View
43
Download
0
Category
Preview:
DESCRIPTION
kesehatan
Citation preview
BAB 1
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyakit trofoblas gestasional (PTG) adalah sekelompok penyakit yang berasal dari khorion janin. Berdasarkan gambaran proliferasi abnormal trofoblas pada pemeriksaan patologi anatomi, PTG terdiri dari mola hidatidosa, korio adenoma destruen (mola invasif), koriokarsinoma dan plasental site trophoblastic tumor.1 Mola hidatidosa sebagai penyakit trofoblas gestasional jinak dibagi atas mola komplit dan mola parsialis yang dapat dibedakan secara makros dan histopatologis1,2
Mola Hidatidosa di masyarakat umum dikenal dengan kehamilan anggur. Prevalensi insiden mola hidatidosa bervariasi dari populasi yang ada diberbagai negara. Dari data yang ada, di Amerika Serikat 1:1000 kehamilan, Eropa 1:2000 kehamilan. Asia berkisar 1:500 kehamilan yang mana di Asia Tenggara angka kejadian 8 kali lebih lebih besar. Biasanya lebih sering terjadi pada usia reproduktif (15-45 tahun), dan pada multipara. Jadi dengan meningkatnya paritas kemungkinan menderita mola akan lebih besar.3Kasus mola hidatidosa dapat terjadi berulang pada kehamilan berikutnya , disebut mola hidatidosa berulang (recurrent hydatidiform mole) yang mana terjadi secara berturut-turut atau diselingi oleh kehamilan normal. Resiko terjadi mola hidatidosa berulang sekitar 1 :100 kehamilan mola dan kejadiannya berkisar antara 0,6 % - 2,57 % terutama pada mola hidatidosa komplit.1,3Berdasarkan penjelasan di atas besar persentase kasus mola hidatidosa pada wanita mendasari study kasus ini untuk mengkaji lebih dalam mengenai salah satu penyakit kelainan trofoblas.1.2Tujuan
Tujan dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui dan memahami kasus mola hidatidosa dari segi klinis dan kedokteran keluarga1.3Manfaat
Menambah pengetahuan medis terhadap penyakit mola hidatidosa dari segi klinis dan kedokteran keluargaBAB IILAPORAN KASUS
2.1. IDENTITAS PENDERITA Nama : Ny. A. Umur : 23 tahun Pendidikan : SD Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Agama : Islam Suku : Jawa Alamat : Jln MT Haryono No RM : 09-02-40 MRS tanggal : 1 Desember 2013 KELUHAN UTAMA Keluar bercak darah dari vagina ANAMNESAKeluhan Utama
Keluar bercak darah dari vaginaHarapan
:Pasien berharap agar keluhannya bisa cepat sembuh
Kekhawatiran:Bila keluhannya menjadi parah dan terjadi apa-apa dengan dirinya Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang dengan keluhan setelah terpeleset keluar bercak darah dari vagina. Selain itu pasien mengeluh perut terasa kencang serta keluar sedikit gumpalan. Riwayat pingsan, jantung berdebar, keringat dingin malam hari disangkal oleh pasien. BAK dan BAB pasien normal. Pasien merasa semakin gemuk, sehingga pasien melakukan diet ketat beberapa bulan terakhir setelah berhenti KB. Pasien mengatakan belum pernah melakukan tes kehamilan sejak menstruasi terakhir. Selain itu pasien juga mengeluh mual dan muntah sejak beberapa hari yang laluRiwayat Penyakit Dahulu Riwayat sakit serupa: disangkal Riwayat DM
: disangkal
Riwayat penyakit jantung: disangkal
Riwayat hipertensi: disangkal
Riwayat alergi obat: disangkal
Riwayat alergi makanan: disangkal
Riwayat MRS : pernah (GEA, ISK)
Riwayat Kuratse : (+)Riwayat Penyakit dalam Keluarga
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa: disangkal
Riwayat hipertensi: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
Riwayat penyakit jantung: disangkal
Riwayat penyakit paru: disangkalRiwayat Kebiasaan Riwayat merokok dan minum kopi: suami merokok 5 batang per hari hanya diluar rumah.
Riwayat minum alkohol: disangkal
Riwayat olahraga
: jarang Riwayat pengisian waktu luang: bersih-bersih di rumah bersama keluargaRiwayat Gizi
Penderita makan sehari-hari biasanya 3 kali dengan nasi sepiring, lauk pauk tahu, tempe, ayam, daging, ikan, sayur, buah. Tapi pasien sedang kondisi diet ketat untuk menurunkan berat badannya.Riwayat Obstetri
Anak:1. kuretase
2. Laki laki, BBL 2800 gr, aterm, spontan, spesialis, 4 tahunRiwayat Menstruasi
Pasien mengalami menstruasi pertama kali umur 11 tahun, teratur dengan siklus antara 28 30 hari, lama menstruasi 6 7 hari. Pasien menyangkal merasa nyeri pada saat menstruasi. HPHT : 4 9 - 2013Riwayat kontrasepsi
Pasien pernah menggunakan KB suntik, lalu siklus menstruasi jadi tidak tereatur. Pasien lalu berhenti menggunakan KB suntik sejak 9 bulan yang laluReview of Sistem
1. Kulit: kulit gatal (-), bintik merah di kulit (-)2. Kepala: pusing (+), rambut rontok (-), luka (-), benjolan (-)
3. Mata: merah (-/-), katarak (-/-)
4. Hidung: tersumbat (-/-), mimisan (-/-), sekret/rhinorrea (-/-)
5. Telinga : Cairan (-/-), nyeri (-/-)
6. Mulut: Sariawan (-), mulut hiperemis (-)
7. Tenggorokan: Sakit menelan (-), serak (-), ada rasa tersendat (-)
8. Pernafasan: Sesak nafas (-), batuk (-), mengi (-)
9. Kardiovaskuler: Berdebar-debar (-), nyeri dada (-),
10. Gastrointestinal: Mual (+), muntah (+), diare (-), nyeri perut (-) , kembung (-), BAB (-), perut trasa kenceng (+)11. Genitourinaria: BAK (normal), keluar darah dari vagina (+), 12. Neurologic
: Kejang (-), lumpuh (-), kaki kesemutan (-)
13. Muskuluskeletal: Kaku sendi (-), nyeri sendi (-), nyeri otot (-)14. Ekstremitas:
a. Atas kanan: bengkak (-), hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)
b. Atas kiri: bengkak (-), hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)
c. Bawah kanan: bengkak (-),hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)
d. Bawah kiri: bengkak (-),hangat (-), pucat (-), luka (-), dingin (-)
2.2 PEMERIKSAAN FISIK1. Keadaan umum: keadaan umum tampak sakit ringan, kesadaran compos mentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan over weight.2. Atropometri: BB = 66 kg
TB = 160 cm
BMI = BB/TB2(25,78 (over weight)3. Tanda vital: Tensi = 100/70 mmHg
To = 36,5 oC
HR = 80 x/mnt
RR = 22x/mnt
4. Kepala dan wajah: bentuk kepala mesocephal, luka (-), keriput (-), warna kulit kuning, papul (-), nodul (-), makula (-)5. Mata: warna kelopak putih, radang (-/-), eksoftalmus (-), strabismus (-)6. Hidung: nafas cuping hidung (-/-), rhinorrhea (-/-), epistaksis (-), deformitas hidung(-)7. Mulut: mukosa bibir pucat (-), sianosis bibir (-)8. Telinga: otorrhea (-/-), kedua cuping teling normal
9. Leher: lesi kulit (-), pembesaran kelenjar tiroid (-), pembesaran KGB (-)10. Thorax: bentuk normal, simetris
Cor : Inspeksi: -Palpasi: -Perkusi: batas kiri atas: -
Batas kanan atas: -
Batas kiri bawah: -
Batas kanan bawah: -Auskultasi: -Pulmo :
Inspeksi : pengembangan dada kanan sama dengan dada kiri
Palpasi: fremitus taktil kiri sama dengan kanan
Perkusi: sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi :++--
- -
suara dasar vesikuler + wheezing- ronkhi basah & kering -
++ - -
- -
2. Abdomen Inspeksi : bentuk simetris, tidak terlihat cembung (-)Palpasi : supel, hepar dan lien tdk teraba, turgor baik, nyeri tekan (-)Perkusi : timpani seluruh lapangan perut (-)Auskultasi : peristaltik (+) normal (-)3. System Collumna Vertebralis:
Inspeksi : skoliosis (-), kifosis (-), lordosis (-)
13. Ekstremitas : palmar eritem (-)
Akral dingin
Oedem
--
--
--
--
L : deformitas (-), luka (-)
F : nyeri tekan (-), krepitasi (-)
M: normal
4. Sistem genitalia : dalam batas normal
5. Pemeriksaan neurologis:
kesadaran : composmentis
NN
NN
fungsi sensorik
fungsi motorik
55
55
NN
NN
NN
NN
--
--
Kekuatan tonus Ref.Fisiologi Ref.Patologis6. Pemeriksaan psikiatri
Penampilan : perawatan diri baik
Kesadaran : kualitatif tidak berubah, kuantitatif composmentis
7. Pemeriksaan GynekologiInspekulo : portio livide (+)VT (-)
8. Pemeriksaan Obstetri
TFU : (-)HPHT : 4-9-2013UK : (-)VT: (-)Pelepasan: darah dan jaringan sedikitDiagnosa banding :- Abortus imminen
- Kehamilan ektopik
- Mola Hidatidosa
2.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG USG (30-11-2013)
Tampak gambaran multivesikuler bentuk dan besar seperti sarang tawon
Kesimpulan : Suspect Mola Hidatidosa Pemeriksaan Plano Test : (+) Darah Lengkap (1-12-2013)Tabel .1 Darah lengkapPemeriksaan1 Desember 2013
Jumlah sel darahNormal
Hemoglobin (g/dl)12,213,0-18
-hematokrit (%)37,040-45
-leukosit (ribu/uL)+10,763,8-10,6
-trombosit (ribu/uL)340150-440
-eritrosit (juta/uL)4,194,5-8,5
-PDW (fL)12,09-13
-MPV (fL)7,947,2-11,1
-PCT (%)0,3
Index
-MCV (%)88,380-100
-MCH (pg)29,126-34
-MCHC (%)33,032-36
Differential
-Basofil (%)0,00-1
-Eosinofil (%)2,81-6
-Limfosit (%)- 26,530-45
-Monosit (%)6,82-8
-Netrofil (%)63,950,70
Large imm, cell (%)0,9
Atyp. Limfosit (%)0,1
Jumlah total sel
Lymp # (ribu/uL)2,85
Total basofil (ribu/uL)0,00
Total monosit (ribu/uL)0,73
Total eosinofil (ribu/uL)0,30
Total neutrofil (ribu/uL)6,88
Total large imm cell (ribu/uL)0,10
Total atyp limfosit (ribu/uL)1,25
RESUME KU : Keluar bercak darah dari vagina K. Penyerta : perut terasa kencang dan keluar sedikit gumpalan serta mual dan muntah (+) RPD : pernah kuret anak1 R. pengobatan : - R. Obstetri : An. Laki-laki, BBL 2800 gr, aterm, spontan, spesialis, 3 tahun P. Fisik Ginekologi :Inspekulo :Porsio livide (+) P. Penunjang : Darah lengkap: Pemeriksaan laboratorium didapatkan leukosistosis, Sedangkan limfosit mengalami penurunan
USG : Tampak gambaran multivesikuler bentuk dan besar seperti sarang tawonPlano test (+)
Kesimpulan : Suspect Mola Hidatidosa2.4 DIAGNOSA
Mola Hidatidosa2.5 PENATALAKSANAAN Tx :Asam mefenamat 3 x 500 mg
Konsul TS Anestesi
Kuretase KIE : Rencana tindakan pada pasien dan keluarga2.6 RIWAYAT PERJALANAN PENYAKITTabel.2 Riwayat perjalanan penyakit
NoTanggalSOAP
1.14/11/13
Pasien datang ke Poli Kandungan untuk periksa karena habis jatuh terpeleset. Pasien mengatakan ada keluar bercak darah dari vagina setelah terpeleset.Vital sign:
TD: 100/70 mmHg,
RR:20x/menit
HR: 78 x/menit
T: 36,5 oC
HCG (+)
Status general : DBN
Status ginekologi :-USG Abdomen
2.30/11/13gumpalan seperti keputihan (+), keluar bercak darah (+)Vital sign:
TD: 100/70 mmHg,
RR: 22x/menit
HR:80 x/menit
T: 36,5 oC
Status general : DBN
Status ginekologi :-USG : ditemukan gambaran multivesikuler bentuk dan besar sepereti sarang tawon
Mola hidatidosa
suction kuretase tanggal 1 12 2013KIE : Pasien dan keluarga tentang rencana tindakan.
3.1/12/13nyeri perut kenceng-kenceng (+), perdarahan pervaginam (+), gumpalan putih pervaginam (+)
Vital sign:
TD: 100/70 mmHg,
RR: 22x/menit
HR: 80 x/menit
T: 36,5 oC
Status general : DBN
Status ginekologi :-
Mola hodatidosa pro kuretaseIVFD RL 30 tpmInj. Ranitidin (jam 18.00)Inj. Primperan (jam 18.00 Suction kuretase (jam 19.00)Pdx : periksa PA
Obv. Vital SignKIE
4.1/21/213
21.45Vital sign:
TD: 100/70 mmHg,
RR: 22x/menit
HR: 89 x/menit
T: 36,5 oC
Status general : DBN
Status ginekologi : (-) Dilakukan suctioncurretase : didapatkan jaringan normal, gelembung mola (+)Post-operative suctioncurretase mola hidatidosaRL 30 tpm
Cefadroxil 2 x 500 mg Sanmol 3 x 500 mgMetilat 2 x 1 (0,125 mg) Vitamulti 1 x 1Asam Mefenamat 3 x 500 mgObv. Keluar fluksus, dan Vital SignKIE : Kontrol lagi 1 minggu
5.7/12/13Masih ada bercak darah
Vital sign:
TD: 100/60 mmHg,
RR:
HR:
T:
Ginekologi :
Vagina : bercak darah (+)
WBC : 7,17 ribu/UL MCV : 88,2 fL
RBC : 3.82 juta/UL MCH : 29,8 pg
HGB : 11.4 g/Dl MCHC : 33,8 %
HCT : 33,7 % MPV : 8.19 fL
Post-operative suctioncurretase mola hidatidosa 1Pdx : PA (Mola hidatidosa proliferasi sedang)
Tx : RL 20 tpm
Inj. Otogenta 80 mg
Pro curetase
Obv.Fluksus,Keluhan, Vital Sign Bila stabil boleh pulang
KIE
2.7 Resume
Pasien perempuan, 23 tahun datang ke BKIA RSI Unisma pada tanggal 1 Desember 2013 dengan keluhan keluar bercak darah dari vagina. Selain itu pasien juga mengeluh perut terasa kenceng-kenceng dan juga ada gumpalan putih dari vagina. Sebelumnya pasien telah memeriksakan diri di dokter spesialis kandungan dan didiagnosa suspect mola hidatidosa.Pada pemeriksaan fisik didapatkan Nadii 80x/menit, TD 100/70mmHg, RR 22x/menit, Tax 36,5oC. 2.8 Diagnosis HolistikDiagnosis dari segi biologisMola HidatidosaDiagnosis dari segi psikososialPasien tinggal serumah bersama suami, dan anak pertama. Sehari-hari pasien beraktivitas sebagai ibu rumah tangga pada umumnya. Hubungan dengan anggota keluarga berjalan baik dan tidak ada masalah. Diagnosis dari segi sosialKeluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Pasien banyak beraktivitas diluar sebagai IRT dan rajin mengikuti kegiatan masyarakat.Aspek Klinis : Mola HidatidosaAspek Resiko Internal : Pasien pernah kuretaseAspek Resiko Eksternal: Pasien melakukan diet ketat untuk menurunkan berat badan, tanpa menyadari bahwa sedang dalam kondisi hamil.Aspek Fungsional : Derajat 2. Pasien masih mampu melakukan aktivitas seperti sebelum sakit.2.9 Penatalaksanaan
Planning Terapi
Non Farmakoterapi
Edukasi
1. Anjurkan untuk makan dengan takaran gizi 4 sehat 5 sempurna 2. Bila terjadi keluhan yang terkait dengan penyakit, segera konsultasikan ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan terdekat.3. Hindari diet ketat.4. Tidak melakukan hubungan badan minimal 40 hari setelah operasi, sedangkan untuk hamil lagi harus menunggu minimal 3 bulan.Terapi Nutrisi Pasca Operasi
Analisa dan Pola Pengaturan Gizi :
Perhitungan BMR dengan rumus Harris Benedict
665 + (9,6xBB) + (1,7xTB) - (4,7xU)
= 665 + (9,6x66) + (1,7x160) (4,7x23)
= 1.470 kkal
Kebutuhan kalori terkait aktivitas dan stress:
Aktifitas istirahat di tempat tidur (faktor: 1,2)
Trauma stress ringan: (faktor: 1,2)
Pos operatif (faktor: 1,1)
Kalori = BMR x faktor aktifitas x faktor stress
= 1470 x 1,2 x 1,2 x 1,1 = 2.328 kkal
Kalori ini dibagi dalam 3 porsi besar dan 2 porsi tambahan, yakni:
Makan pagi 20% = 465,6 kalori
Makan siang 30% = 698,4 kalori
Makan malam 25% = 582 kalori
Asupan di sela makan pagi dan siang 10% = 232,8 kalori
Asupan di sela makan siang dan malam 15% = 377,28 kaloriTabel 3. Distribusi makanan setiap waktu makan:
Waktu makanKarbohidrat 65%Protein 25%Lemak 10%Total
Pagi302,64 kalori116,4 kalori46,56 kalori465,6 kalori
Siang453,96 kalori174,6 kalori69,84 kalori698,4 kalori
Malam378,3 kalori145,5 kalori58,2 kalori582 kalori
Farmakoterapi
R/ Sefadroksil 2x500
tiap kapsul mengandung cefadroxil monohydrateIndikasi: Cefadroxil diindikasikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif seperti:Infeksi saluran pernafasan : tonsillitis, faringitis, pneumonia, otitis media.Infeksi kulit dan jaringan lunak.Infeksi saluran kemih dan kelamin.Infeksi lain: osteomielitis dan septisemia.
Efek Samping: Gangguan saluran pencernaan, seperti mual, muntah, diare, dan gejala kolitis pseudomembran.Reaksi hipersensitif, seperti ruam kulit, gatal-gatal dan reaksi anafilaksis.Efek samping lain seperti vaginitis, neutropenia dan peningkatan transaminase.
Kontraindikasi: Penderita yang hipersensitif terhadap sefalosporin.Dosis:
Dewasa:Infeksi saluran kemih : 1 - 2 gram / hari dalam dosis tunggal atau terbagi. Biasanya 2 gram perhari dalam dosis terbagi. Infeksi kulit dan jaringan lunak : 1 gram / hari atau 500 mg / 12 jam. Faringitis, tonsillitis yang disebabkan oleh Streptococcus -haemolyticus : 1 gram / hari dalam 2 dosis terbagi diberikan selama 10 hari. Infeksi ringan : 1 gram / hari dalam dosis terbagi dua (2 x 500 mg). Infeksi sedang sampai berat : 1 - 2 gram / hari dalam dosis terbagi 2 (500 mg 1 gram tiap 12 jam).
Anak-anak : 30 mg / kg BB / hari dalam dosis terbagi tiap 12 jam.
Sediaan: Cefadroxil 125 mg / 5 mL, sirup kering, dalam botol 60 mL. Cefadroxil 250 mg kapsul (1 box berisi 5 strip @ 10 kapsul). Cefadroxil 500 mg kapsul (1 box berisi 5 strip @ 10 kapsul).
Asam Mefenamat 3x500
Asam mefenamat 500 mgIndikasi: Meredakan nyeri ringan sampai sedang sehubungan dengansakit kepala,sakit gigi,dismenore primer, termasuk nyeri karenatrauma,nyeri ototdannyeri sesudah oprasi.Efek Samping: sistem pencernaan :mual, muntah, diare dan rasa sakit pada abdominal. Sistemhematopoetik:leukopenia, eosinophilia, trombocytopenia, dan agranulocytopenia. Sistem saraf:rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur dan insomnia.Kontraindikasi: Pasien yanghipersensitifterhadap Asam Mefenamat. Pasien yang denganaspirinmengalamibronkospasme,alergi rhinitisdanurtikaria. Penderita dengantukak lambungdanusus. Penderita denganganguan ginjalyang berat.Dosis: Asam Mefenamat 250 mg dan 500 mg, kotak, 10 strip x 10 tablet. Sanmol 3 x 500 mgparasetamolIndikasi: Meredakan nyeri termasuk sakit kepala, sakit gigi, demam yang menyertai flu dan setelah imunisasiEfek Samping: Reaksi hematologi, reaksi kulit dan reaksi alergi lainnya
Kontraindikasi: Disfungsi hati dan ginjal
Pemberian obat : sesudah makanDosis: Dewasa : 1-2 tablet. Anak : -1 tablet.
Kemasan : tablet 500mg x4 x25 Metilat 2 x 1
Tiap tablet mengandung : Methylergometrine maleat. 0,125 mg.Indikasi: Melancarkan kala 3 pada partus, Perdarahan uterus setelah placenta lepas, atoni uterus subinvolusi uterus pada puerperium lokhiometra, Perdarahan uterus karena pembedahan caesaria, Perdarahan uterus karena abortus.Efek Samping: Mual, muntah-muntah dan sakit perut dapat terjadi pada pem-berian dosis yang besar. Hipertensi jarang dilaporkan timbul nya kelainan-kelainan kulit, nyeri kepala atau reaksi kardiovas kuler seperti hipertensi, vertigo, tachikardia, bradikardia.Kontraindikasi: Kehamilan, kala satu dan kala dua partus sebelum korona kepala terlihat: inersia uterus primer dan sekunder, hipertensi, toksemia, hipersensitivitas.Dosis: Melancarkan kala 3 : im. 1/2 sampai 1 ml. (0,1-0,2 mg) setelah kepala atau bahu anterior keluar atau selambat-lambatnya segera setelah bayi dilahirkan. Kala tiga pada partus dengan anestesi umum : 1 ml. Seksio caesaria : setelah bayi dikeluarkan secara ekstraksi i.m. 1 ml. atau i.v. 1/2 sampai 1 ml intramural. Membantu involusi uterus : 1 tablet 3 kali sehari, umumnya selama 3 - 4 hari. Perdarahan puerperal, subinvolusi, lokhiometra : 1 atau 2 tablet 3 kali sehari atau im. 1/2 - 1 ml. atau 1 tablet setiap 2 - 4 jam, apabila diperlukan.
Kemasan : Doos 10 strip 10 tablet
Vitamulti 1 x 1
Vitamin A 6000 iu, vitamin B1 10 mg, vitamin B2 2 mg, vitamin B6 2.5 mg, vitamin B12 4 mcg, vitamin C 100 mg, vitamin D3 400 iu, nicotinamide 20 mg, Ca pantothenate 7.5 mg, folic acid 0.4 mg, Fe fumarate 90 mg, Ca lactate 250 mg, vitamin E 10 mg, Fe fumarate 90 mg, copper sulphate 0.15 mg, K iodide 0.1 mgIndikasi: Suplemen untuk ibu hamil dan laktasiPemberian obat : Dapat diberikan bersama makanan agar diabsorpsi lebih baik atau jika timbul rasa tidak nyaman pada GIDosis: 1 kaplet/hari
Kemasan : Kaplet 100 Ceftriaxone 2x1 gr
Ceftriaxone 1 gram injeksi
Indikasi: Infeksi-infeksi yang disebabkan oleh patogen yang sensitif terhadap Ceftriaxone, seperti: infeksi intra abdominal, profilaksis perioperatif, dan infeksi pada pasien dengan gangguan pertahanan tubuh.
Kontraindikasi: Hipersensitif terhadap cephalosporin dan penicillin (sebagai reaksi alergi silang)
Efek samping: Ggn GI, reaksi kulit, hematologi, sakit kepala, pusing, reaksi anafilaktik, nyeri di tempat suntik (IM), flebitis (IV). Reversibel.
Dosis: Dewasa dan anak > 12 tahun dan anak BB > 50 kg : 1 - 2 gram satu kali sehari. Pada infeksi berat yang disebabkan organisme yang moderat sensitif, dosis dapat dinaikkan sampai 4 gram satu kali sehari. Bayi 14 hari : 20 - 50 mg/kg BB tidak boleh lebih dari 50 mg/kg BB, satu kali sehari. Bayi 15 hari -12 tahun : 20 - 80 mg/kg BB, satu kali sehari. Dosis intravena > 50 mg/kg BB harus diberikan melalui infus paling sedikit 30 menit.
Sediaan: Vial 1 gram x 2.
Primperan
Metoclopramide HClIndikasi : Gangguan saluran cerna, mual dan muntah akibat obat, anoreksia, kembung, ulkus peptikum, stenosis piloris (ringan), dispepsia, epigastralgia, gastroduodenitis, travel sickness, morning sickness, endoskopi, dispepsia pasca gastektomi, dan intubasi.Kontraindikasi: Merangsang motilitas GI seperti obstruksi intestinal, epilepsi, feokromositomaEfek samping: Mengantuk, sakit kepala, depresi, gelisah, reaksi ekstrapiramidal, pusing, lelah, hipertensi, gangguan GI.Dosis: Tablet : Dewasa : 10 mg 3 kali/hari . Sirup : Dewasa : 1-2 sendok takar 3 kali/hari. Anak 5-15 tahun : 0.5 mg/kg berat badan/hari dalam dosis terbagi. Drops Anak < 5 tahun : 0.1 mg/kg berat badan 3 kali/hari atau 0.5 mg/kg berat badan/hari dalam beberapa dosis. Ampul : Dewasa : 1 ampul 3 kali/hari.Sediaan: Ampul 10 mg/2 mL x 6. Ringer Laktat (RL)(mmol/100ml) : Na = 130-140, K = 4-5, Ca = 2-3, Cl = 109-110, Basa = 28-30 mEq/l.
Cara Kerja Obat: keunggulan terpenting dari larutan Ringer Laktat adalah komposisi elektrolit dan konsentrasinya yang sangat serupa dengan yang dikandung cairan ekstraseluler. Natrium merupakan kation utama dari plasma darah dan menentukan tekanan osmotik. Klorida merupakan anion utama di plasma darah. Kalium merupakan kation terpenting di intraseluler dan berfungsi untuk konduksi saraf dan otot. Elektrolit-elektrolit ini dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan cairan pada dehidrasi dan syok hipovolemik termasuk syok perdarahan.
Indikasi: mengembalikan keseimbangan elektrolit pada keadaan dehidrasi dan syok hipovolemik. Ringer laktat menjadi kurang disukai karena menyebabkan hiperkloremia dan asidosis metabolik, karena akan menyebabkan penumpukan asam laktat yang tinggi akibat metabolisme anaerob.
Kontraindikasi: hipernatremia, kelainan ginjal, kerusakan sel hati, asidosis laktat.
Adverse Reaction: edema jaringan pada penggunaan volume yang besar, biasanya paru-paru.
Peringatan dan Perhatian: Not for use in the treatment of lactic acidosis. Hati-hati pemberian pada penderita edema perifer pulmoner,heart failure/impaired renal function& pre-eklamsia.
Kemasan: 500, 1000 ml.Tabel. 4 Kebutuhan Cairan Ny.AKebutuhan cairan Ny.A
Kebutuhan cairanKebutuhan natriumT/M
=50cc/kgBB/24 jam
=50cc x 66/24jam
=3300cc/24 jam=3-5 mEq/kgBB/24 jam= 3-5 mEq x 66/24 jam
=198 330Otsuka (3300 x 15)/24 x 60
= 49.500/1.440
= 34
FOLLOW UPTabel 5. Follow Up Ny. ATanggalSOAP
1/12/13nyeri perut kenceng-kenceng (+), perdarahan pervaginam (+), gumpalan putih pervaginam (+), mual muntah (+)Pem. Fisik
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: CM, GCS (E4V5M6)
T: 100/70 mmHg
N: 80 x/menit
R: 22x/menit
Tax: 36,50C
Status generalis : Tidak ada dataStatus lokalis : nyeri
Ddx : -Mola HidatidosaPre op
Infuse :
-RL 30 tpm
Injeksi :
-ceftriaxone 2x1g
-primperan bolus pelan-pelanRencana operasi suctioncuretasei jam 19.00 WIB
Post op
Infuse :
-RL 30 tpm
Injeksi :
Cefadroxil 2 x 500 mg
Sanmol 3 x 500 mg
Metilat 2 x 1
Vitamulti 1 x 1
Asam Mefenamat 3 x 500 mgObv. Fluksus
1/12/13Jam 21.45Pusing (-), bercak darah (+)Pem. Fisik
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: CM
GCS (E4V5M6)
T: 110/70 mmHg
N: 89 x/menit
R:tidak ada dataTax: 36,50C
-post suctioncuretase e.c mola hidatidosaPasien boleh pulang jika VS stabil dan pusing(-)Lab PA
KIE :
Kontrol lagi untuk mengetahui perkembangan
7/12/13Bercak darah pervagina (+),Hasil PA (mola hidatidosa proliferasi sedang)Pem. Fisik
KU: tampak sakit ringan
Kesadaran: kompos mentis, GCS (E4V5M6)
T: 110/60 mmHg
N: 87 x/menit
R: tidak ada dataTax: 36,50C
St. General
Status lokalis : pervag (+) sedikit-post suctioncuretase e.c mola hidatidosaInjeksi :
-ottogenta 80mgPre op
Infuse :
-RL 30 tpm
Injeksi :
-ceftriaxone 2x1g
-primperan bolus pelan-pelanRencana operasi suctioncuretasei II jam 16.00 WIB
Post op
Infuse :
-RL 30 tpm
Injeksi :
Amoxicilin 3 x 500 mg
Metilat 2 x 1
Vitamulti 1 x 1
Asam Mefenamat 3 x 500 mg
Obv. Fluksus dan VS
Boleh pulang bila VS stabil
BAB III
IDENTIFIKASI FUNGSI-FUNGSI KELUARGA
Karakteristik Demografi Keluarga
Nama Kepala Keluarga: Tn. A
Alamat Lengkap
: Jl. MT Haryono 165
Bentuk Keluarga
:
Tabel 6. Daftar anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah
No.NamaKedu-dukanL/PUmurPendi-dikanPekerjaanPasien RSKet.
1Tn. ASuamiL34 thDiplomaKaryawan swastaTidak -
2Ny. AIstriP23 thSMAIRTYa Mola Hidatidosa
3An. AAnakL4 th--Tidak-
Sumber: Data Primer, 15 Desember 2013
Kesimpulan:
Keluarga Ny.D adalah nuclear family yang terdiri atas 3 orang yang tinggal dalam satu rumah. Terdapat satu orang sakit yaitu Ny. A, umur 23 tahun, beralamat di jalan Budi Utomo. Diagnosis klinis penderita adalah Mola Hidatidosa. Penderita adalah tamatan SMA. Penderita sebagai istri yang tinggal dalam satu rumah.3.1 Fungsi Holistik
3.1.1 Fungsi Biologis
Keluarga terdiri dari penderita (Ny. A, 23 tahun), Suaminya (Tn. A, 34 tahun), dan anaknya (An. A, 4 tahun). Pasien tinggal bertiga. Pasien beraktivitas sebagai ibu rumah tangga dan tetap memperhatikan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah tersebut.3.1.2 Fungsi Psikologis
Hubungan keluarga terjalin akrab, terbukti dengan permasalahan-permasalahan yang dapat diatasi dengan baik dalam keluarga ini. Hubungan dengan anggota keluarga yang lain saling mendukung terbukti keluarga menjenguk pasien saat dirawat di RS sehingga untuk kesembuhan pasien juga dinilai baik.3.1.3 Fungsi Sosial
Keluarga ini tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat, hanya sebagai anggota masyarakat biasa. Penderita aktif berkumpul dengan tetangga dan kegiatan di desanya.
Penghasilan keluarga berasal dari Tn. A yang bekerjasebagai karyawan swasta, dengan penghasilan yang cukup dalam 1 bulan. Kalau ada dalam keluarga yang sakit periksa ke rumah sakit atau dokter.
Kesimpulan:
Secara umum, fungsi holistik keluarga Ny. D baik. fungsi sosial baik karena aktif dalam kegiatan di masyarakat. Fungsi psikologis baik karena hubungan pasien dengan keluarga yang lain adanya sikap saling mendukung.3.2 Fungsi Fisiologis
Untuk menilai fungsi fisiologis digunakan APGAR score. APGAR score adalah skor yang digunaka untuk menilai fungsi keluarga ditinjau dari sudut pandang setiap anggota keluarga terhadap hubungannya dengan anggota keluarga yang lain. APGAR score meliputi:
1. Adaptation
Kemampuan anggota keluarga tersebut beradaptasi dengan anggota keluarga yang lain, serta penerimaan, dukungan dan saran dari anggota keluarga yang lain.
2. Partnership
Menggambarkan komunikasi, saling membagi, saling mengisi antara anggota keluarga dalam segala masalah yang dialami oleh keluarga tersebut.
3. Growth
Menggambarkan dukungan keluarga terhadap hal-hal baru yang dilakukan anggota keluarga tersebut.
4. Affection
Menggambarkan hubungan kasih sayang dan interaksi antar anggota keluarga.
5. Resolve
Menggambarkan kepuasan anggota keluarga tentang kebersamaan dan waktu yang dihabiskan bersama anggota keluarga yang lain.Skoring:
kriteria nilai APGARHamir selalu
: 2 poin
8-10: baik
Kadang-kadang: 1 poin
6-7: sedang
Hampir tak pernah: 0 poin
300 mg.dl), dan edema dengan hiperefleksia2. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Palpasi :
Uterus membesar tidak sesuai dengan tuanya kehamilan, teraba lembek
Tidak teraba bagian-bagian janin dan ballotement dan gerakan janin.
Auskultasi : tidak terdengar bunyi denyut jantung janin
Pemeriksaan dalam :
Memastikan besarnya uterus
Uterus terasa lembek
Terdapat perdarahan dalam kanalis servikalis
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan kadar B-hCG
BetaHCG urin > 100.000 mlU/ml
Beta HCG serum > 40.000 IU/mlBerikut adalah gambar kurva regresi hCG normal yang menjadi parameter dalam penatalaksanaan lanjutan mola hidatidosa.
Gambar 4.2 Nilai rata-rata dari 95 % confidence limit yang menggambarkan kurva regresi normal gonadotropin korionik subunit pasca mola. 10 Pemeriksaan kadar T3 /T4
B-hCG > 300.000 mIU/ml mempengaruhi reseptor thyrotropin, mengakibatkan aktifitas hormon-hormon tiroid (T3/T4) meningkat. Terjadi gejala-gejala hipertiroidisme berupa hipertensi, takikardia, tremor, hiperhidrosis, gelisah, emosi labil, diare, muntah, nafsu makan meningkat tetapi berat badan menurun dan sebagainya. Dapat terjadi krisis hipertiroid tidak terkontrol yang disertai hipertermia, kejang, kolaps kardiovaskular, toksemia, penurunan kesadaran sampai delirium-koma. 104. Pemeriksaan Imaging
a. Ultrasonografi
Gambaran seperti sarang tawon tanpa disertai adanya janin
Ditemukan gambaran snow storm atau gambaran seperti badai salju.
b. Plain foto abdomen-pelvis: tidak ditemukan tulang janin 4.7 Penatalaksanaan
1. Evakuasi
a. Perbaiki keadaan umum.
Bila mola sudah keluar spontan dilakukan kuret atau kuret isap
Bila Kanalis servikalis belum terbuka dipasang laminaria dan 12 jam kemudian dilakukan kuret.
b. Memberikan obat-obatan Antibiotik, uterotonika dan perbaiki keadaan umum penderita.
c. 7-10 hari setelah kerokan pertama, dilakukan kerokan ke dua untuk membersihkan sisa-sisa jaringan.
d. Histeriktomi total dilakukan pada mola resiko tinggi usia lebih dari 30 tahun, Paritas 4 atau lebih, dan uterus yang sangat besar yaitu setinggi pusat atau lebih
2. Pengawasan Lanjutan
Ibu dianjurkan untuk tidak hamil dan dianjurkan memakai kontrasepsi oral pil.
Mematuhi jadwal periksa ulang selama 2-3 tahun :
Setiap minggu pada Triwulan pertama
Setiap 2 minggu pada Triwulan kedua
Setiap bulan pada 6 bulan berikutnya
Setiap 2 bulan pada tahun berikutnya, dan selanjutnya setiap 3 bulan.
Setiap pemeriksaan ulang perlu diperhatikan :
a. Gejala Klinis : Keadaan umum, perdarahan
b. Pemeriksaan dalam :
Keadaan Serviks
Uterus bertambah kecil atau tidak
c. Laboratorium
Reaksi biologis dan imunologis :
1x seminggu sampai hasil negatif
1x2 minggu selama Triwulan selanjutnya
1x sebulan dalam 6 bulan selanjutnya
1x3 bulan selama tahun berikutnya
Kalau hasil reaksi titer masih (+) maka harus dicurigai adanya keganasan
3. Sitostatika Profilaksis
Metoreksat 3x 5 mg selama 5 hari4.8 Komplikasi
Perdarahan yang hebat sampai syok
Perdarahan berulang-ulang yang dapat menyebabkan anemia
Infeksi sekunder
Perforasi karena tindakan atau keganasan
BAB VPEMBAHASAN5.1. Dasar Penegakan Diagnosis
Diagnosis Mola Hidatidosa ditegakkan berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Dari Anamnesa didapatkan keluhan dari pasien setelah terpeleset keluar bercak darah dari vagina, dan perut terasa kenceng-kenceng dengan tes kehamilan positif yang disertai dengan pendarahan pervaginam, serta tanda-tanda kehamilan seperti mual dan muntah. Sedangkan dari pemeriksaan fisik pada inspikulo didapatkan adanya livide dan gumpalan putih. Pada pemeriksaan fisik lain tidak ada data. Hasil Plano test, HCG positif. Dari anamnesis riwayat telat haidnya adalah sekitar 2 bulan dengan hari pertama haid terakhir pada tanggal 4 September 2013. Dari hasil yang didapatkan secara klinis belum ada kecurigaan mengarah adanya suatu Mola Hidatidosa. Seperti diketahui gejala dari mola hidatidosa yang sering terdapat adalah adanya riwayat perdarahan pervaginam, gerakan anak tidak pernah dirasakan, gejala mual dan muntah berlebihan, pada perabaan konsistensi uterus lembek dan tidak teraba bagian anak atau tidak ada ballotement, serta pada auskultasi tidak terdengar denyut jantung janin. Lalu pasien diminta kontrol beberapa hari kemudian dengan planning pemeriksaan penunjang USG.Dari pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan USG didapatkan gambaran multivesikuler bentuk dan besar sepereti sarang tawon. Dari pemeriksaan darah lengkap tampak adanya leukositosis dan limfopeni. Dari anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang tersebut dapat disimpulkan diagnosis kerja berupa Mola Hidatidosa. Etiologi
Beberapa penyebab yang dipikirkan sebagai penyebabnya antara lain dapat berupa : Faktor usia, sosial ekonomi rendah, riwayat kehamilan Mola Hidatidosa dan adanya riwayat abortus spontan berulangPenyebab Mola Hidatidosa pada pasien ini belum diketahui secara pasti, namun kemungkinan penyebab dari Mola Hidatidosa ini adalah faktor diet ketat yang dilakukan pasien yang dihubungkan dengan defisiensi nutrisi.5.2 Dasar Rencana Penatalaksanaan
Untuk penatalaksanaan, suction curetase dilakukan pada pasien ini dan didapatkan darah keluar bersama cairan berwarna coklat, gelembung-gelembung mola, dan tidak ditemukan janin sehingga pasien dapat dikatakan mengalami mola komplit. Tindakan suction curetage pada pasien ini sudah tepat dilakukan. Dan perlu tindakan kuret ke-2 (7-10 hari berikutnya) untuk memastikan tidak ada jaringan mola yang tersisa. Sebagai penatalaksanaan lanjutan pasien sebaiknya menunda kehamilan selama 12 bulan dengan menggunakan kontrasepsi non hormonal.
Penderita disarankan melakukan pemeriksaan -hCG urine semi kuantitatif setiap dua minggu sekali hingga hasilnya. Setelah -hCG serum normal, atau Test Pack negative dua kali berturut-turut dengan interval 2 minggu, pasien dianjurkan untuk kontrol tiap satu bulan pada 1 tahun pertama, kontrol tiap 3 bulan pada tahun kedua, dan tahun ketiga kontrol bila ada keluhan. Sebelum tercapai -hCG serum normal atau Test Pack 2 kali berturut-turut interval 2 minggu negative, dianjurkan memakai alat kontrasepsi kondom. Setelah tercapai -hCG serum normal atau Test Pack negative. PrognosisMola hidatidosa diperkirakan 80% akan mengalami remisi spontan pasca evakuasi, dan sisanya 20% dapat berkembang menjadi keganasan atau korio karsinoma. Demikian juga dapat terjadi berulang pada kehamilan berikutnya.Pada kasus ini ada kemungkinan berulangnya Mola Hidatidosa tetapi tetapi masih ada kesempatan terjadinya kehamilan normal.BAB VIPENUTUP
6.1 Kesimpulan Holistik
Ny. A (23 tahun) adalah seorang penderita mola hidatidosa, dengan kondisi keluarga yang harmonis. Dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat biasa.
1. Diagnosis dari segi biologis
Mola Hidatidosa2. Diagnosis dari segi psikologis
Hubungan antara suami dan anak baik, saling membantu jika terkena masalah. Bila ada yang sakit keluarga berkunjung dan menjaga3. Diagnosis dari segi sosial :
Hubungan pasien dan keluarga aktif membaur dengan masyarakat meski tidak memiliki kedudukan tinggi di masyarakat.6.2 Saran Komprehensif
Ny. A dan keluarga perlu membiasakan pola hidup sehat, mengetahui tentang penyakit mola hidatidosa dan komplikasinya.
1. Promotif
Selalu menjaga kesehatan baik diri sendiri dan lingkungan keluarga dari stress menjadikan seseorang rentan akan sakit. Menghidari pekerjaan yang terlalu berat
Selalu minta saran dokter atau bidan bila ingin diet atau mengkonsumsi obat lain selain dari dokter atau bidan.
2. Preventif
Anjurkan untuk makan makanan yang bergizi, 4 sehat 5 sempurna. Hindari makanan yang berkolesterol.3. Kuratif
Setelah post curretase mengkonsumsi obat terapi antibiotik, metilat untuk mempercepat kesembuhan uterus dan analgesik untuk meringankan rasa nyeri.
4. Rehabilitatif
Olahraga yang teratur, selalu menjaga kebutuhan nutrisi dengan makan tinggi kaloriDAFTAR PUSTAKA
1. Chalik TMA. Penyakit Trofoblas pada Kehamilan. Dalam : Chalik TMA, eds. Hemoragi Utama Obstetri & Ginekologi. Jakarta : Widya Medika, 1997
2. Cunningham FG, Paul MC, Leveno KJ, et al. Disease and Abnormalities of the Placenta. In : Cunningham FG, Paul MC, Leveno KJ, et al, eds. Williem Obstetrics. 20th edition.
3. Harahap RE. 2008. Mola Hidatidosa. Dalam : Harahap RE, eds. Kanker Ginekologi. Jakarta. http://www.kalbefarma.com/cdk4. Sumapraja, S & Martaadisoebrata, D. 2005. Penyakit Serta Kelainan Plasenta dan Selaput Janin, dalam: Ilmu Kebidanan, Edisi ketiga, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo. Jakarta. Hal: 342-348.
5. Manuaba, I.B.G., Manuaba, I.B.G.F., dan Manuaba, I.D.C. 2007. Penyakit Trofoblas, dalam: Pengantar Kuliah Obstetri. EGC. Jakarta. Hal: 725-726.
6. Mansjoer, A. dkk. 2001. Mola Hidatidosa Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jilid I. Media Aesculapius. Jakarta. Hal 265-267
7. John T,2006, Gestational Throphoblastic Disease. The American College of Obstetricians and Gynecologists. Lippincott Williams & Wilkins. Diakses dari http://www.utilis.net/Morning%20Topics/Gynecology/GTN.PDF 8. Mochtar, R. 1998. Penyakit Trofoblast, dalam Sinopsis Obstetri, Jilid I, Edisi kedua. EGC. Jakarta. Hal : 138-143.
9. Prawirohadjo, S. & Wiknjosastro, H. Mola Hidatidosa. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohadjo. Jakarta. 2009. Hal . 262-264.
10. Cuninngham. F.G. dkk. 2006. Mola Hidatidosa Penyakit Trofoblastik Gestasional Obstetri Williams. Edisi 21. Vol 2. Penerbit Buku Kedokteran. EGG Jakarta. Hal 930-938.
11. Hacker, N.F., & Moore, J.G. 2001. Neoplasia Trofoblast Gestasi, dalam: Esensial Obstetri dan Ginekologi, Edisi 2. Hipokrates. Jakarta. Hal: 679-680.
Pengetahuan:
Keluarga kurang mengetahui penyakit pasien
Tindakan:
Saat ada anggota keluarga sakit, langsung dibawa ke tempat pelayanan kesehatan
Lingkungan:
Keluarga cukup memahami pentingnya kebersihan lingkungan terhadap kesehatan
Sikap:
Keluarga sangat peduli terhadap penyakit penderita
Keturunan:
pasien menyangkal
Pelayanan Kesehatan:
Jika sakit Ny. D ke tempat dokter praktik dan kadang ke RS
Keluarga Ny.A
Menjalani diet ketat tanpa tahu jika sedang hamil
Ny. A, 23 tahun, Mola Hidatidosa
Ny. A
Tn. A
An. A
20
Recommended