View
99
Download
2
Category
Preview:
DESCRIPTION
laporan praktikum gulma
Citation preview
Laporan Praktikum Teknologi Perlindungan Tanaman III
Identifikasi Gulma
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Teknologi Perlindungan Tanaman III
Nama : Faza Fauzan SyarifNPM : 150510110036
Agroteknologi B
Universitas PadjadjaranFakultas Pertanian
Jurusan Agroteknologi2013
1. Imperata cylindrica (L) Beaur – Alang-alang
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monocotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Gramineae atau Poaceae
Genus : Imperata
Spesies : Imperata cylindrica (L) Beaur
Identifikasi :
Nama Ilmiah : Imperata cylindrica (L) Beaur
Nama Umum : Australia bloody grass
Nama Lokal : Alang-alang, Ilalang, Eurih (Sunda)
Akar : Serabut
Batang: Rimpang, merayap di bawah tanah, batang tegak membentuk satu
perbungaan, padat, pada bukunya berambut jarang.
Daun : Tunggal, pangkal saling menutup, helaian; berbentuk pita, ujung runcing
tajam, tegak, kasar, berambut jarang, ukuran 12-80 cm. x 35-18 cm.
Bunga : Susunan majemuk bulir majemuk, agak menguncup, panjang 6-28 cm,
setiap cabang memiliki 2 bulir, cabang 2,5-5 cm, tangkai bunga 1-3
mm, gluma 1; ujung bersilia, 3-6 urat, Lemma 1 (sekam); bulat telur
melebar, silia pendek 1,5-2,5 mm. Lemma 2 (sekam); memanjang,
runcing 0,5-2,5 mm. Palea (sekam); 0,75-2 mm. Benang sari: kepala
sari 2,5-3,5 mm, putih kekuningan atau ungu. Putik: kepala putik
berbentuk bulu ayam.
Buah : Tipe padi. Biji: berbentuk jorong, panjang 1 mm lebih. Waktu
berbunga : Januari - Desember.
Perbanyakan : Berkembang biak dengan sendirinya. Setiap saat rimpang dipanen
dari tumbuhan yang telah matang. Rimpang yang baik berwarna
pucat, berasa manis dan sejuk.
Habitat : Di Jawa tumbuh pada ketinggian sampai dengan 2700 m dpl, pada
daerah-daerah terbuka atau setengah tertutup; rawa-rawa; pada
tanah dengan aerasi yang baik; pada daerah-daerah yang habis
dibuka; di tepi sungai; ekstensif pada hutan sekunder; daerah bekas
terbakar; sebagai gulma di perladangan; taman dan perkebunan.
Pengendalian : Alang-alang hanya dapat diberantas dengan sempurna secara
kimiawi yaitu menggunakan herbisida yang mempunyai
kemampuan untuk mematikan bagian tumbuhan yang berada di
atas maupun di bawah. Dua golongan herbisida yang paling ampuh
memberantas alang-alang yaitu Dalapon dan Glyposate
2. Ageratum conyzoides L – Babadotan
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dikotyledoneae
Ordo : Asterales
Familia : Asteraceae
Genus : Ageratum
Spesies : Ageratum conyzoides L
Identifikasi :
Nama Ilmiah : Ageratum conyzoides L
Nama Umum : Great weeds, white weeds
Nama Daerah : Bandotan (Melayu), Babandotan (Sunda) Bandotan {Jawa) Dus
bedusan (Madura).
Habitus : Herba, 1 tahun, tinggi 10-120 cm.
Akar : Tunggang, putih kotor.
Batang: Tegak atau terbaring, berbentuk bulat, berbuku dan berbulu halus pada
bukunya, bercabang, dapat mencapai tinggi 60-120 cm.
Daun : Tunggal, bulat telur, ujung runcing, pangkal tumpul, bergerigi dan
berbulu halus, tepi beringgit, panjang 3-4 cm, lebar 1-2,5 cm,
pertulangan menyirip (penni nervis), tangkai pendek,berbau khas,
hijau.
Bunga : Majemuk, seperti cawan berwarna biru,violet dan putih. Di ketiak
daun, bongkol menyatu menjadi karangan, bentuk malai rata,
panjang 6-8 mm, tangkai berambut, kelopak berbulu, hijau, mahkota
bentuk lonceng berlekuk lima., putih atau ungu.
Buah : Buahnya keras, berbentuk runcing dan memilki 5 buah gerigi dan 5
buah rambut bersisik. Padi, bulat panjang, bersegi lima, gundul atau
berambut jarang, hitam.
Biji : Kecil, hitam.
Habitat : Di lahan pertanian dengan kelembaban yang cukup, di pinggir jalan,
di tempat pembuangan sampah. Selain itu dapat juga hidup di tempat
kering pada ketinggian kurang dari 1200 m dari permukaan laut dan
di tempat yang mendapatkan cukup intensitas matahari. Suhu
optimal untuk pertumbuhannya adalah 16-24oC.
Perbanyakan : Secara generatif dengan menggunakan biji.
Pengendalian : Secara kimia dengan menggunakan herbisida MCPA dan 2,4-D serta
secara mekanik dengan pencabutan dan pemotongan. Agrimicyne
1,5 g/l, Dithane m 45 (0,24%).
3. Cyperus kyllingia L. – Teki Pendul
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dikotyledoneae
Ordo : Cyperales
Familia : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus kyllingia L.
Identifikasi :
Nama Ilmiah : Cyperus kyllingia L.
Nama Umum : White Kyllingia
Nama Lokal : Teki Pendul
Akar : Berserabut, memiliki rhizoma, menjalar horizontal, trianguler, lemah.
Batang: Berbentuk segitiga, berdiameter 1 – 1,5 mm, panjang 5 – 45 cm,
padat dan licin.
Daun : Linear, agak kaku, jumlah 2 – 4, permukaan atau berwarna hijau.
Bunga : Inflorensis terminal, bundar dan elips biseksual.
Biji : Bentuk bikonveks, pipih memanjang, kuning.
Habitat : Di tempat yang bersinar atau yang ternaungi, agak lembab.
Perbanyakan : Secara generatif dengan biji, bisa juga dengan stolon.
Pengendalian : Secara kimia dengan penyemprotan roundup dosis 120 cc setiap 1
liter air. Bisa juga dengan paracol 100 – 120 cc setiap 15 liter air
tergantung dari banyaknya gulma.
4. Cyperus rotundus L - Teki
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Angiospermae
Classis : Monokotiledoneae
Ordo : Cyperales
Familia : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus rotundus L
Identifikasi :
Nama Ilmiah : Cyperus rotundus L
Nama Umum : Nut Grass, Purplenut
Nama Lokal : Teki
Akar : Akar ramping.
Batang: Berbentuk tumpul atau segitiga.
Daun : Daun pada pangkal batang terdiri dari 4-10 helai, pelepah daun
tertutup tanah. Helai daun bergaris dan berwarna hijau tua
mengkilat.
Bunga : Bunga mempunyai benang sari tiga helai, kepala sari kuning cerah,
sedang tangkai putik bercabang tiga, berwarna coklat.
Perbanyakan : Dengan Umbi.
Habitat : Gulma ini hampir selalu ada di sekitar segala tanaman budidaya,
karena mempunyai kemampuan tinggi untuk beradaptasi pada jenis
tanah yang beragam. Teki dapat tumbuh meluas terutama di daerah
tropis kering, berkisar pada ketinggian 1-1000 m dpl, dan curah
hujan antara 1500-4000 mm per tahun. Umbi teki akan cepat
bertunas (± 7 hari) pada keadaan lembab. Umbi teki ini mampu
berkecambah (bertunas) pada kisaran suhu 100-400C, dengan suhu
optimal 300-350C. Jumlah umbi teki per hektar dengan kedalam ± 15
cm dapat mencapai 2 juta. Pertumbuhan umbi teki tergantung pada
suhu dan intensitas cahaya serta kedalamannya.
Pengendalian : Secara kimiawi denga menggunakan Caragard 50 WP, Erick 50 WP,
Besapan 80 WP, Gramerin 85 WP, Bamoxon-e, Paracol, Rilof
14.500 EC
5. Eleusine indica (L) Gaernt – Carulang
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Monokotyledoneae
Ordo : Poales
Familia : Poaceae
Genus : Eleusine
Spesies : Eleusine indica (L) Gaernt
Identifikasi :
Nama Ilmiah : Eleusine indica (L) Gaernt
Nama Umum : Rumput Belulang
Nama Daerah : Sumatra Sapadang rurus (Batak) Rumput belulang (Melayu) Sarur
(Minangkabau) Jawa Jukut jampang, Jukut carulang (Sunda) Suket
tulangan,Godong ula (Jawa) Rebha mangghuk (Madura) Bali
Padang bilulang (Ball) NusaTenggara Mbelar (Sumbawa) Hu kadain
(Timor) Sulawesi Bariri, Wariri (Minahasa) Bulili mba utano (Buol)
Fartagu (Ternate) Fartagu (Tidore).
Habitus : Herba. tahunan, tinggi 12-85 cm.
Akar : Serabut, Coklat muda.
Batang: Tegak, bulat, beruas-ruas, hijau.
Daun : Tunggal, duduk memeluk batang, berseling, bentuk pita, ujung
runcing, pangkal tumpul, tepi rata, panjang 10-20 cm, lebar 4-10
mm, pertulangan sejajar, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk bulir yang tersusun dari 5-12 bulir, di ujung batang,
panjang bulir 2,5-17 cm, panjang bunga 4-7 mm, merekat kuat
dalam satuan butir, hijau.
Buah : Bulat telur, berbulu, hijau.
Biji : Bulat telur, putih kehijauan.
Habitat : Tumbuh baik ditempat-tempat yang cukup mendapat cahaya
matahari dan cukup aiar, disepanjang daerah aliran sungai, dan
ditaman-taman.
Perbanyakan : Secara generatif dengan menggunakan biji.
Pengendalian : Secara kimiawi dengan menggunakan herbisida. Herbisida yang
biasa digunakan adalah Dalapon dan Paraquat.
6. Euphorbia hirta L. – Nanangkaan
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dikotyledoneae
Ordo : Euphorbiales
Familia : Euphorbiaceae
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia hirta L.
Identifikasi :
Nama Ilmiah : Euphorbia hirta L.
Nama Umum : Hairy spurge, milk weed, asthmaherb
Nama Daerah : Sumatera Daun biji kacang Jawa Nanangkaan (Sunda) Gendong
anak (Jakarta) Fatikan kebo (Jawa) Kaksekakan (Madura)Maluku
Sosononga (Halmahera) Isu maibi (Ternate) Isu giti (Tidore).
Akar : Tunggang, putih kotor.
Batang: herbaceous, lunak, beruas, penampang bulat, berbulu, bergetah putih,
tinggi biasanya 0,6 m, tegak, berbentuk selindris dan bercabang
bila semakin dekat dengan pangkal, hijau kecoklatan.
Daun : Memanjang dengan pangkal miring, tunggal, berhadapan, lanset,
pangkal dan ujung runcing, tepi bergerigi, permukaan atas dan
bawah berbulu, pertulangan menyirip, panjang 5-50 mm, tangkai
panjang 2-4 mm, lebar 0,7-1 mm, hijau keunguan, daun keluar dari
setiap buku, permukaan atas berbulu lebih banyak dari permukan
bawahnya.
Bunga : Bunganya tunggal kecil-kecil, berbentuk piala dengan panjang 1 mm
dan ditumbuhi bulu-bulu. Monocious, berbentuk setengah bulat,
keluar dari salah satu sumbu, dan setiap bukunya berbunga yang
berwarna merah muda, tumbuh di ketiak daun, kelopak bentuk
cawan, ungu kehijauan, mahkota panjang ± 1 mm, berambut, hijau
kemerahan.
Buah : Kotak, biasanya memiliki 3 kapsul lobus, hijau kemerahan.
Biji : Kecil, coklat.
Habitat : Ditempat yang tidak terlalu lembab, sepanjang pinggir jalan,
ditegalan kecil, tanah berpasir, tanah pertanian dan diantara
bebatuan.
Perbanyakan : Secara generatif dengan menggunakan biji.
Pengendalian : Secara kimiawi dengan menggunakan 1 Kg MSMA + 0,4 Kg 2,4 D
+ 2,3 Kg Sodium klorat dalam 182 L air. Penyemprotan dilakukan
tiap 5 minggu. Selain itu digunakan juga atrazine 2,4-3,2 kg/Ha,
ametryn 2,4-3,2 Kg/Ha, metribuzin 1-1,4 Kg/Ha dan cyanazine 1,5-2
Kg/Ha.
7. Cyperus cyperoides (L).- Lilisungan
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperaceae
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus cyperoides
Identifikasi :
Nama ilmiah : Cyperus cuperoides (L). O.K
Nama umum : Grasshoppers cypers
Nama lokal : Lilisungan (Sunda), Teki ijem (Jawa), rumput menderung
Akar : Pada rimpangnya yang sudah tua terdapat banyak tunas yang menjadi
umbi berwarna coklat atau hitam.
Batang: Ada yang tumpul berbentuk segitiga dan tajam..
Daun : Berisi 4 – 5 helai berjejal pada pangkal batang dengan pelepah daun
tertutup tanah
Bunga : Berisi 10 – 40. Sekam dengan punggung hijau dan sisi coklat, panjang
lebih kurang 3 mm
Buah : Kotak, biasanya memiliki 3 kapsul lobus, hijau kemerahan.
Biji : Kecil, coklat.
Habitat : Tanaman ini dipulau Jawa tumbuh liar ditempat terbuka atau juga
bisa tumbuh ditempat yang sedikit terlindung dari sinar matahari.
Perbanyakan : Biji yang menyebar melalui angin, air, mekanisme pecahnya biji,
hewan serta manusia
Pengendalian : Secara kimiawi dengan penyemprotan 2,5 Lb MSMA + 1 Lb 2,4-D
dalam 40 galon air yang disemprotkan seminggu sekali jika
diperlukan
8. Mimosa pudica L. – Putri Malu
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Dikotyledoneae
Ordo : Rosales
Familia : Mimosaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica L.
Identifikasi :
Nama Ilmiah : Mimosa pudica L.
Nama Umum : Giant sensitive plant
Nama Lokal : Putri Malu, si kejut, jukut riut, pis kucing.
Akar : Serabut.
Batang: Berbentuk silindris, berbulu banyak dan terdapat duri. Dapat mencapai
ketinggian sampai 1,5 m. Termasuk tanaman tahunan (perennial).
Daun : Sangat sensitif oleh sentuhan, merupakan daun majemuk (folium
compositium).
Bunga : Aktinomorphik, poligamus Majemuk, berupa polong yang lonjong,
bila sudah tua akan rontok dan biji akan keluar.
Habitat : Umumnya terdapat pada lahan yang tidak terpelihara.
Perbanyakan : Generatif dengan biji.
Pengendalian : Dengan penyemprotan 1,1 kg MSMA + 0,45 kg 2,4-D +
2,2 kg Sodium klorat + 0,61 Surfactant pada 182 liter air dengan
jangka waktu 5 minggu.
Recommended