View
799
Download
86
Category
Preview:
DESCRIPTION
Laporan PKL Ari Setiani di WTCP Djarum Oasis Kudus
Citation preview
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
1/59
i
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN
PT. DJARUM OASIS KRETEK FACTORY
PENGARUH PENAMBAHAN ARANG AKTIF DAN ZEOLIT
SEBAGAI ADSORBEN PADA OUTLET CLARIFIER DI WATER
TREATMENT AND COMPOSTING PLANT DJARUM OASIS
Disusun oleh:
Nama : Ari Setiani
NIM : 4311411018
Jurusan : Kimia
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2014
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
2/59
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktik Kerja Lapangan telah disahkan oleh Water Treatment
Composting Plant PT. Djarum OASIS Kretek Factory dan Jurusan Kimia
Hari :
Tanggal :
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan
Drs. Kasmui, M. Si Redi Joko Prasetyo
NIP. 196602271991021001
Mengetahui, Mengetahui,
Ketua Jurusan Pimpinan/Ketua Institusi Mitra
Dra. Woro Sumarni, M. Si Setyo Pamungkas
NIP. 196507231993032001
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
3/59
iii
Ari Setiani
PENGARUH PENAMBAHAN ARANG AKTIF DAN ZEOLIT SEBAGAI
ADSORBEN PADA OUTLET CLARIFIER DI WATER TREATMENT ANDCOMPOSTING PLANT DJARUM OASIS
Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Negeri Semarang
arisetianicassie@gmail.com
Abstrak
Telah dilakukan Praktik Kerja Lapangan (PKL) mengenai Pengaruh
Penambahan Arang Aktif dan Zeolit sebagai Adsorben pada Outlet Clarifier di
Water Treatment and Composting PlantDjarum Oasis di Water Treatment and
Composting Plant Djarum Oasis, Kudus. Penentuan pengaruh penambahan arang
dan zeolit pada outlet clarifier dilakukan dengan menggunakan tiga parameter,
yaitu Total Suspended Solid (ml/L), pH, dan kekeruhan. Penentuan pengaruh
penambahan arang dan zeolit pada outlet clarifier dilakukan dengan menggunakan
metode percobaan secara langsung. Hasil pengujian menunjukkan bahwa Total
Suspended Solid (ml/L), pH, dan kekeruhan semakin meningkat seiring
bertambahnya konsentrasi arang dan zeolit tersebut. Namun nilai ini masih beradapada standart operasional pada WTCP Djarum Oasis. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata nilai Total Suspended Solid adalah 30,8 dan rata-
rata pH adalah 8,016. Namun arang aktif dan zeolit tidak dapat dijadikan sebagai
adsorben tanin yang baik, sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan
dengan inovasi metode yang lebih optimal.
Kata kunci : Arang aktif, zeolit, TSS, pH
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
4/59
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dengan judul Pengaruh Penambahan
Arang Aktif Dan Zeolit Sebagai Media Filter Pada Outlet Clarifier Di Water
Treatment And Composting Plant Djarum Oasis.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan jalan di setiap kesulitan
2. Kedua orang tua dan keluarga yang selalu menjadi motivasi untuk terus
berusaha.
3. Pimpinan PT. DJARUM yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk belajar mengenai proses operasional di Water Treatment Composting
PlantOASIS.
4. Dra. Woro Sumarni selaku ketua jurusan Kimia dan Dra. Woro Sumarni
selaku ketua program studi kimia.
5. Drs. Kasmui, M. Si selaku dosen pembimbing PKL yang telah memberikan
bimbingan, saran, dukungan dan motivasi.
6. Redi Joko Prasetyo selaku pembimbing lapangan PKL yang telah
memberikan bimbingan, arahan dan motivasi kepada penulis.
7. Setyo Pamungkas, ST dan Sandy Rahayu, ST yang telah memberikan arahan
dan bantuan selama pelaksanaan PKL.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
5/59
v
8. Teguh Waspada yang telah memberikan izin kepada penulis untuk
melaksanakan PKL di Water Treatment Composting Plant PT. DJARUM
OASIS KRETEK FACTORY serta memberikan informasi mengenai
Company Profile PT. DJARUM.
9. Tim Utility di Water Treatment Composting Plant PT. DJARUM OASIS
KRETEK FACTORY yang telah membantu selama pelaksanaan PKL.
10. Teman-teman seperjuangan selama PKL di Water Treatment Composting
Plant PT. DJARUM OASIS KRETEK FACTORY atas bantuan serta
motivasi yang diberikan kepada penulis.
11. Kakak, yang telah bersedia merawat di Kudus saat pelaksanaan PKL.
12. Para pekerja di Water Treatment Composting Plant baik pekerja shift maupun
harian atas keramahan dan kesabarannya dalam membantu pelaksanaan kerja
praktik ini
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas sumbangan
baik moral maupun spiritual demi terwujudnya penulisan laporan PKL ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini tidak seluruhnya sempurna, untuk itu
penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran demi kesempurnaan laporan
ini. Semoga laporan PKL ini dapat memberi manfaat bagi kawan-kawan semua.
Amin.
Semarang, Januari 2014
Penulis
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
6/59
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ ii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... viDAFTAR TABEL ................................................................................................. ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2.Tujuan ......................................................................................................... 2
1.3.Manfaat ....................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Gambaran Umum Perusahaan ................................................................... 5
2.2.Lokasi PT. Djarum .................................................................................... 6
2.3.Visi dan Misi PT. Djarum .......................................................................... 7
2.4.Struktur Organisasi PT. Djarum ................................................................ 7
2.5.Proses Pembuatab Rokok ......................................................................... 12
2.5.1. Proses Pengolahan Tembakau. 13
2.5.2. Proses Pengolahan Cengkeh
13
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
7/59
vii
2.5.3. Proses Pembuatan Rokok 14
2.6.Pemasaran 15
2.7.Kegiatan Non Ekonomi............................................................................ 16
2.8.Tanin. 18
2.9.Arang Aktif atau Karbon Aktif.
19
2.10. Zeolit .
20
BAB III METODE
3.1.Waktu Pelaksanaan ......................................................................................... 23
3.2.Metode Pengumpulan Data ............................................................................ 23
3.3.Alat dan Bahan ............................................................................................... 24
3.3.1. Alat ....................................................................................................... 24
3.3.2. Bahan .................................................................................................... 24
3.3.3. Cara Kerja . 24
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Pengolahan Limbah Cair ................................................................................. 26
4.1.1.
Proses Pengolahan Air Limbah 26
4.1.2.Proses Pengolahan Kompos . 31
4.2.Daily Operational ............................................................................................ 36
4.3.Hasil Percobaan .............................................................................................. 39
4.4.Pembahasan..................................................................................................... 41
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
8/59
viii
4.4.1. Pengaruh Penambahan Arang Aktif dan Zeolit dengan Berbagai
Konsentrasi Terhadap pH 41
4.4.2. Pengaruh Penambahan Arang Aktif dan Zeolit dengan Berbagai
Konsentrasi Terhadap nilai TSS .. 41
BAB V PENUTUP
5.1.Simpulan .......................................................................................................... 43
5.2.Saran ................................................................................................................. 43
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 44
LAMPIRAN .......................................................................................................... 45
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
9/59
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.Pengaruh konsentrasi arang dan zeolit pada pH, kekeruhan, dan TSS
dalam out clarifier
.39
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
10/59
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Aplikasi arang aktif dan zeolit sebagai adsorben
.25
Gambar 2. Grafik pengaruh konsentrasi arang aktif dan zeolit pada pH ..40
Gambar 3. Grafik pengaruh konsentrasi arang aktif dan zeolit pada TSS 40
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
11/59
xi
DAFTAR LAMPIRAN
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
12/59
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dunia pendidikan pada tingkat perguruan tinggi pada saat ini telah
memiliki berbagai macam disiplin ilmu yang lebih beragam dan lebih
spesifik. Hal tersebut tumbuh sejalan dengan perkembangan industri yang
selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bertambah dan
dipacu pula oleh perkembangan taraf kehidupan yang lebih baik. Adanya
ilmuwan-ilmuwan yang menguasai IPTEK dan dapat mengikuti
perkembangan teknologi sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
produktivitas kerja.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan salah satu mata kuliah
wajib yang harus diambil oleh mahasiswa FMIPA Program Studi Kimia S1
di Universitas Negeri Semarang. PKL merupakan upaya untuk menghasilkan
lulusan lulusan yang berkualitas dan mempunyai kemampuan serta
keterampilan kerja dibidangnya. Mahasiswa kimia dengan bekal ilmu yang
telah diperoleh selama kuliah dapat mengaplikasikannya di tempat tempat
PKL, sehingga dapat dipelajari secara teori dan prakteknya. Oleh karena itu,
dalam kerja praktek kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa adalah:
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
13/59
2
a. Mengenali ruang lingkupperusahaan
b. Mengikuti proses kerja di perusahaan secara kontinu
c. Melakukan dan mengerjakan tugas yang diberikan oleh atasan,
supervisor atau pembimbing lapangan
d. Mengamati perilaku system
e. Menyusun laporan dalam bentuk tertulis
f. Melaksanakan ujian kerja praktek.
PT Djarum Oasis Kudus merupakan salah satu jenis industry yang
bergerak dalam bidang produksi rokok. Produk rokok yang dihasilkan dari
bahan baku utama berupa cengkeh dan tembakau. Dari proses pembuatan
rokok tersebut maka akan menghasilkan air kotor yang tidak sedikit setiap
harinya. Oleh karena itu untuk tetap menjaga kelestarian serta meningkatkan
daya dukung lingkungan PT Djarum Kudus memiliki Water Treatment and
Composting Plant yang terletak di pabrik baru PT Djarum Oasis yang
terletak di Desa Gondang Manis. Dalam kegiatan PKL ini, penulis ingin
mengetahui proses pengolahan air kotor yang ada di WTCP Djarum Oasis
sehingga teori dan praktek dapat dijalankan secara bersama-sama.
1.2.TujuanHal-hal yang ingin dicapai melalui pelaksanaan Praktek Kerja
Lapangan ini adalah:
a.
Melatih kedisiplinan.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
14/59
3
b. Melatih kemampuan berinteraksi dengan bawahan, rekan kerja, dan
atasan dalam perusahaan.
c. Melatih kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan
kerja.
d. Mengamati secara langsung aktivitas proses pengolahan air kotor di
WTCP (Water Treatment and Composting Plant) PT Djarum Oasis
kretek factory.
e. Melengkapi teori yang diperoleh di perkuliahan dengan praktek
yang ada di perusahaan.
f. Menambah wawasan mengenai proses pengolahan air kotor industry.
1.3.ManfaatAdapun manfaat kami mengadakan PKL ini diantaranya :
1. Manfaat Umum
Manfaat PKL adalah agar mahasiswa dapat belajar dari tempat PKL
melalui pengalaman kerja sehingga mahasiswa memiliki pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dibidangnya.
2.
Manfaat Khusus
2.1 Bagi Fakultas MIPA khususnya Jurusan Kimia
a. Sebagai bahan masukan untuk mengevaluasi sampai sejauh
mana program yang diterapkan dapat menghasilkan tenaga kerja
yang terampil dan profesional dibidangnya.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
15/59
4
b. Sebagai sarana pengenalan perkembangan ilmu pengetahuan
untuk pertimbangan dalam menyusun program atau kurikulum
untuk tahun ajaran berikutnya.
c. Mempererat hubungan dan kerja sama dengan instansi atau
lembaga yang dijadikan obyek PKL untuk peningkatan
penelitian ilmiah dan ilmu pengetahuan.
2.2 Bagi badan/lembaga yang bersangkutan
a. Sebagai sarana mengetahui kualitas pendidikan suatu
universitas, khususnya Universitas Negeri Semarang.
b. Sebagai sarana untuk memberikan kriteria tenaga kerja yang
dibutuhkan oleh perusahaan terkait.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
16/59
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Gambaran Umum Perusahaan
PT Djarum adalah salah satu perusahaan rokok terbesar ketiga di
Indonesia. Perusahaan ini mengolah dan menghasilkan jenis rokok kretek
dan cerutu. Ada tiga jenis rokok yang dihasilkan PT Djarum yaitu rokok
cerutu, rokok putih, dan rokok kretek. Rokok cerutu terbuat dari daun
tembakau dan dibungkus dengan daun tembakau pula. Rokok putih terbuat
dari daun tembakau dan dibungkus dengan kertas sigaret. Dan rokok kretek
terbuat dari tembakau ditambah daun cengkeh dan dibungkus dengan kertas
sigaret (Wibowo, 2003).
Rokok kretek merupakan perpaduan antara budaya dari barat dan
budaya dari timur. Munculnya rokok kretek pertama kali berawal pada tahun
1880, dimana pada saat itu pendudukasli Kudus yang bernama H. Djamhari
menderita penyakit asma. Beliau menggunakan minyak cengkeh untuk
mengobati asmanya (Budiman et al, 1987). Karena beliau juga merupakan
seorang perokok akhirnya beliau membuat inovasi dengan membuat rokok
kretek dengan mencampurkan cengkeh dn tembakau. Alasan disebut rokok
kretek karena letupan api yang membakar campuran cengkeh tersebut
menghasilkan bunyi kretek-kretek.
PT Djarum adalah salah satu perusahaan yang memproduksi rokok
kretek. Pendiri PT Djarum adalah Oei Wie Gwan. Pada awalnya Oei Wie
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
17/59
6
Gwan mengawali bisnisnya dibidang produksi mercon pada tahun 1929
yang diberi nama Leo. Pada saat itu produksi mercon yang didirikan Oei
Wie Gwan cukup terkenal dan menguasai pasar Jawa. Namun pada tahun
1939 dan 1942 terjadi ledakan di pabrik mercon tersebut, yang
menyebabkan Oei berpindah alih dalam bisnisnya di bidang industry rokok.
PT Djarum didirikan pada tanggal 21 April 1951 dengan 17 pekerja
yang mengawali bisnisnya. Pada awalnya PT Djarum bernama Djarum
Gramophone yang akhirnya berubah menjadi Djarum. Industry rokok
Djarum dalam perkembangannya mengalami pasang surut yang kemudian
digantikan oleh anaknya yaitu Budi Hartono dan Bambang Hartono. Pada
tahun 1980 PT Djarum berkembang pesat menjadi perusahaan rokok besar
di Indonesia, bahkan saat ini PT Djarum telah merambah ke pasar luar
negeri (Isroiyati, 2004).
2.2. Lokasi PT Djarum
Sejak awal berdiri pada tahun 25 Agustus 1950 PT Djarum sudah
menjadi perusahaan yang sangat pesat dalam perkembangannya. PT Djarum
memiliki Kantor pusat yang terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani No.28
Demangan Kudus, Jawa Tengah. Perusahaan ini memiliki 76 lokasi kerja
yang tersebar yaitu 70 di Kudus, 3 di Pati, 1 di Rembang, dan 2 di Jepara.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
18/59
7
2.3. Visi dan Misi Perusahaan
2.3.1.
Visi masa depan PT Djarum :
a. Menjadi yang terbesar dalam nilai penjualan dan profitabilitas
di industry rokok Indonesia.
b. Kepemimpinan dalam pasar dengan cara menghasilkan produk-
produk yang berkualitas tinggi secara konsisten dan inovatif
untuk memuaskan konsumen.
c. Manajemen professional yang berdedikai serta SDM yang
kompeten.
2.3.2. Misi Perusahaan
Kami Hadir untuk Memuaskan Kebutuhan Merokok para
Perokok.
2.4. Struktur Organisasi PT Djarum
Untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien maka
dilakukan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab dari semua
unsuryang bersangkutan. Struktur organisasi yang digunakan oleh PT
Djarum adalah struktur organisasi garis dimana garis wewenang mengalir
dari atasan ke bawah yang setingkat dibawahnya, sebaliknya bawahan
bertanggung jawab kepada atasan yang berada setingkat diatasnya. Tiap-tiap
atasan memiliki sejumlah bawahan tertentu dan tiap bawahan hanya
memiliki serta bertanggung jawab kepada seorang atasan. Berikut adalah
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
19/59
8
pokok garis besar tugas dan tanggung jawab dari setiap fungsi struktur
organisasi.
1. Chief executive off icerJabatan ini merupakan jabatan tertinggi dalam struktur organisasi
peusahaan. Bertugas mengawasi jalannya perusahaan daam segala
bidang, mengontrol perkembangan perusahan juga merupakan
tanggung jawabnya.
2. Chief operating offi cer
2.3 Struktur Organisasi
Sumber: Sumarno 2003
C. E. O
C. O. O
Corporate Affair Strategic Affair
Biz Development
Corporate
communication
Management
Representative
Internal Audit
Direktur
Biztech
Direktur
Marketing
Direktur
Pembelian
Direktur
R & D
Direktur
Produk
Direktur
HRD
Direktur
Keuangan
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
20/59
9
Chief operating Officer merupakan seseorang yng bertaangung
jawab as operrasional harian dalam perusahaan.
3. Strategic affairBagian ini memiliki tugas dan wewenang sebgi perencanaan
strategis di dalam menghadapi berbagai macam tantangan baik
eksternal maupun internal yang dappat menntukan maju
mundurnya
4. Public affair sBagian ini bertugas untuk mengurusi hubungan perusahaan
dengan pemerintah, menangani apakah perusahaan sudah sesuai
dengan kebijakan pemerintah
5. SCMBagian ini memiliki uga dan wewenang untuk merencanakan
produksi serta persediaan untuk melakukan distribusi ke cabang-
cabang PT. Djarum.
6. QMSBagian ini tugas dan wewenangnya adalah untuk memeriksa
qualitas barang yang diterima dari supplier apakah sesuai dengan
spesifikasi untuk kemudian dimasukkan sebagai kategori :
unrestricted stock ataupun blocked stock.
7. Coporate communi cationBagiaan ini memiliki tugas dan wewenang di dala
mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas berkaitan dengan
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
21/59
10
komunikasi baik yang berhubungan dengan media atau dengan
publik.
8. Busines developmentBagian ini memiliki wewenagn di dalam merencanakan
perkembangan PT Djarum di dalam menghadappi bebagai
tntangan yang berasal dari dalam maupuun daari luar PT. Djarum.
9. Business technologyBagian ini berwenang didalam menyiapkan arsitektur,
customizing, serta hal yang berkaitan dengan perencanaan
kesiapan di dalam menghadapi perkembangan teknologi yang
semakin pesat serta kebutuhan kebutuhan customizing di dalam
menghasilkan aplikasi yang efekif, efisien dan user friendly.
10.ProductionBagian ini memililki wewenang di dalam merencanakan produksi
baik poduk setengah jadi maupun produk berkualitas tinggi
sehingga dapat memenuhi pemintaan baik dari pihak eksternal
konsumen / end user ) maupun dari pemintaan internal (cabang-
cabang).
11.FinanceBagian ini memiliki wewenang terhadap penerimaan dan
pengeluaran kas sehingga dengan adanya divisi ini keuangan di
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
22/59
11
PT. Djarum dapat terkelola secara optimal serta pencatatan daat
tersimpan dengan baik.
12.MarketingBagian ini memiliki wewenang untuk mengidentifikasi kebutuhan
pangsa psaar sehingga PT. Djarum dapat memberikankepuasan
terhadap pelanggan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas
produk yang dihasilkan PT. Djarum
13.PurchasingBagian ini memiliki wewenang untuk melakukan pembelian
semua material dan barang yang dibutuhkan oleh persaahaan.. di
dalam bagian purchasing dibagi lagi menjadi :
a. Warehousing
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang terhadap
penerimaan barang yang telah dikirimkan oleh pihak
supplier di dalam proses penyimpannya serta menentukan
apakah barang tersebut dikategorikan sebagai barang
unrestricted used atau block stocked
b. Purchaser
Bagian ini memiliki tugas daan wewenang di dalam
memenuhi kebutuhan bahan baku yang berkualitas tinggi .
selain itu juga mengatur , merencanakan , serta
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
23/59
12
menentukan pembelian yang memang sesuai dengan
kebutuhan / keperluan PT. Djarum.
c. Admnistration
Bagian yang membuat laporan data pembelian dan
menganalisis data pembelian.
1. Posisi analis sistem : Posisi analis sistem berada pada
jabatan business development.
2.5.Proses Pembuatan Rokok
Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan rokok ada 4 jenis
yakni tembakau (tembakau krosok dan tembakau rajang petani), cengkeh,
saus rokok (casing dan flavour), dan bahan pembungkus serta bahan filter
sigaret kretek mesin (SKM).
Proses pembuatan rokok terdiri menjadi dua yaitu primary proses
dan secondary proses. Kemudian untuk tahap pelintingan serta pengemasan
terbagi menjadi dua yaitu sigaret kretek tangan (SKT) dan sigaret kretek
mesin (SKM).
Proses produksi yang berjalan di sigaret kretek mesin (SKM) Oasis
memang belum berjalan seluruhnya, masih sekitar 60% dari keseluruhan
proses produksi.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
24/59
13
Bahan baku yang digunakan dalam produksi rokok di PT. Djarum
Kudus antara lain cengkeh, tembakau, saus rokok, dan bahan bungkus serta
bahan filter sigaret kretek mesin (SKM).
2.5.1. Proses Pengolahan Tembakau
2.5.2. Proses Pengolahan Cengkeh
2.5.3. Proses Pembuatan Rokoka) Primary Proses
Proses primer pembuatan rokok dibedakan menjadi dua tahapan lagi
yakni :
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
25/59
14
a.1) Pre processing
Dalam tahapan ini dilakukan pemisahan helai daun dengan tangkai
pada tembakau krosok.
a.2) Proses Utama
Dalam proses utama ini dilakukan pengolahan tembakau dan
cengkeh yang telah diolah sebelumnya, dicampurkan menjadi satu,
ditambahkan saus serta berbagai komponen lain sampai menjadi bahan baku
yang siap dilinting.
a.2) Proses utama
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
26/59
15
b) Secondary ProsesPada tahapan ini terjadi proses finishing pada tahap pembuatan
rokok.
2.6. Pemasaran
Pemasaran produk PT Djarum saat ini tidak hanya di dalam negeri
namun juga hingga ke luar negeri. Untuk pemasaran di dalam negeri, PT
Djarum memiliki distributor yang tersebar di wilayah Indonesia bagian barat
dan Indonesia bagian tengah. Sedangkan untuk pemasaran ke luar negeri, PT
Djarum telah merambah ke India, Malaysia, Singapura, Amerika, dan Eropa.
PT Djarum juga telah memiliki perusahaan di Brazil. Sebagian para
pekerjanya tetap orang Indonesia yang ditugaskan di Brazil.
Untuk meningkatkan pelayanan, PT Djarum telah memiliki cabang
di seluruh Indonesia. Sebagian besar cabang kantor pemasarannya berada di
Pulau Jawa.
2.7. Kegiatan Non Ekonomi
PT. Djarum tidak hanya melakukan kegiatan ekonomi namun juga
kegiatan non ekonomi. Kegiatan non ekonomi ini dikenal sebagai Djarum
Foundation. Djarum Foundation merupakan bentuk bakti Djarum kepada
negeri yang mengusung misi memajukan Indonesia menjadi negara digdaya
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
27/59
16
yang seutuhnya di bidang sosial, olahraga, lingkungan, pendidikan dan
budaya.
1. Djarum Sumbangsih Sosial
Berperan serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Bakti sosial sudah dilakukan Djarum semenjak berdirinya PT. Djarum
tahun 1951. Kegiatan bakti sosial Djarum diwujudkan dalam bentuk donor
darah, pembangunan 100 unit PAH (Penampungan Air Hujan) di Klaten
dan Megelang. Bantuan sandang-pangan untuk korban bencana alam dan
pemberantasan sarang nyamuk. Selain itu Djarum juga memberikan
pengobatan gratis pada penderita katarak.
2. Djarum Beasiswa Bulutangkis
Membantu persatuan Indonesia dan meningkatkan martabat bangsa
melalui kejayaan Bulutangkis.Dan sejak tahun 1969, Djarum memberikan
beasiswa bulutangkis untuk para atlet yang berprestasi dan Djarum juga
telah membangun GOR Jati-Kudus.
3. Djarum Trees For Life
Djarum bakti lingkungan terbentuk sejak tahun 1979. Djarum
memulai usaha pelestarian lingkungan dengan menanam pohon. Program
ini diwujudkan dengan penanaman pohon trembesi sebanyak 478 km
disepanjang jalur pantura, Jawa Tengah. Program ini dilaksanakan sejak
tahun 2010 hingga tahun 2014. Pohon trembesi yang ditanam di sepanjang
jalan Losari Jawa TengahBulu Jawa Timur, akan mampu menyerap 685
juta kg gas CO2setiap tahunnya.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
28/59
17
Polusi gas CO2 akan berkurang. Sepanjang jalur Kudus
Semarang ditanam pohon sebanyak 2.767 pohon trembesi. Djarum
memperluas daerah penanaman pohon termbesi dari wilayah Semarang
hingga ke Losari pada tahun 2011.
4. Djarum Beasiswa Plus
Bentuk bakti Djarum terhadap pendidikan adalah dengan
pemberian beasiswa Djarum. Djarum juga mengadakan pelatihansoft skill
guna meningkatkan dan membangun karakter bangsa kaum muda-mudi.
Lebih dari 7.000 mahasiswa di 74 Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta
telah mendapatkan bantuan beasiswa Djarum.
5. Djarum Apresiasi Budaya
Djarum mewujudkan bakti budaya dengan menggandeng
perkumpulan rumah Pesona Kain Batik Kudus. Kegiatan ini
merupakan suatu bentuk kegiatan terhadap apresiasi kerajinan asli
Indonesia. Program Indonesia Exploride yang diadakan Djarum
bertujuan untuk lebih mengenal dan mencintai sejarah, budaya dan
kekayaan panorama Indonesia. Djarum juga turut serta dalam
memajukan musikal drama dan seni sastra Indonesia.
2.8. Tanin
Tanin merupakan salah satu senyawa polifenol dengan berat molekul
lbeih dari 1000 yang dapat diperoleh dari semua jenis tumbuhan. Tanin
memiliki sifat yang khas baik fisik maupun kimianya. Tanin biasanya dalam
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
29/59
18
tumbuhan bervungsi sebagai sistem pertahanan dari predaptor, contohnya
pada buah yang belum matang, buaha akan terasa asam dan sepat, hal ini
sama dengan sifat tanin yang asam dan sepat. Selain itu tanin juga dapat
mengendapkan protein, alkaloid, dan glatin. Tanin juga dapat membentuk
khelat dengan logam secara stabil, sehingga jika manusia kebanyakan
mengkonsumsi makan yang memiliki tanin maka Fe pada darah akan
berkurang sehingga menyebabkan anemia.
Tanin diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu tanin terhidrolisis dan
tanin terkondensasi. Masing-masing jenis memiliki struktur dan sifat yang
berbeda. Untuk tanin yang tehidrolisis memiliki ikatan glikosida yang dapat
dihidrolisis oleh asam. Kalau tanin terkondensasi biasanya bebrbentuk
polimer, jenis ini didominasi dengan flavonoid sebagai monomernya.
Beberapa cara mengujinya bergantung pada tujuanya apakah
kualitatifa atau kuantitatif, masing-masing dapat dilakukan dilab dengan
reagen dan metode tertentu. Tanin jenis terhidrolisis lebih mudah untuk di
murnikan daripada jenis terkondensasi (Sulistiono, 2008).
2.9.Arang Aktif atau Karbon Aktif
Karbon aktif adalah senyawa karbon yang telah diproses dengan
cara diaktivasi sehingga senyawa karbon tersebut berpori dan memiliki
luas permukaan yang sangat besar dengan tujuan untuk meningkatkan
daya adsorpsinya (Arfan, 2006). Karbon aktif merupakan material unik
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
30/59
19
karena material ini memiliki celah/pori/rongga dengan ukuran skala
molekul (nanometer). Pori tersebut mempunyai gaya Van Der Wallsyang
kuat.
Karbon aktif digunakan sebagai adsorben dengan segala kegunaan.
Karbon aktif merupakan jenis adsorben yang paling banyak digunakan,
baik itu dari segi aplikasi maupun volume penggunaannya dan ditambah
lagi dengan penggunaan karbon aktif yang telah digunakan sejak 1600 SM
oleh bangsa Mesir untuk tujuan pengobatan. Pada abad ke-13, bangsa
Jepang telah menggunakan karbon aktif untuk pemurnian sumur mereka
(Suzuki, 1990).
Karbon aktif bersifat hidrofobik, yaitu molekul pada karbon aktif
cenderung tidak bias berinteraksi dengan molekul air. Luas permukaan
adalah salah satu sifat fisik dari karbon aktif. Karbon aktif memiliki luas
permukaan yang sangat besar 1,95 m2/kg dengan total volume pori-
porinya 10,28 x 10-4 m3/kg dan diameter pori rata-rata 21,6 , sehingga
sangat memungkinkan untuk dapat menyerap adsorbat dalam jumlah yang
banyak (Martin, 2008).
2.10. ZeolitTelah bertahun-tahun zeolit digunakan sebagai penukar kation
(cation exchangers), pelunak air (water softening), penyaring molekul
(molecular sieves) serta sebagai bahan pengering (drying agents). Selain
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
31/59
20
itu zeolit juga telah digunakan sebagai katalis atau pengemban katalis pada
berbagai reaksi kimia.
Zeolit merupakan mineral alumina silikat terhidrat yang tersusun
atas tetrahedral-tetrahedral alumina (AlO45-) dan silika (SiO44-) yang
membentuk struktur bermuatan negatif dan berongga terbuka/berpori.
Muatan negatif pada kerangka zeolit dinetralkan oleh kation yang terikat
lemah. Selain kation, rongga zeolit juga terisi oleh molekul air yang
berkoordinasi dengan kation.
Zeolit yang terdehidrasi akan mempunyai struktur pori terbuka
dengan internal surface area besar sehingga kemampuan mengadsorb
molekul selain air semakin tinggi. Ukuran cincin dari jendela yang menuju
rongga menentukan ukuran molekul yang dapat teradsorb. Sifat ini yang
menjadikan zeolit mempunyai kemampuan penyaringan yang sangat
spesifik yang dapat digunakan untuk pemurnian dan pemisahan. Chabazite
(CHA) merupakan zeolit pertama yang diketahui dapat mengadsorb dan
menahan molekul kecil seperti asam formiat dan metanol tetapi tidak dapat
menyerap benzena dan molekul yang lebih besar. Chabazite telah
digunakan secara komersial untuk mengadsorb gas polutan SO2 yang
merupakan emisi dari cerobong asap. Hal yang sama terdapat pada zeolit-
A dimana diameter jendela berukuran 410 pm yang sangat kecil
dibandingkan diameter rongga dalam yang mencapai 1140 pm sehingga
molekul metana dapat masuk rongga dan molekul benzena yang lebih
besar tertahan diluar.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
32/59
21
Selain itu zeolit juga dapat digunakan sebagai adsorben zat warna
brom dan untuk pemucatan minyak sawit mentah.
Zeolit yang digunakan sebagai penyaring molekular tidak
menunjukkan perubahan cukup besar pada struktur kerangka dasar pada
dehidrasi walaupun kation berpindah menuju posisi dengan koordinasi
lebih rendah. Setelah dehidrasi, zeolit-A dan zeolit lainnya sangat stabil
terhadap pemanasan dan tidak terdekomposisi dibawah 7000C. Volume
rongga pada zeolit-A terdehidrasi adalah sekitar 50% dari volume zeolit.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
33/59
22
BAB III
METODE
3.1. Waktu Pelaksanaan
Praktik Kerja Lapangan dilaksanakan di WTCP OASIS PT. Djarum
Kudus, yang berlokasi di Djarum OASIS Kretek Factory - Gondangmanis -
Kudus. Pelaksanaan kegiatan PKL pada tanggal 3 Februari1 Maret 2014
3.2.Metode Pengumpulan Data
Penyusunan laporan PKL ini menggunakan beberapa metode untuk
mengumpulkan data yaitu :
1. Metode Wawancara
Melakukan Tanya jawab dengan pembimbing lapangan dan para pekerja
menegenai proses pengolahan air kotor di IPAL Djarum Oasis.
2. Metode Observasi
Metode observasi merupakan suatu metode melalui pengamatan langsung pada
proses analisis terhadap parameter kimia guna mengontrol kualitas air dan system
operasi pengolahan air kotor. Dan pengamatan lagsung pada penambahan arang
aktif dan zeolit pada outlet clarifier.
3. Metode Pustaka
Metode pustaka yaitu menggunakan sumber sumber pustaka seperti buku,
jurnal, dan sumber bacaan lain untuk menunjang pembuatan laporan.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
34/59
23
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat :
- pH meter
- Kertas saring
- Oven
- Corong
- Botol bekas
- Gelas ukur
- Gelas beker
- Spektrofotometer
- Erlenmeyer
3.3.2.Bahan :
- Arang aktif
- Zeolit
- Sampel (out clarifier)
3.3.3. Cara Kerja
1. Arang aktif dan zeolit dicuci dengan air demineralisasi,
berulang-ulang sampai air cuciannya jernih, kemudian
dikeringkan dalam oven pada suhu 150 C selama sehari.
2. Arang aktif dan zeolit digunakan sebagai adsorben dengan
berbagai perbandingan konsentrasi.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
35/59
24
Gambar 1. Aplikasi arang aktif dan zeolit sebagai adsorben
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
36/59
25
BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Pengolahan Limbah Cair
4.1.1. Proses Pengolahan Air Limbah
Sumber dan Jenis Waste Wateryang Dihasilkan dari Proses Produksi
Kegiatan industri di PT. Djarum Kudus menghasilkan waste water dari 3 sumber
antara lain :
a) Waste Water dari clove
Waste water dari clove merupakan air sisa proses steam cengkeh.
b) Waste Water dari casing
Waste water dari casing merupakan air pencucian conditioning drum, dimanaconditioning drum merupakan tempat blending atau tempat pencampuran antara
tembakau, cengkeh, dan bahan lain guna meratakan rasa.
c) Waste Water dari domestic
Waste water dari domestik berasal dari air kamar mandi, air cuci tangan, air
dapur, dan segala jenis sisa air yang digunakan oleh karyawan diluar proses
produksi.
Pengolahan air di PT. Djarum dilakukan dengan system Bioogi Aerob
yaitu dengan memanfaatkan peran mikroorganisme untuk mendegradasi bahan
organic yang ada didalam air, disamping itu juga dilakukan lumpur balik dari bak
sedimentasi ke Oxidation ditch. Air sisa produksi yang masuk ke WTCP berasal
dari proses steam cengkeh, pencucian proses produksi dan sanitasi. Air yang
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
37/59
26
berasal dari proses steam cengkeh disebut dengan air casing dan air yang berasal
dari sanitasi disebut dengan air domestic. Tahapan proses pengolahan tersebut
memiliki suatu unit yang terdiri dari :
1. Bak control
Merupakan bak yang berfungsi sebagai bak penampung sementara sebelum
masuk ke bak equalisasi. Ada 3 jenis bak limbah yang dibedakan berdasarkan
limbah tersebut, antara lain :
a. Bak Collecting Clove
Berfungsi sebagai penampung limbah clove. Pada bak ini terdapat
screeningysng berfungsi untuk menyaring material-material kasar yang
ikut terbawa air limbah clove. Setelah cengkeh tersaring di bak colleting
clove, air limbah dialirkan menuju buffer tank secara grafitasi.
b. Bak Colleting Casing
Berfungsi sebagai penampung limbah casing. Limbah casing
merupakan limbah pencucian dari peralatan-peralatan yang digunakan
pada proses produksi rokok. Pada bak ini terdapat bak yang berfungsi
sebagai penapung limbah casing jika terjadi over flow. Limbah casing
selanjutnya dialirkan secara grafitasi ke buffer tank untuk diekualisasi
dengan limbah clove, karena limbah casing memiliki pH asam dan COD
tinggi.
c. Bak Colleting Domestic
Berfungsi untuk menampung limbah domestic dari seluruh pabrik,
kemudian dialirkan ke Oxidation ditch dengan menggunakan pompa yang
diatur secara otomatis dan dilengkapi dengan perhitungan debit, karena
limbah domestic memiliki karakteristik pH netral dan COD rendah,
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
38/59
27
sehingga apabila langsung dialirkan ke oxidation ditch tidak akan
mengganggu aktifitas lumpur aktif.
2. Buffer tank
Berfungsi menampung limbah clove dan limbah casing untuk kemudian
dialirkan ke bak turbo coagulator dengan menggukanan pompa yang diatur
secara otomatis.
3. Bak Turbo Coagulator
Air yang berasal dari tank bersifat asam sehingga dilakukan netralisasi pH
sebelum limbah masuk ke bak turbo coagulator limbah akan dilakukan
penambahan kapur. Penambahan kapur dilakukan dengan dossing pump yang
telah ditentukan debitnya. Di bak turbo coagulator limbah yang sudah
ditambahkan kapur akan mengalami pembentukan flok. Di bak turbo
coagulator juga dilengkapi dengan screper yang berfungsi untuk memusatkan
lumpur yang mengendap agar lebih gampang disedot oleh pompa untuk
dialirkan ke thickener dan peadel yang berfungsi untuk meratakan kapur.
Sementara over flow yang terjadi di turbo coagulator akan dialirkan ke
oxidation ditch untuk dilakukan proses selanjutnya. Setelah mengalir di bak
oxidation ditch dilakukan penberian nutrisi berupa urea dan phospat,
pemberian nutrisi ini dialirkan melalui dosing pump yang sudah diatur
debitnya.
4. Bak Oxidation Ditch
Limbah yang berada di bak oxidation ditch berasal dari bak turbo
coagulator dan bak collecting domestic. Di WTCP terdapat 2 bak Oxidation
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
39/59
28
ditch, yaitu oxidation ditch 1 dan oxidation ditch 2, meiliki proses kerja yang
sama. Pada proses ini air limbah yang mengandung bahan-bahan organic akan
didegradasi oleh bakteri aerobic. Pemberian oksigen yang cukup sangat
menentukan keberhasilan reaksi oksidasi bahan-bahan organic oleh bakteri
yang selanjutnya akan diubah menjadi lumpur sedangkan oksigen yang
terlarut dalam reactor oxidation ditch minimum 2 ppm.
Penambahan urea dan phospat juga dilakukan untuk memenuhi nutrisi
yang dibutuhkan oleh mikroba. Waktu yang dibutuhkan untuk proses ini
berkisar antara 24-28 jam dan kandungan lumpur harus dipertahankan antara
3000-4000 ppm. Untuk menghasilkan oksigen kedalam air diperlukan proses
aerasi yang menggunakan mammout rotor dengan daya 22 KW. Terdapat 4
mammout rotor yang ada di bak oxidation ditch, jadi masing-masing bak
terdapat 2 mammout rotor.
5.
Bak Sedimentasi
Adalah bak digunakan untuk mengendapkan lumpur yang dihasilkan
selama proses. Sedimentasi adalah proses pemisahan padatan dan air.
Sedimentasi digunakan untuk menghilangkan padatan tersuspensi pada air
limbah dengan menggunakan gaya grafitasi.
6. Clarifer (Bak Penjernihan)
Pada proses ini hampir sama dengan sedimentasi, pada tahap ini terjadi
proses pengendapan lanjutan untuk lumpur yang memiliki ukuran partikel.
Pada bak ini terdapat scraper untuk mencegah agar lumpur tidak menempel
pad dinding bak sedimentasi. Lumpur yang mengendap pada bak ini kemudian
dipompa menuju thickener. Air dari penjernihan dialirkan kedalam kolam
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
40/59
29
indicator yanag berfungsi sebagai control terhadap kandungan air hasil
pengolahan limbah.
7. Indicatorpond (kolam ikan)
Untuk memastikan air yang diolah bersih aman terhadap lingkungan , di
fishpond terdapat ikan nila merah.
8. Outlet
Dari kolam ikan air akan disalurkan ke fishpond 2 lalu akan di alirkan
kesungai.
9. Thickener
Merupakan tempat yang berfungsi untuk mengumpulkan lumpur dari bak
turbo coagulator, sedimentasi dan penjernihan. Lumpur yang telah kental
dipompa menuju filter press untuk dijadikan pupuk (lumpur yang terdapat di
WTCP saat ini masih belum dijadikan pupuk , Karen alumpur belum
maksimal untuk pembuatan kompos, lumpur yang dibuat adalah kiriman dari
kerapyak pabrik PT. Djarum yang lain).
10.Emergency tank
Berfungsi untuk menampung air limbah apabila terjadi perbaikan atau terdapat
pompa yang tidak berfungsi (mati).
4.1.2. Proses Pengolahan Kompos
Kompos merupakan dekomposisi parsial yang dipercepat secara artifisial
dari campuran bahan organik dan mikroba dalam kondisi lingkungan tertentu.
Kompos memiliki keunggulan atau keuntungan dari aspek ekonomi dan lingkungan.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
41/59
30
Berdasarkan aspek ekonomi kompos menghemat biaya untuk transpor dan
penimbunan limbah. Kompos juga memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari bahan
asalnya.
Berdasarkan aspek lingkungan, pengomposan limbah mampu mengurangi
volume sampah, mengurangi polusi akibat pembakaran sampah dan mengurangi
penggunaan lahan untuk tempat penimbunan sampah. Kendala dalam
pengomposan adalah waktu yang lama, untuk itu pengembangan dekomposer mulai
dilaksanakan. Dekomposer dapat menggunakan bakteri atau jamur yang dapat
mendegradasi lignin dan selulosa secara cepat (Goenadi et al. 2006).
Proses pengomposan berjalan pada suhu optimum yaitu 35 oC 55oC.
Bakteri yang hidup pada suhu 35 oC55oC adalah jenis bakteri mesofilik. Bakteri
ini tidak dapat mengubah bahan organik menjadi kompos pada suhu lebih tinggi
maupun lebih rendah. Temperatur kematangan kompos berkisar antara 26 oC
27oC. Proses pengomposan berlangsung antara 12 bulan, dapat lebih cepat atau
lama bergantung pada dekomposer dan bahan yang dikomposkan. Kondisi pH
netral pada saat pengomposan adalah 67 (Widhiastuti et al. 2006).
Djarum menghasilkan limbah berupa lumpur padat (sludge), tikar dari daun
siwalan. Limbah tersebut merupakan limbah pembungkus tembakau. Limbah yang
diolah menjadi kompos adalah tikar dan sludge. Komponen utama lumpur adalah
bahan padat organik yang dapat berfungsi sebagai penyubur tanah.
Namun aplikasi kompos untuk tanah secara luas masih memiliki kendala
perijinan. Hal ini karena dampak jangka panjang dari penggunaan kompos masih
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
42/59
31
kurang diketahui, sehingga keamanan penggunaannya belum dapat dijamin baik
bagi manusia. Proses pengolahan limbah menjadi kompos melalui 7 tahapan, yaitu:
1.
Crushing (pengecilan ukuran sampah)
2. Perendaman
3. Fermentasi
4. Mixingdan penumpukan
5. Pembalikan dan penyiraman
6. Penyaringan
7. Pengemasan
1. Crushing(Pengecilan atau Pemotongan Ukuran Sampah)
Proses pengomposan merupakan proses biodegradasi bahan organik
menjadi suatu produk yang stabil. Limbah tikar siwalan yang masih berukuran
panjang dan berbentuk tikar akan dimasukan ke dalam mesin crusher. Mesin
crusherini berfungsi agar ukuran tikar menjadi lebih kecil. Jika luas permukaan
lebih kecil maka akan mudah terbiodegradasi. Mempercepat jangka waktu
proses fermentasi dan proses pematangan kompos (Soetopoet al. 2009).
2. Perendaman
Tikar yang sudah di cacah akan direndam selama 3 jam. Tujuan dari
perendaman adalah untuk melunakan struktur tikar agar mudah hancur. Tikar
akan banyak menyerap air sehingga struktur berubah menjadi lunak. Tikar yang
lunak akan mudah hancur dan remah pada saat fermentasi. Tikar akan
menyimpan air yang berguna dalam proses pengomposan. Proses pengomposan
membutuhkan kadar air tinggi, yaitu 40% 60% . Tikar yang sudah direndam
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
43/59
32
kemudian ditiriskan dan akan dicampur dengan sludge. Suhu pengomposan pada
minggu ke empat akan berkisar 550C 650C. Air padasludgedan tikar siwalan
akan menguap (Budihardjo 2006).
1. Fermentasi
Fermentasi berfungsi untuk mengubah struktur tikar menjadi remah dan
mudah dihancurkan. Dalam fermentasi tikar ini digunakan jamur Trichoderma
sp.dalam bentuk promi. Perbandingannya antara tikar dan promi adalah 500 kg :
kg. Tikar difermentasi selama 2 minggu, setiap 6 hari dilakukan pembalikan
untuk meratakan proses fermentasi. Fermentasi bertujuan untuk mempercepat
proses pengomposan. Trichoderma spberfungsi sebagai inokulan atau activator
(Budiharjdo 2006).
2. Mixing dan penumpukan
Tikar yang telah remah oleh jmaur kemudian akan dicampur dengan
sludge. Pencampuran ini dilakukan menggunakan mesin mix, perbandingan
antara tikar dengansludgeadalah 270 kg : 2400 kg. Tikar yang sudah di campur
dengan sludge kemudian dibawa dengan gerobak ke lapangan untuk ditumpuk.
Setelah ditumpuk menjadi beberapa gundukan kemudian ditutup menggunakan
terpal. Penumpukan dapat dilakukan dengan panjang 2 4 m dan lebar 1,75 2
m. Tumpukan kompos diberikan lubang aerasi agar suhu kompos tidak terlalu
tinggi sehingga menyebabkan kegagalan.
3. Pembalikan dan Penyiraman
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
44/59
33
Proses pengomposan berlangsung selama 4 5 minggu. Pembalikan
dilakukan tiap 1 minggu sekali untuk mencegah kenaikan suhu yang terlalu tinggi.
Suhu optimal untuk terjadi pengomposan adalah 30oC50oC dengan kelembaban
60% 70%. Untuk menjaga kelembaban, setiap harinya dilakukan pengecekan
apakah perlu dilakukan penyiraman atau tidak. Jika kadar kelembaban dibawah
60%70% akan dilakukan penyiraman.
Suhu pengomposan pada umumnya meningkat pada minggu pertama.
Fluktuasi suhu meningkat hingga minggu ke empat. Suhu kompos bergantung
pada volume kompos. Makin sedikit volume, panas yang terakumulasi makin
rendah. Kelembaban harus berada pada 40% atau diatas 40%. Jika kadar air
kurang dari 40% maka aktivitas mikroba akan menurun. Proses pengomposan
akan berlangsung lebih lama atau gagal (Widhiastuti, 2009).
4. Penyaringan Kompos Matang
Kompos matang akan memiliki bau, warna danstruktur yang berbeda dari
sebelumnya. Setelah 4 atau 5 minggu, limbah yang telah menjadi kompos akan
berubah strukturnya menjadi lebih lembut dan remah (seperti tanah). Untuk
mendapatkan hasil yang baik maka perlu dilakukan penyaringan. Bahan yang
gagal menjadi kompos akan menggumpal sehingga tidak lolos penyaringan.
Kompos yang remah dan lembut akan lolos penyaringan.
Warna kompos lebih gelap, tidak berbau karena bahan organik telah
didekomposisi oleh mikroba. Suhu kompos pada saat matang akan berada pada
270C 300C dan kelembaban 40% 60%. Dekomposisi pada bahan organik
kompos menyebabkan menurunnya material organik di dalam kompos. Kompos
matang memiliki pH berkisar antara 6 7. Kenaikan pH disebabkan adanya
penguraian nitrogen dan hidrogen atau volatilisasi ion H+ (Goenadi et al.2006).
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
45/59
34
5. Pengemasan
Kompos yang sudah melalui analisis pH, kelembaban dan C/N rasio, unsur
hara makro dan kandungan logam berat akan dikemas dan dibagikan kepada
petani tembakau dan untuk bakti lingkungan.
Pengomposan limbah padat bergantung pada beberapa hal, seperti
kandungan air dan udara, ukuran partikel limbah, mikroba atau dekomposer
pengurai, temperatur, pH dan aerasi. Semakin mencukupi jumlah air, udara dan
mikroba maka proses pengolahan limbah makin cepat. Partikel limbah dan luas
permukaan mempengaruhi cepat atau lambatnya suatu proses pengomposan.
Partikel yang lebih halus dengan luas permukaan lebih sempit akan
mempercepat proses penguraian. Proses pengomposan limbah padat dapat
ditambah pupuk atau tidak. Penambahan pupuk dapat menambah kandungan
nutrisi kompos dan memperbaiki kualitas kompos (Soetopo et al. 2009).
Terdapat dua jenis mikroba yang terdapat dalam proses pengomposan,
yaitu mikroba mesofilik dan termofilik. Mikroba mesofilik adalah mikroba yang
hidup pada suhu hangat, sekitar 400C450C. Mikroba termofilik adalah mikroba
yang tahan hidup pada suhu tinggi, yakni sekitar 600C700C. Kedua bakteri ini
sama-sama berperan dalam menguraikan limbah padat. Zat sisa seperti CO2 dan
H2O dapat mempengaruhi kuailtas kompos yang dihaslkan, sehingga perubahan
temperatur, kelembaban dan pH, perlu diperhatikan.
PT. Djarum melakukan analisis kompos unsure hara makro, hara mikro,
kandungan bakteri dan C/N rasio kompos. Standar kompos Djarum sudah
memenuhi standar baku mutu kompos SNI. Kompos yang tidak memenuhi baku
mutu maka tidak diizinkan dalam penggunaanya. Indonesia belum memiliki
standard batas maksimum untuk logam berat pada kompos. Panduan batas logam
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
46/59
35
pada kompos saat ini menggunakan peraturan SNI-19-7030-2004 (Budihardjo
2006).
4.2. Daily operational
Pengawasan yang dilakukan oleh Djarum Oasis dilakukan dengan
pengawasan visual yaitu dengan membandingkan keadaan fisik air limbah saat
pengamatan dengan keadaan normal sebelumnya. Jika secara visual terdapat
perubahan maka langsung dilakukan pengambilan cuplikan sampel untuk
pemeriksaan laboratorium.
Monitoring dilakukan setiap hari yaitu dengan pengukuran pengukuran
sampel lalu dianalisa di laboratorium. Jika dari hasil analisa terjadi perubahan
melebihi standart yang ada dalam baku mutu, maka petugas monitoring langsung
memberikan himbauan pada industri yang bersangkutan dan dilakukan pelacakan di
lapangan untuk mengetahui penyebabnya.
Selain monitoring setiap hari dilakukan oleh operator air kotor WTCP.
Monitoring di air limbah ini juga dilakukan oleh sucofindo yaitu suatu lembaga
negara yang bertugas ikut memonitoring air kotor yang dihasilkan oleh produksi dari
suatu perusahaan. Sicofindo rutin sebulan sekali memonitoring air kotor yang ada.
Sucofindo adalah suatu badan laboratorium yang ditunjuk oleh poemerintah untuk
mengawasi air kotor yang berada di - industri tertentu.
Untuk kegiatan daily operasional sampel yang digunakan diambil dari
beberapa lokasi, yaitu:
a.
Outlet bak collecting domestik
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
47/59
36
Merupakan titik pengambilan sampel air limbah domestik yang terdapat pada
aliran overflow domestik menuju ke oxidation ditch yang merupakan tempat
masuknya air kotor domestik yang berasal dari tiap-tiap unit.
b. In turbo dan out turbo
Pengambilan sampel in turbo merupakan titik tempat pengambilan sampel air
kotor yang berasal dari inlet bak turbo yang berasal dari air kotor proses produksi.
c. Overflow oxidation ditch
Merupakan titik trmpat pemprosesan secara biologi, pengambilan sampel pada
overflow yang keluar dari oxidation ditch ke sedimentasi
d. Overflow sedimentation
Merupakan titik tempat pengambilan sampel pada overflow dari bak sedimentasi
yang akan masuk ke bak penjernihan.
e. Overflow penjernihan
Merupakan titik tempat pengambilan sampel yang telah mengalami pengolahan
dengan sistem fisika dan biologi yang dialirkan ke indikator kolam ikan.
f. Outlet kolam ikan
Merupakan titik tempat pengambilan sampel yang telah mengalami semua proses
tahapan.
g. Outlet
Merupakan titik tempat pengambilan sampel yang akan mengalir ke sungai
Untuk pemeriksaan di laboratorium ada 3 jenis pemeriksaan, yaitu:
1. Harian
2. Mingguan (menggunakan sampel air kotor komposit)
3.
Bulanan
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
48/59
37
Pengukuran parameter
Pengukuran parameter dilakukan dengan alat yang canggih. Dengan
demikian pengukuran parameter harian dan lainnya operator dapat lebih mudah
untuk mengukurnya.
1. Pengukuran pH
2. Pengukuran DO
3. Pengukuran SS
4. Pengukuran SV
5.
Pengukuran COD
6. Pengukuran MLSS
4.3.Hasil Percobaan
Komposisi
arang/zeolit
pH Kekeruhan SS
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
49/59
38
Tabel 1. Pengaruh konsentrasi arang dan zeolit pada pH, kekeruhan, dan TSS dalam out
clarifier
7.537.64
8.26 8.298.36
7
7.2
7.4
7.6
7.8
8
8.2
8.4
8.6
awal 60/40 80/50 100/60 120/70
pH
komposisi arang dan zeolit (gram/gram)
Pengaruh komposisi arang aktif dan zeolit
pada pH
Awal 7,53 0 11
60/40 7,64 0 13
80/50 8,26 + 15100/60 8,29 + 48
120/70 8,36 + 67
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
50/59
39
Gambar 2. Grafik pengaruh konsentrasi arang aktif dan zeolit pada pH
Gambar 3. Grafik pengaruh konsentrasi arang aktif dan zeolit pada TSS
4.4.Pembahasan
Pada penelitian ini dipelajari pengaruh penambahan arang aktif dan zeolit
sebagai adsorben pada outlet clarifier PT Djarum Oasis secara deskriptif untuk
mengetahui pengaruh arang dan zeolit terhadap nilai pH, kekeruhan, dan TSS dengan
berbagai konsentrasi arang aktif dan zeolit yang berbeda-beda.
4.4.1. Pengaruh Penambahan Arang Aktif dan Zeolit dengan BerbagaiKonsentrasi Terhadap pH
11 1315
48
67
0
10
20
30
40
50
60
70
80
awal 60/40 80/50 100/60 120/70
TSS(mg/L)
komposisi arang dan zeolit (gram/gram)
Pengaruh komposisi arang aktif dan
zeolit pada TSS
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
51/59
40
Pada grafik 1 hasil yang diperoleh adalah semakin tinggi konsentrasi arang
aktif dan zeolit yang ditambahkan maka semakin bertambah pula pHnya. Hal ini
disebabkan sifat adsorbennya yang diduga masih basa karena hanya dilakukan
perlakuan pencucian dan pengeringan dengan oven selama sehari. Namun
penambahan pH yang terjadi juga tidak terlalu signifikan dan masih dalam ambang
batas operasional harian di WTCP Djarum Oasis yaitu pH 6,0-9,0. Hal ini
dikarenakan penggunaan zeolit yang bersifat asam sehingga dapat mencegah pH
terlalu naik signifikan. Karena konsentrasi arang yang digunakan lebih besar
daripada zeolit jadi hal ini yang mungkin menyebabkan kenaikan pH tak dapat
dihindarkan.
4.4.2. Pengaruh Penambahan Arang Aktif dan Zeolit dengan BerbagaiKonsentrasi Terhadap nilai TSS
Hasil yang diperoleh pada grafik 2 juga menunjukkan semakin tinggi
konsentrasi arng aktif dan zeolit yang ditambahkan maka angka TSS juga semakin
bertambah. Hal ini juga berlaku pada kekeruhan. Hasil ini karena aplikasi penggunaan
arang aktif dan zeolit yang digunakan masih sederhana dan kurang optimal sehingga
partikel-partikel arang masih banyak yang ikut larut pada filtrate. Sehingga
menambah kekeruhan begitupun angka TSSnya.
Dari hasil yang terlihat pada kedua grafik, jelas bahwa penggunaan arang aktif
dan zeolit sebagai adsorben untuk tanin pada penelitian ini kurang efektif. Hal ini
karena tanin adalah senyawa turunan fenol yang memiliki gugus siklik yang sangat
stabil dan sulit dirusak. Selain itu bahan yang digunakan juga masih minimal
sehingga hasil yang didapat juga kurang optimal. Karbon aktif tidak menyerap secara
optimal pada bahan-bahan tertentu seperti alcohol, glikol, ammonia, logam dan
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
52/59
41
bahan-bahan non-organik seperti lithium, sodium, besi, timah, arsenic, florin dan
boric acid. Sehingga perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui
pengaruh penambahan arang aktif pada tanin.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Pengolahan air kotor yang di WTCP menggunakan pengolahan sistem biologi
aerob yakni dengan memanfaatkan peran mikroorganisme untuk
mendegradasi bahan organik yang ada di dalam air.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
53/59
42
2. Massa arang aktif mempengaruhi kekeruhan dan nilai TSSnya,
semakin besar massa arang aktif, kekeruhan dan TSSnya semakin
bertambah.
3. Arang aktif dan zeolit yang digunakan tidak dapat menjadi adsorben
yang baik untuk tanin.
5.2.Saran
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai arang aktif sebagai
adsorben untuk tanin.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
54/59
43
DAFTAR PUSTAKA
Arfan, Yopi. 2006. Pembuatan Karbon Aktif Berbahan Dasar Batubara Dengan
Perlakuan Aktivasi Terkontrol Dengan Uji Kinerjanya. Depok : Departemen
Teknik Kimia FT-UI.
Budihardjo, M. A. 2006. Studi Potensi Pengomposan Sampah Kota sebagai Salah Satu
Alternatif Pengelolaan Sampah di TPA dengan menggunakan Aktivator EM4
(Effective Microorganism). Jurnal Presipitasi 1 (1): 25-31.
Budiman, Amen dan Onghokham. 1987. Rokok Kretek, Lintasan Sejarah dan Artinya
Bagi Pembangunan Bangsa dan Negara. Kudus: PT. Djarum .
Goenadi DH . 2006. Pupuk dan Teknologi Pemupukan Berbasis Hayati : dari Cawan
Petri ke Lahan Petani. Jakarta : Yayasan John Hi-Tech Idetama. 220 hal.
Isroiyati, Yuni. 2004.Hubungan Antara Persepsi Terhadap Budaya Organisasi Dengan
Kepuasan Kerja di PT. Djarum Kudus (Skripsi). Surakarta: Universitas
Muhamadiyah Surakarta (Tidak Diterbitkan).
Martin, Awaludin. 2008. Kaji Karakteristik Karbon Aktif Sebagai Adsorben Terhadap
Adsorbat Pasangannya. Depok : Departemen Teknik Mesin FT-UI.
Sulistiono, Dwi Arif. 2008. Tanin. Mataram : FMIPA Universitas Mataram
Suzuki, Motoyuki. 1990.Adsorption Engineering. Tokyo : Kodansa.
Wibowo, Tri. 2003.Potret Industri Rokok di Indonesia. Kajian Ekonomi dan Keuangan,
Vol. 7, No. 2.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
55/59
44
Widhiastuti Retno et. al. 2006. Pengaruh Pemanfaatan Limbah Cair Pabrik Pengolahan
Kelapa Sawit Sebagai Pupuk Terhadap Biodiversitas Tanah, Jurnal Ilmiah
Pertanian KULTURA Vol. 41 No. 1.
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
56/59
45
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
57/59
46
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
58/59
47
5/27/2018 Laporan PKL Ari Setiani Unnes
59/59
4
48
Recommended