View
350
Download
12
Category
Preview:
DESCRIPTION
laporan kuliah kerja praktik
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era globalisasi sekarang ini, setiap individu dituntut untuk dapat
menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan ini
tidak hanya sebatas pada kemampuan hard skill saja, tetapi harus didukung
dengan kemampuan soft skill yang antara lain memiliki kemampuan
berkomunikasi dan bekerja sama yang baik dengan orang lain. Mahasiswa
sebagai generasi penerus bangsa, dituntut harus memiliki kemampuan yang
seimbang antara hard skill dan soft skill yang dimiliki. Sebab persaingan
dunia kerja di masa depan akan sangat ketat dan hanya sumber daya manusia
yang berkualitas saja yang mampu bersaing. Sehingga pada saat terjun di
dunia kerja dapat memberikan sumbangsih yang besar untuk terciptanya
kemajuan bangsa.
Kuliah Kerja Praktek (KKP) merupakan sarana untuk dapat mengenal
dunia kerja secara nyata, hal tersebut ditekankan mengingat kebutuhan akan
sumber daya manusia diharapkan bisa lebih kompeten dalam penguasaan
ketrampilan diberbagai bidang. Kondisi tersebut dipicu oleh perkembangan
perekonomian global serta persaingan di dunia kerja yang semakin ketat.
Sehingga dibutuhkan sumber daya manusia yang handal dan memiliki jiwa
kompetensi khususnya dari kalangan akademisi yang diharapkan dapat
melakukan penciptaan pertumbuhan dalam dunia kerja maupun dunia
industri.
Selain itu Kuliah Kerja Praktek merupakan salah satu persyaratan yang
harus dipenuhi oleh mahasiswa maupun mahasiswi STIE Bank BPD Jateng
untuk mencapai gelar Sarjana, dan merupakan salah satu kegiatan perkuliahan
intrakurikuler wajib dalam bentuk kegiatan terpadu antara pendidikan di kelas
dengan praktek lapangan. Pada KKP periode II tahun 2013, pelaksanaan KKP
dimulai tanggal 19 Agustus 2013 dan berakhir pada tanggal 11 Oktober 2013.
Pelaksanaan kegiatan KKP merupakan realisasi visi dan misi dari
lembaga Perguruan Tinggi dalam hal ini STIE Bank BPD Jateng untuk
mengembangkan konsep link and match. Selama jangka waktu dua bulan,
peserta KKP diharapkan mampu beradaptasi dengan lingkungannya,
mempunyai dasar pijakan bagi pengembangan wawasan dunia kerja dan
mampu menganalisa antara ilmu pengetahuan yang didapat selama
perkuliahan dengan praktek di lapangan sehingga program KKP diharapkan
dapat berguna bagi mahasiswa. Pada periode II tahun 2013 ini kami
melaksanakan kegiatan KKP di PT. XXX.
1.2. Tujuan KKP
Tujuan diselenggarakan kegiatan KKP antara lain :
1. Untuk menerapkan ilmu yang didapat oleh mahasiswa selama perkuliahan
dalam prakteknya di lapangan.
2. Untuk melatih mahasiswa agar dapat beradaptasi, bersosialisasi, serta
berinteraksi dengan dunia kerja yang ada.
3. Untuk mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan mahasiswa yang
mengikuti kegiatan KKP.
BAB II
GAMBARAN UMUM
PT. XXX
2.1. Gambaran Umum Perusahaan
YZ merupakan perusahaan global asal Jepang yang memproduksi
Wiring Harness, instrumen kendaraan, kotak distribusi tenaga, dan
sebagainya. Untuk meningkatkan produktivitas, YZ memperluas jaringan
perusahaannya ke beberapa negara di Benua Amerika, Benua Eropa, dan
Benua Asia.
Negara-negara yang menjadi tujuan ekspansi dari YZ di Benua Asia
adalah Australia, China, India, Vietnam, New Zealand, Filipina, Samoa,
Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Thailand, dan Indonesia.
Di negara Indonesia, YZ menunjuk perusahaan yang berlokasi di
wilayah Balaraja, kabupaten Tangerang sebagai perwakilan dari beberapa
perusahaan yang tergabung dalam sebuah Group diantaranya :
1. Perusahaan Cabang Tangerang, Banten.
2. Perusahaan Cabang Semarang, Jawa Tengah.
3. Perusahaan Cabang Mojokerto, Jawa Timur.
4. Perusahaan Cabang Pasuruan, Jawa Timur,dan
5. Perusahaan Cabang Subang, Jawa Barat
Group inilah yang menjadi pemasok komponen mobil untuk YZ dari
negara Indonesia.
PT. XXX yang merupakan bagian dari Group adalah perusahaan
manufaktur penanaman modal asing (PMA) asal Jepang yang bergerak di
bidang perakitan (assembling) Wiring Harness (rangkaian kabel elektrikal
mobil). PT. XXX sendiri memproduksi Wiring Harness untuk lima merk
mobil dengan kode produksi untuk setiap merk adalah H, L, C, M, dan D.
Terkait dengan permodalan PT. XXX, jumlah modal yang ditanamkan
untuk perusahaan adalah sebesar USD 5.000.000,- dan kepemilikan saham
atas perusahaan sebesar 100% dimiliki oleh perusahaan perwakilan dari
Group yang ada di Indonesia.
PT. XXX lebih sering melakukan aktivitas pembelian dibandingkan
dengan aktivitas penjualan. Hal itu dapat dilihat dari Pajak Masukan yang
dapat dikreditkan atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang jumlahnya lebih
besar dibandingkan dengan jumlah Pajak Keluaran sehingga terjadi PPN
Lebih Bayar. Terkait dengan PPN Lebih Bayar tersebut, perusahaan
memilih untuk merestitusikan atau meminta kembali PPN Lebih Bayar
tersebut.
Sebagai perusahaan yang dimiliki oleh warga negara Jepang,
perusahaan juga mengadopsi nilai-nilai bisnis orang Jepang antara lain
Kaizen atau Perbaikan Berkelanjutan, Just In Time atau membuat barang
sesuai pesanan, dan Jidouka atau produk berkualitas baik sajalah yang akan
sampai tahap akhir dan proses produksi akan berhenti bila ada keadaan
darurat.
2.2. Layout Perusahaan
Building Area (m2)
Production Area 120 X 100 12.037
Warehouse 30 X 100 3.034
Loading Dock 18 X 55 990
Office 18 X 50 900
Prod. Engineering 20 X 48 968
Canteen,Training 18 X 45 810
Mushola 15 X 20 300
Others 2.238
Total Buildings 21.227
Grand Total 48
2.2.1. Layout Seksi Human Resource
2.2.2. Layout Departemen Finance And Accounting
Keterangan :
Nomor 1 - 6 = Rak penyimpanan dokumen
Nomor 7 = Ditempati karyawan yang diperbantukan
Human Resource
Administration
Supervisor
Almari File Alm
ari F
ile
Almari FileA
lma ri F
ileA
lma
ri File
Lead
er
Lead
er
Le
ad
er
staff
Manager / Departement Head
7 Karyawan
Accounting
Karyawan
Finance
Karyawan Accounting
Karyawan
Finance
Supervisor
Accounting
Supervisor
Tax
Supervisor
Finance
2
1
3
5
4
6
2.2.3. Layout Seksi Warehouse
Slope adalah jalan yang digunakan untuk mempermudah akses
menuju rak material menggunakan Forklift dan Trolly.
2.3. Lokasi Perusahaan
PT. XXX berdiri sejak 7 Januari 2002 dan berlokasi di Jalan Raya
Walisongo KM 9.8, Semarang Barat. Letak perusahaan ini berada satu
kawasan dengan Cargill Feed and Nutrition yang merupakan perusahaan
pakan ternak dan PT. Borobudur yang merupakan perusahaan jamu.
Keterangan Gambar :
Nomor 1 : PT. XXX
OF
FIC
E
WA
RE
HO
US
E
SL
OP
E
1
23
4
5 6
Jl. Siliwangi
Jl. Walisongo
Jl . Walisongo
Jl . Wa lisongo
Jl. Sil iwangi
Jl. Siliwangi
8
9
Denah Lokasi PT. Semarang Autocomp Manufacturing Indonesia
Nomor 2 : Taman Lele
Nomor 3 : RS. Tugurejo Semarang
Nomor 4 : PT. Borobudur
Nomor 5 : Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang
Nomor 6 : Pasar Jrakah
Nomor 7 : SPBU Krapyak
Nomor 8 : Cargill Feed and Nutrition
Nomor 9 : Bandar Udara Ahmad Yani
2.4. Visi dan Misi Perusahaan
2.4.1. Visi
Bersaing di dunia internasional dengan membangun Quality
System dan menjamin kualitas untuk kepuasan customer.
2.4.2. Misi
1. Meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia
melalui program pengembangan mutu.
2. Bersaing didunia internasional dengan membangun Quality
System.
3. Menjamin kualitas dan kuantitas produk untuk kepuasan customer
4. Mewujudkan kemandirian, efisien, efektivitas dan fleksibilitas
kinerja karyawan..
5. Meningkatkan pengembangan pelayanan untuk kepuasan
customer.
2.5. Budaya Kerja Perusahaan
Budaya perusahaan merupakan nilai-nilai yang disepakati bersama
dan dicerminkan melalui perilaku individual anggota perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan. “Lima S” merupakan metode penataan dan
pemeliharaan area kerja untuk memelihara ketertiban, efisiensi, dan disiplin
sekaligus meningkatkan kinerja perusahaan secara menyeluruh yang dipakai
oleh perusahaan-perusahaan asal Jepang.
Isi dari 5S antara lain :
1. Seiri atau Sortir,
yakni memilah barang-barang di area kerja, mana yang dibutuhkan dalam
bekerja, mana yang tidak.
2. Seiton atau Susun,
yakni barang-barang yang diperlukan untuk bekerja diletakkan sesuai
tempatnya, sehingga saat diperlukan siap digunakan.
3. Seiso atau Sapu
yakni membersihkan peralatan dan area kerja sehingga peralatan dan area
kerja selalu terjaga dalam kondisi baik.
4. Seiketsu atau Standarisasi,
yakni menjaga dan mematuhi tiga tahapan sebelumnya.
5. Shitsuke atau Swadisiplin
yakni pemeliharaan kedisiplinan diri masing-masing karyawan dalam
menjalankan seluruh tahapan 5S.
Penerapan 5S harus dilaksanakan bertahap sesuai urutannya. Jika
tahap pertama (Sortir) tidak dilaksanakan dengan baik, maka tahap
berikutnya pun tidak dapat dilaksanakan secara maksimal dan seterusnya.
Budaya kerja yang rutin dilakukan selain “Lima S” adalah senam
Taisou. Senam Taisou dilaksanakan setiap pagi sebelum melakukan
aktivitas pekerjaan. Tujuan dari senam Taisou yaitu untuk menerapkan pola
hidup sehat kepada seluruh karyawan PT. XXX.
PRSI
DENT
DIR
ECTO
R
MAS
AFUM
I KUR
ITA
FACT
ORY
MAN
AGER
MAS
AYUK
I NIS
HIKA
WA
PP S
ENIO
R M
GRNY
S SE
NIO
R M
GRPR
OD
SENI
OR
MGR
PE S
ENIO
R M
GRQ
A SE
NIO
R M
GR
JIN
TAKA
TSUT
OM
ANSU
R IS
NAEN
I (CO
NC.)
MAN
SUR
ISNA
ENI
YUJI
HIS
HINU
MA
MAS
AHIR
O Y
AMAS
HITA
MAS
AHIR
O Y
. (CO
NC)
FA M
ANAG
ER
BAGU
S K.
PUT
RA (
CONC
.)BA
GUS
K. P
UTRA
PD S
ENIO
R M
GRLO
G SE
NIO
R M
GRFA
SEN
IOR
MGR
YOSH
IO K
IKUC
HI
LOG
MAN
AGER
ARIZ
A M
ARET
A A.
ARI W
IJAY
ANTI
A. M
UBAR
OK
YOEN
YO
EDO
NO S
.
MAS
AFUM
I KUR
ITA
(CO
NC.)
DEPARTEMENT
NYS
MAN
AGER
PRO
D M
ANAG
ERQ
A M
ANAG
ERPD
MAN
AGER
PGA
MAN
AGER
MAN
SUR
ISNA
ENI (
CONC
.)RI
ZQI A
HADY
A R.
DEPARTEMENT
PE A
SST.
MAN
AGER
DEPARTEMENT
PP C
.SPV
PRO
D C.
SPV
PD C
.SPV
PPC
C.SP
V /
WH&
LD C
.SPV
GANT
IRA
AKBA
RAD
I KRI
DA
ARIZ
A M
ARET
A A.
(CO
NC.)
YOEN
Y. /
AGU
S N.
SECTION
PP G
MNA
-HDA
-HIN
OPR
OCE
SS E
NGIN
EERI
NGM
AZDA
& C
UT T
UBE
MAI
NTEN
ANCE
HOLD
EN-L
AMBD
A Q
A
JOKO
P. /
ADI
TYA
F.BO
NIR
ARIO
T.
EKO
SET
YO P
.
GM L
MD-
HLD-
HINO
DE
GM L
MD-
HLD
& H
INO
PPC
GENE
RAL
AFFA
IRFI
NANC
E
AGUS
NAN
ANG
S.
FAJA
R AD
IDEW
AM
AULV
I BAH
RUL
M.
MZD
-HDA
PPC
GANT
IRA
AKBA
RPU
PUT
ANDR
IANT
OHA
RIS
N /
SOEB
AGIJ
O.
MUK
HLIS
INBU
DI P
RASE
TYO
ANDR
Y SU
SANT
O
PP G
MHA
-MZD
PRO
D IM
PRO
VEM
ENT
HDA
CPA.
CV
10,1
2J
& C
PRE
PARA
TIO
NM
AZDA
-HIN
O Q
AM
ZD-H
DA D
ESH
E SE
CRET
ARIA
TAC
COUN
TING
HERM
AWAN
A.
SEPT
IAN
ANDR
IANT
OJO
KO P
. / K
US H
.EK
O A
RIF
S.DA
RMUJ
IHA
RI S
ASO
NGKO
WAH
YUDI
JOKO
ADI
W.
MEI
RUB
IRIT
ANTI
HAD
CV 1
3, 1
4M
NF
TO
OLI
NG
PRO
CURE
MEN
THO
NDA
EXP
QA
DESI
GN R
EVIE
W &
IMPV
MPC
ANA
LIYS
THR
TAX
ADVI
N W
IDIL
ISTY
ANIN
GSIH
HANI
ELV
ADEN
TIA
S.SI
CO A
NDRI
E D.
HDA
CV 6
,8 B
RIO
HDA
DOM
-MGS
-TYO
QA
MPC
ORD
ERIN
GTR
AINI
NG &
MO
TO
ADIT
YA F
.AR
I SUS
ANTO
SUW
ANDI
FARI
S YA
TIM
AH H
.
HDA
CV 4
,6,8
INTE
RNAL
AUD
ITW
ARE
HOUS
E SA
MI
HEDY
S. /
H. D
. IND
RADA
RMUJ
IA.
HEN
DRO
ARI K
RIST
ANTO
PRO
D-BB
F C.
SPV
HDA
CV 7
,9RC
V. IN
SP-P
PAP
LOAD
ING
DOCK
SIGI
T PR
ASET
YOKO
HEDY
S. /
M. A
RIFA
'IAR
I SUS
ANTO
MUH
AMM
AD F
ATKU
LAG
US N
UGRO
HO
QUA
LITY
SYS
TEM
IT
FITR
IA E
.P
CV 1
1,13
,15,
27A
WID
ODO
P./
DEN
NY A
.
ANDH
IKA
D.
HOLD
ENHI
NO &
LM
D EN
GEX
IM
NANA
NG Y
.P /
ARD
I R..
AGIL
Z. /
NUR
FAR
ID.
LAM
BDA
DOO
RPR
D KA
IZEN
PRD
ADM
NANA
NG Y
.P /
ARD
I R..
ADI K
RIDA
L.
PREG
NANT
LIN
E
H. A
RIF
PRO
DUCT
ION
SPIR
IT
H. A
RIF
2.6. Struktur Organisasi
\
2.7. Produk dan Proses Produksi Perusahaan
PT. XXX adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi Wiring
Harness. Perusahaan ini telah menjadi salah satu pemasok Wiring Harness
untuk YZ dari negara Indonesia untuk lima merk mobil dengan kode
produksi untuk setiap merk mobil yaitu H, L, C, M, dan D. Wiring Harness
adalah salah satu komponen pada kendaraan bermotor yang tersusun atas
kabel, terminal, connector, dan bahan-bahan pelengkap lainnya. Bahan-
bahan pembentuk Wiring Harness tersebut dirangkaikan sedemikian rupa
sehingga menjadi satu Wiring Harness. Pada umumnya pada setiap unit
kendaraan bermotor terdapat beberapa set Wiring Harness. Pada kendaraan
bermotor, Wiring Harness tersebut berfungsi sebagai rangkaian penghantar
arus listrik, agar semua komponen listrik yang ada pada kendaraan bermotor
tersebut dapat berfungsi.
(Gambar Wiring Harness)
Terdapat beberapa proses utama dalam pembuatan Wiring Harness di
PT. XXX yaitu :
1. Cutting
Suatu aktivitas pemotongan kabel yang masih berupa roll (gelondongan)
untuk dijadikan potongan-potongan kabel berdasarkan permintaan.
2. Stripping
Suatu aktivitas pengelupasan kedua ujung kabel sesuai standar yang
telah ditentukan guna pemasangan terminal.
3. Crimping
Suatu aktivitas penyatuan kabel dengan terminal menggunakan mesin.
2.8. Human Resource
Berikut data jumlah sumber daya manusia di PT. XXX per September
2013 :
DEPARTEMEN MAN
President Director and Factory Manager 2
Personnel and General Affair 23
Finance and Accounting 8
Logistic 135
Production Design 13
Quality Assurance 631
Production Engineering 117
New YZ System 39
Production Preparation 83
Production 2,255
At Home, No Loading OPT 23
NEOP ( in Class Trainee); TRN Overseas; M.T. 60
3,389
Expatriat 5
Permanent 745
Contract 2,065
Trainee 574
3,389
Male 481
Female 2908
3,389
Pada dasarnya fungsi dan tanggung jawab Human Resource dibagi
menjadi empat (4) komponen kerja, yaitu :
1. Kepersonaliaan
Dalam hal kepersonaliaan, fungsi dan tanggung jawab Human
Resource antara lain :
a. Melakukan rekrutmen dan seleksi karyawan
b. Mengurus masalah perijinan karyawan
c. Mengurus masalah surat perjanjian
d. Pengangkatan jabatan dan berakhirnya hubungan kerja
e. Mutasi dan rotasi karyawan
2. Pengupahan dan kesejahteraan
a. Pengupahan
PT. XXX bekerja sama dengan lembaga keuangan dalam hal
pengupahan karyawan. Untuk karyawan yang memiliki jabatan
operator, teknisi, dan leader; pengupahan didasarkan pada UMR
(Upah Minimum Regional). Sedangkan untuk karyawan yang
memiliki jabatan Supervisor, Assistant Manager, Manager, dan
Senior Manager; pengupahan didasarkan pada kesepakatan
karyawan dengan pihak manajemen perusahaan.
b. Kesejahteraan
PT. XXX memberikan jaminan kesehatan dan jaminan di hari tua
kepada karyawannya untuk menunjang keselamatan dan keamanan
dalam bekerja serta kesejahteraan karyawan.
3. Pelatihan dan pengembangan
Para karyawan baru diwajibkan untuk mengikuti NEOP (New
Employee Orientation Program) yaitu pelatihan dasar dan proses
orientasi seperti pengenalan peraturan perusahaan, pengenalan deskripsi
pekerjaan, dan pelatihan dalam melakukan pekerjaan.
4. Evaluasi penilaian karya
PT. XXX melakukan penilaian atas pekerjaan karyawan untuk
mengetahui kualitas karyawan. Penilaian tersebut dijadikan bahan
pertimbangan dalam pemindahan status karyawan dari Magang I ke
Magang II, Magang II ke Kontrak I, Kontrak I ke Kontrak II, dan
Kontrak II ke Permanen.
2.9. Financial And Accounting
Departemen ini mengurus tentang keuangan di PT. XXX. Terdapat
tiga seksi yang termasuk dalam departemen ini yaitu Seksi Accounting,
Seksi Finance, dan Seksi Tax.
Tugas Seksi Accounting secara umum adalah menangani dari awal
terjadinya transaksi sampai pelaporan keuangan. Dalam seksi ini, terdapat 3
karyawan yang terdiri dari satu Supervisor Accounting dan dua karyawan.
Untuk tugas Seksi Finance secara umum adalah mengatur arus kas
keluar dan arus kas masuk.Dalam seksi ini, terdapat 3 karyawan yang terdiri
dari satu Supervisor Finance dan dua karyawan. Supervisor Finance dalam
seksi ini ditunjuk sebagai koordinator Supervisor di departemen Finance
And Accounting dimana tugas koordinator Supervisor adalah memastikan
bahwa pekerjaan telah dilaksanakan sesuai dengan standar.
Tugas Seksi Tax adalah melaporkan pajak-pajak yang ada di PT. XXX
seperti Pajak Masukan, Pajak Keluaran, Pajak Penghasilan Badan, dan
Pajak Penghasilan Pribadi. Dalam seksi ini, hanya terdapat satu karyawan
yang menjabat sebagai Supervisor.
2.10. Warehouse
Warehouse merupakan salah satu seksi di departemen Logistik.
Warehouse bertanggung jawab untuk menyimpan material produksi
sebelum perakitan dan mengontrol stok material yang masuk dan keluar
maupun yang ada di PT. XXX baik secara aktual maupun secara
komputerisasi.
Warehouse sendiri terbagi menjadi tiga area, yakni Receiving,
Storage, dan Supply. Receiving bertugas untuk menerima dan menyortir
material yang datang. Storage bertugas menyimpan material yang sudah
disortir ke dalam rak material sesuai jenisnya. Supply bertugas menyuplai
material baik Pre Assy (wire dan teminal) maupun Final Assy (accessories,
connector, tube, dan sebagainya).
Di Warehouse sendiri, rak material dibagi menjadi dua bagian. Rak
bagian pertama untuk menyimpan Final Assy dan rak bagian kedua untuk
menyimpan Pre Assy. Untuk Final Assy, disimpan dengan menggunakan rak
boks dengan ukuran tertentu. Sedangkan wire disimpan dengan gulungan.
Material-material yang disimpan di Warehouse diberi identitas berupa
nomor yang dicetak di selembar kertas menjadi kanban (kartu pesanan).
Kanban biasanya ditempel di rak, ditempel di rak boks, dan digantungkan di
gulungan wire.
BAB III
PEMBAHASAN DAN PELAKSANAAN
3.1. Penyesuaian dan Adaptasi
Kuliah Kerja Praktek (KKP) yang telah dilaksanakan di PT. XXX
berlangsung selama dua bulan yang dimulai dari tanggal 19 Agustus 2013 dan
berakhir hingga tanggal 11 Oktober 2013. Peserta KKP dalam
pelaksanaannya selama kurang lebih dua bulan ini berusaha untuk melakukan
proses adaptasi, sosialisasi, dan berinteraksi dengan lingkungan kerja, baik itu
dengan para karyawan dan juga dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan.
Selama mengikuti KKP, karyawan/karyawati di PT. XXX menerima dan
membantu dalam beradaptasi serta berinteraksi dengan baik.
Proses pembimbingan untuk mengenal mekanisme kegiatan di dalam
perusahaan manufaktur pada masing-masing seksi yang berada di bawah
tanggung jawab dari departemen yang bersangkutan yaitu dari Logistic,
Personal and General Affairs, dan Finance And Accounting berlangsung
dengan baik
Sesuai dengan kesepakatan antara peserta KKP dengan pihak perusahaan
yang dalam hal ini PT. XXX, peserta KKP dapat mempelajari dan
melaksanakan mekanisme kegiatan pada masing-masing seksi secara teoritis
dan dalam pelaksanaannya peserta KKP dapat langsung bertanya kepada
karyawan yang membidanginya. Masing-masing peserta KKP ditugaskan
pada 3 (tiga) seksi yaitu Human Resource, Accounting, dan Warehouse .
3.2. Pelaksanaan Kegiatan
3.2.1. Human Resource
A. Perencanaan Sumber Daya Manusia
Perencanaan sumber daya manusia adalah proses penentuan
kebutuhan sumber daya manusia dalam suatu organisasi yang
menjamin bahwa organisasi memiliki jumlah serta kualifikasi
orang yang tepat dalam pekerjaan serta tepat pada waktu yang
tepat. Dalam hal ini, PT. XXX mengidentifikasi kebutuhan
karyawan untuk setiap fungsi kerja dilakukan berdasarkan :
1. Man Power Plan
Factory Manager merencanakan kebutuhan man power untuk
jangka waktu 1 tahun.
2. Man Power Requirement
Membuat permintaan tenaga kerja dengan mengisi formulir
Man Power Requirement yang disetujui oleh Presiden
Direktur. Permintaan tenaga kerja bagi produksi diberikan ke
Human Resources sebelum tgl 10 tiap bulannya untuk
kebutuhan bulan depan.
Pemenuhan permintaan tenaga kerja melihat apakah
kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan kontrak baru atau
dengan mutasi atau rotasi. Jika dapat dipenuhi dengan kontrak
baru, maka Human Resource merencanakan jadwal sesuai dengan
kebutuhan Man Power Plan dan Man Power Requirement, jika
tidak dapat dipenuhi dengan kontrak baru maka dilakukan mutasi
atau rotasi tenaga kerja dengan memperhatikan kebutuhan
training di posisi yang baru dan kompetensi karyawan
(pendidikan, pengalaman, dll).
B. Rekrutmen
Rekrutmen adalah proses pencarian dan penarikan
sekelompok karyawan yang memiliki potensi untuk mengisi
lowongan pekerjaan. Melakukan proses rekrutmen tenaga kerja
dengan cara sebagai berikut ;
1. Menyebar iklan lowongan atau pengumuman
2. Menjalin kerjasama dengan BKK (Bursa Kerja Khusus)
sekolah di Jateng & DIY.
3. Mengikuti job fair
C. Seleksi
Setelah menyebar iklan lowongan dan pelamar telah
memasukkan lamarannya ke PT. XXX, maka akan dilakukan
proses seleksi administrasi terlebih dahulu. Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam proses seleksi administrasi meliputi :
1. Pas Foto
2. FC KTP, FC Ijasah / Transkip Nilai, dan FC Kartu
Keluarga.
3. Daftar Riwayat Hidup (CV)
4. SKCK (Surat Keterangan Catatan Kepolisian)
Setelah lulus seleksi administrasi, diadakan tes seleksi sesuai
persyaratan yang ditetapkan.
Tahapan seleksi :
1. Mengisi Daftar Hadir Calon Karyawan.
2. Pihak Human Resources menjelaskan tentang PT. XXX
terkait produk perusahaan, jam kerja perusahaan,
ketentuan seperti NEOP (New Employee Orientation
Program) selama 5 hari, kemudian magang selama 4
bulan, dalam akhir magang maka akan diadakan penilaian
karya, sikap dengan atasan juga teman, absensi selama
magang juga akan menjadi penilaian. Dalam proses
magang karyawan akan diberi gaji perhari dengan
hitungan 80 % dari upah minimum regional. Apabila
kinerja baik maka karyawan melanjutkan kerja dengan
status kontrak I selama satu tahun. Apabila selama masa
kontrak I kinerja karyawan baik maka di perpanjang
kontraknya menjadi kontrak II selama satu tahun. Dan
apabila selama kontrak II kinerjanya baik maka akan
menjadi karyawan tetap. Dalam masa kontrak maka akan
di beri gaji 100% dari Upah Minimum Regional per bulan
dan di beri jaminan kesehatan apabila status kerja sudah
permanen maka akan diberi jaminan hari tua dan apabila
kinerjanya baik akan dapat dikirim ke Jepang.
3. Mengukur tinggi badan minimal 150 cm bagi wanita dan
155 cm bagi pria.
4. Melakukan psikotes dengan alat ukur kraepelin test.
5. Mengisi formulir data pribadi, Keluarga, dan lampiran-
lampiran seperti kartu keluarga, SKHUN atau ijazah,
Curiculum Vitae, dll.
6. Mengelilingi wilayah produksi, berdiri selama 30 menit,
Kemudian dipertanyakan kesanggupannya apakah dapat
melakukan pekerjaan dengan keadaan dan suasana kerja di
ruang produksi perusahaan
7. Interview dengan sistem memanggil enam orang calon
karyawan kemudian di beri pertanyaan kepada setiap
calon karyawan.
8. Melakukan test kesehatan.
Berikut adalah contoh gambar proses seleksi karyawan operator :
(Gambar proses Interview Operator) (Gambar proses Psikotest Operator)
Untuk calon karyawan yang memiliki pendidikan terakhir S1,
S2, D3, dan D1 memiliki cara seleksi sedikit berbeda pada proses
interview.
D. Orientasi, Pelatihan dan Pengembangan
Mengkoordinasikan training yang dibutuhkan untuk para
karyawan. Training dapat berupa In Class Training atau On The
Job Training (OJT) selama periode tertentu.
1. NEOP (New Employee Orientation Program)
Di hari pertama masuk kerja, karyawan baru wajib
mengikuti NEOP (New Employee Orientation Program) seksi
training mulai menyiapkan program orientasi bagi karyawan
tersebut. Program ini dibuat agar para pegawai baru dapat
dengan cepat mengadaptasi lingkungan pekerjaan baik secara
teknis maupun non teknis. Dalam program ini juga dilakukan
penilaian terhadap pegawai baru, karena sebagai pengelola
SDM, Human Resource harus menilai sisi baik maupun sisi
kurang baik dari setiap pegawai terutama pengetahuan dan
skill-nya ditambah sikap kerjanya. Hasil penilaian yang
dilakukan, banyak pegawai yang tidak memenuhi kriteria
untuk menjadi pegawai namun karena sesuai Standard
Operating Procedure maka kepada mereka diberikan program
pelatihan sesuai kebutuhan sebagaimana hasil penilaian tadi.
Program-program yang dilakukan adalah seperti tentang
gambaran secara keseluruhan PT. XXX. Masalah Administrasi
seperti membuat rekening baru untuk memudahkan dalam hal
penggajian, data pribadi karyawan, melakukan foto untuk
melengkapi ID Card karyawan, mengisi surat perjanjian
magang I.
Berikut adalah contoh gambaran proses NEOP
2. In Class Training
Dalam proses training didalam kelas, trainer
memperkenalkan bagaimana cara kerja dan bagaimana cara
menggunakan alat kerja serta bahan-bahan apa saja yang di
perlukan dalam pembuatan Wiring Harness seperti :
Cable Ties Soft Tape
Terminal Connector Wire
Serta memperkenalkan Operational Standard dan ISO
14001 yaitu standar sistem manajemen utama yang
mengkhususkan pada persyaratan bagi formulasi dan
pemeliharaan dari SML (Sistem Manajemen Lingkungan).
Tiga komitmen fundamental mendukung kebijakan lingkungan
untuk pemenuhan persyaratan ISO 14001, termasuk :
a) pencegahan polusi
b) kesesuaian dengan undang-undang yang ada
c) perbaikan berkesinambungan SML
Selain itu juga memperkenalkan ISO TS 16949 yaitu suatu
standar manajemen mutu internasional yang secara spesifik
ditulis oleh industri otomotif dengan kesepakatan persetujuan
bersama untuk meningkatkan mutu dan jaminan integritas
terhadap penyediaan material untuk industri terkait.
3. On The Job Training (OJT)
On the Job Training adalah suatu proses yang
terorganisasi untuk meningkatkan keterampilan, pengetahuan,
kebiasaan kerja dan sikap karyawan. Dengan kata lain OJT
adalah pelatihan dengan cara pekerja atau calon pekerja
ditempatkan dalam kondisi pekerjaan yang sebenarnya,
dibawah bimbingan dan pengawasan dari trainer. Dalam proses
OJT, trainer mengajarkan dan memperkenalkan cara kerja dan
cara menggunakan alat atau mesin yang digunakan untuk
membuat Wiring Harness.
E. Penilaian Karya
Karyawan bisa belajar seberapa besar kinerja mereka melalui
sarana informal, tetapi penilaian karya mengacu pada suatu sistem
formal dan terstruktur yang mengukur, menilai, dan
mempengaruhi atribut, perilaku dan hasil, termasuk tingkat
ketidakhadiran, yang terkait dengan pekerjaan karyawan.
Fokusnya adalah untuk mengetahui seberapa produktif seorang
karyawan dan apakah ia bisa berkinerja sama atau lebih efektif di
masa yang akan datang, sehingga karyawan, organisasi, dan
masyarakat semuanya memperoleh manfaat.
1. Penilaian Karya Karyawan Tetap di PT. XXX
a) Flow Chart Penilaian Karya Karyawan Tetap
START
1. Mengisi data karyawan &
Mengelompokkan ssi dengan
sub seksi
2. Menilai masing-masing
bawahan
3. Membahas hasil PK
4. Distribusi hasil akhir PK
5. Mengkomunikasikan
hasil PK
6. Menandatangani hasil PK
7. Mengumpulkan PK ke HR
8. Memfile hasil PK
FINISH
All Dept. Terkait
Dept. Terkait, HR
Dept. Terkait
HR
HR
Dept. Terkait
Karyawan Ybs
HR
b) Penjelasan Flow Chart Penilaian Karya Karyawan Tetap
1) Human Resource mengisi data karyawan &
mengelompokan sesuai dengan sub seksi kemudian
mendistribusikan ke seluruh departemen.
2) Kemudian departemen terkait menugaskan kepada
Kepala seksi atau sub seksi untuk menilai masing-masing
bawahannya
3) Kemudian membahas bersama atasannya untuk
memperoleh penilaian karya yang se-objektif mungkin.
4) Selanjutnya, Seluruh departemen yang bersangkutan dan
Human Resource membahas hasil penilaian karya dan
mengikuti aturan distribusi normal penilaian karya
masing-masing departemen.
5) Kemudian Human Resource mendistribusikan hasil
penilaian karya ke seluruh departemen terkait.
6) Kemudian mengkomunikasikan hasil penilaian karya
kepada karyawan yang dinilai dan karyawan yang
bersangkutan menandatangani hasil penilaian karyanya.
7) selanjutnya mengumpulkan penilaian karya yang sudah
ditandatangani oleh karyawan untuk diserahkan ke
Human Resource.
8) Kemudian mem-file hasil penilaian karya ke masing-
masing file karyawan dan menindaklanjuti hasil
penilaian karya.
2. Penilaian Karya Karyawan Kontrak
a) Flow Chart Penilaian Karya Karyawan Kontrak
START
1. Kirim Form PK ke Dept. Terkait
2. Terima form & lakukan proses
penilaian
3. Evaluasi
4. Lulus ? 5. Selesaikan Adm
6. Pengangkatan
END
HR
Dept. Terkait
Dept.
Terkait,HR,MOTO
HR
HR
HR
Ya
Tidak
b) Penjelasan Flow Chart Penilaian Karya Karyawan Kontrak
1) Human Resource mengirim form Penilaian Karya (PK)
ke Departemen terkait.
2) Departemen terkait menerima form PK dan melakukan
proses penilaian, sesuai periode waktu yang ditentukan
3) Departemen terkait, Human Resource dan training
melakukan evaluasi berdasarkan hasil penilaian karya,
tingkat kedisiplinan dan attitude.
4) Jika hasil evaluasi menyatakan karyawan lulus, lanjut ke
pengangkatan, jika tidak lulus, maka karyawan harus
menyelesaikan administrasi
5) Human Resource mengumumkan dan menyelesaikan
administrasi bagi karyawan yang tidak lulus
6) Human Resource membuat dan mengumumkan hasil
penilaian, kemudian adakan pengangkatan ke status
kontrak I, kontrak II, atau ke permanen.
F. Kompensasi
1. Data & dokumen yang digunakan dalam proses penggajian/
pengupahan adalah:
a) Peraturan atau landasan hukum yang berlaku
1) Undang - undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang
Ketenagakerjaan
2) Peraturan Pemerintah berlaku
3) Surat keputusan Gubernur Jawa Tengah Tentang Upah
Minimum Regional yang berlaku.
b) Daftar gaji dan tunjangan tiap karyawan/ jabatan
Daftar Gaji dan Tunjangan yang telah disepakati antara
karyawan dengan manajemen.
c) Dokumen pendukung perubahan gaji dan upah
Apabila ada karyawan tertentu yang mengalami
perubahan fungsi kepegawaian ( PMK Mutasi, Promosi, dan
sebagainya).
d) Data absensi dan jam lembur karyawan
1) Periode : Tanggal 16 bulan lalu – 15 bulan berjalan.
2) Batas penerimaan dokumen : 2 Hari kerja setelah tanggal
15 bulan berjalan.
e) Surat ijin karyawan
1) Periode : Tanggal 16 bulan lalu – 15 bulan berjalan.
2) Batas penerimaan dokumen : 2 Hari kerja setelah tanggal
15 bulan berjalan.
f) Surat Perintah Kerja Lembur (SPKL)
1) Periode : Tanggal 16 bulan lalu – 15 bulan berjalan.
2) Batas penerimaan dokumen : 2 Hari kerja setelah tanggal
15 bulan berjalan.
2. Penggajian
a) Gaji Pokok
Upah Minimum Regional kota Semarang pada bulan
Agustus 2013 dan September 2013 adalah Rp. 1.209.100
b) Upah Lembur
(40 jam seminggu selama lima 5 hari kerja per minggu)
diwajibkan membayar upah lembur (Pasal 72 ayat 2 UU
no.13/2003). Perhitungan upah lembur pada hari kerja : 1,5
x 1/173 x Upah Sebulan untuk jam pertama dan untuk jam
selanjutnya : jam kerja x 1/173 x Upah Sebulan
(Kepmenakertrans No. 102/MEN/VI/2004)
c) Tunjangan
Tunjangan terdiri atas tunjangan transportasi dan tunjangan
jabatan.
d) Potongan
Potongan terdiri atas jaminan kesehatan, Pajak penghasilan,
terlambat, pulang awal, jaminan hari tua
1) Potongan Jaminan kesehatan :
Kelompok I: 0.24 % dari upah sebulan
Kelompok II: 0.54 % dari upah sebulan
Kelompok III: 0.89 % dari upah sebulan
Kelompok IV: 1.27 % dari upah sebulan
Kelompok V: 1.74 % dari upah sebulan
(sesuai dengan PP Nomor 76 tahun 2007)
2) Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi
Pajak Penghasilan (PPh) adalah Pajak Negara yang
dikenakan terhadap setiap tambahan kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak,
baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang
bersangkutan.
Pajak Penghasilan (PPh) dikenakan terhadap orang
pribadi dan badan, berkenaan dengan penghasilan yang
diterima atau diperoleh selama satu tahun pajak.
3) Potongan Jaminan hari tua :
Ditanggung Perusahaan = 3,7%
Ditanggung Tenaga Kerja = 2%
e) Klaim
Seperti klaim obat dan klaim terhadap kesehatan apabila
terjadi kecelakaan kerja.
G. Proses Analisa
Analisa adalah proes penentuan dan pencatatan tentang
informasi terkait karakteristik suatu pekerjaan tertentu. Dalam hal
ini analis melakukan analisa di departemen Production
Engineering Seksi Jig dan Checker Preparation. Production
Engineering adalah salah satu bagian yang terkait erat dan
merupakan bagian pokok dari Teknik Industri (Industrial
Engineering). Sedangkan Jig dan Checker Preparation
didefinisikan sebagai peralatan khusus yang menyangga yang
akan ditempatkan pada komponen mesin. Alat ini adalah alat
bantu produksi yang dibuat sehingga ia tidak hanya menempatkan
dan memegang benda kerja tetapi juga mengarahkan alat potong
ketika operasi berjalan. Jig biasanya dilengkapi dengan sekrup
baja keras untuk mengarahkan atau perkakas potong lainnya.
Metode-metode yang dilakukan adalah :
1. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara mengumpulkan data dengan
cara mengajukan pertanyaan langsung kepada seorang
informan atau autoritas atau seorang ahli yang berwenang
dalam suatu masalah. Dalam hal ini analis melakukan
wawancara pada Leader di Seksi Jig and Checker Preparation.
Dari hasil wawancara tersebut analis mendapatkan informasi
tentang deskripsi dari para responden. Deskripsi pekerjaan
adalah suatu pernyataan tertulis tentang apa yang senyatanya
dilakukan oleh pemegang jabatan, bagaimana melakukannya,
dan dalam kondisi seperti apa jabatan tersebut dilaksanakan.
2. Observasi
Pengamatan atau observasi adalah aktivitas yang
dilakukan analis, terhadap suatu proses atau objek dengan
maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-
informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian.
Observasi dilakukan di area fabrication di departemen
Production Engineering. Dari hasil observasi, analis
mengetahui secara langsung pekerjaan apa yang dilakukan
karyawan pada saat jam kerja.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi
yang memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap,
keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di
dalam organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang
diajukan atau oleh sistem yang sudah ada. Analis membagikan
kuesioner kepada para responden di area fabrication
departemen Production Engineering (Contoh kuesioner
terlampir). Terdapat ketentuan dalam pemberian skor di
kuesioner tersebut yaitu dari angka lima sampai dengan angka
satu. Hasil penyebaran kuesioner tersebut adalah :
Lingkungan kerja bernilai 20,2 ; Kepemimpinan bernilai 26,7 ;
dan Komitmen bernilai 21,2. Dalam hal ini rata-rata maksimal
adalah 30 (tabel perhitungan terlampir)
0
10
20
30
PRODUCTION ENGINEERING
LINGKUNGAN
KEPEMIMPINAN
KOMITMEN
3.2.2. Finance And Accounting
A. Membuat Dokumen Invoice Penjualan Raw Material
1. Flowchart Penjualan Raw Material
Finish
Copy LI 2
Dikirimkan ke Kantor Pajak
Copy Packing List 2
Faktur Pajak L-2
Copy FP L-1 2
Copy Invoice 2
Copy LI 1
Dikirimkan ke Supplier
1
Copy Packing List 1
Copy FP L-2 1
CopyFP L-1 1
Copy Invoice 1
T
Lampiran Invoice
Packing List
Faktur Pajak L-1
Invoice
Membuat List Barang
Membuat Tagihan
Start
Menerima Order
Pembelian
Lampiran Invoice
Faktur Pajak L-2
Packing List
1
Memfotokopi Dokumen
Otorisasi Dokumen
Faktur Pajak L-1
Invoice
Di scan & Di kirim Via Emaill
Surat Jalan Pengiriman
2. Penjelasan Flowchart Penjualan Raw Material
a) Seksi Material Production Control menerima order
pembelian dari Supplier. Penjualan perusahaan berupa bahan-
bahan baku atau Raw Material yang digunakan untuk
membuat Wiring Harness.
b) Berdasarkan order pembelian Supplier, Seksi Loading Dock
membuat Packing List (Dokumen yang berisi tentang jenis,
jumlah dan harga barang) dan Seksi Ekspor Impor membuat
Lampiran Invoice dan Surat Jalan Atas Pengiriman untuk
selanjutnya diserahkan ke Seksi Accounting untuk diproses.
c) Berdasarkan Packing List dan Lampiran Invoice, Seksi
Accounting membuat Invoice (Tagihan), Faktur Pajak
Lembar 1 (Untuk pembeli Barang Kena Pajak atau penerima
Jasa Kena Pajak dan sebagai bukti Pajak Masukan), dan
Faktur Pajak Lembar 2 (Untuk Pengusaha Kena Pajak yang
menerbitkan Faktur Pajak dan sebagai bukti Pajak Keluaran).
d) Seksi Accounting meminta otorisasi dari Manajer Finance
And Accounting untuk Invoice, Faktur Pajak Lembar 1, dan
Faktur Pajak Lembar 2. Untuk Packing List dan Lampiran
Invoice, otorisasi dilakukan oleh Supervisor Seksi Ekspor
Impor.
e) Setelah mendapatkan otorisasi, semua dokumen tersebut
difotokopi dengan ketentuan sebagai berikut :
Invoice difotokopi sebanyak dua kali
Faktur Pajak Lembar 1 difotokopi sebanyak dua kali
Faktur Pajak Lembar 2 difotokopi sebanyak satu kali
Lampiran Invoice difotokopi sebanyak dua kali
Packing List difotokopi sebanyak dua kali
f) Dokumen-dokumen asli dan fotokopian kemudian
dikelompokkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Untuk Dikirimkan kepada Supplier
Invoice - Asli
Faktur Pajak Lembar 1 - Asli
Lampiran Invoice - Asli
Packing List - Asli
Proses Scanning dilakukan terhadap dokumen yang akan
dikirimkan ke Supplier karena dokumen-dokumen tersebut
akan dikirim pada akhir bulan sehingga pemberitahuan
sementara dilakukan melalui Email.
2) Untuk dikirimkan kepada Kantor Pajak
Copy Invoice - 2
Copy Faktur Pajak Lembar - 2
Faktur Pajak Lembar 2 - Asli
Copy Lampiran Invoice - 2
Copy Packing List – 2
Surat Jalan atas Pengiriman
Dokumen yang akan dikirimkan kepada Kantor Pajak
adalah dokumen yang menjadi dasar penginputan transaksi
penjualan.
3) Untuk Diarsipkan sesuai Tanggal
Copy Invoice - 1
Copy Faktur Pajak Lembar 1 - 1
Copy Faktur Pajak Lembar 2 - 1
Copy Lampiran Invoice - 1
Copy Packing List –1
B. Membuat Dokumen Invoice Penjualan Raw Material Scrap dan
Non-Material Scrap
1. Flowchart Penjualan Raw Material Scrap dan Non-Material
Scrap
Bukti Hasil Timbang
Membuat Tagihan
Start
Menerima Bukti Hasil Timbang
Faktur Pajak L-2
Faktur Pajak L-1
Invoice
1
Memfotokopi Dokumen
Otorisasi Dokumen
1
Finish
Copy BHT 2 Dikirimkan ke Kantor Pajak
Faktur Pajak L-2
Copy FP L-1 2
Copy Invoice 2
Surat Jalan Pengiriman
Copy BHT 1
T
Copy FP L-2 1
CopyFP L-1 1
Copy Invoice 1
Dikirimkan ke Supplier
Bukti Hasil Timbang
Faktur Pajak L-1
Invoice
2. Penjelasan Flowchart Penjualan Raw Material Scrap dan
Non-Material Scrap
a) Departmen Personal And General Affairs melakukan
penimbangan atas sisa-sisa Raw Material dan sisa-sisa
Non-Material.
b) Departmen Personal And General Affairs menerima Bukti
Hasil Timbang dari mitra kerja yang sudah diotorisasi.
c) Berdasarkan Bukti Hasil Timbang yang sudah diotorisasi
dan Surat Jalan Atas Pengiriman, Seksi Accounting
membuat Invoice, Faktur Pajak Lembar 1, dan Faktur
Pajak Lembar 2.
d) Seksi Accounting meminta otorisasi dari Manajer Finance
And Accounting untuk Invoice yang sudah ditempel
materai 6000, Faktur Pajak Lembar 1, dan Faktur Pajak
Lembar 2.
e) Setelah mendapatkan otorisasi, semua dokumen tersebut
difotokopi dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Invoice difotokopi sebanyak dua kali
2) Faktur Pajak Lembar 1 difotokopi sebanyak dua kali
3) Faktur Pajak Lembar 2 difotokopi sebanyak satu kali
4) Bukti Hasil Timbang difotokopi sebanyak dua kali
f) Dokumen-dokumen asli dan fotokopian kemudian
dikelompokkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Untuk Dikirimkan kepada Supplier
Invoice- Asli
Faktur Pajak Lembar 1 - Asli
Bukti Hasil Timbang–Asli
2) Untuk Dikirimkan kepada Kantor Pajak
Copy Invoice – 2
Copy Faktur Pajak Lembar 1 – 2
Faktur Pajak Lembar 2 – Asli
Copy Bukti Hasil Timbang – 2
Surat Jalan atas Pengiriman
Dokumen yang akan dikirimkan kepada Kantor Pajak
adalah dokumen yang menjadi dasar penginputan transaksi
penjualan.
3) Untuk Diarsipkan sesuai Tanggal
Copy Invoice – 1
Copy Faktur Pajak Lembar 1 – 1
Copy Faktur Pajak Lembar 2 – 1
Copy Bukti Hasil Timbang – 1
C. Membuat Invoice Penjualan Wiring Harness
1. Flowchart Penjualan Wiring Harness
1
Copy LI 1
Di scan & Di kirim Via Emaill
Finish
Copy LI 2
Dikirimkan ke Kantor
Pajak
Membuat List Barang
Membuat Tagihan
Start
Menerima Order
Pembelian
Lampiran Invoice
Faktur Pajak L-2
Packing List
1
Memfotokopi Dokumen
Otorisasi Dokumen
Faktur Pajak L-1
Invoice
Dikirimkan ke Supplier
T
Lampiran Invoice
Packing List
Faktur Pajak L-1
Copy FP L-1 3
Copy Packing List 1
Copy FP L-2 1
CopyFP L-1 1
Copy Packing List 2
Faktur Pajak L-2
Copy FP L-1 2
Surat Jalan Pengiriman
2. Penjelasan Flowchart Penjualan Wiring Harness
a) Seksi Planning Production Control menerima order
pembelian dari Supplier. Penjualan perusahaan berupa
hasil atas produksi yaitu Wiring Harness.
b) Berdasarkan order pembelian Supplier, Seksi Loading
Dock membuat Packing List dan Seksi Ekspor Impor
membuat Lampiran Invoice dan Surat Jalan Atas
Pengiriman yang selanjutnya diserahkan ke Seksi
Accounting untuk diproses.
c) Berdasarkan Packing List dan Lampiran Invoice, Seksi
Accounting membuat Faktur Pajak Lembar 1 dan Faktur
Pajak Lembar 2.
d) Seksi Accounting meminta otorisasi dari Manajer Finance
And Accounting untuk Faktur Pajak Lembar 1 dan Faktur
Pajak Lembar 2. Untuk Packing List dan Lampiran
Invoice, otorisasi dilakukan oleh Supervisor Seksi Ekspor
Impor.
e) Setelah mendapatkan otorisasi, semua dokumen tersebut
difotokopi dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Faktur Pajak Lembar 1 difotokopi sebanyak tiga kali
2) Faktur Pajak Lembar 2 difotokopi sebanyak satu kali
3) Lampiran Invoice difotokopi sebanyak dua kali
4) Packing List difotokopi sebanyak dua kali
f) Dokumen-dokumen asli dan fotokopian kemudian
dikelompokkan dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Untuk Dikirimkan kepada Supplier
Faktur Pajak Lembar 1 - Asli
Lampiran Invoice - Asli
Packing List –Asli
Copy Faktur Pajak Lembar 2 - 3
Proses Scanning dilakukan terhadap dokumen yang
akan dikirimkan ke Supplier karena dokumen-dokumen
tersebut akan dikirim pada akhir bulan sehingga
pemberitahuan sementara dilakukan melalui Email.
2) Untuk dikirimkan kepada Kantor Pajak
Copy Faktur Pajak Lembar - 2
Faktur Pajak Lembar 2 - Asli
Copy Lampiran Invoice - 2
Copy Packing List – 2
Surat Jalan atas Pengiriman
Dokumen yang akan dikirimkan kepada Kantor Pajak
adalah dokumen yang menjadi dasar penginputan transaksi
penjualan.
3) Untuk Diarsipkan sesuai Tanggal
Copy Faktur Pajak Lembar 1 - 1
Copy Faktur Pajak Lembar 2 - 1
Copy Lampiran Invoice –1
Copy Packing List – 1
D. Mengambil Faktur Pajak Dari Dokumen Pengiriman Ekspor
Wiring Harness dan Impor Raw Material
Dokumen-dokumen yang terdapat dalam pengiriman
ekspor impor melalui laut dan udara adalah sebagai berikut :
1. Letter of Credit (L/C) adalah suatu surat pernyataan yang
dikeluarkan oleh issuing bank (bank pembuka L/C) atas
permintaan pembeli/importir yang ditujukan kepada
penjual/eksportir melalui confirming bank (bank yang
melakukan konfirmasi atas permintaan issuing bank dan
menjamin sepenuhnya pembayaran) dengan menyatakan
bahwa issuing bank akan membayar sejumlah uang tertentu
apabila syarat-syarat yang ditetapkan dalam L/C tersebut
dipenuhi.
2. Bill of Lading (B/L) adalah tanda terima barang yang telah
dimuat di dalam kapal laut dan sebagai bukti atas pemilikan
barang dan merupakan bukti dari adanya perjanjian
pengangkutan barang-barang melalui laut. Berisi tentang data
muatan, pelabuhan bongkar muat, dan pihak-pihak yang
berhubungan dengan pengiriman yaitu Shipper (Pengirim),
Consignee (Penerima barang), dan Carrier (Perusahaan
pelayaran).
3. Air Way Bill (AWB) adalah tanda penerimaan barang yang
dikirim melalui udara untuk barang dan alamat yang tertentu.
4. Commercial Invoice adalah bukti perincian tentang jenis
barang, harga barang, dan keterangan-keterangan lain yang
berhubungan dengan barang tersebut.
5. Packing List adalah dokumen yang berisi tentang jenis,
jumlah dan harga barang.
6. Certificate of Origin adalah surat pernyataan yang
dikeluarkan oleh instansi yang berwenang yang
ditandatangani untuk membuktikan atau menerangkan negara
asal suatu barang.
7. Pemberitahuan Ekspor Barang (BC0.3) adalah dokumen
pabean yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan
ekspor barang.
8. Pemberitahuan Impor Barang (BC0.2) adalah dokumen
pabean yang digunakan untuk memberitahukan pelaksanaan
impor barang.
9. Faktur Pajak Lembar 1 adalah bukti pungutan pajak yang
dibuat oleh Pengusaha Kena Pajak karena penyerahan Barang
Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak sebagai bukti
Pajak Masukan.
10. Shipping Instruction adalah perintah atau instruksi
pengiriman yang dibuat oleh pengirim barang kepada
perusahaan pengangkutan.
11. Nota Pelayanan Ekspor adalah nota yang diterbitkan oleh
Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau Sistem Komputer
Pelayanan atas Pemberitahuan Ekspor Barang yang
disampaikan, untuk melindungi pemasukan barang yang
akan diekspor ke Kawasan Pabean dan/atau pemuatannya
ke sarana pengangkut.
12. Surat Persetujuan Pengeluaran Barang (SPPB) adalah
pemberitahuan yang diterbitkan oleh Kantor Pabean tentang
persetujuan pengeluaran barang impor dari Kawasan
Pabean.
13. Persetujuan Ekspor adalah lembar persetujuan yang
diberikan oleh pejabat untuk melindungi pengangkutan
barang ekspor dari gudang eksportir atau tempat
penyimpanan yang ditunjuk oleh eksportir ke Kawasan
Pabean dipelabuhan pemuatan dan pemuatannya keatas
sarana pengangkutan.
E. Input Data Pengiriman Ekspor Wiring Harness dan Impor Raw
Material
Berdasarkan dokumen rekapitulasi pengiriman ekspor dan
impor, biaya-biaya yang terdapat dalam proses pengiriman
ekspor dan impor adalah sebagai berikut :
1. Jasa Handling Charge adalah charge yang dikenakan sebagai
timbal balik atas jasa bongkar muat hingga barang naik ke
truk.
2. Jasa Delivery Charge adalah charge yang dikenakan sebagai
biaya pengiriman.
3. Jasa Documentation Charge adalah charge yang dikenakan
terhadap pengurusan dokumen.
4. Jasa Reimbursement Documentation adalah charge yang
dikenakan atas penggantian pengurusan dokumen.
5. Jasa Storage Charge adalah charge yang dikenakan sebagai
biaya atas penggunaan tempat penyimpanan sementara.
6. Jasa Mechanic adalah charge yang dikenakan atas biaya
perbaikan.
7. Jasa Stripping adalah charge yang dikenakan atas
pengosongan container.
8. Jasa Trucking adalah charge yang dikenakan atas biaya
penggunaan truk.
9. Jasa Rush Handling adalah charge yang dikenakan atas
pengurusan barang impor untuk segera dikeluarkan dari
Kawasan Pabean.
10. Jasa Others adalah charge yang dikenakan atas biaya lain-
lain.
F. Input Data Faktur Pajak Masukan Dalam Negeri Yang Dapat
Dikreditkan (B1) dan Yang Tidak Dapat Dikreditkan (B4)
Faktur Pajak adalah bukti pungutan pajak yang dibuat
oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan Barang
Kena Pajak atau penyerahan Jasa Kena Pajak.
Faktur Pajak harus memuat keterangan tentang
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena
Pajak yang paling sedikit mencantumkan tentang :
1. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang
menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak.
2. Nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak.
3. Jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau Penggantian,
dan Potongan Harga.
4. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut.
5. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut.
6. Kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur Pajak.
7. Nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani Faktur
Pajak.
Nomor Seri Faktur Pajak adalah nomor seri yang
diberikan oleh Direktorat Jenderal Pajak kepada Pengusaha
Kena Pajak dengan mekanisme tertentu untuk penomoran Faktur
Pajak yang berupa kumpulan angka, huruf, atau kombinasi
angka dan huruf yang ditentukan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Dalam pemberian kode dan nomor faktur pajak, terdapat 16
digit angka dengan perincian sebagai berikut :
1. Dua digit pertama sebagai Kode Faktur Pajak untuk Kode
Transaksi
Ketentuan Kode Transaksi adalah sebagai berikut :
a) Kode 01 :Digunakan untuk penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang terutang Pajak
Pertambahan Nilai dan dipungut oleh Penjual sebagai
Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajakdan/atau Jasa Kena Pajak.
b) Kode 04 : Digunakan untuk penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang menggunakan Dasar
Pengenaan Pajak Nilai Lain yang Pajak Pertambahan
Nilai-nya dipungut oleh Penjual sebagai Pengusaha Kena
Pajak yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak
dan/atau Jasa Kena Pajak.
c) Kode 07 : Digunakan untuk penyerahan Barang Kena
Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang mendapat fasilitas
Pajak Pertambahan Nilai Tidak Dipungut atau Ditanggung
Pemerintah. Kode ini digunakan atas Penyerahan yang
mendapat fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Tidak
Dipungut atau Ditanggung Pemerintah, berdasarkan
peraturan khusus yang berlaku, antara lain:
1) Ketentuan yang mengatur mengenai Bea Masuk, Bea
Masuk Tambahan, Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Penghasilan
Dalam Rangka Pelaksanaan Proyek Pemerintah Yang
Dibiayai Dengan Dana Pinjaman/Hibah Luar Negeri.
2) Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan
Perpajakan bagi Pengusaha Kena Pajak Berstatus
Entrepot Produksi Tujuan Ekspor (EPTE) Dan
Perusahaan Pengolahan Di Kawasan Berikat.
3) Ketentuan yang mengatur mengenai Tempat
Penimbunan Berikat.
4) Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan
Perpajakan di Kawasan Pengembangan Ekonomi
Terpadu.
5) Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan Pajak
Pertambahan Nilai atas Penyerahan Avtur Untuk
Keperluan Penerbangan Internasional.
6) Ketentuan yang mengatur mengenai Toko Bebas Bea.
7) Ketentuan yang mengatur mengenai Pajak Pertambahan
Nilai Ditanggung Pemerintah Atas Penyerahan Bahan
Bakar Nabati Di Dalam Negeri.
8) Ketentuan yang mengatur mengenai Perlakuan
Kepabeanan, Perpajakan, dan Cukai Serta Pengawasan
Atas dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari Serta Berada
Di Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
9) Ketentuan yang mengatur mengenai Tata Cara
Pengawasan, Pengadministrasian, Pembayaran, serta
Pelunasan Pajak Pertambahan Nilai dan/atau Pajak
Penjualan Atas Barang Mewah Atas Pengeluaran
dan/atau Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa
Kena Pajak Dari Kawasan Bebas Ke Tempat Lain
Dalam Daerah Pabean dan Pemasukan dan/atau
Penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena
Pajak Dari Tempat Lain Dalam Daerah Pabean Ke
Kawasan Bebas.
10) Ketentuan yang mengatur mengenai Tata Cara
Pemasukan dan Pengeluaran Barang Ke dan Dari
Kawasan Yang Telah Ditunjuk Sebagai Kawasan
Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas.
2. Satu digit berikutnya sebagai Kode Faktur Pajak untuk Kode
Status
Ketentuan Kode Status adalah sebagai berikut :
a) Kode 0 : Untuk status normal.
b) Kode 1 : Untuk status penggantian.
3. Tiga digit berikutnya sebagai Kode Faktur Pajak untuk Kode
Cabang.
4. Dua digit berkutnya sebagai Nomor Faktur Pajak untuk
Tahun Penerbitan.
5. Delapan digit berikutnya sebagai Nomor Faktur Pajak untuk
Nomor Urut.
Terdapat prinsip yang mendasari pengkreditan Pajak
Masukan yaitu sebagai berikut :
1. Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan
Pajak Keluaran untuk Masa Pajak yang sama.
2. Pajak Masukan yang dapat dikreditkan tetapi belum
dikreditkan dengan Pajak Keluaran pada Masa Pajak yang
sama, dapat dikreditkan pada Masa Pajak berikutnya paling
lama 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Masa Pajak yang
bersangkutan sepanjang belum dibebankan sebagai biaya dan
belum dilakukan pemeriksaan.
3. Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum berproduksi
sehingga belum melakukan penyerahan yang terutang pajak,
Pajak Masukan atas perolehan dan/atau impor barang modal
dapat dikreditkan.
4. Barang modal adalah harta berwujud yang memiliki masa
manfaat lebih dari satu tahun yang menurut tujuan semula
tidak untuk diperjualbelikan termasuk pengeluaran yang
dikapitalisasikan ke barang modal tersebut.
5. Pajak Masukan yang dikreditkan harus menggunakan Faktur
Pajak yang memenuhi persyaratan.
6. Pajak Masukan yang dibayar untuk perolehan Barang Kena
Pajak dan / atau Jasa Kena Pajak harus dikreditkan dengan
Pajak Keluaran di tempat Pengusaha Kena Pajak dikukuhkan.
Dalam hal impor Barang Kena Pajak, Direktorat Jenderal
Pajak karena jabatan atau berdasarkan permohonan tertulis
dari Pengusaha Kena Pajak dapat menentukan tempat lain
selain tempat dilakukannya impor Barang Kena Pajak sebagai
tempat pengkreditan Pajak Masukan.
7. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Keluaran lebih besar
daripada Pajak Masukan, selisihnya merupakan Pajak
Pertambahan Nilai yang harus disetor oleh Pengusaha Kena
Pajak. Penyetoran Pajak Pertambahan Nilai oleh Pengusaha
Kena Pajak harus dilakukan paling lama akhir bulan
berikutnya setelah berakhirnya Masa Pajak dan sebelum
Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai
disampaikan. Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan
Nilai disampaikan paling lama akhir bulan berikutnya setelah
berakhirnya Masa Pajak.
8. Apabila dalam suatu Masa Pajak, Pajak Masukan yang dapat
dikreditkan lebih besar daripada Pajak Keluaran, selisihnya
merupakan kelebihan pajak yang dikompensasikan ke Masa
Pajak berikutnya.
9. Atas kelebihan Pajak Masukan tersebut dapat diajukan
permohonan pengembalian pada akhir tahun buku. Termasuk
dalam pengertian akhir tahun buku dalam ketentuan ini
adalah Masa Pajak saat Wajib Pajak melakukan pengakhiran
usaha (bubar).
Kriteria Pajak Masukan yang Tidak Dapat Dikreditkan
adalah sebagai berikut :
1. Pajak Masukan yang dibayar sebelum Pengusaha dikukuhkan
sebagai Pengusaha Kena Pajak.
2. Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa
Kena Pajak yang tidak berhubungan langsung dengan
kegiatan usaha.
3. Pajak Masukan atas perolehan dan pemeliharaan mobil jenis
sedan, jeep, station wagon, van, dan combi, kecuali
merupakan barang dagangan atau disewakan.
4. Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak
Sederhana.
5. Pajak Masukan yang tecantum dalam Faktur Pajak Standar
yang tidak memenuhi ketentuan perundang-undangan Pajak
Pertambahan Nilai.
6. Pajak Masukan yang dibayar setelah ditagih dengan
penerbitan ketetapan pajak.
7. Pajak Masukan yang belum dikreditkan dalam Surat
Pemberitahuan, yang diketemukan dalam pemeriksaan,
kecuali dalam pemeriksaan tersebut dapat dibuktikan bahwa
perolehan Barang Kena Pajak dan/atau Jasa Kena Pajak yang
bersangkutan telah dibukukan.
8. Pajak Masukan atas perolehan Barang Kena Pajak dan / atau
Jasa Kena Pajak untuk menghasilkan penyerahan Barang
Kena Pajak dan / atau Jasa Kena Pajak yang mendapat
fasilitas dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai.
9. Pajak Masukan yang tercantum dalam Faktur Pajak yang
penerbitannya telah melebihi batas waktu.
3.2.3. WAREHOUSE
A. Observasi
Observasi adalah metode untuk mencatat secara sistematis
mengenai tingkah laku individu dengan melihat atau mengamati
seseorang atau sekelompok individu secara langsung di lapangan.
1. Observasi proses kerja di area receiving, storage, dan supply.
a) Area receiving.
1) Bersiap menunggu kedatangan material ke PT. XXX
diarea Unloading dari supplier.
2) Material yang sudah datang kemudian dibongkar oleh
operator receiving dan dilakukan cek quantity dan
quality juga oleh operator receiving.
3) Material yang sudah dicek quantity dan quality
kemudian diserahkan ke operator storage untuk di-
prepare dan diletakkan sesuai jenisnya di rak masing -
masing.
b) Area storage.
1) Menerima material yang sudah dilakukan pengecekan
dari area receiving.
2) Menyortir material sesuai jenisnya, baik itu connector,
wire, terminal, dan lain-lain.
3) Menata material yang sudah disortir pada plastic
container dengan ukuran tertentu dan diletakkan pada
rak yang sudah ditentukan.
4) Memasang identitas part pada plastic container sesuai no
part, deskripsi material, dan lokasi material.
5) Memasang tag FIFO (First In First Out) pada plastic
container untuk material final assy (connector, seal,
tape, protector, dan lain-lain) dan pada pengunci bobbin
atau digantungkan di tepi gulungan untuk material pre
assy (wire dan terminal) untuk material yang harus
disuplai dulu
c) Area supply.
1) Mengambil material dalam plastic container sesuai
identitas part di kanban.
2) Mengisi material ke dalam maxibin sesuai kapasitasnya.
3) Material yang diberi tag FIFO harus disuplai dulu ke
Produksi.
4) Sebelum menyuplai material, operator mengambil
maxibin berisi barcode dan name plate yang sudah
dicetak oleh operator Warehouse di office.
2. Observasi proses supply wire dan terminal.
a) Operator warehouse (Supply Cutting Pre Assy) mengambil
kanban pesanan wire atau terminal dari operator produksi.
b) Operator Supply CPA (Cutting Pre assy) kemudian ke rak
untuk mengambil wire pesanan maupun terminal pesanan.
c) Operator Supply CPA lalu menaruh wire atau terminal
pesanan di trolly khusus supply pre assy.
d) Operator Supply CPA kemudian menyuplai wire dan
terminal pesanan.
3. Observasi proses supply ke area produksi :
a) Area produk ekspor :
1) Proses supply cepat karena proses perakitan juga cepat.
2) Area luas sehingga jarak antar rak berjauhan.
b) Area produk domestik :
1) Proses supply lama karena proses perakitan juga lama.
2) Area berdekatan dengan area produk eksport dan
domestic sehingga terlihat sempit.
c) Area produk ekspor :
1) Proses supply cepat karena proses perakitan juga cepat.
2) Area yang paling luas, sehingga rak-raknya banyak dan
berjauhan.
d) Area produk domestik :
1) Proses supply lambat karena proses perakitan juga
lambat.
2) Area agak luas sehingga jarak antar rak agak berjauhan.
4. Proses receiving dan storage material:
a) Operator receiving membongkar material dari
container dengan forklift.
b) Operator kemudian menempatkan material di area
unloading untuk dilakukan cek quantity dan quality.
c) Setelah dilakukan cek quantity dan quality, material
ditempatkan di area receiving sambil menunggu ada
rak yang kosong.
d) Operator storage kemudian menyortir material sesuai
jenisnya dari connector, terminal, dan wire. Untuk
connector biasanya diletakkan di dalam plastic
container dengan ukuran tertentu, untuk wire digulung
dalam bobbin sedangkan terminal diletakkan di tempat
khusus.
e) Sesudah disortir sesuai jenisnya, material tadi
kemudian diletakkan sesuai raknya masing-masing.
f) Material yang harus keluar terlebih dulu dari
warehouse atau tag metode persediaan oleh operator
storage. Untuk connector, tag dimasukkan ke wadah
plastik yang ada di plastic container, untuk wire tag
dijepitkan di bobbin sedangkan untuk terminal tag
metode persediaan digantungkan di terminal.
5. Observasi Pekerjaan Untuk Setting Man Power.
Observasi pekerjaan merupakan kegiatan melihat
pekerjaan secara langsung di lapangan. Dalam observasi ini,
terdapat deskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan yang
harus dijalankan semua man power di semua area Warehouse
yaitu area Receiving, area Storage, dan area Supply.
a) Spesifikasi Pekerjaan (Job Spesification)
1) Line Leader (LL)
Pendidikan minimal D3/sederajat.
Mengetahui jenis-jenis material yang dibutuhkan
dalam pembuatan Wiring Harness.
Dapat mengoperasikan MS Office.
Mampu bekerja dalam tim.
Memahami metode receiving, storage, dan supply.
Memiliki jiwa kepemimpinan yang baik
2) Group Leader (GL)
Pendidikan min SMA/SMK sederajat.
Dapat mengoperasikan MS Office.
Mampu bekerja dalam tim.
Mengetahui jenis-jenis material yang dibutuhkan
dalam pembuatan wiring harness.
Memahami metode receiving, storage, dan supply.
3) Admin
Pendidikan minimal SMA/SMK sederajat.
Dapat mengoperasikan MS Office.
Mampu bekerja dalam tim ataupun individu.
Memahami metode receiving, storage, dan supply.
Mengetahui jenis-jenis material yang dibutuhkan
dalam pembuatan wiring harness.
4) Operator
Pendidikan min SMA/SMK sederajat.
Mampu bekerja dalam tim atau individu.
Mengetahui jenis-jenis material yang dibutuhkan
dalam pembuatan wiring harness.
Memahami metode receiving, storage, dan supply.
b) Deskripsi Pekerjaan (Job Description)
1) Line Leader (LL) Shift dan Non Shift :
Mengontrol simpanan & supply ke produksi.
Mengontrol persiapan kanban (kartu pesanan)
material.
Mengontrol pesanan.
2) GroupLeader (GL)Shift:
Mengontrol simpanan barang di rak.
Mengontrol pesanan barang di rak .
Mengontrol keakuratan stock di rak.
Mengontrol supply ke semua area produksi.
Mengontrol produksi agar tidak stop line.
3) Admin Shift :
Memproses in&out AS Main, A1 dan in AS A2.
Memproses adjustmentstock di AS Main dan A1.
Memproses pembuatan lapas.
Memproses pembuatan data ASN manual
(Irregular).
Membuat draft invoice impor dan lokal.
4) Operator :
Membongkar kedatangan barang, cek kuantitas
barang, dan Storage rak.
Ordering dan out AS2 Acc-Conn-wire-terminal,
follow up out standing rak, compare order-Delivery
Note, Invoice Problem.
Storage wire dan prepare rak.
Storage terminal dan prepare rak.
Supply wire terminal.
Emergency supply.
Supply ke produk domestik.
Supply ke produk ekspor
Print Name plate dan Barcode.
Menyiapkan Kanban Mass production dan project.
5) Group leader (GL) Non Shift :
Kontrol incoming.
Kontrol problem system AS,Ordering.
Kontrol kanban.
Kontrol preparation new Carline.
Kontrol material design change.
Kontrol material.
Pembuatan monthly report Warehouse.
Prepare all Purchase Requisition.
Prepare draft invoice.
Prepare budget.
Menjadi kordinator checkman.
Menyiapkan draft invoice PT XXX.
Persiapan mass production of New Carline& RC /
DC.
Persiapan mass production for Layout dan
Equipment.
Persiapan kanban mass production.
6) Admin Non-Shift:
Persiapan project of New Carline dan RC / DC.
Persiapan project for Layout and Equipment.
Persiapan Kanban project.
Persiapan New System.
Menyiapkan kanban mass production.
Menyiapkan mapping ID
7) Operator Non Shift :
Supply ke produk domestik.
Check Man PT. XXX.
Menyiapkan semua material project, part and
service, part aktual.
Supply ke produk ekspor .
6. Observasi Beban Kerja Untuk Setting Man Power.
a) Man power area receiving.
Berdasarkan hasil observasi, beban kerja man power
di area receiving dalam kondisi naik -turun. Ini
karenamaterial yang datang setiap hari jumlahnya
berbeda-beda, kadang banyak kadang sedikit, walaupun
jumlah manpower di area receiving sudah mencukupi.
b) Man power area storage.
Berdasarkan hasil observasi, beban kerja man power
di area storage kondisinya naik-turun.Ini terjadi karena
jumlah material yang datang ke PT. XXX setiap harinya
berbeda-beda.Kadang-kadang material yang datang sangat
banyak, sehingga material terpaksa ditumpuk di area
unloading dan menyebabkan layout di warehouse menjadi
sempit. Tetapi di lain hari material yang datang bisa saja
sedikit sehingga material yang datang bisa langsung
dimasukkan ke rak sesuai part number setelah dilakukan
cek quantity dan quality.
c) Man power area supply
Berdasarkan hasil observasi ,beban kerja man power
di area supply kondisinya sangat tinggi. Ini karena satu
area hanya disuplai oleh satu orang. Padahal secara
kenyataan, ada beberapa area yang perputarannya cepat
dimana area tersebut dapat memproduksi harness lebih
banyak dibandingkan arealain. Yang kemudian terjadi
diantaranya salah supply.Lalu ada juga delay supply ,
dimana operator supply final assy belum selesai mengisi
semua maxibin kosong dari area, tetapi area tersebut sudah
stop karena shortage material. Hal tersebut terjadi karena
operator mengalami kelelahan dan kebosanan, kelelahan
dan kebosanan tadi dihilangkan dengan cara beristirahat
sesudah memberi maxibin yang berisi material ke
conveyor, bahkan bisa juga di tengah perjalanan dari area
produksi ke area warehouse. Kegiatan seperti ini malahan
membuat banyak waktu terbuang.
7. Observasi Penyebaran Man Power Dengan Kebutuhan Man
Power Untuk Setting Man Power.
Observasi penyebaran man power dengan kebutuhan man
power adalah cara untuk mengetahui kebutuhan karyawan di
suatu area dengan kebutuhan karyawan yang dibutuhkan lewat
pengamatan langsung.
a) Area Receiving.
Antara penyebaran dan kebutuhan manpower di area
ini dalam keadaan normal, yakni keadaan saat material
yang datang tidak terlalu banyak sudah tepat.Dengan
adanya tiga orang man power, proses handling penerimaan
barang dapat berjalan dengan baik dan lancar. Akan tetapi,
bila material yang datang sangat banyak dan dalam jangka
waktu yang lama atau terus menerus maka harus
dipikirkan juga penambahan man power antara dua hingga
tiga orang agar tercapai jumlah ideal antara lima hingga
enam orang.
b) Area Storage.
Sama seperti di area Receiving, penyebaran dan
kebutuhan man power bergantung dengan jumlah material
yang datang.Penambahan man power di area storage harus
memperhitungkan peramalan kedatangan barang secara
tepat, agar man power tambahan dapat bekerja dengan
maksimal.
c) Area Supply.
Di area ini, penyebaran dan kebutuhan man power
sangat berbeda jauh.Untuk supply CPA, jumlah man
power-nya sudah ideal tetapi untuk supply final assy
jumlah belum ideal. Agar jumlahya ideal, harus dilakukan
penambahan man power.
8. Observasi Kemampuan Yang Harus Dimiliki Man Power
Untuk Setting Man Power.
Observasi kemampuan yang harus dimiliki man power
adalah proses penentuan pengetahuan dan penguasaan
karyawan atas teknis pelaksanaan tugas yang diberikam oleh
atasan dengan pengamatan langsung.
a) Area receiving.
1) Fisik yang prima.
2) Konsentrasi tinggi dalam bekerja.
3) Pengendalian emosi yang baik.
4) Pemahaman K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
dan 5S yang baik.
5) Kemampuan bekerja sama yang baik.
b) Area storage :
1) Stamina tinggi.
2) Fisik yang prima.
3) Pengendalian emosi yang baik.
4) Pengelolaan ego yang baik.
5) Pemahaman K3 dan 5S yang baik
6) Kemampuan bekerja sama yang baik.
c) Area supply:
1) Daya ingat kuat
2) Konsentrasi tinggi dalam bekerja.
3) Pengendalian emosi yang baik.
4) Pemahaman K3 dan 5S yang baik.
5) Fisik yang prima.
6) Pengelolaan ego yang baik.
7) Kemampuan bekerja sama yang baik.
8) Stamina tinggi
B. Interview
Interview atau wawancara merupakan proses tanya jawab
atau interaksi antara pewawancara dengan responden. Interview
digunakan untuk mengecek kebenaran informasi yang berasal dari
observasi. Interview yang dipakai adalah interview yang tidak
terstruktur, agar responden dapat memberikan jawaban yang lebih
banyak dan lebih jelas atas pertanyaan pewawancara. Dibawah
ini, adalah pertanyaan yang ditanyakan pada responden untuk
mendukung observasi kemampuan yang harus dimiliki man
power yaitu :
1. Lama bekerja.
2. Status kerja.
3. Suka duka dalam bekerja.
4. Saran untuk perusahaan.
Hasil-hasil interview terhadap operator pada umumnya
adalah operator ingin adanya kaizen (perbaikan berkelanjutan
dalam berbagai hal), yang mana tujuan interview ini mendorong
adanya perbaikan di dalam segala hal. Dengan adanya kaizen ini,
maka diharapkan kinerja operator dapat meningkat secara
perlahan-lahan.
1. Hasil interview dengan operator supply final assy shift 1:
a) Operator 1.
1) Lama bekerja : 2 tahun.
2) Status : Kontrak 2.
3) Suka duka bekerja :
Pekerjaannya tidak cuman fisik tetapi juga memakai
otak.
Teman-temannya banyak.
Kadang ada operator yang menyuplai bukan dengan
trollynya.
Jalan masuk ke area produksi banyak yang sempit,
membahayakan karyawan.
4) Saran :
Saat briefing ditekankan operator harus memakai
trolly sesuai areanya.
Jalan masuk ke area produksi diperlebar agar
keselamatan operator produksi dan warehouse
terjamin.
b) Operator 2.
1) Lama bekerja : 3 Bulan
2) Status : Magang 2
3) Suka :
Sesuai dengan pendidikan saya.
Cocok dengan teman-teman.
4) Duka :
Sirkulasi udara kurang.
Lampu terlalu panas dan silau.
5) Saran :
Diantara rak-rak diberi 2 atau 3 kipas angin besar.
Jarak lampu dengan rak dijauhkan.
Daya lampu dikurangi.
c) Operator 3.
1) Lama bekerja : 1 Tahun.
2) Status : Kontrak 1
3) Suka :
Ada jaminan kesehatan dari perusahaan.
Uang lembur lumayan.
4) Duka :
Kebanyakan ukuran maxibin tipe 1 sehingga
kapasitasnya sedikit.
Jumlah kolom rak terlalu banyak sehingga rak terlalu
tinggi.
5) Saran :
Ukuran maxibin sebaiknya tipe 2 atau 4 yang
kapasitasnya lebih banyak terutama untuk area
produksi yang perputarannya cepat.
Jumlah kolom rak dikurangi 1 atau 2 sehingga rak
tidak terlalu tinggi.
2. Hasil interview dengan operator supply final assy shift 2 :
a) Operator 1.
1) Lama bekerja : 4 Bulan
2) Status : Magang 2.
3) Suka :
Ada senam taisho setiap pagi, sehingga atasan dan
bawahan bisa menyatu.
Atmosfir perusahaan cocok dengan pribadi saya.
4) Duka :
Sering bosan karena kerjanya monoton.
Tidak ada tempat beristirahat seperti di area produksi
sehingga operator sering curi-curi waktu saat supply.
5) Saran :
Dalam waktu tertentu, karyawan dirolling sehingga
tidak bosan.
Di area warehouse diberi tempat istirahat sehingga
saat menyuplai operator bisa beristirahat sejenak.
b) Operator 2
1) Lama bekerja : 6 Bulan
2) Status : Kontrak 1
3) Suka :
Banyak ceweknya, sehingga bekerja lebih semangat.
Mendapat ganti uang pengobatan.
4) Duka :
Material yang datang sering berlebih jumlahnya.
Material kadang terlambat datang.
5) Saran :
Saat order material seharusnya melihat perputaran
material di area produksi sehingga material yang datang
jumlahnya tidak berlebih dan tidak terlambat datang.
c) Operator 3
1) Lama bekerja : 7 Bulan
2) Status : Kontrak 1
3) Suka :
Waktu istirahat siang banyak, sehingga waktu
istirahat bebas.
Teman-teman kerja perhatian.
4) Duka :
Sering terjadi salah supply, baik salah rak material
supply atau sub assy.
Sering ada plastic container dimasukkan ke rak
kosong padahal rak tersebut bukan tempatnya.
5) Saran :
Operator saat menyuplai tidak boleh terburu-buru
sehingga salah supply.
Bila ada rak yang sudah kosong hendaknya langsung
diisi oleh material yang sama agar tidak diisi oleh
material yang lain.
C. Studi Gerak Dan Waktu Untuk Mengetahui Kecepatan
Waktu Dan Gerak Operator Supply Final Assy Dalam
Menyuplai Material.
Studi Gerak dan Waktu (SGW) atau Motion and Time Study
(MTS) adalah studi untuk mengetahui apakah proses yang
dilakukan sudah melalui jalan efektif dan efisien. Karena definisi
dari SGW sendiri adalah semua gerakan dalam suatu pekerjaan
harus ditetapkan sehingga urutan gerakan dapat ditentukan untuk
menjamin tugas sudah dilakukan dalam jalan yang efisien dan
efektif. Tujuan dari SGW adalah untuk meyakinkan bahwa
gerakan dalam bekerja tidak termasuk gerakan tidak berguna yang
dilakukan oleh karyawan sehingga tidak membuang waktu.
SGW ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
waktu dan gerak yang dilakukan operator untuk proses menyuplai
material sudah cepat atau belum. Karena yang diteliti adalah
kecepatan waktu dan gerak operator dalam menyuplai, maka
sasaran SGW kali ini adalah sepuluh orang operator dengan
jadwal shift yang berbeda.SGW ini sangat penting dilakukan,
karena rata-rata proses supply operator warehouse menghabiskan
waktu sampai setengah jamsecara keseluruhan, mulai dari
mengambil material di warehouse, membawa material dari
warehouse ke produksi, memberikan maxibin yang berisi material
dan mengambil maxibin kosong, dan membawa maxibin kosong
kembali ke warehouse. Berikut ini flow chart proses studi gerak
dan waktu untuk mengetahui proses supply yang ideal :
Keterangan :
1. Operator warehouse mengikuti briefing yang dipimpin oleh
Line Leader atau Group leader. Sesudah mengikuti briefing,
operator lalu mengambil trolly yang diparkir di dekat area
produksi.
2. Operator warehouse mengambil maxibin yang telah kosong
sesuai nomor area produksi yang ada di trolly. Selanjutnya
maxibin itu dibawa ke area warehouse untuk diisi dengan
material yang dibutuhkan.
3. Operator menaruh maxibin yang sudah diisi dengan material
sesuai dengan rak material supplynya di area produksi.
Begitu juga material sub assy ditaruh sesuai dengan raknya
oleh operator warehouse. Berikutnya, maxibin yang kosong
kemudian diambil oleh operator warehouse untuk diisi
dengan material baru sesuai dengan kebutuhan area produksi.
4. Operator warehouse lalu kembali ke area warehouse sambil
membawa maxibin kosong dalam trolly untuk diisi material
baru.
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari penjelasan dari uraian diatas mengenai kedudukan dan tugas di
Seksi Human Resource, Accounting, dan Warehouse PT. XXX, maka
dapat disimpulkan bahwa Kuliah Kerja Praktek merupakan sarana bagi
mahasiswa untuk dapat terjun langsung ke dunia kerja sesungguhnya.
Materi yang didapatkan dalam KKP menjadi bahan pertimbangan bagi
bidang kurikulum Program Studi Manajemen dan Akuntansi untuk
mengembangkan mata kuliah sesuai dengan kebutuhan dunia kerja yang
semakin bersaing.
Dengan melaksanakan Kuliah Kerja Praktek, mahasiswa dapat
mempersiapkan diri untuk terjun ke dunia kerja dan bersaing dalam era
globalisasi yang menuntut kemampuan personal yang berkualitas,
berkompeten, bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
Tugas-tugas yang diberikan dapat melatih ketelitian dan tanggung
jawab mahasiswa jika suatu saat siap untuk memasuki dunia kerja. Namun
demikian berdasarkan pengalaman peserta KKP melaksanakan kegiatan
KKP di Seksi Human Resource, Accounting, dan Warehouse PT. XXX,
ilmu dan keterampilan yang dimiliki mahasiswa yang didapatkan dari
pembelajaran di bangku kuliah belum cukup untuk mendukung
pelaksanaan tugas-tugas.
Banyak ilmu yang didapatkan saat Penulis melaksanakan KKP di
Seksi Human Resource, Accounting, dan Warehouse PT. XXX, yang
nantinya akan menjadi modal bagi Peserta KKP untuk memasuki dunia
kerja yang sesungguhnya.
4.2. SARAN
Pada kesempatan ini penulis ingin memberikan saran, kepada Seksi
Human Resource, Accounting, dan Warehouse di PT. XXX dan STIE
Bank BPD Jateng Program Studi Akuntansi dan Manajemen.
A. Bagi Seksi Human Resource
Tujuan seleksi karyawan sendiri adalah memilih calon karyawan
yang memiliki kualifikasi terbaik dan tepat untuk suatu pekerjaan.
Dengan adanya seleksi perusahaan dapat mengetahui knowledge, Skill,
Attitude, dan Personality. Dalam proses seleksi karyawan memang
membutuhkan ruangan yang memadai agar terciptanya proses seleksi
yang lebih nyaman dan tanpa terganggu oleh suara ataupun hal-hal
yang menjadikan kegiatan seleksi karyawan kurang nyaman dan
tercipta hasil yang kurang maksimal. Karena dalam proses seleksi
karyawan memang membutuhkan suasana yang nyaman sehingga
hasil dalam proses seleksi karyawan lebih maksimal.
B. Bagi Seksi Accounting
Dokumen merupakan data yang penting untuk proses akuntansi.
Untuk itu, butuh penempatan dan penataan dokumen yang rapi
terhadap dokumen-dokumen yang sudah diproses. Dengan
penempatan dan penataan yang rapi, akan dapat mempermudah
pencarian dokumen jika sewaktu-waktu dokumen tersebut dibutuhkan.
Selain itu, penempatan dan penataan yang rapi dapat meminimalisir
kesalahan dalam meletakan kembali dokumen yang dibutuhkan
tersebut.
C. Bagi Seksi Warehouse
1. Adanya perbaikan system MSDM, sehingga dengan perbaikan
system MSDM maka komitmen kerja man power dapat
ditingkatkan lebih baik lagi.
2. Adanya perbaikan input man power, man power yang diterima di
warehouse tidak hanya bagus secara fisik saja tetapi juga
pengetahuan , ketrampilan, sikap, dan kepribadian. Ini karena
pekerjaan di seksi warehouse tidak hanya mengandalkan fisik
tetapi juga menggunakan pengetahuan dan ketrampilan.
D. Bagi STIE Bank BPD Jateng Program Studi Akuntansi dan
Manajemen
1. Diharapkan ada pembekalan sebelum mahasiswa peserta KKP
melaksanakan kegiatan KKP/Magang sehingga terjadi keseragaman
pemahaman di antara para peserta KKP di berbagai
instansi/perusahaan tempat KKP yang berbeda.
2. Diharapkan ada kontrol dari STIE Bank BPD Jateng Program Studi
Akuntansi dan Manajemen terhadap mahasiswanya yang
melaksanakan KKP sehingga informasi dan dukungan dari Jurusan
akan memberikan pemahaman tersendiri bagi peserta KKP/Magang.
3. Diharapkan ada kerjasama antara STIE Bank BPD Jateng Program
Studi Akuntansi dan Manajemen dengan Instansi tempat
KKP/Magang dilaksanakan, sehingga hubungan baik antara
keduanya bisa tetap terjaga dan memungkinkan terjalinnya kerja
sama yang lebih saling menguntungkan.
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Recommended