesia untuk tahun 2014 komposisi kredit
produktif dan konsumtif adalah 30% dan 70%.
Adapun komposisi kredit tahun 2014 adalah sebagai berikut :
‐ Komersial 16%
‐ Mikro 14%
‐ Konsumer 60%
‐ KPR 10%
Proyeksi Rencana Bisnis tahun 2014
Uraian Percentase
A. Aset
Pertumbuhan Aset 10%
Market share 1,45%
B. Dana Pihak Ketiga
A. Pertumbuhan DPK 10%
B. Market share 1,45%
Komposisi Berdasarkan Produk
a. Giro 27%
b. Tabungan 16%
c. Deposito 57%
C. Kredit Yang Diberikan
Pertumbuhan Kredit 16%
Market share 1,33%
D. Komposisi Berdasarkan Segmentasi
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 56
a. Kredit Komersial 16%
b. Kredit Mikro 14%
c. Kredit Konsumer 60%
d. Kredit KPR 10%
E. Komposisi Berdasarkan Jenis
Penggunaan
a. Kredit Konsumsi 70%
b. Kredit Produktif 30%
F. NPL
a. NPL Gross 2,49%
G. Permodalan
CAR 15,04%
H. Rentabilitas
ROE 24,48%
ROA 2,30%
NIM 7,29%
BOPO 78,98%
I. Likuiditas
LDR 88,31%
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 57
Strategi Manajemen
Bidang Operasional :
1) Bidang Korporasi dan Komersial
Melakukan penyempurnaan ketentuan dan produk Divisi Korporasi
dan Komersial.
Meningkatkan pelayanan dengan mendirikan Sentra Kredit Korporasi
dan Komersial.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia di Divisi
Korporasi dan Komersial.
2) Bidang Mikro
Menerapkan strategi pemasaran efektif dengan tetap berpedoman
kepada prinsip prudential banking.
Memperluas dan meningkatkan penyaluran kredit program baik
secara langsung maupun melalui lembaga linkage dengan pola
executing serta mengoptimalkan fungsi bank selaku penata usaha
kredit program pola channeling.
Melakukan evaluasi kebijakan dan prosedur kredit serta
pengembangan produk baru.
Pengembangan/diversifikasi produk mikro serta jaringan bisnis mikro
bank bjb.
Memperluas jaringan dan mendekatkan dengan target pasar dengan
membuka 437 (empat ratus tiga puluh tujuh) outlet dengan nama
“waroeng bjb”.
3) Bidang Konsumer
Peningkatan market share kredit dengan memperluas pasar melalui
peningkatan penyaluran Consumer Loan.
Melakukan update ketentuan tarif serta peningkatan penjualan
Product Wealth Management guna meningkatkan fee based income.
Meningkatkan kualitas pelayanan dan pengetahuan produk Consumer
Banking melalui peningkatan SDM.
Memperkuat dan mengembangkan sitem Kredit Pegawai, Kredit Guna
Bhakti (KGB) dan Kredit Pemilikan Rumah ( KPR ).
4) Bidang Treasury
Optimalisasi return dengan mengoptimalkan momentum pergerakan
pasar keuangan.
Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap internal customer maupun
eksternal customer.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 58
Meningkatkan efektivitas proses internal serta pengembangan proses
operasional bisnis.
Optimalisasi pengelolaan akses likuiditas dengan tahap
memperhatikan prinsip GCG dan Prudential Banking.
Meningkatkan kualitas pengelolaan human capital dan organisasi
melalui peningkatan kompetensi dealer.
Optimalisasi dana kelolaan.
Meningkatkan transaksi treasury melalui sosialisasi dan promosi serta
peningkatan efektivitas marketing.
5) Bidang Internasional
Optimalisasi peningkatan transaksi Remittance.
Optimalisasi peningkatan transaksi Trade Finance and Service.
Menjalin dan memperluas networking dengan correspondent Bank
dan Lembaga Keuangan Non Bank untuk mendukung aktivitas bisnis.
Melakukan penyempurnaan ketentuan dan produk Divisi
Internasional.
Meningkatkan Kualitas SDM di Divisi Internasional dan Cabang
melalui kegiatan pelatihan, sosialisasi transfer knowledge.
6) Bidang Institusional Banking
Mendukung peningkatan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga terutama
dana dari institusi pemerintah ataupun Institusi non Pemerintah.
Mendukung meningkatkan perolehan pendapatan fee based income.
Mengelola nasabah korporasi dan meningkatkan awareness nasabah
korporasi terhadap produk dan layanan di bank bjb.
Bidang Penunjang :
1) Bidang Teknologi Informasi
Melakukan pengembangan dan implementasi pada sistem sehingga
menjadi lebih terpadu serta melakukan penerapan kebijakan dan
prosedur yang lebih fokus kepada end user dengan dukungan top
management.
Menyediakan produk dan jasa keuangan yang dapat memberikan
solusi atas kebutuhan nasabah terkait dengan pencapaian bisnis bank
bjb.
Meningkatkan performansi kinerja sistem secara keseluruhan
sehingga lebih dapat diandalkan dan stabil melalui pengembangan
kualitas karyawan di bidang teknologi.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 59
Sebagai servicing center yang memberikan support kepada end user
dengan menerapkan tata kelola yang baik untuk meningkatkan
kualitas layanan dan waktu (quality time deliverables) yang dapat
diukur melalui optimalisasi sistem informasi.
Berperan aktif dalam penyediaan sarana dan prasarana penunjang
proses bisnis dengan menjunjung tinggi integritas dan
profesionalisme.
Memperkuat surrounding system sesuai dengan perkembangan Bank.
Membangun dan mengembangkan Data Warehouse.
2) Bidang Kepatuhan dan Hukum
Menetapkan langkah-langkah yang dipergunakan untuk memastikan
bank telah memenuhi seluruh peraturan Bank Indonesia dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Memantau dan menjaga agar kegiatan usaha bank tidak menyimpang
dari ketentuan yang berlaku.
Meningkatkan pemahaman terhadap ketentuan yang dikeluarkan
oleh regulator.
Membuat ketentuan bantuan dan atau perlindungan hukum.
Percepatan penanganan pelayanan permasalahan hukum yang
dihadapi perseroan.
Memastikan keamanan aset, kekayaan dan sumber daya bank lainnya
terlindungi secara hukum.
Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan
Pendanaan Terorisme.
Penyempurnaan Pengendalian Gratifikasi dan LHKPN.
3) Bidang Manajemen Risiko
Mengelola dan mengembangkan serta melaporkan potensi risiko
pasar dan likuiditas secara komprehensif.
Mengelola potensi risiko operasional secara komprehensif.
Pelaporan risiko secara komprehensif melalui indentifikasi,
pengukuran, kompilasi serta pelaporan risiko atas aktivitas bisnis
bank.
Menerapkan manajemen risiko kredit secara komprehensif.
Mereview Risk Management Policy dan Risk Culture.
Membangun Risk Management System yang terintegrasi sesuai
dengan kebutuhan peraturan yang berlaku.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 60
Membentuk Credit Policy Comittee (CPC) dan mengembangkan
berbagai kebijakan dan pedoman bisnis yang berbasis risiko.
4) Bidang Umum
Revisi pedoman pengadaan barang/jasa dan pengelolaan dokumen.
Pemenuhan Aktiva tetap untuk menunjang aktivitas operasional bank.
Peningkatan pengelolaan dokumen perusahaan di Pusat, di Wilayah
dan di Cabang.
Pemenuhan dan pengelolaan bidang kerumahtanggaan untuk
menunjang aktivitas operasional bank.
5) Bidang Pengendalian Keuangan
Penyusunan dan pengembangan Management Information System
(MIS).
Perubahan sistem akuntansi keuangan bank bjb seiring dengan
perubahan struktur organisasi serta pemberlakuan PSAK 50 & 55.
Pembenahan prosedur perpajakan melalui perubahan tata cara
pelaporan perpajakan dari desentralisasi menjadi sentralisasi.
Meningkatkan Accounting dan Report System yang akurat, tepat
waktu dan patuh terhadap regulasi.
6) Bidang Perencanaan Strategis
Mengembangkan struktur organisasi bank bjb yang efektif dan
efisien dalam menunjang tercapainya tujuan dan sasaran bank bjb
dalam jangka panjang.
Mempertahankan dan meneruskan pola proses bottom up dan top
down planning untuk merencanakan pertambahan aktiva dan laba
secara stabil dan berkelanjutan.
Mengembangkan pola perencanaan strategis yang terintegrasi dalam
rangka mendukung peningkatan market share dan profitable yang
tinggi.
Mendorong peningkatan kinerja perusahaan dan kinerja seluruh
pegawai melalui pengembangan Sistem Manajemen Strategi.
Meningkatkan kualitas pengambilan keputusan strategi manajemen
melalui dukungan data hasil riset dan penelitian yang objektif.
7) Bidang Jaringan dan Pengembangan Layanan
Ekspansi dan relokasi cabang dan ATM.
Mendukung unit bisnis dalam memperluas pangsa pasar yang telah
diraih.
Efektivitas dan efisiensi pendirian jaringan kantor.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 61
Tertib administrasi dan standarisasi marketing tools dan iklan.
Mendukung unit bisnis dalam pemasaran produk.
Meningkatkan kualitas pelayanan melalui peningkatan standar
layanan bank bjb serta peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia
dalam bidang layanan.
Agresif dalam peningkatan layanan di cabang-cabang dan ATM.
Ekspansi Micro/SME Center.
8) Bidang Sumber Daya Manusia
Pengembangan SIM bidang Sumber Daya Manusia untuk mendukung
kinerja dan kebutuhan perusahaan melalui HRIS (Human Resources
Information System).
Meningkatkan kualitas manajemen kinerja pegawai.
Meningkatkan kesejahteraan pegawai masa yang akan datang.
Meningkatkan kualitas Reward and Punishment System dalam rangka
mendorong peningkatan kinerja pegawai.
Pelayanan informasi Sumber Daya Manusia berbasis teknologi bagi
para pegawai.
Pemenuhan kebutuhan jumlah pegawai.
Kebijakan dan pelaksanaan recruitment, career path dan job grading.
9) Bidang Pendidikan dan Pelatihan
Tersedianya Sumber Daya Manusia yang memiliki integritas dan
kompetensi sesuai persyaratan jabatan dan struktur organisasi.
Meningkatkan kualitas perencanaan diklat dengan berdasarkan TNA
dan database yang handal.
Mengembangkan alternatif metode pendidikan dan pelatihan melalui
E-learning.
Melakukan program pendidikan dan pelatihan secara profesional,
terprogram dan berkesinambungan dengan memperhatikan
efektivitas dan efisiensi sesuai dengan Arsitektur Pendidikan dan
Pelatihan bank bjb.
Meningkatkan kualitas evaluasi pendidikan dan pelatihan secara
aligment sistem diklat dengan sistem pengembangan pegawai.
10) Bidang Corporate Secretary
Mendukung peningkatan market share perusahaan dengan
meningkatkan Corporate Image.
Meningkatkan komunikasi antara perseroan dengan investor melalui
peningkatan fungsi investor relations.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 62
Mengorganisasikan dan mengelola fungsi kesekretariatan.
Meningkatkan sarana komunikasi dengan investor dan media.
Meningkatkan Corporate Image.
11) Bidang Audit Internal
Meningkatkan Peran Divisi Audit Internal sebagai Strategic Business
Partner dan memastikan optimalnya penerapan SPFAIB.
Mengoptimalkan penerapan metodologi Risk Based Audit (RBA).
Memastikan pengelolaan dokumentasi dan administrasi audit secara
efektif dan efisien.
Peningkatan kemampuan KIC dalam teknis pelaksanaan pemeriksaan
kantor Cabang.
12) Bidang Change Management Office
Terlaksananya perubahan budaya dengan baik dalam setiap jajaran
organisasi melalui peningkatan pemahaman dan implementasi
individu terhadap budaya perusahaan.
Mendorong terciptanya proses kerja yang efisien dan efektif pada
bidang Change Management dan bidang Project Monitoring and
Control.
Terlaksananya program/ proyek perusahaan sesuai dengan Rencana
Bisnis Bank yang telah ditetapkan.
Mengembangkan sistem manajemen kinerja perusahaan.
13) Bidang Card Center dan Electronic Banking
Meningkatkan image produk Bank dan pelayanan kepada nasabah
dengan menggunakan fasilitas E-Banking.
Mengembangkan layanan Acquirer produk Kartu Kredit dan Kartu
Prepaid (electronic money).
Mengembangkan layanan Internet Banking dan Mobile Banking.
Menerbitkan kartu ATM + Debet dengan menggunakan chip untuk
peningkatan keamanan dalam melakukan transaksi di ATM dan EDC.
Meningkatkan fee based income melalui aktifitas produk kartu dan
meningkatkan jumlah pemegang kartu.
14) Bidang Layanan Operasional
Meningkatkan pelayanan transaksi melalui BI-RTGS serta
meningkatkan kecepatan layanan kepada nasabah/counterparty
dalam layanan BI-RTGS.
Penyempurnaan ketentuan-ketentuan operasional.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 63
Pemenuhan kebutuhan uang tunai kantor cabang untuk
penyetoran/penarikan dari Kantor Pusat.
Pengelolaan administrasi kredit secara tertib.
Sentralisasi pelaporan SID.
Membangun Central Operations Straight Thru Processing (STP).
Membangun e-banking operations dan Trade Processing Center.
15) Bidang Manajemen Anak Perusahaan
Meningkatkan Laba dan Aset Perusahaan melalui pengawasan dan
monitoring kinerja anak-anak perusahaan.
Melakukan merger/konsolidasi PD. BPR LPK dalam 1 (satu)
Kabupaten.
Peningkatan kinerja keuangan Anak Perusahaan.
16) Bidang Penyelamatan dan Penyelesaian Kredit
Meningkatkan kualitas pengelolaan administrasi kredit hapus buku.
Pencapaian target kredit hapus buku melalui jumlah penerimaan
kembali kredit hapus buku.
17) Bidang Credit Risk Reviewer
Mengembangkan sistem dan prosedur pengendalian risiko kredit
dalam mendukung ekspansi kredit/pengelolaan kualitas risiko kredit
secara berkesinambungan.
Mengelola risiko kredit dan target market.
2.8 Corporate Secretary
Sejalan dengan prinsip keterbukaan dan ketentuan Bank Indonesia
mengenai kewajiban pengungkapan informasi bank, Corporate Secretary
bertanggung jawab atas komunikasi dan penyampaian informasi yang
penting mengenai bank kepada Otoritas Perbankan, Moneter dan Pasar
Modal, Pemegang Saham serta masyarakat umum. Sepanjang tahun 2013
Corporate Secretary telah melaksanakan kegiatan sebagai berikut :
1. Mempersiapkan rapat-rapat Dewan Komisaris dan Direksi, mencatat
notulen rapat dan mendistribusikannya kepada pihak-pihak yang
berkepentingan ;
2. Mengirimkan pemberitahuan dan mempersiapkan segala sesuatunya
untuk penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham, dan
mempublikasikan hasil keputusan rapat ;
3. Menjaga hubungan baik dengan otoritas Pasar Modal dan
mempersiapkan laporan-laporan mengenai pengungkapan
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 64
keterbukaan informasi Perseroan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku ;
4. Melakukan koordinasi dan administrasi pencatatan kepemilikan saham
dan tindakan korporasi ;
5. Mengkoordinasikan public relations dan marketing communications
untuk bank bjb ;
6. Mengelola dan melakukan kegiatan promosi produk dan jasa bank,
termasuk pembuatan Buku Laporan tahunan ;
7. Mengelola hubungan kelembagaan (counterparty) ;
8. Mengkoordinasikan dan memantau tindak lanjut atas pengaduan
nasabah ;
9. Melaksanakan pembinaan cabang dalam bidang kehumasan,
pengaduan nasabah dan kesekretariatan ;
10. Melaksanakan program CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai
wujud kepedulian dan kontribusi bank bjb terhadap peningkatkan
kualitas hidup masyarakat sekitar ;
11. Melaksanakan prinsip kehati-hatian dan kepatutan terhadap peraturan
Bank Indonesia, peraturan perundang-undangan, serta peraturan intern
bank lainnya yang berlaku ;
12. Melaksanakan program edukasi perbankan untuk masyarakat umum.
2.9 Peringkat Obligasi
Hasil pemeringkatan dari PT Pefindo terhadap Obligasi bank bjb, bank bjb
memperoleh peringkat idAA- (Double A Minus) Stable Outlook per 1
November 2013 – 1 November 2014.
2.10 Kegiatan dan Sosialisasi Good Corporate Governance Tahun 2013
Penerapan Good Corporate Governance (GCG) diawali dengan penerapan
budaya perusahaan yang didalamnya terdapat tata nilai atau nilai-nilai
utama yang menjadi corporate value bank bjb.
Dalam mewujudkan komitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good
Corporate Governance (GCG) maka corporate value bank bjb dijabarkan
dalam bentuk code of conduct (etika usaha dana tata perilaku) untuk
menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan seluruh pegawai bank
bjb dalam mengelola perusahaan guna mencapai visi, misi dan tujuan
perusahaan.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 65
Salah satu etika perilaku yang terdapat pada code of conduct yaitu standar
etika untuk menghindari benturan kepentingan dan penyalahgunaan
jabatan serta etika untuk tidak menerima gratifikasi dalam bentuk apapun
yang berhubungan dengan jabatan, dan sebagaimana diketahui salah satu
cakupan dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) yaitu
penanganan benturan kepentingan (conflict of interest).
Maka dalam rangka implementasi standar etika pada code of conduct dan
penanganan benturan kepentingan sebagai salah satu wujud penerapan
Good Corporate Governance (GCG), bank bjb menerapkan Program
Pengendalian Gratifikasi sebagaimana kesepakatan kerjasama dengan
pihak Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Program Pengendalian Gratifikasi adalah sekumpulan perangkat dan
rangkaian kegiatan dan mekanisme pengendalian gratifikasi secara
berkesinambungan guna menjaga integritas pegawai dari praktik
gratifikasi yang dilarang.
Program pengendalian gratifikasi terdiri dari pembuatan perangkat aturan
tentang pengendalian gratifikasi, pembentukan organisasi yang mengelola
pengendalian gratifikasi, kegiatan sosialisasi/diseminasi tentang aturan
pengendalian gratifikasi dan peningkatan kesadaran individu dan
organisasi tentang gratifikasi serta implementasi pengelolaan pelaporan
penerimaan gratifikasi yang berkoordinasi dengan pihak Komisi
Pemberantasan Korupsi (KPK).
Kegiatan sosialisasi/diseminasi Program Pengendalian Gratifikasi sebagai
bagian dalam penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada
sepanjang tahun 2012 telah dilaksanakan kepada 2.624 pegawai bank bjb
termasuk kepada Direksi.
Dalam kegiatan diseminasi aturan pengendalian gratifikasi tersebut telah
dilaksanakan kegiatan Penandatangan Kontrak Komitmen untuk tidak
menerima atau memberikan gratifikasi dalam bentuk apapun yang
berhubungan kedudukan atau jabatan oleh para stakeholder bank bjb
antara lain Direksi, Komisaris, Pegawai, Nasabah, dan Mitra Kerja
(vendor/supplier).
Dalam implementasi pengelolaan pelaporan gratifikasi sampai dengan
Desember 2013 telah diterima sebanyak 815 laporan penerimaan
gratifikasi senilai ekuivalen Rp 468 juta yang mana sebanyak 154 laporan
senilai ekuivalen Rp 110,5 juta menjadi penanganan Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK) dalam penetapan status gratifikasi yang diterima.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 66
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi dengan KPK diketahui bahwa
menerapkan Program Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan bank
BUMN/D, pihak KPK akan melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia
dan menjadikan bank bjb sebagai contoh penerapan PPG di sektor
perbankan, serta selama tahun 2013 KPK telah member penghargaan
kepada bank bjb, diantaranya penghargaan Pelaporan Gratifikasi
terbanyak tahun 2013 dan pelaporan LHKPN tahun 2013.
III. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Komisaris Dan Direksi Yang Mencapai
5% (lima persen) atau Lebih Dari Modal Disetor
Seluruh Dewan Komisaris dan Direksi tidak memiliki saham mencapai 5% (lima
perseratus) atau lebih dari modal disetor suatu perusahaan, baik di bank bjb,
Bank lain, lembaga keuangan bukan Bank dan perusahaan lainnya yang
berkedudukan di dalam negeri maupun luar negeri.
Kepemilikan saham mencapai 5% (lima perseratus) atau lebih dari modal yang
disetor Per 31 Desember 2013 :
Nama bank bjb Bank
lainnya
Lembaga
Keuangan
Bukan Bank
Keterangan
Bapak Agus Ruswendi x x x
Bapak Muhadi x x x
Bapak Achmad Baraba x x x
Bapak Klemi Subiyantoro x x x
Bapak Yayat Sutaryat x x x
Bapak Rudhyanto Mooduto x x x
Bapak Bien Subiantoro x x x
Bapak Entis Kushendar x x x
Bapak Arie Yulianto x x x
Bapak Zaenal Aripin x x x
Bapak Acu Kusnandar x x x
Bapak Djamal Muslim x x x
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 67
Adapun kepemilikan saham Perseroan sebagai berikut per 31 Desember 2013 :
No Nama Jabatan Jumlah
(lembar) Persentase
1 Muhadi Komisaris 2.341.500 0,024
2 Bien Subiantoro Direktur Utama 757.500 0,008
3 Arie Yulianto Direksi 333.000 0,003
4 Djamal Muslim Direksi 325.000 0,003
5 Acu Kusnandar Direksi 245.000 0,003
6 Entis Kushendar Direksi 30.000 0,0003
IV. Hubungan Keuangan dan Hubungan Keluarga Anggota Dewan Komisaris
Dan Direksi Dengan Anggota Dewan Komisaris Lainnya, Direksi Lainnya
Dan/Atau Pemegang Saham Pengendalian bank bjb
Tidak memiliki hubungan keuangan dan hubungan keluarga anggota Dewan
Komisaris dan Direksi dengan anggota Dewan Komisaris lainnya, Direksi lainnya
dan atau Pemegang Saham Pengendali Bank, sebagaimana tertera dalam Surat
Pernyataan Independen.
V. Paket/Kebijakan Remunerasi Dan Fasilitas Lain Bagi Dewan Komisaris Dan
Direksi
Paket/kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya bagi Dewan Komisaris dan
Direksi bank bjb tahun 2013 yang ditetapkan dalam Rapat Umum Pemegang
Saham. Adapun besaran remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi bank bjb
adalah sebagai berikut :
No Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah Diterima dalam 1 tahun
Dewan Komisaris
Orang Jutaan rupiah*)
1 Remunerasi
a. Imbalan Kerja (Gaji) Tahun 2013
Januari s.d Februari 6 800
Maret s.d Desember 5 3.425
b. THR 5 520
c. IPK 6 801
d. Tantiem 6 12.967
(Dihitung dari laba yang diperoleh)
Total 18.513
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura
a. Dapat dimiliki
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 68
- Pakaian Dinas 5 137
Total 137
Jumlah 18.650
No Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Jumlah Diterima dalam 1 tahun
Direksi
Orang Jutaan rupiah*)
1 Remunerasi
a. Imbalan Kerja (Gaji) Tahun 2013
Januari s.d Februari 6 1.832
Maret s.d Juni 5 3.146
Juli s.d Desember 4 3.973
b. THR 4 531
c. IPK 6 1.534
d. Tantiem 6 32.131
(Dihitung dari laba yang diperoleh)
f. Penghargaan 1 2.378
g. Bekal Cuti 6 650
Total 46.175
2 Fasilitas lain dalam bentuk natura
a. Dapat dimiliki
- Pakaian Dinas 4 110
- TBR 5 630
Total 740
Jumlah
46.915
Dewan Komisaris dan Direksi yang menerima paket remunerasi dalam 1 (satu)
tahun yang dikelompokan dalam kisaran tingkat penghasilan, sebagai berikut :
(satuan orang)
Jumlah Remunerasi per orang
dalam 1 tahun *) Jumlah Direksi Jumlah Komisaris
Di atas Rp. 2 miliar 6 5
Di atas Rp. 1 miliar s.d. Rp. 2 miliar - 1
Di atas Rp. 500 juta s.d. Rp. 1 miliar - -
Rp. 500 juta ke bawah - -
VI. Share Option
Tidak terdapat share option pada PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan
Banten, Tbk.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 69
VII. Rasio Gaji Tertinggi Dan Terendah
Rasio gaji tertinggi dan terendah, dalam skala perbandingan sebagai berikut :
No. Keterangan Tertinggi Terendah Rasio
Tertinggi Terendah
1 Rasio gaji Pegawai yang
tertinggi dan terendah 50.000 2.800 17,857 1,00
2 Rasio gaji Direksi yang
tertinggi dan terendah 130.000 104.000 1,25 1,00
3 Rasio gaji Komisaris yang
tertinggi dan terendah 65.000 52.000 1,23 1,00
4 Rasio gaji Direksi tertinggi
dan Pegawai Tertinggi 130.000 50.000 3,01 1,00
VIII. Frekuensi Rapat Dewan Komisaris Dan Direksi
1) Frekuensi Rapat Dewan Komisaris
Pada tahun 2013, Dewan Komisaris telah melakukan rapat (secara fisik)
sebanyak 55 Pertemuan.
Nama Peserta Rapat Kehadiran Presentase
Bapak Agus Ruswendi 6 11%
Bapak Muhadi 18 33%
Bapak Achmad Baraba 54 98%
Bapak Klemi Subiyantoro 38 69%
Bapak Yayat Sutaryat 54 98%
Bapak Rudhyanto Mooduto 51 93%
Tidak ada pelaksanaan rapat Dewan Komisaris yang menggunakan teknologi
telekonferensi.
2) Frekuensi Rapat Direksi
Pada tahun 2013, Direksi telah melakukan rapat (secara fisik) sebanyak 33 (tiga
puluh tiga) agenda.
Nama Peserta Rapat Kehadiran Presentase
Bapak Bien Subiantoro 29 87
Bapak Arie Yulianto 32 96
Bapak Zaenal Aripin 26 78
Bapak Acu Kusnandar 31 93
Bapak Djamal Muslim 19 54
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 70
Tidak ada pelaksanaan rapat Direksi yang menggunakan teknologi
telekonferensi.
Adapun frekuensi rapat yang dihadiri oleh Seluruh Direksi pada tahun 2013
dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Tanggal 11 Februari 2013 ;
b. Tanggal 25 Maret 2013 ;
c. Tanggal 18 April 2013.
IX. Jumlah Penyimpangan Internal (Internal Fraud)
Pengertian Fraud mengacu kepada Surat Edaran Bank Indonesia Nomor
13/28/DPNP tanggal 9 Desember 2011 perihal strategi anti fraud bagi Bank
Umum. Jumlah penyimpangan internal bank bjb yang terjadi selama tahun
2013 :
Internal Fraud
dalam 1 tahun
Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Pengurus Pegawai Tetap Pegawai Tidak Tetap
Tahun
Sblmnya
Tahun
Berjalan
Tahun
Sebelumnya
Tahun
Berjalan
Tahun
Seblmnya
Tahun
Berjalan
Total Fraud - - 3 4 3*) -
Telah Diselesaikan - 3 - 3*) -
Dalam proses
penyelesaian di
internal Bank
- - - 4 - -
Belum diupayakan
penyelesaian - - - - - -
Telah
ditindaklanjuti
melalui proses
hukum
- - - -
-
-
Keterangan :
1. Data tersebut merupakan data fraud dengan nominal diatas Rp.100.000.000,- (seratus juta rupiah)
yang bersifat risk loss maupun potensial loss.
2. *) Pegawai tidak tetap berkoordinasi dengan pegawai tetap dalam melakukan tindakan fraud.
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 71
X. Permasalahan Hukum
Permasalahan Hukum Jumlah
Perdata Pidana*)
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) 1 -
Dalam proses penyelesaian 13 -
T o t a l 14 - *)
Perkara pidana yang sedang ditangani bukan merupakan tindak pidana oleh korporasi
XI. Transaksi Yang Mengandung Benturan Kepentingan
Ketentuan mengenai benturan kepentingan telah di atur dalam :
Surat Keputusan Dewan Komisaris Nomor 06/DK/2007, (syarat independensi
angka 11) :
Pengungkapan benturan kepentingan dicantumkan dalam setiap risalah rapat
Dewan Komisaris, paling kurang mencakup nama anggota Dewan Komisaris
yang memiliki benturan kepentingan, masalah pokok benturan kepentingan
dan dasar pertimbangan pengambilan keputusan.
Surat Keputusan Direksi Nomor 931/SK/DIR/2007, (Bab 3 perihal standar etika,
prinsip umum etika Bank).
Selama tahun 2013, tidak ada transaksi yang mengandung benturan
kepentingan.
XII. Buy Back Shares Dan/Atau Buy Back Obligasi Bank
Pada tahun 2013, bank tidak melakukan transaksi buy back atas saham, karena
bank bjb belum melaksanakan penjualan saham ke publik, begitu pula bank bjb
tidak melakukan kegiatan buy back atas obligasi yang telah diterbitkan.
XIII. Pemberian Dana Untuk Kegiatan Sosial Dan/Atau Kegiatan Politik Tahun
2013
Sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, di tahun 2013 bank bjb
telah menyalurkan dana CSR sebesar Rp. 39.694.245.183,- (Tiga puluh sembilan
miliar enam ratus sembilan puluh empat juta dua ratus empat puluh lima ribu
seratus delapan puluh tiga rupiah) untuk kegiatan sektor Lingkungan Hidup,
Pendidikan, dan Kesehatan yang tersebar di berbagai wilayah. Adapun kegiatan-
kegiatan yang telah dilakukan, antara lain meliputi :
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 72
SEKTOR SUB SEKTOR KEGIATAN NOMINAL (Rp)
LINGKUNGAN
(Rp.20.203.097.642)
Pembangunan /
rehabilitasi
prasarana umum
Pembangunan / renovasi
masjid
Pembangunan Kirmir
Pembangunan / perbaikan
Jalan
Pembangunan/ Perbaikan
Gedung, Kantor Desa
9.771.659.981
Perbaikan /
Peningkatan
kualitas
lingkungan hidup
Penanaman Pohon
Perbaikan Rumah Tidak
Layak Huni
Gerakan Pelajar Cinta
Sungai Bersih
Gerakan Sejuta Biopori
Penataan Pasar dan alun-
alun
Pengadaan Bak Sampah
6.790.317.511
Pengadaan
sarana/fasilitas
umum
Bantuan sarana keagamaan
Bantuan sarana panti
1.758.905.000
Pemberdayaan
masyarakat
Peningkatan Ekonomi
Masyarakat Desa Melalui
Penerapan Teknologi Tepat
Guna Berbasis Pangan Lokal
Pembangunan Rumah
Tempe dan Pengadaan Alat
Pengadaan Mesin Giling
Padi dan Mesin Pengiris
Pisang
Budi daya dan
pengembangan usaha
ternak domba
Pemberdayaan Petani
Bantuan modal usaha
koperasi sekolah
1.514.673.650
Peningkatan Taraf
Hidup Masyarakat Bantuan hewan Qurban 299.201.500
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 73
Pemulihan Kondisi
Masyarakat
Bantuan Relokasi Bencana
Alam
Bantuan Bagi Korban
Bencana Alam
68.340.000
PENDIDIKAN
(Rp. 12.260.853.328)
Pembangunan /
rehabilitasi
prasarana
pendidikan
Pembangunan/ Perbaikan
ruang kelas baru sekolah,
madarasah, pondok
pesantren
Pembangunan TPA,PAUD
Pembangunan Gedung
Sentral Informasi
Pendidikan dan Layanan
Informasi Pendidikan
Pembangunan/renovasi
prasarana fasilitas sekolah
(tempat olahraga, kantin,
toilet, ruang tunggu)
8.970.568.568
Pengadaan Sarana
Pendidikan
Bantuan seragam dan
perlengkapan sekolah
Pengadaan meubelair
sekolah (meja, kursi, papan
tulis, lemari computer dan
alat musik)
Pengadaan APE
Paket Perlengkapan Belajar
Untuk Mahasiswa Kurang
Mampu
1.442.274.660
Pelestarian Budaya
Gotrasawala Cultural
Gathering Mobil Pintar
Pengadaan Alat Musik
Gamelan
Pembangunan Gapura di
Komplek Rumah Adat
Pengadaan angklung untuk
Sekolah
Pembangunan Padepokan
Penerbitan Buku Tatar
Sunda
Pengajaran dan
pendampingan pendidikan
bercita rasa Jawa Barat
1.291.860.100
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 74
Penguatan Akses
Masyarakat
Terhadap Layanan
Pendidikan
Beasiswa
Pelatihan bagi guru
Pelatihan Keterampilan
Komputer, Character and
Motivation Building
556.150.000
KESEHATAN
(Rp.7.230.294.213)
Penguatan Akses
Masyarakat
Terhadap Layanan
Kesehatan
Layanan Kesehatan Gratis
dan Bantuan Alat Kesehatan
Kegiatan Operasi Celah
Bibir dan Langit-Langit
Khitanan Massal
Pelayanan Kesehatan Gratis,
donor darah dan
pembagian sembako
Khitanan Massal dan
Operasi Katarak
Operasi Kornea Mata
Bantuan Pasien Kanker dan
Pemeriksaan Pap Smear
4.779.593.163
Pengadan sarana
kesehatan
Bantuan Ambulance dan
Mobil Unit Donor Darah
Bantuan sarana ruang jaga
dokter
Pengadaan Alat Kesehatan
RSUD Indramayu
Bantuan alat stereotactic
1.467.088.750
Pembangunan /
rehabilitasi
prasarana
Kesehatan
Pembangunan Puskesmas,
Poskesdes dan Posyandu
Pembangunan Sarana Air
Bersih
Pembangunan sarana sikat
gigi dan cuci tangan
MCK Sehat Sekolah Sehat
SDN Cihaurgeulis
Pembangunan Saluran dan
Sarana Air Bersih
983.612.300
TOTAL 39.694.245.183
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 75
XIV.Kesimpulan Umum Hasil Self Assessment Pelaksanaan Good Corporate
Governance bank bjb Tahun 2013
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 15/15/DPNP tanggal 29
April 2013 perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum, Self
Assessment Pelaksanaan Good Corporate Governance bank bjb selama tahun 2013
yang berlandaskan pada prinsip dasar yaitu transparency, accountability,
responsibility, independency, dan fairness.
Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut,
disimpulkan bahwa :
A. Governance Structure
1. Faktor-faktor positif aspek governance structure Bank adalah telah terdapat
struktur tata kelola Bank (Komisaris, Direksi, Komite dan Satuan Kerja)
sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku dan telah
tersedia kebijakan serta prosedur bagi kegiatan usaha Bank.
2. Faktor-faktor negatif aspek governance structure Bank adalah kebijakan
dan prosedur Bank belum sepenuhnya mengakomodir seluruh kegiatan
operasional Bank. Jumlah dan komposisi Direksi berjumlah 4 (empat)
orang, Direksi yang telah lulus fit and proper test berjumlah 3 (tiga) orang
dan 1 (satu) orang menunggu keputusan Bank Indonesia. Jumlah Komisaris
definitif lebih banyak dibandingkan dengan jumlah Direksi definitif.
B. Governance Process
1. Faktor-faktor positif aspek governance process Bank adalah telah
dilaksanakan setiap kegiatan usaha Bank, diantaranya yaitu dengan
dibuatnya sistem dan prosedur yang mengatur setiap kegiatan usaha Bank
dan bank bjb saat ini sudah berada pada BUKU III (Bank Umum Kegiatan
Usaha).
2. Faktor-faktor negatif aspek governance process Bank adalah :
Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bank bjb Tahun 2013 76
a. Belum secara efektif dilaksanakan mengingat masih diperlukan adanya
peningkatan kesadaran/pemahaman budaya kepatuhan dan budaya
risiko di setiap unit kerja;
b. Terdapat temuan Bank Indonesia yang sifatnya berulang namun dalam
proses penyelesaian.
C. Governance Outcome
1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome Bank adalah telah
dilaksanakan sistem transparansi laporan, penyusunan sistem prosedur
kegiatan usaha Bank yang di dalamnya menerapkan asas perlindungan
terhadap konsumen, telah mendapat sistem assessment/audit yang
dilakukan secara berkala.
2. Faktor-faktor negatif aspek governance process Bank adalah masih terdapat
pelanggaran (fraud).
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Pelaksanaan GCG
Peringkat Definisi Peringkat
3 Cukup Baik
Sesuai dengan hasil penilaian sendiri (self assessment) Pelaksanaan Good
Corporate Governance bank bjb tahun 2013 memiliki peringkat "Cukup Baik".
Recommended