View
239
Download
19
Category
Preview:
Citation preview
33
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kerja Praktek
Dalam melaksanakan pembangunan di bidang kelistrikan diperlukan
Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal dan berkualitas. Sebagai salah satu
Perguruan Tinggi , Universitas Cenderawasih (UNCEN) berusaha memberikan
sumbangan dalam usaha untuk mempersiapkan mahasiswanya agar memiliki
SDM yang siap untuk menghadapi tantangan dalam era globalisasi.
Di dalam lembaga pendidikan yang merupakan tempat untuk menempah
SDM, pada umumnya pendidikan yang diberikan lebih memfokuskan kepada
pengetahuan yang bersifat teoritis. Pendidikan dan pengetahuan yang bersifat
teoritis dirasakan sangat kurang sekali.
Karena itu harus ada wadah yang cukup memadai bagi mahasiswa untuk
mengaplikasikan pengetahuan teori yang dimiliki secara nyata. Untuk itu
diperlukan kerja sama antara lembaga pendidikan dengan dunia industri agar
dapat memberikan kesempatan kerja kepada mahasiswa untuk melakukan kerja
praktek di industri yang bersangkutan.
1.2 Tujuan Kerja Praktek
Tujuan kerja praktek lapangan merupakan salah satu upaya efektif yang
menjembatani antara dunia kampus yang teoritis dengan dunia industri yang
bersifat praktis serta untuk menjalin hubungan antara perguruan tinggi dan
industri.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Dengan kerja praktek ini diharapkan dapat membina kemampuan dan
keterampilan mahasiswa secara optimal. Kerja praktek ini merupakan bagian
yang paling relevan dengan bidang studi mahasiswa, maka diharapkan
mahasiswa dapat lebih mencurahkan perhatian serta pikirannya pada bidang ini
dengan sungguh-sungguh membuat perbandingan relevansi maupun aplikasi
dari pelajaran yang telah didapatkan di bangku kuliah sehingga dapat memiliki
pemahaman yang baik dan tidak canggung menghadapi teknologi yang ada di
dunia industri serta diharapkan mampu mengembangkannya meskipun tahap
pengembangan ini dalam bentuk studi. Di samping itu mahasiswa diharapkan
mampu mengevaluasi dan membenahi kemampuan praktikalnya yang kelak
dapat diterapkan setelah menyelesaikan pendidikan di perguruan tinggi, yang
akan memberikan peluang kepada mereka untuk menjadi sumber daya manusia
yang dapat diandalkan bagi pembangunan nasional. Dengan demikian setelah
mahasiswa menyelesaikan studi kuliahnya dapat menjadi sarjana yang siap
pakai seperti yang diharapkan, terutama dalam menyiapkan Sumber Daya
Manusia (SDM ) yang berpotensi.
1.3 Waktu dan Tempat Kerja Praktek
Kerja praktek ini penulis laksanakan mulai tanggal 01 s/d 30 Maret 2011 di
PT. PLN ( PERSERO) UNIT PLTD SENTANI KABUPATEN JAYAPURA.
1.4 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Mengingat bahwa tidak semua bidang dapat dipelajari serta keterbatasan
waktu dan kemampuan, maka kerja praktek ini memfokuskan pada unit
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) serta jenis cara kerja peralatan listrik di
PLTD Sentani.
1.5 Manfaat Kerja Praktek
1. Bagi Mahasiswa
a. Dapat memahami berbagai sistem kerja yang ada di berbagai
perusahaan atau industri.
b. Dapat menerapkan serta dapat mengembangkan ilmu yang diperoleh
selama kuliah dengan kerja lapangan.
c. Memperoleh kesempatan berlatih pada dunia industri.
d. Menambah wawasan dan pengetahuan untuk mempersiapkan diri baik
secara teoritis maupun secara praktis.
2. Bagi Perguruan Tinggi
Mempererat kerja sama dan sosialisasi antara perusahaan dan universitas.
3. Bagi Perusahaan
Memudahkan dalam mencari Sumber Daya Manusia yang profesional.
1.6 Metode Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja raktek ini dilaksanakan di PT. PLN (Persero) Unit PLTD Sentani
kabupaten Jayapura. Kerja Praktek ini dilaksanakan dalam tiga metode yang
lazim digunakan, yaitu :
1. Metode Diskusi
Metode ini dilaksanakan dengan diskusi yang dipimpin oleh :
1. Supervisor Pemeliharaan Listrik PLTD, yaitu Bapak Hamzah Z.
2. Pembimbing Lapangan adalah Bapak Mikael Sokoy dan Yesaya Aruri.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
3. Melakukan diskusi antara mahasiswa dalam satu grup kerja praktek
yang dilaksanakan dalam bentuk tanya jawab, penjelasan secara garis
besar tentang sistem kelistrikan dan peralatan yang digunakan.
2. Metode Praktik Lapangan
Metode ini merupakan pengamatan secara langsung di lapangan tentang
cara kerja generator, pemeliharaan peralatan listrik, sistem
Transmisi/Distribusi..
3. Metode Studi Literatur
Metode ini merupakan metode yang umum dan sangat mudah dilakukan
karena metode ini lebih banyak dikerjakan di perpustakaan dengan
membaca buku dan instruksi manual (manual instruction).
1.7 Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan laporan Kerja Praktek ini penulis membuat
sistematika penulisan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang penulisan, tujuan kerja praktek, waktu
dan tempat kerja praktek, ruang lingkup kerja praktek, manfaat kerja praktek,
metode yang digunakan dalam pelaksanaan dan penulisan laporan kerja praktek,
serta sistematika penulisan laporan kerja praktek.
BAB II : TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Bab ini akan membicarakan tentang sejarah berdirinya PT. PLN (PERSERO)
Sektor Pembangkitan PLTD Sentani , lokasi perusahaan, jenis-jenis pembangkit
yang ada di Jayapura , bidang operasi perusahaan serta struktur organisasi
perusahaan.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
BAB III : GAMBARAN UMUM PLTD
Bab ini akan membahas gambaran secara teknis Pembangkit Listrik Tenaga
diesel, bagian–bagian pembangkit serta peralatan pembantu pada pembangkit.
BAB IV : PEMBANGKITAN DAN DISTRUBUSI DAYA LISTRIK
Bab ini akan membahas bagaimana listrik dibangkitkan hingga dapat di salurkan
melaui saluran distribusi Tegangan Menengah dan Tegangan Rendah.
BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan yang diperoleh penulis dari hasil Kerja Praktek dan
saran-saran yang diajukan penulis.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Kelistrikan di Papua dimulai sekitar tahun 1954 dibawa Pemerintahan
Hindia Belanda Electriciteis Wezen. Seiring dengan pengambilan alihan
kekuasaan Irian Barat dari Pemerintahan Hindia Belanda ke Pemerintahan
Republik Indonesia oleh UNTEA, maka pada tanggal 30 September 1962
perusahaan tersebut diambil alih oleh Brigade Pembangunan Irian Barat.
Pada tanggal 15 Mei 1963 Status Perusahaan (Electriciteis Wesen)
tersebut diubah menjadi Djawatan Listrik Irian Barat, kemudian melalui
surat keputusan Gubernur Propinsi Irian Barat No. 109/Gib/1968, status
Djawatan Lisrik Irian Barat diubah lagi menjadi Perusahaan listrik Negara
Exploitasi Selanjutnya melalui SK Gubernur No. 29/Gib/1971 tanggal 18
Pebruari 1971 Pemerintah Propinsi Irian Barat menyerahan Djawatan
Listrik Irian Barat.
Dengan keluarnya PP No. 17 tahun 1972 telah berubah kedudukan
Perusahaan Listrik, maka secara hukum pada tahun 1973 PLN Daerah
Exploitasi XV berubah menjadi Perusahaan Umum Lisrik Negara atau PLN
Wilayah X Cabang Jayapura.
Berdasarkan keputusan pemerintah dengan surat Menteri Pertambangan
dan Energi No.1024/KPTS/II/PERTAMBEN/1981 Tanggal 3 September
1981 telah menetapkan bahwa PLN Wilayah X Cabang Jayapura sebagai
pelaksana pengelola kelistrikan Papua.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Sejalan dengan perkembangan zaman dan pertumbuhan ekonomi pada
tanggal 16 juni 1994 dikeluarkan peraturan Pemerintah No.23 yang
menetapkan perubahan perusahaan umum menjadi PT.PLN (Persero)
berlaku diseluruh jajaran PLN di Indonesia mulai terhitung tanggal 1 Juli
1994.
Berdasarkan pembagian struktur organisasi secara operasional PT.PLN
(Persero) Wilayah X Cabang Jayapura sesuai keputusan Pimpinan PT.PLN
Wilayah X Irian Jaya Nomor : 441.K/023/PW.X/1994 tanggal 8 Oktober
1994, maka daerah kerja PT.PLN (Persero) Wilayah X Cabang Jayapura
dirincikan:
1. Rayon Jayapura
2. Rayon Abepura dengan 5 Listrik Desa
3. Ranting Sentani dengan 17 Listrik Desa
4. Ranting Genyem dengan 25 Listrik Desa
5. Ranting Wamena dengan 2 Listrik Desa
6. Ranting Sarmi dengan 5 Listrik Desa
7. Ranting Arso dengan 18 Listrik Desa
8. Dan 2 (dua) Sentral besar yaitu : PLTD Yarmoch & PLTD Waena
2.2 Lokasi Perusahaan
PLTD ranting Sentani berada 1 KM dari bandara Sentani Jayapura,
tepatnya berada di Kompleks PLTD Sentani dimana semua unit pembangkit,
kantor, bengkel, pengolah pemurnian air, switch yard, dan peralatan bantu
lainnya ada dalam kompleks PLTD yang luasnya ± 750 mm2.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
MELKY OLAH LOSOR(Spv. Pelanggan Gangguan)
JUNAIDI(PH. Spv. Adm &
Keuangan)
SUWITO(Spv. Distribusi)
HAMZA. S(Spv. Pembangkit)
33
2.3 Struktur Organisasi Perusahaan
Demi untuk memperlancar dan mensukseskan tugas-tugas dalam suatu
perusahaan maka pimpinan harus membuat suatu kerangka atau susunan
sebagian tuga-tugas dan tanggung jawab dari bawahan .
Adapun struktur organisasi yang diterapkan di PT. PLN (Persero) Cabang
Jayapura, dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar : Struktur Organisasi PT. PLN (Persero) Ranting Sentani
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
DAUD KARAPPE BATTI(Manager)
1. MARYADI SADIMAN2. GUNADI3. SISRONI4. M. NURWAHID
1. MARSJE TULAS2. WILLEM H.
1. MOCHAMAD ARI2. YULI M.
TANDIRURA
1. YESAYA ARURI2. FRENGKI H. PUHO3. MIKAEL SOKOY
33
BAB III
GAMBARAN UMUM PLTD
3.1. Pandangan Umum PLTD.
PLTD adalah suatu pusat pembangkit tenaga listrik yang menggunakan
motor diesel sebagai penggerak mula. Bahan bakar yang dipakai pada
umunya adalah solar. Prinsip kerjanya yaitu minyak solar dicampur dengan
udara, kemudian dibakar dan diperoleh gas dengan suhu tinggi yang
mengembang dan menggerakkan sebuah piston, kemudian gerakan piston
ini dirubah menjadi suatu kopel putar. Mesin diesel ini dikopel dengan
generator untuk menghasilkan energi listrik.
1. Pengertian Satuan Pembangkit Diesel (SPD)
SPD adalah singkatan dari satuan pembangkit diesel, secara populer
disebut juga diesel genset. SPD terdiri atas mesin diesel yang dikopel
dengan generator, termasuk peralatan bantu (auxiliary equipment)
seperti pompa air, pompa minyak pelumas, tangki harian bahan
bakar, sistem pendingin mesin maupun sistem pendingin untuk
generator dan panel kontrol mesin atau generator. Disamping itu
PLTD terdapat peralatan umum antara lain terdiri atas kompresor
udara untuk menjalankan mesin, tangki persediaan bahan bakar,
tangki atau kolam persediaan air, pemadam kebakaran , pembakar
limbah (incinerator). Selanjutnya termasuk pula bangunan SPD alat
pengangkat (over head crane), transformator penaik tegangan, panel
hubungbagi (switchgear) dan bangunan bengkel atau gudang,
serta perumahan dinas karyawan PLTD.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Kapasitas SPD
PLN membakukan kapasitas SPD sebagai berikut :
- Kelas 1 : SPD berkapasitas 50 Kw PLTD bakal
- Kelas 2 : SPD berkapasitas 100 Kw
- Kelas 3 : SPD berkapasitas 250 Kw PLTD kecil
- Kelas 4 : SPD berkapasitas 500 Kw
- Kelas 5 : SPD berkapasitas 750 Kw
- Kelas 6 : SPD berkapasitas 1000 Kw
- Kelas 7 : SPD berkapasitas 2500 Kw
- Kelas 8 : SPD berkapasitas 4000 Kw PLTD sedang
- Kelas 9 : SPD berkapasitas 6000 Kw
Kapasitas SPD tersebut diatas mendapatkan toleransi sebesar 10 % sampai
20%, sehingga dapat dipenuhi oleh sebagian besar pabrik pembuatan SPD.
Pengelompokan SPD dalam PLTD bakal, PLTD kecil, PLTD sedang dan PLTD
besar , dimaksudkan untuk memudahkan dalam perencanaan PLTD.
Pembakuan kapasitas satuan pembangkit diesel didasarkan atas berbagai faktor
yang diperoleh dari pengalaman dalam pelaksanaan proyek-proyek
pemasangan pembangkit diesel maupun pembangunan pembangkit-
pembangkit listrik tenaga diesel yaitu :
a. Perecanaan untuk proyek – proyek pemasangan pembangkit diesel.
b. Pembelian pembangkit listrik.
c. Referensi dari produsen pembangkit diesel.
d. Pembangkit diesel yang dipakai untuk memikul beban dasar.
Pertimbangan dasar yang sangat penting bagi pembakuan kapasitas satuan
pembangkit diesel ialah umur ( life time ) mesin diesel. Kecenderungan
teknologi modern ialah membuat mesin dengan putaran yang lebih tinggi, oleh
karena dengan putaran yang lebih tinggi ini dapat dibuat mesin yang
lebih kecil ukuran fisiknya dengan daya keluaran yang sama.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Kemajuan teknologi dibidang metallurgi ( logam ) memungkinkan hal ini dan oleh
karena itu setiap produksi dari type dan oleh karena itu setiap produksi dari tipe
dan peraturan tertentu haruslah dibuktikan keberhasilannya setelah beroprasi
yang berhasil baik selama 12.000 jam atau dua tahun. Faktor-faktor yang
menentukan umur mesin adalah :
a. Putaran mesin (h).
b. Tekanan ( silinder 0 efektif rata-rata (Pe).
c. Kecepatan torak rata-rata (Lm).
Yang diperoleh dari rumus berikut ini :
M=
π4D 2 xSx
n2xjxPe
75 x 60x 100x0,736
Berlaku khusus bagi mesin empat langkah=diesel, dimana :
M = Kapasitas Mesin (kw)
D = Diameter silinder (cm)
S = Langkah torak (cm)
h = Putaran per menit (ppm)
j = Jumlah Silinder
Pe = Tekanan (silinder) efektif rata-rata (kg/cm2)
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
BAB IV
PEMBAHASAN MASALAH
4.1 Pengantar Jaringan Distribusi
Sistem jaringan distribusi tenaga listrik adalah penyaluran energi listrik dari
pembangkit tenaga listrik hingga sampai pada konsumen (pemakai) pada
jaringan tegangan yang diperlukan
Jaringan distribusi terdiri atas dua bagian, yang pertama adalah jaringan
tegangan menengah / primer (JTM) dengan tegangan 20 kV dan yang
kedua aladah jaringan tegangan rendah (JTR) dengan tegangan 380/220
Volt, dimana tegangan tersebut ditrasformasikan oleh transformasi
distribusi dari 20 kV menjadi 380/220 volt, jaringan ini dikenal juga dengan
jaringan distribusi sekunder. Adapun bagian-bagian dari system distribusi
tenaga listrik adalah :
a) Gardu Induk Distribusi
b) Jaringan Primer (JTM)
c) Transformator Distribusi
d) Jaringan Sekunder (JTR)
4.1.1 Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
a. Tegangan pengenalan
1. JTM 20 kV
2. JTR 380/220 volt
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
G I
JTM
JTR
33
b. Konfigurasi jaringan primer
Sistem distribusi primer diguna kan untuk menyalurkan tenaga
listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat
mengguna kan saluran udara, kabel udara, maupun kabel tanah
sesuai dengan tingkat keandalan yang diinginkan dan kondisi serta
situasi lingkungan. Saluran distribusi ini direntangkan sepanjang
daerah yang akan di suplai tenaga listrik sampai ke pusat beban.
Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi
primer.
Sistem jaringan distribusi yang digunakan pada PT. PLN (Persero)
Ranting Sentani adalah sistem radial, dimana sistem ini merupakan
jaringan distribusi primer yang sederhana dan murah biaya
investasinya. Pada jaringan ini arus yang sangat besar adalah yang
paling dekat dengan gardu induk. Tipe ini dalam penyaluan tenaga
listrik kurang handal karena bila terjadi gangguan pada penyulang
maka akan menyebabkan terjadinya pemadaman pada penyulang
tersebut.
Gambar 4.1 Pola Radial
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
4.1.2 Isolator
Isolator biasanya disebut bahan penyekat-penyekat listrik terutama
dimaksudkan agar arus listrik tidak dapat mengalir jika pada bahan
penyekat tersebut diberi tegangan listrik. Fungsi utama isolator adalah
sebagai alat pengisolasi antara kawat dengan tiang atau dengan kawat
fase yang lain. Bahan yang biasanya digunakan untuk membuat isolator
adalah porsele (lebih banyak digunakan) dan gla. Jenis isolator yang
digunakan pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani adalah isolator
piringan dan isolator pin-pos.
4.1.3 Pengaman pada jaringan SUTM
Tujuan utama pengamanan pada jaringan tegangan menengah adalah
untuk meminimasilir lamanya gangguan dan dan untuk meminimalisir
jumlah dari pelanggan yang terpengaruh dari gangguan. Peralatan
pengaman pada jaringan tegangan menengah antara lain:
1. Relay arus lebih (Over Current Relay/OCR)
Relay arus lebih adalah relay yang bekerja terhadap arus lebih, ia akan
bekerja bila arus yang mengalir melebihi nilai settingnya ( I set ).
Prinsip kerja OCR pada dasarnya adalah suatu alat
yang mendeteksi besaran arus yang melalui suatu jaringan dengan
bantuan trafo arus. Harga atau besaran yang boleh melewatinya
disebut dengan setting.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Gambar 4.2 Over Current Relay (OCR)
2. Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR)
Relay gangguan ke tanah (Ground Fault Relay/GFR) adalah
alat yang berfungsi untuk mengamankan sistem dari arus
lebih yang diakibatkan adanya gangguan satu fasa ketanah.
Gambar 4.3 Ground Fault Relay
3. Recloser
Pemutus balik otomatis (Automatic circuit recloser = Recloser) ini
secara fisik mempunyai kemampuan seperti pemutus beban
yang dapat bekerja secara otomatis untuk mengamankan
sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan
hubung singkat.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Gambar 4.4 Recloser
4. Saklar seksi otomatis (sectionaliser)
Sectionaliser adalah alat perlindungan terhadap arus lebih, hanya
dipasang bersama-sama dengan PBO yang berfungsi
sebagai pengaman back-up nya. Alat ini menghitung jumlah operasi
pemutusan yang dilakukan oleh perlindungan back-up nya
secara otomatis disisi hulu dan SSO ini membuka pada
saat peralatan pengaman disisi hulunya sedang dalam posisi
terbuka.
Gambar 4.5 Pemutus Daya
5. Pelebur (fuse cut out )
Fuse cut out adalah suatu alat pemutus, dimana dengan meleburnya
bagian dari komponen yang telah dirancang khusus dan
disesuaikan ukurannya untuk membuka rangkaian dimana
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
pelebur tersebut dipasang dan memutuskan arus bila arus
tersebut melebihi suatu nilai dalam waktu.
Gambar 4.6 Fuse Cut Out
4.2 Data Perkembangan Distribusi Dan Beban Puncak Pada PT. PLN
(Persero) Ranting Sentani
Berikut ini adalah beberapa data perkembangan distribusi dan beban
puncak incoming dan penyulang pada PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
4.2.1 Data Perkembangan Distribusi PT.PLN (Persero) Ranting
Sentani
Tabel 4.1 Perkembangan Distribusi
NO URAIAN SATUAN JUMLAH KET
1
2
3
PEMBANGKITANMesin kit siap oprasiMesin kit tidak operasiDaya terpasangDaya mampuBeban puncak
TOTAL KONSUMEN TERPASANGTATA UASAHA LANGGANANJumlah konsumen 1 phasaJumlah konsumen 3 phasaJumlah konsumen tanpa meter
TOTAL TRAFO STEEP UP 20 kVKapasitas Trafo Steep Up 20 kVTrafo 25 kVATrafo 50 kVATrafo 100 kVATrafo 160 kVATrafo 200 kVATrafo 250 kVATrafo 315 kVATrafo 325 kVATrafo 400 kVATrafo 500 kVATrafo 630 kVATrafo 700 kVATrafo 1000 kVATrafo 1250 kVATrafo 3180 kVATrafo 3500 kVATrafo 3750 kVATrafo 5000 kVATrafo 1600 kVA
UnitUnitKwKwKw
Plg/VA
Plg/VAPlg/VAPlg/VA
Bh/kVA
Bh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVABh/kVA
51
12010870
330.441
14.835156
12.754
127
203133161072-4-2--2-----
------
----
---------------------
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
NO URAIAN SATUAN JUMLAH KET
4
5
6
7
8
9
10
11
TOTAL PANJANG SRTC 4x16 mm2TC 4x10 mm2TC 2x16 mm2TC 2x10 mm2
TOTAL TIANG TEG. RENDAHTiang besiTiang kalengTiang pipaTiang kayu
TOTAL SALURAN LAMPU JALANSaluran CU 10 mm2Saluran CU 6 mm2Saluran TC 10 mm2
TOTAL TITIK LAMPU JALANLampu Mercury 250 wattLampu Mercury 160 wattLampu Neon (TL)
TOTAL TIANG LAMPU JALANTiang BesiTiang Khusus
TOTAL TIANG S U T M 20 KVTiang BesiTiang MenaraTiang Pipa
TOTAL S K T R4x185 mm24x150 mm24x120 mm24x95 mm24x70 mm24x50 mm24x35 mm24x25 mm24x16 mm24x10 mm2
TOTAL PANJANG KAWAT BC SUTRBC 50 mm2BC 35 mm2BC 25 mm2BC 16 mm2BC 10mm2
kmskmskmskmskms
BtgBtgBtgBtgBtg
kmskmskmskms
BhBhBhBh
BtgBtgBtg
BtgBtgBtgBtg
kmskmskmskmskmskmskmskmskmskmskms
kmskmskmskmskmskms
2.063.59812
102.063.586
1.7061.533
--
205
0,36-
0,36-
756756
--
956956
-
22.41622.416
--
6,190,040,040,901,360,121,720,042,01
--
5,80-
5,200,60
--
-----
-----
----
----
---
----
-----------
------
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
12
13
TOTAL PANJANG KAWAT A3C SUTRAAAC 70 mm2AAAC 50 mm2AAAc 35 mm2
TOTAL PANJANG TC AL TC 3x70 mm2 x 1x50 mm2TC 3x35 mm2 x 1x50 mm2TC 2x35 mm2 x 1x50 mm2TC 2x25 mm2 x 1x50 mm2TC 3x50 mm2 x 1x 50 mm2TC 2x25 mm2 x 1x25 mm2TC 2x16 mm2TC 2x10 mm2
kmskmskmskms
kmskmskmskmskmskmskmskmskms
27,10,1212,0014,99
139,0099,3034,94
-0,401,65
-0,502,21
3.2.2 Data Beban Puncak Incoming dan penyulang PT.PLN
(Persero) Wilayah Papua Cabang Jayapura Ranting Sentani
Tabel 3.2 Data Beban Puncak Incoming dan Penyulang
INCOMING
Mesin Sewa 3.224 MWInter. IV 4.552 MWJumlah 7.776 MW
PENYULANG
Expres Pala 5.163 MWNangka 2.346 MWMatoa 459 kWJumlah 7.968 MW
4.3 Hasil Pengamatan
Dalam melaksanakan program kerja praktek pada PT. PLN (Persero)
Ranting Sentani, penulis mendapatkan permasalahan yang timbul dalam
bidang distribusi jaringan bagian pemeliharaan jaringan, yaitu berbagai
gangguan yang timbul pada jaringan Saluran Udara Tegangan Menengah
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
dan Saluran Tegangan Rendah beserta dampak yang terjadi terhadap
jaringan tersebut. Dimana gangguan - gangguan yang terjadi pada jaringan
tegangan menengah dan tegangan rendah ini sangat penting untuk
ditangani karena dengan banyaknya gangguan akan menyebabkan resiko
yang tidak baik terhadap performace operasi sistem distribusi tenaga listrik
dan kualitas pelayanan beban si sisi pelanggan, selain itu dikhawatirkan
bagi keselamatan manusia dan lingkungan.
4.3.1 Gangguan Pada Jaringan Tegangan Menengah (JTM)
Dari berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah,
penulis mendapatkan bebrapa masalah gangguan yang sering terjadi pada
jaringan tegangan menengah yaitu :
a. Hubung singkat satu fasa ke tanah
b. Hubung singkat dua fase
c. Hubung singkat tiga fasa
a) Hubung singkat satu fasa ke tanah
Hubung singkat satu fasa ke tanah adalah gangguanhubung singkat
yang terjadi karena flashover antara penghantar fasa dan tanah (tiang
travers atau kawat tanah pada tegangan menengah). Gangguan ini
disebabkan oleh hewan, seperti kelelawar yang begantungan pada
isolator dan gangguan ini bersifat temporer, tidak ada kerusakan
yang permanen di titik gangguan. Pada gangguan yang tembusnya
(breakdown) adalah isolasi udaranya, oleh karena itu tidak ada
kerusakan yang permanen. Setelah arus gangguannya terputus,
misalnya karena terbukanya circuit breaker oleh relay pengamannya,
peralatan atau saluran yang terganggu tersebut siap dioperasikan
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
kembali. Jika terjadi gangguan satu fasa ke tanah, arus gangguannya
hampir selalu lebih kecil daripada arus hubung singkat tiga fasa.
b) Hubung singkat dua fasa
Hubung singkat dua fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi
karena bersentuhannya antara penghantar fasa yang satu dengan satu
penghantar fasa yang lainnya sehingga terjadi arus lebih (over current).
Gangguan ini dapat diakibatkan oleh flashover dengan pohon - pohon
yang tertiup oleh angin. Jika terjadi gangguan hubung singkat dua fasa,
arus hubung singkatnya biasanya lebih kecil daripada arus hubung
singkat tiga fasa.
c) Hubung singkat tiga fasa.
Hubung singkat tiga fasa adalah gangguan hubung singkat yang terjadi
karena bersatunya semua ketiga penghantar fasa. Gangguan ini dapat
diakibatkan oleh tumbangnya pohon kemudian menimpa kabel
jaringan.
Adapun berbagai gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan
menengah diakibatkan oleh beberapa faktor yaitu:
1. Sambaran petir yang mengenai jaringan
2. Menempelnya layng-layang pada kabel jaringan
3. Pohon atu ranting yang menempel pada kabel jaringan
4. Hewan yang menempel pada kabel jaringan
5. Hilangnya atau putusnya kawat netral
Dari beberapa faktor gangguan di atas, faktor yang biasanya terjadi pada
jaringan tegangan menengah pada jaringan distribusi PT. PLN (Persero)
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Ranting Sentani adalah menempelnya layang-layang pada kabel jaringan,
pohon atau ranting yang menempel pada kabel jaringan dan hewan yang
menempel pada kabel jaringan. Sedangkan untuk faktor gangguan petir
dan hilangnya kawat netral jarang terjadi pada jaringan distribusi PT. PLN
(Persero) Ranting Sentani.
3.3.2 Gangguan Pada Jaringan Tegangan Rendah (JTR)
Untuk jaringan tegangan rendah jenis gangguan yang paling sering terjadi
adalah losse contact yang biasanya terjadi pada jaringan tegangan
rendah untuk sambungan rumah (SR) dan adapun masalah yang sering
terjadi pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan system 4
kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral adalah masalah ketidak seimbangan
beban.
Untuk gangguan pada jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah
(SR), gangguan losse contac disebabkan oleh sambungan yang kurang
baik, terutama yang menggunakan sambungan dengan tab konektor yang
telah rusak akibat faktor usia tab konektor yang sudah lama digunakan
dan pemasangan tab konektor yang kurang tepat sehingga dapat memicu
terjadinya gangguan losse contac. Yang dimaksud dengan tab konektor
adalah peralatan untuk menghubungkan (mengconek) penghantar
dengan SR (sambungan rumah). Jenis tab konektor yang sering
digunakan pada PT. PLN (persero) Ranting Sentani adalah tab konektor
kedap air (piercing connector), tab konektor ini dapat dipasang dalam
kondisi jaringan bertegangan dan tanpa mengupas isolator. Konduktansi
terjadi karena pada tab konektor ini terdapat gigi penerus arus.
Sehinggan gigi penerus arus tajam dan tegak untuk menembus bagian
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
isolasi kabel, serta harus diberi gemuk untuk melindungi bagian kontak
dari korosi.
Gambar 4.7 Tab Konektor Kedap Air ( piercing conektor)
Sedangkan masalah yang sering terjadi pada jaringan tegangan rendah
dengan menggunakan sistem 4 kawat yakni 3 fasa dan 1 netral adalah
ketidak seimbangnya beban,yang salah satu penyebab keadaan beban
tidak seimbang adalah beda fasa dari beban tiga fasa tidak seimbang.
Untuk jaringan tegangan rendah dengan system 4 kawat yakni 3 fasa dan 1
netral terdiri dari dua jenis kondukror yaitu konduktor telanjang dan
konduktor twisted cable.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
4.3.3 Dampak yang Ditimbulkan Akibat Gangguan Pada Jaringan
Tegangan Menengah Dan Jaringan Tegangan Rendah
Dampak yang ditimbulkan pada jaringan tegangan menengah adalah
dengan adanya sambaran petir yang mengenai kabel jaringan, ranting
pohon yang menempel pada jaringan dan benang layang-layang yang
menempel atau melilit kabel jaringan maka akan berdampak terjadinya
arus lebih (over current) yang disebabkan hubung singkat fasa-fasa.
Terjadinya over current akan membuat akan membuat system relay
proteksi atau system pengaman jaringan bekerja. Apabila terjadi arus
lebih atau hubung singkat maka semakin sering pula relay bekerja,
dengan demikian akan sering pula trafo daya menerima hubung
singkat, dimana akan memperpendek umur trafo tersebut.
Sedangkan dampak yang ditimbulkan pada jaringan tegangan rendah
pada sambungan rumah (SR) adalah dengan rusaknya sambungan
yang menggunakan tab konektor dapat megakibatkan losse contac
sehingga sumber arus menjadi nol dan terputusnya arus yang menuju
ke pelanggan. Adapun dampak yang ditimbulkan dari masalah ketidak
seimbang beban adalah dapat mengakibatkan penghantar netral yang
dipasok dari gardu distribusi dengan sistim 4 kawat yakni 3 fasa dan
netral mengalir arus, jika di hantaran pentanahan netral terdapat nilai
tahanan dan di aliri arus, maka kawat netral akan bertegangan yang
dapat menyebabkan tegangan pada trafo tidak seimbang.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
4.4 Pemecahan Masalah
Permasalahan gangguan hubung singkat pada jaringan tegangan
menengah dan gangguan losse contac dan ketidak seimbangan beban
pada jaringan tegangan rendah dapat diselesaikan dengan beberapa
alternative pemecahan diantaranya adalah :
4.4.1 Alternatif Pemecahan Gangguan Hubung Singkat Pada
Jaringan Tegangan Menengah
1. Pemeliharaan jaringan tegangan menengah secara berkala dengan
memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau telah
mengenai jaringan tegangan menengah, membersihkan jaringan dari
hewan yang menempel pada jaringan dan membersihkan jaringan
tegangan menengah dari benang atau rangka layang-layang yang
menempel pada melilit kabel.
Gambar 4.8 Pemeliharaan Jaringan Tegangan Menengah
2. Melakukan kerja sama dengan masyarakat dalam hal pemeliharaan
jaringan tegangan menengah dengan memangkas pohon atau ranting
yang terkena jaringan tegangan menengah
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
3. Memasang dan memaksimalkan kerja suatu alat proteksi dalam
mengatasi gangguan-gangguan hubung singkat, Recloser, Arester,
relay arus lebih (over curren), dan pelebur (fuse cute out).
Gambar 4.9 Fuse Cute Out (Pelebur)
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang telah diuraikan diatas,
penulis memilih alternatif pemecahan poin kesatu dan kedua, yaitu
pemeliharaan kabel tegangan menengah secara berkala dengan
memangkas ranting pohon atau batang pohon yang hampir atau sudah
mengenai kabel tegangan menengah dan membersihkan kabel tegangan
menengah dari benang-benang atau rangka layang-layang yang menempel
atau melilit pada kabel. Dan lebih mengefektifkan kerja sama antara PT. PLN
(Persero) Ranting Sentani dan masyarakat dalam melakuakan pemeliharaan
terhadap jaringan tegangan menengah dengan memangkas pohon atau
ranting yang terkena kabel jaringan tegangan menengah.
Penulis memilih dua poin ini karena apabila kabel tegangan menengah
sudah terpelihara dan tidak adanya pohon atau ranting yang mengenai kabel
jaringan tegangan menengah maka sistem distribusi pun akan lancar dan
gangguan hubung singkat pun tidak akan terlalu sering terjadi sehingga akan
memperpanjang umur peralatan yang terpasang pada system.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
4.4.2 Alternatif Pemecahaan Masalah Pada Gangguan Jaringan
Tegangan Rendah (JTR)
1. Pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah
(SR) dapat dilakuakn dengan mengganti tab konektor yang telah
rusak dengan tab konektor yang baru.
Gambar 4.10 Penggantian Tab Konektor
2. Sedangkan untuk mengatasi masalah ketidak seimbangan beban
yang timbul pada jaringan tegangan rendah dengan munggunakan
sistim 4 kawat yaitu 3 fasa dan 1 netral adalah dengan melakukan
pemeliharaan jaringan dengan cara membersihkan jaringan dari
sentuhan dahan (untuk jaringan dengan konduktor telanjang).
Sedangakan untuk twisted cable, pemeliharaan agak jarang kecuali
untuk kabel yang tertekan dahan pohon. Memonitoring
keseimbangan beban pada tiap-tiap fasa, agar konduktor netral tidak
dialiri arus besar, yang bisa membuat masalah.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Dari alternatif pemecehan masalah diatas, penulis memilih poin satu dan dua
yaitu pemeliharaan jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR)
dan pemeliharaan jaringan tegangan rendah dengan sistim 4 kawat yaitu 3
fasa dan 1 netral dan memonitoring keseimbangan beban pada masing-
masing fasa.
Penulis memilih dua poin diatas karena dengan dilakukanya pemeliharaan
jaringan tegangan rendah pada sambungan rumah (SR) dengan cara
mengganti konektor yang telah rusak, di harapkan dapat mengatasi
gangguan losses contac pada jaringan tegangan rendah, dan juga dengan
dilakukanya pemeliharaan terhadap tegangan rendah pada sistim 4 kawat
yakni 3 fasa dan 1 netral dan memonitor keseimbangan beban pada tiap-
tiap fasa diharapkan dapat menyelesaikan masalah yang timbul pada
jaringan tegangan rendah.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Setelah memaparkan beberapa permasalahan dan pemecahan masalahnya
dibidang pemeliharaan jaringan tegangan menengah dan tegangan rendah
yaitu masalah gangguan dan dampak yang ditimbulkannya, maka ada
bebeapa hal yang perlu digaris bawahi yaitu :
1. Permasalahan yang timbul pada bagian distribusi jaringan pada bagian
pemeliharaan jaringan tegangan menengah adalah masalah gangguan
dan dampak yang terjadi pada jaringan tegangan menengah dan
tegangan rendah.
2. Gangguan yang sering terjadi pada jaringan tegangan menengah adalah
gangguan hubung singkat satu fasa ke tanah, hubung singkat dua fasa
dan hubung singkat tiga fasa. Dan gangguan dan masalah yang sering
terjadi pada jaringan tegangan rendah adalah losse contac dan ketidak
seimbangan beban.
3. Dampak yang terjadi akibat gangguan hubung singkat tersebut adalah
terjadi arus lebih (over current). Dimana arus lebih (over current) dapat
berbahaya bila alat proteksi relay (pengaman arus lebih) tidak berfungsi
dengan semestinya. Dampak yang terjadi akibat losse contac adalah
terputusnya arus tegangan sedangkan dampak yang terjadi akibat
masalah ketidak seimbangan beban adalah dapat menyebabkan
tegangan pada trafo tidak seimbang.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
4. Pemecahan masalah gangguan pada jaringan tegangan menengah dan
rendah, yaitu dengan melakukan pemeliharaan jaringan secara berkala.
5.2 Saran
Dari beberapa alternatif pemecahan masalah yang dikemukakan diatas
dalam mengatasi gangguan yang terjadi pada jaringan tegangan menengah
dan tegangan rendah masih sangat sederhana, namun solusi tersebut dapat
menjadi masukan bagi kita semua terutama pihak PT.PLN (Persero) Ranting
Sntani. Dengan melakukan pemeliharaan secara berkala diharapkan dapat
membantu dalam mengurangi gangguan dan masalah pada jaringan
tegangan menengah dan tegangan rendah.
Melihat hal di diatas, penulis meyarankan untuk lebih meningkatkan
pemeliharaan jaringan secara insentif dan berkala serta pengawasan dan
kerja sama antara PT. PLN (Persero) Ranting Sentani dan masyarakat.
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
DAFTAR PUSTAKA
PT. PLN (Persero) Cabang Jayapura. 2011, Sejarah Dan Lokasi Perusahaan.
PT. PLN (Persero) Ranting Sentani.2011, Data Perkembangan Distribusi, Data Beban Puncak, Single Line Penyulang Dan Data Gardu, Alamat Dan Daya Terpasang Pada Setiap Penyulang.
http// www.jendeladistribusi.org , 2009, Materi Jaringan Distribusi Tegangan Menengah. [ 10 September 2011]
http// www.demam48.files.wordpress.com, 2010, Pengaman Pada Jaringan Distribusi. [ 21 September 2011]
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
33
Sonya T.P - Lapoaran KP PLTD Sentani 2011
Recommended