View
1.927
Download
27
Category
Preview:
Citation preview
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji syukur tim penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan tuntunan, kesempatan, dan kesehatan kepada tim penulis, sehingga kami
bisa menyusun makalah ini, sampai pada akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah
ini, untuk diajukan sebagai tugas mata kuliah Jaringan Komputer
Dan tidak lupa kita sampaikan shalawat beriring salam kita kepada nabi
Muhammad SAW yang telah membawa manusia dari dunia yang bodoh kepada dunia
yang penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga tim penulis bisa menulis makalah ini
dengan mnggunakan ilmu yang ada pada diri tim penulis.
Dalam penyusunan makalah ini tim penulis banyak mendapat masukan dari
berbagai pihak. Dan pada kesempatan ini tim penulis mengucapkan banyak-banyak
terima kasih kepada pihak-pihak tersebut diantaranya :
1. Bapak Adam Mukharil Bachtiar, S.Kom sebagai dosen mata kuliah Jaringan
Komputer
2. Saudara Pudjiono sebagai narasumber dan Sebagai Assisten Manager IT
3. Dan semua pihak yang telah telah turut membantu dalam penyusunan
makalah.
Sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kesalahan dan keterbatasan ilmu ,
tim penulis mohon maaf kalau ada kesalahan dan kekhilafan dalam pembuatan
makalah ini, baik disengaja maupun tidak disengaja. Dan sangat diharapkan kritik dan
saran dari pembaca yang brsifat membangun untuk pembuatan karya tulis berikutnya
yang lebih baik.
Akhir kata semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi tim
penulis sendiri.
Bandung, Desember 2006
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR …………………………………………………. i
DAFTAR ISI …………………………………………………………… ii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………… iii
DAFTAR TABEL ………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………….
1.1 Latar Belakang Masalah ……………………………………..
1.2 Maksud dan Tujuan Makalah ……………………………….
1.3 Identifikasi Masalah ………………………………………….
1.4 Batasan Makalah …………………………………………….
1.5 Metodologi Penelitian ………………………………………
1.6 Ruang Lingkup Kajian ……………………………………...
1.7 Sistematika Penulisan ………………………………………..
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Instansi ……………………………………..
2.2 Landasan Teori ……………………………….
BAB III ANALISA JARINGAN ……………………………………..
3.1 Data Local Area Network …………………………………………….
3.1.1 Topologi LAN …………………………………………….
3.1.2 Media Transmisi ………………………………………….
3.1.3 Jumlah Host ……………………………………………….
3.1.4 Sistem Operasi LAN ………………………………………
3.1.5 Perangkat Lunak LAN ……………………………………
3.1.6 Perangkat Keras LAN …………………………………….
3.1.7 IP Address LAN ……………………………………………
3.1.8 Subnetting IP Address LAN …………………………….
3.1.9 Model Hubungan LAN …………………………………..
3.1.10 Ukuran Ruang LAN ………………………………………
3.1.11 Pengelolaan LAN …………………………………………
3.1.12 Keamanan LAN ……………………………………………
3.1.13 Pemeliharaan LAN ……………………………………….
3.1.14 Data pendukung lain ……………………………………
3.3 Data Internetworking ………………………………………………..
3.2.1 Nama ISP …………………………………………………
3.2.2 IP Address dan Subnetting akses internet …………………
3.2.3 Jumlah Host yang koneksi internet ……………………….
3.2.4 Internet Connection Sharing ……………………………..
3.2.5 Teknik Koneksi ke ISP …………………………………..
3.2.6 Besar Banwidth ………………………………………….
3.2.7 Manajemem Banwidth ……………………………………
3.2.8 Perangkat Keras Internet …………………………………
3.2.9 Perangkat Lunak Internet …………………………………
3.2.10 Keamanan Internet ………………………………………
3.2.11 Data pendukung lainnya ………………………………….
BAB IV Kesimpulan dan Saran ………………………………………..
4.1 Kesimpilan ……………………………………………………………
4.2 Saran ………………………………………………………………….
Lampiran ………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….
BAB 1
PENDAHULUAN
1 1. Latar Belakang Masalah
Pada saat ini, seperti yang telah kita ketahui perkembangan dunia informasi
sangatlah cepat, dan perkembangn tersebut tidak lepas dari perkembangan komputer
sebagai media pengantar informasi. Banyak manfaat yang dapt diperoleh dari
teknologi informasi yang berbasiskan komputer ini, diantaranya kita dapat dengan
cepat dan mudah mengirim, melihat, dan menerima informasi. Baik berbentuk suara,
teks, ataupun gambar baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak.
Dan hal tersebut diatas tidak akan bisa kita dapat bila tidak adanya faktor
penting pada teknologi informasi itu yaitu jaringan komputer. Karena dengan adanya
jaringan komputer maka satu komputer bisa dihubungkan dengan satu satu atau lebih
komputer lain. Karena itu, jelaslah bahwa jaringan komputer adalah hal yang sangat
penting dalam teknologi informasi berbasis komputer, sehingga tim penulis merasa
perlu untuk membuat tulisan yang berkenaan dengan jaringan komputer ini. Sehingga
jaringan komputer bisa dikenal dan dipelajari lebih lanjut.
1 2. Maksud Dan Tujuan
Maksud dan tujuan tim penulis menyusun makalah ini adalah sebagai tugas yang
akan diajukan pada mata kuliah Jaringan Komputer. Selain itu tim penulis juga
berharap makalah ini bisa bermafaat bagi pembaca pada umumnya dan tim penulis
pada khususnya sebagai sedikit panduan dan tambahan ilmu pengetahuan mengenai
jaringan komputer. Dan juga sebagai patokan untuk pengembangan jaringan komputer
lebih lanjut.
1 3. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang tersebut kami dapat merngidentifikasi masalah yang akan dikaji
dalam penulisan laporan ini, yaitu :
Masih kurangnya pengetahuan akan teknologi informasi khususnya internet di
kalangan sekolah-sekolah dan intansi pemerintah.
Kurangnya pengetahuan akan pentingnya manfaat dan cara kerja internet.
1 4. Batasan Masalah
Jaringan komputer adalah suaru ilmu yng sangat luas penjabarannya, sehingga
tim penulis tidak bisa menguraikannya secara keseluruhan, sehingga pada makalah ini
tim penulis membatasi pembahasan masalah hanyalah semua yang telah diatur
sebelumnya yaitu makalah ini hanya membahas tentang hasil dari survey lapangan tim
penulis.
Dimakalah ini tim penulis membahas tentang sedikit instansi/organisasi
tempat tim penulis melakukan survey lapangan,diantaranya nama instansi, struktur
instansi/organisasi, bidang/jenis usaha instansi, dan semua hal yang dirasa perlu
diketahui tentang instansi/organisasi tempat tim penulis melakukan survey lapangan.
Lalu disini tim penulis juga membahas tentang data local area network yang
ada di instansi/organisasi tempat tim penulis melakukan survey lapangan seperti
Topologinya, Media trasmisinya, dan tentu saja semua yang dirasa perku untuk
diketahui. Lalu tim penulis juga membahas tentang data internetworking diantaranya
nama ISP, IP address dan subnetting akses internet, perangkat keras, dan lunak
internet, dan segala sesuatu yang diperlukan dalam data internetworking.
1 5. Metodologi Penelitian
Untuk menyusun makalah ini kami tim penulis terlebih dahulu melakukan
survey. Dalam survey ini kami tim penulis secara langsung bertemu dengan
narasumber di warnet tempat kami melakukan survey. Dan kami secara langsung
meliihat, dan bertanya tentang jaringan yang terdapat dan dipakai di warnet itu.
1 6. Ruang Lingkup Kajian
Ruang lingkup dalam penelitian meliputi profil instansi yang menjadi objek
penelitian, jaringan komputer yang ada di instansi tersebut dan informasi-informasi
tentang bidang internet, dimana pokok-pokok pembahasan ini telah di batasi pada
bagian batasan masalah.
1 7. Sistematika Penulisan
Tim penulis menyusun makalah ini secara terkoordinir, dan diatur
sebagaimana seharusnya sebuah makalah disusun. Sehingga berbentuk seperti yang
dicantumkan dibawah ini :
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
2. Maksud dan Tujuan
3. Identifikasi Masalah
4. Batasan Masalah
5. Metodologi Penelitian
6. Ruang Lingkup Kajian
7. Sistematika penulisan
BAB II. Landasan Teori
BAB III. Data Hasil Survey
BAB IV. Penutup
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1. Sejarah Instansi
Rumah Sakit Advent Bandung didirikan tanggal 2 Oktober 1950 Oleh Donald
N. Hold seorang dokter dan missionaries Gereja Advent. Pada awalnya Rumah Sakit
Advent berlokasi di Jalan Tamansari 40, Bandung tempat tinggal bekas orang Belanda
yang diubah menjadi fasilitas kesehatan dengan kapasitas 24 tempat tidur.
Rumah Sakit ini kemudian berkembang, dan pada tahun 1953 Rumah Sakit
membeli tambahan tanah untuk mendirikan bangunan rumah tinggal pegawai medis
dan fasilitas kesehatan lainnya. Karena respons positif dari masyarakat sekitar maka
tahun 1960 Rumah Sakit Advent Bandung telah berkembang hingga 110 tempat tidur,
Untuk melanyani masyarakat yang lebih luas lagi, Rumah Sakit Advent dipindahkan
ke Jalan Cihampelas 161, tempat yang lebih strategis dan lebih luas. Pada tanggal 24
January 1963 Ibu Negara Hartini Soekarno meresmikan gedung rumah sakit
bertingkat 3 dengan kapasitas 150 tempat tidur.
Selama bertahun – tahun Rumah Sakit Advent Bandung dikenal dengan “The
American Hospital” sebab kebanyakan dokter – dokternya berasal dari Amerika
Serikat. Tahun 1970 kepemimpinan rumah sakit dialihkan pada putra Indonesia. Dr
Henry Novak adalah doctor bangsa asing terakhir yang menjadi pimpinan Rumah
Sakit Advent Bandung.
Tahun 1990 Rumah Sakit Advent Bandung adalah salah satu rumah sakit
terbaik dalam fasilitas kesehatan. Satu ruang eksekutif dan 2 ruang VIP diresmikan
pada bulan April 2000, kemudian 10 ruang VIP ditambahkan pada tahun 1997,
sehingga rumah sakit ini berkapasitas 215 tempat tidur.
Bulan September 2000 didirikan 2 tingkat Pusat Rawat jalan dan The Newstart
Plaza Tahun 2003 ditambah satu wing di lantai 3 untuk 3 ruang rawat inap dan 6
ruang VVIP (Super VIP).Tahun 2007 ditambah 10 ruang VIP di lantai 1 dan 8 ruang
VVIP di lantai 3 dan di Tahun 2009 Bulan November Didirikan 7 tingkat dengan 1
tingkat sebagai basement.Rumah Sakit Advent Bandung adalah salah satu dari 500
rumah sakit dan klinik dalam jaringan Hospital and Clinics Network sedunia yang
dikelola dan dimiliki oleh Gereja Masehi Advent hari Ketujuh.
Penghargaan yang telah diraih oleh Rumah Sakit Advent antara lain
Tahun 1986 Penghargaan 1, penampilan kerja Rumah Sakit Se-Jawa Barat.
Tahun 1994 Penampilan Terbaik, dalam bidang Penerapan Standart
Pelayanan, Penampilan RS dan Penanggulangan Kanker,
Dan AKREDITASI, Komite Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Akreditasi
selama 12 tahun.
2.2. Local Area Network (LAN)
LAN (Local Area Network) atau lebih dikenal dengan jaringan komputer
(JarKom) adalah kumpulan dari perangkat komputer, printer, dan perangkat-perangkat
lain yang saling berhubungan serta dapat ‘bekerja sama’, berkomunikasi dan
ber-‘kolaborasi’ satu sama lainnya.
Karakteristik yang umum terdapat pada LAN adalah :
Keterbatasan area/lokasi geografi operasi.
Tranfer data kecepatan tinggi
Koneksi terus-menerus ke service local
Umumnya lebih murah dari jaringan WAN
Umumnya menggunakan kabel sebagai media transmisi.
2.3. Desain LAN
Dua hal utama yang menjadi permasalahan dalam membangun atau
mengimplementasikan LAN, yaitu :
2.3.1. Jarak
Local Area Network dibatasi oleh jarak. Penyebab utamanya adalah
keterbatasan media transmisi. Kabel, sebagai media transmisi, yang membawa data
akan mengalami peredaman sehingga tidak mampu membawa data pada jarak yang
sangat jauh.
Untuk jarak / jangkauan tertentu dapat dipergunakan repeater untuk
memperkuat sinyal transmisi. Namun jika jarak terlalu jauh, penggunaan repeater
yang sangat banyak akan menyebabkan biaya yang besar. Solusi untuk hal tersebut
adalah dengan membangun sistem WAN.
2.3.2. Biaya
Dalam mendesain dan membangun suatu LAN, biaya adalah hal yang sangat
penting untuk dipertimbangkan. Komponen biaya ini tergantung pada topologi,
komponen atau peralatan yang dipergunakan, media transmisi dan lain-lain. Semakin
besar jaringan LAN yang dibangun, semakin banyak perangkat yang dibutuhkan,
semakin besar biaya yang dibutuhkan.
2.4. Topologi ( Arsitektur ) LAN
Secara umum, topologi LAN terdiri atas Bus, Ring, dan Star. Masing-masing
topologi mempunyai kelebihan dan kelemahan. Topologi Bus, Ring, dan Star telah
dikembangkan sebagai media transmisi yang digunakan oleh LAN. Kemajuan media
transmisi turut memperbaiki performansi LAN.
2.4.1. Topologi Bus
Topologi bus adalah topologi tradisional untuk standard Ethernet
Karakteristik topologi bus :
Kabel jaringan terhubung ke tiap-tiap ‘workstation’ secara linier.
Sinyal di broadcast ke semua terminal, tetapi yang merespon hanya yang
mempunyai alamat tujuan yang sesuai, sementara terminal yang lain tidak
memberikan respon.
Keuntungan : Mudah pada saat setup awal.
Kerugian : Jika terjadi kerusakan pada kabel ( putus, korosit dll ) akan
berpengaruh terhadap seluruh jaringan.
2.4.2. Topologi Ring
Karakteristik topologi ring :
Link "unidirectional" menghubungkan bagian "transmit" dari satu terminal ke
bagain penerima dari terminal lain.
Terminal mengirimkan frame ke terminal berikutnya (downstream member)
dalam Ring.
Keuntungan : Keuntungannya hanya pada penggunaan panjang jaringannya,
yang lebih pendek akan menggunakan kabel yang lebih sedikit.
Kerugian : Kerugiannya adalah jika kabel terputus diantara terminal akan
mempengaruhi keseluruhan LAN (hanya untuk standard Token Ring).
Topologi Ring biasanya memerlukan biaya yang lebih mahal dalam
penerapannya.
2.4.3. Topologi Star
Dalam topologi Star, tiap-tiap terminal terhubung ke konsentrator (hub/switch
sentral) yang berfungsi sebagai penguat multi-port ("multi-port repeater"). Tiap
terminal melakukan "broadcast" ke seluruh terminal yang terhubung ke konsentrator.
Keuntungan : Keuntungan topologi Star adalah jika kabel terputus hanya
mempengaruhi satu terminal. Terminal dapat ditambahkan dengan mudah,
tanpa mempengaruhi keseluruhan jaringan.
Kerugian : Kerugian hanya pada penggunaan kabel yang terlalu banyak karena
jarak fisik.
2.4.4. Topologi Tree
Topologi Tree merupakan gabungan dari topologi linier bus dan topologi star.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
2.5. Perangkat Jaringan Komputer
Dalam membangun suatu sistem LAN, terdapat sejumlah perangkat yang
dipergunakan, penggabungan perangkat-perangkat tersebut akan menciptakan
infrastruktur network.
2.5.1. Repeater / Penguat
Repeater, bekerja pada layer fisik jaringan, menguatkan sinyal dan mengirimkan
dari satu repeater ke repeater lain. Repeater tidak merubah informasi yang
ditransmisikan dan repeater tidak dapat memfilter informasi. Repeater hanya
berfungsi membantu menguatkan sinyal yang melemah akibat jarak, sehingga sinyal
dapat ditransmisikan ke jarak yang lebih jauh.
2.5.2. Bridge
Bridge digunakan untuk menghubungkan dua buah LAN dan memungkinkan
paket data dari satu LAN ke LAN yang lain. Sebuah bridge menyediakan sambungan
antara dua tipe LAN yang sama misalnya Ethernet LAN dan Token Passing. Dengan
bridge dapat memperluas jaringan LAN, sehingga semua segmen yang saling
berhubungan satu sama yang lainnya menjadi bagian dari LAN yang lebih besar.
Bridge adalah "intelligent repeater". Bridge menguatkan sinyal yang
ditransmisikannya, tetapi tidak seperti repeater, Brigde mampu menentukan tujuan.
2.5.3. Hub
Hub menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN. Hub adalah
repeater dengan jumlah port banyak (multiport repeater). Hub tidak mampu
menentukan tujuan. Hub hanya mentrasmisikan sinyal ke setiap line yang terkoneksi
dengannya, menggunakan mode half-duplex.
2.5.4. Router
Router adalah peningkatan kemampuan dari bridge. Router mampu menunjukkan
rute/jalur (route) dan memfilter informasi pada jaringan yang berbeda. Beberapa
router mampu secara otomatis mendeteksi masalah dan mengalihkan jalur informasi
dari area yang bermasalah.
2.5.5. Switch
Switch menghubungkan semua komputer yang terhubung ke LAN, sama seperti
hub. Perbedaannya adalah switch dapat beroperasi dengan mode full-duplex dan
mampu mengalihkan jalur dan memfilter informasi ke dan dari tujuan yang spesifik.
2.6. Media Transmisi
Local Are Network mempergunakan empat tipe kabel sebagai media transmisinya :
2.6.1. Coaxial
Karakteristik kabel coaxial :
Sebuah konduktor tembaga
Lapisan pembungkus dengan sebuah “kawat ground”
Sebuah lapisan paling luar
Kabel coaxial digunakan pada topologi bus. Saat ini beberapa produk LAN tidak
lagi mendukung penggunaan coaxial.
Protokol Ethernet yang dikembangkan dengan menggunakan kabel coaxial :
10Base5 / Kabel “Thicknet”
o Sebuah kabel coaxial RG/U-8
o Merupakan kabel “original” Ethernet
o Tidak dipergunakan lagi untuk LAN ‘modern’
10Base2 / Kabel “Thinnet”
o Sebuah kabel coaxial RG/U-58
o Mempunyai diameter yang lebih kecil dari “Thicknet”.
o Menggantikan penggunaan “thicknet”.
o Tidak direkomendasikan lagi, tapi masih dipergunakan, umumnya pada
jaringan berskala sangat kecil.
2.6.2. Unshielded Twisted Pair (UTP)
Kabel "Unshielded Twisted Pair" (UTP) digunakan untuk LAN dan sistem
telepon. Kabel UTP terdiri dari empat pasang warna konduktor tembaga yang setiap
pasangnya berpilin. Pembungkus kabel memproteksi dan menyediakan jalur bagi tiap
pasang kawat. Kabel UTP terhubung ke perangkat melalui konektor modular 8 pin
yang disebut konektor RJ-45. Semua protokol LAN dapat beroperasi melalui kabel
UTP. Kebanyakan perangkat LAN dilengkapi dengan RJ-45.
Terdapat 5 kategori (level) untuk kabel UTP. Kategori ini mendukung sinyal
suara berkecepatan rendah (low-speed voice) dan sinyal LAN berkecepatan tinggi.
Kategori 5 UTP direkomendasikan sebagai kategori minimum untuk instalasi LAN
dan cocok untuk topologi star. Tabel berikut menunjukkan masing-masing kategori:
Kategori Performansi (MHz) Penggunaan
CAT 1 1 Voice, Mainframe, Dumb Terminal
CAT 2 4 4 MB Token Ring
CAT 3 10 10MB Ethernet
CAT 4 20 16 MB Token Ring
CAT 5 100 100 MB Ethernet
2.6.3. Shielded Twisted Paid (STP)
"Shielded Twisted Pair" (STP) adalah jenis kabel telepon yang digunakan dalam
beberapa bisnis instalasi. Terdapat pembungkus tambahan untuk tiap pasangan kabel
("twisted pair").
Kabel STP juga digunakan untuk jaringan Data, digunakan pada jaringan Token-
Ring IBM. Pembungkusnya dapat memberikan proteksi yang lebih baik terhadap
interferensi EMI.
Kelemahan Kabel STP :
Attenuasi meningkat pada frekuensi tinggi.
Pada frekuensi tinggi, keseimbangan menurun sehingga tidak dapat
mengkompensasi timbulnya "crosstalk" dan sinyal "noise”
Harganya cukup mahal
2.6.4. Fiber Optik
Kabel Fiber Optik adalah teknologi kabel terbaru. Terbuat dari glas optik. Di
tengah-tengah kabel terdapat filamen glas, yang disebut "core", dan di kelilingi
lapisan "cladding", "buffer coating", material penguat, dan pelindung luar.
Informasi ditransmisikan menggunakan gelombang cahaya dengan cara
mengkonversi sinyal listrik menjadi gelombang cahaya. Transmitter yang banyak
digunakan adalah LED atau Laser.
Kelebihan kabel Fiber Optik :
Kapasitas bandwidth yangbesar (gigabite per detik)
Jarak dan trnsmisi yang lebih jauh (2 – 60 km)
Tahan terhadap interferensi elektromagnetik
Kabel Fiber Optik banyak digunakan pada jaringan WAN untuk komunikasi suara
dan data. Kendala utama penggunaan kabel fiber optik di LAN adalah perangkat
elektroniknya yang masih mahal. Sedangkan harga kabel Fiber Optiknya sendiri
sebanding dengan kabel LAN UTP.
2.7. Kelas IP Address
2.7.1. Kelas IP Address
Untuk mempermudah proses pembagiannya, IP address dikelompokkan ke dalam
kelas-kelas. Dasar pertimbangan pembagian IP address ke dalam kelas-kelas adalah
untuk memudahkan pendistibusian pendaftaran IP address. Dengan memberikan
sebuah ruang nomor jaringan (beberapa blok IP address) kepada ISP (Internet Service
Provider) di suatu area diasumsikan pengananan komunitas lokal tersebut akan lebih
baik, dibandingkan dengan jika setiap pemakai individual harus meminta IP address
ke otoritas pusat, yaitu Internet Assigned Numbers Authority (IANA). IP address ini
dikelompokkan dalam lima kelas : Kelas A, Kelas B, Kelas C, Kelas D, dan kelas E.
Perbedaan pada tiap kelas tersebut adalah pada ukuran dan jumlahnya. IP Kelas A
dipakai oleh sedikit jaringan namun jaringan ini memiliki anggota yang besar. Kelas
C dipakai oleh banyak jaringan, namun anggota masing-masing jaringan sedikit.
Kelas D dan E juga didefinisikan, tetapi tidak digunakan dalam penggunaan normal.
Kelas D diperuntukkan bagi jaringan multicast, dan Kelas E untuk keperluan
eksperimental.
2.7.2. Network ID dan host ID
Pembagian kelas-kelas IP address didasarkan pada dua hal : network ID dan host
ID dari suatu IP address. Setiap IP address selalu merupakan sebuah pasangan dari
network-ID (identitas jaringan ) dan host-ID (identitas host dalam jarinangan
tersebut). Network-ID ialah bagian dari IP address yang digunakan untuk
menunjukkan jaringan tempat komputer ini berada. Sedangkah host-ID ialah bagian
dari IP address yang digunakan untuk menunjukkan workstation, server, router, dan
semua host TCP/IP lainnya dalam jaringan terserbut. Dalam satu jaringan, host-ID ini
harus unik (tidak boleh ada yang sama).
Kelas A
Karakteristik :
IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat
besar. Bit pertama dari IP addrtess kelas A selalu di Set 0 (nol) sehingga byte terdepan
dari IP address kelas A selalu bernilai antara angka 0 dan 117. Pada IP address kelas
A, netweork ID ialah delapan bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya.
Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya 113.46.5.6 ialah :
Sehingga IP address di atas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113.
Dengan panjang host ID yang 24 bit, network dengan IP address kelas A ini dapat
menampung sekitar 16 juta host.
Kelas B
Karakteristik :
IP address kelas B biasanya dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan
besar. Dua bit pertama dari IP address kelas B selalu di set 11 (satu nol) sehingga byte
terdepan dari IP address kelas B selalu bernilai antara 118 hingga 191. Pada IP
address kelas B, network ID ialah enam belas bit pertama, sedangkan host ID ialah 16
bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca IP address kelas A, misalnya
132.92.111.1 ialah :
Sehingga IP address di atas berarti host nomor 111.1 Pada network nomor
132.92 Dengan panjang host ID yang 16 bit, network dengan IP address kelas B ini
dapat menampung sekitar 65000 host.
Kelas C
Karakteristik :
IP address kelas C awalnya digunakan untuk jaringan berukuran kecil
(misalnya LAN). Tiga bit pertama dari IP address kelas C selalu berisi 111. Bersama
21 bit berikutnya, angka ini membentuk network ID 24 bit. Host-ID ialah 8 bit
terakhir. Dengan konfigurasi ini, bisa dibentuk sekitar dua juta network dengan
masing-masing network memiliki 256 IP address.
Kelas D
Karakteristik :
IP address kelas D digunakan untuk keperluan IP multicasting. 4 bit pertama
IP address kelas D di set 1111. Bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast
group yang menggunakan IP address ii. Dalam multicasting tidak dikenal network bit
dan host bit.
Kelas E
Karakteristik :
Kelas E adalah ruang alamat yang dicadangkan untuk keperluan eksperimental. IP
address kelas E tidak digunakan untuk umum. 4 bit pertama IP address ini di set 1111.
2.7.3. Subnetting
Masalah kedua yang berkaitan dengan bagaimana membuat suatu alokasi alamat
lebih efisien, bila ternyata host yang akan kita hubungkan ke jaringan lebih kecil
daripada alokasi alamat yang kita punyai. Yang jelas dengan menggunakan metoda
subnetting, bit host IP address direduksi untuk subnet ini. Sebagai contoh, subnet
mask diasosiasikan dengan alamat kelas B standard adalah 255.255.0.0. Subnet mask
digunakan dengan memperluas bagian jaringan dari suatu alamat kelas B dengan byte
tambahan. Misalnya sub mask 255.255.255.0 berarti dua byte pertama mendefinisikan
jaringan kelas B, byte ketiga menunjukkan alamat subnet, dan yang keempat baru
menunjuk pada host pada subnet yang bersangkutan. Masking yang byte-oriented
lebih mudah dibaca dan diartikan, tapi sebenarnya subnet masking bersifat bit-
oriented, jadi misalnya seseorang bisa saja membuat sub-mask 255.255.255.192.
Tabel berikut mengilustrasi efek dari subnet-mask terhadap bermacam-macam alamat
jaringan
IP Address Subnetmask Interpretasi
128.66.12.1 255.255.255.0 Host 1 pada subnet 128.66.12.0
130.97.16.13
2
255.255.255.192 Host 4 pada subnet 130.97.16.128
192.178.16.6
6
255.255.255.192 Host 2 pada subnet 192.178.16.64
132.90.132.5 255.255.240.0 Host 4.5 pada subnet 132.90.128.0
18.20.16.91 255.255.0.0 Host 16.91 pada subnet 18.20.0.0
BAB 3
ANALISA JARINGAN
Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang kami ajukan kepada narasumber maka
inilah hasil ataupun jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Dan kami pun
bersyukur jawaban dan pernyataan dari narasumber bisa kami mengerti.
3.1. Data Local Area Network
3.1.1. Topologi LAN
Untuk topologi LAN di Rumah Sakit Advent Bandung, narasumber
menyatakan bahwa semua topologi LAN-nya terpakai semua seperti Bus, Star,
Ring, Tree, dan Mesh. Alasannya adalah karena di tiap ruangan topologi tersebut
menuntut untuk memakai topologi yang berbeda-beda.
A. Topologi Bus
Keuntungan Topologi Bus
1. Kemudahan dalam konfigurasi perangkat dan computer
2. Kabel yang dibutuhkan sedikit
Kelemahan Topologi Bus
1. Membutuhkan terminator sebesar 50 ohm
2. Sulit mengidentifikasi permasalahan
3. Seluruh jaringan mati bila backbonenya mati
4. Tidak cocok untuk gedung yang besar
Dan protocol yang dipakai adalah Ethernet 10 base 2, lalu untuk media
transimisinya menggunakan kabel thick coaksial dengan konektornya BNC (Bayone
Neil Concelman). Lalu pada kedua ujung kabelnya diberikan terminator sebagai
mempunya resistansi 50 ohm. Setiap segmennya hanya berjarak maksimal 185 m dan
bisa dipasang hingga 5 segmen sehingga jaringannya maksimal 985 m. Setiap segmen
bisa diisi 30 unit computer
B. Topologi Star
Topologi Star juga memiliki beberapa keuntungan yaitu:
1. Mudah dalam pemasangan dan pengkabelan
2. Gangguan dapat diminimalisir
3. Mudah untuk mendeteksi kesalahan
4. Cocok untuk suatu jaringan LAN atau untuk gedung
Dan adapula kekurangannya yaitu:
1. Dibutuhkan konsentrator sebagai pusat jarinngan
2. Biaya cukup mahal karena dibutuhkan konsentrator
3. Membutuhkan banyak kabel
Untuk Topologi Star, protocol yang dipakai 10 base T dan tentu saja metode
aksesnya adalah CSMA/CD. Yang pada sebuah segmen bisa mencapai 100 m
maksimal computer yang tersambung adalah 1024 unit. Adapun media transmisi yang
dipakai adalah kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) dengan konektornya RJ-45.
C. Topologi Ring
Keuntungan topologi ring yaitu:
1. Mudah dalam pemasangan dan pengkabelan
2. Gangguan dapat diminimalisir
3. Mudah untuk mendeteksi kesalahan
4. Cocok untuk suatu jaringan LAN atau untuk gedung
5. Media transmisi menyerupai lingkaran
Topologi Ring memakai protocol Token Ring, sebuah sinyal dalam Token Ring
bergerak berputar searah jarum jam dari computer menuju computer berikutnya
Keuntungan Topologi Tree
3.1.2. Media Transmisi
Pada LAN di warnet ini yang menjadi media transmisi adalah Twisted Pair
dengan jenis kabel UTP yang menggunakan konektor RJ-45.
3.1.3. Jumlah Host
Di warnet ini terdapat 12 buah komputer yang terdiri dari 11 buah host dan 1
buah router.Dari 11 buah host satu diantaranya digunakan oleh operator.
3.1.4. Sistem Operasi LAN
Sistem operasi pada LAN di warnet ini adalah Windows XP services pack 2 pada
setiap host, dan pada komputer yang menjadi servernya menggunakan Linux Red Hat.
Karena adanya perbedaan pada sistem operasi yang dipergunakan oleh server dan host
pada LAN.
3.1.5. Perangkat Lunak LAN
LAN di warnet ini menggunakan perangkat lunak windows XP Service Pack 2
sebagai penghubung antar host, untuk server menggunakan Linux RedHat.
3.1.6. Perangkat Keras LAN
Perangkat keras yang digunakan dalam LAN ini antara lain:
CPU
Monitor dengan merk Philips
Key Board, dan mouse
Hub dengan merk D-Link
3.1.7. IP Address LAN
Pada LAN ini servernya menggunakan IP Address 192.168.0.9 dan komputer host
yang digunakan oleh operator menggunakan IP Address 192.168.0.10 dan selanjutnya
berurut dari 192.168.0.11 sampai dengan 192.168.0.20 dan inilah yang digunakan
oleh pengguna warnet ini.
3.1.8. Subnetting IP Address LAN
Subnetting IP Address yang digunakan adalah 255,255.255.0 dengan kelas A
sebagai jenis Kelas IP Addressnya
3.1.9. Model Hubungan LAN
Model hubungan yang terdapat pada jaringan Lokal Area Network di UnguNet
adalah model hubungan Client-Server.
3.1.10. Ukuran Ruang LAN
Warnet ini mempunyai ukuran 9 x 4 meter.
3.1.11. Pengelolaan LAN
Local Area Network (LAN) dikelola atau mendapat pengaturan langsung dari
administrator.
3.1.12. Keamanan LAN (AntiVirus)
Keamanan LAN pada warnet ini menggunakan anti virus diantaranya Avast anti
virus, AVG anti virus serta Deep Frezze.
3.1.13. Pemeliharaan LAN
Untuk pemeliharaan LAN disini setiap harinya dilakukan pembersihan terhadap
sistem pada masing-masing komputer. Pembersihan disini maksudnya adalah
merestore ulang kembali sistem komputer seperti semula, ini berarti bahawa
mengembalikan keadaan komputer sebagai mana awalnya.
3.1.14. Data pendukung lain
Seperti yang yang telah disebutkan diatas jumlah host ada sebanyak 11 buah. 10
host menggunakan processor Pentium III 865 MHz dengan RAM 128 MB, lalu satu
host lagi yang digunakan oleh operator menggunakan Pentium IV 2.26 GHz dengan
RAM 512 MB.
3.2. Data Internetworking
3.2.1. Nama ISP
Warnet ini menggunakan ISP dengan nama ASTINET.
3.2.2. IP Address dan Subnetting akses internet
IP Address dan subnetting akses internet yang digunakan adalah DNS
202.134.0.155.
3.2.3. Jumlah Host yang koneksi internet
Jumlah host yang terkoneksi dengan internet ini adalah 11 host.
3.2.4. Internet Connection Sharing
ICS yang digunakan adalah CIR2.
3.2.5. Teknik Koneksi ke ISP
Teknik koneksi ke ISP-nya adalah dengan wireless dengan merk BroodBrand.
3.2.6. Besar Banwidth
Pada servernya besar bandwidthnya adalah 1.3 MB dan ini dibagi ke 5 buah
warnet, sehingga warnet ini mendapat sekitar 260 bit. Karena jaingan ini
menggunakan WLAN sepertinya jarak sangat mempengaruhi besar bandwidth yang
didapat. Pada saat jarigan sibuk pada saat itu warnet ini hanya mendapatkan sekitar 89
bit tapi pada saat jaringan tidak sibuk warnet ini bisa mendapatkan bandwidth sampai
256 bit.
3.2.7. Manajemem Banwidth
Manajemen badwidth yang digunakan pada warnet ini adalah proxy, dengan
metoda ini pada saat melakukan browsing ke internet tidak akan terlalu lama untul
koneksi ke situs yang ingin kita masuki karena sebelumnya sudah disimpan proses
untuk masuk ke situs tersebut.
3.2.8. Perangkat Keras Internet
Karena komputer di warnet ini servernya berupa router dan router ini masuk ke
WLAN yang terhubung denagn server maka bisa dikatakan router ini adalah
workstation jadi untuk itu perangkat keras yang bisa ditemui adalah wirelss dengan
merk BroodBrand.
3.2.9. Perangkat Lunak Internet
Untuk perangkat lunak internet sofeware yang digunakan adalah Internet
explorer, dan Mozzila F
irefox.
3.2.10. Keamanan Internet
Untuk keamanan internet sendiri menggunakan antivirus antara lain Avast anti
virus, AVG anti virus, dan juga mneggunakan Firewall.
3.2.11. Data pendukung lainnya
Server pada warnet ini terdapat sekitar 2 km dari lokasi warnet ini, karena itu
untuk terhubung dengan server mereka meggunakan wireless LAN, untuk
menghubungkan router yang ada di warnet dengan servernya. Pada WLAN ini
menggunakan protocol IEEE 802 1x dengan media transmisinya adalah radio
frekuensi dengan teknik FH (Frekuensi Hoping).
Recommended