View
1.109
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan kasih
sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Observasi ke Museum Geologi”. Laporan ini
disusun untuk memenuhi tugas mata diklat di SMK Negeri 7 Bandung.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih terdapat kekurangan baik dalam
segi materi maupun segi penyajian laporan ini. Untuk itu dengan kerendahan hati penulis
membuka pintu kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kesempurnaan dalam
penyusunan laporan diwaktu yang akan datang.
Mohon maaf atas kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan ini
baik dalam segi bahasa, pemaparan, maupun penyajiannya. Namun meskipun demikian,
penulis selalu berusaha untuk belajar dari kritik dan saran membangun yang diberikan untuk
kesempurnaan laporan yang akan dibuat dimasa yang akan datang.
Laporan ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan campur tangan beberapa pihak baik
secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu, perkenankanlah penulis untuk
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang secara langsung
ataupun tidak langsung memberikan bantuan secara material maupun non material kepada
penulis demi terwujudnya laporan ini.
Akhir kata, harapan penulis dalam penulisan laporan ini dapat terwujud, yaitu
memberikan manfaat dan menambah wawasan kepada penulis dan pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb
Bandung, Juli 2010
Penulis
1 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang 3
1.2. Rumusan Masalah 3
1.3. Tujuan 3
1.4. Metode Penelitian 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Museum 5
2.2. Ruang Peraga 7
2.3. Ruang Auditorium 17
2.4. Koleksi di Luar Ruangan 18
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan 19
3.2. Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
BAB I
2 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Museum adalah sebuah tempat yang menyimpan atau mengkoleksi benda –
benda bersejarah yang memiliki nilai dan makna tertentu yang terkandung di dalamnya.
Maka dari itu Museum juga merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk
menemukan informasi dan menambah wawasan.
Salah satu museum di Bandung yang meupakan salah satu dari Indonesia’s fine
museums adalah Museum Geologi. Museum yang mengkoleksi benda geologi dan
pertambangan ini merupakan museum yang paling diminati di kota Bandung. Terdapat
banyak informasi mengenai kebumian dan teknologi canggih tentang pertambangan dan
pemanfaatan sumber daya alam. Untuk mendapat informasi mengenai hal tersebut, kami
melakukan observasi ke museum tersebut.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sejarah museum ini ?
2. Apa saja informasi yang didapat dalam ruang peraga ?
3. Informasi apa yang didapat dalam pemutaran film di Auditorium ?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Siswa dapat mengetahui sejarah Museum Geologi
2. Siswa mendapatkan informasi di ruang peraga
3. Siswa dapat mengetahui informasi mengenai kebumian dari pemutaran film
dokumenter
3 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
1.4. Metode Penelitian
Metode penelitian yang kami gunakan adalah dengan cara survey langsung ke
Museum Geologi untuk mendapatkan data secara langsung dan dengan membaca
literatur dari buku panduan Museum Geologi, pembacaan brosur, serta website
Museum Geologi.
BAB II
4 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
PEMBAHASAN
2.1. Sejarah Museum
Museum geologi tampak depan
Berdirinya Museum Geologi sangat erat kaitanya dengan sejarah penyelidikan
geologi di Indonesia yang telah dimulai sejak tahun 1850-an, oleh “Dienst van het Mijnwezen”,
yang didirikan di Bogor lalu dipindahkan ke Jakarta sebelum akhirnya dipindahkan ke Bandung.
Awalnya, Geologisch Laboratorium, disebut juga Geologisch Museum, dibangun oleh
Pemerintah Hindia Belanda untuk mendokumentasi contoh batuan, mineral, serta fosil yang
dikumpulkan para ahli geologi dari berbagai daerah di kawasan Hindia Belanda. Sekarang
Museum Geologi adalah bagian dari Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Republik
Indonesia.
Museum ini didirikan pada tanggal 16 Mei 1928. Sebagai sebuah monumen bersejarah,
museum ini dianggap sebagai peninggalan nasional dan berada di bawah perlindungan
pemerintah. Museum ini menyimpan dan mengelola materi geologi yang berlimpah, seperti
fosil, batuan, mineral, yang dikumpulkan selama kerja lapangan di Indonesia sejak 1850.
Museum Geologi terletak di Rembrandt Straat, sekarang Jalan Diponegoro, tepatnya
terletak di Jalan Diponegoro No. 57 Bandung. Gedung bergaya Art Deco ini adalah bangunan
5 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
modern pada zamannya. Dirancang oleh arsitek Belanda Ir.H.M.van Schouwenburg dan
dibangun pada tahun 1928. Hampir setahun kemudian bangunan pun rampung. Diresmikan
dengan nama Geologisch Laboratorium (16 Mei 1929), bertepatan dengan penyelenggaraan
The Fourth Pacific Science Congress (16-25 Mei) di Bandung.
Museum geologi awalnya berfungsi sebagai laboratorium dan tempat penyimpanan
hasil penyelidikan geologi dan pertambangan dari berbagai wilayah Indonesia lalu berkembang
lagi bukan saja sebagai sarana penelitian namun berfungsi pula sebagai sarana pendidikan,
penyedia berbagai informasi tentang ilmu kebumian dan objek pariwisata.
Seirama dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan, maka museum geologi juga
dapat berungsi sebagai :
Tempat pendidikan luar sekolah yang berkaitan dengan bumi dan usaha pelestariannya.
Tempat orang melakukan kajian awal sebelum penelitian lapangan. Dimana Museum
Geologi sebagai pusat informasi ilmu kebumian yang menggambarkan keadaan geologi
bumi Indonesia dalam bentuk kumpulan peraga.
Objek geowisata yang menarik.
2.2. Ruang Peragaan
6 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Museum Geologi terbagi menjadi beberapa ruang pamer yang menempati lantai
I dan II.
a. Lantai I
Lantai 1 terbagi menjadi 3 ruang utama : Ruang Orientasi/Ruang utama di bagian
tengah, Ruang Sayap Barat dan Ruang Sayap Timur.
1. Ruang Orientasi
Ruang Orientasi adalah ruangan tengah museum. Disini terdapat meja Informasi
dan beberapa koleksi museum, salah satunya adalah fosil kayu Indonesia yang mengeras
disebabkan pergantian serat kayu oleh mineral silika, sehingga kayu tersebut akan
memiliki kekerasan 5 skala Mohs. Fosil kayu ini berusia sekitar 2-3 juta tahun.
Selain fosil kayu, disini juga terdapat ukiran marmer berbentuk singa dan fosil
tulang pelvis dari Gajah Elephas Maximus yang ditemukan di Rancamalang, Cijerah,
Bandung yang kemudian disebut Gajah Rancamalang.
2. Ruang Sayap Barat
Ruang Sayap Barat adalah ruangan yang berisi koleksi mengenai Geologi
Indonesia, dimana didalamnya kita dapat menemukan informasi mengenai :
- Hipotesis asal mula bumi dan tata surya melalui teori Nebula
Panel Informasi teori nebula dan koleksi meteorit
7 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Tata Surya kita dulunya berasal dari gas dan kabut yang pekat dan besar,
yang berpilin pada porosnya. Bagian intinya yang sangat panas dan pijar
membentuk matahari, sedangkan yang lainnya berpisah dan mendingin
membentuk planet-planet yang kita ketahui.
Selain itu, di sudut ini juga terdapat beberapa koleksi meteorit yang jatuh
beserta informasi lain mengenai tata surya kita.
- Tektonik Indonesia
Berisi maket-maket dan panel penerangan tatanan tektonik regional yang
membentuk geologi Indonesia yang menunjukan gerakan kulit bumi yang aktif.
Maket gerakan tektonik kulit bumi
- Keadaan Geologis Pulau Sumatera
Menggambarkan keadaan pulau Sumatera dan menyajikan Sesar Besar
Sumatera dengan aktivitas tektonik yang membentuk Ngarai Sianok.
- Keadaan Geologis Pulau Kalimantan
8 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Menunjukkan proses pembentukan batubara dan keterdapatan intan di
Pulau Kalimantan yang tergolong sebagai pulau yang kaya dengan hasil
pertambangannya.
- Keadaan Geologis Pulau Jawa dan Nusa Tenggara
Pulau ini tidak memiliki kondisi fisik yang berbeda dengan Sumatera,
hanya saja masih banyak gunung api yang aktif di pulau ini yang
menghasilkan banyak sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan.
- Keadaan Geologis Pulau Sulawesi
Pulau yan mirip dengan huruf K ini proses pembentukannya dipengaruhi
3 lempeng. Ternyata, Pulau Sulawesi bagian barat merupakan pulau
Kalimantan yang terpisahkan akibt pergeseran lempeng.
- Keadaan Geologis Pulau Maluku
Pada sudut peragaan ini disajikan berbagai fenomena geologi yang
berpengaruh terhadap potensi sumber daya geologi serta potensi gempa
bumi tektonik dan tsunami.
- Keadaan Geologis Pulau Papua
Keunikan pulau ini adalah adanya salju pada puncak pegunungan Jaya
Wijaya dan lembah Baliem, yang memiliki beragam jenis batuan.
9 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Koleksi batuan dan panel penjelas
Masih di Ruang sayap Barat, terdapat ruangan yang berisi koleksi dan alat peraga
mengenai Dunia Batuan dan Mineral dan Survei Geologi.
Ruangan ini juga memamerkan beragam jenis batuan (beku, sedimen, malihan)
dan sumber daya mineral yang ada di setiap daerah. Dunia batuan dan mineral
memamerkan beragam jenis batuan, mineral dan susunan kristalnya dalam bentuk
panel dan koleksi asli.
Koleksi batuan dan mineral
Masih di dalam ruangan yang sama, kita bisa mendapatkan informasi tentang
Survei Geologi. Disini dipamerkan panel-panel mengenai kegiatan penelitian geologi
Indonesia yang meliputi peralatan yang digunakan dalam survey, publikasi dan
komunikasi, sampai hasil survey geologi seperti foto, peta, dan data-data lainnya yang
didapat dari hasil survey geologi.
10 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Peralatan yang digunakan dalam proses Survey Geologi dan beberapa koleksi hasil survey seperti peta dan sampel
batuan
Di ujung ruangan, terdapat ruang kegunungapian yang berisi informasi mengenai
gunung api yang ada di Indonesia dan disertai panel-panel informasi mengenai gunung
api Indonesia yang masih aktif dilengkapi maket gunung api, peta kontur dan peta
kegunungapian Indonesia.
Maket gunung api
3. Ruang Sayap Timur
11 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Ruang Sayap Timur adalah ruangan yang berisi koleksi mengenai Sejarah Kehidupan.
Menggambarkan perkembangan Planet Bumi dan penghuninya mulai dari hewan
primitif sampai hewan modern.
Terdapat panel yang menjelaskan keadaan bumi sebelum dihuni sampai bumi telah
dihuni oleh makhluk hidup yang modern. Untuk itu, bumi mengalami beberapa masa
yang dibagi menjadi beberapa zaman, yaitu :
Panel penjelasan asal mula kehidupan dan beberapa koleksi fosil yang membuktikan teori
a. Masa Prakambrium
- Arkeozoikum : 4,6 milyar – 2,5 milyar tahun lalu (Masa Kehidupan Purba)
Masa ini terbagi menjadi dua tahap yaitu Masa Priscoan (persiapan bumi
untuk dihuni, bumi masih berupa lautan api) dan Masa Arkeozoikum
(pemunculan makhluk hidup mikroorganisme primitif)
- Proterozoikum : 2,5 milyar – 540 juta tahun lalu (Masa Kehidupan Awal)
Masa perkembangan kehidupan dari bersel satu menjadi bersel banyak
seperti ubur-ubur, cacing, dan koral.
b. Masa Paleozoikum : 540 juta – 245 juta tahun lalu (Masa Kehidupan Tua)
- Zaman Kambrium : 540 juta – 510 juta tahun lalu
12 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Pada zaman ini mulai muncul hewan bercangkang di bumi, khususnya
hewan invertebrata yang memiliki kerangka luar sebagai pelindung.
- Zaman Ordovisum : 510 juta – 439 juta tahun lalu
Zaman ini merupakan zaman perkembangan hewan invertebrata dan
kemunculan invertebrata.
- Zaman Silur : 439 juta – 408 juta tahun lalu
Mulai muncul tumbuhan darat untuk pertamakalinya pada zaman ini.
- Zaman Devon : 408 juta – 362 juta tahun lalu
Merupakan zaman dimana terjadi perkembangan besar-besaran jenis
ikan dan tumbuhan darat dan mulai muncul serangga untuk pertama kali.
- Zaman Karbon : 362 juta – 290 juta tahun lalu
Merupakan zaman dimana amfibi dan tumbuhan berkembang dan
muncul reptil dan bumi berbentuk sebuah daratan yang disebut Pangea.
- Zaman Perm : 290 juta – 245 juta tahun lalu
Pada zaman ini terjadi perkembangan reptilia yang mirip mamalia.
c. Masa Mezoikum : 245 juta – 65 juta tahun lalu ( Masa Kehidupan Tengah )
Replika fosil Tyrannosaurus rex yang merupakan dinosaurus terbuas pemakan daging
13 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
- Zaman Trias : 245 juta – 208 juta tahun lalu
Zaman dimana mamalia pertama muncul dan Dinosaurus dan reptilia
berkembang pesat.
- Zaman Jura : 208 juta – 145 juta tahun lalu
Merupakan Zaman kejayaan Dinosaurus.
- Zaman Kapur : 145 juta – 65 juta tahun lalu
Merupakan puncak kejayaan dinosaurus. Mamalia berari – ari muncul
untuk pertama kalinya, dan diakhir zaman kapur, terjadi kepunahan masal
besar-besaran. Dan sebagai bukti adanya kehidupan Dinosurus di zaman
yang lalu dapat dibuktikan dengan adanya penemuan fosil dinosaurus. Salah
satu koleksi yang dimiliki oleh museum ini adalah replika T-Rex yaitu
karnivora terbesar dan terganas.
Dinosaurus muncul pada zaman rias, berkembang pada zaman Jura, dan
punah pada zaman Kapur yang diperkirakan punah akibat hujan meteor
besar di bumi yang menyebabkan kabut yang menutupi sinar matahari ke
bumi.
d. Masa Kenozoikum : 65 ribu tahun lalu – sekarang
Fosil gajah purba Stegodon trigonocephalus
14 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
- Zaman Tersier : 65 juta – 1.700 ribu tahun lalu
Merupakan zaman perkembangan mamalia, dan kepulauan Indonesia
baru terbentuk.
- Zaman Kuartener : 1.700 tahun lalu – sekarang
Dikenal sebagai zaman perkembangan manusia dan mamalia.
Ada ruangan khusus yang memberikan kita informasi mengenai manusia purba yang
mana fosil aslinya dikoleksi di museum ini. Manusia tersebut ditemukan di Indonesia.
Begitu pula dengan peninggalan artefaknya, yang ditemukan di beberapa daerah di
Indonesia.
Fosil manusia purba Homo Erectus
Masih dalam ruangan yang sama, terdapat koleksi yang membuktikan bahwa
Bandung dulunya adalah sebuah danau dengan ditemukannya fosil ikan dan morfologi
daerah yang cekung.
b. Lantai II
Lantai 2 merupakan ruangan yang memuat koleksi mengenai Geologi Untuk
kehidupan manusia, yang mana terdapat sub ruangan dalam ruangan tersebut.
15 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Di ruang tengah, terdapat maket – maket mengenai pertambangan dan hasil
penyulingan minyak bumi di Indonesia serta teknologi yang digunakan dalam
pertambangan Indonesia.
Maket lokasi penambangan
Sub ruangan lainnya terbagi menjadi 7 ruangan kecil, yang kesemuanya
memberikan informasi tentang aspek positif dan negatif tataan geologi bagi kehidupan
manusia, khususnya di Indonesia.
Ruang 1 menyajikan informasi tentang manfaat dan kegunaan mineral atau batu bagi
manusia, serta panel gambar sebaran sumber daya mineral di Indonesia.
Sumber daya mineral dalam kehidupan
Ruang 2 menampilkan rekaman kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya
mineral.
16 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Ruang 3 berisi informasi tentang pemakaian mineral dalam kehidupan sehari-hari, baik
secara tradisional maupun moderen.
Ruang 4 menunjukkan cara pengolahan dan pengelolaan komoditi mineral dan energi.
Ruang 5 memaparkan informasi tentang berbagai jenis bahaya geologi (aspek negatif)
seperti tanah longsor, letusan gunungapi dan sebagainya.
Ruang 6 menyajikan informasi tentang aspek positif geologi terutama berkaitan dengan
gejala kegunungapian.
Ruang 7 menjelaskan tentang sumber daya air dan pemanfaatannya, juga pengaruh
lingkungan terhadap kelestarian sumberdaya tersebut.
Pemakaian mineral secara tradisional
2.3. Ruang Auditorium
Selain ruang peragaan, di Museum Geologi juga memiliki ruang auditorium yang
memuat kurang lebih 200 orang. Di ruang auditorium ini biasanya diputar film
dokumenter yang berkaitan dengan geologi.
17 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Film yang biasa diputar dan menjadi andalan museum ini adalah film
dokumenter “Time Machine” yang dalam bahasa Indonesia artinya mesin waktu. Film ini
menyajikan informasi tentang bagagaimana perkembangan bumi khususnya permukaan
bumi dari zaman ke zaman. Film ini menunjukan kita tentang pergerakan kulit bumi
yang terjadi di waktu yang begitu lama. Pergerakan bumi tersebut menyebabkan
dataran bumi menjadi berubah. Batuan yan terdapat di lautan muncul ke permukaan,
dengan demikian banyak fosil hewan laut yang terjebak di pegunungan.
Sayangnya, auditorium biasa dibuka apabila terdapat rombongan yang
berkunjung. Sehingga pengunjung umum biasanya tidak dapat menyaksikan film
dokumenter tersebut. Padahal, sebenarnya film ini merupakan film edukatif yang cukup
menarik.
2.4. Koleksi di Luar Ruangan
Museum Geologi memiliki banyak sekali koleksi yang dipajang dan dapat kita
ketahui informasinya. Selain koleksi-koleksi yang berada di dalam ruangan, di luar
ruangan pun terdapat beberapa koleksi yang dipamerkan. Salah satunya adalah fosil
kayu Indonesia yang dipamerkan di luar.
Terdapat beberapa fosil kayu Indonesia dengan beragam bentuk dan warna yang
menarik. Salah satunya ada yang berbentuk lumba-lumba dengan usia 2-3 juta tahun
dengan struktur alur dari morfologi kayu asal yang masih terlihat. Fosil kayu tersebut
kini memiliki tingkat kekerasan 5 skala Mohs.
Selain fosil kayu, disini juga dipamerkan Rijang Merah dan Lava Bantal yang
berasal dari dasar laut yang tersingkap ke daratan. Selain itu, terdapat Pumping Unit
Yansen yang masih dapat digunakan hingga saat ini.
18 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Dari hasil observasi yang kami lakukan, dapat disimpulakn bahwa
Museum Geologi adalah salah satu museum di kota Bandung yang
memberikan banyak informasi mengenai ilmu kebumian atau geologi yang
telah berdiri sejak lama yang sebelumnya dijadikan sebagai laboratorium dan
menjadi museum setelah mendapat sambutan yang baik dari masyarakat dan
antusiasme masyarakat untuk mengetahui tentang ilmu kebumian.
Koleksinya banyak memberikan informasi yang menambah pengetahuan
digolongkan ke Sejarah Kehidupan, Geologi Indonesia, dan Geologi untuk
Kehidupan Manusia.
Selain itu, film dokumenternya memberikan banyak juga informasi
mengenai keadaan bumi dan perubahannya dari waktu ke waktu. Sehingga
diharapkan siswa dapat lebih mengerti tentang peristiwa alam yang dapat
terjadi di bumi.
3.2. Saran
Saran kami kepada generasi muda adalah sebaiknya generasi muda saat
ini seharusnya lebih sering berkunjung ke tempat yang membuat mereka
dapat menambah wawasannya, contohynya museum Geologi. Karena, selain
menambah wawasan tempatnya juga nyaman untuk dikunjungi.
Saran kami untuk pihak Museum adalah sebaiknya diadakan event-event
tertentu yang menambah minat masyarakat untuk mengunjungi museum
sebagai sumber informasi. Selain itu, koleksi dalam museum lebih dirawat
lagi agar tetap dapat dinikmati oleh generasi berikutnya.
19 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
DAFTAR PUSTAKA
- Data pengamatan pribadi
- Buku Panduan Museum Geologi
- Brosur Museum Geologi
- http://museum.bgl.esdm.go.id
- www.bgl.esdm.go.id
20 | L a p o r a n O b s e r v a s i k e M u s e u m G e o l o g i
Recommended