View
11
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
LAPORAN KINERJA
BALAI PENELITIAN AGROKLIMAT DAN
HIDROLOGI
TAHUN 2015
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2016
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja (LAKIN) Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) Tahun 2015 ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban kinerja Satker dalam mendukung pemerintahan yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggungjawab, sesuai dengan Instruksi Presiden No. 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Keputusan Kepala Lembaga Adminstrasi Negara (LAN) No. 239/IX/6/8/2003 tentang Panduan Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dan Permen PAN-RB No. 29/2011 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dasar Hukum penyusunan LAKIN sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 25 Tahun 2012 Dan No. 20 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Tahun 2013 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 Dan No. 12 Tahun 2015 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja.
Laporan Kinerja ini disusun berdasarkan indikator-indikator yang telah
ditetapkan dalam Dokumen Penetapan Kinerja Balitklimat TA 2015 yang
ditandatangani oleh Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber
Daya Lahan Pertanian. Dalam dokumen PK tersebut ditetapkan 2 (dua) sasaran
strategis dengan 2 (dua) indikator kinerja yang ingin dicapai oleh Balitklimat
pada TA 2015. Diharapkan Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015 ini dapat
bermanfaat sebagai acuan dalam pengambilan kebijakan program dan umpan
balik dalam memperbaiki dan meningkatkan kinerja Satker selanjutnya.
Penghargaan dan ucapan terima kasih saya sampaikan kepada segenap
pelaksana kegiatan yang telah berpartisipasi aktif dalam penyusunan laporan ini.
Saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan, semoga
laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.
Bogor, Januari 2016
Kepala Balai,
Dr. Ir. Haris Sayahbuddin, DEA.
NIP. 19680415 199203 1 001
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian ii
DDAAFFTTAARR IISSII
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN v
IKHTISAR EKSEKUTIF vi
I PENDAHULUAN 1
II PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA 3
2.1. Perencanaan Strategis 3
2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2015 10
2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2015 11
III AKUNTABILITAS KINERJA 13
3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015 13
3.2. Analisis Capaian Kinerja 15
3.3. Akuntabilitas Keuangan 64
3.4. Kegiatan Kerjasama 69
PENUTUP 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN 72
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iii
DDAAFFTTAARR TTAABBEELL
Halaman
Tabel 1. Rencana Tindak dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015-2019. ......................................................................................... 9
Tabel 2. Target IKU yang ingin dicapai Baliktlimat pada TA 2015.................. 10 Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan Balitklimat, TA 2015 .............................. 10 Tabel 4. Penetapan Kinerja Kegiatan Utama Balitklimat tahun 2015 .............. 11 Tabel 5. Hasil Pengukuran Kinerja Balitklimat Tahun 2015 ........................... 13 Tabel 6. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 1 ........... 15 Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 2 ........... 42 Tabel 8. Judul publikasi/karya tulis ilmiah Balitklimat .................................. 55 Tabel 9. Perbandingan Capaian Akhir Indikator Kinerja Sasaran Balitklimat
Tahun 2014 dan 2015 ................................................................. 58 Tabel 10. Target dan Capaian IKU Baliktlimat pada TA 2015.......................... 59 Tabel 11. Capaian kinerja Balitklimat Tahun 2010 – 2015 ............................... 0 Tabel 12. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Balitklimat per tanggal 31
Desember 2015 .......................................................................... 3 Tabel 13. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Balitklimat Tahun 2010 –
2015 .......................................................................................... 5
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian iv
DDAAFFTTAARR GGAAMMBBAARR
Halaman
Gambar 1. Tampilan SI Katam Terpadu ..................................................... 16 Gambar 2. Ilustrasi penggunaan ArcGIS Server 10 untuk publikasi data spasial
dan tabular ............................................................................ 17 Gambar 3. Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System) . 19 Gambar 4. Teknologi pengelolaan air ........................................................ 20 Gambar 5. Program Aplikasi Key Area ....................................................... 22 Gambar 6. Contoh Sistem informasi Key Area pada halaman Peta Kekeringan di
Prov. Jawa Barat ..................................................................... 23 Gambar 7. Kondisi load cell pada saat awal sebelum mendapat gaya tekan
(atas) dan kondisi loadcell ketika mendapatkan gaya tekan akan mengubah dari besaran tekanan menjadi bentuk voltase ............. 26
Gambar 8. Alat Pengukuran curah hujan ................................................... 26 Gambar 9. Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi ..................... 27 Gambar 10. Instalasi AWLR Telemetri dan Kamera CCTV .............................. 28 Gambar 11. Data tinggi muka air dan suhu di saluran tersier lokasi Dusun
Karang Toman, ....................................................................... 29 Gambar 12. Pengamatan status kondisi lahan sawah tanggal 28 Nopember 2015
melalui kamera CCTV di Dusun Karang Toman, Desa Mekarsari, Kec. Cikaum, Kab. Subang .............................................................. 30
Gambar 13. Data tinggi muka air dan suhu di saluran tersier lokasi Desa Ngogri Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. ................................. 30
Gambar 14. Pengamatan status kondisi lahan sawah tanggal 30 Nopember 2015 melalui kamera CCTV di Desa Ngogri Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. ............................................................... 30
Gambar 16. Sampul Muka ATLAS Potensi Sumber daya Air Pulau Sulawesi ...... 32 Gambar 17. Buletin hasil penelitian agroklimat dan hidrologi.......................... 43 Gambar 18. Info agroklimat dan hidrologi.................................................... 44 Gambar 19. Laporan Tahunan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi TA 2014
............................................................................................. 44 Gambar 20. Contoh Booklet ........................................................................ 45 Gambar 21. Contoh buku desain kebun percobaan ........................................ 46
Gambar 22. buku petunjuk teknis pengelolaan stasiun iklim ........................... 47 Gambar 24. Seminar Rutin Balitklimat yang dilaksanakan oleh mahasiswa
magang dari Universitas Andalas, IPB, Universitas Jember dan Universitas Brawijaya .............................................................. 48
Gambar 26. Suasana di Bandung Techno Park .............................................. 49 Gambar 27. Spanduk ucapan selamat datang dan persiapan irigasi otomatis di
HPS ....................................................................................... 49 Gambar 28. Kunjungan Delegasi Land Development Department (LDD) Thailand
di RO ..................................................................................... 50 Gambar 29. Saat Kunjungan PPL dari Bekasi ke RO Katam ............................. 51 Gambar 32. Rombongan mahasiswa Politeknik berfoto di RO Katam ............... 53 Gambar 33. Penampilan Website Balitklimat tahun 2014 ................................ 54
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian v
DDAAFFTTAARR LLAAMMPPIIRRAANN
HHaallaammaann
Lampiran 1. Tim Penyusun LAKIP Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi ....... 6 Lampiran 2. Struktur Organisasi Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi.......... 6 Lampiran 3. Penetapan Kinerja Tahunan Balitklimat TA 2015 ........................... 6 Lampiran 4. Pagu dan Realisasi Per Output Balitklimat TA 2015 ........................ 6 Lampiran 5. IKU Tahun 2015 – 2019 ............................................................. 6
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vi
IKHTISAR EKSEKUTIF
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi (Balitklimat) telah menetapkan
tujuan utama yang ingin dicapai sebagaimana yang tertuang dalam Renstra
tahun 2015-2019 sebagai berikut: (1) Menghasilkan sistem informasi sumber
daya iklim dan air yang cepat, tepat, dan akurat; (2) Menghasilkan teknologi
untuk meningkatkan pendapatan petani melalui optimalisasi pemanfaatan
sumber daya iklim dan air; (3) Menghasilkan bahan rujukan kebijakan terkait
dengan sumber daya iklim dan air. Sasaran akhir yang ingin dicapai selama
tahun 2015-2019 adalah: (1) Meningkatnya kecepatan, ketepatan dan
aksesbilitas serta efisiensi penyajian data dalam bentuk sistem informasi (yang
terkini) serta pemanfaatan sistem informasi sumber daya iklim dan air, (2)
Meningkatnya pendayagunaan sumber daya iklim dan air untuk produksi
pertanian serta mitigasi bencana. Tujuan Balitklimat tahun 2015-2019 tersebut,
menjadi dasar dalam menentukan sasaran strategis yang ingin dicapai pada
tahun anggaran 2015 yang dituangkan dalam Penetapan Kinerja (PK) yakni: (1)
Tersedianya data, informasi dan teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air
untuk pengembangan pertanian dengan 1 (satu) indikator kinerja, dan (2)
Terselenggaranya diseminasi teknologi penelitian agrolkimat dan hidrologi
dengan 1 (satu) indikator kinerja. Berdasarkan hasil Pengukuran Pencapaian
Kinerja (PPK) sampai akhir bulan Desember 2015, seluruh indikator kinerja
sasaran yang ditetapkan telah berhasil diselesaikan dengan rata-rata persentase
capaian 125% (sangat berhasil).
Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output
indikator kinerja pertama di atas secara umum antara lain: Kurangnya akurasi
dalam informasi kalender tanam, Kurangnya akurasi dalam menentukan waktu
tanam dalam informasi kalender tanam. Kurangnya akurasi dalam penentuan
wilayah kunci karena terbatasnya data secara spasial dan temporal. Jumlah
stasiun hidrologi terbatas menyebabkan tingkat akurasi informasi spasial dan
temporal kurang memadai, survei topografi membutuhkan waktu lama sehingga
menyebabkan informasi topografi menjadi terbatas. Perlu data dan informasi
sumber daya air yang akurat dan terekam dalam format sistem informasi
berbasis DAS.
Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus dalam penelitian
nano teknologi, minimnya ketersediaan data primer dan sekunder, kerusakan
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian vii
pada sensor pengamat iklim dan hidrologi, format/jenis data serta metode yang
berbeda dan ketersediaan data pendukung yang terbatas. Kurangnya informasi
tentang metode sintesis partikel nano dari tenaga ahli menyebabkan
Keterlambatan pencapaian output sesuai jadwal yang sudah direncanakan.
Kendala cuaca lainnya yaitu intensitas matahari yang selalu berubah
menyebabkan efisiensi kerja pompa air tenaga surya menjadi rendah sehingga
air irigasi yang dihasilkan kurang optimal. Keterbatasan SDM berkualitas dan
berkeahlian khusus juga menjadi kendala bagi Satker dalam mendukung
pelaksanaan kegiatan penelitian, analisis laboratorium dan pengolahan data.
Guna mengatasi tingkat akurasi data, maka dilakukan koordinasi dengan
pihak penyedia data sekunder dan kegiatan verifikasi serta validasi terus
ditingkatkan bekerjasama dengan BBP2TP. Kurangnya ketersediaan data potensi
sumber daya air dan efektivitas adopsi teknologi oleh petani perlu dilakukan
aplikasi model hidrologi berbasis spasial dan temporal serta mengadakan
demplot gelar teknologi melalui implementasi Food Smart Village. Untuk
mengatasi kurangnya tenaga ahli di bidang nano teknologi, maka dilakukan
kerjasama dengan instansi lain (lingkup Kemtan, LIPI BPPT, dan Perguruan
Tinggi). Kendala intensitas matahari yang selalu berubah disiasati dengan
menngunakan pompa air tenaga surya yang dilengkapi dengan baterai/aki.
Untuk membiayai pencapaian sasaran strategis di Balitklimat, pada tahun
anggaran 2015, berdasarkan DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) revisi
terakhir (revisi DIPA 3), Baliktlimat mendapat anggaran sebesar Rp
16.096.599.000,- dari anggaran sebelumnya sebesar Rp. 15.524.072.000,-
(Revisi DIPA 2). Tambahan pagu anggaran tersebut berasal dari dana Hibah Luar
Negeri (HLN) sebesar Rp. 572.527.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk
membiayai seluruh kegiatan dengan target capaian output sebagaimana yang
tercantum dalam dokumen Penetapan Kinerja (PK) yang ditandatangani oleh
Kepala Balai Besar Litbang Sumber Daya Lahan Pertanian dengan Kepala Balai
Penelitian Agroklimat dan hidrologi. Target capaian output tersebut diantaranya:
1) menghasilkan 2 sistem informasi pertanian, 2) menghasilkan 6 teknologi
pengelolaan lahan, air, ikllim dan lingkungan pertanian, 3) 2 Peta informasi
geospasial sumber daya lahan pertanian, 4) 5 publikasi produk inovasi yang
terdistribusikan.
Hingga 31 Desember 2015, total realisasi anggaran yang berhasil diserap
oleh Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi sebesar Rp. 15.783.754.079,- atau
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian viii
98,06% dari pagu hasil revisi terakhir Rp 16.096.599.000,-. Dengan demikian
sisa anggaran yang tidak terserap sebesar Rp 312.844.921,- atau 1,94%. Untuk
capaian fisik kegiatan rata-rata mencapai 100%. Pencapaian target sasaran yang
berhasil direalisasikan oleh Baliktlimat sampai 31 Desember 2015 adalah sebagai
berikut : 1) menghasilkan 2 sistem informasi pertanian, 2) menghasilkan 9
teknologi pengelolaan lahan, air, ikllim dan lingkungan pertanian dari target 6
teknologi seperti tertuang dalam dokumen Penetapan Kinerja, 3) menghasilkan
2 Peta informasi geospasial sumber daya lahan pertanian, 4) menghasilkan 5
publikasi produk inovasi yang terdistribusikan.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor:
69/Kpts/OT.210/1/2002 tanggal 29 Januari 2002, Balai Penelitian Agroklimat dan
Hidrologi merupakan salah satu Balai Nasional yang secara struktural berada di
bawah Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat, Badan Penelitian
dan Pengembangan Pertanian. Dengan adanya perubahan organisasi lingkup
Departemen Pertanian, yang tertuang dalam SK Menteri Pertanian No.
300/Kpts/OT.140/7/2005 tanggal 25 Juli 2005, Puslitbangtanak berubah nama
menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian,
fungsi koordinasi Balitklimat secara otomatis melekat pada Balai Besar Penelitian
dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian (BBSDLP).
Berdasarkan Permentan Nomor: 22/Permentan/OT.140/3/2013, tugas Balai
Penelitian Agroklimat dan Hidrologi adalah: 1). Pelaksanaan penyusunan program,
rencana kerja, anggaran, evaluasi, dan laporan penelitian agroklimat dan hidrologi;
2). Pelaksanaan inventarisasi data dan informasi sumber daya agroklimat dan
hidrologi; 3). Pelaksanaan penelitian sumber daya iklim dan air; 4). Pelaksanaan
penelitian komponen teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air; 5).
Pemberian pelayanan teknis penelitian agroklimat dan hidrologi; 6). Penyiapan kerja
sama, informasi, dokumentasi, serta penyebarluasan dan pendayagunaan hasil
penelitian agroklimat dan hidrologi; 7). Pelaksanaan urusan kepegawaian,
keuangan, rumah tangga, dan perlengkapan Balitklimat.
Dalam menjalankan perannya ke depan, permasalahan yang dihadapi
semakin kompleks, seperti: 1) terjadinya degradasi sumber daya lahan dan
pencemaran, 2) alih fungsi lahan, 3) land rent dan fragmentasi lahan, 4) pemanasan
global dan perubahan iklim, 5) meluasnya lahan terlantar, dan 6) masih rendahnya
diseminasi inovasi teknologi.
Dalam rangka mengatasi permasalahan tersebut, BBSDLP beserta balai-balai
di bawah koordinasinya, sedang dan akan terus berinisiatif melakukan langkah-
langkah visioner melalui optimalisasi pemanfaatan dan peningkatan sumber daya
penelitian yang dimiliki.
Paradigma BBSDLP dalam era pembangunan yang makin kompetitif
penciptaan teknologi pertanian yang memiliki nilai tambah ekonomi yang tinggi
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2
untuk mewujudkan peran Balitbangtan dalam pembangunan pertanian (impact
recognition) dan nilai ilmiah tinggi (scientific mission/recognition) untuk pencapaian
status sebagai lembaga penelitian berkelas dunia (a world class research
institution). Perubahan lingkungan strategis baik internal maupun eksternal harus
dijawab dengan meningkatkan prioritas dan kualitas hasil Balitbangtan yang
berorientasi pasar baik domestik maupun internasional dan berdaya saing tinggi.
Guna menjawab kesemuanya itu, ke depan BBSDLP akan meningkatkan kerja
sama/networking baik dengan pemerintah daerah, lembaga penelitian, dan pelaku
usaha nasional maupun internasional.
Peran Balitklimat harus didukung oleh sumber daya yang memadai (SDM,
pendanaan, dan sarana-prasarana). Berdasarkan data per 31 Desember 2015,
jumlah SDM Baliktlimat sebanyak 61 orang, dengan komposisi SDM menurut
kelompok fungsional sebagai berikut: Tenaga Peneliti sebanyak 23 orang, Peneliti
Non Klasifikasi sebanyak 9 orang, Teknisi Litkayasa sebanyak 9 orang, Pustakawan
sebanyak 1 orang, Arsiparis sebanyak 2 orang, dan Fungsional Umum (Fungsional
lainnya) sebanyak 17 orang.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3
BAB II
PERENCANAAN KINERJA DAN PERJANJIAN KINERJA
2.1. Perencanaan Strategis
Rencana Strategis (Renstra) Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi 2015-
2019 merupakan lanjutan dari Renstra 2010-2014, yang disesuaikan dengan
dinamika lingkungan strategis global maupun nasional, terutama dalam aspek
sumber daya lahan pertanian. Renstra ini disusun dalam rangka memenuhi Instruksi
Presiden/INPRES No. 7 tahun 1999 tentang kewajiban bagi setiap
Kementerian/Lembaga (K/L) untuk menyusun Renstra dan Laporan Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).
Penyusunan Renstra Balitklimat 2015-2019 mengacu dan berpedoman pada
Renstra Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Renstra Kementerian
Pertanian 2015-2019, dan Renstra Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
2015-2019 serta Renstra Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya
Lahan Pertanian 2015-2019. Secara operasional, Renstra-Renstra tersebut menjadi
acuan dalam penyusunan Renstra unit pelaksana teknis (UPT) yang dalam
penjabarannya disesuaikan dengan dinamika lingkungan strategis pembangunan
nasional dan respon stakeholders.
2.1.1. Visi
“Menjadi balai penelitian bertaraf internasional yang menghasilkan teknologi
tepat guna dan informasi sumber daya iklim dan air yang akurat, real time dan
profesional untuk mendukung pembangunan pertanian”
2.1.2. Misi Balitklimat
1) Membangun dan mengembangkan sistem informasi sumber daya iklim dan air
dengan memanfaatkan teknologi mutakhir untuk pengambil kebijakan,
perencana, dan pelaksana;
2) Melaksanakan penelitian pengembangan teknologi agroklimat dan hidrologi untuk
pendayagunaan sumber daya iklim dan air dan mengantisipasi terjadinya
kerugian karena bencana anomali dan perubahan iklim untuk mendukung
ketahanan pangan;
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4
3) Menghasilkan publikasi ilmiah, baik peringkat nasional maupun internasional;
4) Mendiseminasikan hasil penelitian agroklimat dan hidrologi dengan membangun
kerja sama yang sinergis dengan Institusi dalam dan luar negeri.
2.1.3. Tujuan dan Sasaran
a. Tujuan Utama
Tujuan utama Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi tahun 2015-2019
adalah sebagai berikut:
1) Menghasilkan sistem informasi sumber daya iklim dan air yang cepat, tepat,
dan akurat;
2) Menghasilkan teknologi untuk meningkatkan pendapatan petani melalui
optimalisasi pemanfaatan sumber daya iklim dan air;
3) Menghasilkan bahan rujukan kebijakan terkait dengan sumber daya iklim
dan air.
b. Sasaran Strategis
Sasaran strategis yang ingin dicapai Balitklimat pada periode 2015-2019
adalah:
1) Meningkatnya kecepatan, ketepatan, dan aksesibilitas serta efisiensi
penyajian data, dalam bentuk sistem informasi (yang terkini) serta
pemanfaatan sistem informasi sumber daya iklim dan air;
2) Meningkatnya pendayagunaan sumber daya iklim dan air untuk produksi
pertanian serta mitigasi bencana.
2.1.4. Target Utama Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
Dalam lima tahun (2015-2019), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
mempunyai beberapa target utama di berbagai bidang penelitian dan diseminasi,
yaitu:
1) Pengembangan dan advokasi sistem informasi kalender tanam terpadu
dalam upaya adaptasi perubahan iklim;
2) Penelitian key area keragaman iklim indonesia dalam menghadapi dampak
perubahan iklim;
3) Sistem informasi sumber daya air mendukung pemanfaatan sumber daya
air berkelanjutan;
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5
4) Penelitian dan pengembangan model food smart village pada lahan kering
untuk adaptasi perubahan iklim;
5) Penelitian teknologi inovatif dan adaptif untuk efisiensi pengelolaan
sumber daya iklim dan air;
6) Monitoring online dinamika ketersediaan air daerah irigasi mendukung
upaya peningkatan produktivitas lahan sawah irigasi;
7) Pengembangan pompa air tenaga surya untuk irigasi dalam upaya
mendukung peningkatan produksi di lahan kering;
8) Penelitian kalender tanam terpadu untuk mendukung UPSUS PAJALE pada
lahan sawah irigasi dan lahan rawa untuk adaptasi perubahan iklim;
9) Penelitian dan pengembangan analisis key area iklim dan neraca air
PAJALE mendukung UPSUS;
10) Penelitian teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air terpadu pada
berbagai agroekosistem mendukung UPSUS PAJALE, cabe merah dan
kakao;
11) Penelitian dan pengembangan pompa radiasi surya untuk kedelai, cabe
merah dan bawang merah;
12) Penelitian penentuan Kc tanaman kakao untuk pengembangan neraca air
tanaman dalam menghadapi perubahan iklim;
13) Analisis sumber daya iklim dan air untuk rekomendasi waktu tanam dan
produksi pajale spesifik lokasi menghadapi perubahan iklim;
14) Penelitian pengelolaan risiko iklim ekstrim mendukung pertanian modern;
15) Model pengelolaan air terpadu untuk peningkatan produksi dan indeks
pertanaman menghadapi perubahan iklim;
16) Penelitian teknologi inovatif dan adaptif pengelolaan sumber daya iklim
dan air untuk mendukung pertanian modern;
2.1.5. Program dan Kegiatan
Pada periode 2015-2019, Balitbangtan menetapkan kebijakan alokasi sumber
daya Litbang menurut komoditas prioritas ditetapkan oleh Kementerian Pertanian
terdiri dari: padi, jagung, kedelai, sapi, dan tebu. Sementara yang termasuk dalam 35
fokus komoditas yaitu: Pangan (padi, kedele, jagung, ubi kayu, dan kacang tanah),
Hortikultura (kentang, cabe merah, bawang merah, mangga, manggis, pisang,
anggrek, durian, rimpang, dan jeruk), Perkebunan (kelapa sawit, karet, kelapa, kakao,
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6
kopi, lada, jambu mete, tanaman serat, tebu, tembakau, dan cengkeh), serta
Peternakan (sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras, dan itik).
Berdasarkan orientasi outputnya, program penelitian dan pengembangan di
masing-masing unit kerja penelitian diarahkan pada 2 kategori, sebagai berikut:
a. Program Bertujuan Nilai Tambah Ilmiah (Scientific Recognation)
adalah kegiatan untuk menghasilkan inovasi teknologi, diseminasi, dan
kelembagaan pendukung untuk peningkatan produksi 5 komoditas
prioritas dan 30 fokus komoditas pertanian.
b. Program Bertujuan Nilai Tambah Komersial (Impact
Recognation) adalah kegiatan Balitbangtan untuk mendukung program
strategis Kementerian Pertanian.
Berdasarkan sasarannya, maka dalam pelaksanaannya, program litbang
sumber daya lahan pertanian dipilah atas tiga koridor atau klaster utama, yaitu:
a. Program penelitian “in house” yang lebih hulu dan berorientasi untuk
menghasilkan invensi, paten, dan produk-produk ilmiah termasuk Karya
Tulis Ilmiah (KTI).
b. Program Penelitian dan Pengembangan untuk mendukung Program Empat
Sukses Pembangunan Pertanian.
a. Program Penelitian dan Pengembangan untuk memecahkan masalah-
masalah strategis dan global, seperti fenomena perubahan iklim, krisis
energi, dan lain-lain.
Prioritas penelitian yang dilaksanakan oleh Balai Penelitian Agroklimat dan
Hidrologi adalah identifikasi, karakterisasi, evaluasi, dan pengelolaan sumber daya
iklim dan air serta teknologi adaptasi dan mitigasi perubahan iklim untuk
mendukung pembangunan pertanian.
Dalam lima tahun (2015-2019), Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi,
berinisiatif untuk juga mengambil peran di depan dalam merespons berbagai isu
yang berkaitan dengan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim. Seluruh kegiatan
penelitian tersebut dilaksanakan dan telah ditetapkan dalam Renstra Balitklimat
2015-2019 sebagai Rencana Tindak (Program SATKER) untuk mendukung Program
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7
1. Program Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim untuk
Pengembangan Pertanian
a. Pengembangan dan Advokasi Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu
dalam Upaya Adaptasi Perubahan Iklim.
b. Penelitian Key Area Keragaman Iklim Indonesia dalam Menghadapi
Dampak Perubahan Iklim.
c. Sistem Informasi Sumber daya Air mendukung Pemanfaatan Sumber daya
Air Berkelanjutan.
d. Penelitian dan Pengembangan Model Food Smart Village pada Lahan
Kering untuk Adaptasi Perubahan Iklim.
e. Penelitian dan Pengembangan Teknologi Inovatif dan Adaptif untuk
Pengelolaan Sumberdaya Iklim dan Air.
f. Monitoring Online Dinamika Ketersediaan Air Daerah Irigasi.
g. Pengembangan Pompa Air Tenaga Surya untuk Irigasi dalam Upaya
Mendukung Peningkatan Produksi di Lahan Kering.
2. Pengkajian dan Percepatan Diseminasi Inovasi Pertanian
Program pengkajian dan percepatan diseminasi inovasi pertaian diharapkan
dapat menjembatani apa yang dilaksanakan Puslit/BB/LRPI dengan apa yang
dibutuhkan pengguna di berbagai tingkatan di daerah. Upaya memadukan apa yang
dihasilkan berbagai UK/UPT Balitbangtan dengan lokal genius yang dikembangkan
masyarakat merupakan inti dari program pengkajian dan percepatan diseminasi
inovasi pertanian, sehingga dapat meningkatkan diseminasi hasil-hasil penelitian
sumber daya iklim dan air.
3. Pengembangan Kelembagaan dan Komunikasi Hasil Litbang
Kegiatan pengembangan kelembagaan mencakup pengembangan budaya
kerja inovatif, reformasi birokrasi, pengembangan sumber daya Litbang (SDM,
sarana, dan prasarana) diikuti pengembangan standarisasi dan akreditasi lembaga
dan pranata Litbang. Guna memicu output optimal, maka diperlukan pengembangan
manajemen teknologi informasi dan sistem informasi serta koordinasi jaringan
kerjasama penelitian dan pengkajian. Reformasi perencanaan dan penganggaran,
penyempurnaan sistem monitoring dan evaluasi, antara lain:
1. Pengembangan sumber daya manusia bidang agroklimat dan hidrologi;
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8
2. Pengembangan sarana dan prasarana penelitian dan pengembangan
sumber daya agroklimat dan hidrologi;
3. Pengembangan sistem informasi, komunikasi dan umpan balik inovasi
penelitian sumber daya iklim dan Air;
4. Peningkatan kapasitas penerbitan publikasi dan dokumentasi hasil-hasil
penelitian sumber daya agroklimat dan hidrologi;
5. Kegiatan pengembangan perpustakaan dan penyebaran teknologi
pertanian;
6. Peningkatan kerjasama penelitian dan pengembangan dengan lembaga
Nasional dan atau Internasional.
2.1.6. Indikator Kinerja Utama
Indikator kinerja utama merupakan ukuran keberhasilan dari pencapaian
suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi yang digunakan untuk perbaikan
kinerja dan peringkat akuntabilitas kinerja ke dapan. Untuk mencapai tujuan dan
sasaran Balitklimat periode lima tahun, maka disusun Program Utama 2015-2019
dengan rencana tindak dan indikator kinerja utama (IKU) seperti disajikan pada
Tabel 1.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9
Rencana Tindak Indikator Kinerja Utama
Tersedianya data, informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air
Jumlah sistem informasi kalender tanam terpadu pada setiap musim tanam, sistem informasi sumber daya air nasional;
Jumlah teknologi pemanfaatan potensi sumber daya air untuk pengembangan food smart village, terobosan prediksi iklim danperubahan iklim berdasarkan key area, nano hidrogel untuk efisiensi irigasi skala lapang, distribusi air irigasi dengan memanfaatkan energi surya, sensor iklim untuk pertanian presisi, monitoring online dinamika ketersediaan air petak tersier;
Jumlah peta key area keragaman iklim Indonesia, potensi sumber daya air Indonesia
Terselenggaranya diseminasi
hasil penelitian agroklimat dan hidrologi
Jumlah buletin agroklimat dan hidrologi,
laporan tahunan agroklimat dan hidrologi, buku/juknis desain pengelolaan air kebun percobaan lingkup Balitbangtan dan pengelolaan stasiun iklim otomatis (AWS) lingkup Balitbangtan, info agroklimat dan hidrologi, booklet/monograf agroklimat dan hidrologi
Pengembangan Kapasitas Kelembagaan Litbang Pertanian
Tersusunnya standar baku SDM di Balitklimat; Terselenggaranya reformasi birokrasi; Diperoleh dan dipertahankannya sertifikasi
ISO 9001:2008; Meningkatnya penggunaan dan
terakreditasinya Laboratorium Agrohidromet;.
Analisis dan Kebijakan Pemanfaatan Sumber Daya Lahan Iklim dan Air
Jumlah Makalah dan kebijakan tentang mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, model pengelolaan iklim lahan kering beriklim kering.
Sedangkan target capaian IKU Baliktlimat pada tahun 2015 adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Rencana Tindak dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2015-2019.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10
Tabel 2. Target IKU yang ingin dicapai Baliktlimat pada TA 2015
Nomor Indikator Kinerja Utama (IKU) Target
1 Jumlah sistem informasi pertanian 2 Informasi
2. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, iklim dan
lingkungan pertanian
6 Teknologi
3. Jumlah informasi geospasial sumber daya lahan
pertanian
2 Peta
4. Jumlah produk inovasi diseminasi hasil penelitian
agroklimat dan hidrologi
5 Publikasi
2.2. Perencanaan Kinerja Tahun 2015
Dalam dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun Anggaran 2015,
telah ditetapkan program, kegiatan utama beserta target output dalam upaya
pencapaian sasaran pada TA 2015.
Seluruh kegiatan utama yang dilaksanakan merupakan dukungan terhadap
Program Penciptaan Teknologi dan Inovasi Pertanian Bio-Industri. Kegiatan utama
mendukung sasaran strategis Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan
Pertanian. Dari kegiatan tersebut, target yang ingin dicapai seperti disajikan pada
Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Rencana Kinerja Tahunan Balitklimat, TA 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
- Tersedianya data, informasi, dan teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air untuk pengembangan pertanian
1. Jumlah sistem informasi pertanian 2. Jumlah teknologi pengelolaan lahan,
air, iklim dan lingkungan pertanian 3. Jumlah informasi geospasial sumber
daya lahan pertanian
2 Informasi 6 Teknologi 2 Peta
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 11
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
- Terselenggaranya diseminasi teknologi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi
1. Jumlah produk inovasi diseminasi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi: Buletin agroklimat dan hidrologi,
Laporan tahunan agroklimat dan hidrologi, Info agroklimat dan hidrologi, Booklet/monograf agroklimat dan hidrologi
Prosiding, Jurnal nasional dan internasional
Atlas desain irigasi 21 KP lingkup Balitbangtan
5 Publikasi 2 KTI 21 HKI
Berdasarkan tabel di atas, pada tahun 2015, Balitklimat mempunyai target: 1)
menghasilkan 2 sistem informasi pertanian, 2) menghasilkan 9 teknologi
pengelolaan lahan, air, ikllim dan lingkungan pertanian dari target 6 teknologi
sebelumnya, 3) menghasilkan 2 Peta informasi geospasial sumber daya lahan
pertanian, 4) menghasilkan 5 publikasi produk inovasi yang terdistribusikan.
2.3. Penetapan Kinerja Tahun 2015
Dari dokumen Rencana Kinerja Tahunan, selanjutnya disampaikan kepada
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian untuk
ditetapkan menjadi Penetapan Kinerja. Berdasarkan Penetapan Kinerja yang
ditandatangani oleh Kepala Balai BBSDLP dengan Kepala Balai Penelitian Agroklimat
dan Hidrologi pada tanggal 31 Maret 2015, maka Penetapan Kinerja Balitklimat
untuk Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut:
Tabel 4. Penetapan Kinerja Kegiatan Utama Balitklimat tahun 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
- Tersedianya data, informasi, dan teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air untuk pengembangan pertanian
1. Jumlah sistem informasi pertanian 2. Jumlah teknologi pengelolaan
lahan, air, iklim dan lingkungan pertanian
3. Jumlah informasi geospasial sumber daya lahan pertanian
2 Informasi 6 Teknologi 2 Peta
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 12
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET
- Terselenggaranya diseminasi teknologi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi
1. Jumlah produk inovasi diseminasi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi: a) Jumlah Publikasi Buletin agroklimat dan
hidrologi, Laporan tahunan agroklimat
dan hidrologi, Buku desain pengelolaan air
kebun percobaan lingkup Balibangtan dan pengelolaan stasiun iklim otomatis (AWS) lingkup Balitbangtan
Info agroklimat dan hidrologi, Booklet/monograf agroklimat
dan hidrologi b) Jumlah KTI Prosiding, Jurnal nasional dan
internasional c) Jumlah HKI Atlas desain irigasi 21 KP
lingkup Balitbangtan
1 edisi 1 edisi 2 buku
5 edisi 1 edisi 8 buah 6 buah
21 HKI
Pagu Anggaran sebelum revisi (DIPA 2)
Rp. 15.524.072.000,-
Pagu Anggaran setelah revisi (DIPA 3)
Rp. 16.096.599.000,-
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 13
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
Pada Bab ini diuraikan kriteria keberhasilan (realisasi terhadap target),
sasaran kegiatan yang dilaksanakan serta permasalahan dan upaya yang telah
dilakukan. Untuk mengukur keberhasilan kinerja, ditetapkan 4 (empat) kategori
keberhasilan, yaitu (1) sangat berhasil : > 100 persen; (2) berhasil : 80 – 100
persen; (3) cukup berhasil : 60 – 79 persen; dan (4) tidak berhasil : 0 – 59
persen.
3.1. Pengukuran Pencapaian Kinerja Tahun 2015
Pengukuran capaian kinerja Balitklimat Tahun 2015 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target indikator kinerja sasaran dengan realisasinya.
Dalam dokumen Penetapan Kinerja Tahunan (PKT) Tahun Anggaran 2015,
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi mempunyai 2 (dua) Sasaran Strategis
dengan 4 indikator kinerja sasaran yang ingin dicapai.
Berdasarkan data hasil pengukuran kinerja Balitklimat hingga akhir tahun
2015, Pencapaian Indikator Kinerja sasaran kegiatan adalah sebagai berikut:
Tabel 5. Hasil Pengukuran Kinerja Balitklimat Tahun 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
- Tersedianya data, informasi, dan teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air untuk pengembangan pertanian
1. Jumlah sistem informasi pertanian
2. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, iklim dan lingkungan pertanian
3. Jumlah informasi geospasial sumber daya lahan pertanian
2 Informasi 6 Teknologi 2 Peta
2 Informasi 9 Teknologi 2 Peta
100
150
100
- Terselenggaranya diseminasi teknologi hasil
1. Jumlah produk inovasi diseminasi hasil penelitian agroklimat
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 14
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
penelitian agroklimat dan hidrologi
dan hidrologi: d) Jumlah Publikasi Buletin
agroklimat dan hidrologi,
Laporan tahunan agroklimat dan hidrologi,
Buku desain pengelolaan air kebun percobaan lingkup Balibangtan dan pengelolaan stasiun iklim otomatis (AWS) lingkup Balitbangtan
Info agroklimat dan hidrologi,
Booklet/monograf agroklimat dan hidrologi
e) Jumlah KTI Prosiding, Jurnal nasional
dan internasional f) Jumlah HKI
Atlas desain irigasi 21 KP lingkup Balitbangtan
1 edisi 1 edisi 2 buku
5 edisi
1 edisi 8 buah 6 buah 21 HKI
1 edisi 1 edisi 2 buku
5 edisi
1 edisi 8 buah 6 buah 21 HKI
100
100
100
100
100
100 100
100
Pagu Anggaran Rp. 16.096.599.000,-
Realisasi Anggaran Rp. 15.783.754.079,- (98,06%)
Berdasarkan tabel di atas, capaian indikator kinerja tahun 2015 untuk sasaran
pertama mencapai 116,7% menunjukkan tingkat keberhasilan sangat berhasil,
sedangkan untuk sasaran kedua mencapai 100% dengan katagori tingkat capaian
sangat berhasil. Dengan demikian capaian kinerja keseluruhan Baliktlimat TA
2015 adalah 108,3% dengan katagori tingkat capaian Sangat Berhasil.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 15
Beberapa kendala umum yang dihadapi dalam upaya pencapaian sasaran
tersebut antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus dalam
penelitian nanoteknologi, minimnya ketersediaan data primer dan sekunder,
kerusakan pada sensor pengamat iklim dan hidrologi, format/jenis data serta
metode yang berbeda. Akan tetapi seluruh kendala tersebut berhasil diatasi,
sehingga seluruh kegiatan terselesaikan sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
3.2. Analisis Capaian Kinerja
Analisis akuntabilitas kinerja tahun 2015 Balitklimat dapat dijelaskan sebagai
berikut :
Sasaran 1 : Tersedianya data, informasi, dan teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air untuk pengembangan pertanian
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 6. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 1
Indikator Kinerja Target Realisasi %
1. Jumlah sistem informasi pertanian
2. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, iklim dan lingkungan pertanian
3. Jumlah informasi geospasial sumber daya lahan pertanian
2 Informasi
6 Teknologi
2 Peta
2 Informasi
9 Teknologi
2 Peta
100
150
100
Berdasarkan data realisasi indikator kinerja sasaran pada Tabel 6 di atas,
pada tahun 2015 berhasil menyelesaikan 2 sistem informasi atau 100% dari target,
9 teknologi dari 6 target teknologi (150%), 2 peta atau 100% dari target. Dengan
demikian katagori keberhasilan pencapaian indikator kinerja sasaran 1 adalah
sangat berhasil, dengan capaiannya sebesar 116,7%.
Keberhasilan pencapaian indikator kinerja pertama, tidak terlepas dari
perencanaan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh setiap Tim dalam
melaksanakan kegiatan penelitian. Untuk sistem informasi dan monitoring katam
terpadu, ruang lingkup penelitian dan pengembangan dalam teknologi pengolahan
data, proses, diseminasi informasi katam terpadu menggunakan teknologi yang
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 16
sudah umum digunakan seperti SMS, internet, sampai dengan teknologi terkini
menggunakan telepon pintar berbasis android. Bahan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan kegiatan ini, diantaranya adalah: Peta digital hasil prakiraan hujan
musiman level kecamatan dari BMKG, Informasi kalender tanam yang telah
diperbaruhi sesuai dengan jumlah kecamatan dari BPS 2010, Informasi wilayah
rawan bencana (kekeringan/banjir dan OPT) pada level kabupaten/ kecamatan yang
telah diperbaruhi, Rekomendasi varitas dan kebutuhan benih pada level kecamatan
yang telah diperbaruhi, Rekomendasi dan kebutuhan pupuk padi sawah, jagung,
dan kedelai pada level kecamatan yang telah diperbaharui. Selain bahan tersebut di
atas diperlukan juga perangkat lunak sebagai berikut: ArcGIS Desktop 10 untuk
penyiapan data vektor seperti peta rupa bumi, dan peta sawah digital, ArcPy untuk
pembuatan otomatisasi pembutan peta per tingkat administrasi, Visual Basic Studio
.NET 2010 sebagai alat untuk pengembangan aplikasi perangkat lunak berbasis
ASP.NET, ArcGIS Server 10, merupakan komponen server pendukung untuk
keperluan publikasi peta digital melalui media internet atau berbasis web.
Pengembangan dan Advokasi Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu
dalam Upaya Adaptasi Perubahan Iklim.
Gambar 1. Tampilan SI Katam Terpadu
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 17
Gambar 2. Ilustrasi penggunaan ArcGIS Server 10 untuk publikasi data spasial dan tabular
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu di dalam menetapkan strategi
penyediaan dan distribusi sarana produksi serta perencanaan pola tanam, teknik
budidaya pengelolaan tanaman untuk menghindari/mengurangi resiko iklim pada
tanaman pangan lahan sawah. Oleh karena itu, diharapkan para pengambil
kebijakan dapat dengan mudah dan cepat melakukan perencanaan pertanian
tanaman pangan di lahan sawah yang mempertimbangkan prediksi iklim near real
time yang meliputi waktu tanam, luas tanam, rekomendasi dan kebutuhan pupuk,
rekomendasi varitas dan kebutuhan benih, serta informasi wilayah rawan banjir,
kekeringan dan rawan OPT.
Apabila data yang digunakan di dalam membangun sistem kalender tanam
terpadu ini akurat, maka diharapkan informasi yang dihasilkan juga tepat, sehingga
dapat bermanfaat bagi para pengambil kebijakan di dalam menyusun perencanaan
pertanian. Sebaliknya, kegagalan cukup serius bisa terjadi kalau informasi yang
digunakan di dalam penyusunan sistem ini keliru dan tidak sesuai dengan kondisi
lapang. Untuk menghindari hal tersebut, kelima sub kegiatan sebelumnya sebagai
pemasok informasi dalam sistem ini diharapkan dapat memberikan informasi yang
terbaik.
Informasi kalender tanam musim tanam ke depan yang dikemas pada level
kecamatan untuk seluruh Indonesia dilengkapi dengan informasi utama sebagai
berikut: Waktu tanam musim tanam kedepan, Luas tanam per musim, Informasi
wilayah rawan banjir dan kekeringan, Informasi wilayah endemis OPT, Kebutuhan
benih dan rekomendasi varietas, Rekomendasi dan kebutuhan pupuk.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 18
Dengan diketahuinya informasi tersebut, akan sangat membantu para
pengambil kebijakan untuk mempersiapkan sarana dan prasarana pertanian untuk
musim tanam berikutnya.
Sistem Informasi Sumber Daya Air Mendukung Pemanfaatan Sumber
Daya Air Berkelanjutan
Penelitian dan pengembangan sumber daya lahan khususnya sumber daya
iklim dan air harus mampu mendukung terealisasinya percepatan pencapaian empat
sukses pertanian tersebut. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa sumber daya
iklim dan air merupakan faktor yang dapat menjamin kelangsungan produksi
pertanian dan mempengaruhi kualitas produk pertanian. Di bidang pertanian air
merupakan faktor utama penentu kelangsungan produksi pertanian, namun
pengelolaannya untuk kelangsungan sumber daya air tersebut masih menghadapi
banyak kendala baik pada skala daerah irigasi maupun daerah aliran sungai (DAS)
dan seringkali memunculkan masalah baru yaitu kelangkaan air, kekeringan, dan
banjir, sertabanyak permasalahan air lain yang terkait. Kondisi ini diperparah
dengan maraknya kompetisi penggunaan air antara sektor pertanian dengan
pengguna air lainya baik domestik, municipal dan industri.
Untuk itu data dan informasi sumber daya air yang akurat, terekam dalam
format sistem informasi berbasis Daerah Aliran Sungai mutlak diperlukan.
Permasalahan yang dihadapi saat ini baik di pulau Jawa maupun di luar Jawa adalah
keberadaan data tersebut terfragmentasi di berbagai institusi dengan bentuk,
format, jenis, waktu penyajian dan metode yang berbeda. Akibatnya adalah: 1)
tidak ada jaminan kualitas/kuantitas data secara spasial dan temporal, 2) sangat
sulit mencari dan menyiapkan data dalam waktu yang singkat, 3) tidak bisa diakses
dengan mudah, 4) tidak komprenhensif 5) Kendala dalam updating, dan (6) kurang
optimal dalam penggunaannya. Untuk mengatasi kendala tersebut diperlukan
kuantifikasi dan integrasi data sumber daya air sehingga dapat memberikan
informasi secara menyeluruh baik spasial, tabular,maupuntemporal tentang kondisi
sumber daya air di suatu wilayah.
Data dan informasi sumber daya air yang terintegrasi dapat digunakan
sebagai dasar penyusunan model optimalisasi sumber daya air untuk menjawab
permasalahan kelangkaan air dan peningkatan produksi pertanian terutama dalam
upaya adaptasi terhadap perubahan iklim. Model tersebut dapat digunakan sebagai
informasi awal dalam menentukan teknologi pengelolaan air yang tepat dan untuk
menjamin keberlanjutan ketersediaan sumber daya air suatu DAS. Selanjutnya
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 19
untuk menghasilkan model yang tepat dan akurat diperlukan proses validasi pada
skala yang aplikatif. Lebih lanjut model yang tervalidasi tersebut perlu diaplikasikan
pada skala petani untuk menjawab permasalahan aktual di lapangan, terkait dengan
upaya penyediaan air untuk keberlanjutan produksi pertanian menghadapi
perubahan iklim global.
Gambar 3. Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System)
Hasil yang ingin dicapai dari kegiatan ini adalah menyediakan informasi
praktis bagi pemangku kebijakan terkait dengan upaya optimalisasi pemanfataan
potensi sumber daya air serta menyediakan teknologi pengelolaan air dan iklim bagi
petani untuk meningkatkan produktivitas lahan kering.
Keberhasilan pencapaian indikator kinerja kedua untuk teknologi
pengelolaan lahan, air, iklim dan lingkungan pertanian, yaitu:
Penelitian dan Pengembangan Model Food Smart Village pada Lahan
Kering untuk Adaptasi Perubahan Iklim
Data dan informasi sumber daya air dan iklim yang terintegrasi dapat
digunakan sebagai dasar penyusunan rancang bangun pemanfaatan sumber daya
air dan iklim untuk mendukung pengembangan Food Smart Village pada lahan
kering beriklim dan menyusun peta rekomendasi pemanfaatan lahan berbasis
potensi sumber daya air dan iklim di lokasi pilot pengembangan Food Smart Village
skala operasional.
Selanjutnya hasil penyusunan rancang bangun tersebut di implementasikan
dalam pengembangan Food Smart Village untuk adaptasi perubahan iklim antara
lain dengan penerapan teknologi pengelolaan lahan berbasis potensi sumber daya
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 20
air dan iklim seperti penentuan masa dan pola tanam, desain jaringan irigasi,
jadwal irigasi, dosis irigasi, modifikasi iklim mikro melalui penggunaan mulsa,
naungan dan tanaman penutup tanah, integrasi tanaman-ternak, diversifikasi
tanaman, pembagian air secara proporsional dan menumbuh kembangkan
kelembagaan petani di wilayah target Food Smart Village. Keberhasilan penerapan
teknologi Food Smart Village untuk adapatasi perubahan iklim di wilayah target
dapat dijadikan acuan dalam menyusun desain Food Smart Village pada agro eko
sistem yang sama di wilayah lahan kering lainya dan sebagai dasar dalam menyusun
grand desain pengembangan Food Smart Village secara nasional.
Gambar 4. Teknologi pengelolaan air
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 21
Penelitian Key Area Keragaman Iklim Indonesia dalam Menghadapi
Dampak Perubahan Iklim.
Perubahan iklim merupakan salah satu ancaman yang sangat serius terhadap
sektor pertanian dan potensial mendatangkan masalah baru bagi keberlanjutan produksi
pangan dan sistem produksi pertanian pada umumnya. Pengaruh perubahan iklim
terhadap sektor pertanian bersifat multi-dimensional, mulai dari sumber daya,
infrastruktur pertanian, dan sistem produksi pertanian, hingga aspek ketahanan dan
kemandirian pangan, serta kesejahteraan petani dan masyarakat pada umumnya.
Dampak perubahan iklim perlu diidentifikasi sehingga bisa disusun teknologi
adaptasi yang sesuai dengan spesifik wilayah. Penentuan Key Area diharapkan
dapat membantu mengetahui sebaran wilayah kunci perubahan iklim. Penelitian
tentang Key Area merupakan penelitian yang baru dan belum pernah dilakukan di
Indonesia. Key area adalah wilayah yang bisa dijadikan indikator adanya perubahan
iklim (El-Nino dan La-Nina) di Indonesia. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
adalah : 1) data dan peta sebaran stasiun hujan dengan periode curah hujan
bulanan lebih dari 20 tahun pada 923 stasiun hujan di seluruh Indonesia, 2) struktur
data input, 3) data bulanan indikator global (DMI, EMI, JMASST, MEI, NINO12,
NINO 3, NINO 3.4, NINO 4, OLR, ONI, SOI dan TNI) periode 1955-2014, 4)
program otomatisasi analisis regresi antara anomali curah hujan dengan indikator
global dengan Minitab, 5) program aplikasi untuk mendeteksi struktur keluaran
regresi minitab, dan 6) peta sebaran signifikansi (nilai p≤ 0.1) antara anomali curah
hujan dengan indikator global pada 4 periode 3 bulanan (DJF, MAMA, JJA DAN SON)
pada lag 1 sampai dengan 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil
sebaran stasiun hujan, masih terdapat wilayah-wilayah yang minim stasiun hujan
seperti di Aceh, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Sulawesi
Tengah, Maluku dan Papua. Dari sebaran jumlah stasiun hujan yang signifikan,
diperoleh hasil bahwa pada periode DJF, MAM dan JJA lag yang paling banyak
sebaran jumlah stasiunnya adalah lag 4, sedangkan pada SON didominasi lag 2.
Indikator Nino 3.4 dominan signifikan pada lag 4 pada periode DJF, MAM dan JJA,
sedangkan pada SON dominan signifikan di lag 3. Berdasarkan signifikansi
hubungan antara curah hujan dengan ENSO sebagai indikator yang paling kuat,
diperoleh wilayah kunci pada DJF adalah : Riau, Bengkulu, Lampung, Jabar, Banten,
DIY, Jatim, NTB, NTT, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulbar, Sulsel, Papua Barat. Pada
MAM : Riau, Lampung, Jabar, Banten, Jateng, DIY, Jatim, NTB, NTT, Kalteng,
Kalsel, Kaltim, Sulsel. Pada JJA : Riau, Lampung, Jabar, Banten, DIY, Jatim, NTB,
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 22
NTT, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulsel. Pada SON : Riau, Bengkulu, Jabar, Banten,
Jateng, Jatim, NTB, NTT, Kalteng, Kalsel, Kaltim, Sulbar, Sulsel, Gorontalo. Proses
fisis meteorologis untuk menerangkan wilayah-wilayah yang signifikan
diintrepretasikan melalui pola rata-rata arah angin permukaan (850 mb) di sekitar
Indonesia hingga Pasifik barat pada setiap periode DJF, MAM, JJA dan SON. Proses
fisis meteorologis untuk menerangkan wilayah-wilayah yang signifikan
diintrepretasikan melalui pola rata-rata arah angin permukaan (850 mb) di sekitar
Indonesia hingga Pasifik barat pada setiap periode DJF, MAM, JJA dan SON.
Koefisien determinasi antara beberapa debit sungai bulan Mei-Juni di kabupaten
Sumedang, Indramayu, Bone dan Jeneponto dengan luas padi terkena kekeringan
Mei-Oktober yang berkisar antara 0.47-0.68 mengindikasikan bahwa debit dapat
menggambarkan sekitar 50% keragaman luas padi terkena kekeringan pada sawah
irigasi. Daerah dengan nilai kritis yang lebih tinggi menunjukkan faktor curah hujan
sangat menentukan luas tanaman padi yang terkena kekeringan. Daerah tersebut
bisa saja merupakan daerah irigasi, tapi irigasinya tidak terjamin terutama pada
pertanaman MK yang ditanam setelah bulan April. Sebaliknya pada daerah dengan
nilai batas kritis yang lebih rendah, merupakan daerah dengan sistim irigasi yang
berfungsi dengan baik. Batas kritis curah hujan memberi gambaran waktu kritis dan
prakiraan jumlah curah hujan yang berpotensi menyebabkan tanaman padi terkena
kekeringan. penggunaan parameter curah hujan cukup relevan digunakan sebagai
indikator kekeringan agronomis pada sawah irigasi. Sistim informasi Key Area dibuat
untuk memudahkan pengguna dalam mengakses informasi terutama tentang
hubungan curah hujan dan indikator global. Sistim informasi Key Area dipasang di
server katam yang telah berjalan dengan baik. dan dapat diakses di
http://katam.litbang.pertanian.go.id/key_area/main.aspx.
Gambar 5. Program Aplikasi Key Area
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 23
Gambar 6. Contoh Sistem informasi Key Area pada halaman Peta Kekeringan di Prov.
Jawa Barat
Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Inovatif Dan Adaptif Untuk
Pengelolaan Sumber daya Iklim Dan Air
Program peningkatan produksi di bidang pertanian perlu didukung oleh
inovasi teknologi dan strategi yang adaptif dengan memanfaatkan sumber daya
iklim dan air secara optimal. Aplikasi teknologi mutakhir seperti teknologi nano yang
sudah berkembang pesat di berbagai disiplin ilmu seperti di bidang energi,
elektronik, dan bioteknologi sangat dibutuhkan di bidang pertanian. Teknologi nano
dapat diintegrasikan dan diformulasikan di dalam proses budidaya diantaranya
dengan menerapkan teknologi tersebut untuk peningkatan efisiensi penggunaan
sumber daya iklim dan air. Inovasi teknologi lainnya adalah pemanfaatan sumber
energi alamiah untuk efisiensi pengelolaan sumber daya air. Salah satu sumber
energi alamiah yang dapat dimanfaatkan secara cuma-cuma dan tersedia setiap
saat adalah sumber energi matahari. Untuk itu pada kegiatan ini akan dirancang
dan dianalisis sistem tenaga surya penggerak pompa air untuk pengembangan
irigasi. Pompa energi matahari tidak menggunakan listrik, sangat hemat energi dan
ramah lingkungan, selain itu penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil
dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama. Selain itu teknologi inovatif dan
adaptif pengelolaan sumber daya iklim dan air sangat diperlukan untuk peningkatan
produksi dan kualitas tanaman hortikultura.
Nanoteknologi dapat dijabarkan sebagai revolusi industrial baru dan
berkembang secara eksponensial karena nanoteknologi menawarkan sebuah
kemungkinan untuk membuat sesuatu lebih terjangkau dan lebih baik (Romig et al.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 24
2007). Lembaga nanoteknologi Amerika Serikat mendefinisikan bahwa sesuatu
dapat dikatakan ber-nanoteknologi jika terdiri dari penelitian dan pengembangan
dari skala atom ke skala molekuler dengan ukuran 1-100 nanometer, menghasilkan
sesuatu struktur, alat, dan system yang mempunyai sifat dan fungsi yang unik dan
kemampuan untuk mengendalikankannya di skala atom ((EPA), 2007). Satu
nanometer adalah 1 per milyar meter.Ketebalan kertas adalah 100 ribu nanometer,
diameter sebuah atom emas adalah sepertiga nanometer.Dalam skala ini, sifat
material dapat berbeda dengan sifat ukuran besarnya dalam hal fisik, kimia, dan
biologi ((NNI), 2009).
Banyak penelitian telah dilakukan untuk aplikasi nanoteknologi,
Mukhopadhyay (2009) telah meneliti penggunaan ZnO untuk kelembaban udara
dalam kondisi yang berbeda dan efeknya terhadap kinerja sensor. Sensor yang
dihasilkan mempunyai sifat stabil dan mempunyai respon yang linier terhadap
kelembaban udara dan sensitivitas tinggi (Mukhopadhyayet al. 2009).Zinc Oxide
(ZnO) adalah semikonduktor metal oksidasi dan mempunyai sifat optik, elektronik,
dan kimia yang menarik. Sintesis ZnO juga dapat menghasilkan berbagai macam
bentuk seperti nano nanowires, nanorods, nanobelts, nanotetrapod and hollow
spheres. ZnO nanostruktur juga dapat digunakan untuk mendeteksi gas seperti
NO2, NH¬, H2, CO, kelembaban udara dan ethanol(Baruah, 2009).Keuntungan dari
sensor menggunakan ZnO adalah perubahan konduktivitas elektrik dikarenakan
permukaan oksidasi dan bahan kimia, mempunyai sensitivitas tinggi karena
mempunyai rasio luas dan volume yang besar, mudah dibuat di area yang luas,
cepat, terjangkau, dan hemat energi.
Penelitian implementasi teknologi nano untuk optimalisasi sumber daya
iklim dan air akan dilakukan dengan pendekatan bottom-up. Oleh karena itu
diperlukan bahan-bahan kimia pendukung, dengan daftar minimum dapat dirinci
sebagai berikut:
a. Sodium salt of Carboxymetyl Cellulose (CMC)
b. Chitosan (DD > 75%)
c. Citric Acid
d. Deionized Water
e. Acetic acid
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 25
Tahap awal penyusunan sensor curah hujan berbasis tekanan adalah
mengetahui besarnya voltase yang dihasilkan dari sebuah gaya tekan. Inventarisasi
komponen dilakukan dengan cara mengumpulkan komponen-komponen alat ukur
yang akan dijadikan sebaga perangkat utama pengukuran tekanan dari air hujan.
Komponen ukur tersebut adalah loadcell dengan ukuran 1 gr. Untuk memperoleh
nilai voltase yang diperlukan untuk mengetahui informasi gaya tekan yang
diberikan, maka loadcell dihubungan dengan sumber energy searah yang didapat
daribaterai kering dengan memiliki voltase 1.5v olt.
Untuk dapat menangkap besarnya voltase yang dihasilkan tekanan pada
loadcell maka output loadcell dihubungkan dengan voltmeter pada skala
penangkapan antara 0 hingga 200 mv. Voltase inilah yang kemudian akan
dikonversi kedalam satuan millimeter air hujan. Uji tekanan dilakukan dengan cara
memberikan gaya tekan terhadap loadcell. Pada percobaan awal telah dicoba
dengan cara memberikan tekanan ringan terhadap loadcell. Hasil yang diperoleh
dari percobaan awal menujukkan bahwa tekanan ringan pada loadcell telah
memberikan voltase sebesar 2,5 mv. Hasil ini memberi arti adanya peluang yang
dapat dikembangkan dari perubahan tekanan menjadi sebuah voltase yang
selanjutnya dirubah dalam bentuk millimeter air hujan.
Tahap selanjutnya yang akan dikembangkan dari loadcell yang digunakan
adalah meningkatkan angka sensitivitas loadcell terhadap gaya tekan yang sanga
tkecil. Dalam pengembangannya untuk memperoleh tingkat senstivitas yang sangat
tinggi. Ada dua alternative cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 26
sensitivitas loadcell. Alternatifpertama, yaitu kepada loadcell akan diberikan beban
khusus dengan gaya berat maksimum sedemikian rupa loadcell mampu menangkap
sekecil apapun tekanan air hujan yang jatuh dari langit. Untuk dapat mengetahui
gaya berat tersebut tentunya harus dapat diketahui berat minimal gaya tekan
sebuah beban yang dapat menggeser voltase dari titik nol. Alternatif kedua dapat
dilakukan dengan cara memperoleh load cell dengan spesifikasi rentang penerimaan
beban berskala milligram.
Gambar 7. Kondisi load cell pada saat awal sebelum mendapat gaya tekan (atas)
dan kondisi loadcell ketika mendapatkan gaya tekan akan mengubah dari besaran tekanan menjadi bentuk voltase
Pengembangan selanjutnya setelah berhasil memperoleh sebuah loadcell
dengan tingkat sensitivitas terhadap tekanan yang sangat tinggi adalah
mengembangkan bentuk sensor yang dibangun untuk dapat mereprensentasikan
jumlah hujan yang dapat diterima. Berikut adalah bentuk dari sensor yang di
bangun:
Gambar 8. Alat Pengukuran curah hujan
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 27
Pengembangan Pompa Air Tenaga Surya Untuk Irigasi Dalam Upaya
Peningkatan Produksi Pertanian Di Lahan Kering
Masalah utama pengembangan pertanian di lahan kering adalah
keterbatasan ketersediaan air terutama di musim kemarau. Salah satu upaya untuk
meningkatkan produktivitas lahan adalah dengan menyediakan air untuk digunakan
sebagai irigasi suplementer dengan memanfaatkan potensi sumber daya air yang
ada di wilayah tersebut. Sehubungan dengan kendala keterbatasan air di lahan
kering, maka perlu memanfaatkan beragam teknologi yang mampu mengangkat
dan mengalirkan air dari sumbernya ke lahan-lahan pertanian. Penggunaan pompa
air yang digerakkan dengan tenaga listrik menjadi pilihan utama saat ini. Namun
jika dilihat dari sisi pembiayaan, baik dalam tahap pengembangan (pembangunan)
maupun pengelolaan (pemeliharaan), teknologi irigasi tersebut memunculkan
persoalan di tingkat lapangan, khususnya bagi petani dan kelompoknya yaitu
ketidakmampuan petani dalam mengoperasionalkan dan memelihara sarana dan
prasarana irigasi yang dimiliki. Oleh karena itu, perlu dikembangkan suatu model
teknologi irigasi yang menggunakan pompa air yang lebih tepat guna, efisien, dan
ekonomis sehingga dalam pengelolaannya tidak tergantung pada tenaga listrik atau
bahan bakar lainnya, membutuhkan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang
lebih sedikit, dan bahkan tidak membebani petani dalam melakukan kegiatan
usahataninya. Untuk itu perlu dikembangkan pompa air tenaga surya/energi
matahari. Penggunaan energi matahari tidak memerlukan listrik, ekstra hemat
energi, dan ramah lingkungan. Selain itu penggunaannya mudah, efisiensi tinggi,
kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama.
Gambar 9. Pemanfataan pompa air tenaga surya untuk irigasi
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 28
Monitoring Online Dinamika Ketersediaan Air Daerah Irigasi Mendukung
Upaya Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Irigasi
Program peningkatan produksi pangan khususnya padi, jagung, dan kedelai
perlu didukung dengan kepastian tersedianya air yang cukup untuk budidaya
komoditas tersebut. Jaminan kepastian ketersediaan air dapat diketahui melalui
pemantauan dinamika ketersediaan air secara spasial dan temporal pada jaringan
irigasi di Daerah Irigasi (DI) di beberapa provinsi. Untuk itu kegiatan ini akan
dilakukan pemasangan alat pantau otomatis dinamika ketersediaan air yang dapat
diakses secara on line. Kegiatan penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut:
(1) melakukan pemetaan lokasi prioritas pemantauan dinamika ketersediaan air di
jaringan irigasi tersier, (2) melakukan pemasangan alat pantau otomatis dinamika
ketersediaan air yang dapat diakses secara online, dan (3) melakukan analisis
neraca ketersediaan dan kebutuhan air di lokasi prioritas. Penelitian pemantauan
dinamika ketersediaan air daerah irigasi mendukung upaya peningkatan
produktivitas lahan sawah irigasi diharapkan dapat memberikan informasi dinamika
ketersedian air yang tepat, cepat, dan akurat kepada stakeholder di pusat dan
daerah untuk optimalisasi pemanfaatan air dalam upaya peningkatan produksi
pertanian.
Gambar 10. Instalasi AWLR Telemetri dan Kamera CCTV
Gambar 11 menyajikan hasil perekaman data Tinggi Muka Air, Curah hujan
dan temperatur selama periode 30 Oktober hingga 18 Desember 2015 di lokasi
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 29
Dusun Karang Toman, Desa Mekarsari, Kec. Cikaum, Kab. Subang. Sedangkan
Gambar 12 menyajikan hasil pengamatan status kondisi lahan sawah tanggal 28
Nopember 2015 melalui kamera CCTV di Dusun Karang Toman, Desa Mekarsari,
Kec. Cikaum, Kab. Subang.
Gambar 13 menyajikan hasl perekaman data Tinggi Muka Air, Curah hujan
dan temperatur selama periode 26 Oktober hingga 18 Desember 2015 di lokasi Desa
Ngogri, Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang. Sedangkan Gambar 14 menyajikan
hasil pengamatan status kondisi lahan sawah tanggal 30 Nopember 2015 melalui
kamera CCTV di Desa Ngogri, Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
Gambar 11. Data tinggi muka air dan suhu di saluran tersier lokasi Dusun Karang Toman, Desa Mekarsari, Kec. Cikaum, Kab. Subang
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 30
Gambar 12. Pengamatan status kondisi lahan sawah tanggal 28 Nopember 2015 melalui kamera CCTV di Dusun Karang Toman, Desa Mekarsari, Kec. Cikaum, Kab. Subang
Gambar 13. Data tinggi muka air dan suhu di saluran tersier lokasi Desa Ngogri
Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
Gambar 14. Pengamatan status kondisi lahan sawah tanggal 30 Nopember 2015 melalui kamera CCTV di Desa Ngogri Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 31
Keberhasilan pencapaian indikator kinerja ketiga untuk Jumlah Informasi
Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian, yaitu: 2 Peta, terdiri atas: Peta key area
keragaman iklim Indonesia dan Peta potensi sumber daya air Indonesia.
Penelitian Key Area Keragaman Iklim Indonesia Dalam Menghadapi
Dampak Perubahan Iklim
Key Area merupakan wilayah kunci yaitu tempat-tempat yang bisa menjadi
indikasi awal perubahan iklim. Sebagai contoh hasil kajian Amien yang menunjukkan
bahwa apabila curah hujan di Stasiun Tanjung Redeb/Selor terjadi deret hari kering
dengan pola dan panjang tertentu, maka akan terjadi perubahan curah hujan di
Pulau Jawa. Wilayah-wilayah kunci seperti ini yang ingin dicari dan ditentukan dalam
penelitian ini berdasarkan berbagai indikator baik lokal, regional maupun global
dengan pola yang konsisten dan bukan sesaat. Harapan ke depan, kejadian iklim
tropis bisa dipantau di Indonesia.
Selain itu, dalam penelitian dan kajian ini, seluruh kegiatan penelitian ini
didukung dengan melakukan review hasil-hasil pewilayahan iklim dan curah hujan di
Indonesia, dan telaah tentang iklim regional Indonesia beserta faktor-faktor
pengendali iklim Indonesia. Selain itu juga kajian tentang peluang pengembangan
dan pemanfaatannya.
Gambar 15. Contoh peta sebaran stasiun hujan dengan periode data bulanan lebih
dari 20 tahun
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 32
Sistem informasi sumber daya air mendukung pemanfaatan sumber daya
air berkelanjutan
ATLAS Potensi Sumber daya Air Pertanian disusun dengan melakukan
overlay antara beberapa data spasial dari Peta Rupa Bumi meliputi informasi
administrasi, sungai, jalan, kontur, serta peta tematik meliputi Peta Satuan Wilayah
Sungai (SWS), Peta Daerah Aliran Sungai (DAS), Peta Daerah Irigasi (D.I), Peta
Sebaran Ketersediaan Air irigasi tingkat kecamatan serta Indeks kecukupan air
tingkat kecamatan di Pulau Sulawesi.
Gambar 16 menyajikan tampak depan ATLAS Potensi Sumber daya Air Pulau
Sulawesi skala 1:250.000. ATLAS ini menyajikan informasi Ketersediaan Irigasi
Tingkat Kabupaten Indek Kecukupan Irigasi Tingkat Kecamatan.
Gambar 16. Sampul Muka ATLAS Potensi Sumber daya Air Pulau Sulawesi
Pelaksanaan monitoring kegiatan dilakukan setiap bulan dengan menyiapkan
form isian perkembangan kegiatan yang harus diisi oleh penanggungjawab RPTP,
selain itu pada saat tim berada di lapangan juga dilakukan monitoring kegiatan
lapangan baik secara administrasi maupun teknis dengan melibatkan peneliti senior
yang ditunjuk sebagai tim evaluator. Untuk kegiatan evaluasi terhadap hasil
kegiatan, dilakukan sekurang-kurangnya 3 kali, yakni 1) setelah tim pulang dari
lapang untuk mengevaluasi hasil kegiatan di lapangan, 2) setelah dihasilkan draft
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 33
laporan dan hasil analisis laboratorium, dan 3) setelah laporan diselesaikan. Hasil
dari kegiatan monitoring dan evaluasi dijadikan sebagai bahan masukkan untuk
perbaikan kualitas kegiatan penelitian maupun pelaporan dan output yang
dihasilkan.
Secara lengkap rincian output teknologi yang dihasilkan beserta
kegunaan/manfaatnya adalah sebagai berikut :
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
1 Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu pada setiap musim tanam
Sistem Informasi Katam Terpadu dapat membantu di dalam menetapkan strategi penyediaan dan distribusi sarana produksi serta perencanaan pola tanam, teknik budidaya pengelolaan tanaman untuk menghindari/mengurangi resiko iklim pada tanaman pangan lahan sawah. Sehingga diharapkan para pengambil kebijakan dapat dengan mudah dan cepat melakukan perencanaan pertanian tanaman pangan di lahan sawah yang mempertimbangkan prediksi iklim near real time yang meliputi waktu tanam, luas tanam, rekomendasi dan kebutuhan pupuk, rekomendasi varitas dan kebutuhan benih, serta informasi wilayah rawan banjir, kekeringan dan rawan OPT.
Tampilan Web Katam Terpadu ver 2.3
2
Sistem informasi sumber daya air nasional
Memberikan informasi sumber daya air meliputi sebaran Daerah Irigasi, sebaran Satuan Wilayah Sungai (SWS), sebaran Daerah Aliran Sungai (DAS), potensi ketersediaan air tingkat kabupaten serta indeks kekritisan air tingkat kabupaten secara online.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 34
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
I.
Aplikasi Model Hidrologi IFAS (Integrated Flood Analysis System)
3 Teknologi pemanfaatan potensi sumber daya air untuk pengembangan Food Smart Village
Menyediakan teknologi pengelolaan air dan iklim bagi petani untuk dalam hal pemanfaatan air dari jaringan irigasi yang ada untuk mengembangkan komoditas tanaman dengan tanaman yang lebih bervariasi (tanaman pangan, sayuran, buah) untuk meningkatkan optimalisasi pemanfaatan air dan produktivitas lahan kering beriklim kering
Kondisi sumber daya air
4 Teknologi terobosan prediksi iklim dan perubahan iklim berdasarkan key area
Hasil identifikasi wilayah kunci (Key Area) menjadi dasar yang penting dalam penetapan teknologi adaptif dan permasalahan adopsinya dalam mengatasi risiko bencana terkait iklim serta langkah kebijakan inovasi teknologi maupun transfer teknologinya hingga tingkat petani.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 35
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
PROGRAM APLIKASI UNTUK MENDETEKSI STRUKTUR KELUARAN REGRESI MINITAB
5 Teknologi nano hidrogel untuk efisiensi irigasi skala lapang
Terciptanya hydrogel berbasis teknologi nano diharapkan akan berdampak pada perubahan teknik bertani masyarakat sehingga mampu memanfaatkan sumber daya air seminimal mungkin untuk meningkatkan produksi pertanian. Smart hydrogel yang mudah, murah dan ramah lingkungan akan mempermudah petani dalam mengimplementasikan paket teknologi efisiensi irigasi, sehingga petani mampu meningkatkan produksi tanamannya sehingga jaminan keberhasilan panen akan terwujud.
6 Teknologi pompa air tenaga surya untuk irigasi
Teknologi irigasi dengan pompa air menggunakan sumber energi matahari lebih hemat energi dan ramah lingkungan, penggunaannya mudah, efisiensi tinggi, kinerja stabil dan dapat digunakan dalam jangka waktu lama, sehingga pompa energi matahari lebih tepat guna, efisien, dan ekonomis dengan biaya operasi dan pemeliharaan (OP) yang lebih sedikit, dan tidak membebani petani dalam melakukan kegiatan usahataninya.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 36
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
Pompa air tenaga surya di desa Bleberan, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
7 Teknologi sensor curah hujan untuk pertanian presisi
Aplikasi sensor curah hujan untuk pertanian presisi mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas penggunaan sumber daya pertanian, yang pada akhirnya mendorong peningkatan produksi dengan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
Alat Pengukur curah hujan
8 Teknologi monitoring online dinamika ketersediaan air petak tersier
Alat pantau otomatis dinamika ketersediaan air yang dapat diakses secara online diharapkan dapat memberikan informasi dengan tepat, cepat, dan akurat tentang ketersediaan air pada daerah irigasi sehingga ketersediaan air dapat dipantau tidak berlebih dan tidak kurang dalam memenuhi kebutuhan air tanaman
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 37
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
Bagan alat pantau otomatis
9 Peta key area keragaman iklim Indonesia
Menyediakan data dan informasi tentang wilayah kunci (Key Area) keragaman iklim di Indonesia. Dengan demikian pemantauan/monitoring serta penelitian dan kajian yang mendalam pada wilayah kunci ini akan dapat memberikan informasi bagi kondisi iklim Indonesia secara keseluruhan berdasarkan agroekosistem masing-masing.
Peta sebaran stasiun hujan dengan periode data bulanan lebih dari 20 tahun
10 Peta potensi sumber daya
air Indonesia
Menyediakan informasi praktis bagi pemangku kebijakan terkait dengan upaya optimalisasi pemanfataan potensi sumber daya air serta menyediakan teknologi pengelolaan air dan iklim bagi petani untuk meningkatkan produktivitas lahan kering.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 38
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
Sampul Muka ATLAS Potensi Sumber daya Air Pulau Sulawesi
11 Teknologi informasi iklim untuk adaptasi terhadap perubahan iklim di Indonesia
Dengan stasiun iklim otomatis maka inventarisasi data iklim menjadi lebih mudah, cepat, dan akurat. Data iklim dapat diakses real time untuk memberikan informasi tepat waktu mendukung perencanaan usahatani dan pengurangan risiko kejadian bencana. Perekaman data otomatis memungkinkan untuk
memperoleh informasi mengenai pola cuaca lebih dini sehingga dapat meminimalkan risiko
Monitoring AWS Cimel
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 39
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
AWS Telemetri
12 Teknologi pengelolaan sumber daya air terpadu dan partisipatif DAS Pusur Kabupaten Klaten
Pengelolaan sumber daya air menghasilkan basis data hidrologi DAS Pusur. Identifikasi keragaan jaringan irigasi, ketersediaan sumber daya air serta distribusi air dan kondisi pertumbuhan tanaman. Penelitian pengelolaan air dan partisipatif DAS Pusur menghasilkan perangkat lunak sistem informasi sumber daya air (SISDA)
Gambar desain pengukuran air DAS Pusur
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 40
No. Nama Teknologi Kegunaan/Manfaat
Pengambilan data
13 Teknologi pemutakhiran sistem database iklim dan analisis karakteristik iklim untuk meningkatkan produksi pangan dan
mempromosikan pertanian berkelanjutan di 11 negara (AFACI)
Seluruh negara anggota (11 negara) dapat meningkatkan produksi pangan, mempromosikan pertanian berkelanjutan, dan memperkuat pertukaran layanan informasi, pengetahuan pertanian, dan teknologi antara negara-negara anggota Asia, yaitu: Indonesia, Philippina, Vietnam, Bangladesh, Sri Lanka, Thailand, Nepal, Mongolia, Laos, Korea Selatan, dan
Kamboja. Seluruh kegiatan penelitian diarahkan untuk pengembangan pertanian hijau, Green Growth, yang menjadi salah satu sasaran pembangunan pertanian.
Kendala yang dihadapi oleh para peneliti untuk menghasilkan output indikator
kinerja pertama di atas secara umum antara lain: keterbatasan SDM berkualitas dan
berkeahlian khusus dalam penelitian nano teknologi, minimnya ketersediaan data
primer dan sekunder, kerusakan pada sensor pengamat iklim dan hidrologi,
format/jenis data serta metode yang berbeda dan ketersediaan data pendukung.
Tingkat akurasi data yang belum divalidasi menyebabkan kurangnya akurasi
dalam informasi dan penentuan waktu tanam kalender tanam. Terbatasnya
ketersediaan data potensi air juga menyebabkan tingkat akurasi informasi spasial
dan temporal kurang memadai, hal ini disebabkan terbatasnya jumlah stasiun
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 41
hidrologi. Kurangnya frekuensi kontak petani dengan institusi penghasil teknologi
menyebabkan adopsi teknologi sangat rendah di tingkat petani. Kurangnya
informasi tentang metode sintesis partikel nano dari tenaga ahli menyebabkan
adanya sedikit keterlambatan pencapaian output sesuai jadwal yang sudah
direncanakan. Kendala cuaca lainnya yaitu intensitas matahari yang selalu berubah
menyebabkan efisiensi kerja pompa air tenaga surya rendah sehingga air irigasi
yang dihasilkan kurang optimal. Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian
khusus juga menjadi kendala bagi Satker dalam mendukung pelaksanaan kegiatan
penelitian, analisis laboratorium, dan pengolahan data.
Mengatasi tingkat akurasi data, perlu dilakukan koordinasi dengan pihak
penyedia data sekunder dan kegiatan verifikasi serta validasi perlu ditingkatkan
bekerjasama dengan BBP2TP. Kurangnya ketersediaan data potensi air dan efektivitas
adopsi teknologi oleh petani perlu dilakukan aplikasi model hidrologi berbasis spasial
dan temporal serta mengadakan demplot gelar teknologi melalui implementasi Food
Smart Village. Untuk mengatasi kurangnya tenaga ahli di bidang nano teknologi
dilakukan kerjasama dengan instansi lain (lingkup Kemtan, LIPI BPPT dan perguruan
tinggi). kendala intensitas matahari yang selalu berubah disiasati dengan
menggunakan pompa air tenaga surya yang dilengkapi dengan baterai.
Keterbatasan SDM berkualitas dan berkeahlian khusus cukup dirasakan
menyulitkan bagi para peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya. Di
Baliktlimat keterbatasan SDM sangat dirasakan oleh peneliti terutama untuk
penelitian perakitan prototype sensor curah hujan. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasinya yakni dengan memaksimalkan SDM yang ada dan dengan cara
menggunakan tenaga dari luar yang memenuhi kualifikasi.
Keberhasilan yang dicapai dalam menghasilkan output pada indikator kinerja
kedua dan ketiga merupakan bagian dari komitmen peneliti dan tenaga pendukung
untuk menghasilkan target yang telah ditetapkan. Selain itu fungsi pemantauan dan
evaluasi yang berjalan cukup baik, menjadikan seluruh kegiatan terlaksana sesuai
yang diharapkan. Setiap bulan seluruh penanggungjawab diwajibkan melaporkan
perkembangan kegiatannya. Tim Monev yang dibentuk, melakukan monitoring
lapangan pada saat penelitian berjalan, dan selanjutnya dilakukan evaluasi
berdasarkan hasil temuan pada saat monitoring yang dilakukan oleh para peneliti
senior. Dengan cara demikian target yang ditetapkan telah dapat dicapai dengan baik.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 42
Sasaran 2 : Terselenggaranya diseminasi teknologi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi
Untuk mengukur capaian sasaran tersebut, diukur dengan 1 (satu) indikator
kinerja sasaran. Adapun pencapaian target indikator kinerja sasaran dapat
digambarkan sebagai berikut:
Tabel 7. Target dan Realisasi Pencapaian Indikator Kinerja sasaran 2
Indikator Kinerja Target Realisasi %
a. Jumlah Publikasi 1. Buletin agroklimat dan hidrologi 2. Laporan tahunan agroklimat dan
hidrologi 3. Buku desain pengelolaan air
kebun percobaan lingkup Balibangtan dan pengelolaan stasiun iklim otomatis lingkup Balitbangtan
4. Info agroklimat dan hidrologi 5. Booklet/monograf agroklimat
dan hidrologi
b. Jumlah KTI
1. Prosiding 2. Jurnal nasional dan internasional
c. Jumlah HKI
1. Atlas desain irigasi 21 KP lingkup Balitbangtan
1 edisi 1 edisi
2 buku
5 edisi 1 edisi
8 buah 6 buah
21 HKI
1 edisi 1 edisi
2 buku
5 edisi 1 edisi
8 buah 6 buah
21 HKI
100 100
100
100 100
100 100
100
Sasaran pada Tabel 7 di atas, pada tahun 2015 Baliktlimat secara
keseluruhan realisasi jumlah diseminasi teknologi hasil penelitian agroklimat dan
hidrologi sebesar 100%, sehingga katagori keberhasilan pencapaian Sasaran ke 2
adalah sangat berhasil, karena capaiannya 100%. Beberapa hasil kegiatan dalam
rangka diseminasi teknologi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi disajikan pada
Gambar di bawah ini:
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 43
Pada T.A. 2015 Penerbitan Buletin Hasil Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
terbit bulan Nopember. Naskah-naskah tersebut diperoleh melalui tulisan hasil
penelitian primer maupun sekunder dan diseleksi oleh tim penyunting.
Sampai dengan akhir tahun sudah terkumpul 4 naskah untuk mencukupi
sekali penerbitan, sedangkan Info Agroklimat dan Hidrologi selama setahun terbit 6
kali yaitu, Februari, April, Juni, Agustus, Oktober dan Desember
Dalam Pelaksanaan Penyusunan Buletin dan Info hasil Penelitian Agroklimat
dan Hidrologi berdasarkan SK Ka Balitklimat Tahun 2015:
1. Info Agroklimat bulan Februari 2015 ; adalah Penggunaan Perunut Hidrologis
Untuk Karakterisasi Sumber Air Di Daerah Aliran Sungai yang di tulis oleh Dr.
Nani Heryani
2. Info Agroklimat bulan April 2015 : berjudul Dam Parit Bertingkat (Channel
Reservoir In Cascade) Untuk Antisipasi Kekeringan Oleh Dr. Nani Heryani
3. Info Agroklimat bulan Juni 2015 berjudul Penelitian dan Pengembangan Pompa
Air Tenaga Surya untuk Optimalisasi Pengelolaan Sumber Daya Air (Studi lapang
Purabaya, Imogiri dan Playen)
4. Info Agroklimat bulan Agustus 2015 ; berjudul Monitoring cepat (Quick
Assessment) menggunakan HandPhone berbasis Android oleh Haryono. SP.,MM
dan Fadhlullah Ramadani S.Kom., M.Sc
5. Info Agroklimat Bulan Oktober 2015 ; berjudul Instalasi Irigasi pada HPS ke-35 di
Gelar Teknologi Pertanian, Jakabaring Palembang, Sumatera Selatan.
Gambar 17. Buletin hasil penelitian agroklimat dan hidrologi
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 44
Gambar 18. Info agroklimat dan hidrologi
Pada tahun anggaran 2015, diterbitkan laporan tahunan Balai yang merupakan laporan pelaksanaan kegiatan Balai pada tahun anggaran sebelumnya (TA. 2014).
Gambar 19. Laporan Tahunan Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi TA 2014
Sejak dibentuk tahun 2002, Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
(Balitklimat) telah dikenal baik oleh instansi pemerintah maupun swasta. Untuk
lebih mempopulerkan dan mengkomunikasikan program-program dan hasilnya perlu
disusun suatu buku sekilas tentang visi, misi dan fungsi, sumber daya yang telah
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 45
dimiliki dan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh Balitklimat selama kurun waktu 5
tahun serta hasil-hasil penelitian unggulan yang telah dicapai.
Gambar 20. Contoh Booklet
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) memiliki aset
119 kebun percobaan yang tersebar pada berbagai agroekosistem dengan beragam
komoditas dan varietas. Sebagai salah satu aset yang potensial dalam mendukung
pelaksanaan penelitian dan pengembangan, seringkali kebun percobaan yang
berada pada agroekosistem lahan kering dan lahan sawah, khususnya sawah tadah
hujan dihadapkan pada permasalahan kelangkaan air untuk irigasi terutama pada
musim kemarau baik dalam hal eksploitasi maupun distribusi sumber daya airnya.
Keadaan sebaliknya pada kebun percobaan yang berada pada agroekosistem rawa,
yang membutuhkan desain tata drainase untuk menghindari kebanjiran saat musim
hujan. Oleh karena itu, tata kelola irigasi dan drainase yang masih dilakukan secara
konvensional perlu diubah ke arah tatakelola air yang lebih modern dan terukur
sehingga pengelolaan air menjadi lebih efektif dan efisien. Perubahan model
pengelolaan air tersebut sangat diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
kebun percobaan sekaligus dapat mengurangi risiko iklim. Balitbangtan pada tahun
anggaran 2013 telah menyelesaikan desain pengelolaan air untuk 21 kebun
percobaan sebagai langkah awal untuk membenahi permasalahan pengelolaan air
kebun percobaan lingkup Balitbangtan.
Kegiatan yang telah dilakukan adalah mengidentifikasi karakteristik biofisik
kebun percobaan, menyusun desain pengelolaan air sesuai layout pengembangan
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 46
kebun percobaan dan menyusun petunjuk teknis pengelolaan tata air kebun
percobaan. Agar tersedia informasi teknis yang lebih operasional bagi pengelola
kebun percobaan dan mitranya untuk mengimplementasikan tujuan tersebut di atas,
perlu disusun ATLAS Desain Pengelolaan Air Kebun Percobaan agar dapat
dimanfaatkan dan diimplementasikan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kinerja
Kebun Percobaan lingkup Balitbangtan.
Gambar 21. Contoh atlas desain pengelolaan air kebun percobaan
Keniscayaan perubahan iklim kian menghunjam dan semakin nyata
mempengaruhi produksi dan produktivitas pertanian. Meskipun karakter perubahan
iklim yang makin sulit diprediksi, perubahan parameternya harus diamati dengan
baik. Dengan demikian kita dapat menyusun kebijakan dalam rangka adaptasi
perubahan iklim. Untuk mendukung secara penuh program adaptasi tersebut,
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian telah menerbitkan SK No.
178.1/Kpts/OT.160/I/7/2012 tentang pembentukan Gugus Tugas Katam dan
Perubahan Iklim di Balai Penelitian Teknologi Pertanian (BPTP). Dalam rangka
melengkapi pelaksanaan Gugus Tugas Kalender Tanam Terpadu dan Perubahan
Iklim yang sama di setiap BPTP dan dapat berjalan dengan baik, maka disusun dua
Juknis yaitu Juknis Gugus Tugas Kalender Tanam Terpadu dan Perubahan Iklim dan
Juknis Pengelolaan Stasiun Iklim. Juknis Pengelolaan Stasiun Iklim disusun dalam
empat Bab. Bab 1 berisi tentang penjelasan umum perkembangan jaringan stasiun
iklim Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, kondisi dan sebaran stasiun
iklim di masing-masing provinsi, dan prinsip-prinsip pengelolaan stasiun iklim. Bab 2
menjelaskan alat ukur manual unsur iklim seperti radiasi, suhu, kelembaban, curah
hujan, evaporasi dan angin. Bab 3 memperkenalkan sensor-sensor, sistematika
pengoperasian, manajemen data, serta sistem basis data stasiun cuaca
otomatis/telemetri, yang telah dikembangkan oleh Badan Penelitian dan
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 47
Pengembangan Pertanian, serta Bab 4 sebagai penutup. Dikarenakan fungsi
strategis peralatan perekam unsur cuaca di setiap stasiun iklim, maka target utama
pelaksanaan Juknis pengelolaan stasiun iklim di lapangan adalah terekamnya kondisi
cuaca dengan akurat secara kontinyu.
Gambar 22. buku petunjuk teknis pengelolaan stasiun iklim
Penerbitan Poster
Gambar 23. Beberapa Poster Balitklimat
Penerbitan Leaflet dan Poster diperlukan untuk mendukung kegiatan
pameran dan penyebaran informasi teknologi hasil penelitian. Sampai dengan akhir
tahun hasil poster yang di terbitkan sebanyak 11 poster.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 48
Seminar Rutin
Gambar 24. Seminar Rutin Balitklimat yang dilaksanakan oleh mahasiswa magang dari Universitas Andalas, IPB, Universitas Jember dan Universitas Brawijaya
Pada Tahun Anggaran 2015, Satker Balai Peneltian Agroklimat dan Hidrologi
telah mengagendakan kegiatan Seminar Rutin, yang dilaksanakan 2 minggu sekali
setiap hari Jumat. Seminar rutin ini diisi oleh Peneliti maupun mahasiswa yang
magang. Seminar Rutin dilaksanakan 4 kali oleh mahasiswa magang yaitu
mahasiswa dari Universitas Andalas yang dilaksanakan tanggal 6 Februari 2015,
mahasiswa IPB dilaksanakan tanggal 10 April 2015, mahasiswa Universitas
Brawijaya tanggal 4 Desember 2015, serta dari mahasiswa Universitas Jember yang
dilaksanakan tanggal 11 Desember 2015.
Partisipasi kegiatan Pameran
Berpartisipasi dalam "5th Indonesia Climate Change Education Forum and Expo”, 14-17 Mei 2015
Gambar 25. Pameran perubahan iklim ke-4
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 49
Mengikuti Kickoff Program Nasional Pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi di Bandung Techno Park, 7 Mei 2015
Gambar 26. Suasana di Bandung Techno Park
Gambar 27. Spanduk ucapan selamat datang dan persiapan irigasi otomatis di HPS
Palembang
Kunjungan Tamu
1. Menteri Pertanian Meninjau Ruang Operasional Katam Terpadu
Selasa siang tanggal 7 April 2015, Bapak Menteri Pertanian Dr. Andi Amran
Sulaiman mengunjungi ruangan operasional Kalender Tanam (Katam) Terpadu di
lantai 2 kantor Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Bogor. Pada kesempatan ini
Bapak Menteri Pertanian meninjau update terbaru Katam Terpadu dan Standing
Crop serta memberikan arahan dan petunjuk mengenai informasi Katam Terpadu
yang berkaitan dengan swasembada pangan yang memfokusi pada tanaman
pangan padi, jagung, kedelai (pajale).
Dalam Kunjungan singkat tersebut Pak Menteri mendengar dan melihat
secara langsung penjelasan tentang Standing Crop terbaru, dari Bapak Fadhlullah
Ramadani S.Kom.,M.Sc, Pak Menteri menyampaikan keinginan untuk mengajak
Bapak Presiden RI ke Ruangan RO katam.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 50
2. Kunjungan Delegasi Land Development Department (LDD) Thailand,
26 Mei 2015
Balitklimat berkesempatan dikunjungi delegasi LDD Thailand dengan rangka
melakukan kunjungan balasan Balitbangtan ke LDD, agenda berlangsung pada
tanggal 25 – 29 Mei 2015. Pada kunjungan tersebut, LDD Thailand mengunjungi
beberapa UK/UPT lingkup Balitbangtan yang terkait dengan proyek kegiatan
kerjasama antara Balitbangtan dengan LDD Thailand.
Balitklimat diwakili Kasie Jasa Penelitian oleh Haryono, SP, MM, dan para
peneliti Dr. Aris Pramudia, Ir. Erni Susanti, M.Sc, Dr. Woro Estiningtyas, beserta tim
katam terpadu. Dr. Aris Pramudia menjelaskan teknologi-teknologi unggulan
Balitklimat pada poster-poster yang terpampang di kantor Balitklimat. Kemudian
para delegasi LDD melihat ruang operasional katam terpadu dan mempresentasikan
Kalender Tanam Terpadu dan Standing Crop.
Peserta dari LDD banyak tertarik dengan beberapa tayangan dan teknologi
Kalender tanam, dan menyampaikan apresiasi yang tinggi dengan Sistem Informasi
Kalender Tanam Terpadu. Di akhir acara, seluruh peserta LDD berfoto bersama
dengan Tim katam Terpadu dengan Latar belakang Gateway Katam terpadu.
Gambar 28. Kunjungan Delegasi Land Development Department (LDD) Thailand di RO Katam
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 51
3. Kunjungan Penyuluh Pertanian Pemkab Bekasi Ke Ruang Operasional Katam Terpadu Balitklimat, Bogor, 28 Mei 2015
Pada hari Kamis 28 Mei 2015, Sebanyak 46 orang Penyuluh Pertanian,
Perikanan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan Pemerintah Kabupaten Bekasi
menyelenggarakan bimbingan teknis (bimtek) “Pengelolaan Sumber daya
Lahan” bagi penyuluh. Salah satu materi yang diminta adalah “Sosialisasi kalender
Tanam Terpadu dan Implementasinya”, yang bekerja sama dengan BBSDLP. Materi
Sosialisasi Kalender Tanam Terpadu disampaikan oleh Dr. Aris Pramudia, dari
Balitklimat, yang bertempat di ruang operasional Katam Terpadu, didampingi oleh
pemandu dari Balittanah Bapak Ir. Joko Purnomo.
Dari hasil kunjungan ke ruangan Operasional Katam Terpadu, banyak ilmu
dan teknologi yang didapat oleh para penyuluh serta mereka berminat dan meminta
untuk dipasangkan kamera CCTV di wilayah Pemkab Bekasi, dan ini akan di
bicarakan dengan Pemda Bekasi, sehingga kemungkinan bisa dipasang CCTV untuk
monitoring areal Sawah setiap saat.
Gambar 29. Saat Kunjungan PPL dari Bekasi ke RO Katam
4. Field Trip Forum Komunikasi Kelitbangan Kementan ke Balitklimat, 4 Juni 2015
Kamis 4 Juni 2015, Telah diadakan Seminar Forum Komunikasi Kelitbangan
(FKK) Kementerian Pertanian, yang bertempat di Auditorium Utama Ir. Sadikin
Sumintawikarta, Cimanggu Bogor. Seminar FKK pada tahun ini bertemakan “Upaya
Peningkatan Produksi Komoditas Strategis Tahun 2015-2019”. Pada acara
Seminar tersebut telah diadakan kunjungan Lapangan, supaya mengenal lebih jauh
Informasi dari beberapa Satker lingkup Badan Litbang Pertanian, pada kesempatan
ini, yang dikunjungi adalah Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi. Pada acara
kunjungan ke Balitklimat terebut, telah diperkenalkan beberapa teknologi hasil
penelitian dari Bidang Agroklimat dan Hidrologi, dengan menampilkan beberapa
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 52
Poster di Lobby, kemudian ke lantai dua, lorong poster dengan berbagai hasil
teknologi dan terakhir di ruangan Operasional Katam.
Peserta FKK yaitu lingkup Balitbangtan, BMKG, Batan, Karantina dll.
Disajikan beberapa teknologi hasil penelitian dengan teknik Informasi IT antara lain
Kalender Tanam, Standing Crop, FSV, yang di jelaskan oleh Tim Katam Pusat Dr.
Yayan Apriyana dan Haryono SP, MM. Setelah melihat penayangan Katam Terpadu
secara online pada layar besar, dilanjutkan penayangan Video berbagai hasil
kegiatan yang dilakukan oleh Balitklimat dan diakhiri dengan acara Foto bersama.
Gambar 30. Suasana Diskusi peserta FKK Kehumasan Kementan di RO Katam
5. Kunjungan MAFC Tanzania ke Balitklimat, 24 Juni 2015
Rabu siang, Balitklimat dikunjungi Ministry of Agriculture, Food Security and
Cooperatives (MAFC) Tanzania sebagai rangkaian yang diagendakan oleh
Balitbangtan. Pada kunjungan tersebut delegasi Tanzania diperkenalkan dengan
teknologi-teknologi mengenai Agroklimat dan Hidrologi yang dihasilkan oleh
Balitklimat yang terpampang pada poster-poster dipandu oleh Dr. Yayan Apriyana.
Kunjungan delegasi Tanzania terpusat di ruang operasional kalender tanam
terpadu untuk diperkenalkan juga teknologi Kalender Tanam Terpadu dan Standing Crop.
Gambar 31. Peserta dari Tanzania di RO Katam dan depan Poster
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 53
6. Kunjungan Mahasiswa Program Studi Budidaya Tanaman Pangan, POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH SUMATERA BARAT, Ke Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi Bogor, 12 November 2015
Pada hari Kamis 12 November 2015, Mahasiswa Program Studi Budidaya
Tanaman Pangan POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKUMBUH Sumatera Barat,
sebanyak 49 Mahasiswa, 4 Dosen dan 1 Teknisi, melakukan kunjungan ke
Balitklimat dalam rangka Kegiatan Karya Wisata serta Kunjungan Lapangan ke
Berbagai Obyek Lembaga Riset di Jawa, sebagai Ketua Rombongan adalah Ir. Auzia
Asman. M.Sc.
Rombongan di terima di Lobby Balitklimat oleh kasie Jaslit Balitklimat,
kemudian dibawa keliling ruangan, sekaligus memperkenalkan berbagai kegiatan
Penelitian yang sudah dilaksanakan, dalam berbagai Poster yang sudah terpasang di
Setiap Ruangan, banyak mahasiswa tertarik dengan berbagai teknologi yang sudah
dikembangkan di lapangan, dari mulai FSV, Katam, Pengelolaan AWS, CCTV, Lahan
kering Irigasi tetes di Visitor Plot, maupun pemanfaatan energi Tenaga Surya,
rombongan Mahasiswa terakhir di ruangan Operation Kalender Tanam Terpadu,
dengan melihat pemutaran Video Katam, Pengelolaan Lahan Kering dan Monitoring
Online katam Terpadu dengan pemantauan CCTV kondisi saat terkini dari berbagai
lokasi di Lampung, Jawa dan Bali.
Pada acara diskusi ada beberapa pertanyaaan baik dari mahasiswa maupun
Dosen pembimbing, terkait dengan Katam Terpadu, seperti bagaimana mengakses
data iklimdari lokasi per kecamatan, seperti yang ditampilkan dalam Katam terpadu
tiap kecamatan, kemudian dengan cara apa saja bisa mengakses Katam, dan apa
pasword nya walau pun sudah dijelaskan bahwa katam bisa diakses secara langsung
dengan berbagai Media Sosial, baik SMS, Web, Android, FB maupun Twiter.
Di akhir acara, adalah penyerahan berbagai Buku Publikasi dari Balitklimat ke
Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh, sebagai bahan bacaan dan untuk
Perpustakaan.
Gambar 32. Rombongan mahasiswa Politeknik berfoto di RO Katam
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 54
1. Update Website
Update Website selama tahun 2015 sudah dilakukan beberapa kali, materi
yang di update adalah dapat dilihat langsung di Website Balitklimat.
Gambar 33. Penampilan Website Balitklimat tahun 2014
Karya Tulis Ilmiah TA 2015
Pada tahun 2015 judul publikasi/karya tulis ilmiah yang sudah dibuat oleh
peneliti BALITKLIMAT sebanyak 31 judul.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 55
Tabel 8. Judul publikasi/karya tulis ilmiah Balitklimat
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 56
Lanjutan Tabel
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 57
Lanjutan Tabel
Hak Kekayaan Intelektual (HKI)
HKI atlas Atlas desain irigasi 21 KP lingkup Balitbangtan sampai dengan
tahun 2016 masih dalam proses pendaftaran.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 58
Perbandingan Capaian Kinerja TA 2014 dengan TA 2015
Perbandingan Capaian kinerja antara tahun anggaran 2014 dengan tahun
anggaran 2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 9. Perbandingan Capaian Akhir Indikator Kinerja Sasaran Balitklimat Tahun
2014 dan 2015
SASARAN STRATEGIS INDIKATOR
KINERJA
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
2014 2014 2015 2015
Penelitian dan
Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
- Tersedianya data,
informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya iklim
dan air
1. Tersedianya
informasi dan teknologi agroklimat dan hidrologi
5 teknologi 5 teknologi
(100%)
6
teknologi
9
teknologi (150%)
- Terselenggaranya diseminasi teknologi
hasil penelitian agroklimat dan hidrologi
2. Jumlah diseminasi
teknologi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi
1 Lap 1 Lap (100%)
1 Lap 1 Lap (100%)
Pagu Anggaran 2014 Rp. 14.674.072.000,-
Realisasi Anggaran 2014
Rp. 11.632.286.913,- (95,43%)
Pagu Anggaran 2015 Rp. 16.096.599.000,-
Realisasi Anggaran 2015
Rp. 15.783.754.079,- (98,06%)
Berdasarkan Tabel 9 di atas, pada tahun anggaran 2014, target jumlah
teknologi yang harus dicapai adalah sebanyak 5 Teknologi. Dari target tersebut
terealisasikan sebanyak 5 Teknologi atau 100%. Sedangkan untuk Tahun Anggaran
2015, telah dihasilkan 9 teknologi atau 150% dari target 6 teknologi yang harus
dicapai.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 59
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Baliktlimat Tahun 2015
Capaian indikator kinerja utama (IKU) Balai Penelitian Agroklimat dan tahun
2015 disajikan dalam Tabel 10.
Tabel 10. Target dan Capaian IKU Baliktlimat pada TA 2015
No IKU Target Realisasi
Jumlah %
1. Jumlah sistem informasi pertanian 2 Informasi
2 Informasi 100
2. Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, iklim dan lingkungan pertanian
6 Teknologi
9 Teknologi
150
3. Jumlah informasi geospasial sumber daya lahan pertanian
2 Peta 2 Peta 100
4. Jumlah produk inovasi diseminasi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi: a) Jumlah Publikasi
Buletin agroklimat dan hidrologi,
Laporan tahunan agroklimat dan hidrologi,
Buku desain pengelolaan air kebun percobaan lingkup Balibangtan dan pengelolaan stasiun iklim otomatis (AWS) lingkup Balitbangtan
Info agroklimat dan hidrologi,
Booklet/monograf agroklimat dan hidrologi
b) Jumlah KTI Prosiding, Jurnal nasional dan
internasional c) Jumlah HKI
Atlas desain irigasi 21 KP lingkup Balitbangtan
1 edisi 1 edisi 2 buku
5 edisi
1 edisi 8 buah 6 buah
21 HKI
1 edisi 1 edisi 2 buku
5 edisi
1 edisi 8 buah 6 buah
21 HKI
100
100
100
100
100
100 100
100
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 60
Berdasarkan Tabel 10 di atas, menunjukkan bahwa target capaian IKU TA
2015 telah terpenuhi untuk indikator kinerja (1) Jumlah sistem informasi pertanian,
dan (2) Jumlah teknologi pengelolaan lahan, air, iklim dan lingkungan pertanian, (3)
Jumlah informasi geospasial sumber daya lahan pertanian, dan (4) Jumlah produk
inovasi diseminasi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi.
Capaian kinerja Balitklimat Tahun 2010 – 2015
Output yang dihasilkan oleh Baliktlimat secara garis besar terdiri dari
informasi, teknologi, dan peta. Data yang dapat disampaikan dalam LAKIN ini
berupa data target dan realisasi capaian indikator kinerja dari tahun 2010 – 2015.
Pada tahun 2010 dari target 3 teknologi yang ingin dicapai realisasinya sebanyak 3
teknologi (100%). Pada tahun 2011 dari target 4 teknologi yang ingin dicapai
realisasinya sebanyak 4 teknologi (100%). Pada tahun 2012 dari target 5 teknologi
yang ingin dicapai realisasinya sebanyak 5 teknologi (100%). Pada tahun 2013 dari
target 6 teknologi yang ingin dicapai realisasinya sebanyak 8 teknologi (133,33%).
Pada tahun 2014 dari target 5 teknologi yang ingin dicapai realisasinya sebanyak 5
teknologi (100%). Sedangkan pada tahun 2015 realisasi yang dicapai sebanyak 9
teknologi (150%), hal ini berarti realisasi yang dicapai telah melebih target yang
diharapkan yaitu sebanyak 6 teknologi. Untuk lebih jelasnya capaian kinerja
Balitklimat Tahun 2010-2015 ditampilkan dalam bentuk tabel dibawah ini.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 0
Tabel 11. Capaian kinerja Balitklimat Tahun 2010 – 2015
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Target Realisasi (%)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
- Tersedianya data, informasi
dan peningkatan inovasi
teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air
Tersedianya informasi dan
teknologi agroklimat dan hidrologi
3 tek 4 tek
5 tek 6 tek 5 tek 6 tek 3 tek (100)
4 tek (100)
5 tek (100)
8 tek (133,33)
5 tek (100)
9 tek (150%)
- Terselenggaran
ya diseminasi teknologi penelitian agroklimat dan hidrologi
Jumlah diseminasi
teknologi penelitian agroklimat dan hidrologi :
Laporan
diseminasi teknologi hasil
penelitian agroklimat dan hidrologi
Jumlah
buletin hasil penelitian
1 lap
200
buku
1 lap
200
buku
1 lap
200
buku
1 lap
200
buku
1 lap
200
buku
1 lap
(100)
200
(100)
1 lap
(100)
200
(100)
1 lap
(100)
200
(100)
1 lap
(100)
200
(100)
1 lap
(100)
200
(100)
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Target Realisasi (%)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah
juknis Jumlah
laporan tahunan
balai Jumlah
laporan
kinerja balai
Jumlah handbook applied
hydrology for agriculture
Jumlah
handbook applied climatology gor
agriculture Jumlah info
agroklimat
dan hidrologi
Jumlah leaflet
Jumlah updating website
Jumlah
sosialisasi inovasi
200 buku
200 buku
1 judul
6x terbit
1 judul 4 kali
4 kali
200 buku
200 buku
1 judul
6xi terbit
1 judul 4 kali
4 kali
200 buku
200 buku
1 judul
6x terbit
1 judul 4 kali
4 kali
200 buku
1 judul
25 buku
25 buku
6x terbit
1 judul 4 kali
4 kali
200 buku
6x terbit
1 judul
200 (100)
200 (100)
1 (100)
6 (100)
1 (100)
6 (150)
6 (150)
200 (100)
200 (100)
1 (100)
6 (100)
1 (100)
6 (150)
10 (250)
200 (100)
200 (100)
1 (100)
6 (100)
1 (100)
6 (150)
10 (250)
200 (100)
1 judul (100)
25 (100)
25 (100)
6 (100)
1 (100) 4 (100)
4 (100)
200 (100)
200 buku
(100)
6 (100)
1 (100)
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2
SASARAN STRATEGIS
INDIKATOR KINERJA
Target Realisasi (%)
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015
teknologi hasil
penelitian Jumlah
seminar rutin
Jumlah kunjungan
tamu
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
4 kali
6 (150)
8 (200)
4 (100)
12 (300)
4 (100)
12 (300)
6 (150)
4 (100)
Total 112,50 120,00 136,67 107,50
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3
3.3. Akuntabilitas Keuangan
Pencapaian kinerja akuntabilitas bidang keuangan Balitklimat pada umumnya
cukup berhasil dalam mencapai sasaran. Pada tahun 2015 anggaran Balitklimat
hasil revisi terakhir (revisi 3) sebesar Rp 16.096.599.000,-. Dari total anggaran
tersebut yang berasal dari APBN digunakan untuk membiayai seluruh kegiatan
dengan target capaian output : 1) menghasilkan 9 teknologi penelitian agroklimat
dan hidrologi, berupa 7 teknologi dari kegiatan APBN dan 2 teknologi dari kegiatan
kerjasama, 2) terselenggaranya diseminasi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi.
Berdasarkan pagu anggaran Balitklimat, proporsi Belanja Pegawai sebesar Rp.
4.499.311.000 (28,00%), sedangkan Belanja Modal menempati proporsi kedua
sebesar 26,00%. Belanja Barang Non Operasional menempati proporsi ketiga
sebesar 35,00%. Selanjutnya proporsi terakhir Belanja Barang Operasional sebesar
11,00%. Besarnya proporsi Belanja Modal yang hampir sama dengan Belanja
Pegawai menunjukkan bahwa anggaran Balitklimat untuk kegiatan rehabilitasi
gedung dan bangunan menempati proporsi yang cukup besar.
Hingga 31 Desember 2015, realisasi anggaran yang berhasil diserap oleh
Balitklimat sebesar Rp. 15.783.754.079,- atau 98,06%. Selengkapnya realisasi per
jenis belanja dapat dilihat pada Tabel 12 berikut.
Jenis Belanja Pagu Semula (Rp) Pagu Hibah (Rp)
Pagu Perubahan (Rp.)
Realisasi (Rp.) %
BALITKLIMAT 15.524.072.000 - 16.096.599.000 15.783.754.079 98,06%
Belanja Pegawai 4.499.311.000 - 4.499.311.000 4.265.002.499 94,8%
Belanja Barang Operasional
1.760.457.000 - 1.760.457.000 1.746.066.513 99,2%
Belanja Barang Non Operasional
5.081.941.000 398.963.000 5.480.904.000 5.440.735.470 99,2%
Belanja Modal 4.355.927.000 173.564.000 4.182.363.000 4.331.949.600 99,4%
Pagu belanja non operasional semula Rp. 5.081.941.000,- menjadi Rp.
5.480.904.000,- perubahan tersebut terjadi karena adanya penambahan dana hibah
kegiatan kerjasama luar negeri di belanja barang non operasional sebesar Rp.
398.963.000 dan penambahan pagu belanja modal sebesar Rp. 173.564.000.
Tabel 12. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Balitklimat per tanggal 31 Desember 2015
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4
Dalam hal akuntabilitas keuangan, LAKIN Balitklimat ini baru dapat
menginformasikan realisasi penyerapan anggaran dan belum menginformasikan
adanya efisiensi penggunaan sumber daya. Hal ini karena sampai saat ini sistem
penganggaran yang ada belum sepenuhnya berbasis kinerja, sehingga salah satu
komponen untuk mengukur capaian efisiensi, yaitu standar analisis biaya belum
ditetapkan oleh instansi yang berwenang.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 5
Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Balitklimat tahun 2010-2015 disajikan pada tabel 13 dibawah ini:
Tabel 13. Realisasi Anggaran per Jenis Belanja Balitklimat Tahun 2010 – 2015
Tahun
Pagu Per Jenis Belanja
Total Pagu
Realisasi Per Jenis Belanja
Total Realisasi Pegawai
Barang
Modal
Pegawai
Barang
Modal
2010 3.802.548.000 2.655.810.000 2.412.000.000 8.870.358.000 3.022.932.216 2.479.311.718 2.312.866.670 7.815.110.604
2011 3.280.755.000 3.037.478.000 484.000.000 6.802.233.000 3.177.330.922 2.975.094.841 473.046.000 6.625.471.763
2012 3.646.447.000 3.832.810.000 902.000.000 8.381.257.000 3.234.665.296 3.656.986.577 894.660.525 7.786.312.398
2013 3.802.908.000 5.038.204.000 9.203.289.000 18.044.401.000 3.647.204.012 4.927.289.308 8.694.768.990 17.269.262.310
2014 4.155.058.000 4.268.838.000 3.766.650.000 12.190.546.000 3.701.862.487 4.202.814.120 3.729.155.900 11.633.832.507
2015 4.499.311.000
7.241.361.000
4.355.927.000 16.096.599.000 4.265.002.499 7.186.801.983 4.331.949.600 15.783.754.079
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 6
Pagu anggaran untuk TA 2010 adalah sebesar Rp. 8.183.848.000. Sampai
dengan tanggal 31 Desember 2010 realisasi anggaran per jenis belanja adalah
sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai realisasi mencapai 97,01% (kriteria sangat
berhasil); 2) Belanja Barang realisasi mencapai 93,35% (kriteria sangat berhasil); 3)
Belanja Modal realisasi mencapai 95,89% (kriteria sangat berhasil), atau rata-rata
realisasi total DIPA Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi mencapai Rp.
7.815.110.604 (95,48%) tergolong kategori sangat berhasil.
Pagu anggaran untuk TA 2011 adalah sebesar Rp. 6.802.233.000. Sampai
dengan tanggal 31 Desember 2011 realisasi anggaran per jenis belanja adalah
sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai realisasi mencapai 96,85% (kriteria sangat
berhasil); 2) Belanja Barang realisasi mencapai 97,95% (kriteria sangat berhasil); 3)
Belanja Modal realisasi mencapai 97,74% (kriteria sangat berhasil), atau rata-rata
realisasi total DIPA Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi mencapai Rp.
6.625.471.763 (97,40%) tergolong kategori sangat berhasil.
Pagu anggaran untuk TA 2012 adalah sebesar Rp. 8.381.257.000. Sampai
dengan tanggal 31 Desember 2012 realisasi anggaran per jenis belanja adalah
sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai realisasi mencapai 88,71% (kriteria berhasil);
2) Belanja Barang realisasi mencapai 95,41% (kriteria sangat berhasil); 3) Belanja
Modal realisasi mencapai 99,19% (kriteria sangat berhasil), atau rata-rata realisasi
total DIPA Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi mencapai Rp. 7.786.312.398
(92,90%) tergolong kategori sangat berhasil.
Pagu anggaran untuk TA 2013 adalah sebesar Rp. 18.044.401.000. Sampai
dengan tanggal 31 Desember 2013 realisasi anggaran per jenis belanja adalah
sebagai berikut: 1) Belanja Pegawai realisasi mencapai 95,91% (kriteria berhasil);
2) Belanja Barang realisasi mencapai 97,80% (kriteria sangat berhasil); 3) Belanja
Modal realisasi mencapai 94,47% (kriteria cukup berhasil), atau rata-rata realisasi
total DIPA Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi mencapai Rp. 17.269.262.310
(95,70%) tergolong kategori sangat berhasil.
Pagu anggaran Balitklimat TA 2014 realisasi Belanja Pegawai mencapai
89,09%, sedangkan realisasi Belanja Modal mencapai 99,00%. Realisasi Belanja
Barang Non Operasional mencapai 98,89%. Selanjutnya realisasi Belanja Barang
Operasional mencapai 96,89%. Hingga 31 Desember 2014, realisasi anggaran yang
berhasil diserap oleh Balitklimat sebesar Rp. 11.633.832.507,- atau 95,43%.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 7
Pagu anggaran Balitklimat TA 2015 realisasi Belanja Pegawai mencapai
94.8%, sedangkan realisasi Belanja Modal mencapai 99,4%. Realisasi Belanja
Barang Non Operasional mencapai 99,2%. Selanjutnya realisasi Belanja Barang
Operasional mencapai 99,2%. Hingga 31 Desember 2014, realisasi anggaran yang
berhasil diserap oleh Balitklimat sebesar Rp. 15.783.754.079,- atau 98,06%.
Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)
Sejak tahun 2013 dengan adanya perubahan akun pada pendapatan
fungsional menjadi penerimaan umum terkait pendapatan yang tidak sesuai tupoksi
(pendapatan sewa gedung mess), maka penerimaan fungsional Balitklimat
mengalami oenurunan secara drastis dan bergeser menjadi penerimaan umum.
Perbandingan Penerimaan PNBP selama 2010-2015 disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Perbandingan Penerimaan PNBP selama 2010-2015
Jenis
penerimaan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Umum 9.802.469 30.639.672 28.236.283 23.942.000 171.562.556 17.093.147
Fungsional 31.075.000 29.085.000 57.697.000 5.351.500 5.987.000 16.940.000
Jumlah 40.877.469 59.724.672 85.933.283 29.293.500 177.549.556 34.033.147
Pada tahun anggaran 2010, Balai Penelitan Agroklimat dan Hidrologi
menetapkan target PNBP sebesar Rp. 24.233.000,-. Adapun realisasi penerimaan
PNBP selama tahun 2010 adalah sebesar Rp. 40.877.469,- terdiri atas penerimaan
umum sebesar Rp. 9.802.469 (24,00%) dan penerimaan fungsional sebesar Rp.
31.075.000,- (76,00%).
Pada tahun anggaran 2011, Balai Penelitan Agroklimat dan Hidrologi
menetapkan target PNBP sebesar Rp. 33.165.000,-. Adapun realisasi penerimaan
PNBP selama tahun 2011 adalah sebesar Rp. 59.724.672,- terdiri atas penerimaan
umum sebesar Rp. 30.639.672,- (52,00%) dan penerimaan fungsional sebesar Rp.
29.085.000,- (49,00%).
Pada tahun anggaran 2012, Balai Penelitan Agroklimat dan Hidrologi
menetapkan target PNBP sebesar Rp. 42.900.000,-. Adapun realisasi penerimaan
PNBP selama tahun 2012 adalah sebesar Rp. 85.933.283,- terdiri atas penerimaan
umum sebesar Rp. 28.236.283,- (33,00) dan penerimaan fungsional sebesar Rp.
57.697.000,- (68,00%).
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 8
Pada tahun anggaran 2013, Balai Penelitan Agroklimat dan Hidrologi
menetapkan target PNBP sebesar Rp. 31.020.000,-. Selama tahun 2013 jumlah
penerimaan negara sebagai pendapatan negara bukan pajak (PNBP) adalah sebesar
Rp. 29.293.500,- terdiri atas: penerimaan umum Rp. 23.942.000,- (81,73%) dan
fungsional Rp. 5.351.500,- (18,27%). PNBP tahun 2013 mengalami penurunan karena
sejak bulan Agustus, Gedung mess di renovasi sehingga berdampak pada penurunan
pendapatan. Sejak Tahun 2013 dengan adanya perubahan akun pada pendapatan
fungsional menjadi penerimaan umum terkait pendapatan yang tidak sesuai Tupoksi
(Pendapatan sewa gedung Mess), maka penerimaan fungsional Balitklimat mengalami
penurunan secara drastis dan bergeser menjadi penerimaan umum.
Pada tahun anggaran 2014, Balai Penelitan Agroklimat dan Hidrologi
menetapkan target PNBP sebesar Rp. 47.000.000,-. Selama tahun 2014 jumlah
penerimaan negara sebagai pendapatan negara bukan pajak (PNBP) adalah sebesar
Rp. 177.549.556,- terdiri atas: penerimaan umum Rp. 171.562.556,- (97,00%) dan
fungsional Rp. 5.987.000,- (4,00%). PNBP tahun 2014 mengalami kenaikan di
penerimaan umum terutama di BMN dan denda keterlambatan penyelesaian
pekerjaan gedung/bangunan. Untuk penerimaan fungsional mengalami penurunan
karena sejak bulan Agustus Gedung mess Balitklmat di renovasi.
Pada tahun anggaran 2015, Balai Penelitan Agroklimat dan Hidrologi
menetapkan target PNBP sebesar Rp. 46.900.000,-. Selama tahun 2015 jumlah
penerimaan negara sebagai pendapatan negara bukan pajak (PNBP) adalah sebesar
Rp. 34.033.147,- terdiri atas: penerimaan umum Rp. 17.093.147,- (50,3%) dan
fungsional Rp. 16.940.000,- (49,7%). PNBP tahun 2015 mengalami penurunan di
penerimaan umum karena keterlambatan penyelesaian pekerjaan
gedung/bangunan. Untuk penerimaan fungsional mengalami penurunan karena
Gedung mess Balitklmat di renovasi.
3.4. Kegiatan Kerjasama
Pada tahun 2015, Baliktlimat melakukan kegiatan kerjasama dengan mitra
dalam negeri dan luar negeri. Secara lengkap data kerjasama yang dilaksanakan
oleh Baliktlimat pada tahun 2015 adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 9
Tabel 15. Daftar kerjasama penelitian Balitklimat pada tahun 2015
No. Judul Kegiatan Mitra Kerjasama Penanggungjawab
A. LUAR NEGERI
1 INTEGRATED PARTICIPATORY WATER RESOURCES MANAGEMENT TOWARD EFFECTIVE AGRICULTURAL SYSTEM IN KALI PUSUR WATERSHEED (CIRAD-PERANCIS)
CIRAD-PERANCIS Ir. Hendri Sosiawan,
CESA
2 PRODUCTION AND SERVICE OG AGRO-METEOROLOGICAL INFORMATION FOR THE ADAPTION TO CLIMATE IN INDONESIA (AFACI-KOREA)
AFACI-KOREA Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA
B. DALAM NEGERI
1. DESAIN PENGELOLAAN AIR 15 KEBUN
PERCOBAAN LINGKUP BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
Balitbangtan Ir. Hendri Sosiawan,
CESA
2. IMPLEMENTASI DESAIN PENGELOLAAN AIR KEBUN PERCOBAAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN (5 KP)
Balitbangtan Ir. Hendri Sosiawan, CESA
Seluruh kegiatan kerjasama dalam negeri tahun anggaran 2015 telah selesai
dilaksanakan dan telah menghasilkan output sesuai yang disepakati dalam naskah
MoU sedangkan kegiatan kerjasama dengan mitra luar negeri MoU berakhir pada
tahun anggaran 2015. Untuk kerjasama luar negeri (HLN) pagu anggaran belum
bisa dimasukkan ke dalam DIPA Baliktlimat dikarenakan ada penolakan usulan revisi
dari Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Jawa Barat.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 10
PENUTUP
Laporan Kinerja Satuan Kerja Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi ini
disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan
SATKER Balitklimat dalam menggunakan anggaran DIPA tahun 2015.
Dari uraian kinerja SATKER Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi yang
tercermin dari hasil pengukuran pencapaian sasaran didapatkan informasi tentang
keberhasilan ataupun kegagalan, permasalahan dan kendala dalam pencapaian
sasaran, serta strategi pemecahan masalah.
Keberhasilan dan atau kegagalan pencapaian sasaran terlihat dari hasil
pengukuran pencapaian sasaran tahun anggaran berjalan. Sasaran yang dicapai
pada tahun anggaran 2015, antara lain untuk meningkatkan kualitas perencanaan,
monitoring, evaluasi, pengendalian internal, diseminasi hasil penelitian, pengadaan
penunjang penelitian serta membina kerjasama yang sinergis di bidang penelitian
agroklimat dan hidrologi dengan institusi baik di dalam maupun luar negeri. Sampai
dengan 31 Desember 2015, kinerja Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
tergolong “sangat berhasil” karena seluruh indikator kinerja yang dapat diukur
(input dan output) presentasenya mencapai 125%.
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanakan kegiatan penelitian antara lain
SDM berkualitas dan berkeahlian khusus, kurangnya koordinasi diantara pelaksana
kegiatan, keterbatasan data sekunder, serta hasil analisis membutuhkan waktu yang
lama. Selain itu juga terdapat kendala-kendala spesifik pada penelitian-penelitian
tertentu. Dengan komitmen dan usaha yang kuat, seluruh kendala tersebut bisa
diatasi sehingga seluruh kegiatan dapat terselesaikan tepat waktu.
Komitmen pimpinan yang tinggi untuk terus meningkatkan kualitas kinerja,
dibuktikan dengan terus dilakukannya pembinaan etos kerja terhadap satker
Balitklimat dalam rangka pencapaian sasaran kegiatan, meningkatkan koordinasi
dengan pihak-pihak terkait, mengoptimalkan sumber daya yang ada, serta
memperbaiki fungsi manajemen, terutama pada tahap perencanaan dan
pemantauan.
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 0
No N a m a Jabatan Penanggung Jawab
1. Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA. Kepala Balitklimat Penanggungjawab
2.
3.
Dr. Ir. Popi Rejekiningrum, MS
Rasta Sujono, SE., M.Si.
Koordinator Program
Kasie Yantek
Ketua
Sekretaris
4.
5.
6.
7.
8.
Gina Maulana Kurnia, ST
Dian Maya Sari, STP
Risqa Nurkhaida S.R, STP
Drs. Ganjar Jayanto
Haryono, SP., MM
Staf Seksi Yantek
Staf Seksi Yantek
Staf Seksi Yantek
Kasubag TU
Kasie Jaslit
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Kontributor:
1.
2.
3.
4.
5.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Dr. Ir. Nono Sutrisno, MS
Dr. Ir. Yayan Apriyana, M.Sc.
Ir. Hendri Sosiawan, CESA
Dr. Ir. Budi Kartiwa, CESA
Dr. Ir. Nani Heryani, M.Si.
Ir. Sidik Haddy Tala’ohu, MM
Fadhlullah R., S.Kom., M.Sc
Adang Hamdani, SP, MSi
Ir. Erni Susanti, M.Sc.
Dr. Ir. Aris Pramudia, MS
Kelti Hidrologi
Ka. Kelti Agroklimat
Ka. Kelti Hidrologi
Kelti Hidrologi
Kelti Hidrologi
Kelti Hidrologi
Kelti Agroklimat
Kelti Hidrologi
Kelti Agroklimat
Kelti Agroklimat
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Lampiran 1. Tim Penyusun LAKIN Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1
Lampiran 2. Struktur Organisasi Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA
Kepala Seksi Pelayanan Jasa
Haryono, SP, MM
Kepala Sub Bagian Tata Usaha
Drs. Ganjar Jayanto
Kepala Seksi Pelayanan Teknis
Rasta Sujono, SE, M.Si
Kelompok Peneliti Hidrologi
Kelompok Peneliti Agroklimat
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 2
No.
Sasaran Program/
Kegiatan
Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
1. Tersedianya data, informasi dan peningkatan inovasi teknologi pengelolaan sumber daya iklim dan air
a. Jumlah Sistem Informasi Pertanian
b. Jumlah Teknologi Pengelolaan Lahan, Air, Iklim, dan Lingkungan Pertanian Mendukung Sistem
Pertanian Bioindustri Berkelanjutan
2 Sistem Informasi Pertanian, terdiri atas:
1. Sistem Informasi Kalender Tanam Terpadu pada setiap musim tanam
2. Sistem informasi sumber daya air
nasional
6 Teknologi, terdiri atas: 1. Teknologi
pemanfaatan potensi sumber daya air untuk pengembangan food smart village
2. Teknologi terobosan prediksi iklim dan perubahan iklim berdasarkan key area
3. Teknologi nano
hidrogel untuk efisiensi irigasi skala lapang
4. Teknologi pemanfaatan energi surya untuk irigasi
5. Teknologi sensorik iklim untuk pertanian
presisi 6. Teknologi monitoring
online dinamika ketersediaan air petak tersier
Lampiran 3. Penetapan Kinerja Tahunan Balitklimat TA 2015
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 3
No.
Sasaran Program/
Kegiatan
Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
c. Jumlah Database dan
Informasi Sumber Daya Pertanian
d. Jumlah Informasi
Geospatial Sumber Daya Lahan Pertanian
2 Peta terdiri atas: 1. Peta key area
keragaman iklim Indonesia
2. Peta potensi sumber daya air Indonesia
2. Terselenggaranya diseminasi hasil penelitian agroklimat dan hidrologi
Jumlah produk inovasi yang terdistribusikan: a. Jumlah Publikasi
b. Jumlah KTI
5 Publikasi, terdiri atas: 6. Buletin agroklimat dan
hidrologi (1 edisi) 7. Laporan tahunan
agroklimat dan hidrologi (1 edisi)
8. Buku desain pengelolaan air kebun percobaan lingkup Balibangtan (1 buku) dan pengelolaan stasiun iklim otomatis (AWS) lingkup Balitbangtan (1 buku)
9. Info agroklimat dan hidrologi (6 edisi)
10. Booklet/monograf agroklimat dan hidrologi (2 edisi)
2 KTI, terdiri atas: 3. Prosiding (8 buah) 4. Jurnal nasional dan
internasional (8 buah)
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 4
No.
Sasaran Program/
Kegiatan
Indikator Kinerja Target
(1) (2) (3) (4)
c. Jumlah HKI
26 HKI, terdiri atas: 1. Atlas desain irigasi 21 KP
lingkup Balitbangtan
Kegiatan
Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
Anggaran (Revisi terakhir)
Rp. 16.096.599.000 Bogor, Januari 2016
Kepala Balai Besar Sumber Daya Lahan Pertanian
Kepala Balai Penelitian Agroklimat dan Hidrologi
Dr. Ir. Dedi Nursyamsi, M.Agr NIP. 19640623 198903 1 002
Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA NIP. 19680415 199203 1 001
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 0
No. Kode/Nama Kegiatan/output Pagu (Rp) Realisasi (Rp) Persentase
Realisasi (%)
1. 1 1800. Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Lahan Pertanian
16.096.599.000 15.783.754.079 98,06
2. 2 1800.004. Laporan Pengelolaan Satker 654.699.000 652.121.100 99,61
3. 3 1800.005. Layanan Operasional dan Pemeliharaan Laboratorium
202.792.000 178.139.050 87,84
4. 1800.006. Laporan Diseminasi Teknologi Pengelolaan Sumber daya Lahan Pertanian
1.213.970.000 1.212.579.670 99,89
5. 1800.014. Teknologi Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
4.000.507.000 3.988.112.450 99,69
6. 1800.994. Layanan Perkantoran 6.259.768.000 6.011.069.009 96,03
7. 1800.996. Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 222.000.000 218.456.000 98,40
8. 1800.997. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 150.000.000 149.702.500 99,80
9. 1800.998. Gedung/Bangunan 3.392.863.000 3.373.574.300 99,43
Lampiran 4. Pagu dan Realisasi Per Output Balitklimat TA 2015
Laporan Kinerja Balitklimat Tahun 2015
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian 1
Lampiran 5. IKU Tahun 2015 – 2019
Recommended