View
188
Download
5
Category
Preview:
DESCRIPTION
laporan ttrial skenario
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Blok Tumbuh Kembang dan Geriatri adalah blok kesembilan belas
pada semester 6 dari Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan Tutorial Studi Kasus Skenario C
yang memaparkan kasus Syahbudin, usia 12 bulan, dibawa ke klinik karena
belum bisa duduk dan merangkak, bisa tengkurap pada usia 10 bulan, tapi
belum bisa berbalik sendiri. Sampai saat ini belum bisa makan nasi,
sehingga masih diberi bubur saring dan susu. Dia juga belum bisa makan
biskuit sendiri. Dia sudah mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan
papa, bila menginginkan sesuatu dia selalu menangis.
1.2 Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini, yaitu :
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari
system pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas
Muhammadiyah Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
1 Tutorial 1 FK UMP 2008
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Data Tutorial
Laporan Tutorial 1
Skenario C
Tutor : dr. Nur Riviati, SpPD
Moderator : Mely Rahmadanty
Sekretaris meja : Rizky Friska Hasanah
Sekretaris Papan : Winda Afriani
Waktu : Selasa, 12 Juli 2011
Kamis, 14 Juli 2011
Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam
2. Tidak boleh membawa makanan dan minuman
3. Angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat
4. Izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan
2.2 Skenario C
Syahbudin, laki-laki, 12 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk
dan sudah mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa, bila merangkak.
Syahbudin bisa tengkurap pada usia 10 bulan, tapi belum bisa berbalik sendiri.
Sampai saat ini belum bisa makan nasi, sehingga masih diberi bubur saring dan
susu. Syahbudin juga belum bisa makan biskuit sendiri. Bila menginginkan sesuatu
dia selalu menangis.
Syahbudin adalah anak pertama dari ibu usia 18 tahun. Lahir spontan
dengan bidan pada kehamilan 36 minggu. Selama hamil ibu tidak ada keluhan dan
periksa kehamilan ke bidan 3 kali. Segera setelah lahir tidak langsung menangis,
skor APGAR 1 menit 2, menit kelima 5. Berat badan waktu lahir 2000 gram.
Hingga saat ini tidak ada riwayat kejang.
2 Tutorial 1 FK UMP 2008
Pemeriksaan fisik:
Berat badan 7,2 kg, panjang badan 72 cm, lingkaran kepala 41 cm.
Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat
dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil namanya
dengan keras. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol.
Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa
detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih ditemukan. Kekuatan
kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan tungkai kaku dan susah untuk
ditekuk, refleks tendon meningkat. Pada waktu diangkat ke posisi vertikal
kedua tungkai saling menyilang. Tidak ada kelainan anatomi pada kedua
tungkai dan kaki.
Hasil tes bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB.
2.3 Seven Jam Step
2.3.1 Klarifikasi Istilah
1. Merangkak
Pergerakan perlahan dengan menggunakan dua telapak tangan dan lutut
2. Kejang
Perubahan paroksimal dari fungsi neurologik (misalnya perilaku,
sensorik, motorik, dan fungsi autonom sistem syaraf)
3. Tengkurap
Berbaring dengan posisi perut dibawah
4. Lahir Spontan
Pengeluaran hasil konsepsi melalui jalan lahir dengan tenaga ibu sendiri
3 Tutorial 1 FK UMP 2008
5. Skor APGAR
Skor yang digunakan untuk menilai bayi yang baru lahir dan membantu
mengidentifikasi bayi yang memerlukan resusitasi akibat asidosis
hipoksia
6. Dismorfik
Gambaran defek atau malformasi tubuh
7. Refleks Moro
Fleksi paha dan lutut bayi, jari-jari tangan menyebar kemudian
mengepal, kedua lengan mulanya bergerak keluar kemudian bersama-
sama seperti hendak memeluk
8. Refleks Menggenggam
Refleks yang terdiri dari gerakan menggenggam pada jari-jari tangan
atau kaki sebagai akibat suatu stimulasi normal pada bayi, tetapi pada
kehidupan lanjut menunjukkan lesi frontalis
9. Refleks Tendon Meningkat
Meningkatnya kontraksi involunter sebuah otot setelah peregangan
singkat yang dihasilkan oleh pengetukan pada tendonnya, meliputi
refleks biseps, refleks triseps, dan refleks kuadriseps
10. Bubur Saring
Nasi yang dihaluskan dan disaring yang diberikan pada bayi usia 6 bulan
11. Tes Bera
Alat untuk mengukur fungsi pendengaran
2.3.2 Identifikasi Masalah
1. Syahbudin, laki-laki, 12 bulan, dibawa ke klinik karena belum bisa duduk
dan merangkak.
4 Tutorial 1 FK UMP 2008
2. Syahbudin bisa tengkurap pada usia 10 bulan, tapi belum bisa berbalik
sendiri.
3. Sampai saat ini belum bisa makan nasi, masih diberi bubur saring dan susu,
serta belum bisa makan biskuit sendiri.
4. Sudah bisa mengoceh, tapi belum bisa memanggil mama dan papa, bila
menginginkan sesuatu dia selalu menangis.
5. Syahbudin anak pertama, usia ibu 18 tahun, lahir spontan dengan bidan
pada kehamilan 36 minggu, periksa kehamilan ke bidan 3 kali, segera
setelah lahir tidak langsung menangis, skor APGAR 1 menit 2, menit
kelima 5, berat badan lahir 2000 gram, tidak ada riwayat kejang.
6. Pemeriksaan Fisik
Berat badan 7,2 kg, panjang badan 72 cm, lingkaran kepala 41 cm.
Tidak ada gambaran dismorfik. Anak sadar, kontak mata baik, mau
melihat dan tersenyum kepada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil
namanya dengan keras. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol.
Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala
beberapa detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih
ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan
tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks tendon meningkat.
Pada waktu diangkat ke posisi vertical kedua tungkai saling
menyilang. Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan
kaki.
Hasil tes bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB.
2.3.3 Analisis Masalah
1. a. Bagaimana perkembangan normal bayi usia 12 bulan ?
b. Apa penyebab belum bisa duduk dan merangkak ?
c. Bagaimana cara menilai perkembangan bayi usia 12 bulan ?5 Tutorial 1 FK UMP 2008
d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa duduk dan
merangkak ?
2. a. Bagaimana perkembangan normal bayi usia 10 bulan ?
b. Bagaimana cara menilai perkembangan bayi usia 10 bulan ?
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme bisa tengkurap tapi belum bisa
berbalik sendiri ?
3. a. Apa saja nutrisi yang diberikan pada bayi usia 12 bulan ?
b. Apa penyebab belum bisa makan nasi dan makan biskuit sendiri ?
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa makan nasi dan
biskuit sendiri ?
4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa memanggil mama
papa dan menangis bila mengingkan sesuatu ?
5. a. Apa interpretasi dari riwayat kelahiran dan riwayat kehamilan ?
b. Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dengan keluhan Syahbudin ?
c. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran dengan keluhan Syahbudin ?
6. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme pemeriksaan fisis ?
1. BBL 7,2 kg, PB 72 cm, LK 41 cm.
2. Tidak ada gambaran dismorfik, anak sadar, kontak mata baik, mau
melihat dan tersenyum pada pemeriksa. Menoleh ketika dipanggil
namanya dengan keras. Terdapat gerakan yang tidak terkontrol.
3. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala
beberapa detik. Refleks Moro dan refleks menggenggam masih
ditemukan. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3, lengan dan
tungkai kaku dan susah untuk ditekuk, refleks tendon meningkat.
Pada waktu diangkat ke posisi vertical kedua tungkai menyilang.
Tidak ada kelainan anatomi pada kedua tungkai dan kaki.
4. Hasil Tes Bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB.
b. Bagaimana status gizi dan pertumbuhan Syahbudin ?
7. Bagaimana cara menegakkan diagnosis kasus ini ?
8. Kemungkinan apa yang terjadi pada kasus ini ?
9. Bagaimana diagnosis kerja pada kasus ini ?
10. Bagaimana patogenesis dari kasus ini ?
11. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?
6 Tutorial 1 FK UMP 2008
12. Apa yang terjadi apabila pengobatan ini tidak berhasil ?
13. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
14. Bagaimana preventif dan promotif pada kasus ini ?
15. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini ?
16. Bagaimana menurut pandangan islam pada kasus ini ?
2.3.4 Kerangka Konsep dan Hipotesis
7 Tutorial 1 FK UMP 2008
Hipotesis : 8 Tutorial 1 FK UMP 2008
Riwayat kehamilan
Ibu usia 18 thn
P1A0
Usia kehamilan 36 minggu, ANC 3x
Belum matang alat reproduksi
Resiko prematuritas
Gangguan pada saat persalinan (lahir spontan, tidak langsung menangis, BBL
2000 gr
Gangguan perkembangan motorik, bahasa dan auditorik
Cerebral palsy
Belum bisa duduk, merangkak dan memanggil papa mama
Hasil pemeriksaan fisik
Syahbudin, laki-laki, 12 bulan, mengalami keterlambatan motorik kasar dan bahasa
serta gangguan pendengaran yang disebabkan oleh Cerebral Palsy
2.3.5 Learning Issue
Pokok
Bahasan
What I Know What I Don’t Know
(Learning Issue)
What I Have to
Prove
How I Will
Learn
Motorik
Delayed
Syahbudin belum
bisa duduk dan
merangkak, belum
bisa makan nasi
dan biscuit sendiri,
belum bisa
memanggil mama
papa dan menangis
bila menginginkan
sesuatu. Usia ibu
18 tahun, lahir
spontan pada umur
kehamilan 36
minggu, lahir tidak
langsung menangis
1. Embriologi
2. Skor APGAR
3. Diagnosa kerja
4. Different Diagnosa
5. Tatalaksana
6. Komplikasi
7. Prognosis
8. Preventif&promotif
9. KDU
10. Pandangan Islam
Syahbudin, 12
bulam mengalami
keterlambatan
motorik dan
bahasa karena
Cerebral Plasy
Text Book,
Pakar Lain
(internet)
9 Tutorial 1 FK UMP 2008
2.3.6 Sintesis
1. a. Bagaimana perkembangan normal bayi usia 12 bulan ?
Jawab :
PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR
* Berdirinya semakin stabil dan sudah dapat tanpa berpegangan.
* Dapat berjalan beberapa langkah meski masih butuh penopang untuk
keseimbangan tubuhnya. Bantu bayi dengan memegangi kedua atau salah
satu tangannya.
* Dapat bergerak dari posisi duduk ke berdiri dengan cara berlutut; satu
kakinya ditarik dan diangkat sampai akhirnya dapat berdiri.
PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS
* Kegemarannya memasukkan dan mengeluarkan objek dari/ke dalam
wadah masih terus berlangsung.
* Mengambil objek yang kecil (sebesar buah kismis) masih dengan
menjimpit (dengan menggunakan jempol dan jari telunjuk).
* Dapat memegang krayon dan mengarahkannya pada kertas, namun belum
membuat suatu coretan.
PERKEMBANGAN SOSIAL-EMOSI
* Kesadaran akan lingkungan sekitar semakin bertambah. Hal ini
merupakan pertanda baik. Ia dapat mengenali orang baru yang
dijumpai. Begitu pula dengan permainan atau barang-barang di sekitarnya.
* Takut pada orang asing dan takut berpisah dari ibu juga masih ditemui di
usia ini.
10 Tutorial 1 FK UMP 2008
* Ada juga rasa takut lain, seperti takut ketika dicuci rambutnya, takut pada
suara keras, takut pada sesuatu yang tiba-tiba bergerak, dan lainnya. Namun
rasa takut ini biasanya akan hilang dalam beberapa bulan ke depan.
* Bayi menolak perhatian dari orang lain dengan cara rewel atau menangis
(terutama bila ada ibu di dekatnya).
* Jika memegang suatu objek ia akan mengulurkannya kepada orang yang
ada di dekatnya. Bukan untuk memberikan melainkan hanya
memperlihatkan pada orang tersebut.
PERKEMBANGAN KOGNITIF
* Memperlihatkan pemahaman akan kata yang familiar. Contoh,
"Ambil boneka beruangnya, Sayang!" Meski tidak langsung memberi
respons dengan mengambil, bayi akan memerhatikan objek yang dimaksud.
Hal ini menandakan ia mengerti "boneka beruang" yang dimaksudkan.
* Memerhatikan arah gerak suatu objek yang dilemparkannya dan
memerhatikandampak yang ditimbulkan dari objek yang dilempar tersebut.
Ini merupakan permainan yang menarik baginya.
* Sudah mengerti akan perkataan "tidak". Ia akan berhenti melakukan
sesuatu atau terdiam ketika mendengar kata "tidak".
* Memberi respons pada permintaan-permintaan sederhana. Umpamanya,
"Ayo ke sini, Sayang." Maka ia pun memberi respons dengan mendekat.
PERKEMBANGAN BAHASA
* Seperti di usia sebelumnya, ia dapat mengucapkan beberapa kata
sederhana seperti, "mama", "papa", "dada". Orangtua dapat
menstimulasi dengan sering mengajaknya bicara. Ia akan belajar menirukan
ucapan kata-kata sederhana.
11 Tutorial 1 FK UMP 2008
* Tampak berusaha berkomunikasi dengan memainkan intonasi suara dan
pola melodi sehingga terdengar seperti kalimat. Suara-suara itu diarahkan
pada orang yang berbicara padanya.
PERKEMBANGAN KEMANDIRIAN
* Gerakannya dalam mengunyah dan menggigit makanan semakin
baik.
* Pola tidurnya mulai teratur. Tidur malamnya sekitar 12-14 jam dan
bangun pada pagi hari. Namun, bayi masih mudah lelah, karena itu majukan
makan siangnya sekitar pukul 11.00 agar ia bisa tidur siang sekitar 1-4 jam.
* Mulai menolak makan. Perilaku ini umumnya berlanjut di usia berikutnya.
b. Apa penyebab belum bisa duduk dan merangkak ?
Jawab :
Keterlambatan motorik kasar
a. Kerusakan pada SSP, ec:
Cerebral palsy
Perdarahan otak
Trauma kepala yg berat
Kelainan sumsum tulang belakang (spina bifida)
Penyakit sst
Poliomielitis
Distrofia mskulorum
Penyakit otot
b. Kurangnya stimulasi
c. Gangguan struktural
d. Kelainan genetik ex: sindrom down
12 Tutorial 1 FK UMP 2008
c. Bagaimana cara menilai perkembangan bayi usia 12 bulan ?
Jawab :
Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
Formulir KPSP adalah alat/instrumen yang digunakan untuk mengetahui
perkembangan anak normal atau ada penyimpangan.
Cara menggunakan KPSP :
Bila anak berusia diantaranya maka KPSP yang digunakan adalah yang
lebih kecil dari usia anak.
Contoh : bayi umur umur 7 bulan maka yang digunakan adalah KPSP 6
bulan. Bila anak ini kemudian sudah berumur 9 bulan yang diberikan
adalah KPSP 9 bulan.
a. Tentukan umur anak dengan menjadikannya dalam bulan.
Bila umur anak lebih dari 16 hari dibulatkan menjadi 1 bulan
Contoh : bayi umur 3 bulan 16 hari dibulatkan menjadi 4 bulan bila
umur bayi 3 bulan 15 hari dibulatkan menjadi 3 bulan.
b. Setelah menentukan umur anak pilih KPSP yang sesuai dengan umur
anak.
KPSP terdiri dari 2 macam pertanyaan, yaitu :
o Pertanyaan yang dijawab oleh ibu/pengasuh anak.
Contoh : “dapatkah bayi makan kue sendiri?”
o Perintah kepada ibu/pengasuh anak atau petugas untuk
melaksanakan tugas yang tertulis pada KPSP.
Contoh : “pada posisi bayi anda terlentang, tariklah bayi pada
pergelangan tangannya secara perlahan-lahan ke posisi duduk”
13 Tutorial 1 FK UMP 2008
c. Baca dulu dengan baik pertanyaan-pertanyaan yang ada. Bila tidak
jelas atau ragu-ragu tanyakan lebih lanjut agar mengerti sebelum
melaksanakan.
Pertanyaan dijawab berurutan satu persatu.
Setiap pertanyaan hanya mempunyai satu jawaban Ya atau Tidak.
Teliti kembali semua pertanyaan dan jawaban.
Interpretasi Hasil KPSP
Hitung jawaban Ya (bila dijawab bisa atau sering atau kadang-
kadang)
Hitung jawabab Tidak (bila jawaban belum pernah atau tidak
pernah)
Bila jawaban YA = 9-10, perkembangan anak sesuai dengan
tahapan perkembangan (S)
Bila jawaban YA = 7 atau 8, perkembangan anak meragukan (M)
Bila jawaban YA = 6 atau kurang, kemungkinan ada
penyimpangan (P).
Rincilah jawaban Tidak pada nomer berapa saja.
Untuk Anak dengan Perkembangan SESUAI (S)
Orangtua/pengasuh anak sudah mengasuh anak dengan baik.
Pola asuh anak selanjutnya terus lakukan sesuai dengan bagan
stimulasi sesuaikan dengan umur dan kesiapan anak.
Keterlibatan orangtua sangat baik dalam tiap kesempatan stimulasi.
Tidak usah mengambil momen khusus. Laksanakan stimulasi
sebagai kegiatan sehari-hari yang terarah.
Ikutkan anak setiap ada kegiatan Posyandu.
Untuk Anak dengan Perkembangan MERAGUKAN (M)14 Tutorial 1 FK UMP 2008
Konsultasikan nomer jawaban tidak, mintalah jenis stimulasi apa
yang diberikan lebih sering .
Lakukan stimulasi intensif selama 2 minggu untuk mengejar
ketertinggalan anak.
Bila anak sakit lakukan pemeriksaan kesehatan pada dokter/dokter
anak. Tanyakan adakah penyakit pada anak tersebut yang
menghambat perkembangannya. Lakukan KPSP ulang setelah 2
minggu menggunakan daftar KPSP yang sama pada saat anak
pertama dinilai.
Bila usia anak sudah berpindah golongan dan KPSP yang pertama
sudah bisa semua dilakukan. Lakukan lagi untuk KPSP yang sesuai
umur anak.
Misalnya umur anak sekarang adalah 8 bulan 2 minggu, dan ia hanya
bisa 7-8 YA. Lakukan stimulasi selama 2 minggu. Pada saat menilai
KPSP kembali gunakan dulu KPSP 6 bulan. Bila semua bisa, karena anak
sudah berusia 9 bulan, bisa dilaksanakan KPSP 9 bulan.
Lakukan skrining rutin, pastikan anak tidak mengalami
ketertinggalan lagi.
Bila setelah 2 minggu intensif stimulasi, jawaban masih (M) = 7-8
jawaban YA. Konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau ke
rumah sakit dengan fasilitas klinik tumbuh kembang.
15 Tutorial 1 FK UMP 2008
d. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa duduk dan
merangkak ?
Jawab :
Syahbudin 12 bulan belum bisa duduk dan merangkak
Normalnya usia 6-9 bulan sudah bisa duduk dan merangkak, sedangkan
usia 12 bulan sudah dapat berjalan.
Interpretasi: keterlambatan perkembangan motorik kasar
Mekanisme:
Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru
belum sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ <<
hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area
precentralis gerakan pinggul dan motorik kasar belum bisa duduk
dan merangkak
2. a. Bagaimana perkembangan normal bayi usia 10 bulan ?
Jawab :
16 Tutorial 1 FK UMP 2008
- Mengangkat badannya ke posisi berdiri
- Belajar berdiri selama 30 detik atau berpegangan di kursi
- Dapat berjalan dengan dituntun
- Mengulurkan lengan/ badan untuk meraih mainan yang diinginkan
- Menggenggam erat pensil
- Memasukkan benda ke mulut
- Mengulang meniru bunyi yang didengar
- Menyebut 2-3 suku kata yang sama tanpa arti
- Mengeksplorasi sekitar, ingin tahu, ingin menyentuh apa saja
- Bereaksi terhadap suara perlahan atau bisikan
- Senang diajak bermain “CILUK BA”
- Mengenal anggota keluarga, takut pada orang yang belum dikenal.
b. Bagaimana cara menilai perkembangan bayi usia 10 bulan ?
Jawab :
KPSP 9 bulan
1. Pada posisi bayi telentang, pegang kedua tangannya lalu tarik perlahan-lahan ke posisi clucluk. Dapatkah bayi mempertahankan lehernya secara kaku seperti gambar di sebelah kiri ? Jawab TIDAK bila kepala bayi jatuh kembali seperti gambar sebelah kanan.
2. Pernahkah anda melihat bayi memindahkan mainan atau kue kering dari satu tangan ke tangan yang lain? Benda?benda panjang seperti sendok atau kerincingan bertangkai tidak ikut dinilai.
3. Tarik perhatian bayi dengan memperlihatkan selendang, sapu tangan atau serbet, kemudian jatuhkan ke lantai. Apakah bayi mencoba mencarinya? Misalnya mencari di bawah meja atau di belakang kursi?
4. Apakah bayi dapat memungut dua benda seperti mainan/kue kering, dan masing-masing tangan memegang satu benda pada saat yang sama? Jawab TIDAK bila bayi tidak pernah melakukan perbuatan ini.
5. Jika anda mengangkat bayi melalui ketiaknya ke posisi berdiri, dapatkah ia menyangga sebagian berat badan dengan kedua kakinya? Jawab YA bila ia
17 Tutorial 1 FK UMP 2008
mencoba berdiri dan sebagian berat badan tertumpu pada kedua kakinya.
6. Dapatkah bayi memungut dengan tangannya benda-benda kecil seperti kismis, kacang?kacangan, potongan biskuit, dengan gerakan miring atau menggerapai seperti gambar ?
7. Tanpa disangga oleh bantal, kursi atau dinding, dapatkah bayi duduk sendiri selama 60 detik?
8. Apakah bayi dapat makan kue kering sendiri?
9. Pada waktu bayi bermain sendiri dan anda diam-diam datang berdiri di belakangnya, apakah ia menengok ke belakang seperti mendengar kedatangan anda? Suara keras tidak ikut dihitung. Jawab YA hanya jika anda melihat reaksinya terhadap suara yang perlahan atau bisikan.
10. Letakkan suatu mainan yang dinginkannya di luar jangkauan bayi, apakah ia mencoba mendapatkannya dengan mengulurkan lengan atau badannya?
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme bisa tengkurap tapi belum
bisa berbalik sendiri ?
Jawab :
Usia 10 bulan bisa tengkurap tapi belum bisa berbalik sendiri.
Normalnya usia 3-6 bulan anak sudah dapat berbalik dari telengkup
ketelentang.
Usia 9-12 bulan anak sudah belajar berdiri selama 30 detik dan
berpegangan di kursi.
Interpretasi: gangguan pada perkembangan motorik kasar.
Mekanisme:
Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru belum
sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ << 18 Tutorial 1 FK UMP 2008
hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area
precentralis gerakan pinggul dan motorik kasar belum bisa berbalik
sendiri
3. a. Apa saja nutrisi yang diberikan pada bayi usia 12 bulan ?
Jawab :
Makanan bayi dan anak harus memenuhi persyaratan yaitu: kebutuhan
zat-zat makanan terpenuhi secara adekuat, yaitu tidak
berlebihan/kekurangan; mudah diterima dan dicerna, jenis makanan dan
cara pemberian sesuai dengan pemberian kebiasaan makan yang sehat;
terjamin kebersihannya dan bebas dari bibit penyakit; susunan menu
seimbang (berasal dari 10-15% dari protein, 25-35% dari lemak, dan 50-
65% dari karbohidrat). Bayi memerlukan air per kilogram berat badan
lebih banyak dibanding anak yang lebih besar/orang dewasa. Kebutuhan
kalsium dapat terpenuhi dari ASI dan makanan tambahan. Asupan besi
yang dianjurkan adalah 6 mg/hari pada 6 bulan pertama dan 10 mg/hari
sampai usia 3 tahun.
Pada umur 4-6 bulan pertama sebaiknya bayi hanya mendapat ASI
Eksklusif. Hal ini erat hubungannya dengan umur 4-6 bulan, bayi sudah
mampu melakukan koordinasi mengisap, menelan, bernafas dan bayi siap
mengisap makanan yang cair saja. Disamping itu ASI masih mencukupi
kebutuhan bayi sampai 4-6 bulan pertama kehidupan. Bayi juga dapat
diberi buah-buahan lunak atau air buah untuk memperkenalkan makanan
selain ASI juga sebagai sumber vitamin mineral dan sedikit kalori.
Pada usia 6-12 bulan bayi dapat diberikan makanan lembek/nasi
tim/multi mixes. Makanan lembek adalah makanan bayi yang terdiri
campuran 4 komponen dasar yaitu: makanan pokok: padi-padian/umbi-
umbian/akar-akaran; makanan sumber protein: protein hewani (susu,
telor, ikan, daging, hati, keju) dan protein nabati (kacang-kacangan, tahu,
tempe); makanan sumber vitamin dan mineral: buah-buahan, syur-
sayuran; makanan sumber energi: lemak, minyak, mentega, santan, gula.
19 Tutorial 1 FK UMP 2008
Pada bayi usia 6 bulan kita berikan makanan lembek berupa nasi tim
yang disaring. Kemudian setelah 9 bulan diberikan nasi tim kasar/tanpa
disaring. Pada saat ini bayi sudah bisa menutup mulutnya dengan rapat
dan menggerakkan lidah ke muka belakang. Apabila makanan disuapkan
ke dalam mulutnya, maka lidah bayi dapat memindahkan makanan
tersebut ke arah belakang dan menelannya. Dengan bertambah
matangnya kemampuan oromotor bayi mulai belajar mengunyah dengan
menggerakkan rahang ke atas dan ke bawah. Demikian pula dengan
kemampuan motorik halus dimana pada awalnya bayi memegang dengan
kelima jari tangannya dan sudah dapat menjimpit, maka untuk
mengembangkan kemampuan tersebut, bayi dapat diberikan makanan
yang dapat dipegang sendiri atau makanan kecil yang dapat dijimpit
seperti biskuit.
b. Apa penyebab belum bisa makan nasi dan makan biskuit sendiri ?
Jawab :
Hilang nafsu makan
Gangguan proses makan di mulut
o Gerakan motorik kasar di sekitar mulut susunan saraf pusat :
Penderita alergi
Gangguan neurologis
Penderita autism, ADHD, ADD
Gangguan perilaku lainnya.
o Kelainan kongenital :
Kelainan mulut, tenggorok, dan esophagus serta hidung:
sumbing, lidah besar, tenggorok terbelah, fistula
trakeoesofagus, atresia esofagus, Laringomalasia,
trakeomalasia, kista laring, tumor, tidak ada lubang hidung
Serebral palsi
Kelainan paru, Jantung, Ginjal dan organ lainnya sejak lahir
atau sejak dalam kandungan.
o Gangguan fungsi otak :
Serebral palsi 20 Tutorial 1 FK UMP 2008
Infeksi
Miastenia gravis
Poliomyelitis
Pengaruh psikologis.
c. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa makan nasi dan
makan biskuit sendiri ?
Jawab :
Usia 12 bulan belum bisa makan nasi
Normalnya :
• Usia 6-9 bulan: disajikan sebagai bubur saring.
• Usia 9-12 bulan: dalam bentuk bubur biasa.
• Usia 1 tahun ke atas: bisa disajikan dalam bentuk nasi lembek.
Interpretasi : Usia 12 bulan belum bisa makan nasi menandakan
adanya gangguan dalam feeding problem yang menandakan adanya
gangguan pada oro motor
Belum bisa memasukan biskuit ke mulutnya
Normalnya, bayi usia 9-12 bulan sudah bisa memegang dan
memasukan biskuit ke mulutnya
Interpretasi: Usia 12 bulan belum bisa makan biskuit sendiri
menandakan adanya gangguan dalam motorik halus dan oro motor .
Mekanisme:
Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru belum
sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ <<
hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area
precentralis area motorik primer B.4 motorik halus otot atas
bag.wajah lidah, mandibula, laring disfungsi oromotor kesulitan
makan (gangguan menelan) tidak bisa makan nasi dan biskuit
f. Bagaimana interpretasi dan cara penilaian APGAR skor ?
Jawab :
Evaluasi nilai APGAR
KU bayi dimulai 1 menit stlh lahir dgn menggunakan nilai APGAR.
21 Tutorial 1 FK UMP 2008
Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui apakah bayi menderita
asfiksia atau tidak.
Penilaian bayi dilakukan berdasakan :
1. Usaha bernafas
2. Frekuensi denyut jantung
3. Warna kulit
4. Tonus otot
5. Reaksi Penghisapan
Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar pada tahun 1950. Penilaian skor
APGAR dilakukan pada:
Menit ke-1 setelah kelahiran, yaitu untuk menilai kemampuan
adaptasi bayi terhadap perubahan lingkungan dari intrauterine ke
ekstrauterine atau untuk menilai keadaan fisiologis bayi baru lahir.
Menit ke-5, untuk menilai keberhasilan tindakan resusitasi yang
dilakukan serta sebagai penentu prognosis.
Menit ke-10. Penilaian menit ke-10 memberikan indikasi morbiditas
pada masa mendatang, nilai yg rendah berhubungan dg kondisi
neurologis. Penilaian dapat dilakukan lebih sering jika ada nilai yg
rendah & perlu tindakan resusitasi.
Skor APGAR
Kriteria 0 1 2
Appearance
(warna kulit)
Biru - abu-abu
atau pucat di
seluruh tubuh
Badan merah,
kaki dan tangan
biru
Seluruh tubuh dan
anggota gerak
merah
Pulse
(denyut jantung)
Tidak ada < 100x/min > 100x/min
Grimace Tidak ada respon Meringis Bersin atau batuk,
menjauh saat
22 Tutorial 1 FK UMP 2008
(refleks iritabilitas) saluran napas
distimulasi
Activity
(tonus otot)
Lumpuh Fleksi tungkai
atas dan bawah
Gerakan aktif
Respiration Effort
(pernapasan)
Tidak bernapas Menangis lemah;
terdengar seperti
merengek atau
mendengkur;
Lambat, ireguler
Baik, menangis
kuat
Interpretasi skor APGAR :
7 - 10 Bayi dalam kondisi baik (bugar)
< 6 Asfiksia sedang
0 – 3 Asfiksia berat
Skor APGAR pada Kasus :
Skor APGAR 1 menit pertama 2 = Asfiksia berat
Skor APGAR 5 menit pertama 5 = Asfiksia ringan
4. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme belum bisa memanggil
mama papa dan menangis bila menginginkan sesuatu ?
Jawab :
Syahbudin 12 bulan belum bisa memanggil mama dan papa serta
menangis bila menginginkan sesuatu, normalnya pada usia 12 bulan
sudah bisa menyebut mama papa dan dapat meniru 2-3 kata yang kita
ucapkan
Interpretasi : adanya gangguan bahasa
Mekanisme:
Faktor kehamilan ibu bayi premature dan bblr maturasi paru
belum sempurna asfiksia neonatorum suplai oksigen ke organ <<
hilangnya autoregulasi otak kerusakan jaringan otak area
23 Tutorial 1 FK UMP 2008
broca broadmann 44, 45 dan area auditorik primer broadmann 41, 42
terlambat perkembangan bahasa dan gangguan pendengaran
belum bisa bicara
5. a. Apa interpretasi dan mekanisme dari riwayat kehamilan dan
kelahiran ?
Jawab :
Usia ibu 18 tahun
Pada usia 18 tahun organ reproduksi wanita belum matang sehingga
merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya prematuritas dan
juga mempunyai resiko tinggi birth injury karena jalan lahir yang
masih sempit.
Lahir spontan 36 minggu
Normalnya kelahiran 37- 42 minggu
Interpretasi : kelahiran < 37 minggu merupakan kelahiran preterm,
faktor risiko terjadinya cerebral palsy. Pada bayi preterm
mempunyai pernafasan yang abnormal yang bisa mengarah ke
apneu. Apneu ini bisa menyebabkan asfiksia yang bisa berujung ke
palsi serebralis.
BB lahir 2000gr
merupakan berat badan lahir rendah, namun menurut kurva Lubchenco
berat badan ini masih sesuai dengan masa kehamilan (SMK/AGA).
Namun, BBL ini kurang dari 2500 gr yang merupakan faktor risiko
terjadinya Cerebral Palsy’s
ANC 3x dan tidak ada keluhan
mengindikasikan bahwa tidak ada penyulit kehamilan yang terjadi pada
ibu selama mengandung, atau kalaupun ada, penyulit tersebut dapat
dikontrol dengan baik sehingga tidak menimbulkan gangguan pada janin
yang dikandung.
24 Tutorial 1 FK UMP 2008
Setelah lahir tidak menangis, APGAR score 1menit:2, menit kelima 5
APGAR SCORE
a. Cara penilaian APGAR score
Sign Score
0 1 2
Heart rate Absent <100/ menit ≥100/ menit
Respiration - Lambat, tidak teratur Baik, menangis
Muscle tone Lemah Beberapa gerakan fleksi Bergerak aktif
Reflex irritability Tidak ada
respon
Meringis Batuk, bersin,
menangis
Colour Cyanosis atau
pucat
Merah muda, ekstremitas
biru
Seluruhnya merah
muda
b. Interpretasi
1. Vigorous baby: skor APGAR 7-10 bayi dianggap sehat dan
tidak memerlukan tindakan istimewa.
2. Asphyxia mild-moderate (sedang). Skor APGAR 4-6, pada
pemeriksaan fisik akan terlihat tonus otot kurang baik atau baik,
sianosis, reflex iritabilitas tak ada.
3. a) Asphyxia berat. Skor APGAR 0-3, pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus otot
buruk, sianosis berat dan kadang-kadang pucat, reflex iritabilitas
tak ada.
b) Asphyxia berat dengan henti jantung. Keadaan bunyi jantung
fetus menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir
lengkap, bunyi jantung menghilang postpartum. Pemeriksaan
fisik lainnay sesuai dengan penderita asphyxia berat.
• Asphyxia yang ditemukan pada bayi dapat menyebabkan
rendahnya suplai oksigen pada otak bayi pada periode lama,
sehingga anak tersebut akan mengalami kerusakan otak.
Angka mortalitas meningkatkan kondisi asphyxia berat,
tetapi beberapa bayi yang bertahan hidup dapat menjadi
cerebral palsy. 25 Tutorial 1 FK UMP 2008
• Skor APGAR menit pertama menunjukkan asphyxia berat.
• Skor APGAR menit kelima menunjukkan bahwa Kamaru
masih menderita asfiksia sedang.
Tidak langsung menangis ketika lahir dan skor APGAR menit pertama 2,
menit kelima 5 menandakan adanya asfiksia berat pada awal
kehidupan, yang tentunya sangat berpengaruh pada pertumbuhan organ-
organ tubuh , terutama pertumbuhan otaknya.
b. Bagaimana hubungan riwayat kehamilan dengan keluhan sekarang ?
Jawab :
Riwayat kehamilan dan kelahiran Syahbudin juga dapat memberikan
pengaruh terhadap perkembangannya. Riwayat obstetri dan kelahiran
Syahbudin merupakan faktor risiko terjadinya keluhan yang dialami
Syhabudin.Riwayat kehamilan merupakan faktor risiko terjadinya RDS
yang dtandai dengan tidak langsung menangis pada saat lahir.
1. Anak pertama
Primipara memiliki risiko partus lama yang dapat meningkatkan risiko
trauma kepala saat persalinan dan menyebabkan hipoksia pada bayi.
2. Ibu berusia 18 tahun
Usia 18 tahun termasuk usia ekstrim muda. Pada ibu berusia muda
dapat diperkirakan kurangnya pengetahuan sang ibu mengenai
kehamilan dan pertumbuhan dan perkembangan anak.
3. Lahir pada usia kehamilan 36 minggu (preterm)
Bayi Kurang Bulan (BKB) atau bayi premature memiliki organ-organ
pernafasan yang belum sempurna. Hal ini memungkinkan terjadinya
skor APGAR yang rendah. Kelahiran preterm juga merupakan faktor
risiko dari cerebral palsy.
c. Bagaimana hubungan riwayat kelahiran dengan keluhan sekarang ?
Jawab :
1. Lahir spontan
2. Tidak langsung menangis saat lahir
26 Tutorial 1 FK UMP 2008
3. Skor APGAR menit pertama 2 dan menit kelima 5
Tidak langsung menangis saat lahir dan skor APGAR yang rendah
pada menit pertama hingga kelima memperlihatkan adanya asfiksia
pada awal kehidupan, yang tentunya sangat berpengaruh pada
pertumbuhan organ-organ tubuh Syahbudin, terutama pertumbuhan
otaknya.
4. BBL 2000 gram
Lahir dengan BBL di bawah 2500 gram merupakan berat badan lahir
rendah (BBLR). Walaupun menurut kurva Lubchenco berat badan
Syahbudin yang rendah masih sesuai dengan usia kehamilannya yang
preterm, BBL kurang dari 2500 gram merupakan faktor risiko
terjadinya Cerebral Palsy.
6. a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme dari pemeriksaan fisik ?
Jawab :
No Deskripsi Kasus Normal Interpretasi
1 Berat badan (kg) 7,2 8,6-12,4 Rendah
2 Panjang badan (cm) 72 70-80,5 Rendah
3 Lingkar kepala (cm) 41 44,2-48,5 Mikrosefali
4 gambaran dismorfik - - Normal
5 Keadaan bayi Anak sadar, kontak
mata baik, mau melihat
dan tersenyum pada
pemeriksa, menoleh
ketika dipanggil
Normal
6 Gerakan yang tidak
terkontrol
+
7 Posisi tengkurap Dapat mengangkat dan
menahan kepala
beberapa detik
Sudah dapat
menstabilkan
kepala, berjalan
Keterlambatan
perkembangan
motorik
8 Refleks moro + Hingga usia 4-5
bulan
Menandakan
adanya defek
27 Tutorial 1 FK UMP 2008
neurologis
9 Refleks
menggenggam
+ Hingga usia 5-6
bulan
Menandakan
adanya defek
neurologis
(cerebral
palsy)
10 Kekuatan lengan dan
tungkai
3 5 Cukup kuat
untuk
mengatasi
gravitasi
11 Lengan dan tungkai
kaku dan susah
ditekuk
+ - Menandakan
adanya defek
neurologis
(cerebral
palsy)
12 Refleks tendon Meningkat Adanya lesi
pada UMN
13 Waktu diangkat ke
posisi vertikal
Kedua tungkai saling
menyilang
Defek
neurologis
(CP)
14 Kelainan anatomi
pada kedua tungkai
dan kaki
- - Normal
a. Berat Badan
BB 7,2 kg
Berada di bawah percentile 3
BB seharusnya untuk anak laki-laki usia 12 bulan adalah 9,2 kg
Berdasarkan berat badan menurut umur
BB skrg x 100 % = 7,2 x 100 % = 78 % (malnutrisi sedang)
BB normal 9,2
b. Panjang badan 72 cm
28 Tutorial 1 FK UMP 2008
Berada pada percentile 10
PB seharusnya anak laki-laki usia 12 bulan adalah 76 cm
c. Lingkaran Kepala
Lingkaran kepala 41 cm
Berada dibawah – 2 SD (mikrosefali)
d. Tidak ada gambaran dimorfik menyingkirkan adanya sindrom down
pada syahbudin karena salah satu penyebab gangguan tumbuh kembang
pada bayi adalah sindrom down.
e. Anak sadar, kontak mata baik, mau melihat dan tersenyum kepada
pemeriksa menyingkirkan adanya autis, gangguan penglihatan,
gangguan perkembangan sosialisasi dan kemandirian, gangguan
pendengaran.
f. Menoleh ketika dipanggil namanya tidak ada autis
g. ada gerakan yang tidak terkontrol adanya dyskinetic CP
h. Pada posisi tengkurap dapat mengangkat dan menahan kepala beberapa
detik normalnya bayi mulai bisa mengangkat kepala dan menahannya
(merupakan gerakan motorik kasar bayi pada usia 3 bulan) beberapa
detik pada usia 3 bulan, dan hal ini menyingkirkan adanya muscular
dystrophy (lumpuh otot generalisata)
i. Refleks moro dan refleks menggenggam masih ditemukan menandakan
bahwa refleks primitif belum hilang, yang normalnya refleks primitif
akan hilang pada usia 6 bulan. Hal ini menanandakan bahwa syahbudin
mengalami motor delayed yang disebabkan oleh CP.
Refleks Moro
- Refleks ini ada pada bayi mulai sejak lahir dan menghilang pada
umur 6 bulan.
- Refleks akan menetap pada bayi yang mengalami serebral palsy.
Cara pemeriksaan:
- Bayi dibaringkan telentang, kemudian diposisikan setengah duduk
dan disanggah dengan kedua telapak tangan pemeriksa, secara tiba-tiba
tapi hati-hati kepala dijatuhkan 300-450 .
- Tes positif : apabila keempat ektrimitas mengalami abduksi-ekstensi
dan pengembangan jari kecuali falangs distal jari telunjuk dan ibu jari 29 Tutorial 1 FK UMP 2008
dalam keadaan fleksi. Gerakan itu segera diikuti adduksi-fleksi keempat
ekstrimitas.
Refleks menggenggam
- Refleks ini ada pada bayi mulai sejak lahir dan menghilang pada
umur 6 bulan.
- Refleks akan menetap pada bayi yang mengalami serebral palsy.
Cara pemeriksaan: Bayi dibaringkan pada posisi supinasi, kepala
menghadap kedepan dan tangan dalam keadaan setengah fleksi, dengan
memakai jari telunjuk pemeriksa menyentuh bagian luar telapak tangan
bayi menuju ketengah telapak tangan secara cepat dan hati-hati.
- Tes Positif apabila: seluruh jari fleksi ( memegang tangan
pemeriksa)
j. Kekuatan kedua lengan dan tungkai 3 normalnya 5; syahbudin
mengalami quadriplegi yang disebabkan oleh CP.
Kekuatan otot :
0 = tidak terdeteksi adanya gerakan
1 = pergerakan lemah dan singkat atau tidak ada gerakan.
2 = pergerakan sendi mungkin bila eliminasi gravitasi
3 = bisa kontraksi otot melawan gravitasi tapi tanpa resistansi
k. Lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk adanya rigiditas
pada syahbudin yang merupakan tanda dari CP tipe spastic
l. Refleks tendon meningkat menandakan refleks primitifnya masih ada
m. Pada waktu diangkat ke posisi vertikal kedua tungkai saling menyilang
adanya rigiditas pada syahbudin yang merupakan tanda dari CP tipe
spastic
n. Tidak ada kelainan anatomi pada tungkai dan kaki menyingkirkan
adanya gangguan otot dan tulang
o. Hasil Tes Bera: respon suara telinga kanan dan kiri 30 dB.
Hasil tes BERA (Brainstem evoke response audiometry ): respon suara
telinga kanan & kiri 30 dB ada gangguan pendengaran. Merupakan
tanda adanya dyskinetic CP, athetoid CP yang merupakan tipe-tipe dari
cerebral palsy menurut Illingworth
30 Tutorial 1 FK UMP 2008
Derajat ketulian menurut ISO:
0-25 dB Normal
26-40 dB Tuli ringan pada kasus (30 dB)
41-60 dB Tuli sedang
61-90 dB Tuli berat
90 dB Tuli sangat berat
b. Bagaimana status gizi dan pertumbuhan Syahbudin ?
Jawab :
BB 7,2 kg
Berada di bawah percentile 3
BB seharusnya untuk anak laki-laki usia 12 bulan adalah 9,2 kg
Berdasarkan berat badan menurut umur
BB skrg x 100 % = 7,2 x 100 % = 78 % (malnutrisi sedang)
BB normal 9,2
Lingkar kepala 41 cm, normalnya 45-47 cm mikrosefali
pertumbuhan otak terhambat
Syahbudin termasuk mengalami KEP sedang karena berat badan idealnya
78% terhadap tinggi badan (WHO-CDC)
7. Bagaimana cara menegakkan diagnosa kasus ini ?
Jawab :
1. Anamnesis
a. Riwayat selama kehamilan
1) Kehamilan letak sungsang
2) Kehamilan kembar
3) Riwayat infeksi pada ibu
4) Riwayat penyakit pada ibu (seperti hipertensi, DM)
b. Riwayat selama melahirkan
Apakah ada trauma saat lahir
31 Tutorial 1 FK UMP 2008
c. Riwayat setelah melahirkan
1) Apakah bayi lahir premature
2) Berapa berat bayi saat lahir
3) Apakah bayi mengalami asfiksia
4) Apakah bayi mengalami kejang
5) Apakah bayi mengalami hiperbilirubinemia
d. Riwayat keluarga dengan kondisi serupa
e. Riwayat obat-obatan
f. Riwayat pembedahan
g. Riwayat trauma
h.Bagaimana perkembangan anak sebelum mengalami keluhan
i. Sampai usia berapa ia terlihat normal
j. Apakah ada riwayat kejang? Bila ada, berapa kali?
2. Pemeriksaan fisik tambahan
Pemeriksaan taraf perkembangan sesuai umur kronologis (pra skrining
dan skrining), terutama pada bayi berisiko tinggi CP dilakukan tiap
bulan.
3. Pemeriksaan neurologis
a. Tertundanya perkembangan kemampuan motorik.
b. Refleks infantil (misalnya menghisap dan terkejut) tetap ada meskipun
seharusnya sudah menghilang.
c. Tremor otot atau kekakuan tampak dengan jelas, dan anak cenderung
melipat lengannya ke arah samping, tungkainya bergerak seperti
gunting atau gerakan abnormal lainnya.
4. Pemeriksaan penunjang
- Pemeriksaan mata dan pendengaran segera dilakukan setelah diagnosis
CP ditegakkan.
- Pungsi lumbal harus dilakukan untuk menyingkirkan suatu proses
- Foto kepala (X-ray) dan CTScan.
- MRI untuk melihat infark yang terjadi di otak32 Tutorial 1 FK UMP 2008
- Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat
pendidikan yang diperlukan.
- Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain retardasi
mental.
5. Pungsi lumbal untuk menyingkirkan penyebab suatu proses degenerative
dan meningitis (pada CP : CSS normal)
6. MRI kepala menunjukkan adanya kelainan struktur maupun kelainan
bawaan
7. CT scan untuk identifikasi adanya perdarahan, kelainan struktur, maupun
kelainan bawaan
8. EEG berguna untuk mengevaluasi severe hypoxic-ischemic injury. EEG
merupakan alat penting pada diagnosis seizure disorder. Jika CP tidak
disertai kejang (epilepsy atau epileptic syndrome), EEG tidak
diindikasikan.
8. Kemungkinan apa yang terjadi pada kasus ini ?
Jawab :
CP tipe spastic
Sindrom down
CP tipe diskinetic
CP tipe ataxic
DMD(duscent muscle distropy
Jenis kelamin Laki-laki 58,3%> perempuan
Laki-laki/wanita
Laki-laki 58,3%>perempuan
Laki-laki 53,8%>perempuan
Motorik kasar (duduk dan merangkak)
Terlembat dan statis
Terlambat/normal
Terlambat dan statis
Terlambatdan statis
Normal/sedikit terlambat padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif
Motorik kasar (duduk dan merangkak)
Terlembat dan statis
Terlambat/normal
Terlambat dan statis
Terlambatdan statis
Normal/sedikit terlambat padaawal umur, selanjutnya mengalami
33 Tutorial 1 FK UMP 2008
kemunduran progresif
Usia kehamilan
75% aterm/preterm
Aterm 75% aterm/preterm
75% aterm/preterm
aterm
Motorik kasar (duduk dan merangkak)
Terlembat dan statis
Terlambat/normal
Terlambat dan statis
Terlambatdan statis
Normal/sedikit terlambat padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif
APGAR Asfiksia berat
-/+ Asfiksia berat
Asfiksia berat
-/+
Motorik halus(belum bisa makan nasi)
terlambat Normal/+ klo ada kelainan kongengital lain
Terlambat terlambat Normal/sedikit terlambat padaawal umur, selanjutnya mengalami kemunduran progresif
Bicara bahasa Resiko bertambah pada quadriplegi
terganggu Bisaa terjadi karena otot orofaring terkena
normal Terganggu
pertumbuhan Terganggu karna gangguan otot pencernaan (otot orofaring),susah menelan
-/+ Terganggu karena gangguan otot pencernaan(otot orofaring)
normal -/+
Gambaran dismorfik
- + - - -
Gerakan yang tidak terkontrol(choreoathetosis
_ -/+ + _ _
34 Tutorial 1 FK UMP 2008
Refleks primitif(moro, menggenggam, tendon meningkat)
+ -/+ + + -/+
Kekuatan kedua lengan dan tungkai
menurun Normal/menurun
Menurun menurun Menurun
Lengan dan tungkai kaku dan susah untuk ditekuk
+ rigiditas+ rigiditas
-/+-/+
__
__
-/+-/+
Kedua tungkai saling menyilang pada posisi vertical
rigiditas _ _ _ _
9. Bagaimana diagnosis kerja pada kasus ini ?
Jawab :
a. Cerebral palsy
Epidemiologi
Insidensinya kurang lebih 5,5 tiap 1000 kelahiran hidup dan tersebar
merata pada kedua jenis kelamin, segala ras dan berbagai negara
(Garrison, 1995). Di Inggris 1,7 per 1000 menurut Ashner & Schonell,
1950 dikutip oleh (Pearson, 1972), 1,9 per 1000 menurut Woods, 1956 &
35 Tutorial 1 FK UMP 2008
Ingram, 1964 dikutip oleh (Pearson, 1972). Di Indonesia sendiri angka
kejadian cerebral palsy belum dapat dikaji secara pasti.
Klasifikasi
1. Tipe spastik (50% dari semua kasus cerebral palsy), dengan ciri-ciri
otot-otot menjadi kaku, kekakuan yang terjadi dapat berupa :
quadriplegi (kedua lengan dan kedua tungkai), diplegi (kedua
tungkai), hemiplegi (lengan dan tungkai pada salah satu sisi tubuh)
2. Tipe diskinetik (koreoathethoid, 20% dari semua kasus cerebral
palsy), dengan ciri-ciri otot-otot lengan dan badan secara spontan
bergerak perlahan, menggeliat dan tak terkendali tetapi bisa juga
timbul gerakan kasar dan mengejang
3. Tipe ataksik (10 % dari semua kasus cerebral palsy), terdiri dari
tremor, langkah goyah dengan kedua lengan terpisah jauh, gangguan
koordinasi dan gerakan abnormal
4. Tipe campuran (20% dari semua kasus cerebral palsy). Resiko terkena
cerebral palsy meningkat tajam seiring dengan berat badan lahir
rendah, dilaporkan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah
kurang dari 1000 gram mempunyai resiko tinggi 40 kali lipat
dibandingkan dengan bayi dengan berat badan lahir normal
Etiologi
Penyebab cerebral palsy dapat dibagi dalam tiga periode, yaitu:
1) Pranatal :
a) Malformasi kongenital.
b) Infeksi dalam kandungan yang dapat menyebabkan kelainan janin
(misalnya; rubela, toksoplamosis, sifihis, sitomegalovirus, atau infeksi
virus lainnya).
c) Radiasi.
d) Tok gravidarum.
e) Asfiksia dalam kandungan (misalnya: solusio plasenta, plasenta
previa, anoksi maternal, atau tali pusat yang abnormal).
2) Natal :
36 Tutorial 1 FK UMP 2008
a) Anoksialhipoksia.
b) Perdarahan intra kranial.
c) Trauma lahir.
d) Prematuritas.
3) Postnatal :
a) Trauma kapitis.
b) Infeksi misalnya : meningitis bakterial, abses serebri,
tromboplebitis, ensefalomielitis.
c) Kern icterus
b. KEP derajat II
KEP adalah gangguan gizi yang disebabkan oleh kekurangan protein dan
atau kalori, serta sering disertai dengan kekurangan zat gizi lain.
Klasifikasi : kwashiorkor; marasmus; marasmus-kwashiorkor (klinis)
Menurut WHO
- KEP ringan : > 80-90% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)
- KEP sedang : > 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)
- KEP berat : < 70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC)
c. Mikrosefali
Mikrosefali adalah lingkar kepala < 42 cm atau kurang dari standar
deviasi 3 dibawah angka rata-rata/tidak tumbuhnya jaringan otakdengan
gejala retardasi, ukuran kepala lebih kecil daripada normal akan tetapi
bentuk masih normal. Secara patologis terdapat kelainan seperti
hipoplasia serebri, pakirigia, mikrogiria, porensefali, atrofi serebri dan
sebagainya.
Etiologi
Genetik; Antenatal pada morbili, penyinaran, sifilis, toksoplasmosis,
kelainan sirkulasi darah janin atau tidak diketahui penyebabnya,
intranatal akibat perdarahan atau anoksia; pascanatal dini setelah
ensefalitis, trauma kepala dan sebagainya.
Diagnosis Kerja
37 Tutorial 1 FK UMP 2008
Cerebral Palsy Tipe Campuran Quadriplegia, KEP derajat II, Mikrosefali,
dan Tuli Ringan.
10. Bagaimana patogenesis dari kasus ini ?
Jawab :
38 Tutorial 1 FK UMP 2008
39 Tutorial 1 FK UMP 2008
Ibu usia 18 tahun primipara
Alat reproduksi blm matang
Premature (< 37 minggu) -----------------------
BBLR
Maturasi paru belum sempurna
Asfiksia neonatorum
Suplai O2 ke organ <<
------------
APGAR skor
1menit=2
5menit=5
Hilang Autoregulasi otak
Kerusakan jaringan otakOtak tidak berkembang scr baik
Reflex primitive (+)
Reflex Moro
Reflex menggenggam
Kerusakan noktus piramidalis
Hilangnya inhibisi kegiatan otot
Spatisitas (kontraksi terus)
Sulit ditekuk
Reflex tendon meningkat
Tungkai menyilang
Area Broca Brodmann 44,45
Lobus temporalis
Area auditorik primer Brodmann 41 & 42
Ggn. pendengaran
Tes Bera= 30dB = Tuli ringan
Terlambat perkembangan bahasa
Belum bisa bicara
Cerebral Palsy
Area precentralis
Area motorik primer B.4
Gerakan halus
Area gyrus precentralis plg tinggi
Area premotor
ik
Motorik kasar
Gerakan2 pinggul
Blm bs berbalik sendiri
Blm bs merangkak
Blm bs duduk
Otot atas bag. wajah, lidah, mandibula, laring
Tidak bisa makan nasi, biscuit sendiri
Feeding problem KEP
BB/TB
Butuh energy banyak
Mikrosefali
11. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?
Jawab :
Cerebral Palsy
Penderita Cerebral palsy mempunyai banyak kelainan sesuai dengan lesi
yang terjadi di otak, bersama-sama dengan gangguan motorik. Dengan
kondisi tersebut penanganan penderita CP memerlukan kerjasama yang baik
dan merupakan satu tim yang terdiri atas dokter anak, neurolog, psikiater,
dokter mata, dokter THT, ahli ortopedi, fisioterapis, okupasional terapis,
dokter gigi dan ahli gizi. Tujuan utama terapi adalah meminimalisasi
kecacatan dan meningkatkan kemampuan untuk beraktifitas mandiri, fungsi
sosial dan intelektual.
Tujuan pengobatan bukan membuat anak menjadi seperti anak normal
lainnya, tetapi mengembangkan sisa kemampuan yang ada pada anak
tersebut seooptimal mungkin, sehingga diharapkan anak dapat melakukan
aktifitas sehari-hari tanpa bantuan atau dengan sedikit bantuan.
Dalam menangani penderita CP, harus memperhatikan berbagai aspek dan
diperlukan kerjasama multidisiplin seperti disiplin anak, saraf, mata, THT,
bedah ortopedi, bedah saraf, psikologi, rehabilitasi medis, ahli wicara,
pekerja social, guru sekolah luar bisaa. Disamping itu juga harus disertakan
peranan orang tua dan masyarakat.
Prinsip manajemen :
a. Komunikasi-Informasi-Edukasi
b. Terapi nutrisi
c. Stimulasi
d. Fisioterapi
e. Farmakologi
f. Operatif
Aspek medis
a. Aspek medis umum:
- Gizi: gizi yang baik perlu bagi setiap anak, khususnya bagi penderita
ini. Karena sering terdapat kelainan pada gigi, kesulitan menelan, sukar
40 Tutorial 1 FK UMP 2008
untuk menyatakan keinginan untuk makan. Pencatatan rutin
perkembangan BB anak perlu dilaksanakan.
- Nutrisi diberikan per oral dalam bentuk yang tidak perlu diproses
mekanik. Untuk rentang usia 1-3 tahun, Kebutuhan energi 100
kkal/kgBB/hari, kebutuhan protein 2 gr/hari.
- Hal-hal lain yang sewajarnya perlu dilaksanakan, seperti imunisasi,
perawatan kesehatan, dan lain-lain.
- Terapi dengan obat-obatan
Sesuai kebutuhan anak (tergantung gejala), seperti obat-obatan untuk
relaksasi otot (untuk spastisitas bisa diberikan baclofen dan diazepam;
bila gejala berupa rigiditas bisa diberikan levodopa; Botolinum toxin
(Botox) intramuskuler bisa mengurangi spastisitas untuk 3-6 bulan. Hal
ini akan meningkatkan luas gerak sendi (ROM), menurunkan
deformitas, meningkatkan respon terhadap fisioterapi dan okupasional
terapi dan mengurangi tindakan operasi untuk spastisitas.), anti kejang,
athetosis, ataksia, psikotropik, dan lain-lain.
Skeletal muscle relaxant
Baclofen merupakan analog GABA yang menginhibisi influks Ca ke
terminal presinaptik dan mensupresi neurotransmitter eksitasi
10-15 mg/hari PO dinaikkan 5 mg/hari. Tidak > 60 mg/hari
Dantrolene 0,5 mg/kg PO , dimulai dari 25 mg/hari, dapat dinaikkan
sampai 40 mg/hari
Benzodiazepine untuk memicu relaksasi otot, tidak
direkomendasikan untuk > 6 bln, diazepam 0,8-0,12 mg/kg PO
Dosis 12 U/kg, max 400U, masing-masing otot kecil menerima 1-2
U/kg dan otot besar 4-6 U/kg, injeksi, Usia > 12 tahun: 1,25-2,5 ml
(0,05-0,1 ml tiap 3-4 bulan)Apabila belum berhasil dosis berikutnya
dinaikkan 2 x/tidak lebih 25 ml perkali atau 200 ml perbulan
- Terapi rehabilitasi
i. Teknik tradisional : latihan luas gerak sendi, “stretching”, latihan
penguatan dan peningkatan daya tahan otot, latihan duduk, latihan
41 Tutorial 1 FK UMP 2008
berdiri, latihan pindah, latihan jalan. Contohnya adalah teknik dari
Deaver.
ii. “Motor function training” dengan menggunakan system khusus,
yang umumnya dikelompokkan sebagai “neuromuscular facilitation
exercise”. Dimana digunakan pengetahuan neurofisiologi dan
neuropatologi dari refleks didalam latihan, untuk mencapai suatu
postur dan gerak yang dikehendaki. Secara umum konsep latihan ini
berdasarkan prinsip bahwa dengan beberapa bentuk stimulasi akan
ditimbulkan reaksi otot yang dikehendaki, yang kemudian bila ini
dilakukan berulang-ulang akan berintegrasi ke dalam pola gerak
motorik yang bersangkutan.
- okupasional terapi
terutama untuk latihan melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi
penggunaan alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan dan aktivitas
“bimanual”. Latihan “bimanual” ini dimaksudkan agar menghasilkan
pola dominan pada salah satu sisi hemisfer otak.
- Ortotik
Dengan penggunaan bracing, bertujuan untuk mengurangi beban aksial,
stabilisasi serta untuk pencegahan dan koreksi deformitas.
- Terapi wicara
Gangguan bicara disini dapat berupa disfonia, disritmia, disartria,
disfasia, dan bentuk campuran. Bertujuan untuk mengembangkan anak
dapat berbahasa secara pasif dan aktif.
b. Aspek non medis
a. Pendidikan
Mengingat selain kecacatan motorik, juga sering disertai kecacatan
mental, maka pada umumnya pendidikannya memerlukan pendidikan
khusus (SLB).
b. Pekerjaan
Tujuan yang ideal dari suatu usaha rehabilitasi adalah agar penderita
dapat bekerja secara produktif, sehingga dapat berpenghasilan untuk
membiayai hidupnya. Mengingat kecacatannya, sering kali tujuan
tersebut sulit dicapai. Tetapi meskipun dari segi ekonomis tidak
42 Tutorial 1 FK UMP 2008
menguntungkan, pemberian kesempatan kerja tetap diperlukan, agar
dapat menimbulkan harga diri bagi penderita yang bersangkutan.
c. Problem sosial
Bila terdapat masalah social, diperlukan pekerja social untuk
membantu menyelesaikannya.
d. Lain-lain
Hal-hal lain seperti rekreasi, olahraga, kesenian dan aktifitas-aktifitas
kemasyarakatan perlu juga dilaksanakan oleh penderita ini.
KEP
Prinsip dasar penanganan 10 lanhkah utama (diutamakan penanganan
kegawatan)
- penanganan hipoglokemi, hipotermi, dan dehidrasi
- koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
- pengobatan infeksi
- pemberian makanan
- fasilitas tumbuh kembang
- koreksi defisiensi nutrisi mikro
- melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan mental
- penrencanaan tindak lanjut setelah sembuh
Mikrosefali
Dilakukan fisioterapi, speech therapy, dan sebagainya. Mikrosefali tidak
dapat diobati, sehingga pencegahan sangat penting. Pencegahan meliputi
bimbingan dan penyuluhan genetika, pencegahan bahaya infeksi terutama
selama kehamilan, obat-obatan.
Tuli Ringan
Dalam usaha meningkatkan kemampuan anak, dibutuhkan tim yang solid
yang terdiri dari guru, speech language pathologist, audiologist, dan orang
tua tentunya. Namun sebelumnya dokter anak akan mengidentifikasi
gangguan komunikasi apa yang dialami anak tersebut, salah satunya dengan
43 Tutorial 1 FK UMP 2008
mencek fungsi pendengaran anak bekerja sama dengan dokter Ahli Telinga
Hidung Tenggorokan.
Speech-language pathologist akan membantu anak dengan gangguan
komunikasi dengan cara memberikan terapi yang sesuai dengan kebutuhan
spesifik anak tersebut. Dia juga akan mengkonsultasikan kondisi anak
dengan guru disekolah sehingga diharapkan pihak sekolah dapat
mengakomodasi situasi belajar yang paling maksimal yang dapat
mendukung kemampuan komunikasi anak; juga bekerja sama dengan pihak
sekolah untuk mendiskusikan teknik-teknik terapi yang paling efektif dan
paling cocok diterapkan untuk masalah spesifik anak tersebut. Penggunaan
alat bantu dengar sangat bermakna bagi anak dengan gangguan dengar
sedang sampai berat. Anak yang tuli membutuhkan stimulasi dini yang
konsisten dan juga alat bantu komunikasi lain seperti „sign language“,
„finger spelling“, bahasa isarat dan juga tentunya alat bantu dengar
tersebut.
Teknologi yang canggih juga banyak membantu anak anak yang mengalami
gangguan bicara/bahasa akibat keterbatasan fisik. Penggunaan media
komunikasi elektronik dapat membantu individu berkomunikasi tanpa
bicara langsung sehingga mereka tetap dapat mengkomunikasikan isi
pikirannya.
12. Apa yang terjadi apabila pengobatan ini tidak berhasil ?
Jawab :
Pulmonal aspirasi, disfungsi oromotor, bronchopulmonary dysplasia
GI refluks, disfagia
Retardasi Mental, Skoliosis dan Kifosis, Dislokasi sendi panggul,
Osteoporosis, dll
13. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?
Jawab :
Quo at vitam: Dubia
Quo at fungsionam: Dubia
44 Tutorial 1 FK UMP 2008
14. Bagaimana preventif dan promotif pada kasus ini ?
Jawab :
Pencegahan yang dapat dilakukan oleh ibu atau keluarga antara lain:
1) Hindari pernikahan pada usia < 20 tahun atau > 35 tahun yang merupaka
faktor resiko bayi prematur dan hipoksia.
2) Sebelum mengandung, ibu harus menjaga kondisi tubuh dan mengelola
gangguan kesehatan dengan baik .
3) Saat ibu mengandung, ibu melakukan kontrol rutin dan melakukan
perawatan kesehatan dengan baik sesuai dengan anjuran dokter
kandungan.
4) Mengontrol diabetes, anemia, hypertension, seizures, and nutritional
deficiencies selama mengandung dapat mencegah beberapa kelahiran
prematur yang dalam beberapa kasus dapat mengakibatkan CP.
5) Setelah bayi dilahirkan, orang tua mengurangi resiko untuk kerusakan
otak seperti tidak menggoncang-goncangkan bayi dan menjaga keamanan
bayi saat dalam kendaraan.
6) Selalu peduli/waspada dengan keadaan di rumah.
7) Memberikan imunisasi tepat waktu untuk melawan infeksi yang serius.
15. Bagaimana kompetensi dokter umum pada kasus ini ?
Jawab :
3b
Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :
pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapat memutuskan
dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis anak yang
relevan (kasus gawat darurat).
16. Bagaimana menurut pandangan islam pada kasus ini ?
45 Tutorial 1 FK UMP 2008
Jawab :
Hukum Yang Bertalian dengan Menikah Dini
Menikah dini hakikatnya adalah menikah juga, hanya saja dilakukan oleh
mereka yang masih muda dan segar, seperti mahasiswa atau mahasiswi yang
masih kuliah. Maka dari itu hukum yang berkaitan dengan nikah dini ada
yang secara umum harus ada pada semua pernikahan, namun ada pula
hukum yang memang khusus yang bertolak dari kondisi khusus, seperti
kondisi mahasiswa yang masih kuliah yang mungkin belum mampu
memberi nafkah.
Hukum umum tersebut yang terpenting adalah kewajiban memenuhi syarat-
syarat sebagai persiapan sebuah pernikahan. Kesiapan nikah dalam tinjaun
fiqih paling tidak diukur dengan 3 (tiga) hal :
Pertama, kesiapan ilmu, yaitu kesiapan pemahaman hukum-hukum fiqih
yang berkaitan dengan urusan pernikahan, baik hukum sebelum menikah,
seperti hukum khitbah (melamar), pada saat nikah, seperti syarat dan rukun
aqad nikah, maupun sesudah nikah, seperti hukum nafkah, thalak, dan ruju`.
Syarat pertama ini didasarkan pada prinsip bahwa fardhu ain hukumnya
bagi seorang muslim mengetahui hukum-hukum perbuatan yang sehari-hari
dilakukannya atau yang akan segera dilaksanakannya.
Kedua, kesiapan materi/harta. Yang dimaksud harta di sini ada dua
macam, yaitu harta sebagai mahar (mas kawin) (lihat QS An Nisaa` : 4) dan
harta sebagai nafkah suami kepada isterinya untuk memenuhi kebutuhan
pokok/primer (al hajat al asasiyah) bagi isteri yang berupa sandang, pangan,
dan papan (lihat QS Al Baqarah : 233, dan Ath Thalaq : 6). Mengenai
mahar, sebenarnya tidak mutlak harus berupa harta secara materiil, namun
bisa juga berupa manfaat, yang diberikan suami kepada isterinya, misalnya
suami mengajarkan suatu ilmu kepada isterinya. Adapun kebutuhan primer,
wajib diberikan dalam kadar yang layak (bi al ma’ruf) yaitu setara dengan
kadar nafkah yang diberikan kepada perempuan lain semisal isteri seseorang
46 Tutorial 1 FK UMP 2008
dalam sebuah masyarakat (Abdurrahman Al Maliki, 1963, As Siyasah Al
Iqtishadiyah Al Mutsla, hal. 174-175).
Ketiga, kesiapan fisik/kesehatan khususnya bagi laki-laki, yaitu
maksudnya mampu menjalani tugasnya sebagai laki-laki, tidak impoten.
Imam Ash Shan’ani dalam kitabnya Subulus Salam juz III hal. 109
menyatakan bahwa al ba`ah dalam hadits anjuran menikah untuk para
syabab di atas, maksudnya adalah jima’. Khalifah Umar bin Khaththab
pernah memberi tangguh selama satu tahun untuk berobat bagi seorang
suami yang impoten (Taqiyuddin An Nabhani, 1990, An Nizham Al Ijtima’i
fi Al Islam). Ini menunjukkan keharusan kesiapan “fisik” ini sebelum
menikah.
Ini adalah kesiapan menikah yang berlaku umum baik untuk yang menikah
dini maupun yang tidak dini. Sedang hukum-hukum khusus untuk
pernikahan dini dalam konteks pernikahan yang terjadi saat mahasiswa
masih kuliah, adalah sebagai berikut :
Hukum Menikah Bagi Mahasiswa, Sedang Dia Masih Dapat Menjaga
Dirinya
Mahasiswa yang masih kuliah, berarti mereka sedang menjalani suatu
kewajiban, yaitu menuntut ilmu. Sedangkan menikah hukum asalnya adalah
tetap sunnah baginya, tidak wajib, selama dia masih dapat memelihara
kesucian jiwa dan akhlaqnya, dan tidak sampai terperosok kepada yang
haram meskipun tidak menikah. Karena itu, dalam keadaan demikian harus
ditetapkan kaidah aulawiyat (prioritas hukum), yaitu yang wajib harus lebih
didahulukan daripada yang sunnah. Artinya, kuliah harus lebih
diprioritaskan daripada menikah.
Jika tetap ingin menikah, maka hukumnya tetap sunnah, tidak wajib, namun
dia dituntut untuk dapat menjalankan dua hukum tersebut (menuntut ilmu
dan menikah) dalam waktu bersamaan secara baik, tidak mengabaikan salah
satunya, disertai dengan keharusan memenuhi kesiapan menikah seperti
diuraikan di atas, yakni kesiapan ilmu, harta, dan fisik.
47 Tutorial 1 FK UMP 2008
Hukum Menikah Bagi Mahasiswa, Sedang Dia Tidak Dapat Menjaga
Dirinya
Sebagian mahasiswa mungkin tidak dapat menjaga dirinya, yaitu jika tidak
segera menikah maka dia akan terjerumus kepada perbuatan maksiat, seperti
zina. Maka jika benar-benar dia tidak dapat menghindarkan kemungkinan
berbuat dosa kecuali dengan jalan menikah, maka hukum asal menikah yang
sunnah telah menjadi wajib baginya.
48 Tutorial 1 FK UMP 2008
BAB III
KESIMPULAN
Syahbudin, laki-laki, 12 bulan, mengalami gangguan perkembangan
motorik dan bahasa karena cerebral palsy tipe campuran quadriplegia, KEP
derajat II, mikrosefali, dan tuli ringan.
49 Tutorial 1 FK UMP 2008
DAFTAR PUSTAKA
Hasan, R dan Alatas, H. 1991. Neurologi Dalam Ilmu Kesehatan Anak, Buku
Jilid II, Jakarta, , Infomedia, 847-884.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja, Edisi
Pertama. 2002. Jakarta: Pengurus Pusat IDAI.
Konsil Kedokteran Indonesia, Standar Kompetensi Dokter, Jakarta : Konsil
Kedokteran Indonesia, 2006, h. 44; 81.
Supono, Ilmu Kebidanan Bagian Patologi, Ed. 1, Palembang : Bagian Obstetri
dan Ginekologi RSU FK Universitas Sriwijaya, 1982, h. 303 – 308.
Salim, A. 1996. Pendidikan Bagi Anak Cerebral Palsy. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Assjari, M. 1995. Ortopedagogik Anak Tunadaksa. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Narendra, M. B. 2003. Penilaian Pertumbuhan dan Perkembangan Anak.
Jakarta: EGC.
http://medicastore.com/penyakit/975/Cerebral_Palsy.html
50 Tutorial 1 FK UMP 2008
51 Tutorial 1 FK UMP 2008
Recommended