View
17
Download
0
Category
Preview:
Citation preview
Laporan Kinerja (LKj) Eselon II
Tahun 2018
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Kedeputian Penerapan Standar dan Akreditasi
Badan Standardisasi Nasional
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 2
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi merupakan perwujudan
pertanggungjawaban atas kinerja pencapaian
visi dan misi Badan Standardisasi Nasional pada
Tahun Anggaran 2018. Laporan Kinerja Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun 2018
merupakan Laporan Kinerja tahun keempat
Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019. Penyusunan
Laporan Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga
Sertifikasi mengacu pada Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi
Pemerintah, Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja,
dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Perka BSN No.
5 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan Sistem Akuntabilitas Instansi
Pemerintah di Lingkungan BSN, serta Rencana Strategis BSN Tahun 2015-2019.
Pada tahun 2018, Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi sebagai bagian
dari Kedeputian Standardisasi dan Akreditasi bertekad melaksanakan
Reformasi Birokrasi, dimana penguatan kinerja merupakan salah satu sasaran
area perubahan untuk memberikan keyakinan yang memadai bahwa
program-program berjalan sesuai dengan yang ditargetkan. Disamping itu,
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi juga telah melakukan perubahan sasaran
dalam rangka menyelaraskan terjadinya perubahan sasaran strategis BSN
untuk periode 2015-2019.
Laporan Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun 2018 ini
diharapkan dapat menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan
guna peningkatan kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi di masa
mendatang, melalui pelaksanaan program dan kegiatan secara lebih
optimal.
Jakarta, Januari 2019
Kepala Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Triningsih Herlinawati, S.P., M.Si.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 3
RINGKASAN EKSEKUTIF
Perjanjian Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun 2018 telah
menetapkan sepuluh (10) sasaran dengan enam belas (16) Indikator Kinerja.
Sasaran dan Indikator Kinerja tersebut merupakan perwujudan pelaksanaan
Program Pengembangan Standardisasi Nasional yang diamanatkan kepada
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi.
Berikut disajikan tabel capaian perjanjian kinerja Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi tahun 2018 menurut Sasaran:
Tabel Sasaran, Indikator Kinerja, Target dan Capaian Tahun 2018
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Reali-
sasi %
Capaian
Customer Perspectives
1 Terwujudnya daya saing produk berstandar di pasar domestik dan global
1 % SNI yang digunakan oleh pelaku usaha
5 % 6,2 100
2 Meningkatnya Efektivitas Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian
2 % pertumbuhan industri/organisasi yang menerapkan SNI
2.5 % 5,7 100
3
Meningkatkan Pengelolaan Akreditasi LPK (Lembaga Penilaian Kesesuaian)
3 Jumlah Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang di akreditasi
275 LPK 277 100
4 Jumlah pengakuan akreditasi secara internasional
7 MRA 7 100
Internal Process Perspectives
4
Meningkatkan layanan Akreditasi Lembaga Sertifikasi
5 Jumlah Paket Layanan Akreditasi Lembaga Sertifikasi
480 Laya-nan
483 100
6 % Proses layanan akreditasi dibawah 12 bulan (akredtiasi awal, re-akreditasi)
100 % 100 100
5 Memastikan ketersediaan skema akreditasi dan
7 % Ketersediaan skema akreditasi dan sertifikasi untuk
100 % 100 100
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 4
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Reali-
sasi %
Capaian
sertifikasi sesuai kebutuhan pemangku kepentingan
memenuhi kebutuhan pemangku kepentingan
6
Meningkatkan Pengelolaan Asesor Akreditasi Lembaga Sertifikasi
8 Jumlah Asesor baru Lembaga Sertifikasi (LS)
40 Ase-sor
112 100
9 Jumlah Asesor yang kompetensinya meningkat
80 % 80 100
Learning and Growth Perspectives
7
Meningkatkan tata kelola dan organisasi yang professional di PALS
10 Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Nilai PMPRB)
83 nilai 87,22 100
11 Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN (Nilai LKE AKIP)
70 nilai 63,90 91,29
12 Nilai kepatuhan layanan publik
104 nilai 108 100
8 Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
13 % ASN yang mengikuti program peningkatan kompetensi
100 % 100 100
9 Meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana penunjang kinerja
14 % Ketersediaan sarana dan prasarana berdasarkan Rencana Kebutuhan BMN
100 % 100 100
15 % pemanfaatan BMN
100 % 100 100
10 Meningkatkan kinerja pengelolaan anggaran
16 % realisasi anggaran ≥95 % 99,97 100
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk rata-rata capaian dihitung maksimal 100%
(batas toleransi).
Dari enam belas (16) indikator kinerja di Pusat Akreditasi Lembaga
Sertifikasi, terdapat satu indikator yang tidak mencapai 100% dari target
yang ditetapkan.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 5
DAFTAR ISI
Halaman Cover ....................................................................................... 1
Kata Pengantar ....................................................................................... 2
Ringkasan Eksekutif ................................................................................ 3
Daftar Isi .................................................................................................... 6
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang .......................................................................... …
I.2 Maksud dan Tujuan .................................................................. …
I.3 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi .................................... …
I.4 Sumber Daya Manusia ............................................................. …
I.5 Peran Strategis ........................................................................... …
BAB II PERENCANAAN KINERJA
II.1 Perencanaan Strategis ............................................................ …
II.1.1 Visi dan Misi ..................................................................... …
II.1.2 Tujuan dan Sasaran ....................................................... …
II.2 Perjanjian Kinerja ....................................................................... …
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
III.1 Capaian Kinerja ........................................................................ …
III.2 Realisasi Anggaran ................................................................... …
BAB IV PENUTUP
Penutup .............................................................................................. …
LAMPIRAN
Perjanjian Kinerja
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 6
BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun
Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran. Hal ini telah
diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 29 Tahun
2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
dan PermenPANRB No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi. Laporan Kinerja tersebut merupakan laporan kinerja
tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam
mencapai tujuan/sasaran strategis instansi. Penyusunan Laporan Kinerja
(LKj) tersebut juga menjadi kewajiban Pusat Akreditasi Lembaga
Sertifikasi, sebagai salah satu unit kerja di lingkungan Badan
Standardisasi Nasional (BSN) yang disusun secara berjenjang sesuai
Peraturan Kepala BSN No. 5 Tahun 2016 tentang Pedoman Pelaksanaan
Sistem Akuntabilitas Instansi Pemerintah di Lingkungan Badan
Standardisasi Nasional.
Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi memberikan kontribusi
khususnya pada kinerja Kedeputian Penerapan Standar dan Akreditasi
dan secara keseluruhan terhadap BSN. Oleh karena itu, penyusunan
Laporan Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi merupakan bahan
masukan dalam penyusunan Laporan Kinerja Kedeputian Penerapan
Standar dan Akreditasi tahun 2018.
I.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud penyusunan Laporan Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga
Sertifikasi adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada publik atas
pelaksanaan program/kegiatan serta akuntabilitas kinerja dalam rangka
mencapai visi dan misi Kedeputian Standar dan Akreditasi, dengan tujuan
sebagai berikut :
S
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 7
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi
mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi
pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Hasil evaluasi yang dilakukan akan digunakan sebagai dasar
penyusunan beberapa rekomendasi untuk menjadi masukan dalam
menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang sehingga dapat
meningkatkan kinerja Unit Kerja.
I.3 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Standardisasi Nasional
Nomor 965/BSN-1/HK.35/05/2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja BSN
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan
Kepala BSN Nomor 4 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas
Keputusan Kepala BSN Nomor 965/BSN/HL.35/05/2001 tentang
organisasi dan tata kerja BSN, tugas Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
adalah
“melaksanakan penyiapan rumusan kebijakan, pembinaan,
koordinasi program dan penyusunan rencana di bidang akreditasi dan
sertifikasi bidang sistem manajemen, produk, lembaga pelatihan dan
personel, dan sejenisnya serta kerjasama dengan lembaga yang
terkait dengan kegiatan akreditasi dan sertifikasi baik secara bilateral,
regional dan internasional”
Untuk menjalankan tugas pokok tersebut, Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi menyelenggarakan fungsi:
a. penyiapan rumusan kebijakan di bidang sistem akreditasi lembaga
sertifikasi dan lembaga pelatihan;
b. pembinaan dan koordinasi program di bidang akreditasi lembaga
sertifikasi dan lembaga pelatihan;
c. pelaksanaan kerjasama akreditasi baik nasional, bilateral maupun
international di bidang standardisasi;
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 8
d. pelaksanaan Komite Akreditasi Nasional di bidang akreditasi
lembaga sertifikasi dan lembaga pelatihan;
e. pelaksanaan evaluasi sistem akreditasi dan sertifikasi di bidang
standardisasi serta penerapannya.
Struktur Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi dapat dilihat pada
gambar berikut.
Gambar I.1
Struktur Organisasi Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi di dalam
Struktur Organisasi Badan Standardisasi Nasional
Kepala Badan Standardisasi
Nasional
Deputi IDeputi
Standard dan Akreditasi
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Deputi III
Sekretaris Utama
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 9
Gambar I.2
Struktur Organisasi Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Berdasarkan struktur organisasi tersebut, Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi mempunyai tata kerja yang didukung oleh :
1. Bidang Akreditasi Sistem Manajemen; dengan tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan pedoman, norma, kriteria,
prosedur, program dan perencanaan serta melaksanakan
kesekretariatan akreditasi lembaga sertifikasi sistem manajemen,
penyusunan sistem pelayanan jasa, evaluasi dan penyiapan
kerjasama di bidang akreditasi sistem manajemen.
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Akreditasi Sistem
Manajemen menyelenggarakan fungsi :
a) pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan pedoman,
norma, kriteria, prosedur, program dan perencanaan
akreditasi lembaga sertifikasi dan sertifikasi sistem
manajemen dan yang terkait;
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Bidang Akreditasi Produk, Pelatihan
dan Personel
Sub Bidang Sistem dan
Evaluasi
Sub Bidang Pelaksanaan
Proses
Bidang Akreditasi Lingkungan
Sub Bidang Sistem dan
Evaluasi
Sub Bidang Pelaksanaan
Proses
Bidang Akreditasi Sistem
Manajemen
Sub Bidang Sistem dan
Evaluasi
Sub Bidang Pelaksanaan
Proses
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 10
b) pelaksanaan penyusunan sistem akreditasi dan sertifikasi
sistem manajemen dan yang terkait;
c) pelaksanaan kesekretariatan akreditasi Lembaga Sertifikasi
Sistem Manajemen dan yang terkait;
d) pelaksanaan pelayanan jasa di bidang akreditasi lembaga
sertifikasi sistem manajemen;
e) pelaksanaan penyiapan kerjasama bidang akreditasi dan
sertifikasi sistem manajemen;
f) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi bidang akreditasi
sistem manajemen.
2. Bidang Akreditasi Lingkungan; dengan tugas melaksanakan
penyiapan penyusunan pedoman, norma, kriteria, prosedur,
program dan perencanaan serta melaksanakan kesekretariatan
akreditasi lembaga sertifikasi lingkungan, penyusunan sistem,
pelayanan jasa, evaluasi dan penyiapan kerjasama di bidang
akreditasi lingkungan
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Akreditasi Lingkungan
menyelenggarakan fungsi :
a) pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan pedoman,
norma, kriteria, prosedur, program dan perencanaan
akreditasi lembaga sertifikasi lingkungan dan yang terkait;
b) penyusunan sistem akreditasi dan sertifikasi lingkungan dan
yang terkait;
c) pelaksanaan kesekretariatan akreditasi lembaga sertifikasi
lingkungan dan yang terkait;
d) pelaksanaan pelayanan jasa di bidang akreditasi lembaga
sertifikasi lingkungan dan yang terkait;
e) pelaksanaan penyiapan kerjasama bidang akreditasi dan
sertifikasi lingkungan;
f) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi bidang akreditasi
lingkungan.
3. Bidang Akreditasi Produk, Pelatihan dan Personel; dengan tugas
melaksanakan penyiapan penyusunan pedoman, norma, kriteria,
prosedur, program dan perencanaan serta melaksanakan
kesekretariatan akreditasi lembaga sertifikasi produk, lembaga
pelatihan, lembaga sertifikasi personel dan yang terkait,
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 11
penyusunan sistem, pelayanan jasa, evaluasi dan penyiapan
kerjasama di bidang akreditasi lembaga sertifikasi produk,
pelatihan dan personel
Dalam melaksanakan tugasnya, Bidang Akreditasi Produk,
Pelatihan dan Personel menyelenggarakan fungsi :
a) pelaksanaan penyiapan bahan penyusunan pedoman,
norma, kriteria, prosedur, program dan perencanaan
akreditasi lembaga sertifikasi serta sertifikasi Produk,
Pelatihan, Personel dan yang terkait;
b) penyusunan sistem akreditasi dan sertifikasi Produk,
Pelatihan, Personel dan yang terkait;
c) pelaksanaan kesekretariatan akreditasi Lembaga Sertifikasi
Produk, Lembaga Pelatihan, Lembaga Sertifikasi Personel
dan yang terkait;
d) pelaksanaan pelayanan jasa di bidang Akreditasi Lembaga
Sertifikasi Produk, Lembaga Pelatihan dan Lembaga
Sertifikasi Personel dan yang terkait;
e) pelaksanaan penyiapan kerjasama di bidang akreditasi dan
sertifikasi Produk, Pelatihan dan Personel;
f) pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidang akreditasi
Produk, Pelatihan dan Personel.
4. Kelompok Jabatan Fungsional.
I.4 SUMBER DAYA MANUSIA
Untuk mendukung pelaksanaan operasional organisasi, sampai
dengan 31 Desember 2018 Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi memiliki
personel berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) sebanyak dua puluh
delapan (28) orang, dengan rincian sesuai tabel berikut:
Tabel I.1
Personel ASN Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
No Uraian Jenjang Pendidikan Jumlah
Orang < S1 S1 S2
1. Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 1 1
2. Bidang Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Produk dan Personel 9 9
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 12
Gambar I.2
Personel Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
I.5 PERAN STRATEGIS
Dengan ditetapkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014
tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (SPK), BSN diharapkan
memberikan kontribusi dalam pemecahan masalah yang dihadapi
selama ini.
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi mempunyai peran strategis
dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN, yaitu 1) pengkajian dan
penyusunan kebijakan nasional di bidang standardisasi nasional 2)
penyelenggaraan kegiatan kerja sama dalam negeri dan internasional
di bidang standardisasi Untuk itu sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi telah mengidentifikasi potensi,
permasalahan yang dihadapi, dan tindak lanjut yang akan dilakukan
dalam mendukung pelaksanaan fungsi BSN.
3. Bidang Akreditasi Lingkungan 1 5 3 9
4. Bidang Akreditasi Sistem Manajemen 1 7 1 9
Jumlah 2 21 5 28
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 13
Tabel I.2
Potensi dan Permasalahan Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
POTENSI PERMASALAHAN TINDAK LANJUT
1. Meningkatnya jumlah
LPK
2. Meningkatnya
permintaan
penerapan skema
akreditasi baru
3. pengembangan
saling pengakuan
(MRA) yang
mendukung ekspor
4. Sumber daya
manusia
1. Proses akreditasi yang
lama
2. Banyak regulasi yang
belum menggunakan
regulatory impact
assessment (RIA)
3. Belum sepenuhnya
standar nasional harmonis
dengan standar
internasional
1. Capacity building
layanan akreditasi
untuk mendukung
MRA
2. Peningkatan waktu
proses layanan
akreditasi dengan
antara lain proses
audit kecukupan
dilakukan di kantor, dll
3. Perekrutan asesor baru
dan tenaga ahli
4. Refreshment/pelatihan
asesor, sekretariat,
dan panitia teknis
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 14
BAB II PERENCANAAN KINERJA
II.1 PERENCANAAN STRATEGIS
II.1.1 Visi dan Misi
umusan visi dan misi Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
sesuai Rencana Strategis (Renstra) Pusat Akreditasi Lembaga
Sertifikasi Tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut.
VISI
"Menjadi Pusat yang terpercaya dalam pengembangan sistem
akreditasi Lembaga Sertifikasi guna memfasilitasi
peningkatan daya saing dan transaksi perdagangan global”
MISI
Sejalan dengan visi tersebut di atas, maka misi Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi adalah:
1. Menguatkan sistem akreditasi lembaga sertifikasi;
2. Melaksanakan akreditasi lembaga sertifikasi;
3. Meningkatkan kerjasama bidang akreditasi lembaga sertifikasi;
4. Melaksanakan evaluasi sistem akreditasi lembaga sertifikasi dan
evaluasi serta penerapannya;
5. Meningkatkan kompetensi SDM akreditasi lembaga sertifikasi.
R
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 15
II.1.2 Tujuan dan Sasaran
Tujuan merupakan sesuatu apa yang akan dicapai atau
dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai dengan lima tahunan.
Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi
serta didasarkan pada isu-isu dan analisis strategis, serta mengarahkan
perumusan sasaran, kebijakan, program, dan kegiatan dalam
rangka merealisasi misi. Tujuan yang dirumuskan berfungsi juga untuk
mengukur sejauh mana visi dan misi Pusat Akreditasi Lembaga
Sertifikasi telah dicapai mengingat tujuan dirumuskan berdasarkan visi
dan misi organisasi.
Rumusan tujuan Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi adalah
sebagai berikut:
TUJUAN
1. Memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi
mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai;
2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi
pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.
Sasaran disini merupakan sasaran di lingkungan Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi selaku Unit Teknis di lingkungan BSN. Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi dituntut agar dapat mengikuti perkembangan dan
dinamika di lingkungan BSN untuk meningkatkan kualitas, produktivitas
dan kinerja pelaksanaan fungsi BSN. Untuk itu, pencapaian kinerja Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi harus dapat dinilai dari aspek ketepatan
penentuan sasaran strategis, indikator kinerja, ketepatan target dan
keselarasan antara kinerja output dan kinerja outcome. Pada tahun
2018, sasaran Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi telah dilakukan
penyempurnaan dalam rangka perbaikan berkelanjutan.
Berikut sasaran berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 16
SASARAN
Sasaran sesuai Renstra Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun 2015-
2019 :
1. Terwujudnya daya saing produk berstandar di pasar domestik dan
global
2. Meningkatnya Efektivitas Sistem Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian
3. Meningkatkan Pengelolaan Akreditasi LPK (Lembaga Penilaian
Kesesuaian)
4. Meningkatkan layanan Akreditasi Lembaga Sertifikasi
5. Memastikan ketersediaan skema akreditasi dan sertifikasi sesuai
kebutuhan pemangku kepentingan
6. Meningkatkan Pengelolaan Asesor Akreditasi Lembaga Sertifikasi
7. Meningkatkan tata kelola dan organisasi yang professional di PALS
8. Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
9. Meningkatkan pengelolaan sarana dan prasarana penunjang
kinerja
10. Meningkatkan kinerja pengelolaan anggaran
Sedangkan sasaran yang ditetapkan untuk mencapai tujuan Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi berdasarkan Perjanjian Kinerja Tahun 2018
sebagai upaya penyempurnaan adalah sebagai berikut:
1. % SNI yang digunakan oleh pelaku usaha
2. % pertumbuhan industri/organisasi yang menerapkan SNI
3. Jumlah Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang di akreditasi
4. Jumlah pengakuan akreditasi secara internasional
5. Jumlah Paket Layanan Akreditasi Lembaga Sertifikasi
6. % Proses layanan akreditasi dibawah 12 bulan (akredtiasi awal, re-
akreditasi)
7. % Ketersediaan skema akreditasi dan sertifikasi untuk memenuhi
kebutuhan pemangku kepentingan
8. Jumlah Asesor baru Lembaga Sertifikasi (LS)
9. Jumlah Asesor yang kompetensinya meningkat
10. Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Nilai PMPRB)
11. Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN (Nilai LKE AKIP)
12. Nilai kepatuhan layanan publik
13. % ASN yang mengikuti program peningkatan kompetensi
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 17
14. % Ketersediaan sarana dan prasarana berdasarkan Rencana
Kebutuhan BMN
15. % pemanfaatan BMN
16. % realisasi anggaran
II.2 PERJANJIAN KINERJA
Perjanjian Kinerja merupakan Pernyataan Kinerja atau Perjanjian
Kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja
tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi.
Perjanjian kinerja dimanfaatkan oleh pimpinan instansi pemerintah
untuk menilai keberhasilan organisasi pada akhir tahun.
Sebagai upaya untuk terus melakukan perbaikan dalam
pengukuran kinerja, pada tahun 2018 telah dilakukan penyempurnaan
Indikator Kinerja Sasaran Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi sehingga
indikator kinerja Perjanjian Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Tahun 2018 juga mengalami perubahan. Berikut adalah Perjanjian
Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi tahun 2018 berdasarkan
sasaran, indikator kinerja dan target.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 18
Tabel II.1
Perjanjian Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun
2018
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET
Customer Perspectives
1 Terwujudnya daya saing
produk berstandar di pasar
domestik dan global
1 % SNI yang digunakan oleh
pelaku usaha
5 %
2 Meningkatnya Efektivitas
Sistem Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian
2 % pertumbuhan
industri/organisasi yang
menerapkan SNI
2.5 %
3
Meningkatkan Pengelolaan
Akreditasi LPK (Lembaga
Penilaian Kesesuaian)
3 Jumlah Lembaga Penilaian
Kesesuaian (LPK) yang di
akreditasi
275 LPK
4 Jumlah pengakuan akreditasi
secara internasional
7 MRA
Internal Process Perspectives
4
Meningkatkan layanan
Akreditasi Lembaga Sertifikasi
5 Jumlah Paket Layanan
Akreditasi Lembaga Sertifikasi
480 Laya-
nan
6 % Proses layanan akreditasi
dibawah 12 bulan (akredtiasi
awal, re-akreditasi)
100 %
5 Memastikan ketersediaan
skema akreditasi dan
sertifikasi sesuai kebutuhan
pemangku kepentingan
7 % Ketersediaan skema akreditasi
dan sertifikasi untuk memenuhi
kebutuhan pemangku
kepentingan
100 %
6
Meningkatkan Pengelolaan
Asesor Akreditasi Lembaga
Sertifikasi
8 Jumlah Asesor baru Lembaga
Sertifikasi (LS)
40 asesor
9 Jumlah Asesor yang
kompetensinya meningkat
80 %
Learning and Growth Perspectives
7
Meningkatkan tata kelola
dan organisasi yang
professional di PALS
10 Tingkat pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (Nilai PMPRB)
83 nilai
11 Tingkat kualitas akuntabilitas
kinerja BSN (Nilai LKE AKIP)
70 nilai
12 Nilai kepatuhan layanan publik 104 nilai
8 Meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia
13 % ASN yang mengikuti program
peningkatan kompetensi
100 %
9 Meningkatkan pengelolaan
sarana dan prasarana
penunjang kinerja
14 % Ketersediaan sarana dan
prasarana berdasarkan
Rencana Kebutuhan BMN
100 %
15 % pemanfaatan BMN 100 %
10 Meningkatkan kinerja
pengelolaan anggaran
16 % realisasi anggaran ≥95 %
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 19
Sebagaimana tercantum dalam tabel di atas, Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi pada tahun 2018 menetapkan sebanyak sepuluh
(10) sasaran dimana setiap sasaran memiliki indikator kinerja sebagai
acuan untuk mengukur keberhasilan atau kegagalan pada setiap
pelaksanaannya.
Dalam rangka mencapai sasaran yang telah ditetapkan, Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi melaksanakan 1 kegiatan dalam 1
program. Adapun keseluruhan program dan kegiatan tersebut
termasuk output yang akan dihasilkan adalah sebagai berikut:
A. Program Peningkatan Akreditasi Lembaga Sertifikasi melalui:
1. Kegiatan: Peningkatan Akreditasi Lembaga Sertifikasi,
menghasilkan output “Penilaian Akreditasi Bidang Lembaga
Sertifikasi”.
Dalam rangka menghasilkan output ini, melaksanakan
komponen kegiatan sebagai berikut:
1. Melaksanakan pemeliharaan dan pengembangan skema
akreditasi lembaga sertifikasi
2. Meningkatkan layanan akreditasi lembaga sertifikasi
3. Mempertahankan Pengakuan Internasional dan Regional
Terhadap Sistem Akreditasi dan Sertifikasi Bidang Sistem
Manajemen, Produk dan Personel
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 20
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
kuntabilitas kinerja adalah pertanggungjawaban kinerja
instansi dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis
instansi dan digunakan sebagai dasar untuk menilai
keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai
sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi lembaga.
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi berkewajiban untuk
melaporkan akuntabilitas kinerja melalui penyajian Laporan Kinerja.
Laporan Kinerja tersebut menggambarkan tingkat keberhasilan dan
kegagalan selama kurun waktu 1 (satu) tahun berdasarkan sasaran,
program dan kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk mendukung
pencapaian kinerjanya, Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi telah
melaksanakan beberapa aktivitas kegiatan yang disesuaikan dengan
tugas pokok dan fungsinya. Pelaksanaan aktivitas kegiatan tersebut
selanjutnya dituangkan dalam Laporan Kinerja Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi Tahun 2018.
III.1 CAPAIAN KINERJA
Pencapaian kinerja adalah hasil kerja yang dicapai organisasi
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya dalam rangka
mencapai tujuan dan sasaran organisasi. Dalam rangka mendukung
pencapaian tujuan dan sasaran untuk mewujudkan visi dan misi Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi, maka telah ditetapkan sasaran dan
target kinerja. Sasaran dan target kinerja tersebut dicapai melalui
pelaksanaan program dan kegiatan serta aktivitas kegiatan
sebagaimana telah disampaikan pada Bab II. Pencapaian masing-
masing sasaran dan target yang terkait Pusat Akreditasi Lembaga
Sertifikasi yang direncanakan dalam Tahun 2018 berdasarkan Perjanjian
Kinerja, dapat dilihat pada tabel berikut.
A
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 21
Tabel III.1
Pencapaian Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Tahun 2018
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Reali-
sasi %
Capaian
Customer Perspectives
1 Terwujudnya daya
saing produk
berstandar di pasar
domestik dan global
1 % SNI yang
digunakan oleh
pelaku usaha
5 % 6,2 100
2 Meningkatnya
Efektivitas Sistem
Standardisasi dan
Penilaian Kesesuaian
2 % pertumbuhan
industri/organisasi
yang menerapkan
SNI
2.5 % 5,7 100
3
Meningkatkan
Pengelolaan
Akreditasi LPK
(Lembaga Penilaian
Kesesuaian)
3 Jumlah Lembaga
Penilaian
Kesesuaian (LPK)
yang di akreditasi
275 LPK 277 100
4 Jumlah
pengakuan
akreditasi secara
internasional
7 MRA 7 100
Internal Process Perspectives
4
Meningkatkan
layanan Akreditasi
Lembaga Sertifikasi
5 Jumlah Paket
Layanan Akreditasi
Lembaga Sertifikasi
480 Laya-
nan 483 100
6 % Proses layanan
akreditasi dibawah
12 bulan
(akredtiasi awal,
re-akreditasi)
100 % 100 100
5 Memastikan
ketersediaan skema
akreditasi dan
sertifikasi sesuai
kebutuhan
pemangku
kepentingan
7 % Ketersediaan
skema akreditasi
dan sertifikasi untuk
memenuhi
kebutuhan
pemangku
kepentingan
100 % 100 100
6
Meningkatkan
Pengelolaan Asesor
Akreditasi Lembaga
Sertifikasi
8 Jumlah Asesor
baru Lembaga
Sertifikasi (LS)
40 Ase-
sor 112 100
9 Jumlah Asesor
yang
80 % 80 100
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 22
SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET Reali-
sasi %
Capaian
kompetensinya
meningkat
Learning and Growth Perspectives
7
Meningkatkan tata
kelola dan organisasi
yang professional di
PALS
10 Tingkat
pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
(Nilai PMPRB)
83 nilai 87,22 100
11 Tingkat kualitas
akuntabilitas
kinerja BSN (Nilai
LKE AKIP)
70 nilai 63,90 91,29
12 Nilai kepatuhan
layanan publik
104 nilai 108 100
8 Meningkatkan
kompetensi sumber
daya manusia
13 % ASN yang
mengikuti program
peningkatan
kompetensi
100 % 100 100
9 Meningkatkan
pengelolaan sarana
dan prasarana
penunjang kinerja
14 % Ketersediaan
sarana dan
prasarana
berdasarkan
Rencana
Kebutuhan BMN
100 % 100 100
15 % pemanfaatan
BMN
100 % 100 100
10 Meningkatkan kinerja
pengelolaan
anggaran
16 % realisasi
anggaran
≥95 % 99,97 100
Berdasarkan tabel di atas, berikut diuraikan capaian kinerja Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi untuk masing-masing sasaran yang telah
ditetapkan dalam Perjanjian Kinerja.
Pencapaian sasaran tersebut dijelaskan sebagai berikut.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 23
SASARAN
1
Terwujudnya daya saing produk berstandar di
pasar domestik dan global
Tabel III.1
Capaian Kinerja Sasaran 1
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
SNI yang digunakan
oleh pelaku usaha
% - - 5 5 6,2 100 6 81 %
Rata-rata capaian Sasaran 100 *) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran
“terwujudnya daya saing produk berstandar di pasar domestik dan
global” terdiri dari satu (1) indikator kinerja yaitu “% SNI yang digunakan
oleh pelaku usaha”. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut
rata-rata capaian sebesar 100%.
Indikator 1 ini dihitung dengan formula:
Jumlah SNI yang digunakan oleh pelaku usaha untuk
mengembangkan bisnis dan pangsa pasarnya
--------------------------------------------------------------------------------------- x 100%
Jumlah SNI (Produk, Sistem dan Proses)
Baseline diambil dari jumlah SNI yang digunakan oleh pelaku usaha
pada tahun 2017 yang dihitung dari keputusan lingkup akreditasi KAN
baik akreditasi yag sudah ada maupun perluasan lingkup produk.
Didapatkan 795 SNI dalam ruang lingkup akreditasi Lembaga Sertifikasi
Produk yang ditetapkan sebagai baseline perhitungan kinerja. Untuk
mencapai target 5% jumlah SNI yang digunakan oleh pelaku usaha
pada tahun 2018, maka ditetapkan target indikator 1 yaitu sebanyak
835 SNI yang digunakan oleh pelaku usaha. Dalam rangka monitoring
capaian, maka ditetapkan target tiap triwulan yaitu Target TW I = 805,
TW II = 815, TW III = 825, TW IV = 835.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 24
Sampai dengan 31 Desember 2018, terdapat 844 SNI diakreditasi oleh
KAN yang menjadi lingkup akreditasi Lembaga Sertifikasi Produk.
Sehingga realisasi output indikator ini adalah 101,1%.
Sumber data adalah direktori ruang lingkup akreditasi Lembaga
Sertifikasi Produk yang dapat diakses pada laman www.bsn.go.id
SASARAN
2
Meningkatnya Efektivitas Sistem Standardisasi
dan Penilaian Kesesuaian
Tabel III.2
Capaian Kinerja Sasaran 2
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
Pertumbuhan
industri/organisasi
yang menerapkan SNI
% - - 2,5 2.5 5,7 100 3 83 %
Rata-rata capaian Sasaran 100 *) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran 2 terdiri dari
satu (1) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut
rata-rata capaian sebesar 100%.
Sasaran 2 ini dihitung dengan formula:
(Jumlah industri/organisasi yg menerapkan SNI
periode/thn berjalan) - (Jumlah industri/organisasi yg
menerapkan SNI periode/thn seblmnya)
------------------------------------------------------------------------------------------ x 100%
Jumlah industri/organisasi yg menerapkan SNI
periode/thn seblmnya
Sertifikat kesesuaian merupakan bukti kesesuaian suatu Barang, Jasa,
Sistem, Proses, atau Personal telah memenuhi SNI. Sertifikat kesesuaian
diberikan oleh Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang diakreditasi
KAN kepada pelaku usaha, khususnya industri/organisasi, setelah
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 25
melalui proses penilaian kesesuaian terhadap persyaratan SNI. Semakin
banyak jumlah sertifikat kesesuaian yang diberikan oleh LPK
menunjukkan bahwa penggunaan SNI oleh pelaku usaha telah semakin
meningkat.
Baseline jumlah industri/organisasi yg menerapkan SNI diambil dari data
seluruh klien lembaga sertifikasi yang menerapkan SNI pada tahun 2017,
yaitu berjumlah 13070. Data tersebut didapatkan dari laporan berkala
klien Lembaga Sertifikasi kepada KAN. Sampai dengan 31 Desember
2018, sebanyak 13819 industri/organisasi yang menerapkan SNI. Hal ini
berarti target indikator 2 telah berhasil dilampaui yaitu sebesar 5,7%
atau lebih dari 200% dari target indikator.
Salah satu faktor keberhasilan pencapaian target ini adalah kontribusi
bimbingan penerapan SNI kepada industri/pelaku usaha dan
bimbingan penerapan SNI kepada organisasi, skema akreditasi baru
seperti akreditasi LS Halal serta upaya memberikan dorongan kepada
pelaku usaha untuk meningkatkan kesadaran memproduksi produk
berdasarkan SNI dan kepada masyarakat untuk meningkatkan
kesadaran menggunakan produk ber-SNI.
Tabel III.2.1
Perkembangan industri/organisasi yang menerapkan SNI dari
tahun 2016 sd 2018
No Lingkup SNI
Year
2016 2017 2018
1. LS* Produk 2.982 3.082 1.560
2. LS Organik 355 319 288
3. LS Halal - - 3.314
4. LS Sistem Manajemen Lingkungan 438 775 650
5. Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari - - 223
6. LS Ekolabel 7 7 9
7. Lembaga Verfikasi/Validasi Gas Rumah Kaca - - 5
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 26
8. LS Sistem Manajemen Energi - - 6
9. Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu - - 2.257
10. LS Sistem Manajemen mutu 5.990 5.691 4.961
11. LS Sistem Manajemen Keamanan Pangan 196 198 198
12. LS Hazzard Analytical Critical Control Point 91 157 171
13. LS Sistem Manajemen Keamanan Informasi 39 113 88
14. LS Sistem Manajemen Alat Kesehatan 10 11 17
15. LS Sistem Manajemen Anti Penyuapan - - 72
Total 10114 10372 13819
Keterangan:
*LS : Lembaga sertifikasi
SASARAN
3
Meningkatkan Pengelolaan Akreditasi LPK
(Lembaga Penilaian Kesesuaian)
Tabel III.3
Capaian Kinerja Sasaran 3
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
Jumlah Lembaga
Penilaian Kesesuaian
(LPK) yang di akreditasi
LPK 190 220 255 275 277 100 300 92
Jumlah pengakuan
akreditasi secara
internasional
MRA 6 6 7 7 7 100 8 87,5%
Rata-rata capaian Sasaran 100
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
Indikator kinerja untuk mengukur terwujudnya sasaran 3 terdiri dari
dua (2) indikator kinerja. Capaian kinerja untuk indikator kinerja tersebut
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 27
rata-rata capaian sebesar 100%. Berikut disampaikan rincian capaian
indikator kinerja sasaran 3.
Indikator Kinerja : Jumlah Lembaga Penilaian Kesesuaian (LPK) yang di
akreditasi
Indikator ini dihitung dengan menghitung jumlah Lembaga Sertifikasi
yang diakreditasi oleh KAN secara kumulatif.
Pertumbuhan lembaga sertifikasi yang diakreditasi mengindikasikan
semakin besarnya pasar sertifikasi di Indonesia dan semakin sadarnya
masyarakat dan pelaku usaha akan pentingnya sertifikasi pada
kelangsungan usaha dan perlindungan pada kesehatan, keamanan
dan lingkungan hidup.
Sampai dengan 31 Desember 2018, sebanyak 277 lembaga sertifikasi
diakreditasi. Realisasi ini telah melampaui target yaitu 275 LPK, yang
berarti capaian kinerja PALS sebesar 102%. Kontribusi keberhasilan ini
adalah semakin banyaknya skema akreditasi yang dikembangkan dan
dioperasikan oleh KAN baik karena mengikuti pasar sertifikasi yang ada
di internasional maupun respon dari permintaan pemerintah maupun
pemangku kepentingan lain serta semakin banyaknya kebutuhan
sertifikasi untuk menunjang kebutuhan industry dan kebijakan
pemerintah.
Gambar III.1
Tren Jumlah Akreditasi
Lembaga Sertifikasi
Bidang Produk,
Pelatihan dan Personel
tahun 2015 sd 2018
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 28
Gambar III.2
Tren Jumlah Akreditasi Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen tahun 2016 sd
2018
Gambar III.3
Tren Jumlah Akreditasi Lembaga Sertifikasi Lingkungan tahun 2016 sd 2018
0
5
10
15
20
25
30
2016 2017 2018
LVLK SML PHPL LVVGRK LSE
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 29
Gambar III.2
Tren Jumlah Akreditasi Lembaga Sertifikasi tahun 2016 sd 2018
Indikator Kinerja : Jumlah pengakuan akreditasi secara internasional
Indikator ini dihitung dengan menghitung jumlah pengakuan akreditasi
lembaga sertifikasi yang diakui secara internasional, dimana data
didapat dari MLA.
Untuk meningkatkan
keberterimaan tersebut,
Indonesia dalam hal ini diwakili
oleh Komite Akreditasi Nasional
dengan sekretariatnya yang
berada di Pusat Akreditasi
Lembaga Sertifikasi menjadi
anggota di forum akreditasi
tingkat regional yaitu Pacific
Accreditation Cooperation (PAC) dan di tingkat internasional menjadi
anggota International Accreditation Forum (IAF). Indonesia telah
berhasil menandatangani mutual recognition arrangement (MLA) baik
di PAC maupun IAF.
Tujuan utama dari MLA adalah membangun pengaturan antar badan
akreditasi yang menjadi anggotanya untuk berkontribusi pada
kegiatan perdagangan dengan menghilangkan hambatan teknis
perdagangan dan meningkatkan keberterimaan di bidang penilaian
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 30
kesesuaian antar negara anggota IAF yang saat ini berjumlah 71
negara.
Diharapkan dengan MLA sertifikat akreditasi dan sertifikasi yang
dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi yang diakreditasi oleh anggota
MLA diakui oleh anggota MLA lainnya, sesuai dengan tujuan MLA yaitu
satu sertifikat diterima di mana saja (certified once accepted
everywhere).
Sampai akhir tahun 2018, KAN dapat memelihara keberterimaan untuk
7 skema seperti yang tertera pada table berikut.
Table III.3.1 MLA PAC dan IAF
MLA MLA PAC MLA IAF
Quality Management Systems QMS 24 Aug 2000 2 Sep 2002
Environmental Management Systems EMS 08 Jul 2004 6 Oct 2007
Product except GlobalGAP 16 Jun 2009 19 Oct 2009
Food Safety Management Systems FSMS 22 May 2013 21 Oct 2015
Persons 15 Jun 2016 26 Oct 2018
Information Security Management Systems ISMS 14 Dec 2017 -
Energy Management Systems EnMS 14 Dec 2017 -
SASARAN
4
Meningkatkan Pengelolaan Akreditasi LPK
(Lembaga Penilaian Kesesuaian)
Tabel III.4
Capaian Kinerja Sasaran 4
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
Paket Layanan
Akreditasi Lembaga
Sertifikasi
Laya-
nan
350 390 430 480 483 100 520 92
Proses layanan
akreditasi dibawah 12
bulan (akredtiasi awal,
re-akreditasi)
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Rata-rata capaian Sasaran 100
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 31
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
Indikator Kinerja 1 : Paket Layanan Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Indikator ini dihitung dengan menghitung Jumlah pelaksanaan
asesmen awal, reasesmen, asesmen penambahan ruang lingkup,
witness dan surveilen.
Proses pemeliharaan layanan sertifikasi terdiri dari
1. permohonan akreditasi awal, yaitu permohonan Lembaga
Sertifikasi yang ingin mendapatkan akreditasi dari KAN.
2. Permohonan penambahan ruang lingkup, yaitu permohonan
Lembaga Sertifikasi yang ingin menambah ruang lingkup
akreditasi yang telah dimiliki Lembaga Sertifikasi. Proses
penambahan ruang lingkup ini sama dengan proses akreditasi
awal.
3. Permohonan Penilikan (Surveliance), yaitu permohonan LS yang
ingin disurveilance pada tahun berjalan. Surveilen (pemantuan
dan evaluasi kompetensi) bertujuan untuk memastikan lembaga
sertifikasi memenuhi kriteria standard an praktek sertifikasi selalu
dipelihara. Surveilen dilakukan 2 kali dalam satu siklus akreditasi
dengan perincian survailen pertama dilakukan <12 bulan sejak
tanggal ditetapkan dan survailen kedua dilakukan sebelum
bulan ke-30. Jika lembaga sertifikasi ditetapkan untuk dilakukan
survailen dipercepat, yaitu 6 bulan setelah ditetapkan akreditasi,
maka lembaga sertifikasi harus dilakukan tiga kali surveilen.
4. Permohonan penyaksian (witness). Witness adalah proses
penyaksian audit oleh lembaga sertifikasi. Witness ini adalah
bagian dari proses asesmen dimana dapat diamati secara
langsung bagaimana auditor bekerja di lapangan. Sesuai
dengan persyaratan akreditasi, lembaga sertifikasi berkewajiban
untuk dilakukan witness sesuai dengan wakil kelompok produk
dan person minimal sekali dalam satu siklus akreditasi
5. Permohonan akreditasi ulang. Reasesmen bertujuan untuk
memperbaharui status akreditasi lembaga sertifikasi. Proses
reasesmen sama seperti proses asesmen awal, namun
memperhatikan hasil asesmen dan informasi pada siklus
sebelumnya. Lembaga sertifikasi jika bermaksud untuk
memperbaharui status akreditasi diwajibkan untuk melakukan
proses aplikasi jauh-jauh hari sebelum tanggal akreditasi berakhir
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 32
sehingga dapat dilakukan asesmen lapangan dalam rangka
reasesmen pada 6 bulan sebelum berakhirnya masa akreditasi.
Selain layanan tersebut, KAN juga memiliki layanan asesment Cross
Frontier, yaitu layanan melakukan asesmen pada LS yang berada di
Indonesia atas permintaan Lembaga Akreditasi Negara lain yang
menjadi anggota PAC/IAF atau memiliki perjanjian kerjasama dengan
KAN.
Alur proses pemeliharaan layanan sertifikasi dapat dilihat pada gambar
berikut.
Pada tahun 2018, PALS telah melaksanakan pelayanan jasa akreditasi
meliputi permohonan awal/ulang, pelaksanaan asesmen
awal/ulang/penambahan lingkup, survailen, witness sebanyak 483
layanan yang berarti bahwa indikator sasaran ini telah melebihi target
(480). Hal ini disebabkan meningkatnya jumlah lembaga sertifikasi yang
meminta akreditasi.
Gambar III.3
Alur Layanan Akreditasi Lembaga Sertifikasi
Permohonan
AuditKecukupan
AsesemanAwal/Ulang/
PenambahanRuangLingkup
Surveliance/Witness
RapatPengambilanKeputusan
(Pantek)
RapatPengambilanKeputusan
(KANCouncil)
Klien
RapatBanding
PenerbitanSer fikat
Ser fikat
YaYa
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Ya
Tidak
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 33
Indikator Kinerja 2 : Proses layanan akreditasi dibawah 12 bulan
(akredtiasi awal, re-akreditasi)
Indikator ini dihitung dengan formula:
X
P = --------- x 100%
Y
Keterangan :
P = Persentase Proses waktu akreditasi kurang dari 12 bulan
X = Jumlah proses asesmen awal, reasesmen dan asesmen
penambahan ruang lingkup kurang dari 12 bulan
Y = jumlah total proses asesmen awal, reasesmen dan asesmen
penambahan ruang lingkup
Sesuai amanah Undang-Undang No. 20 Tahun 2014 jangka waktu
layanan akreditasi telah ditetapkan setahun (12 bulan). Untuk
meningkatkan kualitas layanan akreditasi di Bidang Akreditasi Produk
dan Personel telah melakukan peningkatan terus menerus terhadap
waktu yang dibutuhkan dalam layanan akreditasi kurang dari 12 bulan.
Pada tahun 2018, seluruh proses layanan akreditasi berhasil diselesaikan
dalam waktu kurang dari 12 bulan, yang berarti bahwa target indikator
ini tercapai.
SASARAN
5
Memastikan ketersediaan skema akreditasi
dan sertifikasi sesuai kebutuhan pemangku
kepentingan
Tabel III.4
Capaian Kinerja Sasaran 5
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
Ketersediaan skema
akreditasi dan sertifikasi
untuk memenuhi
kebutuhan pemangku
kepentingan
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Rata-rata capaian Sasaran 100
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 34
Indikator ini dihitung dengan formula:
(Jumlah skema akreditasi dan sertifikasi yang
dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan pemangku
kepentingan)
---------------------------------------------------------------------------------------- x 100%
(Jumlah skema akreditasi dan sertifikasi yang
dibutuhkanoleh pemangku kepentingan)
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi melaksanakan tugas penyiapan
rumusan kebijakan, pembinaan, koordinasi program dan penyusunan
rencana di bidang akreditasi dan sertifikasi bidang sistem manajemen,
produk, lembaga pelatihan dan personel, dan sejenisnya serta
kerjasama dengan lembaga yang terkait dengan kegiatan akreditasi
dan sertifikasi baik secara bilateral, regional dan internasional.
Sesuai dengan perjanjian WTO tentang technical barrier to trade dan
sanitary phitosanitary yang menyatakan bahwa proses penilaian
kesesuaian dalam fungsinya sebagaimana diatas perlu saling diakui
untuk menghindari dan mencegah hambatan dalam perdagangan.
Oleh karena hal tersebut International Accreditation Forum (IAF) dan
Pacific Accreditation Cooperation (PAC) telah memfasilitasi untuk
pelaksanaan saling pengakuan proses penilaian kesesuaian melalui
penandatanganan MLA (multilateral agreement) badan akreditasi
yang mampu menerapkan proses akreditasi sesuai dengan ketentuan
internasional. Dengan adanya kesepakatan tersebut maka rantai
kepercayaan terhadap hasil penilaian kesesuaian mampu memfasilitasi
perdagangan nasional, regional maupun internasional.
Saat ini, PALS memiliki 24 skema akreditasi, dimana proses akreditasi
tersebut dilakukan oleh 3 bidang. Pembagian tugas dan kewenangan
didalam melakukan proses akreditasi dapat dilihat sebagai berikut :
1. Bidang Akreditasi Produk, Pelatihan dan Personel
Bidang Akreditasi Produk Bidang Akreditasi Produk, Pelatihan dan
Personel adalah bidang yang membawahi akreditasi untuk :
a. Lembaga Sertifikasi Produk
Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) adalah lembaga sertifikasi
yang diberikan kewenangan memberikan sertifikasi kepada
industri penerap SNI Produk. Operasional LS Pro dilakukan
berdasarkan SNI ISO/IEC 17065, DPLS 23 dan regulasi produk
terkait .
b. Lembaga Sertifikasi Produk berdasarkan GMP+
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 35
Selain mengembangkan Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro)
berdasarkan persyaratan SNI, KAN juga melayani akreditasi
untuk keberterimaan lembaga sertifikasi produk dengan
badan akreditasi luar negeri dengan menggunakan skema
GMP+. Operasional LS dilakukan berdasarkan ISO/IEC 17065.
c. Lembaga Sertifikasi Person
Lembaga Sertifikasi Person (LS Person) adalah lembaga
sertifikasi yang diberikan kewenangan memberikan sertifikasi
kepada person yang memenuhi persyaratan.
Pengoperasian LS Person didasarkan atas SNI ISO/IEC 17024
dan DLPS 23.
d. Lembaga Sertifikasi Organik
Lembaga Sertifikasi Organik (LSO) adalah lembaga sertifikasi
yang diberikan kewenangan memberikan sertifikasi kepada
industri penerap SNI Sistem Pertanian Organik. Pengoperasian
LSO didasarkan atas SNI ISO/IEC 17065, DPLS 20 dan regulasi
terkait.
e. Lembaga Pemeriksa Halal
Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) adalah lembaga sertifikasi
yang diberikan kewenangan memberikan sertifikasi kepada
industri penerap SNI Sistem Manajemen Halal (SNI 99001).
Pengoperasian LPH didasarkan atas SNI ISO/IEC 17065 dan
DPLS 21
2. Bidang akreditasi Manajemen Mutu
a. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu
KAN memberikan akreditasi terhadap Lembaga Sertifikasi Sistem
Manajemen Mutu (LS SMM) yang memberikan sertifikasi Sistem
Manajemen Mutu berdasarkan SNI ISO 9001:2005 dan SNI ISO
9001:2015. Akreditasi terhadap LSSM menggunakan acuan
standar :
- SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
- SNI ISO/IEC ISO/IEC TS 17021-3:2012 Penilaian kesesuaian –
Persyaratan lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi
sistem manajemen Bagian 3 : Persyaratan kompetensi untuk
audit dan sertifikasi sistem manajemen mutu
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 36
b. Lembaga Sertifikasi Hazard Analitycal Critical Control Point
(HACCP)
KAN memberikan akreditasi terhadap Lembaga Sertifikasi HACCP
yang memberikan sertifikasi SHACCP kepada industri penerap SNI
4852 Sistem analisa bahaya dan pengendalian titik kritis
berdasarkan :
- SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
- DPLS 05 Persyaratan Tambahan untuk Akreditasi Lembaga
Sertifikasi HACCP/SMKP
c. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan
(SMKP)
KAN memberikan akreditasi terhadap LS SMKP yang
memberikan sertifikasi kepada industri penerap SNI 22000 sistem
keamanan pangan, berdasarkan :
- SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
- SNI ISO/IEC 22003:2013 Sistem Manajemen Keamanan
Pangan- Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan
Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Pangan
d. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Informasi
(SMKI)
KAN memberikan akreditasi terhadap LS SMKI yang
memberikan sertifikasi kepada industri penerap SNI 27001 sistem
keamanan informasi, berdasarkan :
- SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
- SNI ISO/IEC 27006 Sistem Manajemen Keamanan Informasi-
Persyaratan Lembaga Penyelenggara Audit dan Sertifikasi
Sistem Manajemen Keamanan Informasi
e. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Keamanan Rantai Pasok
(SMKRP)
KAN memberikan akreditasi terhadap LS SMKP yang memberikan
sertifikasi kepada industri penerap SNI 28000 Spesifikasi sistem
manajemen keamanan pada rantai pasokan berdasarkan :
- SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 37
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
- ISO 28003 Security management system for the supply chain –
Requirement for bodies providing audit and certification of
supply chain security management system
- DPLS 10 Persyaratan Tambahan untuk Akreditasi Lembaga
Sertifikasi SMKRP
f. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Alat Kesehatan (SMMAK)
KAN memberikan akreditasi terhadap LS SMAK yang
memberikan sertifikasi kepada industri penerap SNI ISO
13485:2003,Peralatan kesehatan - Sistem manajemen mutu -
Persyaratan untuk tujuan regulasi, berdasarkan :
- SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
- DPLS 11 Persyaratan Tambahan untuk Akreditasi Lembaga
Sertifikasi SMMAK
g. Lembaga Sertifikasi Usaha Pariwisata (LSUP)
KAN memberikan akreditasi terhadap LS UP yang memberikan
sertifikasi kepada usaha pariwisata. Akreditasi terhadap LSUP
menggunakan acuan :
Peraturan Menteri Pariwisata No 1 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Sertifikasi Usaha Pariwisata
SNI ISO/IEC 17021:2011 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
h. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Biorisiko Laboratorium
(SMBL)
KAN memberikan akreditasi terhadap LSSMBL yang memberikan
sertifikasi kepada usaha pariwisata. Akreditasi terhadap LSSMBL
menggunakan acuan :
SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
DPLS 25 Rev 1 – Persyaratan tambahan bagi lembaga
sertifikasi sistem manajemen biorisiko laboratorium
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 38
i. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan
(LSSMAP)
KAN memberikan akreditasi terhadap LSSMAP yang memberikan
sertifikasi kepada usaha pariwisata. Akreditasi terhadap LSSMAP
menggunakan acuan :
SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan
SNI ISO/IEC TS 17021-9:2016 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 9: Persyaratan kompetensi untuk audit
dan sertifikasi sistem manajemen anti penyuapan
j. Lembaga Sertifikasi Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (LS
PPIU)
KAN memberikan akreditasi terhadap LS PPIU yang memberikan
sertifikasi kepada usaha penyelenggara ibadah umrah.
Akreditasi terhadap LS PPIU menggunakan acuan :
- SNI ISO/IEC 17065:2012 SNI ISO/IEC 17065:2012 Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan untuk lembaga sertifikasi produk,
proses dan jasa.
- DPLS 30 – Persyaratan tambahan bagi lembaga sertifikasi
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah
3. Bidang akreditasi Lingkungan.
a. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan
KAN memberikan akreditasi terhadap Lembaga Sertifikasi Sistem
Manajemen Lingkungan (LSSML) yang memberikan sertifikasi
Sistem Manajemen Lingkungan SNI ISO 14001:2005 dan SNI ISO
14001:2015.
Akreditasi terhadap LSSML menggunakan acuan standar :
- SNI ISO/IEC 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan,
- SNI ISO/IEC TS 17021-2:2012 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen Bagian 2 : Persyaratan kompetensi untuk audit
dan sertifikasi sistem manajemen lingkungan serta
b. Lembaga Sertifikasi Ekolabel (LSE)
KAN memberikan akreditasi terhadap LSE yang memberikan
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 39
sertifikasi ekolabel kepada industri penerap SNI ekolabel, dengan
menggunakan acuan SNI ISO/IEC 17065:2012 Penilaian
Kesesuaian – Persyaratan untuk lembaga sertifikasi produk, proses
dan jasa.
c. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Energi (LS SME)
KAN memberikan akreditasi terhadap LS SME yang memberikan
sertifikasi kepada industri penerap SNI ISO/IEC 50001 Sistem
Manajemen Energi – Persyaratan dengan pedoman
penggunaan, dengan menggunakan acuan :
- SNI ISO 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan,
- ISO 50003 Energy management systems — Requirements for
bodies providing audit and certification of energy
management systems.
d. Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP PHPL)
KAN memberikan akreditasi terhadap LP PHPL yang memberikan
sertifikasi kepada industri penerap PHPL, dengan menggunakan
acuan :
- Peraturan Menteri LHK no 30 tahun 2016 tentang penilaian
kinerja pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi
legalitas kayu pada pemegang izin, hak pengelolaan atau
pada hutan hak
- Perdirjen PHPL KLHK nomor 14 tahun 2016 tentang standar dan
pedoman pelaksanaan pengelolaan hutan produksi lestari
dan verifikasi legalitas kayu
- SNI ISO/IEC 17065:2012 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan
untuk lembaga sertifikasi produk, proses dan jasa.
e. Lembaga Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK)
KAN memberikan akreditasi terhadap LVLK yang memberikan
sertifikasi kepada industri penerap legalitas kayu, dengan
menggunakan acuan :
- PerMen LHK no 30 tahun 2016 tentang penilaian kinerja
pengelolaan hutan produksi lestari dan verifikasi legalitas kayu
pada pemegang izin, hak pengelolaan atau pada hutan hak
- Perdirjen PHPL KLHK nomor 14 tahun 2016 tentang standar dan
pedoman pelaksanaan pengelolaan hutan produksi lestari
dan verifikasi legalitas kayu
- SNI ISO/IEC 17065:2012 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan
untuk lembaga sertifikasi produk, proses dan jasa.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 40
f. Lembaga Verifikasi dan Validasi Gas Rumah Kaca (LVV GHG)
KAN memberikan akreditasi terhadap LVV GHG yang
memberikan sertifikasi kepada industri penerap standar gas
rumah kaca (SNI ISO 14064 series) dengan menggunakan acuan
ISO 14065 Gas rumah kaca Persyaratan bagi lembaga validasi
dan verifikasi gas rumah kaca untuk digunakan dalam akreditasi
atau bentuk pengakuan lainnya.
g. Lembaga Verifikasi dan Validasi ICAO CORSIA
KAN memberikan akreditasi terhadap LVV GHG ICAO CORSIA
yang memberikan sertifikasi kepada operator penerbangan
penerap penghitungan emisi karbon dengan menggunakan
acuan :
- ISO 14065 Gas rumah kaca Persyaratan bagi lembaga validasi
dan verifikasi gas rumah kaca
- Acuan ICAO CORSIA untuk digunakan dalam akreditasi atau
bentuk pengakuan lainnya.
h. Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Keselamatan dan
Keamanan Kerja (LS SMK3)
KAN memberikan akreditasi terhadap LS SMK3 yang memberikan
sertifikasi kepada industri penerap ISO/IEC 45001 Sistem
Manajemen Energi – Persyaratan dengan pedoman
penggunaan, dengan menggunakan acuan :
- SNI ISO 17021-1:2015 Penilaian kesesuaian – Persyaratan
lembaga penyelenggara audit dan sertifikasi sistem
manajemen – Bagian 1: Persyaratan,
- ISO/IEC TS 17021-10 Conformity assessment — Requirements for
bodies providing audit and certification of management
systems — Part 10: Competence requirements for auditing and
certification of occupational health and safety management
systems
i. Lembaga Sertifikasi Pegelolaan Kelapa Sawit Indonesia (ISPO)
KAN mengembangkan skema layanan baru untuk akreditasi
terhadap LS ISPO yang memberikan sertifikasi kepada industri
kelapa sawit berkelanjutan Sistem Sertifikasi Kelapa Sawit
Berkelanjutan Indonesia
- SNI ISO/IEC 17065:2012 Penilaian Kesesuaian – Persyaratan
untuk lembaga sertifikasi produk, proses dan jasa.
Dalam rangka mendukung kebutuhan stakeholder untuk menjamin
pemenuhan regulasi yang telah ditetapkan serta pemenuhan
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 41
persyaratan internasional serta tindaklanjut dari penandatanganan
kesepakatan yang telah dilakukan, BSN melalui Komite Akreditasi
Nasional meluncurkan dan mengoperasikan skema akreditasi yaitu
Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) pada tahun
2018
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
International Civil Association Organization - Carbon Offsetting
and Reduction Scheme for International Aviation (ICAO - CORSIA)
Food Safety System Certification (FSSC 22000)
Dalam perumusan skema-skema tersebut keterlibatan stakeholder dan
para ahli sangat berperan besar sehingga dapat diluncurkannya
skema tersebut, dengan dioperasikannya skema tersebut maka
kebutuhan dan harapan stakeholder dapat dipenuhi, yang berarti
bahwa target indikator ini tercapai.
SASARAN
6
Meningkatkan Pengelolaan Asesor Akreditasi
Lembaga Sertifikasi
Tabel III.6
Capaian Kinerja Sasaran 6
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
Jumlah Asesor baru
Lembaga Sertifikasi (LS)
asesor 40 40 40 40 112 100 40 100
Jumlah Asesor yang
kompetensinya
meningkat
% 80 80 80 80 80 100 100 100
Rata-rata capaian Sasaran 100
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
Indikator Kinerja 1 : Jumlah Asesor baru Lembaga Sertifikasi (LS)
Indikator ini dihitung dengan menghitung jumlah asesor baru yang
dihasilkan dari proses rekrutmen asesor.
Dalam rangka peningkatan kompetensi SDM terkait akreditasi telah
berhasil diselenggarakan beberapa pelatihan asesor yaitu:
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 42
1. 3 – 5 September 2018 diselenggarakan Pelatihan Asesor Produk di
Jakarta;
2. 25 – 27 September 2018 diselenggarakan Pelatihan Asesor Produk
yang berkerja sama dengan Badan Pengawas Tenaga Nuklir
(Bapeten);
3. 23 – 25 Oktober 2018 diselenggarakan Pelatihan asesor Person,
4. 17 – 21 September 2018 diselenggarakan Pelatihan asesor SNI ISO
45001,
5. 20 – 21 Agustus 2018 diselenggarakan Pelatihan asesor PPIU.
Dari 5 pelatihan tersebut dihasilkan penambahnan112 orang asesor
lembaga sertifikasi. Target untuk indicator ini adalah 40 penambahan
asesor karena pada saat penyusunan target terjadi pemotongan
anggaran, namun pada pertengahan tahun 2018, anggaran yang
semula di-blok dikembalikan lagi untuk dipergunakan serta terdapat
satu pelatihan yang bekerja sama dengan BAPETEN sehingga
pembiayaan untuk kegiatan ini sepenuhnya ditanggung oleh BAPETEN.
Indikator Kinerja 2 : Jumlah Asesor yang kompetensinya meningkat
Indikator ini dihitung dengan menghitung jumlah asesor yang
meningkat kompetensinya melalui kegiatan workshop dan seminar
yang diselenggarakan untuk memberikan update informasi dan
pengetahuan terbaru terkait akreditasi lembaga sertifikasi.
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi melakukan peningkatan
kompetensi sumberdaya manuasia dengan tujuan agar pelaksanaan
kegiatan akreditasi lembaga sertifikasi dapat lebih efektif dan
berkualitas, serta proses penilaian kesesuaian yang dilakukan oleh
lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi dapat diterima di tingkat
regional maupun internasional dengan tersedianya SDM yang
kompeten dan dalam jumlah yang cukup.
No Kegiatan Tanggal & tempat
pelaksanaan
Jumlah
Peserta
1. Refreshment Asesor dan panitia
teknis Akreditasi Produk 5-Apr-2018 25
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 43
No Kegiatan Tanggal & tempat
pelaksanaan
Jumlah
Peserta
2. Refreshment Asesor dan panitia
teknis Akreditasi Personel 12-Feb-2018 15
3. Refreshing Lembaga sertifikasi
Produk 19-Apr-2018 100
4. Pelatihan dalam rangka
rekrutmen Asesor bidang produk
di KAN
3-5 September 2018 22
5. Pelatihan dalam rangka
rekrutmen Asesor bidang produk
kerjasama dengan Bapeten
24-28 September
2018 18
6. Pelatihan dalam rangka
rekrutmen Asesor bidang person 23-25 Oktober 2018 25
7. FGD Revisi DPLS 04 (Skema
Produk) 30-Nov-2018 5
8. FGD Revisi DPLS 20 (Skema
Organik) 31 Juli 2018 5
9. FGD Pengembangan DPLS Skema
IndoGAP 5 Desember 2018 15
10. Sosialisasi Kebijakan KAN untuk
Lembaga Sertifikasi 16 oktober 2018 200
11. Refreshment Course TA LPPHPL
dan LVLK
29 Januari 2018,
Jakarta
10
12. Pengenalan Standar ISO 45001 2 - 3 Mei 2018,
Jakarta
20
13. Pelatihan asesor GRK Program
ICAO Corsia
13 - 16 Agustus 2018,
Jakarta
43
14. Pelatihan asesor SMK3 17 - 21 September
2019, Jakarta
26
15. Workshop ISO 45001 25 Oktober 2018,
Jakarta
43
16. FGD Review Pelaksanaan
Sertifikasi SVLK
15 November 2018,
Jakarta
35
17. Workshop SNI ISO/IEC 17021-
1:2015 dan DPLS 18 Rev 1 bagi
LSUP
20 Februari 2018 28
18. Workshop SNI ISO/IEC 17021-
1:2015
23 April 2018 17
19. Training Penyesuaian Kompetensi
Personil KAN Skema LS PPIU
20-21 Agustus 2018 22
20. penyesuaian kompetensi personel
LPK skema akreditasi PPIU
13-14 September
2018
84
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 44
No Kegiatan Tanggal & tempat
pelaksanaan
Jumlah
Peserta
21. Sosialisasi Persyaratan Akreditasi 18 Oktober 2018 80
22. FGD Skema akreditasi LS SMKP
dan LS FSSC 2000
5 Desember 2018 13
23. FGD Skema Akreditasi SMMAK 13 November 2018 18
SASARAN
7
Meningkatkan tata kelola dan organisasi
yang professional di PALS
Tabel III.7
Capaian Kinerja Sasaran 7
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
Tingkat pelaksanaan
Reformasi Birokrasi (Nilai
PMPRB)
83 83 83 83 87,22 100 83 100
Tingkat kualitas
akuntabilitas kinerja BSN
(Nilai LKE AKIP)
70 70 70 70 63,90 91,29 70 100
Nilai kepatuhan layanan
publik
104 104 104 104 108 100 104 100
Rata-rata capaian Sasaran 100
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
Indikator Kinerja 1 : Tingkat pelaksanaan Reformasi Birokrasi (Nilai PMPRB)
Sesuai dengan kegiatan RB BSN, PALS telah mentapkan target dan
melaksanakan target kegiatan sebagai berikut.
1. Menyusun dan melaksanakan Sistem Pengendalian Internal
Pemerintah (SPIP) di lingkup PALS sebagai tindak
lanjut pemberlakukan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun
2008.
2. Menyusun dan mengembangkan sistem implementasi “Wilayah
Bebas Korupsi” di lingkungan PALS.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 45
3. Mengembangkan, menerapkan, dan memelihara sistem
manajemen mutu dalam pelaksanaan tugas dan fungsi di
bidang penerapan dan akreditasi.
4. Menindaklanjuti hasil pengawasan internal yang dilakukan oleh
Inspektorat BSN terhadap pelaksanaan Sistem Pengawasan
Internal Pemerintahan di lingkup PALS.
5. Menindaklanjuti hasil audit internal sistem manajemen mutu yang
dilakukan oleh Tim Sistem Manajemen Mutu BSN terhadap
pelaksanaan sistem manajemen mutu di lingkup PALS.
6. Menindaklanjuti hasil audit (pengawasan) eksternal yang telah
dilaksanakan melalui Peer Evaluasi APLAC dan PAC dalam
rangka memelihara dan mengembangkan skema akreditasi KAN
yang diakui di tingkat regional dan internasional
7. Melakukan pemeliharaan dan pengembangan e-governance,
yaitu:
a) KAN Management Information System (KAN-MIS) bidang
lembaga sertifikasi, untuk mendukung pendaftaran akreditasi
secara online,
b) pengelolaan internal akreditasi bidang lembaga sertifikasi,
8. Melakukan review standar pelayanan publik, khususnya layanan
akreditasi di bidang lembaga sertifikasi
Dengan demikian, implementasi RB BSN sesuai tugas dan fungsi telah
dapat dilaksanakan dengan realisasi capaian 87,22. Nilai capaian
tersebut berhasil melebihi target yang telah ditetapkan yaitu 83.
Indikator Kinerja 2 : Tingkat kualitas akuntabilitas kinerja BSN (Nilai LKE
AKIP)
Pengawasan internal adalah pengawasan yang dilakukan oleh aparat
pengawasan yang berasal dari lingkungan internal organisasi
pemerintah (Revrison - 1998). Tujuan utama dari pengawasan internal
untuk membantu suatu organisasi dalam mencapai prestasi dan target
yang menguntungkan dan mencegah kehilangan sumber daya.
Pengawasan internal dapat membantu menghasilkan laporan
keuangan yang dapat dipercaya dan juga dapat memastikan suatu
organisasi mematuhi undang-undang dan peraturan, terhindar dari
reputasi yang buruk dan segala konsekuensinya. Pengawasan internal
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 46
dapat pula membantu mengarahkan suatu organisai untuk mencapai
tujuannya dan terhindar dari hal yang merugikan.
Untuk dapat mewujudkan tata kelola penyenggaraan pemerintah
yang baik tersebut pemerintah membentuk suatu sistem yang dapat
mengendalikan seluruh kegiatan penyelenggaraan pemerintahan.
Sistem dimaksud adalah Sistem Pengendalian Intern Pemerintah atau
sering disingkat dengan SPIP. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah
dilaksanakan oleh Inspektorat melalui Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah BSN.
Komponen Pengawasan Internal sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun
2008, SPIP terdiri dari lima unsur, yaitu:
1) Lingkungan Pengendalian (Control Environment);
2) Penaksiran Resiko (Risk Assessment);
3) Aktivitas Pengawasan (Control Activities);
4) Informasi dan Komunikasi (Information and Communication);
5) Pemantauan pengendalian intern (Monitoring).
Indikator Keberhasilan Pengawasan yang dapat digunakan untuk
mengukur keberhasilan pelaksanaan pengawasan melekat
diantaranya adalah:
1) Meningkatnya disiplin, prestasi dan pencapaian sasaran
pelaksanaan tugas;
2) Berkurangnya penyalahgunaan wewenang.
Indikator ini dapat dilihat dari berkembangnya hal-hal sebagai berikut:
a. Berkurangnya tuntutan masyarakat terhadap pemerintah.
b. Terpenuhinya hak-hak pegawai negeri dan masyarakat sesuai
dengan apa yang menjadi haknya.
Sebagai hasil pengawasan internal telah disusun satu dokumen SPIP.
Seluruh penyelenggaraan unsur SPIP dilaporkan dan dikomunikasikan
serta dilakukan pemantauan secara terus-menerus guna perbaikan
yang berkesinambungan.BSN memperoleh nilai 63,9 pada tahun 2018,
dengan demikian masih diperlukan perbaikan agar indikator ini dapat
tercapai.
Indikator Kinerja 3 : Nilai kepatuhan layanan public
Awal Desember 2018 Ombudsman Republik Indonesia baru saja merilisis
penilaian kepatuhan terhadap 14 Kementerian, 6 Lembaga, 22 Provinsi
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 47
107 Kabupaten dan 45 Kota di Indonesia. Penilaian Kepatuhan yang
dilaksanakan oleh Ombudsman Republik Indonesia sendiri
dilaksanakan dalam rangka mencapai salah satu target Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 yang menuntut
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah untuk mematuhi UU No 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik sebagai bagian dari proses
penyempurnaan dan peningkatan kualitas Reformasi Birokrasi Nasional.
Penilaian sendiri menggunakan variabel dan indikator berbasis pada
kewajiban pejabat pelayanan publik dalam memenuhi komponen
standar pelayanan publik sesuai Pasal 15 dan Bab V UU Pelayanan
Publik. Per-variabel dilihat sisi ketampakan fisik pada penyelenggara
layanan administratif baik tingkat pusat maupun daerah. Standar
pelayanan yang harus nampak secara fisik sendiri sedikitnya meliputi
persyaratan layanan, biaya/tarif, mekanisme prosedur, jangka waktu
penyelesaian, produk pelayanan, maklumat pelayanan, sarana
pengukur kepuasan layanan, mekanisme pengaduan dan pelayanan,
sarana, prasarana, fasilitas khusus bagi anggota masyarakat tertentu.
Sebagaimana hasil penilaian nilai kepatuhan layanan publik pada
tahun 2017, BSN memperoleh nilai 107 pada tahun 2018. BSN dinilai telah
mematuhi ketentuan Ombudsman RI sebagaimana dituangkan dalam
Peraturan Kepala Ombudsman RI No 22 Tahun 2016 Tentang Penilaian
Kepatuhan terhadap Standar Pelayanan Publik.
Selain itu untuk mengukur kualitas pelayanan publik, telah dilakukan
survey kepuasan pelanggan kepada 150 responden yaitu klien LPK
yang terakreditasi. Pelaksanaan melalui survey secara online serta
jumlah responden yang mengisi survey sebanyak 124 responden. Ada
21 variabel aspek dalam survey yaitu :
1. kemudahan prosedur pelayanan di KAN
2. kesesuaian persyaratan pelayanan dengan jenis pelayanan yang diberikan
3. kejelasan dan kepastian petugas yang melayani proses akreditasi
4. kedisiplinan petugas dalam memberikan pelayanan
5. tanggung jawab petugas dalam memberikan pelayanan
6. kemampuan petugas dalam memberikan pelayanan
7. kecepatan pelayanan akreditasi KAN
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 48
8. fairness dalam pelayanan akreditasi
9. kesopanan dan keramahan sekretariat dalam memberikan pelayanan akreditasi
10. kewajaran biaya asesmen yang ditetapkan
11. kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan
12. ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan
13. ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan
14. kenyamanan di lingkungan KAN
15. keamanan pelayanan di KAN
16. kecepatan respon pelayanan akreditasi KAN melalui telepon
17. kemudahan akses pada aplikasi akreditasi online (akreditasi.bsn.go.id)
18. kemudahan akses pada situs KAN (kan.or.id)
19. kemudahan penggunaan pada aplikasi akreditasi online (akreditasi.bsn.go.id)
20. kemudahan penggunaan pada situs KAN (kan.or.id)
21. kecepatan respon pelayanan akreditasi KAN melalui email
Hasil dari survey tingkat persepsi kepuasan pelanggan terhadap
layanan akreditasi lembaga sertifikasi KAN adalah 75,46% dan Indeks
Persepsi Kepuasan Pelanggan 3,9 (dari skala 5)
Skor
3,300
3,400
3,500
3,600
3,700
3,800
3,900
4,000
4,100
4,200
4,300
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
3,9924,065
4,0244,0324,113
4,040
3,645
3,976
4,210
3,815
3,952
3,7343,774
4,0164,056
3,742
3,887
4,0084,0083,9923,992
Variabel Pertanyaan ke-
Hasil Umpan Balik Stakeholder
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 49
Dari hasil survey terdapat beberapa variabel masih memerlukan
perbaikan berkelajutan yaitu aspek :
Kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang
telah ditetapkan
Kemudahan akses pada aplikasi akreditasi online
(akreditasi.bsn.go.id)
Kewajaran biaya asesmen yang ditetapkan
Ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan
Kecepatan respon pelayanan akreditasi KAN melalui telepon
Ketepatan pelaksanaan terhadap jadwal waktu pelayanan
Kecepatan pelayanan akreditasi KAN
SASARAN
8 Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia
Tabel III.8
Capaian Kinerja Sasaran 8
Indikator Kinerja
Satua
n Realisasi Capaian 2018
Rencana
s.d 2019
Targ
et
%
cap
aian 2015 2016 2017 Targ
et
Reali
asi %
% ASN yang mengikuti
program peningkatan
kompetensi
% 100 100 100 100 100 100 100 100
Rata-rata capaian Sasaran 100
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata
capaian dihitung maksimal 100% (batas toleransi).
Pada tahun 2018 PALS menetapkan indikator kinerja persentase ASN
yang meningkat kompetensinya dengan target sebesar 100%. Seluruh
personel di Inspektorat telah mengikuti kegiatan yang dapat
meningkatkan kompetensi baik yang menunjang tusinya. Kegiatan
peningkatan kompetensi tersebut berupa pelatihan, sosialisasi,
workshop, seminar, dan sejenisnya.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 50
SASARAN
9
Meningkatkan pengelolaan sarana dan
prasarana penunjang kinerja
Tabel III.9
Capaian Kinerja Sasaran 9
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
% Ketersediaan sarana
dan prasarana
berdasarkan Rencana
Kebutuhan BMN
% 100 100 100 100 100 100 100 100
% pemanfaatan BMN % 100 100 100 100 100 100 100 100
Rata-rata capaian Sasaran 100
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
Pengelolaan aset negara yang professional dan modern dengan
mengedepankan good governance di satu sisi diharapkan akan
mampu meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan negara
dari masyarakat / stake-holder. Perubahan paradigma baru
pengelolaan barang milik negara / aset negara yang ditandai dengan
keluarkannya PP No. 6 /2006 yang merupakan peraturan turunan UU No.
1 /2004 tentang Perbendaharaan Negara, telah memunculkan
optimisme baru best practices dalam penataan dan pengelolaan aset
negara yang lebih tertib, akuntabel, dan transparan.
Pengelolaan aset negara dalam pengertian yang dimaksud PP
No.6/2006 adalah tidak sekedar administratif semata, tetapi lebih maju
berfikir dalam menangani aset negara, dengan bagaimana
meningkatkan efisiensi, efektifitas dan menciptakan nilai tambah dalam
mengelola aset. Oleh karena itu, lingkup pengelolaan aset negara
mencakup perencanaan kebutuhan dan penganggaran; pengadaan;
penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan;
penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; penatausahaan;
pembinaan, pengawasan, dan pengendalian. Proses tersebut
merupakan siklus logistik yang lebih terinci yang didasarkan pada
pertimbangan perlunya penyesuaian terhadap siklus perbendaharaan
dalam konteks yang lebih luas (keuangan negara).
Salah satu peran vital dari kegiatan pengelolaan BMN adalah
mampu memberikan gambaran kondisi sekarang berapa besar nilai
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 51
seluruh aset negara, baik itu yang bersumber dari APBN maupun dari
sumber perolehan lainnya yang sah, serta disamping itu ketersediaan
adanya database BMN yang komprehensif dan akurat dapat segera
terwujud. Dalam siklus logistik, tahap pertama dari proses manajemen
aset adalah perencanaan kebutuhan dan penganggaran.
Penyusunan rencana kebutuhan barang dilakukan dengan melihat
ketersediaan jumlah barang yang dimiliki dengan rencana kegiatan
pelaksanaan tupoksi dan sarana dan prasarana pendukungnya.
Pengelolaan aset negara tdak sekedar bersifat teknis administratif
semata, melainkan sudah bergeser ke arah bagaimana berpikir
layaknya seorang manajer aset yang harus mampu merumuskan
kebutuhan barang milik negara secara nasional dengan akurat dan
pasti, serta meningkatkan faedah dan nilai dari aset negara tersebut.
Capaian atas indicator Ketersediaan sarana dan prasarana
berdasarkan Rencana Kebutuhan BMN dan indikator pemanfaatan
BMN presentasinya sebesar 100%.
SASARAN
10 Meningkatkan kinerja pengelolaan anggaran
Tabel III.10
Capaian Kinerja Sasaran 10
Indikator Kinerja Satuan Realisasi Capaian 2018 Rencana s.d 2019
Target %
capaian 2015 2016 2017 Target Realiasi %
realisasi anggaran % 95 95 95 95 99,97 100 95 100
Rata-rata capaian Sasaran 100
*) Bagi % capaian indikator kinerja di atas 100%, untuk kepentingan rata-rata capaian dihitung
maksimal 100% (batas toleransi).
Sebagaimana telah ditetapkan bahwa, pelaksanaan program
dan anggaran di PALS meliputi kegiatan:
1. Penyusunan Program Kerja.
2. Penyusunan Rincian Anggaran Biaya (RAB).
3. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK).
4. Penyusunan Rencana Penarikan Dana (Rencana Aksi).
5. Penyusunan Laporan Capaian Output Triwulanan.
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 52
Pelaksanaan kegiatan tersebut mengacu pada ketentuan dan Standar
Operasional Prosedur (SOP) yang berlaku di BSN.
Capaian atas Pelaksanaan peningkatan kinerja pengelolaan
anggaran presentasinya sebesar 100% dengan rincian realisasi
anggaran pada bagian III.2.
III.2 REALISASI ANGGARAN
Berdasarkan DIPA Nomor SP DIPA-084.01.1.613104/2018 tanggal 5
Desember 2017, pagu anggaran Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
adalah sebesar Rp. 4.756.581.000 dan realisasi anggaran Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi TA 2018 adalah sebesar Rp 4.754.925.334
sebesar 99,97 %.
Pagu dan realisasi anggaran Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
TA 2018 per komponen dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel III.11
Pagu dan Realisasi Anggaran
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi TA. 2018
Dalam rupiah
Kode Output/Komponen 2018
% Pagu Realisasi
Peningkatan Akreditasi
Lembaga Sertifikasi
051 Melaksanakan pemeliharaan
dan pengembangan skema
akreditasi lembaga sertifikasi
736.567.000 735.161.228 99,81
052 Meningkatkan layanan
akreditasi lembaga sertifikasi
3.563.532.000 3.563.305.676 99,99
053 Mempertahankan Pengakuan
Internasional dan Regional
Terhadap Sistem Akreditasi dan
Sertifikasi Bidang Sistem
Manajemen, Produk dan
Personel
456.482.000 456.458.430 99,99
Jumlah 4.756.581.000 4.754.925.334 99,97
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 53
BAB IV PENUTUP
aporan Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun 2018
menyajikan pertanggungjawaban dan pencapaian kinerja
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun 2018 dalam
mendukung pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi.
Berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja kegiatan Pusat
Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun 2018, seluruh kinerja kegiatan telah
terlaksana sesuai perjanjian kinerja dan indikator kinerja.
Pencapaian terhadap indikator tersebut, menunjukkan bahwa
Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi telah memberikan kontribusi nyata
dalam melaksanakan pengembangan dan pembinaan standardisasi
di Indonesia sesuai amanah yang diberikan, khususnya di bidang
akreditasi lembaga sertifikasi.
Laporan Kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi Tahun 2018
ini diharapkan dapat memenuhi kewajiban akuntabilitas dan sekaligus
menjadi sumber informasi dalam pengambilan keputusan guna
peningkatan kinerja Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi, di masa
mendatang, melalui pelaksanaan program dan kegiatan secara lebih
optimal.
L
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 54
LAMPIRAN
PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2018 Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 55
2018| Pusat Akreditasi Lembaga Sertifikasi 56
Recommended