View
213
Download
22
Category
Preview:
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan dapat dipandang sebagai suatu proses pemberdayaan
individu agar ia mampu memenuhi kebutuhan perkembangannya dan
sekaligus untuk memenuhi tuntutan sosial, kultural, religius, dalam
lingkungan kehidupannya. Pengertian pendidikan ini mengimplikasikan
bahwa upaya apapun yang dilakukan dalam konteks pendidikan seyogyanya
terfokus pada upaya memfasilitasi proses perkembangan individu sesuai
dengan nilai agama dan kehidupan yang dianut, agar pendidikan yang
diselenggarakan tidak hanya membentuk generasi yang terdepan dalam
prestasi akan tetapi juga terdepan dalam kehidupan agamanya. Jadi,
pendidikan bertujuan untuk membentuk manusia atau pribadi yang memiliki
kecakapan hidup serta keagamaan untuk hidup bermasyarakat (Solehudin,
2007).
Pendidikan di sekolah dasar merupakan proses pengembangan
kemampuan yang penting bagi setiap siswa. Pada tingkatan pendidikan
tersebut setiap siswa belajar secara aktif karena adanya dorongan dan suasana
yang kondusif. Bagi pengembangan dirinya secara maksimal. Hakikat
pendidikan tidak akan terlepas dari hakikat manusia sebagai objek utama
pendidikan, oleh sebab itu, seorang guru harus mengusai dan memahami teori
ilmu pendidikan yang mempelajari psikologi dan memberi makna atas
fenomena tersebut.
1. Identifikasi Masalah
Keberadaan guru dalam pelaksanan pembelajaran di kelas amatlah
menentukan akan berhasil dan tidaknya mengantarkan anak didik
mengubah perilaku dan pengalaman belajarnya. Keberhasilan itu hanya
akan ditentukan oleh kepiawaian guru dalam menerapkan metode, strategi,
pendekatan, pemberian motivasi, umpan balik dan pemahaman secara
komprehensif terhadap karakteristik siswa. Proses pengajaran siswa SD
1
berbeda dengan proses pengajaran siswa SMP dan SMA. Seorang guru
harus bisa membangun motivasi siswa-siswanya dalam belajar, misalnya
dengan mencari tahu mengapa siswa-siswa selalu merasa bosan dalam
belajar dan bagaimana cara memotivasi siswa agar bersemangat dalam
belajar.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) termasuk salah satu
mata pelajaran yang terbilang sulit. Hal ini terbukti ketika rapat guru
dilangsungkan di sekolah dari tahun ke tahun dapat diketahui bahwa nilai
rata-rata hasil belajar siswa selalu menduduki rangking terbawah. Menurut
pengamatan penulis terdapat beberapa faktor yang menyebabkan nilai IPS
selalu kurang baik yaitu Luasnya cakupan materi pelajaran IPS dari tingkat
keluarga sampai dunia dan seisinya, sehingga anak sering menganggapnya
sebagai mata pelajaran yang membosankan, siswa kesulitan dalam
mengingat materi pelajaran yang disampaikan karena hanya mendengar
penjelasan dari guru tanpa adanya interaksi kepada mereka, dan kurangnya
keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar.
Pada saat peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran di
SDN 17 PU Tanding khususnya di kelas III untuk mata pelajaran IPS. Dari
hasil evaluasi dapat dilihat hanya 4 orang siswa dari 11 siswa yang
memperoleh nilai 60, dan 7 orang siswa memperoleh nilai antara dibawah
50. Ini menunjukkan bahwa siswa belum menguasai materi pembelajaran
dan masih jauh dari nilai yang di harapkan.
2. Analisis Masalah
Ada beberapa faktor penyebab kurangnya motivasi dan semangat
siswa terhadap materi pembelajaran, di antaranya adalah guru tidak
memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, guru kurang
melibatkan siswa dalam pembahasan materi, guru kurang memberikan
penguatan materi kepada siswa.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Dari hasil pengamatan tersebut, peneliti mencoba memberikan solusi
dalam meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan
2
metode tanya jawab. Metode tanya jawab adalah metode yang akan
memudahkan siswa dalam mengingat suatu pelajaran dikarenakan metode
ini memberikan interaksi yang baik antara guru dan siswa. Metode tanya
jawab ini banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlatih
dan mengulang penjelasan-penjelasan yang telah di ajarkan dalam proses
pembelajaran. Selain itu, metode tanya jawab juga dapat membuat siswa
lebih aktif dalam proses belajar.
Kemudaian peneliti juga memberikan solusi lain, yaitu seorang guru
harus mengikuti prosedur dan tata aturan yang logis, guru harus bertanya
kepada ahli terkait pembelajaran IPS, guru harus berkonsultasi dengan
supervisor.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Apakah metode tanya jawab dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran?
2. Bagaimana penggunaan metode tanya jawab dalam meningkatkan hasil
belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan metode tanya jawab
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran IPS kelas
III.
2. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan metode tanya jawab dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas III.
3
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat berguna untuk:
1. Manfaat bagi guru
Penelitian ini sangat efektif untuk memberikan informasi kepada
guru, khususnya untuk guru IPS dalam meningkatkan penggunaan metode
dalam proses belajar mengajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa
Penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa serta
kemampuan siswa dalam proses belajar dan juga dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam mata pelajaran IPS.
3. Manfaat bagi sekolah
Penelitian ini dapat membantu sekolah untuk berkembang karena
kualitas dan pengetahuan guru semakin meningkat dalam proses
pembelajaran.
4. Manfaat bagi pendidikan secara umum
Penelitian ini dapat meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang
dilaksanakan oleh guru di sekolah dan menemukan solusi dalam mengatasi
permasalahan yang ditemukan di dalam kelas.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian dan Ruang Lingkup IPS
1. Pengertian IPS
IPS adalah ilmu sosial yang secara harfiah terbagi menjadi tiga sub
bidang ilmu yaitu Giografi, Sejarah dan Kependudukan. Masing masing
bagian tersebut dapat lagi dibedakan berdasarkan bidang kajian masing-
masing. Semakin tinggi kompleksitas kedalaman ilmu maka semakin
sempit ruang lingkup yang dikaji. Sedangkan untuk sekolah dasar pokok
pokok materi mengambil kepada 3 bidang tersebut yang terkadang
diberikan secara terintegrasi.
Wahyudi (2002) mengungkapkan bahwa di sekolah dasar ilmu
pengetahuan sosial merupakan paduan dari sejumlah pengetahuan sosial
seperti lingkungan sosial, geografi, ekonomi, pemerintah, dan sejarah.
Pembelajaran IPS di SD mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep,
dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Mata pelajaran IPS
disusun secara sistemats, komprehensif, dan terpadu dalam proses
pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di
masyarakat, sehingga siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara
Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia
yang cinta damai, (Depdiknas, 2006).
2. Ruang Lingkup Pelajaran IPS
Secara mendasar, pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan
untuk memenuhi materi, budaya, dan kejiwaannya, memanfaatkan sumber-
daya yang ada dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan dan
pemerintahannya maupun kebutuhan lainnya dalam rangka
mempertahankan kehidupan masyarakat manusia. Singkatnya, IPS
mempelajari, menelaah, dan mengkaji sistem kehidupan manusia di
5
permukaan bumi ini dalam konteks sosialnya atau manusia sebagai
anggota masyarakat.
Dengan pertimbangan bahwa manusia dalam konteks sosial
demikian luas, pengajaran IPS pada jenjang pendidikan harus dibatasi
sesuai dengan kemampuan peserta didik tiap jenjang, sehingga ruang
lingkup pengajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan
jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.
Pada jenjang pendidikan dasar, ruang lingkup pengajaran IPS
dibatasi sampai pada gejala dan masalah sosial yang dapat dijangkau pada
geografi dan sejarah. Terutama gejala dan masalah sosial kehidupan
sehari-hari yang ada di lingkungan sekitar siswa MI/SD. Pada jenjang
pendidikan menengah, ruang lingkup kajian diperluas. Begitu juga pada
jenjang pendidikan tinggi bobot dan keluasan materi dan kajian semakin
dipertajam dengan berbagai pendekatan. Pendekatan interdisipliner atau
multidisipliner dan pendekatan sistem menjadi pilihan yang tepat untuk
diterapkan karena IPS pada jenjang pendidikan tinggi menjadi sarana
melatih daya pikir dan daya nalar mahasiswa secara berkesinambungan.
Dari penjelasan di atas, bahwa yang dipelajari IPS adalah manusia
sebagai anggota masyarakat dalam konteks sosialnya, ruang lingkup kajian
IPS meliputi:
(a) substansi materi ilmu-ilmu sosial yang bersentuhan dengan masyarakat
(b) gejala, masalah, dan peristiwa sosial tentang kehidupan masyarakat.
Kedua lingkup pengajaran IPS ini harus diajarkan secara terpadu
karena pengajaran IPS tidak hanya menyajikan materi-materi yang akan
memenuhi ingatan peserta didik tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
sendiri sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu,
pengajaran IPS harus menggali materi-materi yang bersumber pada
masyarakat. Dengan kata lain, pengajaran IPS yang melupakan masyarakat
atau yang tidak berpijak pada kenyataan di dalam masyarakat tidak akan
mencapai tujuannya.
6
3. Tujuan Pengajaran IPS
a. Tujuan Umum
Tujuan pembelajaran IPS pada sekolah dasar secara umum untuk
menumbuh kembangkan pengetahuan dan keterampilan sebagai dasar
berkehidupan dalam masyarakat serta sebagai bekal dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga siswa mampu memanfaatkan sumber daya alam
yang ada disekitarnya dengan baik.
b. Tujuan Khusus
Tujuan khusu dari pengajaran IPS yaitu untuk menemukan bakat dan
minat para siswa dalam menjalani kehidupan sehari-hari, sehingga
siswa memahami hubungan manusia dengan lingkungan hidupnya.
Adapun tujuan kurikuler IPS adalah membekali peserta didik
dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan masyarakat,
membekali peserta didik dengan kemapuan mengidentifikasi, menganalisa
dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam
kehidupan di masyarakat, membekali peserta didik dengan kemampuan
berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan dengan berbagai
bidang keilmuan serta berbagai keahlian, membekali peserta didik dengan
kesadaran, sikap mental yang positif, dan keterampilan terhadap
lingkungan hidup yang menjadi bagian kehidupannya yang tidak
terpisahkan dan membekali peserta didik dengan kemampuan
mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan
perkembangan kehidupan, masyarakat dan perkembangan ilmu dan
teknologi.
7
B. Konsep Belajar
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses kegiatan dan bukan suatu hasil atau
tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas yakni
mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan
perubahan kelakuan. Pendapat lain mengatakan belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Dibandingkan dengan pengertian yang pertama, maka jelas tujuan belajar
itu prinsipnya sama yakni perubahan tingkah laku hanya saja berbeda cara
atau usaha pencapaiannya.
Menurut Gagne (1985) belajar adalah suatu perubahan dalam
kemampuan yang bertahan lama dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan. Belajar mengacu pada perubahan perilaku individu sebagai
akibat proses pengalaman baik yang di alami ataupun sengaja dirancang.
Menurut Wiliam James dan James Cattel (1890-1900) sebagai ahli
psikologi menyatakan bahwa belajar sebagai proses psikologis yang
disimpulkan dari hasil penelitian tentang bagaimana anak berpikir.
Proses pengajaran merupakan suatu rangkaian yang bertujuan
mewujudkan pencapaian hasil belajar yang tinggi. Keberhasilan proses
pengajaran tidak terlepas dari perhatian guru untuk mempertimbangkan
dan meyakinkan bahwa sejumlah komponen yang telibat dalam sistem
pengajaran tersebut benar-benar kondusif terhadap tujuan pengajaran itu
sendiri.
2. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah angka yang diperoleh siswa yang telah
berhasil menuntaskan konsep-konsep mata pelajaran sesuai dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sesuai dengan kurikulum
yang berlaku. Begitu juga hasil belajar dapat diartikan sebagai perubahan
tingkah laku yang tetap sebagai hasil proses pembelajaran. Hasil belajar
dapat diklasifikasikan menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif,
dan psikomotorik.
8
Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran.
Nana Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar.
Prinsip yang mendasari penilaian hasil belajar yaitu untuk memberi
harapan bagi siswa dan guru untuk dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kualitas dalam arti siswa menjadi pembelajar yang efektif
dan guru menjadi motivator yang baik. Dalam kaitan dengan itu, guru dan
pembelajar dapat menjadikan informasi hasil penilaian sebagai dasar
dalam menentukan langkah-langkah pemecahan masalah, sehingga mereka
dapat memperbaiki dan meningkatkan belajarnya (Rasyid, 2008 : 67).
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Faktor Internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri
yang terdiri dari dua aspek, yaitu:
1. Aspek fisiologis (jasmaniah). Kondisi umum jasmani dan tonus
(tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh
dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas
siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ khusus,
seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan penglihat juga dapat
mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyerap informasi dan
pengetahuan khususnya yang disajikan di kelas.
2. Aspek psikologis (rohaniah). Banyak faktor yang termasuk aspek
psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
perolehan belajar siswa. Namun di antara faktor-faktor rohaniah
9
siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat
intelegensi atau kecerdasan siswa, sikap siswa, bakat siswa, minat
siswa, dan motivasi siswa.
b. Faktor eksternal, yaitu faktor yang berasal dari luar diri siswa, yakni
kondisi lingkungan di sekitar siswa. Faktor ini terdiri atas dua macam,
yaitu:
1. Lingkungan sosial, seperti sekolah (para guru, staf administrasi, dan
teman-teman sekelas), siswa (masyarakat, tetangga, dan teman-
teman sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut), dan
orang tua atau keluarga dapat mempengaruhi semangat belajar siswa.
Lingkungan nonsosial, meliputi: gedung sekolah, tempat tinggal
siswa, alat-alat belajar, keadaan cuaca, dan waktu belajar yang
digunakan siswa dapat menentukan tingkat keberhasilan belajar
siswa.
c. Faktor pendekatan belajar, yaitu jenis upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi pelajaran. Faktor ini juga berpengaruh terhadap
taraf keberhasilan proses belajar siswa tersebut. Seorang siswa yang
terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (menengah)
misalnya, mungkin sekali berpeluang untuk meraih perstasi belajar
yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar
surface atau reproductive (rendah).
C. Penggunaan Metode Tanya Jawab dalam Pembelajaran
1. Pengertian Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam proses
belajar mengajar melalui interaksi dua arah atau dari guru ke peserta didik
atau dari peserta didik kepada guru agar diperoleh kepastian jawaban
materi melalui jawaban lisan guru atau peserta didik.
10
Metode ini memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung antara guru dan pelajar, bisa dalam bentuk guru
bertanya dan pelajar menjawab atau dengan sebaliknya.
Metode Tanya jawab dilakukan :
a. Sebagai ulangan pelajran yang telah diberikan.
b. Sebagai selingan dalam pembicaraan.
c. Untuk merangsang anak didik agar perhatiannya tercurah
kepada masalah yang sedang dibicarakan.
d. Untuk mengarahkan proses berfikir.
Menurut Djamarah dan Zain (1996:107) bahwa metode bertanya
merupakan teknik penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang
harus dijawab, terutama dari guru kepada siswa dan dapat pula dari siswa
kepada guru. Bersamaan pikiran tersebut, Alipandie (1985:97) mengatakan
metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran oleh guru dengan jalan
mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Definisi yang sama juga
datang dari Djajojodisastro (1984:97) bahwa metode Tanya jawab
merupakan suatu cara menyampaikan bahan pelajaran dalam bentuk
pertanyaan yang harus dijawab oleh murid pada saat itu juga.
Adapun tujuan Penggunaan Metode Tanya Jawab adalah sebagai
berikut:
a. Mengecek dan mengetahui sampai sejauh mana kemampuan peserta
didik terhadap pelajaran yang dikuasainya
b. Memberi kesempatan kepada peserta didik mengembangkan untuk
mengajukan pertanyaan kepada guru tentang suatu masalah yang
belum dipahami
c. Melatih peserta didik untuk berfikir dan berbicara secara sistematis dan
sistemik serta berdasarkan pemikiran orisinil.
11
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode tanya
jawab:
a. Guru harus benar-benar menguasai bahan pelajaran, termasuk semua
jawaban yang mungkin akan di dengarkannya dari murid atas suatu
pertanyaan yang di ajukannya.
b. Guru harus sudah mempersiapkan semua pertanyaan yang di ajukan
olehnya kepada murid dengan cepat.
c. Pertanyaan-pertanyaan harus jelas dan singkat ini harus di perhatikan,
sebab pertanyaan-pertanyaan harus di ajukan secara lisan.
d. Susunlah pertanyaan dalam bahasa yang mudah di pahami murid.
e. Guru harus mengarahkan pertanyaan pada seluruh kelas.
f. Berikan waktu yang cukup untuk memikirkan jawaban pertanyaan,
sehingga murid dapat merumuskannya dengan sistematis.
g. Tanya jawab harus di lakukan dengan suasana yang tenang dan bukan
dalam suasana yang tegang yang penuh dengan persaingan yang tidak
sehat di antara anak didik.
h. Agar sebanyak-banyaknya murid memperoleh giliran menjawab
pertanyaan dan jika seseorang tidak dapat menjawab segera, giliran di
berikan kepada murid yang lain.
i. Usahakan selalu agar setiap pertanyaan hanya berisi satu problem saja.
j. Pertanyaan harus di bedakan dalam golongan pertanyaan pikiran dan
pertanyaan reproduksi atau pertanyaan yang meminta pendapat dan
hanya fakta-fakta.
2. Keunggulan dan Kelemahan Metode Tanya Jawab
Suatu metode yang digunakan oleh guru dalam mengajar sudah
barang tentu mempunyai keunggulan dan kekurangan, begitupun dengan
metode Tanya jawab. Berikut keunggulan dan kekurangan metode Tanya
jawab :
12
a. Keunggulan metode Tanya Jawab adalah:
1. Kelas akan hidup karena anak didik aktif berfikir dan
menyampaikan pikiran melalui berbicara.
2. Baik sekali untuk melatih anak didik agar berani mengemukakan
pendapatnya.
3. Akan membawa kelas kedalam suasana diskusi.
b. Kemudian metode tanya jawab ini juga memiliki kelemahan yaitu:
1. Dengan tanya-jawab kadang-kadang pembicaraan menyimpang
dari pokok persoalan bila dalam mengajukan pertanyaan, siswa
menyinggung hal-hal lain walaupun masih ada hubungannya
dengan pokok yang dibicarakan. Dalam hal ini sering tidak
terkendalikan sehingga membuat persoalan baru.
2. Membutuhkan waktu yang banyak jika terjadi perbedaan pendapat
dalam proses pembelajaran.
3. Dapat menghambat cara berfikir apabila guru kurang
pandai dalam penyajian materi.
13
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas III
Sekolah Dasar Negeri 17 Padang Ulak Tanding pada bulan November 2013
untuk mata pelajaran IPS dengan jumlah siswa 11 orang yang terdiri dari 5
orang siswa laki-laki dan 6 orang siswa perempuan.
Rincian pelaksanaan perbaikan ini dapat di lihat pada tabel di bawah
ini:
Tabel 3.1
Rincian Pelaksanaan Perbaikan
No
.
Tempat Kelas Waktu/Tanggal Mata
Pelajaran
Jumlah
Siswa
1.
2.
3.
3.
SDN 17
PU. Tanding
SDN 17
PU. Tanding
SDN 17
PU. Tanding
III
III
III
07.30-08.05
17 Oktober
2012
07.30-08.05
24 Oktober
2013
07.30-08.05
31 Oktober
2013
IPS
IPS
IPS
11
11
11
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini terdiri dari 3 siklus, setiap siklus terdiri dari empat
tahapan yang harus dilalui yaitu:
14
1. Perencanaan (Planning). Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa,
mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut
dilakukan.
2. Pelaksanaan (Acting). Tahap kedua dari penelitian tindakan adalah
pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan.
3. Pengamatan (Observing). Tahapan ketiga ini, yaitu kegiatan pengamatan
yang dilakuakn oleh pengamat.
4. Refleksi (Reflecting). Tahap keempat merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan.
Penjelasan dari ketiga siklus tersebut adalah sebagai berikut:
a. Siklus I
1. Perencanaan (planning)
Pokok bahasan: kerja sama dilingkungan rumah
Langkah-langkah dalam pelaksanaan perbaikan adalah sebagai berikut:
c. Menyusun jadwal mengajar
d. Menyusun materi yang akan disampaikan
e. Mempersiapkan pertanyaan yang akan dibahas dalam kegiatan
pembelajaran
f. Mempersiapkan lembar observasi dan catatan lapangan
2. Pelaksanaan (acting)
Tahap ini merupakan pelaksanaan dari tahap perencanaan yang
dilaksanakan pada hari kamis tanggal 17 oktober 2013. Langkah-
langkah pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I ini meliputi :
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran
c. Guru melakukan tanya jawab untuk meningkatkan pemahaman
siswa
d. Guru memberikan soal latihan dan membahas soal latihan tersebut
e. Teman sejawat mengamati kegiatan pembelajaran
15
3. Pengamatan (observing)
Dalam pengamatan ini peneliti bekerja sama dengan guru
(supervisor) yaitu seorang guru dari SD Negeri 18 PU Tanding, yang
bertugas mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa selama proses
kegiatan pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar
observasi
.
4. Refleksi (reflecting)
Refleksi ini merupakan kegiatan dalam menganalisis,
memahami dan membuat kesimpulam berdasarkan hasil pengamatan
dan catatan lapangan. Refleksi dilakukan dengan menganalisis hasil tes
dan observasi, serta menentukan perkembangan kemajuan dan
kelemahan yang terjadi sebagai dasar perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada siklus I ini pemahaman siswa pada materi pembelajaran
sudah cukup baik namun untuk hasil evaluasi masih ada siswa yang
belum mendapat nilai yang memuaskan yaitu nilai di bawah 50. Jadi,
pelaksanaan siklus I ini belum berhasil dan akan di lanjutkan lagi pada
siklus II.
Terdapat beberapa kelemahan pada siklus I ini, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Banyaknya siswa yang belum menguasai materi pembelajaran
sehingga mengurangi motivasi belajar mereka.
2. Banyaknya siswa yang belum berani mengeluarkan pendapat saat
proses belajar mengajar dilakukan.
3. Disaat metode tanya jawab di terapkan banyak siswa yang ribut.
4. Siswa belum terbiasa dengan metode tanya jawab sehingga membuat
para siswa kurang ercaya diri dan tegang saat proses belajar engajar
berlangsung.
16
b. Siklus II
Pada siklus II, pelaksanaannya berdasarkan refleksi dari siklus I
dan pelaksanaannya pun sama, yaitu terdiri dari empat tahap diantaranya
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Namun dalam proses
kegiatan pembelajaran siklus II ini telah banyak ditemukan kelemahan-
kelemahan pada siklus I dan di sini diadakan perbaikan.
1. Perencanaan (planning)
Pokok bahasan: kerja sama dilingkungan rumah
Dalam siklus II ini terdapat beberapa tujuan perbaikan yang
ingin dicapai yaitu meningkatkan pemahaman siswa tentang cara
memelihara lingkungan yang baik dan mengaktifkan siswa dengan
memberi kesempatan menjawab pertanyaan.
Adapun langkah-langkah perencanaan yaitu:
a. Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran
b. Menyiapkan materi yang akan di jelaskan
c. Menyiapkan lembar evaluasi siswa
d. Menyiapkan lembar pengamatan pada supervisor
2. Pelaksanaan (acting)
a. Guru membuka kegiatan pembelajaran dengan menyampaikan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b. Guru menyampaikan materi yang telah ditentukan
c. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang
telah di ajarkan
d. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil diskusi
e. Guru memberikan tes tertulis secara individu di akhir siklus
3. Pengamatan (observing)
Kegiatan pengamatan ini dilakukan oleh supervisor selama
proses belajar mengajar berlangsung yaitu pada tanggal 24 Oktober
17
2013. Yang harus dilakukan oleh supervisor disini sama dengan yang
dilakukan pada proses pengamatan siklus I, aitu mengamati aktivitas
guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
4. Refleksi (reflecting)
Pada siklus II ini pemahaman siswa sudah meningkat dari cukup
baik menjadi baik, dilihat dari hasil pengumpulan data nilai yang
diperoleh siswa pada siklus II ini lebih tinggi daripada nilai yang
diperoleh siswa pada siklus I. Dimana pada siklus I masih ditemukan
nilai 40, dan pada siklus II ini nilai terendah siswa adalah 50. Jadi,
pelaksanaan siklus II ini belum berhasil dan akan dilanjutkan lagi pada
siklus III dan diharapkan hasil belajar siswa pada siklus III ini lebih
baik lagi.
Dalam siklus II ini juga ditemukan beberapa kelemahan-
kelemahan yaitu:
1. Ada beberapa siswa yang masih kurang bersemangat dalam proses
pembelajaran.
2. Beberapa siswa sudah berani mengeluarkan pendapat, tetapi belum
berani secara individu.
3. Saat siswa mengeluarkan pendapat, siswa yang lain sibuk berdiskusi
dengan temannya yang lain.
c. Siklus III
Dalam proses kegiatan pembelajaran siklus III ini telah banyak
dilakukan penyempurnaan-penyempurnaan dari kelemahan-kelemahan
pada siklus II. Jadi pada silkus ini merupakan siklus pamungkas dalan
pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
1. Perencanaan (planning)
Pokok bahasan: kerja sama dilingkungan rumah
18
Tujuan perbaikan pada siklus III adalah untuk mengaktifkan siswa
dalam proses belajar mengajar dan untuk meningkatkan pemahaman
siswa tentang pentingnya kerja sama dilingkungan rumah.
Dalam siklus III terdapat langkah-langkah dalam perencanaan
perbaikan, diantaranya:
a. Peneliti menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran
b. Peneliti menyusun materi yang akan disampaikan
c. Peneliti membuat soal yang akan digunakan dalam pelaksanaan
metode tanya jawab
d. Peneliti menyiapkan lembar kerja siswa
e. Peneliti memberikan lembar pengamatan untuk supervisor
2. Pelaksanaan (acting)
a. Guru melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran
b. Guru menjelaskan materi pembelajaran
c. Peniliti mengadakan tanya jawab tentang materi yang telah
dipelajari
d. Guru dan siswa menyimpulkan hasil dari tanya jawab dalam proses
pembelajaran
e. Siswa mengerjakan evluasi
f. Guru memberikan penilaian hasil evaluasi dan pembahasannya
3. Pengamatan (observing)
Siklus III ini dilakukan pada tanggal 31 Oktober 2013 yaitu
pada proses belajar mengajar berlangsung. Pengumpulan data atau
penilaian ini dilaksanakan oleh supervisor dengan acuan pada lembar
observasi, kecuali untuk lembar obsevasi untuk siswa yang melakukan
penilaian adalah guru. Lembar obsevasi kegiatan perbaikan
pembelajaran digunakan untuk menilai langkah-langkah pembelajaran
yang dilaksakan oleh guru dalam pelaksanaan perbaikan pembelajaran.
19
4. Refleksi (reflecting)
Pada pengumpulan data dari siklus I dan siklus II siswa belum
berhasil karena masih ditemukan nilai 40 dan 50. Kemudian pada siklus
III banyak siswa yang memperoleh nilai di atas 60. Jadi, kegiatan
pembelajaran pada siklus III di kelas III khususnya pada mata pelajaran
IPS hasil belajar siswa sangat baik dan memeperoleh nilai yang
memuaskan.
Dalam kegiatan pembelajaran pada siklus III ini juga
ditemukannya kelemahan dari proses pembelajaran, tetapi tidak terlalu
banyak seperti kelemahan yang ditemukan pada siklus I dan siklus II.
Kelemahannya adalah siswa masih mengeluarkan pendapatnya secara
bersamaan sehingga membuat suasana kelas menjadi ribut.
C. Teknik Analisis Data
1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian perbaikan ini
adalah dengan melihat nila rata-rata siswa dan analisis soal dengan rumus
di bawah ini:
Nilai rata-rata = ∑ xN
x⅀ = Jumlah nilai
N = Jumlah siswa
2. Sumber dan Jenis Data
Secara garis besar data dalam penelitian ini dapat dipilih menjadi
dua jenis, yaitu data kualitatif dan data kuantitaif. Menurut Lofland
sumber data utama dalam penelitin kualitatif ialah kata-kata, dan
tindakan.
Adapun jenis data kualitatif yang diambil dari kata-kata dan tindakan
dari catatan hasil pengamatan yang dilakukan oleh supervisor, dan catatan
hasil observasi kelas. Kemudian data kuantitatif diambil dari data yang
20
diperoleh dari lembar observasi maupun data yang lain dalam pengumpulan
kelengkapan data.
3. Instrument
Instrument penelitian perbaikan yang digunakan dalam
pengamatan dan pengumpulan data adalah
a. Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati kegiatan guru
dalam memberikan penjelasan materi selama proses pembelajaran
b. Lembar Pengamatan Siswa
Lembar pengamatan siswa ini untuk mengamati keaktifan siswa dalam
proses belajar.
c. Lembar Evaluasi
Lembar evaluasi ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa.
d. Lembar Pengamatan Supervisor
Lembar pengamatan supervisor digunakan untuk mengamati
kekurangan dan kelebihan peneliti dalam melaksanakan proses belajar
mengajar dengan menggunakan metode tanya jawab.
21
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Dari penjelasan pada bab sebelumnya, hasil penelitian perbaikan
dengan menggunakan metode tanya jawab sudah menunjukkan peningkatan,
ini dilihat dari hasil siklus I, siklus II dan siklus III yang menunjukkan adanya
kemajuan hasil belajar siswa.
Penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan pada kelas III di SDN 17
PU Tanding Kabupaten Rejang Lebong dengan jumlah siswa 11 orang yang
terdiri dari 5 orang laki-laki dan 6 orang perempuan.
Dibawah ini akan di uraikan penjelasan persiklus:
1. Siklus I
Pelaksanaan siklus I mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan
pada hari kamis tanggal 17 Oktober 2013. Pertemuan ini berlangsung
selama 1 x pertemuan (1 x 35 menit).
a. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Hasil observasi kegiatan guru oleh supervisor pada siklus I
sudah cukup baik. Namun, pada hasil observasi ini masih ada yang
perlu diperbaiki oleh guru karena belum optimal dalam
membangkitkan minat belajar siswa.
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Pada siklus I ini hasil belajar siswa sudah cukup baik, tetapi
masih ada siswa yang mendapatkan nilai 40 dan siswa masih belum
bisa menyesuaikan diri dengan metode tanya jawab yang digunakan
oleh guru.
c. Hasil Belajar Siklus I
Untuk mengetahui hasil belajar siswa lebih lanjut lagi dapat
dilihat dari tabel dibawah ini:
22
Tabel 4.1
Nilai Siswa Pada Siklus I
No. Nama Siswa Nilai Siswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Amirah
Ardiana Indah Purwanti
Bagus Panutun
Diki Bakhtiar
Hapidh Adi Pangestu
Jeni Malgena
Rahma Hakiki
Rofisa Fazly
Sarjiman
Sri Radiya Resti
Zahratul Jannah
60
60
50
40
70
60
60
50
40
80
70
Jumlah 640
Nilai Rata-rata 58
Dilihat dari nilai rata-rata diatas, pada siklus I ini masih ada
siswa yang mendapatkan nilai 40. Maka dari itu diperlukan refleksi
untuk memperbaiki kegiatan belajar pada siklus selanjutnya.
d. Refleksi Siklus I
Pada akhir siklus I diperoleh hasil belajar siswa belum
memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan hasil
pengamatan supervisor terdapat beberapa kekurangan yang perlu
diperhatikan, yaitu:
1. Guru belum optimal dalam membangkitkan minat siswa untuk
belajar.
23
2. Sebagian siswa belum memahami hakikat dari pembelajaran yang
diikuti.
3. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa banyak yang ribut dan tidak
memperhatikan penjelasan guru.
4. Siswa kurang aktif dalam melakukan tanya jawab.
Dalam siklus I ini juga terdapat beberapa kelebihan, diantaranya
sebagai berikut:
1. Rencana pelaksanaan pembelajaran sudah cukup baik.
2. Peneliti sudah menguasai materi pelajaran dan sudah menerapkan
metode tanya jawab.
2. Siklus II
Pelaksanaan siklus II mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan
pada hari kamis tanggal 24 Oktober 2013. Pertemuan ini berlangsung
selama 1 x pertemuan (1 x 35 menit).
a. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini sudah
baik. Dilihat dari cara peneliti yang sudah bisa membangkitkan
semangat belajar siswa dan sudah membuat siswa aktif dalam proses
belajar.
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Pada siklus II ini hasil belajar siswa sudah baik, karena nilai 40
pada siklus I tidak ditemukan lagi pada siklus II ini. Kemudian siswa
yang tadinya tidak aktif menjadi aktif.
24
c. Hasil Belajar Siklus II
Untuk mengetahui hasil belajar siswa dapat dilihat dari tabel
dibawah ini:
Tabel 4.2
Nilai Siswa Pada Siklus II
No. Nama Siswa Nilai Siswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Amirah
Ardiana Indah Purwanti
Bagus Panutun
Diki Bakhtiar
Hapidh Adi Pangestu
Jeni Malgena
Rahma Hakiki
Rofisa Fazly
Sarjiman
Sri Radiya Resti
Zahratul Jannah
70
70
60
50
80
70
70
60
50
80
70
Jumlah 730
Nilai Rata-rata 67
Dilihat dari nilai rata-rata diatas, pada siklus II ini tidak
ditemukan lagi nilai 40. Namun demikian, masih ada siswa yang
mendapatkan nilai dibawah 60 yaitu 50. Maka dari itu diperlukan
refleksi lagi untuk memperbaiki kegiatan belajar pada siklus III yang
diharapkan dapat menjadi siklus terakhir.
d. Refleksi Siklus II
25
Pada akhir siklus II diperoleh hasil belajar siswa belum
memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan. Berdasarkan
pengamatan penelitian perbaikan pada siklus II ini, ada beberapa
kekurangan dan kelebihan yang ditemukan. Adapun kekurangannya
adalah sebagai berikut:
1. Guru kurang memberikan pemahaman pada siswa tentang
pentingnya kerja sama dalam menyelesaikan suatu masalah.
2. Semua siswa belum aktif dalam proses pembelajaran.
3. Masih ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan guru ketika
guru menjelaskan tentang materi pembelajaran.
Adapun kelebihan dari siklus II ini adalah:
1. Rencana perbaikan pembelajaran sudah baik.
2. Guru sudah menguasai kelas dan sudah menguatkan pemahaman
siswa dalam pembelajaran.
3. Siswa sudah mulai berpartisipasi dalam proses belajar.
3. Siklus III
Pelaksanaan siklus III mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dilakukan
pada hari kamis tanggal 31 Oktober 2013. Pertemuan ini berlangsung
selama 1 x pertemuan (2 x 35 menit).
a. Hasil Observasi Kegiatan Guru
Pelaksanaan penelitian perbaikan pada siklus III ini sudah
mengalami peningkatan. Pada siklus ini peneliti sudah menemukan
cara yang tepat dalam meningkatkan hasil belajar siswa dengan
metode tanya jawab yang dilakukan dari siklus I, siklus II dan siklus
III.
b. Hasil Observasi Kegiatan Siswa
Hasil observasi kegiatan siswa pada siklus III ini sudah sangat
baik. Ini dapat dilihat dari aktivitas yang dilakukan siswa selama
26
proses belajar yang sudah meningkat dibandingkan aktivitas siswa
pada siklus I dan Siklus II.
c. Hasil Belajar Siklus III
Dibawah ini dapat dilihat hasil belajar siswa pada siklus III
Tabel 4.3
Nilai Siswa Pada Siklus III
No. Nama Siswa Nilai Siswa
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Amirah
Ardiana Indah Purwanti
Bagus Panutun
Diki Bakhtiar
Hapidh Adi Pangestu
Jeni Malgena
Rahma Hakiki
Rofisa Fazly
Sarjiman
Sri Radiya Resti
Zahratul Jannah
70
70
60
60
90
70
70
60
60
90
80
Jumlah 780
Nilai Rata-rata 71
Dari hasil nilai siswa secara umum, dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar siswa pada siklus III ini mengalami peningkatan, ini
dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memuaskan. Dimana sudah
tidak ditemukan lagi nilai dibawah 60, seperti nilai 40 pada siklus I
dan nilai 50 pada siklus II. Pada siklus ini nilai yang diperoleh siswa
di atas 60, bahkan ada siswa yang memperoleh nilai 90.
d. Refleksi Siklus III
27
Pelaksanaan penelitian perbaikan pada siklus III ini berdasarkan
hasil pengamatan supervisor yaitu pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial dengan metode tanya jawab pada siklus III sudah lebih baik
dari siklus I dan siklus II, dan terjadi peningkatan hasil belajar siswa
yakni sudah memenuhi apa yang diharapkan, karena terbukti hasil
yang dicapai siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
dengan nilai di atas 60 diperoleh 7 siswa dari jumlah siswa 11 orang.
Hal ini menunjukkan bahwa peranan guru dalam proses
pembelajaran bukan hanya sebagai pengajar, tetapi lebih ditekankan
sebagai fasilitator. Guru memfasilitasi siswa untuk berhasil dengan
memberikan motivasi, dorongan dan pendampingan dalam kegiatan
pembelajaran.
28
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan yang telah dilaksanakan dari
tanggal 17 Oktober 2013 – 31 Oktober 2013 dengan tiga siklus. Secara umum
hasil belajar yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari siklus I
dengan nilai rata-rata 58, siklus II dengan nilai rata-rata 67, dan siklus III
dengan nilai rata-rata 71. Peningkatan hasil belajar siswa ini diperoleh dengan
meningkatkan teknik dan penerapan strategi dalam pembelajaran.
Dengan melaksanakan penelitian perbaikan pembelajaran melalui
penerapan penggunaan metode tanya jawab, dapat dibuktikan bahwa motivasi
siswa dalam proses pembelajaran meningkat. Suasana dalam kegiatan belajar
mengajar juga terasa lebih komunikatif. Semua komponen dalam proses
pembelajaran bersifat terpadu dan terintegrasi dan dapat meningkatkan hasil
pembelajaran.
Peneletian perbaikan pembelajaran ini membuktikan bahwa dengan
penerapan metode tanya jawab dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran
IPS dapat meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya pada kelas III SD N
17 PU Tanding Kabupaten Rejang Lebong. Dan dengan menggunakan
metode tanya jawab ini juga dapat meningkatkan keaktifan siswa, dari yang
pasif menjadi aktif.
Adapun keberhasilan dari penerapan metode tanya jawab, antara
lain:
1. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa terlihat lebih bersemangat,
senang, dan tidak merasa bosan.
2. Siswa mempunyai rasa ingin tahu yang besar, yaitu aktif dalam bertanya
jawab dengan saling tukar pendapat. Hal ini menunjukkan Bahwa siswa
tidak merasa takut lagi untuk belajar mengemukakan pendapatnya.
29
3. Adanya peningkatan motivasi belajar siswa. Hal ini terlihat dari kenaikan
setiap siklusnya.
Hasil di atas sesuai dengan pendapat Alipandie (1985:97) yang
mengatakan metode tanya jawab adalah penyampaian pelajaran oleh guru
dengan jalan mengajukan pertanyaan dan siswa menjawab. Kemudian,
pendapat dari Alipandie ini sama dengan pendapat dari Djojodisastro
(1984:97) bahwa metode tanya jawab merupakan suatu cara menyampaikan
bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab oleh murid
pada saat itu juga.
30
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dari penelitian perbaikan pembelajaran yang
dilakukan peneliti pada siswa kelas III di SDN 17 PU Tanding Kabupaten
Rejang Lebong dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode tanya jawab dapat meningkatkan keaktifan, minat dan
hasil belajar siswa selama proses pembelajaran khususnya pada mata
pelajaran IPS kelas III di SD N 17 PU Tanding Kabupaten Rejang
Lebong.
2. Penggunaan metode tanya jawab ini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III di SD N 17 PU Tanding Kabupaten Rejang Lebong, ini
dilihat dari hasil siklus I nilai rata-rata siswa 58, kemudian hasil dari
siklus II nilai rata-rata siswa 67, dan yang terakhir pada siklus III nilai
rata-rata siswa 71.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan pembelajaran di atas, hal-hal
yang sebaiknya dilakukan dalam proses pembelajaran adalah:
1. dengan menggunakan metode tanya jawab dapat menjadi salah satu
alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di sekolah terutama pada
mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial guna meningkatkan hasil belajar
siswa.
2. Hendaknya guru selalu dapat mengembangkan metode pembelajaran yang
menarik dan kreatif yang banyak melibatkan siswa.
31
3. Jangan pernah merasa bosan dalam membimbing siswa dalam setiap
pembelajaran untuk meningkatkan prestasi siswa.
4. Lembaga pendidikan dan pihak yang berwenang diharapkan mampu
merealisasikan pembelajaran kooperatif, karena berdasarkan hasil
penelitian terbukti berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.
32
Recommended